bab i pendahuluan 1.1. latar belakang...

12
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3, Pendidikan Nasional bertujuan untuk : “mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap dan kretif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab”. 1 Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut diperlukan kegiatan pendidikan. Salah satu diantaranya melalui pendidikan formal yaitu sekolah yang merupakan tempat mencari ilmu bagi peserta didik, serta tempat bagi guru mentransfer ilmu pengetahuannya kepada peserta didik. Salah satu komponen penting dalam melaksanakan pendidikan di sekolah adalah guru. tanpa adanya guru tidak mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik. Seorang guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Mulyasa menyatakan bahwa “peran guru dalam proses belajar mengajar (PBM) meliputi mendidik siswa, membelajarkan siswa, serta memberikan latihan kepada siswa” 2 . Kualitas seorang guru di dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari pelaksanaan kompetensi yang dimiliki. Charles dalam Mulyasa mengatakan “ kompetensi 1 Indonesia, Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Cipta Karya, Jakarta, hlm. 4. 2 Mulyasa, 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Remaja Rosdakarya; Bandung. hlm. 20.

Upload: nguyenthuy

Post on 20-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5564/2/T1_162009044_BAB I.pdf3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3,

Pendidikan Nasional bertujuan untuk :

“mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap dan

kretif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta

bertanggung jawab”.1

Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut diperlukan kegiatan pendidikan.

Salah satu diantaranya melalui pendidikan formal yaitu sekolah yang merupakan

tempat mencari ilmu bagi peserta didik, serta tempat bagi guru mentransfer ilmu

pengetahuannya kepada peserta didik. Salah satu komponen penting dalam

melaksanakan pendidikan di sekolah adalah guru. tanpa adanya guru tidak

mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

Seorang guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya

mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Mulyasa menyatakan bahwa “peran

guru dalam proses belajar mengajar (PBM) meliputi mendidik siswa,

membelajarkan siswa, serta memberikan latihan kepada siswa”2. Kualitas

seorang guru di dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari pelaksanaan

kompetensi yang dimiliki. Charles dalam Mulyasa mengatakan “ kompetensi

1 Indonesia, Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Cipta Karya, Jakarta, hlm. 4.

2 Mulyasa, 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Remaja Rosdakarya; Bandung.

hlm. 20.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5564/2/T1_162009044_BAB I.pdf3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

2

merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan

sesuai dengan kondisi yang diharapkan ” 3

Agar guru mampu melaksanakan kewajiban-kewajiban secara

bertanggungjawab dan layak, guru diharuskan mengusai kompetensi utama.

Adapun kompetensi utama yang harus dimiliki oleh seorang guru menurut

Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen meliputi “ kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi

professional .“4 Keempat kompetensi ini yang nantinya menjadi penentu berhasil

tidaknya guru dalam proses belajar mengajar di suatu sekolah.

Salah satu kompetensi yang berhubungan dengan pengelolaan

pembelajaran peserta didik yaitu kompetensi pedagogik. Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 tahun 2007 tentang standar

kualifikasi akademik dan kompetensi guru mengungkapkan bahwa dijelaskan

bahwa kompetensi pedagogik mencakup sepuluh kompetensi inti guru, yaitu:

“1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan

intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik.

3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata

pelajaran yang diampu.

4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk kepentingan pembelajaran.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimiliki.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun

dengan peserta didik.

3 Ibid. hlm. 25

4 Indonesia. 2007. Undang-Undang Guru dan Dosen UU RI No. 14 Tahun 2005, Sinar

Grafika; Jakarta. hlm 8.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5564/2/T1_162009044_BAB I.pdf3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

3

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan

hasil belajar.

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk

kepentingan pembelajaran.

10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan

kualitas pembelajaran.”5

Dari salah satu penguasaan kompetensi inti pedagogik guru menunjukkan

bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi tuntutan dalam

mengembangkan kompetensi pedagogik di era globalisasi. Dengan adanya

teknologi informasi maka semakin berkembang pula media pembelajaran yang

digunakan guru dan diharapan guru dapat memperbaharui sistem pendidikan yang

menyangkut semua inti aspek kompetensi pedagogik dari sistem tradisional

menjadi modern mengikuti perkembangan jaman. Pembaharuan media

pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Pembaharuan

tersebut diharapakan dapat meningkatkan efektivitas dari proses belajar mengajar

sehingga memunculkan komunikasi yang lebih interaktif antara guru dan peserta

didik dibandingkan dengan proses belajar yang masih menggunakan media

pembelajaran tradisional.

