bab i - elt: syahrial z. | english school jambi university€¦ · web viewpendahuluan . latar...

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti di SDN No.07/IX Lubuk Kuari, Pijoan pada kelas 3 yang jumlah siswanya sebanyak 15 orang dengan fasilitas yang terdapat di SD ini masih sangat minim, selain buku-buku yang tersedia di perpustakaan masih sangat kurang memadai tidak tersedianya media pembelajaran dan suasana kelas yang kurang nyaman membuat anak didik kurang bersemangat pada saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun salah satu komponen yang sangat penting dalam dunia pendidikan adalah guru. Dalam konteks ini guru mempunyai peranan yang sangat besar karena guru merupakan objek yang berhadapan langsung dengan peserta didik. Untuk itu di harapkan bahwa sebagai seorang guru kita harus di tuntut tidak hanya sekedar mampu mengajarkan anak didik saja, tetapi kita juga harus mampu membelajarkan anak didik dan itu dapat dilakukan dengan berbagai macam cara atuara lain : Melakukan pendekatan konteksulal (CTL) lain halnya dengan yang terjadi di SDN No 07/IX Lubuk Kuari Pijoan. Khususnya di kelas tiga, pada

Upload: dinhnhan

Post on 12-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I - ELT: SYAHRIAL Z. | English School Jambi University€¦ · Web viewPENDAHULUAN . Latar Belakang . Penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti di SDN No.07/IX Lubuk Kuari,

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti di SDN No.07/IX

Lubuk Kuari, Pijoan pada kelas 3 yang jumlah siswanya sebanyak 15 orang

dengan fasilitas yang terdapat di SD ini masih sangat minim, selain buku-

buku yang tersedia di perpustakaan masih sangat kurang memadai tidak

tersedianya media pembelajaran dan suasana kelas yang kurang nyaman

membuat anak didik kurang bersemangat pada saat proses pembelajaran

berlangsung.

Adapun salah satu komponen yang sangat penting dalam dunia

pendidikan adalah guru. Dalam konteks ini guru mempunyai peranan yang

sangat besar karena guru merupakan objek yang berhadapan langsung dengan

peserta didik. Untuk itu di harapkan bahwa sebagai seorang guru kita harus di

tuntut tidak hanya sekedar mampu mengajarkan anak didik saja, tetapi kita

juga harus mampu membelajarkan anak didik dan itu dapat dilakukan dengan

berbagai macam cara atuara lain : Melakukan pendekatan konteksulal (CTL)

lain halnya dengan yang terjadi di SDN No 07/IX Lubuk Kuari Pijoan.

Khususnya di kelas tiga, pada saat pembelajaran guru hanya menggunakan

fasilitas seadanya saja, yaitu berupa buku panduan dan LKS. Metode

pembelajarannya pun masih kurang bervariasi, hanya berupa metode

ceramah.

IPA (ilmu pengetahuan alam) merupakan mata pelajaran yang

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan fakta-fakta,

konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi IPA juga merupakan suatu

proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi

peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangannya lebih lanjut menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 2: BAB I - ELT: SYAHRIAL Z. | English School Jambi University€¦ · Web viewPENDAHULUAN . Latar Belakang . Penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti di SDN No.07/IX Lubuk Kuari,

Proses pembelajaran IPA sebaiknya dengan cara pemberian

pengalaman belajar secara langsung, dalam hal ini siswa di arahkan untuk

belajar secara inquiri, dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik

untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Pada dasarnya pelajaran IPA di anggap sehagai mata pelajaran yang mudah,

karena konsep-konsep materi ajarnya berhubungan dengan alam sekitar baik

secara langsung maupun tidak langsung. Dengan konsep yang alamiah secara

tidak langsung meningkatkan prestasi belajar siswa, karena siswa cepat

menguasai konsep-konsep pada hampir semua materi ajar, seperti yang terjadi

pada siswa kelas 3 SDN No.07/IX Lubuk Kuari Pijoan. Oleh karena itu,

sebagian besar siswa dapat di katakan berhasil menguasai konsep-konsep

dalam mata pelajaran IPA pada semester pertama ini karena nilai rata-rata 7.0

dapat diperoleh oleh hampir semua siswa pada materi yang di ajarkan. Akan

tetapi dengan seringnya siswa memperoleh hasil yang dapat dikatakan

sempurna dan dapat membuat siswa meremehkan mata pelajaran IPA.

