bab ii perencanaan badan bendung

27
  PER NC NG N IRIG SI B NGUN N IR 21 BAB II PERENCANAAN BADAN BENDUNG 2.1. Data Perencanaan  Debit banjir rencana (Qd) = 225 m 3 /dt  Lebar dasar sungai pada lokasi bendung (b) = 35 m  Tinggi / elevasi dasar sungai pada dasar bendung = + 165 m  Tinggi / elevasi sawah bagian hilir tertinggi dan terjauh = + 167,20 m  Tinggi / elevasi muka tanah pada tepi sungai = + 168,30 m  Kemiringan / slope dasar sungai = 0,0030  Perencanaan bendung pelimpah pengambilan satu sisi (Q1) = 3,0 m 3 /dt 2.2. Perhitungan Hidrolika Air Sungai Dengan :         R C   1 87  ………………………… Rumus Bazim  I  R C v   3  …………………………. Rumus Chezy 2 3 3  d d b  A    3 2 2  d b  P    3 v  A Q     P  A  R    Keterangan : Q : Debit banjir rencana ( m 3 /dt ) A : Luas tampang basah saluran ( m 2  ) V : Kecepatan aliran ( m/dt ) R : Jari   jari hidrolis ( m ) P : Keliling basah ( m ) I : Kemiringan dasar sungai C : Koefesien kecepatan γ .. : Kekasaran dinding saluran ,

Upload: nanda-wouri

Post on 05-Oct-2015

161 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Merencanakan Badan Suatu Bendungan

TRANSCRIPT

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    21

    BAB II

    PERENCANAAN BADAN BENDUNG

    2.1. Data Perencanaan

    Debit banjir rencana (Qd) = 225 m3/dt

    Lebar dasar sungai pada lokasi bendung (b) = 35 m

    Tinggi / elevasi dasar sungai pada dasar bendung = + 165 m

    Tinggi / elevasi sawah bagian hilir tertinggi dan terjauh = + 167,20 m

    Tinggi / elevasi muka tanah pada tepi sungai = + 168,30 m

    Kemiringan / slope dasar sungai = 0,0030

    Perencanaan bendung pelimpah pengambilan satu sisi (Q1) = 3,0 m3/dt

    2.2. Perhitungan Hidrolika Air Sungai

    Dengan :

    R

    C

    1

    87 Rumus Bazim

    IRCv 3 . Rumus Chezy

    2

    33 ddbA

    322 dbP

    3vAQ

    P

    AR

    Keterangan :

    Q : Debit banjir rencana ( m3/dt )

    A : Luas tampang basah saluran ( m2 )

    V : Kecepatan aliran ( m/dt )

    R : Jari jari hidrolis ( m )

    P : Keliling basah ( m )

    I : Kemiringan dasar sungai

    C : Koefesien kecepatan

    .. : Kekasaran dinding saluran ,

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    22

    ... = 1,6 untuk saluran tanah ( disungai) & 1,75 untuk tanah kasar

    W : Lebar tanggul ( m )

    b . : Lebar dasar saluran ( m )

    2.1. Menentukan Tinggi Air Maksimum pada Sungai

    1

    1

    b

    d3 d3

    d3

    Gambar 2.1. Penampang Melintang Sungai

    Perhitungan tinggi air maksimum pada saat Banjir rencana terjadi ( Qd )

    memerlukan suatu perhitungan dengan cara coba coba, untuk perhitungan dalam

    hal ini diambil harga , m = 1, b = 35 m, Qd = 225 m3/dt, I = 0.0030

    Dengan bantuan tabel :

    Tabel 2.1. Perhitungan Tinggi Muka Air Maksimum di Hilir Bendung

    Sehingga tinggi air maksimum pada saat ( Qd ) terjadi adalah : ( d3 ) = 2,14675 m

    Dari perhitungan tersebut, maka didapat d3 = 2,14675 m.

