bab ii tinjauan pustaka 2.1 ikan lele dumbo 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/3392/3/bab ii_kun annisaul...

15
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo 2.1.1 Taksonomi atau Klasifikasi Ikan Lele Dumbo Klasifikasi ikan lele dumbo menurut Saanin (1968, 1984) adalah sebagai berikut: Phyllum : Chordata Classis : Pisces Sub classis : Teleostei Ordo : Ostariophysi Sub ordo : Siluroidea Famili : Clariidae Genus : Clarias Species : Clarias gariepinus 2.1.2 Morfologi Ikan Lele Dumbo Lele dumbo merupakan ikan air tawar hasil persilangan antara induk betina Clarias fuscus yang berasal dari Taiwan dengan induk jantan Clarias mossambicus dari Kenya. Lele dumbo memiliki morfologi tubuh memanjang, tidak bersisik tetapi memiliki kulit yang berlendir, warna tubuh bagian atas gelap, daerah perut dan sisi bawah kepala terang, kadang-kadang terdapat garis bintik- bintik terang pada sisi badan, jika terkena sinar matahari, warna tubuh lele berubah menjadi pucat dan jika terkejut atau stres warna tubuhnya menjadi loren Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015

Upload: donhu

Post on 28-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/3392/3/Bab II_Kun Annisaul Latifah.pdf · seperti panu (Najiyanti, 1992). Lele dumbo memiliki patil yang

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Lele Dumbo

2.1.1 Taksonomi atau Klasifikasi Ikan Lele Dumbo

Klasifikasi ikan lele dumbo menurut Saanin (1968, 1984) adalah sebagai

berikut:

Phyllum : Chordata

Classis : Pisces

Sub classis : Teleostei

Ordo : Ostariophysi

Sub ordo : Siluroidea

Famili : Clariidae

Genus : Clarias

Species : Clarias gariepinus

2.1.2 Morfologi Ikan Lele Dumbo

Lele dumbo merupakan ikan air tawar hasil persilangan antara induk betina

Clarias fuscus yang berasal dari Taiwan dengan induk jantan Clarias

mossambicus dari Kenya. Lele dumbo memiliki morfologi tubuh memanjang,

tidak bersisik tetapi memiliki kulit yang berlendir, warna tubuh bagian atas gelap,

daerah perut dan sisi bawah kepala terang, kadang-kadang terdapat garis bintik-

bintik terang pada sisi badan, jika terkena sinar matahari, warna tubuh lele

berubah menjadi pucat dan jika terkejut atau stres warna tubuhnya menjadi loren

Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/3392/3/Bab II_Kun Annisaul Latifah.pdf · seperti panu (Najiyanti, 1992). Lele dumbo memiliki patil yang

8

seperti mozaik hitam putih. Ukuran mulut lele dumbo sekitar seperempat dari

panjang total tubuhnya. Di sekitar mulut terdapat empat pasang kumis yaitu satu

pasang sungut hidung, satu pasang sungut maksilar dan dua pasang sungut

mandibula yang berfungsi sebagai alat peraba. Insangnya berukuran kecil dan

terletak pada kepala bagian belakang. Siripnya terdiri atas lima jenis, yaitu sirip

dada, sirip punggung, sirip perut, sirip dubur, dan sirip ekor (Najiyanti, 1992).

Perbedaan yang sangat mencolok antara lele dumbo dengan lele lokal

terletak pada ukuran tubuh, warna, dan sungutnya. Tubuh lele dumbo dumbo

cenderung lebih panjang dan lebih gemuk, sedangkan lele lokal kurus dan pendek.

Lele lokal berwarna hijau tua kehitaman atau hitam merata dengan perut yang

agak kepituhan. Kepala lele dumbo berwarna hitam keabuan pada bagian tengah

sampai leher terdapat bercak-bercak agak putih kusam. Badan lele dumbo

berwarna kehitaman dengan bercak-bercak agak putih kusam tidak beraturan

seperti panu (Najiyanti, 1992). Lele dumbo memiliki patil yang tidak tajam dan

bergigi tumpul (Khairuman & Khairul, 2005).

