bab 2 kajian pustaka - abstrak.ta.uns.ac.id · mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. tesis...

20
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan pustaka ini dipilih beberapa tulisan yang berkaitan dengan pembahasan analisis tipografi seperti penelitian-penelitian terdahulu, baik dalam bentuk skripsi, tesis, disertasi maupun jurnal. Karena tipografi dapat diterapkan untuk segala bidang keilmuan, di beberapa tempat pasti sudah ada yang mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi Bandung. Penelitian berjudul Kajian Huruf dan Tipografi pada Majalah Indie (studi kasus: majalah Trolley). Dianalisis dengan metode penelitian kualitatif, yang berdasar pada jenis penelitian deskriptif dan didukung oleh teknik pengumpulan data melalui cara studi literatur dan studi lapangan dengan wawancara, pengamatan, survey dan analisis data. Menyimpulkan bahwa huruf dan tipografi pada majalah indie tidak mengikuti aturan-aturan yang sesuai untuk sebuah halaman publikasi (majalah) pada umumnya. Hal ini didasari karena konsep gaya hidup komunitas indie berbeda prinsip dengan masyarakat pada umumnya. Skripsi Nurysta Tresna Sundi (2012) Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian berjudul Kajian Visual Desain pada Kaos Pariwisata Pantai Pangandaran. Desain yang dibuat pada kaos banyak yang menampilkan gambar-gambar dan tipografi yang disusun dengan layout tertentu oleh karena itu rumusan masalah dan tujuan dalam penelitian ini adalah

Upload: phamthu

Post on 21-Mar-2019

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi ... tertentu

10  

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

Dalam tinjauan pustaka ini dipilih beberapa tulisan yang berkaitan dengan

pembahasan analisis tipografi seperti penelitian-penelitian terdahulu, baik dalam

bentuk skripsi, tesis, disertasi maupun jurnal. Karena tipografi dapat diterapkan

untuk segala bidang keilmuan, di beberapa tempat pasti sudah ada yang

mengangkat judul tentang pengkajian tipografi.

Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi

Bandung. Penelitian berjudul Kajian Huruf dan Tipografi pada Majalah Indie

(studi kasus: majalah Trolley). Dianalisis dengan metode penelitian kualitatif,

yang berdasar pada jenis penelitian deskriptif dan didukung oleh teknik

pengumpulan data melalui cara studi literatur dan studi lapangan dengan

wawancara, pengamatan, survey dan analisis data. Menyimpulkan bahwa huruf

dan tipografi pada majalah indie tidak mengikuti aturan-aturan yang sesuai untuk

sebuah halaman publikasi (majalah) pada umumnya. Hal ini didasari karena

konsep gaya hidup komunitas indie berbeda prinsip dengan masyarakat pada

umumnya.

Skripsi Nurysta Tresna Sundi (2012) Jurusan Pendidikan Seni Rupa,

Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian berjudul    Kajian Visual Desain pada

Kaos Pariwisata Pantai Pangandaran. Desain yang dibuat pada kaos banyak

yang menampilkan gambar-gambar dan tipografi yang disusun dengan layout

tertentu oleh karena itu rumusan masalah dan tujuan dalam penelitian ini adalah

Page 2: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi ... tertentu

11  

 

untuk mengetahui: bagaimana desain tipografi, gambar, serta komposisi layout-

nya yang ada pada kaos pariwisata pantai Pangandaran. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-analitis dengan pendekatan

kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari observasi,

wawancara, dokumen, dan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa: aspek tipografi meliputi jenis/klasifikasi huruf yang

digunakan sebelum tahun 2012 lebih didominasi dengan jenis huruf sans serif,

aspek desain gambar yang terdapat pada kaos lebih bersifat ilustratif.

Berdasarkan penelitian diatas, maka kebaruan penelitian pembahasan

desain tipografi pada kaos distro menggunakan kajian semiotika. Dalam tulisan

ini akan menggunakan teori Peirce untuk melihat sebuah sign/tanda (ikon, indeks,

simbol). Metode pembacaan ini akan diaplikasikan pada produk kaos distro di

Kota Surakarta, antara lain distro PasoepatiNet, distro Djatie, distro Racer Tees

201m, distro Sinkkink Pride, dan distro Belukar.

