program studi ilmu perpustakaan fakultas adab...
TRANSCRIPT
PEMELIHARAAN DAN PEYUSUTAN ARSIP DINAMISINAKTIF DI UNIT PUSAT ARSIP KEMENTERIAN ENERGI
DAN SUMBER DAYA MINERAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh :
ILHAM CAHYARIDANIM : 11140251000014
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAANFAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA 1440 H / 2019 M
i
ABSTRAK
Ilham Cahyarida (NIM 11140251000014). Pemeliharaan dan PenyusutanArsip Dinamis Inaktif di Unit Pusat Arsip Kementerian Energi danSumber Daya Mineral. Di bawah bimbingan Nurul Hayati, M.Hum.Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan HumanioraUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pemeliharaan danpenyusutan arsip dinamis inaktif serta mengetahui upaya yang dilakukan UnitPusat Arsip Kementerian ESDM untuk mengatasi hambatan pemeliharaan danpenyusutan arsip. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatankualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah : observasi,wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data meliputi : reduksidata, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM telah melakukanusaha-usaha pemeliharaan arsip dan juga penjagaan ruangan arsip sepertifumigasi, menjaga suhu udara, penggantian boks-boks, dll. Serta dalammelakukan penyusutan arsip terdapat 3 kegiatan yaitu pemindahan,pemusnahan, dan penyerahan arsip. Kendala-kendala yang muncul dalamkegiatan pemeliharaan dan penyusutan arsip yaitu kurangnya tenaga SDM,kurangnya sarana dan prasarana, kurangnya kesadaran terhadap pentingnyaarsip bagi organisasi. Maka dari itu sangat disarankan untuk mengusulkanperekrutan tenaga professional kearsipan, mengusulkan penambahan dana gunamembeli mesin pencacah arsip serta peralatan dan perlengkapan yangdibutuhkan, mengawal setiap usulan yang telah dilakukan agar usulan tersebutdipenuhi oleh pihak yang berwenang.
Kata Kunci : Pemeliharaan Arsip, Penyusutan Arsip, Arsip Dinamis Inaktif.
ii
ABSTRACT
Ilham Cahyarida (NIM 11140251000014). Inactive Dynamic ArchiveMaintennance and Depreation at the Ministry of Energy and MineralResources Archive Central Unit.Under the Guidance of Nurul Hayati,M.Hum.Program Study Library Science Faculty of Adab and HumanitiesSyarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta 2018.
The purpose of this research is to find out the process of dynamic inactivemaintenance and shrinkage of the archives as well as knowing the efforts madeby the Central Ministry of Energy and Mineral Resources Archive Unit toovercome the barriers to maintaining and shrinking archives. This type ofresearch is descriptive with a qualitative approach. The techniques used in datacollection are: observation, interviews, and documentation. While data analysistechniques include: data reduction, data presentation, and conclusion drawing.The results of this study indicate that the Ministry of Energy and MineralResources Central Archive Unit has carried out efforts to maintain archives aswell as guard the archives such as fumigation, maintaining air temperature,replacing boxes, etc. As well as in shrinking the archive there are 3 activities,namely the transfer, destruction, and submission of archives. Constraints thatarise in the maintenance and shrinkage activities of the archive are lack ofhuman resources, lack of facilities and infrastructure, lack of awareness of theimportance of archives for the organization. Therefore it is stronglyrecommended to propose the recruitment of archival professionals, proposeadditional funds to buy the archives and the equipment and equipment needed,guarding every proposal made so that the proposal is met by the authorities
Keywords: Archive Maintenance, Archive Depreciation, Inactive DynamicArchive.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat
beserta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Saw., beserta keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir hayat.
Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang
tidak terhingga kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi yang telah berhasil diselesaikan ini. Dalam penyusunan skripsi ini,
penulis mendapatkan tambahan semangat dan motivasi serta bimbingan hingga
akhirnya skripsi ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terimaksih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora.
3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora.
4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora.
iv
5. Ibu Nurul Hayati, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
berkenan menyisihkan waktunya di tengah kesibukannya untuk membantu,
mengarahkan, dan menuntun saya untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat baik dibidang
akademis, sosial, serta keagamaan.
7. Seluruh pihak Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral terutama kepada Bapak Tukiran Heru Susanto, Ibu Eny
Nurwiyanty, Ibu Eka Runie, dan Bapak Agus yang telah membantu selama
penulis melaksanakan penelitian dan memberikan informasi kepada
penulis.
8. Keluarga tercinta, terutama Ayahanda Matsari dan Ibunda Ida Kurniyanti
yang telah mendidik, mencurahkan segala kasih sayang, memberikan
bantuan moril dan materil kepada penulis dengan penuh kasih sayang,
kesabaran, do’a, nasihat, perhatian, dan semangat yang selalu mereka
berikan untuk mendorong penulis menyelesaikan skripsi ini. Serta kedua
saudara kandung penulis yaitu Iman Setiadi dan Muhammad Rizki
Ramadhan yang tiada hentinya memberikan motivasi, semangat, dukungan
moral serta material kepada penulis.
9. Terima kasih kepada para sahabat penulis Stefanus Setyo Budi, Dicky
Firmansyah, Yudho Umarsono, Ari Mayendra Zalman, yang telah
v
memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini dan selalu
memberikan semangat tanpa kata lelah.
10. Tak lupa kepada seluruh teman-teman Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan tahun 2014, khusnya kelas A Arya
Rangga Putra, Madani Rahmatulloh, M. Yahya Kurniawan, Fikri Marulloh,
Bachrul Fauzi, terima kasih banyak atas bantuan dan juga semangat kepada
penulis yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan kuliah S1.
11. Teman-teman KKN LENSA yang memberikan banyak keceriaan dan
pengalaman selama pelaksanaan KKN.
12. Dan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat diucapkan satu persatu.
Hanya do’a dan ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan semoga
Allah SWT yang membalas semua kebaikan kalian.
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak keterbatasan
dan kekurangan. Oleh sebab itu, saya mengharapkan saran dan kritik untuk
kesempurnaan laporan ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi saya
khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Jakarta, November 2018
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..........................................................................................................i
ABSTRACT........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................................5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................................... 6
D. Definisi Istilah...................................................................................................... 7
E. Sistematika Penulisan .........................................................................................8
BAB II TINJAUAN LITERATUR.................................................................10
A. Unit Kearsipan...................................................................................................10
1. Definisi Pusat Arsip .......................................................................................10
2. Fungsi Unit Kearsipan ...................................................................................11
B. Arsip ..................................................................................................................11
1. Definisi Arsip Dinamis dan Arsip Dinamis Inaktif ..........................................13
2. Penilaian Arsip...............................................................................................14
3. Nilai Guna Arsip.............................................................................................15
4. Manajemen Arsip..........................................................................................16
5. Daur Hidup Arsip...........................................................................................18
C. Pemeliharaan Arsip...........................................................................................20
1. Definisi Pemeliharaan Arsip ..........................................................................20
2. Tujuan dan Fungsi Pemeliharaan Arsip.........................................................21
3. Faktor-Faktor Perusak Arsip..........................................................................23
D. Penyusutan Arsip ..............................................................................................26
vii
1. Pengertian Penyusutan Arsip........................................................................26
2. Jadwal Retensi Arsip (JRA) ............................................................................27
3. Tahapan Penyusutan Arsip ...........................................................................29
4. Pemindahan Arsip .........................................................................................31
5. Pemusnahan Arsip ........................................................................................33
6. Penyerahan Arsip ..........................................................................................35
E. Penelitian Terdahulu.........................................................................................36
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................40
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ......................................................................40
B. Kriteria Informan...............................................................................................41
C. Indikator Penelitian...........................................................................................43
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................43
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...............................................................46
F. Tempat dan Jadwal Penelitian ..........................................................................47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................49
A. Profil Objek Penelitian ......................................................................................49
1. Sejarah Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral....49
2. Visi, Misi, dan Tujuan Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber DayaMineral.............................................................................................................50
3. Struktur Organisasi Biro Umum Unit Pusat Arsip Kementerian Energi danSumber Daya Mineral ......................................................................................51
4. Pedoman Kearsipan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ..........55
B. Hasil Penelitian..................................................................................................55
1. Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip Dinamis Inaktif di Unit Pusat ArsipKementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ..............................................55
2. Upaya Unit Pusat Arsip dalam Mengatasi Hambatan Pemeliharaan danPenyusutan Arsip .............................................................................................67
C. Pembahasan......................................................................................................71
1. Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip Dinamis Inaktif di Unit Pusat ArsipKementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ..............................................71
2. Upaya Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM dalam Mengatasi HambatanPemeliharaan dan Penyusutan Arsip................................................................81
viii
BAB V PENUTUP............................................................................................84
A. Kesimpulan ...........................................................................................................84
B. Saran .................................................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................86
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1Daftar Nama Informan ......................................................................................42Tabel 2Jadwal Penelitian ..............................................................................................47
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Siklus Hidup Arsip.......................................................................................19Gambar 2 Struktur Organisasi ......................................................................................52
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era modern ini perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sangatlah pesat dan berpengaruh terhadap kemajuan dari suatu
lembaga. Mereka bersaing secara ketat untuk meningkatkan
profesionalisme di lembaga masing-masing. Untuk memajukan
perkembangan suatu lembaga maka terciptalah berbagai kegiatan yang
ada, hasil kegiatan dari suatu lembaga tidak pernah lepas dari catatan
yang disebut juga sebagai arsip.
Arsip tercipta seiring dengan kegiatan dan juga tindakan yang
dilakukan oleh lembaga. Tindakan tersebut pada umumnya berkaitan
dengan fungsi, kegiatan, dan juga transaksi. Fungsi yang dimaksud yaitu
mencakup seluruh tanggung jawab yang dibebankan pada suatu
lembaga untuk menyelesaikan beberapa tujuan yang dilandasi dalam
pendirian lembaga yang bersangkutan.1
Keberadaan arsip merupakan aspek yang sangat penting bagi
suatu lembaga, oleh karena itu pemerintah memberlakukan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 pasal 1 nomor 2
tentang kearsipan yang menyebutkan bahwasanya arsip adalah kegiatan
1Budi Martono, Penyusutan dan Pengamanan Arsip Vital dalam Manajemen Kearsipan(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994), 2.
2
atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan
diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga
pendidikan perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan,
dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.2
Dari penjelasan tersebut keberadaan arsip merupakan sesuatu
yang sangat penting karena menyimpan suatu rekaman kegiatan ataupun
peristiwa yang disimpan dan kelak akan dibutuhkan dimasa sekarang
ataupun yang akan datang. Hal tersebut pun seiring dengan membuat
catatan dalam segala hal termasuk salah satunya didalam melakukan
transaksi, karena manusia cenderung memiliki sifat lupa yang
merupakan sifat alamiah dari seorang manusia. Oleh karena itu terdapat
penggalan ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang pentingnya
membuat catatan di dalam surat al-Baqarah ayat 282 yang berbunyi :
بالعدل وال يأب كاتب أن يكتب كما علمه الله فـليكتب وليملل الذي عليه احلق
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
2ANRI, “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan”(2009).
3
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia
menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa
yang akan ditulis itu)”
Dalam tafsir Ibnu Katsir, melalui ayat di atas Allah
memerintahkan kita senantiasa untuk selalu membuat catatan dalam
segala hal untuk menghilangkan keraguan dimasa yang akan datang.3
Dengan demikian, maka keberadaan arsip merupakan suatu hal yang
sangat penting karena Allah telah menganjurkan kita untuk senantiasa
selalu membuat catatan dalam segala hal karena catatan tersebut
merupakan suatu kebenaran dan untuk menghindari adanya keraguan
kelak di masa yang akan datang.
Berdasarkan kegunaan dan juga fungsinya arsip dibedakan
menjadi 2 yaitu : arsip dinamis dan juga arsip statis. Arsip dinamis
merupakan arsip yang digunakan secara langsung didalam kegiatan
pencipta arsip dan yang disimpan dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan arsip statis merupakan arsip yang dihasilkan oleh pencipta
arsip dikarenakan arsip tersebut memiliki nilai guna sejarah, sudah habis
masa retensinya, dan juga memiliki keterangan dipermanenkan yang
3Learn Quran, “Learn Quran Tafsir,” 9 April 2018, https://tafsir.learn-quran.co/id#.
4
telah diveifikasi secara langsung ataupun tidak langsung oleh Arsip
Nasional Republik Indonesia atau lembaga kearsipan.4
Didalam kegiatan yang dilakukan oleh unit pusat arsip (Record
Center) terdapat kegiatan yang dinamakan dengan pemeliharaan dan
juga penyusutan yang dilakukan oleh unit pusat arsip tersebut.
Pemeliharaan arsip merupakan suatu kegiatan pengamanan arsip agar
dapat terawat dengan baik guna mencegah kemungkinan adanya
kerusakan dan juga kehilangan arsip. Serta pemeliharaan arsip yaitu
suatu usaha mempertahanakan kondisi fisik arsip agar tetap terjaga
dengan baik dan mengadakan perbaikan pada arsip yang telah rusak
agar informasinya tetap terpelihara dan juga terjaga.5 Sedangkan
penyusutan arsip merupakan suatu usaha untuk mengurangi jumlah
arsip yang telah tercipta, artinya yaitu menetapkan mana arsip yang
berhak dipindahkan dan juga arsip yang harus dimusnahkan.6
Penyusutan arsip bertujuan untuk mengurangi jumlah dan nilai guna
arsip yang ada di unit kerja dan juga unit kearsipan.7
Berdasarkan uraian di atas dan juga observasi awal yang
dilakukan oleh penulis di Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan
4Achmad Syarif Rahmaji, “Peran Akuisisi Arsip Statis BUMN Terhadap Khazanah Arsip StatisBUMN di Indonesia,” anri Jurnal Kearsipan, Vol. 11 (2016): 2,5Aldona Gusda dan Elva Rahmah, “Pemeliharaan dan Perawatan Arsip Statis di Kantor ArsipKabupaten Pesisir Selatan,” Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Kearsipan, Vol. 2, No. 1 (2013): 485,6Sudjono, Dkk, Penilaian dan Penyusutan Arsip (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), 6.7Iftah Annisa Fitri dan Marlini, “Penyusutan dan Nilai Guna Arsip di Unit Kearsipan DinasPrasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Sumatera Barat,” Jurnal Ilmu InformasiPerpustakaan dan Kearsipan, Vol. 2, No. 1 (2013): 324,
5
Sumber Daya Mineral yang berlokasi di Jalan Milena II No. 6 Pondok
Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten 15412 telah
melakukan kegiatan pemeliharaan arsip secara rutin dengan melakukan
fumigasi dan juga menjaga suhu ruangan arsip dengan suhu 22-25° C
dan dengan kelembapan 45-55%. Serta didalam penyusutan arsip disana
sudah adanya JRA (jadwal retensi arsip) yang memudahkan para
arsiparis disana didalam melakukan kegiatan penyusutan. Namun
didalam melakukan kegiatan tersebut masih banyak hambatan atau
kendala yang dihadapi diantaranya ketersediaan alat yang digunakan
untuk melakukan pemeliharaan dan juga penyusutan sehingga ketika
melakukan kegiatan pemusnahan arsip disana dibantu pihak ketiga
untuk melakukannya.
Berdasarkan hal diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji
lebih dalam lagi mengenai pemeliharaan dan penyusutan arsip di Unit
Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Sehingga
penulis memilih topik penelitian yang berjudul “Pemeliharaan dan
Penyusutan Arsip Dinamis Inaktif di Unit Pusat Arsip Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis memberikan
pembatasan masalah menjadi :
6
1. Proses pemeliharaan dan penyusutan arsip dinamis inaktif di Unit
Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
2. .Upaya Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral dalam mengatasi hambatan ketika melakukan proses
pemeliharaan arsip dan penyusutan arrsip.
Dari pembatasan masalah di atas, maka masalah yang dapat
dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pemeliharaan dan penyusutan arsip dinamis
inaktif di Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral?
2. Bagaimana upaya Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral dalam mengatasi hambatan ketika melakukan proses
pemeliharaan dan penyusutan arsip?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini ditujukan untuk menjawab hal-
hal sebagai berikut yaitu:
1. Untuk mengetahui proses pemeliharaan dan penyusutan arsip
dinamis inaktif di Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral.
2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Unit Pusat Arsip
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam mengatasi
7
kendala ketika melakukan proses pemeliharaan dan penyusutan
arsip.
Berdasarkan tujuan tersebut, maka hasil penelitian ini dapat
bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut :
1. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian mengenai
pemeliharaan dan penyusutan di Unit Pusat Arsip Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral.
2. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi hasil karya akademik yang
dapat menjadi rujukan ilmiah dan tersimpan di Institutional
Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bagi peneliti sendiri penelitian ini bermanfaat untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam hal karya tulis, dapat
meningkatkan kemampuan sebagai seorang sarjana jurusan ilmu
perpustakaan, dan secara tidak langsung dapat meningkatkan
kemampuan pribadi peneliti.
