bab ii kajian pustaka a. 1. hakikat pendidikan · 7 bab ii kajian pustaka a. kajian teori 1....

48
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuanya, pengalamanya, kecakapanya, serta ketrampilanya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkanya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun. Usaha yang dilakukan itu adalah secara sengaja dari orang dewasa yang berpengaruh untuk meningkatkan kedewasaan anak atau siswa dalam arti anak mampu memikul tanggung jawab moriil dari segala perbuatanya. Pendidikan sangat diperlukan bagi setiap insan manusia, karena dengan pendidikan kita dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Disamping itu dengan pendidikan kita juga dapat memperluas pengetahuan kita sebagai bekal hidup dalam menghadapi perkembangan dunia saat ini. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1) dijelaskan apa yang dimaksud dengan pendidikan. “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi perananya di masa yang akan datang”. Pasal ini tidak secara eksplisit menjelaskan usaha sadar dari siapa. Namun dapat diasumsikan bahwa yang melakukan usaha sadar adalah para pendidik baik di sekolah maupun di luar sekolah. Ada tiga pusat pendidikan, yaitu di keluarga, di lembaga formal,dan di masyarakat. Orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama di keluarga bagi anak-anaknya. Dalam pasal 1 itu tidak dijelaskan “apa peranan peserta didik di masa datang, satu masa bercirikan perubahan yang akan berlangsung cukup cepat dalam ilmu dan teknologi dan akan berdampak terhadap pembentukan manusia seutuhnya dan terhadap kehidupan manusia.

Upload: phungthu

Post on 22-Aug-2019

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pendidikan

Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari

generasi tua untuk mengalihkan pengetahuanya, pengalamanya, kecakapanya,

serta ketrampilanya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkanya agar

dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun. Usaha yang dilakukan

itu adalah secara sengaja dari orang dewasa yang berpengaruh untuk

meningkatkan kedewasaan anak atau siswa dalam arti anak mampu memikul

tanggung jawab moriil dari segala perbuatanya. Pendidikan sangat diperlukan

bagi setiap insan manusia, karena dengan pendidikan kita dapat mengetahui mana

yang baik dan mana yang buruk. Disamping itu dengan pendidikan kita juga

dapat memperluas pengetahuan kita sebagai bekal hidup dalam menghadapi

perkembangan dunia saat ini.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1) dijelaskan apa yang

dimaksud dengan pendidikan. “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan

peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi

perananya di masa yang akan datang”. Pasal ini tidak secara eksplisit

menjelaskan usaha sadar dari siapa. Namun dapat diasumsikan bahwa yang

melakukan usaha sadar adalah para pendidik baik di sekolah maupun di luar

sekolah. Ada tiga pusat pendidikan, yaitu di keluarga, di lembaga formal,dan di

masyarakat. Orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama di keluarga bagi

anak-anaknya. Dalam pasal 1 itu tidak dijelaskan “apa peranan peserta didik di

masa datang, satu masa bercirikan perubahan yang akan berlangsung cukup cepat

dalam ilmu dan teknologi dan akan berdampak terhadap pembentukan manusia

seutuhnya dan terhadap kehidupan manusia.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

8

Dalam pasal yang sama dijelaskan pula bahwa “Pendidikan Nasional

adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang

berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

a. Pengertian Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

Pendidikan jasmani adalah satu-satunya mata pelajaran di sekolah yang

fokusnya pada badan , aktivitas jasmani dan perkembangan fisik guna untuk

membantu anak mengembangkan respek terhadap badanya baik yang dimilikinya

maupun milik orang lain pada anak untuk membentuk kebiasaan aktif yang

penting bagi perkembangan kesehatan manjadi landasan bagi gaya hidup sehat

setelah dewasa melalui aktivitas jasmani aerobik dan anaerobik. Selain itu juga

memberikan sumbangan bagi perkembangan kepercayaan diri, kognitif dan sosial.

Kemendikbud (2014:131) menyatakan pendidikan jasmani, olahraga, dan

kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan

psikis, keterampilan gerak, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai

(sikap, mental, emosional, sportifitas, spiritual, sosial), serta pembiasaan pola

hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan

kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan bagian tak terpisahkan dari

pendidikan umum. Tujuannya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan

berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi

manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan jasmani dan olahraga pada hakikatnya

menurut Achmad Paturusi (2012:1) adalah proses pendidikan yang memanfaatkan

aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga untuk menghasilkan perubahan holistik

dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Pendidikan

jasmani dan olahraga yang dipilih itu haruslah yang memberikan sumbangan bagi

kehidupan sehari-hari dan memberikan kemungkinan bagi peserta didik untuk

menimbulkan sifat toleransi, ramah, baik hati, suka menolong bahkan mempunyai

kepribadian yang kuat. Yang dimaksud dengan tujuan adalah sifat-sifat yang

dipelajari yang sangat diperlukan bagi Amerika yang tangguh dan kuat. Ungkapan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

9

Singer dalam Husdarta (2009) memberi makna dari pendidikan jasmani sebagai

pendidikan dari jasmani yang berbentuk satu sistem atau program aktivitas

jasmani yang intensif yang melibatkan otot-otot besar yang dirancang untuk

merangsang organ-organ tubuh agar manfaat kesehatan sebagai akibat dari

aktifitas itu dapat diperoleh pelakunya

Dalam Undang-Undang No.4 tahun 2005 tentang Dasar-Dasar

Pendidikan dan Pengajaran terdapat Bab VI pasal 9 tentang pendidikan jasmani,

yang berbunyi: “Pendidikan Jasmani yang menuju kepada keselarasan antaranya

tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa, dan merupakan suatu usaha untuk

membuat bangsa Indonesia yang sehat dan kuat lahir dan batin, diberikan ke

segala jenis sekolah”. Menurut Abdullah & Manadji, (1994:5) “Pendidikan

jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun

sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui

kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh peningkatan

kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan

watak”. Menurut Aoron & Heater (2013) “Dengan aktivitas fisik akan lebih

mudah mengajarkan kepada siswa tentang sikap disiplin, menghormati dan sikap

sportif”

Dari berbagai macam penjelasan yang diungkapkan diatas intisari dari

pendidikan jasmani merupakan integral dari suatu proses pembelajaran melalui

aktifitas jasmani, permainan, olahraga terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup pengembangan

individu secara menyeluruh. Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya

pada aspek jasmani saja tetapi juga aspek kognitif, afektif, dan psikomotor selain

itu pendidikan jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial, dan

spiritual.

b. Tujuan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

Para pakar pendidikan jasmani di Amerika berpendapat bahwa untuk

bidang pendidikan jasmani perlu ditambah dengan satu ranah lagi yaitu ranah

jasmani (Annarino dkk, 1980:65). Ranah ini berisikan tujuan fungsinya dengan

baik sistem tubuh sehingga individu dapat secara baik menghadapi tuntutan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

10

lingkungan terhadap dirinya seumpamanya tujuan meningkatkan daya tahan,

kekuatan dan kelentukan. Ranah psikomotor menekankan pada pengintegrasian

secara harmonis antara sistem syaraf dan otot-otot untuk

Secara umum tujuan pendidikan jasmani menurut Adang Suherman (2000

: 23) dapat di klasifikasikan ke dalam empat kategori,yaitu :

1) Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan

melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik

dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness).

2) Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan

melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillfull).

3) Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan

berfikir dengan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang

pendidikan jasmani kedalam lingkungannya sehingga memungkinkan

tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab

siswa.

4) Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa

dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.

Dari berbagai macam penjelasan yang diungkapkan diatas intisari dari

tujuan pendidikan jasmani merupakan tercapainya percaya pada diri sendiri,

mengembangkan daya ingatan, ketrampilan dalam proses fundamental untuk

berbicara, menulis, dan berhitung, memperoleh pengetahuan kesehatan,

pengembangan kebiasaan hidup sehat, mengenal kesehatan masyarakat,

pengembangan untuk hiburan, intelegensi, perhatian terhadap keindahan dan

pengembangan budi pekerti yang baik.

3. Kurikulum

Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata Curir artinya

pelari. Kata Curee artinya tempat berpacu. Curriculum diartikan jarak yang

ditempuh seorang pelari. Menurut Hamalik (2006) “Kurikulum adalah program

pendidikan yang disediakan oeh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa”.

Kurikulum juga diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh

siswa/murid untuk mencapai ijazah. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 butir 19 dinyatakan bahwa

kurikulim adalah “Seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

11

bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Rumusan

kurikulum tersebut mengandung makna bahwa isi kurikulum tidak lain adalah

sejumlah mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa, agar siswa memperoleh

ijazah. Itulah sebabnya kurikulum sering dipandang sebagai sejumlah mata

pelajaran, kemudian beralih makna menjadi semua kegiatan dan semua

pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa dibawah tanggung jawab

sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum disusun untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap

perkembangan siswa dan kesesuaianya dengan lingkungan, kebutuhan

pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.

