arsip untuk piston

Upload: oetamlemott-jaya

Post on 16-Jul-2015

2.651 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Arsip untuk piston Mio Standaran Belum Pernah Putus Dari Balap LiarPosted in Yamaha Mio dengan kaitan (tags) automotive, balap liar, JP Racing, kapasitas mesin, Karburator, katrol depan, katrol rumah roller, Kawahara, matic, Mesin, Mio, modifikasi, modifikasi katrol, piston, road race, road race mekanik, road race otomatis, set katrol, TDR, Thailand, Yamaha Mio on Desember 2, 2011 by @n.jr RSG

Yamaha Mio milik Ipunx Motor, katanya belum pernah putus. Putus artinya belum pernah terkalahkan di kelas standaran wilayah Tangerang. Hebat ya? Katanya lagi, karena menggunakan teori lubang isap D type. Padahal D type biasa dipakai di lubang buang. Maksudknya untuk menghindari terjadinya turbulensi gas buang. Tapi, oleh Ipunx Motor malah diaplikasi di lubang isap. Kok bisa ya? Lubang isap dibuat seperti huruf D. Bagian yang melengkung posisinya menghadap blok silinder. Sementara bagian yang lurus menghadap tutup klep. Lebih jelas silakan lihat gambar. Besar lubang isap jadi susah dilakukan pengukuran. Pokoknya sekitar 28 mm, jelas Ipunx Purnomo, mekanik Ipunx Motor yang markasnya masih di rumah saja. Ukuran lubang in 28 mm, kata Ipunk berdasarkan pertimbangan. Pernah dibuat lebih besar. Tapi, malah tidak mau lari di rpm atas. Meski trek yang dilalui hanya 500 meteran, tetap saja power atasnya diam, jelas Ipunx. Menggunakan lubang isap 28 mm juga berdasarkan pertimbangan penggunaan klep EE5. Katup isap dibuat 34 mm, sementara buangnya jadi 30 mm.

Sedangkan ruang bakarnya diseting membentuk dome. Rasio kompresinya dibikin cukup rendah. Bermain di angka 12 : 1, jelas Ipunx yang pengukuran kompresinya dilakukan oleh temannya itu.

Kompresi itu didapat dari penggunaan seher 69 mm. Sementara stroke atau langkah piston naik 6 mm dari standar. Berarti stroke sekarang jadi 63,9 mm. Jadinya kapasitas silinder lumayan besar. Mencapai 238,8 mm, kalau digenapkan jadi 240 cc. Namun paking blok masih selembar kertas. Namanya juga kelas standaran. Tapi, di Tangerang walaupun kelas standaran membebaskan karburator dan knalpot. Makanya Ipunx menggunakan Keihin PE 28 yang direamer jadi 30 mm. Tinggal pasang karena beli jadi buatan Thailand. Begitupun knalpot, aplikasi dari Kawahara khusus drag. Tipenya K1, jelas Ipunx dari Taman Cibodas, Tangerang itu. Satu lagi yang dibebaskan. Yaitu boleh menggunakan CDI racing. Ipunx pilih buatan BRT tipe Dualband kalau dipakai trek 500 meteran. Seher Forging Pilihan seher diameter besar, sudah pasti Hi Speed Thailand banyak menyediakan. Variasi ukurannya juga lumayan banyak. Bukan hanya ukuran diameternya, tapi juga ukuran lubang pen sehernya. Khusus di Yamaha Mio Ipunx Motor, menggunakan diameter 69 mm. Pen sehernya dipilih yang berukuran 15 mm. Supaya bisa langsung klop dengan lubang setang seher yang masih standar Mio. Katanya seher buatan Hi Speed ini masuk kategori forged piston. Sehingga lebih kuat tapi juga ringan. Pas dengan karakter motor balap yang butuh part serba enteng. Namun harga di pasaran lumayan tinggi. Tinggalkan komentar

Bore Up Mio Irit,Motor Lumayan NgibritPosted in Yamaha Mio dengan kaitan (tags) blok, bore up, boring, bubut liner, Mio, ngibrit, piston, Smash, Yamaha Mio on Agustus 12, 2011 by @n.jr RSG

Untuk harian, bore up nggak perlu besar. Asal tenaga naik, motor lumayan ngibrit dengan modal irit. Bagi, pengguna Yamaha Mio, Manfaatkan piston Suzuki Smash, naik bore jadi 53,5 mm. Biaya nggak banyak, tapi tenaga maksimal dan bisa ikut road race. Aslinya kan bore x stroke Mio = 50 x 57,9 mm. Jadi, secara langsung, mengubah bore jadi 53,5 mm, kapasitas jadi naik lebih dari 120 cc. Tapi, tentu nggak langsung pasang. Pertama, musti gedein blok dengan bubut liner dulu agar piston 53,5 mm bisa masuk. Tidak perlu ganti boring, cukup dikorter.

Lalu, bubut lubang pin 1 mm. Karena, pin setang piston punya Mio kan 15 mm. Sementara, bawaan piston Smash punyalubang hanya 14 mm. Jangan lupa minta juga ke tukang bubut untuk bikin got buat klip atau spi setang piston terang pria berbadan mungil ini. Juga jangan lupa untuk minta agar tinggi piston disesuaikan. Kelar itu, pasang deh. Sekarang ngomongin biaya? Piston Smash satu set berikut ring cuma di kisaran harga Rp 98 ribuan. Biaya bubut paling nggak sampai Rp 100 ribu. Yang sudah jadi juga ada. Dibanderol Rp 300 ribu. Selamat mencoba.!! Tinggalkan komentar

Tips Bore-Up 150 CCPosted in bore up mio dengan kaitan (tags) bore up, bore-up 150, Pemula, piston, Thunder, V-Ixion on Agustus 1, 2011 by @n.jr RSG

Waktu penyelenggaraan pertama pada akhir Desember 2008 lalu, kelas Bore-up 150 cc Pemula termasuk yang banyak diikuti peserta. Yamaha Mio jadi skutik yang paling banyak turun di kelas itu, ucap Fredy, pihak penyelenggara balapan. Tetarik ikutan? Yuk kita persiapkan Mio buat bisa fight abis di kelas itu. Tentu dengan mengacu pada aturan yang sudah disepakati bersama. Untuk persiapan pertama konsentrasi pada pembesaran ruang bakar ya. Menurut beberapa mekanik yang doyan otak-atik skutik, ada 2 cara yang bisa diakukan agar kapasitas mesin 113,7 cc punya Mio bisa sesuai regulasi kelas bore-up 150 cc pemula. Pertama dengan murni menaikkan diameter piston Mio yang standarnya 50 mm. Langkah berikutnya dengan memadukan pembesaran diameter piston dengan memperpanjang langkah, terang Aldhie, mekanik sekaligus pemilik Bike.rider Shop di Kalimalang, Jaktim.