Lele dumbo memiliki organ ephibranchial atau organ arborescent yaitu

organ yang berfungsi sebagai alat pernafasan tambahan untuk mengatasi perairan

dengan kadar oksigen rendah (Mulia, 2012). Alat pernapasan ini berwarna

kemerahan dan berbentuk seperti tajuk pohon rimbun yang penuh kapiler-kapiler

darah (Najiyati, 1992). Oleh sebab itu, dalam pemeliharaannya lele dumbo tidak

memerlukan pergantian air yang terlalu sering (Mulia, 2012).

Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/3392/3/Bab II_Kun Annisaul Latifah.pdf · seperti panu (Najiyanti, 1992). Lele dumbo memiliki patil yang

9

2.1.3 Habitat Ikan Lele Dumbo

Habitat lele dumbo berada di semua perairan tawar, yaitu di sungai yang

alirannya tidak terlalu deras, danau, waduk, telaga, rawa, kolam atau pun di bak

tanpa inlet dan outlet dan bak terpal seperti yang dilakukan oleh para

pembudidaya. Parameter kualitas air yang disukai oleh lele dumbo adalah bersuhu

sedang (22–25 0C), keasaman (pH) normal (6,5-7,5). Namun, kondisi yang ideal

bagi hidup lele dumbo adalah air yang mempunyai pH 6,5-9 dan bersuhu 24–26

0C. Kandungan O2 yang terlalu tinggi akan menyebabkan timbulnya gelembung-

gelembung dalam jaringan tubuhnya. Sebaliknya penurunan kandungan O2 secara

tiba-tiba, dapat menyebabkan kematian lele dumbo (Najiyati, 1992).

2.1.4 Perilaku Lele Dumbo

Lele dumbo suka meloncat bila tidak merasa aman (Khairuman & Khairul,

2005). Dalam situasi istirahat, biasanya lele dumbo menggerombol, dan sesekali

meloncat dari permukaan air atau naik ke dinding kolam. Hal tersebut dilakukan

oleh lele dumbo untuk mengambil oksigen (O2) dari udara bebas (Soetomo,

2007). Pada siang hari, lele dumbo cenderung diam dan berlindung di tempat yang

gelap, kebiasaan yang dilakukan lele dumbo yaitu membuat atau menempati

lubang-lubang di tepi sungai atau kolam sebagai sarangnya dan mengaduk lumpur

di dasar air untuk mencari makanan (Najiyanti, 1992).

Lele dumbo merupakan hewan yang aktif bergerak dan mencari makan

pada malam hari atau disebut hewan nokturnal. Lele dumbo sering digolongkan

dalam jenis omnivora yaitu hewan pemakan segala, tetapi di alam bebas makanan

alami lele dumbo berupa zooplankton dan fitoplankton seperti jentik-jentik

Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/3392/3/Bab II_Kun Annisaul Latifah.pdf · seperti panu (Najiyanti, 1992). Lele dumbo memiliki patil yang

10

nyamuk, anak ikan, dan sisa-sisa bahan organik yang masih segar (Najiyanti,

1992). Menurut Khairuman & Khairul (2008) lele dumbo tergolong hewan yang

rakus sebab mampu menyantap makanan alami dasar perairan dan makanan

buatan bahkan saat jumlah makananya kurang tersedia, ikan lele dapat bersifat

kanibal. Namun, jika dibudidayakan, lele dumbo memakan pakan buatan pabrik

(pelet) yang kandungan nutrisinya telah disesuaikan dengan kebutuhan hidup

lele dumbo.

