bab i pendahuluan - idr.uin-antasari.ac.id v.pdfbab i pendahuluan a. latar belakang manusia adalah...

85
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk sosial. Kita tidak dapat membayangkan, bagaimana kehidupan manusia jika tidak berada dalam masyarakat (sosial) Seperti firman Allah SWT di dalam Q.S. al-Maidah/5:2 د ش و ل ال ن إ و ل وا ال ق ات و ان و د ع ال و ى ا ل وا ع ن او ع ت ى و و ق الت و ى ال ل وا ع ن او ع ت و اب ق ع ال يد.... Ayat ini menjelaskan bahwa betapa pentingnya sosial dalam kehidupan seperti saling tolong-menolong sesama manusia dan juga tolong-menolong sesama muslim dalam kehidupan dunia dan juga taqwa. Demikian juga Rasulullah S.A.W, bersabda : و ن إ ال ق لم س و و ي ل ع ى ا ل ص و ل ال ول س ر ن ا ة ش ائ ع ن ع ى ل ع م آد ب ن م ان س ن إ ل ك ق ل خ ز ع و ا ر ف غ ت س و ا ح ب س و ا ل ل ى و ا د و ا ر ب ك ن م ف ل ص ف م ة ائ م ث ث و ت س ن ا ع ر ل ا الن ق ي ر ط ن ا ع م ظ ع و أ ة ك و ش و أ اس ا لن ق ي ر ط و ت الس ك ل ت د د ع ر ك ن م ن ى ع ه ن و أ ف و ر ع ر م أ و س ر و ة ب و و ت ب أ ال ق ار الن ن ع و س ف ن ح ز ز د ق و ذ ئ م و ي ي ش و ن إ ى ف م الس ة ائ م ث الث ا ي س ال قرواه م{ Dalam Hadis ini dijelaskan bahwa salah satu nilai peduli dengan sosial adalah sikap suka menolong dengan sesama seperti menyingkirkan batu dijalan

Upload: phamtram

Post on 12-Jul-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau

sering disebut dengan makhluk sosial. Kita tidak dapat membayangkan,

bagaimana kehidupan manusia jika tidak berada dalam masyarakat (sosial) Seperti

firman Allah SWT di dalam Q.S. al-Maidah/5:2

يد العقاب وت عاونوا على الب والت قوى وال ت عاونوا على اإلث والعدوان وات قوا اللو إن اللو شد ....

Ayat ini menjelaskan bahwa betapa pentingnya sosial dalam kehidupan

seperti saling tolong-menolong sesama manusia dan juga tolong-menolong

sesama muslim dalam kehidupan dunia dan juga taqwa.

Demikian juga Rasulullah S.A.W, bersabda :

خلق كل إنسان من بن آدم على عن عائشة ان رسول اللو صلى اهلل عليو وسلم قال إنو د اهلل وىلل اهلل وسبح اهلل وست غفر اهلل وعز را عن ستني وثالث مائة مفصل فمن كب ر اهلل وح ل

س وأمر بعروف أون هى عن منكر عدد تلك الستني و طريق ا لناس أو شوكة أو عظما عن طريق النازح ن فسو عن النار قال أبو ت وبة ورب قال يسي االثالث مائة السالمى فإنو يشي ي ومئذ وقدز

}رواه م

Dalam Hadis ini dijelaskan bahwa salah satu nilai peduli dengan sosial

adalah sikap suka menolong dengan sesama seperti menyingkirkan batu dijalan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

2

umum hal ini merupakan nilai sedekah antar umat baik umat muslim atau non

muslim. Hal ini juga menggambarkan arti sosial kepada kita selaku umat nya.

Kehidupan sosial sendiri jika kita cermati lebih mendalam tidak terlepas

dari apa yang yang dikatakan sebagai pendidikan, karena orang atau manusia yang

berpendidikan akan lebih mudah dalam menjalin hubungan sosial. Hal ini

disebabkan karena kebanyakan orang yang berpendidikan adalah orang-orang

yang mampu berkerjasama, hidup pada lingkungan yang kebanyakannya punya

sosial yang tinggi hingga dapat mempunyai Ilmu pengetahuan yang tinggi dari

lingkungan sekitar.

Pendidikan yang berhubungan sosial adalah pendidikan yang memerlukan

keterampilan-keterampilan yang diperlukan dirinya dan juga masyarakat.

Pendidikan yang dimaksudkan adalah pendidikan karakter yaitu, penanaman nilai,

pengembangan budi pekerti, nilai agama, pembelajaran moral dan lain-lain.

Sebagaimana yang digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 tahun

2003 tentang Sisdiknas) :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab

Menurut Soekanto yang dikutip oleh Dadang Supardan, istilah sosial

disandarkan pada objek masyarakat atau orang lain maka sosial berarrti ideologi

yang berpokok pada prinsip kepemilikan umum atas orang-orang yang

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

3

disekitarnya, misalnya seorang yang ingin memberi hadiah pada teman, hasil dari

pemberian itu ialah kepemilikan umum yang bisa jadi setelah dia memberikan

kepada temannya, temannya tersebut memberikan lagi barang itu pada orang lain

begitu terus hingga akhirnya. Jadi, memberi termasuk pada hal-hal yang

berkaitan dengan kepemilikan umum.

Ilmu-ilmu atau pemahaman sosial tumbuh dikarenakan berjalannya waktu

juga sejarah, namun hal ini tidak banyak membantu dalam menguasakan

diterimanya konsep itu. Ilmu-ilmu sosial lebih berkembang atau tumbuh dari

filsafat moral, sebagaimana ilmu-ilmu alam tumbuh dari filsafat alam. Dikalangan

filsuf moral Skotlandia, kajian ekonomi politik selalu diikuti kajian isu-isu yang

lebih luas, meski tidak disebut ilmu sosial

Ilmu sosial sendiri tidak terlepas dari agama yang diikuti oleh individu di

karenakan, kehidupan sosial seseorang tergantung pada kondisi orang yang

bersosial atau yang menerapkan. Dalam ilmu sosial tidak hanya sekedar

menjelaskan kondisi faktual tanpa mengandung pengarahan mengenai sikap yang

sebaiknya, dan agama Islam bukan pula tuntutan-tuntutan yang tidak didasarkan

pada kondisi-kondisi objektif kehidupan manusia dan masyarakat. Maka dari itu

sangat perlulah bagi kita untuk dapat menerapkan sikap kepedulian sosial baik

untuk diri sendiri atau anak didik kita kedepannya, penerapan yang berfungsi

untuk kehidupan sosial sekitar kita.

Perubahan kondisi sosial sendiri tidak jauh dari kebudayaan. Maka dari itu

dengan kebudayaanlah nilai kepedulian sosial bisa ditanamkan kepada peserta

didik. Tranformasi atau perubahan sosial pada lazimnya terjadi karena adanya

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

4

perubahan-perubahan kondisi individual atau kelompok masyarakat, yang

meliputi berbagai unsur-unsur berikut: geografis, biologis, ekonomi, teknologi,

agama dan politik. Terjadinya penanaman sosial sebagai akibat terjadinya seperti

hukum kerja, nilai-nilai dan lain-lain

Proses terjadinya perubahan sosial secara khusus dan perubahan

kebudayaan secara lebih luas, pada umumnya melalui proses sebagai berikut:

Pertama: Penyesuaian masyarakat terhadap perubahan, yang pada mulanya

gejala perubahan itu dianggap sebagai penyimpangan, kemudian terjadi proses ,

yang antara lain dengan melalui proses pelapukan norma-norma lama dan

pemudaran nilai-nilai tradisional, kemudian terjadi penyesuaian-penyesuaian

dengan ide-ide baru atau penemuan-penemuan baru.

Kedua: Peciptaan saluran-saluran perubahan sosial, yang pada umumnya

berupa lembaga-lembaga pemerintah, lembaga ekonomi, lembaga pendidikan dan

keagamaa

Melihat berbagai masalah itu agama Islam pun punya berbagai peran untuk

menerangi umatnya dalam hal bersosial diantaranya adalah setiap manusia pasti

ada hubungan sesama seperti habbluminannas (hubungan sesama manusia) yang

lancar sesuai kaidah-kaidah ke Islaman atau yang sering kita sebut akhlakul

karimah kepada sesama contoh di antaranya adalah Amar Ma‟ruf Nahi Munkar

(Q.S. Ali Imran (3) : 104)

ك ىم و أولئ رف و ي ن هون عن المنكر ولتكن منكم أمة يدعون إل الي ويأمرون بالمع

{١۰٤المفلحون}

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

5

Maksud dari ayat ini adalah segala perkara yang diperintahkan Allah

kepada kita untuk mengerjakannya, sedang Dia ridha jika sekalian hamba-Nya

menunaikannya

Seperti suatu yang batil atau salah ialah segala perkara yang Allah

melarang kita untuk melakukannya, sedang Dia suka jika sekalian hamba-Nya

menjauhinya. Melakukan tugas ini yakni, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan

mencgah kepada yang munkar, merupkan suatu tugas yang wajib dan perintah

yang tidak boleh diabaikan sama sekali. Rasulullah bersabda yang artinya: “

Barangsiapa melihat kemunkaran di antara mu, maka hendaklah ia merubah

dengan tanganya. Jika tidak mampu, maka dengan lidahnya. Dan jika tidak

mampu pula maka dengan hatinya, dan demikian itu adalah selemah-lemahnya

iman”

Riwayat lain menyatakan, bahwa orang yang merubah atau mengingkari

dengan hati disifatkan sebagai orang yang tidak memiliki iman, meskipun seberat

dzarah (atom) Jika kita perhatikan makna, dari paparan tersebut maka dari itu

sangatlah perlu kita perhatikan seperti apa wujud kepedulian sosial yang di

gambarkan oleh Islam.

Keterkaitan agama dengan masalah kemanusiaan sebagaimana tersebut di

atas menjadi penting jika dikaitkan dengan situasi kemanusiaan di zaman modern.

Kita mengetahui bahwa dewasa ini manusia menghadapi berbagai macam

persoalan yang benar-benar membutuhkan pemecahan segera, serba cepat, instan

dan otomatis. Q.S. Ali Imran/2 : 110, menyatakan.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

6

خرجت للناس تأمرون بالمعروف وت ن هون عن المنكر وت ؤمنون باللو ولو ءامن كنتم خي ر أمة أ

(111أىل الكتاب لكان خي را لم من هم المؤمنون وأكث رىم الفاسقون )ال عمران:

Dilihat dari makna ayat tersebut dan kalimat sebelumnya menjelaskan

bahwa.Dengan ilmu sosial, maka umat Islam akan dapat meluruskan gerak

langkah perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi saat ini dan juga dapat

meredam berbagai kerusuhan sosial dan tindakan kriminal lainnya yang saat ini

banyak mewarnai kehidupan

Fenomena kerusuhan, tindakan anargis, tindakan kekerasan, tindakan

kriminal, pemerkosaan, bencana alam dan kebakaran hutan, kecelakaan lalu lintas

yang menelan ribuan nyawa manusia, penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan

terlarang, penyimpangan sosial, tindakan nekat, perampasan hak-hak asasi

manusia dan masalah sosial lainnya yang terus berkembang. Secara sosiologis,

seluruh gejala dan peristiwa tersebut bukanlah masalah yang berdiri sendiri,

melainkan semua itu merupakan produk sistem dan pola pikir, pandangan yang

menyimpang dan sebagainya. Pemecahan terhadap masalah tersebut salah satu

alternatifnya adalah dengan memberikan nuansa keagamaan pada ilmu sosial

Penanaman nilai-nilai kepedulian sosial dapat kita ambil contoh dalam

kisah Khulafaurasyidin seperti, cara Abu Bakar menyelamatkan budak Bilal bin

Rabbah dapat kita ambil pelajaran yakni tolong-menolong. Dalam sifat atau

pribadi para khulafaurasyidin yang lain pun ada juga sifat kepedulian sosial

seperti Umar bin Khattab ketegasannya dalam melindungi umat melalui toleransi

keberagamaan, Usman bin Affan dengan kedermawanannya dia menolong umat

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

7

Islam mempertahankan perjuangannya sehingga berhasil bertahan dan Ali bin Abi

Thalib dengan ilmu-ilmu yang diperoleh dari Rasulullah ia menyumbangkan pola

pikirnya dalam hal kerjasama dalam baitul mal.

Dalam hubungan ini, misalnya kita dapat membaca hadis yang artinya

sebagai berikut.

ت د كم يب لن فسو } رواه البخار{عن أنس النب صلى اهلل عيو وسلم قال : ل ي ؤمن أ

Dilihat dari kutipan hadist ini menjelaskan tentang betapa pentingnya kita

berprilaku baik pada sesama muslim terutama dalam hal bermasyarakat yakni,

kita mesti santun, beradab, tolong menolong dan selalu berprasangka baik pada

sesama muslim agar terjalin kerukunan dalam berkeluarga, tetangga dan

bermasyarakt tentunya. Melalui pendekatan sosiologi agama akan dapat dipahami dengan mudah,

karena agama itu sendiri diturunkan untuk kepentingan sosial. Dalam al-Qur‟an

misalnya kita jumpai ayat-ayat berkenaan dengan hubungan manusia dengan

manusia lainnya. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kemakmuran suatu

bangsa dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesengsaraan. Semua itu

akan dapat dijelaskan secara datail apabila yang memahaminya mengetahui

sejarah sosial pada saat ajaran agama Islam itu diturunkan

Perlu ditegaskan, ternyata ada bagian dari Islam yang merupakan produk

sosial, misalnya andaikan khalifah Harun Al-Rasyid tidak meminta Imam Malik

menulis Al-Muwaththa‟, kitab hadis semacam itu mungkin tidak ada. Karena itu

, Al-Muwaththa‟sebagai kumpulan hadis juga merupakan produk sosial

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

8

Kepedulian sosial dapat guru-guru tanamkan adalah, melalui cinta, sebagai

sahabat anak, emosi (amarah), dan lain sebagainya. Penaman nilai-nilai sosial

dapat ditanamkan lebih kuat dan bisa melekat apabila penanaman dengan cara

kita atau guru sebagai sahabat anak, maksudnya adalah guru yang selalu dengan

sabar memberikan contoh kepedulian sosial dalam pembelajaran pada sebuah

pelajaran baik yang mudah dipahami atau yang sulit dipahami, tetap tersenyum

menghadapi hal ini dan bahagia walaupun lambat, guru mesti seharusnya lebih

memperhatikan apa yang dialami siswa

Guru yang baik adalah guru yang melandaskan interaksi dengan siswa di

atas nilai-nilai cinta, karena hanya hubungan cintalah yang akan melahirkan

keharmonisan. Sikap cinta, kasih dan sayang tercermin melalui kelembutan,

kesabaran, penerimaan, kedekatan, keakraban, dan sikap-sikap positif lainnya

makna yang dimaksud adalah dimana seorang guru akan dapat menanamkan sikap

kepedulian sosial pada siswa jika guru itu punya rasa cinta ,sabar, kasih, dan

sayang di dalam hatinya, dan melapangkan dada terhadap apa yang dilakukan si

siswa kepada guru selama hal itu tidak melanggar moral maka guru alangkah

baiknya jika mau bersabar dan menyayangi siswa setulus hatinya maka tujuan

penanaman nilai-nilai kepedulian sosial siswa kepada sesamanya akan tercapai

dengan baik.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam

mengenai sejauh mana sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menjalankan

penanaman nilai-nilai kepedulian sosial di sekolah dalam kaitannya dengan nilai

toleransi dan peduli sosial siswa-siswanya. Adapun masalah yang akan dikaji

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

9

dalam penelitian ini difokuskan pada bagaimana proses penanaman nilai-nilai

kepedulian sosial melalui kisah kehidupan Khulafaurasyidin pada dalam

pembelajaran SKI pada siswa MTsN 3 Banjarmasin, maka dari itu peneliti

melakukan penelitian ini dikarenakan pada MTsN 3 Banjarmasin, masalah

kepedulian sosial ini banyak yang dipertanyakan karena oleh sebagian siswa ada

guru yang mencontoh atau memperlihatkan hal-hal yang tidak sesuai namun,

masih banyak siswa yang mengatakan bahwa kepedulian sosial yang diterapkan

atau ditanamkan pada siswa itu lebih dijunjung oleh guru-guru senior. Hal ini

karena di MTsN 3 Banjarmasin ini kebanyakannya adalah guru-guru senior yang

berkecimpung dalam sosial masyarakat. Hal ini lah yang mendorong OSIS serta

siswa-siswinya mau mencontoh aktivitas guru-gurunya di sekolah, terutama guru

mata pelajaran SKI dalam hal sosial.

