bab ii tinjauan pustaka 2 - sinta.unud.ac.id ii.pdf · 2.1.1 pengertian hipertensi ... efektifitas...

32
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hipertensi 2.1.1 Pengertian Hipertensi Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO ( World Health Organization) memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis kelamin (Marliani, 2007). Menurut American Society of Hypertension (ASH), pengertian hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan. (Sigalingging, 2011). Definisi hipertensi tidak berubah sesuai dengan umur: tekanan darah sistolik (TDS) > 140 mmHg dan/ atau tekanan darah diastolik (TDD) > 90 mmHg. The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Bloodpressure (JNC VI) dan WHO/lnternational Society of Hypertension guidelines subcommittees setuju bahwa TDS & keduanya digunakan untuk klasifikasi hipertensi (Kuswardhani, 2006). 2.1.2 Penyebab Hipertensi Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan perubahan pada organ tubuh, yaitu elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah

Upload: phamthuan

Post on 05-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hipertensi

2.1.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan

pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World

Health Organization) memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90

mmHg. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis kelamin (Marliani,

2007). Menurut American Society of Hypertension (ASH), pengertian hipertensi

adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif, sebagai

akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan. (Sigalingging,

2011).

Definisi hipertensi tidak berubah sesuai dengan umur: tekanan darah

sistolik (TDS) > 140 mmHg dan/ atau tekanan darah diastolik (TDD) > 90 mmHg.

The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and

treatment of High Bloodpressure (JNC VI) dan WHO/lnternational Society of

Hypertension guidelines subcommittees setuju bahwa TDS & keduanya digunakan

untuk klasifikasi hipertensi (Kuswardhani, 2006).

2.1.2 Penyebab Hipertensi

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya

perubahan – perubahan pada organ tubuh, yaitu elastisitas dinding aorta menurun,

katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

11

menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, kemampuan jantung

memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya,

kehilangan elastisitas pembuluh darah yang disebabkan karena kurangnya

efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi

pembuluh darah perifer. Usia diketahui merupakan salah satu faktor penyebab

hipertensi. Sejalan dengan bertambahnya umur, hampir setiap orang mengalami

kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai umur 80 tahun

dan tekanan diastolik terus meningkat sampai umur 55-60 tahun. Perubahan-

perubahan normal pada jantung (kekuatan otot jantung berkurang), pembuluh

darah (arterioklerosis), dan kemampuan memompa dari jantung harus bekerja

lebih keras sehingga terjadi hipertensi. Semua hal tersebut ini berhubungan

dengan proses menua di mana dapat mengubah fungsi dan menempatkan para

lansia pada resiko terhadap penyakit (Nosaria, 2012).

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua.

Yang pertama hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya. Yang kedua

hipertensi sekunder, disebabkan kelainan ginjal dan kelainan kelenjar tiroid. Yang

banyak terjadi adalah hipertensi primer, sekitar 92-94% dari kasus hipertensi.

Dengan kata lain, sebagian besar hipertensi tidak dapat dipastikan penyebabnya

(Marliani, 2007).

2.1.3 Klasifikasi Tekanan Darah

The Seventh Report Of The Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and treatment of High Blood pressure (JNC VII)

mengklasifikasikan tekanan darah pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

12

menjadi 4 kelompok, yaitu normal, prehipertensi, hipertensi derajat satu, dan

hipertensi derajat dua.

Tabel 1. Klasifiikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII

JNC 7 Kategori

Tekanan

Tekanan

Darah

Sistolik

Dan/atau Tekanan Darah

Diastolic (mmHg)

Normal <120 Dan <80

Prehipertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi

Derajat 1 140-159 Atau 90-99

Derajat 2 >/=160 Atau >/=100

Sumber : JNC VII, 2003

Sedangkan WHO/lnternational Society of Hypertension guidelines

subcommittees mengklasifikasikan tingkat tekanan darah menjadi beberapa

kategori,yaitu optimal, normal, normal-tinggi, hipertensi derajat satu, hipertensi

derajat dua, hipertensi derajat tiga dan hipertensi sistolik terisolasi.

Tabel 2. Klasifiikasi Tekanan Darah Menurut WHO

Kategori Sistolik

(mmHg)

Diastolic (mmHg)

Optimal <120 <80

Normal <130 <85

Normal-Tinggi 130-139 85-89

Hipertensi Derajat 1 (ringan) 140-159 90-99

Subkelompok :boderline 140-149 90-94

Hipertensi Derajat 2 (sedang) 160-179 100-109

Hipertensi Derajat 3 (berat) ≥180 ≥110

Hipertensi sistolik terisolasi ≥140 <90

Subkelompok :boderline 140-149 <90

Sumber : WHO, 1999

2.1.4 Manifestasi Klinis Hipertensi

Menurut Guyton & Hall (2008) sebagian besar manifestasi klinis timbul

setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun, dan berupa :

a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat

peningkatan tekanan darah intrakranium.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

13

b. Penglihatan kabur akibat kerusakan hipertensif pada retina.

c. Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat

d. Nokturia yang disebabkan peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi

glomerulus

e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.

Tanda dan gejala hipertensi menurut Kowalak dkk (2011) sering tanpa

gejala atau asimptomatik namun tanda klinis yang ditimbulkan dapat berupa :

a. Nyeri kepala oksipital yang bisa semakin parah pada saat bangun di pagi hari

karena terjadi peningkatan tekanan intracranial, nausea dan vomitus.

b. Perasaan pening, bingung, dan keletihan yang disebabkan oleh penurunan

perfusi darah yang disebabkan karena vasokonstriksi pembuluh darah

c. penglihatan kabur akibat kerusakan retina dan penurunan perfusi darah perifer

d. Nokturia akibat peningkatan aliran darah menuju ginjal dan peningkatan

tekanan pembuluh darah kapiler

e. Edema ekstremitas yang disebabkan karena peningkatan tekanan pembuluh

darah kapiler

2.1.5 Faktor Resiko Hipertensi

Faktor resiko yang mempengaruhi hipertensi yang dapat dan tidak dapat

dikontrol, antara lain:

a. Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Dikontrol:

1) Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun

wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

14

yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang

berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar

kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah

terjadinya proses aterosklerosis. Proses ini terus berlanjut dimana hormon

estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara

alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun. Dari hasil

penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi berjenis

kelamin wanita sekitar 56,5% (Anggraini dkk, 2009).