2.2 Pakan Ikan

Menurut Djarijah (1996) pakan ikan dibedakan menjadi dua macam yaitu

pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami adalah pakan yang berasal dari alam

tanpa campur tangan manusia contonhnya plankton dan tumbuhan air lainnya.

Pakan buatan adalah pakan yang dibuat secara sengaja dari campuran berbagai

macam bahan alami atau olah yang diolah sedemikian rupa sehingga ikan tertarik

untuk memakanya dengan mudah dan lahap.

Pakan berkualitas adalah pakan yang mengandung nutrisi yang lengkap

dengan komposisi yang tepat. Nutrisi yang dibutuhkan ikan antara lain protein,

karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Selanjutnya, komposisi pakan yang

tepat harus didasarkan pada bahan baku yang digunakan untuk pakan, umur, ikan,

jenis ikan, dan ukuran ikan serta menentukan kandungan protein yang sesuai

dengan kebutuhan ikan (Buwono, 2000). Untuk mendapat pakan yang berkualitas,

perlu diperhatikan pemilihan bahan baku yang memenuhi persyaratan sebagai

berikut : (1) mempunyai nilai gizi yang tinggi, (2) mudah diperoleh, (3) mudah

Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/3392/3/Bab II_Kun Annisaul Latifah.pdf · seperti panu (Najiyanti, 1992). Lele dumbo memiliki patil yang

11

diolah, (4) harga relatif murah, (5) tidak merupakan makanan pokok bagi manusia

(Mudjiman, 2001).

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mendapat pakan buatan yang

tepat bagi ikan hasil budidaya. NRC (1983) mengemukakan bahwa umumnya

ikan air tawar dapat tumbuh dengan baik dengan pakan buatan yang mengandung

kadar protein antara 25%-35% rasio energi berbanding protein adalah sekirat 8

kkal/gram protein.

2.2.1 Tepung Bulu Ayam

Aves tubuhnya dilindungi oleh bulu. Bulu ayam selain bermanfaat dalam

melindungi dan mempertahankan suhu tubuhnya, juga dapat dimanfaatkan oleh

manusia. Bulu ayam memiliki sifat yang lembut dan dapat menyerap panas

sehingga manusia dapat memanfaatkan sebagai bahan pembuatan sulak, selimut,

matras, baju musim dingin, dan lain-lain. Cara pemanfaatan tersebut tidak

sebanding dengan limbah bulu ayam yang ada, sehingga masih banyak bulu ayam

yang hanya dibuang begitu saja.

Di indonesia, produksi limbah bulu ayam pada tahun 2006 mencapai

57.300-85.950 ton/tahun. Dari limbah bulu ayam tersebut dapat diolah menjadi

tepung bulu ayam dengan penyusutan sekitar 48,9% dan produksi tepung bulu

ayam di Indonesia mencapai 28.000-42.000 ton/tahun atau setara dengan 76-115

ton/hari (Yunilas, 2009).

Menurut Lestari (2006), kandungan zat nutrisi bulu ayam berdasarkan hasil

uji proksimat yaitu air 14,18% ,abu 5,47%, protein kasar 65,88%, lemak 5,49%,

berat kasar 9,45%. Nilai kecernaan bahan kering hanya 5, 8% serta bahan organik

Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/3392/3/Bab II_Kun Annisaul Latifah.pdf · seperti panu (Najiyanti, 1992). Lele dumbo memiliki patil yang

12

secara in vitro hanya 0,7% (Wawo, 2002). Supratman (2010), senyawa terbesar

yang terkandung dalam bulu ayam adalah keratin. Keratin merupakan protein

yang kaya akan asam amino bersulfur sistin yang di dalamnya terdapat ikatan

sulfida. Ikatan ini menyebabkan bulu ayam sulit dicerna baik oleh mikrooganisme

maupun oleh rumen (Kent & Miller, 1997).