Berdasarkan uraian diatas. peneliti tertarik meneliti lebih dalam apa saja yang

diterapkan guru SKI ini, dalam pembelajaran materi SKI, serta seperti apa cara

beliau menanamkan rasa atau nilai kepedulian sosial di MTsN 3 Banjarmasin

terlebih khusus pada guru SKI maka dari itu peneliti melakukan penelitian yang

berjudul, “Penanaman Nilai-Nilai Kepedulian Sosial Melalui Kisah Kehidupan

Khulafaurasyidin Dalam Pembelajaran SKI Pada Siswa MTsN 3

Banjarmasin.”

B. Fokus Masalah

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

10

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil beberapa

fokus masalah sebagai berikut:

1. Apa saja nilai-nilai kepedulian sosial dalam kisah kehidupan

Khulafaurasyidin yang ditanamkan oleh guru SKI pada siswa MTsN 3

Banjarmasin ?

2. Bagaimana metode guru SKI di MTsN 3 Banjarmasin dalam menanamkan

nilai-nilai kepedulian sosial melalui kisah kehidupan Khulafaurasydin

pada siswa?

3. Apa Saja faktor-faktor yang memengaruhi guru SKI di MTsN 3

Banjarmasin mau menanamkan nilai-nilai kepedulian sosial melalui kisah

kehidupan Khulafaurasyidin pada siswa?

C. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui nilai-nilai kepedulian sosial dalam kisah kehidupan

Khulafaurasyidin yang ditanamkan guru SKI pada siswa MTsN 3

Banjarmasin.

2. Untuk mengetahui metode guru SKI di MTsN 3 Banjarmasin dalam

menanamkan nilai-nilai kepedulian sosial melalui kisah kehidupan

Khulafaurasyidin pada siswa.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

11

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi guru SKI MTsN 3

Banjarmasin mau menanamkan nilai-nilai kepedulian sosial melalui kisah

kehidupan Khulafaurasyidin pada siswa.

D. Definisi Operasional

Berdasarkan judul penelitian ada beberapa istilah yang perlu didefinisikan

agar pembaca tidak memiliki persepsi yang berbeda-beda, maka perlu dijelaskan

sebagai berikut:

1. Penanaman Nilai-Nilai

Penanaman secara bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

sebuah kegiatan, atau proses, cara, perbuatan menanam, menanami, atau

menanamkan. Maksud dari penanaman yang ingin disampaikan peneliti adalah

kegiatan seorang guru terhadap pembelajaran SKI di MTsN 3 Banjarmasin pada

siswa agar siswa dapat hasil positif dari kegiatan tersebut.

Sedangkan nilai-nilai secara bahasa dapat didefinisikan adalah sifat-sifat

yang penting atau berguna bagi kemanusiaan yang dimaksud disini adalah norma-

norma atau tatanan kehidupan kita selaku pendidik atau orang yang memberikan

tatanan, pada intinya nilai-nilai hampir sama dengan norma prilaku manusia yang

diperbuat secara teratur.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

12

Nilai adalah harga atau kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu dianggap

memiliki nilai apabila secara instrinsik memiliki kemanfaatan. Karena nilai

memiliki arti harga, pesan, makna, semangat yang terkandung dalam fakta,

konsep, atau teori, maka pada dasarnya nilai tidak berdiri sendiri tetapi perlu

disandarkan kepada konsep tertentu, dalam hal ini adalah moral, sehingga menjadi

nilai moral

Dari uraian-uraian definisi nilai tersebut yang dimaksud nilai yang ingin

disampaikan peneliti adalah nilai atau sikap sosial siswa melalui pembelajaran

SKI oleh guru SKI di MTsN 3 Banjarmasin.

2. Definisi Kepedulian Sosial

Secara bahasa kepedulian berasal dari kata peduli yang artinya adalah

mengindahkan; memperhatikan; menghiraukanmaksudnya adalah prilaku yang

dimana adanya sikap memperhatikan atau memberikan perhatian pada setiap

orang yang ada disekitarnya.

Secara istilah kepedulian adalah suatu tindakan yang berhubungan

dengan kontak sosial yang berhubungan dengan orang lain dan diri individu ,

maksudnya adalah dimana ada seseorang atau individu melakukan tindakan atau

perbuatan baik yang berhubungan dengan diri orang lain disekitarnya secara

langsung dan berhadapan muka, seperti memberi, berjabatan minta maaf,

menolong, tegur sapa, dan seterusnya

Maksud dari kepedulian yang ingin diangkat oleh penulis disini adalah

dimana seorang guru memberikan contoh kepedulian sosial kepada siswa-

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

13

siswinya dalam proses pembelajaran, sehingga guru tersebut dapat menjadi

tauladan atau contoh yang baik bagi siswa-siswi atau murid-muridnya pada

umumnya.

Mengingat hal tersebut dapat kita lihat dalam hidup manusia yang dituntut

untuk menghayati dan mengembangkan nilai kepedulian atau moralitas kita yang

menjadi standar perbuatan dan sikap yang menentukan siapa kita, bagaimana kita

hidup dan bagaimana kita memperilakukan orang lain yang dikelompokkamenjadi

dua; nilai-nilai nurani (values of being) meliputi hal-hal individual seperti

kejujuran, keberanian, cinta damai, keyakinan diri, disiplin diri, kesucian hati.

Dan nilai-nilai memberi (values of giving) meliputi hal-hal yang berhubungan

dengan individu dan orang lain, seperti, kepedulian, kesetiaan, penghormatan,

kasih sayang, tidak egois, ramah, dan bersikap adil.

Sedangkan sosial secara bahasa berasal dari bahasa inggris yaitu, social

yang bermakna, suatu hal yang berkenaan dengan prilaku interpersonal, atau yang

berkaitan dengan proses sosial, berhubungan dengan sekitar kita baik masyarakat,

keluarga, atau sekolah

Secara istilah sosial dimaknakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan

masyarakat sekitar baik itu di dalam keluarga, sekolah maupun lingkungan luar

lainnya, menurut Departemen Sosial, sosial adalah kegiatan yang menunjkkan

suatu hal yang berhubungan dengan prilaku-prilaku individu di lingkungan sosial.

Artinya adalah kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk mengatasi persoalan-

persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan masyarakat

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

14

Maksud penulis tentang kepedulian sosial disini adalah suatu kegiatan

guru yang mencontohkan seperti apa sosial yang seharusnya dilakukan siswa pada

sesamanya di sekolah, pada guru, dan warga sekitar sekolah, misalnya seperti

menolong teman ketika mereka sedang kesulitan dalam belajar atau memahami

sebuah mata pelajaran contohnya SKI yang berhubungan dengan sejarah-sejarah

dan mengambil pelajaran dari beberapa sejarah yang disampaikan oleh guru SKI

tersebut. Selain hal-hal itu nilai sosial yang ingin diangkat oleh peneliti adalah

penanaman nilai-nilai kepedulian sosial dari guru SKI diantaranya seperti

menghormati orang lain, kedermawanan, toleransi, dan pemaaf, yang beliau

contohkan atau terangkan selama pembelajaran berlangsung.

3. Definisi Khulafarasyidin

Secara bahasa khulafaurasyidin adalah pengganti rasulullah dalam

memerintah Islam. Sedang kan secara istilah adalah pengganti rasul yang diangkat

setelah Nabi wafat untuk melanjutkan beliau dalam tugas-tugas sebagai pemimpin

agama dan pemerintah Islam dan mereka ada 4 yakni Abu bakar as-sidiq, Umar

bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib

Jadi, Khulafaurasyidin yang dimaksud penulis adalah sifat sosial para

Khulafaurasyidin yang empat yang disampaikan oleh guru SKI di MTsN 3

Banjarmasin.

4. Definisi Siswa

Definisi siswa secara bahasa adalah murid (terutama pada tingkat sekolah

dasar dan menengah); pelajar Sardiman A.M., menyatakan bahwa siswa atau

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

15

anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral

dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, tidak tepat kalau dikatakan

bahwa siswa atau anak didik itu sebagai objek (objek dalam proses belajar

mengajar). Pada intinya siswa adalah manusia atau subjek belajar yang menerima

didikan dari pendidik atau guru

Maksud penulis yang dimaksud siswa dalam penelitian ini adalah siswa yang

melakukan pembelajaran atau yang menuntut ilmu dalam kelas agar dapat

pembelajaran yang baik sepanjang prosesnya berlasung dan siswa ini adalah

peserta didik yang menaati pendidik selaku orang yang memberikan ilmu. Lebih

tepatnya lagi adalah siswa yang baru beradaptasi dengan sekolah menengah

pertama.

Menurut definisi-definisi di atas maka yang dimaksud dengan judul

Penanaman Nilai-Nilai kepedulian sosial melalui kisah kehidupan

khulafaurasyidin dalam pembelajaran SKI pada siswa MTsN 3 Banjarmasin

dalam penelitian ini adalah metode guru mata pelajaran SKI untuk menanamkan

nilai-nilai kepedulian sosial melalui kisah kehidupan khulafaurasyidin, antara lain

(tolong menolong, toleransi, kedermawanan, dan empati) pada siswa MTsN 3

Banjarmasin.

E. Signifikansi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapakan akan bermanfaat untuk:

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

16

1. Siswa, agar siswa bisa memahami seperti apa kegunaan kepedulian sosial

baik dalam kelas maupun di luar kelas.

2. Guru, agar guru dapat menerapkan dan memahami betul betapa

pentingnya nilai-nilai moral terutama nilai-nilai yang berhubungan sosial,

supaya guru tidak melakukan hal-hal yang tidak sesuai baik didepan siswa

maupun dibelakang siswa.

3. Sekolah, dengan penelitian ini peneliti berharap sekolahan dapat lebih

memperhatikan betapa pentingnya nilai-nilai kepedulian bagi warga

sekolah.

4. Peneliti, agar bisa lebih baik dalam memperhatikan prilaku-prilaku yang

berkaitan dengan moral terutama nilai-nilai moral yang berhubungan

dengan sosial.

F. Alasan Memilih Judul

Sesuai rumusan masalah yang peneliti kemukakan di atas maka alasan

yang mendorong penulis untuk meneliti masalah tersebut adalah:

1. Pentingnya penanaman nilai-nilai kepedulian sosial, kepada siswa yang

merupakan hal atau pembinanaan penting untuk membangun siswa

berkarakter dan bermoral nilai sosial.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

17

2. Penanaman nilai-nilai kepedulian sosial kepada siswa agar guru dapat

mengetahui seperti apa siswa-siswinya di kelas atau di luar kelas.

3. Langkah-langkah guru SKI di MTsN 3 Banjarmasn menanamkan nilai-

nilai kepedulian sosial yang sesuai dengan contoh kepedulian sosial

melalui kisah kehidupan khulafaurasyidin dalam mata pembelajaran SKI.

4. Hasil dari penanaman nilai-nilai kepedulian sosial oleh guru SKI MTsN 3

Banjarmasin yang berpengaruh kepada siswa dalam kehidupan sehari-hari.

5. Berdasarkan pengamatan peneliti secara umum guru SKI MTsN 3

Banjarmasin telah berusaha untuk menanamkan nilai-nilai moral, nilai

kepedulian sosial, dan nilai-nilai karakter kepada para siswa.

G. Sistematika Laporan Penelitian

Untuk mempermudah memahami skripsi ini, maka dibuatlah sistematika

penulisan yang terdiri dari lima bab, yaitu:

Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang, fokus masalah, tujuan

penelitian, definisi operasional, signifikansi penulisan, alasan memilih judul, dan

sistematika laporan penelitian.

Bab II Landasan teori yang berisi tentang, pengertian penanaman nilai-

nilai kepedulian sosial, cara guru menanamakan nilai-nilai kepedulian sosial, dan

hasil dari penanaman nilai-nilai kepedulian sosial oleh guru pada siswa.

Bab III Metode penelitian yang memuat jenis dan pendekatan penelitian,

subjek dan objek penelitian, data dan sumber data serta teknik pengumpulan data,

pengolahan data dan analisis data dan prosedur penelitian.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

18

Bab IV Laporan hasil penelitian meliputi gambaran umum lokasi

penelitian dan, penyajian dan analisis data.

Bab V Penutup yang berisi simpulan dan saran-saran.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

19

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

20

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

21

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Penanaman Nilai-Nilai Kepedulian Sosial

1. Pengertian Penanaman Nilai-Nilai

Penanaman adalah perihal ( perbuatan, cara dan sebagainya). Sedangkan

yang dimaksud dengan nilai menurut kamus besar bahasa indonesia, nilai ialah

sifat-sifat ( hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.

Menurut Abu Ahmadi dan Noor Salimi, yang dimaksud dengan nilai

adalah “ suatu perangkat keyakinan, atau perasaan yang diyakini sebagai suatu

identitas yang memberi corak yang khusus kepada pola pemikiran,perasaan

ketertarikan maupun perilaku.

Dan sebagaimana yang dikutip oleh H. M. Chabib Thoha, menyatakan

nilai adalah “ suatu tipe kepercayaan yang berbeda dalam ruang lingkup sistem

kepercayaan dalam seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau

mengenai sesuatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan.

