bab ii kajian pustaka 2.1. 2.1.1. pengertian belajar dan...

12
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar 2.1.1.1. Pengertian Belajar Menurut Skinner dalam Dimyati dan Moedjiono (1999:9), belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Oleh karena itu dalam belajar dapat ditemukan hal-hal: (1) kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon belajar, (2) responsi belajar, (3) konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respon yang baik diberi hadiah, sebaliknya perilaku respon yang tidak baik diberi teguran dan hukuman. Adapun menurut Gagne dalam Dimyati dan Moedjiono (1999:10), belajar adalah kegiatan yang kompleks. Hasil belajar tersebut berupa kapabilitas. Setelah belajar memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah berasal dari: (1) stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (2) proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Dengan demikian belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan melewati pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru. Disebut pula oleh Dimyati dan Moedjiono (13-14), Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu, sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungannya. Lingkungan tersebut senantiasa mengalami perubahan. Karena interaksi dengan lingkungan ini maka fungsi intelek dari individu yang bersangkutan menjadi berkembang. Perkembangan intelektual ini meliputi tahapan sebagai berikut: (1) sensori motor (0-2 tahun), (2) pra operasional (2-7 tahun), (3) operasional konkrit (7-11 tahun), dan (4) operasi formal (11 tahun keatas). Berdasarkan konsep tersebut, belajar pengetahuan menurut Piaget meliputi tiga fase yakni fase eksplorasi, pengenalan konsep dan aplikasi konsep. Dalam fase pengenalan konsep, anak mengenal konsep yang ada hubungannya dengan

Upload: nguyentruc

Post on 06-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertian Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2123/3/T1_262010806_BAB II.pdf · pengajaran yang diterimanya dipengaruhi oleh

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar

2.1.1.1. Pengertian Belajar

Menurut Skinner dalam Dimyati dan Moedjiono (1999:9), belajar adalah

suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik.

Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Oleh karena itu dalam

belajar dapat ditemukan hal-hal: (1) kesempatan terjadinya peristiwa yang

menimbulkan respon belajar, (2) responsi belajar, (3) konsekuensi yang bersifat

menguatkan respon tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respon yang baik diberi

hadiah, sebaliknya perilaku respon yang tidak baik diberi teguran dan hukuman.

Adapun menurut Gagne dalam Dimyati dan Moedjiono (1999:10), belajar adalah

kegiatan yang kompleks. Hasil belajar tersebut berupa kapabilitas. Setelah belajar

memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas

tersebut adalah berasal dari: (1) stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (2)

proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Dengan demikian belajar adalah

seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan melewati

pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru. Disebut pula oleh Dimyati dan

Moedjiono (13-14), Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh

individu, sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan

lingkungannya. Lingkungan tersebut senantiasa mengalami perubahan. Karena

interaksi dengan lingkungan ini maka fungsi intelek dari individu yang

bersangkutan menjadi berkembang. Perkembangan intelektual ini meliputi tahapan

sebagai berikut: (1) sensori motor (0-2 tahun), (2) pra operasional (2-7 tahun), (3)

operasional konkrit (7-11 tahun), dan (4) operasi formal (11 tahun keatas).

Berdasarkan konsep tersebut, belajar pengetahuan menurut Piaget meliputi tiga

fase yakni fase eksplorasi, pengenalan konsep dan aplikasi konsep. Dalam fase

pengenalan konsep, anak mengenal konsep yang ada hubungannya dengan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertian Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2123/3/T1_262010806_BAB II.pdf · pengajaran yang diterimanya dipengaruhi oleh

gejala. Sedangkan dalam fase aplikasi konsep, anak menggunakan konsep untuk

meneliti gejala lain lebih lanjut (Dimyati, 1999:13-14).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

perubahan tingkah laku yang semakin berkembang pada diri seseorang melalui

pengenalan secara berturut-turut dari suatu situasi ke situasi lain yang diulang-

ulang sehingga menjadi sempurna melalui tahapan-tahapan tertentu.

