bab ii prestasi belajar, bahasa arab dan …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. bab ii.pdf ·...

32
29 BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN BOARDING SCHOOL Berikutiniakandiuraikansecaraterperincitentangprestasibelajar bahasa arab dan boaring school. A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar terdiri dari suku kata “prestasi” dan “belajar”. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, prestasi berarti hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). 1 Sedangkan menurut W.S Winkel, prestasi adalah hasil usaha atau bukti keberhasilan usaha yang dicapai. 2 Dalam psikologi definisi belajar yang paling sering digunakan adalah perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman. 3 Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi didalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas tertentu. Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto, belajar yaitu suatu perubahan dalam tingkah laku, suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. 4 1 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai pustaka. 1999), hlm. 768. 2 W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar (Jakarta: Gramedia, 1998), hlm. 161. 3 Dr. Soenardji, Beginning Psycology Second Edition (Semarang: PT Gelora Aksara Pratama, 1985), hlm. 33. 4 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), hlm. 85.

Upload: lamtruc

Post on 04-Mar-2018

227 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

29

BAB II

PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN BOARDING SCHOOL

Berikutiniakandiuraikansecaraterperincitentangprestasibelajar bahasa arab dan

boaring school.

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari suku kata “prestasi” dan “belajar”. Dalam

Kamus Bahasa Indonesia, prestasi berarti hasil yang telah dicapai (dari yang

telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).1 Sedangkan menurut W.S

Winkel, prestasi adalah hasil usaha atau bukti keberhasilan usaha yang

dicapai.2

Dalam psikologi definisi belajar yang paling sering digunakan adalah

perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman.3 Dari

beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya

adalah “perubahan” yang terjadi didalam diri seseorang setelah melakukan

aktifitas tertentu. Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto, belajar yaitu

suatu perubahan dalam tingkah laku, suatu perubahan yang terjadi melalui

latihan atau pengalaman.4

1W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai pustaka. 1999), hlm.

768. 2W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar (Jakarta: Gramedia, 1998), hlm. 161.

3Dr. Soenardji, Beginning Psycology Second Edition (Semarang: PT Gelora Aksara Pratama,

1985), hlm. 33. 4M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), hlm. 85.

Page 2: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

30

Dalam belajar yang terpenting adalah proses bukan hasil yang

diperolehnya. Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun

orang lain itu hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar

agar belajar itu dapat berhasil dengan baik.

Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan

belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi menurut

beberapa tokoh sebagai berikut:

a.Hilgard dan Bowerdalam bukunya Theories of Learning (1975),

mengartikan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku

seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh

pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu.

b. M. sobry Sutiknodalam bukunya Menuju Pendidikan Bermutu (2004)

mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan yang abru sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

c. Thursan Hakim dalam bukunya Belajar Secara Efektif (2002) merumuskan

belajar adalah suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia, dan

perubahan tersebut ditampakkan dalam betuk peningkatan kualitas dan

kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap dan

lain-lain kemampuannya.5

5Prof. Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, M.Pd., Strategi Belajar Mengajar, (PT

Refika Aditama: Bandung, 2009), hlm.5-6.

Page 3: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

31

d.McGeoch (Iih Bugelski, 1956) memberikan definisi mengenai belajar “

Learning is a change in performance as a result of practice”bahwa belajar

membawa perubahan dalam performance, dan perubahan itu sebagai akibat

dari latihan.

e.Morgan, dkk.(1984) memberikan definisi mengenai belajar “ Learning can

be defined as any relatively permanent change in behavior which occurs as a

result of practice or experience”. Hal yang muncul dalam definisi ini ialah

bahwa perubahan perilaku atau performanceitu relatif permanen. Ini

mengandung arti bahwa dengan pengalaman seseorang dapat berubah

perilakunya, disamping perubahan itu dapat disebabkan oleh karena latihan.

f.Skinner (1958) memberikan definisi belajar “ Learning is a process of

progressive behavior adaptation. Artinya bahwa belajar merupakan suatu

proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif. Ini berarti bahwa sebagai

akibat dari belajar adanya sifat progresivitas, adanya tendensi kearah yang

lebih sempurna atau lebih baik dari keadaan sebelumnya.6

g. Pandangan Povloftentang belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang

terus menerus yang timbul sebagai akibat dari persyaratan kondisi, dan

sifatnya adalah membentuk hubungan antara stimulus dengan respon. Bahwa

belajar dan perubahan tingkah laku tidak bisa dipisahkan.7

6Prof. Dr. Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm.

166. 7Haryu islamuddin, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 79.