Melihat dari beberapa pengertian di atas, maka dapat dipahami bahwa

penanaman nilai-nilai adalah suatu cara atau perbuatan yang memiliki sifat yang

melekat pada seseorang dalam bentuk kepercayaan yang telah berhubungan

dengan suatu perilaku atau kebiasaan seseorang tersebut.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

22

2. Pengertian Kepedulian Sosial

Kepedulian berasal dari kata peduli yang artinya, mengindahkan;

menghiraukan; memperhatikan, sedangkan kepedulian itu sendiri adalah sikap

mengindahkan atau memperhatikan sesuatu. B

Sedangkan Secara istilah kepedulian adalah suatu tindakan yang

berhubungan dengan kontak sosial yang berhubungan dengan orang lain dan diri

individu, maksudnya adalah dimana ada seseorang atau individu melakukan

tindakan atau perbuatan baik yang berhubungan dengan diri orang lain

disekitarnya secara langsung dan berhadapan muka, seperti memberi, berjabatan

minta maaf, menolong, tegur sapa, dan seterusnya.

Sosial secara bahasa artinya adalah suatu hal yang berkenaan dengan

masyarakat; sedangkan secara istilah sosial adalah suatu sikap menghormati dan

menghargai lawan jenis, baik di rumah, di sekolah, maupun masyarakat sekitar.

Nilai-Nilai Kepedulian Sosial

Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan

melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasinal satuan

pendidikan masing-masing. Hal ini merupakan prakondisi pendidikan karakter

pada satuan pendidikan yang untuk selanjutnya pada saat ini di perkuat dengan 18

nilai hasil kajian empirik Pusat Kurikulum.

Dalam rangka memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter yang telah

terindefikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan

pendidikan nasional, yaitu: 1). Religius, 2). Jujur, 3). Toleransi, 4). Disiplin, 5).

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

23

Kerja keras, 6). Kreatif, 7). Mandiri, 8). Demokratis, 9). Rasa ingin tahu, 10).

Semangat kebangsaan, 11). Cinta tanah air, 12). Menghargai prestasi, 13).

Bersahabat, 14). Cinta damai, 15). Gemar membaca, 16). Peduli lingkungan, 17).

Peduli sosial, dan 18). Tanggung jawab.

Dapat kita lihat peduli sosial adalah salah satu bagian dari nilai-nilai

karakter. Menurut Thomas Lickona yang di kutip Miftahul Khair, salah satu nilai

karakter ialah nilai moral yang berhubungan dengan sosial seperti menghormati

kehidupan dan kemerdekaan, bertanggung jawab terhadap orang lain, kejujuran,

keadilan, toleransi, sopan santun, disiplin diri integritas, belas kasih,

kedermawanan dan keberanian adalah faktor penentu dalam bentuk pribadi yang

baik. Jika disatukan seluruh faktor ini akan menjadi warisan moral yang

diturunkan dari generasi-kegenerasi berikutnya.

Subur, menyatakan bahwa nilai-nilai kepedulian sosial juga diartikan

sebagai nilai moral yang dilakukan oleh individu tersebut kepada orang lain,

dalam hal ini beliau mengindikatorkan nilai moral ini sangat lah berhubungan

dengan hidup manusia yang dituntut untuk menghayati dan mengembangkan nilai

moral yang standar perbuatan dan sikap yang menentukan siapa kita, bagaimana

kita hidup dan bagaimana kita memperlakukan orang lain yang dikelompokkan

menjadi dua; nilai-nilai nurani yang meliputi, kejujuran, keberanian, cinta damai,

keyakinan diri, disiplin diri, kesucian hati, dan nilai-nilai memberi yang meliputi,

kesetiaan, penghormatan, kasih sayang, tidak egois, ramah, dan bersikap adil.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

24

Adapun nilai-nilai kepedulian sosial yang ingin di teliti oleh peneliti

adalah nilai-nilai sosial atau kepedulian sosial yang ada pada materi

Khulafaurasyidin pada siswa MTsN 3 Banjarmasin, nilai-nilai tersebut adalah

nilai-nilai yang dicermin kan dari para Khalifah, yakni sebagai berikut :

1. Khalifah Pertama, Abu Bakar As-Siddiq R.A

Berikut nilai-nilai kepedulian sosial yang dicerminkan oleh Khalfah Abu Bakar

As-Siddiq R.A, dalam rinkasan materi Khulafaurasyidin sebagai berikut :

a. Kejujuran, hal ini dapat kita lihat dalam materi yang menyatakan bahwa

“apapun yang dikatakan nabi itu benar adanya, beliau juga bersikap jujur

pada saat menyampaikan argmen-argumen beliau jika itu memang berasal

dari Rasulullah”. Dalam Al-Qur‟an pun menyatakan betapa pentingnya

kejujuran ( Q.S Al-Maidah ayat 8)

ال ت عدلوا يا أي ها الذين آمنوا كونوا ق وامني للو شهداء بالقسط وال يرمنكم شنآن ق وم على أ

لو إن اللو خبي با ت عملون اعدلوا ىو أق رب للت قوى وات قوا ال

Dalam ayat ini di jelaskan bahwa, agar orang mukmin dalam melakukan

segala sesuatu itu dengan cermat,jujur dan Ikhlas kepada Allah Swt.

b. Rela Berkorban, hal ini dapat kita lihat dalam materi yang menyatakan “

beliau rela mengorban kan harta benda beliau demi menemani Rasulullah

ber hijrah ke Yasrib(Madinah)”. Dalam Al-Qur‟an pun menyatakan betapa

pentingnya rela berkorban ini untuk sesama (Q.S As-Shaffat ayat 100-113)

ليم ب ف (111)رب ىب ل من الصالني ف لما ب لغ معو السعي قال يا (111)شرناه بغالم

دن إن ب ن إن أرى ف المنام أن أذبك فانظر ماذا ت رى قال يا أبت اف عل ما ت ؤمر ست

بني ف لما أ (111)شاء اللو من الصابرين ونادي ناه أن يا (111)سلما وت لو لل

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

25

قت الرؤيا إنا كذلك نزي المحسنني (111)إب راىيم إن ىذا لو البالء (111)قد صد

سالم على (111)خرين وت ركنا عليو ف اآل (111)وفدي ناه بذبح عظيم (111)المبني

وبشرناه (111)إنو من عبادنا المؤمنني (111)كذلك نزي المحسنني (111)إب راىيم

مسن وظال وباركنا عليو وعلى إسحاق ومن ذريتهما (111)بإسحاق نبيا من الصالني

لن فسو مبني

Dalam ayat ini di jelas kan betapa penting nya ke rela bekorbanan seorang

anak kepada ayah nya yakni cerita Nabi Ibrahim A.S dan anaknya Nabi Ismail

A.S.

c. Bijaksana, sikap bijaksana di gambarkan oleh Khalifah Abu Bakar

R.A,yakni pada saat “ beliau memberantas kaum murtad setelah Nabi Saw

wafat”. Dalam Al-Qur‟an juga di nyatakan betapa pentingnya sikap

bijaksana dalam bersosial yakni dalam (Q.S Al-Baqarah ayat 269);

ذكر إال أولو الل مة ف قد أوت خي را كثيا وما ي ي ؤت الكمة من يشاء ومن ي ؤت الك Dalam ayat ini di jelaskan bahwa sebuah kebijaksanaan seseorang

mengambarkan betapa dia peduli dengan sosial nya, dan hal itu menggambarkan

ke wibawaan seseorang tersebuat apalagi jika ia ingin menjadi pemimpin.

d. Tolong Menolong

Sikap atau prilaku tolong menolong ini dapat kita lihat pada materi SKI,

”yakni cerita beliau yang menoong sahabat yang bernama Bilal bin Rabbah

R.A” Dalam Al-Qur‟an juga diterangkan betapa pentingnya sikap

tolongpada sesama, dapat kita lihat dala (Q.S Al-Maidah ayat 2)

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

26

وال القالئد وال هس الحسام وال الهد وال الش يي البيت الحسام يبتغىى يا أيها الريي آهىا ال تحلىا شعائس للا آه

وكن عي الوسجد الحسام أى فضال هي زبهن وزض ىاا وإذا حللتن فاصطادوا وال يجسهكن شآى قىم أى صد

إى الل تعتدوا وتعاوىا عل البس والتقىي وال تعاوىا عل اإلثن والعدواى واتقىا للا

Dalam ayat ini dijelaskan pada kita bahwa kita diantjurkan untuk saling

tolong menolong pada sesama dalam hal kebaikan dan taqwa kepada Allah

Swt.

2. Khalifah Kedua Umar bin Khattab R.A

Berikut nilai-nilai sosial yang ada dalam materi BAB Khulfaurasyidin

dalam ringkasan materi LKS siswa.

a. Pemberani, sikap pemberani adalah sikap seseorang yang pantang

mundur demi yang haq melawan yang bathil, salah satu contoh yang

dapat kita lihat pada kehidupan khalifah Umar bin Khattab R.A adalah

“ pada saat membela dan melindungi umat Islam yang berhijrah

menuju Yarib(Madinah) secara terang-teranganDalam Al-Qur‟an pun

menegaskan betapa pentingnya umat Islam menjadi seorang yang

pemberani yakni dapat kita liaht pada (Q.S Ali Imran ayat 139);

ن تم العلون إن كنتم مؤمنني وال تنوا وال تزنوا وأ Dalam ayat ini dijelaskan bahwa kita selaku umat muslim sangat lah

dilarang untuk memiliki sikap lemah apa lagi untuk membela kerabat muslim nya

yang se iman.

b. Toleransi, sikap ini adalah sikap seseorang yang dengan senang hati

menerima keputusan orang lain dengan berpikir positif, salah satu

sikap toleransi yang di contohkan oleh khalifah Umar bin Khattab

adalah “ perluasan tanah salah satu masjid di Mesir yang pada saat itu

tanah nya berbenturan dengan tanah yahudi, dengan sikap toleransi

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

27

sosial beliau maka beliau lebih memiih untuk membatalkan perluasan

tanah tersebutDalam Al-Qur‟an juga ditekan kan betapa penting nya

sikap toleransi pada sesama (Q.S Al-Baqarah ayat 256)

ين قد ت ب ني الرشد من الغي فمن يكفر بالطاغوت وي ؤمن باللو ف قد استمسك ال إكراه ف الديع عليم بالعروة الوث قى ال انفصام لا واللو س

Dalam ayat ini di jelaskan bahwa kita selaku umat Islam dalam

bersosial apalagi hal-hal yang berhubungan dengan keagamaan seperti

pembangunan masjid, musyawarah desa dan lain sebagai nya maka

dianjurkan dan malah semestinya untuk kita tidak memaksakan

kehendak kita apabila dalam ruangan itu ada umat agama lain, selama

pendapat nya dapat di benarkan maka mengapa tidak untuk mencoba

pendapatnya.

c. Tegas dan Arif, sikap tegas dalam kepemimpinan dan kearifan yakni

mengayumi warga nya, sikap ini di contohkan oleh khalifah Umar bin

Khattab R.A “ pada saat beliau memberikan sedekah pada fakir miskin

dan berjalan disekitar warganya dengan berpakaian sederhana”. Dalam

Al-Qur‟an pun di tegaskan betapa penting nya sikap tegas dan arif

dalam bersosial dapat kita lihat pada (Q.S Al- Fath ayat 29) :

اء عل دا ي بت غون فضال من ممد رسول اللو والذين معو أشد ن هم ت راىم ركعا س ى الكفار رحاء ب ي ود ذلك مث لهم ف الت وراة ومث لهم ف اإل نيل كزر اللو ورضوانا سيماىم ف وجوىهم من أثر الس

ب الزرا ليغيظ بم الكفار وعد اللو الذين أخرج شطأه فآزره فاست غلظ فاست وى على سوقو ي ع آمنوا وعملوا الصالات من هم مغفرة وأجرا عظيم

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

28

Dalam ayat ini di jelaskan bahwa pentingnya dala bersosial akan ketegasan

seorang pemimpin dalam menjaga yang haq dan melawan yang bathil dan

bersikap arif dalam mengayumi warga nya.

3. Khalifah ketiga Usman Bin Affan R.A

Adapun nilai-nilai kepedulian sosial yang dapat kita lihat dari kisah

kehidupan Usman bin Affan R.A yang ada dalam buku LKS siswa,

sebagai berikut :

a. Dermawan, adalah sikap atau nilai sosial yang berhubungan dengan

keringanan tangan seseorang dalam membagi hartanya kepada sesama

baik berupa uang, sikap dermawan ini dicontohkan oleh khalifah

Usman bin Affan R.A “contohnya, pada saat perang Badar, Usman

bin Affan menyediakan unta dan lain-lain nya dengan uang beliau

sendiri”. Dalam Al-Qur‟an pun dinyatakan bahwa betapa pentingnya

sikap atau nilai dermawan untuk sosial yang dalam (Q.S Al-Insan ayat

8-9) :

بو مسكينا ويتيما وأسيا ا نطعمكم لوجو اللو ال نريد منكم جزاء وال (1)ويطعمون الطعام على إن(1)شكورا

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa setiap rezki yang kita punya adalah

milik Yang Maha Pemberi Rezki, dan sudah seharusnya lah kita salain

memberi kepada sesama, terutama pada fakir miskin dan anak yatim

piatu di sekitar kita.

b. Pemalu, ini adalah sikap seseoran yang mempunyai tatanan hidup dan

sopan santun yang baik. Sikap pemalu ini adalah sikap orang yang

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

29

sopan pada sesama, sikap pemalu yang dicontohkan Usman bin Affan

R.A, dalam bersosial adalah, “ beliau akan merasa malu apabila

diperintah Rasulullah Saw, namun beliau tidak melaksanakan hal

tersebut, sehingga sikap ini menjadi teladan bagi para sahabat dan

tentara-tentara beliau pada saat beliau menjadi Khalifah ketiga”.

Dalam Al-Qur‟an pun dinyatakan bahwa betapa pentingnya bersikap

pemalu dalam sosial (Q.S Al-Ahzab ayat 53) :

ي ؤذن لكم إل طعام غي ر ناظرين إناه ولكن إذا يا أي ها الذين آمنوا ال تدخلوا ب يوت النب إال أن ف يستحيي دعيتم فادخلوا فإذا طعمتم فان تشروا وال مستأنسني لديث إن ذلكم كان ي ؤذي النب

اب ذلكم أطهر منكم واللو ال يستحيي من ال ق وإذا سألتموىن متاعا فاسألوىن من وراء أبدا إن ذلكم لقلوبكم وق لوبن وما كان لكم أن ت ؤذوا رسول اللو وال أن ت نكحوا أزواجو من ب عده

للو عظيم كان عند ا Dalam ini ditekan kan pada umat Islam pada khususnya semua manusia

pada umum nya agar apabila bertamu mesti melihat kondisi, tempat kita bertamu

tersebut apakah jam makan,istirahat atau kesibukan orang lain, maka dari itu jika

keperluan kita sudah selesai maka cepatlah menjauh dan bersikap malu lah pada

orang lain, karena itu lebih baik untuk tidak menjadi fitnah oleh orang yang kita

tamu atau kunjungi tersebut.

