universitas muria kudus semai (seminar masyarakat ilmiah) i...

13
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018 “Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” i

Upload: vutram

Post on 15-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018pbsi.umk.ac.id/files/15_RISTIYANI_DAN_SAVITRI_WANABULIANDARI... · dan Natalia Desi Subekti KESANTUNAN BERBAHASA PADA

Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018

“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ i

Page 2: Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018pbsi.umk.ac.id/files/15_RISTIYANI_DAN_SAVITRI_WANABULIANDARI... · dan Natalia Desi Subekti KESANTUNAN BERBAHASA PADA

Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018

“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ ii

Page 3: Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018pbsi.umk.ac.id/files/15_RISTIYANI_DAN_SAVITRI_WANABULIANDARI... · dan Natalia Desi Subekti KESANTUNAN BERBAHASA PADA

Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018

“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ iii

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

SEMINAR MASYARAKAT ILMIAH (SEMAI) 2018 “MENGUNGKAP KEBENARAN MELALUI LINGUISTIK FORENSIK”

Rektorat Lantai IV UMK, 25 APRIL 2018

DISELENGGARAKAN OLEH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FKIP UNIVERSITAS MURIA KUDUS

BADAN PENERBIT

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2018

Page 4: Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018pbsi.umk.ac.id/files/15_RISTIYANI_DAN_SAVITRI_WANABULIANDARI... · dan Natalia Desi Subekti KESANTUNAN BERBAHASA PADA

Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018

“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ iv

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

SEMINAR MASYARAKAT ILMIAH (SEMAI) 2018

“MENGUNGKAP KEBENARAN MELALUI LINGUISTIK FORENSIK”

Susunan Panitia:

Pelindung : Rektor Universitas Muria Kudus

Penasihat : Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Penanggung jawab : Mila Roysa, M.Pd.

Ketua : Ristiyani, M.Pd

Sekretaris : Eko Widianto, M. Pd.

Bendahara : Muhammad Noor Ahsin, M. Pd.

Seksi Acara : Drs. Moh Kanzunnudin, M. Pd.

Seksi Perlengkapan : Irfai Fathurrahman, M. Pd.

Reviewer:

Drs. Moh. Kanzunnudin, M. Pd.

Editor:

Ristiyani, S.Pd., M.Pd.

Eko Widianto, S.Pd., M.Pd.

Desain Cover:

Eko Widianto

Desain Layout :

Muhammad Noor Ahsin

BADAN PENERBIT

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2018

ISBN 978-602-1180-71-6

Alamat: Gondangmanis PO.BOX 53 Bae Kudus 59342

Telp. 0291 438229 Fax. 0291437198

Page 5: Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018pbsi.umk.ac.id/files/15_RISTIYANI_DAN_SAVITRI_WANABULIANDARI... · dan Natalia Desi Subekti KESANTUNAN BERBAHASA PADA

Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018

“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, serta dengan izin-Nya

Seminar Mayarakat Ilmiah (SEMAI) tahun 2018 oleh program studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Universitas Muria Kudus dalam tajuk “Mengungkap

Kebenaran melalui Linguistik Forensik”, dapat terlaksana dengan baik dan prosiding ini

dapat diterbitkan.

Melihat situasi mutakhir saat ini, perkembangan kajian ilmu bahasa

menunjukkan kemajuan sangat signifikan. Ilmu bahasa saat ini tidak sebatas hanya

mengkaji ilmu bahasa itu sendiri, melainkan sudah memiliki peran besar dalam

menyelesaikan problematika sosial. Salah satunya adalah kajian bahasa dalam bidang

linguistik forensik. Hal tersebut perlu disambut untuk dirayakan dengan melakukan

pertemuan ilmiah seperti SEMAI 2018 ini.

Tema “Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” tersebut dipilih

dengan alasan untuk memberikan perhatian masyarakat ilmiah tentang pentingnya

mengetahui peran linguistik forensik dalam pembuktian kebenaran hukum di

Indonesia. Mengingat, saat ini antara benar dan salah sangat tipis perbedaannya. Hal

lain yang mendasari SEMAI 2018 ini adalah perlunya wadah untuk masyarakat ilmiah

mendesiminasikan dan mempublikasikan penelitian secara luas, guna dapat diakses

oleh masyarakat yang membutuhkan, maka SEMAI 2018 ini layak untuk dilaksanakan.