    Cek jenis aliran air dengan Bilangan Froude ( Fr )

    Kontrol

    Q=Qd

    2,00000 74,000 40,657 1,820 39,799 2,6847 198,668 26,33 Tidak OK

    2,05000 75,953 40,798 1,862 40,043 2,7318 207,487 17,51 Tidak OK

    2,10000 77,910 40,940 1,903 40,281 2,7784 216,464 8,54 Tidak OK

    2,11000 78,302 40,968 1,911 40,328 2,7876 218,279 6,72 Tidak OK

    2,12000 78,694 40,996 1,920 40,374 2,7969 220,099 4,90 Tidak OK

    2,14000 79,480 41,053 1,936 40,467 2,8153 223,759 1,24 Tidak OK

    2,14500 79,676 41,067 1,940 40,490 2,8199 224,678 0,32 Tidak OK

    2,14600 79,715 41,070 1,941 40,494 2,8208 224,862 0,14 Tidak OK

    2,14650 79,735 41,071 1,941 40,497 2,8213 224,954 0,05 Tidak OK

    2,14675 79,745 41,072 1,942 40,498 2,8215 225,000 0,00 OK

    2,14680 79,747 41,072 1,942 40,498 2,8215 225,009 -0,01 Tidak OK

    2,14700 79,755 41,073 1,942 40,499 2,8217 225,046 -0,05 Tidak OK

    Kesalahan Qd3 A P R C V

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    23

    Fr = 1 ......................aliran kritis

    Fr > 1 ......................aliran super kritis

    Fr < 1 ......................aliran sub kritis

    6148,014675,281,9

    8215,2

    3

    3

    xdg

    vFr 1 , jenis termasuk dalam aliran sub

    kritis

    2.2. Perhitungan Bendung

    .2.2.1 Menghitung Lebar Bendung

    Lebar bendung yaitu jarak antara pangkal pangkalnya (abutment). Agar

    tidak mengganggu sifat pengaliran setelah dibangun bendung dan untuk

    menjaga agar tinggi air di depan bendung tidak terlalu tinggi, maka dapat

    dibesarkan sampai B 1,2 Bn

    Tinggi Jagaan

    Besarnya tinggi jagaan (freeboard) dapat ditentukan dari tabel berikut :

    Tabel 2.2 : Tinggi jagaan minimum untuk saluran tanah

    Q (m3/dt) Tinggi Jagaan (m)

    < 0,5 0,40

    0,5 1,5 0,50

    1,5 5,0 0,60

    5,0 10,0 0,75

    10,0 15,0 0,85

    >15,0 1,00

    Gambar 2.2 Mencari nilai B

    Sumber : Kriteria perencanaan KP-03-hal 26

    + 227,,14675 m

    + 225 m

    1 m

    B = (6/5) Bn

    Bn

    1 2 d3

    b = 35 m

    d3 = 2,14675 m

    1 1

    d3 d3

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    24

    Menghitung Lebar Sungai Rata-rata (Bn)

    m

    db

    dbBn

    14675,37

    14675,235

    )(2

    3

    321

    Menghitung Lebar Maksimum Bendung

    m

    BB n

    455761,44

    14675,37)5/6(

    )5/6(

    .2.2.2 Menghitung Lebar Pintu Penguras (b)

    Lebar pintu penguras (b) :

    m

    Bb

    5,44510

    1

    10

    11

    Lebar Maksimum Pintu Penguras = 2 m

    buahn 225,22

    5,4

    mb 5,13

    5,41

    Keterangan :

    b1 = lebar pintu penguras ........ (m)

    n = jumlah pintu penguras

    t = tebal pilar .......................(m)

    .2.2.3 Menghitung Lebar Efektif Bendung

    Lebar efektif bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk

    melewatkan debit pada saat banjir, pintu pembilas ditutup, ujung atas pintu

    bilas tidak boleh lebih tinggi dari mercu bendung, sehingga air bisa lewat

    diantaranya. Kemampuan pintu bilas untuk mengalirkan air dianggap hanya

    80% saja, maka disimpulkan besar lebar efektif bendung :

