bab ii landasan teori - library & knowledge center - rudi... · bab ii landasan teori 2.1...
TRANSCRIPT
5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Pemetaan jurnal dengan ITIL framework di mana Configuration
Management Database (CMDB) didefinisikan dalam proses Configuration
Management dapat dilihat pada tabel 2.1. Dalam ITIL V3 proses Configuration
Management digabung dengan Asset Management dan disebut Service Asset and
Configuration Management. Salah satu tujuan proses ini adalah mendukung
proses-proses Service Management dengan memberikan informasi yang akurat
sehingga memungkinkan pengambilan keputusan pada saat yang tepat (OGC,
2007). Manajemen layanan TI di perguruan tinggi terdiri dari tiga factor yaitu
orang, proses dan teknologi. Proses mengacu pada proses kerja yang terlibat
dalam IT pelayanan dan pemeliharaan. Proses adalah dasar dari ketiga faktor.
Orang mengacu pada organisasi bentuk dan budaya TI konstruksi dan
pemeliharaan. Teknologi mengacu pada sarana teknis yang digunakan dalam IT
konstruksi dan pemeliharaan. Hanya melalui keterhubungan dari tiga faktor
tersebut layanan TI akan bejalan baik (Wang, 2007).
Karena informasi yang diberikan adalah informasi dari banyak aset/CI
(Configuration Item), maka dibutuhkan tempat menyimpan yang sesuai dengan
dinamisme proses-proses Service Management (Ayat, 2009). ITIL mendefinisikan
tempat penyimpanan data ini sebagai CMDB. Sumber Data yang ada di dalam
CMDB tentunya harus data yang terbaru dan terakurat. Versi data yang ada di
dalam suatu organisasi beragam, terdapat data di akuntansi, sistem management,
sistem network management, database inventory, dan data lainnya. ITIL menuntut
6
agar data di CMDB dapat dipakai sebagai “Single source of truth” (Satu-satunya
data yang dianggap benar), sehingga perlu untuk memastikan agar data yang
dimasukkan ke dalam CMDB adalah data yang paling akurat. Data ini diperoleh
dengan proses rekonsiliasi, yaitu menggabungkan data dari sumber-sumber data
diatas dengan hanya mengambil bagian yang paling akurat dari tiap sumber (Axel,
2010).
7
Tabel 2.1 Pemetaan Jurnal
No Judul Methodology Uji/Hitung/Ukur Hasil Yg Didapat Kesimpulan Penulis
1 Implementing ITIL-based CMDB in the
Organizations to Minimize or Remove Service
Quality Gaps
IT Service Management Model of S.Q.G.s and
CMDB
ITIL berbasis CMDB Penggunaan ITIL berbasis
CMDB sebagai repositori yang
digunakan untuk
mengumpulkan semua hal
yang berkaitan dengan
prespektif pelanggan dan juga
lintas bagian di dalam
sembuah organisasi
• Mohammad
Sharifi
• Masarat Ayat
• Shamsul
Sahibudin
2 ITIL as Common Practice Reference Model for IT
Service Management: Formal Assessment and
Implications for Practice
ITIL (IT Infrastructure
Library)
Total balance sheet,
anggaran dan durasi
proyek
Perbedaan service level
management dan capacity
management
Kritikal model untuk
mendapatkan manfaat
Axel Hochstein,
Dr. Rudiger
Zarnekow, Prof. Dr.
Walter Barnner
3 Evaluation of Service-Oriented IT Management
in Practice
IT management customer
focus
Case study to identify typical benefit and
cost categories and to look at
factors crucial for successful ITIL
transformation projects
ITIL principles should be
adapted according to the
requirements of the company
and should be applied
seIectively.
• Axel Hochstein
• Riidiger Zarnekow
• Walter Brenner
4 An ITIL-based IT Service Management Model for
Chinese Universities
Proses kerja dan
pemeliharaan yang
terlibat dalam layanan IT
User, Process dan
Technology
Menetapkan model pengelolaan
layanan TI yang tersebut sesuai
dengan karakteristik universitas
Model organisasi, model
proses dan model teknologi
kampus pada manajemen
layanan TI berdasarkan teori
ITIL dan penerapannya pada
universitas di China.
• Wang Zhen
• Zhang Xin-yu
8
2.2 Database
Database merupakan mekanisme yang digunakan untuk menyimpan
informasi, atau data. Informasi itu sendiri merupakan hal yang kita gunakan
sehari-hari untuk berbagai maksud. Dalam database, pengguna semestinya dapat
menyimpan data dalam bentuk yang terorganisir. Data yang telah di simpan
seharusnya dengan mudah dapat di panggil kembali.