Pakai Piston 57 mm Untuk cara pertama, ukuran piston yang bisa dipakai melengserkan standar Mio, yang berdiameter 57 mm. Dengan perhitungan (1/4 x 3,14 x(57) x 57,9): 1000, maka didapat kapasitas mesin Mio sekarang jadi 147,67 cc. Menjejalkan piston gede, bikin liner standar juga mesti dirumahkan. Gantinya liner yang sesuai sama piston itu, misal pakai punya Suzuki Thunder 125, kata pria berkulit putih ini. Selain bawaan Thunder 125, piston Honda GL Neo Tech & Yamaha V-Ixion bisa dipakai buat naikkan cc Mio. Oh ya, enggak hanya boringnya yang mesti diganti saat mengapliaski cara pertama ini. Khusus pakai piston Thunder dan V-Ixion, penyesuaian pada diameter pin juga mesti dilakukan. Pasalnya bawaan Mio 15 mm dan pin Thunder juga V-Ixion 14 mm. Butuh pengerjaan 5 sampai 7 hari Perbesar Piston + Naik Stroke Langkah kedua ini, kombinasi nambah diameter piston dengan menjejalkan yang ukuran 54,5. Sedang buat tambah panjang langkah, ukuran total 6 mm (sesuai aturan maksimal naik stroke) dianggap yang paling pas. Pasalnya bila dimasukkan ke dalam rumus, hasil perkalian dan pembagiannya ketemu kapasitas mesin jadi 148,99 cc. Dibanding hanya dengan menaikkan kapasitas mesin, pengerjaan pada langkah ke-2 ini lebih lama. Karena mesti ada prosesi belah mesin buat pasang stroker baru, urai Joko, mekanik dari Pakde Motor di Depok, Jabar. Aplikasi ini tak perlu pakai ganti boring, namun penyesuaian pin perlu dilakukan pada beberapa piston yang bisa digunakan. Seperti seher bawaan Yamaha Jupiter dan Kawasaki Kaze yang diameternya 13 mm. Kalau pasangnya piston Suzuki Shogun atau Yamaha Jupiter MX, gak perlu ganti pin. Tinggalkan komentar

Tips Buat Mio Bore-UpPosted in bore up mio dengan kaitan (tags) automotive, balap liar, bengkel, bore up, CARBURATOR, Karburator, Mesin, Mio, palopo, piston, Yamaha Mio on Agustus 1, 2011 by @n.jr RSG

Sangat menarik untuk merancang mesin balap skubek atau skutik Kan balap skubek baru aja dipentas dua Minggu lalu di Sentul Kecil. Bahkan kabar bagusnya, tahun depan ada 4 seri lagi. Untuk itu sebagai persiapan rasanya perlu teori yang pas agar ada panduan dan tidak salah langkah.

x Paling menarik untuk dicermati kelas 150 cc. Di Yamaha Mio harus menggunakan piston 57 mm. Sedang stroke standar Mio yaitu 57,9 mm. Bagaimana menentukan ukuran klep dan besarnya karburator yang digunakan? Sebagai permulaan harus menentukan letak power di rpm berapa. Jadi, bukannya menentukan besarnya klep dulu. Peak power sekitar di 13.000 rpm untuk kelas 110 cc. Rata-rata tim lain bermain di 12.000 rpm. Biar gampang ditentukan di 12.000 rpm saja ya, maklum di skubek yang transmisi otomatis belum ada batasan. Juga karakter tenaga bagusnya di gasingan bawah. Juga mesti tahu dulu gas speed (GS) di lubang porting. Menurut referensi dari tuner luar negeri 80 meter/detik. Untuk motor balap Ibnu, yaitu 100-105 meter/detik. Angka ini menentukan homogenitas campuran bensin-udara. Jika kelewat gede atau kurang dari 80 m/detik akan tidak homogen. Kemudian mencari ukuran diameter inlet port. Menurut mekanik beken disapa Pakde itu, paling gampang bisa diukur dari diameter lubang inlet di kepala silinder yang ketemu dengan intake manifold. Untuk menentukan besarnya bisa lihat rumus: Diameter Piston2 Gas Speed= Diameter Inlet Port2 x Piston Speed

Piston Speed = (2 x stroke x rpm)/60. Yamaha Mio punya stroke 57,9 mm (0,0579 meter). Pada gasingan 12.000 rpm, maka Piston

