artikel ilmiah penggunaan model picture and … ilmiah yusrah.pdfdengan perkembangan ilmu...
TRANSCRIPT
FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 1
ARTIKEL ILMIAH
PENGGUNAAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
PADA KELAS III SD NEGERI 55/1 SRIDADI
SKRIPSI
Oleh
YUSRA HAYATI
NIM A1D113040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 2
PENGGUNAAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
PADA KELAS III SD NEGERI 55/1 SRIDADI
DiajukanOleh:
YUSRA HAYATI
NIM A1D113040
PGSD FKIP UNIVERSITAS JAMBI
ABSTRAK
Hayati. Y. 2017 . Penggunaan Model Picture and Picture untuk Meningkatkan
Kemampuan Berbicara Siswa pada Kelas III SD Negeri55/1 Sridadi.
Pembimbing I. Dr.Drs.H Eko Kuntarto,M,Pd.M.Comp.Eng ;
Pembimbing II. Drs. Maryono, M.Pd;
Kata Kunci : Model picture and picture , dan Kemampuan Berbicara
Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa
merupakan sarana berkomunikasi antar manusia karena bahasa sebagai alat
komunikasi dalam rangka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang
perlu berinteraksi dengan sesamanya. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang
baik. Seseorang yang mempunyai kemampuan berbahasa yang memadai akan
lebih mudah menyerap dan menyampaikan informasi baik secara tulisan maupun
lisan. Dalam mempelajari bahasa dituntut untuk menguasai empat kemampuan
salah satunya yang harus dikuasai oleh siswa adalah kemampuan berbicara. Agar
kemampuan berbicara siswa dapat meningkat maka, adanya dorongan dari guru
agar siswa berani dan mampu mengungkapkan pendapat mereka.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
berbicara siswa dengan menggunakan model picture and picture pada kelas III SD
Negeri55/1 Sridadi.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri
dari tiga siklus, data yang diambil yaitu berupa data observasi melalui lembar
observasi kemampuan berbicara siswa dan observasi guru yang dilakukan pada
tiap proses pembelajaran menggunakan model picture and picture. Penelitian ini
dilaksanakan dengan 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan model picture and picture
untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa pada kelas III SD Negeri55/1
Sridadi. Berdasarkan lembar observasi siswa,kemampuan bericara siswa
menunjukkan adanya peningkatan, terbukti dari siklus I kemampuan berbicara
siswa 64, 63%, meningkat pada siklus II menjadi 75,04%, dan meningkat lagi
pada siklus III menjadi 82, 43%.
Sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh dan dianalisis maka
membuktikan bahwa penggunaan model picture and picture untuk meningkatkan
kemampuan berbicara siswa pada kelas III SD Negeri55/1 Sridadi.
FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 3
ABSTRACT
Hayati. Y. 2017 . Use Of Picture And Picture Model To Improve Students
Speaking Ability On Class III SD Negeri55/1 Sridadi. Supervisor I.
Dr.Drs.H Eko Kuntarto,M,Pd.M.Comp.Eng ; Supervisor II. Drs. Maryono,
M.Pd;
Keywords: Picture and picture model, and Speech Capability.
Human life can not be separated from language activities. Language is a
means of communicating between humans because the language as a means of
communication in order to meet human nature as a social creature that needs to
interact with each other. With the development of science and technology, people
are required to have good language skills. A person who has adequate language
skills will more easily absorb and convey information both in writing and oral. In
learning the language is required to master the four abilities one of which must be
mastered by the students is the ability to speak. In order for students' speaking
ability to improve then, the encouragement of teachers to make students brave
and able to express their opinions.
This classroom action research aims to improve students' speaking ability
by using picture and picture model in class III SD Negeri55 / 1 Sridadi.
This research is a class action research (PTK) consisting of three cycles,
the data taken is in the form of observation data through the observation sheet of
students' speaking ability and teacher observation conducted on each learning
process using picture and picture model. This research is carried out with 4
stages of planning, implementation, observation and reflection.
The results of this study indicate the use of picture and picture model to
improve students' speaking ability in class III SD Negeri55 / 1 Sridadi. Based on
the students' observation sheet, students' speaking ability showed improvement, as
evidenced by the students' speaking cycle I 64, 63%, increased in cycle II to
75.04%, and increased again in cycle III to 82,43%.
