bab i pendahuluan (2)

56
Disajikan Oleh: MARJOKO, S.Pd,M.Pd KS SMPN 3 Binangun HP: 08164288825 BAB I LATAR BELAKANG MASALAH RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELIT IAN MANFAAT PENELITIAN MARJOKO, S. Pd, M. Pd

Upload: heri-suhud

Post on 13-Apr-2017

197 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i pendahuluan (2)

Disajikan Oleh:MARJOKO, S.Pd,M.PdKS SMPN 3 Binangun

HP: 08164288825

BAB ILATAR

BELAKANG MASALAH

RUMUSAN MASALAH

TUJUAN PENELIT

IANMANFAAT

PENELITIAN

MARJOKO, S. Pd, M. Pd

Page 2: Bab i pendahuluan (2)

APA ITU PTK?SEMANTIK :Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research), adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa meningkat

Page 3: Bab i pendahuluan (2)

Apa itu PTK?

Dengan pengertian tadi kita sudah dapat membayangkan sosok PTK:Siapa yang melalukan penelitian itu?;Di mana dilakukan?;Bagaimana caranya melakukan?; danApa yang ingin dicapai melalui penelitian tersebut?.

Page 4: Bab i pendahuluan (2)

No PTK Penelitian Formal1 Berorientasi pada

proses dan hasil.Berorientasi pada hasil.

2 Tidak mengenal istilah populasi dan sampel.

Ada populasi dan sampel.

3 Dilakukan melalui sebuah proses pengkajian berdaur/bersiklus

Tidak mengenal daur atau siklus, hanya terbukti atau tidak

4 Objek penelitian diri sendiri.

Objek penelitian orang lain.

5 Untuk Penerapan praktis

Untuk pengembangan ilmu pengetahuan

Page 5: Bab i pendahuluan (2)

Bagaimana pelaksanaannya?

Penelitian Tindakan Kelas merupakan proses pengkajian berdaur yang dilakukan dalam empat tahapan yaitu:

Page 6: Bab i pendahuluan (2)

APA ARTI BERSIKLUS/BERDAUR?

Perencanaan Pelaksanaan

PengamatanRefleksi

Perencanaan Pelaksanaan

Pengamatan

RefleksiSiklus IISiklus II

PerencanaanPelaksanaan

Pengamatan

Refleksi Siklus IIISiklus III

?

Page 7: Bab i pendahuluan (2)

1. Kriteria a. Ada masalah yang akan diteliti (variabel Y) b. Ada tindakan untuk mengatasi masalah

(variabel X) c. Ada subjek (siswa kelas ….)

d. Lokasi yang spesifik (tempat & waktu penelitian)

2. Pola Judul a. Penerapan X untuk meningkatkan Y pada …. b. Upaya meningkatkan Y melalui X pada …. c. Optimalisasi X untuk meningkatkan Y pada …. d. Peningkatan Y melalui X pada …..

e. Peningkatan Ydengan Menerapkan X pada …. MARJOKO, S. Pd, M. Pd

Page 8: Bab i pendahuluan (2)

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Pemanfaatan Lingkungan sebagai sumber belajar pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Binangun Tahun pelajaran 2015/2016

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS = var. Y Memanfaatkan Lingkungan = var. X Siswa Kelas VII Tahun pelajaran 2015/2016 =

subjek SMP Negeri 3 Binangun =

lokasi

MARJOKO, S. Pd, M. Pd

Page 9: Bab i pendahuluan (2)

1. Peningkatan Kemampuan Memecahkan Soal IPS Melalui Penerapan Pendekatan Heuristik pada Siswa Kelas VII SMPN 3 Binangun Tahun pelajaran 2015/2016

2. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Penguasaan Materi IPS pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Binangun Tahun pelajaran 2015/2016

3. Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Pembe-lajaran Materi……………… melalui Penggunaan Film Tiga Dimensi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Binangun, Semester 2 Tahun pelajaran 2015/2016 MARJOKO, S. Pd, M. Pd

Page 10: Bab i pendahuluan (2)

A Latar Belakang MasalahB. Rumusan MasalahC Tujuan PenelitianD Manfaat Penelitian

Page 11: Bab i pendahuluan (2)

1. Latar Belakang MasalahBagian ini menjelaskan alasan pemilihan masalah. Uraian kondisi nyata pembelajaran yang terjadi di kelas saat ini, kemudian uraikan kondisi pembelajaran yang seharusnya (sesuai teori belajar) atau yang diharapkan. Dari sini akan tergambar adanya kesenjangan antara teori dengan fakta dilapangan, atau antara harapan dengan kenyataan. Kesenjangan inilah yang dimaksud dengan masalah.