1. Kaos

Kaos merupakan salah satu jenis pakaian yang sederhana untuk tubuh

bagian atas. Kaos merupakan jenis pakaian yang menutupi sebagian lengan,

seluruh dada, bahu, dan perut. Pada umumnya kaos tidak memiliki kancing, kerah,

ataupun saku, berlengan pendek (melewati bahu hingga sepanjang siku) dan

berleher bundar (Rahardjo, 2012:66). Dalam perjalanannya, bentuk dan ciri kaos

ini pun mulai mengalami banyak perubahan sesuai dengan perkembangan zaman.

Sekarang bisa ditemukan banyak kaos yang telah dimodifikasi modelnya menjadi

berlengan panjang, berkerah, ataupun bersaku dan berkancing. Bahan yang

Page 3: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi ... tertentu

12  

 

umumnya digunakan untuk membuat kaos adalah katun atau poliester atau

gabungan keduanya. Mode kaos meliputi mode untuk wanita dan pria.

Keuntungan lain dari kaos adalah dapat dipakai oleh semua golongan usia: bayi,

anak-anak, remaja, ataupun orang tua.

Pada mulanya kaos digunakan sebagai pakaian dalam, namun sekarang

juga digunakan untuk pakaian luar. Kaos pun menjadi umum dilihat saat

dikenakan oleh para veteran militer setelah perang dunia kedua. Kaos kemudian

menjadi lebih populer pada 1950-an setelah Marlon Brando mengenakannya

dalam sebuah film yang berjudul “A Street Named Desired”. Setelah itu, kaos

mencapai status yang lebih tinggi, berdiri sendiri dan menjadi bagian dari budaya

mode (Rahardjo, 2012:67).

2. Distro

Distro merupakan singkatan dari distribution store yang berarti toko

distribusi. Distro adalah jenis toko di Indonesia yang menjual pakaian dan

aksesori yang dititipkan oleh pembuat pakaian atau diproduksi sendiri. Distro

umumnya merupakan Industri Kecil dan Menengah (IKM) sandang dengan merek

independen yang dikembangkan dikalangan anak muda. Produk yang dihasilkan

oleh distro diusahakan untuk tidak diproduksi secara massal, sehingga sifat

eksklusifitas suatu produk dapat dipertahankan (Rachmawati, 2008:2).

Distro sangat erat kaitannya dengan kreativitas anak muda dalam

mendesain produk untuk komunitas anak muda itu sendiri. Distro mengusung ciri

khas tersendiri dan membangun komunitas yang setia mengunjungi distro

tersebut. Sejalan dengan kreatifitas anak muda yang ingin tampil beda, mereka

Page 4: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi ... tertentu

13  

 

terus bergerak menciptakan kreasi-kreasi baru bagi komunitasnya dan mampu

memproduksi kebutuhan mereka secara mandiri sehingga tidak bergantung pada

produk impor yang diproduksi oleh industri mapan (Widyatmoko, 2007:203).

Distro pada mulanya tumbuh dan berkembang di kalangan pelaku musik

indie. Distro ini dimaksudkan sebagai tempat menjual semua produk dari band

indie, mulai dari kaset, CD dan barang dagangan lain dari band tersebut seperti

pin, stiker, dan kaos. Distro sudah ada sejak tahun 1993, namun baru berkembang

penuh pada tahun 1998. Distro lahir karena keinginan anak muda untuk

membangun identitas dan kebebasan dalam mengekspresikan dirinya, namun

dalam kondisi yang serba terbatas. Perkembangan tersebut didorong pula oleh

krisis keuangan yang melanda Indonesia, sehingga anak muda tidak mampu lagi

membeli barang impor sebagai penanda identitas. Mereka menciptakan sendiri

perlengkapan komunitasnya dengan modal yang relatif terbatas. Awal mulanya

produk-produk tersebut diciptakan bukan untuk tujuan bisnis, melainkan untuk

identitas diri. Distro mengutamakan nilai keunikan yang ada pada produk-produk

yang dijualnya sehingga produk yang dijual diproduksi dalam jumlah yang sangat

terbatas/non masal (Rahardjo, 2012:72).