Impelmentasi kurikulum menurut Imas & Berlin (2014:5) adalah upaya

pelaksanaan atau penerapan kurikulum yang telah dirancang/didesain, ada

beberapa hal yang menjadi komponen dalam merancang implementasi kurikulum,

di antaranya adalah:

a) Rumusan tujuan, komponen ini membuat rumusan tujuan yang hendak

dicapai atau diharapkan tercapai setelah pelaksanaan kurikulum,yang

mengandung hasil-hasil yang hendak dicapai berkenaan dengan aspek-

aspek deduktif, administrative, sosial, dan aspek lainnya.

b) Identifikasi sumber-sumber, komponen ini membuat secara rinci

sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan kurikulum. Perlu

dilakukan survey untuk mengetahui sumber-sumber yang digunakan

meliputi sumber keterbacaan, sumber audio visual, manusia,

masyarakat, dan sumberr di sekolah yang bersangkutan.

c) Peran pihak-pihak terkait, komponen ini memuat tentang unsur-unsur

ketenagaan yang bertindak sebagai pelaksanaan kurikulum, seperti

tenaga kerja, supervisor, administrator serta siswa sendiri.

d) Pengembangan kemampuan professional, komponen ini memuat

perangkat kemampuan yang di persyaratkan bagi masing-masing unsur

ketenangan yang terkait dengan implementasi kurikulum.

e) Penjadwalan kegiatan pelaksanaan, komponen ini memuat uraian

lengkap dan rinci tentang jadwal pelaksanaan kurikulum. Penjadwalan

ini diperlukan sebagai acuan bagi para pelaksana untuk memudahkan

pelaksanaan rugas dan partisipasinya dan bagi pengelola dapat

dijadikan sebagai rujukan untuk pelaksanaan pengontrolan dan

evaluasi.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

12

f) Unsur penunjang, komponen ini membuat uraian lengkap tentang

semua unsur penunjang meliputi metode kerja manusia, perlengkapan,

biaya, dan waktu yang tersedia. Semua harus direncanakan secara

seksama.

g) Komunikasi, komponen ini dirancang sistem dan prosedur komunikasi

yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kurikulum. Jika komunikasi

berlangsung efektif, maka penyelenggaraan pembelajaran akan

berlangsung dengan lancar dan berhasil.

h) Monitoring, komponen ini memuat secara rinci dan kompehensif

tentang rencana kegiatan monitoring sejak awal dimulainya

pelaksanaan kurikulum, pada waktu proses pelaksanaan secara cermat

monitoring tersebut, pelaksanaan dan materi diperlukan.

i) Pencataan dan pelaporan, komponen ini memuat segala sesuatu yang

berkenaan dengan pencataan data dan informasi dan memuat laporan

yang berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum. Pencatatan ini

berfungsi ganda yaitu membantu posisi monitoring dan membantu

prosedur evaluasi pelaksanaan kurikulum,

j) Evaluasi proses, komponen ini memuat rencana evaluasi proses

pelaksanaan kurikulum. Dalam rencana ini digambarkan hal-hal seperti

tujuan , fungsi, metode, evaluasi dan bentuk evaluasi.

k) Perbaikan dan Redesain kurikulum, dalam rencana ini perlu

diestimasikan kemungkinan dilakukan upaya perbaikan atau redisain

kurikulum yang hendak dilaksanakan. Perbaikan ini dilakukan atas

dasar umpan balik yang bersumber dari hasil evaluasi.

Menurut Moh. Yamin (2009:31) “Kurikulum menjadi kunci sukses

maupun gagalnya sebuah pendidikan yang akan digelar oleh guru dan sekolah.

Kurikulum memberikan pengaruh besar terhadap dinamika pendidikan dan

perkembangan kedewasaan anak didik ke depannya”. Hubungan antara

pendidikan dan kurikulum adalah hubungan antara tujuan dan isi pendidikan.

Suatu tujuan tegasnya tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat terlaksana jika

alat, sarana atau tegasnya kurikulum yang dijadikan dasar acuan itu relevan.

Artinya sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut. Hal ini dapat diartikan bahwa

kurikulum dapat membawa kita ke arah tercapainya tujuan pendidikan.

Seorang pakar pendidikan Saylor dan Alexander (1981) menjelaskan

bahwa “The curriculum is the sum total of school’s efforts to influence learning

whether in the classroomon the playgound, or out of school”. Jadi segala usaha

sekolah untuk mempengaruhi anak itu belajar, apakah dalam ruangan kelas, di

halaman sekolah, atau diluar sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum meliputi

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

13

segala pengalaman yang disajikan oleh sekolah agar anak mencapai tujuan yang

ditentukan oleh guru. Suatu tujuan yang tidak tercapai dengan suatu pengalaman

saja, tetapi melalui berbagai pengalaman dalam bermacam-macam situasi didalam

maupun di luar sekolah. Pengalaman di sekolah dapat mempengaruhi pengalaman

di luar sekolah dan begitu sebaliknya.

Kurikulum dalam arti luas meliputi seluruh program dan kehidupan

dalam sekolah. Kurikulum mengandung segala pengalaman anak di bawah

tanggung jawab sekolah. Suyanto dan Djihad Hisyam (2000) menyatakan bahwa

kurikulum dapat dikelompokan menjadi 4 jenis, yaitu: (1) Kurikulum sebagai

produk, (2) kurikulum sebagai program, (3) kurikulum sebagai hasil belajar yang

diinginkan, dan (4) kurikulum sebagai pengalaman belajar siswa. Dalam

kurikulum mengandung bahan kajian, muatan meteri, dan pengalaman belajar

akan menimbulkan beragam interaksi atara guru dan siswa. Interaksi ini tercakup

dalam proses pembelajaran. Pada satu pihak terdapat anak-anak yang beraneka

ragam, di lain pihak kehidupan dalam masyarakat dalam masalah tetapi juga

keindahan dan kenyataan. Kurikulum adalah alat untuk mempertemukan kedua

pihak itu agar anak dapat merealisasikan bakatnya secara optimal dan disamping

itu juga belajar menyumbangkan jasanya untuk meningkatkan taraf hidup dalam

masyarakatnya.

Kurikulum bagi suatu sekolah merupakan pedoman dalam pengaturan

program pengajaran, baik mengenai bahan pengajaran, alat pengajaran serta

waktu yang tersedia, semua diatur dalam kurikulum. Fungsi kurikulum bagi

sekolah yang bersangkutan adalah sebagai alat untuk mencapai sejumlah tujuan

pendidikan dan sebagai pedoman untuk mengatur kegiatan yang dilaksanakan.

Dalam hal ini kurikulum dapat digunakan untuk mengontrol atau memelihara

kesinambungan proses pendidikan di sekolah, dengan mengetahui kurikulum

sekolah pada tingkat di atasnya dapat mengadakan penyesuaian. Penyesuaian

(terutama bahan pelajaran) itu dimaksudkan untuk menghindari keterulangan yang

tidak perlu dan yang lebih penting lagi adalah untuk menjaga kesinambungan

bahan pelajaran tersebut.Jadi apa yang disebut kurikulum bukanlah sekedar

merupakan buku kurikulum, buku tersebut sebenarnya bukanlah kurikulum

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

14

sendiri, melainkan penuntun bagi guru untuk menentukan apa yang akan diajarkan

kepada anak-anak di kelas tertentu. Kurikulum adalah usaha nyata yang dilakukan

oleh guru terutama di dalam kelas untuk mempengaruhi anak ke arah terwujudnya

tujuan pendidikan. Kurikulum yang sesungguhnya adalah interaksi antara siswa

dan guru serta lingkunganya di bawah bimbingan guru.

a. Kurikulum 2013

Kurikulum sebagai bidang kajian sangat sulit untuk dipahami, tetapi

sangat terbuka untuk didiskusikan. Oleh karena itu, untuk memahaminya harus

dianalisis dalam konteks yang luas, demikian halnya dengan Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi lahir sebagai jawaban

terhadap berbagai kritikan terhadap Kurikulum 2006, serta sesuai dengan

perkembangan kebutuhan dan dunia kerja. Kurikulum 2013 merupakan salah satu

cara pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam

penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan dalam haluan negara.

Dengan demikian, Kurikulum 2013 diharapkan dapat menyelesaikan berbagai

permasalahan yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa ini, terutama

dalam memasuki era globalisasi yang penuh dengan berbagai macam tantangan.

Gambar 2.1. Skema Faktor Keberhasilan Implementasi Kurikulum

(Sumber: Kemendikbud RI, 2013)

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

15

Ada dua faktor besar dalam keberhasilan kurikulum 2013. Pertama,

faktor penentu yaitu kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan

dengan kurikulum dan buku teks. Kedua, faktor pendukung yang terdiri dari tiga

unsur, yakni:

1. Ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang

mengintegerasikan standar pembentuk kurikulum

2. Penguatan peran pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan

3. Penguatan manajemen dan budaya sekolah.

Menurut Mulyasa (2013:65) “Landasan pengembangan kurikulum 2013

dilandasi secara filosofis, yudiris dan konseptual”

1) Landasan Filosofis

a) Filosofis pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam

pembangunan pendidikan.

b) Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur nilai akademik,

kebutuhan peserta didik dan masyarakat

2) Landasan Yudiris

a) RPJMM 2010-2014 Sektor Pendidikan, tentang Perubahan Metodologi

Pembelajaran dan Penataan Kurikulum.

b) PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

c) INPRES Nomor 1 Tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas

Pembangunan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode

pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk

membentuk daya saing dan karakter bangsa

3) Landasan Konseptual

a) Relevansi pendidikan

b) Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter

c) Pembelajaran kontekstual

d) Pembelajaran aktif

e) Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

16

Gambar 2.2. Kronologi Pengembangan Kurikulum 2013

(Sumber: Kemendikbud RI, 2013)

b. Struktur Kurikulum SMA

Stuktur Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi untuk

sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas, serta

sekolah menengah kejuruan seperti yang disajikan dalam materi uji publik

Kurikulum 2013.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

17

Tabel 2.1. Mata Pelajaran Pendidikan Menengah

MATA PELAJARAN

ALOKASI

WAKTU

BELAJAR

PER MINGGU

X XI XII

KELOMPOK A (WAJIB)

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4 4

4 Matematika 4 4 4

5 Sejarah Indonesia 2 2 2

6 Bahasa Inggris 2 2 2

KELOMPOK B (WAJIB)

7 Seni Budaya 2 2 2

8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 3

9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2

Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per Minggu 24 24 24

KELOMPOK C (PEMINATAN)

Mata Pelajaran Peminatan Akademik 18 20 20

Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu 42 44 44

(Sumber : Permendiknas Nomor 69 Tahun 2013)

Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem

pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

18

peradaban bangsa yang bermartabat. Standar Nasioanal Pendidikan (SNP)

meliputi delapan standar yang dalam garis besarnya dapat dideskripsikan sebagai

berikut (PP No. 19 Tahun 2005, dan PP Nomor 32 Tahun 2013).

1) Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

ketrampilan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan

utama Pengembangan Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian

Pendidikan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana

dan Prasarana, Standar Pengelolaan, dan Standar Pembiayaan. Secara

garis besar ketentuan tentang standar kompetensi lulusan dideskripsikan

sebagai berikut.

i. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian

dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

ii. Standar Kompetensi Lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh

mata pelajaran atau mata kuliah.

iii. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan

ketrampilan.

Untuk selanjutnya dijelaskan dalam Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar

Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.Lulusan

SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C memiliki sikap, pengetahuan,

dan ketrampilan sebagai berikut menurut Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 :

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

19

Tabel 2.2. Standar Kompetensi Lulusan SMA

SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,

berakhlak mulia, berilmu ,percaya diri, dan bertanggung jawab

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

alamserta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual prosedural, dan

metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan

budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak

fenomena dan kejadian.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif

dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari

yang dipelajaridi sekolahsecara mandiri.

(Sumber : Permendiknas Nomor 54 Tahun 2013)

2) Standar Isi

Menurut Mulyasa (2013:24) Standar isi adalah kriteria mengenai ruang

lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada

jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Penataan standar isi terutama berkaitan

dengan penguatan materi melalui evaluasi ulang ruang lingkup materi : (1)

mengeliminasi materi yang tidak esensial atau tidak relevan bagi siswa, (2)

mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa, dan (3)

menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan internasional.

Standar isi mata pelajaran Penjasorkes tertuang dalam Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013

Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Aktivitas Menengah pada Tingkat

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

20

Kompetensi Tingkat 5 Kelas X SMA/MA/SMALB/SMK/MAK PAKET

C/PAKET C KEJURUAN.

Tabel 2.3. Standar Isi Mata Pelajaran Penjasorkes

Tingkat

Kompe-

tensi

Tingkat

kelas Kompetensi Ruang Lingkup Materi

5 X-XI

- Menganalisis dan memperbaiki

kesalahan variasidan kombinasi

ketram-pilan gerak salah satu

permainan dan olahraga.

- Menganalisis variasi, kombinasi

dan mem- perbaiki kesalahan

ketrampilan olahraga beladiri

- Menganalisis konsep dan mem-

praktikan latihan, pengukuran

komponen kebugaran jasmani.

- Menganalisi dan mem praktikan

rangkaian ketrampilan senam

lantai

- Menganalisis dan mempraktikan

variasi dan kombinasi ketram-

pilan gerak ritmik.

- Menganalisis dan mem perbaiki

kesalahan ketrampilan tiga gaya

renang yang berbeda dan

penyelamatan di air.

- Memiliki perilaku hidup sehat

dalam memilih makanan dan

minuman dan menghindari diri

dari tindakan merugikan diri

sendiri.

- Mengamalkan perilaku sportif,

bertanggung jawab, menghargai

perbedaan, toleransi, bekerja

sama, disiplin, dan menerima

kekalahan dengan sikap positif

dan mengekspresikan

kemenangan dengan wajar.

fisik olahraga permainan dan

atletik

- Permainan bola besar, sepak bola,

bola voli, bola basket

- Permainan bola kecil, dan atletik;

softball, bulu- tangkis, tenis meja,

- Aktivitas fisik gerakan jalan cepat,

lari, lompat, dan lempar atau

permainan tradisional sejenis.

- Menguasai aktivitas fisik beladiri;

pencak silat, karate, taekwondo,

atau beladiri tradisional sejenis.

- Menguasai rangkaian aktivitas

fisik melalui: latihan pe-

ngembangan kekuatan, daya

tahan, kelentukan, kecepatan, dan

koordinasi

- Menguasai aktivitas fisik rang-

kaian : senam lantai dan senam

alat.

- Menguasai rangkaian gerakan

aktivitas fisik ritmik : senam

aerobik dan SKJ secara harmonis.

- Menguasai gerakan aktivitas fisik

di air : renang gaya bebas, gaya

punggung, gaya dada, dan

penyelamatan dalam aktivitas air.

Kesehatan

- Makanan dan minuman sehat,

pencegahan & penanggulangan

penyakit, bahaya penggunaan

narkoba dan psikotropika serta

upaya pencegahan dan penanggu-

langanya, dampak seks bebas, cara

mencegah HIV dan AIDS serta

cara penanggu-langanya.

(Sumber : Permendiknas Nomor 64 Tahun 2013, 2013)

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

21

3) Standar Proses

Menurut Mulyasa (2013:25) Standar proses adalah kriteria mengenai

pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar

Kompetensi Lulusan. Secara garis besar standar proses tersebut dapat

dideskripsikan sebagai berikut:

a) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan,menantang, memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

b) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, insipratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,

dan perkembangan fisik secara psikologis peserta didik.

c) Setiap satuan pendidik melakukan perencanaan proses pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan

pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses

pembelajaran yang efektif dan efisien.

d) Perencanaan pembelajaran merupakan penyusunan rencana

pelaksanaan pembelajaran untuk setiap muatan pembelajaran.

Selanjutnya tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar proses pendidikan dasar dan

menengah. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi.

Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian

pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP

disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

1.) Silabus

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap

bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:

a) Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/PaketB dan

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);

b) Identitas sekolah meliputi nama, satuan pendidikan dan kelas;

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

22

c) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategori mengenai

kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan

mata pelajaran;

d) kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup

sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata

pelajaran;

e) tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);

f) materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan

indikator pencapaian kompetensi;

g) pembelajaran,yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta

didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;

h) penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan

informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;

i) alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur

kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan

j) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam

sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan

dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan

pola pembelajaran pada setiaptahun ajaran tertentu. Silabus digunakan

sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

2.) RencanaPelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana

kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP

dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran

peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap

pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara

lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

23

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan

bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan

dalam satu kali pertemuan atau lebih. Komponen RPP terdiri atas:

a) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;

b) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;

c) kelas/semester;

d) materi pokok;

e) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan pencapaian

KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam

pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;

f) tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan

diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

g) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;

h) materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur

yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan

rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

i) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik

dan KD yang akan dicapai;

j) media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk

menyampaikan materi pelajaran;

k) sumber belajar,dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam

sekitar, atau sumber belajar lainyang relevan;

l) langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan

pendahuluan, inti, dan penutup

m) penilaian hasil pembelajaran.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

24

3.) Prinsip Penyusunan RPP

Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip

sebagai berikut:

a) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal,

tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar,

kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,

kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau

lingkungan peserta didik.

b) Partisipasi aktif peserta didik.

c) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar

motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan

kemandirian.

d) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang

untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman

beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

e) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan

program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan,

dan remedi.

f) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi, penilaian,dan sumber belajar dalam satu keutuhan

pengalaman belajar.

g) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas

mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

h) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,

sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Selanjutnya untuk Silabus diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 69 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

25

4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria mengenai

pendidikan prajabatan dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan dalam

jabatan. Secara garis besar standar pendidik dan tenaga kependidikan tersebut

dapat dideskripsikan sebagai berikut oleh Mulyasa (2013:25) :

1) Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai

agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2) Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidi yang dibuktikan dengan

ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

3) Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi.

a) Kompetensi pedagogik;

b) Kompetensi kepribadian;

c) Kompetensi profesional; dan

d) Kompetensi sosial.

4) Seseorang yang tidak memiliki ijazah atau sertifikat, tetapi memiliki

keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi

pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan.

5) Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran

dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan perturan Menteri.

6) Pendidik pada SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat memiliki :

a) Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)

atau sarjana (S-1)

b) Latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang

sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan

c) Sertifikat profesi guru untuk SMA/MA

Dalam Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan juga dikemukakan

berbagi kriteria tentang tenaga kependidikan, antara lain dikemukakan bahwa

untuk kepala sekolah harus memiliki kriteria sesuai dengan jenjang pendidikan

masing-masing tempat ia bertugas. Kriteria tersebut dikembangkan oleh BSNP

dan ditetapkan dengan peraturan menteri, yang secara umum adalah sebagai

berikut : (a) berstatus sebagai guru; (b) memiliki kualifikasi akademik dan

kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan

yang berlaku; (c) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima)

tahun; (d) memilki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang

pendidikan.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

26

e. Standar Sarana dan Prasarana

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 standar sarana

dan prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat berolahraga, tempat

beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat

berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk

menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi.Standar sarana dan prasarana dikembangkan oleh BSNP dan

ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, yang dalam

berbunyi sebagai berikut :

1) Standar keragaman jenis peralatan laboratorium ilmu pengetahuan alam

(IPA), laboratorium bahasa, laboratorium komputer,dan peralatan

Pembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar yang

berisi jenis minimal peralatan yang harus tersedia.

