klasifikasi makhluk hidup

71
LAPORAN RESMI PRAKTIKUK IPA 1 Kegiatan ke-2 PENGKLASIFIKASIAN MAKHLUK HIDUP Disusun Oleh : 1. Muhammad Irma Sunu Dwidjantoro (13312241042)/C 2. Tika Nurcahyani (13312241047)/C 3. Masrifatul Ngaisah (13312241050)/C 4. Eka Septiyaningrum (13312241053)/C 5. Nugraha Febrianta (13312241067)/C 6. Annisa Nur Afifah (13312244033)/C PRODI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Upload: annisa

Post on 08-Nov-2015

82 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Laporan pengklasifikasian makhluk hidup

TRANSCRIPT

LAPORAN RESMI PRAKTIKUK IPA 1Kegiatan ke-2

PENGKLASIFIKASIAN MAKHLUK HIDUP

Disusun Oleh :

1. Muhammad Irma Sunu Dwidjantoro(13312241042)/C

2. Tika Nurcahyani

(13312241047)/C

3. Masrifatul Ngaisah

(13312241050)/C

4. Eka Septiyaningrum

(13312241053)/C

5. Nugraha Febrianta

(13312241067)/C

6. Annisa Nur Afifah

(13312244033)/C

PRODI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Makhluk hidup sangat banyak dan beraneka ragam. Keanekaragaman makhluk hidup dapat dilihat dengan adanya perbedaan-perbedaan bentuk, struktur, warna, fungsi organ, dan habitatnya. Bentuk tubuh pada setiap hewan umumnya berbeda-beda, misalnya cacing yang bentuk tubuhnya memanjang, sedang bintang laut yang bentuk tubuhya simetris. Pohon mangga dapat tumbuh tinggi dan besar, sedangkan rumput hanya dapat tumbuh kecil dan pendek. Ikan bernapas menggunakan insang, sedang manusia bernapas menggunakan paru-paru. Ikan gurame hidup di air tawar sedangkan ikan hiu hidup di air laut, dll.Keanekaragaman mahluk hidup yang telah disebutkan diatas hanyalah sebagian kecil dari sekian banyak keanekaragaman makhluk hidup di bumi. Namun demikian, makhluk hidup tersebut telah menunjukkan keanekaragaman antara makhluk hidup satu dengan makhluk hidup yang lainnya. Perbedaan itulah yang memungkinkan terjadinya keanekaragaman makhluk hidup. Untuk mengenal dan memahami makhluk hidup secara keseluruhan tidaklah mudah. Untuk mempelajarinya kita perlu melakukan pengklasifikasian atau pengkelompokan terhadap makhluk hidup. Ilmu yang biasa dijadikan pengklasifikasian makhluk hidup biasa disebut taksonomi.

Dilatarbelakangi hal tersebut, untuk mempelajari pengklasifikasian makhluk hidup praktikan melakukan praktikum dengan mengobservasi organisme yang terdapat dalam air kolam, mengobservasi ciri tumbuhan paku, lumut, dan tumbuhan angiosspermae, serta mengobservasi ciri dari berbagai jamur baik mikrokopis maupun makrokopis.B. Tujuan

1. Mengobservasi organisme yang terdapat dalam air kolam

2. Mengobservasi ciri tumbuhan paku, lumut, dan tumbuahan angiospermae

3. Mengobservasi ciri dari berbagai jenis jamur baik mikroskopis maupun makroskopisBAB IIKAJIAN PUSTAKA

Kegiatan klasifikasi adalah pembentukan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan cara mencari keseragaman ciri atau sifat dari bermacam-macam ciri yang dimiliki makhluk hidup tersebut ( Tia Mutiara, 2006).

Makhluk hidup yang mempunyai ciri dan sifat yang sama dimasukkan dalam satu kelompok. Apabila dalam satu kelompok terdapat perbedaan ciri dan sifat dipisahkan lagi kedalam kelompok lain yang lebih kecil. Sehingga kegiatan klasifikasi akan diperoleh jenjang-jenjang kelompok makhluk hidup berbeda. Pengelompokan hasil klasifikasi pada tingkat yang berbeda disebut taksonomi. Semakin tinggi jenjangnya semakin banyak anggotanya, akan tetapi persamaan yang dimilikinya semakin sedikit (Gunawan Sulilowarno, 2010). Ilmu yang mempelajari tentang pengklasifikasian makhluk hidup adalah ilmu taksonomi (Deswati Furqonita, 2006).

Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah :

1. Mengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki

2. Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis lain

3. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup

4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya

(Gunawan Susilowarno, 2010).

Berdasarkan tujuan tersebut, sistem klasifikasi makhluk hidup memiliki manfaat seperti berikut :

1. Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.

2. Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lain.

Dasar Klasifikasi makhluk hidup adalah :

1. Klasifikasi Makhluk Hidup Berdasarkan Persamaan

Dengan mengamati ciri-cirinya maka kita dapat menemukan bahwa ayam dan elang adalah golongan hewan yaitu jenis aves (burung) karena memiliki bulu, sayap, dan paruh.2. Klasifikasi Makhluk Hidup Berdasarkan Perbedaan

Apabila mengamati perbedaan ciri yang dimiliki ayam dan elang berdasarkan jenis makanannya, maka ayam termasuk herbivora sedangkan elang termasuk golongan karnivora (pemakan daging).

3. Klasifikasi Mahkluk Hidup Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi

Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari mahkluk hidup pertama-tama yang dapat dilakukan adalah mengamati dari bentuk luar dari makhluk hidup tersebut, misalnya bentuk paruh dan jumlah sayap. Apabila hendak menggolongkan beberapa tumbuhan, maka yang dapat diamati adalah bentuk pohon, bentuk daun, bentuk bunga, warna bunga dan lain-lain. Ciri-ciri inilah yang dinamakan ciri morfologi. Apabila mengamati dari ada tidaknya sel trakea , kambium, ada tidaknya berkas pengangkut, ada tidaknya sel kambium, ciri-ciri ini dinamakan ciri anatomi.

4. Klasifikasi Makhluk Hidup Berdasarkan Ciri Biokimia

Sejalan dengan masa perkembangan, untuk menentukan klasifikasi makhluk hidup selain berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, bisa pula menggunakan ciri-ciri biokimia, misalnya jenis-jenis enzim, jenis-jenis protein, dan jenis-jenis DNA. Hal tersebut dapat menentukan hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lainnya.

5. Klasifikasi Makhluk Hidup Berdasarkan Manfaat

Tujuan pengelompokan ini adalah untuk memudahkan kita memanfaatkan suatu makhluk hidup (Tia Mutiara, 2006).

Macam-macam Sistem Klasifikasi :

1. Sistem klasifikasi alami, merupakan suatu cara pengelompokan makhluk hidup berdasarkan banyaknya persamaan ciri morfologi yang dimiliki. Pengamatan dilakukan menggunakan mata telanjang dengan mengamati bentuk luar tubuh suatu makhluk hidup, antara lain warna, ukuran tubuh, tinggi/pendek, bentuk daun, bentuk paruh, bentuk kaki dan bentuk batang. Kelebihan sistem ini ialah identifikasi yang mudah, dan sistem ini juga relatif lebih stabil karena tidak akan berubah oleh perubahan perkembangan pengetahuan.

2. Sistem klasifikasi buatan, adalah pengelompokan makhluk hidup yang didasarkan atas adanya beberapa persamaan ciri morfologi, alat reproduksi, lingkungan tempat tumbuh, dan daerah penyebaran tanpa memperhatikan kesamaan struktur yang mungkin memperlihatkanhubungan kekerabatan. Misalnya kupu-kupu dan kelelawar meerupakan satu kelompok karena keduanya dapat terbang. Kelebihan sistem ini adalah semua orang dapat melakukan pengelompokan makhluk hidup dengan menentukan sendiri aturan yang digunakan.

3. Sistem klasifikasi filogenik, pengelompokan berdasarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar takson (kelompok).

(Gunawan Susilowarno, 2010).

Tahapan dalam klasifikasi makhluk hidup yang dilakukan oleh Linnacus adalah sebagai berikut :

1. Pencandraan atau identifikasi, yaitu proses mengidentifikasi atau mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup yang akan diklasifikasi.

2. Pengelompokan, yaitu mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. Makhluk hidup yang mempunyai ciri-ciri yang sama dikelompokan dalam satu kelompok yang sama yang disebut dengan takson.

3. Pemberian nama takson. Makhluk hidup yang telah dikelompokan tadi, selanjutnya diberi nama untuk mempermudah kita mengenal ciri-ciri suatu kelompok makhluk hidup tertentu.

(Gunawan Susilowarno, 2010).

