bab i pendahuluan

Download Bab i Pendahuluan

If you can't read please download the document

Upload: adhitya

Post on 24-Sep-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

geologi

TRANSCRIPT

21BAB IPENDAHULUAN Latar Belakang MasalahDaerah penelitian telah dilakukan penelitian geologi oleh beberapa peneliti terdahulu. Dari tinjauan geologi regional, daerah penelitian termasuk dalam pegunungan Kulonprogo yang berhubungan dengan pegunungan Serayu Selatan pada bagian barat. Litologi penyusunnya antara lain batupasir, batugamping napalan, batugamping berlapis, napal tufan dengan sisipan tuff kaca yang termasuk dalam Formasi Sentolo yang berumur Tersier-Kuarter.Maka dari itu, sebagai mahasiswa jurusan Teknik Geologi dituntut untuk dapat melakukan penelitian geologi untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam kuliah. Sehingga dapat dilakukan penelitian dan pemetaan geologi secara lebih rinci, dan dapat memecahkan permasalahan geologi daerah penelitian. Berbagai permasalahan yang dipecahkan seperti geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, geologi sejarah, dan geologi lingkungan, serta proses-proses geologi yang masih berkembang sampai sekarang. Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat melengkapi hasil penelitian sebelumnya.1.2. Maksud dan TujuanMaksud penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memenuhi persyaratan akademik tingkat Sarjana dan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Maka dari itu, setiap mahasiswa diwajibkan untuk melakukan pemetaan geologi pada suatu daerah, yang mana hasil dari penelitian lapangan tersebut dapat dipergunakan sebagai dasar untuk penulisan laporan tugas akhir.Tujuan penelitian adalah untuk memberikan gambaran secara umum geologi permukaan daerah penelitian dan mengevaluasi data geologi peneliti terdahulu di daerah yang sama. Kondisi geologi daerah penelitian disajikan meliputi berbagai aspek geologi, seperti:Pembuatan peta geologi, yaitu penyajian gambaran kondisi geologi permukaan pada daerah penelitian dalam bentuk suatu peta geologi, yang di dalamnya memuat litologi penyusun daerah tersebut, struktur geologi, stratigrafi, maupun geologi sejarahnya. Di samping itu, dapat pula ditambahkan berbagai data pendukung lainnya seperti potensi sumberdaya maupun bencana yang mungkin terjadi di daerah tersebut.Pembuatan peta geomorfologi, yaitu penyajian gambaran morfologi daerah penelitian serta pembagian satuan geomorfologinya ditinjau dari aspek geologi.Pembuatan draft laporan, yaitu penulisan laporan secara detil tentang hasil pemetaan geologi di lapangan yang meliputi geomorfologi, struktur geologi, stratigrafi, geologi sejarah, dan geologi lingkungan, serta pembahasan mengenai studi khusus yang telah diambil.1.3. Letak, Luas dan Kesampaian daerahSecara administratif, daerah penelitian terletak kurang lebih 25 km ke arah baratdaya dari Kota Yogyakarta, dan terletak pada Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulonprogo. Daerah yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Bantul meliputi Kecamatan Pandak dan Kecamatan Srandakan pada bagian timur daerah penelitian, serta Kecamatan Pajangan terletak pada bagian timur laut daerah penelitian. Sedangkan daerah-daerah yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Kulonprogo adalah Kecamatan Galur pada bagian selatan, dan semakin ke utara melalui Kecamatan Lendah, dan Kecamatan Sentolo. Untuk mencapai daerah penelitian, diperlukan waktu kurang lebih 40 menit dari Kota Yogyakarta dengan menggunakan kendaraan bermotor.Batas-batas administratif pada daerah penelitian, sebagai berikut:Sebelah Utara : Kecamatan Sentolo dan Kecamatan PajanganSebelah Timur: Kecamatan Pajangan dan Kecamatan BambanglipuroSebelah Selatan: Kecamatan Sanden dan Samudera HindiaSebelah Barat: Kecamatan PanjatanSecara astronomis daerah penelitian terletak pada posisi 75230-75730 LS dan 1101200-1101700 BT (lihat Gambar 1).Daerah penelitian mempunyai skala peta 1 : 25.000, terletak pada lembar peta 27/100 Lembar Brosot 1408-212 dan 18/100 Lembar Bantul 1408-221, dengan luas daerah penelitian adalah 9 km 9 km atau sama dengan 81 km2. Gambar 1. Daerah PenelitianDaerah penelitian memiliki akses jalan yang relatif baik, sehingga dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua, dan pada daerah-daerah yang tidak memungkinkan untuk dilalui dengan kendaraan dapat ditempuh dengan berjalan kaki.1.4. Metode PenelitianMetode yang digunakan untuk menganalisis dan memecahkan masalah dalam penelitian yaitu pengambilan data lapangan dengan cara pemetaan geologi permukaan yitu dengan pengamatan secara langsung unsur-unsur geologi, seperti litologi, geomorfologi, struktur geologi, dan geologi lingkungan, dan analisis laboratorium. 