bab i pendahuluan

4
Laporan Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI) yang telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden tanggal 20 Mei 2011, bahwa pembangunan ekonomi ke depan dilaksanakan berdasarkan potensi dan komoditas unggulan pada 6 (enam) koridor ekonomi Indonesia yaitu Koridor Ekonomi Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, serta Papua dan Kepulauan Maluku. Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia diselenggarakan berdasarkan pendekatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, baik yang telah ada maupun yang baru. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Setiap wilayah mengembangkan produk yang menjadi keunggulannya. Sesuai dengan kondisi sumber daya dan geografis Pulau Kalimantan, tema pengembangan Koridor Ekonomi Kalimantan dalam MP3EI adalah sebagai Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang dan Lumbung Energi Nasional. Hal ini tercermin dalam daftar rencana investasi  fast-track  MP3EI yang didominasi oleh kegiatan ekonomi utama energi (migas dan batubara) dan mineral (bauksit dan  besi baja). Adapun kegiatan-kegia tan ekonomi utama di dalam Koridor Ekonomi Kalimantan akan  berpusat pada empat pusat ekonomi yakni Kota Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin, dan Samarinda yang terkoneksi melalui Jalur Penghubung Koridor. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa penopang utama perekonomian Kalimantan adalah sektor migas dan pertambangan yang berkontribusi sekitar 50 persen dari total PDRB Kalimantan. Namun demikian, terdapat beberapa kendala terkait dengan pengembangan  perekonomian yang dihadapi oleh Koridor Ekonomi Kalimantan diantaran ya adalah terdapat nya disparitas pembangunan antar wilayah di dalam koridor, baik antara wilayah penghasil migas dengan non-penghasil migas, maupun antara kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan serta adanya kesenjangan antara infrastruktur pelayanan dasar (jalan, kelistrikan, akses air bersih) yang tersedia dengan yang dibutuhkan. Beberapa akses jalan menuju pelabuhan utama di Kalimantan dinilai belum memadai. Pelabuhan Samarinda yakni Terminal Peti Kemas Palaran yang selesai dibangun tahun 2010, belum didukung oleh prasarana jalan berupa jalan akses dari TPK Palaran ke Kota Samarinda. Pengembangan Pelabuhan Internasional Balikpapan yaitu Terminal Peti Kemas Kariangau juga belum didukung oleh prasarana jalan berupa jalan akses dari TPK Kariangau menuju Km 13 Balikpapan. Pembangunan Pelabuhan Internasional Maloy yaitu Pembangunan Terminal Peti Kemas dan Pelabuhan CPO dalam rangka untuk mendukung Cluster Industri Maloy berbasiskan Oleochemichal  yaitu pengolahan industri hilir kelapa sawit, juga belum didukung oleh prasarana jalan yang memenuhi syarat teknis baik geometrik maupun konstruksi. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka diperlukan studi untuk menentukan jalan akses mana yang dapat dikembangkan menuju pelabuhan utama untuk mendukung percepatan pembangunan ekonomi di Kalimantan.

Upload: rohdinsaragih

Post on 12-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Studi Pengembangan Jalan Akses Menuju Pelabuhan Utama Di KalimantanBAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI) yang telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden tanggal 20 Mei 2011, bahwa pembangunan ekonomi ke depan dilaksanakan berdasarkan potensi dan komoditas unggulan pada 6 (enam) koridor ekonomi Indonesia yaitu Koridor Ekonomi Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, serta Papua dan Kepulauan Maluku. Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia diselenggarakan berdasarkan pendekatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, baik yang telah ada maupun yang baru. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Setiap wilayah mengembangkan produk yang menjadi keunggulannya.

Sesuai dengan kondisi sumber daya dan geografis Pulau Kalimantan, tema pengembangan Koridor Ekonomi Kalimantan dalam MP3EI adalah sebagai Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang dan Lumbung Energi Nasional. Hal ini tercermin dalam daftar rencana investasi fast-track MP3EI yang didominasi oleh kegiatan ekonomi utama energi (migas dan batubara) dan mineral (bauksit dan besi baja). Adapun kegiatan-kegiatan ekonomi utama di dalam Koridor Ekonomi Kalimantan akan berpusat pada empat pusat ekonomi yakni Kota Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin, dan Samarinda yang terkoneksi melalui Jalur Penghubung Koridor.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa penopang utama perekonomian Kalimantan adalah sektor migas dan pertambangan yang berkontribusi sekitar 50 persen dari total PDRB Kalimantan. Namun demikian, terdapat beberapa kendala terkait dengan pengembangan perekonomian yang dihadapi oleh Koridor Ekonomi Kalimantan diantaranya adalah terdapatnya disparitas pembangunan antar wilayah di dalam koridor, baik antara wilayah penghasil migas dengan non-penghasil migas, maupun antara kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan serta adanya kesenjangan antara infrastruktur pelayanan dasar (jalan, kelistrikan, akses air bersih) yang tersedia dengan yang dibutuhkan.