Media pembelajaran semakin menonjol apabila pembelajaran di sekolah

menggunaan peralatan, perlengkapan sekolah mulai disesuaikan dan dimbangi

dengan indikator pembelajaran. Media pembelajaran semakin berkembang seiring

dengan penggunaan berbagai jenis media sebagai alat bantu dalam proses belajar

mengajar dan guru dituntut untuk menguasai dan memanfaatkan media tersebut.

5 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 tahun 2007 tentang

standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. hlm. 18

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5564/2/T1_162009044_BAB I.pdf3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

4

Kemampuan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran dapat dilihat

dari pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki guru tentang media

pembelajaran. Media pembelajaran sangat banyak macam dan jenisnya. Guru

perlu memperhatikan keterkaitan antara media pembelajaran dengan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai. Guru dituntut memiliki keterampilan dalam

memilih, menggunakan dan membuat atau mendesain media pembelajaran sesuai

dengan indikator pembelajaran yang dapat memenuhi kriteria-kriteria sebagai

sebuah media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

Keberhasilan guru dalam penggunaan media pembelajaran dapat dilihat

dari keberhasilan penerima pesan (peserta didik) dalam menafsirkan pesan yang

diterimanya. Peserta didik memiliki kemampuan, keseriusan, kecepatan dalam

menerima dan pemahaman yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Guru

perlu mengambil keputusan bijak dalam memilih media pembelajaran yang paling

tepat dan mampu mengoptimalkan penggunaannya dalam proses belajar di kelas

sehingga tercapainya tujuan pendidikan nasional dan tujuan lembaga pendidikan.

Kecamatan Ambarawa merupakan kecamatan yang terletak di kabupaten

Semarang. Kecamatan Ambarawa mempunyai sekolah menengah pertama baik

negeri, swasta maupun madrasah tsanawiyah (MTs). Sekolah-sekolah ini didirikan

sebagai upaya peningkatan kualitas hidup melalui pendidikan di masing-masing

daerah. Sebagai Lembaga Pendidikan, pelaksanaan kompetensi pedagogik guru di

Kecamatan Ambarawa menggambarkan seperangkat tindakan yang didasarkan

profesionalisme seorang guru dalam melaksanakan tugas mengajar.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5564/2/T1_162009044_BAB I.pdf3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

5

Kecamatan Ambarawa memiliki lima Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan formal. Sekolah Menengah

Pertama (SMP) Negeri di Kecamatan Ambarawa antara lain Sekolah Menengah

Pertama (SMP) Negeri 1 Ambarawa, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2

Ambarawa, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Ambarawa, Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Ambarawa dan Sekolah Menengah Pertama

(SMP) Negeri 5 Ambarawa. Kelima Sekolah Menengah Pertama Negeri tersebut

mempunyai sertus enam puluh delapan orang guru. Seratus enam puluh delapan

orang guru ini terbagi atas 11 mata pelajaran disetiap sekolah. Satu dari sebelas

pelajaran yang diajarkan di lima sekolah menengah pertama negeri tersebut adalah

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu. Berdasarkan data yang

diambil pada setiap sekolah melalui wawancara dengan salah seorang guru, pada

sekolah menengah pertama negeri di Kecamatan Ambarawa, Jawa Tengah

mempunyai delapan belas orang guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) Terpadu.

Pelaksanaaan kompetensi pedagogik guru di Sekolah Menengah Pertama

(SMP) Negeri se kecamatan Ambarawa, salah satunya dapat terlihat dari

tersedianya media pembelajaran yang digunakan oleh guru guna menunjang

kegiatan belajar mengajar serta meningkatkan kemampuan guru.

1.2. Masalah Penelitian

Kedudukan guru sebagai tenaga yang berkompeten bertujuan sebagai

upaya perwujudan tujuan pendidikan nasional dengan melaksanakan tujuan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5564/2/T1_162009044_BAB I.pdf3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

6

pendidikan nasional tersebut. Dalam upaya melaksanakan tujuan pendidikan

nasional diperlukan sekolah sebagai fasilitas penunjang. Untuk mewujudkan

sekolah yang baik diperlukan sebuah sistem yang baik pula. Menurut Mac Donald

yang dikutip oleh Muhammad Joko Susilo,

“sistem persekolahan terbentuk atas empat subsistem

yaitu mengajar, belajar, pembelajaran dan kurikulum.