Page 4: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

32

Para ahli berbeda pendapat dalam merumuskan pengertian belajar, namun

yang menjadi dasar atau hakikat dari belajar adalah perubahan. Perubahan itu

terjadi pada seseorang setelah berakhirnya aktivitas belajar.8

Untuk memperjelas pengertian kita tentang apakah belajar itu, dan

bagaimana proses itu terjadi, berikut ini akan dikemukakan beberapa teori

belajar yaitu:

1. Teori Psikologi Daya (Formal Discipline)

Teori ini memiliki beberapa pandangan dalam pembelajaran yaitu sebagai

berikut:

a. Jiwa manusia terdiri atas berbagai daya, seperti daya ingat, pikir,

mencipta, rasa serta kemauan.

b. Daya ini akan berfungsi jika telah terbentuk dan berkembang.

c. Dalam teori ini yang terpenting adalah faktor pembentukkannya. Oleh

karena itu psikologi daya bersifat formal. Maka, untuk

mengembangkan daya ingat para siswa perlu diberi latihan menghafal

fakta.

8Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Stretegi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),

hlm. 39.

Page 5: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

33

2. Teori Psikologi Asosiasi

Teori belajar ini disebut juga S-R Bond theory, yang memiliki pandangan

sebagai berikut:

a. Hubungan stimulus-respons akan kuat jika disertai dengan latihan.

Latihan ini ditujukan untuk membentuk kebiasaan yang berjalan secara

otomatis.

b. Faktor materi ajar mendapat perhatian yang utama.

Teori ini menjadi dasar tumbuhnya Teori Koneksionisme yang

memiliki doktrin pokok, hubungan stimulus dan respons (S-R).

Thorndike menyusun hukum yaitu sebagai berikut:

1. Hukum latihan (use and disuse), yaitu kuat lemahnya hubungan S-

R bergantung latihan (low of excersice).

2. Hukum pengaruh, yaitu hubungan S-R akan kuat bergantung

kepuasan atau rasa senang (law of effect).

3. Hukum kesiapan, yaitu bahwa hubungan S-R akan kuat jika

disertai dengan adanya kesiapan(law of readiness).

Page 6: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

34

3. Teori Psikologi Organismic (Gestalt)

Teori Belajar Psikologi Organismic (Gestalt) memandang bahwa

jiwa manusia merupakan suatu keseluruhan yang berstruktur yang saling

berinteraksi.9

Menurut Prof. Dr. Oemar Hamalik (2010) dalam bukunya yang

berjudul “Proses Belajar Mengajar” meninjau beberapa aliran psikologi

saja dalam hubungannya dengan teori belajar, yakni:

1. Teori Psikologi Klasik tentang Belajar

Menurut teori ini, Hakikat belajar adalah all learning is a process of

developing or training of mind. Kita belajar melihat objek dengan

menggunakan substansi dan sensasi. Kita mengembangkan kekuatan

mencipta, keinginan, dan pikiran dengan melatihnya. Dengan kata lain

pendidikan adalah suatu proses dari dalam atau inner development.

2. Teori Psikologi Daya (Faculty Pshycology) tentang Belajar

Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari berbagai daya,

mengingat, berfikir, merasakan, kemauan. Tiap daya mempunyai funsi

sendiri-sendiri. Tiap orang memiliki semua daya itu, hanya berbeda

kekuatannya saja. Agar daya itu berkembang (terbentuk) maka daya-

daya itu perlu dilatih, sehingga dapat berfungsi. Teori ini bersifat

formal karena mengutamakan pembentukan daya.

9Dr. Hanafiah, M.M.Pd. dan Drs. Cucu Suhana, M.M.Pd., Konsep Strategi pembelajaran,

(Bandung: PT Rafika Aditama, 2012), hlm.7-8.

Page 7: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

35

Untuk itulah maka kurikulum harus menyediakan mata pelajaran-

mata pelajaran yang dapat mengembangkan daya-daya tadi.

Tekanannya bukan terletak pada isi materinya, melainkan pada

pembentukannya, pendidikan dengan latihan.

3. Teori Mental State

Teori ini berpangkal pada psikologi asosiasi yang dikembangkan

oleh J. Herbart yang pada prinsipnya, jiwa manusia terdiri dari kesan-

kesan yang masuk melalui pengindraan. Kesan-kesan itu berasosiasi

satu sama lain dan membentuk mental atau kesadaraan manusia.

Tambah kuat asosiasi itu, tambah lama kesan-kesan itu tinggal didalam

jiwa.

Jadi, yang penting menurut teori ini adalah bahan-bahan atau materi

yang disampaikan kepada seseorang. Teori ini bersifat materialistis

mengutamakan bahan.

4. Teori belajar Psikologi Behavioristik

Teori belajar Psikologi Behavioristik dikemukakan oleh para

psikolog behavioristik. Mereka berpendapat, bahwa tingkah laku

manusia itu dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguatan

(reinforcement) dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkahlaku

belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behafioral

dengan stimulusnya. Jelas bahwa konsepsi behaviorisme besar

Page 8: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

36

pengaruhnya terhadap masalah belajar. Belajar ditafsirkan sebagai

latihan-latihan pembentukan hubungan antara stimulus dan respon.

5. Teori Psikologi Gestalt tentang Belajar

Teori psikologi gestalt sangat berpengaruh terhadap tafsiran tentang

belajar. Beberapa prinsip yang perlu mendapat perhatian, adalah

sebagai berikut:

1. Tingkah laku terjadi berkat interaksi antara individu dan

lingkungannya, faktor herediter (natural endowment) lebih

berpengaruh.