2) Umur

Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih besar

sehingga prevalensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 %

dengan kematian sekitar 50 % diatas umur 60 tahun. Arteri kehilangan

elastisitas atau kelenturan serta tekanan darah meningkat seiring dengan

bertambahnya usia. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur

lima puluhan dan enam puluhan.

3) Keturunan (Genetik)

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan

keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Selain itu didapatkan 70-

80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga

(Anggraini dkk, 2009). Jika seorang dari orang tua kita mempunyai hipertensi,

sepanjang hidup kita mempunyai 25% kemungkinan terkena pula. Jika kedua

orang tua kita mempunyai hipertensi, kemungkinan terkena penyakit tersebut

60% (Sugiharto, 2008).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

15

b. Faktor Resiko Yang Dapat Dikontrol:

1) Obesitas

Semakin besar massa tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan

untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume

darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga

memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri. Kelebihan berat badan juga

meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah.

Peningkatan insulin menyebabkan tubuh menahan natrium dan air. Pada

penelitian dibuktikan bahwa curah jantung dan volume darah sirkulasi pasien

obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang

mempunyai berat badan normal dengan tekanan darah yang setara (Sugiharto,

2008).

2) Kurang olahraga

Aktivitas fisik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Pada

orang yang tidak aktif melakukan kegiatan fisik cenderung mempunyai

frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan otot

jantung bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras usaha otot

jantung dalam memompa darah, makin besar pula tekanan yang dibebankan

pada dinding arteri sehingga meningkatkan tahanan perifer yang menyebabkan

kenaikkan tekanan darah. Studi epidemiologi membuktikan bahwa olahraga

secara teratur memiliki efek antihipertensi dengan menurunkan tekanan darah

sekitar 6-15 mmHg pada penderita hipertensi (Kartikasari, 2012).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

16

3) Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok bisa meningkatkan resiko hipertensi karena

kandungan nikotin yang terdapat dalam rokok bisa mengakibatkan pengapuran

pada dinding pembuluh darah. (Sudarmoko, 2010 dalam Sigalingging,

2011). Nikotin juga mengakibatkan pelepasan epinefrin atau adrenalin dengan

mengirim sinyal pada kelenjar adrenal yang akan menyempitkan pembuluh

darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan darah

yang lebih tinggi. Kandungan karbon monoksida dalam asap rokok akan

menggantikan ikatan oksigen dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan

tekanan darah meningkat karena jantung dipaksa memompa untuk

memasukkan oksigen yang cukup ke dalam organ dan jaringan tubuh lainnya

(Kartikasari, 2012).

4) Mengkonsumsi garam berlebih

Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO)

merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko

terjadinya hipertensi. Garam menyebabkan cairan dalam tubuh menumpuk,

karena menarik cairan di luar sel agar tidak keluar, sehingga meningkatkan

volume dan tekanan darah. Mengkonsumsi garam kurang dari 3 gram per hari

ditemukan tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7–

8 gram per hari, tekanan darahnya rata-rata lebih tinggi (Sugiharto, 2008).

5) Minum alkohol

Mengonsumsi minuman beralkohol bisa meningkatkan sintetis

katekholamin dalam tubuh. Kadar katekholamin dalam jumlah besar bisa

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

17

memicu kenaikan tekanan darah (Sigalingging, 2011).Banyak penelitian

membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung dan organ-organ lain,

termasuk pembuluh darah. Kebiasaan minum alkohol berlebihan termasuk

salah satu faktor resiko hipertensi (Marliani, 2007).

6) Stress

Stres adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara

individu dengan lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan

yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber daya sistem biologis,

psiikologis dan sosial dari seseorang. Dimana stress sangat berhubungan

dengan hipertensi, hal ini diduga melalui saraf simpatis yang meningkatkan

tekanan darah intermintent. Apabila stress berlangsung lama dapat

mengakibatkan tingginya tekanan darah yang menetap (Muahmmadum, 2010

dalam Sigalingging, 2011). Menurut Anggraini dkk, (2009) mengatakan Stress

akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung

sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stress ini dapat

berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik

personal

2.1.6 Patofisiologi Hipertensi

Mekanisme pengaturan konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di

pusat vasomotor pada medula otak. Dari pusat vasomotor, bermula pada saraf

simpatis yang berlanjut ke bawah menuju korda spinalis dan keluar dari kolumna

medulla spinalis ke ganglia simpatis yang berada di toraks dan abdomen.

Rangsangan dari pusat vasomotor bergerak ke bawah ganglia simpatis dalam

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

18

bentuk impuls yang bergerak melalui saraf simpatis. Pada titik ini, neuron

preganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca

ganglion ke pembuluh darah, dengan dilepaskannya norepinefrin bermanifestasi

pada berkonstriksinya pembuluh darah. Respon pembuluh darah terhadap

rangsangan vasokonstriktor dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti

kecemasan dan rasa takut. Pada waktu yang bersamaan, respon rangsangan emosi

menstimulasi sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah dan kelenjar

adrenal yang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medula adrenal

mensekresi epinefrin yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah, begitu

juga dengan korteks adrenal yang mensekresi kortisol dan steroid yang

memperkuat efek vasokonstriksi pada pembuluh darah. Vasokonstriksi pembuluh

darah menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal yang menyebabkan

pelepasan rennin. Renin kemudian merangsang pembentukan angiotensin I yang

kemudian diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II merupakan

vasokonstriktor kuat yang dapat merangsang sekresi aldosteron oleh korteks

adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal yang

menyebabkan peningkatan volume intravaskular. Keadaan diatas cenderung

mencetuskan keadaan hipertensi.