2.1.1.2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar

setelah mengalami aktifitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku

tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar (Tri Anni, 2004 : 4).

Sedangkan Bloom (1981 : 4) menggambarkan hubungan antara hasil

belajar dengan faktor-faktor belajar dengan mengatakan bahwa : “hasil belajar

siswa dipengaruhi oleh kognitif dan afektifnya saat belajar. Dan kualitas

pengajaran yang diterimanya dipengaruhi oleh cara pengolahan proses interaksi

kelas”. Bloom membedakan tiga macam hasil belajar yaitu : (1) pengetahuan

kognitif, (2) hasil belajar afektif, dan (3) psikomotorik.

Hasil belajar menurut Oemar Hamalik, (Dewi Juwita, 2001 ; 15 – 16)

hasil belajar merupakan hasil interaksi anatara kemampuan individu dengan

lingkungan. Menurut (Nasution,1997), hasil belajar adalah suatu perubahan pada

individu yang belajar, perubahan ini tidak hanya pengetahuan saja tetapi juga

kecakapan sikap, penguasaan dan penghargaan dalam individu yang belajar.

Seperti yang dikemukakan oleh Hilgard dan Bower dalam (M, Ngalim Purwanto,

1980) bahwa belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap suatu

situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang–ulang dalam

situasi itu.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dari suatu proses

belajar akan menyebabkan terjadi perubahan pada diri seseorang. Tujuan

pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang diinginkan

para diri siswa. Oleh karena itu, untuk mengetahui sejauh mana perubahan yang

dialami oleh siswa dilakukan kegiatan penilaian, yaitu suatu tindakan atau

kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertian Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2123/3/T1_262010806_BAB II.pdf · pengajaran yang diterimanya dipengaruhi oleh

oleh siswa dalam bentuk hasil belajar yang diperlihatkannya setelah mereka

menempuh proses belajar. Menurut (Nana Sujana, 1991) Hasil belajar pada

hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa setelah

menempuh pengalaman belajar.

2.1.2. Pembelajaran IPA di SD

2.1.2.1. Konsep Dasar IPA

Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam

masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi sangat penting untuk dikuasai sejak

dini. Untuk dapat mengajarkan IPA secara tepat perlu dikuasai terlebih dahulu

hakikat IPA.

Menurut Iskandar (2001:2) menyatakan bahwa "IPA adalah ilmu yang

mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam". Selanjutnya Woolf dalam

Iskandar (2001:2) menyatakan bahwa "natural science is knowledge concerned

with the physical world and its phenomen". Selain itu Kerrod dalam Iskandar

(2001:2) mendefinisikan bahwa "science is the broad field of human knowledge,

acquired by systematic observation and experiment, and explained by means of

rules, laws, principles,theories, and hyphotheses".

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat

menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,

serta prospek pengembangan lebih lanjut yang diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman secara

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam

sekitar secara alamiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk kegiatan menemukan dan

berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman

yang lebih mendalam tentang alam sekitar ( BNSP:2006).

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan

manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertian Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2123/3/T1_262010806_BAB II.pdf · pengajaran yang diterimanya dipengaruhi oleh

Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk pada

lingkungan. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan dengan pendekatan yang

dapat menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta

mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu

pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara

langsung melalui pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

IPA dapat dikatakan terjadi dari dua unsur, hasil IPA dan cara kerja

memperoleh hasil itu. Hasil produk IPA berupa fakta-fakta seperti hukum-hukum,

prinsip-prinsip, klasifikasi, struktur dan lain sebagainya. Cara kerja memperoleh

hasil itu disebut proses IPA. Dalam proses IPA terkandung cara kerja, sikap dan

cara berpikir. Kemajuan IPA yang pesat disebabkan oleh proses ini. Dalam

memecahkan suatu masalah seorang ilmuwan sering berusaha mengambil sikap

tertentu yang memungkinkan usaha mencapai hasil yang diharapkan. Sikap itu

dikenal dengan nama sikap ilmiah.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang

dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang

terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui

serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian

gagasan-gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu

dan cara mengerjakan atau melakukan dapat membantu siswa untuk memahami

alam sekitar secara lebih mendalam (Depdiknas, 2002:7).