Mengajar merupakan kegiatan atau perlakuan

professional yang diberikan oleh guru. 6

Keempat subsistem ini saling berkaitan dan mempengaruhi. Salah satu

subsistem yang penting untuk diperhatikan oleh guru maupun peserta didik adalah

kurikulum.

Kurikulum memberikan pegangan bagi guru dalam pelaksanaan

pengajaran. Kurikulum yang digunakan guru adalah Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini dimulai pada tahun 2006 sehingga Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) biasa disebut dengan Kurikulum 2006.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan pengembangan dari

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

”KTSP merupakan kurikulum mandiri berdasarkan kebutuhan, kepentingan

masyarakat dan daerah”.7 KTSP memberikan keleluasaan pada pihak sekolah

dan guru untuk mengembangkan kurikulum, indikator, materi dan bahan ajar

sesuai dengan kebutuhan dan potensi sekolah masing-masing. Setiap pelajaran

yang wajib diajarkan menurut kurikulum, mempunyai standar isi dan standar

kompetensi lulusan masing-masing. Menurut Joko Susilo, “KTSP diolah dari

6 Muhammad Joko Susilo. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pustaka Pelajar;

Yogyakarta. hlm 80. 7 Martinis Yamin. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan.

Gaung Persada Press; Jakarta. hlm. 23.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5564/2/T1_162009044_BAB I.pdf3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

7

standar isi dan standar kompetensi lulusan, dalam hal ini masih menekankan

pada kompetensi-kompetensi tertentu dalam implementasinya disekolah”.8

Keberhasilan sebuah pendidikan, ditentukan oleh satu dari banyak hal yaitu

guru yang berkompeten untuk menghasilkan peserta didik yang berkompeten

sesuai dengan standar kompetensi lulusan. Guru yang berkompeten menurut

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 adalah

”guru yang dapat memenuhi empat kompetensi guru mata

pelajaran. Kompetensi tersebut ialah kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan

yang terakhir kompetensi professional”.9

Kompetensi yang berhubungan dengan pengelolaan pembelajaran peserta didik

yaitu kompetensi pedagogik.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 tahun

2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru mengungkapkan

bahwa kompetensi pedagogik mencakup sepuluh kompetensi inti guru, yaitu:

“1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan

intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik.

3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata

pelajaran yang diampu.

4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk kepentingan pembelajaran.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimiliki.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun

dengan peserta didik.

8 Muhammad Joko Susilo. op.cit. hlm 97.

9 Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16

Tahun 2007 dalam Undang-Undang Guru dan Dosen UU RI No. 14 Tahun 2005, Sinar Grafika;

Jakarta. hlm. 147-152.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5564/2/T1_162009044_BAB I.pdf3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

8

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan

hasil belajar.

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk

kepentingan pembelajaran.

10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan

kualitas pembelajaran.”10

Sebagai seorang guru hendaknya memiliki beberapa kompetensi yang harus

dimiliki untuk menjadi seorang guru profesional, salah satunya adalah kompetensi

pedagogik dimana inti dari kompetensi tersebut menyebutkan bahwa pemanfaatan

media teknologi informasi menjadi hal yang perlu dikuasai oleh seorang guru.

Kemampuan menguasai media pembelajaran oleh guru Sekolah Menengah

Pertama (SMP) Negeri se kecamatan Ambarawa akan tampak dalam cara

pemakaian media pembelajaran yang sudah dipersiapan guru guna mewujudkan

tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran menurut Permendiknas RI No. 52

Tahun 2008 tentang Standar Proses menyebutkan bahwa

“salah satu komponen dalam penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu adanya tujuan

pembelajaran yang di dalamnya menggambarkan proses

dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh

peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.”11

Tujuan pembelajaran hendaknya diletakkan dan dijadikan titik tolak berfikir guru

dalam menyusun sebuah Rencana Pembelajaran, yang akan mewarnai komponen-

komponen perencanaan lainnya baik itu metode pembelajaran maupun media

pembelajarannya.