2. Bahwa individu berada dalam keadaan kesimbangan yang dinamis,

adanya gangguan terhadap keseimbangan itu akan mendorong

terjadinya tingkah laku.

3. Belajar mengutamakan aspek pemahaman (insight) terhadap situasi

problematis.

4. Belajar dimulai dari keseluruhan dan bagian-bagian hanya

bermakna dalam keseluruhan itu.10

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan

gambaran dari hasil belajar yang diperoleh peserta didik dari proses atau

kegiatan belajar yang dialami peserta didik. Proses belajar yang dipandang

sebagai kemampuan yang terjadi setelah anak didik belajar dalam penguasaan

10

Prof. Dr. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), hlm.

35-41.

Page 9: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

37

pengetahuan dan ketrampilan yang dibuktikan melalui hasil belajar yang

dinyatakan dalam nilai atau skor.

2. Macam-Macam Prestasi Belajar.

Dr. Nunuk Suryani dan Drs. Leo Agung secara garis besar membagi

prestasi belajar dalam 3 ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan

penilian. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri atas 5 aspek, yaitu

menerima, menanggapi, menilai, mengatur (mengorganisasi), karakteristik

dengan satu nilai atau kompleks nilai. Ranah psikomotorik berhubungan

dengan ketrampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang

menerima pengalaman belajar tertentu.11

a. Ranah kognitif

1). Tipe prestasi belajar Pengetahuan

Tipe prestasi belajar pengetahuan kognitif termasuk tingkatan

yang paling rendah. Namun tipe prestasi belajar ini menjadi pra syarat

bagi tipe prestasi belajar berikutnya. Hafalan menjadi pra syarat bagi

pemahaman. Dalam tipe prestasi belajar ini siswa dituntut untuk

menghafal atau mengingat secara garis besarnya saja, tanpa harus

memahami apa yang diajarkan oleh guru.

11

Dr. Nunuk Suryani, M. Pd. Dan drs. Leo Agung, S. M. Pd., Srategi Belajar Mengajar,

(Yogyakarta: Anggota IKAPI, 2012), hlm. 168.

Page 10: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

38

2). Tipe prestasi belajar Analisis

Tipe prestasi belajar Analisis adalah usaha memilih suatu

integritas unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas susunannya.

Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang

komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian yang

tetap terpadu. Dalam tipe prestasi belajar ini maka siswa dituntut

untuk mampu memahami apa yang telah diajarkan oleh guru dengan

penjelasan dan arahan dari guru. Tipe prestasi belajar ini diterapkan

bagi siswa sekolah lanjutan pertama dan sekolah lanjutan atas.

3). Tipe prestasi belajar Sintesis

Tipe prestasi belajar Sintesis merupakan jalan satu terminal

untuk menjadikan orang lebih kreatif. Berfikir kreatif merupakan

salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pendidikan. Dalam tipe

prestasi belajar ini maka selain siswa dituntut untuk menghafal dan

memahami dituntut pula logika berfikirnya untuk menemukan ide-ide

kreatif yang siswa kembangkan berdasarkan pengetahuan yang telah

diterimanya dari guru. Tipe prestasi ini banyak dikembangkan pada

siswa perguruan tinggi.

4). Tipe prestasi belajar Evaluasi

Tipe prestasi belajar evaluasi adalah perubahan keputusan

tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan,

cara bekerja, metode, materi dan lain-lain. Pada tipe prestasi belajar

Page 11: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

39

ini siswa juga dituntut untuk mengevaluasi hasil belajar yang telah

ditempuh. Evaluasi dilakukan bersama-sama dengan guru selaku

pembimbing materi. Tipe prestasi belajar evaluasi digunakan oleh

semua tingkat pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan

tinggi, karena dalam tipe prestasi belajar ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat pemahaman dan hasil yang telah dicapai dari

pembelajaran.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli

menyatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila

seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Selama ini

penilaian prestasi belajar afektif kurang mendapat perhatian guru. Tipe

prestasi belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkahlaku

seperti perhatiannya terhadap pelajaran, dispilin, motivasi belajar,

menghargai guru dan teman sekelas dan hubungan-hubungan sosial

lainnya.

c. Ranah Psikomotorik

Prestasi belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan

(skill)dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan

ketrampilan, yaitu:

1). Gerak refleks (ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar).

2). Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar.

Page 12: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

40

3). Kemampuan perceptual dan bidang fisik.

4). Gerakan-gerakan skill.

5). Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi.12

3. Indikator dan Alat Penilaian Keberhasilan Belajar.

Keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar merupakan

sebuah ukuran atas proses pembelajaran. Belajar dikatakan berhasil apabila

diikuti ciri-ciri sebagai berikut:

1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi, baik secara individu maupun kelompok.

2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran khusus (TPK) telah

dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok.

3. Terjadinya proses pemahaman materi yang secara sekuensial

mengantarkan materi tahap berikutnya.