Cara mengklasifikasikan makhluk hidup pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnacus (1707-1778). Ilmu yang mempelajari klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi. Taksonomi merupakan salah satu cabang biologi. Karena Carolus Linnacus sebagai orang pertama meletakkan dasar taksonomi, ia dianggap sebagai Bapak Taksonomi. Carolus Linnacus, menyusun klasifikasi menurut persamaan dan perbedaan struktur tubuh. Kelompok-kelompok makhluk hidup dalam taksonomi disebut takson. Jadi, takson mereupakan tingkatan dalam klasifikasi. Takson tersebut dari atas sampai ke bawah adalah :

NoBahasa LatinBahasa InggrisBahasa Indonesia

1.RegnumKingdomKerajaan

2.Phylum/DivitioPhylum/DivisionFilum/Divisi

3.ClassisClassKelas

4.OrdoOrderBangsa

5.FamiliaFamilySuku

6.GenusGenusMarga

7.SpeciesSpeciesJenis

Catatan : Phylum untuk kingdom Animalia (hewan), Division untuk kingdom Plantae (tumbuhan).

Semakin ke atas, jumlah makhluk hidup semakin banyak, lebih sedikit persamaan, lebih banyak perbedaan, dan penggolongan semakin lebih secara umum. Semakin ke bawah, jumlah makhluk hidup semakin sedikit, lebih banyak persamaan, lebih sedikit perbedaan, dan penggolongan semakin lebih secara khusus. (Tia Mutiara, 2006).Pengkalsifikasian dapat didasarkan atas lingkungan tempat tumbuh diambil contoh melibatkan organisme dalam air. Kelompok mikroba dalam air dibagi atas bakteria, alge biru-hijau, fungi atau jamur, alge hijau, dan protozoa. Hasil pengklasifikasiannya :

1. Alge biru-hijau

Berbentuk uniseluler, filamen yang sekeliling tubuhnya banyak diselimuti oleh lendir (polisakarida), atau berbentuk koloni sederhana. Termasuk ke dalam kelompok jasad-foto-sintetik, karena banyak mengandung khlorofil. Umumnya hidup di dalam air secara brebas, pada tanah yang lembab, atau bersimbiosa dengan jasad lain, sejak paku-pakuan (azolla) sampai tanaman tinggi (cassuarina). ( Unus Suriawiria, 2003 : 10 )

2. Fungi atau jamur

Ada yang berbentuk uniseluler, tetrapi umumnya berbentuk filamen atau serat yang disebut hifa atau miselia. Beberapa jenis dapat membentuk tubuh-buah, yaitu kumpulan massa-hifa menyerupai jaringan (jaringan semu). Tidak berkhlorofil, karena hidup secara saprofitik, beberapa parasitik, hidup bebas atau bersimbiosa dengan jasad lain, baik dengan alge (membentuk lumut-kerak/lichenes) ataupun dengan tanaman tinggi (mikoriza pada akar anggrek). Hidup tersebar secara luas, kadang-kadang kosmopolitan, baik di udara, di dalam tanah, di dalam air dan bahan-bahan lainnya, khususnya pada makanan. ( Unus Suriawiria, 2003 : 12 ) Contoh:

A. Jamur pada tempe (Rhizopus Oryzae)

Jamur tempe adalah salah satu mikroorganisme semi anaerob dan organism saprofit. Hal ini dapat dilihat akan kebutuhan jamur tempe akan udara dan summber makanannya. Jamur tempe merupakan organism yang membutuhkan sedikit sekali udara dan sumber makanan yang berasal dari jasad mati, oleh karena itu jamur tempe dapat diissolasi pada media PDA (Potato Dextros Agar). Jamur tempe ( Rhizopus oryzae) termasuk ke dalam genus Rhizopus dan Famili Mucoraceae. Misellium dari jamur tempe tidak bersekat. Misellium yang tidak bersekat merupakan cirri utama dari family Mucoraceae. Jamur tempe ini terdiri dari beberapa bagian utama yaitu misellium atau yang sering disebut stolon jamur, sporongiophore,sporangium dan spora yang mennjadi orga verkembangbiakannya.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan:Fungi

Divisi:Zygomycota

Kelas:Zygomycetes

Ordo:Mucorales

Famili:Mucoraceae

Genus:Rhizopus

Spesies:R. oligosporus

B. Jamur TiramJamur tiram merupakan jamur kayu makrokopik yang memiliki bentuk tubuh buah membulat lebar dan melengkung seperti kulit kerang (tiram). Morfologi tubuh buah jamur tiram terdiri atas tudung (pileus) dengan bilah atau lembaran tipis pada permukaan bawahnya dan tangkai (stipe). Permukaan tudung licin dan tepinya bergelombang, permukaan bawah tudung terdapat lembaran-lembaran yang tersusun seperti jari-jari payung, di tempat inilah spora jamur muncul. Tangkai jamur tiram berada tidak tepat pada tengah tudung, melainkan mendekati bagian lateral (bagian tepi). Memiliki akar semu yang disebut rizoid. Jamur tiram diklasifikasikan berdasarkan warna tudung buah atau sporanya. Jamur tiram merupakan organisme heterotrof sehingga pertumbuhannya bergantung pada kondisi lingkungan. Siklus hidup jamur tiram, seperti pada siklus hidup jamur filum basidiomycota lainnya, dapat dibedakan menjadi dua tahap, yaitu tahap aseksual dan seksual.

Klasifikasi IlmiahDivisi:BasidiomycotaKelas:HomobasidiomycetesOrdo:AgaricalesFamili:TricholomataceaeGenus:PleurotusSpesies: Pleurotus ostreatus

C. Jamur Kuping

Tubuh pada jamur kuping kenyal atau seperti gelatin jika dalam keadaan segar dan menjadi keras seperti tulang jika kering, berbentuk mangkuk atau kadang-kadang seperti kuping yang berasal dari titik pusat perlekatan, tipis bergading, dan kenyal. Permukaan luar steril, sering kali berurat, berbulu sangat kecil atau berambut, cokelat muda sampai cokelat, menjadi kehitaman jika mengering. Permukaan dalam fertil, licin sampai agak berkerut, bergelatin jika basah, berwarna kuning cokelat, cokelat keabu-abuan, cokelat, ungu, dan menjadi hitam jika kering. Spora putih; spora berada di permukaan dan biasanya pada permukaan bagian bawah, berukuran 12-8 x 4-8 mikron, berbentuk sosis, licin. Basidium mempunyai sekat melintang sebanyak tiga buah.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan:Fungi

Divisi:Basidiomycota

Kelas:Agaricomycetes

Ordo:Auriculariales

Famili:Auriculariaceae

Genus:Auricularia

Spesies:A. auricula-judae

3. Alge Hijau

Merupakan kelompok besar mikroalgae, yang mempunyai variasi bentuk mulai dari uniseluler, koloni sederhana, filamen sampai sampai ada yang sudah berbentuk tubuh lengkap dengan bagian-bagian yang disebut akar, batang, daun, dan alat perkembangbiakan misal pada Nitella dan Chara. ( Unus Suriawiria, 2003 : 18 )

4. Protozoa atau Filum Protozoa (amoeba, paramecium, euglena)

Adalah hewan mikrokopik berbentuk uniseluler. Sampai sekarang telah dikenal, lebih dari 30.000 spesies, ada yang bersifat pantogen, berperan penting di dalam simbiosa dengan ruminantia, sebagai mikroorganisma pada serangga, berperan di dalam proses mikrobiuologi tanah, mikrobiologi air, dan pengolahan buangan. Protozoa dapat dijumpai di dalam banyak habitat, misalnya di dalam air kolam, air sungai, air yang tergenang, lumpur, debu, tanah, tinja, juga di lautan.Ukuran protozoa berbeda-beda tergantung kepada spesies dan lingkungannya, yaitu antara 100-300 atau 3-4 cm. Kebanyakan tidak mempunyai bentuk tetap, disebabkan adanya aliran protoplasma ke dalam kaki-semu" (pseudopodia). Bentuknya bulat, elips, seperti jantung, seperti sendal (paramecium), dan seperti cerutu. Karena tidak berdinding sel, maka protozoa diliputi oleh membran sitoplasma (paramecium, amoeba, dan euglena)

Beberapa jenis (misal amoeba) mempunyai membran sitoplasma sangat tipis dan lentur, sehingga memungkinkan adanya gerakkan dan fagositosis. Beberapa golongan lain mempunyai membran sitoplasma yang dilindungi oleh perisai tebal yang disebut ektoplasma.

Protozoa mempunyai alat gerak dengan bentuk dan sifatnya tergantung kepada jenisnya, misalnya : pseudopodia atau kaki semu (amoeba), dan silia atau bulu getar (paramecium, euglena).