D. Definisi Istilah
Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk
dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara,
pemerintahan daerah, lembaga pendidikan perusahaan, organisasi
politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam
pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
8
Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung di dalam
kegiatan pencipta arsip dan yang disimpan dalam jangka waktu tertentu.
Arsip dinamis inaktif adalah arsip dinamis yang jarang digunakan
namun harus tetap dipertahankan demi keperluan rujukan ataupun
memenuhi persyaratan retensi sesuai dengan ketentuan undang-undang.
Pemeliharaan arsip merupakan suatu kegiatan pengamanan arsip agar
dapat terawat dengan baik guna mencegah kemungkinan adanya
kerusakan dan juga kehilangan arsip.
Penyusutan arsip merupakan suatu usaha untuk mengurangi jumlah
arsip yang telah tercipta, artinya yaitu menetapkan mana arsip yang
berhak dipindahkan dan juga arsip yang harus dimusnahkan.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini dapat dideskripsikan
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini berisikan latar belakang, tujuan dan manfaat
penelitian, perumusan dan pembatasan masalah, metode
penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur
9
Pada bab ini memuat tentang hal yang akan diteliti yaitu,
unit kearsipan, arsip, arsip dinamis inaktif, pemeliharaan
arsip, dan penyusutan arsip.
Bab III Metode Penelitian
Pada bab ini membahas mengenai metode penelitian
yang digunakan yaitu terdiri dari jenis dan pendekatan
penelitian, sumber data, kriteria informan, teknik
pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data,
serta jadwal penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini membahas tentang profil Unit Pusat Arsip
Kementerian ESDM, hasil penelitian, dan pembahasan.
Bab V Penutup
Pada bab ini merupakan bab akhir dari penelitian, yang
meliputi: penarikan kesimpulan dan beberapa
rekomendasi berupa saran-saran dari peneliti setelah
melakukan penelitian di Unit Pusat Arsip Kementerian
ESDM.
10
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Unit Kearsipan
1. Definisi Pusat Arsip
Menurut Basir Barthos pada hakikatnya setiap lembaga
negara ataupun badan pemerintahan memiliki satu bagian arsip yang
tugasnya mengelola bagian arsip dinamis. Disamping mengarahkan
dan mengendalikan arsip aktif ruang lingkup tugas bagian arsip juga
menyimpan dan mengelola arsip-arsip inaktif yang berasal dari unit-
unit pengolah (satuan kerja) dalam lingkungan lembaga negara dan
juga badan pemerintahan masing-masing.8
Unit pusat arsip merupakan suatu gedung/fasilitas yang
dirancang dan dibangun secara khusus untuk menyimpan dan
memberikan layanan arsip inaktif bagi kepentingan manajemen
instansi atau perusahaan dengan cara cepat, tepat dan biaya yang
murah.9 Dalam pengertian lain disebutkan juga bahwa pusat arsip
merupakan tempat penyimpanan arsip inaktif sebagai fasilitas yang
didesain untuk arsip inaktif.10 Sedangkan menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 unit kearsipan adalah
8Basir Barthos, Manajemen Kearsipan : untuk Lembaga Negara, Swasta, dan PerguruanTinggi, Ed. 1 (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 69.9Sudjono, Manajemen Arsip Inaktif (Jakarta: Universitas Terbuka, 2014), 1.21.10Betty R. Ricks, Ann J. Swafford, dan Kay F. Gow, Information and Image Management: aRecords System Approach (USA: South-Western, 1992), 147.
11
satuan kerja pada pencipta arsip yang mempunyai tugas dan tanggung
jawab dalam penyelenggaraan kearsipan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa unit pusat arsip merupakan sebuah tempat penyimpanan arsip
yang di desain secara khusus untuk menyimpan dan memberikan
layanan arsip inaktif serta mempunyai tugas dan tanggung jawab
dalam penyelenggaraan kearsipan.
2. Fungsi Unit Kearsipan
Fungsi dari unit kearsipan sebagaimana yang dimaksud dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 pasal 17
ayat (1) yaitu:11
a. Pengelolaan arsip inaktif dari unit pengolah di lingkungannya.
b. Pengolahan arsip dan penyajian arsip menjadi informasi.
c. Pemusnahan arsip di lingkungan lembaganya.
d. Penyerahan arsip statis oleh pimpinan pencipta arsip kepada
lembaga kearsipan.
e. Pembinaan dan pengevaluasian dalam rangka penyelenggaraan
kearsipan di lingkungannya.
B. Arsip
Arsip berasal dari bahasa Yunani yaitu archive yang berarti
permulaan, jabatan, fungsi, dan kuasa hukum. Kemudian berkembang
11ANRI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan.
12
dan berubah menjadi arche yang artinya dokumen. Selanjutnya
berkembang dan berubah kembali menjadi archeion yang berarti balai
kota. Sedangkan menurut bahasa Inggris arsip adalah archives yang
artinya dokumen atau tempat.12
Menurut NARA (National Archives and Records
Administration), arsip merupakan semua buku, kertas, peta, foto,
material yang dapat terbaca oleh mesin, terlepas dari bentuk fisik atau
karakteristiknya, dibuat atau diterima oleh agensi dari pemerintah
Amerika Serikat di bawah undang-undang Federal atau sehubungan
dengan transaksi bisnis publik yang dilestarikan oleh agensi tersebut
yang sah sebagai bukti organsisasi, fungsi, kebijakan, keputusan,
prosedur, operasi, atau kegiatan lain dari pemerintah atau karena nilai
informasi data didalamnya.13
Menurut Kennedy arsip merupakan sebuah informasi terekam
yang dibuat serta diterima oleh badan korporasi/lembaga atau perorangan
didalam melakukan transaksi kegiatan sebagai bukti dari aktivitas
tersebut.14
Sedangkan menurut undang-undang Republik Indonesia nomor
43 tahun 2009 tentang kearsipan, arsip merupakan rekaman kegiatan atau
12Agnes Dwi Kurnia, “Studi Pengelolaan Arsip Dinamis di Kantor Kecamatan SookoKabupaten Ponorogo,” Jurnal Administrasi Perkantoran, Vol 4, N0. 3 (2016): 2.13NARA (National Archives and Records Administration), “Federal Enterprise ArchitectureRecords Management Profile,” Desember 2005, 6.14Jay Kennedy dan Cherryl Schauder, Records Management : A Guide to Corporates RecordsKeeping, 2nd ed. (Australia: Longman Australia, 1998), 8.
13
peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat diterima oleh lembaga
negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan,
organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam
pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.15
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
arsip merupakan sebuah rekaman kegiatan dari berbagai macam bentuk
media yang dibuat serta diterima oleh badan korporasi/organisasi
maupun lembaga lainnya sebagai alat bukti dari aktivitas tersebut. Arsip
sendiri berdasarkan fungsi dan juga kegunaannya dapat dibagi menjadi 2
yaitu arsip statis dan juga arsip dinamis
1. Definisi Arsip Dinamis dan Arsip Dinamis Inaktif
Arsip statis merupakan arsip yang sudah tidak dipergunakan
secara langsung dalam kegiatan sehari-hari, sedangkan arsip dinamis
yaitu arsip yang masih digunakan dalam kegiatan perkantoran sehari-
hari secara langsung.16 Dalam definisi lain disebutkan bahwa arsip
dinamis merupakan seluruh arsip yang masih berada di berbagai
kantor pemerintah, swasta, atau organisasi kemasyarakatan, dll
15ANRI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan.16Mutiawatul Wardah, “Pengelolaan Arsip Dinamis,” UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,LIBRIA, Vol, 8 No. 1 (2016): 52.
14
karena masih dipergunakan secara langsung didalam pelaksanaan,
perencanaan, serta kegiatan administrasi lainnya.17
Arsip dinamis sendiri terbagi menjadi 3 yaitu arsip vital, arsip
aktif, dan juga arsip inaktif. Berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia No. 43 Tahun 2009 tentang kearsipan dijelaskan bahwa:18
a. Arsip vital adalah arsip yang keberadaannya merupakan
persyaratan dasar bagi kelangsungan operasional pencipta arsip,
tidak dapat diperbarui, dan tidak tergantikan.
b. Arsip aktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya tinggi
dan/atau terus-menerus.
c. Arsip inaktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya telah
menurun.
2. Penilaian Arsip
Penilaian arsip merupakan satu proses untuk menentukan
nilai guna arsip dan kemudian menentukan musnah atau permanen
berdasarkan nilai guna yang dimiliki oleh setiap jenis arsip,
penilaiaian tersebut akan mengetahui nilai guna dan umur
17Sri Hastuti Pudji Rahayu, “Pengelolaan Arsip Dinamis dalam Meningkatkan Sistem InformasiManajemen di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Banjarnegara,” EconomicEducation Analysis Journal, Vol, 3 No. 3 (Desember 2014): 588.18ANRI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan.
15
penyimpanan arsip yang nantinya akan dijadikanm standar untuk
melakukan penyusutan.19
Penilaian arsip menurut keputusan Ketua ANRI No. 07 tahun
2001 tentang Pedoman Penilaian Arsip Bagi Instansi Pemerintah,
Badan Usaha dan Swasta adalah proses menentukan jangka waktu
simpan dan nasib akhir dilihat dari aspek fungsi dan substansi
informasinya serta karakteristik fisik/nilai intrinsiknya yang
dilakukan melalui langkah-langkah teknis pengaturan secara
sistematis dalam unit-unit informasi.20
3. Nilai Guna Arsip
Menurut The Liang Gie arsip mempunyai 6 nilai yang
disingkat dengan ALFRED , yaitu:21
a. Nilai administrasi (administrasi value)
b. Nilai hukum (legal value)
c. Nilai keuangan (fiscal value)
d. Nilai penelitian (research value)
e. Nilai pendidikan (education value)
f. Nilai dokumentasi (documentary value)
19Nita Rahmayati dan Ismiyati, “Pengelolaan Arsip Inaktif dalam Upaya Mendukung LayananInformasi di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Purwerejo,” Semarang Vol. 5(2016): 334.20ANRI, “Keputusan Kepala ANRI Nomor 07 Tahun 2001 Tentang Pedoman Penliaian ArsipBagi Instansi Pemerintah, Badan Usaha dan Swasta,” Pub. L. No. Nomor 07 Tahun 2001 (t.t.).21The Liang Gie, Kamus Administrasi Perkantoran (Jakarta: Gramedia, 2001), 217.
16
Sedangkan menurut Basir Barthos dalam bukunya yang
berjudul manajemen kearsipan arsip mempunyai 8 nilai kegunaan
yang meliputi:22
a. Nilai kegunaan administrasi
b. Nilai kegunaan dokumentasi
c. Nilai kegunaan hokum
d. Nilai kegunaan fiskal
e. Nilai kegunaan perorangan
f. Nilai kegunaan pemeriksaan
g. Nilai kegunaan penunjang
h. Nilai kegunaan penelitian atau sejarah
4. Manajemen Arsip
Manajemen arsip atau Records Management adalah suatu seni
pengendalian dokumen seperti pengendalian penggunaannya,
perlindungan, pemeliharaan serta penyimpanan arsip. Tidak hanya
terpaku dalam sistem arsipnya saja, tetapi penataan sumber daya
manusia yang bekerja didalam dunia kearsipan.23 Manajemen
kearsipan juga mengandung arti sebagai suatu rangkaian kegiatan di
dalam mengelola seluruh unsur baik yang digunakan maupun yang
22Barthos, Manajemen Kearsipan : untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi ,215.23Ririn Amalia, “Manajemen Kearsipan di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi JawaTimur,” Jurnal Administrasi Perkantoran, V0l 1, No 3 (2013): 4.
17
terlibat di dalam proses pengurusan arsip. Manajemen kearsipan
dilaksanakan berdasarkan pada fungsi-fungsi manajemen yaitu:24
a. Aktivitas-aktivitas dari perencanaan kearsipan
b. Pengorganisasian bidang kearsipan
c. Penyusunan staf bagian kearsipan
d. Pengarahan kerja dan pegawai kearsipan, dan pengawasan
terhadap kegiatan pokok (operasional) kearsipan
Dalam definisi lain disebutkan bahwa manajemen kearsipan
merupakan suatu proses dalam perencanaan, pengarahan,
pengawasan, pelatihan, pengorganisasian, pengembangan serta
aktivitas manajerial lainnya yang ditujukan untuk berbagai kegiatan
seperti penciptaan, pemeliharaan, penggunaan dan penyusutan arsip
agar tercapainya sebuah dokumentasi yang baik dan sesuai dengan
kebijakan dan manajemen organisasi yang efektif dan efisien.25
Sedangkan menurut NARA (National Archives and Records
Administration) manajemen arsip merupakan suatu kegiatan
sistematis yang didalamnya terdapat pembuatan, pemeliharaaan,
penggunaan, perencanaan, pengendalian, pengarahan,
pengorganisasian, pelatihan, promosi, dan kegiatan manajerial
24Meirinawati dan Indah Prabawati, “Manajemen Kearsipan untuk Mewujudkan Tata KelolaAdministrasi Perkantoran yang Efektif dan Efisien,” Universitas Negeri Surabaya, JurnalInformasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran, 2015, 179.25Malabay, “Kajian Analisis dan Perancangan Model Manajemen Arsip dalam Rangka TertibAdministrasi Kearsipan (Studi Kasus : Fakultas Ilmu Komputer)” Vol. 10, No. 2 (2 September2014): 76.
18
lainnya untuk mencapai sebuah kebijakan dokumentasi yang baik.26
Ada pengertian lain juga yang menyebutkan manajemen arsip
merupakan bagian dari bidang manajemen yang bertanggung jawab
atas efisiensi dan keefektifan terhadap sistematis penciptaan,
pemeliharaan, penerimaan, penggunaan dan disposisi catatan.27
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa manajemen arsip merupakan suatu rangkaian kegiatan
aktivitas manajerial dengan menerapkan fungsi manajemen yang
ditujukan terhadap kegiatan pemeliharaan, penyimpanan,
perlindungan, penciptaan, penggunaan, dan juga penyusutan arsip
demi tercapainya sebuah dokumentasi yang baik, serta melakukan
penataan sumber daya manusia yang bekerja di bidang kearsipan.
5. Daur Hidup Arsip
Menurut Read & Ginn terdapat 5 fase siklus hidup arsip, fase
tersebut dimulai dari penciptaan, kemudian dilanjutkan dengan
pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, dan penyusutan arsip.
Adapun alur siklus hidup arsip sebagai berikut:28
26NARA (National Archives and Records Administration), “Federal Enterprise ArchitectureRecords Management Profile,” 7.27Elizabeth Shepherd dan Geoffrey Yeo, Managing Records : a Handbook of Prionciples andPractice (London: Facet Publishing, 2003), 1.28Judith Read dan Mary Lea Ginn, Record Management, 9th ed (Mason, Ohio: Thomson South-Western, 2011), 19.
19
Gambar 1 Siklus Hidup Arsip
Berdasarkan siklus hidup arsip tersebut terdapat beberapa
tahapan yang terjadi yaitu :29
a. Penciptaan arsip, yaitu terdiri dari aktivitas pembuatan arsip yang
dilakukan oleh lembaga atau penerimaan arsip dari pihak lain.
b. Pendistribusian, yaitu proses penyebaran arsip kepada pihak yang
membutuhkan baik itu merupakan pihak internal maupun pihak
eksternal.
c. Penggunaan, yaitu pemanfaatan arsip yang digunakan untuk
berbagai kepentingan seperti untuk bahan pengambilan keputusan
organisasi, sumber referensi ilmiah, bahan penelitian, maupun
untuk kepentingan yuridis.
d. Pemeliharaan, yaitu meliputi proses kegiatan penyimpanan dan
perlindungan arsip.
29Sutirman, “Urgensi Manajemen Arsip Elektronik,” Jurnal Efisiensi, Vol. XIII No. 1 (Februari2015): 103.
Creation
Distribution
UseMaintennance
Disposition
20
e. Penyusutan, yaitu berupa kegiatan pemindahan serta penyusutan
arsip.
