bab i pendahuluan
DESCRIPTION
spondilitis tbTRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nyeri leher (neck pain) merupakan keluhan yang sangat umum, dimana 70%
populasi pasti pernah mengalami nyeri leher.Sehingga nyeri leher merupakan kasus
musculoskeletal terbesar kedua setelah nyeri punggung bawah (Low Back Pain).1 Nyeri
leher dan punggung yang mengganggu aktivitas seseorang, telah diketahui sejak abad
pertengahan, yang ditemukan tertulis dalam Papyrus 4600 tahun yang lalu. Tulisan ini
mengandung uraian berbagai kondisi tulang di spina servikal, antara lain dislokasi
vertebra dan sprain. Tutankhamen di zaman purba telah menjelaskan tentang
laminektomi servikal yang pertama dan pada tahun 460 SM Hippocrates mempostulasi
kejadian paralisis akibat cedera servikal, serta menjadi salah satu penemu terapi traksi
servikal. Ambrose Pare (1559) telah melakukan reduksi pada dislokasi spina servikal
dengan traksi dan melakukan bedah membuang osteofit yang menyebabkan kompresi
medulla spinalis. Pada tahun 1928 Crowe memberi istilah whiplash untuk cedera kepala-
leher sebagai akibat hiperekstensi melewati batas fisiologik gerakan kepala-leher.2
Banyak orang pernah menderita akibat mengalami nyeri pada leher, bahu, dan
lengan. Nyeri tumpul maupun tajam yang bersifat menjalar dari leher hingga ke lengan
dan jari, dan kadang juga disertai dengan rasa tebal dan kesemutan. Bahkan pada
beberapa kasus dapat terjadi gangguan motorik ekstremitas bawah. Gejala-gejala
tersebut sering disebut dengan nyeri radix cervikal (Radicular Cervical Pain) yang
paling sering disebabkan oleh herniasi diskus intervertebralis cervikalis sehingga
menekan radix (akar saraf) pada cervikal dan menyebabkan nyeri pada daerah yang
dipersarafi radix tersebut. Keadaan ini disebut sebagai HNP Cervikalis (Hernia Nukleus
Pulposus Cervikalis).3,4
Berbagai kondisi tersebut masih ditemukan saat ini, bahkan beberapa di antaranya
diperberat oleh meningkatnya penggunaan peralatan mekanik dalam pekerjaan serta
kendaraan bermotor. Pengetahuan kedokteran telah berkembang dalam diagnosis dan
terapi, serta penilaian awal yang teliti akan memandu penegakan diagnosis yang tepat
1
serta aplikasi pemeriksaan yang sesuai. Kemudian dilanjutkan dengan tatalaksana yang
relevan berdasarkan pengetahuan yang lengkap tentang anatomi fungsional yang
terganggu (impaired) yang menyebabkan nyeri dan kecacatan atau disabilitas.
2