2.3 Configuration Management Database (CMDB)
CMDB atau configuration management database merupakan suatu
penerapan database yang berisi data-data yang relevan dan detail-detail dari
element-element dalam suatu perusahaan yang digunakan dalam mengatur IT
service. CMDB lebih dari sekedar pendataan asset, karena CMDB berisi informasi
yang terkait dengan perawatan, perpindahan, dan masalah yang terjadi dengan
item-item yang ada dalam CMDB. Selain itu CMDB berisi informasi yang lebih
luas tentang item-item yang sangat dibutuhkan oleh organisasi pelayanan IT,
seperti hardware, software, dokumentasi, personal.
Pada ITIL V.3, Configuration management database merupakan bagian
dari service asset and configuration management (SACM). Proses ini berperan
mengelola service asset untuk menunjang service management process. Hal ini
sangat penting agar tujuan dari penerapan ITIL dapat dikelola dengan efektif dan
efisien.
Menurut OGC definisi CMDB adalah sebuah basis data yang digunakan
untuk merekam seluruh siklus. Configuration Management System mengelola
9
satu atau lebih CMDB dan masing-masing CMDB menyimpan atribut-atribut
Configuration Items (CI) serta hubungannya dengan CI lain. (OGC, 2007).
Sementara definisi CMDB berdasarkan Federation specification
distributed management task force adalah “The definition of a CMDB in the
context of this specification is based on the definition described in the IT
Infrastructure Library (ITIL): a database that tracks and records configuration
items associated with the IT infrastructure and the relationships between them.
Strictly speaking, the ITIL CMDB contains a record of the expected configuration
of the IT environment, as authorized and controlled through the change
management and configuration management processes.” (Federation
Specification Distributed Management Task Force, 2009)
Gambar 2.1 dibawah ini menunjukkan berbagai informasi yang terdapat
pada CMDB (Federation Specification Distributed Management Task Force,
2009).
Gambar 2.1 CMDB sebagai pondasi dari IT Management Processes
10
2.4 Tujuan CMDB
Tujuan dari implementasi configuration management adalah “to define
and control the components of services and infrastructure and maintain accurate
configuration information on the historical, planned and current state of the
services and infrastructure” (OGC, 2007)
Tujuan CMDB (Federation Specification Distributed Management Task
Force, 2009) ialah untuk menunjang:
a. Mengelola gambaran yang akurat dari IT inventory dari kombinasi
informasi aset (finance) dan informasi deployment/konfigurasi, yang
implementasinya digambarkan pada gambar 2.2.
b. Merefleksikan perubahan menjadi IT resource, termasuk juga asset,
licensing data, terhadap semua repositories dan sumber data
c. Membandingkan konfigurasi yang diharapkan dengan actual configuration
d. Enable version awareness, seperti
a. Mengkoordinasikan rencana perubahan konfigurasi
b. Track change history
e. Relate configuration dan asset data menjadi data lainnya dan data
sources, seperti incident, problem, dan service level. Beberapa
contohnya yaitu:
a. Integrasi change management dan incident dengan
melakukan monitoring informasi
b. SLA incident analysis, dengan menggunakan service desk
dan incident information
11
Gambar 2.2 Gambaran implementasi CMDB
Gambar 2.3 menjelaskan tujuan configuration management. Tujuan dari
melakukan CMDB (OGC, 2007) pada Configuration management adalah untuk:
a. Menunjang bisnis dengan mengontrol sasaran dan kebutuhan dari
konsumen layanan TI.
b. Menunjang efisiensi dan efektivitas service management process dengan
menyediakan informasi konfigurasi yang akurat tentang Configuration
Item (CI) dan dokumentasi, sehingga setiap orang mendapatkan keputusan
yang benar pada waktu yang tepat.
c. Mengurangi isu kepatuhan dari jumlah kesalahan atas konfigurasi yang
tidak tepat dari layanan dan asset.
d. Mengoptimalkan service asset, IT configuration, dan kapabilitas.
e. Memungkinkan organisasi untuk melakukan dampak analisis dan
perubahan terjadwal secara aman dan efisien.
f. Mengaktifkan kontrol infrastruktur dengan memantau, memelihara dan
memberikan layanan informasi pada semua sumber daya yang dibutuhkan.
12
Gambar 2.3 Tujuan configuration management (TSB, 2007)
Selain itu secara umum CMDB diharapkan juga dapat berperan dalam
membantu implementasi ITIL di lingkungan Northstar Pacific Capital
kedepannya. Tabel 2.2 berikut ini adalah peranan CMDB dalam membantu
proses-proses ITIL yang lain (Nurdin, 2009):
Tabel 2.2 Peranan CMDB dalam proses ITIL Lain
Incident
Management Capacity
Management Change
Management Service Level
Management
Baik agent, maupun
team support dapat
mengetahui
spesifikasi
komputer yang
dipakai oleh
pemakai (jumlah
RAM, tipe CPU,
dll), versi software
(Versi Windows,
Office, dll) yang
digunakan dan
Hampir semua
perusahaan
beroperasi dengan
membuat anggaran
di awal tahun.