C. Pemeliharaan Arsip
1. Definisi Pemeliharaan Arsip
Istilah pelestarian atau preservation mencakup semua aspek
usaha-usaha yang dilakukan untuk melestarikan bahan pustaka dan
arsip, termasuk di dalamnya terdapat kebijakan pengelolaan,
keuangan, sumber daya manusia metode dan teknik, serta
penyimpanan. Artinya adalah pelestarian bahan pustaka dan arsip
menyangkut pelestarian dalam bidang fisik tetapi juga pelestarian
dalam bidang informasi yang terkandung di dalamnya.30
Pemeliharaan arsip yaitu suatu kegiatan kuratif untuk
melindungi, memperbaiki, serta merawat fisik arsip yang sudah
mengalami degradasi dari kerusakan arsip yang disebabkan oleh
faktor perusak arsip agar informasinya tetap terpelihara.31 Dalam
definisi lain dijelaskan bahwa preservasi arsip sebagai kegiatan
penyimpanan arsip sesuai dengan standar penyimpanan arsip, baik
peralatan, kondisi ruang penyimpanan, serta suhu dan kelembapan
30Hijrana Bahar dan Taufiq Mathar, “Upaya Pelestarian Naskah Kuno di Badan Perpustakaandan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan,” Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, danKearsipan Khizanah Al-Hikmah Vol. 3, No. 1 (2015): 92.31Istu Putri Ardhini dan Sri Indrahti, “Hubungan Perawatan dan Pelestarian Arsip KaresidenanSemarang Tahun 1800-1880 Terhadap Kualitas Layanan Fisik di Badan Arsip dan PerpustakaanDaerah Provinsi Jawa Tengah,” Jurnal Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, UniversitasDiponegoro Vol. 4, No. 3 (2015): 2.
21
ruang penyimpanan untuk memperpanjang akses arsip.32 Sedangkan
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2012 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
Tentang Kearsipan pada pasal 1 ayat 30 dijelaskan bahwasanya
pemeliharaan arsip adalah kegiatan menjaga keutuhan, keamanan,
dan keselamatan arsip baik fisik maupun informasinya.33
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa pemeliharaan arsip merupakan sebuah kegiatan preventif arsip
agar terhindar dari kerusakan arsip, dan juga sebuah kegiatan kuratif
agar arsip dapat diperbaiki setelah mengalami kerusakan serta
melakukan kegiatan penyimpanan arsip yang sesuai dengan standar.
2. Tujuan dan Fungsi Pemeliharaan Arsip
Dalam melakukan kegiatan pemeliharaan arsip terdapat
tujuan dan fungsi. Adapun tujuan dari pelestarian yaitu untuk
mempertahankan kondisi dokumen agar tidak cepat rusak dan
mengalami kerusakan. Beberapa tujuan dari pelestarian yaitu:34
a. Menyelamatkan nilai informasi dokumen
b. Menyelamatkan fisik dokumen
c. Mengatasi kendala kekurangan ruang
32Verry Mardiyanto, “Strategi Kegiatan Preservasi Arsip Terdampak Bencana Lokasi Kasus diArsip Nasional Republik Indonesia,” Khazanah Jurnal Pengembangan Kearsipan Vol. 10, No.2 (2017): 96.33Presiden RI, “Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009 Tentang Kearsipan” (2012).34Ade Nufus, “Preservasi Arsip,” Jurnal LIBRIA Vol. 9, No. 2 (2017): 213.
22
d. Mempercepat perolehan informasi, seperti dokumen yang
tersimpan di dalam CD sangat mudah untuk diakses, baik dari
jarak dekat dan jauh sehingga penggunaannya menjadi optimal
Didalam melakukan pemeliharaan arsip terdapat beberapa
fungsi, yaitu :35
a. Fungsi perlindungan. Yaitu arsip harus dilindungi secara baik
dari berbagai unsur perusaknya.
b. Fungsi pengawetan. Yaitu dengan dirawat secara baik, maka arsip
pun akan bertahan lebih lama.
c. Fungsi kesehatan. Dengan perawatan yang baik, arsip menjadi
bersih, bebas dari debu, jamur, binatang perusak, sehingga
pengguna dan petugas arsip terlindungi dari berbagai penyakit.
d. Fungsi pendidikan. Pengguna dan petugas arsip harus belajar
bagaimana cara memakai dan merawat secara baik dan benar.
Mereka tidak boleh membawa makanan dan minuman ke ruang
penyimpanan dan layanan arsip.
e. Fungsi kesabaran. Merawat arsip dibutuhkan kesabaran.
f. Fungsi keindahan. Dengan melakukan pemeliharaan arsip secara
baik dan benar, maka ruang penyimpanan arsip akan menjadi
lebih indah, sehingga memberikan motivasi kerja bagi para
35Dewi Ladiawati, “Pelestarian Arsip : Menyelamatkan Warisan Budaya Bangsa,” jurnal ANRIVol, 2 (2007): 7.
23
petugas kearsipan dan meningkatkan minat baca bagi para
pengguna arsip.
3. Faktor-Faktor Perusak Arsip
kerusakan dan musnahnya arsip bisa disebabkan oleh
berbagai faktor yang berasal internal maupun eksternal, berikut
merupakan faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan ada arsip
yaitu :36
a. Faktor Fisika
1) Cahaya. Sinar matahari akan membuat arsip kertas menjadi
kuning, kecoklatan rapah dan rusak. Sinar ultraviolet dan
sinar listrik/lampu dapat merusak fisik dan tulisan bahan
cetak. Arsip diusahakan terhindar dari sinar langsung.
2) Suhu dan kelembapan. Diperlukan suhu dan kelembapan
yang sesuai dengan kelayakan untuk menyimpan dan
memelihara arsip. Suhu tinggi mengakibatkan kelembapan
menurun yang dapat berakibat pada rapuhnya arsip.
Kelembapan udara yang tinggi akan mengakibatkan arsip
kertas menjadi lembab dan menyebabkan jamur (mikro
organisme).
3) Debu. Partikel debu dan logam lama kelamaan akan
mengakibatkan faktor kimia, yaitu tingkat keasaman kertas
36Krihanta, Pengelolaan Arsip Vital (Jakarta: Universitas Terbuka, 2013), 5.3.
24
tinggi, arsip akan mudah rapuh dan rusak. Debu dan logam
yang bercampur dengan kelembapan akan mengakibatkan
munculnya jamur. Oleh karena itu, arsip harus ditempatkan
pada lokasi yang bersih dan terhindar dari masuknya debu.
b. Faktor Biota. Yang dimaksud dengan biota adalah mikro
organisme yang melekat pada arsip.
1) Ikan Perak (Silver Fish), merupakan nama dari semua jenis
serangga yang melakukan aktifitasnya pada malam hari,
berbentuk ramping, tidak bersayap, abu-abu, makan dari serat
atau perekat buku, hidup di lingkungan gelap, di celah-celah
buku, rak dan almari.
2) Serangga : kecoa, kutu buku, rayap, kumbang, ngengat yang
memakan kertas.
3) Binatang Pengerat : misalnya tikus dan cicurut, sasaran
binatang ini adalah kertas, buku, dll.
4) Jamur (Fungi). Kertas atau buku yang berdebu adalah tempat
yang ideal bagi berkembangnya mikro organisme ini, apalagi
tingkat kelembapan udara 80% ke atas atau temperatur di atas
21°C.
c. Faktor Kimia. Merupakan faktor penyebab kerusakan kertas
akibat reaksi dari senyawa-senyawa kimia.
1) Kertas. Kandungan asam pada kertas akan mempercepat
kerusakan kertas, karena asam akan mempercepat reaksi
25
hidrolis (reaksi kimia karena adanya H2O/kandungan air yang
mengakibatkan putusnya atau mengurangi kekuatan rantai
polimer serat kertas) yang mengakibatkan susunan kertas
yang terdiri dari senyawa-senyawa kimia terurai.
2) Tinta. Merupakan sumber terbentuknya asam pada kertas
yang berujung pada kerusakan kertas. Tinta lama kelamaan
dapat memudar.
d. Faktor Bencana. Bencana bisa saja datang secara tiba-tiba tanpa
diketahui, bencana bisa disebabkan oleh peristiwa alam itu
sendiri maupun yang disebabkan oleh manusia.
1) Bencana alam akibat peristiwa alam, merupakan bencana
yang disebabkan oleh faktor-faktor alami yang terkandung di
dalam dan di sekitar bumi sehingga mengakibatkan kerusakan
pada permukaan bumi yaitu:
a) Gunung meletus
b) Angin topan
c) Badai gurun
d) Gempa bumi
e) Tsunami
2) Bencana alam akibat ulah manusia, dikarenakan sebagai
akibat ulah manusia itu sendiri yang menyebabkan alam
mengalami kerusakan, yaitu:
a) Banjir
26
b) Kebakaran
c) Perang
e. Faktor manusia. Manusia merupakan pihak-pihak yang
berhubungan langsung dengan arsip dan merupakan salah satu
faktor internal dari penyebab rusaknya arsip, maka hal-hal yang
dilakukan oleh manusia dan dapat merusak arsip yaitu :
1) Ketidaktahuan memperlakukan arsip secara baik dan benar.
2) Kesengajaan, merupakan tindakan sengaja merusak arsip,
seperti : menyobek, mencoret-coret dll.
3) Kelalaian atau kecerobohan di dalam mendayagunakan arsip,
baik dalam menyimpan, menata, mengambil, memindahkan
dengan ketidakhati-hatian.
D. Penyusutan Arsip
1. Pengertian Penyusutan Arsip
Penyusutan arsip merupakan upaya kegiatan yang dilakukan
untuk mengurangi jumlah arsip yang tercipta dalam suatu organisasi.
Artinya yaitu dengan menetapkan mana arsip yang harus
dipindahkan dan mana arsip yang harus dimusnahkan, proses
penyusutan arsip akan berjalan dengan lancar apabila dilakukan
dengan prosedur yang dan dengan fasilitas yang mendukung.37
37Iftah Annisa Fitri dan Marlini, “Penyusutan dan Nilai Guna Arsip di Unit Kearsipan DinasPrasaran Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat,” Jurnal Ilmu InformasiPerpustakaan dan Kearsipan Vol, 2 . No. 1 (2013): 324.
27
Penyusutan merupakan salah satu hal kegiatan yang
dilakukan untuk menanggulangi masalah arsip-arsip yang bertumpuk
serta arsip-arsip yang tidak mempunyai nilai kegunaannya lagi.
Arsip-arsip yang tidak mempunyai nilai kegunaan lebih baik
dimusnahkan agar tempat penyimpanan arsip masih dapat
menampung arsip-arsip yang masih memiliki nilai kegunaan.38
Sedangkan menurut Sedarmayanti penyusutan arsip
merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting untuk mengatasi
masalah arsip yang bertumpuk atau bertimbunnya arsip yang sudah
tidak berguna lagi sehingga tempat penyimpanan arsip dapat
menampung arsip yang masih memiliki nilai guna.39
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa penyusutan arsip merupakan kegiatan untuk mengurangi arsip
yang sudah tidak memiliki nilai guna baik dengan cara arsip tersebut
dipindahkan ataupun dengan cara dimusnahkan.
2. Jadwal Retensi Arsip (JRA)
Untuk melakukan proses kegiatan penyusutan maka
diperlukan sebuah pedoman yang digunakan untuk mengetahui
bahwa arsip mana saja yang sudah tidak berguna dan layak untuk
dimusnahkan. Dalam Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 tentang
38Supriansyah, “Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip Dinamis Inaktif ANRI Jakarta,” JurnalUtilitas Vol, 1. No. 1 (20015): 49.39Sedarmayanti, Tata Kearsipan (Bandung: Mandar Maju, 2015), 127.
28
Kearsipan disebutkan bahwa jadwal retensi arsip adalah daftar yang
berisi sekurang-kurangnya jangka waktu penyimpanan atau retensi,
jenis arsip, dan keterangan yang berisi rekomendasi tentang
penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai kembali, atau
dipermanenkan yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan dan
penyelamatan arsip.40
Sedangkan dalam pengertian lain jadwal retensi arsip
merupakan suatu daftar yang memuat kebijaksanaan seberapa jauh
arsip dapat disimpan atau dimusnahkan. Oleh karena itu jadwal
retensi arsip adalah suatu daftar yang menunjukkan :41
a. Lamanya masing-masing arsip disimpan pada file aktif sebelum
dipindahkan ke pusat penyimpanan arsip.
b. Jangka waktu lamanya penyimpanan masing-masing
sekelompok arsip sebelum dimusnahkan ataupun dipindahkan ke
ANRI.
Menurut Budi Martono penyusutan arsip mempunyai 4 tujuan yaitu
:42
a. Mendapatkan penghematan dan efisiensi.
b. Pendayagunaan arsip dinamis.
40ANRI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan.41Oktarino Arizola dan Elva Rahmah, “Pembuatan Jadwal Retensi Arsip (JRA) di Kantor WaliNagari Kajai Kabupaten Pasaman Barat,” Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan KearsipanVol, 2. No. 2 (2014): 2.42Martono, Penyusutan dan Pengamanan Arsip Vital dalam Manajemen Kearsipan, 39.
29
c. Memudahkan pengawasan dan pemeliharaan arsip yang masih
diperlukan dan bernilai guna tinggi.
d. Penyelamatan bahan bukti kegiatan organisasi.
Menurut Sedarmayanti Jadwal Retensi Arsip (JRA)
merupakan suatu daftar yang berisi kebijakan seberapa jauh
sekelompok arsip dinilai kembali sehingga dapat dijadikan pedoman
arsip tersebut dapat disimpan atau dimusnahkan.43
3. Tahapan Penyusutan Arsip
Setelah Jadwal Retensi Arsip disusun dan penilaian
dilakukan, maka suatu arsip akan dilakukan tindakan penyusutan
yang sesuai dengan jadwal retensi arsip yang telah disusun.
Penyusutan arsip merupakan upaya yang dilakukan untuk
mengurangi jumlah arsip yang telah tercipta. Selama
organisasi/instansi menjalankan fungsinya, maka selama itulah arsip
akan senantiasa tercipta dan setiap saat akan meningkat jumlahnya.
Peningkatan jumlah arsip yang terhitung banyak akan menimbulkan
berbagai masalah diantaranya : ruang penyimpanan menjadi penuh,
pemborosan biaya untuk penggunaan peralatan, penyediaan tenaga
43Sedarmayanti, Tata Kearsipan, 128.
30
beserta perawatannya. Oleh karena itu penyusutan arsip wajib
dilaksanakan oleh setiap instansi maupun organisasi.44
Dalam undang-undang Nomor 43 Tahun 2009 dijelaskan
bahwa proses penyusutan arsip terdiri dari 3 kegiatan utama yaitu
pemindahan arsip, pemusnahan arsip, dan penyerahan arsip statis ke
lembaga kearsipan.Serta dijelaskan juga bahwa penyusutan arsip
dilakukan dengan cara :45
a. Pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan.
b. Pemusnahan arsip yang telah habis masa retensinya dan yang
tidak memiliki nilai guna dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
c. Penyerahan arsip statis oleh pencipta arsip kepada lembaga
kearsipan.
Adapun proses penyusutan arsip menurut Wursanto yaitu :46
a. Menyiangi (weeding) bertujuan memisahkan arsip yang telah
habis masa retensinya dan arsip yang tidak digunakan lagi oleh
pencipta arsip.
44Rismawati, “Penyusutan Arsip Menciptakan Produktivitas Kerja Pegawai,” Jurnal Admisi danBisnis Vol, 15. No. 3 (2014): 203.45ANRI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan.46Ig Wursanto, Kearsipan (Yogyakarta: Kanisius, 1991), 217.
31
b. Mempersiapkan alat-alat berupa :folder, filling cabinet, guide,
rak, boks, dan lain-lain yang berguna untuk menampung arsip
yang telah dipindahkan ke pusat arsip.
c. Menyiapkan arsip yang akan dipermanenkan atau dimusnahkan,
dengan disisihkan dari folder aktifnya.
d. Mensortir arsip yang telah disisihkan, kemudian di sortir untuk
memilih arsip yang akan dipermanenkan atau dimusnahkan.
e. Membuat dan menyiapkan daftar atau surat pemindahan arsip
dari unit ke pusat arsip.
f. Mendaftarkan arsip yang akan dipermanenkan atau dimusnahkan.
g. Mempersiapkan berita acara pemindahan arsip yang berisi
tanggal, bulan, dan tahun berita acara dibuat, nama serta jabatan
pihak yang menyerahkan dan pihak yang menerima.
h. Memusnahkan rekod yang diketahui oleh pejabat yang
berwenang.
4. Pemindahan Arsip
Kegiatan utama penyusutan arsip yang pertama adalah
pemindahan arsip. Pemindahan arsip yang dimaksud yaitu
memindahkan arsip dari unit pengolah ke unit kearsipan (record
center) berdasarkan jadwal retensi arsip secara teratur dan tetap, yang
32
pelaksanaannya diatur oleh masing-masing lembaga/instansi yang
bersangkutan.47
Kegiatan pemindahan arsip dari unit pengolah ke pusat
penyimpanan arsip dilakukan dengan cara sebagai berikut:48
a. Melakukan penyiangan (weeding) terhadap arsip yang telah
sampai pada jangka waktu penyimpanannya dan terhadap arsip
yang sudah tidak dipergunakan lagi bagi unit pengolah. Setelah
weeding dilakukan maka akan dihasilkan arsip yang dapat
dipindahkan ke pusat penyimpanannya dan arsip yang dapat
dimusnahkan oleh satuan kerja itu sendiri. Maka arsip-arsip yang
akan disimpan pada pusat penyimpanan arsip hanya arsip-arsip
yang terpilih saja.
b. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam melaksanakan pemindahan
arsip yaitu:
1) Mempersiapkan peralatan seperti : folder, boks, dan lain-lain.