1.5. Tahap PenelitianTahap penelitian dibagi atas 5 bagian besar, yaitu tahap pendahuluan, tahap penelitian lapangan, pengolahan data dan kerja studio, checking lokasi, serta presentasi laporan. Tahap-tahap tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya dan susunannya saling melengkapi.1.5.1. Tahap pendahuluanPenelitian pendahuluan dilakukan untuk mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan daerah penelitian yang akan dilakukan. Pencarian data sekunder dapat diperoleh dari interpretasi peta topografi, pembuatan peta geologi tentatif, pembuatan peta geomorfologi tentatif, dan studi literatur. Penelitian ini tetap memperhatikan hasil dari peneliti-peneliti terdahulu yang telah melaksanakan penelitian di daerah penelitian untuk mempermudah dalam melaksanakan pemetaan geologi secara cepat dan tepat. Selain itu juga dilakukan berbagai persiapan yang berhubungan dengan kelengkapan administrasi, pembuatan proposal, dan perijinan.1.5.2. Tahap penelitian lapanganSetelah dilakukan penelitian pendahuluan berupa data sekunder dari literatur, selanjutnya dilakukan penelitian lapangan untuk memperoleh data primer daerah penelitian. Secara garis besar penelitian lapangan dibagi menjadi tiga urutan pelaksanaan, yaitu:Perencanaan lintasanPerencanaan ini dilakukan dengan mengadakan pengenalan medan (recognize) serta akses jalan, untuk dapat mendukung dan mempermudah dalam penelitian lebih lanjut. Penentuan lintasan dapat dilakunkan dengan tiga macam lintasan yaitu lintasan terbuka, lintasan tertutup, maupun kombinasi keduanya tergantung kondisi medan yang akan dilalui. Jalur lintasan sebaiknya tegak lurus dengan jurus perlapisan batuan, sehingga akan dapat ditemui berbagai variasi litologi.Pemetaan detilPelaksanaan pemetaan detil dilakukan dengan pencarian data litologi, struktur geologi, dan pengeplotan lokasi pada peta topografi. Pencarian data tersebut disertai dengan pengeplotan data litologi, dan pengambilan sampel batuan yang akan dianalisis di laboratorium sesuai kebutuhan, pengambilan foto penampakan struktur geologi, struktur sedimen, litologi, bentangalam, bahan-bahan galian, sesumber, bencana alam, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian.1.5.3. Pengolahan data dan kerja studioPada tahap ini dilakukan beberapa pekerjaan dalam penyelesaian kegiatan penelitian, antara lain:Pembuatan petaDari data penelitian lapangan yang diperoleh seperti data litologi, struktur geologi, bentang alam, kedudukan perlapisan batuan, kontak litologi, struktur sedimen, data sesumber serta potensi bencana dan sebagainya, maka dapat dibuat peta lintasan dan lokasi pengamatan, peta geologi, maupun peta geomorfologi.Pembuatan sayatan geologi dan geomorfologiPembuatan sayatan geologi bertujuan untuk membuat interpretasi lapisan batuan serta struktur geologi bawah permukaan maupun relief dan bentang alam daerah penelitian. Selain itu, sayatan juga bertujuan untuk mengetahui urutan batuan dari tua ke muda dan ketebalan lapisan batuan, serta dapat dibuat legenda pada peta geologi sehingga peta geologi maupun peta geomorfologi dapat lebih mudah dipahami.Penelitian laboratoriumPenelitian laboratorium dilakukan selama dan setelah penelitian lapangan selesai, yaitu berupa nalisis paleontologi dan analisis petrografi. Analisis paleontologi dilakukan untuk mengetahui kandungan fosil, menentukan jenis fosil dan nama fosil sehingga dapat dipakai untuk menentukan umur dan lingkungan pengendapan masing-masing batuan. Analisis petrografi dilakukan untuk mengetahui tekstur batuan, struktur batuan, dan mineral-mineral penyusunnya. Hasil analisis petrografi dapat dipakai sebagai pendukung dalam menentukan nama batuan dan petrogenesa batuannya.Pembuatan kolom stratigrafiKolom stratigrafi daerah penelitian dibuat berdasarkan data yang telah diambil dari lapangan selama tahap pemetaan detil. Kegiatan ini dilakukan dengan pengukuran ketebalan batuan serta pemeriannya secara detil yang dilengkapi dengan data struktur sedimen yang ada. Pembuatan kolom stratigrafi didukung dengan hasil analisis paleontologi sehingga dapat dimasukkan data umur dan lingkungan pengendapan batuan, sehingga dapat diketahui uruturutan pembentukan batuan penyusun pada daerah penelitian.Penyusunan draft laporanPenyusunan draft laporan ini berdasarkan atas data lapangan dan data