Pengadaan
tambahan yang
tidak terencana di
anggaran biasanya
lebih sulit dilakukan
dan membutuhkan
justification
Ketika akan
memutuskan untuk
meng-upgrade
seluruh PC client ke
Windows terbaru,
timbul kesulitan
untuk
memperkirakan
biaya yang
dibutuhkan. Ini
dikarenakan tidak
adanya informasi
Komitmen tingkat
layanan yang akan
diberikan TI kepada
para pemakai harus
didukung oleh
infrastruktur dalam
kapasitas yang
sesuai. CMDB
memudahkan proses
evaluasi ini dengan
memberikan data
yang dibutuhkan.
13
informasi penting
lainnya. Informasi
ini mempercepat
pencarian solusi
secara signifikan
karena pada
umumnya para
pemakai tidak
mengetahui
informasi ini. Untuk
mendapatkan
informasi ini dari
pemakai, pemakai
harus dibimbing,
yang tentunya akan
menghabiskan
banyak waktu
tambahan. Dibantu
dengan data hasil
Performance
Monitoring, CMDB
dapat dipakai untuk
membantu
perencanaan
akuisisi fasilitas
tambahan untuk
menjamin layanan
TI dapat berjalan
dengan lancar.
tentang jumlah
(untuk menghitung
license), spesifikasi
client (untuk
menghitung jumlah
hardware yang
perlu di-upgrade)
dan lokasi client
(untuk menghitung
biaya transportasi).
CMDB yang berisi
data yang akurat
memungkinkan
semua informasi
diatas didapatkan
dengan mudah.
2.5 Configuration Items
Setiap element pada lingkungan IT merupakan individual entity yang
membutuhkan accurate capture untuk setiap atributnya. Representasi dari entitas
yang ada didalam CMDB adalah CI (configuration Items). Contoh CI terdapat
pada tabel 2.3.
Berdasarkan (O’Donnel, 2009), Configuration Items ialah A CI is a
software model that contains the attributes of the represented entity. In databases,
this is described in the schema. Each entity consists of several attributes of
specific data types (for example, string and integer).
14
Tabel 2.3 Contoh dari Configuration Items
Employee Department Physical
Server
Virtual
Server
Application
ID Number Division Asset Number Asset Number Asset Number
Last Name Manager Vendor Vendor Vendor
First Name Employee 1 Model Model Model
Department M CPU Type Host Server Service
Title Employee n CPU Speed Memory Host Server
Service 1 M Memory Hosted App 1 Owner
M Service 1 Virtual Node 1 M M
Service n M M Hosted App n
M Service n Virtual Node n M
M M
2.6 Identifikasi Konfigurasi
Berdasarkan (OGC, 2007), beberapa hal yang penting ketika merencanakan
identifikasi dari konfigurasi:
a. Definisikan bagaimana class dan tipe asset (informasi-informasi, seperti
layanan TI, hardware, software, gedung, orang, dokumen) configuration
item/CI yang perlu dipilih dan diklasifikasikan.
b. Definisikan pendekatan untuk mengidentifikasi. Penamaan dan labelling
yang unik dari setiap asset atau komponen layanan.
c. Definisikan tugas dan tanggung jawab dari pihak yang mengelola
konfigurasi
Dengan melakukan identifikasi dari konfigurasi, maka diharapkan dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari pengelolaan CMDB. Contoh
implementasi CMDB terdapat pada gambar 2.4 berikut ini.
15
Gambar 2.4 Contoh Implementasi Configuration Management Database
2.7 Rencana Perancangan
Northstar Pacific Capital TI dalam hal ini telah menyadari bahwa
pembuatan CMDB tidaklah semudah membangun sebuah database dan mengisi
database tersebut dengan data. Hal-hal berikut ini perlu diperhatikan dalam
pembuatan CMDB, terutama bagi organisasi yang memiliki layanan yang banyak
serta didukung oleh infrastruktur dalam jumlah besar:
• Mendapatkan komitmen dan dukungan dari Manajemen, apabila
memungkinkan bukan hanya dukungan dari Manajemen TI tetapi juga
dari Manajemen Bisnis.
• Mendapatkan komitmen dan bersama-sama dengan pemilik data,
pengguna data serta penanggungjawab data dalam menjaga validitas,
akurasi serta kemutakhiran data.
• Dilakukan dalam beberapa fase untuk mencegah pengumpulan,
populasi dan pengelolaan data yang terlalu besar dalam satu waktu.
16
• Setiap perubahan data yang terdapat dalam CMDB, harus dikelola
melalui Change Request (Request for Change – RFC). Dengan
demikian setiap terjadi perubahan, seluruh bagian yang berkepentingan
terhadap data mengetahui terjadinya perubahan. Oleh karena itu proses
Change Management dan Configuration Management harus terlebih
dahulu atau bersama-sama diimplementasikan dengan pembuatan
CMDB.
