program pendampingan belajar di rumah belajar

22
Korespondensi: [email protected] , [email protected] Published by Pusat Pengembangan KKN, LPPM, Universitas Negeri Semarang Submitted: 0000-00-00 Accepted: 0000-00-00 Published: 0000-00-00 Jurnal Bina Desa Volume0 (0) (0000) 0-00 p-ISSN 2715-6311 e-ISSN 2775-4375 https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jurnalbinadesa PROGRAM PENDAMPINGAN BELAJAR DI RUMAH BELAJAR “AMANAH” : DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN BUDAYA LITERASI PADA ANAK SD DALAM PROSES BELAJAR DI MASA PANDEMI SEPTIANA, ZITA INGREYNE YULIYANTO , SRI NURHAYATI 1 Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang 2 Sastra Prancis, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang 3 Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Semarang Email: [email protected], [email protected], Abstrak. Masa pandemi covid-19 memiliki dampak yang luar biasa terhadap aspek-aspek kehidupan di masyarakat. Salah satu dampak tersebut adalah pengalihan kegiatan belajar-mengajar tatap muka menjadi virtual atau yang dinamakan sekolah online. Dari hasil evaluasi yang didapatkan, kegiatan belajar-mengajar online ini justru berdampak negatif kepada para siswa yang menjalaninya. Minat literasi anak-anak Sekolah Dasar menjadi menurun, hal tersebut dikarenakan ada beberapa permasalahan yang menghambat kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu, dalam kegiatan KKN ini dilaksanakan pengabdian di Rumah Belajar “Amanah” untuk membantu dan melancarkan anak-anak dalam kegiatan belajar-mengajar. Dari kegiatan pengabdian tersebut, anak-anak dapat benar-benar mengasah kemampuan kognitif dan dapat meningkatkan budaya literasi pada anak-anak Sekolah Dasar. Metode pelaksanaan pengabdian ini dilakukan secara tatap muka minimal tiga kali dalam seminggu selama Masa KKN. Berbagai permasalahan yang muncul yaitu fasilitas sarana prasarana, jadwal “Kegiatan Belajar Mengajar”, dan menurunnya kemampuan kognitif anak usia SD. Dalam kegiatan pengabdian ini dilakukan pelengkapan dan pembersihan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, membuat jadwal kegiatan baru, dan mengenalkan budaya literasi kepada anak-anak. Selain itu, diperlukan adanya sosialisasi tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan anak-anak tersebut. Abstract. The pandemic period has a tremendous impact on aspects of life in society. One of these impacts is the transfer of face-to-face teaching and learning activities to virtual or so-called online schools. From the evaluation results obtained, this online teaching and learning activity actually has a negative impact on the students who live it. The literacy interest of elementary school children has decreased, this is because there are several problems that hinder teaching and learning activities. Therefore, in this KKN activity, service was carried out at the "Amanah" Learning House to help and launch children in teaching and learning activities. From these service activities, children can really hone their cognitive abilities and can improve literacy culture in elementary school children. The method of implementing this service is carried out face- to-face at least three times a week during the KKN Period. Various problems that arise are infrastructure facilities, the schedule of "Teaching and Learning Activities", and the decline in the cognitive abilities of elementary school-aged children. In this service activity, it is carried out completing and cleaning the required facilities and infrastructure, making a schedule of new activities, and introducing literacy culture to children. In addition, there is a need for socialization about the importance of education for the future of these children. Kata Kunci : Belajar Online, literasi, Pandemi Covid-19, Pendampingan belajar. Keywords : Online Learning, Literacy, Pandemic Covid-19, Tutoring Session.

Upload: others

Post on 29-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Submitted: 0000-00-00
Accepted: 0000-00-00
Published: 0000-00-00
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jurnalbinadesa
“AMANAH” : DALAM RANGKA MENINGKATKAN
ANAK SD DALAM PROSES BELAJAR DI MASA PANDEMI
SEPTIANA, ZITA INGREYNE YULIYANTO , SRI NURHAYATI
1Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
2 Sastra Prancis, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
3 Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Semarang
Email: [email protected], [email protected],
Abstrak. Masa pandemi covid-19 memiliki dampak yang luar biasa terhadap aspek-aspek kehidupan di masyarakat. Salah satu dampak tersebut adalah pengalihan kegiatan belajar-mengajar tatap muka menjadi virtual atau yang dinamakan sekolah online. Dari hasil evaluasi yang didapatkan, kegiatan belajar-mengajar online ini justru berdampak negatif kepada para siswa yang menjalaninya. Minat literasi anak-anak Sekolah Dasar menjadi menurun, hal tersebut dikarenakan ada beberapa permasalahan yang menghambat kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu, dalam kegiatan KKN ini dilaksanakan pengabdian di Rumah Belajar “Amanah” untuk membantu dan melancarkan anak-anak dalam kegiatan belajar-mengajar. Dari kegiatan pengabdian tersebut, anak-anak dapat benar-benar mengasah kemampuan kognitif dan dapat meningkatkan budaya literasi pada anak-anak Sekolah Dasar. Metode pelaksanaan pengabdian ini dilakukan secara tatap muka minimal tiga kali dalam seminggu selama Masa KKN. Berbagai permasalahan yang muncul yaitu fasilitas sarana prasarana, jadwal “Kegiatan Belajar Mengajar”, dan menurunnya kemampuan kognitif anak usia SD. Dalam kegiatan pengabdian ini dilakukan pelengkapan dan pembersihan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, membuat jadwal kegiatan baru, dan mengenalkan budaya literasi kepada anak-anak. Selain itu, diperlukan adanya sosialisasi tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan anak-anak tersebut.
Abstract. The pandemic period has a tremendous impact on aspects of life in society. One of these impacts is the transfer of face-to-face teaching and learning activities to virtual or so-called online schools. From the evaluation results obtained, this online teaching and learning activity actually has a negative impact on the students who live it. The literacy interest of elementary school children has decreased, this is because there are several problems that hinder teaching and learning activities. Therefore, in this KKN activity, service was carried out at the "Amanah" Learning House to help and launch children in teaching and learning activities. From these service activities, children can really hone their cognitive abilities and can improve literacy culture in elementary school children. The method of implementing this service is carried out face- to-face at least three times a week during the KKN Period. Various problems that arise are infrastructure facilities, the schedule of "Teaching and Learning Activities", and the decline in the cognitive abilities of elementary school-aged children. In this service activity, it is carried out completing and cleaning the required facilities and infrastructure, making a schedule of new activities, and introducing literacy culture to children. In addition, there is a need for socialization about the importance of education for the future of these children.
Kata Kunci : Belajar Online, literasi, Pandemi Covid-19, Pendampingan belajar.
Keywords : Online Learning, Literacy, Pandemic Covid-19, Tutoring Session.