4. Khalifah keempat Ali bin Abi Thalib

Adapun nilai-nilai sosial yang ada dalam materi LKS siswa tentang kisah

kehidupan khalifah Ali bin Abi Thalib adalah sebagai berikut :

a. Berwawasan, adalah sikap atau nilai sosial yang berhubungan dengan

kecerdasan dan keilmuan seseorang, “ hal ini terbukti bahwa banyak

hadis-hadis beliau tentang ilmu, wawasan beliau sangat berguna untuk

para sahabat lainnya, baik sebelum menjadi khalifah maupun sesudah

menjadi khalifah umat IslamDalam Al-Qur‟an pun di tekankan bahwa

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

30

betapa pentingnya berwawasan atau berilmu dalam kehidupan sosial

seperti dalam (Q.S Az-Zumar ayat 9) :

لذين ي علمون أمن ىو قانت آناء الليل ساجدا وقائما يذر اآلخرة وي رجو رحة ربو قل ىل يستوي اا ي تذكر أولو اللباب والذين ال ي علمون إن

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa sangatlah berbeda antara orang yang

berilmu dengan yang tidak berilmu atau tidak mengetahui apapun,

dalam kondisi sosial pun ilmu sangat bergna apa lagi untuk

pembangunan daerah kita, maka dari itu beda dan sangatlah berbeda

antara hubungan sosial orang yang berilmu dengan orang yang tidak

berilmu atau berwawasan.

b. Empati, adalah sikap atau nilai sosial yang bersandarkan pada sikpa

kepedulian pada sesama secara batin, yang seakan-akan dia juga

merasakan hal itu terjadi pada dirinya, sikap Empati ini juga

dicontohkan oleh Ali bin Abi Thalib R.A, “ pada saat para Ahli Kitab

menghujah khalifah Umar bin Khattab R.A, mengenai Islma maka

beliau maju membantu Umar R.A untuk menjawab dan menyelesaikan

perkara mereka itu, selain itu juga sikap empati beliau beliau juga pada

saat beliau menjadi Khalifah beliau ikut memajukan ilmu bahasa dan

penyelesaian Al-Qur‟an yang pada akhirnya berguna untuk umat, dan

dapat dibaca karena sudah ada baris dan tanda bacanya(syakal).”

Dalam Al-Qur‟an pun di jelaskan betapa pentingnya nilai empati

dalam bersosial yakni dalam ( Q.S An-Nisa ayat 8) :

ضر القسمة أولو القرب واليتامى والمساكني فارزقوىم منو وقولوا لم ق وال مع روفاوإذا

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

31

Dalam ayat tersebut dijelaskan betapa penting nilai empati dalam

sosial yakni, memberi sebagian harta atau benda lain pada orang lain

kurang mampu seperti anak yatim dan fakir miskin, dan yang seakan-

akan kita merasakan kesusahan yang mereka alami

B. Ringkasan Materi SKI Tentang Kepedulian Sosial Pada BAB

Khulafaurasyidin

1. Khalifah 1 (11-13 H/ 632-633 M), Abu Bakar As-Sidiq, salah satu

gambaran sosial beliau adalah memerangi golongan yang tidak mau

membayar zakat, hal ini terjadi karena mereka seperti Bani Gaffan yang

hanya patuh pada Nabi Muhammad S.A.W, dan setelah Nabi Wafat, maka

bagi mereka tak ada lagi bayar zakat.

Menghadapi hal tersebut, khalifah Abu Bakar As-Sidiq bersikap tegas

untuk menolong sesama muslim. Ketegasannya tersebut tersirat dalam satu

ucapannya, yaitu “ jika saja zakat itu seutas tali unta dan mereka tak mau

membayarnya, niscaya tetap aku perangi mereka,”. Di balik ketegasannya

Abu Bakar As-Sidiq tetap berpesan pada panglimanya untuk mengadakan

pendekatan secara damai.

Hal ini menggambarkan sikap beliau dalam menolong umat Islam agar

semua sama-sama membayar zakat walaupun Nabi Muhammad S.A.W

telah lama wafat.

2. Khalifah 2 (13-23 H/634-644 M),Umar bin Khattab, salah satu gambaran

sifat atau nilai kesosialan yang ada dalam diri khalifah Umar bin khattab

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

32

dalam menjalankan pemerintahannya beliau memerintah dengan adil. Ia

tidak membedakan antara yang tua dan muda, tuan dan budak, kaya dan

miskin, serta penguasa dan rakyat jelata. Umar bin Khattab juga sangat

takut mengambil harta kaum muslim tanpa alasan yang kuat. Ia berpakaian

sangat sederhana. Pakaian yang sangat tidak pantas bagi seorang pembesar

seperti dia. Prinsip itu juga diterapkan dalam kehidupan keluarganya. Istri

dan anak-anaknya di larang menerima pemberian dari dalam bentuk

apapun dari para pembesar maupun rakyatnya.

Dari hal ini dapat kita pahami nilai sosial dari khalifah Umar bin Khattab

adalah sikap adil beliau terhadap umat Islam.

3. Khalifah 3 (23-35 H/644-656 M), Usman bin Affan. Usman terkenal

sebagai seorang yang baik budi, penyantun,rendah hati, pemalu dan kasih

sayang pada sesama. Al-Mas‟udi berkata: Usman adalah seorang yang

paling dermawan, lapang dada, sangat senang berkorban kepada keluarga

yang dekat dan jauh. Sehingga prilakunya dijadikan pedoman oleh

generasi seangkatannya dan bagi bawahan-bawahannya sebagai teladan.

Dialah orang yang mempersiapkan tentara Islam saat kaum muslimin

dilanda paceklik, baik dengan harta, unta dan kuda. Dia juga membeli

Sumur Rumah milik Yahudi dan memperluas masjid Nabawi dengan harta

milik pribadi. Dari materi ini dapat kita kutip bahwa nilai sosial khalifah

Usman bin Affan adalah dermawannya beliau terhadap umat Islam.

4. Khalifah 4 (35-40 H/656-661 M) Ali bin Abi Thalib, di dalam buku

pelajaran siswa tidak terlalu nampak prilaku sosial yang dilakukan

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

33

Khalifah Ali bin Abi Thalib, namun hal ini tak mengartikan beliau tidak

punya sikap sosial, secara tersirat dapat kita lihat materi berikut.

Memajukan bidang ilmu bahasa. Salah satu jasa khalifah Ali bin Abi

Thalib adalah penyempurnaan penulisan Al-Qur‟an dengan memberi tanda

titik dan harakat (syakal/baris) oleh ahli tata bahasa yang bernama Aswad

Ad-Dualy yang ditugaskan oleh beliau. Selain itu beliau juga

pembangunan dalam bidang ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu nahwu, dan ilmu

pengetahuan lainnya.

Hal ini menggambarkan bahwa khalifah Ali bin Abi Thalib sangat

mempunyai rasa empati terhadap umat Islam terlebih khusus dalam bidang

keilmuan, maka dari itu beliau diberi gelar Babul „ilmi yang makna nya

adalah Pintu segala ilmu.

C. Metode Pembelajaran Guru SKI Dalam Menanamkan Nilai-Nilai

Kepedulian Sosial Kepada Siswa.

Guru adalah orang yang bertanggung jawab penuh atas keberhasilan anak

bangsa dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Baik-buruknya

prilaku siswa merupakan hasil dari peran guru dalam melaksanakan proses

pendidikan yang dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah. siswa selalu

menilai prilaku guru maka guru harus dapat menjadi teladan.

Guru menjadi teladan bagi siswa, baik pada saat bertemu maupun tidak,

perilakunya senantiasa harus taat terhadap nilai-nilai moral. Dengan demikian,

guru senantiasa patut dicontoh dan sebaliknya menyadari bahwa prilakunya yang

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

34

tidak disadari untuk dicontohkan oleh siswa dapat dijadikan bahan imitasi dan

identifikasi. Artinya, siswa yang secara sadar menjadikan hal itu bahan imitasi

dan identifikasi perilaku guru. Misalnya guru yang haus ilmu pengetahuan akan

senantiasa membaca buku. Perilaku ini tidak disadari oleh guru dapat

meningkatkan minat belajar anak, tetapi oleh siswa hal itu dijadikan bahan imitasi

dan identifikasi diri sehingga rajin belajar. Dan guru SKI adalah guru yang

mengajarkan materi-materi Sejarah Kebudayaan Islam dan mendapat wewenang

dari sekolah untuk mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran SKI.

Terkait mengenai penanaman nilai-nilai kepedulian sosial yang dilakukan

guru SKI ini sama artinya dengan metode yang beliau lakukan selama di dalam

kelas agar nilai-nilai tersebut bisa tertanam dalam diri siswa yang diharapkan

secara perlahan-lahan nilai-nilai tersebut dapat tertanam dalam diri siswa atau

muridnya di dalam kelas. Dilihat dari pengertiannya metode adalah cara yang

digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam

kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Jadi, agar

tertanamkan nilai-nilai kepedulian sosial tersebut maka guru SKI sangat lah perlu

menggunkan metode-metode pembelajaran.

Berikut ini, adalah beberapa metode pembelajaran yang sering digunakan

oleh guru agama Islam pada umumnya dan SKI pada khususnya :

1. Metode Ceramah

Ceramah secara bahasa adalah penuturan atau penerangan secara

lisan oleh guru, sedangkan secara istilah menurut Armai Arif yang dikutip

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

35

oleh Syahraini Tambak, adalah cara penyampaian sebuah materi pelajaran

dengan cara penuturan lisan kepada peserta didik. Pengertian ini

mengarahkan bahwa metode ceramah ini menekankan pada sebuah

pemberian materi pembelajaran dengan cara penuturan.

Metode ini sering digunakan Rasulullah S.A.W, terutama pada saat

beliau sebelum melaksanakan khutbah sholat Jum‟at. Metode ini pernah

dilakukan oleh Rasulullah S.A.W, ketika turun wahyu yang

memerintahkan untuk berdakwah secara terang-terangan.

Ceramah sebagai suatu metode pembelajaran merupakan cara yang

digunakan dalam mengembangkan proses pembelajaran melalui cara

penuturan. Metode ini bagus jika pengunanya betul-betul siap dengan

baik, didukung dengan alat dan media, serta memerhatikan batas-batas

kemungkinan penggunaannya. Hal yang perlu diperhatikan dalam metode

ceramah adalah isi ceramah mudah diterima dan dipahami serta mampu

menstimulasi siswa untuk mengikuti dan melakukan sesuatu yang terdapat

dalam isi ceramah.

Metode ceramah merupakan metode yang sering digunakan oleh

setiap guru. Hal ini selain disebabkan oleh pertimbangan tertentu, juga

adanya faktor kebiasaan baik dari guru maupaun siswa. Guru biasanya

belum merasa puas jika dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak

melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar

jika ada guru yang memberikan pembelajaran melalui ceramah, sehingga

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

36

ada yang berpersepsi bahwa jika ada guru yang ceramah berarti ada proses

pembelajaran.

2. Metode Kisah

Metode cerita secara bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu

qashash merupakan bentuk jamak dari qishash, masdar dari qassa,

yaqussu, artinya menceritakan dan menelusuri/ mengikuti jejak. Dalam Al-

Qur‟an lafaz qashash mempunyai makna yaitu kisah atau cerita. Qashash

artinya berita Al-Qur‟an tentang umat terdahulu.

Metode bercerita adalah cara penyampaian atau penyajian materi

pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada siswa.

Dalam kegiatan pelaksanaannya metode cerita dilaksanakan dalam upaya

memperkenalkan, memberi keterangan, atau penjelasan tentang hal-hal

baru dalam rangka menyampaikan pembelajaran yang dapat

mengembangkan berbagai potensi dasar.

Sedangkan dari segi istilah, bercerita adalah cara untuk

meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Bercerita dapat juga menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai yang

berlaku di masyarakat. Seorang pendidik yang baik akan menjadikan cerita

sebagai suatu yang menarik dan hidup. Keterlibatan siswa terhadap kisah

yang diceritakan akan memberikan suasana yang segar, menarik, dan

menjadi pengalaman yang unik bagi siswa.

Al-Qur‟an pun banyak mengabadikan kisah-kisah penting dan

bermanfaat yang terjadi dalam sejarah dengan menghidupkan melalui

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

37

firman-Nya untuk memberanikan hati manusia dalam kehidupan

meningkatkan semangat perjuangan, motivasi belajar dan menumbhkan

sikpa optimistis. Metode bercerita ini tampaknya efektif dipergunkan

dalam pengajaran pendidikan agama Islam karena dapat merangsang

perasaan siswa dengan bercermin pada sejarah sehingga mereka dapat

memposisikan siapa dirinya dan apa yang telah diperbuat. Metode cerita

ini pun telah dicontohkan oleh Rasulullah S.A.W, sejak dahulu, beliau

sering bercerita tentang kisah-kisah kaum terdahulu kepada sahabat-

sahabatnya dengan tujuan dapat mengambil hikmah dan pelajaran.

Seorang guru yang ingin menerapkan metode cerita ini dituntut

untuk mengetahui sikap fantasi yang dimiliki siswa. Dan guru diharapkan

agar tidak menceritakan cerita-cerita yang sulit dimengerti akan tetapi

cerita yang mudah untuk mereka pahami.

3. Metode Diskusi

Diskusi dari pengertian secara bahsa adalah tukar pikiran antara 2

orang atau lebih untuk menyelesaikan suatu persoalan. Kata diskusi

berasal dari bahasa latin yaitu, discussus yang berarti memeriksa,

menyelidiki. Secara umum diskusi adalah suatu proses yang melibatkan 2

orang atau lebih individu yang berintegrasi secara verbaldan saling

berhadapan muka mengenai tujuan dan mempertahankan pendapat untuk

memecahkan satu masalah.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

38

Sedangkan secara istilah diskusi adalah tukar menukar informasi,

pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud

untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti

tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan

bersama.

Dalam dunia pendidikan, metode diskusi ini mendapat perhatian

cukup besar karena denga diskusi merangsang siswa berfikir atau

mengeluarkan pendapat sendiri. Karena proses kehidupan manusia dalam

kehidupan sehari-hari khususnya dalam bidang pendidikan seringkali

dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang terkadang tidak bisa

dipecahkan oleh hanya satu jawaban atau satu cara saja, akan tetapi

memerlukan pengetahuan untuk kemudian disusun pemecahan yang

mengkin adalah satu jalan alternatif terbaik. Oleh karena itu peranan guru

dalam metode diskusi ini sangatlah penting dalam rangka menghidupkan

kegairahan pemikiran siswa dalam mengungkap sebuah persoalan-

persoalan pendidikan yang dihadapinya.

Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk

menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan

tersebut karena, 1). Diskusi merupakan metode yang sulit diprediksi

karena interaksi antar siswa muncul secara spontan sehingga hasil dan arah

diskusi sulit di tentukan, dan 2). Membutuhkan waktu yang panjang

sedangkan waktu pembelajaran sangat terbatas. Sebenarnya hal tersebut

tidak perlu dirisaukan oleh guru karena dengan perencanaan dan persiapan

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

39

yang matang kejadian seperti itu dapat dihindari. Dengan adanya

perencanaan maka diskusi bisa berjalan dengan lancar dan berguna

membantu guru dalam memberikan pelajaran kepada siswa.

4. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab secara bahasa berasal dari kata tanya yakni

pertanyaan atau soal mengenai sebuah permasalahan dan jawab adalah

sumber atau alur atau solosi buat sebuah masalah. Sedangkan secara istilah

artinya adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan

beberapa pertanyaan kepada siswa tentan bahan pelajaran yang telah

diajarkan atau bahan bacaan yang telah mereka baca sambil

memperhatikan proses berfikir diantara peserta didik.

Untuk mencapai keberhasilan penggunaan metode tanya jawab

dalam pembelajaran dapat diukur pada tercapainya penguasaan siswa

secara minimal berdasarkan kriteria ketuntasan minimal dalam indikator.

Hal ini menggambarkan bahwa penggunaan metode tanya jawab bukan lah

sekedar bertanya kepada siswa tentang satu hal saja dalam sebuah

indikator, akan tetapi mereka memahami dan menguasai materi

pembelajaran melalui tanya jawab tersebut.

Menurut Abdul Majid metode tanya jawab adalah metode

mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang

bersifat interaksi dua arah karena pada saat yang sama terjadi diaolog

antara guru kepada siswa, dan sebaliknya dari siswa kepada guru. Metode

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

40

tanya jawab dimaksudkan untuk merangsang berpikir siswa dan

membimbingnya dalam mencapai atau mendapatkan pengetahuan. Dalam

komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung

antara guru dan siswa.

5. Metode Demonstrasi

Demonstrasi merupakan salah satu metode yang cukup efektif

karena membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri

berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan

metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan

kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik

sebenarnya atau tiruan.

Menurut Saiful Sagala yang dikutip oleh Abdul Majid, metode

demonstrai adalah petunjuk tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau

benda sampai kepada penampilan tingkah laku yang dicontonhkan agar

dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata.

6. Metode Simulasi

Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi

tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada

objek sebenarnya. Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya

berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar,

simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan

menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip atau

keterampilan tertentu. Gladi resik merupakan contoh simulasi, yakni

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

41

memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan

untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal diwaktunya nanti. Demikian

juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu

peristiwa, penggunaan simulas sangat bermanfaat.

Metode simulasi bertujuan untuk: 1). Melatih keterampilan tertentu

baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari, 2).

Memperoleh suatu pemahaman suatu konsep atau prinsip, 3). Memberikan

motivasi belajar kepada siswa, 4). Meningkatkan keaktifan belajar, 5).

Melatih memecahkan masalah, 6). Melatih siswa untuk mengadakan kerja

sama dalam situasi kelompok, 7). Menumbuhkan daya kreatif siswa, dan

8). Melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.

7. Metode Karyawisata ( Pembelajaran Di Luar Kelas)

Karyawisata mempunyai arti tersendiri, berbeda dengan

karyawisata dalam arti umum. Karyawisata disini artinya kunjungan ke

luar kelas dalam rangka belajar. Contohnya mengajak siswa kegedung

pengadilan untuk mengetahui sistem pengadilan selama satu jam

pelajaran. Jadi, karyawisata tersebut diharapkan tidak jauh dari lingkungan

sekolah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Karyawiasata yang

membutuhkan waktu yang lama dan tempat yang jauh itu disebut study

tour.

Dalam pelajaran SKI karyawisata ini dapat dilakukan di

perpustakaan setempat seperti menelaah buku-buku sejarah dan hal-hal

lain yang berhubungan dengan pelajaran SKI, dan pelajaran SKI juga bisa

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

42

mengunakan study tour seperti ke museum, masjid-masjid bersejarah,

makam-makam ulama dan tempat-tempat bersejarah lainnya, yang

berhubungan dengan materi pembelajran.

D. Hasil Yang Diperoleh Siswa Dari Penanaman Nilai-Nilai Kepedulian

Sosial

Sebelum kita membahas hasil yang diperoleh siswa dari penanaman nilai-

nilai kepedulian sosial, dapat kita lihat pada pembahasan sebelum nya telah kita

ketahui bahwa peduli sosial termasuk dalam ranah atau ruang lingkup nilai-nilai

karakter.

Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang

tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, beroreintasi ilmu pengetahuan

dan teknologi, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, dan berkembang

dinamis yang semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan Pancasila.

Melihat tujuan tersebut maka kita dapat menyimpulkan hasil yang akan

diperoleh apabila seorang guru berhasil menanamkan nilai-nilai karakter tersebut

terutama nilai kepedulian sosial, berikut hasil dari penanaman nilai-nilai tersebut :

1. Siswa dapat mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikir

baik atau positif, dan berprilaku baik pada sesama.

2. Siswa dapat memperkuat dirinya dengan bertoleransi pada sesama.

3. Siswa dapat menjadi individu yang memiliki daya saing dalam

pergaulan dunia.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

43

4. Siswa dapat meninggakat kan dirinya menjadi orang yang beriman dan

bertaqwa serta dapat menjadi seorang yang berjiwa pancasila

5. Siswa dapat menghargai kegiatan masyarakat seperti gotong royong dan

kegiatan lainnya, sehingga siswa menjadi warga masyarakat yang dihormati dan

dihargai.

6. Siswa mampu menjaga sikap patriotik nya sehingga mampu menjadi

warga negara yang baik, dan berwawasan tinggi mengenai kondisi negara, agar

suatu hari nanti siswa tersebut menjadi orang yang berguna baik di negara atau di

luar negaranya.

Menurut H. E. Mulyasa keberhasilan implementasi pendidikan karakter di

sekolah dapat dilihat dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka

menengah, dengan kriteria atau indikator-indikator sebagai berikut:

1. Kriteria Jangka Pendek.

a. Sekurang-kurangnya 85% isi dan prinsip pendidikan karakter dapat

dipahami, diterima, dan diterapkan oleh siswa dan guru.

b. Sekurang-kurangnya 85% siswa merasa mendapat kemudahan,

senang, dan memiliki kemauan dalam belajara yang tinggi.

c. Siswa berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran.

d. Karakter yang ditanamkan sesuai dengan perkembangan siswa, dan

mereka memandang bahwa hal tersebut akan sangat berguna bagi

kehidupannya kelak.

e. Pendidikan karakter yang dikembangkan dapat menumbuhkan

minat belajar siswa untuk belajar lebih lanjut.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

44

2. Kriteria Jangka Menengah

a. Adanya umpan balik terhadap guru tentang pendidikan karakter

yang diimplementasikan kepada siswa.

b. Siswa menjadi insan yang berkarakter, kreatif, dan mampu

menghadapi permasalahan yang dihadapinya.

c. Siswa tidak memberikan pengaruh negatif terhadap masyarakat

sekitarnya dengan cara apapun.

3. Kriteria Jangka Panjang

a. Adanya peningkatan mutu pendidikan yang dapat dicapai oleh

sekolah melalui kemandirian dan inisiatif kepala sekolah dalam

mengimplementasikan pendidikan karakter di sekolah.

b. Adanya peningkatan efesiensi dan efektivitas pengelolaan dan

pengunaan sumber-sumber belajar pendidikan karakter, melalui

pembagian tanggung jawab yang jelas, transparan, dan demokratis.

c. Adanya peningkatan perhatian serta partisifasi warga dan

masyarakat sekitar sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan

karakter yang dicapai melalui pengambilan keputusan bersama.

d. Adanya peningkatan tanggung jawab sekolah kepada pemerintah,

orang tua siswa, dan masyarakat pada umumnya berkaitan dengan

mutu sekolah, terutama dalam pendidikan karakter.

e. Adanya kompetisi yang sehat antar sekolah dalam peningkatan

mutu pendidikan karakter melalui upaya-uaya inovatif dengan

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

45

dukungan orang tua siswa, masyarakat, dan pemerintah daerah

setempat.

f. Tumbuhnya karakter kemandirian dan berkurangnya

ketergantungan di kalangan warga sekolah, bersifat adaptif dan

proaktif, serta memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi( ulet,

inovatif, dan berani mengambil resiko).

g. Terwujudnya proses pembelajaran yang berkarakter yang efektif,

yang lebih menekankan pada belajar menjadi diri sendiri, dan

belajar hidup bersama secara harmonis.

h. Terciptanya iklim sekolah yang aman, nyaman dan tertib sehingga

proses pembelajaran dapat berlangsung dengan tenang dan

menyenangkan.

i. Adanya proses evaluasi dan perbaikian secara berlanjut. Evaluasi

secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui

pembentukan karakter siswa, tetapi juga untuk memanfaatkan hasil

evaluasi tersebut bagi perbaikan dan penyempurnaan pendidikan

karakter di sekolah.

Dengan tercapainya hal-hal atau kriteria-kriteria di atas maka secara

otomatis nilai-nilai kepedulian sosial juga bisa tertanamkan kepada siswa, yang

menjadi warga sekolah tersebut.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

46

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

47

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

48

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

49

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

50

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini penulis lakukan dengan menggunakan jenis penelitian

lapangan, sebagai bentuk penelitian yang mendalam tentang proses penanaman

nilai-nilai kepedulian sosial kepada siswa kelas VII (pembelajaran SKI) di MTsN

3 Banjarmasin.

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu mengumpulkan informasi dan

membuat deskripsi suatu fenomena, yaitu keadaan fenomena menurut apa adanya

pada saat penelitian yang dilakukan dilapangan. Sedangkan pendekatan yang

digunakan adalah penelitian kualitatif ialah penelitian yang menghasilkan data

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

51

deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang diamati. Hasil penelitian yang akan dicapai nantinya tidak menggunakan

prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kualifikasi, maksudnya data

yang ditemukan berupa pernyataan bukan data statistik. Penelitian kualitatif,

setiap masalah yang dalam harus diteliti dengan berbekal teori fungsinya adalah

untuk memperjelas masalah.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah guru SKI sebanyak 2 orang yakni ibu

Siratun Mansurah, S.Pd.I dan bapak Munawir Ahkam, S.Pd.I serta siswa-siswi

yang mendapatkan materi Khulafaurasyidin di MTsN 3 Banjarmasin, kurang lebih

366 orang, yang terdiri dari 8 ruang kelas VII

2. Objek

Objek dalam penelitian ini adalah penanaman nilai-nilai kepedulian sosial

melalui kisah khulafaurasyidin pada siswa MTsN 3 Banjarmasin.

C. Data dan Sumber Data

1. Data

a. Data Pokok

Page 52: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

52

1). Data tentang nilai-nilai kepedulian sosial dalam kisah kehidupan

khulafaurasyidin yang ditanamkan oleh guru SKI pada siswa MTsN 3

Banjarmasin.

2). Data tentang metode pembelajaran yang digunakan guru SKI di

MTsN 3 Banjarmasin dalam menanamkan nilai-nilai kepedulian sosial

pada siswa-siswinya meliputi:

3). Data tentang faktor-faktor yang memengaruhi proses penanaman

nilai-nilai kepedulian sosial melaui kisah kehidupan khulafaurasyidin

dari guru SKI pada siswa dan siswi di MTsN 3 Banjarmasin. Sebagai

berikut:

a). Faktor penunjang

(1). Peserta didik atau siswa yang pernah mempelajari kisah

Khulafaurasyidin pada saat SD atau MI

(2). Faktor lingkungan sekolah yang hampir keseluruhan adalah umat

Islam.

(3). Pentingnya nilai-nilai kepedulian sosial dalam kehidupan sehari-

hari.

b). Faktor penghambat

(1). Peserta didik atau siswa yang belum terlalu memahami tentang

kisah kehidupan Khulafaurasyidin.

(2). Pengaruh dari luar sekolah, HP dan media-media sosial lain.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

53

(3). Ketidak tersediannya Sarana prasarana atau media dan fasilitas

yang dapat digunakan untuk menerapkan penananman nilai-nilai

kepedulian sosial melalui kisah kehidupan khulafaurasyidin dalam

pembelajaran SKI pada siswa.

b. Data Penunjang

1). Sejarah berdirinya MTsN 3 Banjarmasin.

2). Informan yang merupakan Guru SKI yang menyampaikan materi

khulafaurasyidin pada siswa.

3). Dokumen-dokumen dari sekolah yang merupakan kegiatan sekolah,

kegiatan guru, dan kebijakan pihak sekolah tentang proses

pembelajaran di dalam kelas sebagai tanda bahwa dilakukannya

kepedulian sosial pada siswa.

2. Sumber Data

Sumber data yang membantu kelancaran penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Guru SKI

Guru SKI di MTsN 3 Banjarmasin kurang lebih ada 4 orang namun

yang di teliti oleh peneliti yang berkaitan dengan materi

Khulafaurasyidin jadi guru yang di wawancari oleh peneliti ada 2 orang

guru

1. Ibu Siratun Mansurah, S.Pd.I, beliau mengajar SKI materi

Khulfaurasyidin di kelas VII H (kelas jauh di Komp. Mahligai).

2. Bapak Munawir Ahkam, S.Pd. I, beliau mengajar SKI materi

Khulafaurasyidin di kelas VII A,B,C (di lokasi pusat Jln. Bhakti

Page 54: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

54

Pemurus Dalam) dan kelas VII D,E,F,G (di kelas jauh di Komp.

Mahligai).

b. Siswa yang mendapat materi Khulafaurasyidin

Siswa yang diteliti oleh peneliti adalah siswa yang menerima materi

Khulafaurasyidin kurang lebih 366 orang, di bagi dalam 8 ruang kelas

VII dari A sampai H, sampel yang diambil oleh peneliti adalah 3 orang

per kelas, adapun nama-nama siswa selaku sumber data peneliti adalah

sebagai berikut :

(1). Perwakilan Kelas VII A di lokasi pusat Jln.Bhakti Pemurus Dalam (

Riska, Ana Mauliana Salsabila, dan Sifa Hairunnisa)

(2). Perwakilan Kelas VII B di lokasi pusat Jln.Bhakti Pemurus Dalam (

Mutiarana Qalbina,Nur Hidayah, dan Riska Lufhiana)

(3). Perwakilan Kelas VII C di lokasi pusat Jln.Bhakti Pemurus Dalam (

Salsabila, Rada, dan Nisa Nur Amelianti)

(4). Perwakilan Kelas VII D di kelas jauh Komp. Mahligai (Salma,

Rahmawati, dan Helena)

(5). Perwakilan Kelas VII E di kelas jauh Komp.Mahligai (Muhammad

Rizky Nur Rahim, Nazwa Laras Sari, dan Farra Nur Zahra)

(6). Perwakilan Kelas VII F di kelas jauh Komp. Mahligai (Nadia, Siti

Nur Zalifah, dan M.Sahrizal)

(7). Perwakilan Kelas VII G di kelas jauh Komp. Mahligai (Azkia, Shifa

Aulia Fitri dan Husna Azizah)

Page 55: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

55

(8). Perwakilan Kelas VII H di kelas jauh Komp. Mahligai (Milawati,

Muhammad Irwansyah, Muhammad Amin

c. Pihak sekolah yang terdiri dari

(1). Kepala Sekolah : Dra. Naimah

(2). Tata Usaha : Hj. Fitriani, SE, Khairil Anwar,S.Ag, Siti Nor

Asiah, Berkatsiah, Hj. Halimatussa‟diah, dan Normawati.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini diperlukan beberapa teknik sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu pengamatan secara langsung. Teknik ini digunakan untuk

mencari data tentang penanaman nilai-nilai kepedulian sosial kepada siswa,

observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi partisipatif yakni,

pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, pengamat

ikut sebagai peserta didik atau subjek dalam pembelajaran yang

dilaksanakan oleh guru pada proses pembelajaran berlangsung.