Ketiga ciri keberhasilan diatas, bukanlah semata-mata keberhasilan dari

segi kognitif, tetapi mesti melumat aspek-aspek lain, seperti aspek afektif dan

aspek psikomotorik. Pengevaluasian salah satu aspek saja akan menyebabkan

pengajaran kurang memiliki makna yang bersifat komprehensif.

Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat

dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang

lingkupnya, alat penilaian keberhasilan belajar dibagi menjadi tiga, yaitu:

12

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2000), hlm. 22-31.

Page 13: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

41

1. Test Formatif

Test formatif digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok

bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang

daya serap peserta didik terhadap pokok bahasan tersebut.

2. Test Sub- Sumatif

Test sub-sumatif meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang

telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk

memperoleh gambaran daya serap peserta didik agar meningkatkan

prestasi belajar siswa.

3. Test Sumatif

Test sumatif diadakan untuk mengukur daya serap peserta didik

terhadap bahan pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu

semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk

menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam satu

periode belajar tertentu. Hasil dari test sumatif ini dimanfaatkan.13

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Keberhasilan dalam belajar sangat dipengaruhi oleh berfungsinya secara

integratif dari setiap faktor pendukungnya. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan,

yaitu:

13

Prof. Pupuh Fathurrahman, Op.cit., hlm. 113.

Page 14: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

42

1. Faktor Internal

Faktor ini dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Sebab yang bersifat fisik (faktor fisiologis)

Faktor fisiologis atau kondisi fisik seseorang akan sangat

berpengaruh terhadap aktifitas belajar, kondisi fisik yang segar akan

sangat lain pengaruhnya dibandingkan dengan kondisi fisik yang

kurang sehat terhadap aktifitas belajar. Seseorang yang sakit akan

mengalami kelemahan fisik sehingga saraf sensorik dan motorik

lemah akabitnya rangsangan yang diterima oleh indra tidak dapat

diteruskan keotak. Penerimaan dan respon pelajaran berkurang, saraf

otak tidak mampu berkerja secara optimal, memproses, mengelola,

menginterprestasi dan mengorganisir bahan pelajaran melalui

indranya.

Begitu juga ketika seseorang mengalami cacat tubuh, baik itu

cacat ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan,

gangguan psikomotor, atau pun cacat tetap (serius) seperti buta, tuli,

bisu. Tentu hal ini akan sangat berpengaruh terhadap aktifitas belajar

seseorang.

b. Faktor psikologi

1. Intelegensi (kecerdasan)

Menurut Robert Sternberg, intelegensi mengandung arti

kemampuan-kemampuan analistis, kreatif, praktis. Di dalam

Page 15: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

43

berfikir analistis, kita berusaha menyelesaikan masalah-

masalah yang dikenal dengan menggunakan strategi-strategi

yang memanipulasi elemen-elemen suatu masalah. Didalam

berfikir kreatif, kita berusaha menyelesaikan jenis-jenis

baruyang membutuhkan upaya untuk memikirkan masalah dan

elemen-elemennya dengan suatu cara yang baru seperti

penemuan. Didalam berpikir praktis, kita berusaha

menyelesaikan masalah-masalah yang mengaplikasikan apa

yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari seperti

pengaplikasian, penggunaan.14

2. Minat

Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu

pelajaran akan mempengaruhi prestasi belajar. Belajar yang

tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya,

tidak sesuai dengan kecakapan. Karena itu pelajaran pun tidak

pernah terjadi proses dalam otak, akibatnya timbul kesulitan.

Minat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap proses

dan hasil belajar. Seseorang yang belajar dengan minat maka

akan mendapat hasil yang baik.

14

Yudi Santoso, Psikologi Kognitif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 475.

Page 16: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

44

3. Bakat

Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa

sejak lahir yang harus dikembangkan melalui belajar. Setiap

murid mempunyai bakat yang berbeda antara satu dengan

yang lainnya. Apabila bakat itu disalurkan, maka tidaklah

mustahil ia akan mencapai prestasi yang tinggi, dalam hal ini

orang tua harus pandai-pandai dalam menyalurkan bakat anak

kesekolah sesuai dengan bakat yang dimiliki. Tetapi tidak

jarang orang tua menyekolahkan anak mereka kejalur yang

tidak sesuai hanya karena keinginan membantu anak

berprestasi sebaik mungkin.15

Anak yang berbakat ditandai dengan ciri-ciri antara lain:

1. Selalu mempunyai dorongan ingin tahu terhadap

sesuatu

2. Kemampuan untuk bekerja secara independent

3. Seleksi jawaban yang sukar dalam mengahadapi

masalah

4. Kemampuan untuk mengadakan generalisasi.

15

Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT. Remaja

Rosdakarya, 2001), hlm. 227.

Page 17: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

45

4. Motivasi

Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi

menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar.

Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai

tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin

besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya

akan giat berusaha dan pantang menyerah. Sebaliknya mereka

yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh maka

perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran dan sering

meninggalkan pelajaran akibatnya banyak mengalami

kesulitan belajar.