2) Standar jumlah peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dinyatakan dalam rasio minimal jumlah peralatan per Peserta Didik.

3) Standar buku perpustakaan dinyatakan dalam jumlah judul dan jenis

buku diperpustakaan satuan pendidikan.

4) Standar jumlah Buku Teks Pelajaran di perpustakaan dinyatakan

dalam rasio minimal jumlah Buku Teks Pelajaran untuk masing-

masing mata pelajaran di perpustakaan satuan pendidikan untuk setiap

Peserta Didik.

5) Kelayakan isi,bahasa, penyajian, dan kegrafikaan buku teks pelajaran

ditelaah dan/atau dinilai oleh BSNP atau tim yang dibentuk oleh Menteri

dan selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

6) Dalam hal pengadaan Buku Teks Pelajaran dilakukan Pemerintah,

Menteri menetapkan buku tersebut sebagai sumber utama belajar dan

Pembelajaran setelah ditelaah dan dinilai oleh BSNP atau tim yang

dibentuk oleh Menteri.

7) Standar sumber belajar lainnya untuk setiap satuan pendidikan

dinyatakan dalam rasio jumlah sumber belajar terhadap Peserta Didik

sesuai dengan jenis sumber belajar dan karakteristik satuan pendidikan.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

27

Tabel 2.4. LembarObservasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

Jasmani berdasarkan Standar Nasional Pendidikan

Prasarana pendidikan jasmani No Jenis Rasio Diskripsi

1 Tempat

bermain/Olah

raga

1 1. Minimum 3 meter persegi per peserta didik

2. Terdapat tempat bermain ukuran 20 X15 meter

permukaan datar memiliki drainase baik dan tidak

terdapat pohon, saluran air atau benda lain yang

mengganggu

3. Tempat bermain terletak di tempat yang tidak

mengganggu pembelajaran dikelas.

4. Tempat bermain tidak digunakan untuk tempat

parkir Sarana pendidikan jasmani

No Jenis Rasio Diskripsi

1 Peralatan bola voli

1 set Minimum 6 bola

2 Peralatan

Sepak bola

1 set Minimum 6 bola

3 Peralatan

senam

1 set Minimum

1. Matras

2. Petiloncat

3. Taliloncat

4. Simpai

5. Bola plastic

6. tongkat 4 Peralatan

atletik 1 set Minimum

1. Lembing

2. Cakram

3. Peluru

4. Tongkatestafet

5. Bak loncat (Sumber : Depdiknas, 2001:20)

f. Standar Pengelolaan

Menurut Peraturan Menteri Nomor 32 tahun 2013 standar pengelolaan

adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan

pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau

nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

Garis besar standar mekanisme pengelolaan yang perlu diketahui yang tertuang

dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013

adalah sebagai berikut :

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

28

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta

didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung

pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didikdi

sesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti

bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.

2) Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan

nasional sesuai tujuan pendidikan, keragaman karakteristik peserta

didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan

tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat,

status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi

komponen muatan wajib dan muatan lokal.

3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang dinamis. Semangat dan isi

kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti

dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum satuan pendidikan dilakukan dengan

melibatkan pemangku kepentingan (stake holders) untuk menjamin

relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya

kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,

pengembangan kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara hard

skills dan soft skills pada setiap kelas antar mata pelajaran, dan

memperhatikan kesinambungan hard skills dan soft skills antar kelas.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

29

5) Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi

(sikap, pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata

pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar

jenjang pendidikan.

6) Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan,

dan pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.

Kurikulum mencerminkan antara unsur-unsur pendidikan formal,

nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan

lingkungan yang berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan

nasional dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan daerah salingmengisi

dan memberdayakan sejalan dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika dalam

kerangka NKRI.

g. Standar Pembiayaan

Menurut Peraturan Menteri Nomor 32 tahun 2013 standar pembiayaan

adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya operasi satuan

pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Biaya operasi satuan pendidikan

adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan untuk membiayai kegiatan

operasi satuan pendidikan agar dapat berlangsungnya kegiatan pendidikan yang

sesuai standar nasional pendidikan secara teratur dan berkelanjutan.

Selanjutnya untuk standar pembiayaan diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 BAB IX Pasal 62 Tentang Standar Nasional

Pendidikan yang berbunyi :

1) Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya

personal.

2) Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

30

meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya

manusia, dan modal kerja tetap.

3) Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya

pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti

proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

4) Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu:

a) Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang

melekat pada gaji,

b) Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan

c) biaya operasional pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa

telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,

transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lainsebagainya.

5) Standar biaya operasional satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan

Menteri berdasarkan usulan BSNP.

h. Standar Penilaian Pendidikan

Menurut Peraturan Menteri Nomor 32 tahun 2013 standar penilaian

pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen

penilaian hasil belajar peserta didik.

Standar Penilaian Pendidikan juga diatur dalam Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi

Kurikulum pada Bab Konsep dan Strategi Penilaian Hasil Belajar.

1) Cakupan Penilaian

Dalam Kurikulum 2013,kompetensi inti (KI) dirumuskan sebagai berikut:

a) KI-1: kompetensi inti sikap spiritual.

b) KI-2: kompetensi inti sikap sosial.

c) KI-3: kompetensi inti pengetahuan.

d) KI-4: kompetensi inti keterampilan.

2) Untuk setiap materi pokok tertentu terdapat rumusan KD untuk setiap aspek

KI. Jadi, untuk suatu materi pokok tertentu, muncul 4 KD sebagai berikut:

a) KD pada KI-1:aspek sikap spiritual (untuk mata pelajaran tertentu

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

31

bersifat generik, artinya berlaku untuk seluruh materi pokok).

b) KD pada KI-2: aspek sikap sosial (untuk mata pelajaran tertentu

bersifat relatif generik, namun beberapa materi pokok tertentu ada KD

pada KI-3 yang berbeda dengan KD lain pada KI-2).

c) KD pada KI-3: aspek pengetahuan

d) KD pada KI-4: aspek keterampilan

3) Prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

a) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan

kemampuan yang diukur.

b) Objektif,berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang

jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

c) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan

peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang

agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

d) Terpadu,berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen

yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

e) Terbuka,berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar

pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

f) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik

mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai

teknik penilaian yang sesuai,untuk memantau perkembangan

kemampuan peserta didik.

g) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap

dengan mengikuti langkah-langkah baku.

h) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran

pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

i) Akuntabel,berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi

teknik, prosedur, maupun hasilnya.

j) Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

32

pendidikan peserta didik

4) Pendekatan Penilaian

Penilaian menggunakanpendekatan sebagai berikut:

a) Acuan Patokan

Semua kompetensi perlu dinilai dengan menggunakan acuan patokan

berdasarkan pada indikator hasil belajar. Sekolah menetapkan acuan

patokan sesuaidengan kondisi dan kebutuhannya.

b) Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar ditentukan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2.5. Ketuntasan Belajar

Predikat

Nilai Kompetensi

Pengetahuan Keterampilan Sikap

A

4

4

SB

A-

3.66

3.66

B+

3.33

3.33

B

B

3

3

B-

2.66

2.66

C+

2.33

2.33

C

C

2

2

C-

1.66

1.66

D+

1.33

1.33

K

D

1

1

(Sumber : Permendiknas Nomor 81 A Tahun 2013)

(1) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum

tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila

menunjukkan indikator nilai < 2.66 dari hasil tes formatif.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

33

(2) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan sudah

tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila

menunjukkan indikator nilai ≥ 2.66 dari hasil tes formatif.

(3) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan

dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1dan KI-2 untukseluruh

matapelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada

pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan

yang bersangkutan.

5) Karakteristik Penilaian

a) Belajar Tuntas

Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan ketrampilan (KI-3 dan KI-

4), peserta didik diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya,

sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar

dan hasil yang baik. Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah

peserta didik dapat belajar apapun, hanya waktu yang dibutuhkan yang

berbeda. Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk

materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya.

b) Otentik

Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian otentik

harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah.

Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh

merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik

tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih

menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

c) Berkesinambungan

Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai

perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan,

dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan

berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan

tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas).

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

34

d) Berdasarkan acuan kriteria

Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya,

tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan

minimal, yang ditetapkan satuan pendidikan masing-masing.

e) Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi

Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk,

portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.

5. Manajemen Kurikulum

a.Pengertian Manajemen Kurikulum

Manajemen Kurikulum merupakan suatu proses manajemen dalam

pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber daya

secara efisien untuk mencapai tujuan secara efektif. Pendidikan merupakan usaha

yang diciptakan lingkungan secara sengaja dan bertujuan untuk mengembangkan

individu dan sosial. Manajemen dapat diartikan sebagai proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha pendidikan agar mencapai

tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Manajemen menurut Scoderbeg dalam Wibowo (2013:31) “ Manajemen

adalah proses pencapaian tujuan melalui kerjasama orang lain, dimana kata proses

mengandung makna keteraturan yang berisi tindakan yang berurutan yang terdiri

atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengontrolan guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan sumberdaya manusia

dan sumberdaya lain”. Manajemen pendidikan adalah suatu penataan bidang

garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas perencanaan,

pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaan, pengkoordinasian,

pengkomunikasian, pemotivasian, penganggaran, pengendalan, pengawasan,

penilaian, dan pelaporan secara sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan

secara berkualitas.