Reproduksi seksual umum terjadi dengan cara pembelahan sel. Kebanyakan membelah sepanjang sumbu longitudinal, sedang pada beberapa jenis mengalami pembelahan transversal. Dikenal pula reproduksi yang disebut sizogeni, yaitu beberapa sel anak dibentuk dari sebuah sel induk. ( Unus Suriawiria, 2003 : 20-22 ).

Diunduh dari : wayanaguspermadi.wordpress.com

Klasifikasi Ilmiah

Domain:Eukaryota

Kerajaan:Protista

Filum:Ciliophora

Kelas:Ciliatea

Ordo:Peniculida

Famili:Parameciidae

Genus:Paramecium

Klasifikasi IlmiahDomain:Eukaryota

Kerajaan:Amoebozoa

Filum:Tubulinea

Ordo:Tubulinida

Famili:Amoebidae

Genus:Amoeba

Amoeba

Diunduh dari : www.sridianti.com Klasifikasi IlmiahDomain:Eukaryota

Kingdom:Excavata

Superphylum:Discoba

Phylum:Euglenozoa

Class:Euglenoidea

Order:Euglenales

Family:Euglenaceae

Genus:Euglena

Di unduh dari : planktonologiunpad.wordpress.comBerdasarkan morfologi atau susunan tubuh, tumbuhan dapat dibedakan lagi atas dua jenis kelompok besar yakni:

1. Tumbuhan Tidak Berpembuluh (Thallophyta) yang meliputi Lumut (Bryophyta).

2. Tumbuhan Berpembuluh (Tracheophyta) yang meliputi Paku-pakuan (Pteridophyta) dan Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta).

Adapun beberapa contoh pengkasifikasian dari tumbuhan paku, tumbuhan lumut, tumbuhan angiospermae ditinjau dari segi morfologi adalah :

1. Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang dan daun. Namun demikian, pada tumbuhan paku belum dihasilkan biji. Alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama adalah spora. Oleh sebab itu, sementara ahli taksonomi membagi dunia tumbuhan dalam dua kelompok saja yang diberi nama Cryptogamae dan phanerogamae. Cryptogamae (tumbuhan spora) meliputi yang sekarang kita sebut dibawah nama Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, dan Pteridophyta (Gembong Tjitrosoepomo, 1989).a. Tumbuhan Paku Adiantum

Adiantum Sp hidup di tanah, hampir semua paku-pakuan adalah herba atau agak berkayu. Letak akar tumbuhan paku bermacam-macam, pada Adiantum Sp akarnya serabut, tumbuh dari rizoma yang pakalnya rimpang, tegak dan berwarna coklat. Semua batang paku-pakuan kerap berupa rimpang karena umumnya arah tumbuhnya menjalau atau memanjat, bentuk batangnya bulat panjang, permukaan batangya halus, ukuraya berdiameter 1 mm, warna coklat dan percabangan monopodial. Jenis daun pada Adiantum Sp adalah majemuk, tulang daunnya menyirip atau sporofil (daun fertil) yang fungsi utamanya adalah menghasilkan sporangium. Biasanya hampir semua sporofil juga berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis (Gembong Tjitrosoepomo, 1988)

Suplir memiliki penampilan yang jelas berbeda dari jenis paku-pakuan lain. daunnya tidak berbentuk memanjang, tetapi cenderung membulat. Sorus merupakan kluster-kluster di sisi bawah daun pada bagian tepi. Spora. terlindungi oleh sporangium yang dilindungi oleh indisium. Tangkai entalnya khas, berwarna hitam mengkilap, kadang-kadang bersisik halus ketika dewasa. Sebagaimana paku-pakuan lain.

Daun paku-pakuan mempunyai bentuk yang khas yang bebeda dengan daun tumbuh-tumbuhan lain sehingga biasa disebut ental. Ental pada Adiantum Sp bergulung melingkar, dimana pinula (anak daun) terdapat sorus dan pinna (menyirip) bergerigi, bentuk bangun memanjang, bentuk ujungnya tumpul dan tepinya bergerigi (Gembong Tjitrosoepomo, 1988).

Klasifikasi:Kerajaan: PlantaeDivisi

: PteridophytaKelas

: PteridopsidaOrdo

: PteridalesFamili

: Pteridaceae (Adiantaceae)Genus

: AdiantumSpesies

: Adiantum Sp

b. Tumbuhan Paku Deduit

Tumbuhan paku deduit atau pakis (pteridofit) merupakan vegetasi dan tumbuhan dedaun. Merupakan golongan tumbuhan yang mempunyai ciri-ciri khas yaitu pada pucuk daun muda terdapat satu gelungan tali yang dikenali sebagai krozier. Menghasilkan spora terbentuk di dalam sporanium. Sporanium berkumpul membentuk tompok-tompok di bagian ujung permukaan ataupun tepi daun. Kumpulan sporanium dikenal sebagai sorus (Gembong Tjitrosoepomo, 1988).

c. Tumbuhan Paku Hata

Paku hata adalah sekelompok paku-pakuan merambat yang dimasukkan dalam marga Lygodium. Paku hata memiliki tangkai daun majemuk yang memanjang. Habitusnya adalah herba liana, batang berbentuk bulat, licin, melingkar-lingkar, warna hijau (Gembong Tjitrosoepomo, 1988).

Klasifikasi Ilmiah

Nama Ilmiah:Lygodium circinatum (Burm. f) SW

Sinonim: Ophioglossum circinatumNamaLokal: Paku Hata

Famila

: Lygodiaceae

Ordo

: Schizaeales

Simplisia: Circinatae folium

2. Tumbuhan lumut (Bryophyta)Bryophyta (lumut) adalah tumbuhan darat berklorofil yang tumbuh di tempat-tempat lembab. Tumbuhan lumut mempunyai pergiliran generasi dari sporofit diploid dengan gametofit yang haploid. Meskipun sporofit secara morfologi dapat dibedakan dari gametofit (heteromorf), tetapi sporofit ini tidak pernah merupakan tumbuhan mandiri yang hidup bebas. Sporofit tumbuhnya selalu dalam ikatan dengan gametofit, yang berupa tumbuhan mandiri, menyediakan nutrisi bagi sporofit. Pada lumut, gametofitlah yang dominan. Beberapa tumbuhan lumut masih mempunyai talus, tidak mempunyai akar, batang, dan daun. Bryophyta yang dapat dibedakan batang, dan daunnya, belum mempunyai akar sejati, hanya ada rhizoid. Berdasarkan morfologi dan sifat hidup lainnya, lumut dikelompokkan atas lumut hati, lumut tanduk, dan lumut sejati (lumut daun).

Briofita ( Lumut sejati / lumut daun)Lumut sejati atau disebut juga Lumut daun atau Bryophyta adalah anggota tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berspora yang termasuk dalam superdivisi tumbuhan lumut atau Bryophyta. Lumut ini disebut sebagai lumut sejati, karena bentuk tubuhnya seperti tumbuhan kecil yang memiliki bagian akar (rizoid), batang, dan daun. Lumut ini merupakan kelompok lumut terbanyak dibandingkan lumut lainnya, yaitu sekitar 10 ribu species. Kurang lebih terdapat 12.000 jenis lumut daun yang ada di alam ini.

Lumut Daun ( Bryophyta )

Diunduh dari : http://saswinhtml.blogspot.com/2012/04/2.html3. Tumbuhan Angiospermae

a. Mangga

Tanaman mangga mempunyai nama latin Mangifera indica. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan tingkat tinggi yang struktur batangnya (habitus) termasuk kelompok arboreus, yaitu tumbuhan berkayu yang mempunyai tinggi batang lebih dari 5 m. Batang mangga tegak, bercabang agak kuat; dengan daun-daun lebat membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah, oval atau memanjang, dengan diameter sampai 10 m. Kulit batangnya tebal dan kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun. Warna pepagan (kulit batang) yang sudah tua biasanya coklat keabuan, kelabu tua sampai hampir hitam. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, sangat panjang hingga bisa mencapai 6 m. Daun tanaman mangga tunggal, dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu. Daun yang masih muda biasanya bewarna kemerahan, keunguan atau kekuningan; yang di kemudian hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda. Bunga mangga merupakan bunga majemuk yang berkarang dalam malai bercabang banyak di ujung ranting. Bunga majemuk ini terdiri dari sumbu utama yang mempunyai banyak cabang utama. Setiap cabang utama ini mempunyai banyak cabang-cabang, yakni cabang kedua. Bunga-bunga dalam karangan berkelamin campuran, ada yang jantan dan ada pula yang hermafrodit (berkelamin dua). Bakal buahnya tidak bertangkai dan terdapat dalam suatu ruangan, serta terletak pada suatu piringan. Tangkai putik mulai dari tepi bakal buah dan ujungnya terdapat kepala putik yang bentuknya sederhana. Dalam suatu bunga kadang-kadang terdapat tiga bakal buah.