2
Pendahuluan
Sejak Corona Virus Disease-19 atau yang lebih dikenal dengan Covid-19 masuk ke
Indonesia dan menjadi pandemi di seluruh dunia sangat berdampak dalam berbagai aspek
kehidupan. Menurut Kemenkes RI (2020), Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus bernama SARS-COV 2 atau yang juga dikenal sebagai virus Corona (RI, 2020).
Menurut Kemenkes RI, Covid-19 telah dinyatakan oleh WHO (World Healthy Organization)
sebagai pandemi dunia. Dan ditetapkan Pemerintah sebagai bencana alam berupa wabah
yang perlu ditanggulangi dengan keterlibatan seluruh komponen masyarakat.(RI, 2020).
Pendidikan termasuk dalam hak asasi atau hak mendasar yang harus didapatkan oleh
setiap orang. Pendidikan tersebut bertujuan untuk membentuk manusia yang berkualitas
dan berkarakter sehingga mempunyai pandangan yang luas atau rencana masa depan yang
akan dijalani (Rusiyono & Apriani, 2020). Lingkungan Pendidikan merupakan salah satu
faktor penentu lancarnya pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Proses kegiatan belajar
mengajar akan berjalan efektif apabila tercipta suasana aman dan nyaman.
Pandemi covid-19 tersebut berdampak besar terhadap proses belajar mengajar. Di era
digital ini seluruh kegiatan terutama di bidang pendidikan tentunya memerlukan sarana dan
prasarana penggunaan teknologi yang canggih, salah satunya ponsel. Di masa pandemi ini
ponsel sangat dibutuhkan untuk melangsungkan kegiatan belajar-mengajar secara virtual.
Namun ponsel tersebut sering disalahgunakan oleh para siswa, seperti bermain game dan
menggunakan mesin pencarian (search engine) secarai nstan. Penggunaan ponsel tersebut
dapat menurunkan tingkat literasi anak-anak melalui buku cetak. Mereka memilih untuk
menggunakan mesin pencarian untuk mencari jawaban dari pekerjaan rumah mereka
secara instan. Hal tersebut menyebabkan mereka enggan untuk menggunakan modul yang
telah di fasilitasi oleh sekolah. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan dan bimbingan
kepada anak-anak terhadap penggunaan ponsel. Pernyataan berikut senada dengan
pernyataan yang diuraikan oleh Ediati, dkk. bahwa orangtua memberikan keleluasan pada
anak-anak mereka untuk menggunakan gadget yang pada akhirnya membuat anak-anak
kecanduan game online (Ediati, Rahmandani, Kahija, Sakti, & Kaloeti, 2018).
Dikutip dari Irna (2019), bahwa pada dasarnya anak memiliki sikap imitatif (suka
meniru), oleh karena itu sebagai orang dewasa sebaiknya di depan selalu menunjukkan hal-
hal positif. Misalnya yaitu jika anak melihat bahwa orang dewasa yang menjadi
panutannya menunjukkan budaya literasi, maka anak akan ikut melakukan budaya literasi
(Irna, 2019). Seperti yang diketahui, bahwa anak usia dini merupakan masa emas (golden
age) yang dialami satu kali dalam periode kehidupannya (Suhendro & Syaefudin, 2020).
Oleh karena itu, penting bagi orang dewasa untuk memperhatikan sikapnya di depan anak-
PROGRAM PENDAMPINGAN BELAJAR DI RUMAH BELAJAR “AMANAH” : DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN BUDAYA LITERASI PADA ANAK SD DALAM PROSES
BELAJAR DI MASA PANDEMI
3
anak agar anak tersebut dapat meniru hal-hal yang baik. Sebaliknya, jika sebagai orang
dewasa menunjukkan sikap suka bermain gadget, maka anak pun akan meniru hal tersebut.
Salah satu daerah yang terkena dampak dari pandemi tersebut adalah Dusun
Gunungsari, Kelurahan Sidorejo Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga. Seperti daerah
lainnya, Dusun Gunungsari juga merasakan dampak langsung dari pandemi ini dari
berbagai aspek, terutama dalam aspek Pendidikan. Pendidikan adalah hal yang paling
utama bagi anak usia sekolah (terutama bagi anak-anak PAUD, TK, dan SD) yang masih
membutuhkan pendampingan belajar. Pandemi yang berkepanjangan mengakibatkan
kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka ditiadakan untuk sementara waktu
sampai pandemi mereda.
Oleh sebab itu, anak-anak tersebut membutuhkan pendampingan dalam belajar di
rumah. Dalam hal ini orang tua perlu berperan aktif sebagai ganti guru yang mendidik
anaknya di sekolahan. Padahal tidak semua orang tua dapat mendampingi anaknya dalam
belajar dikarenakan alasan yang bermacam-macam. Ada orang tua yang tidak bisa
mendampingi anaknya karena merasa tidak punya waktu, ada pula yang tidak bisar
mendampingi anaknya karena tidak memahami materi pembelajaran.Akibatnya, banyak
anak yang tidak lekas mengerjakan tugas sekolah dengan alasan tidak ada yang mengajari
dan mendampingi. Hal-hal tersebut dapat membuat kemampuan kognitif anak-anak
menjadi menurun karena kurang diasah.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, Relawan “Amanah” mendirikan sebuah
Rumah Belajar. Relawan “Amanah” adalah organisasi masyarakat yang terbentuk
darisekumpulan orang yang bergerak dalam kegiatan sosial yang ada di Gunungsari,
Kelurahan Sidorejo Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga. Sedangkan Rumah Belajar
“Amanah” merupakan salah satu fasilitas yang disediakan Relawan Amanah dalam
kegiatan sosial khusus untuk pendidikan. Yaitu sebagai tempat untuk mendampingi anak-
anak TK, PAUD, dan khususnya anak SD.
Dengan adanya Rumah Belajar “Amanah”, diharapkan anak-anak dapat mengasah
kemampuan kognitif dan daya kreatifitasnya kembali. Karena di Rumah Belajar
“Amanah”, anak-anak dapat mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah dengan
didampingi oleh para mentor relawan “Amanah”. Para mentor tersebut terdiri dari para
remaja usia SMA/K hingga mahasiswa yang bersedia membantu anak-anak di Rumah
Belajar “Amanah”. Dikarenakan semua pembelajaran dari pelajar SD hingga mahasiswa
dilakukan secara online, maka beberapa orang yang kemudian menjadi mentor tersebut
Septiana, Zita Ingreyne Yuliyanto/ Jurnal Bina Desa, Vol.1, No.1, Tahun 2021
4
tidak keberatan untuk ikut melakukan pengabdian masyarakat yang dilakukan di
Gunungsari demi memajukan desa tersebut.