2. Faktor Eksternal

Faktor ini dibagi menjadi tiga faktor yaitu:

a) Faktor keluarga mencakup

1. Cara orang tua mendidik anak

2. Hubungan orang tua dan anak

3. Contoh atau bimbingan dari orang tua

4. Suasana rumah atau keluarga

5. Keadaan ekonomi keluarga

b) Faktor sekolah meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi

guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin

sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran

Page 18: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

46

diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas

rumah.

c) Faktor masyarakat meliputi : kegiatan dalam masyarakat,

mass media, teman bermain, lingkungan masyarakat.16

B. BAHASA ARAB

1. PENGERTIAN BAHASA ARAB

Keberadaan bahasa arab ditengah-tengah masyarakat terutama komunitas

sering diidentikkan dengan bahasa Al-quran. Bahasa arab adalah bahasa

agama islam, orang-orang indonesia mustahil dapat menguasai ajaran islam

tanpa mengetahui bahasa arab, sebab kedua sumber agama utama islam

berbahasa arab.17

Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol

bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Syaikh Musthofa al-Ghulayaini

mengemukakan : Al-lughah al-arabiyyah hiya al-kalimat allati yuabbiru biha

al-arab an aghradlihim (bahasa arab adalah kata-kata yang dipergunakan

orang arab untuk mengungkapkan segala tujuan atau maksud mereka).

Kenyataannya, bahwa bahasa arab dalam fase perkembangannya telah

dijadikan sebagai bahasa resmi dunia internasional. Maka tidak berlebihan

jika pengajaran bahasa arab perlu mendapatkan penekanan dan perhatian

seksama, mulai dari tingkat SD sampai pada lembaga perguruan tinggi, baik

16

Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta), hlm. 75-88. 17

Saifudin Azwar, metode penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 62

Page 19: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

47

negeri maupun swasta, umum maupun agama, untuk digalakkan dan

diajarkan18

.

Di Mts terpadu Gondang bahasa arab telah menjadi komponen pilihan

pokok pengajaran bahasa asing, disamping bahasa inggris.

2. Tujuan Mempelajari Bahasa Arab

Tujuan pengajaran bahasa arab menentukan approach, metode dan tehnik

pengajaran bahasa itu. Dengan lain perkataan, approach, metode dan tehnik

mempunyai hubungan yang erat sekali dengan tujuan pengajaran bahasa. Oleh

karena itu tujuan pengajaran suatu bahasa haruslah dirumuskan sedemikian

rupa, agar arah yang dituju tepat sesuai sasaran. Adapun tujuan mempelajari

bahasa arab ada dua yaitu :

a. Tujuan Umum

Ialah tujuan dari pelajaran itu sendiri dan bertalian dengan bahan

pelajaran tersebut. Tujuan umum sulit dicapai tanpa dijabarkan secara

operasinal dan spesifik.

Adapun tujuan umum mempelajari bahasa arab adalah:

1. Agar siswa dapat memahami alquran dan al hadits sebagai sumber

hukum islam dan ajaran.

2. Dapat memahami dan mengerti buku-buku agama dan kebudayaan

islam yang ditulis dalam bahasa arab.

18

Drs. Ahmad Muhtadi Anshor, M. Ag, Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-

metodenya, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 5

Page 20: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

48

3. Supaya pandai berbicara dan mengarang dalam bahasa arab.

4. Untuk digunakan sebagai lat pembantu keahlian lain.

5. Untuk membina ahli bahasa arab, yakni benar-benar profesional19

.

b. Tujuan Khusus

Ialah tujuan yang ingin dicapai dari mata pelajaran saat itu. Tujuan

khusus merupakan penjabaran dari tujuan umum.

Dalam buku yang berjudul “Pengajaran Bahasa Arab Media dan

Metode-metodenya”, Drs. Ahmad Muhtadi Anshor, M. Ag,

mengemukakan bahwa tujuan khusus pengajaran bahasa arab adalah

sebagai berikut:

1. Percakapan atau dialog (hiwar)

Dalam materi percakapan ini guru mengajarkan bahan

pelajaran dalam bentuk dialog yang mengandung mufradat baru

dan struktur kalimat yang dipergunakan.

Tujuan khusus pengajaran ini adalah sebagai berikut:

a. Siswa dapat melengkapi materi hiwar dengan kata-kata yang

sesuai.

b. Siswadapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang

kandungan hiwar.

19

Drs. H. Tayar Yusuf dan Drs. Syaiful Anwar, Metodelogi Pengajaran Agama dan Bahasa

Arab, (Jakarta: PT .Raja Grafindo Perasada, 1997), hlm. 189.

Page 21: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

49

c. Siswa dapat memilih kata-kata yang tepat untuk melengkapi

kalimat-kalimat yang disediakan yang berhubungan dengan

hiwar.

2. Bentuk kata dan stuktur kalimat

Materi ini merupakan lanjutan dari materi hiwar. Adapun

tujuan pengajaran materi qawaid ini adalah:

a. Siswa dapat membedakan bentuk fi`ildan bentuk mashdar

sharih.

b. Siswa dapat mengubah mashdar sharihdengan mashdar

muawwal dalam kalimat.

c. Siswa dapat mengubah mashdar muawwal dengan mashdar

sharih dalam kalimat.