Jika ditinjau dari pertimbangan gerontologis, hipertensi dihubungkan

dengan perubahan struktur dan fungsional system pembuluh darah perifer yang

bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah pada lanjut usia. Perubahan

tekanan darah pada lanjut usia dapat disebabkan karena aterosklerosis, hilangnya

elastisitas jaringan ikat, dan penurunan relaksasi otot polos pada pembuluh darah,

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

19

keadaan tersebut menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh

darah. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya kemampuan arteri dan aorta

dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa jantung, mengakibatkan

terjadinya penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer &

Bare, 2002)

2.1.7 Penatalaksanaan Hipertensi

Penatalaksanaan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita

hipertensi dapat dilakukan dengan dua jenis yaitu penataksanaan farmakologis

atau penatalaksanaan dengan menggunakan obat-obatan kimiawi dan

penatalaksanaan non farmakologis atau penatalaksanaan tanpa menggunakan

obat-obatan kimiawi.

a. Penatalaksanaan farmakologi

Umur dan adanya penyakit merupakan faktor yang akan mempengaruhi

metabolisme dan distribusi obat, karenanya harus dipertimbangkan dalam

memberikan obat antihipertensi. Hendaknya pemberian obat dimulai dengan

dosis kecil dan kemudian ditingkatkan secara perlahan. Menurut JNC VII pilihan

pertama untuk pengobatan pada penderita hipertensi lanjut usia adalah diuretic

atau penyekat beta. Pada HST, direkomendasikan penggunaan diuretic dan

antagonis kalsium. Antagonis kalsium nikardipin dan diuretic tiazid sama dalam

menurunkan angka kejadian kardiovaskuler. Pada penderita hipertensi dengan

gangguan fungsi jantung dan gagal jantung kongestif, diuretik, penghambat ACE

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

20

(angiotensin convening enzyme) atau kombinasi keduanya merupakan ptlihan

terbaik (Kuswardhani, 2006).

b. Penatalaksanaan non farmakologi

Penatalaksanaan non farmakologis dengan modifikasi gaya hidup sangat

penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak

dapat dipisahkan dalam mengobati tekanan darah tinggi (Ridwanamiruddin,

2007). Penatalaksanaan hipertensi dengan nonfarmakologis terdiri dari berbagai

macam cara modifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu :

1) Mempertahankan berat badan ideal

Mengurangi berat badan dapat menurunkan risiko hipertensi, diabetes, dan

penyakit kardiovaskular. Berdasarkan hasil penelitian eksperimental, pengurangan

sekitar 10 kg berat badan menurunkan tekanan darah rata-rata 2-3 mmHg per kg

berat badan. Diet rendah kalori dianjurkan bagi orang dengan kelebihan berat

badan atau obesitas yang berisiko menderita hipertensi, terutama pada orang

berusia sekitar 40 tahun yang mudah terkena hipertensi (Kartikasari, 2012).

2) Kurangi asupan natrium (sodium)

Batas konsumsi garam yang dianjurkan American Heart Association tidak

lebih dari 2.300 gr (1 sendok teh) perhari (sebagai perbandingan, satu sendok teh

mengandung sekitar 2.400 gr garam) (ClevelandClinic, 2006 dalam Pusat Jantung

Nasional, 2011). Dalam banyak penelitian diketahui, pengurangan konsumsi

garam menjadi setengah sendok teh per hari, dapat menurunkan tekanan sistolik

sebanyak 5 mmHg dan tekanan darah diastolik sekitar 2,5 mmHg. Pengaruh ini

kebanyakan terjadi pada para lansia (Pusat Jantung Nasional, 2011).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

21

3) Batasi konsumsi alkohol

Mengkonsumsi alkohol terlalu sering atau terlalu banyak memiliki resiko

terkena hipertensi lebih tinggi daripada individu yang tidak mengkonsumsi. Hal

ini disebabkan karena mengkonsumsi alkohol menyebabkan peningkatan kadar

kortisol, peningkatan volume sel darah merah dan meningkatkan kekentalan darah

yang menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah (Anggara, 2013). Penelitian

oleh Anggara (2013) menyebutkan sebanyak 71,4% responden yang

mengkonsumsi alkohol mengalami hipertensi. Beberapa studi juga melaporkan

kebiasaan mengkonsumsi alkohol 2-3 gelas ukuran standar setiap harinya dapat

berpengaruh terhadap tekanan darah (Anggara, 2013).

4) Makan K dan Ca yang cukup dari diet

Banyak penelitian menemukan bahwa mengonsumsi cukup kalium secara

rutin dapat membantu mengurangi dan mempertahankan tekanan darah tetap

normal. Kalsium dibutuhkan tubuh untuk mengatur kontraksi dan relaksasi otot-

otot jantung, sehingga cukup konsumsi kalsium akan membantu menurunkan

risiko hipertensi. Dinyatakan bahwa bila konsumsi kalsium ditingkatkan, maka

insiden timbulnya penyakit hipertensi menurun, karena kalsium berperan dalam

pengontrolan kekuatan pemompaan darah oleh jantung serta untuk

mempertahankan aliran darah di dalam vena dan kapiler (Muchtadi, 2005).

5) Menghindari merokok

Merokok sangat besar perananya dalam meningkatkan tekanan darah, hal

tersebut disebabkan oleh nikotin yang terdapat didalam rokok yang memicu

hormon adrenalin yang menyebabkan tekanan darah meningkat. Tekanan darah

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

22

akan turun secara perlahan dengan berhenti merokok. Selain itu merokok dapat

menyebabkan obat yang dikonsumsi tidak bekerja secara optimal (Kartikasari,

2012).

6) Penurunan stress

Stres emosional dan mental berkontribusi besar terhadap tekanan darah

tinggi, karena stres menyebabkan peningkatan yang berkelanjutan dalam aktivitas

sistem saraf simpatik yang merupakan bagian dari sistem saraf yang berhubungan

dengan respon fight-or-flight. Ketika sistem saraf simpatik diaktifkan oleh stres,

memicu pelepasan kortisol dan adrenalin yang mempercepat detak jantung,

konstriksi pembuluh darah, dan meningkatkan tekanan darah. Menurunkan

tekanan darah dapat dilakukan dengan mengurangi stress yaitu dengan

memanipulasi aktivitas sistem saraf simpatik dengan menenangkan diri,

meredakan kecemasan emosional, dan mencapai keseimbangan fisik dan mental

yang optimal. Metode mind-body sangat ideal untuk menurunkan darah tinggi

contohnya meditasi, yoga, relaksasi otot, latihan pernafasan, dan terapi musik

(Scott, 2012).

7) Terapi Komplementer

Beberapa terapi komplementer yang sudah sering digunakan untuk

menurunkan tekanan darah, antara lain terapi tertawa, terapi musik, relaksasi

progresif, yoga, hipnoterapi, guided imagery (Arthini, 2012). Selain itu, salah satu

terapi komplementer lain yang mampu menurunkan tekanan darah adalah terapi

massage. Menurut Dalimartha (2008) dalam Herliawati (2011), pada prinsipnya

massage yang dilakukan pada penderita hipertensi adalah untuk memperlancar

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

23

aliran energi dalam tubuh sehingga gangguan hipertensi dan komplikasinya dapat

diminimalisir, ketika semua jalur energi terbuka dan aliran energi tidak lagi

terhalang oleh ketegangan otot dan hambatan lain maka risiko hipertensi dapat

ditekan. Massage mampu mengurangi hipertensi. Ketika dipijat tubuh akan

dirangsang agar mempengaruhi reseptor tekanan di bagian otak yang mengatur

tekanan darah. Massage di daerah punggung dan kaki mampu menurunkan denyut

jantung hingga 10 denyut tiap menitnya dan tekanan darah bisa menurun hingga

delapan persen (Herliawati, 2011).

