bab ii kajian pustakaeprints.umm.ac.id/40136/3/bab_ii_nining_febriani[1].pdf · cerita (novel) yang...

12
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini dipaparkan teori-teori mengenai novel, unsur pembangun novel, sosiologi sastra, tinjauan kritik sosial dalam karya sastra, bentuk kritik sosial serta fungsi kritik sosial. 2.1 Novel Novel yang diteliti adalah novel Tambora karya Agus Sumbogo. Peneliti menganalisis unsur kritik sosial dalam novel Tambora karya Agus Sumbogo, karena kritik sosial muncul disebabkan oleh adanya masalah sosial. Konflik- konflik yang timbul akibat permasalahan sosial terjadi di dalam novel tersebut. Novel merupakan karya sastra yang mengemukakan kehidupan dan pengalaman hidup manusia. Setiap unsur-unsur dari novel diperoleh berbagai pikiran yang menyenangkan atau menarik, oleh karena itu novel membawa aspirasi terhadap masyarakat. Sejalan dengan ini Nurgiyantoro (1995: 31) mendefinisikan bahwa novel merupakan sebuah unsur-unsur organisme yang unik, mengutarakan sesuatu secara tidak langsung, dan kompleks. Novel berasal dari kenyataan hidup yang diolah oleh pengarang menjadi bentuk imajinatif. Novel bersumber dari kenyataan-kenyataan kehidupan yang diolah oleh pengarang menjadi bentuk imajinatif. Cerita (novel) yang mampu memberikan rasa atau kesan yang meresap ke dalam hati pembacanya dikatakan novel yang berkualitas. Dengan demikian, novel tersebut dapat memberikan pengaruh yang membuat pembaca terpuaskan dan larut dalam alur cerita novel tersebut.

Upload: others

Post on 03-Aug-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40136/3/BAB_II_Nining_Febriani[1].pdf · Cerita (novel) yang mampu memberikan rasa atau kesan yang meresap ke dalam hati pembacanya dikatakan

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini dipaparkan teori-teori mengenai novel, unsur pembangun

novel, sosiologi sastra, tinjauan kritik sosial dalam karya sastra, bentuk kritik

sosial serta fungsi kritik sosial.

2.1 Novel

Novel yang diteliti adalah novel Tambora karya Agus Sumbogo. Peneliti

menganalisis unsur kritik sosial dalam novel Tambora karya Agus Sumbogo,

karena kritik sosial muncul disebabkan oleh adanya masalah sosial. Konflik-

konflik yang timbul akibat permasalahan sosial terjadi di dalam novel tersebut.

Novel merupakan karya sastra yang mengemukakan kehidupan dan

pengalaman hidup manusia. Setiap unsur-unsur dari novel diperoleh berbagai

pikiran yang menyenangkan atau menarik, oleh karena itu novel membawa

aspirasi terhadap masyarakat. Sejalan dengan ini Nurgiyantoro (1995: 31)

mendefinisikan bahwa novel merupakan sebuah unsur-unsur organisme yang

unik, mengutarakan sesuatu secara tidak langsung, dan kompleks. Novel berasal

dari kenyataan hidup yang diolah oleh pengarang menjadi bentuk imajinatif.

Novel bersumber dari kenyataan-kenyataan kehidupan yang diolah oleh

pengarang menjadi bentuk imajinatif. Cerita (novel) yang mampu memberikan

rasa atau kesan yang meresap ke dalam hati pembacanya dikatakan novel yang

berkualitas. Dengan demikian, novel tersebut dapat memberikan pengaruh yang

membuat pembaca terpuaskan dan larut dalam alur cerita novel tersebut.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40136/3/BAB_II_Nining_Febriani[1].pdf · Cerita (novel) yang mampu memberikan rasa atau kesan yang meresap ke dalam hati pembacanya dikatakan

10

Goldmann (dalam Faruk, 1999: 31) mengemukakan bahwa novel terdiri

dari tiga macam, ialah novel idealisme abstrak, psikologis, dan pendidikan.