Sedangkan manajemen pendidikan menurut Achmad Paturusi (2012:5)

“diartikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk

mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien”. Manajemen pendidikan

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

35

menurut Moyce (2014:45-47) “pelatihan soft skill dalam hal-hal seperti

membangun rasa percaya diri, pembinaan keterampilan bagi manajer,

meningkatkan motivasi individu untuk kinerja, mengelola tim virtual,

mempengaruhi keterampilan untuk manajer, mengelola perubahan”. Manajemen

pendidikan juga dapat diartikan sebagai ilmu mengelola sumber daya pendidikan

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Menurut Surdarsyah dan Nurdin (2014:191) “Manajemen kurikulum

adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif,

sistemik dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan

kurikulum”. Dapat dikatakan bahwa manajemen kurikulum adalah suatu proses

usaha bersama (kerja sama) dalam suatu organisasi atau instansi pendidikan

melalui proses yang sistematis dan terkoordinasi yang mengatur dan

memperlancar pencapaian tujuan pengajaran di sekolah secara efektif dan efisien.

Hubungan sekolah dengan masyarakat perlu dikelola secara produktif agar

masyarakat merasa memiliki sekolah sehingga terbentuk hubungan sinerjik untuk

mewujudkan program-program sekolah.

Keterlibatan masyarakat dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar

dapat memahami, membantu dan mengontrol impementasi kurikulum, sehingga

lembaga pendidikan selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam

mengidentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesai kurikulum, menentukan

prioritas kurikulum, meaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum,

mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum baik kepada

masyarakat maupun pada pemeritah. Menurut Mulyasa (2005:42) ”manajemen

terbagi menjadi beberapa komponen yaitu: manajemen kurikulum dan program

pengajaran, manajemen tenaga kependidikan, manajemen kesiswaan, Manajemen

keuangan dan pembiayaan, manajemen sarana dan prasarana pendidikan,

manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat dan manajemem layanan

khusus”.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

36

b. Fungsi Manajemen Kurikulum

Manajmen pendidikan adalah untuk melaksanakan agar suatu tujuan

tercapai dengan efektif dan efisien. Fungsi manajemen dapat ditelaah dari

aktivitas utama yang dilakukan para manajer yaitu perencana pelaksanaaan dan

penilaian. Fungsi manajemen yang sesuai dengan profil kinerja pendidikan secara

umum adalah melaksanakan fungsi planning, organizing, staffing, coordinating,

leading, (facilitating, motivating, innovating), reporting, controlling. Menurut

Sudarsyah dan Nurdin (2014) mengatakan bahwa“secara umum empat fungsi

manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan”.

1) Perencanaan

Dalam perencanaa perlu memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan

sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan

perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.

Perencanaan juga dapat didefinisikan sebagai prosespenyusunan tujuan dan

sasaran organisasi serta penyusunan “peta kerja” yang memperlihatkan cara

pencapaian tujuan dan sasaran tersebut.Menutut Kauffman dalam Agustinus

(2014:38) “perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang

hendak dicapai dan menetapkan jalan, sumber yang diperlukan seefisien dan

seefektif mungkin”. Sedangkan menurut Hamalik (2006:135) “Perencanaan

merupakan serangkaian tindakan untuk ke depan dengan tujuan untuk

mencapai seperangkat operasi yang konsisten dan terkoordinasi guna

memperoleh hasil-hasil yang diinginkan”. Menurut Mulyasa (2012:62)

“Perencanaan pengembangan sekolah perlu dirumuskan dengan jelas,

baik dalam jangka panjang, menengah, maupun jangka pendek. jangka

panjang dapat dirumuskan dalam rencana strategik, yang mencakup:

visi, misi, tujuan, kebijakan, strategi, dan program dalam kurun waktu

5-10 tahun. Jangka menengah meliputi strategi dan program yang akan

direalisasikan dalam kurun 3-5 tahun. Jangka pendek meliputi program

yang disusun dan direalisasikan setiap tahun ajaran. Perencanaan yang

baik, menuntut pelibatan semua stakeholders sekolah, seperti kepala

sekolah, guru, staf, peserta didik, pengawas, orang tua/ komite sekolah

dan dewan pendidikan”.

Pada tahap ini perlu dijabarkan menjadi rencana pembelajaran (RPP). Guru

melakukan persiapan yang komprehensif sebelum melakukan proses belajar

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

37

mengajar di kelas. Pada tahap ini guru melakukan persiapan dari mulai tujuan

pembelajaran, materi yang akan disampaikan, metode yang tepat yang akan

digunakan, media atau alat yang mendukung proses pembelajaran, buku

sumber atau referensi, dan alat evaluasi yang akan diterapkan. Pada tahap

perencanaan ini perlu dipahami hal-hal sebagai berikut: Analisis mata

pelajaran, mempunyai kalender akademik, menyusun program tahunan,

menyusun program semester, program satuan pembelajaran, rencana

pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan pedoman

guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu kepala

sekolah perlu memberikan perhatian, pembinaan dan bantuan serta memeriksa

pekerjaan guru tersebut. Kepala sekolah melakukan pemeriksaan secara

cermat untuk memberikan penilaian dan umpan balik apabila ada yang perlu

diperbaiki atau ditambahkan. Dengan cara ini akan memberikan pengaruh dan

dampak bagi guru untuk melakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran

dengan baik. Penyusunan perencanaan pembelajaran akan lebih komprehensif

apabila dilakukan bersama beberapa orang guru bidang studi sejenis dalam

MGMP. MGMP perlu mendapat perhatian dari pimpinan sekolah agar

berjalan sesuai dengan tujuan dibentuknya lembaga tersebut. Dalam kegiatan

MGMP antara guru mapel yang satu dengan yang lain hampir sama, guru

menyusun perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan selama satu

semester dengan membuat program pembelajaran berupa Silabus, RPP, Prota

(program tahunan), dan Promes (Program semester). Bentuk perencanaan

yang dibuat nantinya digunakan guru sebagai acuan dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar.

Tahapan implementasi atau pelaksanaan perencanaan meliputi langkah-

langkah:

1. Penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran).

2. Penjabaran materi (kedalaman dan keluasan)

3. Penentuan strategi dan metode pembelajaran

4. Penyediaan sumber, alat dan sarana pembelajaran

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

38

5. Penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar

6. Setting lingkungan pembelajaran.

2) Pengorganisasian

Dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-

kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam

melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk

melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi. Pengorganisasian adalah proses

penghimpunan SDM, modal dan peralatan, dengan cara yang paling efektif

untuk mencapai tujuan upaya pemaduan sumber daya. Pada tahap perencanaan

seluruh aspek yang berkaitan dengan proses pembelajaran disiapkan secara

matang dan menyeluruh agar pada tahap pengorganisasian dan koordinasi

dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Menurut Sudarsyah dan Nurdin

(2014:97) mengemukakan bahwa “pada tahap pengorganisasian merupakan

tahap yang perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh kepala sekolah

beserta tim yang dibentuk untuk mempermudah pembagian tugas sesuai

dengan kegiatan yang akan dilaksanakan”. Kepala sekolah berkewajiban

untuk mengelola dan mengatur penyusunan kalender akademik, jadwal

pelajaran, tugas dan kewajiban guru, serta program kegiatan sekolah.

Pengorganisasian kurikulum menurut Nasution (2008:176) adalah

proses membuat pola dan bentuk bahan pelajaran disusun dan disampaikan

kepada murid-murid. Pengorganisasian kurikulum ini harus dilaksanakan oleh

semua guru beserta semua komponen sekolah terutama kepala urusan

kurikulum. Prosesnya bersamaan dengan pada saat kita melakukan

perencanaan kurikulum di awal tahun atau awal semester yang terdiri atas

pemerataan beban kerja, penempatan siswa dalam kelas-kelas, penyusunan

jadwal pelajaran, jadwal kegiatan dan juga pembuatan kalender pendidikan

sekolah.Pada tahap pengorganisasian yang perlu diperhatikan adalah:

a) Kalender akademik disusun berdasarkan rencana program kegiatan

yang akan berlangsung di sekolah selama satu tahun ke depan.