• Setelah proses implementasi, harus dibuat sebuah mekanisme Internal
Audit untuk menjaga agar discrepancy data antara CMDB, RFC serta
data fisik tidak terlalu besar.
• Memilih perangkat yang tepat dalam mengelola CMDB dan proses-
proses ITSM lainnya (Incident Management, Problem Management,
Service Level Management, Change Management, Release
Management, Availability Management, Capacity Management, IT
Service Continuity Management, Financial Management for IT, serta
Service Desk).
2.8 Langkah-Langkah Perancangan CMDB
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas maka akan disusun
sebuah pedoman yang berisi tahap implementasi dengan referensi dari beberapa
pedoman yang telah ada, diantaranya :
A. “CMDB in 5 Steps” (Klaus Dettmer, 2006)
Langkah 1: Menentukan Tujuan
17
Untuk menentukan Tujuan yang terukur dan sesuai dengan yang
diinginkan dapat ditentukan berdasarkan :
• Informasi (mengenai status dan kinerja dari IT saat ini)
• Pengatahuan terhadap organisasi.
Pertanyaan yang akan dapat dijadikan dasar meliputi:
• Apa saja yang mengakibatkan terhambatnya proyek ini?
• Benefit yang mana yang anda harapkankan? Layanan mana yang harus
diperbaiki?
• Siapa yang akan menggunakan CMDB? Jenis informasi yang seperti apa
yang akan dicari oleh pengguna system? Apa saja yang menjadi harapan
mereka ?
• Apa kriteria terukur Anda mengenai kesuksesa tersebut?
Langkah 2: Pembagian Tanggung Jawab Dan Memotivasi Staf
Dalam menetukan tujuan yang relevan dengan proyek CMDB seluruh
karyawanan perlu berpartisipasi dan memecah projek menjadi beberapa tahapan
agar dapat dibuktikan keberhasilannya dalam jangka pendek.
Mengenai tanggung jawab harus jelas. Harus ada pemilik proses dari
manajemen konfigurasi. Dengan menetapkan tanggung jawab yang jelas Anda
dapat memastikan keberhasilan proyek dan memastikan bahwa CMDB
memberikan informasi yang kuat dan benar. Tanggung jawab juga harus
ditugaskan untuk berbagai sumber informasi bagi CMDB, untuk memastikan
bahwa interface diimplementasikan dengan benar dan terpelihara.
18
Keberadaan CMDB harus selaras dengan fungsi manajer perubahan.
Segera setelah CI terekam, maka proses pemeliharaannya harus sudah berjalan.
Jika tidak maka akurasi CMDB tidak dapat dipastikan dan investasi menjadi tidak
berguna.
Karyawan di departemen berikut adalah kandidat ideal untuk tim proyek:
1. Administrator infrastruktur TI (sering digambarkan sebagai manajemen aset
atau inventaris manajemen)
2. Aplikasi manajemen
3. Anggota staf dari semua proses, terutama Insiden, Masalah dan Manajemen
Perubahan.
Langkah 3: Pendekatan yang tepat "bottom-up" atau "top-down"
Prosedur yang terbaik sangat tergantung pada ukuran organisasi, jumlah
CI dan tujuan secara keseluruhan. Bila dengan pendekatan bottom-up satu harus
hati-hati untuk tidak melupakan tujuan.
Direkomendasikan untuk menggunakan Top-Down, yaitu terfokus pada
unsur-unsur yang memiliki dampak terbesar pada pengiriman layanan TI. Periksa
tujuan Anda: Manfaat apa yang diharapkan? Layanan apa yang harus
ditingkatkan?
Kesuksesan dari sebuah pendekatan adalah mulai dengan dua atau tiga
layanan yang paling penting dan kemudian secara bertahap memperluas
CMDB. Seringkali katalog produk dari suatu organisasi akan digunakan sebagai
pedoman untuk membangun CMDB. Persyaratan ISO 20000 memberikan tips
untuk ukuran dan tingkat detil dari CMDB. Organisasi harus menganalisa layanan
19
TI mereka dan menganalisa yang komponen dan sistem yang diperlukan untuk
melakukan pelayanan dan informasi rinci yang diperlukan.
Langkah 4: Menentukan Content
Informasi apa yang kita butuhkan untuk bisa diadapat dari sebuah layanan TI?
CMDB Content disusun sebagai berikut:
1. Konfigurasi Items (CI)
Elemen-elemen dari infrastruktur TI, yang mendukung layanan, seperti Hardware
dan software
2. Komponen
Elemen-elemen dari infrastruktur TI, yang seharusnya tidak dicatat sebagai CI
untuk mengurangi data volume CMDB dan untuk menyederhanakan
pemeliharaan:
• Grafis atau kartu jaringan
3. Atribut
Teknis dan data ekonomi yang menggambarkan Item Konfigurasi atau komponen
di lebih detail, seperti:
• Atribut fisik, disampaikan oleh penemuan solusi, produsen misalnya,
model dan serial nomor.