2) Membuat daftar arsip-arsip yang akan dipindahkan yang berisi
tentang : nama unit pengolah yang memindahkan, pokok
masalah, masalah, jangka waktu penyimpanan berkas, tahun
berkas yang bersangkutan, jenis fisik arsip (photo, peta, dan
lain-lain), dan jumlah berkas.
47Jonner Hasugian, “Pengantar kearsipan,” Pengantar Kearsipan, 2003, 5,http://library.usu.ac.id/download/fs/perpus-jonner.pdf.48Barthos, Manajemen Kearsipan : untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi ,123.
33
3) Mempersiapkan berita acara pemindahan arsip. Pemindahan
arsip dari unit pengolah ke pusat penyimpanan arsip
dilaksanakan per berkas, dan pemindahannya pun dengan
jangka waktu tertentu.
5. Pemusnahan Arsip
Tahapan kedua dari kegiatan utama penyusutan arsip yaitu
pemusnahan arsip. Pemusnahan arsip merupakan suatu proses
kegiatan penghancuran arsip yang sudah tidak memiliki nilai
kegunaan. Penghancuran berarti membuat arsip-arsip tidak dapat
dimanfaatkan lagi, baik dari segi informasi maupun fisiknya.49
Pemusnahan arsip dilakukan badan korporasi pemilik arsip tersebut
ataupun pihak lain, pemusnahan arsip dapat dilakukan dengan
berbagai cara diantaranya yaitu : pencacahan, pembakaran,
pemusnahan kimiawi, dan pembuburan.50 Adapun prosedur
pemusnahan arsip yaitu :51
a. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui apakah arsip-arsip
tersebut benar-benar habis masa retensinya.
b. Pembentukan Panitia Pemusnahan Arsip
49Ig Wursanto, Kompetensi Sekretaris Profesional (Yogyakarta: Kanisius, 2006), 280.50Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip Dinamis (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), 320.51Siti Nurhasanah, “Studi Pemusnahan Arsip pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik ProvinsiKalimantan Timur,” Jurnal Eksis Vol, 6. No. 2 (2010): 4.
34
Pembentukan panitia pemusnahan dilakukan bila arsip yang akan
dimusnakahkan memiliki retensi 10 tahun/lebih. Tetapi jika arsip
yang akan dimusnahkan memiliki retensi dibawah/kurang dari 10
tahun maka tidak perlu dibuat kepanitiaan, cukup dilaksanakan
oleh unit yang secara fungsional bertugas mengelola arsip.
c. Pendaftaran
Arsip yang telah diperiksa sebagai arsip yang disusulkan musnah,
harus dibuat daftar pemusnahan sehingga dari daftar ini diketahui
secara jelas informasi mengenai arsip yang akan dimusnahkan.
Didalam melakukan pendaftaran pemusnahan arsip sebelumnya
harus diketahui/disetujui oleh pejabat lembaga/badan terkait yang
berwenang.
d. Penilaian, Persetujuan, dan Pengesahan
Penilaian dan persetujuan telah disepakati maka arsip yang
dimusnahkan mendapat pengesahan yang selanjutnya dibuat berita
acara pemusnahan arsip.
e. Berita Acara Pemusnahan
Merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting untuk
dilaksanakan apabila melakukan pemusnahan arsip, dokumen
berita acara pemusnahan arsip sangat berguna disamping dari
daftar isian arsip yang dimusnahkan, karena berita acara
pemusnahan ini dapat menjadi dasar hukum bahwa dalam
pelaksanaannya pemusnahannya dilakukan secara sah dan dapat
35
dipertanggungjawabkan permasalahannya dimasa yang akan
datang apabila ada hal-hal yang berkenan dengan arsip tersebut.
Berita acara pemusnahan sekurang-kurangnya dibuat dalam 3
(tiga) rangkap dengan ketentuan lembar pertama untuk pimpinan
lembaga/badan, lembar kedua untuk unit pengolahan dan lembar
ketiga untuk unit kearsipan yang masing-masing unit disimpan
sebagai bukti pertanggungjawaban pemusnahan arsip.
f. Pelaksanaan pemusnahan arsip
Pelaksanaan pemusnahan arsip dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu : dihancurkan dengan menggunakan mesin penghancur
kertas, dibakar, dicacah dengan cara kimiawi.
6. Penyerahan Arsip
Penyerahan arsip merupakan tahapan ketiga dari kegiatan
utama penyusutan arsip. Penyerahan arsip merupakan tindakan
eksternal yang dilakukan oleh perusahaan/unit pusat arsip kepada
Arsip Nasional. Dokumen yang wajib diserahkan ke Arsip Nasional
yaitu dokumen yang memiliki nilai hostoris yang penggunaannya
berkaitan dengan kegiatan pemerintah, kegiatan pembangunan
nasional, dan kehidupan kebangsaan. Arsip yang memiliki nilai
kegunaan sebagai bahan pertanggungjawaban Nasional, tetapi sudah
tidak diperlukan untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi
36
sehari-hari, setelah melampaui jangka waktu penyimpanannya yaitu
ditetapkan sebagai berikut :52
a. Bagi arsip yang disimpan oleh lembaga-lembaga Negara atau
badan-badan pemerintah di tingkat pusat harus diserahkan kepada
Arsip Nasional Pusat.
b. Bagi arsip yang disimpan oleh badan-badan pemerintah di tingkat
daerah, harus diserahkan kepada Arsip Nasional Daerah.
Adapun prosedur penyerahan arsip dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :53
a. Melalui pimpinan instansi disampaikan usulan penyerahan arsip
dengan melampirkan daftar arsip yang akan diserahkan.
b. Jika telah mendapat persetujuan Arsip Nasional, penyerahan dapat
dilakukan dengan membuat berita acara penyerahan arsip.
c. Arsip yang diserahkan dalam keadaan teratur disertai dengan
sarana pengendaliannya.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang sesuai dengan tema pemeliharaan dan
penyusutan arsip dinamis inaktif yang penulis usung dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
52Agus Sugiarto dan teguh Wahyono, Manajemen Kearsipan Modern Dari Konvensional keBasis Komputer (Yogyakarta: Gava Media, 2005), 95.53Budi Martono, Sistem Kearsipan Praktis (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1990), 62.
37
1. Supriansyah (2015). Dosen FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan ) Uhamka Jurusan Pendidikan Ekonomi. Artikel jurnal
dengan judul penelitian “Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip
Dinamis Inaktif ANRI Jakarta” (Jurnal Utilitas Vol. 1 No.1 April
2015 Uhamka). Artikel dalam jurnal ini penulis peroleh dari situs
internet
yaitu:http://utilitas.uhamka.ac.id/index.php/utilitas/article/view/5
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pemeliharaan
dan penyusutan arsip dinamis inaktif pada Arsip Nasional Republik
Indonesia (ANRI) Jakarta. Penelitian ini memiliki persamaan dan
juga perbedaan terhadap penelitian yang akan dilakukan.
Persamaannya terletak pada topik penelitian yaitu pemeliharaan dan
penyusutan arsip dinamis inaktif.Persamaan lainnya yaitu jenis dan
pendekatan penelitian yang digunakan yaitu menggunakan jenis
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Perbedaan pada
penelitian ini yaitu pada objek penelitian.Penulis melakukan
penelitian pada Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral sedangkan Supriansyah melakukan penelitian di
ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ANRI menjaga arsip
secara fisik dan informasinya agar tetap terjaga dan dapat digunakan
selama masa simpannya.Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan
meliputi pengontrolan suhu ruangan, menjaga kelembapan udara,
38
menjaga kebersihan lingkungan, dan perbaikan arsip tekstual yang
mengalami kerusakan dengan menggunakan metode enkapsulasi
manual dan leafcasting. Kegiatan penyusutan dengan 3 kegiatan ini
yaitu pemindahan, pemusnahan,dan penyerahan.
2. Dimas Satrio (2018). Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora. Skripsi
dengan judul penelitian “Pelaksanaan Kegiatan Penyusutan Arsip
Rekam Medis : Studi Kasus pada Rumah Sakit DR. Suyoto”.
Metode yang digunakan pada skripsi ini yaitu metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Yang membedakan skripsi ini dengan
skripsi penulis yaitu:tema penelitian, objek penelitian, cakupan, dan
pembahasan. Hasil dari penelitian ini yaitu penilaian terhadap arsip
rekam medis aktif belum menggunakan Jadwal Retensi Arsip (JRA)
secara spesifik hanya mengacu terhadap peraturan Kementerian
Kesehatan RI secara umum. Kendala-kendala yang muncul dalam
kegiatan penyusutan arsip rekam medis seperti terbatasnya ruang
penyimpanan arsip rekam medis, terbatasnya rak penyimpanan
arsip,serta sumber daya manusia yang masih terbatas dalam kegiatan
penyusutan arsip rekam medis.
39
40
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian sendiri merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara
melakukan pengamatan dengan pemikiran yang sangat tepat secara terpadu
melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah dengan tujuan untuk
menemukan, mengembangkan, serta menguji kebenaran suatu pengetahuan.54
Didalam metode penelitian ini, penulis akan memberikan pemaparan berupa
metode yang digunakan didalam penelitian ini dengan meliputi : jenis dan
pendekatan penelitian, kriteria informan, teknik pengumpulan data, teknik
pengolahan dan analisis data, serta variabel dan indikator penelitian.
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian
deskriptif, penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk
mendeskripsikan dan menjelaskan suatu keadaan sesuai dengan
kenyataan yang sebenarnya.55
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif.Pendekatan kualitatif mengandalkan pengamatan
atau wawancara dalam pengumpulan data di lapangan. Metode kualitatif
54Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 2.55Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian : Pengantar Teori dan Panduan PraktisPenelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula (Jakarta: STIA-LAN, 1999), 60.
41
dapat digunakan untuk mengungkap dan memahami apa yang terletak
dibalik fenomena apa saja yang belum diketahui.56
B. Kriteria Informan
Informan merupakan orang yang dimanfaatkan peneliti untuk
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi mengenai latar
penelitian. Dalam penentuan informan ditentukan dengan cara mencari
pihak yang mengetahui objek penelitian.57Penentuan informan yang
diambil pada penelitian ini yaitu ditentukan dengan mencari tahu siapa
saja yang peling memahami tentang objek penelitian dan ditentukan
berdasarkan metode purposive sampling.Purposive sampling merupakan
metode dimana pemilihan informan diambil dengan cara sengaja
memilih informan tertentu dengan mengabaikan informan lainnya
dikarenakan informan tertentu ini memiliki ciri-ciri khusus yang tidak
dimiliki oleh informan lainnya.58
Kriteria informan yang akan menjadi narasumber pada penelitian
ini adalah orang yang memahami tentang pemeliharaan dan penyusutan
arsip dinamis inaktif. Maka kriteria yang peneliti ambil dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Selaku kepala Unit Pusat Arsip KESDM yang membuat kebijakan
tentang pengelolaan arsip.
56Rulam Ahmadi, Metodololgi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 12.57Etta Mamang Sangaji dan Sopiah, Metodologi Penelitian - Pendekatan Praktis DalamPenelitian, Ed. 1 (Yogyakarta: Andi Publisher, 2010), 21.58Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian : Pengantar Teori dan Panduan Praktis PenelitianSosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, 183.
42
2. Arsiparis ahli yang membidangi langsung kegiatan pemeliharaan dan
penyusutan arsip.
Setelah kriteria informan dikemukakan diatas maka peneliti akan
mengambil informan sebanyak 3 orang, yaitu :
Tabel 1Daftar Nama Informan
No Nama Jabatan
1 Tukiran Herususanto, S.H., Kepala Unit Pusat Arsip
KESDM
2 Eny Nurwianty, S.Sos., Fungsional Arsiparis Madya
3 Eka Runie, M.Ap., Fungsional Arsiparis Madya
Peneliti memilih 1). Bapak Tukiran Herususanto selaku Kepala Unit
Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yaitu karena
beliau merupakan Kepala Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral. Beliau juga yang memiliki wewenang membuat kebijakan
terkait pengelolaan arsip dinamis inaktif termasuk diantaranya pemeliharaan
dan juga penyusutan arsip. 2). Ibu Eny Nurwiyanty, selaku fungsional
arsiparis madya. Tugas dari Ibu Eny Nurwiyanty yaitu melaksanakan
konsultasi kearsipan dalam rangka publikasi dan juga menangani langsung
kegiatan pemeliharaan dan juga penyusutan. 3). Ibu Eka Runie, selaku
fungsional arsiparis madya. Tugas Ibu Ika yaitu membidangi langsung
kegiatan pemeliharaan dan juga penyusutan arsip.
43
Penulis berharap dapat mendapatkan informasi mengenai proses
pemeliharaan dan penyusutan arsip dinamis inaktif, kebijakan pemeliharaan
dan penyusutan arsip dinamis inaktif, serta hambatan dan kendala yang
dihadapi pada saat melakukan kegiatan pemeliharaan dan juga penyusutan
arsip.
C. Indikator Penelitian
Dalam penelitian ini dasar hukum yang digunakan untuk
penentuan indikator penelitian adalah Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 052 Tahun 2006 tentang Tata Persuratan
Dinas dan Kearsipan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral,
serta beberapa literatur yang diperoleh dari buku maupun jurnal.
Adapun variabel yang digunakan peneliti sebagai indikator dalam
penelitian ini yaitu :
1. Pemeliharaan arsip dinamis inaktif.
2. Penyusutan arsip dinamis inaktif.
3. Upaya mengatasi hambatan pemeliharaan arsip.
4. Upaya mengatasi hambatan penyusutan arsip.
D. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan uraian jenis dan pendekatan penelitian diatas,
peneliti menggunakan teknik pengumpulan sumber data pada penelitian
ini diantaranya yaitu :
1. Data Primer
44
Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari
sumber pertama di lokasi penelitian.59Dalam penelitian ini data
diperoleh secara langsung dari hasil observasi lokasi penelitian dan
hasil wawancara dengan staff arsip di Unit Pusat Arsip Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral. Sumber data primer ini dapat
diperoleh dari :
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, dan pencatatan
secara sistematis. Data hasil observasi berupa deskripsi faktual,
cermat dan terinci , mengenai keadaan di lapangan, kegiatan
manusia dan situasi sosial, serta konteks dimana kegiatan itu
terjadi.60 Objek pada observasi ini adalah Unit Pusat Arsip
Kementerian Energi dan Sumber Mineral, teknik observasi ini
dilakukan dengan cara melihat dan mengamati langsung kegiatan
pemeliharaan dan penyusutan arsip dinamis inaktif,
mengumpulkan fakta-fakta, serta pernyataan yang merupakan
hasil dari kenyataan untuk dibahas dalam penelitian. Observasi
ini dilakukan untuk mengetahui kegiatan pemeliharaan dan
penyusutan arsip dinamis inaktif di Unit Pusat Arsip Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral.
59Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan PublikSerta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2009), 122.60Nasution, S, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif (Bandung: Tarsito, 2003), 59.
45
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan
oleh peneliti untuk mendapatkan keterangan lisan melalui proses
tanya jawab dan berhadapan muka dengan orang yang dapat
memberikan keterangan kepada peneliti.61 Wawancara ini
dilakukan untuk memperdalam pembahasan mengenai
pemeliharaan dan penyusutan arsip dinamis inaktif serta untuk
mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi dan
bagaimana cara mengatasi kendala tersebut.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diambil secara tidak
langsung dari sumbernya. Data sekunder biasanya diambil dari
dokumen-dokumen seperti : laporan, karya tulis orang lain, koran,
majalah, dan lain-lain.62 Adapun sumber data sekunder pada
penelitian ini antara lain :
a. Kajian Kepustakaan
Kajian kepustakaan merupakan penelitian yang datanya diambil
terutama atau seluruhnya dari kepustakaan (buku, dokumen,
artikel, jurnal, laporan, koran, dan lain-lain).63Peneliti melakukan
pencarian data menggunakan bahan-bahan pustaka yang terkait
61Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Ed, Rev (Bandung: Remaja Rosdakarya,2007), 64.62Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian : Pengantar Teori dan Panduan Praktis PenelitianSosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, 87.63Irawan, 65.
46
dengan permasalahan penelitian baik berupa fisik maupun
elektronik.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sumber informasi yang berisi tentang
informasi. Peneliti akan mencari dokumen yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian, seperti : buku atau catatan harian,
otobiografi, kliping, surat-surat pribadi, dll.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik analisis data kualitatif yaitu sebuah kegiatan untuk
mengatur mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode/tanda, dan
mengategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus
masalah yang ingin dijawab.64 Adapun teknik analisis data yang
digunakan yaitu:65
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal
pokok, memfokuskan pada hal-hal penting serta mencari tema dan
polanya. Reduksi data ini akan memperoleh gambaran yang jelas
mengenai topik yang sedang diteliti.
2. Penyajian Data
64Imam Gumawan, Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara,2013), 209.65Gumawan, 211.