Sedangkan Nurgiyantoro (1995: 16) mengemukakan novel terdiri dari dua macam

ialah novel popular dan novel serius. Dalam dunia kesusastraan usaha

membedakan novel memang sering terjadi, akan tetapi bagaimanapun adanya

perbedaan itu tetap saja kabur, tak jelas benar batas-batas pemisahnya.

Menurut Nurgiyantoro (1995: 22-23) novel ialah suatu keutuhan, sebuah

keutuhan yang memiliki nilai seni. Menjadi sesuatu yang utuh, novel memiliki

kelompok kecil yang berhubungan erat dan saling membutuhkan. Unsur

pembangun novel merupakan salah satu dari keutuhan yang meliputi unsur

intrinsik dan ekstrinsik.

2.2 Unsur Pembangun Novel

Adapun unsur pembangun novel meliputi unsur intrinsik (tema, alur/plot,

penokohan, latar cerita/setting, sudut pandang, gaya bahasa, amanat) dan unsur

ekstrinsik (unsur yang berada di luar karya sastra).

2.2.1 Tokoh dan Penokohan

Menurut Aminuddin (dalam Siswanto, 2008: 142) tokoh merupakan

pemeran dalam cerita karangan sehingga kejadian-kejadian dapat terangkai pada

sebuah karangan. Tokoh dalam cerita karangan pasti mempunyai sikap, watak-

watak, dan sifat. Pengarang mengemukakan tokoh disebut penokohan dan jika

pengarang memberikan tabiat terhadap tokoh dalam cerita karangan disebut

perwatakan.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40136/3/BAB_II_Nining_Febriani[1].pdf · Cerita (novel) yang mampu memberikan rasa atau kesan yang meresap ke dalam hati pembacanya dikatakan

11

Zaimar (dalam Saraswati, 2008: 260) mengatakan bahwa kejadian-

kejadian yang berupa cerita dalam sebuah karangan dengan tokoh-tokoh akan

melakukan sandiwara tertentu di dalam cerita tersebut. Agar dapat mengetahui

kepribadian atau identitas tokoh, maka pengarang menunjukkan tanda yang

dimunculkan dalam sosial, ciri-ciri fisik, maupun moral tokoh. Pengarang akan

berusaha untuk mewujudkan tokoh dengan tanda-tanda yang bertepatan dengan

sikap tokoh dalam cerita tersebut.

Menurut Saraswati (2008: 261) ada beberapa cara untuk menampilkan

watak tokoh-tokoh cerita pengarang, yaitu: (1) Secara langsung (2) secara tidak

langsung dengan perbuatan dan perbincangan antar tokoh (3) hubungan istimewa,

yang berhubungan dengan ruang tertutup maupun penampilan luar dan

lingkungan sosial. Beberapa cara di atas merupakan cara penulis memaparkan

perwatakan tokoh agar pembaca dapat mengetahui watak tokoh dalam cerita.

2.2.2 Latar Cerita (Setting)

Aminuddin (2015: 67) mendefinisikan bahwa setting merupakan latar

peristiwa dalam cerita karangan, baik berupa waktu, tempat, suasana, maupun

peristiwa. Latar waktu, berkaitan dengan waktu terjadinya di dalam cerita. Latar

tempat, berkaitan dengan lokasi fiksi terjadinya kejadian di dalam suatu cerita.

Latar suasana, berkenaan dengan emosi-emosi yang muncul dalam cerita.

Misalkan, suasana gembira, haru, pilu, dan tegang.

Hudson (dalam Siswanto, 2008: 150) mendefinisikan setting terbagi

menjadi dua. Setting fisik dan setting sosial. Setting fisik merupakan bentuk

fisikal ialah wilayah, rumah, gedung, dan lain-lain. Latar cerita yang sering

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40136/3/BAB_II_Nining_Febriani[1].pdf · Cerita (novel) yang mampu memberikan rasa atau kesan yang meresap ke dalam hati pembacanya dikatakan

12

muncul ialah latar tempat dan waktu. Penjelasan setting pada cerita karangan

bermacam-macam, ada yang dipaparkan dengan tepat sesuai realitas; ada yang

gabungan antara realitas dengan rekaan; ada pun setting hasil dari khayalan

sastrawan. Setting sosial menjelaskan kondisi masyarakat, seperti wataknya, gaya

hidup, cara berbicara maupun bahasanya dan sebagainya yang menonjolkan

peristiwa.