Pengajaran IPA/Sains bertujuan agar siswa:

1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains,

teknologi dan masyarakat.

2) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang

akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

4) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertian Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2123/3/T1_262010806_BAB II.pdf · pengajaran yang diterimanya dipengaruhi oleh

5) Mengalihgunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang

pengajaran lain.

6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

7) Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini untuk

dipelajari (Depdiknas, 2002:7-8).

2.1.2.2. Ruang Lingkup IPA

Menurut Subiyanto (1988:113), untuk mengajarkan IPA dikenal beberapa

pendekatan, yakni: (1) pendekatan kepada fakta-fakta, (2) pendekatan konsep, dan

(3) pendekatan proses. Pembelajaran yang menggunakan pendekatan faktual

terutama bermaksud menyodorkan penemuan-penemuan IPA. Pendekatan ini tidak

mencerminkan gambaran yang sebenarnya tentang sifat IPA. Selanjutnya konsep

adalah suatu ide yang mengikat banyak fakta menjadi satu. Untuk memahami suatu

konsep, anak perlu bekerja dengan objek-objek yang konkret, memperoleh fakta-

fakta, melakukan eksplorasi, dan memanipulasi ide secara mental, tidak sekedar

menghafalkan. Oleh karena itu, pendekatan konsep memberikan gambaran yang

lebih jelas tentang IPA dibandingkan dengan pendekatan faktual. Kemudian suatu

pendekatan proses dalam pembelajaran IPA didasarkan atas pengamatan yang

disebut sebagai keterampilan proses dalam IPA.

Pembelajaran dengan keterampilan proses dapat diartikan sebagai anutan

pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang

bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada

dalam diri siswa (Depdikbud dalam Dimyati dan Moedjiono, 1999:138). Selanjutnya

Dimyati dan Moedjiono (1999:138) memberikan gambaran mengenai pembelajaran

dengan keterampilan proses sebagai berikut:

1) Pendekatan keterampilan proses memberikan kepada siswa pengertian yang

tepat tentang hakikat IPA.

2) Memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak

sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu

pengatahuan.Dengan demikian siswa menjadi aktif.

3) Keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan membuat siswa belajar

proses dan produk ilmu pengetahuan tersebut.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertian Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2123/3/T1_262010806_BAB II.pdf · pengajaran yang diterimanya dipengaruhi oleh

Dari uraian diatas, pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan

yang sesuai, karena dalam pembelajaran itu siswa mengalami sendiri, sekaligus

belajar proses dan produk. Jadi dalam pembelajaran yang menggunakan

keterampilan proses terkandung dimensi proses, produk dan pengembangan sikap.

Ruang lingkup pembelajaran IPA kelas 1

Matahari : Matahari terbit disebalah timur dan terbenam di sebelah barat

. Pada siang hari langit terangkarena ada matahari adalah

benda langit yang tampak pada siang hari matahari

mempunyai sumber panas dan cahaya. Matahari di

butuhkan untuk kehidupan mahluk di dunia. Kita bisa melihat

bila ada cahaya pada siang hari ada awan, Matahari condong

tidak panas, matahari tegak lurus panas sekali.

Bulan : Bulan bersinar pada malam hari, bulan mendapatkan

pantulan sinar matahari di langit bulan benderang, bulan

adalah benda langit yang dapat memberi penerangan, tanpa

ada bulan dilangit gelap . bentuk bulan berubah-ubah ada

yang bentuknya sabit,bulan separuh, dan bulan penuh

disebut bulan purnama, bulan mati adalah bulan yang gelap

dan juga dingin.

Bintang : dilangit banyak benda yang kecil benda itu berkelip-kelip,

benda itu adalah bintang, bintang itu adalah benda langit.