10

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 tahun. op.cit. hlm. 18 11

Ibid. hlm.07

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5564/2/T1_162009044_BAB I.pdf3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

9

Media pembelajaran merupakan alat/benda yang digunakan dalam proses

pembelajaran untuk mempermudah guru dalam mengajar dan siswa belajar.

Menurut Bbm dalam Media pembelajaran Ilmu Pengeahuan Sosial (IPS) adalah

“suatu alat/benda yang digunakan oleh guru dan siswa

dalam proses pembelajaran IPS sehingga materi pelajaran

dapat sampai dan diterima oleh siswa secara utuh dan

mendalam (tidak verbalis).”12

Semakin baik penguasaan media pembelajaran oleh guru yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran akan semakin baik pula kemampuan guru tersebut

dalam mengolah pembelajaran menjadi suatu kegiatan yang efektif, efisien dan

menyenangkan sesuai dengan kurikulum yang diterapkan pada saat ini.

Sebagai sebuah lembaga pendidikan formal Sekolah Menengah Pertama

(SMP) Negeri se kecamatan Ambarawa juga tidak luput dari berbagai persoalan.

Persoalan yang dimaksud adalah kurangnya penguasaan guru terhadap media

pembelajaran yang mengakibatkan kegiatan pembelajaran berlangsung monoton

dan kurangnya pemahaman guru untuk menentukan media pembelajaran yang

akan digunakan dalam upaya mewujudkan tujuan pembelajaran.

Berdasarkan penelitian pendahuluan melalui metode wawancara dikelima

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kecamatan Ambarawa dapat ditemukan

gejala-gejala problematik adalah sebagai berikut :

1. Terdapat beberapa guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu takut dalam

menggunakan media pembelajaran yang berbasis elektronik seperti halnya

LCD karena tidak ada yang membimbing dalam hal penggunannya.

12

http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENDIDIKAN_IPS_DI_SD/BBM_5.pdf.

Diunduh pada tanggal 11 Februari 2014.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5564/2/T1_162009044_BAB I.pdf3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

10

2. Ada beberapa guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu dalam RPP yang

dibuat oleh guru tersebut menggunakan media pembelajaran tertentu, namun

pada praktiknya guru tersebut tidak menggunakan media pembelajaran

tersebut.

3. Ada beberapa siswa mengatakan bahwa terdapat beberapa guru Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu dalam penggunaan media pembelajaran

tidak sesuai dengan materi yang diajarkan.

4. Pemilihan media pembelajaran oleh guru tidak didasarkan pada karakteristik

siswa.

Dari gejala-gejala di atas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini

adalah seberapa jauh kemampuan penggunaan media pembelajaran di kalangan

guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu Sekolah Menengah Pertama (SMP)

se Kecamatan Ambarawa?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah untuk mengetahui

Kemampuan Penggunaan Media Pembelajaran Di Kalangan Guru Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Se

Kecamatan Ambarawa.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5564/2/T1_162009044_BAB I.pdf3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

11

1.4 Signifikasi Penelitian

1.4.1 Signifikansi Teori

Penelitian ini diharapkan dapat mendukung pendapat dari Mulyasa yang

mengatakan bahwa :

“Dalam pengembangan Standar Kompetensi-Kompetensi

Dasar, guru dan kepala sekolah dituntut untuk senantiasa

mengembangkan dan memperkaya diri dengan cara belajar

dan mencari informasi baru yang berkaitan dengan

pembelajaran dan peningkatan kualitas pendidikan pada

umumnya”.13

1.4.2 Signifikansi Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rujukan dan bahan

pertimbangan kepada Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di

Kecamatan Ambarawa, agar lebih memperhatikan kemampuan penggunaan media

pembelajaran oleh guru, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidik dan

peserta didik di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kecamatan

Ambarawa.

1.5 Keterbatasan Penelitian

Mengingat akan keterbatasan kemampuan, jangkauan penulis dalam

meneliti, perolehan ijin meneliti, dan waktu maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini yaitu hanya dilakukan di Sekolah Menengah

Pertama (SMP) Negeri di Kecamatan Ambarawa

13

Mulyasa, op.cit. hlm. 13.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5564/2/T1_162009044_BAB I.pdf3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

12

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini hanya pada Kemampuan Penggunaan Media

Pembelajaran Di Kalangan Guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Se Kecamatan Ambarawa.