47
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun,
digunakan untuk lebih meningkatkan pemahaman dan analisis sajian
data. Peneliti akan menyajikan data dalam bentuk teks yang bersifat
naratif.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab
fokus penelitian berdasarkan analisis data dan disajikan dalam
bentuk deskriptif objek penelitian dengan berpedoman pada kajian
penelitian.
F. Tempat dan Jadwal Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pusat Arsip Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral yang berlokasi di Jalan Milena II No. 6
Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten 15412.
2. Jadwal Penelitian
Adapun jadwal penelitian ini sebagai berikut :
Tabel 2Jadwal Penelitian
No KegiatanTahun 2018
Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov
1 Pengajuan
48
Proposal
2 Konsultasi
pada
pembimbing
3 Membuat
daftar
pertanyaan
4 Penelitian
lapangan
5 Analisis
data dan
kesimpulan
6 Pengesahan
skripsi
7 Pengajuan
sidang
skripsi
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Objek Penelitian
1. Sejarah Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber DayaMineral
Gedung Pusat Arsip diresmikan oleh Menteri ESDM, yaitu
Bapak Purnomo Yusgiantoro pada tanggal 19 Oktober 2009.
Gedung Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ini
dibangun di atas tanah seluas dua hektar yang diperoleh dari hibah
PT. Pertamina berdasarkan Surat Persetujuan Menteri Keuangan
Nomor S-105/MK.16/1996 tanggal 27 Februari 1996 bertempat di
Jl. Yaktapena Raya, Komplek Pertamina, Pondok Ranji, Ciputat
Timur, Tangerang Selatan. Tanah tersebut telah memiliki sertifikat
atas nama Departemen Pertambangan dan Energi dengan sertifikat
Hak Pakai Nomor 014 Tahun 1998.
Pada awalnya PT. Pertamina menawarkan hibah tanah untuk
pembangunan gedung Pusat Arsip di empat lokasi, yaitu Plumpang,
Kemayoran, Pancoran, Pondok Ranji. Setelah ditinjau ulang ke
lokasi di Plumpang adalah daerah rawan banjir sedangkan lokasi di
Pancoran dan Kemayoran surat kepemilikan tanahnya masih
tumpang tindih. Oleh karena itu, akhirnya diputuskan untuk memilih
lokasi di daerah Pondok Ranji yang dinilai aman dari banjir dan
surat kepemilikan sah tidak ditemukan masalah.
50
Pada tahun 2001, di lokasi tanah tersebut dilakukan
pengurukan, mengingat lahan yang dimaksud pada saat itu masih
berupa rawa yang tidak produktif.Kemudian, pada tahun 2005
dilaksanakan perencanaan desain gedung Pusat Arsip berikut sarana
dan prasarana penunjang oleh Konsultan Perencana. Selanjutnya,
pada tahun 2006 dimulai pelaksanaan pembangunan gedung Pusat
Arsip DESDM tahap I. Tahun 2007 dilanjutkan pelaksanaan
pembangunan tahap II yang meliputi pekerjaan penyempurnaan dan
lanjutan pembangunan gedung Pusat Arsip. Sejalan dengan
pelaksanaan tahap II, dimulai pembangunan Gedung Serbaguna
berikut sarana bangunan penunjang/mess yang terdiri dari 3 (tiga)
lantai yang mempunyai kapasitas 50 kamar tidur.66
2. Visi, Misi, dan Tujuan Unit Pusat Arsip Kementerian Energi danSumber Daya Mineral
Adapun visi, misi, dan tujuan Unit Pusat Arsip Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral yaitu :67
a. Visi
Menjadikan arsip menjadi sumber informasi dan jembatan
investasi dalam pengelolaan energi dan sumber daya mineral.
b. Misi
1) Memberdayakan arsip di lingkungan Kementerian ESDM
66ASIK ESDM, “Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan - Kementerian Energi dan Sumber DayaMineral (Beranda),” ASIK ESDM, Oktober 2018,http://arsip.esdm.go.id/index.php?page=1&subpage=0&module=1&action=hotnews_details&itemid=23.67ASIK ESDM.
51
2) Memberdayakan arsip sebagai tulang punggung pelaksanaan
kegiatan dan bukti akuntabilitas kinerja Kementerian ESDM
3) Memberdayakan arsip sebagai alat bukti yang sah
4) Menjadikan arsip sebagai memori organisasi
c. Tujuan
Untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban
nasional tentang rencana, pelaksanaan dan penyelenggaraan
kehidupan kebangsaan, serta untuk menyediakan bahan
pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan pemerintah.
3. Struktur Organisasi Biro Umum Unit Pusat Arsip KementerianEnergi dan Sumber Daya Mineral
Adapun struktur organisasi Unit Pusat Arsip Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral, sebagai berikut :68
68“Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI,” diakses 10 Oktober 2018,https://www.esdm.go.id/id/profil/struktur-organisasi.
52
Gambar 2 Struktur Organisasi
Berdasarkan struktur organisasi di atas, berikut merupakan
uraian mengenai tugas pokok dan fungsi dari masing-masing bagian:
a. Biro Umum
Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan pembinaan
dan koordinasi dan pengelolaan ketatausahaan, kearsipan,
perlengkapan, pengadaan barang/jasa, serta kerumahtanggaan.
53
Dalam melaksanakan tugas Biro Umum menyelenggarakan
fungsi :
1) Penyiapan koordinasi dan pembinaan ketatausahaan dan
kearsipan, keprotokolan, perlengkapan, pengadaan
barang/jasa dan kerumahtanggan.
2) Pengelolaan ketatausahaan dan kearsipan.
3) Pelaksanaan urusan keprotokolan.
4) Pengelolaan kearsipan.
5) Pelaksanaan layanan pengadaan barang/jasa di lingkungan
Kementerian.
6) Pengelolaan urusan kerumahtanggan.
7) Pelaksanaan tata usaha biro.
b. Bagian Tata Usaha dan Kearsipan
Bagian Tata Usaha dan Kearsipan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan pembinaan dan pengelolaan urusan
ketatausahaan kearsipan. Bagian Tata Usaha dan Kearsipan
menyelenggarakan fungsi :
1) Penyiapan bahan pembinaan dan pengelolaan urusan tata
usaha kementerian.
2) Pengelolaan urusan tata usaha Kementerian, Menteri,
Sekretaris Jenderal dan Staff Ahli.
3) Penyiapan pembinaan dan pengelolaan kearsipan
Kementerian.
54
4) Pelaksanaan urusan tata usaha biro.
c. Bagian Perlengkapan
Bagian Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan perlengkapan Sekretariat Jenderal dan penyusunan
standar Prasarana Kementerian. Bagian perlengkapan
menyelenggarakan fungsi :
1) Penyusunan rencana kebutuhan barang milik negara,
penyusunan standar sarana dan prasarana, dan pembinaan
perlengkapan Kementerian.
2) Penatausahaan barang inventaris dan penghapusan barang
milik negara .
3) Pelaksanaan distribusi dan pelaporan barang inventaris.
d. Bagian Rumah Tangga
Bagian Rumah Tangga mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan pembinaan urusan kerumahtanggaan Kementerian,
pelaksanaan urusan kerumahtanggaan Menteri dan Sekretariat
Jenderal, serta pembinaan pelaksanaan keprotokolan pemimpin.
Bagian Rumah Tangga menyelenggarakan fungsi :
1) Penyiapan bahan pembinaan rumah tangga Kementerian
serta pelaksanaan kerumahtanggaan Sekretariat Jenderal.
2) Pelaksanaan urusan rumah tangga Menteri.
3) Pelaksanaan urusan pemeliharaan sarana dan prasarana
gedung Kementerian dan Sekretariat Jenderal.
55
4. Pedoman Kearsipan Kementerian Energi dan Sumber DayaMineral
Unit Kearsipan Biro Umum juga telah memiliki pedoman
terkait pengelolaan arsip dinamis inaktif di lingkungan Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral yaitu menggunakan Peraturan
Menteri ESDM Nomor 052 Tahun 2006 tentang Tata Persuratan
Dinas dan Kearsipan Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral.
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, penulis akan memaparkan hasil
penelitian yang diperoleh melalui wawancara dan observasi. Adapun
hasil yang diperoleh yaitu :
1. Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip Dinamis Inaktif di UnitPusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Minerala. Pemeliharaan Arsip
Dalam melakukan pemeliharaan arsip dinamis inaktif,
Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM memiliki usaha-usaha agar
arsip-arsip yang tersimpan disana itu tetap terjaga seutuhnya
baik dari segi fisik maupun informasinya seperti melakukan
fumigasi dan sebagainya, hal ini sesuai dengan hasil wawancara
berikut ini:
“Kalau disini itu baru melakukan fumigasi 1 tahun sekali,menjaga suhu udara dengan mengunakan AC dengan tingkatsuhu udara 22°C-25°C, mengganti dus yang sudah tidak layak,kemudian juga ada jumat bersih untuk membersihkan rak-rakdllnya, meletakkan kamper di setiap dus untuk menghidari
56
serangga perusak arsip, disini juga ada alih media arsip dengancara discan.”69
Hal yang senada pun diungkapkan oleh informan lain,
sebagaimana hasil wawancara berikut ini:
“Kalau disini itu dilakukan dengan cara penggantian dus-dusyang sudah rusak, menjaga kelembapan suhu udara, melakukanfumigasi 1 tahun sekali, kemudian juga ada jum’at bersih yangdilakukan setiap 1 bulan 2 kali.”70
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, usaha-usaha
untuk menjaga arsip dinamis inaktif agar tetap terjaga seutuhnya
baik dari segi fisik maupun informasinya, usaha-usaha yang
dilakukan oleh Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM yaitu :
melakukan fumigasi secara rutin 1 tahun sekali, menggunakan
AC untuk menjaga tingkat suhu udara, melakukan penggantian
dus yang sudah tidak layak, terdapat kegiatan Jum’at bersih yang
dilakukan setiap 1 bulan 2 kali untuk membersihkan rak-rak dan
sebagainya, meletakkan kamper di setiap dus untuk menghindari
serangga perusak arsip, dan juga terdapat alih media arsip
dengan cara discan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis,
pihak Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM telah melakukan
usaha-usaha memelihara arsip seperti melakukan fumigasi
secara rutin 1 tahun sekali..
69Eny Nurwiyanty, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip, 2018.70Eka Runie, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip, 2018.
57
Dalam melakukan kegiatan pemeliharaan arsip terdapat
faktor-faktor yang dapat merusak arsip seperti faktor fisika,
faktor biota, faktor bencana dan juga faktor manusia. Faktor
yang dapat merusak arsip yang terdapat di Unit Pusat Arsip
Kementerian ESDM rata-rata terdapat dari faktor biota seperti:
rayap, jamur, kecoa, dll. Sebagaimana hasil wawancara berikut:
“Kalau disini si rata-rata dari faktor biologis ya seperti tikus,rayap, serangga, dan juga jamur.”71
Hal yang senada pun diungkapkan oleh informan lain,
seperti halnya hasil wawancara berikut:
“Kalau itu si disini rata-rata kebanyakan dari faktor biologisseperti tikur, rayap, jamur, kecoa, serangga dll.”72
Berdasarkan hasil wawancara tersebut faktor-faktor yang
dapat merusak arsip di Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM
dapat berupa faktor biologis yaitu seperti : tikus, rayap, jamur,
kecoa, dll.
Dalam melakukan usaha-usaha pemeliharaan arsip pihak
Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM tidak memiliki kriteria-
kriteria khusus arsip dinamis inaktif terkait pemeliharaan arsip,
seperti halnya hasil wawancara berikut:
“Kalau untuk jenis si semua arsip dinamis masuk ke dalampemeliharaan namun kalau untuk kriteria secara spesifiknya si
71Nurwiyanty, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 201872Runie, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018
58
tidak ada ya, tapi disini itu kegiatan pemeliharaannya masihdilakukan dengan cara manual jadi arsip-arsip yang mengalamikerusakan masih ditangani dengan cara sederhana seperti adaarsip yang basah ditanggulanginya dengan cara dibukaarsipnya kemudian di angin-anginkan sampai kering, kemudianjika ada arsip yang distreples itu harus diganti dengan klip.”73
Hal yang sama pun diungkapkan oleh informan lain,
sebagaimana hasil wawancara berikut:
“Untuk itu semua jenis arsip dinamis inaktif termasukkedalamnya namun kalau kriteria secara khusus si belum adaya, tapi jika kerusakannya tidak parah akan kami perbaikikarena disini perawatan arsipnya masih dilakukan manual dansederhana.”74
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dalam melakukan
usaha-usaha pemeliharaan arsip pihak Unit Pusat Arsip
Kementerian ESDM tidak memiliki kriteria khusus didalamnya
tetapi proses kegiatan pemeliharaan tersebut masih dilakukan
secara manual dan sederhana seperti : arsip yang basah
ditanggulanginya dengan cara dibuka arsipnya kemudian
diangin-anginkan sampai kering, jika ada arsip yang distreples
itu harus diganti dengan klip.
Dalam melakukan pemeliharaan arsip adapun hal-hal
yang dilarang kepada siapa saja yang memasuki ruangan
penyimpanan arsip seperti merokok, dll. Sebagaimana hasil
wawancara berikut:
73 Nurwiyanty, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.74Runie, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.
59
“Seperti merokok, membawa makanan dan minuman.”75
Hal yang sama pun diungkapkan oleh informan lain,
seperti halnya hasil wawancara berikut:
“Kalau itu si seperti membawa makanan dan minumankemudian merokok.”76
Berdasarkan hasil wawancara tersebut terdapat hal-hal
yang dilarang untuk memasuki ruangan penyimpanan arsip
terhadap siapa saja seperti membawa makanan dan minuman
serta merokok.
Dalam melakukan proses pemeliharaan arsip adapun
peralatan/perlengkapan yang dibutuhkan oleh Unit Pusat Arsip
Kementerian ESDM seperti : vacum cleaner, menggunakan AC
dll. Seperti halnya hasil wawancara berikut :
“Vacum cleaner, kanebo, kamper, ac untuk menjaga suhuruangan.”77
Hal yang sama pun diungkapkan oleh informan lain,
sebagaimana hasil wawancara berikut:
“Disini itu ada ac untuk menjaga suhu ruangan, vacum cleaner,kanebo, kemoceng, kamper.”78
Berdasarkan hasil wawancara tersebut pihak Unit Pusat
Arsip Kementerian ESDM membutuhkan
75Nurwiyanty, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.76Runie, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.77Nurwiyanty, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.78Runie, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.
60
peralatan/perlengkapan dalam melakukan proses pemeliharaan
arsip yaitu kemoceng, kamper, vacum cleaner, dan juga AC
untuk menjaga tingkat suhu udara.
b. Penyusutan Arsip Dinamis Inaktif di Unit Pusat ArsipKementerian Energi dan Sumber Daya Mineral1) Pemindahan Arsip
Dalam kegiatan pemindahan arsip dinamis inaktif yang
pertama dilakukan adalah pemilahan arsip. Pemilahan arsip
merupakan salah satu proses yang dilakukan dalam pemindahan
arsip dinamis inaktif Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM,
adapun proses pemilahan arsip yang dilakukan sebagaimana
hasil wawancara berikut:
“Yang pertama itu pasti dibuat timnya ya, kemudian dilakukanproses pemilahannya dipilah-pilah dengan pedomanmenggunakan JRA apakah dokumen ini masuk kedalam arsipdan bernilai guna atau bukan jika iya maka akan dikumpulkanbaik berdasarkan tahunnya dan juga berdasarkan masalah, jikabukan termasuk kedalam arsip yang bernilai guna maka akandiusul musnahkan.”79
Hal yang senada pun diungkapkan oleh informan lain,
seperti halnya hasil wawancara berikut:
“Pertama si dibuatkan tim untuk melakukan pemilahan arsip,didalam proses pemilahan itu pasti arsip yang didapat ada duayaitu arsip usul musnah dan juga arsip usul simpan. Untuk arsipusul musnah akan masuk ke pemusnahan arsip namun arsipyang masuk usul simpan akan disimpan diruang penyimpananarsip disini.”80
79Nurwiyanty, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.80Runie, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.
61
Berdasarkan hasil wawancara tersebut proses kegiatan
pemilahan arsip yang dilakukan Unit Pusat Arsip Kementerian
ESDM yaitu pertama membuat tim pemilahan arsip, kemudian
melakukan proses pemilahan dengan menggunakan pedoman
JRA (jadwal Retensi Arsip) untuk menentukan masa retensi
arsip maka akan didapatkan berupa arsip usul simpan dan juga
arsip usul musnah. Untuk arsip usul simpan akan disimpan di
ruang penyimpanan arsip namun untuk arsip usul musnah maka
akan dilanjutkan ke proses pemusnahan arsip.