• Atribut logis yang dicatat secara manual atau dengan menghubungkan ke
sistem lain seperti pusat biaya, harga pembelian, dan lain-lain.
4. Hubungan.
Hal ini mengacu pada hubungan CI serta hubungan ke layanan:
20
• Service to CI relationship
• CI to CI relationship
• CI to ITSM processes
Langkah 5: Mengisi CMDB dengan Data
Kualitas CMDB meningkat jika dilakukan hal berikut ini:
• Tentukan "leading systems” dari mana data harus diimpor, misalnya
administrasi pengguna, karyawan personel data dari sistem HR.
• Otomatis mengimpor data dan sinkronisasi.
• Tentukan proses pemeliharaan dan menggunakan alat untuk
menerapkannya.
• Mengurangi jumlah interface untuk dengan mudah dukungan administrasi
dan pemeliharaan.
Data manajemen secara umum dan pelaporan keuangan pada khususnya
hampir sepenuhnya bergantung pada kinerja TI infrastruktur seperti jaringan,
perangkat lunak, server, dan desktop.
Pastikan bahwa and mampu mendeteksi perubahan apapun untuk itu
untuk mengelola proses otorisasi dan memberikan jejak audit untuk melacak
perubahan dengan bantuan dari CMDB dan Manajemen Perubahan ini sangat
penting ketika mengadopsi Sarbanes-Oxley (SOX) dan persyaratan hukum
lainnya.
B. ”Implementing ITIL Configuration management” (Klosterboer, 2008)
Secara umum pedoman ini dapat digambarkan dengan diagram di bawah
ini :
21
Gambar 2.5 Langkah pada pedoman ”Implementing ITIL Configuration
management”
C. ”9 Steps to Implement a Successful CMDB Project” (Evergreen-System,
2007)
Secara umum langkah-langkah dalam pedoman ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gathering
and
Analyzing
Requirement
Determining
scope, span
and
Granularity
Customizing
the
Configuration
Management
Process
Putting
Together a
Useful
Project Plan
PLANNING
Choosing
the Right
Tools
IMPLEMENT
Imple-
menting
the
Process
Populating
the CMDB
Choosing
and Running
a Pilot
Program
Communication
and Enterprise
Roll Out
Building a
Configuration
Management Team
RUNNING
Measuring and
Improving CMDB
Accuracy
22
Gambar 2.6 Diagram langkah kerja Roadmap perancangan CMDB
1. Melakukan Analisis kebutuhan, sosialisai, edukasi dan awareness
CMDB menghadirkan kemampuan dan konsep baru yang harus dapat
dicerna oleh organisasi untuk merubah bagaimana devisi IT ‘berpikir’ dan
membuat keputusan. Tentu saja perangkat lunak untuk menangani hal ini dengan
mudah dan cepat dapat diinstall tapi jika pekerjaan terpenting dalam
mensosialisasikan dan melakukan penyesuaian dengan proses bisnis tidak
sepenuhnya berhasil, maka alat bantu tersebut akan hanya menjadi sebuah
perangkat yang tidak ada gunanya.
CMDB tidak ditujukan untuk pertimbangan-pertimbangan
fungsionalitas, ketersediaan dan performa tapi lebih tertuju kepada bagaimana
komponen-komponen itu terkoneksi dan terbangun serta ketergantungan mereka
dengan komponen-komponen lain. Seperti layaknya sebuah alat bantu CMDB
dapat membantu untuk memperkirakan dan mencegah terjadinya terhentinya
layanan akibat gangguan dengan memperpendek waktu pemecahan msalah dan
meningkatkan kualitas layanan.
Adapun hal-hal yang perlu dikomunikasikan antara lain:
a. Definisi
23
• Implementasi CMDB merupakan organisasi telah
mengadopsi best practices.
• Jika ingin mewujudkan organisasi yang ITIL compliance
diperlukan implementasi CMDB
• CMDB merupakan satu-satunya sumber rekaman (record)
• CMDB adalah manajemen konfigurasi.
• Fungsi dari CMDB adalah:
1. Dapat memvisualisasikan apa yang ada di sebuah
perangkat dan bagaimana seseorang dapat berinteraksi
dengan apa yang ada di sana.