Manusia harus mencari alternatif lain dalam pengelolaan limbah bulu ayam

agar lebih bermanfaat, tidak mencemari lingkungan dan memiliki nilai ekonomis

yang tinggi. Salah satu pemanfaatan bulu ayam yang bernialai ekonomi tinggi

adalah sebagai pakan ikan. Bulu ayam dapat digunakan sebagai sumber protein

alternatif selain pakan ikan konvensional seperti bungkil kedelai dan tepung ikan

(Wawo, 2002). Bulu ayam harus diolah atau dijadikan tepung untuk mengurai

senyawa keratin sehingga mengkasilkan senyawa yang sederhana dan mudah

dicerna (Supratman, 2010). Menurut NRC (1994), komposisi nutrien dalam

tepung bulu ayam yaitu serat kasar 0,9%, protein kasar 85,8%, lemak 7,21%,

kadar abu 3,5%, Ca 1,19%, P 0,6%. Berdasarkan penelitian Sari et al. (2015),

menyatakan bahwa pemrosesan bulu ayam dengan mikrobiologis meningkatkan

nilai kecernaan protein bulu ayam sebesar 54,20%. Pada pemrosesan ini

menggunakan bantuan bakteri Bacillus liceniformis. Menurut Zerdani et al (2004)

B. liceniformis merupakan bakteri yang sangat efisien untuk menghidrolisis bulu

ayam. Bakteri ini akan menghasilkan enzim keratinase yang akan mendegradasi

protein yang terdapat di bulu ayam.

Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/3392/3/Bab II_Kun Annisaul Latifah.pdf · seperti panu (Najiyanti, 1992). Lele dumbo memiliki patil yang

13

2.2.2 Tepung Ikan Rucah

Ikan runcah merupakan limbah dari hasil tangkapan ikan laut, yaitu ikan-

ikan hasil tangkapan yang rusak dan tidak layak dikonsumsi manusia (Anonim,

2013). Para nelayan biasanya membuang ikan rucah begitu saja. Hal ini dapat

menyebabkan pencemaran pada lingkungan. Salah satu cara pemanfaatan limbah

ikan rucah sebagai bahan pembuatan pakan ikan. Ikan rucah dapat digunakan

sebagai pengganti tepung ikan impor yang mahal sebagai sumber protein hewani,

dapat diberikan solusi dengan memanfaatkan ikan rucah yang diolah terlebih

dahulu. Persentase protein tepung ikan rucah berkisar antara 40-65% (Napitu et

al., 2013). Hasil uji proksimat yang telah dilakukan didapat kandungan protein

tepung ikan rucah sebanyak 44% (Yolanda et al., 2013).

2.2.3 Ampas Tahu

Ampas tahu merupakan limbah dari pengolahan kedelai menjadi tahu.

Limbah tahu biasanya tidak dimanfaatkan atau dibuang begitu saja oleh industri

pengolahan tahu. Pembuangan limbah hasil produksi secara terus-menerus akan

mencemari lingkungan sehingga dapat bersifat racun dan mengganggu kehidupan.

Pemanfaatan limbah ampas tahu masih jarang dilakukan oleh manusia. Padahal

jika ampas tahu dimanfaatkan sebagai bahan suatu produk yang bernilai ekonomis

akan dapat meningkatkan perekonomian sekaligus mengurangi pencemaran

lingkungan.

Ampas tahu biasanya berasal dari kacang kedelai yang telah dimasak,

sehingga ampas tahu mempunyai nilai biologis yang lebih tinggi daripada biji

kedelai itu sendiri (Winarno dalam Lestari, 2001). Ampas tahu disamping

Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/3392/3/Bab II_Kun Annisaul Latifah.pdf · seperti panu (Najiyanti, 1992). Lele dumbo memiliki patil yang

14

mengandung protein (21,3 –27%) dan lemak (4,5 – 17%), juga mengandung serat

kasar tinggi (sekitar 16 –23%) (Kompiang et al.,1997). Menurut Nuraini et al.