2.3 Sosiologi Sastra

Menurut Faruk (1999: 1) sosiologi sastra merupakan kajian ilmu yang

objektif tentang proses bermasyarakat, kajian mengenai proses sosial. Jadi,

sosiologi berupaya melaksanakan penelitian ilmiah kepada manusia dalam proses

bermasyarakat. Adapun aspek-aspek yang ada dalam manusia ialah keluarga,

agama, politik, ekonomi, dan sosial.

Wolf (dalam Faruk, 1999: 3) mendefinisikan bahwa sosiologi sastra

adalah sebuah disiplin yang tidak ada wujudnya, terdiri dari beberapa penemuan

penelitian ilmiah dan macam-macam usaha untuk melakukan sesuatu pada teori

yang umum dan masing-masing memiliki persamaan dalam hal perkara dengan

sangkut pautnya antara kesusastraan dengan masyarakat. Sastra memang

merupakan realitas sosial, jika hanya menceritakan tanpa mengutarakan perbuatan

dan hanya untuk mengemukakan perihal sosial.

Ian Watt (dalam Faruk, 1999: 4) mendefinisikan tiga macam pendekatan

dalam sosiologi sastra (1) pendekatan pada konteks sosial pengarang, pendekatan

ini berkatian dengan masyarakat yang sangat berhubungan dengan kontek sosial

sastrawan yang ada di dalam lingkungannya, (2) pendekatan sastra yang berperan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40136/3/BAB_II_Nining_Febriani[1].pdf · Cerita (novel) yang mampu memberikan rasa atau kesan yang meresap ke dalam hati pembacanya dikatakan

13

sebagai cerminan masyarakat, hal ini berhubungan dengan sastra itu diulis oleh

pengarang melalui bayangan masyarakat yang hendak disampaikan, (3) fungsi

sosial sastra, berhubungan tentang sastra mampu berguna sebagai perubahan

dalam masyarakat serta berfungsi sebagai penghibur saja.

Karya sastra adalah sebuah hasil kerja pengarang dan memiliki pesan

sosiologis untuk para pembacanya. Seperti yang diketahui bersama bahwa karya sastra

merupakan ciptaan pengarang untuk para pembaca dengan sebuah kepentingan

sosiologis. Bisa jadi sastra ditulis untuk memperbaiki tataran hidup manusia dalam

sebuah lingkup masyarakat dengan cakupan hubungan antara individu dengan individu,

individu dengan kelompok, dan antar kelompok dengan kelompok. Jadi, pembaca

mampu memetik pelajaran yang bermanfaat untuk proses kehidupannya.

Polak (dalam Abdulsyani, 2002: 6) memaparkan bahwa sosiologi

merupakan studi yang menelaah tentang masyarakat, yaitu ikatan di antara

individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan antar kelompok dengan

kelompok. Pada zaman sekarang hampir tidak ada satu bidang pun di mana orang

tidak menggunakan dan menerapkan hasil-hasil yang dikumpulkan oleh sosiologi.

Bukan saja dalam bidang ilmu-ilmu pengetahuan, tetapi pula dalam kehidupan

kemasyarakatan, misalnya dalam perekonomian, dalam politik, dalam

manajemen, dalam pemerintahan dan sebagainya.

2.4 Tinjauan Kritik Sosial dalam Karya Satra

Nurgiyantoro (1995: 332) menegaskan bahwa karya sastra yang memuat

pesan kritik dikatakan sebagai sastra kritik, lazimnya hendak muncul dalam

masyarakat saat ada sesuatu yang menyimpang di masyarakat. Penulis berusaha

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40136/3/BAB_II_Nining_Febriani[1].pdf · Cerita (novel) yang mampu memberikan rasa atau kesan yang meresap ke dalam hati pembacanya dikatakan

14

menyampaikan sebuah kritik kepada permasalahan yang terlihat dalam

masyarakat secara tidak langsung seperti, sindiran, celaan, bahkan mengecam

agar mengingatkan sesuatu yang menjadi tujuan tersebut.

Kritik sosial muncul karena adanya masalah sosial. Menurut Horald A.