Rumah Belajar “Amanah” ini sudah berdiri sejak tahun 2020 yang lalu. Tepatnya
yaitu pada tanggal 17 Agustus 2020 dan masih berdiri sampai saat ini. Di awal berdirinya,
masyarakat sekitar sangat antusias menyambut Rumah Belajar tersebut. Bahkan kuota
untuk anak PAUD dan TK hingga membludak. Dari yang batas maksimal hanya 15 anak
menjadi lebih dari 20 anak. Pada mulanya, tidak ada masalah besar yang terjadi dalam
pelaksanaannya hingga mengganggu kegiatan dalam Rumah Belajar tersebut.
Setelah satu tahun lebih sejak berdirinya Rumah Belajar tersebut, mulai lah muncul
berbagai masalah yang menjadi hambatan kegiatan dalam Rumah Belajar tersebut.
Masalah yang muncul yaitu di antara para mentor, fasilitas lain yang disediakan Rumah
Belajar, dan pada anak-anak SD tersebut. Masalah yang muncul di antara para mentor
yaitu berkurangnya mentor yang dapat mendampingi anak-anak SD tersebut karena tempat
para mentor bersekolah telah mengeluarkan kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM)
yang dilakukan di waktu tertentu yang membuat para mentor tidak lagi leluasa
berkontribusi dalam kegiatan pendampingan belajar. Sedangkan masalah yang muncul
terkait fasilitas lain yaitu terkait keterbatasan sarana dan prasarana. Masalah lain yang
muncul terkait anak-anak yang didampingi yaitu penurunan kemampuan kognitif dan daya
kreatifitas.
Oleh karena itu, tujuan dari pengabdian ini bertujuan untuk memperbaiki
permasalahan yang ada di Rumah Belajar Amanah melalui serangkaian metode
pelaksanaan yang akan dilakukan. Apabila permasalahan dalam Rumah Belajar Amanah
sudah teridentifikasi, maka langkah selanjutnya yaitu mencari solusi atau penyelesaian dari
masalah tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pengabdian ini yaitu
mencari solusi atas permasalahan yang terjadi di Rumah Belajar Amanah.
Metode
kognitif dan budaya literasi pada anak-anak Sekolah Dasar. Pengabdian ini dilaksanakan
dengan cara melakukan pendampingan belajar minimal 3 kali dalam seminggu, mulai dari
tanggal 4 Agustus hingga 13 September 2021secara langsung (tatap muka). Lokasi
pengabdian ini dilaksanakan di Rumah Belajar “Amanah” Gunungsari, Kelurahan Sidorejo
Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga. Sasaran kegiatan ini yaitu anak-anak SD yang
sedang melaksanakan KBM secara online akibat dampak dari pandemi covid-19.
Pelaksanaan pengabdian ini dibantu oleh beberapa remaja Gunungsari yang terdiri dari
Siswa SMA/K, Mahasiswa, dan beberapa orang yang sedang senggang di sela-sela
PROGRAM PENDAMPINGAN BELAJAR DI RUMAH BELAJAR “AMANAH” : DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN BUDAYA LITERASI PADA ANAK SD DALAM PROSES
BELAJAR DI MASA PANDEMI
5
pekerjaannya yang menjadi mentor di Rumah Belajar “Amanah”. Data para mentor saat
pelaksanaan kegiatan pengabdian ini yaitu 1 siswa SMA, 2 siswa SMK, satu siswa kelas 3
SMK, 4 mahasiswa masing-masing dari UKSW, UMS, dan Universitas Widya Husada
(warga Gunungsari), serta dari UNNES (pelaksana pengabdian), 1 remaja yang baru saja
mulai bekerja, dan 1 orang dewasa sebagai perwakilan dari Relawan Amanah yang ikut
membantu pelaksanaan kegiatan pendampingan belajar di Rumah belajar Amanah.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara yaitu : (1) observasi, (2) penerjunan
langsung, (3) wawancara, (4) dokumentasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui
permasalahan yang terjadi di Rumah Belajar “Amanah”. Penerjunan langsung dilakukan
agar pelaksana pengabdian merasakan secara langsung permasalahan yang muncul dari
pihak mentor. Wawancara dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang tidak tampak
secara langsung namun berdampak pada kegiatan pendampingan belajar di Rumah Belajar
Amanah. Dan dokumentasi dilakukan untuk meneliti ulang data yang didapatkan dan
mencari solusi atas permasalahan yang terjadi. Sehingga pengabdian ini tidak hanya
melaksanakan kegiatannya saja, namun juga membantu memecahkan masalah yang terjadi
dalam pelaksanaan Rumah Belajar Amanah.
Hasil dan Pembahasan
Kelurahan Sidorejo Kidul yang terletak di Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga terdiri
dari 9 RW dan 38 RT. Dua RW dari 9 RW, yaitu RW 06 dan RW 07, merupakan bagian
dari Dusun Gunungsari, yaitu salah satu dusun yang ada di Kelurahan Sidorejo Kidul.
Pelaksanaan pengabdian ini dilakukan di RW 06 Dusun Gunungsari, tepatnya yaitu di RT
02 RW 06 Gunungsari, Kelurahan Sidorejo Kidul (lokasi gedung yang digunakan sebagai
tempat Rumah Belajar Amanah). Namun dalam pelaksanaannya, anak-anak SD yang ikut
dalam pendampingan belajar tidak hanya warga Gunungsari (RW 06) saja. Namun juga
berasal dari RW lainnya. Selain itu, mereka juga berasal dari kelas dan sekolahan yang
berbeda-beda.
Pada awalnya Rumah Belajar Amanah dibuka setiap hari Senin-Sabtu. Dengan
ketentuan yaitu Senin-Sabtu untuk anak SD dan Senin-Jumat untuk anak pra-sekolah
(PAUD dan TK). Setiap hari Sabtu, para mentor akan mengadakan refreshing bagi anak-
anak SD agar mereka tidak bosan hanya belajar materi pembelajaran terus menerus. Bagi
anak pra-sekolah, biasanya akan diajak jalan-jalan keliling Gunungsari pada hari Jumat.
Semakin lama, dikarenakan kegiatan para mentor yang juga tidak menentu, akhirnya
kegiatan refreshing tersebut diganti dari yang seminggu sekali menjadi dua minggu sekali.
Septiana, Zita Ingreyne Yuliyanto/ Jurnal Bina Desa, Vol.1, No.1, Tahun 2021
6
Tidak hanya itu, pada event-event tertentu, para mentor juga memberikan refreshing
kepada anak-anak berupa outbound, jalan-jalan maupun lomba kecil.
Manfaat dari kegiatan pengabdian ini yaitu dapat membantu meringankan tugas
orang tua dalam mendampingi anaknya belajar. Anak-anak dapat belajar di Rumah Belajar
Amanah dengan didampingi oleh para mentor. Sehingga orang tua dapat lebih leluasa
melakukan kegiatan sehari-hari tanpa khawatir kegiatan belajar anakanya. Meskipun
begitu, para orang tua tetap harus mengecek ulang hasil belajar anaknya agar terjadi
kesesuaian harapan.