Speed = (2 x 0,0579 x 12.000)/60 = 23,16 meter/detik. Nah, dari sini bisa menghitung diameter inletnya. Yaitu: Diameter Piston Diameter Inlet Port = x Piston Speed Gas speed 0,057 Diameter Inlet Port = x 23,16 100 Diameter Inlet Port = 0,0274 meter = 27,4 m Nah, dari sana ketahuan bahwa diameter inlet port 27,4. Dari sini memang agak rumit jika mau tahu ukuran diemeter klep ideal. Harus melalui rumus yang panjang dan perlu riset lama. Terutama tahu dulu diagram kerja noken as dan bikin pusing, jelas Ibnu yang sarjana elektro sekaligus mesin itu. Diameter klep tergantung letak peak power yang anda mau. Untuk itu Ibnu mau kasih rumus ringan. Katanya diameter inlet port itu untuk ukuran motor cc kecil, yaitu 0,85 x diameter klep isap. Maka diameter klep isap = Diameter Inlet Port/0,85 = 27,4/0,85 = 32 mm. Klep buang lebih kecil lagi. Besarnya berkisar 0,77 sampai dengan 0,80 x diameter klep isap. Jika diambil yang paling besar yaitu 0,80 x 32 = 25,6 mm. Nah, ini dirasa sangat besar jika klep isap 32 mm dan buang 26,6 mm. Rasanya seperti sangat susah dipasang pada kepala silinder yang hanya menggunakan piston diaemeter 57 mm. Tapi,rumus ini jika peak power ingin berada di 12.000 rpm. Untuk ukuran matik harusnya lebih rendah lagi. Kan transmisi otomatis (CVT) butuh tenaga galak di putaran bawah supaya cepat melesat. Jika tenaga bermain di gasingan 11.000 rpm klep isap 30,6 mm dan klep buang 24,5 mm. Kalau mau lebih rendah lagi misalnya di 10.000 rpm, maka klep isap 29,5 dan buang 23,6 atau 24 mm. Jadi, besarnya diameter klep tergantung dari letak peak power yang dimau. Venturi Karburator. Menentukan besarnya venturi karburator juga bisa berpatokan dari perbandingan. Sebagai contoh diambil dari buku panduan flowbench merek Superflow SF-110/120. Perbandingannya 0,85 x diameter klep.

Sebagai contoh seperti di atas jika diameter klep isap 32 mm. Maka venturi karburator 32 x 0,85 = 27 mm. Namun dirasa susah mencari karburator ukuran 27 mm. Kalau mau lebih gampang, pilih aja yang 28 mm. Seperti Keihin PWK 28 misalnya. Artikel diatas, ditulis cara menentukan besarnya diameter lubang intake atau isap di skubek. Contohnya di Yamaha Mio. Tentunya harus ditentukan dulu letak peak power di rpm berapa yang anda mau. Batang klep. Letak peak power atau tenaga puncak yang anda mau akan menentukan besarnya diameter lubang isap. Juga akan menentukan pemilihan diameter payung klep dan ukuran karburator yang diterapkan. Rupanya cara itu lumayan menarik perhatian skubeker yang doyang ngebut. Seperti Nugroho dari Surabaya. Jika sudah tahu ukuran payung klep yang dipakai, kira-kira pakai punya klep apa dan gimana pasangnya? tanya pemakai Yamaha Nouvo itu lewat SMS. Untuk Yamaha Mio yang mau turun di kelas 150 cc pakai piston 57 mm, bisa menggunakan klep beberapa tingkatan. Tergantung letak peak power ada di rpm berapa, timpal Ibnu Sambodo, begawan 4-tak yang minggu lalu memberikan rumusnya. (1) Klep Sonic Misalnya menyesuaikan dengan klep yang tersedia di pasaran. Sebagai contoh klep Honda Sonic in 28 mm dan ex 24 mm. Herganya berkisar dari Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu. Namun risikonya harus potong batang klep lantaran kepanjangan. Kalau tidak repot comot aja merek TK, TDR atau Daytona khusus untuk Mio. Klep ukuran 28/24 ini banyak dipakai skubeker. Jika menggunakan rumus yang diberikan Ibnu minggu lalu, karakter tenaga atau peak power berkisar di 9.000 rpm. Namun pakai klep ini harus menggeser posisi sudut klep di kepala silinder. Standar Mio klep in kemiringan dari vertikal 31,5 derajat dan klep buang 35,5 derajat. Jika memakai klep Sonic, kemiringan harus dibikin lebih landai supaya tidak saling bertabrakan.

Dari perhitungan menggunakan rumus sinus dan cosinus, didapat klep isap kemiringannya harus dibikin 29,1 derajat. Klep buangnya 33,5 derajat dengan memperhitungkan jarak antar klep 4 mm. Jarak antar klep bagusnya 3-4 mm supaya mesin adem. (2) Klep EE 31/25,5 mm Pilihan kedua, jika tenaga mesin mau berada di kisaran 11.000 rpm. Bisa pakai klep berlogo EE yang diameter payung klep isap 31 dan buang 25,5 mm. Jangan lupa jarak antar klep diseting 4 mm dan sudut kemiringan klep isap 28 derajat dan buang 33 derajat. Karakter klep EE antijeber alias tidak mengembang meski menggunakan per yang keras dan kem lift tinggi. Klep ini memang batangnya lebih panjang. Konsekuensinya harus main potong supaya ukurannya sama dengan punya Mio. Namun kelebihannya diameter batang klep kecil alias sama dengan punya Yamaha Mio. Sehingga gesekan lebih ringan. Meski harus main potong batang, namun harganya lumayan ringan. Katanya sih pihak JP Racing menjualnya dengan banderol Rp 150 ribu. (3) Klep GL Pro Platina Pilihan lain bisa coba klep GL-Pro platina alias tipe lama. Diameter payung klep in 31,5 mm dan ex 26 mm. Dipastikan cocok untuk mengejar tenaga di gasingan 11.500 rpm. Harganya lumayan bersahabat. Seperti buatan Indoparts yang dilego kisaran Rp 70 ribu. Untuk pemasangan klep ini Chandra yang spesialis ubah klep itu kasih bocoran. Kemiringan klep isap dipasang 27,5 derajat, sedang kemiringan klep buang 32,5 derajat, kondisi ini jarak antar klep biar aman 5 mm, jelas Chandra.

Namun menggunakan klep GL-Pro meski murah ada konsekuensinya. Batang harus dipotong lantaran kepanjangan. Juga diameter batang klep lumayan gede, yaitu 5,5 mm. Bandingkan punya Mio asli hanya 5 mm.