In accordance with the results obtained and analyzed the results prove
that the use of picture and picture model to improve students' speaking ability in
class III SD Negeri55 / 1 Sridadi.
I PENDAHULUAN
Dalam mempelajari bahasa dituntut untuk menguasai empat kemampuan
salah satunya yang harus dikuasai oleh siswa adalah kemampuan berbicara.
Menurut Tarigan (2008:16),”kemampuan berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Menurut Supriyadi (2005:178),“pentingnya kemampuan berbicara atau
bercerita dalam berkomunikasi apabila seseorang memiliki kemampuan
berbicara yang baik, dia akan memperoleh keuntungan sosial maupun
profesional”. Kemampuan berbicara harus dimiliki siswa sekolah dasar karena
kemampuan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa
di sekolah dasar. Kemampuan berbicara di sekolah dasar menurut Supriyadi
(2005:179),“pembelajaran kemampuan berbicara penting dikuasai siswa agar
mampu mengembangkan kemampuan berpikir, membaca, menulis, dan
menyimak”. Menurut Rusman (2014:133) “model pembelajaran dapat dijadikan
FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 4
sebagai pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang
sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya”.
Berdasarkan hasil observasi bahwa, kemampuan berbicara siswa di kelas III
peneliti memperoleh data melalui instrumen observasi yaitu dari 23 siswa yang
ada di dalam kelas III ada 23% (6 orang siswa) yang mau berbicara bila gurunya
bertanya, sedangkan 77% (17 orang siswa) belum mampu berbicara dengan baik
bila guru bertanya, pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu
kemampuan berbicara siswa kurang terlihat dari cara pengucapannya yang kurang
tepat, pada saat berbicara terbata-bata, kurang jelas, intonasi suaranya yang
kurang terdengar oleh guru sehingga guru terpaksa menyuruh siswa tersebut untuk
mengulangi apa yang mereka ucapakan, kosa kata yang mereka gunakan belum
tepat, dan pemahaman yang juga kurang dalam bahasa yang digunakan.
Kurangnya kemampuan berbicara siswa tersebut, disebabkan oleh adanya
faktor eksternal dan faktor internal,di antaranya yang termasuk faktor ekternal
yaitu berbicara dengan mengunakan bahasa sehari-hari di rumah. Selain itu faktor
internalnya yaitu kurang memanfaatkan media, metode dan model, siswa juga
kurang aktif dalam mengeluarkan pendapat mereka pada saat proses pembelajaran
berlangsung, kemudian siswanya yang malu-malu untuk berbicara sehingga,
ketika siswa berbicara suaranya, tidak keluar atau tidak jelas, dan proses
pembelajaran masih berfokus pada guru yang menyebabkan siswa bosan. Dengan
begitu, perlu adanya upaya yang dilakukan untuk dapat mengembangkan
kemampuan berbicara siswa yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran.Salah satunya dengan menggunakan model picture and picture.
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Penelitian yang Relevan
Untuk menghindari duplikasi atau plagiat, peneliti melakukan penelusuran
terhadap penelitian – penelitian terdahulu, dan diperoleh masalah yang berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti, penelitian yang dilakukan oleh Hamzah pada
tahun 2013 dengan judul “ Meningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui
model picture and picture di kelas II SDN 6 Bulango”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) kemampuan berbicara siswa dapat meningkat dengan
menggunakan model picture and picture. Siswa sangat antusias saat
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model picture and picture; (2)
kemampuan berbicara siswa mengalami peningkatan. Pada siklus pertama
kemempuan berbicara siswa meningkat menjadi 17 orang atau 57% yang mampu
berbicara, sedangkan pada siklus kedua mencapai 25 orang atau 83% dari jumlah
siswa 30 orang.
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Konsep Kemampuan Berbicara
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa , sanggup ,biasa
melakukan sesuatu,atau dapat. Menurut Hasibuan (2004: 12),”pengertian
kemampuan sebagai suatu hasil yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas – tugas yang dibebankan kepadanya, yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman, dan kesanggupan”. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,dan
kekuatan seseorang untuk melakukan sesuatu.Berbicara secara umum dapat
diartikan sebagai suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, dan isi hati) seseorang
FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 5
kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut
mudah dipahami oleh orang lain. Bahasa lisan adalah alat komunikasi berupa
simbol yang dihasilakan oleh alat ucap manusia. Jadi berbicara itu
mengekpresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan. Menurut Tarigan (2008:16), “pengertian berbicara berkaitan dengan
pengucapan kata-kata yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan
disampaikan baik itu perasaan, ide atau gagasan, kemampuan mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan”.