2. Wawancara, yaitu wawancara secara langsung dengan responden dan

informan. Teknik ini penulis gunakan untuk menggali data tentang

pelaksanaan penanaman nilai-nilai kepedulian sosial oleh guru yaitu, proses

pembelajaran dan pengalaman guru SKI dalam mengajar, minat belajar

Page 56: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

56

siswa-siswi, fasilitas berupa buku pelajaran, pengelolaan waktu yang

tersedia, dan lingkungan yang mendukung.

3. Dokumen, yaitu teknik ini digunakan untuk menggali data-data melalui

dokumen sekolah dalam menunjang data-data yang ingin diketahui penulis.

Untuk lebih jelasnya mengenai data, sumber data dan teknik pengumpulan

data dapat dilihat pada matrik berikut:

TABEL I

MATRIK :

DATA, SUMBER DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

NO DATA SUMBER DATA TEKNIK

PENGUMPULAN

DATA

1. Data Pokok

A. Data mengenai penanaman

nilai-nilai kepedulian

sosial dalam kisah

kehidupan

khulafaurasyidin yang

ditanamkan oleh guru SKI

pada siswa MTsN 3

Banjarmasin

B. Data tentang metode-

metode yang digunakan

oleh guru dalam

penanaman nilai-nilai

kepedulian sosial melalui

kisah kehidupan

khulafaurasyidin kepada

siswa MTsN 3

Banjarmasin.

Guru

Guru/Siswa

Observasi

Observasi/

Wawancara

Page 57: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

57

C. Data tentang faktor-faktor

yang memengaruhi proses

penanaman nilai-nilai

kepedulian sosial melaui

kisah kehidupan

khulafaurasyidin dari guru

SKI pada siswa.

Guru/Siswa

Observasi

2 Data Penunjang

Gambaran umum objek

penelitian:

a. Sejarah berdirinya

MTsN 3 Banjarmasin.

b. Identitas Informan yang

merupakan Guru SKI

yang menyampaikan

materi khulafaurasyidin

pada siswa.

c. Dokumen-dokumen dari

sekolah yang merupakan

kegiatan sekolah, sebagai

tanda bahwa dilakukannya

kepedulian sosial pada

siswa.

Pihak Sekolah

Kepala Sekolah/

Tata Usaha/

Staf Tata Usaha

Observasi

Observasi/

dokumentasi

Data/dokumen

Page 58: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

58

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Setelah data diperoleh dan terkumpul, maka penulis mengolah data-data

tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing, yaitu teknik ini digunakan untuk meneliti kembali data yang

sudah terkumpul apakah sudah lengkap atau belum.

b. Klasifikasi, yaitu teknik ini dilakukan dengan cara mengelompokkan

masing-masing data sesuai dengan jenis permasalahannya.

2. Analisis Data

Setelah data diolah dan disajikan secara diskriptif berupa uraian-uraian

yang dapat memberikan gambaran secara jelas permasalahan yang diteliti.

Selanjutnya dilakukan analisis data secara diskriptif kualitatif dan kesimpulan

akhir diambil menggunakan metode induktif, yang menyimpulkan secara umum,

berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan.

F. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang dilalui, yakni:

1. Tahap Pendahuluan

a. Penjajakan ke lokasi penelitian

b. Membuat desain proposal

c. Berkonsultasi dengan dosen penasihat akademik tentang desain

proposal yang telah dibuat untuk dikoreksi

Page 59: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

59

d. Mengajukan proposal skripsi ke Biro Skripsi untuk mendapatkan

persetujuan judul.

2. Tahap Persiapan

a. Seminar proposal yang telah disetujui

b. Merevisi proposal dengan berpedoman kepada hasil seminar atas

petunjuk dosen pembimbing

c. Menyiapkan instrumen atau berpedoman pada observasi, angket,

wawancara dan dokumen

d. Memohon surat perintah riset kepada Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Antasari untuk melaksanakan penelitian.

3. Tahap Pelaksanaan

a. Menghubungi responden dan informan, untuk menghimpun data yang

diperlukan berdasarkan teknik yang digunakan

b. Mengumpulkan data

c. Mengolah dan menganalisis data yang telah terkumpul.

4. Tahap Penyusunan

a. Menyusun hasil penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi

b. Konsultasi dengan Bapak pembimbing untuk merevisi naskah hasil

penelitian

c. Setelah disetujui oleh pembimbing kemudian diperbanyak dan siap

dibawa ke sidang Munaqasyah.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

60

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

Page 61: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

61

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya MTsN 3 Kota Banjarmasin

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa masyarakat Kalimantan Selatan

adalah masyarakat agamis dan memerlukan pendidikan agama dari generasi ke

generasi, yaitu anak dan keturunannya, karena pendidikan Islam adalah salah satu

wadah yang dipercayakan untuk mendidik anak-anaknya dalam bidang

pendidikan dan pengetahuan agama.

Oleh sebab itu pendiri MTsN 3 Kota Banjarmasin terpanggil untuk

mewujudkan suatu wadah pendidikan agama di tengah masyarakat Pemurus

Dalam yang mayoritas penduduknya adalah Buruh dan Tani yang pada waktu itu

belum ada lembaga pendidikan Agama Islam.

Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kota Banjarmasin (berdasarkan) KMA RI

Nomor : 671 Tahun 2016 tentang perubahan nama Madrasah Aliyah Negeri,

Madrasah Tsanawitah Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri di provinsi

Kalimantan Selatan, sebelumnya bernama MTsN Banjar Selatan 1 Banjarmasin,

adalah salah satu lembaga pendidikan formal tingkat pertama yang berada di

bawah naungan Kementrian Agama RI, sejak dinegerikan pada tanggal 15

Nopember 1995 dengan nomor : 515 Tahun 1995.

Sejak tahun berdirinya yakni tahun 1995 sampai sekarang MTsN 3

Banjarmasin berlokasi di Jalan Bhakti Pemurus Dalam Kecamatan Banjarmasin

Selatan Kota Banjarmasin. Namun karena jumlah siswa yang dari tahun ketahun

bertambah akhirnya di putuskan untuk membuka lokasi kelas jauh di komplek

Mahligai.

Page 62: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

62

Berikut data nama-nama yang pernah menjabat sebagai Kepala Madrasah

Tsanawiyah Negeri 3 Kota Banjarmasin semenjak didirikan sampai sekarang ini

yaitu:

1. Abd. Djawad Anshari, BA (01 November 1996 s.d 31 November

1997)

2. H. Noor Adjiddin, BA(22 Desember 1997 s.d 31 Juli 2004)

3. Hj. Djuriah, A.Md (01 Agustus 2004 s.d 28 Desember 2006)

4. Drs. H. Harmidin Noor (29 Desember 2006 s.d 31 Januari 2009)

5. Drs. Ahmad Baihaki (01 Februari 2009 s.d 31 Oktober 2011)

6. Dra. Halimatussa‟diyah, M.Pd (01 November 2011 s.d 30 November

2013)

7. Dra. Naimah (01 Desember 2013 s.d Sekarang..)

2. Identitas Madrasah

a. Nama Madrasah : MTsN 3 Kota Banjarmasin

b. Status Madrasah : Negeri

c. Alamat

Jalan : Bhakti Rt. 32 No. 04

Telepon : 0511-3264322

Kelurahan : Pemurus Dalam

Kecamatan : Banjarmasin Selatan

Kab / Kota : Banjarmasin ( 70248 )

Provinsi : Kalimantan Selatan

Page 63: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

63

d. Nomor Statistik Madrasah : 121163710003

e. No. Pokok Sekolah Nasional : 30315477

f. NPWP : 79.113.791.2-731.000

g. Tahun berdiri : 15 November 1995

h. Lokasi : 1. Jalan Bhakti Pemurus Dalam

Banjarmasin

: 2. Jalan Mahligai Kertak Hanyar.

i. Status Kepemilikan Tanah : a. Staus Tanah : ( bersertifikat )

: b. Luas Tanah ; 6.350 m²

j. Luas Bangunan : 3.471 m²

TABEL II

Data Siswa dalam Empat Tahun

Tahun

Pelajaran

Jlh. Siswa Seluruhnya

Jlh. Siswa

Lk Pr Jlh

Jlh. Rombel

2014/

2015 359 494 853

24

2015/

2016 359 494 853

24

2016/

2017 328 499 827

25

2017/

2018 366 514 880

25

TABEL III

Page 64: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

64

Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan

NO Ketenagaan Laki-laki Perempuan Jumlah

I Tenaga pendidik

1. Guru PNS

2. Guru Tetap Yayasan

3. Guru Honorer

4. Guru Tidak Tetap

6

-

3

5

31

-

1

7

37

-

4

12

II Tenaga Kependidikan

1. Pegawai TU PNS

2. Pegawai Honor TU

3. Pegawai

Honorer/PTT

1

-

7

5

-

3

6

-

10

Madrasah : MTsN 3 Kota Banjarmasin

Tahun Pelajaran : 2017/ 2018

Laporan Bulan Keadaan : Semester II

Guru/Pegawai : MTsN 3 Kota Banjarmasin

Bulan : Januari 2018

TABEL IV

Data Guru- Guru Di MTsN 3 Banjarmasin

NO NAMA/NIP JABATAN

1 Dra.Naimah/196804151994032004 KEPALA

2 Dra. Hj. Zuraida / 196702181988032002 GT

3 Dra. Noor Adeliani, M.Pd / 196707171994032001 GT

4 Dra.Hj. Murdiah / 195803261993032001 GT

5 Dra. Hj. Kaspiah / 196102231994022001 GT

6 Dra. Paujiannoor / 196605171992032001 GT

7 Dra.Sri Umiyati, M.Pd/ 197101051996032003 GT

8 Syafariana Kartika, S.Pd / 197104211997032003 GT

9 Sofa, S.Ag / 150281307 GT

10 Siratun Manshorah, S.Pd / 196103081986032003 GT

11 Normaliana, S.Ag / 197110101996032003 GT

12 Ma‟awiyah, S.Pd / 196106061995032003 GT

13 Dra.Rosmaliyana / 196210091993032001 GT

14 Budi Armiati, S.Pd / 196901251994032003 GT

Page 65: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

65

15 Dra. Masni / 196305101995032001 GT

16 Yulia Khairiah, S.Pd / 197507062001122002 GT

17 Anna Isabella, S.Pd / 196602042000032001 GT

18 Dra. Hj. Noor Jannah / 196510221998032001 GT

19 Ngatiyem,S.Pd / 197609052002122004 GT

20 Titi Hartika Ademi, S.Pd / 196712281987032001 GT

21 Hj. Noor Hidayah, S.Pd / 150321230 GT

22 Hj. Fitriani, SE / 196801221989032001 TU

23 Sesy Dimwani, S.Pd / 197404242003122003 GT

24 Wahidah, S.Pd / 197508172005012009 GT

25 Fathul Hidayah, S.Pd/197706072005012009 GT

26 Tri Budiarti Suharti, S.Pd / 197812212005012007 GT

27 H. Zainal Arifin,S.Pd / 198012232005011005 GT

28 Khairil Anwar, S.Ag / 19700818181998021002 TU

29 Hj. Rabiatul Adawiyah, S.Ag / 197105072006042025 GT

30 Selvini Mariani, M.Pd/ 197701052005012003 GT

31 Rina Erlinawati, S.Pd / 197502222007102002 GT

32 Siti Nor Asiah / 196706231990022001 TU

33 Berkatsiah / 196505111990032002 TU

34 Jarkasi, S.Ag / 197205162007011030 GT

35 Hj. Halimatussa‟diah / 196505071988032002 TU

36 Sri Noor Bayah, S.Pd / 198001162009122002 GT

37 Sahriadi, M.Pd.I / 197806132007101002 GT

38 Agung Nogroho,S.Pd.1 / 198307272009011007 GT

39 Karmila Yanti,S.Pd / 197903152005012007 GT

40 Rofi Bushairi / 196910062007011029 GT

41 Normawati / 197705091998032001 TU

42 Ahmad Sofyan Tsauri,S.Pd.I / 198103312007101001 GT

43 Hj.Hertini S, SH GTT

44 Syafruddin,S.Ag GTT

45 Abu Hanifah,S.Ag GTT

46 Dwining Wahyuni,S.Pd GTT

47 H.Kaspul Sururi, Lc GTT

48 Siti Haryawati,M.Pd GTT

49 Andi Hidayat,S.Pd.I GTT

50 Saidi,S.Pd GTT

51 Munawir Ahkam,A.Md GTT

52 Raya Ridhati, S.Pd GTT

53 Dian Diah Desyanti,S.Pd GTT

54 Syarifah Alfisyah,M.Pd GTT

55 Noor Yanti,S.Pd GTT

56 Syarifah,S.Pd GTT

57 Desy Handayani,S.Pd GTT

58 Anggi Pradana Irfansyah, S.Pd GTT

Page 66: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

66

59 Muhammad Arabi, S.Pd.I PTT

60 Hatiannor PTT

61 Deviana Triwahyu Winarya, S.Pd. PTT

62 Andry Arief Nur Setiawan PTT

63 Makhriati PTT

64 Hairullah PTT

65 A.Dailami PTT

66 Zainuddin PTT

67 H.Arpian PTT

68 Eko Triyono PTT

5. Visi Madrasah

Tercapainya Madrasah yang unggul dalam Ilmu dan Amal berdasarkan

Imtaq dan Iptek.

6. Misi Madrasah

a. Meningkatkan tertib administrasi;

b. Meningkatkan kualitas akademik;

c. Meningkatkan kualitas ibadah dan suasana madrasah yang religius;

d. Meningkatkan kualitas non akademik peserta didik;

e. Meningkatkan kerjasama orang tua dan masyarakat.

7. Tujuan Madrasah

a. Meningkatnya peran dan fungsi ketatausahaan, rumah tangga sekolah,

perpustakaan dan laboratorium;

b. Meningkatnya situasi pendidikan dan pengajaran;

Page 67: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

67

c. Meniingkatnya iklim madrasah yang religius;

d. Meningkatnya potensi peserta didik berdasarkan bakat dan minat.1

B. Penyajian dan Analisa Data

Penyajian data yang berkenaan dengan proses penanaman nilai-nilai

kepedulian sosial melalui kisah kehidupan khulafaurasyidin pada siswa MTsN 3

Banjarmasin akan disajikan dalam uraian berdasarkan data-data yang digali dalam

penelitian ini baik melalui observasi, wawancara maupun dokumentasi.