Gambar1.Lomba Agustusan
PROGRAM PENDAMPINGAN BELAJAR DI RUMAH BELAJAR “AMANAH” : DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN BUDAYA LITERASI PADA ANAK SD DALAM PROSES
BELAJAR DI MASA PANDEMI
Kualitas Belajar Anak-anak
Sebagai pendukung sebuah kegiatan diperlukan segala sesuatu yang disebut dengan
sarana dan prasarana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sarana merupakan alat
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan (Fatimah, 2019). Sedangkan Prasarana
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu semua hal yang merupakan penunjang
utama terselenggaranya suatu proses produksi(Fatimah, 2019).
Di Rumah Belajar juga memiliki sarana dan prasarana sebagai pendukung
berjalannya kegiatan pendampingan belajar yang saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya.
Sarana yang tersedia di Rumah Belajar hingga saat in yaitu buku materi pembelajaran,
meja, karpet, buku cerita, buku pengetahuan umum, buku tutorial, sapu, pel, dll.
Sedangkan prasrana yang tersedia di Rumah Belajar Amanah yaitu gedung (meminjam
gedung Tempat Pengajian Al-Quran yang terbengkalai), 3 ruang kelas, satu kamar mandi,
satu kran sebagai tempat cuci tangan, spidol, papan tulis, penghapus, dan alat tulis sekolah
(buku, pensil, bolpoint, penghapus, pensil warna).
Berikut ini hasil dan pembahasan terkait permasalahan sarana dan prasrana beserta
solusinya.Masalah yang pertama pada mulanya gedung tersebut tidak memiliki kamar
mandi. Kemudian atas inisiatif para Relawan Amanah, lahan di samping gedung yang tak
terpakai didirikan kamar mandi seadanya yang cukup untuk digunakan buang air. Masalah
kedua yaitu meja-meja yang digunakan untuk pendampingan belajar terbatas jumlah dan
kondisi yang mulai rusak. Solusi yang dilakukan yaitu memperbaiki meja yang rusak dan
menggunakan satu meja untuk dua orang anak dengan tetap memakai masker. Kemudian
masalah yang lain muncul, yaitu terkait persediaan buku-buku bacaan sebagai bahan
literasi anak-anak. Untuk masalah tersebut, dari salah satu warga Gunungsari
mengusulkan donasi yang kemudian ditanggapi oleh sebuah organisasi yang ada di
Salatiga, yaitu Insan Berbagi Salatiga. Dari donasi tersebut, didapatkan berbagai macam
buku materi pembelajaran, buku cerita anak, buku novel remaja, buku tutorial, buku
persiapan ujian, majalah anak, dll.
Setelah masalah tersebut selesai, pada masa kegiatan pengabdian sejak tanggal 4
Agustus- 13 September 2021 muncul masalah lain. Yaitu mengenai perawatan gedung.
Ternyata setelah pembelajaran selesai, ruang kelas ditinggalkan begitu saja oleh anak-anak
termasuk para mentor. Sehingga menyebabkan ruang kelas menjadi kotor dan berantakan.
Solusi dari masalah tersebut yaitu memberikan sosialisasi pola hidup bersih dan sehat.
Septiana, Zita Ingreyne Yuliyanto/ Jurnal Bina Desa, Vol.1, No.1, Tahun 2021
8
Pertama perlu diberitahukan kepada anak-anak bahwa agar nyaman dan terhindar dari
berbagai macam penyakit saat belajar, sebuah ruang kelas harus dipastikan bersih. Dan
untuk mendapatkan kelas yang bersih dan nyaman, maka diperlukan sebuah tindakan
yaitu membersihkan dan merapikan ruang kelas setelah selesai menggunakan ruangan. Hal
ini dilakukan setelah kegiatan pendampingan belajar agar esoknya kelas siap digunakan
dan tidak menguras energi karena harus membersihkan kelas sebelum belajar. Kegiatan
tersebut harus diterapkan dan dipraktikkan oleh semua anggota Rumah Belajar Amanah,
baik oleh para mentor maupun anak-anak SD.
Sarana dan prasarana juga mempengaruhi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) anak.
Apabila sarana dan prasarana yang tersedia kurang memadai juga akan mempengaruhi
KBM. Misalnya apabila tidak ada kamar mandi, anak yang menahan buang air akan
merasa tidak nyaman dan konsentrasi belajarnya dapat ikut menurun. Apabila tidak
tersedia fasilitas alat tulis cadangan, akan menghambat anak-anak yang mengerjakan tugas
tetapi lupa membawa alat tulis. Apabila tidak tersedia buku materi, akan membuat anak
menjadi kebingungan dalam mencari referensi jawaban. Tempat yang bersih ataupun kotor
juga dapat mempengaruhi kenyamanan dan konsentrasi belajar setiap anak. Oleh karena
itu, penting sekali untuk memastikan bahwa fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia
setidaknya cukup untuk memenuhi KBM.
Gambar 5.Menata rak buku yang berantakan
PROGRAM PENDAMPINGAN BELAJAR DI RUMAH BELAJAR “AMANAH” : DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN BUDAYA LITERASI PADA ANAK SD DALAM PROSES
BELAJAR DI MASA PANDEMI
Sejak kemunculan Covid-19, Kementerian Pendidikan menganjurkan agar kegiatan
belajar mengajar (KBM) dilakukan secara daring (dalam jaringan). Melalui smartphone para
guru memberikan tugas kepada anak-anak setiap harinya. Dan pelajar wajib melaporkan
hasil pekerjaannya baik setiap hari maupun satu minggu, baik dikumpulkan secara
langsung maupun via online. Kebijakan tersebut membuat anak kehilangan kesempatan
untuk belajar bersama dengan guru mereka yang lebih berpengalaman. Karena di
sekolahan sudah ada kurikulum yang membuat KBM menjadi lebih terstruktur dan
terarah, ditambah didampingi oleh guru yang memang ahlinya dalam bidang tersebut,
membuat KBM di sekolah lebih terjamin daripada KBM online.
KBM online tidak begitu terjamin, karena kemampuan setiap orang tua dalam
mendampingi anak belajar berbeda-beda. Belum lagi, dengan alasan agar cepat selesai dan
Septiana, Zita Ingreyne Yuliyanto/ Jurnal Bina Desa, Vol.1, No.1, Tahun 2021
10
dapat bermain, ataupun karena tidak mengerti materi, anak-anak mencari jalan yang
instan, yaitu dengan mencari jawabannya di google secara langsung. Hal ini berbeda
dengan anak-anak SD generasi sebelumnya maupun sebelum KBM online. Sebelum
maraknya smartphoneyang menjadi barang wajib ketika KBM online maupun sebelum
adanya KBM online, untuk dapat menjawab sebuah soal, seorang anak harus membaca
materi dari buku hingga benar-benar menemukan jawabannya.