2.1.8 Pengukuran Tekanan Darah

Menurut Guyton & Hall (2008), tekanan darah berarti daya yang

dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh. Menurut

Potter & Perry (2005), tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding

arteri oleh darah yang didorong dengan tekanan dari jantung.

Menurut Potter & Perry (2005), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di

dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting

dalam proses ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai

tekanan untuk menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang memiliki dinding

yang elastis dan ketahanan yang kuat.

Metode pengukuran tekanan darah secara umum menggunakan

sfigmomanometer. Sfigmomanometer tersusun atas manset yang dapat

dikembangkan dan alat pengukur tekanan yang brhubungan dengan rongga dalam

manset. Alat ini dikalibrasi sedemikian rupa sehingga tekanan yang terbaca pada

manometer sesuai dengan tekanan dalam millimeter air raksa yang dihantarkan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

24

oleh arteri brakialis. Manset dibalutkan dengan kencang dan lembut pada lengan

atas dan dikembangkan dengan pompa. Tekanan dalam manset dinaikkan sampai

denyut radial atau brakial menghilang. Hilangnya denyutan menunjukkan bahwa

tekanan sistolik darah dilampaui dan arteri brakialis telah tertutup manset

kemudian dikempiskan perlahan dan dilakukan pembacaan secara auskultasi

maupun palpasi (Smeltzer & Bare, 2002).

Ada tiga jenis sfigmomanometer, yaitu aneroid, merkuri/air raksa dan

digital. Dalam penelitian ini, sifgmomanometer yang digunakan adalah

sfigmomanometer digital. Sfigmomanometer digital tidak memerlukan stetoskop

untuk mendengarkan tekanan darah sistolik dan diastolic klien (Kozier & Erb,

2009). Dengan tensimeter digital, pemeriksa cukup menyalakan alat tersebut

kemudian memompa manset untuk mengetahui tekanan darahnya. Tekanan darah

akan terukur dengan sendirinya oleh alat dan ditampilkan dalam bentuk angka

pada layar LCD (Panduan Peringatan Hari Kesehatan Sedunia, 2013).

2.2 Slow-Stroke Back Massage

2.2.1 Pengertian Slow-Stroke Back Massage

Slow-stroke back massage adalah tindakan pijat punggung dengan usapan

yang perlahan selama 3-10 menit (Potter & Perry, 2005). SSBM adalah teknik

pijat yang ditandai dengan pijatan yang memanjang, perlahan, gerakan meluncur

dan gerakan stroking menggunakan dua tangan secara bersamaan dan berulang

dari daerah sacral ke daerah cervical pada tulang belakang. Teknik untuk

melakukan SSBM dilakukan dengan beberapa pendekatan, salah satunya metode

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

25

yang dilakukan ialah dengan mengusap kulit klien secara perlahan dan berirama

dengan tangan, dengan kecepatan 60 kali per menit. Kedua tangan menutup suatu

area yang lebarnya 5 cm pada kedua sisi tonjolan tulang belakang. Tindakan pijat

punggung dengan usapan perlahan (Slow-stroke back massage) pada klien dengan

penyakt terminal terbukti menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolic (Potter

& Perry, 2005). Slow-stroke back massage diberikan selama lima hari pada waktu

siang hingga sore hari kisaran pukul 15.00-19.00 WITA. Penelitian yang

dilakukan oleh Yeganehkhah (2008) tentang pengaruh slow-stroke back massage

pada lansia dengan hipertensi menunjukkan pemberian slow-stroke back massage

selama lima hari secara signifikan efektif dapat menurunkan tekanan darah lansia.

Ketika tidur tekanan darah berada pada titik terendah di malam hari. Sesaat

setelah terbangun, tekanan darah mulai meningkat. Peningkatan terus terjadi

hingga mencapai puncaknya antara tengah hari dan sore hari (Paisal, 2012). Oleh

karena itu terapi diberikan pada kisaran waktu siang sampai sore hari agar terapi

yang diberikan lebih efektif.

2.2.2 Manfaat Slow-Stroke Back Massage

Slow-stroke back massage juga memiliki beberapa macam manfaat bagi

kesehatan, di antaranya :

a. Membantu memperbaiki sirkulasi dan menurunkan tekanan darah. Karena

sirkulasinya membaik, maka pada gilirannya organ-organ yang ada di dalam

tubuh akan berfungsi dan bekerja lebih baik.

b. Mempengaruhi jaringan tubuh untuk memperluas kapiler dan kapiler

cadangan, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan aliran darah ke jaringan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

26

dan organ, meningkatkan proses reduksi oksidasi, memfasilitasi jantung dan

berkontribusi terhadap redistribusi darah dalam tubuh.

c. Mempengaruhi sistem saraf perifer, meningkatkan rangsangan dan konduksi

impuls saraf, melemahkan dan menghentikan rasa sakit dengan mempercepat

proses pemulihan saraf yang cedera.

d. Mempercepat aliran getah bening yang meningkatkan gizi jaringan,

mengurangi stasis pada sendi serta organ dan jaringan lain.

e. Memiliki efek fisiologis yang beragam terhadap kulit dan fungsinya, seperti

membersihkan saluran keringat, kelenjar sebaceous, meningkatkan fungsi

sekresi, ekskresi dan pernapasan kulit.

f. Membuat otot menjadi fleksibel, meningkatkan fungsi kontraktil yang

mempercepat keluarnya metabolit yang merupakan hasil dari metabolisme.

Sementara pada lansia, massage secara berkala dapat menekan laju tekanan

darah, meningkatkan sirkulasi darah, mengendurkan otot, sekaligus merangsang

otot yang lemah untuk bekerja (Trisnowiyanto, 2012).