Selain sebagai tempat mempresentasikan penelitiannya, juga sebagai tempat bertukar

informasi dan mengembangkan kerja sama.

SEMAI 2018 ini diikuti oleh peneliti-peneliti dari berbagai bidang ilmu dari

seluruh Indonesia, yang telah membahas berbagai bidang kajian seperti bidang bahasa,

bidang sastra, bidang hukum, bidang pembelajaran bahasa, sastra, dan inovasinya,

bidang sosial, bidang politik, dan bidang kearifan lokal dalam rangka memberikan

pemikiran dan solusi untuk memperkuat peran Indonesia dalam menghadapi

perkembangan global.

Akhir kata, semoga SEMAI tahun depan akan terlaksana dengan baik dan akan

selalu memiliki peran positif terhadap perkembangan kajian ilmu bahasa dan sastra di

Indonesia.

Kudus, April 2018.

Tim Editor

Page 6: Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018pbsi.umk.ac.id/files/15_RISTIYANI_DAN_SAVITRI_WANABULIANDARI... · dan Natalia Desi Subekti KESANTUNAN BERBAHASA PADA

Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018

“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ vi

DAFTAR ISI

HAL HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vi

PEMATERI UTAMA

1 Prof. Bambang Kaswanti Purwo

LINGUISTIK FORENSIK 1

2 Prof. Dr. Subyantoro, M.Hum.

MENGENAL LINGUISTIK FORENSIK: LENTERA DALAM DUNIA HUKUM KITA

3

PEMAKALAH PENDAMPING NO NAMA JUDUL ARTIKEL

1 Anandha PATMI: WOMEN STRUGGLE ON HEGEMONY VORTEX

19

2 Agnes Adhani dan Yovina Putri Pamungkas

KEKERASAN VERBAL TERHADAP PEREMPUAN DALAM MEDIA SOSIAL

24

3 Basuki Sarwo Edi ELEGANSI SIKAP TOKOH DALAM NOVEL MERPATI BIRU KARYA ACHMAD MUNIF

32

4 Edy Prihantoro dan Tri Wahyu Retno Ningsih

DIGITAL FORENSIK DALAM SIARAN VARIETY- SHOW DI TELEVISI

44

5 Eko Widianto

MARGINALISASI POSISI SETYA NOVANTO DALAM KASUS PENCATUTAN NAMA PRESIDEN DI KOMPAS TV: ANALISIS WACANA KRITIS PERSPEKTIF FOUCAULT

54

6 Fahrudin Eko Hardiyanto

BAHASA PENCITRAAN PADA IKLAN POLITIK PILKADA JAWA TENGAH

64

7 Fithriyah Inda Nur Abida

PROGRAM BIPA DALAM MENUNJANG INTERNASIONALISASI

71

8 Hestiyana KLASIFIKASI SATUAN LINGUAL LEKSIKON DALAM ADAT PERKAWINAN SUKU DAYAK HALONG

75

9

I Putu Gede Sutrisna, I Ketut Alit Adianta, dan Nyoman Dharma Wisnawa

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (MPjBL)TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KINERJA ILMIAH MAHASISWA DALAM MATA AJAR KOMUNIKASI KEPERAWATAN

81

10 Kadek Wirahyuni PERMAINAN “ULAR TANGGA” DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

92

11 M. Noor Ahsin PERAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK

97

12 Nia Royani GAYA BAHASA DALAM LIRIK LAGU BUKA MATA BUKA TELINGA KARYA SHEILA ON 7

103

Page 7: Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018pbsi.umk.ac.id/files/15_RISTIYANI_DAN_SAVITRI_WANABULIANDARI... · dan Natalia Desi Subekti KESANTUNAN BERBAHASA PADA

Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018

“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ vii

13 Ristiyani dan Savitri Wanabuliandari

PEMBELAJARAN BERBASIS HYPNOMATHEMATICS UNTUK GURU SEKOLAH DASAR

108

14 Tri Wahyu Retno Ningsih dan Debyo Saptono

PENGUJIAN LEGALITAS UJARAN MENGUNAKAN PENDEKATAN FONETIK AKUSTIK DAN LINGUISTIK FORENSIK

114

15 Wenny Wijayanti dan Natalia Desi Subekti

KESANTUNAN BERBAHASA PADA JUDUL BERITA KASUS KORUPSI DI MEDIA SOSIAL

127

Page 8: Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018pbsi.umk.ac.id/files/15_RISTIYANI_DAN_SAVITRI_WANABULIANDARI... · dan Natalia Desi Subekti KESANTUNAN BERBAHASA PADA

Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018

“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ 108

PEMBELAJARAN BERBASIS HYPNOMATHEMATICS

UNTUK GURU SEKOLAH DASAR

Ristiyani

(1, Savitri Wanabuliandari

(2

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muria Kudus (1

Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muria Kudus (2

[email protected] (1

[email protected] (2

Abstrak

Pembelajaran matematika dari tahun ke tahun di SD masih menjadi momok.

Guru dianggap sering marah, guru sibuk mengerjakan di papan tulis, tuntutan

untuk mampu berhitung hitungan sederhana dengan benar, hingga memahami

soal cerita tingkat tinggi dengan baik kemudian memecahkannya adalah

beberapa hal yang menjadi alasan mengapa matematika dianggap

menakutkan. Beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran

Matematika adalah: (1) guru belum memahami tentang keterampilan

berbicara yang baik dalam mengomunikasikan materi kepada peserta didik di

pembelajaran matematika; (2) guru belum mampu mendesain pembelajaran

matematika dengan menggunakan keterampilan berbicara yang santun,

menarik, menyenangkan, dan mudah dipahami; dan (3) guru belum dapat

menerapkan keterampilan berbicara dalam mengomunikasikan materi

pembelajaran matematika. Perlu adanya peningkatan kualitas guru di

keterampilan berbicara yang baik dalam mengomunikasikan materi kepada

peserta didik pada pembelajaran matematika di sekolah dasar. Melalui

peningkatan kualitas guru, diharapkan terjalin hubungan yang baik antara

peserta didik dengan guru sehingga memberikan dampak positif bagi

perkembangan peserta didik. Perkembangan yang diharapkan dari peserta

didik adalah peserta didik merasa nyaman, tidak takut, dan senang sehingga

akan meningkatkan kemampuan komunikasi serta prestasi belajar

matematika.

Kata kunci: Pembelajaran Matematika dan hypnomathematics

I. PENDAHULUAN

Kriteria guru yang berkualitas dan

profesional adalah guru yang memiliki

berbagai macam keterampilan dan

keahlian untuk menunjang kegiatan

belajar mengajar di sekolah. Salah

satunya adalah keterampilan berbicara.

Berbicara diartikan sebagai kemampuan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau

kata-kata untuk mengekspresikan,

menyatakan, dan menyampaikan pikiran,

gagasan, serta perasaan (Tarigan,

2008:14).

Tidak dapat dipungkiri, seringkali

guru mengalami kesulitan dalam

mengungkapkan maksud dan isi pikiran

kepada para peserta didik. Informasi yang

ingin yang disampaikan guru berbeda

dengan yang ditangkap oleh peserta didik.

Pembelajaran matematika di SD

dari tahun ke tahun masih menjadi

momok. Berdasarkan pengamatan

Page 9: Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018pbsi.umk.ac.id/files/15_RISTIYANI_DAN_SAVITRI_WANABULIANDARI... · dan Natalia Desi Subekti KESANTUNAN BERBAHASA PADA

Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018

“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ 109

sepintas penulis pada dua SD di

Kabupaten Kudus terdapat beberapa

permasalahan yang ditemukan antara lain:

(1) siswa takut saat pembelajaran

matematika dengan alasan guru sering

menggunakan kalimat menakut-nakuti,

kalimat mengancam, dan kalimat negatif;

(2) siswa tidak paham saat pembelajaran

matematika dengan alasan guru kurang

memahami kesulitan matematika pada

siswa, guru belum menggunakan soal

cerita dengan tema di sekitar kehidupan

peserta didik sehingga terkesan materi

matematika tidak menarik, guru belum

menggunakan pilihan kata yang tepat

dalam mengomunikasikan materi

matematika sehingga siswa sulit

memahami; (3) siswa tidak antusias

mengikuti pembelajaran matematika

dikarenakan guru kurang perhatian dan

memahami kesulitan matematika, guru

jarang mengeluarkan kata pujian, guru

sering memberikan hukuman yang tidak

menumbuhkan rasa cinta matematika,

guru belum menunjukkan pentingnya

memelajari matematika untuk kehidupan

nyata.