3. Tipografi

Ada banyak sekali typeface yang tersedia di dunia ini, tujuan klasifikasi

adalah untuk memudahkan orang lain dalam mengidentifikasi dan memilih

typeface1 yang akan digunakan serta menjadi acuan atau pembanding bila ingin

mendesain huruf berdasarkan sejarah dan bentuk huruf. Tujuan dari klasifikasi

                                                                                                                         1   Typeface adalah karakter-karakter yang didesain khusus untuk digunakan bersama-sama (Surianto Rustan, 2011:18)  

Page 5: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi ... tertentu

14  

 

adalah untuk memudahkan orang dalam mengidentifikasi dan memilih typeface

yang akan digunakan. Ada berbagai metode yang digunakan sejak dulu untuk

mengelompokkan typeface. Alexander Lawson memperkenalkan klasifikasi

huruf yang dikelompokkan berdasarkan sejarah dan bentuk huruf (Rustan,

2011:46)

Black Letter

Desain karakter Black Letter dibuat berdasarkan bentuk huruf dari tulisan

tangan yang populer pada masanya (abad pertengahan) di Jerman (gaya Gothic)

dan Irlandia (gaya Celtic). Ditulis menggunakan pena berujung lebar sehingga

menghasilkan kontras tebal-tipis yang kuat. Untuk menghemat media

(kertas/kulit), karakter ditulis berdempet-dempetan, sehingga hasil

keseluruhannya berkesan gelap, berat dan hitam, inilah awal mula istilah Black

Letter (Rustan, 2011:47).

Gambar 1. Huruf Black Letter Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:47

Humanist

Di Italia, orang tidak menggunakan typeface bergaya Black Letter,

melainkan Roman/Romawi kuno yang negative space-nya cukup banyak

sehingga tulisan tampak lebih terang dan ringan, karenanya gaya Humanist

mendapat julukan White Letter. Humanist mulai muncul tahun 1469, kelompok

Page 6: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi ... tertentu

15  

 

typeface ini diberi nama demikian karena memiliki goresan lembut dan organic

seperti tulisan tangan. Disebut juga Venetian karena jenis huruf Humanist

pertama dibuat di Venesia, Italia (Rustan, 2011:47).

Gambar 2. Huruf Humanist Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:47

Old Style

Kemahiran dan tingkat akurasi para pembuat huruf makin lama

makin meningkat, buku cetakan makin banyak, kebutuhan akan bentuk huruf

yang mirip tulisan tangan makin berkurang. Faktor- faktor itu mendorong

munculnya gaya baru di abad 15: Old Style. Karakter-karakter pada kelompok

typeface ini presisi, lebih lancip, lebih kontras dan berkesan lebih ringan,

menjauhi bentuk-bentuk kaligrafis/ tulisan tangan. Gaya Old Style mendominasi

industri percetakan selama kurang lebih 200 tahun (Rustan, 2011:47).

Gambar 3. Huruf Old Style Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:47

Page 7: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi ... tertentu

16  

 

Transitional

Pada abad 17 muncul kelompok typeface dengan gaya baru yang dibuat

berdasarkan perhitungan secara ilmiah dan prinsip-prinsip matematika, makin

menjauh dari sifat kaligrafis/tulisan tangan. Gaya Transitional pertama diciptakan

sekitar tahun 1692 oleh Philip Grandjean, dinamakan Roman du Roi, atau

typeface Raja, karena dibuat atas perintah Raja Louis XIV. Kelompok ini disebut

Transitional karena berada antara Old Style dan Modern (Rustan, 2011:48).

Gambar 4. Huruf Transitional Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:48

Modern

Dinamakan modern karena kemunculan typeface ini pada akhir abad 17,

menuju era yang disebut Modern Age, sehingga diberi nama Modern. Ciri-cirinya

hampir lepas sama sekali dari sifat kaligrafis typeface pendahulunya (Rustan,

2011:48).

Gambar 5. Huruf Modern Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:48

Page 8: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi ... tertentu

17  

 

Slab Serif

Munculnya sekitar abad 19, kelompok bergaya Slab Serif awalnya

digunakan sebagai display type untuk menarik perhatian pembaca poster iklan dan

flier. Disebut juga Egyptian karena bentuknya yang berkesan berat dan horizontal,

mirip dengan gaya seni dan arsitektur Mesir kuno (Rustan, 2011:48).

Gambar 6. Huruf Slab Serif Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:48

Sans Serif

Jenis huruf ini berciri Sans Serif/tanpa Serif mulai muncul tahun 1816

sebagai display type dan sangat tidak popular di masyarakat karena pada saat itu

dianggap tidak trendi sehingga dinamakan Grotesque, yang artinya lucu/aneh.