    Rumus : btBeffB 20,0

    Dimana : B eff : Lebar efektif bandung

    B : Lebar seluruh bendung

    t : Jumlah tebal pilar

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    25

    b : Jumlah lebar pintu - pintu pembilas

    Lebar Pilar (t) diambil = 1.5 m

    Direncanakan 2 pintu pembilas dan 2 pilar:

    m

    btBBeff

    2,40

    )5,4.2(20,0)5,12(45

    20.0 1

    Dengan :

    b1 = lebar pintu penguras (m)

    n = jumlah pintu penguras

    t = tebal pilar (m)

    Leff = panjang efektif bendung (m)

    t = jumlah tebal pilar ( m )

    b = jumlah lebar pintu bilas ( m )

    Dimana:

    Untuk pasangan batu, t 1,50m

    Untuk beton t 1,00m

    Gambar 2.3 Bendung dengan 2 pintu penguras

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    26

    .2.2.4 Menghitung Tinggi Mercu Bendung (P)

    Piel mercu bendung ditentukan oleh berbagai factor, sebagai pedoman

    dapat diambil sebagai ;

    a. Elevasi sawah tertinggi = 167,2 meter

    b. Tinggi air sawah = 0,10 meter

    c. Kehilangan tekanan dari saluran tersier ke sawah = 0,10 meter

    d. Kehilangan tekanan dari saluran sekunder ke

    saluran tersier = 0,10 meter

    e. Kehilangan tekanan dari saluran primer ke

    saluran sekunder = 0,10 meter

    f. Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran = 0,30 meter

    g. Kehilangan tekanan dari alat alat ukur = 0,40 meter

    h. Kehilangan tekanan dari sungai kesaluran primer = 0,20 meter

    i. Persediaan tekanan karena exsploitasi = 0,10 meter

    j. Persediaan untuk lain lain bangunan = 0,25 meter

    Jadi peil mercu bendung = 168,85 meter

    Sehingga :

    Elevasi tinggi bendung : + 168,85 meter

    Elevasi dasar sungai : + 165 meter

    Elevasi mercu bendung ( P ) : + (168,85 165) = + 3,85 meter

    .2.2.5 Perhitungan Tinggi Air Maksimum Diatas Mercu Bendung

    Gambar 2.4 Mercu Bendung

    M.A.N

    M.A.B Heh

    vc

    d0

    hv0

    p

    H dc

    d1

    Ec

    hv2

    d2

    d3

    hv3

    hv1

    E1

    E2

    E3

    v1

    v3

    L

    T

    v0

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    27

    .2.2.5.1 Menentukan Tinggi Bendung (He)

    Untuk menentukan tinggi air diatas mercu bendung digunakan

    cara coba-coba dengan menentukaan harga ( He ) terlebih

    dahulu, dimana nilai He = He

    Data perencanaan :

    Tinggi mercu bendung (p) = 3,85 m

    Panjang efektif bendung (Leff) = 40,12 m

    32

    effLC Q He

    eff

    d

    C

    QHe

    L2

    3

    321 xCxCCC

    32

    L

    eff

    d

    C

    QHe

    dimana :

    Qd = debit banjir rencana (m3/dt)

    Beff = lebar efektif bendung (m)

    He = tinggi total air di atas bendung (m)

    C = koefisien pelimpasan (discharge coefficient)

    C1 = dipengaruhi sisi depan bending

    C2 = dipengaruhi lantai depan

    C3 = dipengaruhi air di belakang bending

    Nilai C, C1, C2, dan C3 didapat dari grafik ratio of discharge

    coefficient (pada lampiran). Untuk menentukan tinggi air di atas

    bendung digunakan cara coba coba (Trial and Error) dengan

    menentukan tinggi perkiraan He terlebih dulu.

