bab i pendahuluan

20
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam mewujudkan sumber daya yang berkualitas. Pembangunan dalam bidang kesehatan dapat meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat secara terpadu. Pembangunan kesehatan yang berhasil ditandai dengan perilaku masyarakat yang proaktif dalam menunjang kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit, lingkungan yang bersih, sehat, serta kondusif, pelayanan kesehatan yang berhasil dan merata di seluruh Indonesia. Dalam pelaksanaannya, pembangunan kesehatan di Indonesia masih menemui banyak permasalahan. Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat, Departemen Kesehatan menetapkan Visi “Masayarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan” 1

Upload: zkeee

Post on 15-Jul-2016

221 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

SPM

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam

mewujudkan sumber daya yang berkualitas. Pembangunan dalam bidang

kesehatan dapat meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan

pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat secara

terpadu. Pembangunan kesehatan yang berhasil ditandai dengan perilaku

masyarakat yang proaktif dalam menunjang kesehatan dan mencegah

terjadinya penyakit, lingkungan yang bersih, sehat, serta kondusif,

pelayanan kesehatan yang berhasil dan merata di seluruh Indonesia. Dalam

pelaksanaannya, pembangunan kesehatan di Indonesia masih menemui

banyak permasalahan.

Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat, Departemen

Kesehatan menetapkan Visi “Masayarakat Sehat Yang Mandiri dan

Berkeadilan” yang diwujudkan melalui 4 Misi yaitu (1) Meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,

termasuk swasta dan masyarakat madani, (2) Melindungi kesehatan

masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang

paripurna, merata bermutu dan berkeadilan, (3) Menjamin ketersediaan

dan pemerataan sumber daya kesehatan, dan (4) Menciptakan tata kelola

yang baik.

1

Page 2: Bab i Pendahuluan

2

Departemen Kesehatan menyelenggarakan perannya dengan

menempuh enam strategi utama, yaitu: (1) Meningkatkan pemberdayaan

masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan

kesehatan melalui kerja sama nasional dan global, (2) Meningkatkan

pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan,

serta berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya promotif dan

preventif, (3) Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan,

terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional, (4)

Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang

merata dan bermutu, (5) Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan

keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat,

kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, dan

(6) Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan

berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi

kesehatan yang bertanggungjawab.

Menurut Permenkes RI No.75/Menkes/SK/2014, Puskesmas

sebagai salah satu jenis fasilitas layanan kesehatan tingkat pertama

memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya

subsistem upaya kesehatan. Puskesmas dianggap sebagai ujung tombak

pelayanan kesehatan, memiliki tanggung jawab yang besar dalam

mewujudkan visi misi Departemen Kesehatan dan mewujudkan Indonesia

sehat. Sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan, puskesmas

bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan

Page 3: Bab i Pendahuluan

3

upaya kesehatan masyarakat, yang ditinjau dari Sistem Kesehatan

Nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama.

Pemahaman mengenai konsep sehat dalam upaya penanganan

kesehatan penduduk merupakan hal yang penting. Banyak negara

berkembang termasuk Indonesia, sampai saat ini melakukan penanganan

kesehatan masih berupa program-program konvensional yang masih

menekankan pada pengembangan rumah sakit, penanganan penyakit

secara individual, spesialis, terutama penanganan peristiwa sakit secara

episodik. Program kesehatan jangka panjang tidak menguntungkan karena

akan berkumpul di tempat yang banyak uang yaitu kota-kota besar, dari

segi ekonomi upaya kesehatan yang berorientasi kuratif bersifat konsumtif

tidak produktif.

Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model

pembangunan kesehatan yang bersifat holistik. Paradigma sehat melihat

masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat

lintas sektor. Upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan

dan perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau

pemulihan kesehatan. Untuk dapat mewujudkan suatu Paradigma Sehat,

diperlukan intervensi kesehatan yang tidak hanya terbatas pada manusia

saja. Sesuai dengan konsep sehat menurut Gordon & Le Richt (1950),

timbul atau tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh 3 faktor

utama, yaitu Host (Pejamu), Agent (Bibit penyakit), Environment

(Lingkungan)

Page 4: Bab i Pendahuluan

4

Gambar 1. Konsep Sehat menurut Gordon & Le Richt

Pemanfaatan konsep tersebut adalah untuk dapat melakukan

pencegahan penyakit, penularan penyakit, pemberantasan penyakit,

pengobatan penyakit yaitu dengan cara mengintervensi ketiga faktor

tersebut. Pada keadaan sehat yaitu dimana keadaan pejamu dan bibit

penyakit dalam keadaan seimbang dan lingkungan berada diantara

keduanya. bila bibit penyakit mendapat keuntungan dari lingkungan atau

lingkungan yang kurang sehat maka pertumbuhan bibit penyakit makin

subur sehingga orang tersebut dalam keadaan sakit atau dapat terjadi

pejamu daya tahannya menurun. Sedangkan menurut H.L. Bloem, status

kesehatan dari seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu lingkungan,

perilaku, pelayanan kesehatan, biologik atau keturunan.

Page 5: Bab i Pendahuluan

5

KONSEP HL BLUM.

STATUS KESEHATAN

LINGKUNGAN

PERILAKU

PELAYANANKESEHATAN

KETURUNAN/KEPENDUDU

KAN

INTERVENSI

Gambar 2. Derajat Kesehatan Menurut H.L. Blum

Pemanfaatan konsep tersebut adalah untuk meningkatkan status

kesehatan masyarakat, melalui pelayanan kesehatan yang bermutu dan

memenuhi standar pelayanan minimal yaitu dengan memperhatikan

keempat faktor yaitu faktor perlikau/gaya hidup, faktor lingkungan, faktor

pelayanan kesehatan, dan faktor genetik. Keempat faktor tersebut saling

berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat

kesehatan masyarakat. Diantara faktor tersebut faktor lingkungan

merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling sukar

ditanggulangi, disusul dengan faktor perilaku manusia. Hal ini disebabkan

karena lingkungan yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor

perilaku karena perilaku masyarakat juga sangat dipengaruhi oleh faktor

lingkungan.

Secara arti luas, bahwa untuk menghilangkan atau mengurangi

kesakitan atau kematian, harus meningkatkan derajat atau status kesehatan

masyarakat, perlu kerjasama banyak pihak, perlu pendekatan

Page 6: Bab i Pendahuluan

6

kemasyarakatan, peningkatan peran serta masyarakat dan sektor terkait di

bidang kesehatan.

Majelis Umum PBB telah melegalkan Agenda Pembangunan

Berkelanjutan 2030 yang dikenal dengan Sustainable Development Goals

(SDGs) yang merupakan lanjutan dari Agenda Pembangunan Pasca 2015

atau Millenium Development Goals (MDGs). SDGs terdiri atas 17 goals,

169 target, dan kurang lebih 220 hingga 300 indikator dimana indikator-

indikator ini masih dalam proses perumusan dan akan ditetapkan Maret

2016. Seluruh tujuan SDGs adalah sebuah kesatuan sistem pembangunan,

tidak mementingkan satu isu tertentu. Adapun tujuan SDGs adalah (1)

mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun, (2) mengakhiri

kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta

mendorong pertanian yang berkelanjutan, (3) menjamin kehidupan yang

sehat dan mendorong kesejahteraan bagia semua orang di segala usia, (4)

menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong

kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang, (5) menjamin

kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh wanita dan perempuan,

(6) menjamin ketersediaan dan penglolaan air serta sanitasi yang

berkelanjutan bagi semua orang, (7) menjamin akses energi yang

terjangkau, terjamin, berkelanjutan dan modern bagi semua orang, (8)

mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, inklusif, dan

berkelanjutan, serta kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan

yang layak bagi semua orang, (9) membangun infrastruktur yang

berketahanan, mendorong industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan

Page 7: Bab i Pendahuluan

7

serta membina inovasi, (10) mengurangi kesenjangan di dalam dan antar

Negara, (11) menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, aman,

berketahanan dan berkelanjutan, (12) menjadi pola produksi dan konsumsi

yang berkelanjutan, (13) mengambil tindakan segera untuk memerangi

perubahan iklim dan dampaknya, (14) melestarikan dan menggunakan

samudera, lautan serta sumber daya laut secara berkelanjutan untuk

pembangunan berkelanjutan, melindungi, memperbarui, serta mendorong

penggunaan ekosistem daratan yang berkelanjutan, mengelola hutan secara

berkelanjutan, (15) memerangi penggurunan, menghentikan dan

memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan kerugian keanekargaman

hayati, (16) mendorong masyarakat yang damai dan inklusif untuk

pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan bagi semua

orang, serta membangun, institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di

seluruh tingkatan, dan (17) memperkuat perangkat-perangkat implementasi

(means of implementation) dan merevitalisasi kemitraan global untuk

pembangunan berkelanjutan.

Page 8: Bab i Pendahuluan

8

Gambar 3. 17 Poin Tujuan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030

Dalam meningkatkan pembangunan kesehatan berdasarkan SDGs

dan sebagai salah satu program pelayanan kesahatan strata pertama,

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan per

orangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang ditinjau dari Sistem

Kesehatan Nasional dengan upaya promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif. Upaya kesehatan wajib puskesmas terdiri dari promosi

kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak serta KB,

perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit

menular, pengobatan.

Page 9: Bab i Pendahuluan

9

Terselenggaranya berbagai upaya tersebut harus ditunjang oleh

manajemen puskesmas yang baik. Manajemen puskesmas adalah

rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan

keluaran puskesmas yang efektif dan efisien. Oleh karenanya, untuk

mengetahui apakah fungsi manajemen dari suatu kegiatan berhasil atau

tidak, diperlukan adanya suatu evaluasi untuk membandingkan antara hasil

yang telah dicapai dengan tujuan yang direncanakan agar memperoleh

umpan balik terhadap program atau pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan pelayanan Puskesmas harus sesuai dengan Standar

Pelayanan di Puskesmas yang mengacu pada Standar Pelayanan

Kabupaten/Kota yang dikenal dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yakni suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja

penyelenggaraan kewenangan wajib daerah Kab/Kota yang berkaitan

dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis

pelayanan, indikator ,dan nilai. Bentuk kegiatan evaluasi manajemen

pelayanan/program meliputi input (man, money, method, material,

machine), proses, output, outcome. Dimana program/ kegiatan mengacu

pada SPM. Oleh karena itu, dilakukan evaluasi manajemen pelayanan di

Puskesmas Secang I yang akan dibahas pada laporan ini.

I. 2. Perumusan Masalah

Pada laporan ini akan dibahas tentang pelaksanaan manajemen

pelayanan Puskesmas Secang I dan permasalahannya. Berdasarkan latar

belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang ada yaitu

Page 10: Bab i Pendahuluan

10

bagaimana hasil pencapaian upaya kegiatan pokok di Puskesmas Secang I

periode Januari 2016 apabila disesuaikan dengan Standar Pelayanan

Minimal (SPM) yang berlaku.

I. 3. Tujuan Penulisan

I. 3. 1. Tujuan Umum :

Mengetahui, menganalisa dan mendeskripisikan pelaksanaan

manajemen program di Puskesmas Secang I pada bulan Januari 2016

dalam rangka upaya perbaikan kinerja puskesmas.

I. 3. 2. Tujuan Khusus :

a. Mengetahui proses P1, P2, dan P3 pada Puskesmas Secang I.

b. Mengetahui hasil pencapaian upaya kesehatan Puskesmas Secang I

pada bulan Januari 2016.

c. Mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan yang terjadi di

Puskesmas Secang I pada bulan Januari 2016.

d. Menganalisa berbagai faktor yang menyebabkan masalah pencapaian

upaya kesehatan Puskesmas Secang I.

e. Menentukan prioritas masalah yang ada pada Puskesmas Secang I.

f. Menentukan alternatif pemecahan masalah dari prioritas masalah yang

terpilih di Puskesmas Secang I.

g. Membuat rencana kegiatan dari pemecahan masalah terpilih di

Puskesmas Secang I

I. 4. Manfaat Kegiatan

Page 11: Bab i Pendahuluan

11

I. 4. 1. Bagi Mahasiswa :

a. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmu

kesehatan Masyarakat.

b. Mengetahui sistem manajemen puskesmas secara keseluruhan.

c. Mengetahui upaya-upaya pokok maupun tambahan yang ada di

puskesmas.

d. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang

ditemukan didalam program puskesmas.