3. Membaca (Qiraah)

Materi ini merupakan lanjutan dari materi qawaid.

Adapun tujuan khusus pengajaran materi tersebut adalah:

a. Siswa dapat membaca bahan pelajaran dengan makhraj dan

intonasi yang baik dan benar.

b. Siswa dapat menyatakan sesuai atau tidaknya suatu ungkapan

yang disediakan dengan kandungan bahan bacaan.

c. Siswa dapat menceritakan kembali bahan bacaan dalam

bahasa indonesia.

Page 22: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

50

d. Siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan kandungan bahan qiraah.

4. Menulis (Insya)

Materi ini merupakan lanjutan dari materi qawaid.

Adapun tujuan khusus pengajaran materi tersebut adalah:

a. Siswa dapat melengkapi kalimat dengan susunan masdhar

muawwal.

b. Siswa dapat menterjemahkan kalimat-kalimat ke dalam

bahasa arab yang mengandung masdhar muawwal.

c. Siswa dapat menulis kalimat-kalimat yang disediakan dengan

mengubah susunan masdhar muawwal menjadi masdhar

sharih.

d. Siswa dapat menjawab pertanyaan yang mengandung

masdhar muawwal.

e. Siswa dapat menyusun paragraf dari ungkapan-ungkapan

yang disediakan secara acak20

.

3. Metode dalam pembelajaran bahasa arab

Metode dalam pembelajaran bahasa itu ada beberapa macam. Hal ini

wajar dan merupakan akibat yang logis karena berbeda-beda asumsi. Dan

tidak dapat dikatakan metode mana yang paling baik. Setiap metode

20

Drs. Ahmad Muhtadi Anshor , Op. Cit., hlm. 8-11

Page 23: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

51

mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dalam penggunaan metode harus

diketahui tujuan apa yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut.

Secara sederhana, metode pembelajaran bahasa arab dapat digolongkan

menjadi dua macam, yaitu: pertama, metode tradisional atau klasik, metode

ini terfokus pada “ bahasa sebagai budaya ilmu” sehingga belajar bahasa arab

berarti belajar secara mendalam tentang seluk-beluk ilmu bahasa arab, baik

aspek gramatika (qawaid nahwu), morfem/morfologi (qawaid as-sharaf)

ataupun sastra. Metode yang berkembang dan masyhur digunakan untuk

tujuan tersebut adalah Metode Qawaid dan terjemah. Kedua, metode modern,

metode pembelajaran yang berorientasi pada tujuan bahasa sebagai alat.

Artinya, bahasa arab dipandang sebagai alat komunikasi dalam kehidupan

modern.21

Menurut Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar dalam bukunya “ Metodelogi

Pengajaran Agama Bahasa Arab” ada beberapa metode pembelajaran bahasa

arab, yakni:

1. Metode Muhadatsah

Metode muhadatsah yaitu cara menyajikan bahan pelajaran bahasa

arab melalui percakapan, dalam percakapan itu dapat terjadi antara

guru dengan murid atau antara murid dengan murid, sehingga dapat

memperkaya perbendaharaan kata-kata.

21

Prof. Dr. Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2004), hlm. 53-54.

Page 24: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

52

Pelajaran muhadatsah merupakan pelajaran bahasa arab yang

pertama kali diberikan. Percakapan hendaknya dimulai dari hal yang

sederhana yang sudah biasa dilihat anak setiap hari.

2. Metode Muthalaah

Metode muthalaah yaitu cara menyajikan pelajaran dengan cara

membaca, baik membaca dengan bersuara maupun membaca dalam

hati. Melalui metode ini, diharapkan siswa dapat mengucapkan lafad

kata-kata dan kalimat dalam bahasa arab yang fasih, lancar dan benar.

Muthalaah merupakan salah satu seni di antara berbagai seni yang

membutuhkan peningkatan hingga menjadi mahir dan membutuhkan

latihan dan bimbingan.

3. Metode Imla

Metode imla disebut juga metode dikte atau metode menulis,

dimana guru membacakan materi pelajaran dan siswa disuruh

menulisnya di buku tulis. Imla juga dapat dilakukan dengan cara guru

menuliskan materi pelajaran imla di papan tulis kemudian dihapus dan

menyuruh siswa untuk menulisnya kembali di buku tulisnya.

4. Metode Mahfudzat (Menghafal)

Metode mahfudzat atau menghafal yakni cara menyajikan materi

bahasa arab, dengan jalan menyuruh siswa untuk menghafal kalimat-

kalimat berupa syair, cerita, kata-kata hikmah dan lain-lain yang

Page 25: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

53

menarik hati, mahfudzat yang baik itu dapat bersifat puisi atau bersifat

prosa

5. Metode Qawaid (Tata Bahasa)

Metode qawaid atau tata bahasa yaitu cara menyajikan bahan

pelajaran dengan jalan menghafal aturan-aturan atau kaidah-kaidah

tata bahasa arab yang mencakup nahwu sharaf. Metode qawaid ini

tidak jauh berbeda dengan metode Grammar, sebab cara menyajikan

bahan pelajaran itu sama.