Jarak Antar Klep Jarak antar klep memang tergantung dari kem. Terutama overlap dan lift. Namun jangan kelewat jauh mematok jarak antar katup isap dan buang. Bagusnya sih 3 sampai 4 mm. Dari analisis Jesi, jika jarak antar klep 5 mm atau lebih akan berakibat mesin panas. Biasanya leher knalpot membara. Menandakan temperatur mesin tinggi. Stroke-up Yamaha Mio. Untuk mendapatkan kapasitas silinder besar, tidak hanya ditempuh dengan cara bore up. Kini bisa juga diakali dengan stroke-up alias memperpanjang langkah seher alias piston. Tetap perlu trik khusus supaya dicapai stroke yang sangat panjang alias maksimal. Persoalannya, naik stroke abis terkendala setang piston yang dipakai dan celah pen di kruk-as hanya sedikit. Makanya diatasi dengan memperlebar diameter bandul kruk-as dan ganti setang seher. Untuk memperpanjang langkah piston terbilang sulit. Mekanik harus memperhitungkan matang pemilihan setang seher motor apa yang mau dipakai. Apalagi perubahan ini tergantung dari pen kruk-as dan pen piston pengganti. Rasio girboks bisa dibikin setingan berat Stroke panjang di bandul yang dilas jauh dari efek melintir Puli primer lebih gede dari sekunder, untuk mengimbangi naiknya torsi Bukan cuma itu. Sisa celah antara crankcase dengan diameter luar bandul kruk-as tidak boleh luput dari perhatian. Apalagi penggantian setang seher di kruk-as dipengaruhi diameter bandul yang diperlebar dengan cara dilas sekelilingnya. Intinya, mekanik harus pintar cari tukang bubut yang pandai membesarkan diameter bandul kruk-as, membubut juga ngebalance. Sebab kalau tidak sama yang ahli, kruk-as rawan melitir. Baru deh cari setang seher yang ideal dipasang di kruk-as dan punya diameter pen seher sama. Apalagi pembesaran diameter kruk-as selain lebih kuat juga masih bisa memajukan posisi pen kruk-as. Kini diameter kruk-as yang sudah kena las membengkak jadi 108,8 mm dari 102,8 mm (standar). Adapun setang piston yang dipilih adalah milik Suzuki TS125, RX-Z atau Ninja 150. Kebetulan dipilih Kunto dari TS125, pakai laher bambu supaya pas dengan pen 15 mm. Menggunakan setang seher TS125 menguntungkan. Sebabe pin kruk as lebih kecil. Sehingga posisi titik tengah pin bisa digeser jauh keluar. Hasilnya didapat stroke lebih panjang.

Settingan Puli Dan Griboks Agar stroke-up di mesin Mio seimbang dengan komponen reduksi di rumah CVT dan girboks, setingan dua komponen ini wajib disesuaikan. Diameter puli primer dibikin lebih besar daripada sekunder. Saya bikin ubahan ini ambil contoh hitungan gir reduksi sepeda. Torsi gede bila gir depan lebih besar dari belakang, yang terpaksa bikin ulang puli primer lebih besar dan ganti puli skunder kecil produk aftermarket. Lalu di sektor gigi rasio, hanya mengganti setingan girboks dengan perbandingan berat. Kalau aslinya pakai 14/45, sekarang pakai rasio 17/42. Tinggalkan komentar

Mencermati Varian Motor Yamaha Dari YZF-125 R15Posted in Varian Motor Yamaha dengan kaitan (tags) balap liar, bore up, Honda, Kawahara, MX, piston, RX King, V-Ixion, VEGA R, Yamaha Scorpio Z on Juli 30, 2011 by @n.jr RSG

Saya tertarik untuk mencermati spesifikasi bore x stroke. Apakah Bore dan Stroke itu? bore itu diameter silinder sedangkan stroke itu jarak piston bergerak maju-mundur. YZF-125 = MX-135 = Vixion/R15 = 57.0 mm x 58.7 mm. 52.0 54.0 x x 58.6 58.7 mm mm

Hmm apakah MX-135 merupakan bore up dari YZF-125? Sekilas strokenya hampir sama, beda 0.1 mm saja. Bore-nya beda 2 mm. Kemudian Vixion bore up dari MX-135. Bore beda 3 mm hasilnya beda 15 cc. RXZ 135 (RX King) = 56.0 mm x 54.0 mm (58.0 mm x 50.0 mm ?? ) Fizr = 52.0 mm x 52.0 mm Fizr maksimum Over Size (OS) 200, Bore = 54mm, Stroke = 52mm > Volume cylinder = 119

cc. Jika CRANK dari King RXZ 135 bisa dipasang maka stroke menjadi 54 mm dan volumenya adalah : V = 3,14 x 54 x 54 x 54 : 4 = 123,6 cc yah cuman dikit bro ! hahahahahaha. VEGA R = 51.0 x 54.0 mm VEGA ZR = 50 x 57.9 mm Wah mantap nih VEGA ZR, stroke-nya panjang bo, kalau dibore up mantap tuh. Misalkan bisa dipakai piston V-Ixion maka : V = 3,14 x 57 x 57 x 57.9 : 4 = 147,6 cc booo mantap deh. Wah ternyata VEGA ZR diam-diam Apalagi kalau pakai piston Scorpio : Yamaha Scorpio Z = 70 mm x 58 mm. V = 3,14 x 70 x 70 x 57.9 : 4 = 222,7 cc ! Wah cukup ngga tuh blok Vega di bore up jadi 70 mm dari 50 mm, alias ngurangi tebal blok sebanyak 1 cm ! . Terlalu ekstrim kali yah. Kalau VEGA R lama ? Mungkin pakai piston RX King RXZ 135 yah, jadinya V = 3,14 x 56 x 56 x 54 : 4 = 147,6 cc = 132,9 ~ 133 cc lumayan juga. Tapi piston 2 tak ngga bisa dipakai di mesin 4 tak, kurang ring sehernya. Yamaha mio ? Yamaha Mio = 50 x 57.9 mm Mio sama dengan Vega ZR. Dan Mio sudah banyak yang bore up hingga 180-200 cc ! Apakah karena keberhasilan bore-up Mio, maka bore x stroke Vega ZR jadi sama dengan mio ? hmmm menarik. Mio yang menggunakan piston Tiger akan mempunyai cc : V = 3,14 x 63,5 x 63,5 x 57.9 : 4 = 183,3 Bagaimana dengan Blade Honda Blade 110 cc = 50 mm x 55.6 Honda Revo 100 cc = 50 x 49,5 Supra X 125 = 52,4 x 57,9 Honda Mega Pro = 63.5 mm x 49.5 Honda CS1 = 58 x 47,2 Honda CBR150R = 63.5 mm x 47.2 Honda Tiger = 63,5 mm x 62,2 mm cc . ? mm mm mm mm mm mm menyimpan potensi yang hebat !