PENDAHULUAN

Page 12: Bab i pendahuluan (2)

1. Latar praktis (jawaban dari mengapa kompetensi tertentu itu ingin ditingkatkan) berorientasi pada pencapaian indikator

2. Latar teoretis pentingnya kompetensi itu ditingkatkan dari dukungan teori, dan mengapa tindakan tertentu itu diterapkan

Page 13: Bab i pendahuluan (2)

Perlu adanya solusiAgar permasalahan dapat dipecahkan,

maka peneliti atau guru perlu melakukan tindakan yaitu melakukan X (minimal 2 tindakan) agar dapat meningkatkan Y ( ciri dalam penelitian tindakan kelas harus ada tindakan)

Contoh tindakan lain: Tindakan 1 mendengarkan melalui suara kaset (tanpa ada gambar), tindakan 2 mendengarkan audio vidio( dengan gambar).

Page 14: Bab i pendahuluan (2)

a. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tadi, Identifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran secara rinci. Urutkan dari a sampai z sesuai dengan sistematika pemaparan. Ingat....! Masalah yang diidentifikasi ini harus benar-benar merupakan masalah nyata (riil) dan muncul dari dunia kerja yang menjadi kewenangan/tanggungjawabnya selaku guru (on the job problem oriented).

Page 15: Bab i pendahuluan (2)

b.Analisis MasalahKarena tidak semua masalah yang teridentifikasi dapat Anda tangani dalam waktu yang bersamaan, maka lakukan analisis terhadap masalah-masalah tadi, untuk memilih masalah mana yang akan Anda tangani segera atau penting untuk ditangani (problematik) dan akan beresiko jika masalah tersebut dibiarkan. Masalah inilah yang selanjutya akan menjadi fokus kajian dalam PTK Anda.

Page 16: Bab i pendahuluan (2)

c.Alternatif dan Prioritas Pemecahan MasalahSejalan dengan masalah yang telah Anda tentukan, pilihlah tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk lebih meyakinkan bahwa pilihan tindakan yang Anda ajukan memiliki pijakan ilmiah, sedapat mungkin cerahi dengan argumen teoritik dari studi pustaka.

Page 17: Bab i pendahuluan (2)

Umumnya berbentuk Kalimat tanya

Page 18: Bab i pendahuluan (2)

lanjutan Kalimat tanya yang diajukan mengacu ke variabel pada masalah pokok (Y) dan variabel alternatif pemecahan

masalah lain (X)

Kalimat tanya pada rumusan masalah harus dijawab

Kualitas penelitian sangat dipengaruhi oleh kualitas jawaban bukan hanya banyaknya rumusan masalah

Page 19: Bab i pendahuluan (2)

Perumusan MasalahSubstansi: mempertimbangkan bobot dan

manfaat tindakan untuk meningkatkan atau memperbaiki pembelajaran

Orisinalitas (tindakan): mempertimbangkan belum pernah tidaknya tindakan dilakukan guru

Formulasi: dirumuskan dalam kalimat tanya, tidak bermakna ganda, lugas, eksplisit dan spesifik apa yang dipermasalahkannya, dan tindakan yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut

Teknis: mempertimbangkan kemampuan peneliti (kemampuan metodologi penelitian, penguasan materi ajar, teori, strategi dan metodologi pembelajaran, menyediakan fasilitas (dana, waktu, dan tenaga).

Page 20: Bab i pendahuluan (2)

Perumusan MasalahMasalah hendaknya dirumuskan secara jelas,

tidak memiliki makna gandaMasalah penelitian dapat dituangkan dalam

kalimat tanyaRumusan masalah menunjukkan hubungan antara

tindakan dan hasil tindakanRumusan masalah hendaknya dapat diuji secara

empirik, yakni memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan tersebut

Rumusan masalah menunjukkan secara jelas subyek dan/atau lokasi penelitian

Page 21: Bab i pendahuluan (2)

Sebagai dasar untuk penentuan teori yang akan digunakan. Sebagai arah dalam menentukan judul penelitian Sebagai arah dalam menentukan metode penelitian

Page 22: Bab i pendahuluan (2)

Misalnya : Y : Kualitas pembelajaran IPS

X : Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar

Page 23: Bab i pendahuluan (2)

Judul yang sesuai: - Upaya peningkatan Y melalui X

- Optimalisasi Y melalui X- Penggunaan X untuk meningkatkan

Y- Peningkatan Y melalui X

- Melalui X untuk meningkatkan Y

Page 24: Bab i pendahuluan (2)

Contoh Penulisan Rumusan Masalah pada PTKBerdasarkan latar belakang masalah tersebut

di atas, diajukan rumusan masalah sbb:Bagaimana upaya meningkatkan kualitas

pembelajaran IPS melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada siswa kelas VII A SMPN 1 Cilacap tahun pelajaran 2015/2016?