    Dicoba He = 1,8 m maka :

    14,28,1

    85,3

    He

    P

    Dari grafik DC 12 (pada lampiran) didapatkan C1 = 2,135

    (dengan upstream face : vertical)

    mdHPh ed 50325,314675,28,185,33

    14,38,1

    14675,250325,33

    He

    dhd (x > 1,8m)

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    28

    Dari grafik DC 13A didapatkan C2 = 1,00

    94625,18,1

    50325,3

    e

    d

    H

    h(x > 0,8m)

    Dari grafik DC 13B didapatkan C3 = 1,00

    Didapat C = C1 x C2 x C3 = 2,135

    `9,140,2 x 2,135

    225 32

    3

    2

    HeHemC x L

    QHe'

    eff

    d

    Perhitungan selanjutnya dilakukan dengan menggunakan tabel:

    Tabel 2.3. Perhitungan Tinggi Bendung

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    1,80 3,50 2,14 3,14 1,95 2,135 1,000 1,000 2,135 1,90 0,10

    1,90 3,60 2,03 3,03 1,90 2,130 1,000 1,000 2,130 1,90 0,00

    2,00 3,70 1,93 2,93 1,85 2,140 1,000 1,000 2,140 1,90 -0,10

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    C1He hd p/He (hd + d3)/He (hd)/He C2 C3 C He' Kesalahan

    Maka didapat tinggi total air di atas puncak/mercu bendung

    (He) = 1,90 m.

    .2.2.5.2 Tinggi Air Maksimum Di Atas Mercu Bendung

    Untuk menentukan tinggi air maksimum di atas mercu bendung

    dipergunakan cara coba-coba (trial and error), sehinggha

    diperoleh hv0 = hv0.

    Keterangan :

    hv0 = tinggi kecepatan di hulu sungai (m)

    H = tinggi air maksimum diatas mercu (m)

    d0 = tinggi muka air banjir di hulu bendung (m)

    v0 = kecepatan aliran di hulu bendung (m/dt)

    g = grafitasi (9,81 m/dt2)

    g

    vhvo

    2

    2

    0'

    A

    Qv d0 0.dLA ef

    pHd 00vhheH

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    29

    Tabel 2.4. Perhitungan Tinggi Air Maksimum di Atas Mercu Bendung

    Didapat :

    Qd = 225 m3/dt

    d3 = 2,14675 m

    Leff = 40,2 m

    p = 3,85 m

    He = 1,90 m

    Maka didapat :

    hv0 = hv = 0,049 m

    H = 1,851 m

    d0 = 5,701 m

    A = 229,341 m2

    V0 = 0,982 m/dt

    .2.2.6 Perhitungan Ketinggian Energi pada Tiap Titik

    .2.2.6.1 Tinggi Energi Pada Aliran Kritis

    Menentukan hidrolic pressure of the weir (dc)

    dtm

    L

    Q

    L

    Qq

    eff

    460,5

    2,40

    225

    '

    31

    2

    g

    qdc

    hvo H do A v0 hvo Kesalahan

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    0,060 1,840 5,690 228,738 0,984 0,049 0,011

    0,055 1,845 5,695 228,939 0,983 0,049 0,006

    0,050 1,850 5,700 229,140 0,982 0,049 0,001

    0,049 1,851 5,701 229,180 0,982 0,049 0,000

    0,045 1,855 5,705 229,341 0,981 0,049 -0,004

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    30

    3

    1

    2

    81.9

    60,5

    m473,1

    Menentukan Harga Ec

    c

    cd

    qv

    473,1

    60,5

    dtm802,3

    g

    vh cvc

    2

    2

    m .