2.2.3 Tahap Pelaksanaan Slow-Stroke Back Massage

Potter & Perry (2005) menyatakan prosedur pelaksanaan slow stroke back

massage dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Identifikasi faktor-faktor atau kondisi seperti fraktur tulang rusuk atau

vertebrata, luka bakar, daerah kemerahan pada kulit, atau luka terbuka yang

menjadi kontra indikasi untuk usapan punggung. Pada klien yang mempunyai

riwayat hipertensi atau disritmia, kaji denyut nadi dan tekanan darah.

b. Jelaskan prosedur dan posisi yang diinginkan klien.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

27

c. Persiapan bahan dan instrumen meliputi olive oil dan minyak esensial ylang-

ylang yang sudah dicampur sesuai aturan pakai, handuk, selimut dan jam.

d. Responden dipersilahkan untuk memilih posisi yang diinginkan selama

intervensi, bisa telungkup atau duduk.

e. Buka punggung, bahu, dan lengan atas responden lalu tutup sisanya dengan

selimut mandi.

f. Pemberi intervensi mencuci tangan terlebih dahulu dengan menggunaka

antiseptik atau air mengalir. Tuang sedikit minyak di tangan. Jelaskan pada

responden bahwa prosedur massage akan dilakukan. Gunakan minyak sesuai

kebutuhan.

g. Letakkan tangan pertama-tama pada daerah sacrum, massase dalam gerakkan

melingkar. Usapkan ke atas dari daerah sacrum ke bahu. Massase di atas

scapula dengan gerakan lembut dan tegas. Lanjutkan dalam satu usapan

lembut ke lengan atas dan secara lateral sepanjang sisi punggung dan kembali

ke bawah ke puncak iliaca. Jangan sampai tangan anda terangkat dari kulit

klien. Lanjutkan pola di atas selama 5 menit.

h. Remas kulit dengan mengambil jaringan di antara ibu jari dan ari tangan anda.

Remas ke atas sepanjang satu sisi spina dari daerah sacrum ke bahu dan

sekitar bawah leher. Remas atau usap ke bawah ke arah sacrum. Ulangi

sepanjang sisi punggung yang lain.

i. Akhiri usapan dengan gerakan memanjang dan beritahu klien bahwa pemberi

intervensi mengakhiri usapan.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

28

j. Bersihkan kelebihan lubrikan dari punggung klien dengan handuk mandi.

Bantu lansia memakai bajunya kembali.

k. Bantu klien kembali pada posisi yang nyaman.

l. Letakkan handuk yang kotor pada tempatnya dan cuci tangan.

m. Kaji kembali denyut nadi dan tekanan darah.

n. Catat respon terhadap massase dan kondisi kulit

2.3 Pengaruh Slow-Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah

Slow-Stroke Back Massage merupakan gerakan sentuhan dan penekanan

pada kulit area punggung yang memberikan efek rileksasi pada otot, tendon dan

ligament sehingga meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis untuk merangsang

pengeluaran neurotransmitter asitelkolin. Neurotransmitter asetikolin selanjutnya

menghambat aktivitas saraf simpatis sehingga terjadi vasodilatasi sistemik dan

penurunan kontraktilitas otot jantung yang bermanifestasi pada penurunan

kecepatan denyut jantung, curah jantung serta volume sekuncup yang pada

akhirnya menyebabkan penurunan tekanan darah (Retno, 2012). Efek penurunan

tekanan darah dari slow-stroke back massage didapatkan melalui peningkatan

vasodilatasi pembuluh darah dan getah bening, meningkatkan level serotonin,

mengurangi sekresi hormon katekolamin dan dapat mengurangi rasa nyeri kepala

akibat hipertensi, sehingga komplikasi lebih lanjut dapat dicegah (Arifin, 2012).

Penelitian Meek didapatkan hasil bahwa implikasi keperawatan slow-stroke back

massage dapat menurunkan tekanan darah, frekuensi jantung dan suhu tubuh

(Smeltzer, 2004 dalam Retno, 2012). Mekanisme slow-stroke back massage (pijat

lembut pada punggung) yaitu meningkatkan relaksasi dengan menurunkan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

29

aktivitas saraf simpatis dan meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis sehingga

terjadi vasodilatasi diameter arteriol (Cassar, 2004 dalam Retno, 2012). Sistem

saraf parasimpatis melepaskan neurotransmiter asetilkolin untuk menghambat

aktifitas saraf simpatis dengan menurunkan kontraktilitas otot jantung, volume

sekuncup, vasodilatasi arteriol dan vena kemudian menurunkan tekanan darah

(Retno, 2012).

Sebuah studi dari University of Miami dan Nova Southeastern University

di Amerika yang mengikut sertakan 30 orang responden dengan hipertensi,

ternyata telah diketahui bahwa Back Massage memiliki efek relaksasi dimana efek

relaksasi ini akan menurunkan sekresi hormon stres seperti hormon katekolamin

dan kortisol, yang diukur melalui saliva responden sehingga tekanan darah klien

menurun (Hernandez, 2000 dalam Arifin, 2012). Massage mempunyai efek

relaksasi yang dapat menurunkan skresi noreepinefrin dan ADH, serta

meningkatkan sekresi endorphin. Kesemua efek ini akan memiliki manfaat dalam

penurunan tekanan darah pada lansia.Temuan dari penelitian ini menunjukkan

bahwa terapi pijat adalah intervensi yang aman, efektif, aplikatif dan irit biaya

dalam mengendalikan tekanan darah dari pasien hipertensi dan dapat digunakan di

pusat-pusat perawatan kesehatan dan bahkan di rumah.

2.4 Minyak Esensial Ylang-Ylang (Cananga odorata)

2.4.1 Pengertian Minyak Esensial Ylang-Ylang (Cananga odorata)

Aromaterapi merupakan bagian dari pengobatan herbal yang

menggunakan wangi-wangian yang berasal dari senyawa-senyawa aromatik,

biasanya berasal dari bahan cairan tanaman (minyak esensial). Manfaat dari

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

30

aromaterapi ini umumnya berkaitan dengan kondisi fisik, mental, emosional, dan

spiritual (Damayanti, 2012).

Minyak esensial yang digunakan dalam aromaterapi dapat diekstraksi dari

tumbuhan aromatik yang memiliki kandungan minyak atsiri di dalamnya. Minyak

atsiri adalah zat yang memberikan aroma pada tumbuhan. Minyak tersebut

merupakan hasil sisa dari proses metabolisme tanaman yang terbentuk karena

reaksi persenyawaan kimia. Selain memiliki aroma yang menenangkan, minyak

atsiri juga memiliki manfaat untuk kesehatan, seperti antiradang, antiserangga,

antiflogistik, antiviral, antifungal, sedatif, antispasmodik, stimulan, relaksan,

diuretik, dan afrodisiaka (Agusta 2000; Skaria et al. 2007 dalam Damayanti,

2012).