Sans Serif mulai popular pada awal abad 20, saat para desainer mencari bentuk-

bentuk ekspresi baru yang mewakili setiap penolakan terhadap nilai-nilai lama,

yaitu pengkotakkan masyarakat dalam kelas-kelas tertentu. Gerakan yang disebut

dengan Modern Art Movement ini mulai menghapus dekorasi dan hiasan yang

berlebihan pada desain, yang pada saat itu dianggap menyimbolkan golongan

kaya dan penguasa (Rustan, 2011:49).

Page 9: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi ... tertentu

18  

 

Gambar 7. Huruf Sans Serif Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:49

Script dan Cursive

Script dan Cursive bentuknya didesain menyerupai tulisan tangan, ada

yang seperti goresan kuasa atau pena kaligrafi. Kalau Script huruf-huruf kecilnya

saling menyambung, sedangkan Cursive tidak. Script maupun Cursive didesain

untuk digunakan dalam teks yang memadukan huruf besar kecil, bukan huruf

besar semua (Rustan, 2011:50).

Gambar 8. Huruf Script dan Cursive Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:50

Display

Kelompok bergaya Display pertama muncul sekitar abad 19 dan semakin

banyak karena teknologi pembuatan yang makin murah. Saat itu jenis huruf

Page 10: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi ... tertentu

19  

 

Display sangat dibutuhkan dunia periklanan untuk menarik perhatian pembaca.

Display type dibuat dalam ukuran besar dan diberi ornamen-ornamen yang indah,

bukan memprioritaskan keterbacaannya melainkan keindahaannya (Rustan,

2011:50).

Gambar 9. Huruf Display Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:50

Ornamen Dingbats

Tipografi tidak hanya tentang huruf saja, ada beberapa ornament di

tipografi yang berbentuk sebuah gambar ataupun ikon tertentu, salah satunya

adalah Dingbats. Dingbats adalah satu set karakter khusus berisikan simbol,

gambar dan ornamen-ornamen lain. Biasanya dingbats merupakan tambahan dari

suatu font, tapi ada juga desainer yang membuat font khusus dingbats. Contoh

dingbats : Info Pict, Ginger Icon. (Rustan, 2011:67).

Gambar. 10. Ornamen Dingbats Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:67

Font Doodle Cushions adalah salah satu contoh font dingbats berupa

bentuk simbol. Simbol yang dihasilkan menampilkan visual bentuk yang sering

Page 11: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi ... tertentu

20  

 

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya simbol keagamaan

digambarkan bentuk salib, simbol perdamain berupa gambar peace sign, simbol

kematian berupa gambar tengkorak, simbol peperangan digambarkan bentuk bom,

dan masih banyak lainnya. Selain digunakan untuk keperluan digital, font ini

dapat dipergunakan dalam bidang lainnya.

Gambar 11. Font Doodle Cushions Sumber : www.thomasmakesstaff.com/doodle-cushions/

Font dingbats karya Didik Pratikno mengolah beragam visual yang lekat

dengan tanah air, diantaranya wajah para pahlawan, karakter wayang, hingga

rumah-rumah adat nusantara. Dingbats Perangko Wayang ini lebih condong

dalam bentuk ikonik daripada bentuk alphabet. Dalam pembuatan jenis font ini

dibuat berdasarkan tema, kemudian mencari objek-objek yang seragam dari tema

dingbats yang dibuat. Font karya Didik Pratikno ini dibuat untuk desain gambar

perangko.

Page 12: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi ... tertentu

21  

 

Gambar 12. Font Perangko Wayang Sumber : www.fontsi.com/puppet-theatre-perangko-wayang/

B. Landasan Teori

Kajian teori ini berisi tentang pemikiran-pemikiran atau teori-teori yang

berkaitan dengan kajian desain tipografi kaos distro, maka dalam pengkajian ini

menggunakan pendekatan semiotika. Teori adalah suatu perangkat andaian

mengenai masyarakat, gejala sosial, dan tingkah laku manusia. Teori itu adalah

hasil pengamatan tentang kehidupan sosial dalam satu pola yang terpadu

(Ranjabar, 2006:3). Secara umum teori yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teori Peirce.

1. Semiotika Peirce

Semiotika berasal dari kata Yunani : semeion, yang berarti tanda.