2. Dapat melacak dan melaporkan peristiwa-peristiwa
yang berkenaan dengan perubahan konfigurasi
3. Dapat digunakan untuk berbagai perangkat dan
hubungannya dengan pihak-pihak lain diantaranya
perangkat jaringan, server, perangkat lunak, rule, file,
orang, lokasi, dokumen dan sebagainya.
b. Apa nilainya bagi organisasi? Berikan salah satu contoh skenario:
• Sebuah masalah terjadi. Perubahan konfigurasi apa yang
telah dilakukan? Sudahkah perubahan itu disetujui
sebelumnya?
• Sebuah perubahan sedang dipertimbangkan, komponen
apakah yang akan terpengaruh dengan perubahan tersebut?
CMDB dapat memberikan indikasi CI mana sajakah yang
terhubung dan saling bergantung dengan CI lainnya.
24
• Apa saja yang telah terpasang saat ini?, hal ini berguna jika
suatu saat konfigurasi harus dikembalikan ke kondisi
sebelum perubahan terjadi, juga berguna untuk pengujian
dan duplikasi konfigurasi pada DRC site.
• Untuk mengetahui apakah request yang ada dalam service
catalog telah terpenuhi.
c. Faktor-faktor kunci sukses
• Personel IT mulai berpikir dari sisi ‘struktur’ ketika
memecahkan masalah.
• Semua area yang menggunakan teknologi discovery telah
menggunakan CMDB juga.
• CI telah memiliki penanggung jawab masing-masing dalam
area produksi, penanggung jawab inilah yang
bertanggungjawab pada integritas konfigurasi CI-nya
masing-masing.
• CMDB telah digunakan sehari-hari dalam hampir semua
fungsi dalam IT dan menjadi sumber informasi yang dapat
dipercaya yang dapat mengurangi waktu pencarian dan
dapat menginformasikan perubahan-perubahan yang
terjadi.
• Dari setiap masalah yang terjadi, dapat diperoleh pelajaran
darinya.
• Sebuah peta view standar selalu tersedia untuk
pengembangan projek-projek selanjutnya.
25
• Discovery dari CI dapat dilakukan 99% secara otomatis
tanpa intervensi manual.
2. Buatlah Definisi Prioritas Penggunaan CMDB
Jika dirancang dan diimplementasikan secara baik CMDB dapat
memainkan peran penting dalam menentukan dan melaksanakan strategi,
membantu manajemen untuk menyediakan lingkungan yang mendukung untuk
memberikan kinerja terbaiknya dari waktu ke waktu. Setidaknya membantu
menyederhanakan pengelolaan dan koordinasi sumber daya dari perspektif bisnis.
Hal ini biasanya mendorong manajemen untuk segera menerapkan CMDB secara
penuh tanpa mempertimbangkan dampaknya pada waktu dan proses baik
perancangan maupun implementasinya. Menjadi terlalu ambisius dalam memilih
proses yang akan diimplentasikan dapat menyebabkan kebingungan, kelelahan
staff dan rendahnya kualitas integrasi dengan proses lain. Maka penting artinya
untuk dapat memilih prioritas proses mana yang akan diimplementasikan terlebih
dulu (Mohammad Sharifi, 2008)
Computer Associated telah mempublikasikan tujuh penggunaan dasar
dari sebuah implementasi CMDB serta dampaknya bagi sumberdaya waktu,
dampak ekonomis dan keuntungannya bagi organisasi yang disajikan dalam tabel
2.4 di bawah ini.
Tabel 2.4 Penggunaan dasar CMDB (David A. Messineo, 2008)
26
Setiap organisasi harus mempertimbangkan view dan aturan konfigurasi
apa yang masuk akal untuk bisnis mereka, beberapa pertanyaan terbuka dapat
digunakan sebagai alat bantu untuk mendefinisikannya antara lain:
• Jika x telah diketahui, bagaimana kejadian y bisa dicegah?
• Peristiwa apa sajakah yang akan mengejutkan organisasi?
• Apa yang devisi lain dapat lakukan yang dapat mempengaruhi
devisi IT (dan sebaliknya)
• Bagaimana visualisasi dapat menjelaskan kompleksitas?
3. Assesmen terhadap CI
Berdasarkan data dari use case yang dibuat diatas, sebuah keputusan
harus dibuat. Use Case mungkin tidak dapat menjelaskan secara langsung
kebutuhan untuk melakukan desain sebuah database. Sebuah discovery engine
27
dapat digunakan untuk menemukan tipe-tipe CI yang ada dalam organisasi. Untuk
dapat melakukan analisis dan pendefinisian kebutuhan CI melibatkan empat
tahap:
a. Analisis terhadap Type CI dan attribut-attributnya.
Tipe CI merupakan penggambaran fungsi dan tujuannya. Type CI
tidak terbatas pada perangkat-nya, objek-objek yang berhubungan
dengan perangkat tersebut juga dapat menjadi type CI. Sebagai
contoh, routing rules, dokumen, konten dan SLA. Sedangkat
attribut adalah field yang menjelaskan type CI tersebut. Sebagai
contoh disk drive merupakan tipe CI, maka kapasitas maksimum
terformat merupakan attribut dari type CI tersebut.