Minyak ylang-ylang adalah minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan

bunga tanaman kenanga (Cananga odorata) (Ketaren, 1985 dalam Rasmaini,

2011). Sharma (2009) dalam Majidi dkk (2013) menyebutkan minyak kenanga

merupakan salah satu jenis aromaterapi yang memiliki efek relaksasi, meredakan

ketegangan, mereduksi stres, mengontrol denyut nadi yang cepat dan pernapasan

yang cepat dan bermafaat dalam penurunan tekanan darah. Minyak ylang-ylang

mengandung banyak ester, sehingga mempunyai aroma lebih tajam dan halus

serta memiliki efek menenangkan (Rasmaini, 2011).

2.4.2 Kandungan Minyak Esensial Ylang-Ylang (Cananga odorata)

Senyawa terkandung dalam bunga kenanga antara lain saponin, flavonoid,

serta komponen minyak atsiri dimana mengandung senyawa linalol, eugenol,

methyl benzoate, benzil salysilat, benzil benzoat dan terpineol (Adrianta, 2013).

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

31

Kandungan terbesar minyak atsiri bunga kenanga terdiri atas flavonoid, linalool,

geraniol, dan eugenol. Di bawah ini adalah penjelasan masing-masing senyawa

kandungan dari minyak ylang-ylang.

a. Flavonoid

Aktivitas farmakologis dari flavonoid adalah sebagai anti depresan, anti

inflamasi, analgesi dan antioksidan. Flavonoid mampu bekerja langsung pada

otot polos pembuluh darah arteri dengan mengaktivasi Endothelium Derived

Relaxing Factor (EDRF) sehingga menimbulkan vasodilatasi pembuluh darah

arteri. Flavonoid juga berperan sebagai senyawa yang dapat mereduksi

trigliserida dan meningkatkan HDL (Adrianta, 2013).

b. Linalool

Linalool menyebabkan minyak ylang-ylang berbau jeruk segar. Linalool

adalah kandungan aktif utama yang berperan pada efek anti cemas (relaksasi)

(Dewi, 2013).

c. Eugenol

Komponen eugenol dalam jumlah besar (70-80%) yang mempunyai sifat

sebagai stimulan, anestetik lokal, karminatif, antiemetik, antiseptik, dan

antispasmodik. Selain rasanya hangat, juga bersifat antiseptik (Rasmaini, 2011).

d. Geraniol

Geraniol merupakan suatu jenis monoterpenoid alkohol yang menjadi

salah satu penyusun utama pada minyak atsiri. Senyawa ini memiliki ciri khas

yang beraroma bunga sebagai parfum dan sebagai senyawa kimia yang

menghambat aktivitas bakteri terutama pada kulit sehingga mencegah terjadinya

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

32

gangguan pada kulit. Geraniol adalah antioksidan alami dan mempunyai daya

tolak terhadap nyamuk Aedes Aegypti jika dioleskan pada kulit (Dewi, 2013).

2.4.3 Metode Penggunaan Minyak Esensial Ylang-Ylang (Cananga odorata)

a. Pijat

Untuk tujuan pemijatan, minyak esensial harus dilarutkan atau diencerkan

dengan minyak pembawa atau minyak dasar sebelum dioleskan ke kulit.

Fungsinya adalah untuk mencegah agar minyak esensial tidak mudah menguap.

Setetes minyak esensial murni akan lenyap dalam waktu beberapa detik jika

terkena udara, selain itu minyak pembawa dapat membuat kulit menjadi kenyal

dan tidak kesat sehingga mempermudah proses pemijatan. Minyak pembawa yang

digunakan biasanya adalah minyak kelapa, minyak kedelai atau minyak zaitun.

b. Kompres

Perawatan kulit menjadi lebih efektif bila dikombinasikan dengan beberapa

tetes sari minyak atsiri murni pada kompres hangat. Jika dilakukan setiap hari,

maka kulit akan kelihatan sehat dan cerah, memberikan kenyamanan,

mencerahkan kulit kusam dan lelah serta melemaskan otot yang kaku dan salah

urut.

c. Penguapan

Tuangkan beberapa tetes minyak atsiri murni pada baskom berisi air panas,

tutup rapat kepala dengan handuk dan hirup uapnya. Cara ini sangat berkhasiat

untuk membersihkan dan member kenyamanan pada pikiran, perasaan dan

mempercepat penyembuhan pilek, batuk, bronchitis, dan sebagainya.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

33

d. Penggunaan langsung di kulit

Campurkan beberapa tetes sari minyak atsiri murni pilihan dengan

beberapa mililiter minyak dasar, misalnya Sweet Almond. Campuran ini akan

berfungsi sebagai pengharum tubuh sekaligus penyembuhan bagi masalah emosi,

pikiran atau fisik. Aromaterapi juga digunakan untuk merawat infeksi atau

memperbaiki kulit, misalnya jerawat, bekas luka, digigit serangga, dan

sebagainya. Minyak atsiri murni tidak boleh digunakan secara langsung di atas

kulit, harus dicampur dengan minyak dasar, kecuali Lavender dan Tea Tree

(Ideawati, 2010).

2.4.4 Manfaat Minyak Esensial Ylang-Ylang (Cananga odorata)

Manfaat minyak esensial ylang-ylang adalah sebagai berikut :

a. Memiliki efek santai dan rileks : Sistem tradisional penyembuhan

menggunakan aromatik menyarankan penggunaan minyak esensial ylang-

ylang untuk mengurangi dan mengatur denyut jantung yang cepat , tekanan

darah tinggi dan nafas cepat.

Berdasarkan penelitian Evidence-Based Complementary and Alternative

Medicine yang berjudul Essential Oil Inhalation on Blood Pressure and

Salivary Cortisol Levels in Prehypertensive and Hypertensive Subjects

membuktikan bahwa menghirup campuran minyak esensial ylang ylang,

neroli, lavender dan marjoram terbukti efektif dalam mengontrol tekanan

darah dan sangat dianjurkan untuk mencegah hipertensi. Penelitian ini juga

membuktikan bahwa "minyak esensial Ylang –ylang efektif menurunkan

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

34

tekanan darah, meredakan jantung berdebar dan sistem eksitasi saraf, dan

menciptakan relaksasi emosional " (In-hee, 2012).

b. Efektif untuk menghilangkan stress, depresi dan gangguan mental lainnya :

minyak esensial ylang ylang efektif dalam mengatasi depresi mental, stres,

kecemasan, insomnia, ketegangan saraf , fluktuasi suasana hati , kemarahan

dan beberapa gangguan mental lainnya. Minyak esensial ylang-ylang

membantu menyeimbangkan hormon dan efektif membantu dalam perubahan

suasana hati yang terkait dengan menopause dan PMS (Sindrom Pra -

menstruasi ) .