Phelps (dalam Abdulsyani, 2002: 183) masalah sosial berasal dari, (1) keadaan

ekonomi, yaitu serba kekurangan, pengangguran, dan lain-lain, (2) keadaan

biologi, yaitu penyakit jasmani dan cacat, (3) keadaan psikologi, yaitu sakit jiwa,

saraf, ingatannya tidak kuat, pemabuk, sulit beradaptasi, bunuh diri dan

sebagainya, (4) faktor budaya, yaitu permasalahan umur, tidak memiliki tempat

tinggal, janda, bercerai, perbuatan yang jahat dan perbuatan nakal anak muda,

perselihan-perselihan agama, suku, ras.

Soekanto (dalam Abdulsyani, 2002: 184) mengatakan bahwa terjadinya

permasalahan sosial dikarenakan oleh harapan masyarakat yang tidak tercapai.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa masalah sosial yang terjadi pada

lingkungan sekitar merupakan hubungan yang saling berkaitan antara masyarakat

dengan masalah itu sendiri. Jika kita meninjau kembali masalah-masalah yang

diangkat biasanya berhubungan dengan kehidupan ekonomi yang kurang

mencukupi sehingga muncullah permasalahan kecil seperti organisasi, kesehatan,

dan kekacauan pribadi.

Mas’oed (1997: 47) mendefinisikan kritik sosial merupakan sebuah wujud

komunikasi pada masyarakat yang berguna sebagai pengendalian di dalam

masyarakat. Kritik sosial tidak untuk dipahami sebagai perbuatan yang hendak

membuat sesuatu menjadi utuh, tetapi dapat berkontribusi terhadap keselarasan

sosial. Sebab keselarasan merupakan keseimbangan dari konflik yang ada di

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40136/3/BAB_II_Nining_Febriani[1].pdf · Cerita (novel) yang mampu memberikan rasa atau kesan yang meresap ke dalam hati pembacanya dikatakan

15

dalam masyarakat, semua pihak saling menguntungkan dan tidak ada yang

dirugikan. Oleh karena itu kritik sosial harus gamblang karena berfungsi sebagai

kontrol di dalam masyarakat.

Kritik sosial lahir di tengah masyarakat yang bergejolak, misalnya adanya

korupsi, kesewenang-wenangan, penindasan, kemiskinan, dan lain-lain. Peristiwa

ini muncul melalui tingkah laku manusia dalam proses bermasyarakat dan

menjadikan suatu keadaan sosial sebagai suatu realitas tertentu. Pesan moral

berbentuk kritik sosial merupakan salah satu pendorong ditulisnya karya sastra.

Mas’oed (1997: 48-49) menegaskan kritik sosial dapat dikatakan sebagai

sesuatu pembaharuan sosial. Kritik sosial dapat menjelma sebagai upaya

pembaharuan komunikasi sambil menilai inovasi lama agar terjadinya peralihan

sosial. Kritik sosial yang seperti itu berguna agar dapat merubah berbagai

perilaku, kebiasaan dan mementingkan kepentingan pribadi dalam suatu proses

bermasyarakat.

Wujud kehidupan yang dikecam terdapat berbagai macam sebanyak ruang

lingkup kehidupan tersebut. Tidak sedikit karya sastra yang bermutu karena

mengandung pesan kritik (Nurgiyantoro, 1995: 331). Pengarang ingin

menyampaikan kondisi yang dilihat dan dialaminya dalam sebuah karya sastra

yang bertujuan untuk memberikan pesan bagi penikmat karya sastra. Pradopo

(1994: 19) menegaskan bahwa kritik sastra atau seorang kritikus dapat memberi

keterangan tentang hal-hal yang masih samar-samar kita ketahui dalam karya

sastra, sehingga kita dapat menangkap dengan jelas nilai kehidupan yang terdapat

pada karya sastra tersebut.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40136/3/BAB_II_Nining_Febriani[1].pdf · Cerita (novel) yang mampu memberikan rasa atau kesan yang meresap ke dalam hati pembacanya dikatakan

16

2.5 Bentuk Kritik Sosial

Abdulsyani (2002: 188) mengatakan terdapat berbagai permasalahan

sosial yang marak terjadi pada lingkup kemasyarakatan seperti ketidakadilan,

kriminalitas, kemiskinan, rusaknya lingkungan hidup, dan masih banyak lagi.