    737,08192

    802,32

    PhdE vccc

    85,3737,0473,1

    m06,6

    Keterangan :

    dc = tinggi air kritis di atas mercu (m)

    vc = kecepatan air kritis (m/dt)

    hvc = tinggi kecepatan kritis (m)

    Ec = tinggi energi kritis (m)

    .2.2.6.2 Tinggi Energi (Air Terendah) Pada Kolam Olakan

    Diketahui :

    q = 5,60 m4/dt

    Ec = 6,06 m

    Dimana :

    1

    1v

    qd

    g

    vhv

    2

    2

    11 111 vhdE

    Dengan menggunakan rumus di atas, perhitungan untuk

    menentukan tinggi energi (air terendah) pada kolam olakan

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    31

    dilakukan dengan menggunakan menggunakan cara coba-coba

    (trial and error) sehingga diperoleh E1 Ec

    Tabel 2.5. Perhitungan Tinggi Energi (Air Terendah) Pada Kolam Olakan

    10,380 5,682 0,539 5,492 6,031 6,060 -0,029

    10,390 5,682 0,539 5,502 6,041 6,060 -0,019

    10,400 5,682 0,538 5,513 6,051 6,060 -0,009

    10,405 5,682 0,538 5,518 6,056 6,060 -0,004

    10,409 5,682 0,538 5,522 6,060 6,060 0,000

    10,412 5,682 0,538 5,525 6,063 6,060 0,003

    Kesalahanqv1 Ecd1 hv1 E1

    Maka didapat :

    v1 = 10,409 m/dt

    d1 = 0,538 m

    hv1 = 5,522 m

    E1 = 6,060 m

    dimana :

    d1 = tinggi air terendah pada kolam olakan (m)

    v1 = kecepatan aliran pada punggung bendung (m/dt)

    hv1 = tinggi kecepatan (m)

    E1 = tinggi energi (m)

    .2.2.6.3 Tinggi Energi (Air Tertinggi) pada Kolam Olakan

    1

    1

    d . g

    vFr

    538,081.9

    409,10

    531,4

    1-812

    212 Fr

    dd

    1-531,4812

    538,0 2

    m189,3

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    32

    2

    2d

    qv

    189,3

    600,5

    dtm /756,1

    g

    vhv

    2

    2

    22

    9.812

    756,12

    m157,0

    222 vhdE

    157,0189,3

    m346,3

    dimana :

    Fr = bilangan Froude

    d2 = tinggi air tertinggi pada kolam olakan (m)

    v2 = kecepatan aliran ( m/dt )

    hv2 = tinggi kecepatan (m)

    E2 = tinggi energi (m)

    2.2.6.4 Tinggi Energi di Hilir Bendung

    Pada perhitungan tinggi air di atas mercu bending telah

    didapat d = d3 = 2,14675 m, maka :

    3

    3d

    qv

    2,14675

    600,5

    dtm /270,2

    g

    vhv

    2

    2

    3

    3

    9.812

    270,2 2

    m263,0

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    33

    333 vhdE

    263,014675,2

    m410,2

    dimana :

    v3 = kecepatan aliran di hilir bendung (m/dt)

    d3 = tinggi air di hilir bendung (m)

    hv3 = tinggi kecepatan di hilir bendung (m)

    E3 = tinggi energi di hilir bendung (m)

    2.2.6.5 Perhitungan Panjang dan Dalam Penggerusan

    2.2.6.5.1 Dalam Penggerusan ( Scouring Depth )

    d0 = 5,701 m

    d3 = 2,14675 m

    h = d0 d3

    = 5,701 2,14675

    = 3,554 m

    q = 5,600 m4/dt

    d = diameter yang hanyut waktu banjir, diambil

    d = 300 mm

    Schoklish Formula :

    0.570.2

    32.0q h

    75,4

    dT

    57,02,0

    32,0600,5554,3

    300

    75,4

    m634,2

    Keterangan :

    h = beda tinggi muka air di hulu dan di hilir (m)

    d = diameter batu yang jatuh ke dalam kolam olak

    (d = 300 mm)

    T = dalam penggerusan (m)