Sebuah studi yang diterbitkan di PubMed yang berjudul Relaxing effect of

Ylang Ylang oil on humans after transdermal absorption membuktikan

bahwa minyak esensial ylang ylang memiliki efek menenangkan, mendorong

tidur nyenyak, menghilangkan stress, dan depresi pada manusia. Minyak

esensial ylang-ylang dapat digunakan sebagai minyak pijat dicampur dengan

minyak pembawa seperti minyak jojoba , minyak kelapa atau minyak zaitun

(Hongratanaworakit, 2006).

c. Minyak yang sangat baik untuk perawatan kulit : minyak esensial ylang-ylang

sangat efektif dan serbaguna dalam mengencangkan dan merangsang sel-sel

kulit terutama karena kekuatannya untuk menyeimbangkan produksi sebum ,

sehingga cocok untuk semua jenis kulit. Minyak esensial ylang-ylang

memiliki sifat menyejukkan, sifat anti-seboroik dan antiseptik minyak ini

mendukung dalam mengobati peradangan kulit, keriput, kulit kering dan

beberapa tanda-tanda penuaan.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

35

2.4.5 Cara Penggunaan Minyak Esensial

Hampir semua minyak esensial tidak dapat diberikan langsung pada kulit

dan harus diencerkan terlebih dahulu dengan minyak pembawa. Pengenceran

normal adalah 2.5% dari minyak esensial murni, misalnya untuk 15 tetes (± 1 ml)

minyak esensial perlu diencerkan dengan 1 ounce (± 30 ml) minyak pembawa.

Sedikit adalah lebih baik, karena khasiat minyak esensial murni sangat kuat.

Untuk penggunaan pada wajah, kadar yang aman dan efektif adalah 1-2% larutan

minyak esensial dalam larutan standar. Untuk penggunaan pada tubuh dapat

mencapai 3% larutan minyak esensial dalam larutan standar. Untuk pemakaian

pada waja di dekat daerah sensitif, seperti mata dan bibir atau pada alat genital

dimana lapisan kulitnya lebih tipis, maka minyak pembawa perlu ditambahkan

lebih banyak (Buckle, 2003 dalam Isabella, 2011).

Tabel 3. Bagan pengenceran minyak esensial murni untuk dilarutkan dalam ± 30 ml minyak

pembawa (Isabella, 2011).

1% dari 600 tetes = 6 tetes

2% dari 600 tetes = 12 tetes

2.5% dari 600 tetes = 15 tetes

5% dari 600 tetes = 30 tetes atau 1,5 ml

10% dari 600 tetes = 60 tetes atau 3 ml

Sumber : Isabella, 2011

2.5 Pengaruh Minyak Esensial Ylang-Ylang (Cananga odorata) Terhadap

Tekanan Darah

Mekanisme kerja minyak esensial/aromaterapi dalam tubuh manusia

berlangsung melalui dua sistem fisiologis, yaitu sistem sirkulasi tubuh dan sistem

penciuman. Berdasarkan sifat kulit, senyawa yang lipofilik (larut dalam lemak,

misal minyak atsiri) mudah terabsorbsi. Kebanyakan minyak atsiri yang

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

36

digunakan dalam aromaterapi dapat menembus kulit. Begitu menembus lapisan

epidermis, molekul minyak atsiri dapat dengan mudah menyebar ke bagian tubuh

yang lain, misalnya saluran limfa dan pembuluh darah, saraf, kolagen, fibroblast,

mast cells, dan lain-lain. Molekul-molekul itu akan ikut bersirkulasi dan dibawa

oleh sistem sirkulasi baik sirkulasi darah maupun sirkulasi limfatik melalui

pembuluh-pembuluh kapiler. Selanjutnya, pembuluh-pembuluh kapiler

mengantarnya ke susunan saraf pusat dan oleh otak akan dikirim berupa pesan ke

organ tubuh yang mengalami gangguan atau ketidakseimbangan. Molekul yang

mencapai setiap sel otak dikonversikan menjadi suatu aksi dengan pelepasan

substansi neurokimia berupa perasaan senang, rileks, dan tenang. Minyak esensial

yang dioleskan disertai pemijatan akan lebih merangsang sistem sirkulasi untuk

bekerja lebih aktif (Annisa, 2011).

Bila minyak esensial dihirup molekul yang menguap akan membawa unsur

aromatik yang terdapat dalam kandungan minyak ke sistem penciuman. Respon

bau yang dihasilkan akan merangsang kerja sel neurokimia otak. Sebagai contoh,

bau yang menyenangkan akan menstimulasi talamus untuk mengeluarkan

enkefalin yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami dan menghasilkan

perasaan tenang. Bau seperti ylang-ylang dapat merangsang kerja endorfin pada

kelenjar pituitari dan menghasilkan efek afrodisiak. Beta endorphin memiliki efek

positif pada tubuh dan pikiran, dimana saat beta endorphin dilepaskan, tekanan

darah akan menurun (Sholikha, 2011). Beta endorphin merupakan hormone anti

stress yang dapat menimbulkan efek relaksasi. Aktivitas beta endorphin menekan

aktivitas saraf simpatis yang dapat menurunkan kadar kortisol dan hormone

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

37

adrenalin sehingga tekanan darah menurun (Psychother, 2005 dalam Arthini,

2012).

Kelenjar pituitari juga melepaskan agen kimia ke dalam sirkulasi darah

untuk mengatur fungsi kelenjar lain seperti tiroid dan adrenal. Bau yang

menimbulkan rasa tenang akan merangsang daerah di otak yang disebut raphe

nucleus untuk mengeluarkan sekresi serotonin (Sholikha, 2011). Serotonin

memiliki efek dalam menurunkan tekanan darah dengan menekan aktivitas saraf

simpatis. Serotonin memiliki peran penting pada regulasi pembuluh darah, dimana

serotonin memiliki efek vasodilatasi melalui aktivitas reseptor S1. Serotonin juga

berfungsi menekan aktivitas ACTH dan menurunkan kadar kotisol, dimana

kortisol berefek dalam vasokontriksi pembuluh darah (Psychother, 2005 dalam

Arthini, 2012).