Mereka mengaggap remeh dan bermalas-malasan dan kurang antusias

(bersemangat) ketika pembelajaran IPA, karena sebagian besar siswa

menganggap bahwa dirinya sudah bisa dan tidak perlu lagi belajar IPA.

Dengan kondisi tersebut dan jika dibiarkan terlalu lama dikhawatirkan

prestasi belajar siswa menurun.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian

yang berjudul: Meningkatkan Motivasi Balajar Siswa pada Mata Pelajaran

IPA di SDN No.07/IX Lubuk Kuari Pijoan” di Kelas 3 sebanyak 10 orang

siswa dari 15 siswa secara keseluruhan kurang bersemangat saat proses KBM

berlangsung.

Adapun ciri-ciri masalah:

1. Anak didik kurang bersemangat pada saat proses KBM berlangsung.

2. Anak didik sibuk bermain dengan aktivitasnya masing-masing tanpa

memperhatikan penjelasan guru di depan kelas.

3. Anak didik tidak dapat menjawab penanyaan yang dilontarkan guru.

Page 3: BAB I - ELT: SYAHRIAL Z. | English School Jambi University€¦ · Web viewPENDAHULUAN . Latar Belakang . Penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti di SDN No.07/IX Lubuk Kuari,

Penyebab masalah:

1. Guru tidak menggunakan pendekatan pembelajaran realistik.

2. Guru kurang kreatif dalam merancang model-model pembelajaran.

3. Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang komunikatif.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SDN No.

07/IX Lubuk Kuari Pijoan, pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan

pendekatan kontekstual (contextual teaching learning / CTL)?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengungkap pendekatan yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

kelas 3 SD N No. 07 / IX Lubuk Kuari Pijoan, pada mata pelajaran IPA.

2. Mengungkapkan suatu pendekatan yang dapat meningkatkan aktivitas dan

kreativitas siswa kelas II SDN No. 07/IX Lubuk Kuari Pijoan pada mata

pelajaran IPA.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi siswa

dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam

pembelajaran IPA, sehingga terbentuk lingkungan belajar yang lebih hidup

dan bermakna.

2. Bagi Guru

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru, yakni dapat

memberikan pengalaman dan wawasan bagi guru halnya dalam

pembelajaran, khususnya bagi siswa kelas rendah membutuhkan

pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan rasa nyaman dan rasa

Page 4: BAB I - ELT: SYAHRIAL Z. | English School Jambi University€¦ · Web viewPENDAHULUAN . Latar Belakang . Penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti di SDN No.07/IX Lubuk Kuari,

senang pada siswa, sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasi

siswa pada pembelajaran IPA.

3. Bagi Kepala Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk kebijakan dalam

upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran serta perlunya kerjasama

yang baik antara guru dengan kepala sekolah.

Page 5: BAB I - ELT: SYAHRIAL Z. | English School Jambi University€¦ · Web viewPENDAHULUAN . Latar Belakang . Penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti di SDN No.07/IX Lubuk Kuari,

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran IPA

IPA merupakan mata pelajaran yang diperlukan dalam kehidupan

sehari-hari untuk memenuhi kehidupan manusia melalui pemecahan-

pemecahan masalah yang dapat diidentifikasi (BNSP, 2006). Oleh karena itu

pembelajaran IPA menggunakan konsep pembelajaran yang alamiah.

Dalam pembelajaran IPA diperlukan motivasi, rangsangan dan

dorongan yang dapat membangkitkan gairah dan minat siswa terhadap mata

pelajaran tersebut. Hal-hal yang dapat memotivasi siswa dalam belajar antara

lain:

1. Anak yakin bahwa apa yang dipelajari akan bermanfaat bagi dirinya.

2. Situasi belajar yang menyenangkan.

Menurut M. Sobry Sutikno, motivasi berpangkal dari kata motif yang

dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Mc.

Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri sesesorang yang ditandai

dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya

tujuan.