2.2.2 Konsep Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan bentuk proses pembelajaran yang
tergambar dari awal hingga akhir pembelajaran yang digunakan oleh
guru/pendidik dalam menyampaikan materi di dalam proses pembelajaran.
Menurut Komara (2014: 41), “apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik
dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh
maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran”. Menurut
Rusman (2014: 133),“model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya
para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk
mencapai tujuan pendidikannya”. Istilah model pembelajaran mempunyai makna
yang lebih luas dibandingkan dengan strategi, metode atau prosedur.
Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat diartikan bahwa model pembelajaran
adalah suatu bentuk pembelajaran dengan langkah-langkah yang telah disusun
rapi dan sistematis yang bertujuan agar dapat menciptakan suatu proses
pembelajaran yang aktif dan dapat membentuk keaktifan peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran.
2.2.3 Model Picture and Picture
Model pembelajaran picture and picture adalah suatu model belajar yang
menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model
pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses
pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses
pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan
gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta
dalam ukuran besar.
2.2.4 Langkah-langkah model Picture and Picture
Menurut Tanredja,dkk (2011: 100) langkah – langkah dari model picture
and picture adalah :
(1)Guru menyampaikan kompetensi yang diinginkan; (2) Menyajikan materi
sebagai pengantar; (3) Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar –
gambar kegiatan berkaitan dengan materi; (4) Guru menunjukatau
memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar –
gambar menjadi urutan yang logis; (5) Guru menanyakan alasan atau dasar
pemikiran urutan gambar tersebut; (6) Dari alasan atau urutan gambar
tersebut guru memulai menamkan konsep atau materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai; (7)Kesimpulan atau rangkuman.
FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 6
Berikut adalah langkah-langkah model picture and picture menurut
Istarani (2011:7) sebagai berikut: (1)Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin
dicapai, dilangkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang
menjadi kompetensi dasar materi yang bersangkutan; (2) Guru memberikan
penyajian materi sebagai pengantar yang sangat penting, dari sini guru
memberikan momentum permulaan pembelajaran; (3) Guru memberikan
motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap,dengan
motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat
siswa untuk belajar; (4) Guru menyediakan gambar-gambar yang akan
digunakan; (5) Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau
memasangkan gambar-gambar yang ada; (6) Guru memberikan pertanyaan
mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar; (7) Dari alasan
siswa tersebut guru akan menanamkan konsep materi yang sesuai dengan
kompetensi; (8) Guru memberi kesimpulan.
Berdasarkan langkah-langkah dalam model picture and picture yang telah
diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam menerapkan
model picture and picture secara garis besar hampir sama. Hal ini oleh peneliti
dijadikan sebagai acuan dalam menerapkan model picture and picture pada proses
pembelajaran pada siswa kelas III SD Negeri 55/ 1 Sridadi.
2.2.5 Kelebihan Model Picture and Picture
Dalam setiap model pembelajaran tentu ada kelebihan dan kelemahannya,
kelebihan dan kelemahan model pembelajaran picture and picture adalah:
Menurut Maufur (2009:92) Kelebihan model pembelajaran picture and picture: (1) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat
terlebih dahulu; (2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru
menunjukkan gambar- gambar mengenai materi yang dipelajari; (3)Dapat
meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk
menganalisa gambar yang ada; (4) Dapat meningkatkan tanggung jawab
siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar;
(5)Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung
gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.
Menurut Istarani (2011:7) kelebihan dari model picture and picture
sebagai berikut: (1)Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa; (2) Melatih
siswa berpikir logis dan sistematis; (3) Melatih siswa belajar berpikir
berdasarkan sudut pandang suatu objek bahasan dengan memberikan
kebebesan siswa dalam praktik berpikir untuk menyampaikan alasan
mereka;(4) Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik; (5)
Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelola kelas.
Berdasarkan pendapat tentang kelebihan model picture and picture di atas
peneliti menyimpulkan bahwa kelebihan dari model picture and picture adalah
dengan model ini dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar agar mereka
dapat menyampaikan alasan atau pendapat mereka melalui gambar.