Analisis pendefinisian Tipe CI dapat dilakukan dengan dua
dimensi. Dimensi pertama yang merupakan baris, merupakan 7
layer ISO yang berisi tipe-tipe CI sedangkan kolumnya
mendefinisikan attribut-attributnya.
b. Identifikasi terhadap Source System
c. Pengayaan
d. Historis
4. Keputusan CI Design
Ada tiga pilihan bagaimana kita dapat melakukan discovery terhadap CI.
Tidak ada solusi yang bersifat universal, kita dapat memilih salah satunya. Tapi
untuk implementasi fase pertama CMDB biasanya terintegrasi dengan Asset
Management atau Service Desk. Contoh analisis CI terdapat pada tabel 2.5.
a. Discovery Initiated
28
Pendekatan yang direkomendasikan adalah dengan “menemukan”
tambahan, perubahan dan penghapusan CI menggunakan discovery
engine sebagai mekanisme query. Ini memungkinkan kontrol yang
baik dengan pengaturan frekwensi update untuk melakukan
discovery terjadwal. Sebagian besar discovery engine telah dapat
menangani SQL untuk menemukan object-object database. Ini
memiliki kelemahan karena tidak mampu mendeteksi adanya event
dan perubahan yang kritikal, karena masih menggunakan pull
mechanism
b. Integration Tools
Menggunakan EAI atau tool datawarehouse ETL (Extract
Translation and Load) untuk mereplikasikan external data ke/dari
CMDB.
c. Brute Force
Menggunakan batch program atau web services untuk melakukan
integrasi.
Tabel 2.5 Contoh analisis CI
Source System
CI Types (Subset) CI Attributes Discovered Manual Asset Mgmt
System B System n
IP �
Network �
Layer 2 Devices Asset Tag ID �
Purchase Date �
Hosts Asset Tag ID �
Purchase Date �
Operating System License expiration dates
�
Application License expiration �
29
Software dates
Service Agreements
Annual lease cost �
Key Documents Vendor Maintenance �
5. Lakukan Discovery
Tahap selanjutnya adalah melakukan discovery dengan menggunakan
discovery engine yang telah disepakati sebelumnya. Ada tiga jenis metode
discovery yang dapat digunakan yaitu agent-less, agent based dan passive.
Dimana dari tiga jenis capability ini masing-masing mempunyai keunggulan dan
kelemahan untuk mendapatkan hasil CI yang diinginkan dan sesuai dengan
environtment yang ada. Selain itu dari ketiga metode tersebut tidak semua yang
dapat di customize sehingga pesan error dapat di minamlkan.. Tabel 2.6 berikut
menunjukkan perbandingannya:
Tabel 2.6 Perbandingan metode discovery
30
6. Kepemilikan CI dan Tugas-tugasnya
Sebuah CMDB merupakan alat perusahaan untuk mengkoordinasikan
dan meningkatkan pengambilan keputusan di organisasi. Mengendalikan
integritas konfigurasi merupakan tanggung jawab bersama dan tidak dapat
ditugaskan untuk satu orang.
Setiap orang yang bertanggung jawab untuk komponen operasional,
apakah itu perangkat keras atau perangkat lunak, adalah pengguna akhir CMDB,
juga disebut di sini sebagai Pemilik CI Domain. Proses ini dimulai dengan
mengalokasikan kepemilikan setiap CI untuk satu orang, dan hanya satu, masing-
masing. Tidak apa-apa untuk dapat melihat CI milik yang lain, tapi setiap orang
harus diberikan tanggung jawab atas bagaimana CI dikonfigurasi dan diubah. Ini
meminimalkan miskomunikasi dan kesalahan yang dibuat ketika melakukan
perubahan. Kepemilikan akan bervariasi untuk setiap organisasi tetapi tanggung
jawab yang ada secara alami akan menentukan bagaimana kepemilikan harus
diserahkan.
Selain kepemilikan, masing-masing pemilik selalu bertanggung jawab
untuk pemantauan CI yang lain (dalam arti konfigurasi). Entitas outsourcing,
vendor eksternal dan support group juga harus dianggap sebagai Pemilik Domain
jika mereka adalah bagian dari operasi de facto.
7. Pemetaan Hubungan (Relationship mapping)
Pemetaan hubungan antara CI adalah fitur yang paling penting.
Discovery menemukan "titik" sementara pemetaan "menghubungkan titik-titik".
Hubungan membuat wawasan sekitar di mana dan bagaimana CI saling
31
mempengaruhi. Tanpa itu, sebuah CMDB hanyalah Asset dan Inventory database
database.
Relationship adalah hubungan dependensi yang mempengaruhi seberapa
baik CI lain bisa berfungsi. Sebuah CMDB menemukan hubungan dengan
menggunakan tiga proses.