Pandangan Piliang, penjelajahan semiotika sebagai metode kajian kedalam

pelbagai cabang ilmu dimungkinkan karena ada kecenderungan untuk

memandang pelbagai wacana sosial sebagai fenomena bahasa. Bahasa dijadikan

model dalam pelbagai wacana sosial. Berdasarkan pandangan semiotika, bila

seluruh praktik sosial dapat dianggap sebagai fenomena bahasa, maka semuanya

dapat juga dipandang sebagai tanda. Hal ini dimungkinkan karena luasnya

Page 13: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi ... tertentu

22  

 

pengertian tanda itu sendiri (Piliang, 1998:262)

Peirce menyebut ilmu yang dibangunnya semiotika (semiotic). Bagi

Peirce yang ahli filsafat dan logika, penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat

tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Dalam pikirannya,

logika sama dengan semiotika dan semiotika dapat diterapkan dalam segala tanda

(Barger,2000:11-22)

Merujuk teori Peirce (Noth, 1995:45), tanda-tanda dalam gambar dapat

digolongkan kedalam ikon, indeks dan simbol. Ikon adalah tanda yang mirip

dengan objek yang diwakilinya. Dapat pula dikatakan, ikon adalah tanda yang

memiliki ciri-ciri yang sama apa yang dimaksudkan. Indeks merupakan tanda

yang memiliki hubungan sebab akibat dengan apa yang diwakilinya atau disebut

juga tanda sebagai bukti. Simbol merupakan tanda berdasarkan konvensi,

peraturan, atau perjanjian yang disepakati bersama. Simbol baru dapat dipahami

jika seseorang sudah mengerti arti yang sudah disepakati sebelumnya.

Ikon, indeks, simbol merupakan perangkat hubungan antara dasar

(bentuk), objek (referent), dan konsep (interpretantt/reference). Bentuk biasanya

menimbulkan persepsi dan setelah dihubungkan dengan objek akan menimbulkan

interpretant. Proses ini merupakan proses kognitif dan terjadi dalam pemahaman

pesan iklan.

Tanda dalam kehidupan manusia bisa tanda gerak atau isyarat : lambaian

tangan bisa diartikan memanggil atau mengangukkan kepala dapat diterjemahkan

setuju. Kita hidup dan bermain dalam tanda bunyi, seperti tiupan peluit, terompet,

gendering, suara manusia, atau dering telfon ; juga tanda tulisan, diantaranya

huruf dan angka. Bisa juga, tanda gambar berbentuk rambu lalu lintas, dan masih

Page 14: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi ... tertentu

23  

 

banyak ragamnya (Noth, 1995:44)

2. Trikotomi Peirce Menurut Peirce (Hidayat, 2009:131), menjelaskan bahwa setiap hari

manusia menggunakan tanda untuk berkomunikasi, pada waktu manusia

menggunakan sistem, ia harus bernalar. Bagaimana orang bernalar dipelajari

dalam logika, dengan mengembangkan teori semiotik, Peirce “memusatkan

perhatian berfungsinya tanda pada umumnya”. Model tanda yang dikemukakan

oleh Peirce adalah trikotomi atau triadic dan tidak memiliki ciri-ciri struktural

sama sekali. Prinsip dasarnya adalah bahwa tanda bersifat representatif yaitu tanda

adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain, Peirce (Marianto, 2002:37).

Proses Trikotomi/Triadik berdasarkan ikon, indeks dan simbol oleh C.S.

Peirce

Tanda Ikon Indeks Simbol

Proses

Penandaan

Kemiripan Hubungan Sebab-

Akibat

Konvensi/Kesepakatan

Contoh Patung

Pahlawan

Jendral

Sudirman

Asap àApi

GejalaàPenyakit

Kalimat/Kata/Gestur/

Bahasa Tubuh

Proses Dapat di lihat Dapat

Menyimpulkan

Interpretasi

Tanda Ikon Indeks SiSes Pe

Page 15: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi ... tertentu

24  

 

R

O I

Keterangan:

R : Representamen (tanda)

O : Objek (sesuatu yang dirujuk)

I : Interpretan (hasil antara representamen dan objek)

Proses pemaknaan tanda pada Peirce mengikuti hubungan antara tiga arah

anak panah, yaitu representamen (R), objek (O) dan interpretan (I). (R) adalah

bagian tanda yang dapat dipersepsi secara fisik atau mental, yang merujuk pada

sesuatu yang diwakili oleh (O), kemudian (I) adalah bagian dari proses yang

menafsirkan hubungan antara (R) dan (O).