laboratorium. Draft laporan tersebut disajikan untuk menjelaskan peta lintasan dan lokasi pengamatan, peta geomorfologi, peta geologi, serta dalam bentuk uraian disertai dengan hasil pembahasan studi khusus yang diambil.1.5.4. Checking LokasiSetelah semua laporan telah diselesaikan, sebelum melakukan presentasi harus dilaksanakan checking lokasi bersama dengan dosen pembimbing.1.5.5. PresentasiHasil akhir dari penelitian ini akan dipertanggungjawabkan dalam suatu presentasi dihadapan mahasiswa dan dosen, baik dalam kolokium maupun dalam ujian skrpsi.1.6. Waktu penelitianPenelitian tugas akhir ini dilakukan dalam waktu sekitar 6 bulan yaitu dimulai pada minggu kedua bulan November 2008 sampai dengan bulan April 2009.1.7. Kendala-kendala dalam PenelitianDalam melakukan penelitian ini tidak selalu mulus, tetapi banyak berbagai kendala dan permasalahan. Khususnya ketika dilakukan pengamatan lapangan. Karena penelitian dilakukan pada musim penghujan, sehingga hal tersebut mempersulit dalam penelitian di lapangan khususnya dalam pemerian warna batuan yang berubah dalam kondisi basah. Selain itu, lokasi yang sekiranya terdapat singkapan yang baik sebagian besar telah ditata batu oleh warga setempat. 1.8. Peralatan dan Bahan PenelitianPeralatan yang akan digunakan selama mengadakan penelitian di lapangan adalah (lihat Gambar 3):Peta topografi skala 1 : 25.000, 27/100 Lembar Brosot dan 18/100 Lembar Bantul.Kompas geologi tipe Brunton sistem azimut 0-360, digunakan untuk penentuan bearing, pengukuran jurus dan perlapisan batuan, pengukuran struktur garis maupun struktur bidang, dan mengukur kemiringan lereng (slope)Palu geologi batuan sedimen merk Estwing, sebagai pemecah batuan dan dapat digunakan sebagai pembanding dalam pengambilan foto singkapanGPS merek Garmin tipe C 60, untuk penentuan posisi setiap lokasi pengamatan secara tepatLoupe dengan pembesaran 10x, digunakan untuk pengamatan batuan dalam pemerian di lapangan secara megaskopisLarutan HCI 0,1 N, untuk menetukan bahan penyemen pada suatu batuan sedimen, yang mana apabila batuan bereaksi dengan larutan HCl maka bahan penyemen batuan tersebut bersifat karbonatan, sedangkan apabila tidak bereaksi merupakan semen silika ataupun oksida besiKamera digital merek Fujifilm M-Pix, digunakan untuk pengambilan data gambar, baik singkapan batuan maupun geomorfologi daerah penelitianPita ukur, digunakan untuk mengukur ketebalan lapisan batuan dalam kegiatan pengukuran penampang stratigrafiTas lapangan, alat tulis, untuk melakukan pencatatan data lapangan pada buku lapangan serta pengeplotan lokasi pada peta,serta kantong sampel batuan, untuk sampel batuan yang diambil untuk bahan analisis agar sesuai dengan lokasi pengambian dan tidak tertukar dengan sampel batuan lainnyaSepeda motor dan jas hujanMikroskop binokuler fosil dengan pembesaran 10x dan 20x untuk determinasi fosilMikroskop polarisasi batuan merk Olympus dengan pembesaran 40x untuk analisis petrografi batuanMesh ukuran 40, 60, 80, 100, 150, dan 200 serta kuas cat, untuk mengayak fosil.Seperangkat komputer, untuk pembuatan peta dan laporan akhir1.7. Peneliti TerdahuluDaerah Kulonprogo telah dilakukan penelitian oleh peneliti-peneliti terdahulu, antara lain:Van Bemmelen (1949), dalam bukunya Geology of Indonesia yang membagi Pulau Jawa kedalam beberapa zona fisiografi, yaitu zona gunungapi kuarter, zona dataran aluvial jawa utara, zona antiklinorium Rembang-Madura, zona Bogor, Serayu utara, dan antiklinorium Kendeng, dome dan pegunungan pada pusat depresi, zona pusat depresi dan randublatung, serta zona pegunungan selatan.Raharjo, W, dkk (1977), telah membuat Peta Geologi Lembar Yogyakarta, dimana Daerah Kulonprogo termasuk di dalamnya. Daerah penelitian termasuk dalam Formasi Sentolo dengan batuan penyusun pada bagian atasnya berupa batugamping klastik dengan struktur sedimen berlapis. Pada penelitian tersebut juga diperoleh hasil gejala struktur yang berkembang di daerah penelitian adalan struktur antiklin dengan sumbu berarah baratdaya-timurlaut. Selain itu, juga terdapat endapan vulkanik Merapi Muda. Mulyaningsih, dkk (2006) telah melakukan penelitian yang berjudul Perkembangan Geologi pada Kuarter Awal di dataran Yogyakarta. Pada tulisan tersebut dijelaskan data umur lapisan lempung hitam. Dari data tersebut diinterpretasikan sebagai awal pengaruh pengendapan Gunung Merapi di dataran selatan Yogyakarta. Jadi, penelitian tersebut berhubungan dengan daerah penelitian karena sebagian besar daerah penelitian termasuk dalam endapan vulkanik Merapi Muda.