Berdasarkan urutan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

Kementrian Pendidikan Nasional mengatakan bahwa ada 18 komponen

nilai-nilai karekter yakni, religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,

mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,

menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,

peduli sosial dan tanggung jawab.2 Untuk mengetahui lebih dalam maka peneliti

melakukan tahapan-tahapan dalam menggali data berkenaan dengan nilai-nilai

karakter, terutama yang berhubungan dengan peduli sosial pada kisah kehidupan

khulafaurasyidin pada siswa MTsN 3 Banjarmasin.

1 Sumber : Khairil Anwar, S.Ag, ketua staf TU, tanggal 08 Februari 2018, pukul 10.30

wita.

2Agus Wibowo, Pendidikan Karakter Strategi Membangaun Karakter Bangsa

Berpradaban, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012). h. 44

Page 68: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

68

1. Nilai-Nilai Kepedulian Sosial Dalam Kisah Kehidupan

Khulafaurasyidin Yang Ditanamkan Oleh Guru SKI Pada Siswa

MTsN 3 Banjarmasin

Nilai- nilai yang ditanamkan oleh guru SKI pada Siswa MTsN 3

Banjarmasin melalui kisah kehidupan Khulafaurasyidin adalah nilai-nilai yang

menonjol dari setiap khalifah tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Nilai sosial dari kisah kehidupan khalifah Abu Bakar R.A yang

ditanamkan oleh guru SKI pada saat proses pembelajaran adalah, (1).

Kejujuran, yakni sebuah prilaku atau sikap seorang individu dalam

melakukan berbagai hal baik dari perkataan dan perbuatannya, sikap

jujur yang dicontohkan oleh Khalifah adalah jujur dalam beragama jika

beliau yakin dan percaya apa yang disampaikan oleh Rasul maka beliau

bela sekuat tenaga dengan argumen-argumen beliau sehingga Abu Bakar

R.A mendapat gelar As-Siddiq. “ biasa nya bapak M itu banyak

menceritakan tentang kejujuran khalifah Abu Bakar R.A., dalam

menjelaskan, dan bapak sering menekan kan pada kami jika dengan

sesama itu mesti jujur apa lagi dengan guru yang mendidik kita,”

seorang siswa waktu wawancara, 3(2). Rela berkorban, ialah sikap berani

membela atau menyanggah segala sesuatu walau nyawa taruhannya, hal

ini sempat dilakukan Abu Bakar R.A pada saat menemani Rasulullah

Saw berhijrah bersama di dalam gua Tsur. (3). Bijaksana adalah sikap

3 Hasil Wawancara Peneliti Dengan Perwakilan Siswa Kelas VII A Yang Bernama Sifa

Hairunnisa, Pada Tanggal 12 Februari 2018 Hari Senin Jam pelajaran Ke 3(08: 30 Wita)

Page 69: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

69

seseorang yang bisa atau mampu membedakan yang benar pada

tempatnya, bijaksana dan adil adalah prilaku seorang pemimpin yang

ideal sehingga kebijaksanaan seseorang berarti juga hampir sama dengan

keadilannya.

Semakin bijak seseorang dalam perkara maka semakin adil ia dalam

memutuskan perkara tersebut. Kebijakan yang dicontohkan oleh

Khalifah Abu Bakar R.A adalah memberantas kaum murtad yang keluar

dari Islam setelah tahu bahwa Rasulullah Saw wafat. Dan (4). Tolong-

menolong adalah sikap yang berhubungan erat dengan sosial karena

sikap menolong ini adalah sikap yang perlu perhatian khusus oleh

individu dan orang lain secara langsung, artinya setiap kita melakukan

tolong menolong ini berarti yang di tolong maupun yang menolong

adalah sama-sama saling mengerti satu sama lain, seperti hal nya yang

dicontohkan Abu Bakar R.A yang mau menolong Bilal bin Rabbah R.A .

Selain hal-hal tersebut, salah satu gambaran sosial beliau selama jadi

khalifah adalah memerangi golongan yang tidak mau membayar zakat,

hal ini terjadi karena mereka seperti Bani Gaffan yang hanya patuh pada

Nabi Muhammad Saw, dan setelah Nabi Saw wafat, maka bagi mereka

tak ada lagi bayar zakat.

Menghadapi hal tersebut, khalifah Abu Bakar As-Sidiq bersikap tegas untuk

menolong sesama muslim. Ketegasannya tersebut tersirat dalam satu

ucapannya, yaitu “ jika saja zakat itu seutas tali unta dan mereka tak mau

membayarnya, niscaya tetap aku perangi mereka,”. Di balik ketegasannya Abu

Page 70: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

70

Bakar As-Sidiq tetap berpesan pada panglimanya untuk mengadakan

pendekatan secara damai.

b. Nilai sosial yang ditanamkan oleh guru SKI yang menyampaikan materi

Khalifah Umar R.A adalah sebagai berikut : (1). Pemberani, adalah

sikap atau perilaku individu yang mempunyai tekad pantang mundur

dalam satu argumen yang benar, hal ini dibuktikan pada saat Umar R.A

membela Islam saat umat Islam melakukan hijrah ke Yastrib keberanian

beliau ini dapat membedakan yang haq dan bathil sehingga di beliau

diberi gelar Al-Faruq. (2). Toleransi adalah sikap seseorang yang mau

dengan senang hati menerima hal lain dan menetralisirnya menjadi hal

yang positif, sehingga sikap toleransi dapat terjalin dengan baik, sikap ini

dibuktikan beliau pada saat terjadi pertikaian antara Yahudi dan salah

satu sahabat mengenai perluasan tanah masjid dan gubuk si Yahudi,

karena sikap toleransi ini dengan adilnya beliau memutuskan agar

dibatalkannya perluasan tanah masjid tersebut. Dan (3). Tegas dan Arif,

maksudnya adalah sikap tegas ketika beliau memimpin Islam dan Arif

adalah mengayumi warga dengan baik, pernah dulu waktu ada keluarga

kecil yang kelaparan Khalifah berani turun sendiri membawa beras buat

keluarga tersebut, selain hal itu. Dalam menjalankan pemerintahannya

beliau memerintah dengan adil. Ia tidak membedakan antara yang tua dan

muda, tuan dan budak, kaya dan miskin, serta penguasa dan rakyat jelata.

Umar bin Khattab R.A juga sangat takut mengambil harta kaum muslim

tanpa alasan yang kuat. Ia berpakaian sangat sederhana. Pakaian yang

Page 71: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

71

sangat tidak pantas bagi seorang pembesar seperti dia. Prinsip itu juga

diterapkan dalam kehidupan keluarganya. Istri dan anak-anaknya di

larang menerima pemberian dari dalam bentuk apapun dari para

pembesar maupun rakyatnya.

c. Nilai sosial dari kisah kehidupan Usman bin Affan R.A yang ditanamkan

dan ditekankan oleh guru SKI mereka adalah sebagai berikut : (1).

Dermawan, adalah prilaku yang yang berhubungan dengan harta atau

kepemilikan seseorang, sikap derwaman ini biasanya berhubungan

dengan uang atau sejenisnya, sikap dermawan ini dicontohkan oleh

Usman bin Affan R.A pada saat beliau membela Islam di waktu terjadi

perang Badar, Usman bin Affan R.A menyediakan unta dan lain-lainnya

dengan uang beliau sendiri, kedermawanan beliau juga berterus-terusan

sampai beliau jadi Khalifah ketiga beliau membiayai pembukuan Al-

Qur‟an dan pembangunan-pembangunan wilayah Islam saat itu. Dan (2)

Pemalu adalah sikap seseorang yang mempunyai tatanan hidup atau

sopan santun yang tertata atau baik. Sikap orang pemalu ini dia sangat

sopan kepada sesama, rasa malu Usman bin Affan R.A adalah pemalu

dalam Islam, beliau selalu malu jika tidak melaksanakan ibadah di saat

Rasulullah Saw memerintahkan hal tersebut.

Al-Mas‟udi R.A salah seorang sahabat Nabi Muhammad Saw berkata:

Usman R.A adalah seorang yang paling dermawan, lapang dada, sangat

senang berkorban kepada keluarga yang dekat dan jauh. Sehingga

prilakunya dijadikan pedoman oleh generasi seangkatannya dan bagi

Page 72: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

72

bawahan-bawahannya sebagai teladan. Dialah orang yang

mempersiapkan tentara Islam saat kaum muslimin dilanda paceklik, baik

dengan harta, unta dan kuda. Dia juga membeli Sumur Rumah milik

Yahudi dan memperluas masjid Nabawi dengan harta milik pribadi.

d. Nilai sosial yang ditanamkan oleh guru SKI yang mengajarkan materi

Khulafaurasyidin, tepatnya kisah kehidupan Ali bin Abi Thalib R.A

adalah sebagai berikut: (1). Berwawasan maksudnya adalah seseorang

yang mempunyai ilmu atau pemahaman luas dalam bidang keilmuan, hal

ini terbukti banyak hadis dan kata-kata mutiara beliau yang berbunyi

tentang keilmuan. Dan (2). Empati adalah sikap atau perilaku seseorang

yang mempunyai kepedulian pada sesama secara batin, yang seakan-akan

dia juga mengalami hal tersebut, hal ini tercantum dalam kisah pada

waktu beliau membantu umat Islam menjawab pertanyaan Ahli Kitab

yang ingin menjatuhkan Khalifah Umar R.A pada saat itu mereka

menanyakan perihal apa itu Islam, maka dengan kecerdasan beliau,

beliau pun menjawabnya bahwa Islam adalah sebuah agama atau

kepercayaan yang diwahyukan oleh Allah Swt melalui Jibril A.S kepada

Nabi Muahammad Saw, yang akhirnya disampaikan kepada umat

manusia agar mereka tidak lalai dari Taqwa pada Allah Swt.4

Bersumberkan cerita-cerita ini guru SKI di MTsN 3 Banjarmasin

menanamkan sikap atau nilai empati pada siswa agar mereka bisa

berbagi atau tidak berdiam diri pada saat temannya dalam masalah,

4 Hasil observasi waktu pembelajaran SKI, materi Bab Khulafaurasyin, sumber: buku LKS siswa, Sahadi, Sejarah Kebudayaan Islam Pendekatan Sainstifik Kurikulum 2013 Untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Semester Genap. (Sukoharjo: CV. Putra Kertonatan,2017).

Page 73: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

73

seperti hal Khalifah Ali bin Abi Thalib R.A yang membantu umat Islam

yang di hujat atau berdebat dengan Ahli Kitab Yahudi.

Selain hal itu sifat Empati beliau adalah, Memajukan bidang ilmu bahasa.

Salah satu jasa khalifah Ali bin Abi Thalib R.A adalah penyempurnaan

penulisan Al-Qur‟an dengan memberi tanda titik dan harakat

(syakal/baris) oleh ahli tata bahasa yang bernama Aswad Ad-Dualy yang

ditugaskan oleh beliau. Selain itu beliau juga pembangunan dalam bidang

ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu nahwu, dan ilmu pengetahuan lainnya.

Hal ini menggambarkan bahwa khalifah Ali bin Abi Thalib R.A sangat

mempunyai rasa empati terhadap umat Islam terlebih khusus dalam

bidang keilmuan, maka dari itu beliau di beri gelar Babul „ilmi yang

makna nya adalah Pintu segala ilmu.5

Selain nilai-nilai tersebut yang di tanamkan oleh guru SKI adalah adab.

Adab adalah suatu prilaku seseorang yang mentaati dan menghormati peraturan

atau sikap sopan pada sesama. Nilai beradab yang penulis sampaikan disini adalah

adab yang dicontohkan oleh guru SKI melalui kisah-kisah para ulama dan juga

kisah kehidupan Khulafaurasyidin, agar siswa dan siswi mereka menjadi siswa

yang berkarakter dan beradab yang baik sesuai adab Islam pada umumnya baik di

sekolah maupun kehidupan sehari-hari mereka.6

5Hasil Observasi Peneliti Di Dalam Kelas, materi SKI dalam buku LKS kelas VII,

Semeseter genap bab Khulafaurasyidin. Yang disampaikan oleh bapak Munawir Ahkam S.Pd.I

6. Hasil Observasi Peneliti Di Dalam Kelas, materi SKI dalam buku LKS kelas VII,

Semeseter genap bab Khulafaurasyidin. Yang disampaikan oleh bapak Munawir Ahkam S.Pd.I

Page 74: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

74

Dari proses penanaman tersebut diharapkan agar siswa MTsN 3

Banjarmasin dapat memahami dengan benar makna nilai kepedulian sosial yang

ada dalam kisah kehidupan Khulafaurasyidin, yang telah disampaikan oleh guru

di MTsN 3 Banjarmasin terlebih khusus guru SKI.

2. Metode Pembelajaran Guru SKI Di MTsN 3 Banjarmasin Dalam

Menanamkan Nilai-Nilai Kepedulian Sosial Pada Siswa-Siswinya

Pengetahuan tentang metode-metode pembelajaran sangat diperlukan oleh

para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat tergantung pada

tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Berbagai macam

metode pembelajaran dapat digunakan oleh guru mata pelajaran, salah satunya

adalah mata pelajaran SKI.

Metode pembelajaran yang dilakukan seorang guru adalah cara atau

tehnik dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau indikator,

pelajaran yang berhasil adalah pelajaran yang di harap kan agar ilmu dari

pelajaran tersebut bisa tertanam dalam diri siswa-siswi yang diajarkan, terlebih

khusus tentang nilai-nilai kepedulian sosial.

Dari hasil observasi peneliti dapat disimpulkan bahwa, metode-metode

yang dilakukan oleh guru SKI yang mengajarkan materi kisah kehidupan

Khulafaurasyidin agar tertanamkan nilai-nilai kepedulian sosial pada siswa

MTsN 3 Banjarmasin adalah sebagai berikut :

Page 75: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

75

a. Metode Ceramah.

Metode ceramah ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan

melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa. Dalam

metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru

umumnya didominasi dengan cara ceramah. Melalui metode ceramah ini

guru menceritakan/menyampaikan kejadian-kejadian masa lampau dan

menjelaskan hikmah apa yang bisa diambil dari sejarah tersebut. Di MTsN

3 Banjarmasin metode ini di gunakan oleh guru-guru SKI setiap awal

proses pembelajaran. Metode ini pun termasuk metode yang efektif karena

metode ini materi dapat tersampaikan dengan apa adanya.

b. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran

dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi

yang ada dalam pelajaran SKI. Metode Tanya Jawab akan menjadi efektif

bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki

nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi, meliputi

pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan)

dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban),

serta disajikan dengan cara yang menarik.

Dari hasil wawancara dengan salah bapak M tentang masalah

penanaman nilai-nilai kepedulian dengan metode ini biasa beliau gunakan

dengan cara menanyai siswa-siswa beliau yakni tentang sikap atau nilai

Page 76: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

76

sosial khalifah yang seperti apa yang mereka pahami,lalu siswa menjawab

misal nya jujur seperti hal nya khalifah Abu Bakar R.A, yang dengan

kejujuran beliau menghadapi kehidupan bersosial”7

c. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan

penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk

teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai

menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota

diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.