Representamen adalah sesuatu yang bersifat indrawi atau material yang

berfungsi sebagai tanda. Kehadirannya menimbulkan interpretan, yakni tanda lain

Konvensi/Kesepakatan Kalimat/Kata Gestur/Bahasa Tubuh yang ekuivalen

dengannya, atau dengan kata lain, sekumpulan interpretasi personal yang dapat

menjelma menjadi publik. Jadi pada hakikatnya, representamen dan interpretan

adalah tanda, yakni sesuatu yang menggantikan sesuatu yang lain, hanya saja

representamen muncul mendahului interpretan dan interpretan ada karena

dibangkitkan oleh representamen.

Page 16: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi ... tertentu

25  

 

Objek yang diacu oleh tanda atau sesuatu yang kehadirannya digantikan

oleh tanda adalah “realitas” atau apa saja yang dianggap ada. Artinya objek

tersebut tidak harus konkret atau real, bahkan yang abstrak, imajiner, dan fiktif.

3. Jenis Tanda

Berdasarkan objek dari semiotik atau tanda, Peirce (Lucy,2001:104)

membagi tanda ke dalam tiga jenis, yakni ikon, indeks dan simbol. Berikut

penjelasannya:

a. Ikon

Ikon adalah tanda yang penanda dan petandanya menunjukan ada yang

bersifat alamiah, yaitu penanda sama dengan petandanya. Hubungan itu adalah

hubungan persamaan, misalnya gambar orang, potret atau lukisan. Contoh lain,

gambar rumah sebagai penanda adalah sama dengan rumah yang ditandai

petanda, atau gambar rumah yang sesungguhnya.

b. Indeks

Indeks adalah tanda yang penanda dan petandanya menunjukan adanya

hubungan alamiah yang bersifat kausalitas (sebab-akibat).Contoh, asap menandai

api, mendung menandai hujan. Kalau di langit ada mendung, penanda akan ada

hujan. Indeks bukan hanya tercipta sebagai bahasa verbal, Peirce (dalam Martin &

Righam, 2000:132-133) menjelaskan bahwa, indeks adalah jenis dari tanda yang

mencakup antara penanda dan petanda. Contoh lain dari indeks adalah mengetuk

pintu, penanda bahwa ada seseorang yang datang. Perlu diperhatikan bahwa,

penelitian dengan menggunakan pendekatan semiotik, tanda yang berupa

indekslah yang paling banyak dicari (Pradopo, 2009:120).

Page 17: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi ... tertentu

26  

 

c. Simbol

Simbol adalah penanda dan petanda yang tidak menunjukan adanya

hubungan alamiah atau bersifat arbitrer (semau-maunya). Arti tanda itu ditentukan

oleh konvensi (berdasarkan kesepakatan). Misalnya kata Ibu adalah simbol,

artinya ditentukan oleh konvensi masyarakat bahasa (Indonesia), menandai orang

yang melahirkan kita, dalam bahasa Inggris Mother, dalam bahasa Perancis La

mere. Hubungan antara penanda dan petanda bersifat konvensional yakni artinya

ditentukan melalui kesepakatan bersama.

Makna dari simbol biasanya dapat dipahami dengan mengetahui budaya

dari tempat simbol digunakan, seperti contoh di Amerika bunga Mawar adalah

simbol cinta, dan burung adalah simbol dari kebebasan. Ke tiga jenis dari tanda

tersebut, ada pula tanda yang disebut simtom (gejala), yakni penanda yang

menunjukan petandanya belum pasti, misalnya suhu panas orang sakit tidak

menunjukan penyakit tertentu. Suhu panas itu hanya menunjukan bahwa orang itu

sakit tetapi apakah sakit malaria, tifus, atau jarang mandi, belum jelas, sebab

semua penyakit mesti diikuti suhu panas badan. Relevan untuk di ingat bahwa,

penelitian pada bidang sastra yang paling banyak ditemukan adalah tanda berupa

simbol (Pradopo, 2009:122).

C. Kerangka Pikir

Distro mengusung ciri khas tersendiri dan membangun komunitas yang

setia mengunjungi distro tersebut. Sejalan dengan kreatifitas anak muda yang

ingin tampil beda, mereka terus bergerak menciptakan kreasi-kreasi baru bagi

komunitasnya dan mampu memproduksi kebutuhan mereka secara mandiri,

sehingga tidak tergantung pada produk impor yang diproduksi oleh industri

Page 18: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi ... tertentu

27  

 

mapan. (Widyatmoko, 2007:203).