Wah susah yah cari piston buat blade atau supra buat bore-up. Bisa aja sih piston bore-up nya dipangkas belakangnya. CS1 kayaknya bisa dibore-up pake piston CBR150. Revo 100 cc di bore-up pake MegaPro ??

Kawasaki Kaze ZX130 = Kawasaki Athlete 125 = Kawasaki KLX250 = 72.0 mm x 61.2 mm

53.0 56.0

mm mm

x x

59.1

mm 50.6mm

Huwaaa Kaze ZX130 sangat menjanjikan, stroke-nya panjang dan dengar-dengar dagingnya tebal! Cuman susah cari piston gede yang stroke-nya 59.1 mm. Biasanya sih pake piston Joy. Suzuki Shogun 125 Suzuki Thunder 125 Suzuki Thunder 250 Suzuki Titan = 51.0 X 55.2 mm. = = = 72.0 53.5 52.4 mm. mm x x x 55.2 57.8 61.2 mm. mm. mm.

Suzuki Titan sama stroke-nya dengan shogun 125!. Kalau pin setang sehernya sama juga wah tinggal di bore up tuh Titan trus pake seher shogun 125, mak nyus deh. Thunder 125 sama dengan Supra X 125 ! Stroke thunder dan supra juga mirip sama dengan Mio dan Vega ZR, balik maning ming mio. V mio boreup dgn thunder = 3,14 x 52.4 x 52.4 x 57.9 : 4 = 124,7 cc . Kalau gitu apakah supra bisa dibore-up gila-gilaan pakai piston tiger? Thunder juga punya potensi nih, tinggal dicari tahu apakah pin seher thunder compatible dengan piston-piston lainnya. Sebab thunder 125 harganya jauh lebih murah dari V-Ixion dan sudah 5 speed. Dan yang menarik adalah Thunder 125, Supra X 125 dan Mio merupakan jawara di kelasnya. Akankah Vega ZR juga akan menjadi jawara di kelasnya? Wah Jupiter Z jawara Jupiter = 51 mm x 54 mm. Sama yah dengan Vega R. Bore-up pada 4 tak paling gampang paling cuman ganti liner, dan ganti setang seher kalau pin piston-nya beda. Kalau stroke-up bisa sih misalnya menggeser letak pin setang seher yang ada di Crank atau memakai pin variasi. Jadi kalau stroke-up hasilnya kurang relialible karena pake belah mesin dan ubah crank atau pin crank. Perbandingan antara Bore dan stroke ternyata juga mempengaruhi performa. Ada tiga type bore x stroke yaitu : Over Bore Over Stroke - Square Engine Over Bore Ukuran Bore lebih besar dari ukuran stroke. Power maksimum pada putaran menengah dan tinggi. Cocok untuk motor sport : Indoprix tahun lalu malah lupa nih.

Yamaha RXZ 135 (RX King) = 56.0 mm Yamaha Scorpio Z = 70 mm x Honda Mega Pro = 63.5 mm x Honda CBR150R = 63.5 mm x Honda Tiger = 63,5 mm x Kawasaki Athlete 125 = 56.0 mm Kawasaki KLX250 = 72.0 mm x 61.2 mm Over Stroke

x

54.0 mm 58 mm 49.5 mm 47.2 mm 62,2 mm x 50.6mm

Ukuran Stroke lebih besar dari ukuran Bore. Torsi dan power tinggi pada putaran rendah dan menengah. Cocok untuk santai-santai dan perkotaan yang macet. Pada RPM tinggi, tenaganya mengecil dan mesin bergetar sehingga berisik : YZF-125 = 52.0 x MX-135 = 54.0 x Vixion/R15 = 57.0 mm x VEGA R = 51.0 x VEGA ZR = 50 x Yamaha Mio = 50 x Honda Blade 110 cc = 50 mm Supra X 125 = 52,4 x Kawasaki Kaze ZX130 = 53.0 mm Suzuki Thunder 125 = 52.4 x Suzuki Titan = 51.0 X 55.2 mm Square Engine Ukuran Bore sama dengan ukuran stroke. Torsi dan power merata di semua putaran. Contohnya Yamaha F1ZR : Fizr = 52.0 mm x 52.0 mm Tinggalkan komentar 58.6 58.7 58.7 54.0 57.9 57.9 x 55.6 57,9 x 59.1 57.8 mm mm mm mm mm mm mm mm mm mm

Tips Mio Bore-Up SDRPosted in bore up mio dengan kaitan (tags) 5, cdi, diameter 56, Honda GL MAX, honda SONIC, Karburator, Kawahara, klep, knalpot, kunci ring-pas, kunci T, kunci Y, Noken as, Obeng, per klep, piston on Juli 22, 2011 by @n.jr RSG