Hal ini sejalan dengan pernyataan

dalam artikel Kompasiana (2010) yang

menyatakan kebanyakan guru matematika

itu “tampang” nya menyeramkan,

menakutkan, serius, galak, serta orangnya

sulit diajak basa-basi, terlalu “to the

point”, sulit diajak senyum, dan berbagai

citra buruk lainnya.

Guru sering megujarkan kalimat

negatif, kalimat mengancam, dan kalimat

menakut-nakuti menjadi alasan mengapa

matematika dianggap menakutkan.

Seperti kalimat berikut: (1) “Awas kalau

tidak bisa!”; (2) “Nanti saya hukum kalau

nilainya jelek” ; dan (3) “Dasar anak

malas”. Beranjak dari hal tersebut,

muncul tindakan antara guru dan peserta

didik untuk memelajari matematika dalam

kelas dengan suasana yang menegangkan

dan tertekan. Proses belajar mengajar

akan tidak efektif karena kondisi siswa

tidak sedang dalam lingkungan belajar

yang menyenangkan.

Menurut Saroni (2006:81-82), Salah

satu aspek penting keberhasilan dalam

proses belajar mengajar yang dilakukan

oleh guru adalah penciptaan kondisi

pembelajaran yang efektif. Kondisi

pembelajaran efektif adalah kondisi yang

benar-benar kondusif, kondisi yang benar-

benar sesuai dan mendukung kelancaran

serta kelangsungan proses pembelajaran.

Salah satu faktor pendukung terwujudnya

suasana kondusif apabila guru mampu

membawa siswa dalam kondisi

menyenangkan. Kondisi menyenangkan

akan terwujud apabila guru menjelaskan

materi menggunakan bahasa yang santun,

menarik, menyenangkan, dan tentu mudah

dimengerti. Guru tidak menggunakan

bahasa dengan intonasi tinggi dan pilihan

kata yang terkesan mengancam.

Menurut Soehakso (dalam Widodo

2010) menyebutkan bahwa “matematika

bagaikan gadis tercantik di dunia”.

Ungkapan tersebut lahir dari profesor

matematika pertama di Indonesia. Cantik

yang dimaksud adalah pola dalam

matematika termasuk pola abstraknya,

dan kebaharuannya universal sama di

seluruh dunia. Russefendy (2010)

mengatakan “matematika adalah seni”.

Matematika sebagai seni karena ada

keindahan dalam matematika. Semua

bangunan yang indah di dunia lahir dari

adanya geometri. Namun, beberapa

ungkapan tersebut menjadi berbanding

terbalik dari kondisi pembelajaran

matematika di sekolah. Berdasar dari hal-

hal di atas, maka perlu mendesain

pembelajaran Matematika berbasis

Hypnomathematics.

II. KAJIAN PUSTAKA DAN

PEMBAHASAN

Ketua Komisi Nasional Anak Seto

Mulyadi (Kompas/2016) menyatakan,

pada saat ini banyak anak usia di bawah

Page 10: Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018pbsi.umk.ac.id/files/15_RISTIYANI_DAN_SAVITRI_WANABULIANDARI... · dan Natalia Desi Subekti KESANTUNAN BERBAHASA PADA

Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018

“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ 110

12 tahun yang mengalami problem

kejiwaan. Problem kejiwaan tersebut

diakibatkan karena hubungan anak

dengan orang tua yang kurang baik.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan

oleh Komnas Perlindungan anak tahun

2016 di Jakarta menyebutkan bahwa

sebab hubungan anak dengan orang tua

kurang baik adalah seringnya anak

dimarahi karena hasil belajar yang di

bawah rata-rata dengan teman di sekolah.