Bintang bersinar pada waktu malam hari. Bintang kelihatan

kecil karena letaknya jauh dari bumi

2.1.3. Media Pembelajaran

2.1.3.1. Hakikat Media

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk dari kata

medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah

perantara atau penghantar pesan dari pengirim ke penerima (Sadiman ,1993:6).

Sedangkan menurut Gagne dalam Sadiman (1993 : 6) menyatakan media adalah

berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertian Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2123/3/T1_262010806_BAB II.pdf · pengajaran yang diterimanya dipengaruhi oleh

untuk belajar. Briggs (1970:8) berpendapat bahwa Media adalah segala alat fisik

yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Sudjana dan Ahmad Rivai (1989:1) mengatakan bahwa ada dua aspek

yang paling menonjol dalam metodologi pengajaran yakni metode mengajar dan

media pengajaran sebagai alat bantu mengajar.

Pengertian media meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana

pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa) sehingga

proses pembelajaran menjadi jelas, menarik, interaktif, efektif dan efisien serta

dapat mengurangi pemahaman yang abstrak pada diri siswa (Dayton, 1985) dalam

Aristo Rohadi (2003: 8).

Menurut Rohadi (2003: 9) media adalah Segala sesuatu yang dapat

menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi yang

sering digunakan dalam bidang komunikasi dan termasuk ke dalam media meliputi

teaching Aids, AVA dan media belajar atau sering disebut juga alat peraga.

Media gambar adalah Media visual diam yang berupa gambar cetak diam

yang pembuatannya melalui proses pencetakan yang bertujuan membantu

memperjelas objek materi yang dibahas dalam pembelajaran. Media gambar

menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui kata-kata, kalimat, angka-angka, dan

simbol atau gambar grafis yang biasa digunakan untuk menarik perhatian,

memperjelas sajian ide dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan

diingat orang. Gagne mengungkapkan bhawa media yang berupa berbagai jenis

komponen dalam lingkungan pendidikan siswa yang dapat merangsang siswa untuk

belajar (AECT,1977). Dari pengertian yang diungkapkan Gagne memperjelas bahwa

media mempunyai peran yang relatif penting dalam proses penyampaian materi

karena dengan media yang digunakan akan membantu mengingat materi yang

dibahas dalam proses belajar.

Media gambar adalah Media yang mengkombinasikan pengungkapan kata-

kata dengan gambar-gambar (Tarigan, 1981 : 1)

Media gambar adalah Media yang tidak diproyeksikan dan dapat dinikmati

oleh semua orang sebagai pindahan dari keadaan yang sebenarnya mengenai

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertian Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2123/3/T1_262010806_BAB II.pdf · pengajaran yang diterimanya dipengaruhi oleh

orang, suasana, tempat, barang, pemandangan, dan benda-benda yang lain

Sadiman (1984:14) .

2.1.3.2. Kelebihan Penggunaan Media

Dalam kegiatan pembelajaran, secara umum media mempunyai kelebihan

untuk :

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya objek

benda yang terlalu besar, bisa digauntikan dengan gambar, film bingkai, film atau

model. Contoh yang lain misalnya untuk menjelaskan suatu kejadian atau

peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lewat rekaman film, video,

film, bingkai, maupun foto.

Fungsi yang lain dari media adalah dapat mengatasi sikap pasif siswa.

Siswa menjadi aktif karena gairah belajar mereka meningkat. Media juga

memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan

lingkungan dan memungkinkan siswa belajar mandiri menurut kemampuan dan

minatnya.