(2009) ampas tahu dapat dijadikan sebagai pakan sumber protein karena

mengandung protein kasar cukup tinggi yaitu 27,55% dan kandungan zat nutrien

lain adalah lemak 4,93%, serat kasar 7,11%, BETN 44,50%, selain itu harga

bahan, biaya produksi, dan proses produksinya terbilang murah. Pembuatan pakan

ikan dengan ampas tahu dapat dilakukan melalui proses fermentasi.

Ampas tahu dalam keadaan segar berkadar air sekitar 84,5% dari bobotnya.

Kadar air yang tinggi dapat menyebabkan umur simpannya pendek. Ampas tahu

kering mengandung air sekitar 10,0-15,5%, sehingga umur simpannya lebih lama

dibandingkan dengan ampas tahu segar. Namun karena kandungan air dan serat

kasarnya yang tinggi, maka penggunaannya menjadi terbatas dan belum

memberikan hasil yang baik. Guna mengatasi tingginya kadar air dan serat kasar

pada ampas tahu maka dilakukan fermentasi. Lestari (2001) menyatakan bahwa

pada proses fermentasi terjadi proses yang menguntungkan, diantaranya

mengawetkan dapat menghilangkan bau yang tidak diinginkan, meningkatkan

daya cerna, menghilangkan daya racun yang terdapat pada bahan mentahnya dan

menghasilkan daya cerna yang diinginkan. Menurut Sustri (2012), bahan makanan

yang telah mengalami fermentasi biasanya mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi

dari asalnya. Hasil fermentasi diharapkan terjadi peningkatan terhadap kualitas

bahan pakan yang akan digunakan sebagai campuran pakan ikan dan mampu

meningkatkan pertumbuhan ikan (Widiastuti et al.,2010). Komposisi ampas tahu

dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/3392/3/Bab II_Kun Annisaul Latifah.pdf · seperti panu (Najiyanti, 1992). Lele dumbo memiliki patil yang

15

Tabel 2.1. Komposisi ampas tahu hasil fermentasi

Zat makanan Jumlah (%)

Protein 27,45

Serat kasar 22,40

Lemak kasar 10,49

Abu 5,92

Ca 0,64

P 0,47

Sumber : Lestari (2001)

Berdasarkan kandungan nutrisi yang terdapat dalam ampas tahu, dapat

dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan pakan ikan. Pemilihan bahan dan

kompoisi bahan yang digunakan dalam pembuatan pakan sangat menentukan

kelengkapan dan keseimbangan antara asam amino esensial dan non esensial.

Kesamaan jumlah asam amino esensial yang terdapat dalam pakan dengan tubuh

ikan akan mempengaruhi pertumbuhan ikan yang baik (Buwono, 2000). Menurut

Mulia et al. (2014), fermentasi ampas tahu menggunakan A. niger dapat

meningkatkan kadar protein kasar (27,00%) dibandingkan ampas tahu yang tidak

difermentasi (14,93%), dan mengandung nutrisi lain lemak kasar 9,85%, serat

kasar 0,16%, kadar abu 2,13%. Selanjutnya, menurut Nuraini et al. (2007),

fermentasi ampas tahu menghasilkan bahan pakan sumber protein kasar yang

cukup tinggi berdasarkan bahan kering, yaitu 28,36% dan kandungan nutrien

lainnya adalah lemak 5,52% serat kasar 17,06 dan BETN 45,44%.