Salah satu mata pelajaran yang nilainya

rendah di bawah rata-rata adalah

matematika.

Pembelajaran Matematika

Belajar (Sanjaya, 2009) adalah

proses berpikir. Belajar berpikir yaitu

menekankan pada proses mencari dan

menemukan pengetahuan melalui

interaksi antar individu dengan

lingkungannya. Menurut Gagne dalam

Dimyati dan Mudjiono (2013), belajar

merupakan kegiatan yang kompleks.

Istilah mathematics (Inggris), mathematic

(Jerman) atau mathematick/wiskunde

(Belanda) berasal dari perkataan lain

mathematica, yang mulanya diambil dari

perkataan Yunani, mathematike, yang

berarti relating to learning. Perkataan itu

mempunyai akar kata mathema yang

berarti pengetahuan atau ilmu

(knowledge, science). Perkataan

mathematike berhubungan sangat erat

dengan sebuah kata lainnya yang serupa,

yaitu mathematein yang mengandung arti

belajar (berpikir) (Suherman, 2003).

Pembelajaran matematika bagi para

siswa merupakan pembentukan pola pikir

dalam pemahaman suatu pengertian

maupun dalam penalaran suatu hubungan

diantara pengertian-pengertian itu. Dalam

pembelajaran matematika, para siswa

dibiasakan untuk memperoleh

pemahaman melalui pengalaman tentang

sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak

dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi)

Suyitno (2004) berpendapat, bahwa

”pembelajaran adalah upaya untuk

menciptakan iklim dan pelayanan

terhadap kemampuan, potensi, bakat,

minat, dan kebutuhan siswa yang beragam

agar terjadi interaksi optimal antara guru

dengan siswa dan siswa dengan siswa

yang lain”.

Berdasarkan uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika adalah suatu proses kegiatan

guru mata pelajaran matematika dalam

mengajarkan matematika kepada peserta

didiknya, yang di dalamnya terkandung

upaya guru untuk menciptakan iklim dan

pelayanan terhadap kemampuan, potensi,

minat, bakat, dan kebutuhan siswa tentang

matematika yang amat beragam agar

terjadi interaksi optimal antara guru

dengan siswa dalam mempelajari

matematika tersebut. Guru hendaknya

memperhatikan karakteristik siswanya

agar pembelajaran lebih maksimal.

Menurut Asikin (2001:3) dalam

proses pembelajaran matematika sangat

diperlukan komunikasi antara guru dan

siswa. Tidak adanya komunikasi yang

baik antara guru dan peserta didik,

mustahil proses pembelajaran akan

berhasil. Dengan keterampilan berbicara

yang baik, guru diharapkan mampu

menjelaskan materi matematika dengan

baik, sehingga peserta didik akan mudah

menerima materi. Dalam sebuah proses

pembelajaran matematika, guru dan

peserta didik memiliki pemikiran dan

ekspektasi yang berbeda mengenai materi.

Materi yang dijelaskan guru belum tentu

dipahami oleh peserta didik.

Khoirudin dan Sutami (2014)

mengatakan bahwa antusias merupakan

salah satu komponen penting yang

terdapat pada sifat manusia. Munculnya

antusias pada diri seseorang akan diiringi

dengan munculnya rasa ingin tahu yang

tinggi, dengan rasa ingin tahu yang tinggi

maka mendorong perubahan yang

signifikan terhadap permasalahan yang

sedang dihadapi. Rasa ingin tahu yang

Page 11: Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018pbsi.umk.ac.id/files/15_RISTIYANI_DAN_SAVITRI_WANABULIANDARI... · dan Natalia Desi Subekti KESANTUNAN BERBAHASA PADA

Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018

“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ 111

tinggi seharusnya dikelola dengan baik

sehingga informasi yang didapatkan

secara utuh dan sistematis. Di dalam

pembelajaran peran guru dalam

menyampaikan materi mempengaruhi

rasa ingin tahu siswa dan perhatian siswa

terhadap pelajaran yang disampaikan.