Nasution (1992) mengungkapkan pengertian motivasi belajar, yaitu

kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Sedangkan

Nurhayati (1999, dalam Maulana. 2002) berpendapat bahwa motivasi belajar

adalah suatu dorongan atau usaha untuk menciptakan situasi, kondisi, dan

aktivitas belajar, karena didorong adanya kebutuhan untuk mencapai tujuan

belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan

dalam diri individu untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi ada dua, yaitu

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik, adalah motivasi

yang timbul dari dalam diri individu tanpa ada paksaan dari orang lain, tetapi

atas dasar kemauan sendiri. Motivasi ekstrinsik, adalah jenis motivasi yang

Page 6: BAB I - ELT: SYAHRIAL Z. | English School Jambi University€¦ · Web viewPENDAHULUAN . Latar Belakang . Penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti di SDN No.07/IX Lubuk Kuari,

timbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri individu atau motivasi yang

timbul karena pengaruh dari lingkungan.

Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan,

bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi,

yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran

sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak

terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada

disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.

Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka

motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dan luar dirinya mutlak

diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik

sehingga ia mau melakukan belajar.

Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk

menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:

1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik

Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu

seorang guru menjelaskan mengenai tujuan instruksional khusus yang

akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula

motivasi dalam belajar.

2. Hadiah

Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu

semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa

yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang

berprestasi.

3. Saingan/kompetisi

Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk

meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi

yang telah dicapai sebelumnya.

4. Pujian

Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan

penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.

Page 7: BAB I - ELT: SYAHRIAL Z. | English School Jambi University€¦ · Web viewPENDAHULUAN . Latar Belakang . Penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti di SDN No.07/IX Lubuk Kuari,

5. Hukuman

Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat

proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar

siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi

belajarnya.

6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar

Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta

didik.

7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.

8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun

kelompok.

9. Menggunakan metode yang bervariasi, dan

10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, meningkatkan motivasi belajar melibatkan

pihak-pihak sebagai berikut.

1. Siswa. Siswa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri untuk

meningkatkan motivasi belajar pada dirinya agar memperoleh hasil belajar

yang memuaskan. Motivasi berupa tekad yang kuat dari dalam diri siswa

untuk sukses secara akademis, akan membuat proses belajar semakin giat

dan penuh semangat.

2. Guru. Guru bertanggung jawab memperkuat motivasi belajar siswa lewat

penyajian bahan pelajaran, sanksi-sanksi dan hubungan pribadi dengan

siswanya. Dalam hal ini guru dapat melakukan apa yang disebut dengan

menggiatkan anak dalam belajar. Usaha-usaha yang digunakan dalam

menggiatkan adalah :

a. Mengemukakan pertanyaan;

b. Memberi ganjaran;

c. Memberi hadiah;

d. Memberi hukuman/sanksi;

Page 8: BAB I - ELT: SYAHRIAL Z. | English School Jambi University€¦ · Web viewPENDAHULUAN . Latar Belakang . Penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti di SDN No.07/IX Lubuk Kuari,

Kreativitas serta aktivitas guru harus mampu menjadi inspirasi bagi para

siswanya. Sehingga siswa akan lebih terpacu motivasinya untuk belajar,

berkarya, dan berkreasi.

3. Orang tua atau keluarga dan lingkungan tugas memotivasi belajar bukan

hanya tanggung jawab guru semata, tetapi orang tua juga berkewajiban

memotivasi anak untuk lebih giat belajar. Selain itu motivasi sosial dapat

timbul dari orang-orang lain di sekitar siswa, seperti dari tetangga, sanak

saudara atau teman bermain.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Belajar merupakan hal yang kompleks. Apabila ini dikaitkan dengan

hasil belajar siswa. ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

Menurut Suryabrata (1989:142), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar digolongkan menjadi 3, yaitu: faktor dari dalam, faktor dari luar dan

faktor instrumen.

Faktor dari dalam, yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar

yang berasal dari siswa yang sedang belajar. Faktor-faktor ini meliputi:

1. Fisiologi, meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca

indra. Anak yang segar jasmaninya akan lebih mudah proses belajarnya.

Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya di

bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi. Kondisi panca indra yang

baik akan memudahkan anak dalam proses belajar.

2. Kondisi psikologis, yaitu beberapa faktor psikologis utama yang dapat

mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah kecerdasan, bakat, minat,

motivasi, emosi dan kemampuan kognitif.

a. Faktor kecerdasan yang dibawa individu mempengaruhi belajar siswa.

Semakin individu itu mempunyai tingkat kecerdasan tinggi, maka

belajar yang dilakukannya akan semakin mudah dan cepat. Sebaliknya

semakin individu itu memiliki tingkat kecerdasan rendah, maka

belajarnya akan lambat dan mengalami kesulitan belajar.

Page 9: BAB I - ELT: SYAHRIAL Z. | English School Jambi University€¦ · Web viewPENDAHULUAN . Latar Belakang . Penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti di SDN No.07/IX Lubuk Kuari,

b. Bakat individu satu dengan lainnya tidak sama, sehingga menimbulkan

belajarnya pun berbeda. Bakat merupakan kemampuan awal anak yang

dibawa sejak lahir.

c. Minat individu merupakan ketertarikan individu terhadap sesuatu.

Minat belajar siswa yang tinggi menyebabkan belajar siswa lebih

mudah dan cepat.

d. Motivasi belajar antara siswa yang satu dengan siswa lainnya tidaklah

sama. Adapun pengertian motivasi belajar adalah "Sesuatu yang

menyebabkan kegiatan belajar terwujud". Motivasi belajar dipengaruhi

oleh beberapa faktor, antara lain: cita-cita siswa, kemampuan belajar

siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam

belajar dan upaya guru membelajarkan siswa.

e. Emosi merupakan kondisi psikologi (ilmu jiwa) individu untuk

melakukan kegiatan, dalam hal ini adalah untuk belajar. Kondisi

psikologis siswa yang mempengaruhi belajar antara lain: perasaan

senang, kemarahan, kejengkelan, kecemasan dan lain-lain.

f. Kemampuan kognitif siswa yang mempengaruhi belajar mulai dari

aspek pengamatan, perhatian, ingatan, dan daya pikir siswa.

Faktor dari luar, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-faktor ini meliputi:

1. Lingkungan alami

Lingkungan alami yaitu faktor yang mempengaruhi dalam proses

belajar misalnya keadaan udara, cuaca, waktu, tempat atau gedungnya,

alat-alat yang dipakai untuk belajar seperti alat-alat pelajaran.

a. Keadaan udara mempengaruhi proses belajar siswa. Apabila udara

terlalu lembab atau kering kurang membantu siswa dalam belajar.

Keadaan udara yang cukup nyaman dilingkungan belajar siswa akan

membantu siswa untuk belajar dengan lebih baik.

b. Waktu belajar mempengaruhi proses belajar siswa misalnya:

pembagian waktu siswa untuk belajar dalam satu hari.

Page 10: BAB I - ELT: SYAHRIAL Z. | English School Jambi University€¦ · Web viewPENDAHULUAN . Latar Belakang . Penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti di SDN No.07/IX Lubuk Kuari,

c. Cuaca yang terang benderang dengan cuaca yang mendung akan

berbeda bagi siswa untuk belajar. Cuaca yang nyaman bagi siswa

membantu siswa untuk lebih nyaman dalam belajar.

d. Tempat atau gedung sekolah mempengaruhi belajar siswa. Gedung

sekolah yang efektif untuk belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut

letaknya jauh dari tempat-tempat keramaian (pasar, gedung bioskop,

bar, pabrik dan lain-lain), tidak menghadap ke jalan raya, tidak dekat

dengan sungai dan sebagainya yang membahayakan keselamatan

siswa.

e. Alat-alat pelajaran yang digunakan baik itu perangkat lunak (misalnya.

program presentasi) ataupun perangkat keras (misalnya Laptop, LCD).

2. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial di sini adalah rnanusia atau sesama manusia,

baik manusia itu ada (kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir.