Penyusunan kalender akademik memberikan arah yang jelas tentang

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

39

berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan sekolah selama satu tahun

ke depan. Kalender akademik yang disusun berdasarkan kebutuhan

dan hasil pemikiran bersama antara kepala sekolah dan guru yang akan

memberikan kejelasan dalam merealisasikan program kegiatan

sekolah. Kalender akademik yang telah disusun disosialisasikan

kepada seluruh guru, siswa, orang tua siswa dan masyarakat. Dengan

mengetahui kalender akademik diharapkan akan terjadi sinergi dalam

mewujudkan program kegiatan yang akan dilaksanakan sekolah.

b) Penyusunan jadwal pelajaran didasarkan kepada kewajiban mengajar

guru 5 hari/minggu. Jadwal pelajaran disusun berdasarkan hasil

musyawarah bersama, antara kepala sekolah dan guru. Dengan

demikian setiap guru akan bertanggung jawab dalam menyampaikan

pelajaran kepada siswa. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran

diharapka guru mengikuti kegiatan dalam MGMP.

c) Pengaturan tugas dan kewajiban guru dilandasi oleh kebersamaan,

keadilan, dan tidak menimbulkan permasalahan. Pembagian tugas dan

kewajiban guru disesuaikan dengan bidang keahlian dan minat guru

tersebut. Pembagian tugas didasarkan kepada beban tugas minimal dan

keahliannya. Dengan demikian pada setiap guru diharapkan akan

tumbuh motivasi untuk berprestasi, kebersamaan dalam merealisasikan

program sekolah, sinerjik antara pimpinan, guru, staf TU, dan orang

tua dalam upaya meningkatkan mutu sekolah.

d) Program kegiatan sekolah disusun berdasarkan kebutuhan nyata untuk

meningkatkan, mengembangkan dan memajukan sekolah. Program

kegiatan sekolah disusun berdasarkan visi, misi dan tujuan yang akan

diwujudkan dalam kepemimpinan kepala sekolah bersama-sama

seluruh komponen sekolah. Program kegiatan sekolah meliputi

program internal sekolah dan program eksternal yang akan

dilaksanakan sekolah. Program yang berkaitan dengan peningkatan

mutu pembelajaran, pengembangan profesionalisme guru dan staf TU,

program penataan kurikulum, program pengelolaan sarana dan

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

40

prasarana sekolah, program pengelolaan keuangan sekolah, program

pengembangan hubungan sekolah dengan masyarakat. Program

kegiatan sekolah 1 tahun sampai dengan 5 tahun ke depan perlu

diorganisir dan dikoordinasikan secara cermat dan transparan.

Demi untuk memudahkan dalam mengkoordinasi warga sekolah, setiap

sekolah terdapat struktur organisasi sekolah dimana dalam setiap posisi bidang

mempunyai peranan masing-masing diantaranya:

Peranan dari masing-masing struktur organisasi sekolah antara lain adalah

sebagai berikut:

a) Kepala Sekolah

Berperan dalam dan bertugas sebagai :

(1) Kepala Sekolah Sebagai Edukator

Dalam melakukan fungsinya sebagai edukator, kepala sekolah

memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme

tenaga kependidikan di sekolahnya. Fungsi kepala sekolah sebagai

edukator adalah menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan

nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada tenaga

kependidikan serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik,

seperti team teaching, moving class dan mengadakan program

akselerasi bagi peserta didik yang cerdas di atas normal.

Upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan

kinerjanya sebagai edukator, khususnya dalam peningkatkan kinerja

tenaga kependidikan dan prestasi belajar anak didik dapat

dideskripsikan sebagai berikut :

a) Mengikutsertakan para guru dalam penataran atau pelatihan

untuk menambah wawasannya dan memberikan kesempatan

kepada guru-guru untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilannya dengan belajar ke jenjang pendidikan yang

lebih tinggi.

b) Berusaha menggerakkan tim evaluasi hasil belajar peserta didik

agar giat bekerja, kemudian hasilnya diumumkan secara terbuka

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

41

dan diperlihatkan di papan pengumuman. Hal ini bermanfaat

untuk memotivasi para peserta didik agar lebih giat belajar dan

meningkatkan prestasinya.

c) Menggunakan waktu belajar secara efektif di sekolah dengan

cara memotivasi guru dan siswa.

(2) Kepala Sekolah Sebagai Manajer

Sebagai manajer, kepala sekolah mau dan mampu

mendayagunakan sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan

visi, misi, dan mencapai tujuannya. Kepala sekolah mampu

menghadapi berbagai persoalan di sekolah, berpikir secara analitik,

konseptual, harus senantiasa berusaha menjadi juru penengah dalam

memecahkan berbagai masalah, dan mengambil keputusan yang

memuaskan stakeholders sekolah. Memberikan peluang kepada tenaga

kependidikan untuk meningkatkan profesinya. Semua peranan tersebut

dilakukan secara persuasif dan dari hati ke hati. Dalam rangka

melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah perlu

memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga

kependidikan melalui persaingan yang membuahkan kerja sama

(cooperation), memberikan kesempatan kepada tenaga kependidikan

untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh

tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang

program sekolah.

(3) Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan erat

dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat

pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah.

Secara spesifik, kepala sekolah perlu memiliki kemampuan untuk

mengelola kurikulum, mengelola administrasi kearsipan, dan

administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara

efektif dan efisien agar dapat menunjang produktivitas sekolah. Untuk

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

42

itu, kepala sekolah harus mampu menjabarkan kemampuan di atas ke

dalam tugas-tugas operasional.

(4) Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Sebagai supervisor, kepala sekolah mensupervisi pekerjaan yang

dilakukan oleh tenaga kependidikan. Sergiovani dan Starrat (1993)

menyatakan bahwa supervisi merupakan suatu proses yang dirancang

secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor mempelajari

tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakan pengetahuan dan

kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang

tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah

sebagai komunitas belajar yang lebih efektif.

(5) Kepala Sekolah Sebagai Leader

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memberikan

petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan dan kemampuan

tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah dan

mendelegasikan tugas. Wahjosumijo (1999) mengemukakan bahwa

kepala sekolah sebagai pemimpin harus memiliki karakter khusus yang

mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan

profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.

Kemampuan kepala sekolah sebagai pemimpin dapat dianalisis dari

aspek kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi

dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan

berkomunikasi. Sedangkan kepribadian kepala sekolah sebagai

pemimpin akan tercermin dalam sifatnya yang: jujur, percaya diri,

tanggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa

besar, emosi yang stabil, dan teladan.

(6) Kepala Sekolah Sebagai Inovator

Dalam rangka melakukan peranan dan fungsinya sebagai

inovator, kepala sekolah perlu memiliki strategi yang tepat untuk

menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari

gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

43

kepada tenaga kependidikan dan mengembangkan model-model

pembelajaran yang inovatif. Kepala sekolah sebagai inovator dalam

meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan akan tercermin

dari caranya melakukan pekerjaan secara konstruktif, kreatif, delegatif,

integratif, rasional, obyektif, pragmatis, keteladanan, disiplin,

adaptable, dan fleksibel.

Kepala sekolah sebagai inovator harus mampu mencari,

menemukan dan melaksanakan berbagai pembaruan di sekolah.

Gagasan baru tersebut misalnya moving class. Moving class adalah

mengubah strategi pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi kelas

bidang studi, sehingga setiap bidang studi memiliki kelas tersendiri,

yang dilengkapi dengan alat peraga dan alat-alat lainnya. Moving class

ini biasa dirangkaikan dengan pembelajaran terpadu, sehingga dalam

suatu laboratorium bidang studi dijaga oleh beberapa guru yang

bertugas memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam belajar.

(7) Kepala Sekolah Sebagai Motivator

Sebagai motivator, kepala sekolah memiliki strategi yang tepat

untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam

melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat

ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, suasana kerja,

disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan

berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar.

(8) Kepala Sekolah Sebagai Pejabat Formal

Di dalam lingkungan organisasi, kepemimpinan terjadi melalui

dua bentuk, yaitu kepemimpinan formal dan kepemimpinan informal.

Kepemimpinan formal terjadi apabila jabatan atau otoritas formal

dalam organisasi diisi oleh orang yang ditunjuk atau dipilih melalui

proses seleksi. Sedangkan kepemimpinan informal terjadi ketika

kedudukan pemimpin dalam suatu organisasi diisi oleh orang yang

muncul dan berpengaruh terhadap orang lain karena kecakapan khusus

yang dimiliki atau sumber daya yang dimilikinya dirasakan mampu

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

44

memecahkan persoalan organisasi serta memenuhi kebutuhan anggota

organisasi.

Sebagai pejabat formal, pengangkatan seseorang menjadi kepala

sekolah harus didasarkan atas prosedur dan peraturan yang berlaku.

Prosedur dan peraturan tersebut dirancang dan ditentukan oleh suatu

unit yang bertanggung jawab dalam bidang sumber daya manusia.

Dalam hal ini perlu ada kerjasama dengan unit yang berkaitan dengan

pengelolaan dan penyelenggaraan sekolah.

Peranan kepala sekolah sebagai pejabat formal secara singkat

dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah diangkat dengan surat

keputusan oleh atasan yang mempunyai kewenangan dalam

pengangkatan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku;

memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas serta hak-hak dan

sanksi yang perlu dilaksanakan; secara hirarki mempunyai atasan

langsung, atasan yang lebih tinggi dan memiliki bawahan; dan

mempunyai hak kepangkatan, gaji dan karier.

Secara umum, dalam penerapannya kepala sekolah bertugas

memimpin dan mengkoordinasikan semua pelaksanaan rencana kerja

harian, mingguan, bulanan catur wulan dan tahunan. Mengadakan

hubungan dan kerjasama dengan pejabat-pejabat resmi setempat dalam

usaha pembinaan sekolah.

b) Komite Sekolah

Berperan dalam membina dan menghimpun potensi warga sekolah

dalam rangka mendukung penyelenggaraan sekolah yang berkualitas.

c) Kepala Urusan Tata Usaha

Berperan dalam menyusun program tata usaha sekolah, mengurus

administrasi ketenagaan dan siswa, membina dan pengembangan karier

pegawai tata usaha sekolah, menyusun administrasi perlengkapan sekolah,

menyusun dan penyajian data/statistik sekolah, membuat laporan kegiatan

tata usaha.