Pernyataan di atas berbeda dengan

kondisi yang dialami siswa, guru kurang

perhatian dan memahami kesulitan

matematika.

Hal lain yang menjadi penunjang

adalah guru jarang mengeluarkan kata

pujian sehingga siswa merasa tidak

diperhatikan. Guru sering memberikan

hukuman pada siswa yang memperoleh

nilai kurang dari KKM. Adapun hukuman

yang diberikan oleh guru tidak bersifat

menumbuhkan rasa cinta matematika,

seperti peserta didik diminta menyanyi di

depan kelas dan peserta didik diminta

membersihkan ruang kelas. Kondisi guru

yang belum memiliki kesadaran dalam

menunjukkan pentingnya memelajari

matematika untuk kehidupan nyata.

Contohnya, pentingnya manfaat mengusai

operasi hitung saat mereka berbelanja di

warung.

Berikut ini beberapa permasalahan

yang dialami guru dalam pembelajaran

Matematika. Pertama, guru belum

mengetahui pentingnya menggunakan

pilihan kata yang tepat saat

mengomunikasikan matematika. Kedua,

guru belum mengetahui pentingnya

kemampuan mengarahkan peserta didik

untuk mendengarkan dan menyimak

materi dengan baik. Ketiga, guru sering

menggunakan kata-kata negatif, kalimat

menakut-nakuti, dan kalimat mengancam.

Keempat, guru jarang memberikan pujian

pada siswa, lebih sering memberi

hukuman. Kelima, guru belum bisa

menunjukkan pentingnya memelajari

matematika untuk kehidupan nyata. Lima

permasalahan tersebut perlu adanya solusi

dan penyelesaian yang tepat. Berikut ini

permasalahan dalam pembelajaran

Matematika SD berikut justifikasi yang

harus dilakukan oleh guru.

1. Guru belum mengetahui pentingnya

menggunakan pilihan kata yang tepat

saat mengomunikasikan matematika. Maka, guru harus paham Pacing, yaitu

pemahaman guru dalam menyamakan

posisi gerak tubuh, bahasa, dan gelombang

otak dengan para siswa agar guru

mengetahui pentingnya menggunakan

pilihan kata yang tepat saat

mengomunikasikan matematika.

2. Guru belum mengetahui pentingnya

kemampuan mengarahkan peserta didik

untuk mendengarkan dan menyimak

materi dengan baik. Maka, guru harus

paham Leading, yaitu kemampuan guru

dalam mengarahkan para siswa untuk

mendengarkan dan menyimak dengan

fokus materi yang diberikan agar guru

mengetahui pentingnya mengarahkan

peserta didik untuk mendengarkan dan

menyimak materi dengan baik.

3. Guru sering menggunakan kata-kata

negatif, kalimat menakut-nakuti, dan

kalimat mengancam. Maka, guru harus

paham mengenai Kata-kata Positif, yaitu

pemahaman guru dalam menggunakan

bahasa atau kalimat positif ketika

menyampaikan materi matematika agar

guru guru tidak menggunakan kata-kata

negatif, kalimat menakut-nakuti, dan

kalimat mengancam dalam

pembelajaran Matematika.

4. Guru jarang memberikan pujian pada

siswa, lebih sering memberi hukuman.

Maka, guru harus memahami Pujian,

yaitu kemampuan guru dalam memberikan

penghargaan berupa pujian pada peserta

didik agar guru mengetahui pentingnya

manfaat pujian untuk peserta didik.

5. Guru belum bisa menunjukkan pentingnya

memelajari matematika untuk kehidupan

nyata. Maka, guru harus paham Modelling,

yaitu kemampuan guru dalam memberikan

teladan atau contoh melalui ucapan dan

Page 12: Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018pbsi.umk.ac.id/files/15_RISTIYANI_DAN_SAVITRI_WANABULIANDARI... · dan Natalia Desi Subekti KESANTUNAN BERBAHASA PADA

Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018

“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ 112

tindakan agar guru mengetahui pentingnya

memberikan contoh pentingnya

memelajari matematika untuk

kehidupan nyata.

Hypnomathematic

Hypnomathematics adalah akronim

dari Hypnoteaching dan Matematika.