Obeng, kunci T, kunci Y, kunci ring-pas, wah langsung diberdayakan semua, kalau dishooting mungkin kaya di acara film Pimp my Ride nya MTV itu, body langsung dibongkar, head dan blok dicopot, diperetelin, diinspeksi, dibersihkan dari kerak baru kita lakukan pengukuran. Sadaaappp Apa sih yang diukur? Tentu saja, desain ruang bakar, desain jalur pemasukan dan pembuangan relatif terhadap katub , piston, dan stroke. Kemudian hal terpenting adalah mencatat timing buka tutup noken as standard berdasarkan kompresi bawaan. Mengapa penting untuk tahu spesifikasi standard motor sebelum kita kerja? Tentu engineer jepang membekali motor ini dengan sebuah karakter tersendiri, memahami dasar fungsi tujuan dan cara kerja akan membawa kemudahan bagi kita melangkah meski seandainya suatu saat kita disuruh bongkar harley davidson wahahhahahahah Ketinggian terbangnya om Piston standard langsung dilengserkan oleh milik Honda GL MAX Neotech berdiameter 56,5 milimeter aja, kenapa pake piston ini, ga seperti yang dulu pakai honda SONIC? Ya karena kita bosen bikin yang 150 cc, sekali2 bikin cc ga terlalu besar sehingga banyak perangkat standard bawaan motor seperti klep, per klep, karburator, cdi dan knalpot hingga masih bisa didaya gunakan. Kedua, piston motor sport honda ini terkenal bandel, selain dimensi pin piston sama 15 milimeter, ketebalan dagingnya + jenongnya ini adalah potensi untuk dibuat mantap mendorong ledakan di ruang bakar. Buktinya piston ini juga laris untuk motor-motor spec semi buat balian jupiter z, hehehehahahah Noken as street mio. Piston lebih gede klep ga harus ganti gede bang? Seharusnya kalau ganti gede tenaganya pasti lebih ngeriii berhubung ini paketnya bore up irit, irit di kantong juga jadi ga usah pake klep gede. Cukup mengandalkan teknik back cut pada klep bawaan standard mio, sudah lumayan untuk menambah flow sehingga motor tidak cepat tersedak dan mampu terus bernafasss Back cut valve technique ini saya dapat dari hasil pembelajaran online juga lho, berdiskusi dengan engineer lain dari bengkel TRB di bilangan Klaten Jawa-Tengah yang dikenal dengan panggilan om Londo, pencipta Shogun Desmodici ala DUCATI dan pemahaman porting Thermal

Efficiency, wis pokoknya ilmunya berat muntah2 kalok dijelasin sekali susah ngerti, apa dasar kita nya yang lemot ya hahahah

Perkimpoian piston GL neotech supaya aman di blok cylinder mio sebaiknya diiringi penggantian liner nya juga, pake liner GL tentunya. Diameter luar liner 61 milimeter , cukup tebal menyelimuti piston supaya tetep adem. Untuk mengatur kompresi statis mesin, kita melakukan pembubutan pada dome piston diturunkan 2 milimeter, pula jarak dari pen ke tepi piston kita turunkan 2 milimeter, disiku 9 derajat baru dibikin jenongnya masuk kubah dengan selisih 1 milimeter tiap sisi. Jangan lupa [Maaf Saya Kasar] piston dipotong 5 milimeter supaya saat piston bergerak ke TMB tidak bertumbur dengan daun kruk as. Cylinder head pun mengikuti dengan pembuatan squish dengan diameter 56 milimeter, 9 derajat, tak lupa klep dibenamkan 0.5 milimeter, ini digunakan untuk menurunkan kompresi dan memberi gap aman saat klep overlaping. Noken as kita papas ulang dengan pencapaian lobe lift setinggi 5.9 milimeter, durasi dibuka 5 derajat dari standardnya. Porting inlet dibuat selebar 22 milimeter untuk mengakomodasi putaran mesin puncak yang dipatok di 8.500 RPM. Tidak lupa pir klep kita tambahkan inner spring milik honda CS-one, menjaga agar katub tidak mengambang yang dapat berakibat fatal untuk mesin 4 langkah. Dengan ubahan seperti ini, mesin tampak luar standard,tapi dalam nya yahut. Blok dipasang untuk mengukur dek klirens dan tinggi dums.

Selesai ketemu settingan karburator yang masih mengandalkan bawaan pabrik dan calah kerenggangan klep nya, kita beralih ke sistem penerus daya sentrifugal. Demi mengoptimalkan muntahan tenaga, pir cvt bisa menggunakan keluaran TDR racing yang 1.000 RPM, dengan pir kampas sentrifugal 1.000 RPM, roller diadopsi dari KAWAHARA dengan bobot 9 gram. Sebenernya untuk kesempurnaan modifikasi bisa merubah sudut puli nya, atau beli kit dari aftermarket. Berhubung lagi paket Mur-mer-Ceng.. jadi perangkat lain standard ting-ting. 1 Komentar

Tips tune-up yamaha mioPosted in bore up mio dengan kaitan (tags) bore up, mikuni, Mio, novu, piston, tips, tune-up, Yamaha on Juli 19, 2011 by @n.jr RSG

Setelah memeriksa silinder Yamaha mio, langsung dengan ide untuk melakukan suatu bore-up ke 63mm, mengingat Yamaha Mio standar adalah 55mm. Membore-up dari 55mm ke 63mm akan mengubah Yamaha Mio dari 114cc menjadi motor 189cc . Setelah menghubungi beberapa sumber, untuk aksesori gunakan satu set lengkap, yang mencakup 63mm Laminated Ceramic silinder, high performance 4-katup kepala silinder ( Mio yang standar hanya kepala dengan 2-katup ), 63mm Piston, high performance racing camshaft dan bahan-bahan untuk merakit.

Tuning set ini awalnya untuk Yamaha Nouvo, tapi sebagai mesin Yamaha standar yang sama yang kita harapkan tidak banyak masalah mounting ke Mio. mengganti karburator Mikuni BS25 / 1 dengan Mikuni BS32, karburator ini awalnya adalah dari sebuah sepeda motor Yamaha XJ400. Mikuni 32mm Biasanya akan sedikit untuk besar untuk 189cc tapi kami memutuskan untuk mengganti jarum jet yang lebih kecil dan menahan asupan udara sedikit. Setelah merakit kembali Yamaha Mio, dan cocok dengan semua bagian-bagian mesin Superbike kami mulai gadis kecil ini. Hal pertama yang kami temukan adalah bahwa pembuangan tidak cukup besar untuk mencobanya, pembuangan dengan mudah diganti dengan model yang lebih agresif dan sekarang gadis kecil suaranya begitu terdengar. Melakukan beberapa tes drive, kami menemukan bahwa roda Yamaha Mio tidak seimbang untuk lari secepat itu. Setelah kami melakukan pergantian ban yang lebih profesional dan balancing roda. Kami masih mengalami kesulitan mengemudikan skuter matic ini pada kecepatan yang lebih tinggi. Mengetahui bahwa mesin dapat dengan mudah membawa skuter matic ini untuk kecepatan sekitar 180km/jam tapi kita punya masalah untuk mencapainya, untuk kecepatan lewat dari 120km/jam saja hampir mustahil untuk mengendalikan sepeda motor ini dengan aman. Tinggalkan komentar