Page 25: Bab i pendahuluan (2)

Rumusan Masalaha. Bagaimana upaya untuk meningkatkan

kualitas proses pembelajaran IPS melalui penerapan model Problem based learning pada siswa Kelas VII A SMPN .... semester....Tahun pelajaran.....?

b. Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar pembelajaran IPS melalui penerapan model Problem based learning pada siswa Kelas VII A SMPN .... semester....Tahun pelajaran.....?

Page 26: Bab i pendahuluan (2)

E. TUJUAN PENELITIAN Dirumuskan secara singkat dan

jelas berdasarkan permasalahan dan cara pemecahan masalah yang dikemukakan.

Page 27: Bab i pendahuluan (2)

1. Tujuan Umum .Untuk meningkatkan Y ( secara umum )

Misalnya untuk meningkatkan hasil belajar IPS bagi siswa …. (belum menyebutkan kelas berapa dan waktunya kapan)

Page 28: Bab i pendahuluan (2)

1. Tujuan Umum . …….2. Tujuan Khusus :

Untuk meningkatkan Y melalui X ( secara khusus).

Misalnya untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui pemanfaatan alat peraga bagi siswa kelas … SMP/SMP… pada semester …. tahun …..

Page 29: Bab i pendahuluan (2)

1. Manfaat Teoritis :

• Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang Y melalui X bagi siswa …

• Menambah khasanah pengetahuan tentang…• Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya .

Page 30: Bab i pendahuluan (2)

2. Manfaat Praktis, dirinci : a. Manfaat bagi siswa b. Manfat bagi guru c. Manfaat bagi sekolah d. Manfaat bagi perpustakaan sekolah

Page 31: Bab i pendahuluan (2)

SEKIAN dan

Terima KasihBy

MGMP IPS SMP KAB Binangun

Page 32: Bab i pendahuluan (2)

PERUJUKAN/PENGUTIPAN Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir,

tahun, dan halaman buku, jika di akhir kalimat Contoh: (Astuti, 2008:2). Jika diawal kalimat, Astuti (2008:2)

Jika ada dua pengarang, perujukan dilakukan dengan menyebut cara nama terakhir kedua pengarang tersebut. Contoh: (Astuti dan Saptari, 2009:47).

Jika pengarangnya lebih dari dua orang, penulisan rujukan dilakukan dengan cara menulis nama akhir dari pengarang pertama diikuti dengan dkk.Contoh: Astuti dkk., untuk orang Indonesia dan et al. Contoh: Holzner et al., untuk orang asing

Jika nama pengarang tidak disebutkan, yang dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan, atau nama koran/majalah

Untuk karya ilmiah terjemahan, perujukan dilakukan dengan cara menyebutkan nama pengarang aslinya.

Page 33: Bab i pendahuluan (2)

LANJUTAN

Rujukan dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh pengarang yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda kurung, dibatasi titik koma (;) sebagai tanda pemisahnya

Antara nama pengarang dan tahun diberi tanda koma dan antara tahun tanda titik dua, dan nomor halaman tidak diberi jarak.

Page 34: Bab i pendahuluan (2)

Contoh: cara menulis sumber diawal dan di akhir paragraf atau kalimat

Eksistensi kaum perempuan yang melakukan migrasi diasumsikan mengalami pergeseran mendasar yang tampak dalam berbagai bentuk relasi sosial. Konstruksi sosial yang ada tentang status dan peran perempuan mengalami perubahan (dekonstruksi) dengan bermigrasinya perempuan. Dalam proses dekonstruksi ini terlahir rekonstruksi yang dapat berupa redefinisi tentang status dan peran perempuan (Astuti, 2005:2)