Beberapa akses jalan menuju pelabuhan utama di Kalimantan dinilai belum memadai. Pelabuhan Samarinda yakni Terminal Peti Kemas Palaran yang selesai dibangun tahun 2010, belum didukung oleh prasarana jalan berupa jalan akses dari TPK Palaran ke Kota Samarinda. Pengembangan Pelabuhan Internasional Balikpapan yaitu Terminal Peti Kemas Kariangau juga belum didukung oleh prasarana jalan berupa jalan akses dari TPK Kariangau menuju Km 13 Balikpapan. Pembangunan Pelabuhan Internasional Maloy yaitu Pembangunan Terminal Peti Kemas dan Pelabuhan CPO dalam rangka untuk mendukung Cluster Industri Maloy berbasiskan Oleochemichal yaitu pengolahan industri hilir kelapa sawit, juga belum didukung oleh prasarana jalan yang memenuhi syarat teknis baik geometrik maupun konstruksi.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka diperlukan studi untuk menentukan jalan akses mana yang dapat dikembangkan menuju pelabuhan utama untuk mendukung percepatan pembangunan ekonomi di Kalimantan.

B. RUMUSAN MASALAH

Pentingnya akses ke pelabuhan memberikan dampak kelancaran arus barang. Berdasarkan program MP3EI, bahwa untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi adalah dengan memperkuat konektivitas nasional, utamanya infrastruktur. Oleh karena itu, dalam rangka merealisasikan dukungan infrastruktur tersebut, maka diperlukan studi pengembangan jalan akses menuju pelabuhan utama.

C. DASAR HUKUM

Dasar hukum dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :0. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;0. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Republik Indonesia;0. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan.0. Keputusan Menteri Perhubungan No.49 Tahun 2005 Tentang Sistem Transportasi Nasional dan Undang-Undang Transportasi. D. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pekerjaan ini adalah menganalis dan mengevaluasi akses jalan menuju pelabuhan utama di Pulau Kalimantan, sedangkan tujuannya adalah tersusunnya program pengembangan akses jalan menuju pelabuhan utama di Pulau Kalimantan.

E. INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN

Indikator keluaran dari pekerjaan ini adalah jumlah laporan, sedangkan keluarannya adalah Keluaran adalah 4 laporan hasil studi terdiri dari Laporan Pendahuluan/Proposal Penelitian, Rancangan Laporan Akhir dan Laporan Akhir yang memuat strategi, tahapan, program pengembangan jalan akses menuju pelabuhan utama di Kalimantan.

F. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup pekerjaan ini adalah :1. Inventarisasi peraturan daerah tentang RTRW, Tatrawil di Pulau Kalimantan terkait dengan pengembangan akses jalan menuju pelabuhan utama;2. Inventarisasi dan identifikasi akses jalan dari sentra perkebunan/industry/pertambangan menuju pelabuhan utama;3. Inventarisasi dan identifikasi kebijakan pemerintah daerah terkait dengan program pembangunan infrastruktur;4. Inventarisasi dan identifikasi arus barang dan penumpang melalui pelabuhan utama di Pulau Kalimantan;5. Inventarisasi permasalahan akses menuju pelabuhan utama;6. Analisis dan evaluasi;7. Rekomendasi

G. MANFAAT

Dengan adanya penelitian ini, maka diharapkan dapat menghasilkan kegunaan bagi Pemerintah Pusat maupun daerah yaitu tercapainya sinergitas dan keterpaduan jaringan prasarana dan pelayanan antara simpul transportasi pelabuhan utama di Pulau Kalimantan dengan jaringan jalan penghubung pusat-pusat kegiatan ekonomi nasional/wilayah dan jalan akses pelabuhan. Dengan tercapainya sinergitas tersebut diharapkan dapat memberikan dampak lain yaitu terdukungnya percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di wilayah hinterland pelabuhan-pelabuhan utama di Pulau Kalimantan melalui tersedianya jalan akses pelabuhan yang memadai.

H. LOKASI KEGIATAN

Proses pelaksanaan kegiatan ini dilangsungkan di Jakarta dengan kegiatan penelitian dilakukan di Balikpapan, Banjarmasin, Pontianak dan Samarinda seperti tercantum dalam gambar berikut ini.

Gambar I.1 Lokasi Kegiatan

Pelabuhan Semayang (Kota Balikpapan)Pelabuhan Samarinda(Kota Samarinda)Pelabuhan Trisakti (Kota Banjarmasin)Pelabuhan Pontianak (Kota Pontianak)

I. SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika penulisan Laporan Pendahuluan ini adalah sebagai berikut :

Bab IPendahuluanBab pendahuluan akan menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, rumusan masalah, dasar hukum, indikator keluaran dan keluaran, manfaat, ruang lingkup pekerjaan, lokasi kegiatan, serta sistematika penulisan Laporan Pendahuluan. Bab IITinjauan Teori dan KebijakanBab II akan membahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan analisa jalan, pelabuhan, serta pengembangan wilayah. Sedangkan kebijakan yang terkait dengan pekerjaan ini antara lain tentang MP3EI dan juga Rencana Induk Pelabuhan Nasional. Bab IIIUraian PendekatanBab III akan membahas mengenai uraian pendekatan yang digunakan dalam proses penyelesaian pekerjaan ini. Bab IVMetodologi dan Program KerjaBab IV merupakan bab terakhir dari pekerjaan ini yaitu metodologi dan program kerja. Metodologi akan membahas tentang konsep pengembangan akses jalan menuju pelabuhan di Kalimantan. Setelah melakukan penyusunan metodologi maka tahap selanjutnya adalah program atau rencana kerja penyelesaian pekerjaan. Laporan PendahuluanI-1

Laporan PendahuluanI-3