2.3 Bakter i Aeromonas hydrophila

Menurut Holt et al. (1994), klasifikasi A. hydrophila sebagai berikut:

Phyllum : Protophyta

Classis : Schizomycetes

Ordo : Pseudomonadales

Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/3392/3/Bab II_Kun Annisaul Latifah.pdf · seperti panu (Najiyanti, 1992). Lele dumbo memiliki patil yang

16

Famili : Vibrionaceae

Genus : Aeromonas

Species : Aeromonas hydrophila

Bakteri A. hydrophila merupakan bakteri yang dapat menyerang dan

menginfeksi secara luas pada hewan, mamalia, tetapi yang banyak diketahui

menyebabkan penyakit pada ikan air tawar. Bakteri A. hydrophila menyerang

berbagai jenis ikan air tawar seperti nila, patin, gurami, ikan mas, koi, lele, tidak

terkecuali udang galah. Bakteri ini bersifat patogen oportunistik yang selalu

hidup di air dan berdampingan dengan organisme air. Biasanya, A. hydrophila

menginfeksi dan menimbulkan penyakit pada ikan yang setres dan lemah atau

sebagai penginfeksi sekunder yang bergabung dengan patogen lain (Mulia, 2012).

Menurut Irianto (2003), A. hydrophila muncul pada ikan akibat stress yang

berasal dari penanganan budidaya yang tidak tepat, perubahan suhu, padatnya

populasi ikan, dan kadar oksigen yang terlalu rendah dalam air.

Bakteri A. hydrophila akan berkembang baik pada perairan air tawar yang

mengandung banyak bahan organik. Bakteri ini mampu hidup pada kisaran suhu

yang lebar yaitu kisaran 4-450C dan tumbuh optimal pada suhu 37

0C (Mulia,

2012).

Koloni bakteri A. hydrophila berbentuk bulat dan cembung berwarna

keputih-putihan (krem), berdiameter 2-3 cm Morfologi bakteri berbentuk batang

dengan ukuran 0,7-0,8 µm, yang merupakan Gram negatif, tidak memiliki kapsul

dan endospora, bersifat anaaerob fakultatif, kemoorganotrof, fermentatif, sitokrom

Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/3392/3/Bab II_Kun Annisaul Latifah.pdf · seperti panu (Najiyanti, 1992). Lele dumbo memiliki patil yang

17

oksidase (+), bersifat motil, memiliki genetik, dan fenotip yang beragam (Mulia,

2012).

Bakeri A. hydrophila digolongkan dalam bakteri ganas yang memiliki

kemampuan untuk menimbulkan penyakitnya cukup tinggi yaitu berkisar antara

104 – 10

6 sel/ml yang diukur dengan LD50 (Mulia, 2012). Penyakit yang

disebabkan oleh bakeri A. hydrophila adalah penyakit MAS (Motil Aeromonas

Septicemia). Gejala penyakit yang ditimbulkan akibat terkena penyakit MAS

adalah hemorage pada kulit, insang, rongga mulut dan borok pada kulit yang

dapat meluas ke jaringan otot. Selain itu, juga ditunjukkan dengan terjadinya

pembengkakan pada limpa dan ginjal (Irianto, 2005).

Berbagai penanganan penyakit MAS telah dilakukan, baik dengan obat-

obatan maupun antibiotik, tetapi cara tersebut dapat menimbulkan dampak negatif

terhadap kualitas lingkungan, kesehatan konsumen, dan timbulnya

mikroorganisme resisten. Selain menggunakan obat-obatan dan antibiotik, telah

dillakukan juga penanganan penyakit MAS menggunakan vaksin.

2.4 Vaksinasi

Vaksinasi adalah salah satu upaya yang dilakukan dalam kegiatan budidaya

ikan untuk mendapatkan ikan yang sehat, bebas dari penyakit sehingga

memperoleh ikan yang berkualitas. Vaksinasi merupakan pemberian rangsangan

atau antigen secara sengaja agar ikan dapat memproduksi antibodi terhadap suatu

bibit penyakit atau patogen. Pemberian vaksin pada ikan akan merangsang

pembentukan kekebalan tubuh ikan, sehingga ikan akan tahan terhadap suatu

Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/3392/3/Bab II_Kun Annisaul Latifah.pdf · seperti panu (Najiyanti, 1992). Lele dumbo memiliki patil yang

18

penyakit tertentu yang menyerang tubuh ikan tersebut (Supriyadi & Rukyani,

1990).