Astuti (2005:2) mengatakan bahwa, eksistensi kaum perempuan yang melakukan migrasi diasumsikan mengalami pergeseran mendasar yang tampak dalam berbagai bentuk relasi sosial. Konstruksi sosial yang ada tentang status dan peran perempuan mengalami perubahan (dekonstruksi) dengan bermigrasinya perempuan. Dalam proses dekonstruksi ini terlahir rekonstruksi yang dapat berupa redefinisi tentang status dan peran perempuan

bab 2 34

Page 35: Bab i pendahuluan (2)

Contoh: Rujukan dari dua sumber arau lebih yang ditulis pengarang berbeda Mobilitas kaum perempuan menunjukkan

usaha maksimalisasi peran mereka dalam proses produksi, baik pada tingkat domestik maupun pada skala yang lebih luas untuk berkompetisi dalam pasar global (Abdullah, 1997;Haris, 1997;Astuti, 2005)

bab 2 35

Page 36: Bab i pendahuluan (2)

CARA MERUJUK KUTIPAN LANGSUNG

Kutipan kurang dari empat baris ditulis dalam tanda petik (”...”) sebagai bagian terpadu dalam teks utama, dan disertai nama pengarang, tahun, dan nomor halaman

Nama pengarang dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung.

Jika ada tanda petik dalam kutipan, digunakan tanda petik tunggal (’...’) lihat contoh berikut:

Page 37: Bab i pendahuluan (2)

CONTOH CARA MERUJUK KUTIPAN LANGSUNG

• Contoh 1:Soebronto (1990:23) menyimpulkan ”ada

hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dan kemajuan belajar”. (Nama pengarang disebut dalam teks secara terpadu)

• Contoh 2:Kesimpulan dari penilaian tersebut adalah ”ada

hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dan kemajuan belajar” (Soebronto, 1990:23). (Nama pengarang disebut bersama dengan tahun penerbitan dan nomor halaman).

Page 38: Bab i pendahuluan (2)

lanjutan

• Contoh 3:Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah

”terdapat kecenderungan semakin banyak ’campur tangan’ pemimpin perusahaan semakin rendah tingkat partisipasi karya ilmuwan di daerah perkotaan” (Soewignyo, 1991:101). (Tanda kutip di dalam kutipan).

• Kutipan lebih dari enam baris ditulis tanpa tanda petik pada baris baru, terpisah dari teks yang mendahului, dimulai pada karakter keenam dari garis tepi sebelah kiri, dan diketik dengan sapasi tunggal, lihat contoh berikut:

Page 39: Bab i pendahuluan (2)

lanjutan• Contoh 4:...................................................................................................

................................................................................................

................................................................................................

................................................................................................

...................................................... Suyanto (1998:202) menarik kesimpulan sebagai berikut: Alih latihan memungkinkan mahasiswa memanfaatkan apa yang didapatkan dalam PBM untuk memecahkan persoalan nyata dalam kehidupan. Kemampuan transfer telah dimiliki oleh mahasiswa jika mahasiswa itu mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan, informasi, dan sebagainya sebagai hasil belajar pada latar yang berbeda (kelas, laboratorium, simulasi, dan sejenisnya) ke latar yang nyata, yaitu kehidupan nyata dalam masyarakat. Jika kemampuan ini dapat dibekalkan kepada mahasiswa, mereka akan memiliki wawasan pencipta kerja setelah lulus dari perguruan tinggi. Dengan demikian hal tersebut sangat bermanfaat bagi pemahaman wawasan mahasiwa........

(Kutipan lebih dari enam baris)

Page 40: Bab i pendahuluan (2)

lanjutan

Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dibuang, kata-kata yang dibuang diganti tiga titik. jika yang dibuang itu kalimat diganti dengan empat titik. Perhatikan contoh di bawah iniContoh 5:”Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ... diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru” (Manan, 1995:278). (dalam kutipan ada kata-kata yang dibuang)Contoh 6:”Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara lain mata, tangan, atau bagian tubuh lain .... Yang termasuk gerak manipulatif antara lain adalah menangkap bola, menendang bola, dan menggambar” (Asim, 1995:315). (Dalam kutipan ada kalimat yang dibuang)

Page 41: Bab i pendahuluan (2)

CARA MERUJUK KUTIPAN TIDAK LANGSUNG• Kutipan yang disebut secara tidak langsung

atau dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri ditulis tanpa tanda petik dan terpadu dalam teks.

• Nama pengarang bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam teks, atau disebut dalam kurung bersamaan tahun penerbitannya.

• Jika yang dirujuk bagian tertentu, nomor halaman disebutkan.