Namun setelah adanya KBM online mencari jawaban langsung di internet tanpa
membaca materi adalah hal yang lumrah bagi anak-anak generasi KBM online. Apabila hal
tersebut diteruskan, maka kemampuan berpikir anak-anak akan semakin menurun karena
tidak pernah diasah untuk berpikir. Oleh karena itu, perlu disosialisasikan gerakan gemar
membaca di kalangan anak-anak. Anak-anak harus mengenal literasi kembali agar literasi
menjadi lestari dan anak-anak tidak kehilangan kemampuan berpikirnya.
Pertama, ajak anak untuk mendengarkan cerita anak yang ringan agar mudah
diterima. Ketika anak sudah mulai tertarik, kemudian anak-anak diajak untuk memilih
buku yang akan mereka baca sendiri. Setelah anak-anak gemar membaca, ajaklah anak-
anak untuk mencoba mencari jawaban dari sebuah pertanyaan di buku materi
pembelajaran yang mereka terima. Jika masih tidak ada –pada beberapa kasus buku
tematik mengacu agar anak berpendapat mengenai suatu persoalan yang tidak ada
jawabannya di buku, bantulah anak-anak tersebut untuk menemukan jawabannya. Pancing
mereka dengan membantu memberikan pendapat kemudian meminta pendapat kepada
anak-anak, apakah pendapat tersebut dapat diterima ataukah mereka memiliki pendapat
masing-masing. Berikut ini adalah dokumentasi pendampingan belajar dan literasi
(membaca buku cerita) :
PROGRAM PENDAMPINGAN BELAJAR DI RUMAH BELAJAR “AMANAH” : DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN BUDAYA LITERASI PADA ANAK SD DALAM PROSES
BELAJAR DI MASA PANDEMI
Gambar10. Belajar Mandiri
Septiana, Zita Ingreyne Yuliyanto/ Jurnal Bina Desa, Vol.1, No.1, Tahun 2021
12
Gambar13. Pendampingan Belajar
Gambar14. Pendampingan Belajar
PROGRAM PENDAMPINGAN BELAJAR DI RUMAH BELAJAR “AMANAH” : DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN BUDAYA LITERASI PADA ANAK SD DALAM PROSES
BELAJAR DI MASA PANDEMI
Para mentor Rumah Belajar Amanah adalah remaja-remaja yang bersedia untuk
mendampingi anak-anak tanpa adanya paksaan, diantara banyaknya remaja pandai yang
memiliki waktu luang di Gunungsari. Karena untuk mendampingi anak-anak belajar tidak
diharuskan orang yang pandai, namun diperlukan orang-orang yang mau dan bersedia.
Karena berbagai alasan para mentor mulai berkurang, ada yang dikarenakan mulai
bekerja, ada yang dikarenakan magang, dan PPL. Di tambah lagi, mulai akhir bulan
Agustus, setiap sekolahan mengeluarkan kebijakan untuk melakukan pembelajaran tatap
muka (PTM) pada waktu-waktu tertentu yang disesuaikan oleh kebutuhan para siswa, baik
para mentor maupun anak-anak SD. Para mentor yang bersekolah di SMK, mulai sering
datang ke sekolahan untuk melakukan praktik Kejuruan. Anak-anak SMA mulai PTM dua
hari dalam satu minggu. Beberapa SD juga melakukan kegiatan PTM dua hari dalam satu
minggu.
Terdapat satu SD yang melakukan kebijakan unik. Ada beberapa kelas yaitu kelas
1-4 yang berangkat dua hari dalam satu minggu memakai seragam sebagai PTM resmi dan
3 hari lainnya menggunakan pakaian bebas. Kelas 5 di SD tersebut juga melakukan PTM
secara resmi menggunakan seragam, dan 3 hari lainnya menggunakan pakaian bebas.
Untuk kelas 4, PTM dilakukan secara bergilir, yaitu absen awal 1-10 di pagi hari dan absen
lainnya di siang hari dan/atau sebaliknya. Kemudian kebijakan untuk kelas 6, absen awal
berangkat pada hari selasa dan kamis, dan absen akhir berangkat pada rabu dan jumat.
Dan khusus untuk hari sabtu, seluruh kelas 6 diwajibkan masuk ke sekolahan sekaligus
mengumpulkan tugas.
Akibat dari hal-hal tersebut, kegiatan pendampingan belajar di Rumah Belajar
Amanah menjadi sedikit kacau karena kurangnya komunikasi antara mentor dan anak-
anak SD. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara para mentor dan anak-anak agar
para mentor bertanya kepada anak-anak mengenai jadwal sekolah mereka dan/atau anak-
anak SD memberitahu kepada para mentor sebelum ditanyakan. Hal tersebut untuk
menghindari terjadinya perselisihan antara mentor dan anak-anak SD. Untuk menghindari
terbuangnya waktu dengan sia-sia, maka diperlukan kesepahaman antara mentor dan
anak-anak SD. Perlu adanya sinkronisasi jadwal antara mentor dan anak-anak SD.
Kemudian perlu dibuatkan jadwal mentor yang dapat mendampingi anak-anak SD dan
anak-anak yang akan datang ke Rumah Belajar (yang tidak memiliki jadwal datang ke
sekolah) per harinya. Hal tersebut akan memberikan efektifitas dan efisiensi kegiatan
pendampingan belajar di Rumah Belajar Amanah.
Septiana, Zita Ingreyne Yuliyanto/ Jurnal Bina Desa, Vol.1, No.1, Tahun 2021
14
Gambar15. Foto Bersama Relawan Amanah dan Semua Anggota Rumah Belajar setelah
seremoni Peringatan HUT Kemerdekaan RI
Gambar16. Foto Bersama Para Mentor Rumah Belajar Amanah setelah Pemotongan
tumpeng Ulang Tahun Pertama Rumah Belajar Amanah
Selain hal-hal yang telah diuraikan diatas, untuk meningkatkan kemampuan kognitif
dan budaya literasi pada anak usia SD diperlukan pemahaman bagi setiap anak mengenai
pentingnya pendidikan bagi kehidupan mereka, baik formal maupun informal. Dengan
mengetahui pentingnya pendidikan bagi kehidupan, mereka akan membentuk sebuah
kesadaran dalam diri sendiri untuk terus belajar. Oleh karena itu, sebelum mengenalkan
PROGRAM PENDAMPINGAN BELAJAR DI RUMAH BELAJAR “AMANAH” : DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN BUDAYA LITERASI PADA ANAK SD DALAM PROSES
BELAJAR DI MASA PANDEMI
mengetahui arti pendidikan bagi mereka sendiri hingga muncul kesadaran untuk belajar
tanpa paksaan. Sehingga anak dapat belajar dengan nyaman atas kehendak sendiri, bukan
karena paksaan.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diketahui bahwa
untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan budaya literasi pada anak usia SD
diperlukan beberapa hal berikut. Sebagai pendukung utama, dalam proses belajar
diperlukan fasilitas sarana dan prasarana yang cukup memadai. Diperlukan jadwal
pendampingan belajar agar kegiatan pendampingan belajar berjalan lebih terarah dan
terstruktur sehingga belajar menjadi lebih efektif dan efisien. Selain itu, diperlukan
kenyamanan dalam diri setiap anak ketika belajar. Mulai dari kenyamanan tempat hingga
perasaan mereka setiap belajar. Sebelum itu, perlu sekali untuk menumbuhkan kesadaran
pada masing-masing anak mengenai pentingnya belajar (pendidikan) bagi kehidupan
mereka. Sehingga anak-anak memilki kesadaran belajar tanpa harus dipaksa terlebih
dahulu.