Vaksin umumnya terdiri atas dua macam, yaitu vaksin hidup yang

merupakan patogen hidup dan tidak mempunyai tingkat keganasan yang rendah

dan vaksin mati adalah patogen yang telah diinaktifkan (Mulia, 2012). Vaksinasi

pada ikan dapat dilakukan dengan berbagsi cara yaitu, suntikan, rendaman, dan

oral. Pemberian vaksin pada ikan sehat tidak menimbulkan dampak negatif baik

pada ikan, lingkungan, maupun konsumen. Dengan demikian, penggunaan vaksin

tampaknya mempunyai harapan yang baik dalam kegiatan budidaya ikan

(Kamiso, 1990).

Beberapa jenis bakteri yang biasa digunakan untuk pembuatan vaksin yaitu,

A. hydrophila, Vibrio anguilarium, dan Yersinia ruckeri. Setiap vaksin yang

dibuat dari bakteri tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Bakteri V.

anguilarium digunakan dalam pembuatan vaksin untuk mencegah penyakit

vibriosis, bakteri Y. ruckeri digunakan dalam pembuatan vaksin untuk mencegah

penyakit mulut, sedangkan bakteri A. hydrophila digunakan dalam pembuatan

vaksin untuk mencegah penyakit MAS (Kamiso, 1990).

Vaksin yang terbuat dari A. hydrophila dapat berupa debris dan sitoplasma

dari sel A. hydrophila. Sitoplasma sel merupakan bagian dari sel A. hydrophila

yang berbentuk cairan. Sitoplasma sel dapat diperoleh dengan cara memecah sel

utuh A. hydrophila sehingga protein sel internal akan keluar dan berkumpul

menjadi supernatan yang berupa sitoplasma. Sedangkan vaksin yang berupa sel

utuh bakteri A. hydrophila dapat dilakukan dengan cara menambahkan formalin

Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/3392/3/Bab II_Kun Annisaul Latifah.pdf · seperti panu (Najiyanti, 1992). Lele dumbo memiliki patil yang

19

(Whole cell) pada sel A. hydrophila. Vaksinasi Whole cell efektif melindungi ikan

dari serangan bakteri A. hydrophila (Mulia, 2012).

Penggunaan vaksin dalam kegiatan budidaya ikan memiliki banyak

keuntungan yaitu; (1) tidak memiliki efek samping pada ikan maupun lingkungan

hidup, (2) tingkat kekebalan tubuh cukup tinggi, (3) melindungi ikan dari penyakit

selama 3-4 bulan pada masa pemelihraan ikan hanya dengan satu kali vaksin

(Kamiso, 1990). Selain itu, menurut Pasaribu (1996), beberapa keuntungan vaksin

yang dilakukan secara oral (penambahan vaksin pada pakan) yaitu; (1)

pemberianya mudah, (2) tidak menimbulkan setres karena dalam pemberian

vaksin ikan tidak perlu ditangkap, (3) tidak menimbulkan resistensi antibiotik, (4)

tidak mencemari lingkungan di sekitarnya jika dosis dan makanannya tepat.

Selain memiliki banyak keuntungan, vaksinasi juga memiliki kekurangan

salah satunya yaitu membutuhkan cara dan alat yang khusus untuk menjaga

vaksin, agar tidak rusak dan tidak semua bakteri patogen dapad dibuat vaksin,

sebab keanekaragaman serotipe, sifat antigenik lemah, tidak dapat meningkatkan

daya tahan tubuh ikan yang diberi vaksin atau sulit untuk mendapatkan dan

memperbanyak antigen yang menimbulkan respons produktif (Kamiso, 1990).