    2.2.6.5.2 Panjang Penggerusan (Scouring Length)

    v1 = 10,409 m/dt

    H = 1,815 m

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    34

    P = 3,85 m

    Angerholzer Formula :

    Hg

    PHgvL

    221

    815,181.9

    85,32815,181,92409,10

    m324,16

    Keterangan :

    v1 = kecepatan aliran pada punggung bendung

    (m/dt)

    H = tinggi air maksimum dari puncak mercu (m)

    P = tinggi mercu bendung (m)

    L = panjang penggerusan (m)

    Tabel 2.6. Ketinggian Energi Pada Tiap Titik

    Titik-titik d v hv E

    0 5,701 m 0,982 m/dt 0,049 m

    1 0,538 m 10,409 m/dt 5,522 m 6,060 m

    2 3,189 m 1,756 m/dt 0,157 m 3,346 m

    3 2,14675 m 2,270 m/dt 0,263 m 2,410 m

    c 1,473 m 3,802 m/dt 0,737 m 6,060 m

    H

    He

    p

    T

    L

    1,815 m

    1,90 m

    3,85 m

    2,634 m

    16,324 m

    2.2.6.5.3 Panjang Penggerusan (Scouring Length)

    Elev. dasar sungai = + 165,00 m

    Elev. muka air normal (MAN) = + 165,00 + p

    = + 165,00 + 3,85

    = + 168,85 m

    Elev. muka air banjir (MAB) = + 165,00 + d0

    = +165,00 + 5,701

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    35

    = + 170,701 m

    Elev. energi kritis = + 165,00 + Ec

    = + 165,00 + 6,060

    = + 171,060 m

    Elev. energi di hilir bendung = + 165,00 + E3

    = + 165,00 + 2,410

    = + 167,410 m

    Elev. dasar kolam olakan = + 165,00 (T d3)

    = + 165,00 (2,634 2,14675)

    = + 164,513 m

    Elev. sungai maksimum di hilir = + 165,00 + d3

    = + 165,00 + 2,14675

    = + 167,14675 m

    Gambar 2.5 Ketinggian Energi Pada Tiap Titik

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    36

    2.3. Perhitungan Bendung

    .2.3.1 Menentukan bagian Up Stream (muka) bendung

    Untuk menentukan bentuk penampang kemiringan bendung bagian hulu,

    ditetapkan berdasarkan parameter seperti H dan P, sehingga akan diketahui

    kemiringan bendung bagian up stream seperti ketentuan Tabel

    Data :

    H = 1,815 m

    P = 3,85 m

    121,2815,1

    85,3

    H

    P

    Tabel 2.7. Nilai P/H terhadap kemiringan muka bendung

    P/H Kemiringan

    < 0.40 1 : 1

    0.40 1.00 3 : 2

    1.00 1.50 3 : 1

    > 1.50 Vertikal

    Dari tabel, untuk P/H = 2,121 diperoleh kemiringan muka bendung adalah

    vertikal. Bentuk mercu yang dipilih adalah mercu Ogee.

    Bentuk mercu Ogee tidak akan memberikan tekanan sub atmosfer pada

    permukaan mercu sewaktu bendung mengalirkan air pada debit rencana,

    karena mercu Ogee berbentuk tirai luapan bawah dari bendung ambang

    tajam aerasi. Untuk debit yang rendah, air akan memberikan tekanan ke

    bawah pada mercu.

    Dari buku Standar Perencanaan Irigasi KP-02 Hal 48 Gambar 4.9, untuk

    bendung mercu Ogee dengan kemiringan vertikal, pada bagian up stream

    diperoleh nilai :

    X0 = 0,175 H = 0,175 1,815 = 0,318 m

    X1 = 0,282 H = 0,282 1,815 = 0,512 m

    R0 = 0,5 H = 0,5 1,815 = 0,908 m

    R1 = 0,2 H = 0,2 1,815 = 0,363 m

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    37

    .2.3.2 Menentukan bagian Down Stream (belakang) bendung

    Untuk merencanakan permukaan mercu Ogee bagian hilir, U.S.Army Corps

    of Engineers mengembangkan persamaan sebagai berikut :

    yHkxnn )1( ..................................................(1)

    Dimana :

    Nilai k dan n tergantung kemiringan up stream bendung.