2.2.6 Kelemahan Model Picture and Picture
Menurut Maufur (2009:92) kelemahan model pembelajaran picture and
picture: (1)Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta
sesuai dengan materi pelajaran;(2) Sulit menemukan gambar-gambar
yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki;
FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 7
(3)Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan
gambar-gambar yang diinginkan (3)Banyak memakan waktu.
Menurut Istarani (2011:8) kelemahan dari model picture and picture sebagai
berikut:
(1)Memakan banyak waktu;(2)Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai
dengan kompetensi siswa;(3)Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan
atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan.
Berdasarkan pendapat tentang kelemahan model picture and picture di atas
peneliti menyimpulkan bahwa kelemahan dari model picture and picture adalah
penerapannya yang banyak memakan waktu pada saat proses pembelajaran.
2.2.7 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas (PTK) bersifat partisipatori dan kolaboratif, yang
dilakukan karena ada kepedulian bersama terhadap situasi pembelajaran kelas
yang perlu ditingkatkan. Peneliti/guru bersama pihak –pihak (sejawat,murid,dan
kepala sekolah) mengunggkapkan kepedulian akan peningkatan situasi tersebut,
saling menjajagi apa yang dipikirkan,dan bersama –sama berusaha mencari cara
untuk meningkatkan situasi pembelajaran. Peneliti atau guru bersama kolaborator
(sejawat) menetukan focus strategi peningkatannya. Singkatnya, peneliti secara
bersama- sama (1) menyusun rencana,(2)bertindak, (3) mengamati, (4) melakukan
refleksi bersama – sama pula. Menurut Sanjaya (2010:25) ada tiga istilah yang
berkaitan dengan penelitian tindakan kelas (PTK),yakni:
(1)Penelitian adalah suatu perlakuan yang menggunakan metologi untuk
memecahkan suatu masalah;(2) tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan yang
dilakukan oleh guru untuk memperbaiki mutu;(3) kelas menunjukkan pada
tempat berlangsungnya tindakan.
Menurut Arikunto (Suyadi, 2012:18) Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) adalah:
“Pengertian dari kata “penelitian,tindakan dan kelas”. Penelitian adalah
kegiatan mengamati suatu objek ,dengan menggunakan kaidah metodologi
tertentu untuk mendapatkan data yang bermanfaat bagi peneliti dan orang
lain demi kepentingan bersama. Selanjutnya tindakan adalah suatu perlakuan
yang sengaja diterapkan kepada objek dengan tujuan tertentu yang dalam
penerapannya dirangkai menjadi beberapa peroide atau siklus, dan kelas
adalah tempat di mana sekelompok siswa belajar bersama dari seorang guru
yang sama dalam periode yang sama”.
Berdasarkan pendapat tentang penelitian tindakan kelas (PTK) di atas
peneliti menyimpulkan bahwa peneltian tindakan kelas adalah suatu pengamatan
yang menerapkan tindakan didalam kelas dengan menggunakan aturan sesuai
dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau siklus.
2.2.8 Jenis – Jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Dalam penelitian tindakan kelas, ada 4 jenis penelitian yakni: penelitian
tindakan kelas diagnostik,penelitian tindakan kelas partisipan,penelitian tindakan
kelas empiris,dan penelitian tindakan eksperimental. Iskandar (2012: 79).
a. Penelitian tindakan kelas diagnostik adalah penelitian yang dirancang
dengan menuntun peneliti kearah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti
FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 8
mendiagnosis dan memasuki situasi yang terdapat didalam latar
penelitian. Contohnya,jika peneliti berupaya menangani
perselisihan,pertengkaran,masalah atau konflik yang dilakukan antar
siswa yang terdapat didalam sekolah atau kelas. Peneliti menganalisis
dan mengamati secara cermat melalui interaksi dengan siswa –siswa di
suatu sekolah atau kelas dengan mencari sumber masalah yang ada dan
sebagainya. Kemudian menganalisis semua data dan memberikan
rekomendasi tentang penyelesaian konflik tersebut.
b. Penelitian tindakan kelas partisipan adalah apabila orang yang akan
melakukan atau melaksanakan penilaian harus ikut terlibat langsung
dalam proses penelitian sejak awal sampai hasil akhir penelitian berupa
laporan. Dengan demikian,sejak perencanaan penelitian, peneliti sudah
terlibat dan selanjutnya peneliti mengumpulkan data lalu menganalisisa
data serta berakhir dengan melaporkan hasil dari penelitiannya. Dalam
PTK jenis ini, peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus
meneru sejak awal sampai akhir penelitian.