1. Inferensi melalui observasi akses dan berbagi sumber daya
2. Masukan langsung sebagai akibat dari membaca tabel internal
3. Pengayaan
8. Memahami Keterhubungan Konfigurasi
Hubungan dalam CMDB adalah unik untuk Manajemen Konfigurasi.
Tidak ada pendekatan standar dalam industrri ini sehingga penting untuk
memahami bagaimana vendor telah mengimplementasikan fungsi ini. Pemetaan
out-of-the-box mengasumsikan kondisi rutin tertentu. Misalnya, telah ditentukan
port de facto, namun ini dapat diubah. Jika, misalnya, Anda tidak menggunakan
nomor port 1521 untuk Oracle TNS Listener maka parameter pemetaan harus
disesuaikan. Gambar 2.7 menggambarkan contoh Configuration Relationship.
Beberapa jenis configuration relationship yang umum adalah:
• Contained or Is Contained By
• Member
• Uses
• Manages
32
Gambar 2.7 Contoh Configuration Relationship
9. Pembuatan View
Pada tahap ini CI telah selesai di discovery dan relationship diantaranya
telah dipetakan. Sekarang saatnya menentukan bagaimana informasi disajikan.
View dapat disajikan dalam bentuk peta maupun tabular.
Peta mengkomunikasikan informasi lebih banyak. Vendor biasanya
menyediakan kemampuan visualisasi dengan banyak cara, sehingga feature ini
harus benar-benar dipertimbangkan dengan masak.
10. Proses Administrasi CMDB
Sebuah CMDB seperti aplikasi database lain tergantung pada
manajemen yang efektif proses tertentu yang sedang berlangsung. Proses ini tidak
mengelola konten CI yang telah ditetapkan Pemilik Domain. Mereka berbeda dari
aplikasi database di area bisnis, jadi perhatian khusus diperlukan untuk
memastikan CI diatur dan diimplementasikan. Identifikasi dan deskripsi dari
proses-proses ini tercantum dalam tabel di bawah ini, tetapi memperbaiki dan
memformalisasikannya ini perlu dimasukkan dalam implementasi tertentu.
33
Seorang Administrator CMDB perlu diberi tanggung jawab untuk proses
ini, kecuali untuk tugas DBA, yang harus ditangani sebagai bagian dari database
seperti biasa. Setelah instalasi awal harusnya memakan waktu tidak lebih dari dua
hari seminggu. calon yang baik untuk peran ini adalah Change Manager atau
seseorang yang Berhubungan dengan arsitektur teknis atau kepala bagian aplikasi
atau perangkat lunak atau configuration manager tapi hanya jika mereka akrab
dengan infrastruktur teknis. Personil yang melakukan operasi harian bukan calon
yang baik karena mereka tidak terbiasa dengan aplikasi, layanan dan relationship
CI pada tingkatan yang lebih tinggi.
2.9 Pengujian Hipotesis Asosiatif dua pihak
Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data
yang terkumpul. Pengertian hipotesis tersebut adalah hipotesis untuk penelitian.
Sedangkan secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai
keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data
yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik). (Sugiyono, 2009). Sedangkan
hipotesis asosiatif adalah dugaan terhadap ada tidaknya hubungan secara dua
variabel atau lebih. Bentuk pengujian hipotesis asosiatif yang akan dilakukan
adalah dengan uji dua pihak (two tail test) untuk menguji keterhubungan antara
dua pernyataan yang telah ditetapkan sebelumnya. Gambar 2.8 menunjukkan
gambaran uji hipotesis dua pihak.
Dalam menaksir parameter populasi bedasarkan data sampel,
kemungkinan akan terdapat dua kesalahan yaitu:
34
a. Kesalahan tipe I adalah suatu kesalahan bila menolak hipotesis nol (Ho)
yang benar (seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan
dinyatakan dengan α.
b. Kesalahan tipe II, adalah kesalahan bila menerima hipotesis yang salah
(seharusnya ditolak). Tingkat kesalahan untuk ini dinyatakan dengan β.
Gambar 2.8 Uji hipotesis dua pihak
Karena data yang akan dikorelasikan berbentuk interval dan dari sumber data
yang sama maka teknik korelasi yang akan digunakan adalah Pearson Product
Moment yang memiliki persamaan :
��� =∑��
�(∑��)(∑��)
Untuk kemudian ditentukan signifikansinya dengan rumus :
� =∑��
�(∑��) (∑��)
Harga t hitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harga t tabel (distribusi t).
Jika t hitung jatuh pada daerah penolakan Ha, maka dapat dinyatakan bahwa
korelasi antara kedua pernyataan tersebut adalah signifikan.
Daerah
Penerimaan Ho
Daerah
Penolakan Ho
Daerah
Penolakan Ho