Realitas kehidupan banyak yang tidak sesuai dengan harapan. Dengan adanya

masalah sosial seperti ini, akan muncul kritik sosial yang dapat disampaikan

melalui berbagai media seperti novel, puisi, lagu, media sosial dan lain-lain.

2.5.1 Kriminalitas

Menurut Abdulsyani (2002: 189) munculnya kriminalitas karena adanya

hal yang tidak sebagaimana mestinya. Terdapat keadaan atau peristiwa yang ada

di dalam masyarakat, seperti kemelut ekonomi, terdapat kehendak yang tidak

tersampaikan, desakan batin, kejahatan dan lain-lain. Dalam artian, munculnya

kriminalitas disebabkan oleh karena peralihan masyarakat yang terlampau sangat

cepat. Perilaku antisosial, memang sering dialami oleh setiap manusia, karena saat

keadaan mereka melalui bermacam-macam perbuatan yang menyimpang.

2.5.2 Kemiskinan

Abdulsyani (2002: 191) mengatakan bahwa kemiskinan merupakan

masalah global. Kemiskinan ialah suatu kondisi yang serba kekurangan untuk

mencukupi hal yang dibutuhkan seperti pakaian, makanan, kesehatan, tempat

tinggal, dan pendidikan. Permasalahan kemiskinan ialah pilihan yang sulit untuk

manusia dalam hidupnya yang kian lebih rumit.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40136/3/BAB_II_Nining_Febriani[1].pdf · Cerita (novel) yang mampu memberikan rasa atau kesan yang meresap ke dalam hati pembacanya dikatakan

17

Abdulsyani (2002: 191) menegaskan tolak ukur kaya atau miskin bisa

terlihat dengan kesanggupan ekonomisnya. Sedikit banyak masyarakat

mempunyai penduduk yang dilanda kemiskinan, akan tetapi permasalahan

kemiskinan tidak akan pernah punah. Jadi yang harus dipikirkan saat ini

bagaimana cara untuk menanggulangi permasalahan kemiskinan ini.

2.5.3 Lingkungan Hidup

Salim (dalam Abdulsyani, 2002: 194) mendefinisikan bahwa lingkungan

hidup mencakup peristiwa yang dimunculkan oleh hubungan antara lingkungan

dan makhluk hidup. Dalam lingkungan hidup ini manusia adalah kelompok yang

sangat berpengaruh. Suatu hal ditujukan kepada pengaruh dari dua belah pihak

antara manusia dengan lingkungan. Akan tetapi, pengaruh dari dua belah pihak

tersebut akan mengakibatkan permasalahan, seperti permasalahan lingkungan

sosial, lingkungan biologi serta lingkungan fisik. Jika hubungan antara manusia

dan kelompok lainnya sebanding, pasti tidak akan muncul permasalahan

lingkungan. Atau mungkin karena dorongan yang diperlukan oleh manusia,

minimnya pengertian akan lingkungan hidup dan sebagainya, jadi adanya suatu

hal yang terganggu antara lingkungan hidup dengan tindakan manusia, sehingga

kadar lingkungan hidup tersebut menjadi tidak baik.

Soekanto (1984: 66) memaparkan lingkungan hidup bukanlah suatu gejala

yang terjadi secara kebetulan. Lingkungan hidup disebabkan oleh adanya suatu

hal ditujukan kepada pengaruh dari dua belah pihak antara manusia dengan

lingkungan yang membentuk suatu keserasian atau keseimbangan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40136/3/BAB_II_Nining_Febriani[1].pdf · Cerita (novel) yang mampu memberikan rasa atau kesan yang meresap ke dalam hati pembacanya dikatakan

18

Rusaknya lingkungan hidup hendak merugikan atau mencelakakan diri

sendiri terhadap jalannya suatu proses kehidupan; terjadinya kebakaran,

pencemaran air sungai, kekeringan, pendek kata semakin menyebarnya berbagai

berbagai macam penderitaan manusia dan masyarakat secara umum (Abdulsyani,

2002: 195). Jika bermacam-macam masalah lingkungan ini tidak ditemukan

solusinya, maka proses kehidupan manusia di muka bumi akan menimbulkan

kekhawatiran. Kerusakan lingkungan berarti sama dengan daya dukung

kehidupan manusia.