Penyuka bore up dan stroke up makin menggilaPosted in automotive dengan kaitan (tags) bore up, FIM, otomotif, piston, Thailand on Juli 18, 2011 by @n.jr RSG

Penyuka bore up dan stroke up makin menggila. Makanya kini banyak muncul piston aftermarket favorit. Dari buatan FIM hingga Hi Speed yang from Thailand. Ukuran dan desain mendekati gaya kompetisi. Bahkan seperti kepunyaan spesial engine alias SE. Material yang digunakan lebih kuat. Asyiknya piston yang baru nongol ini tersedia bukan hanya untuk Yamaha. Tapi juga tersedia untuk Suzuki yang kebanyakan pakai kepunyaan Satrai F-150 untuk drag bike atau balap malam hari.

Material yang digunakan kalau yang buatan FIM lebih kuat. Bahkan proses pengerasan lebih keras dan rigid. Antara yang buatan FIM dan Hi Speed sudah dilengkapi lapisan teflon. Sehingga bukan saja lebih licin. Tapi, juga lebih halus di soal suaranya. Kalau orang bule bilang tidak noise atawa tidak berisik. Untuk dome juga lebih jenong. Sehingga bisa atur kompresi. Tinggal papas tingkatan jenong sesuai keinginan. Buat Ninja dan Satria FU-150

Belum lama PT Federal Izumi Manufacturing (FIM)) meluncurkan piston bore up untuk Kawasaki Ninja 250R. Tipenya FIM25. Standar piston Ninja ukurannya 62 mm dan lubang pen piston 16 mm. Nah, yang diluncurkan FIM versi bore up. Tersedia dua ukuran. Size oversize 150 dan 200, jelas Agus Salim, Marketing Department FIM. Berarti ukuran piston yang tersedia 63,5 mm dan 64 mm. Setara dengan piston Honda Tiger standar dan oversize 50, jelas Agus Salim yang berbadan gempal itu. Untuk ring piston juga sangat mudah dilacak. Karena dirancang bisa menggunakan ring piston Honda Tiger standar dan oversize 50, jelas brother yang kerap menyambangi event road race ini. Enaknya piston ini bisa juga dipakai untuk bore up Suzuki Satria F 150. Karena lubang pen piston Satria F juga sama-sama 16 mm. Kelebihan piston FIM25 dirancang untuk head 4 klep. Sangat cocok di Satria dan Ninja 250R. Dome juga bisa diatur ulang sesuai kompresi yang diinginkan. Piston seharga Rp 250 ribu ini komposisi material yang dikandungnya hampir sama dengan piston racing FIM lainnya. Namun proses pengerasan lebih. Kandungan silicon juga lebih dari biasanya. Hi Speed Pro

Hi Speed Thailand juga meluncurkan piston yang memiliki desain berbeda. Bentuknya masih seperti piston SE namun pinggangnnya lebih lebar. Ini mungkin bisa juga dipakai untuk harian. Piston yang dikasih nama jenisnya Hi Speed Pro ini juga tersedia beberapa ukuran. Dari mulai 58 sampai 68 mm, kompak Miekeel Tjahjanto dari MC Racing dan Awan dari Ban Speed Galery. Kompak nih yeee Untuk ukuran lubang pin juga beragam. Mulai dari ukuran 13,14 dan 15 mm juga tersedia. Sehingga semua merek motor yang beredar, dipastkan hampir bisa pakai. Perbedaan yang dimiliki piston jenis Pro ini terletak pada bentuk kepala piston. Lebih jenong sehingga bisa menghasilkan kompresi tinggi, jelas Miekel dari markasnya Jl. Kebon Jeruk IX, No. 20C, Kota, Jakarta Barat. Untuk piston jenis Pro ini juga tersedia dua pilihan. Ada yang dilapisi teflon dan ada juga yang tanpa teflon. Tinggal pilih sesuai keinginan mekanik. Harga yang ditawarkan Rp 450 ribu sudah termasuk piston, ring, pin dan klip, kabar Miekel yang punya nomor telepon toko (021) 6289637. Hi Speed R

Piston buatan Hi Speed Thailand ini belum lama nongol. Memiliki desain atau bentuk seperti piston milik special engine atau SE yang langganan dipakai motocross. Bagian pinggangnya juga lebih sempit. Sehingga minim gesekkan dengan dinding liner, jelas Awan Kurniawan dari Ban Speed Galery itu.

Diameter yang tersedia dari ukuran 58 mm sampai 68 mm. Lubang pennya ada yang 13 mm, 14 mm dan 15 mm. Enaknya, piston ini hanya dilengkapi dua coakan untuk tonjokan klep. Tidak seperti piston Honda CBR yang ada 4 coakan itu. Untuk motor lokal yang kebanyakan hanya 2 klep, seher CBR malah mengurangi kompresi. Awan juga merinci soal harga. Satu set sudah termasuk piston, ring, pin dan klip dibanderol Rp 550 ribu, jelas Awan yang baru buka toko di Jl. Jelambar Aladin, No. 3, Tubagus Angke, Jakarta Barat ini. Memang lumayan mahal tapi, sebanding dengan bentuk dan piston yang ringan ini.Yamaha 70 mm Dari sekian piston bore up, piston keluaran Yamaha Thailand ini sangat gede. Ukuran diameter piston mencapai 70 mm. Namun kode di kemasannya seperti untuk Yamaha Fino. Aneh juga kan? Yamaha Fino kan seher standarnya hanya 52 mm. Bisa jadi untuk Fino versi bore up edan-edanan. Seher ini punya lubang pen 15 mm. Bisa langsung plek masuk di setang seher milik Fino, Mio atau Nouvo. Namun hati-hati pantat seher bisa ditabok bandul kruk as. Kudu diukur dulu sebelum dipasang. Kalo perlu dibubut dulu biar pas. Bentuk seher ini kepalanya seperti piston milik Scorpio. Begitupun jarak dari lubang pen sampai puncak seher mirip dengan milik motor Kalajengking itu. Namun untuk seher segede ini sih enggak perlu jenong. Kompresinnya juga sudah sangat gede, jelas Miekel Tjahjanto yang menjual piston ini di rentang harga Rp 550 ribu. Tinggalkan komentar