I. 4. 2. Bagi Puskesmas :

a. Mengetahui masalah atau upaya puskesmas yang belum memenuhi

target standar pelayanan minimal (SPM).

b. Membantu puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dari upaya

puskesmas yang belum memenuhi target standar SPM.

c. Membantu puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian

terhadap masalah tersebut.

d. Membantu puskesmas dalam mewujudkan program Indonesia sehat.

Page 12: Bab i Pendahuluan

12

I. 5. Metodologi

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder

yang didapatkan bulan Januari 2016 di Puskesmas Secang I. Data primer

berupa pelaksanaan proses manajemen (P1/Perencanaan, P2/

Penggerakkan dan Pelaksanaan, P3/Pengawasan, Pengendalian, dan

Penilaian) diperoleh dari wawancara dengan petugas atau pegawai

puskesmas serta pengamatan langsung tentang pelaksanaan manajemen.

Data sekunder diperoleh dari SIMPUS (Sistem Informasi Puskesmas) dan

laporan hasil kegiatan setiap bulannya untuk memperoleh dimensi mutu

Puskesmas.

Data yang sudah diperoleh dari pemegang program kemudian

diolah berdasarkan standar pelayanan minimal (SPM) sehingga akan

didapatkan skor pencapaian. Data dari skor pencapaian yang kurang dari

100% dan kurang dari target merupakan masalah yang ada. Data yang

bermasalah dianalisa untuk dipecahkan dengan metode pendekatan sistem,

dengan melihat ketiga fungsi manajemen baik P1 (perencanaan), P2

(pelaksanaan dan pengendalian), P3 (pengawasan dan pertanggung

jawaban) dengan tujuan mengetahui permasalahan secara menyeluruh

terutama fungsi manajemen Puskesmas Secang I.

Evaluasi program dilakukandengan menerapkan problem solving

cycle setelah dilakukan identifikasi masalah ditentukan prioritas masalah

dengan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif. Kemudian dilakukan

analisa penyebab masalah dengan mencari kemungkinan penyebabnya

dengan diagram fish bone berdasarkan pendekatan sistem dan jaminan

Page 13: Bab i Pendahuluan

13

mutu dengan simple dan complex problem. Penyebab masalah kemudian

dikonfirmasi kepada petugas untuk mencari penyebab masalah yang paling

mungkin. Dengan demikian dapat ditentukan alternatif pemecahan

masalah dan ditentukan prioritas pemecahan masalah dengan

menggunakan metode kriteria matriks dengan rumus (M x I x V)/C.

Setelah di dapatkan pemecahan masalah lalu disusun rencana kegiatan

berdasarkan pemecahan masalah yang terpilih.

I. 6. Batasan Judul

Kami memilih judul “Evaluasi Hasil Peninjauan Manajemen

Program Puskesmas Secang I di Kecamatan Secang Kabupaten

Magelang Periode Januari 2016”. Evaluasi ini dilakukan untuk

mengetahui, menganalisa dan mendeskripsikan bagaimana manajemen

program Puskesmas Secang I, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang

melalui penilaian berdasarkan Standar Pelayanan Minimal selama 1 bulan

yaitu periode Januari 2016.

I. 7. Batasan Masalah

Batasan masalah dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman

agar lebih terarah, jelas dan tidak menyimpang dari permasalahan yang

ada. Maka dalam penelitian ini kami membatasi hanya membahas tentang

hasil peninjauan Manajemen Program Puskesmas Secang I, Kecamatan

Page 14: Bab i Pendahuluan

14

Secang, Kabupaten Magelang Periode Januari 2016. Kinerja suatu

puskesmas dilihat dari manajemen program yang dapat diukur secara

kuantitatif melalui indikator Standar Pelayanan Minimal serta mutu

pelayanan puskesmas melalui survey kepuasan pelanggan.