c. Penelitian tindakan kelas empiris adalah apabila peneliti berupaya
melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa yang
dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada
prinsipnya proses penelitian berkenaan dengan penimpanan catatan dan
pengumpulan pengalaman peneliti dalam pekerjaan sehari –hari.
d. Penelitian tindakan kelas eksperimental ialah apabila PTK
diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau
strategi secara efektif dan efesien didalam suatu kegiatan belajar
mengaja. Didalam berkaitannya dengan kegiatan belajar mengajar
dimungkinkan terdapat lebih dari satu straetgi atau teknik yang
ditetapakan untuk mencapai suatu tujuan instruksional.
Dari jenis –jenis penelitian tindakan kelas tersebut, peneliti memilih jenis
penelitian tindakan kelas diagnostik adalah penelitian yang dirancang dengan
menuntun peneliti kearah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosis
dan memasuki situasi yang terdapat didalam latar penelitian. Dimana nantinya
Peneliti menganalisis dan mengamati secara cermat melalui interaksi dengan
siswa –siswa di suatu sekolah atau kelas dengan mencari sumber masalah yang
ada dan sebagainya. Kemudian menganalisis semua data dan memberikan
rekomendasi tentang penyelesaian konflik tersebut.
2.2.9 Model Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Pada
penelitian tindakan kelas terdapat beberapa model tindakan kelas diantaranya: (1)
model Kurt Lewin,(2) model Kemmis dan Mc. Taggart, (3) model John Elliot, (4)
model Hopkins, (4) model Mc.Kernam, dan model Dave Ebbut. Dalam hal ini
peneliti disini melakukan tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis
dan Mc. Taggart.
FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 9
Model ini pada hakekatnya terdiri dari emapat komponen yakni
perencanaan,tindakan,observasi, dan refleksi. Dalam implementasinya, model
Kemmis dan Mc. Taggart mengabungkan antara tindakan dan observasi. Hal ini
dilakukan karena pada pelaksanaanya komponen tindakan penelitian tidak
terpisah dengan komponen observasi. Komponen –komponen penelitian pada
model Kemmis dan Mc Taggart merupakan satu siklus tindakan yang
dilaksanakan dalam satu kali pembelajaran. Pada tahap perencanaan,peneliti
menyusun rancangan dan menentukan fokus permasalahan kemudian membuat
instrument pengamatan untuk fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
Tahap selanjutnya pelaksanaan tindakan yang merupakan implementasi isi
rancangan sekaligus tahap observasi atau pengamatan terhadap proses
pembelajaran yang sedang berlangsung. Untuk tahap akhir diadakan refleksi
terhadap implementasi tindakan yang telah dilaksanakan. Keempat tahapan dalam
penelitian tersebut adalah unsur untuk membuat siklus.Melalui penelitian tindakan
kelas adalah salah satu cara yang strategis bagi guru untuk meningkatkan layanan
pendidikan dalam konteks pembelajaran di kelas. Alasan penggunaan model PTK
Kemmis dan Mc. Taggart adalah karena tahapan dalam tindakannya sederhana,
sehingga mudah dipahami oleh peneliti. Selain itu, penggunaan model PTK ini
karena permasalahan yang dihadapi di kelas memerlukan PTK. Untuk itu
memerlukan model penelitian yang sesuai dengan permasalaha di kelas. Berikut
gambaran dari model Kemmis dan Mc. Taggart. (Suharsimi Arikunto, 2012 : 74)
FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 10
2.3 Kerangka berpikir
Untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas III SD Negeri 55/I
Sridadi. Peneliti perlu menyusun rencana dengan penggunaan model-model
pembelajaran yang dapat diterapkan. Pada penelitian ini dengan 3 siklus
pembelajaran. Dimana nantinya setiap siklus guru menggunakan model
pembelajaran Picture and Picture untuk dapat meningkatkan kemampuan
berbicara siswa. Peningkatan kemampuan berbicara siswa dapat dilihat dari proses
pembelajaran berlangsung saat guru menyuruh siswa tersebut untuk menanyakan
tentang materi atau berbicara. Guru juga akan menerapkan refleksi yang sesuai
pada setiap siklusnya sehingga dapat memberikan solusi pada setiap permasalahan
disetiap siklus penelitian.Pada penelitian ini kondisi awal kurang aktifnya siswa
berbicara pada saat proses pembelajaran, cara pengucapannya yang kurang tepat,
pada saat berbicara masih terbata-bata, kosakata yang mereka gunakan belum
tepat pada saat berbicara, dan penggunaan model pembelajaran yang kuarng
sesuai. Berdasarkan masalah berikut peneliti memberikan tindakan, tindakan
tersebut peneliti memakai model picture and picture yang penerapan. Model
picture and picture dengan memperlihatkan gambar – gambar kegiatan berkaitan
dengan materi. Pada kondisi akhir skema, model picture and picture diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
Kondisi awal
1. Kurang aktifnya siswa berbicara pada
saat proses pembelajaran
2. Cara pengucapannya yang kurang
tepat
3. Pada saat berbicara masih terbata-bata
4. Kosakata yang mereka gunakan juga
kurang tepat pada saat berbicara
5. Siswa yang malu-malu dalam
mengeluarkan pendapatnya.