• Jika yang dirujuk secara keseluruhan atau yang dirujuk terlalu banyak atau meloncat-loncat, nomor halaman boleh tidak dicantumkan. Perhatikan contoh berikut:

Page 42: Bab i pendahuluan (2)

CONTOH CARA MERUJUK KUTIPAN TIDAK LANGSUNG

• Contoh 7a:Salimin (1990:13) tidak menduga bahwa

mahasiswa tahun ketiga lebih baik daripada mahasiswa tahun ke empat. (Nama pengarang disebut terpadu dalam teks dengan pencantuman nomor halaman)

• Contoh 7b:Dalam buku tata bahasa lama seperti buku

Prijohoetomo (1973) belum dikenal istilah transposisi. (Nama pengarang disebut terpadu dalam teks tanpa pencantuman halaman).

Page 43: Bab i pendahuluan (2)

LANJUTAN

• Contoh 8a:Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik

daripada mahasiswa tahun keempat (Salimin, 1990:13) (Nama pengarang disebut dalam kurung bersama dengan tahun dan nomor halaman)

• Contoh 8b:Apabila kita bicara tentang belajar, sebenarnya

kita berbicara tentang bagaimana tingkah laku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman (Snelbecker, 1974). (Nama pengarang disebut dalam kurung bersamaan tahun tanpa halaman)

Page 44: Bab i pendahuluan (2)

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA• Contoh 9: DAFTAR PUSTAKA (artikel)DAFTAR PUSTAKAStrunk, W,. Jr. dan E.B. White. 1979. The Elements of

Style (3rd ed). New York: Mac.MillanDekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa:

Dari Pilihan Satu-Satunya ke Satu-Satunya Asasa. Malamg: FPIPS IKIP MALANG

Astuti, Tri Marhaeni P. 2008a. Konstruksi Gender dalam Realitas Sosial. Binangun: UNNES Press.

 -----2008b. Pengembangan Teknik Analisis Gender Dalam Penelitian Kebijakan di Bidang pendidikan. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Deperatemen Pendidikan Nasional.

Page 45: Bab i pendahuluan (2)

LANJUTAN

• Contoh 10: daftar pustaka makalah, buku, laporan penelitian

DAFTAR PUSTAKAStrunk, W,. Jr. dan E.B. White. 1979. The Elements

of Style (3rd ed). New York: Mac.MillanDekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi

Bangsa: Dari Pilihan Satu-Satunya ke Satu-Satunya Asasa. Malamg: FPIPS IKIP MALANG

Astuti, Tri Marhaeni P. 2008a. Konstruksi Gender dalam Realitas Sosial. Binangun: UNNES Press.

-----2008b. Pengembangan Teknik Analisis Gender Dalam Penelitian Kebijakan di Bidang pendidikan. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Deperatemen Pendidikan Nasional.

 

Page 46: Bab i pendahuluan (2)

Contoh 11: Rujukan dari buku:

Strunk, W,. Jr. dan E.B. White. 1979. The Elements of Style (3rd ed). New York: Mac.Millan

Dekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa: Dari Pilihan Satu-Satunya ke Satu-Satunya Asasa. Malamg: FPIPS IKIP MALANG

• Rujukan berbentuk buku ditulis dengan urutan nama pengarang, tahun terbit, judul buku dengan cetak miring, kota terbit, dan penerbit. Untuk memisahkan bagian-bagian tersebut digunakan tanda titik (.), kecuali antara kota dan penerbit digunakan tanda titik dua (:)

Page 47: Bab i pendahuluan (2)

Beberapa buku dijadikan sumber dari pengarang yang sama dan tahun terbitnya sama

• Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, angka tahun penerbitan diikuti oleh lambang a, b, c, dan seterusnya.

• Urutannya ditentukan berdasarkan abjad judul buku-bukunya.

• Nama pengarang yang sama tidak perlu ditulis ulang, tetapi diganti dengan garisputus sepanjang lima karakter tanpa titik.

• Kalau tahun terbitnya berbeda-beda, bahan pustaka itu diurutkan secara kronologis.

Page 48: Bab i pendahuluan (2)

Contoh 12: Beberapa buku dijadikan sumber dari pengarang yang sama dan tahun terbitnya sama

Astuti, Tri Marhaeni P. 2008a. Konstruksi Gender dalam Realitas Sosial. Binangun: UNNES Press.