2.6 Fungsi Kritik Sosial

Mas’oed (1997: 47 ) memaparkan fungsi kritik sosial ialah sebagai

pengendalian pada berlangsungnya suatu proses bermasyarakat. Bermacam-

macam perbuatan sosial dan individual yang menyimpang pada masyarakat bisa

tercegah dengan memfungsikan kritik sosial.

2.6.1 Meminimalisasi Kriminalitas

Durkheim (dalam Setiadi & Kolip, 2011: 246-247) mengatakan bahwa

perbuatan menyimpang mempunyai andil yang bersifat membangun terhadap

berlangsungnya proses bermasyarakat. Terdapat empat andil pokok dari perbuatan

menyimpang, ialah; (a) perbuatan menyimpang memperkukuh moralitas pada

masyarakat. kebaikan ialah kebalikan dari ketidakbaikan. Jadi, ada kebaikan, ada

pula ketidakbaikan. Maka, perbuatan menyimpang memiliki guna untuk

menguatkan etiket dalam masyarakat. (b) tanggapan terhadap perbuatan

menyimpang hendak mengetahui hal yang baik dan buruk. Dengan menunjukkan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40136/3/BAB_II_Nining_Febriani[1].pdf · Cerita (novel) yang mampu memberikan rasa atau kesan yang meresap ke dalam hati pembacanya dikatakan

19

seseorang yang melakukan suatu perbuatan yang menyimpang, masyarakat

hendak mengetahui hal yang baik dan hal yang buruk. (c) masyarakat akan

bersatu untuk menindaklanjuti perbuatan yang menyimpang. Masyarakat

bersama-sama akan mengambil tindakan untuk perbuatan menyimpang dengan

sungguh-sungguh secara tandas. Jadi, masyarakat mempertegas lagi hubungan

moral yang membuat mereka bersatu. (d) terjadinya peralihan sosial. Orang-orang

yang melakukan perbuatan menyimpang hendak mendesak batas moral

masyarakat, menyerahkan alternatif baru pada keadaan masyarakat dan mendesak

terjadinya perubahan.

2.6.2 Mengurangi Angka Kemiskinan

Davis (dalam Soelaeman, 2009: 230-231) mendefiniskan fungsi

kemiskinan yaitu; (a) fungsi ekonomi yaitu menyediakan pekerja agar dapat

bekerja, mendatangkan dana sosial, membuka usaha baru dan memanfaatkan

barang yang tidak digunakan lagi (masyarakat pemulung). (b) fungsi sosial yaitu

menimbulkan dorongan untuk berbuat jasa kepada orang lain, sebagai tolak ukur

perkembangan bagi kelas lain, serta menyebabkan timbulnya badan amal. (c)

fungsi kultural yaitu sumber inspirasi kebijaksanaan teknokrat, sumber inspirasi

sastrawan dan menambah budaya saling melindungi antar sesama manusia. (d)

fungsi politik yaitu sebagai tolak ukur untuk lawan bersaing bagi kelompok lain.

2.6.3 Menjaga Lingkungan Hidup

Menurut Bethan (2008: 74) fungsi lingkungan hidup hendak menyerahkan

sesuatu yang berguna agar membantu kelancaran jalannya lingkungan hidup untuk

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/40136/3/BAB_II_Nining_Febriani[1].pdf · Cerita (novel) yang mampu memberikan rasa atau kesan yang meresap ke dalam hati pembacanya dikatakan

20

melakukan aktivitas masing-masing. Manusia memperoleh makan, minum serta

mencukupi sesuatu yang diperlukan lainnya dari ketersediaan atau sumber yang

diberikan oleh lingkungan hidup dan kekayaan alam sebagai sumber yang paling

utama dan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Makhluk hidup

seperti hewan dan tumbuhan juga bisa melangsungkan hidupnya karena daya

dukung lingkungan hidupnya.