2.5 Kualitas Air

Keberlangsungan hidup lele dumbo dipengaruhi oleh kualitas air

pemeliharaan sebagai habitatnya. Parameter kualitas air meliputi fisika, kimia,

maupun biologi sangat berpengaruh dalam keberhasilan pemeliharaan lele dumbo.

Dalam pemeliharaan lele dumbo, sumber air didapatkan dari pengairan melalui

saluran irigasi, penyedotan menggunakan pompa, ataupun menggunakan air hujan

Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/3392/3/Bab II_Kun Annisaul Latifah.pdf · seperti panu (Najiyanti, 1992). Lele dumbo memiliki patil yang

20

yang sudah ditampung sebelumnya. Hal yang perlu diperhatikan agar kualitas air

tetap baik adalah ketersediaan buangan air kolam untuk menjaga air tetap bersih,

tidak berbau, dan tidak kotor (Khairuman & Khairul, 2005).

Menurut Djarijah (1996), faktor yang mempengaruhi kualitas air antara lain

suhu, pH, dan kandungan oksigen yang terlarut. Meskipun lele dumbo mampu

hidup dalam kondisi air yang kurang baik, pemeliharaan lele dumbo harus tetap

memperhatikan kualitas air. Kualitas air yang baik akan meningkatkan selera

makan ikan sehingga ikan dapat tumbuh dengan baik (Mudjiman, 2001).

Pemeliharaan lele dumbo harus memperhatikan kestabilan suhu air. Suhu

merupakan salah satu parameter penting yang harus diperhatikan terutama pada

saat peneberaan ikan. Suhu air yang optimal untuk pemeliharaan lele dumbo

berkisar antara 25-300C. Apabila suhu air berada di luar kisaran tersebut, maka

akan mempengaruhi kehidupan lele dumbo (Soetomo, 2007). Oleh karena itu, jika

suhu air melebiihi atau kurang dari suhu normal, harus segera dilakukan

penyesuaian. Kurangnya suhu dari batas optimal dapat disebabkan lokasi kolam

yang tertutup oleh pohon rimbun dan besar serta musim. Kedalaman air yang ada

dapat mempengaruhi suhu air (Khairuman et al., 2008).

Derajat keasaman (pH) air mempengaruhi kualitas air. Derajat keasaman

(pH) ditentukan oleh konsentrasi ion H yang terkandung di dalamnya. Derajat

keasaman (pH) memiliki nilai 1-14. Angka 7 menunjukkan bahwa air bersifat

netral, angka kurang dari 7 menunjukkan bahwa air besifat asam. Semakin kecil

angkanya, maka sifat air semakin asam sedangkan angka lebih dari 7

menunjukkan bahwa air bersifat basa. Semakin besar angkanya, maka sifat air

Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/3392/3/Bab II_Kun Annisaul Latifah.pdf · seperti panu (Najiyanti, 1992). Lele dumbo memiliki patil yang

21

semakin basa (Khairuman et al., 2008). Air yang memiliki pH lebih kecil dari 4

atau lebih besar dari 11 dapat menyebabkan kematian pada ikan lele dumbo

(Soetomo, 2007).

Faktor lain yang mempengaruhi kualitas air adalah kadar oksigen terlarut.

Soetomo (2007), menjelaskan bahwa oksigen yang terlarut di dalam air diikat

melalui insang, sedangkan oksigen bebas di udara diikat melalui alat pernapasan

tambahan yang disebut arborescent (lipatan kulit tipis yang menyerupai spons).

Khairuman & Khairul (2005) menjelaskan agar ikan dapat tumbuh dengan baik,

kandungan oksigen yang terlarut minimal 3 ppm.

Keberdaan organisme yang dapat menyebabkan penyakit pada ikan.

Organisme yang dapat menyebabkan penyakit adalah protozoa, metazoa,

crustacea, jamur, bakteri, maupun virus.

Pengaruh Pakan Bervaksin..., Kun Annisaul Latifah, FKIP UMP, 2015