6. Penggunaan model pembelajaran yang
kurang sesuai.
Tindakan kelas
Guru menerapakan model pembelajaran picture
and picture dengan sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang
ingin dicapai
2. Guru menyajikan materi pelajaran
3. Guru menunjukkan atau memperlihatkan
gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi
4. Guru menunjuk atau memanggil siswa
secara bergantian memasang atau
mengurutkan gambar-gambar menjadi
urutan yang logis
5. Guru menanyakan alasan atau dasar
pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan atau urutan gambar tersebut
guru memulai menanamkan konsep atau
materi sesuai kompetensi yang ingin
dicapai. Lalu memberikan kesimpulan
FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 11
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis Tindakan
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data-data yang
terkumpul. Berdasarkan kerangka berpikir hipotesis tindakan dalam penelitian ini
adalah melalui model Picture and Picture diterapkan maka dapat meningkatkan
kemampuan berbicara siswa pada kelas III SD Negeri 55/1 Sridadi.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
dan kualitatif atau pendekatan campuran. Pendekatan campuran adalah pendekatan
penelitian yang menggabungkan atau menghubungkan metode penelitian kuantitatif dan
kualitatif.
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) karena penelitian
dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas
bersifat partisipator/kolaboratif, yang dilakukan karena adanya kepedulian bersama
terhadap situasi pembelajaran. Peneliti bekerjasama dengan guru kelas,semua yang
tergabung dalam penelitian ini terlibat langsung secara penuh dalam proses
perencanaan,tindakan,observasi,dan refleksi.
3.3 Latar Penelitian
3.3.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III A SD Negeri 55/I Sridadi .
Jumlah siswa 23 orang yang terdiri dari 12 orang siswa laki – laki dan 11 orang
siswa perempuan. Dalam penelitian ini semua populasi dijadikan subjek.
3.3.2 Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini di SD Negeri 55/I Sridadi, Kecamatan
Muara Bulian, Kabupaten Batanghari. Alasan peneliti memilih tempat penelitian
ini, karena peneliti juga melakukan praktek pengalaman di SD Negeri 55/1
Sridadi tersebut dan peneliti benar-benar menemukan masalah pada kelas tersebut.
3.3.3 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2017/2018,
untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada jadwal penelitian.
3.3 Prosedur Tindakan
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara
kolaboratif”. Penelitian kolaboratif yang melibatkan guru,siswa,dan peneliti
terhadap berlangsungnya proses tindakan. Empat bagian utama yang ada dalam
setiap siklus adalah sebagai berikut: 1) perencanaan tindakan (planning), 2)
pelaksanaan (acting), 3) pengamatan (observing), dan 4) refleksi
Kondisi akhir
Dengan menerapkan model picture and
picture dapat meningkatkan kemampuan
berbicara siswa
FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 12
(reflecting)”.Penelitian tindakan kelas dilaksanakan 3 siklus,setiap siklus melalui
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi , dan refleksi. Penelitian
ini melibatkan seorang peneliti, 23 siswa yang diberikan tindakan dan seorang
pengamat yang mengamati kegiatan siswa dalam proses pembelajaran
berlangsung. Penelitian dihentikan apabila siswa sudah mampu meningkatkan
kemampuan berbicara. Dalam kata lain data sudah menunjukkan model picture
and picture dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa, siklus direncanakan
dilaksanakan sebanyak 3 siklus apabila sudah memenuhi kriteria keberhasilan
maka siklus dihentikan dan apabila data yang diperoleh selama 3 siklus masih
kurang , maka siklus ditambah sampai data sudah memenuhi kriteria keberhasilan.