Untuk klasifikasi tanaman mangga adalah :

Kingdom:Plantae

Divisi

:SpermatophytaSubdivisi:AngiospermaeKelas

:DicotyledonaeClass

:MagnoliopsidaOrdo

:SapindalesFamili

:AnacardiaceaGenus

:MangiferaSpesies :Mangifera laurinab. Durian

Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Merupakan pohon tahunan, warna daun hijau abadi, sering memiliki banir (akar papan), kulit batang berwarna coklat kemerahan, mengelupas tak beraturan. Tajuknya rindang dan renggang. Daun berbentuk jorong hingga lanset, terletak berseling; bertangkai; berpangkal lancip atau tumpul dan berujung lancip melandai; sisi atas berwarna hijau terang, sisi bawah tertutup sisik-sisik berwarna perak atau keemasan dengan bulu-bulu bintang. Buah durian bertipe kapsul berbentuk bulat, bulat telur hingga lonjong. Kulit buahnya tebal, permukaannya bersudut tajam, berwarna hijau kekuning-kuningan, kecoklatan, hingga keabu-abuan

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan:

Plantae

(tidak termasuk)

Eudicots

(tidak termasuk)

Rosids

Ordo:

Malvales

Famili:

Malvaceae

Genus:

Durio

Spesies:

D. zibethinus

c. Alpukat

Tanaman ini berbentuk pohon, daun banyak menumpuk di ujung ranting, bentuk oval sampai lonjong, panjang, bunga tersusun malai, berwarna putih kekuningan. Buah berbentuk bola sampai bulat telur, warna hijau atau hijau kekuningan, berbintik ungu. Biji satu berbentuk bola berwarna coklat.

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta

Divisi

: Magnoliophyta

Super Divisi: Spermatophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub Kelas: Magnoliidae

Ordo

: Laurales

Famili

: Lauraceae

Genus

: Persea

Spesies

: Persea americana

d. Belimbing

Ukuran pohon umumnya kecil dengan ketinggian hingga 10 meter. Batang tidak begitu besar dengan garis tengah sekitar 30 cm. Bercabang banyak. Daun majemuk dengan panjang bisa mencapai 50 cm. Bunga merah muda, tumbuh disekitar ujung dahan.Buah berbentuk bulat panjang, memiliki rusuk dengan jumlah lima buah, warna buah hijau ketika muda dan berubah kuning kehijauan setelah matang. Bentuk buah menyerupai bintang bila dipotong, tekstur buah renyah dengan rasa manis sedikit asam ketika matang, biji buah kecil dengan warna coklat. Cara Perbanyakan tumbuhan dengan biji atau cangkok.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Oxalidales

Famili

: Oxalidaceae

Genus

: Averrhoa

Spesies

: A. carambola

Nama binomial: Averrhoa carambola L.

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM1. Tempat dan Waktu Praktikum:Tempat

: Laboratorium IPA-2 FMIPA UNY

Waktu

: Rabu, 24 September 2014Pukul

: 13.00-14.40 WIB2. Bentuk kegiatan : Observasi 3. Obyek Pengamatan: Organisme pada air kolam, tumbuhan paku, tumbuhan angiospermae, jamur makroskopis dan mikroskopis 4. Alat dan Bahan:i. Alat

: Mikroskup listrik, pinset, pipet, cawan petri, lup, object glass, kaca penutupii. Bahan

: Tanaman paku, air kolam, lumut, jamur tiram, jamur kuping, jamur tempe, pohon mangga, pohon belimbing, pohon alpukat, pohon durian5. Prosedur Kerjaa. Pengamatan organisme pada air kolam

b. Pengamatan jamur tempe

c. Pengamatan pada tumbuhan lumut dan paku

d. Pengamatan pada jamur makroskopis

6. Data hasil pengamatan I. Data Hasil Observasi Tumbuhan Paku dan Lumut

No.NamaGambarHasil observasi

1.Tumbuhan paku 1. Batang : berwarna hijau pada bagian tengah dan berwarna coklat pada bagian atas dan bawah, permukaan batangnya kasar

2. Akar : berwarna coklat, serabut

3. Daun : daun majemuk, tulang daun menyirip, berwarna hijau

2.Tumbuhan paku suplir1. Batang : berwarna coklat, permukaan batangnya halus

2. Daun : daun majemuk, tulang daun menyirip

3. Akar : serabut, berwarna coklat

3.Lumut dinding Berwana hijau dan kuning, bergerombol/ berkoloni, terasa halus saat diraba, terlihat berbentuk seperti jarum ketika dilihat dengan lup.

II. Data Hasil Observasi Pada Jamur Makroskopis

No.NamaGambarKeterangan

1.Jamur kuping

Berwarna coklat tua, berlendir , tekstur kenyal, bagian depan terdapat guratan, bagian belakang terdapat bercak warna putih dan bila disentuh terasa sedikit kasar.

2.Jamur tiram

Berwarna putih, tudung jamur (pileus) berbentuk seperti cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung, tangkai tiram berada tidak tepat ditengah tudung (mendekati bagian tepi), tekstur tudung halus, bentuk bagian belakang tudung jamur berlembar-lembar dan terdapat warna putih yang berbeda.

III. Data Hasil Observasi Organisme pada Air Kolam

No.NamaGambarKeterangan

1.Organisme XWarna transparan, bentuk tidak beraturan, terdapat bercak hitam, berbentuk lonjong (seperti sandal)

IV. Data Hasil Observasi pada Jamur Mikroskopis

No.NamaGambarKeterangan

1.Jamur tempe Terdapat serabut dengan jumlah banyak berwarna putih, terlihat sekat-sekat pada serabut.

V. Data Hasil Observasi Tumbuhan Angiospermae

No.Nama GambarKeterangan

1.Pohon ManggaDaun berwarna hijau, tulang daun berwarna kekuningan, bila diraba terasa kasar pada pertulangannya dan halus pada daunnya, terlihat mengkilap saat terkena cahaya matahari.

Batang berwarna cokelat, terasa kasar ketika diraba, memiliki percabangan, keras (bila ditekan tidak berubah bentuk).

2. Pohon BelimbingBatang berwarna abu-abu, terdapat relief seperti bekas sayatan, diraba terasa sedikit kasar, dan keras ketika ditekan.

Daun berwarna hijau, terasa halus ketika diraba, berbentuk hampir seperti hati, dalam satu tangkai terdapat lebih dari satu daun.

3.Pohon AlpukatBatang berwarna coklat, memiliki percabangan, ketika diraba terasa kasar.

Daun berwarna hijau, bentuknya melebar, terlihat bercahaya ketika terkena cahaya, ketika diraba terasa halus dan terasa timbul pada pertulangan daunnya.

4.Pohon DurianDaun berwarna hijau tua pada bagian atas dan cokelat sedikit orange pada bagian bawah daun. Bagian atas terasa halus ketika diraba, bagian bawah terasa kasar ketika diraba dan terasa sedikit berbulu. Batang berwarna coklat dan memiliki percabangan, terasa kasar ketika diraba.

BAB IV

PEMBAHASANSetelah melakukan pengamatan dengan sample air kolam ditemukan organisme menyerupai Paramecium sp1. Paramecium spParamecium yang ditemukan berbentuk oval seperti sandal dan bentuknya tidak berubah-ubah. Paramecium sp merupakan protista menyerupai hewan yang ditumbuhi rambut getar (sillia), hal tersebut sama persis dengan paramecium yang ditemukan dalam pengamatan, tubuh paramecium yang dalam pengamatan di bagian tubuhnya banyak terlihat bulu-bulu agak halus. Pada tubuh paramecium, anterior tampak terlihat tumpul sedangkan ujung posteriornya meruncing dan pada bagian luarnya terdapat selaput pembungkus bersifat elastis yang disebut pelikel. Ukuran tubuh paramecium kira-kira antara 120 sampai 300 mikron. Pada bagian ektoplasma terdapat semacam alat pertahanan tubuh terhadap mangsanya. Di sebelah bawah bagian interior terdapat celah mulut yang dilanjutkan ke arah lebih dalam membentuk mulut sel dan berlanjut sampai kebagian kerongkongan. Dibelakang celah mulut terdpat anus yang berfungsi untuk mengeluarkan sisa pencernaan makanan. Selain itu, paramecium juga memiliki duo vakuola (vakuola makanan dan vakuola kontraktil) dan memiliki dua nukleus (Makronukleus dan Mikronukleus). paramecium Sp bergerak dengan menggetarkan silianya. Hal ini akan terlihat jika menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan cara menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya.Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut :

Kingdom

: Animalia

Philum

: Protozoa

Sub phylum: Ciliophora

Class

: Ciliate

Subclass

: Holotricha

Ordo

: Hymenostomatida

Family : Paramecidae

Genus : Paramaecium

Species : Paramaecium caudatum

Pada percobaan yang ke dua ini, selain mengamati organisme yang termasuk ke dalam kingdom protista, kami juga mengamati organisme yang termasuk ke dalam kingdom fungi dan plantae. Pada pengamatan organisme yang termasuk fungi makroskopis, kami menggunakan alat bantu berupa lup, sedangkan untuk mengamati fungi yang berukuran mikroskopis, kami menggunakan alat bantu berupa mikroskop.