Referensi
Ediati, A., Rahmandani, A., Kahija, Y. F., Sakti, H., & Kaloeti, D. V. (2018). Program Peningkatan Literasi Media Digital Terintegrasi pada Siswa Melalui Psikoedukasi Orangtua dan Guru di SD Negeri Tembalang Semarang. Seminar Nasional Kolaborasi
Pengabdian Pada Masyarakat , 424-428.
Fatimah, N. (2019, Agustus 12). Pelayanan Publik.id. Dipetik September 20, 2021, dari
Pengertian Sarana dan Prasarana, Fungsi Hingga Contohnya: https://pelayananpublik.id/2019/08/12/pengertian-sarana-dan-prasarana-fungsi- hingga-contohnya/
Irna. (2019). Menumbuhkan Minat Baca Anak Usia Dini Melalui Implementasi Literasi Keluarga. Fascho : Kajian Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan , 1-12.
RI, K. K. (2020). Pedoman Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan COVID-19 di
RT/RW/Desa. Dipetik September 16, 2021, dari Infeksi Emerging Kementerian
Kesehatan RI: https://covid19.kemkes.go.id/protokol-covid-19/pedoman-
pemberdayaan-masyarakat-dalam-pencegahan-covid-19-di-rt-rw-desa/
Septiana, Zita Ingreyne Yuliyanto/ Jurnal Bina Desa, Vol.1, No.1, Tahun 2021
16
Dini Inklusi. JEA (Jurnal Edukasi AUD) , 1-12.
Korespondensi: [email protected]
Submitted: 0000-00-00
Accepted: 0000-00-00
Published: 0000-00-00
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jurnalbinadesa
Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa
Email: [email protected] [email protected]
Abstrak. Pandemi Covid-19 telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia saat ini, khususnya dalam dunia pendidikan. Kegiatan bimbingan belajar berbasis luring di TPQ Desa Sanden rw 09, Kelurahan Kramat Selatan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, dilaksanakan sebagai program pengabdian KKN BMC UNNES 2021 dengan sasaran siswa TK sampai SD. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu anak – anak dalam proses belajarnya. Metode penelitian kegiatan ini secara deskriptif kualitatif, dengan pelaksanaan kegiatannya yaitu memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar, menjelaskan materi pelajaran, membantu menyelesaikan tugas sekolah, serta pemberian hadiah berupa snack dan pujian. Teknik pengumpulan secara tes untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa, dan secara non tes dengan wawancara untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Jenis data dalam penelitian ini tergolong data kualitatif. Teknik analisa data secara naratif deskriptif. Hasil yang didapat dari kegiatan bimbingan belajar yaitu siswa menunjukkan keinginannya untuk mengikuti bimbingan belajar setiap hari dan siswa menjadi lebih termotivasi ketika belajar secara bersama – sama.
Abstract. The Covid-19 pandemic has changed various aspects of human life, especially in the world of education. Offline-based tutoring activities at TPQ Sanden Village rw 09, South Kramat Village, North Magelang District, Magelang City, were carried out as a KKN BMC UNNES 2021 service program targeting kindergarten to elementary school students. This activity aims to help children in the learning process. The research method of this activity is descriptive qualitative, with the implementation of its activities, namely providing motivation to students in learning, explaining subject matter, helping to complete school assignments, and giving gifts in the form of snacks and praise. The collection technique is a test to determine the development of student achievement, and non-test with interviews to determine student learning motivation. The type of data in this study is classified as qualitative data. The data analysis technique is descriptive narrative. The results obtained from tutoring activities are that students show their desire to take tutoring every day and students become more motivated when studying together.
Keywords: Covid-19, tutoring, Sanden village
Pendahuluan
Negara Indonesia akhir-akhir ini telah dilanda bencana pandemi akibat virus corona
yang berdampak pada segala kegiatan manusia. Banyak kebijakan yang telah dilakukan
untuk mengurangi penyebaran virus, salah satunya dalam bidang pendidikan yaitu dengan
adanya keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020
tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa pandemi, jika kegiatan yang
berpotensi menimbulkan keramaian dapat dihentikan terlebih dahulu. Sehingga
pembelajaran jarak jauh atau secara online adalah salah satu solusi untuk mengatasi
kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran secara tatap muka. Prinsip yang diterapkan
dalam kebijakan masa pandemi COVID-19 adalah “kesehatan dan keselamatan peserta
didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas
utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran”.
2
Tentunya hal ini memberikan tantangan kepada semua elemen pendidikan yakni
peserta didik, guru hingga orang tua dan jenjang pendidikan untuk mempertahankan kelas
tetap aktif meskipun sekolah telah ditutup. Kondisi saat ini mendesak para elemen
pendidikan untuk melakukan inovasi dan adaptasi terkait pemanfaatan teknologi yang
tersedia untuk mendukung proses pembelajaran (Ahmed et al., 2020). Praktiknya
mengharuskan pendidik maupun peserta didik untuk berinteraksi dan melakukan transfer
pengetahuan secara online. Pembelajaran secara online dapat memanfaatkan platform
berupa aplikasi, website, jejaring sosial maupun learning management system (Gunawan et
al., 2020). Berbagai platform tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendukung transfer
pengetahuan yang didukung berbagai teknik diskusi dan lainnya.
Ekspetasi yang diharapkan, meskipun belajar secara online di rumah akan tetap
berjalan dengan baik dan efektif. Sehingga anak-anak sekolah tetap dapat mengakses
informasi dan pelajaran yang disampaikan guru melalui teknologi. Namun dalam
berjalannya pembelajaran yang dilakukan secara online di rumah sangat memberikan
dampak secara langsung baik positif dan negative bagi para orangtua siswa dan juga anak-
anak sekolah. Keberhasilan dari suatu model ataupun media pembelajaran tentunya
tergantung dari karakteristik peserta didiknya. Sebagai mana yang diungkapkan oleh
Nakayama bahwa dari semua literatur dalam e-learning mengindikasikan bahwa tidak
semua peserta didik akan sukses dalam pembelajaran online. Ini dikarenakan faktor
lingkungan belajar dan karakteristik peserta didik. (Nakayama M, Yamamoto H, 2007)
Masih banyak keluarga di Indonesia yang kurang familier melakukan sekolah di
rumah. Bersekolah di rumah menjadi kejutan besar khususnya bagi produktivitas orang tua
yang biasanya sibuk dengan pekerjaannya di luar rumah. Demikian juga dengan problem
psikologis anak - anak peserta didik yang terbiasa belajar bertatap muka langsung dengan
guru - guru mereka. Proses ini berjalan pada skala yang belum pernah terukur dan teruji
sebab belum pernah terjadi sebelumnya. Proses belajar secara daring ini sebenarnya kurang
efektif dikarenakan tidak ada jaminan bahwa siswa benar-benar memperhatikan penjelasan
yang diberikan oleh guru, selain itu siswa juga banyak kesulitan dalam memahami materi
yang diberikan oleh guru.