Setelah melakukan pemilahan arsip maka akan
dilanjutkan dengan proses kegiatan pemindahan arsip di Unit
Pusat Arsip Kementerian ESDM yang dibuatkan berita acaranya
yang ditandatangani oleh unit pengolah dan juga unit kearsipan,
seperti halnya hasil wawancara berikut:
“Pertama dibuat daftar arsip yang akan dipindahkan kemudiandibuat berita acara pemindahan arsip yang di tanda tanganioleh unit pengolah dan juga unit kearsipannya setelah itu arsiptersebut akan masuk ke ruang penyimpanan arsip.”81
Hal yang sama pun diungkapkan oleh informan lain,
sebagaimana hasil wawancara berikut:
“Pertama si akan dibuat daftar arsip yang akan dipindahkankemudian dibuatkan berita acara pemindahan arsip yang
81Nurwiyanty, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.
62
ditandatangani oleh unit pengolah dan juga unit kearsipansetelah itu arsip akan masuk ke ruang penyimpanan arsip.”82
Berdasarkan hasil wawancara tersebut proses
pemindahan arsip yang dilakukan oleh Unit Pusat Arsip
Kementerian ESDM yaitu pertama dengan membuat daftar arsip
yang akan dipindahkan setelah itu dibuatkan berita acara terkait
pemindahan arsip yang ditandatangani oleh unit pengolah dan
juga unit kearsipan kemudian arsip tersebut akan masuk ke
ruang penyimpanan arsip.
2) Pemusnahan Arsip
Kegiatan kedua di dalam penyusutan arsip yaitu
pemusnahan arsip, di Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM
semua arsip dinamis inaktif akan mengalami proses pemusnahan
arsip sebagaimana hasil wawancara berikut :
“Ya, untuk arsip dinamis inaktif sendiri nantinya akanmengalami proses pemusnahan yang dilihat dari masaretensinya sudah habis atau belum, namun untuk jenis arsipyang mengandung nilai guna informasi terutama informasikebangsaan atau sering disebut juga arsip statis nantinya akandiserahkan ke ANRI.”83
Hal yang senada pun diungkapkan oleh informan lain,
seperti halnya hasil wawancara berikut:
82Runie, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.83Nurwiyanty, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.
63
“Ya untuk arsip dinamis inaktif akan mengalami prosespemusnahan namun yang termasuk kedalam arsip statisnantinya akan diserahkan ke ANRI.”84
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa
semua arsip dinamis inaktif di Unit Pusat Arsip Kementerian
ESDM akan mengalami proses pemusnahan arsip kecuali arsip
statis yang selanjutnya akan diserahkan ke ANRI (Arsip
Nasional Republik Indonesia).
Hal tersebut pun sesuai dengan bukti yang penulis
lampirkan di bagian lampiran.
Dalam melakukan proses pemusnahan arsip Unit Pusat
Arsip Kementerian ESDM menggunakan pihak ketiga yaitu
pabrik kertas untuk pelaksanaan pemusnahan arsip, seperti
halnya hasil wawancara berikut:
“Untuk disini pemusnahannya ada 3 yaitu dibakar, dicacah, dandilebur, namun sebelumnya dibuat tim terlebih dahulu untukmenilai arsip tersebut sudah habis masa retensinya atau belumjika iya kita lanjut ke pemusnahan arsipnya yang dimana kitamenggunakan pihak ketiga yaitu pabrik kertas untukdimusnahkan dengan cara dibakar maupun dilebur sedangkanuntuk dicacah kami punya alatnya, tapi sebelum itu akandibuatkan terlebih dahulu berita acara pemusnahan arsipnyadan dalam pelaksanaan pemusnahannya pun arsip dikumpulkanterlebih dahulu ketika sudah banyak baru dilakukanpemusnahan jadinya sekaligus.”85
Hal yang sama pun diungkapkan oleh informan lain,
sebagaimana hasil wawancara berikut:
84Runie, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.85Nurwiyanty, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.
64
“Pertama si akan dibuat timnya terlebih dahulu untuk menilaiapakah arsip ini sudah habis masa retensinya atau belum jikasudah akan lanjut ke pemusnahan arsip yang disini itu caradimusnahkannya dengan cara di bakar, dicacah, dan dilebur.Untuk dicacah dilakukan sendiri disini namun untuk dibakardan juga dilebur dilakukan oleh pihak ketiga tersebut. Namunpastinya akan dibuat berita acara pemusnahan arsip nya duluya.”86
Berdasarkan hasil wawancara tersebut proses
pemusnahan arsip yang dilakukan oleh Unit Pusat Arsip
Kementerian ESDM yaitu pertama akan membuat tim penilai
arsip, kemudian arsip yang masa retensinya sudah habis akan
masuk ke pelaksanaan pemusnahan arsip, pemusnahan arsip
akan dilakukan dengan cara dibakar, dicacah, dan juga dilebur.
Untuk dicacah akan dilakukan di Unit Pusat Arsip Kementerian
ESDM namun untuk di bakar dan juga dilebur akan dilakukan
oleh pabrik kertas sebagai pihak ketiga dan dalam proses
pelaksanaan pemusnahan arsip tersebut terdapat berita acara
pemusnahan arsip dan pelaksanaannya pun dikumpulkan terlebih
dahulu arsipnya baru dilakukan pemusnahan.
3) Penyerahan Arsip
Kegiatan ketiga di dalam penyusutan arsip yaitu
penyerahan arsip, pihak Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM
pun telah melakukan penyerahan arsip ke ANRI dengan jenis
86Runie, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.
65
arsip yang diserahkan yaitu arsip statis, seperti halnya hasil
wawancara berikut:
“Ya telah dilakukan, untuk jenis nya yaitu arsip yang memilikinilai guna permanen/statis.”87
Hal yang senada pun diungkapkan oleh informan lain,
sebagaimana hasil wawancara berikut:
“Ya sudah dilakukan penyerahan, untuk arsipnya yaitu arsipstatis tapi disini kami baru melakukan penyerahan sebanyak 2kali untuk penyerahan arsip yang satunya tidak ada beritaacaranya karena waktu itu bersifat urgent, oleh karena itumasih banyak kendalanya diantaranya ego dari unit-unitpengolah masih banyak yang belum diserahkan ke kami jaditidak rutin melakukan penyerahan arsipnya tapi insya allahtahun depan nanti akan dilaksanakan secara rutin.”88
Berdasarkan hasil wawancara tersebut Unit Pusat Arsip
Kementerian ESDM telah melakukan penyerahan arsip ke ANRI
dan arsip yang diserahkan yaitu arsip statis tetapi itu pun masih
belum rutin dilaksanakan.
Hal tersebut pun sesuai bukti yang penulis lampirkan di
lampiran.
Dalam melakukan proses penyerahan arsip ke ANRI
pihak Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM akan membuat tim
yang anggotanya terdiri dari ANRI dan juga dari arsiparis Unit
Pusat Arsip Kementerian ESDM, sebagaimana hasil wawancara
berikut:
87Nurwiyanty, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.88Runie, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.
66
“Sama seperti hal sebelumnya dibuat tim kecil terlebih dahulu,tim tersebut memberikan rekomendasi ke pimpinan bahwa arsiptersebut layak untuk di serahkan ke ANRI namanya tim verifikasiarsip permanen anggotanya dari ANRI dan dari kita setelah itukita duduk bareng untuk melihat daftar arsip tersebut apakaharsip itu memiliki nilai guna permanen/statis dan juga layakuntuk diserahkan ke ANRI jika iya maka lanjut ke penyerahanarsip itu, didalam penyerahan arsip tersebut dibuat juga beritaacara penyerahan arsip.”89
Hal yang senada pun diungkapkan oleh informan lain,
seperti halnya hasil wawancara berikut:
“Pertama si akan dibuat timnya dahulu yaitu tim verifikasi arsippermanen yang anggotanya dari ANRI dan juga dari kita, tim iniakan memberikan rekomendasi ke pimpinan bahwa arsip initermasuk arsip statis dan layak untuk diserahkan ke ANRIkemudian akan dilanjutkan ke penyerahan arsip tersebut keANRI dan juga dalam penyerahan arsip ini akan dibuatkanberita acaranya.”90
Berdasarkan hasil wawancara tersebut proses penyerahan
arsip dari Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM ke ANRI yaitu
pertama membuatn tim verifikasi arsip yang anggotanya terdiri
dari ANRI dan juga pihak Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM,
kemudian tim ini akan memberikan rekomendasi ke pimpinan
bahwa arsip tersebut termasuk ke dalam arsip statis dan layak
untuk diserahkan ke ANRI, setelah itu arsip tersebut akan
diserahkan ke ANRI serta akan dibuatkan berita acara
penyerahan arsip.
89Nurwiyanty, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.90Runie, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.
67
2. Upaya Unit Pusat Arsip dalam Mengatasi HambatanPemeliharaan dan Penyusutan Arsip
Dalam melakukan pemeliharaan dan penyusutan arsip
dinamis inaktif pihak Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM
memiliki kendala diantaranya yaitu: kurangnya tenaga SDM,
kurangnya sarana dan prasarana. Penulis memperoleh hasil
wawancara mengenai kendala pemeliharaan dan penyusutan
arsip sebagai berikut:
1) Kurangnya Tenaga SDM
Kendala pertama penyusutan arsip yaitu kekurangan
tenaga SDM, seperti halnya hasil wawancara berikut:
“Disini itu sebenarnya staff kearsipan yang dibutuhkan yaitu40 puluh orang tetapi yang ada sekarang hanya 17 staffkearsipan jadi kami kekurangan tenaga SDM.”91
Hal yang sama pun diungkapkan oleh informan lain,
sebagaimana hasil wawancara berikut:
“Kalau dihitung dari jumlah staff kami kekurangan ya disinibaru ada 17 staff kearsipan namun yang dibutuhkan itusekitar 40 orang, jadi dalam pelaksanaannya pun kamimasih keteteran.”92
Berdasarkan hasil wawancara tersebut Unit Pusat
Arsip Kementerian ESDM dalam melakukan penyusutan
arsip memiliki kendala kekurangan tenaga SDM, seharusnya
staff kearsipan yang ada itu 40 puluh orang namun sekarang
baru ada 17 belas staff kearsipan.
91Nurwiyanty, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.92Runie, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.
68
Dalam hal ini penulis pun juga melakukan
wawancara bagaimana upaya mengatasi hambatan tersebut.
Adapun hasil wawancara nya sebagai berikut:
“Upaya yang kami lakukan ya? Kami disini hanyamelakukannya dengan cara melakukan pengusulanperekrutan tenaga-tenaga professional kearsipan sehinggakebutuhan akan SDM disini itu terpenuhi.”93
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat
diperoleh bahwa upaya yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan tersebut yaitu dengan melakukan pengusulan
perekrutan tenaga-tenaga professional kearsipan.
2) Kurangnya Sarana dan Prasarana
Kendala kedua pemeliharaan dan penyusutan arsip
yaitu kurangnya sarana dan prasarana, sebagaimana hasil
wawancara berikut:
“Disini didalam melakukan proses pemeliharaan arsipseharusnya menggunakan peralatan dan perlengkapan yanglengkap seperti melakukan metode enkapsulasi itumembutuhkan banyak alat dan juga bahan, alat scan yangcanggih, dan juga yang lainnya seperti halnya yangdilakukan oleh ANRI dalam melakukan proses pemeliharaanarsip jadi disini dalam pemeliharaan arsipnya pun masihdilakukan dengan sederhana.”94
Hal yang sama pun diungkapkan oleh informan lain,
seperti halnya hasil wawancara berikut:
93Nurwiyanty, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.94 Runie, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.
69
“Dalam pemusnahan arsip kami hanya punya mesin cacahitu hanya 1, jadi sangat menghambat karena volume arsipyang akan disusutkan pun cukup banyak.”95
Berdasarkan hasil wawancara tersebut pihak Unit
Pusat Arsip Kementerian ESDM memiliki kendala dalam
melakukan pemeliharaan dan penyusutan arsip yaitu
kekurangan sarana dan prasarana yang ada diantaranya
ketika melakukan pemeliharaan arsip Unit Pusat Arsip
Kementerian ESDM masih melakukannya dengan cara yang
sederhana karena peralatan dan perlengkapan yang kurang
serta dalam melakukan penyusutan arsip juga Unit Pusat
Arsip Kementerian ESDM hanya memiliki 1 buah alat mesin
pencacah yang digunakan untuk proses pemusnahan arsip
Dalam hal ini pun penulis melakukan wawancara
upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut.
Adapun hasil wawancaranya sebagai berikut:
“kalau seperti itu si upayanya ya kami melakukanpengusulan penambahan anggaran dana untuk membelimesin pencacah arsip serta untuk membeli peralatan danjuga perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukanpemeliharaan arsip”96
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat
diperoleh bahwa upaya yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan tersebut yaitu dengan melakukan pengusulan
penambahan anggaran dana untuk membeli mesin pencacah
95Nurwiyanty, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.96Runie, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.
70
arsip dan juga untuk membeli peralatan serta perlengkapan
yang dibutuhkan untuk pemeliharaan arsip.
3) Kurangnya kesadaran terhadap pentingnya arsip bagi
organisasi.
Kendala ketiga dalam pemeliharaan dan penyusutan
arsip yaitu kurangnya kesadaran terhadap pentingnya arsip
bagi organisasi. Sebagaimana hasil wawancara berikut:
“ya mau gimana ya mas, unit-unit yang ada pun masihbanyak yang belum menyerahkan arsip ke kami jadi ya kamijuga belum bisa melakukan penyerahan arsip secara rutin keANRI.”97
Penulis pun melakukan wawancara kepada informan
lain, sebagaimana hasil wawancara berikut:
“ya gitu deh mas, unit-unit yang lain pun egonya masihtinggi jadi banyak yang belum menyerahkan arsipnya kekami sehingga ya kami juga tidak bisa melakukanpenyerahan arsip secara rutin juga ke ANRI.”98
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat
diperoleh bahwa Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM
memiliki kendala karena masih banyak unit-unit yang belum
menyerahkan arsip.
Dalam hal ini penulis pun melakukan wawancara
bagaimana cara mengatasi kendala tersebut, seperti halnya
hasil wawancara berikut:
“upaya yang kami lakukan si tetap menghimbau kepadapara pegawai yang bekerja di unit-unit kementerian ESDM
97 Nurwiyanty, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.98 Runie, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018.
71
agar dapat menyerahkan arsip nya ke kami dan tidak tahan-tahan dalam waktu yang lama.”99
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat
diperoleh bahwa Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM
dalam mengatasi hambatan tersebut yaitu dengan melakukan
himbauan kepada para pegawai yang bekerja di unit-unit
untuk menyerahkan arsipnya dan jangan ditunda-tunda.
C. Pembahasan
1. Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip Dinamis Inaktif di UnitPusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Minerala. Pemeliharaan Arsip
Dalam melakukan pemeliharaan arsip dinamis inaktif
dapat mempertimbangkan ruang penyimpanan dan pengaturan
suhu ruangan. Ruang penyimpanan arsip seharusnya jangan
terlalu lembab, harus terang dan menggunakan penerangan alam
(sinar matahari), terdapat ventilasi secukupnya, bebas dari
kemungkinan terjadinya ; banjir, kebakaran, serangga perusak
arsip. Untuk menghindarkan arsip dari gangguan serangga, bisa
dilakukan fumigasi. Sedangkan untuk pengaturan suhu ruangan,
suhu udara berkisar antara 65°F sampai 75°F, dan kelembapan
udara sekitar 50° dan 65°, jika kelembapan melebihi 65° akan
mengakibatkan kelapukan pada arsip.100
99 Nurwiyanty, Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip. 2018100Barthos, Manajemen Kearsipan : untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi , 56.
72
Adapun usaha-usaha yang dilakukan oleh Unit Pusat
Arsip Kementerian ESDM dalam pemeliharaan arsip sudah
sesuai dengan teori menurut Basir Barthos, usaha yang
dilakukan seperti : melakukan fumigasi secara rutin 1 tahun
sekali, menjaga tingkat suhu udara dengan menggunakan AC
dengan tingkat suhu udara berkisar 22°C-25°C, melakukan
penggantian dus-dus yang sudah tidak layak, terdapat Jum’at
bersih yang dilakukan setiap 1 bulan 2 kali untuk membersihkan
rak-rak dllnya, meletakkan kamper di setiap dus untuk
menghindari serangga perusak arsip, serta melakukan alih media
arsip dengan cara di scan, menggunakan vacum cleaner untuk
membersihkan debu.
Dalam melakukan pemeliharaan arsip penanganan
terhadap arsip yang basah dapat dilakukan dengan cara
dikeringkan dengan menggunakan kipas angin atau dapat
membuka jendela-jendela dan pintu-pintu untuk meng angin-
anginkan arsip yang basah tersebut, arsip yang basah sebaiknya
jangan dikeringkan di bawah sinar matahari secara langsung.101
Usaha-usaha yang dilakukan oleh Unit Pusat Arsip
Kementerian ESDM ketika menangani arsip yang basah sudah
sesuai dengan prosedur, mereka menangani arsip yang basah
101Barthos, 59.