Untuk pengamatan jamur makroskopis, kami mengamati jamur kuping (Auricularia polytricha) dan jamur tiram (Pleurotus ostreatus). Hasil observasi yang kami dapat dari jamur kuping adalah :

Berwarna coklat dan terdapat bercak-bercak putih.

Ketika diraba terasa halus dan sedikit kasar pada bagian bercak berwarna putih.

Ketika ditekan terasa seperti gelatin (kenyal).

Ada yang berbentuk cekung seperti mangkuk, ada juga yang berbentuk cekung dan berlekuk seperti bentuk telinga.

Memiliki bagian yang berbentuk seperti batang (berukuran pendek dan kecil) pada bagian bawah.

Berdasarkan literatur yang kami peroleh, berikut merupakan klasifikasi untuk jamur kuping (Auricularia polytricha) :

Kingdom: Fungi

Divisi

: Basidiomycota

Kelas

: Agaricomycetes

Ordo

: Auriculariales

Famili

: Auriculariaceae

Genus

: Auricularia

Spesies: polytricha

Gambar Auricularia polytricha

Sumber : www.alohaculturebank.com

Menurut literatur, ciri-ciri dari fungi/ jamur adalah :

Merupakan organisme eukariotik.

Tidak memiliki klorofil.

Terdiri dari benang-benang yang disebut hifa.

Dinding sel tersusun atas senyawa kitin.

Memperoleh nutrisi dengan cara penyerapan melalui hifa dan miselium.

Makanan disimpan dalam bentuk glikogen.

Berkembang biak secara vegetatif dan generatif.

Hidup di tempat lembab, basah, dan banyak terdapat zat organik.

Dari ciri-ciri di atas, ciri-ciri yang dapat dilihat pada jamur kuping adalah :

Tidak memiliki zat hijau daun (klorofil).

Dinding tersusun atas senyawa kitin (karena saat terkena cahaya, jamur terlihat sedikit mengkilap).

Hidup di tempat lembab (karena terlihat bahwa jamur yang kami amati berair).

Saprofit (hidup pada sisa-sisa organisme karena pada budidayanya digunakan media berupa serat-serat kayu).

Auricularia polytricha termasuk ke dalam kingdom jamur karena memiliki spora, di mana pada pengamatan yang kami lakukan, spora jamur ini berupa bercak-bercak berwarna putih. Dimasukkan ke dalam divisi Basidiomycota karena jamur ini memiliki tubuh buah (basidiokrap) yang berbentuk cekung seperti payung dan ada yang berbentuk seperti telinga. Menurut literatur, basidiokrap tersebut merupakan kumpulan dari hifa-hifa makroskopis bersekat. Selain itu, dimasukkan ke dalam divisi Basidiomycota karena saya pernah melihat jamur tersebut tumbuh di batang pohon kersen yang sudah lapuk (bersifat saprofit, sehingga sama seperti literatur, ciri-ciri dari divisi ini adalah hidup secara parasit, saprofit, ataupun simbiosis). Pada pengamatan yang kami lakukan, tidak ditemukan organ yang berbentuk daun, batang, maupun akar.

Lalu pada jamur tiram (Pleurotus ostreatus) kami memperoleh hasil pengamatan sebagai berikut :

Jamur berwarna putih.

Bagian atas pada jamur terasa halus ketika diraba dengan menggunakan kulit jari tangan.

Bagian bawah terasa kasar ketika diraba.

Pada bagian bawah terdapat bilah-bilah (lamela).

Terdapat bagian yang berbentuk bulat dan panjang seperti tangkai.

Tidak terlihat memiliki akar.

Adapun klasifikasi jamur tiram adalah sebagai berikut :

Kingdom: Fungi

Divisi

: Basidiomycota

Kelas

: Homobasidiomycetes

Ordo

: Agaricales

Famili

: Tricholomataceae

Genus

: Pleurotus

Spesies: ostreatus

Gambar Pleurotus ostreatus

Sumber : www.svims.caPada jamur tiram ini, bentuk basidiokrap hampir sama dengan basidiokrap pada jamur kuping (berbentuk cekung). Perbedaan basidiokrap pada kedua jamur tersebut terletak pada ketebalan dan warnanya (Pada jamur tiram, basidokrapnya lebih tebal dan berwarna putih, sedangkan pada jamur kuping, basidiokrapnya berwarna coklat dan tipis). Jamur tiram yang kami amati tidak sekenyal jamur kuping dan memiliki tekstur yang sedikit berlendir (basah). Bagian jamur tiram yang berbentuk panjang, bulat dan seperti batang ketika ditekan terasa lebih keras dibandingkan dengan bagian jamur yang lain. Pada bagian yang berbentuk seperti batang tersebutlah basidiokrap terpasang. Menurut literatur, bagian yang berbentuk seperti batang tersebut merupakan kumpulan dari hifa. Berikut merupakan gambaran bagian dari jamur tiram :

Berdasarkan gambar di samping, bagian yang berbentuk seperti batang pada jamur tiram merupakan tangkai buah, bagian yang berbentuk bilah-bilah pada bagian bawah merupakan lamela, bagian yang berbentuk cekung seperti mangkuk merupakan tudung.

Sumber Gambar : www.faktailmiah.comDari ciri-ciri yang dimiliki oleh jamur, ciri-ciri yang dapat dilihat pada jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah sebagai berikut : Tidak memiliki zat hijau daun (klorofil).

Bersifat heterotrof.

Dinding tersusun atas senyawa kitin (terbukti pada saat terkena cahaya, bagian jamur terlihat sedikit mengkilap).

Hidup di tempat lembab (karena terlihat bahwa jamur yang kami amati berair).

Saprofit (hidup pada sisa-sisa organisme karena pada budidayanya digunakan media berupa serat-serat kayu).Pada saat bagian bawah dari tudung jamur tiram diraba (pada bagian lamela), ada semacam serbuk berwarna putih yang menempel di tangan. Dimungkinkan serbuk tersebut merupakan spora dari jamur tiram. Spora tersebut merupakan sarana perkembangbiakan (reproduksi pada jamur).

Berdasarkan pengamatan pada dua jenis jamur tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri jamur adalah :

Memiliki spora sebagai alat perkembangbiakan (reproduksi).

Tidak memiliki akar, daun, maupun batang.

Tidak memiliki zat hijau daun (klorofil).

Hidup secara saprofit (pada sisa-sisa makhluk hidup).

Berair dan berlendir.

Memiliki zat kitin (ditandai dengan mengkilap ketika terkena cahaya).

Hidup di tempat lembab dan mengandung zat organik.

Tersusun dari hifa yang membentuk miselium. Jamur yang ketiga yang kami observasi adalah jamur tempe. Klasifikasi dari jamur kuping sebagai berikut:Kingdom: Fungi

Divisi

: Zygomycota

Kelas

: zygomycetes

Ordo

: Mucolares

Family

: Mucoraceae

Genus

: Rhizopus

Spesies: Rhizopus oligosporus

Rhizopus oligosporus mempunyai koloni abu-abu kecoklatan dengan tinggi 1mm atau lebih. Sporangiofor tunggal atau dalam kelompok dengan dinding halus atau sedikit kasar, dengan panjang lebih dari 1000 mikro meter. Sporangia globosa yang pada saat masak berwarna hitam kecoklatan, dengan diameter 100-180 mikro meter. Klamidospora banyak, tunggal atau rantai pendek, tidak berwarna, dengan berisi granula, terbentuk hifa, sporangiofor dan sporangia. Bentuk klamidospora globosa, elip atau silindris dengan ukuran 7-30 m atau 12-45 m x 7-35 m (Cochrane, 1958).