6. Metode Insya` (mengarang)

Metode Insya`yaitu cara menyajikan bahan pelajaran dengan cara

menyuruh siswa mengarang dalam bahasa arab, untuk mengungkapkan

isi hati, pikiran dan pengalaman yang dimilikinya. Melalui metode ini

diharapkan anak didik dapat mengembangkan imajinasi secara kreatif

dan produktif sehingga berfikirnya menjadi berkembang

Pengajaran bahasa arab itu tidak baik apabila seseorang guru memulai

dan mementingkan pengajaran nahwu, sharaf, i`rab dan lainnya. Akan

tetapi seorang guru haruslah memperbanyak pelajaran muhadatsah,

muthalaah, mahfudzat sebelum memulai pelajaran Qawaid.22

22

Drs. H. Tayar Yusuf , Op. Cit., hlm. 191-208.

Page 26: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

54

C. Boarding School

1. Pengertian Boarding School

Sesungguhnya term boarding school bukansesuatu yang

barudalamkontekspendidikan di Indonesia. Karenasejak lama lembagapendidikan

di Indonesia menghadirkankonsepboarding schoolyang di berinama

“pondokpesantren”. Pondokpesantreniniadalahadanyaawalmulaboarding school

di Indonesia.Terlebihlagiboarding schooladalahkebangkitankembali model

pendidikanzamansekarang yang mengadopsi model pendidikan yang telah lama

ada di Indonesia

yaitupondokpesantren.Pesantrenadalahsuatutempatpendidikandanpengajaran

yang menekankanpelajaran agama

islamdandidukungasramasebagaitempattinggalsantri yang bersifatpermanen.23

Adapunbeberapadefinisitentang boarding school diantaranyasebagaiberikut:

Boarding schoolterdiridaridua kata yaituboardingdanschool.Boarding

berartiasramadan school berartisekolah.Boarding school

adalahsistemsekolahberasrama, dimanapesertadidikdanjugapara guru

danpengelolasekolahtinggaldiasrama yang

beradadalamlingkungansekolahdalamkurunwaktutertentu. Boarding school

adalahsekolah yang memilikiasrama, dimanaparasiswahidupbelajarsecara total di

23

MujamilQamar, Pesantren Dari

TransformasiMetodologiMenujuDemokratisasiInstitusi,(Erlangga: Jakarta, 2007), hlm.1-2.

Page 27: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

55

lingkungansekolah. Karenaitusegalajeniskebutuhanbelajardisediakanolehsekolah,

dimanasistempembelajarannya full 24 jam.24

Menurut Oxford disctionarypendidikankepesantrenan(Boarding school) is

school where some or all pupil live during the term.

Artinyapesantrenadalahlembagapendidikan yang

manasebagianatauseluruhsiswanyabelajardantinggalbersamaselamakegiatanpemb

elajaran.25

Artisecaraumumdaripendidikankepesantrenan(Boarding

school)sebagaimanatertulisdari Word net bag.30 adalah a private school where

students are lodged and fed as well as

taught,artinyaadalahsebuahsekolahswastadimanasiswadiasramakan, di

berimakanserta di beripelajaran.26

Sekolah-sekolah yang menerapkansistemboarding

schoolatausekolahberasramabiasanyaadalah madrasah, yaitulembagapendidikan

yang tidakhanyamengajarkanpelajaranumummelainkanjugaterdapatpendidikan

agama islam. Pengembangan madrasah menujusekolahumumbercirikhas agama

islamsejatinyatelahdirancangsejakMukti Ali menawarkankonseppengembangan

madrasah melaluikebijakan SKB 3 Menteri (mentri agama,

24

Definisi boarding school dalamhttp://en.wikipedia.org/wiki/Boarding-school.Diakses, 2 Mar.

2015. Pada jam 22.00. 25

Definisi boarding school dalam http://Oxforddictionaries.com/ Diakses, 2 Mar. 2015. Pada

jam 22.00.

26

Definisi boarding school dalamhttp://www.dictionary30.com/. Diakses, 2 Mar. 2015. Pada

jam 22.00.

Page 28: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

56

menteriPendidikandanmenteridalamnegeri), yang berusahamensejajarkankualitas

madrasah sebandingdengansekolahumummelaluipolakurikulum, yakni 70%

terdiridaribidangstudiumumdan 30% bidangstudiagama.Dengankeluarnya SKB

3menteri tahun 1975 tentangpeningkatanmutupendidikanpada madrasah,

masyarakatmulaimengetahuieksistansi madrasah

dalamkontekssistempendidikannasional.27

Banyakkalanganpihak yang megakui madrasah sebagailembagapendidikan

yang baik, seperti kata Mukti Ali yang dikutipolehRusliKarim (1985: 138)

bahwa, sistempendidikandanpengajaranislam yang paling baik di Indonesia

adalahsistempendidikan yang mnengikutipolapondokpesantren,

sedangkanpengajarannyamengikutisistem madrasah atausekolah.28

Upayapeningkatanmutu madrasah merupakantuntutan yang

makinmendesakdantidakdapatdihindari.Era pasarbebas yang

akanmulaibergulirtahun 2003 menuntut “kemampuanbersaing” dari SDM kita.