    Harga harga k dan n adalah parameter yang ditetapkan dalam Tabel

    di bawah.

    x dan y adalah koordinat koordinat permukaan down stream.

    H adalah tinggi air di atas mercu bendung.

    Tabel 2.8. Nilai k dan n untuk berbagai kemiringan

    Kemiringan permukaan k n

    1 : 1 1,873 1,776

    3 : 2 1,939 1,810

    3 : 1 1,936 1,836

    vertikal 2,000 1,850

    Sumber : Standar Perencanaan Irigasi KP-02 Hal 47

    Bagian up stream : Vertikal

    Dari tabel di atas diperoleh :

    k = 2.000

    n = 1.850

    Nilai k dan n disubstitusi ke dalam persamaan (1)

    Sehingga didapat persamaan down stream

    yHkx nn )1(

    yx )1850.1(850.1 815,12

    yx 320,3850.1

    320,3

    850.1xy

    850.1301,0 xy

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    38

    .2.3.3 Menentukan Koordinat Titik Singgung antara Garis Lengkung dengan

    Garis Lurus Sebagian Hilir Spillway

    a. Kemiringan bendung bagian down stream (kemiringan garis lurus)

    1dx

    dy (1 : 1)

    b. Persamaan parabola : 850.1301.0 xy

    Turunan pertama persamaan tersebut :

    850.1301,0 xy

    850.085,1.301,0 x

    dx

    dy

    850.055685,0 xdx

    dy

    Kemiringan garis lurus 1:1

    1dx

    dy

    1

    1 tg

    dx

    dy

    850.055685,01 x

    55685,0

    1850.0 x

    mxc 790,1

    850.1301,0 xy

    850.1790,1301,0 y

    myc 884,0

    Diperoleh koordinat titik singgung cc yx , = (1,790 ; 0,884) m

    Jadi perpotongan garis lengkung dan garis lurus terletak pada

    jarak:

    y = 0,884 m dari puncak spillway

    x = 1,790 m dari sumbu spillway

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    39

    Lengkung Mercu Spillway Bagian Hilir

    Persamaan : 850.1301,0 xy

    Elevasi muka air normal = + 168,85 m

    Elevasi dasar kolam olakan = + 164,513 m

    cc yx , = (1,790 ; 0,884) m

    Tabel 2.8. Lengkung Mercu bagian Hilir / Down Stream (interval 0.2)

    x (m) y (m) Elevasi (m)

    0,000 0,000 168,850

    0,200 0,015 168,835

    0,400 0,055 168,795

    0,600 0,117 168,733

    0,800 0,199 168,651

    1,000 0,301 168,549

    1,200 0,422 168,428

    1,400 0,561 168,289

    1,600 0,718 168,132

    1,800 0,893 167,957

    Bagian Hilir Spillway dengan Kemiringan 1 : 1

    1tg ; o45

    persamaan xytgx

    y 1

    Elev. dasar kolam olakan = + 164,513 m

    Tabel 2.9. Bagian Hilir dengan Kemiringan 1:1

    x (m) y (m) Elevasi (m)

    0,000 0,000 168,850

    0,500 0,500 168,350

    1,000 1,000 167,850

    1,500 1,500 167,350

    2,000 2,000 166,850

    2,500 2,500 166,350

    3,000 3,000 165,850

    3,500 3,500 165,350

    4,000 4,000 164,850

    4,337 4,337 164,513

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    40

    Gambar 2.6. Rencana Bentuk Mercu Bendung

    2.4. Perencanaan Lantai Depan (Apron)

    Untuk mencari panjang lantai muka, maka yang menentukan adalah H terbesar.