Bentuk struktur tubuh Zygomycota yang terdiri atas hifa dan sporangium. Jika hifanya menjadi tidak memiliki sekat (septa) atau hifa senositik, maka menjadi ciri khas dari kelompok kelas Zygomycota. Kelompok kelas Zygomycota memiliki tiga jenis hifa, yaitu hifa yang menjalar di permukaan substrat disebutstolon, hifa yang menembus ke dalam substrat seperti akar disebutrizoid, dan hifa yang menjulang ke atas dan membentuk sporangium disebutsporangiosfor. Sporangium atau kotak spora akan menghasilkansporangiospora/spora.JamurZygomycotabisa menghasilkan spora, maka cara reproduksinya dapat dilakukan secara aseksual yaitu apabila sporangium telah matang (biasanya berwarna hitam) maka dindingnya robek dan pecah yang menghasilkan banyak spora, selanjutnya akan keluar dan menyebar dengan bantuan angin. Jika jatuh di tempat yang cocok, maka akan tumbuh membentuk hifa baru.

Aseksual : 1. Ujung hifa membentuk gelembung sporangium yang menghasilkan

spora.

2. Bila spora jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa

baru.

3. Hifa bercabang cabang membentuk miselium.

4. Sporangium menghasilkan spora baru.

Seksual : 1. Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa negative dan hifa positif.

2. Kedua ujung hifa menggelembung membentuk gemetangium yang terdapat banyak inti haploid3. Inti haploid gemetangium melebur membentuk zigospora diploid.4. Zigospora berkecambah tumbuh menjadi sporangium.5. Di dalam sporangium terjadi meiosis dan menghasilkan spora

Observasi yang kami lakukan didapatkan pada jamur tempe dengan bantuan alat yaitu mikroskop hanya terlihat adanya serabut putih dengan jumlah yang banyak. Dalam literature serabut tersebut dinamakan sporangiofor. Untuk observasi terhadap siklus hidup jamur tempe, kelompok kami tidak melakukannyaSelain mengamati tumbuhan makroskopis , kami juga mengamati bryophyta (lumut). Lumut yang kami amati pada percobaan tersebut merupakan lumut dinding. Untuk membatu dalam melakukan pengamatan, lumut tersebut kami cabut dari dinding, lalu kami bawa ke dalam ruang kuliah untuk diobservasi. Unntuk memudahkan dalam melakukan observasi itu sendiri, kami menggunakan alat bantu berupa lup (kaca pembesar). Hasil observasi yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Lumut menempel pada dinding tembok.

Hidupnya berkoloni.

Sebagian besar berwarna hijau, ada juga yang berwarna kuning, serta cokelat. Berukuran kecil ( 3mm).

Berbentuk seperti jarum.

Terasa halus ketika diraba.

Ketika dicabut terdapat serabut.

Berikut merupakan gambaran dari lumut yang kami amati :

Gambar lumut tembok - Polytrichum (termasuk lumut daun/ Moss Sp.)

Berdasarkan studi pustaka yang kami lakukan, diketahui bahwa lumut tembok tersebut termasuk ke dalam lumut daun. Adapun karakteristik lumut daun yang kami peroleh dari studi pustaka adalah sebagai berikut :

Gametofit tumbuh tegak atau merayap.

Berkembang dari protonema.

Mempunyai daun, batang dan rhizoid multiseluler.

Daun hanya terdiri dari satu lapis sel dengan rusuk tengah, tersusun spiral atau melingkari batang.

Arkegonium membentuk kalipra yang menempel diatas kapsul.

Kapsul bagian bawah fotosintetik dan mempunyai stomata.

Kapsul mempunyai kolumela, pecah dengan gigi-gigi peristom, tidak dijumpai adanya elater.

Tangkai (seta) bertambah panjang secara perlahan selama perkembangan kapsul. Kuat dan biasanya berwarna.

Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut :

Kingdom

: Plantae

Divisio

: Bryophyta

Kelas

: Musci

Ordo

: Bryales

Famili

: Politrichaceae

Genus

: Polytrichum

Spesies

: Polytrichum Sp.

Pada hasil pengamatan, kami menemukan organ yang berbentuk seperti akar. Organ tersebut merupakan rizoid. Bagian (organ) yang berwarna hijau dan berbentuk seperti jarum pada pengamatan kami merupakan daun tumbuhan lumut. Bagian yang berwarna cokelat adalah daun tumbuhan lumut yang mulai mengering. Pada pengamatan, tidak terlihat organ yang berbentuk seperti batang. Pada pengamatan juga belum dijumpai/ ditemui organ reproduksi berupa kapsul yang berisi spora. Hal tersebut disebabkan karena pengamatan kami lakukan bukan pada saat reproduksi secara generatif (menggunakan spora). Berikut merupakan gambaran dari tumbuhan lumut yang kami amati dan bagian-bagiannya :

Gambar lumut

Sumber : www.sridianti.comDari data hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri tumbuhan lumut adalah sebagai berikut :

Memiliki zat hijau daun (klorofil), ditandai dengan daun lumut yang berwarna hijau.

Bersifat autotrof (dapat membuat makanan sendiri).

Hidup di tempat lembab dan tidak banyak terkena sinar matahari (kami mendapatkan lumut pada dinding kamar mandi).

Memiliki organ semacam akar untuk menyerap zat hara yang (disebut dengan rizoid).

Merupakan organisme multiseluler (ditandai dengan ukurannya yang dapat dilihat dengan mata telanjang).

Belum mempunyai akar, batang, dan daun sejati (karena tidak ditemukan semua organ trsebut).

Tingginya kurang dari 15 cm (Pada pengamatan kami 3mm).

Adapun ciri-ciri lain tumbuhan lumut yang tidak dapat diamati dalam percobaan adalah : Tumbuhan lumut tidak memiliki jaringan pengangkut.

Pengangkutan secara difusi dari sel ke sel.

Hidup di air dan epifit di pohon.

Reproduksi aseksual dengan tunas dan stolon.

Tidak mempunyai berkas pembuluh angkut.

Mengalami metagenesis (pergiliran keturunan).

Fase pergiliran gametofit lebih dominan daripada saprofit.

Setelah melakukan pengamatan terhadap lumut, kami melakukan pengamatan terhadap sejumlah tumbuhan paku (Pteridophyta). Ada beberapa jenis paku yang kami amati. Dapat dikatakan bahwa jenis tumbuhan paku tersebut berbeda karena bentuk, ukuran, dan jumlah daunnya berbeda (bervariasi). Pada pengamatan di Laboratorium IPA II, kami hanya melakukan pengamatan pada dua jenis tumbuhan paku. Akan tetapi, ketika di rumah, kami dapat mengamati lebih banyak tumbuhan paku. Dalam melakukan pengamatan terhadap tumbuhan paku tersebut, digunakan alat bantu berupa lup (kaca pembesar) supaya bagian-bagian organ tumbuhan paku dapat terlihat lebih besar dan lebih jelas.

Pada pengamatan di laboratorium, hasil observasi terhadap dua jenis tumbuhan paku adalah sebagai berikut :

Tumbuhan Paku I :

Batang berwarna coklat.

Tangkai daun berwarna coklat pada bagian bawah, dan berwarna hijau pada bagian atas.

Akar berwarna coklat.

Akar berbentuk serabut.

Daun majemuk berwarna hijau.

Daun bagian bawah terasa timbul dan sedikit kasar ketika diraba.

Daunnya berukuran kecil.

Tumbuhan Paku II :

Batang berwarna coklat.

Permukaan batang berbulu dan sedikit kasar.

Daun berwarna hijau muda.

Daunnya majemuk.

Bentuk tulang daun menyirip.

Akar berwarna coklat dan berbentuk serabut.