73
dengan cara dibuka arsipnya kemudian di angin-anginkan
sampai arsip tersebut kering.
Di dalam melakukan pemeliharaan arsip terdapat bentuk-
bentuk penjagaan ruangan arsip, bentuk-bentuk penjagaan
ruangan arsip tersebut meliputi tujuh kegiatan yaitu :
pemeriksaan ruangan dan sekitarnya, pembersihan ruangan,
penggunaan racun serangga, pelarangan makan dan merokok,
penyimpanan arsip di rak, pembersihan arsip dan penyimpanan
arsip yang tidak dipakai.102
Usaha-usaha Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM
dalam bentuk penjagaan ruangan arsip sudah sesuai dengan
prosedur, usaha-usaha yang dilakukan yaitu : melarang siapapun
ketika memasuki ruangan penyimpanan arsip membawa
makanan, minuman, dan merokok, melakukan pembersihan
ruangan arsip dengan menggunakan vacum cleaner, meletakkan
kamper untuk menghindari serangga perusak arsip, melakukan
penyimpanan arsip di rak.
a. Penyusutan Arsip
1) Pemindahan Arsip
Untuk melakukan proses kegiatan penyusutan maka
diperlukan sebuah pedoman yang digunakan untuk mengetahui
bahwa arsip mana saja yang sudah tidak berguna dan layak
102Barthos, 58.
74
untuk dimusnahkan. Dalam Undang-Undang No. 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan disebutkan bahwa jadwal retensi arsip adalah
daftar yang berisi sekurang-kurangnya jangka waktu
penyimpanan atau retensi, jenis arsip, dan keterangan yang berisi
rekomendasi tentang penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan,
dinilai kembali, atau dipermanenkan yang dipergunakan sebagai
pedoman penyusutan dan penyelamatan arsip.103
Berdasarkan hasil wawancara, Unit Pusat Arsip
Kementerian ESDM di dalam melakukan penilaian arsip sudah
menggunakan JRA (Jadwal Retensi Arsip) untuk menentukan
masa simpan arsip, kemudian di dalam melakukan pemilahan
arsip yang telah dipilah akan dikumpulkan berdasarkan tahun
dan masalahnya.
Kemudian dalam melakukan pemindahan arsip terdapat
prosedur yang dilakukan dari unit pengolah ke pusat
penyimpanan arsip, prosedurnya yaitu :104
a. Melakukan penyiangan (weeding) terhadap arsip yang telah
sampai pada jangka waktu penyimpanannya dan terhadap
arsip yang sudah tidak dipergunakan lagi bagi unit pengolah.
Setelah weeding dilakukan maka akan dihasilkan arsip yang
dapat dipindahkan ke pusat penyimpanannya dan arsip yang
103ANRI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan.104Barthos, Manajemen Kearsipan : untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi,123.
75
dapat dimusnahkan oleh satuan kerja itu sendiri. Maka arsip-
arsip yang akan disimpan pada pusat penyimpanan arsip
hanya arsip-arsip yang terpilih saja.
b. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam melaksanakan
pemindahan arsip yaitu:
1) Mempersiapkan peralatan seperti : folder, boks, dan lain-
lain.
2) Membuat daftar arsip-arsip yang akan dipindahkan yang
berisi tentang : nama unit pengolah yang memindahkan,
pokok masalah, masalah, jangka waktu penyimpanan
berkas, tahun berkas yang bersangkutan, jenis fisik arsip
(photo, peta, dan lain-lain), dan jumlah berkas.
3) Mempersiapkan berita acara pemindahan arsip.
Pemindahan arsip dari unit pengolah ke pusat
penyimpanan arsip dilaksanakan per berkas, dan
pemindahannya pun dengan jangka waktu tertentu.
Prosedur pemindahan arsip dinamis inaktif yang
dilakukan dari unit pengolah ke unit kearsipan Unit Pusat Arsip
Kementerian ESDM sudah sesuai dengan prosedur pemindahan
arsip. Sebelum dilakukan pemindahan terlebih dahulu dilakukan
pemilahan arsip dengan menggunakan JRA (Jadwal Retensi
Arsip) sebagai pedoman untuk menentukan masa simpan arsip,
kemudian membuat daftar arsip yang akan dipindahkan, setelah
76
itu akan dibuatkan berita acara yang ditandatangani oleh unit
pengolah dan unit kearsipan.
2) Pemusnahan Arsip
Tahapan kedua dalam penyusutan arsip yaitu pemusnahan
arsip, pemusnahan arsip dilakukan badan korporasi pemilik arsip
tersebut ataupun pihak lain, pemusnahan arsip dapat dilakukan
dengan berbagai cara, diantaranya yaitu ; pencacahan,
pembakaran, pemusnahan kimiawi, dan pembuburan.105 Adapun
prosedur yang dilakukan dalam pemusnahan arsip yaitu :106
1) Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui apakah arsip-arsip
tersebut benar-benar habis masa retensinya.
2) Pembentukan Panitia Pemusnahan Arsip
Pembentukan panitia pemusnahan dilakukan bila arsip yang
akan dimusnakahkan memiliki retensi 10 tahun/lebih. Tetapi
jika arsip yang akan dimusnahkan memiliki retensi
dibawah/kurang dari 10 tahun maka tidak perlu dibuat
kepanitiaan, cukup dilaksanakan oleh unit yang secara
fungsional bertugas mengelola arsip.
3) Pendaftaran
105Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip Dinamis, 320.106Nurhasanah, “Studi Pemusnahan Arsip pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik ProvinsiKalimantan Timur,” 4.
77
Arsip yang telah diperiksa sebagai arsip yang disusulkan
musnah, harus dibuat daftar pemusnahan sehingga dari daftar
ini diketahui secara jelas informasi mengenai arsip yang akan
dimusnahkan. Didalam melakukan pendaftaran pemusnahan
arsip sebelumnya harus diketahui/disetujui oleh pejabat
lembaga/badan terkait yang berwenang.
4) Penilaian, Persetujuan, dan Pengesahan
Penilaian dan persetujuan telah disepakati maka arsip yang
dimusnahkan mendapat pengesahan yang selanjutnya dibuat
berita acara pemusnahan arsip.
5) Berita Acara Pemusnahan
Merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting untuk
dilaksanakan apabila melakukan pemusnahan arsip, dokumen
berita acara pemusnahan arsip sangat berguna disamping dari
daftar isian arsip yang dimusnahkan, karena berita acara
pemusnahan ini dapat menjadi dasar hukum bahwa dalam
pelaksanaannya pemusnahannya dilakukan secara sah dan
dapat dipertanggungjawabkan permasalahannya dimasa yang
akan datang apabila ada hal-hal yang berkenan dengan arsip
tersebut. Berita acara pemusnahan sekurang-kurangnya dibuat
dalam 3 (tiga) rangkap dengan ketentuan lembar pertama untuk
pimpinan lembaga/badan, lembar kedua untuk unit pengolahan
dan lembar ketiga untuk unit kearsipan yang masing-masing
78
unit disimpan sebagai bukti pertanggungjawaban pemusnahan
arsip.
6) Pelaksanaan pemusnahan arsip
Pelaksanaan pemusnahan arsip dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu : dihancurkan dengan menggunakan mesin penghancur
kertas, dibakar, dicacah dengan cara kimiawi.
Berdasarkan hasil wawancara dalam melakukan
pemusnahan arsip Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM
melakukannya dengan cara dibakar, dilebur, dan juga dicacah.
Untuk yang dibakar dan juga dilebur itu dilakukan oleh pihak
ketiga sedangkan yang dicacah itu dilakukan oleh Unit Pusat
Arsip Kementerian ESDM sendiri. Dalam proses pemusnahan
arsip Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM sudah melakukannya
sesuai dengan prosedur yang berlaku, yaitu : membuat tim
pemusnahan arsip, melakukan penilaian arsip apakah arsip
tersebut sudah habis masa retensinya, pembuatan berita acara
pemusnahan arsip, pelaksanaan pemusnahan arsip dengan cara
dilebur dan juga dibakar yang dilakukan oleh pihak ketiga dan
dicacah yang dilakukan oleh Unit Pusat Arsip Kementerian
ESDM sendiri.
3) Penyerahan Arsip
Penyerahan arsip merupakan tahapan ketiga dari kegiatan
utama penyusutan arsip. Penyerahan arsip merupakan tindakan
79
eksternal yang dilakukan oleh perusahaan/unit pusat arsip kepada
Arsip Nasional.Dokumen yang wajib diserahkan ke Arsip
Nasional yaitu dokumen yang memiliki nilai hostoris yang
penggunaannya berkaitan dengan kegiatan pemerintah, kegiatan
pembangunan nasional, dan kehidupan kebangsaan. Arsip yang
memiliki nilai kegunaan sebagai bahan pertanggungjawaban
Nasional, tetapi sudah tidak diperlukan untuk menyelenggarakan
kegiatan administrasi sehari-hari, setelah melampaui jangka
waktu penyimpanannya yaitu ditetapkan sebagai berikut :107
a. Bagi arsip yang disimpan oleh lembaga-lembaga Negara atau
badan-badan pemerintah di tingkat pusat harus diserahkan
kepada Arsip Nasional Pusat.
b. Bagi arsip yang disimpan oleh badan-badan pemerintah di
tingkat daerah, harus diserahkan kepada Arsip Nasional
Daerah.
Adapun prosedur penyerahan arsip dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :108
a. Melalui pimpinan instansi disampaikan usulan penyerahan
arsip dengan melampirkan daftar arsip yang akan diserahkan.
107Agus Sugiarto dan teguh Wahyono, Manajemen Kearsipan Modern Dari Konvensional keBasis Komputer (Yogyakarta: Gava Media, 2005), 95.108Martono, Sistem Kearsipan Praktis, 62.
80
b. Jika telah mendapat persetujuan Arsip Nasional, penyerahan
dapat dilakukan dengan membuat berita acara penyerahan
arsip.
c. Arsip yang diserahkan dalam keadaan teratur disertai dengan
sarana pengendaliannya.
Berdasarkan hasil wawancara Unit Pusat Arsip
Kementerian ESDM telah melakukan penyerahan arsip ke ANRI
(Arsip Nasional Republik Indonesia). Dalam melakukan
penyerahan arsip tersebut Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM
telah melakukannya sesuai dengan prosedur yang berlaku yaitu :
pertama membuat tim verifikasi arsip yang anggotanya terdiri
dari ANRI dan juga dari Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM,
tim tersebut akan memberikan rekomendasi ke pimpinan bahwa
arsip tersebut bahwa arsip itu layak untuk diserahkan ke ANRI,
membuat berita acara penyerahan arsip yang ditandatangani oleh
Kepala ANRI dan juga Pimpinan Kementerian ESDM,
pelaksanaan penyerahan arsip ke ANRI. Namun dalam
pelaksanaan penyerahan arsip ke ANRI berdasarkan wawancara
yang diperoleh pihak Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM baru
melakukannya sebanyak 2 kali sehingga kegiatan ini belum rutin
dilaksanakan.
81
2. Upaya Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM dalam MengatasiHambatan Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip
Dalam melakukan pemeliharaan dan penyusutan arsip di Unit
Pusat Arsip Kementerian ESDM terdapat hambatan yang dihadapi
dan upaya yang dilakukan oleh Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM
untuk mengatasi kendala tersebut diantaranya yaitu:
a. Kurangnya Tenaga SDM
Dalam kegiatan pemeliharaan dan penyusutan arsip di
Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM masih terdapat beberapa
hambatan yang ditemui diantaranya yaitu kurangnya tenaga SDM
sehingga staff kearsipan disana pun merasa kewalahan dalam
melakukan pemeliharaan dan juga penyusutan arsip.
Dalam melakukan pengelolaan arsip dinamis inaktif,
terkadang terdapat kendala yang dihadapi oleh
organisasi/lembaga. Kendala dalam pengelolaan arsip dinamis
inaktif, diantaranya yaitu: kurangnya kesadaran terhadap
pentingnya arsip bagi organisasi, pegawai kearsipan yang kurang
cakap, dan peralatan yang tidak memadai karena kurangnya
dana.109
Adapun upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan
tersebut yaitu dengan melakukan pengusulan perekrutan tenaga-
109Wursanto, Kearsipan, 29.
82
tenaga professional kearsipan sehingga jumlah yang dibutuhkan
pun dapat terpenuhi.
b. Kurangnya Sarana dan Prasarana
Hambatan kedua yang ditemui yaitu kurangnya sarana
dan prasana yang tersedia, diantaranya seperti Unit Pusat Arsip
Kementerian ESDM hanya memiliki 1 buah alat mesin pencacah
arsip yang digunakan untuk pemusnahan arsip, kemudian dalam
melakukan pemeliharaan arsip dibutuhkan peralatan dan
perlengkapan yang lengkap namun karena belum tersedia
pemeliharaan arsip pun dilakukan masih dengan cara sederhana.
Adapun upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan
tersebut yaitu dengan melakukan pengusulan penambahan dana
untuk membeli mesin pencacah arsip serta peralatan dan juga
perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan pemeliharaan
arsip.
c. Kurangnya kesadaran terhadap pentingnya arsip bagi organisasi
Hambatan ketiga yang ditemui yaitu kurangnya kesadaran
terhadap pentingnya arsip bagi organisasi yaitu banyak unit-unit
di dalam lingkungan Kementerian ESDM masih banyak yang
belum menyerahkan arsipnya secara penuh dan juga ditunda-
tunda ke Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM sehingga
83
menimbulkan pihak Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM belum
bisa melakukan penyerahan arsip secara rutin ke ANRI.
Adapun upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan
tersebut yaitu dengan menghimbau kepada para pegawai yang
bekerja di tiap-tiap unit agar menahan egonya dan mau
menyerahkan arsipnya ke Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM
dengan tepat waktu dan secara penuh.
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
penelitian yang telah dilakukan yaitu pemeliharaan dan penyusutan
arsip dinamis inaktif di Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan penyusutan arsip
dinamis inaktif Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral telah melakukan usaha-usaha pemeliharaan arsip
secara rutin dan melakukan penjagaan ruangan arsip. Serta dalam
melakukan penyusutan arsip di Unit Pusat Arsip Kementerian
ESDM terdapat 3 kegiatan yaitu pemindahan, pemusnahan, dan
penyerahan.
2. Upaya yang dilakukan oleh Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM
dalam mengatasi hambatan yaitu: mengusulkan perekrutan tenaga-
tenaga professional kearsipan sehingga terpenuhi dengan apa yang
dibutuhkan, mengusulkan penambahan anggaran dana untuk
membeli mesin pencacah arsip dan juga peralatan serta
perlengkapan pemeliharaan arsip, kemudian menghimbau kepada
para pegawai yang bekerja di tiap-tiap unit agar menyerahkan arsip
ke Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM dengan tepat waktu dan
secara penuh.
85
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah disebutkan di atas,
penulis hendak mengemukakan beberapa saran yang kiranya dapat
dijadikan pertimbangan bagi Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral. Adapun saran dari penulis sebagai berikut :
1. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan penyusutan arsip dinamis
inaktif di Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral masih terdapat beberapa kendala diantaranya kurangnya
tenaga SDM. Oleh karena itu, sebaiknya Unit Pusat Arsip
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan
perekrutan SDM agar sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Selain
itu terdapat kekurangan pada sarana dan prasarana yang menunjang
pemeliharaan dan penyusutan arsip sebaiknya melakukan
pengusulan penambahan sarana dan prasarana seperti mesin
pencacah arsip, peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan,
renovasi ketersediaan ruangan.
2. Pengusulan-pengusulan yang telah dilakukan belum sepenuhnya
ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang sebaiknya pimpinan dan
juga pegawai yang ada mampu mengawal pengusulan tersebut agar
usulan yang telah dilakukan dapat tercapai sehingga membantu
kinerja para staff kearsipan di Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM.
86
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Rulam. Metodololgi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-RuzzMedia, 2014.
Amalia, Ririn. “Manajemen Kearsipan di Badan Perpustakaan dan KearsipanProvinsi Jawa Timur,” Jurnal Administrasi Perkantoran, V0l 1, No 3(2013): 1–19.
ANRI. Keputusan Kepala ANRI Nomor 07 Tahun 2001 Tentang PedomanPenliaian Arsip Bagi Instansi Pemerintah, Badan Usaha dan Swasta,Pub. L. No. Nomor 07 Tahun 2001 (t.t.).
———. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 TentangKearsipan (2009).
Ardhini, Istu Putri, dan Sri Indrahti. “Hubungan Perawatan dan PelestarianArsip Karesidenan Semarang Tahun 1800-1880 Terhadap KualitasLayanan Fisik di Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi JawaTengah.” Jurnal Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, UniversitasDiponegoro Vol. 4, No. 3 (2015): 1–10.
Arizola, Oktarino, dan Elva Rahmah. “Pembuatan Jadwal Retensi Arsip (JRA)di Kantor Wali Nagari Kajai Kabupaten Pasaman Barat.” Jurnal IlmuInformasi Perpustakaan dan Kearsipan Vol, 2. No. 2 (2014): 1–8.