Model penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah model Kemis dan Mc.
Taggart.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis dari penelitian. Analisis
penelitian menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis
kuantitatif yaitu menghitung seberapa besar peningkatan kemampuan berbicara
setelah diberikan tindakan dengan menggunakan model picture and picture.
Analisis kualitatif yaitu menggambarkan data dengan kalimat untuk memperoleh
keterangan yang jelas dan terperinci.Teknik analisis data ini diperoleh dengan cara
merefleksikan hasil observasi. Data observasi yang telah diperoleh kemudian dilakukan
analisis secara deskriptif, sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas tentang
pembelajaran yang dilakukan guru pada pembelajaran berlangsung. Dengan
menggunakan model picture and picture. Adapun langkah- langkah yang dilakukan
adalah mencari skor ideal atau skor maksismum untuk mengukur kemampuan berbicara
siswa, kemudian menjumlahkan skor yang diperoleh dari setiap siswa. Maka digunakan
rumus sebagai berikut: Persentase =
x 100
3.7 Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya penelitian
yang sedang berlangsung, maka peneliti membuat kriteria-kriteria keberhasilan
dalam bentuk presentase keberhasilan. Berdasarkan indiktor dari kemampuan
berbicara. Penelitian dikatakan berhasil jika penggunaan model picture and
picture dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas III SD Negeri 55/1
Sridadi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, penelitian dianggap
berhasil apabila 75% dari jumlah siswa atau mendapatkan skor 10 minimal.
Adanya peningkatan kemampuan berbicara siswa kelas III SD Negeri 55/1 Sridadi
lebih dari 75% ,maka sudah mencapai target idikator yang sudah ditetapkan.
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dari hasil pre test kemampuan siswa
sebelum diberikan tindakan belum terlihat atau kategori kurang. Pada siklus I ,
siklus II dan siklus III sudah mengalami peningkatan pada kemampuan berbicara
pada tiap siklus yang diberikan. Dan mengalami peningkatan juga pada hasil dari
post test setelah diberikan tindakan.Pada siklus I hasil observasi untuk
kemampuan berbicara belum memenuhi kriteria keberhasilan. Pada siklus I ini
FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 13
masih ada yang belum terlaksana yaitu dari guru yang belum menyampaikan
tujuan dan tema pembelajaran. Pada pertemuan pada siklus I ini rata-rata
kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan model picture and picture
adalah 64,63 % yang mana pada kategori rendah. Ini terlihat dari indikator-
indikator yang diberikan masih banyak siswa yang memperoleh poin cukup dan
kurang.
Pada siklus II kemampuan berbicara siswa mengalami peningkatan yang
baik yaitu menjadi rata-rata 75,04 % dari siklus I tetapi hanya mencapai kriteria
keberhasilan atau cukup. Kemudian peneliti melakukan kembali penelitian atau
pelaksanaan siklus III untuk mencapai kriteria keberhasilan yang lebih meningkat
lagi dari siklus I dan siklus II. Hasil dari siklus III mencapai rata-rata 82,43% dan
ini melebihi dari kriteria keberhasilan. Dan setelah diberikan tes atau post test
setelah diberikan tindakan hasilnya semakin meningkat menjadi 8,6% dari
sebelum diberikan tindakan atau pre test.
Dari hasil penelitian yang di mulai dari pre test , tindakan dan post test
dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara mengalami peningkatan dengan
diterapakan model picture and picture.