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

45

d) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

Berperan dalam menyusun program pengajaran, pembagian tugas

guru dan jadwal pelajaran, jadwal ulangan/evaluasi, kriteria

kenaikan/ketidaknaikan/kelulusan, mengarahkan pembuatan satuan

pelajaran, membina lomba akademis, dan MGMP.

e) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

Berperan dalam menyusun program pembinaan OSIS,

melaksanakan pembimbingan dan pengarahan kegiatan OSIS, pemilihan

siswa teladan/penerima beasiswa, mutasi siswa, program ekstra kurikuler,

membuat laporan kegiatan kesiswaan secara berkala.

f) Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana

Berperan dalam menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana,

mengkoordinasikan pendayagunaan sarana dan prasarana, pengelola

pembiayaan alat-alat pengajaran, dan menyusun laporan pelaksanaan

urusan sarana dan prasarana secara berkala.

g) Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas

Berperan dalam mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah

dengan orang tua/wali siswa, membina hubungan antar sekolah, komite

sekolah, lembaga terkait, dan membuat laporan kegiatan secara berkala.

h) Koordinator BK

Berperan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa, mengatasi

kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukan siswa pada asaat

proses belajar mengajar berlangsung, mengatasi kesulitan yang

berhubungan dengan : kesehatan jasmani, kelanjutan studi, perencanaan

dan pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat, dan masalah sosial

emosional sekolah yang bersumber dari sikap murid yang bersangkutan

terhadap dirinya sendiri, keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan.

i) Guru

Berperan dalam mendidik, membimbing dan mengarahkan siswa

dan siswi melalui proses belajar mengajar di sekolah serta berperan dalam

pembentukan kepribadian setiap siswa dan siswi.

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

46

3) Pelaksanaan

Suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha

untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.

Menurut Sudarsyah dan Nurdin (2014: 198) “Pelaksanaan adalah proses

penggerakan orang-orang untuk melakukan kegiatan pencapaian tujuan

sehingga terwujud efisiensi proses dan efektivitas hasil kerja”. Pada tahap

pelaksanaan merupakan tahap yang paling menentukan apakah sekolah di

bawah kepemimpinan kepala sekolah dapat mewujudkan program sekolah

atau tidak. Perencanaan dan pengorganisasian yang telah disusun akan

dibuktikan keberhasilannya dalam tahap pelaksanaan ini. Proses belajar

mengajar akan berjalan secara efektif apabila guru dan kepala sekolah

memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam upaya meningkatkan mutu

pembelajaran. Mutu pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik apabila

guru dan kepala sekolah bersama-sama untuk membuka diri terhadap masukan

atau saran kritik yang membangun. Sebagai guru harus siap untuk diberi

masukan oleh kepala sekolah berdasarkan hasil supervisi yang dilakukan

kepala sekolah. Begitupun kepala sekolah harus memiliki jadwal yang jelas

dan rinci untuk melakukan supervisi terhadap kinerja guru. Pelaksanaan

merupakan proses dimana perencanaan dan pengorganisasian apakah sudah

berhasil sebagaimana seharusnya ataukah belum. Hasil supervisi kepala

sekolah menjadi fakta dan data yang benar untuk memberikan informasi

kepada guru berkaitan dengan tugas yang dikerjakannya selama di sekolah.

Apabila kepala sekolah memiliki fakta dan data yang berkaitan dengan kinerja

guru, maka guru akan menerima dengan terbuka terhadap masukan yang

disampaikan oleh kepala sekolah. Sebaliknya apabila kepala sekolah tidak

melakukan supervisi, maka masukan yang diberikan kepala sekolah tidak

valid dan berpengaruh negatif terhadap kinerja guru. Dengan demikian, kepala

sekolah dan guru akan terbuka dalam memberikan masukan atau kesulitan

yang dihadapi dengan tujuan untuk kemajuan dan peningkatan mutu

pembelajaran.

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

47

4) Pengawasan

Pengawasan merupakan suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar

yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika

diperlukan. Pengawasan (contolling) menurut Agustinus (2014:38) merupakan

“Proses pengecekan performance terhadap standar untuk menentukan sejauh

mana tujuan yang telah dicapai”. Proses yang dilakukan untuk memastikan

seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,diorganisasikan dan

diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang pendidikan yang

dihadapi. Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses pemberian balikan

dan tindak lanjut pembandingan antara hasil yang dicapai dengan rencana

yang telah ditetapkan dan tindakan penyesuaian apabila terdapat

penyimpangan.Pelaksanaan pembelajaran berjalan secara efektif atau tidak

dapat diketahui melaui kegiatan evaluasi. Menurut Mulyati dan Komariah

(2014:95) “Proses pengawasan dapat melibatkan beberapa elemem yaitu: (1)

menetapkan standar kinerja, (2) mengukur kinerja, (3) membandingkan unjuk

kerja dengan standar yang telah ditetapkan, (4) mengambil tindakan korektif

saat terdeteksi penyimpangan”.

Evaluasi penting dilakukan secara benar karena bertujuan untuk

mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang telah dilakukan berjalan atau

tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Guru perlu menetapkan

jenis evaluasi apa yang digunakan dan hasil evaluasi diharapkan akan

memberi pengaruh dan dampak terhadap perbaikan serta peningkatan mutu

pembelajaran selanjutnya. Dengan dilaksanakannya evaluasi akan

memberikan dampak dan manfaat bagi guru dan siswa untuk peningkatan

mutu pendidikan secara berkelanjutan. Disamping evaluasi yang dilakukan

oleh guru dapat menjadi masukan untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi

siswa. Dari sekian banyak siswa tentunya ada diantara mereka yang menemui

kesulitan dalam belajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat

dilakukan pemantapan atau perhatian khusus agar tidak ketinggalan dan dapat

menyesuaikan diri dengan siswa lain. Dalam mengatasi kesulitan belajar siswa

perlu dicarikan solusinya, misalkan dengan remidial, pemantapan, belajar

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

48

dengan teman sejawat yang lebih pandai, atau membentuk kelompok belajar

yang dibimbing oleh guru. Dengan demikian evaluasi juga dapat menjadi

umpan balik bagi guru untuk memperbaiki proses proses pembelajaran

selanjutnya. Agar evaluasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang

diharapkan perlu diperhatikan dari mulai persiapan awal, menyiapkan bahan-

bahan evaluasi yang diperlukan, menyusun kisi-kisi evaluasi, menyusun

bentuk tes, menyusun butir-butir soal, memvalidasi, menyiapkan jawabannya,

membuat jadwal pemeriksaan serta penyerahan hasil evaluasi dengan tepat

waktu. Penyusunan soal sebaiknya melibatkan beberapa guru bidang studi

sejenis atau bersama MGMP. Kepala sekolah berperan dalam pengendalian

sistem evaluasi agar evaluasi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Aedi (2014:8) “Pengawasan merupakan fungsi manajemen

yang berupaya memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana dan

ketentuan sehingga tujuan atau target yang telah ditetapkan dapat dicapai”.

Kepala sekolah bekerjasama dengan guru untuk melakukan evaluasi dengan

obyektif agar hasil evaluasi benar-benar menunjukkan hasil belajar siswa yang

sesungguhnya, sehingga prestasi yang diraih oleh siswa merupakan kerja keras

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Disamping itu kepala sekolah

juga berperan sebagai supervisor yang mana menurut Fathurrohman dan

Suryana dalam Barlian (2013: 64) “ Supervisi diartikan sebagai bantuan yang

diberikan oleh kepala sekolah kepada pendidik berupa arahan, bimbingan dan

contoh-contoh tentang pelaksanaan mengajar dengan harapan dapat

menigkatkan kinerja pendidik dalam melaksanakan tugas pokoknya”.

Evaluasi yang dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan obyektif dapat

mengukur kemampuan siswa, yang akan berampak pada peningkatan mutu

yang berkelanjutan.

Manajemen pendidikan dalam mengoperasikannya dapat dibagi menjadi

dua yaitu manajemen dalam tingkat makro seperti Departemen dan Dinas dengan

melakukan manajemen secara umum, sedangkan manajemen dalam tingkat mikro

yaitu sekolah yang lebih menekankan pada fungsi planning, organizing,

motivating, innovating, controlling.

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

49

Disamping berbagai uraian tentang fungsi manajemen berikut ini fungsi

manajemen kurikulum menurut Sudarsyah dan Nurdin (2014:192-193) adalah

1) Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum.

2) Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk

mencapai hasil maksimal

3) Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesui dengan

kebutuhan peserta didik maupun ngkungan sekitar peerta didik.

4) Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam

mencapai tujuan pembelajaran

5) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar

6) Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu

mengembangkan kurikulum

c. Tujuan Manajemen Kurikulum

Dilakukan suatu manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terenana secara

sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga

mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efisien. Maka dari itu

ada beberapa tujuan dari manajemen kurikulum tersebut. Menurut Afid

Burhanudin (2014) tujuan dari manajemen dantaranya adalah

1) Efisien dalam menggunakan sumber daya.

Dengan mempelajari manajemen pendidikan dengan baik, diharapkan

seseorang dapat mengelola sumber daya secara efisien, misalnya

sumber daya yang berupa pembiayaan, waktu dan lain sebagainya.

2) Efektif dalam pencapaian tujuan.