2.1.4. Media Benda-benda Langit

Pembelajaran IPA dengan menggunakan media gambar sangat tepat

apabila digunakan dalam konsep bumi dan alam sekitar. Penggunaan media

gambar sangatlah sesuai apabila digunakan untuk menyampaikan materi

pembelajaran ”Benda- Benda Langit” hal ini terbukti dengan ketepatan penggunaan

media gambar yang sangat mendukung pelaksanaan pembelajaran IPA di

Sekolah Dasar, terutama materi tentang ” Benda-Benda Langit. ”

Konsep tentang benda yang disampaikan di Sekolah Dasar terutama di

kelas I, sangatlah sederhana disesuikan dengan tingkat perkembangan berfikir

siswa kelas I. Benda–benda langit yang dipelajari di kelas I hanyalah

pengenalan dengan pengamatan sederhana yang bisa dilakukan baik melalui

gambar maupun melalui pengamatan langsung terhadap lingkungan sekitar.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertian Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2123/3/T1_262010806_BAB II.pdf · pengajaran yang diterimanya dipengaruhi oleh

Konsep benda-benda langit yang dipelajari oleh siswa kelas I

diantaranya:

* Matahari : Bintang, bola gas yang berpijar (sangat panas

sehingga berbentuk gas).

Gambar 1. Matahari

* Bulan : Benda langit yang mengitari bumi, bersinar pada

malam hari karena pantulan sinar matahari.

Gambar 2. Bulan

* Bintang : Benda langit yang terdiri atas gas menyala seperti

matahari terutama tampak pada malam hari.

Gambar 3. Bintang

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertian Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2123/3/T1_262010806_BAB II.pdf · pengajaran yang diterimanya dipengaruhi oleh

* Awan : Uap air yang tampak bergumpal-gumpal melayang di

udara.

Gambar 4. Awan

* Pelangi : Lengkung spektrum warna di langit yang tampak

karena pembiasan sinar matahari oleh titik–titik

hujan/embun.

Gambar 5. Pelangi

* Arah mata angin, tentang terbit dan tenggelamnya matahari.

Gambar 6. Matahari Terbit

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertian Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2123/3/T1_262010806_BAB II.pdf · pengajaran yang diterimanya dipengaruhi oleh

Gambar 7. Matahari terbenam

* Cuaca : Keadaan udara ( tentang temperature, cahaya matahari,

kelembaban, kecepatan angin ) pada suatu tempat tertentu

dengan jangka waktu terbatas.

* Contoh musim di Indonesia :

- Musim hujan

- Musim kemarau

Gambar 8. Musim Hujan

Gambar 9. Musim Kemarau

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Pengertian Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2123/3/T1_262010806_BAB II.pdf · pengajaran yang diterimanya dipengaruhi oleh

2.2. Penelitian Yang Relevan

Halim Rahmat dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan hasil belajar siswa

pada pembelajaran IPA di kelas I tentang konsep benda-benda langit dengan media

gambar” menyatakan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar

IPA konsep benda-benda langit pada siswa kelas I SDN I Kartaraharja Kecamatan

Panimbangan Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2009/2010.

Kesi Widiyati dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar

IPA dengan menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas I SDN Gondang Kabupaten

Batang Tahun Pelajaran 2010/2011” menyatakan penggunaan media gambar dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas I SDN Gondang Kabupaten Batang.

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian teoretik yang telah diuraikan sebelumnya, diperoleh alur berpikir

dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 10. Kerangka Berpikir

2.4. Hipotesis Tindakan

Penggunaan media gambar benda langit dapat meningkatkan hasil belajar IPA

siswa kelas I SD Negeri Pesantren Kab Batang semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.

Kondisi awal

Kondisi akhir

Tindakan

SIKLUS I Guru menggunakan media gambar matahari dan pelangi dalam pem-belajaran IPA. Hasil belajar

meningkat

Hasil belajar IPA siswa kelas I rendah < KKM

Guru menerapkan pembelajaran inovatif dengan menggunakan

media gambar benda langit

Siswa mendapat KKM ≥

(67) 90% (tuntas)

Guru menggunakan pembelajaran konvensional

SIKLUS II Guru menggunakan media gambar bulan dan bintang dalam pembelajaran IPA. Hasil belajar meningkat

Hasil belajar IPA siswa

kelas I meningkat ≥ KKM 67