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas III SD Negeri 55/ 1 Sridadi
sebanyak tiga siklus. Berdasarkan hasil penelitian dari hasil pre test
kemampuan siswa sebelum diberikan tindakan belum terlihat atau kategori
kurang. Pada siklus I , siklus II dan siklus III sudah mengalami peningkatan pada
kemampuan berbicara pada tiap siklus yang diberikan. Dan mengalami
peningkatan juga pada hasil dari post test setelah diberikan tindakan.Pada siklus I
hasil observasi untuk kemampuan berbicara belum memenuhi kriteria
keberhasilan. Pada siklus I ini masih ada yang belum terlaksana yaitu dari guru
yang belum menyampaikan tujuan dan tema pembelajaran. Pada pertemuan pada
siklus I ini rata-rata kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan model
picture and picture adalah 64,63 % yang mana pada kategori rendah. Ini terlihat
dari indikator- indikator yang diberikan masih banyak siswa yang memperoleh
poin cukup dan kurang.Pada siklus II kemampuan berbicara siswa mengalami
peningkatan yang baik yaitu menjadi rata-rata 75,04 % dari siklus I hanya
mencapai kriteria keberhasilan atau cukup. Kemudian peneliti melakukan kembali
penelitian atau pelaksanaan siklus III untuk mencapai kriteria keberhasilan yang
lebih meningkat lagi dari siklus I dan siklus II. Hasil dari siklus III mencapai rata-
rata 82,43% dan ini melebihi dari kriteria keberhasilan. Dan setelah diberikan tes
atau post test setelah diberikan tindakan hasilnya semakin meningkat menjadi
8,6% dari sebelum diberikan tindakan atau pre test.Dari hasil penelitian yang di
mulai dari pre test , tindakan dan post test dapat disimpulkan bahwa kemampuan
berbicara mengalami peningkatan dengan diterapakan model picture and picture
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ,maka peneliti manyarankan sebagai berikut:
1. Diharapkan guru kelas III SD Negeri 55/ 1 Sridadi dapat menerapakan
model picture and picture untuk meningkatkan kemampuan berbicara agar
siswa aktif dalam berbicara pada saat proses pembelajaran.
FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 14
2. Menggunakan model picture and picture dapat membantu siswa dalam
berbicara.
3. Aspek –aspek yang diamati pada penelitian ini masih terbatas, diharapkan
pada peneliti selanjutnya dapat memperluas aspek amatannya
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Astriningtyas,B.W. 2013.Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model
Picture and Picture Siswa Kelas IV SDN 03 Sumbersari Jamber.
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/56034/wulandari.
Diakses 4 Januari 2017.
Aunurrahman.2013. Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Alfabeta
Hamzah ,Rini. 2013. Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Melalui Model
Picture and Picture Kelas II SDN 6 Bulango.
http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIP. Diakses 1Agustus 2016.
Hasibuan, Melayu, SP . 2004. Hakikat Kemampuan.Jakarta: Bumi Aksara.
Isah Cahyani dan Hodijah. 2007. Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD. UPI
Pers: Bandung.
Istarani. 2011. Model pembelajaran inovatif. Medan: Media Persada.
Iskandar.2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Refensi
Komara. 2014. Belajar dan Pembelajaran Interaktif. Bandung: PT Refika
Aditama.
Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Maufur,Hasan Fauzi. 2009 , Sejuta Jurus Mengajar Mengasyikkan. Semarang :
PT. Sindur Press.
Ningamah,U.A. 2011. Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Model
Picture and Picture Pada Siswa Kelas 1 SDN Kendal Tulanggung.
http://kim.ung.ac.id/index/php/KIMFIP/article. Diakses 04 Januari 2017.
Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Sunarti,Ketut. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture Melalui
Media Gambar Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Siswa
Kelas III SDN Titi Dharma Denpasar.
FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page 15
http://download.portalgaruda.org/article.php%3farticle. Diakses 5 Januari
2017.
Supriyadi,dkk. 2005 . Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud
Tanredja,dkk . 2011. Model – Model Pembelajaran Inovatif. Bandung : Alfabeta
Tarigan, Henry Guntur, 2008. Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa.
Bandung: Angkasa
Tim Penyusun. 2008. Panduan Penulisan Proposal Dan Skripsi Hsil Penelitian
Tindakan Kelas(PTK) Suplemen Panduan Penulisaan Skripsi Fkip
Universitas Jambi. Jambi. Universitas Jambi.
Tim Penyusun. 2011. Panduan Penulisan Skripsi Universitas Jambi. Jambi.
Universitas Jambi.
Trisnawati, Laksmi Nyoman. 2014. Penerapan Model Picture and Picture Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas IV SD Dirgantara
Buruan. http://kim.ung.ac.id/index.php./KIMFIP/article. Diakses 5 Januari
2017
FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page | 16