Kehadiran orang lain pada waktu sedang belajar, sering kali mengganggu

aktivitas belajar. Dalam lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar

siswa ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: (1) lingkungan sosial siswa

di rumah yang meliputi seluruh anggota keluarga yang terdiri atas: ayah.

ibu, kakak atau adik serta anggota keluarga lainnya. (2) lingkungan sosial

siswa di sekolah yaitu: teman sebaya, teman lain kelas, guru, kepala

sekolah serta karyawan lainnya, dan (3) lingkungan sosial dalam

masyarakat yang terdiri atas seluruh anggota masyarakat.

Faktor instrumental adalah faktor yang adanya dan penggunaannya

dirancang sesuai dengan hasil yang diharapkan. Faktor instrumen ini antara

lain: kurikulum, struktur program, sarana dan prasarana, serta guru. Faktor

instrumen yang berkaitan dengan sarana dan prasarana pembelajaran adalah

media pembelajaran.

Motivasi sangat menentukan hasil belajar siswa, oleh karena untuk

membangkitkan kembali minat siswa terhadap mata pelajaran IPA, maka

seorang guru harus terlebih dahulu membangkitkan motivasi belajar siswa.

Page 11: BAB I - ELT: SYAHRIAL Z. | English School Jambi University€¦ · Web viewPENDAHULUAN . Latar Belakang . Penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti di SDN No.07/IX Lubuk Kuari,

Guru harus menumbuhkan kembali semangat siswa dalam belajar dan

meminimalisir kejenuhan siswa terhadap mata pelajaran IPA.

Dalam meningkatkan motivasi belajar anak dengan memakai

pendekatan pembelajaran yang inovatif dengan sarana dan prasarana belajar

yang kondusif. Dalam hal ini guru dapat menyelipkan tantangan dalam

pembelajaran, sehingga siswa dapat tertantang dan mengurangi kebosanan

siswa pada mata pelajaran tersebut.

Peningkatan motivasi belajar menggairahkan siswa dalam belajar dapat

dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang efektif dan

inovatif Dalam hal ini, guru dapat menggunakan pendekatan kontekstual

(Contextual Teaching Learning (CTL)).

Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL)

merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi

yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat (Depdiknas, 2002).

Menurut Dr. Zolazlan Hamidi (2001), kaidah pendekatan kontekstual

atau Contextual Teaching Learning (CTL) adalah proses pembelajaran yang

merangkumkan contoh yang diterbitkan daripada pengalaman harian dalam

kehidupan pribadi masyarakat serta profesion dan menyajikan aplikasi hands-

on yang konkrit (nyata) tentang bahan yang akan dipelajari.

Pendekatan kontekstual memilki tujuh komponen. antara lain:

1. Konstruktivisme (Constructivisme)

Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih

bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan

mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.

2. Menemukan (Inquiry)

Guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang merajuk pada

kegiatan menemukan apapun materi yang diajarkannya.

Page 12: BAB I - ELT: SYAHRIAL Z. | English School Jambi University€¦ · Web viewPENDAHULUAN . Latar Belakang . Penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti di SDN No.07/IX Lubuk Kuari,

3. Bertanya (Questioning)

Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan kegiatan bertanya.

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Menciptakan masyarakat belajar dengan pembentukan kelompok-

kelompok belajar yang anggotanya heterogen.

5. Pemodelan (Modeling)

Guru menghadirkan model sebagai contoh atau media dalam

pembelajaran.

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi dilakukan pada akhir pertemuan, misalnya dengan

mencatat hal-hal yang telah dipelajari diskusi, maupun hasil karya.

7. Autentik Asesmen (Authentic Assessment)

Melakukan authentic assessment (penilaian sebenarnya) dengan

berbagai cara, baik dalam proses maupun hasil sebagai tolok ukur

keberhasilan pembelajaran.

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual bertujuan untuk

membekali siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan

(ditransfer) dari suatu permasalahan ke permasalahan lain, dari suau konteks

ke konteks lain (Suara Merdeka, 16 Februari 2004).