Mengadobsi dan memodifikasi dari buku

Wati dan Kusuma (2016) langkah

hypnomathematics terdiri atas: Pacing,

Leading, Kata Positif, Memberikan

Pujian, dan Modelling. Berikut ini

tahapan Hyopnomathematics dalam

pembelajaran matematika di sekolah

dasar.

Pacing

Guru menggunakan pilihan kata yang

tepat saat mengomunikasikan matematika.

Leading

guru menguasai dan memraktikkan

kemampuan mengarahkan peserta didik

untuk mendengarkan dan menyimak

materi dengan baik.

Kata-kata Positif

Guru tidak lagi menggunakan kata-kata

negatif, kalimat menakut-nakuti, dan

kalimat mengancam dalam pembelajaran

matematika.

Pujian

Guru mempraktikkan memberikan pujian

pada siswa dalam pembelajaran

matematika.

Modelling

Guru memberikan pengetahuan kepada

peserta didik akan pentingnya memelajari

matematika untuk kehidupan nyata.

III. SIMPULAN

Dari beberapa permasalahan

prioritas di atas, diharapkan guru SD

mampu memahami, mendesain, dan

menerapkan Hypnomathematics dalam

pembelajaran Matematika. Melalui

pembelajaran berbasis Hypnomathematics

diharapkan permasalahan dapat teratasi,

seperti: (1) guru menjadi paham tentang

keterampilan berbicara yang baik dengan

bahasa yang santun, menarik,

menyenangkan, dan mudah dipahami

dalam mengomunikasikan materi pada

pembelajaran matematika; (2) guru

memahami cara mendesain pembelajaran

Matematika dengan menggunakan

keterampilan berbicara yang baik dengan

bahasa yang santun, menarik,

menyenangkan, dan mudah dipahami; dan

(3) serta guru dapat menerapkan

keterampilan berbicara yang baik dengan

bahasa yang santun, menarik,

menyenangkan, dan mudah dipahami

dalam mengomunikasikan materi

pembelajaran matematika.

Dengan Hypnomathematics yang

berisi pacing, leading, kata-kata positif,

pujian, dan modelling guru dapat

memahami, mendesain dan menerapkan

dalam pembelajaran matematika sehingga

kemampuan komunikasi dan prestasi

belajar matematika peserta didik dapat

meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Asikin, M. 2001. Realistic Mathematics

Education (RME): Paradigma Baru

Pembelajaran Matematika. Makalah

(online). Tersedia www-edukasi-

online-info://(20 Januari 2012).

Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar Dan

Pembelajaran. Jakarta: Rineka

Cipta.

Kompas. 2016. Anak Mengalami

Gangguan Kejiwaan di Jakarta

Tinggi. edisi 22 Mei 2016.

Khairudin dan Sutami. 2014. Pengaruh

Hypnoteaching dalam Problem-

Based Learning terhadap

Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan

Dasar. 1(2)

Page 13: Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018pbsi.umk.ac.id/files/15_RISTIYANI_DAN_SAVITRI_WANABULIANDARI... · dan Natalia Desi Subekti KESANTUNAN BERBAHASA PADA

Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018

“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ 113

Russefendy, E. T. 2010. Dasar-Dasar

Penelitian Pendidikan dan Bidang

Non-eksakta Lainnya. Bandung:

Tarsito

Saroni, Muhammad. 2006. Manajemen

Sekolah: Kiat Menjadi Pendidik yang

Kompeten. Jogjakarta: Ar-Ruzz.

Suherman, E., dkk. 2003. Strategi

Pembelajaran Matematika

Kontemporer. Bandung: JICA.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara

sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wati, Ega Rima dan Kusuma, Shinta.

2016. Menjadi Guru Hebat dengan

Hypnoteaching. 2016: Kata Pena

Widodo. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta:

Rineka Cipta

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi

Pembelajaran Berorientasi Standar

Proses Pendidikan. Penada; Jakarta.

http://www.kompasiana.com/ahmadmatik

a/memperbaiki-citra-buruk-guru-

matematika-

bagaimana_550047d0a3331117735

10382 diunduh tanggal 9 April 2018