Masalah yang paling banyak dihadapi siswa adalah dalam proses mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru karena banyak siswa kurang memahami materi, selain itu juga
orang tua siswa tidak bisa membantu anaknya mengerjakan tugas karena kurang
memahami materinya. Sehingga hal ini tidak hanya berdampak pada saat proses belajar
tersebut tetapi juga berdampak pada kondisi emosi dan psikis seorang anak.
Sehingga dengan diterapkannya pembelajaran secara online ini para siswa juga
membutuhkan pendampingan belajar di rumah, karena butuh pembiasaan bagi siswa
belajar di rumah secara online. Kegiatan pendampingan belajar melalui bimbingan belajar
merupakan proses pemberian bantuan atau pertolongan yang baik bagi individu maupun
kelompok oleh seorang atau lebih pembimbing yang memiliki keahlian dibidang tersebut
dalam menentukan pilihan, penyesuaian atau pemecahan masalah belajar yang berkaitan
dengan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman, latihan maupun
rangsangan (Rosaria, et al., 2017).
Pendampingan belajar melalui kegiatan bimbingan belajar dapat meningkatkan
prestasi sekaligus motivasi belajar. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Zumaroh (2013)
yang menyatakan bahwa motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui layanan
bimbingan kelompok yang tepat. (Zumaroh, 2013). Untuk meningkatkan motivasi siswa
selain bimbingan belajar untuk memotivasi perlu adanya bimbingan secara mental dengan
Penerapan Bimbingan Belajar Di Masa Pandemi: Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa
3
memberikan motivasi positif. Pemberian reward tampaknya memberikan kontribusi yang
baik. Reward yang diberikan tidak selalu berupa barang melainkan dapat berupa pujian
atau konsekuensi positif (Erlita, 2014).
Oleh karena itu sesuai dengan program pengabdian Kuliah Kerja Nyata Bersama
Melawan Covid (KKN BMC) Universitas Negeri Semarang Tahun 2021 maka dilakukan
bimingan belajar yang bisa membantu siswa dalam beradaptasi belajar secara online.
Pendamping belajar ini bertujuan ntuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran secara daring. Selain itu, manfaat dari program kerja ini juga dapat
memudahkan para siswa yang kurang paham dan kurang mengerti dari materi
pembelajaran daring (Sanjaya, 2010). Di harapkan setelah adanya KKN BMC ini para
siswa mampu mampu belajar mandiri dan menerapkan ilmu yang di dapat dari
pembelajaran bimbingan belajar di lingkungan sekitar.
Metode
Dalam kegiatan bimbingan belajar ini, pendidikan menjadi sasaran utama. Yaitu
bagaimana cara menumbuhkan motivasi dan minat belajar siswa melalui kegiatan
bimbingan belajar. Selain itu, dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa perlu
melibatkan peran dari orang tua. Karena apabila orang tua tidak mendampingi dalam
proses belajar mengajar maka dorongan anak untuk belajar akan sulit muncul. Oleh karena
itu, untuk mengatasi masalah tersebut metode yang digunakan yaitu pendampingan siswa
melalui kegiatan bimbingan belajar yang dilaksanakan di TPQ Desa Sanden rw 09,
Kelurahan Kramat Selatan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang.
Kegiatan tersebut diikuti oleh partisipan siswa TK dan SD di Desa Sanden dengan
jumlah total siswa yang mengikuti kegiatan bimbingan belajar sebanyak 9 siswa TK dan 3
siswa SD. Fasilitas yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan program ini adalah
masker, handsanitizer, tempat minum, TPQ, meja belajar, alat tulis menulis, buku
pelajaran siswa, dan beberapa makanan ringan (snack).
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan setiap hari Rabu pada bulan Agustus – awal
September 2021 pukul 15.30 hingga 17.00 WIB. Pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar
ini yaitu berupa pemberian motivasi kepada siswa dalam belajar, menjelaskan materi
pelajaran, membantu menyelesaikan tugas sekolah, serta pemberian hadiah berupa snack
dan pujian. Metode penelitian pelaksanaan kegiatan ini secara deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan secara tes untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa, dan secara
non tes dengan wawancara untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Jenis data dalam
penelitian ini tergolong data kualitatif. Teknik analisa data secara naratif deskriptif.
Hasil dan Pembahasan
Hasil dari kegiatan pengabdian ini berupa pendampingan siswa melalui kegiatan
bimbingan belajar yang dilaksanakan di TPQ di Desa Sanden. Kegiatan pendampingan
belajar ini merupakan salah satu program wajib dalam KKN UNNES Bersama Melawan
Covid-19 bagi mahasiswa sebagai upaya pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini memberikan banyak manfaat, wawasan
dan pengetahuan kepada anak-anak di Desa Sanden, terutama dalam membantu
menyelesaikan tugas, meningkatkan prestasi dan motivasi belajar. Pelaksanaan kegiatan
bimbingan belajar ini berupa beberapa kegiatan, yaitu: (1) pemberian motivasi siswa dalam
belajar melalui motivasi berorientasi materi, (2) penjelasan materi, (3) pemberian bantuan
Rasendriya Saidani Asrurrosyid, Uswah Khasanah, Sri Nurhayati /Jurnal Bina Desa, Vol., No., Tahun 2021
4
dalam menyelesaikan tugas sekolah, dan (4) pemberian reward (hadiah) berupa
pujian/snack.
Gambar 1. Kegiatan pendampingan belajar siswa SD di Desa Sanden
Pemberian motivasi pada siswa dalam belajar melalui motivasi yang berorientasi
pada materi dengan cara memberikan suatu kegiatan motivasi yang sesuai dengan materi
yang akan dipelajari, misalnya dalam materi nilai-nilai Pancasila, keragaman budaya, dan
perilaku yang mencerminkan kerukunan dalam masyarakat di daerah tertentu yang dapat
merangsang siswa untuk siap menerima materi. Hal ini akan mendorong siswa untuk
bertanya-tanya dan termotivasi pada materi kegiatan yang akan dipelajari.