Blok Silinder Yamaha Mio Spek Bore-upPosted in bore up dengan kaitan (tags) Blok Silinder, Galur, Jakarta Pusat, Kawahara, LHK, piston, Spek Bore-up, TDR, Thailand, Yamaha Mio on Juli 18, 2011 by @n.jr RSG

Beberapahari yang lalu mampir ke racing shop milik seorang teman di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Eh, disana ada blok bore-up untuk Yamaha Mio. Tapi yang satu ini berbeda, bukan hanya plug n play untuk bore-up, tapi juga siap stroke-up! Kalo cuma blok silinder bore-up, dipasaran sudah banyak banget pilihannya dan tinggal pasang tanpa perlu repot ubah sana-sini. Biasanya dikenal dengan istilah plug n play. Ukuran dan mereknya pun macam-macam. Ada merek TDR, Kawahara, LHK hingga yang tanpa merek pun juga ada. Tapi yang P2R temukan ini blok yang punya fungsi untuk bore-up alias tambah volume silinder dan siap dipakai untuk Mio yang ingin stroke-up. Setiap stroke up atau memperpanjang langkah piston pasti mengharuskan penambahan paking tebal di blok silinder bagian bawah. Dengan blok ini enggak perlu lagi repot menambah paking. Karena tingginya beda dengan blok standar. Panjang blok silinder versi bore-up plus stroke-up ini sudah 80mm, padahal standar Mio cuma 72mm. Wah, bisa stroke-up hingga 8 mm bro!!! Trus kalau kepanjangan gimana dong? Kata Robert Chong, tinggal papas saja bawahnya. Robert Chong ini pemilik racing shop Global Motorindo yang mengaku membawa blok silinder tanpa merek ini langsung dari Thailand. Sedang diameter boring-nya ada tiga pilihan: 62mm, 67mm dan 68mm. Harganya lumayan mahal loh, dijual Rp 1,1 juta. Kalau minat datang aja ke speedshop Global Motorindo Jl.Let Jen Suprapto no.60, Galur, Jakarta Pusat. Monggo bro dijajal.!!! Join with Social Media Proud2Ride:

Fan Page FB Follow Twitter @MrSiswantohadi Tinggalkan komentar

=

[email protected]

Tips Mio Bore UpPosted in automotive, bore up dengan kaitan (tags) automotive, balap liar, BBS Bandung, bengkel, bor up, buah durian, bushing, CARBURATOR, kapasitas mesin, katrol depan, katrol rumah roller, Kronologi roller, luwu utara, Mio, modifikasi katrol, MX, Noken as, palopo, PENGAPIAN, pengaturan mesin, penutup katrol, piston, Puli, road race, road race mekanik, rpm mesin, V-Ixion, Yamaha, Yamaha Fin, Yamaha Mio on Juni 13, 2011 by @n.jr RSG

Punya Mio tapi mesin STD, punya niat di Bore-up 150cc tapi takut boros ? klo kata gua sih MIO di Bore-Up malah makin irit loh, kenapa bisa irit? Soalnya sekali loe pelintir gas dikit bangget motor dah lari, dan konsumsi bahan baker semakin irit, Tenaga Gede tapi Bensin Irit, Nah loh ternyata Mio di Bore-Up bikin irit ye,hehehehehe. So ayo Bore-up Mio loe biar makin Gaul and kenceng Nah pas loe mau Bore-Up Mio loe,loe malah bingun apa aja si yang harus loe ganti ?. Hmmmm gua kasih TIPS nya nih, apa aja part yg kudu loe ganti biar si MIO loe jadi 150cc Ganti Piston Size 57mm Ini cara yang simple buat ngedongkrak si mio biar jadi 150cc, Seher STD mio ber-dimeter 50mm dan pin seher 15mm.

Nah buat ngedongkrak jadi 150cc, loe bisa aplikasiin seher dari motor Honda Gl-Pro Neotec yang berdiamater 57mm dan diameter pin seher nya 15mm. Harga nih seher ga terlalu mahal kok, klo seher Original Honda lengkap mulai dari seher,ring,pen,klip ga sampe 200 RB kok. Nah pas loe udah ganti pake seher Neoteck, total cc mio loe jadi 147.67cc and bisa di bulletin jadi 150cc. Cukup simple kan ga perlu beli seher after market yang harganya bisa bikin loe jadi kangker (kantor kering.heheheheh) Selain pake seher Neoteck, loe bisa aplikasiin juga seher Thunder 125cc yang diameter sehernya sama kaya Honda Neoteck yaitu 57mm. Cuman bedanya diameter pin seher nya 14mm, beda sama punya Neoteck yg 15mm. klo pake seher Thunder 125cc, cukup ribet juga klo mau Plug And Play. Loe kudu ke tukang bubut buat ngebesarin lubang pen thunder yg semula 14mm ke 15mm. Perbesar Piston + Naik Stroke kombinasi nambah diameter piston dengan menjejalkan yang ukuran 54,5.

Sedang buat tambah panjang langkah, ukuran total 6 mm (sesuai aturan maksimal naik stroke) dianggap yang paling pas. Pasalnya bila dimasukkan ke dalam rumus, hasil perkalian dan pembagiannya ketemu kapasitas mesin jadi 148,99 cc.Dibanding hanya dengan menaikkan kapasitas mesin, pengerjaan pada langkah ke-2 ini lebih lama.Aplikasi ini tak perlu pakai ganti boring, namun penyesuaian pin perlu dilakukan pada beberapa piston yang bisa digunakan. Seperti seher bawaan Yamaha Jupiter dan Kawasaki Kaze yang diameternya 13 mm. Kalau pasangnya piston Suzuki Shogun atau Yamaha Jupiter MX, gak perlu ganti pin.