Untukmemberigambaran madrasah

padamasadepan,makaperludirumuskangambarantentangvisi madrasah

dalamalamglobalisasi. Visimadrasah tersebutadalahmenjadikan madrasah sebagai

“sekolah plus” yang berkualitas, berkarakterdanmandiri. Sekolah plus

yaitulembaga madrasah yang

27

AinurrafiqDawamdan Ahmad Ta`rifin, Manajemen Madrasah BerbasisPesantren.(Jogjakarta:

Listafariska Putra, 2005). hlm. 56.

28

A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensiPendidikan Islam, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm.

249.

Page 29: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

57

menyiapkanpesertadidikmampudalamsainsdanteknologi,

namuntetapdenganidentitaskeislamannya.Inisesuaidengankonsepsekolahberbasis

asrama (boarding school) adalahsekolahumum yang bercirikhasislam.29

2. Karakteristik Boarding School.

Sejakawalberdirinyalembagainisangatmenekankanpadamoralitasdanmenjunj

ungtingginilai-nilaikemandirian, kesederhanaandansejenisnya.

Karakteristiksistempendidikan boarding school diantaranyaadalah:

1. Dari segisosial, sistem boarding school

mengisolasianakdidikdarilingkungansosial yang heterogen yang

cenderungburuk. Di

lingkungansekolahdanasramadikontruksisuatulingkungansosial yang

relatife homogeny yaknitemansebayadanpara guru pembimbing.

Homogeny dalamtujuanyaknimenuntutilmusebagaisaranamengejarcita-

cita.

2. Dari segiekonomi, boarding school memberikanlayanan yang

paripurnasehinggamenuntutbiaya yang cukuptinggi.

Olehkarenaitupesertadidikakanbenar-

benarterlayanidenganbaikmelaluiberbagailayanandanfasilitas.

3. Dari segisemangatreligiusitas, boarding school menjanjikanpendidikan

yang seimbangantarakebutuhanjasmanidanruhani, intelektualdan spiritual.

29

Dr. Husni Rahim, ArahBaruPendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Logos WacanaIlmu,

2001), hlm. 129.

Page 30: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

58

Diharapkanakanlahirpesertadidik yang

tangguhsecarakeduniaandenganilmudantehnologi,

sertasiapsecaraimandanamalshaleh.30

Tabel 1

3. Perbedaan Sekolah Terpadu (boarding school) dengan Sekolah

Formal31

No.

Kriteria

Sekolah Formal

Sekolah Terpadu

(Boarding School)

1. Fasilitas Fasilitas standar sekolah

umum

Dilengkapi fasilitas

hunian dan berbagai

fasilitas pendukung

2. Kegiatan harian Jadwal kegiatan terbatas

pada KBM

Jadwal kegiatan harian

teratur

3. Sistem

pendidikan

Pengajaran formal di

kelas dan kegiatan ektra

kulikuler

Pengajaran formal,

ekstrakulikuler,

pendidikan khusus atau

informal (keagamaan dll)

30

Bahtiardalam Boarding School danPeranannyaDalamPengembanganPendidikan Islam.

http//bhakti-ardi.blogspot.com/2012/07/boarding-school-dan-peranannya-dalam-80.html.

Diaksespada7 Mar. 2015.Pada jam 19.00. 31

Bahtiardalam Boarding School danPeranannyaDalamPengembanganPendidikan Islam.

http//bhakti-ardi.blogspot.com/2012/07/boarding-school-dan-peranannya-dalam-80.html.

Diaksespada7 Mar. 2015.Pada jam 19.00.

Page 31: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

59

4. Aktivitas Siswa datang ke sekolah

untuk belajar kemudian

pulang ke rumah

Siswa belajar dan tinggal

di sekolah, kehidupan

siswa ada di asrama

5. Kurikulum Kurikulum standar

Nasional

Kurikulum Standar

Nasional, kurikulum

Departemen Agama dan

kurikulum tambahan

khas Boarding School

6. Pemanfaatan

waktu

Waktu sangat terbatas

pada kegiatan belajar

mengajar

Tidak terbatas di jam

belajar, juga di jam

pelajaran

7. Proses pendidikan Perhatian guru tidak

optimum, karena

keterbatasan waktu dan

perbandingan jumlah

guru dengan siswa relatif

besar

Perhatian lebih optimum,

karena waktu interaksi

yang dimiliki lebih

banyak, perbandingan

siswa dan guru lebih

kecil

8. Jumlah siswa 40-45 peserta didik Minimal 18 orang,

maksimal 30 peserta

didik

Page 32: BAB II PRESTASI BELAJAR, BAHASA ARAB DAN …repository.iainpekalongan.ac.id/157/7/12. BAB II.pdf · Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya

60