Kegiatan penjelasan materi untuk siswa-siwi dilakukan dengan mengacu pada buku
pelajaran siswa yaitu sesuai kurikulum 2013 dan buku pendamping berupa LKS. Setelah
pemaparan materi, siswa dapat bertanya terkait materi yang masih belum dimengerti
kepada pemateri atau mahasiswa. Tugas pemateri adalah adalah meluruskan jawaban dari
siswa dan menjawab apabila ada pertanyaan yang belum bisa terjawab.
Selama pembelajaran daring, siswa diberi tugas oleh guru kelas. Oleh karena itu,
pemberian bimbingan dalam pengerjaan tugas merupakan salah satu kegiatan yang
membantu orangtua yang tidak bisa mendampingi anaknya pada saat pembelajaran secara
online karena disibukkan dengan pekerjaan. Dalam pengerjaan tugas sekolah, siswa
dibimbing sesuai arahan tugas yang diberikan guru. Biasanya guru memberikan tugas
melalui Grup Whatsapp dan pengumpulan tugas dilakukan dengan cara memfoto hasil
pengerjaan lalu dikirim ke guru melalui whatsapp. Selain itu juga dapat dilakukan dengan
mengumpulkan langsung ke sekolah namun tentunya tetap dengan mematuhi protokol
kesehatan yang ada seperti menggunakan masker, dan membawa handsanitizer.
Kegiatan pemberian reward (hadiah) berupa pujian/penghargaan secara lisan dan
berupa barang bertujuan untuk menambah motivasi siswa dalam belajar dan merangsang
keaktifan serta sikap antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. Reward yang
diberikan berupa pujian/penghargaan secara lisan bagi siswa yang dapat menyelesaikan
soal dengan baik. Pemberian reward memberikan kontribusi yang baik dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa.
perkembangan ini dilihat berdasarkan hasil wawancara secara lisan pada siswa. Sebagian
besar siswa menunjukkan keinginannya untuk mengikuti bimbingan belajar setiap hari.
Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa sangat antusias dalam
mengikuti kegiatan bimbingan belajar. Siswa menjadi lebih termotivasi ketika belajar
Penerapan Bimbingan Belajar Di Masa Pandemi: Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa
5
bimbingan belajar sangat menyenangkan.
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program kerja bimbingan belajar tersebut
adalah terkadang anak-anak lupa untuk berangkat karena tertidur di sore hari sehingga
harus dijemput, malu ketika datang untuk pertama kali, kurang fokus karena bercanda
dengan teman - temannya ketika pemateri menjelaskan materi. Selain itu banyak siswa
yang masih belum bisa membaca sehingga butuh pendampingan ekstra dalam pengerjaan
tugas yang diberi guru. Upaya keberlanjutan terkait program bimbingan belajar ini adalah
berkoordinasi dengan orang tua mengenai kehadiran dan kemampuan anak-anak dalam
menangkap materi yang diberikan, sehingga bisa meringankan beban orang tua dalam
mendampingi anaknya belajar.
Simpulan Bimbingan belajar berbasis luring yang diikuti oleh 9 siswa TK dan 3 siswa SD yang
dilaksanakan di TPQ Desa Sanden, walaupun terdapat beberapa kendala, tetapi secara
keseluruhan kegiatan berjalan dengan lancar dalam proses pelaksanaannya. Pendampingan
dilaksanakan mulai hari Rabu pada bulan Agustus – awal September 2021 pukul 15.30
hingga 17.00 WIB. Pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar ini berupa pemberian motivasi
kepada siswa dalam belajar, menjelaskan materi pelajaran, membantu menyelesaikan tugas
sekolah, serta pemberian hadiah berupa snack dan pujian. Perkembangan motivasi belajar
siswa menunjukkan hasil yang positif, dilihat berdasarkan hasil wawancara secara lisan
pada siswa. Sebagian besar siswa menunjukkan keinginannya untuk mengikuti bimbingan
belajar setiap hari dan siswa menjadi lebih termotivasi ketika belajar secara bersama –
sama. Untuk selanjutnya dapat dilakukan koordinasi dengan orang tua terkait kemampuan
anak-anak dalam menangkap materi yang diberikan, sehingga bisa meringankan beban
orang tua dalam mendampingi anaknya belajar. Dan untuk kedepannya juga diharapkan
dapat lebih memperhatikan waktu pendampingan dengan melihat jam kondusif siswa
dalam menyerap pembelajaran.
Referensi Ahmed, S Shehata, dkk. 2020. Emerging Faculty Needs for Enhancing Student ngagement
on a Virtual Platform. https://doi.org/https://doi.org/10.1 5 694/mep
.2020.000075.1
Amelia, J. (2021). Pentingnya Penerapan Bimbingan Belajar Pada Siswa Sekolah Dasar di Masa
Pandemi Covid 19 di Desa Bronjong Kecamatan Bluluk. 2(2).
Anugrahana, A. (2020). Hambatan, Solusi dan Harapan: Pembelajaran Daring Selama
Masa Pandemi Covid-19 Oleh Guru Sekolah Dasar. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 10(3), 282–289. https://doi.org/10.24246/j.js.2020.v10.i3.p282-289
Dewi, W. A. F. (2020). Dampak COVID-19 terhadap Implementasi Pembelajaran Daring
di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 55–61.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.89
Gunawan Suranti N. M. Y. dan Fathoroni. 2020. Variations of Models and Learning
Platforms for Prospective Teachers During the COVID-19. Indonesian Journal of
Teacher Education: 61-70
Surat Edaran Kemendikbud No. 4 Tahun 2020. Pelaksanaan KebijakanPendidikan dalam
Masa Darurat Penyebaran Corona Viru Disease Covid 19. Diakses pada 11
September 2021 dari https://pusdiklat.kemdikbud.go.id/surat-edaran-mendikbud-
Rasendriya Saidani Asrurrosyid, Uswah Khasanah, Sri Nurhayati /Jurnal Bina Desa, Vol., No., Tahun 2021
6
no-4-tahun-2020-tentang-pelaksanaan-kebijakan-pendidikan-dalam-masa-darurat-
penyebaran-corona-virus-disease-covid-1-9.
Nakayama M, Yamamoto H, & S. R. (2007). The Impact of Learner Characterics on
Learning Performance in Hybrid Courses among Japanese Students. Elektronic
Journal E-Learning, Vol.5(3).1.
Erlita, B. T. (2014). Slow Learner: Bagaimana Memotivasinya dalam Belajar. Jurnal
Kependidikan Widya Dharma, 27(01), 1-8.
Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Rosaria, D., Novika, H. (2017). Bimbingan Belajar Bahasa Inggris Bagi Anak Usia Sekolah
Dasar (6-12 Tahun) Di Desa Semangat Dalam Rt.31 handil Bhakti. Jurnal Al-Ikhlas.
ISSN : 2461-0992 Volume 2 Nomor 2.
Zumaroh,A.Khasanah. (2013) Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Underachiever
Melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa SD Negeri Pekunden Semarang.
Under Graduates Thesis, Universitas Negeri Semarang.