Berdasarkan penelitian In-Hee et al (2012), yang mengukur perubahan

home BP, 24-hour ambulatory BP dan salivary cortisol levels setelah

mendapatkan intervensi minyak esensial secara inhalasi, ditemukan bahwa

menghirup campuran minyak esensial terbukti efektif dalam menurunkan tekanan

darah dan didapatkan hasil bahwa menghirup minyak esensial efektif dalam

penurunan kadar kortisol saliva. Intervensi ini sangat dianjurkan untuk mencegah

hipertensi. Terapi minyak esensial juga diyakini berfungsi sebagai intervensi

keperawatan yang menjanjikan.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

38

2.6 Lanjut Usia

2.6.1 Pengertian Lanjut Usia

Usia lanjut merupakan tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan

manusia. Nugroho (2008) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan lanjut usia

adalah suatu keadaan yang terjadi di setiap kehidupan manusia yang berarti bahwa

seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua.

Ketiga tahap kehidupan ini memiliki perbedaan secara biologis dan psikologis.

UU No. 13 tahun 1998 Pasal 1 Ayat 2 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia

menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60

tahun ke atas (Maryam dkk, 2012). Penuaan merupakan proses alami yang tidak

dapat dihindari, berjalan secara terus-menerus yang menyebabkan perubahan

anatomi, fisiologis dan biokimia yang mempengaruhi fungsi dan kemampuan

tubuh secara keseluruhan. Usia lanjut menurut organisasi kesehatan dunia (WHO)

, meliputi : usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45 sampai 59

tahun, usia lanjut (erderly) antara 60 sampai 74 tahun, usia tua (old) antata 75

sampai 90 tahun dan usia sangat tua (veryold) di atas 90 tahun (Saragih, 2012).

Dari beberapa penjelasan di atas maka yang dimaksud dengan lanjut usia

adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada kehidupan manusia yang

menyebabkan perubahan anatomi, fisiologis dan biokimia yang mempengaruhi

fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan dimana seseorang dikatakan

lanjut usia ketika berusia 60 tahun ke atas.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

39

2.6.2 Perubahan Fisik yang Terjadi pada Lanjut Usia

Beberapa perubahan fisik yang terjadi pada lanjut usia adalah sebagai

berikut :

a. Sel

Jumlah sel otak menurun, mekanisme perbaikan sel terganggu, otak

mengalami atrofi, beratnya berkurang 5-10%, dan lekukan otak akan menjadi

lebih dangkal dan melebar (Mubarak dkk, 2012).

b. Sistem persarafan

Saraf pancaindera mengecil sehingga fungsinya menurun serta lambat

dalam merespons dan waktu bereaksi khususnya yang berhubungan dengan stres.

Berkurang atau hilangnya lapisan myelin akson, sehingga menyebabkan

berkurangnya respon motorik dan stress (Maryam dkk, 2012).

c. Sistem pendengaran

Gangguan pendengaran terjadi karena membran timpani menjadi atrofi.

Tulang-tulang pendengaran mengalami kekakuan (Maryam dkk, 2012).

d. Sistem penglihatan

Respon terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap gelap menurun,

akomodasi menurun, akomodasi menurun, lapang pandang menurun dan katarak

(Maryam dkk, 2012).

e. Sistem kardiovaskuler

Katup jantung menebal dan kaku, kemampuan memompa darah menurun,

elastisitas pembuluh darah menurun, serta meningkatnya resistensi pembuluh

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

40

darah perifer sehingga tekanan darah meningkat (Mubarak dkk, 2012; Maryam

dkk, 2012).

Perubahan kardiovaskular pada proses menua menurut Sudoyo dkk (2006)

dalam buku ajar ilmu penyakit dalam yaitu berkurangnya pengisian ventrikel kiri,

hipertrofi atrium kiri, kontraksi dan relaksasi ventrikel kiri bertambah lama,

menurunnya respon inortropik, kronoropik, lusitropik terhadap stimulasi beta

adernegik, menurunnya curah jantung maksimal, peningkatan atrial natriuretic

peptide (ANP), lapisan subendotel menebal dengan jaringan ikat, dan fragmentasi

elastin pada lapisan media dinding arteri. Sedangkan perubahan pada tekanan

darah pada proses menua yaitu terjadi peningkatan tekanan darah sistolik

sedangkan tekanan darah diastolik tidak mengalami perubahan, dan berkurangnya

vasodilatasi yang dimediasi alfa adrenergik tidak berubah.

f. Sistem respirasi

Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, , kapasitas

residu meningkat sehingga menarik nafas lebih berat, dan kemampuan batuk

menurun, serta terjadi penyempitan bronkus (Mubarak dkk, 2012; Maryam dkk,

2012).

g. Sistem gastrointestinal

Kehilangan gigi, penurunan fungsi indra pengecap, esofagus melebar,

asam lambung menurun, rasa lapar menurun, dan peristaltik menurun sehingga

terjadi konstipasi dan penurunan daya absorpsi (Mubarak dkk, 2012; Maryam dkk,

2012).

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Pengertian Hipertensi ... efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

41

h. Sistem Endokrin

Produksi hormone mengalami penurunan (Maryam dkk, 2012). Akibat

menurunnya aktivitas tiroid mengakibatkan basal metabolisme menurun, produksi

aldosteron menurun, menurunnya sekresi hormone gonand, bertambahnya insulin,

norefinefrin, parathormon, vasopressin, berkurangnya tridotironin, dan

psikomotor menjadi lambat (Mubarak dkk, 2012).

i. Sistem genitourinaria

Pada lansia wanita sering mengalami inkontinensia stres dan urgensi akibat

penurunan tonus otot perineal. Pada lansia pria terjadi peningkatan frekuensi

berkemih dan retensi urine akibat pembesaran prostat (Potter & Perry, 2005).

j. Sistem kulit

Elastisitas menurun, vaskularisasi menurun, rambut memutih, kelenjar

keringat menurun, kuku keras dan rapuh, serta kuku kaki tumbuh berlebihan

seperti tanduk (Maryam dkk, 2012).

k. Sistem muskuloskletal

Cairan tulang menurun sehingga mudah (osteoporosis), bungkuk (kifosis),

persendian membesar dan menjadi kaku (atrofi otot), kram, dan tremor, tendon

mengerut (Maryam dkk, 2011).