Daun bagian bawah terasa sedikit kasar ketika diraba.Jenis paku I kami perkirakan merupakan jenis Selaginella willdenowii. Tumbuhan paku ini memiliki rane yang halus dan memiliki daun yang berukuran kecil. Etalnya berwarna hijau, berbentuk lonjong, kecil, dan kaku, menggerombol di ujung batang sehingga tampak menutupi batang. Menurut literatur, tumbuhan paku ini hidup dengan baik pada ketinggian 1200m. Memiliki batang yang tegak dan bersisik halus, mempunyai percabangan. Daunnya melebar, pendek, dan berbentuk tumpul. Berikut merupakan gambaran dari Selaginella willdenowii :

Jenis paku II dapat kami identifikasi dengan mencocokkan melalui gambar pada buku karangan Setijati Sastrapradja dkk mengenai Jenis Paku Indonesia. Paku II tersebut merupakan Adiantum tenerunm Sw. Gambarannya adalah sebagai berikut :

Sumber Gambar : www.fobi.web.id

Menurut literatur, tumbuhan paku ini termasuk ke dalam jenis suplir, karena anakannya banyak. Rumpun itu cepat tumbuh dan rapat, sehingga terkadang menyebabkan batangnya tidak terlihat. Sering membentuk rimpang di dalam tanah, dan panjang entalnya antara 35-65 cm. Tangkai hitam mengkilap dan licin, Etalnya bercabang-cabang. Pada bagian ujung daun melekuk membentuk delta tempat spora tertutup dalam indusia. Selain melakukan pengamatan pada kedua jenis paku tersebut, kami juga melakukan pengamatan di rumah terhadap dua jenis paku, yaitu Paku Deduitan (Pyrrosia numularifolia) dan Paku Hata (Lygodium circinatum Sw.). Paku deduitan kami dapat dari pohon. Paku ini hidup secara epifit. Bentuk daun paku ini bulat, ada pula yang lonjong, sedikit tebal dan kaku, berwarna hijau, mempunyai bagian yang kasar pada bagian bawah daun (berwarna coklat). Menurut literatur, bagian yang kasar dan berwarna coklat tersebut merupakan spora sebagai alat perkembangbiakan secara generatif. Rimpang tumbuhan paku ini panjang menjalar, dan memiliki bulu. Berikut merupakan gambaran dari Paku Deduitan :

Paku Hata (Lygodium circinatum Sw.) kami temukan hidup di tanah yang tidak terlindung pohon-pohon besar. Menurut literatur, paku jenis ini memang menyukai matahari. Bentuk daun Paku Hata yang kami amati adalah menjari antara 2-5 . Menurut literatur, bentuk daun paku jenis ini ada juga yang menyirip. Tepi ental bergerigi dan berwarna pucat, pada bagian ujung bagian bawahnya terasa kasar ketika diraba, dan terasa timbul. Bagian tepi daun bergerigi tunggal. Terdapat bulatan-bulatan coklat yang merupakan sporangium. Menurut literatur, paku jenis ini banyak ditemukan di Jawa dan Sumatera. Berikut merupakan gambaran dari Paku Hata :

Lygodium circinatum Sw.Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tumbuhan paku mempunyai ciri-ciri :

Daunnya berklorofil (ditandai dengan warna hijau pada daun).

Bersifat autotrof karena dapat berfotosintesis dan tidak bergantung pada organisme lain.

Menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakan generatif.

Merupakan organisme multiseluler (karena ukurannya yang makroskopis).

Mempunyai akar, batang, dan daun sejati.

Adapun ciri-ciri lain yang tidak teramati pada tumbuhan paku, yaitu :

Mempunyai berkas pembuluh angkut (xilem dan floem).

Mengalami metagenesis.

Fase sporofit lebih dominan daripada fase gametofit.

Selain melakukan pengamatan pada tumbuhan lumut dan paku, kami juga melakukan pengamatan terhadap tumbuhan berbiji tertutup (Angeospermae). Berbeda dengan pengamatan sebelumnya, dalam melakukan pengamatan kali ini kami tidak menggunakan alat bantu berupa lup dan mikroskop. Hal tersebut dikarenakan objek yang kami amati tidak berukuran mikroskopis. Jenis tumbuhan berbiji tertutup yang diamati tidak berupa semak maupun herba, melainkan berupa pohon. Adapun jenis pohon dan hasil observasinya adalah berikut :

Pohon Mangga

Daun berwarna hijau, tulang daun berwarna kekuningan, bila diraba terasa kasar pada pertulangannya dan halus pada daunnya, terlihat mengkilap saat terkena cahaya matahari.

Batang berwarna cokelat, terasa kasar ketika diraba, memiliki percabangan, keras (bila ditekan tidak berubah bentuk). Pohon Belimbing

Batang berwarna abu-abu, terdapat relief seperti bekas sayatan, terdapat bunga, diraba terasa sedikit kasar, dan keras ketika ditekan.

Daun berwarna hijau, terasa halus ketika diraba, berbentuk hampir seperti hati, dalam satu tangkai terdapat lebih dari satu daun.

Pohon Alpukat

Batang berwarna coklat, memiliki percabangan, ketika diraba terasa kasar.

Daun berwarna hijau, bentuknya melebar, terlihat bercahaya ketika terkena cahaya, ketika diraba terasa halus dan terasa timbul pada pertulangan daunnya.

Pohon Durian

Daun berwarna hijau tua pada bagian atas dan cokelat sedikit orange pada bagian bawah daun. Bagian atas terasa halus ketika diraba, bagian bawah terasa kasar ketika diraba dan terasa sedikit berbulu.

Batang berwarna coklat dan memiliki percabangan, terasa kasar ketika diraba. Berdasarkan hasil observasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tumbuhan berbiji tertutup (Angeospermae) memiliki ciri-ciri :

Memiliki ukuran yang makroskopis dan bervariasi.

Memiliki zat hijau daun (klorofil).

Merupakan organisme autotrof (fotoautotrof).

Pada pengamatan hidup di darat, tetapi ada juga yang hidup mengapung di air seperti eceng gondok.

Menghasilkan bunga (pada pohon belimbing kebetulan sedang berbunga).Adapun ciri-ciri menurut literatur yang tidak dapat teramati adalah :

Bakal biji terletak di dalam bakal buah (pohon yang kami amati sedang tidak berbuah).

Bunga ada yang lengkap, tidak lengkap, tunggal dan bergerombol (pada pengamatan hanya terlihat bunga bergerombol pada pohon belimbing).

Bentuk tubuh berupa pohon, semak ,perdu, dan herba (pada pengamatan berupa pohon).

Berakar tunggang atau serabut.

Batang bercabang atau tidak bercabang (pada pengamatan semua batang bercabang).

Berdaun lebar, tunggal, atau majemuk.

Sudah memiliki berkas pembuluh angkut (xilem dan floem).

Ada yang hanya hidup semusim, adapula yang tahunan.

BAB V

KESIMPULANBerdasarkan percobaan dapat disimpulkan bahwa :

1. Organisme yang terdapat pada air kolam antara lain adalah amoeba, paramecium, dan euglena.2. Ciri-ciri dari tumbuhan paku, yaitu :

a. Daunnya berklorofil.

b. Bersifat autotrof.

c. Menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakan generatif.

d. Merupakan organisme multiseluler.

e. Mempunyai akar, batang, dan daun sejati.Adapun ciri-ciri lain yang tidak teramati pada tumbuhan paku, yaitu :

a. Mempunyai berkas pembuluh angkut (xilem dan floem).

b. Mengalami metagenesis.

c. Fase sporofit lebih dominan daripada fase gametofit.Ciri-ciri dari tumbuhan lumut, yaitu :

a. Memiliki zat hijau daun (klorofil).

b. Bersifat autotrof.

c. Hidup di tempat lembab dan tidak banyak terkena sinar matahari.

d. Memiliki organ semacam akar untuk menyerap zat hara yang disebut dengan rizoid.

e. Merupakan organisme multiseluler.

f. Belum mempunyai akar, batang, dan daun sejati.

g. Tingginya kurang dari 15 cm. Adapun ciri-ciri lain tumbuhan lumut yang tidak dapat diamati dalam percobaan , yaitu: a. Tumbuhan lumut tidak memiliki jaringan pengangkut.

b. Pengangkutan secara difusi dari sel ke sel.

c. Hidup di air dan epifit di pohon.

d. Reproduksi aseksual dengan tunas dan stolon.

e. Tidak mempunyai berkas pembuluh angkut.

f. Mengalami metagenesis (pergiliran keturunan).

g. Fase pergiliran gametofit lebih dominan daripada saprofit.Ciri-ciri dari tumbuhan angiospermae, yaitu :

a. Memiliki ukuran yang makroskopis dan bervariasi.

b. Memiliki zat hijau daun (klorofil).

c. Merupakan organisme autotrof (fotoautotrof).

d. Pada pengamatan hidup di darat, tetapi ada juga yang hidup mengapung di air seperti eceng gondok.

e. Menghasilkan bunga.Adapun ciri-ciri tumbuhan angiospermae menurut literatur yang tidak dapat teramati adalah :

a. Bakal biji terletak di dalam bakal buah.

b. Bunga ada yang lengkap, tidak lengkap, tunggal dan bergerombol.

c. Bentuk tubuh berupa pohon, semak, perdu, dan herba.

d. Berakar tunggang atau serabut. 3. Ciri dari berbagai jenis jamur baik mikroskopis maupun makroskopis, yaitu :

Jamur mikroskopis

Jamur tempe, ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

a. Berkoloni abu-abu kecoklatan.

b. Terbentuk hifa, sporangiofor, dan sporangia.c. Klamidospora banyak, tunggal atau rantai pendek, tidak berwarna dengan berisi granula.d. Hidup sebagai saprotrof.