Pendekaan kontekstual sangat cocok digunakan dalam mata pelajaran

IPA karena dalam hal ini kaidah kontekstual lebih bertumpu pada usaha guru

sebagai pembimbing (fasilitator) yang membimbing siswa ke arah

pembentukan daya pikir siswa melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang

bersifat alamiah yang bersumber dari pengalaman siswa. Dengan pengalaman

siswa yang tumbuh dari lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar

merupakan material yang sangat berharga, dan dapat dikembangkan dalam

pembelajaran. Dengan kegiatan pendekatan kontekstual tersebut, diharapkan

dapat mengurangi rasa jenuh siswa terhadadap mata pelajaran IPA. Dengan

kurangnya atau bahkan hilangnya rasa jenuh siswa terhadap mata pelajaran

IPA, maka dapat membangkitkan kembali minat siswa terhadap pembelajaran

IPA.

Page 13: BAB I - ELT: SYAHRIAL Z. | English School Jambi University€¦ · Web viewPENDAHULUAN . Latar Belakang . Penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti di SDN No.07/IX Lubuk Kuari,

2.2 Kerangka Bertikir

Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat secara teori hubungan sebab

akibat antara variabel dependen dan variabel independen, bahwa semakin

sering kita pendekatan kontekstual dan dapat mengaplikasikan secara

langsung kepada anak didik dalam proses pembelajaran, maka semakin baik

pula hasil yang akan dicapai oleh anak didik dalam pembelajaran.

2.3 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian dan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dengan pendekatan contextual teaching learning (CTL) diharapkan

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III SDN No. 07/IX Lubuk

Kuari Pijoan, pada mata pelajaran IPA.

Page 14: BAB I - ELT: SYAHRIAL Z. | English School Jambi University€¦ · Web viewPENDAHULUAN . Latar Belakang . Penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti di SDN No.07/IX Lubuk Kuari,

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN No. 07/IX Luhuk Kuari

Pijuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 3 yang berjumlah 14 orang, 5

orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Mereka rata-rata berumur 9-10 tahun.

Dari hasil pengamatan peneliti di lapangan, menunjukkan bahwa

sebagian besar orang tua anak SDN No. 07/IX Lubuk Kuari itu bermata

pencaharian sebagai petani dan wiraswasta, sehingga sebagian besar orang tua

mereka tergolong pada perekonomian menengah ke bawah.

3.2 Prosedur Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 3 siklus, setiap siklus terdiri

dari 4 fase, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

3.2.1 Perencanaan

Perencanaan penelitian ini, peneliti melakukan enam kegiatan

utama, yaitu:

• Meneliti kelas

• Merumuskan penelitian

• Melakukan tindakan

• Membuat RPP perbaikan

• Membuat lembaran observasi

• Menentukan jadwal penelitian

• Membuat matrix

a. Meneliti kelas

Penelitian ini dilakukan di SD No. 07/IX Lubuk Kuari Pijoan Kelas

3, jumlah siswa sebanyak 14 orang.

b. Merumuskan penelitian

Bagaimana meningkatkan motivasi siswa pada mata pelajaran IPA

dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

Page 15: BAB I - ELT: SYAHRIAL Z. | English School Jambi University€¦ · Web viewPENDAHULUAN . Latar Belakang . Penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti di SDN No.07/IX Lubuk Kuari,

c. Melakukan tindakan

Penelitian ini akan dilakukan dalam 3 siklus, namun RPP yang

dilakukan baru 1 siklus, yaitu 3 RPP.

d. Membuat lembaran observasi

Observasi dilakukan untuk mengambil perubahan data, dan yang

diamati proses dalam pembelajaran.

e. Menentukan jadwal penelitian

f. Membuat matrix

3.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan pada pembelajaran IPA.

3.2.3 Observasi

Observasi dilakukan bersama dengan dilaksanakannya tindakan

observasi dilakukan mengumpulkan data kerja guru dan aktivitas siswa

selama proses pembelajaran.

3.2.4 Refleksi

Page 16: BAB I - ELT: SYAHRIAL Z. | English School Jambi University€¦ · Web viewPENDAHULUAN . Latar Belakang . Penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti di SDN No.07/IX Lubuk Kuari,

Peneliti menganalisis sesuai informasi yang terekam selama proses

pembelajaran, melalui format observasi dan hasil evaluasi yang

dilakukan.

Format Penilaian