Dengan mempelajari manajemen pendidikan secara berkesinambungan

dan secara sungguh-sungguh, diharapkan seseorang dapat

mengefektifkan proses dan sumber daya yang dikelola untuk mencapai

tujuan dengan optimal.

3)Bermuara pada tujuan pendidikan.

Tujuan manajemen pendidikan tidak akan lepas dari tujuan pendidikan

nasional, yaitu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

4)Mendukung kegiatan pendidikan dalam upaya mencapai tujuan

pendidikan.

Manajemen pendidikan juga mendukung dan memfasilitasi kegiatan

pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan

Page 44: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

50

pendidikan yang didukung dengan manajemen pendidikan yang baik,

akan mendapatkan hasil yang baik sehingga tujuan pendidikan yang

ditargetkan dapat tercapai.

d. Objek Kajian Manajemen Kurikulum

Agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan maksimal maka tujuh

sumberdaya yang perlu diperhatikan sebagai penunjang terlaksananya

manajemem kurikulum dan pendidikan agar dapat berjalan dengan baik adalah:

1) Man (Manusia)

Merupakan unsur terpenting yang perlu dikelola dalam manajemen

pendidikan, pengelolaan yang biasa dilakukan misalnya dengan

mengorganisasikan manusia dengan melihat apa yang menjadi keahlian

orang tersebut. Sumberdaya manusia disini diartikan yaitu objek pelaksana

pendidikan yaitu guru, murid, kepala sekolah dan staf di sekolah

2) Money (uang)

Untuk mengelola pemdanaan atau pembiayaan secara efisien sehingga

tidak terjadi pemborosan dalam suatu lembaga pendidikan. Disetiap

sekolah manajemen keungan juga sangat penting supaya dengan dana

anggaran yang seminimal mungkin supaya hasilnya optimal.

3) Materials (bahan materi)

Bahan materi merupakan aspek yang tidak kalah penting dalam

manajemen pendidikan, melalui pengelolaan material maka bisa terbentuk

kurikulum yang berisi panduan dasar untuk mentranfer ilmu dari guru ke

siswa. Bahan materi yang di ajarkan hendaklah sesuai dengan kemampuan

dan kebutuhan siswa.

4) Method (metode)

Pengelolaan metode juga harus dilakukan dengan baik, metode yang

digunakan untuk mengajar guru di sekolah satu dengan guru di sekolah

lain tidak sama karena tergantung pada kesiapan siswa yang diajar.

5) Machines (Mesin)

Pengelolaan mesin bertujuan untuk dapat mengelola mesin yang

digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar supaya dapat

Page 45: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

51

digunakan sebaik mungkin dan tidak cepat mengalami kerusakan, untuk

orang yang mengelola mesin biasanya harus orang yang benar-benar tau

cara merawat mesin tersebut dengan baik. Mesin disini dapat diartikan

dengan pengunaan sarana dan prasarana sekolah.

6) Market (Pasar)

Salah satu kunci yang menentukan sekolah atau lembaga pendidikan

tersebut menjadi lembaga pendidikan yang besar atau kecil, pasar yang

dimaksud adalah masyarakat secara luas, sasaran yang dituju adalah

masyarakat yang berniat menyekolahkan putra putri mereka. Apabila

manajemen sekolah baik maka akan lebih banyak masyarakat yang akan

memilih untuk masuk ke sekolah tersebut.

7) Minutes (Waktu)

Waktu perlu dikelola dengan baik karena waktu belajar peserta didik di

sekolah sangat terbatas, sehingga perlu pengelolaan yang baik supaya

waktu belajar mengajar menjadi lebih efisien. Disamping itu sekolah juga

harus membagi waktu secara tepat terhadap kegiatan ekstrakurikuler.

B. Penelitian yang Relevan

Dalam Penelitian mengungkapkan informasi empirik tentang seberapa

kuat dampak implementasi Kurikulum 2013 terhadap performa siswa SMP.

Daerah penelitian mencakup 44 kabupaten/kota dengan sampel sebanyak 82

sekolah yang melibatkan responden sebanyak 1804 siswa.Teknik penelitian yang

digunakan adalah penelitian deskriptif. Analisis data dilakukan dengan

menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa

implementasi Kurikulum 2013 di SMP berdampak positif terhadap performa

siswaditandai dengan dampak sikap spiritual dan sikap social yang dimiliki siswa

seperti senang melaksanakan ibadah, pendidikan akal budi, berinteraksi dalam

keragaman, kebersamaan, kerukunan, senang berkata benar, berani mengakui

kesalahan, dan senang menjaga kebersihan, juga senang membantu teman yang

menghadapi kesulitan Nampak makin berkembang. Selain itu, transformasi

Page 46: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

52

pengetahuan dan keterampilan siswa untuk menjadi bangsa yang cerdas,

produktif, kreatif, dan inovatif untuk mengantisipasi dan memperoleh solusi yang

tepat dalam rangka pemecahan masalah, beradab, dan terhormat mengindikasikan

semakin berkembang.

C. Kerangka Berpikir

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang ditawarkan pemerintah

untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, yaitu sebagai upaya untuk

meningkatkan kemampuan (kompetensi) peserta didik dan juga sebagai

penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, berisi tentang seperangkat rencana

dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai peser

tadidik. Dalam implementasi Kurikulum 2013, sekolah merupakan pelaksana

terdepan, salah satunya melalui kegiatan pembelajaran pada berbagai mata

pelajaran, diantaranya pada mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan.

Pada proses pembelajaran, guru merupakan faktor penting yang

berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Agar guru dapat

mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran secara efektif

serta dapat meningkatkan kualitas pendidikan, guru dituntut mampu bertindak

baik dari segi perencanaan/persiapan pembelajaran, proses pembelajaran, maupun

dari segi hasil dengan sebaik-baiknya.

Manajemen pelaksanaan kurkulum juga sangat diperlukan karena dengan

adanya manajemen kurikulum pelasanaan pembelajaran akan lebih terstruktur.

Manajemen diantaranya adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaaan, dan

pengawasan. Perencanaan disini dimaksudkan adalah penyusunan tujuan dan

sasaran serta penyusunan peta kerja. Pada tahap perencanaan ini diantaranya

adalah Penyusunan kalender akademik, penyusunan program tahunan,

penyusunan program semester, serta rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada

tahap pengorganisasian ini diadakan pembagian tugas antara kepala sekolah, staf

kurikulum, guru mata pelajaran, staf TU dan staf pembantu dalam sekolah.

Page 47: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

53

Kepala sekolah mengelola dan mengatur penyusunan kaender akademik, jadwal

pelajaran, tugas dan kewajiban guru serta program kegiatan sekolah. Pada tahap

peaksanaan ini, proses belajar mengaar akan berjalan secara efektif apabila guru

dan kepala sekolah memiliki tangung jawab yang tinggi dalam upaya

meningkatkan mutu pembelajaran. Pada tahap evaluasi didefinisikan sebagai

proses pemberian balikan dan tindak lanjut pembandingan antara hasil yang

dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan dan tindakan penyesuaian apabila

terdapat penyimpangan.

Dalam mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, guru harus mampu

mengembangkan perencanaan atau persiapan pembelajaran yang baik. Persiapan

pembelajaran dalam Kurikulum 2013 perlu menekankan pada ketercapaian

kompetensi inti peserta didik baik secara individual maupun klasikal, kemudian

berorientasi pada proses dan hasil belajar siswa. Untuk itu guru perlu

mempersiapkan tujuan pembelajaran yaitu berupa kompetensi inti maupun

kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa, persiapan metode pembelajaran

yang akan digunakan, persiapan sumber belajar yang tidak hanya berpusat

pada guru, dan persiapan penggunaan media. Persiapan yang baik akan menjadi

dasar bagi berlangsungnya tahap selanjutnya.

Pelaksanaan Kurikulum 2013 dikatakan berhasil jika memenuhi Standar

dari Pemerintah yaitu Standar Nasional Pendidikan yang diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 dan juga didukung dengan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan yang terkait. Standar Nasional Pendidikan yang

dimaksud dalam Peraturan Pemerintah tersebut di atas terdiri dari :

a. Perencanaan Kurikulum 2013

Dalam perencanaa perlu memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan

sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan

perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.

Perencanaan juga dapat didefinisikan sebagai prosespenyusunan tujuan dan

sasaran organisasi serta penyusunan “peta kerja” yang memperlihatkan cara

pencapaian tujuan dan sasaran tersebut.

Page 48: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Pendidikan · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Pendidikan dalam arti luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi

54

b. Pengorganisasian Kurikulum 2013

Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan

menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah

dibagi-bagi. Pengorganisasian adalah proses penghimpunan SDM, modal dan

peralatan, dengan cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan upaya

pemaduan sumber daya.

c. Pelaksanaan Kurikulum 2013

suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha

untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.

d. Pengawasan Kurikulum 2013

Pengawasan merupakan suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar

yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika

diperlukan.

Gambar 2.3. Kerangka Berpikir

KURIKULUM 2013

MANAJEMEN MATA PELAJARAN PENJASORKES

PERATURAN PEMERINTAH

NOMOR 32 TAHUN 2013

PERATURAN

PEMERINTAH

NOMOR 19 TAHUN 2005

PENGORGANISASI

-AN KURIKULUM

2013

PERENCANAAN

KURIKULUM

2013

PENGAWASAN

KURIKULUM

2013

PELAKSANAAN

KURIKULUM

2013