Kaos yang dijual di distro merupakan sebuah instrument yang membawa

pesan atau makna yang dapat diinterpretasikan oleh konsumen. Produk distro

membuat desain visual bukan hanya sebagai ungkapan tercetak pada kaos,

melainkan juga sebagai pesan. Pesan atau makna di sini biasanya menceritakan

tentang perasaan, kemarahan, dukungan, ataupun penolakan. Pesan atau makna

pada kaos distro digunakan untuk mengkomunikasikan identitas kelompok atau

komunitas.

Dalam sistem semiotika komunikasi visual melekat fungsi “komunikasi”,

yaitu fungsi tanda dalam menyampaikan pesan (message) dari sebuah pengirim

pesan (sender) kepada para penerima (receiver) tanda berdasarkan aturan atau

kode-kode tertentu. Fungsi komunikasi mengharuskan ada relasi (satu arah atau

dua arah) antara pengirim dan penerima pesan, yang dimediasi oleh media

tertentu.

Melalui pendekatan semiotika , diharapkan karya desain komuniksi visual

mampu diklasifikasikan berdasarkan tanda, kode, dan makna yang terkandung di

dalamnya. Dengan demikian, dapat ditemukan kejelasan mengenai pertimbangan-

pertimbangan estetik pada karya desain komunikasi visual dipandang dari

hubungan antara tanda dan pesan. Pesan yang dikemukakan dalam pesan karya

desain komunikasi visual disosialisasikan kepada khalayak sasaran melalui tanda.

Secara garis besar tanda dapat dilihat dari dua aspek, yaitu tanda verbal dan

visual. Tanda verbal terangkum pada aspek ragam bahasa, tema, dan pengertian

yang didapatkan. Untuk tanda visual dilihat dari cara menggambarkannya, baik

secara ikonis, indeksikal, ataupun simbolis (Tinarbuko, 2009:9).

Page 19: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi ... tertentu

28  

 

Selanjutnya, dengan mempertimbangkan aspek representatif desain

komunikasi visual distro yang dibebani unsur identitas dan sistem

keyakinan/ideologi dari kelompok sosial tertentu. Maka, dalam penelitian ini akan

digunakan pendekatan teori Peirce. Pendekatan ini diperlukan untuk membedah

makna yang terkandung didalam kaos distro sehingga dapat diamati sebagai suatu

upaya menyampaikan pesan dan ideologi dengan menggunakan seperangkat tanda

dalam suatu sistem.

Menurut Peirce, tanda (representament) ialah sesuatu yang dapat mewakili

sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu (Eco, 1979:15). Tanda akan selalu

mengacu kepada sesuatu yang lain, oleh Peirce disebut objek (denotatum).

Mengacu berarti mewakili atau menggantikan. Tanda baru dapat berfungsi bila

diinterpretasikan dalam benak penerima tanda melalui interpretant. Jadi

interpretant adalah pemahaman makna yang muncul dalam diri penerima tanda.

Artinya, tanda baru dapat berfungsi sebagai tanda bila dapat ditangkap dan

pemahaman terjadi berkat ground yaitu pengetahuan tentang sistem tanda dalam

suatu masyarakat. Hubungan ketiga unsur yang dikemukakan Peirce terkenal

dengan nama segitiga semiotic. Selanjutnya tanda dalam hubungannya dengan

acuannya dibedakan menjadi tanda yang dikenal dengan ikon, indeks, simbol

yang kemudian akan dijadikan pisau bedah pemaknaan tanda (Tinarbuko,

2009:11-12)

Berikut adalah bagan kerangka pikir penelitian ini :

Page 20: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · mengangkat judul tentang pengkajian tipografi. Tesis Natalia Ira Kartika (2007) Program Studi Desain, Institut Teknologi ... tertentu

29  

 

Gambar 13. Bagan Kerangka Pikir

Faktor Pembentuk

Desain

Desain Tipografi

Kaos Distro

Cirikhas Desain Tipografi Kaos Distro di

Kotamadya Surakarta

Teori Peirce

Semiotika

Ikon Indeks Simbol

Makna

Dingbats