    H terbesar ini biasanya terjadi pada saat air muka setinggi mercu bendung,

    sedangkan di belakang bendung adalah kosong. Seberapa jauh lantai muka ini

    diperlukan, sangat ditentukan oleh garis hidraulik gradien yang digambar kearah

    upstream dengan titik ujung belakang bendung sebagai titik permulaan dengan

    tekanan sebesar nol. Miring garis hidraulik gradien disesuaikan dengan

    kemiringan yang diijinkan untuk suatu tanah dasar tertentu, yaitu dengan

    menggunakan Creep Ratio (c).

    Gambar 2.7 Teori Bligh

    Berdasarkan teori Bligh, prosedur mencari panjang apron dengan hidroulik

    gradient ini menggunakan perbedaan tekanan sepanjang garis aliran.

    L

    H

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    41

    Gambar 2.8 Creep Line Rencana

    .2.4.1 Menentukan panjang lantai muka dengan rumus BLIGH

    =

    L = c . H

    Di mana :

    H = Beda Tekanan

    L = Panjang Creep Line

    c = Creep Ration (diambil c = 5, untuk pasir kasar)

    H ab = 5

    3 = 0,6

    H bc = 5

    5,2= 0,5

    H cd = 5

    2 = 0,4

    H de = 5

    5,1 = 0,3

    H ef = 5

    1 = 0,2

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    42

    H fg = 5

    1 = 0,2

    H gh = 5

    1 = 0,2

    H hi = 5

    2 = 0,4

    H ij = 5

    2 = 0,4

    H = 3,2 m

    L = H . c

    = 3,2 . 5

    = 16 m

    Faktor keamanan = 2 m

    Jadi L = 16 + 2 m = 18 m

    Menghitung kemiringan garis hidraulic gradien

    = Ljk

    jk Htan 1

    = 6,0744

    2250,1tan 1

    = 11,400

    Jadi sudut yang dibentuk garis Hidraulic Gradient adalah 11,40

    .2.4.2 Menghitung Panjang Lantai Muka Total

    Panjang lantai muka total = Panjang lantai muka + Angka keamanan

    = 11,65 m + 2 m

    = 13,65 m

    Jadi panjang lantai muka total adalah 13,65 m

    .2.4.3 Menentukan Panjang Creep Line

    Panjang horizontal (Lh ) = 2,5 + 1,5 + 1 + 2 + 11,65 + 0,5

    = 19,15 m

    Panjang vertical (Lv) = 3 + 2 + 1 + 1 + 2 + 0,62 + 1 = 10,62 m

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    43

    Panjang Total Creep Line (L) = Lh + Lv

    = 19,15 + 10,62 = 29,77 m

    Kontrol :

    cHL 29,77 3,2 5

    29,77 13 ................ (konstruksi aman terhadap tekanan air)

    .2.4.4 Pengujian Creep Line ada dua cara yaitu :

    a. Teori Bligh

    L = Cc . Hb

    Di mana L = Panjang Creep Line yang diijinkan

    Cc = Koefisien Bligh (Cc diambil 5)

    Hb = beda tinggi muka air

    Hb = P + H d3

    = 3,85 + 1,815 2,14675 = 3,51825 3,52 m

    sehingga L = Cc . Hb

    = 5 . 3,52 = 17,6 m

    Syarat : L < L

    17,6 m < 31,1944 m ..(OK!!!)

    b. Teori Lane

    L = Cw . Hb

    Di mana Cw adalah koefisien lane (Cw diambil 3)

    Sehingga : L = Cw . Hb

    = 3 . 3,52

    = 10,56 m

    Ld = Lv + 3

    1 Lh

    = 11,62 + 3

    1.19,5744

    = 18,1448 m

    Syarat : L < Ld

    10,56 m < 18,1448 m .......(OK!!!)

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    39

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    39

  • PERANCANGAN IRIGASI BANGUNAN AIR

    45