Jamur makroskopis

1. Jamur kuping (Auricularia polytricha), ciri-ciri :

a) Berwarna coklat dan terdapat bercak-bercak putih.

b) Ketika ditekan terasa seperti gelatin (kenyal).

c) Ada yang berbentuk cekung seperti mangkuk, ada juga yang berbentuk cekung dan berlekuk seperti bentuk telinga.

d) Memiliki bagian yang berbentuk seperti batang (berukuran pendek dan kecil) pada bagian bawah.e) Auricularia polytricha termasuk ke dalam kingdom jamur karena memiliki spora.

f) Tidak memiliki zat hijau daun (klorofil).g) Dinding tersusun atas senyawa kitin.h) Hidup di tempat lembab.i) Saprofit.2. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) , ciri-ciri :a) Jamur berwarna putih.

b) Pada bagian bawah terdapat bilah-bilah (lamela).

c) Terdapat bagian yang berbentuk bulat dan panjang seperti tangkai.

d) Tidak terlihat memiliki akar.e) Tidak memiliki zat hijau daun (klorofil).f) Bersifat heterotrof.g) Dinding tersusun atas senyawa kitin.h) Hidup di tempat lembab.i) Saprofit.

JAWABAN PERTANYAAN1. Berdasarkan hasil observasi, jenis organisme yang praktikan temukan pada air kolam beserta ciri masing-masing, yaitu :

a. Amoeba, ciri-cirinya :1) Bentuk tubuh amoeba dapat berubah-ubah.2) Bersel satu dan hidup bebas di tempat-tempat yang becek, berair, dan mengandung makanan.3) Dengan kaki semunya, amoeba dapat menangkap dan mengambil makanan.4) Amoeba dapat berkembang biak dengan pembelahan biner tanpa melalui tahap-tahap mitosis.

b. Paramecium, ciri-cirinya :1) Ujung depan tubuhnya tumpul dan bagian belakang meruncing (seperti sandal).

2) Mempunyai dinding sel.

3) Tubuhnya berukuran antara 120-300 nmikron.

4) Memiliki dua inti, yaitu makronukleus dan mikronukleus.

5) Memiliki vakuola kontraktir dan nonkontraktil.

6) Bergerak dengan menggoyahkan silianya.

7) Reproduksi secara vegetatif (pembelahan biner) dan generative (konjugasi).

c. Euglena, ciri-cirinya :1) Tubuhnya berukuran 35-60 mikron.

2) Ujung tubuhnya meruncing dengan satu bulu cambuk.

3) Bergerak dengan flagella.

4) Memiliki bintik mata berwarna merah (stigma).

5) Memiliki khloroplas.

2. Berdasarkan observasi, ciri yang dapat praktikan temukan dari tumbuhan lumut, paku, dan contoh tumbuhan angiospermae, yaitu :

a. Ciri-ciri tumbuhan lumut :

1) Memiliki zat hijau daun (klorofil).

2) Bersifat autotrof.

3) Hidup di tempat lembab dan tidak banyak terkena sinar matahari.

4) Memiliki organ semacam akar untuk menyerap zat hara yang disebut dengan rizoid.

5) Merupakan organisme multiseluler.

6) Belum mempunyai akar, batang, dan daun sejati.

7) Tingginya kurang dari 15 cm. b. Ciri-ciri tumbuhan paku :

1) Daunnya berklorofil.

2) Bersifat autotrof.

3) Menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakan generatif.

4) Merupakan organisme multiseluler.

5) Mempunyai akar, batang, dan daun sejati.

c. Contoh tumbuhan angiospermae :

1) Memiliki ukuran yang makroskopis dan bervariasi.

2) Memiliki zat hijau daun (klorofil).

3) Merupakan organisme autotrof (fotoautotrof).

4) Pada pengamatan hidup di darat, tetapi ada juga yang hidup mengapung di air seperti eceng gondok.

5) Menghasilkan bunga.

3. Perbandingan ciri-ciri tumbuhan paku, tumbuhan lumut, dan contoh tunbuhan angiospermae, yaitu :

a. Tumbuhan paku memiliki spora sedangkan tumbuhan lumut dan tumbuhan angiospermae tidak memiliki spora.

b. Tumbuhan paku dan tumbuhan angiospermae mempunyai akar, batang, dan daun sejati sedangkan tumbuhan lumut belum mempunyai itu.4. Berdasarkan observasi, berikut identifikasi ciri jamur tempe dan jamur makroskopis lainnya : Jamur mikroskopis

Jamur tempe, ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

a. Berkoloni abu-abu kecoklatan.

b. Terbentuk hifa, sporangiofor, dan sporangia.c. Klamidospora banyak, tunggal atau rantai pendek, tidak berwarna dengan berisi granula.d. Hidup sebagai saprotrof.

Jamur makroskopis

1. Jamur kuping (Auricularia polytricha), ciri-ciri :

a. Berwarna coklat dan terdapat bercak-bercak putih.

b. Ketika ditekan terasa seperti gelatin (kenyal).

c. Ada yang berbentuk cekung seperti mangkuk, ada juga yang berbentuk cekung dan berlekuk seperti bentuk telinga.

d. Memiliki bagian yang berbentuk seperti batang (berukuran pendek dan kecil) pada bagian bawah.e. Auricularia polytricha termasuk ke dalam kingdom jamur karena memiliki spora.

f. Tidak memiliki zat hijau daun (klorofil).g. Dinding tersusun atas senyawa kitin.h. Hidup di tempat lembab.i. Saprofit.2. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) , ciri-ciri :a. Jamur berwarna putih.

b. Pada bagian bawah terdapat bilah-bilah (lamela).

c. Terdapat bagian yang berbentuk bulat dan panjang seperti tangkai.

d. Tidak terlihat memiliki akar.e. Tidak memiliki zat hijau daun (klorofil).f. Bersifat heterotrof.g. Dinding tersusun atas senyawa kitin.h. Hidup di tempat lembab.i. Saprofit.5. Perbandingan ciri-ciri yang terdapat pada jenis fungi tersebut, yaitu :

a. Pada jamur kuping dan jamur tiram dinding tersusun atas senyawa kitin sedangkan jamur tempe tidak tersusun atas senyawa kitin.

b. Pada jamur tiram bagian bawah terdapat bilah-bilah (lamela) sedamgkam jamur kuping dan jamur tempe tidak memiliki.DAFTAR PUSTAKA

Cochrane, V. W. 1958. Physiology of fungi. New York: John Wiley and Sons Inc

Dwijoseputro. 1978. Pengantar Mikologi. Bandung: Alumni

Furqonita, Deswati. 2006. Seri IPA Biologi. Bandung : QuadraGoffinet, Bernard; William R. Buck (2004). "Systematics of the Bryophyta (Mosses): From molecules to a revised classification". Monographs in Systematic Botany. Molecular Systematics of Bryophytes : Missouri Botanical Garden PressGunawan AW, Agustina TW. 2009. Biologi dan bioteknologi cendawan dalam praktik. Jakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya Mutiara, Tia , dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : ErlanggA

Plantamor.. Informasi Spesies. Diunduh pada http://www.plantamor.com pada tanggal 28 September 2014 pada pukul 08.45 WIB

Sastapradja, Setijati dkk. 1979. Jenis Paku Indonesia. Bogor : LIPISuriawira, Unus. 2003. Mikrobiologi Air. Bandung : PT. ALUMNISusilowarno, Gunawan, dkk. 2010. Biologi. Yogyakarta : GrasindoTjitrosoepomo, Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan Rendah. Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityTjitrosoepomo, Gembong. 1988. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityLAMPIRAN

Mengambil setetes air kolam

Meletakkan setetes air kolam tersebut kedalam gelas benda kemudian menutupnya dengan kaca penutup

Mengamati dan memperhatikan ciri-ciri yang terlihat pada organisme menggunakan mikroskup

Mengambil sedikit serabut tempe pada permukaan tempe yang berwarna putih mengguanakan pinset

Meletakkan serabut tersebut pada object glass

Menetesi serabut dengan satu tetes air menggunakan pipet

Menutupnya dengan kaca penutup, kemudian mengamatinya menggunakan mikroskup

Mencatat hasil pengamatan kedalam tabel

Mengamati tumbuhan lumut dan paku menggunakan lup

Memperhatikan ciri yang terlihat kemudian mencatat hasil pengamatan dalam tabel

Mencatat hasil pengamatan kedalam tabel

Mengamati jenis jamur mikroskopis menggunakan lup

Memperhatikan ciri yang terlihat

Gambar 1. Tumbuhan paku

Gambar 2. Lumut

Gambar 3. Jamur kuping

Gamabar 4. Jamur tiram

Gambar 5. Hasil pengamatan pada jamur tempe

Gambar 6. Hasil pengamatan pada air kolam