“Penanaman nilai-nilai kepedulian sosial dengan menggunakan metode

pembelajaran ini, adalah dengan cara mendiskusikan prilaku sosial yang di

lakukan para Khulafaurasyidin, baik itu Abu Bakar R.A, Umar bin

Khattab R.A, Ustman bin Affan R.A, dan Ali bin Abi Thalib R.A. Salah

satu contoh nya adalah pada saat Ibu menyampaikan satu topik masalah

sosial, setelah itu ibu bikin siswa berkelompok untuk mendiskusikan nya

itu nilai sosial yang biasa di cerminkan oleh khalifah yang mana?, lalu

siswa berkelompok mencari nya di buku”8

“ Kalau Ibu biasa mengajar itu dengan Diskusi lalu kami bisa bekerja

sama, tolong menolong, kan sikap tolong menolong itu sering di lakukan

7

Hasil Wawancara dan Observasi Peneliti Terhadap Proses Pembelajaran Yang

Dilakukan Oleh Bapak Munawir Ahkam, S.Pd.I Selaku Guru SKI Yang Memberikan Materi

Khulafaurasyidin

8 Hasil Wawancara Peneliti Dengan Ibu Siratun Mansurah S.Pd.I Mengenai Metode

Pembelajaran Dan Cara Beliau Menanamkan Nilai-Nilai Sosial Sambil Mengajar.

Page 77: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

77

oleh para Khulafaurasyidin terutama nya khalifah Abu Bakar R.A, dengan

mencontoh beliau lah kami, ingin selalu menolong sesama”9

d. Metode kisah

Metode kisah adalah suatu cara penyampaian guru dalam pembelajaran

melalui kisah-kisah yang pada akhirnya dijadikan Ibrah atau pelajaran

kepada siswa di dalam kelas yang diajarkan.

Dengan metode ini guru SKI dapat membuat dan memberi siswa

informasi serta pengetahuan baru mengenai kisah-kisah yang belum mereka

ketahui ada pun untuk guru SKI di MTsN 3 Banjarmasin, beliau terbiasa

bercerita mengenai kisah ulama-ulama Banjar yang mempunyai sifat seperti

yang dicontohkan oleh para Khulafaurasyidin contohnya seperti guru

Sakumpul yang mempunyai sifat empati terhadap masyarakat Banjar

terutama mengenai bidang ke ilmuan, beliau memberikan ceramah dan

selalu bersikap sopan pada guru-guru beliau selama hidup.10

Selama melakukan observasi lapangan metode-metode di ataslah yang

sering digunakan oleh guru-guru SKI yang mengajarakan materi kisah

kehidupan Khulafaurasyidin pada siswa MTsN 3 Banjarmasin. Adapaun guru

yang mengajarkan materi ini ada 2 orang guru.

9 Hasil Wanwacara Peneliti Dengan Perwakilan Kelas VII H Yang Bernama Milawati

Pada Tanggal 20 Februari 2018 Jam Pelajaran Ke 6 (11:20 Wita), Wawancara Tentang Bagaimana

Guru Anda Mengajar.

10 Data Diperoleh Pada Saat Observasi Langsung Dalam Kelas, Waktu Pembelajaran SKI

Berlangsung

Page 78: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

78

Pertama Ibu S beliau lebih menggunakan metode diskusi dan ceramah di

dalam kelas yakni kelas VII H di kelas jauh di komplek Mahligai11

.

Kedua, bapak M, beliau lebih menggunakan metode ceramah, tanya

jawab, dan kisah, pada saat mengajar di kelas, beliau mengajar di kelas A,B,C

(di jalan Bhakti Pemurus Dalam) dan kelas D,E,F, dan G (di kelas jauh komplek

Mahligai)12

, pada intinya kedua-dua nya sama-sama melakukan penanaman

nilaia-nilai sosial pada siswa nya, terlebih khusus tentang tolong menolong

sesama, toleransi, kedermawanan dan empati, dan juga yang sering diulang-

ulang dalam penyampaian adalah masalah adab baik pada sesama murid, pada

guru, dan orang lain.

3. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Guru SKI Di MTsN 3

Banjarmasin Dalam Proses Penanaman Nilai-Nilai Kepedulian Sosial

Pada Siswa-Siswinya.

a. Faktor pendukung

Diantara faktor-faktor pendukung tersebut adalah : (1) Siswa dan

siswi yang pernah memperlajari kisah Khulafaurasyidin sewaktu

mereka SD atau MI, disana mereka sudah mendalami dan hanya

tingal menambah dan mengulang-ulang materi itu saja, sehingga

mereka dapat memahami dan meneladani atau mengambil Ibrah dari

11

Data diperoleh waktu wawancara dengan ibu Siratun Mansurah, S.Pd.I setelah beliau

mengajar hari selasa.

12 Data diperoleh waktu wawancara dengan bapak Munawir Ahkam, S.Pd.I setelah beliau mengajar di kelas VII C selasa.

Page 79: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

79

penyampaian kisah kehidupan Khulafaurasyidin oleh guru mereka.13

(2) Faktor lingkungan sekolah yang hampir keseluruhan adalah umat

Islam, sehingga siswa tidak terlalu sulit dalam hal penanaman nilai-

nilai Islam pada jiwa mereka.14

Dan (3). Pentingnya nilai-nilai

kepedulian sosial dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dilakukan agar

siswa paham akan kehidupan sosial yang mereka jalani dalam

kehidupa sehari –hari mereka.15

b. Faktor penghambat

Adapun faktor-faktor penghambat diantaranya sebagai berikut :

(1).Peserta didik atau siswa yang belum terlalu memahami tentang

kisah kehidupan Khulafaurasyidin. (2). Pengaruh dari luar sekolah, HP

dan media-media sosial lain yang bisa mempengaruhi prilaku siswa,

sehingga tidak dapat menyimak pelajaran dengan sekasama, siswa

yang cenderung lebih menyukai keterampilan dari pada pelajaran kelas

yang monoton dan juga siswa yang suka bermain atau hiburan. Hal-hal

tersebut membuat guru SKI, berupaya mengatasi hal itu dengan cara

memberikan Ibrah atau cerita alim ulama yang mempunyai sifat yang

dapat diteladani siswa dan sesuai dengan pelajaran mereka, dan

diselingi canda tawa agar siswa tidak terlalu tegang dalam proses

13

Data Diperoleh Dari Wawancara Peneliti Dengan Ibu Siratun Mansurah, S.Pd.I

14 Data Diperoleh Dari Wanwancara Peneliti Dengan Bapak Munawir Ahkam, S.Pd.I

15 Data Diperoleh Dari Wawancara Peneliti Dengan Siswa yang bernama Salsabila MTsN

3 Banjarmasin Kelas VII C di Jalan Bhakti Pemurus Dalam.

Page 80: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

80

pembelajaran. Dan (3). Ketidak tersediannya sarana prasarana atau

media dan fasilitas yang dapat digunakan untuk menerapkan

penanaman nilai-nilai kepedulian sosial melalui kisah kehidupan

Khulafaurasyidin dalam pembelajaran SKI pada siswa, salah satu

media atau bahan ajar yang paling penting adalah buku.16

Keterlambatan buku pelajaran SKI, ini juga merupakan hal yang

menghambat kelancaran proses pembelajaran didalam kelas hal ini di

sampaikan oleh salah satu guru yang mengajarkan materi

Khulafaurasyidin pada penulis.17

Untuk mengatasi faktor penghambat dan meningkatkan efek dari faktor

pendukung pihak sekolah mengadakan berbagai kegiatan seperti mengadakan

kegiatan-kegiatan sebagai berikut : (1) . Jum‟at amal yang dilaksanakan setiap

hari Jum‟at para siswa mengumpulkan sedekah atau infaq yang nantinya di

sedekahkan kepada yang membutuhkan. (2). Kerja bhakti atau gotong royong

yang dilakukan untuk meningkatkan sikap tolong menolong antar siswa MTsN 3

Banjarmasin. (3). Jum‟at taqwa yang diadakan setiap 2 minggu sekali setiap hari

Jum‟at. Hal ini bermanfaat untuk meningkatkan wawasan keilmuan siswa karena

pada saat kegiatan dimulai ada beberapa kegiatan tausiyah menambah wawasan

keagamaan siswa. Dan (4). Jum‟at sehat yang dilakukan berselingan dengan

Jum‟at taqwa yakni 2 minggu sekali. Hal ini dilakukan fungsi menanamakan

16

Data Diperoleh Dari Hasil Wawancara Peneliti Dengan Bapak Munawir Ahkam,

S.Pd.I

17 Data Diperoleh Melalui Hasil Obeservsi pada saat proses pembelajaran SKI di semua

kelas VII

Page 81: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

81

dalam raga yang sehat terdapat jiwa yang sehat pada siswa dan siswi MTsN 3

Banjarmasin.18

Di luar kegiatan-kegiatan tersebut ada berbagai hal-hal yang dilakukan

oleh guru SKI yang mengajarkan materi kisah kehidupan Khulafaurasyidin pada

khusus nya dan warga MTsN 3 Banjarmasin pada umumnya untuk menanamkan

nilai-nilai karakter atau nilai-nilai kepedulian sosial ini, agar suatu hari nanti

siswa-siswi mereka bisa jadi siswa dan siswi yang berkarakter baik untuk

madrasah, lingkungan sekitar, orang tua, agama, bangsa maupun negara.

18

Data Diperoleh Melalui Hasil Observasi Peneliti Terhadap Kegiatan-Kegiatan Yang

Dilakukan MTsN 3 Banjarmasin.

Page 82: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

82

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari paparan yang ada pada bab-bab

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Nilai-nilai kepedulian sosial yang ditanamkan oleh guru SKI yang

mengajarkan materi kisah kehidupan Khulafaurasyidin pada siswa MTsN

3 Banjarmasin diantaranya sebagai berikut : (a). Kejujuran, Rela

Berkorban, Bijaksana, dan Tolong Menolong yang dicontohkan oleh Abu

Bakar As-Sidiq R.A, (b). Pemberani, Toleransi, Tegas dan Arif yang

dicontohkan oleh Umar bin Khattab R.A, (c). Dermawan dan Pemalu

yang dicontohkan oleh Usman bin Affan R.A, dan (d). Berwawasan dan

Empati yang dicontohkan oleh Ali bin Abi Thalib R.A, nilai-nilai

tersebut adalah nilai-nilai sosial yang mencerminkan masing-masing

khalifah tersebut. Namun pada dasarnya semua khalifah itu mempunyai

tabiat yang sama yakni mempunyai sikap atau adab yang baik pada

sesama terutama kepada Rasulullah Muhammad Saw. Melihat nilai-nilai

tersebut sangatlah penting buat siswa maka guru SKI di MTsN 3

Banjarmasin melakukan penanaman nilai-nilai tersebut dalam proses

pembelajaran SKI pada BAB Khulafaurasyidin tersebut pada siswa-siswi

beliau pada umumnya terlebih khusus siswa – siswi kelas VII.

Page 83: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

83

2. Metode pembelajaran guru SKI di MTsN 3 Banjarmasin dalam

menanamkan nilai-nilai kepedulian melalui kisah kehidupan

Khulafaurasyidin ada berbagai macam, diantaranya yang paling sering

digunakan adalah metode ceramah, diskusi,tanya jawab dan kisah serta

diselingai dengan penguatan adab melalui cerita dari ulama-ulama yang

di sangkutkan kepada khalifah-khalifah tersebut.

3. Faktor pendukung dan faktor penghambat guru SKI di MTsN 3

Banjarmasin dalam proses penanaman nilai-nilai kepedulian sosial pada

siswa-siswinya.

a. Faktor pendukung: (1) Siswa dan siswi yang pernah memperlajari

kisah Khulafaurasyidin sewaktu mereka SD atau MI. (2) Faktor

lingkungan sekolah. Dan (3). Pentingnya nilai-nilai kepedulian sosial

dalam kehidupan sehari-hari.

b. Faktor penghambat: (1).Peserta didik atau siswa yang belum terlalu

memahami tentang kisah kehidupan Khulafaurasyidin. (2). Pengaruh

dari luar sekolah diantaranya seperti, HP dan media-media sosial lain

yang bisa mempengaruhi prilaku siswa, sehingga tidak dapat

menyimak pelajaran dengan sekasama di dalam kelas. Dan (3).

Ketidak tersediannya sarana prasarana atau media dan fasilitas yang

dapat digunakan untuk menerapkan penanaman nilai-nilai kepedulian

Page 84: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

84

sosial melalui kisah kehidupan Khulafaurasyidin dalam pembelajaran

SKI.

Jadi, untuk mengatasi hal tersebut guru-guru SKI bersangkutan

menyampaikan pengetahuan melalui buku terdahulu serta dari

sumber-sumber yang beliau ketahui agar siswa-siswi mereka tidak

ketinggalan dalam hal materi pembelajaran, selain itu beliau juga

meminta untuk siswa menyimak dengan seksama proses

pembelajaran yang kemudian di tanya, hal ini di lakukan agar siswa

dapat memperhatikan proses pembelajaran dan mereka dapat

menjawab pertanyaan dan mengambil ibrah dari pelajaran yang

disampaikan.

B. Saran - Saran

Ada beberapa saran yang ingin peneliti berikan berdasarkan hasil dari

penelitian yang berkaitan dengan penanaman nilai-nilai kepedulian sosial melalui

kisah kehidupan Khulafaurasyidin pada siswa MTsN 3 Banjarmasin. Beberapa

saran yang dimaksud peneliti adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Guru dapat meyakinkan lagi betapa pentingnya nilai-nilai atau ibrah dari

kisah kehidupan Khulafaurasyidin tersebut, terutama nilai-nilai

kepedulian sosial mereka, agar bisa di teladani oleh siswa dan dikerjakan

atau dipraktekkan oleh mereka di kehidupan sehari-hari mereka.

Page 85: BAB I PENDAHULUAN - idr.uin-antasari.ac.id V.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang berketergantungan dengan orang lain atau sering disebut dengan makhluk

85

2. Bagi Siswa

Hendaknya bisa terus senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kepedulian

sosial atau adab kepada sesama mereka terutama pada guru.

3. Bagi Kepala Sekolah

Hendaknya kegiatan sosial dapat dilaksanakan lebih baik dan kalau

perlu diadakan kegiatan seperti kerja bakti atau kegiatan sosial lainnya.

Salah satu nya kegiatan seperti bersih-bersih moshula atau tempat-tempat

Ibadah lainnya.

4. Bagi Peneliti

Hendaknya peneliti selanjutnya agar bisa lebih serius dalam

melaksanakan penelitian, menghargai keputusan sekolah yakni tidak

melanggar tata tertib sekolah selama melakukan penelitian di linkungan

sekolah seperti, menjaga kebersihan sekolah, tidak terlambat jika ada

janji dengan pihak sekolah dan ikut berpartisifasi jika ada kegiatan

sekolah yang sekiranya membutuhkan bantuan.

Peneliti sangat berharap kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti

nilai-nilai karakter lain yang ada dalam rumusan pendidikan karakter di

sekolah. Agar penelitian ini menjadi berguna baik bagi peneliti sendiri,

maupun bagi sekolah sebagai tolak ukur pembinaan karakter pendidikan

di sekolah, dan berguna untuk agama, bangsa dan negara kita.