-----2008b. Pengembangan Teknik Analisis Gender Dalam Penelitian Kebijakan di Bidang pendidikan. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Deperatemen Pendidikan Nasional.

• Contoh 13: Beberapa buku dijadikan sumber dari pengarang yang sama tapi tahun terbitnya tidak sama.

Abdullah, Irwan (Ed.), 1997. Sangkan Paran Gender. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

----- 2001. Seks, Gender dan Reproduksi kekuasaan. Yogyakarta: Terawang

Page 49: Bab i pendahuluan (2)

• Cara menulis rujukan dari buku berisi kumpulan karya ilmiah yang ada editornya adalah seperti menulis rujukan dari buku ditambah dengan (ed.) jika ada satu editornya, dan (eds.) jika editornya lebih dari satu, diantara nama pengarang dan tahun penerbitan.

• Contoh 14:Abdullah, Irwan (ed.), 1997. Sangkan Paran

Gender. Yogyakarta: Pustaka pelajar.Poerwandari, E.Kristi dan Hidayat, S. Rahayu

(Eds.). 2000. Perempuan Indonesia dalam Masyarakat yang Tengah Berubah. Jakarta: Program Pasca Sarjana Kajian Wanita UI.

Page 50: Bab i pendahuluan (2)

Contoh 15 Rujukan karya ilmiah dari kumpulan karya ilmiah

Astuti, Tri Marhaeni P. 2000. Gerakan Tandingan Perempuan;Kasus Perempuan kelas bawah di Grobogan Jawa Tengah. Dalam Poerwandari, E.Kristi dan Hidayat, S. Rahayu (Eds.). 2000. Perempuan Indonesia dalam Masyarakat yang Tengah Berubah. Hlm. 423-450. Jakarta: Program Pasca Sarjana Kajian Wanita UI.

 Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian

Kualitatif. Dalam Aminuddin (Ed.) Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Hlm. 12-25. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3

Page 51: Bab i pendahuluan (2)

Contoh 16: Rujukan karya ilmiah jurnal

Astuti, Tri Marhaeni P. 2009. Sosialisasi Anak dan Melemahnya Tradisi dalam Migrasi Internasional (Kasus TKW dari Godong Grobogan Jawa Tengah). Humaniora Vol.2. No.21:125-137

Page 52: Bab i pendahuluan (2)

Contoh 17: Rujukan dari koran tanpa nama pengarang dan ada nama pengarangnya

Jawa Pos. 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri. Edisi.IV.Th.2.22 Juni. Hlm. 3

Astuti, Tri Marhaeni P. 2008. Standar Ganda Menilai Perselingkuhan. Kompas. Edisi.X.Th.3. 10 Juni. hlm. D

Page 53: Bab i pendahuluan (2)

• Contoh 18: Rujukan dokumen pemerintahUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun

1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: Diperbanyak oleh PT Armas Duta Jaya.

• Contoh 19: Rujukan dari lembaga atas nama lembaga

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

• Contoh 20: Rujukan buku terjemahanAry, D.L.C. Jacobs, dan A. Razavieh. 1982. Pengantar

Penelitian Pendidikan. Terjemahan Arief Furchan. Surabaya: Usaha Nasional

Spreadley, James P. 1997. Metode Etnografi. Terjemahan Misbah Zulfa Elizabeth. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Page 54: Bab i pendahuluan (2)

• Contoh 21: Rujukan skrIPSi, tesis, disertasi, laporan penelitian

Astuti, Tri Marhaeni P. 2005. Redefinisi Eksistensi Perempuan Migran; Kasus Migran Kembali dari Godong, Grobogan, Jawa Tengah. Disertasi. UGM Yogyakarta.

Astuti, Tri Marhaeni P. 1998. Adopsi Inovasi Pertolongan Persalinan Sehat oleh Dukun Bayi. Laporan Penelitian Hibah Bersaing. DP2M DIKTI, Jakarta.

 

Page 55: Bab i pendahuluan (2)

Contoh 22: Rujukan makalah

Huda, N. 1991. Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal. Makalah disajikan dalam Lokakarya ilmiah Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di Malang Angkatan XIV, Pusat Penelitian IKIP Malang, Malang, 12 Juli.

Karim, Z. 1987. Tatakota di Negara-Negara Berkembang. Makalah disajikan dalam Seminar Tatakota, BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2 September.

 

Page 56: Bab i pendahuluan (2)

MGMP IPS SMP MGMP IPS SMP KAB BinangunKAB Binangun

20152015