ASIK ESDM. “Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan - Kementerian Energi danSumber Daya Mineral (Beranda).” ASIK ESDM, Oktober 2018.
Bahar, Hijrana, dan Taufiq Mathar. “Upaya Pelestarian Naskah Kuno di BadanPerpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.” Jurnal IlmuPerpustakaan, Informasi, dan Kearsipan Khizanah Al-Hikmah Vol. 3,No. 1 (2015): 89–100.
Barthos, Basir. Manajemen Kearsipan : untuk Lembaga Negara, Swasta, danPerguruan Tinggi. Ed. 1. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, danKebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana,2009.
Fitri, Iftah Annisa, dan Marlini. “Penyusutan dan Nilai Guna Arsip di UnitKearsipan Dinas Prasaran Jalan, Tata Ruang dan Permukiman ProvinsiSumatera Barat.” Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan KearsipanVol, 2 . No. 1 (2013): 323–30.
Gie, The Liang. Kamus Administrasi Perkantoran. Jakarta: Gramedia, 2001.
Gumawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik. Jakarta:Bumi Aksara, 2013.
Gusda, Aldona, dan Elva Rahmah. “Pemeliharaan dan Perawatan Arsip Statis diKantor Arsip Kabupaten Pesisir Selatan,” Jurnal Ilmu Perpustakaan danKearsipan, Vol. 2, No. 1 (2013).
Hasugian, Jonner. “Pengantar kearsipan.” Pengantar Kearsipan, 2003.http://library.usu.ac.id/download/fs/perpus-jonner.pdf.
Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian : Pengantar Teori danPanduan Praktis Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan PenelitiPemula. Jakarta: STIA-LAN, 1999.
“Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI.” Diakses 10 Oktober 2018.https://www.esdm.go.id/id/profil/struktur-organisasi.
Kennedy, Jay, dan Cherryl Schauder. Records Management : A Guide toCorporates Records Keeping. 2nd ed. Australia: Longman Australia,1998.
Krihanta. Pengelolaan Arsip Vital. Jakarta: Universitas Terbuka, 2013.
Kurnia, Agnes Dwi. “Studi Pengelolaan Arsip Dinamis di Kantor KecamatanSooko Kabupaten Ponorogo,” Jurnal Administrasi Perkantoran, Vol 4,N0. 3 (2016): 1–5.
Ladiawati, Dewi. “Pelestarian Arsip : Menyelamatkan Warisan BudayaBangsa.” jurnal ANRI Vol, 2 (2007): 1–124.
Learn Quran. “Learn Quran Tafsir,” 9 April 2018. https://tafsir.learn-quran.co/id#.
Malabay. “Kajian Analisis dan Perancangan Model Manajemen Arsip dalamRangka Tertib Administrasi Kearsipan (Studi Kasus : Fakultas IlmuKomputer)” Vol. 10, No. 2 (2 September 2014): 72–79.
Mardiyanto, Verry. “Strategi Kegiatan Preservasi Arsip Terdampak BencanaLokasi Kasus di Arsip Nasional Republik Indonesia.” Khazanah JurnalPengembangan Kearsipan Vol. 10, No. 2 (2017): 92–105.
Martono, Budi. Penyusutan dan Pengamanan Arsip Vital dalam ManajemenKearsipan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994.
———. Sistem Kearsipan Praktis. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1990.
Meirinawati, dan Indah Prabawati. “Manajemen Kearsipan untuk MewujudkanTata Kelola Administrasi Perkantoran yang Efektif dan Efisien.”Universitas Negeri Surabaya, Jurnal Informasi dan KomunikasiAdministrasi Perkantoran, 2015, 177–87.
NARA (National Archives and Records Administration). “Federal EnterpriseArchitecture Records Management Profile,” Desember 2005, 1–72.
Narbuko, Cholid, dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: BumiAksara, 2009.
Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito, 2003.
Nufus, Ade. “Preservasi Arsip.” Jurnal LIBRIA Vol. 9, No. 2 (2017): 211–26.
Nurhasanah, Siti. “Studi Pemusnahan Arsip pada Badan Kesatuan Bangsa danPolitik Provinsi Kalimantan Timur.” Jurnal Eksis Vol, 6. No. 2 (2010):1–5.
Nurwiyanty, Eny. Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip, 2018.
Presiden RI. Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2012 tentangPelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009 Tentang Kearsipan(2012).
Rahayu, Sri Hastuti Pudji. “Pengelolaan Arsip Dinamis dalam MeningkatkanSistem Informasi Manajemen di Kantor Perpustakaan dan Arsip DaerahKabupaten Banjarnegara,” Economic Education Analysis Journal, Vol,3 No. 3 (Desember 2014): 587–93.
Rahmaji, Achmad Syarif. “Peran Akuisisi Arsip Statis BUMN TerhadapKhazanah Arsip Statis BUMN di Indonesia,” anri Jurnal Kearsipan,Vol. 11 (2016).
Rahmayati, Nita, dan Ismiyati. “Pengelolaan Arsip Inaktif dalam UpayaMendukung Layanan Informasi di Kantor Arsip dan PerpustakaanDaerah Kabupaten Purwerejo.” Semarang Vol. 5 (2016): 331–45.
Read, Judith, dan Mary Lea Ginn. Record Management. 9th ed. Mason, Ohio:Thomson South-Western, 2011.
Ricks, Betty R., Ann J. Swafford, dan Kay F. Gow. Information and ImageManagement: a Records System Approach. USA: South-Western, 1992.
Rismawati. “Penyusutan Arsip Menciptakan Produktivitas Kerja Pegawai.”Jurnal Admisi dan Bisnis Vol, 15. No. 3 (2014): 203–8.
Runie, Eka. Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip, 2018.
Sangaji, Etta Mamang, dan Sopiah. Metodologi Penelitian - Pendekatan PraktisDalam Penelitian. Ed. 1. Yogyakarta: Andi Publisher, 2010.
Sedarmayanti. Tata Kearsipan. Bandung: Mandar Maju, 2015.
Shepherd, Elizabeth, dan Geoffrey Yeo. Managing Records : a Handbook ofPrionciples and Practice. London: Facet Publishing, 2003.
Sudjono, Dkk. Penilaian dan Penyusutan Arsip. Jakarta: Universitas Terbuka,2007.
Sugiarto, Agus, dan teguh Wahyono. Manajemen Kearsipan Modern DariKonvensional ke Basis Komputer. Yogyakarta: Gava Media, 2005.
Sulistyo-Basuki. Manajemen Arsip Dinamis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2003.
Supriansyah. “Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip Dinamis Inaktif ANRIJakarta.” Jurnal Utilitas Vol, 1. No. 1 (20015): 43–102.
Sutirman. “Urgensi Manajemen Arsip Elektronik,” Jurnal Efisiensi, Vol. XIIINo. 1 (Februari 2015): 96–109.
Wardah, Mutiawatul. “Pengelolaan Arsip Dinamis.” UIN Sunan KalijagaYogyakarta, LIBRIA, Vol, 8 No. 1 (2016): 51–67.
Wursanto, Ig. Kearsipan. Yogyakarta: Kanisius, 1991.
———. Kompetensi Sekretaris Profesional. Yogyakarta: Kanisius, 2006.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
1.Jadwal Retensi Arsip Substantif Penelitian dan Pengembangan
2.Berita Acara Pemindahan Arsip
3.Berita Acara Pemusnahan Arsip
4.Berita Acara Penyerahan Arsip
5.Kondisi Arsip Sebelum dipindah
6.Mesin Pencacah Arsip
7.Ruang Penyimpanan Arsip Menggunakan Roll o’pack
8. Proses pelaksanaan fumigasi
9. Proses pelabelan arsip
Lampiran 21. Wawancara dengan Informan 1 (Bapak Tukiran Herususanto)
2. Wawancara dengan Informan 2 (Ibu Eny Nurwiyanti)
3. Wawancara dengan Informan 3 (Ibu Eka Runie)
Lampiran 3
Draft Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip Dinamis Inaktif di
Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM
Nama Informan : Tukiran Herususanto, S.H.,
Jabatan : Kepala Pusat Arsip Kementerian ESDM
Waktu Wawancara : Senin, 27 Agustus 2018
1. Bagaimana sejarah berdirinya Unit Kearsipan kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral?
Jawab :
“Pada awalnya PT. Pertamina menawarkan hibah tanah untuk
pembangunan gedung pusat arsip di empat lokasi yaitu Plumpang,
Kemayoran, Pancoran, dan Pondok Ranji.Setelah dilihat dan
ditinjau ulang dipilihlah Pondok Ranji sebagai lokasi pembangunan
pusat arsip karena 3 lokasi lainnnya memiliki beberapa
masalah.Pada tahun 2005 dilaksanakan perancangan desain
gedung unit pusat arsip beserta sarana dan prasarananya.
Kemudian pada tahun 2006 dimulai pembangunan gadung unit
pusat arsip DESDM tahap I. Setelah itu tahun 2007 dilanjutkan
pembangunan tahap II untuk menyempurnakan pembangunan
gedung sebelumnya, lalu pada tanggal 19 Oktober 2009 gedung unit
pusat arsip diresmikan oleh Menteri ESDM, yaitu Bapak Purnomo
Yusgiantoro.”
2. Apa saja visi, misi, dan tujuan unit kearsipan Pusat Arsip
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral?
Jawab :
“Visi nya yaitu menjadikan arsip menjadi sumber informasi dan
jembatan investasi dalam pengelolaan energi dan sumber daya
mineral.
Sedangkan misinya ada 4 yaitu memberdayakan arsip di lingkungan
KESDM, memberdayakan arsip sebagai tulang punggung
pelaksanaan kegiatan dan bukti akuntabilitas kinerja KESDM,
memberdayakan arsip sebagai alat bukti yang sah, menjadikan
arsip sebagai memori organisasi.
Tujuannya yaitu untuk menjamin keselamatan bahan pertanggung
jawaban nasional tentang rencana, pelaksanaan dan
penyelenggaraan kehidupan kebangsaan, serta untuk menyediakan
bahan pertanggung jawaban tersebut bagi kegiatan pemerintah.”
3. Ada berapa jumlah staff unit kearsipan secara keseluruhan? Dan apa
rata-rata latar belakang pendidikannya?
Jawab :
“Untuk staff unit kearsipannya sendiri disini yaitu ada 15 orang,
yang terdiri dari arsiparis terampil itu didalamnya terdapat
arsiparis pelaksana ada 5 orang dan juga arsiparis pelaksana
lanjutannya ada 1 orang, untuk arsiparis ahlinya terdapat 3 orang
arsiparis ahli madyanya dan 1 orang arsiparis ahli mudanya,
kemudian untuk pengelolanya ada 5 orang. Kalau untuk latar
belakangnya sendiri disini itu rata-rata D3 dan juga S1.”
4. Apa saja program kerja unit kearsipan? Apakah progran-program
tersebut sudah berjalan dengan baik?
Jawab :
“Program kerjanya ada 5 seperti penyelamatan arsip terjaga,
pemeliharaan dan perawatan arsip, pembinaan ke unit-unit
pengolah di lingkungan KESDM, pengawasan ke unit-unit pengolah
di lingkungan KESDM, dan penyusunan NSPK terkait kearsipan.
Ya, program-program tersebut sudah berjalan dengan baik.”
5. Jenis arsip apa saja yang diterima di Unit Pusat Arsip Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral? Dan berapa jumlah arsip yang
diterima dalam setahun?
Jawab :
“Arsip yang arahnya masuk nilai permanen dan juga arsip statis
yang nantinya akan diserahkan ke ANRI, kemudian ada arsip inaktif
yang nilai gunanya diatas 10 tahun lalu ada juga lembar portofolio
migas, Minerba, listrik, dll. Untuk jumlahnya sendiri sangat
banyak.”
6. Apakah terdapat pedoman yang digunakan dalam mengelola arsip
dinamis inaktif?
Jawab :
“Ya, Peraturan Menteri ESDM No 052 Tahun 2006 tentang
Pedoman Tata Persuratan Dinas dan Kearsipan KESDM
merupakan pedoman yang digunakan dalam pengelolaan arsip
dinamis aktif maupun inaktif.”
7. Apakah terdapat pelatihan terhadap pegawai/staff untuk mengelola
arsip dinamis inaktif?
Jawab :
“Ada beberapa pegawai/staff yang diikutsertakan diklat terkait
kearsipan di ANRI untuk meningkatkan kompetensi didalam
pengelolaan arsip, tetapi yang wajib mengikuti diklat yaitu pejabat
arsiparisnya baik di tingkat ahli maupun terampil.”
8. Apakah ruangan penyimpanan arsip disini sudah sesuai standar?
Jawab :
“Sebagian sudah tetapi untuk sarana dan prasarananya masih
kurang karena ketidakseimbangan antara arsip yang terlah tercipta
dan juga arsip yang disusutkan, disini juga belum ada ruang
penyimpanan arsip audio visual tetapi secara fisik ruang
penyimpanan arsip disini sudah sesuai dengan standar.”
Jakarta, 27 Agustus 2018
Tukiran Herususanto, S.H.,
Draft Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip Dinamis Inaktif di
Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM
Nama Informan : Eny Nurwiyanty, S.Sos.,
Jabatan : Arsiparis Ahli Kementerian ESDM
Waktu Wawancara : Senin, 27 Agustus 2018
A. Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip
1. Pemeliharaan Arsip
a. Apakah terdapat kebijakan dalam pemeliharaan arsip? Jika ada
siapa yang membuat dan seperti apa isinya?
Jawab :
“Ada itu semua tertuang dalam Permen ESDM 052 tahun 2006
tentang Pedoman Tata Persuratan Dinas dan Kearsipan
KESDM, pedoman itu dibuat oleh Biro Umum Sekretariat
Jenderal KESDM yang melibatkan unit-unit di lingkungan
KESDM.”
b. Apakah ada instruksi khusus dari pihak Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral khususnya dari Menteri ESDM untuk
memelihara arsip?
Jawab :
“Untuk instruksi sendiri tidak ada tapi didalam UU dan juga PP
yang ada itu diamanatkan dalam rangka penyelamatan
informasi maka dilakukan pemeliharaan.”
c. Bagaimana cara pelaksanaan dalam melakukan pemeliharaan
arsip dinamis inaktif?
Jawab :
“Kalau disini itu baru melakukan fumigasi 1 tahun sekali,
menjaga suhu udara dengan mengunakan AC dengan tingkat
suhu udara 22°C-25°C, mengganti dus yang sudah tidak layak,
kemudian juga ada jumat bersih untuk membersihkan rak-rak
dllnya, meletakkan kamper di setiap dus untuk menghidari
serangga perusak arsip, disini juga ada alih media arsip dengan
cara discan.”
d. Bagaimana cara perawatan arsip apabila terdapat arsip yang
sudah rusak tetapi arsip tersebut masih memiliki nilai guna?
Jawab :
“Kalau itu masuknya sudah ke restorasi arsip untuk disini belum
ada kegiatannya karena terkendala oleh SDMnya sendiri dan
juga anggarannya dikarenakan disini untuk hal perawatan arsip
sendiri masih dilakukan secara manual dan sederhana.”
e. Faktor-faktor apa saja yang dapat merusak arsip di Unit Pusat
Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral?
Jawab :
“Kalau disini si rata-rata dari faktor biologis ya seperti tikus,
rayap, serangga, dan juga jamur.”
f. Kriteria arsip dinamis inaktif seperti apa saja yang termasuk
kedalam kegiatan pemeliharaan arsip di Unit Pusat Arsip
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral?
Jawab :
“Kalau untuk jenis si semua arsip dinamis masuk ke dalam
pemeliharaannamunkalau untuk kriteria secara spesifiknya si
tidak ada ya, tapi disini itu kegiatan pemeliharaannya masih
dilakukan dengan cara manual jadi arsip-arsip yang mengalami
kerusakan masih ditangani dengan cara sederhana seperti ada
arsip yang basah ditanggulanginya dengan cara dibuka
arsipnya kemudian di angin-anginkan sampai kering, kemudian
jika ada arsip yang distreples itu harus diganti dengan klip.”
g. Apakah perawatan arsip disini menggunakan metode
enkapsulasi? Jika iya bagaimana prosesnya?
Jawab :
“Untuk saat ini itu belum digunakan.”
h. Apakah gedung arsip ini pernah dirusak oleh faktor bencana
alam?
Jawab :
“Karena gedung ini sudah memenuhi standar mudah-mudahan
tidak pernah, kalau untuk sampai sekarang si belum pernah
terjadi.”
i. Hal-hal apa saja yang dilarang jika pegawai arsip memasuki
ruang penyimpanan arsip?
Jawab :
“Seperti merokok, membawa makanan dan minuman.”
j. Apakah kegiatan pemeliharaan arsip ini sudah rutin
dilaksanakan?
Jawab :
“Ya, sudah rutin dilaksanakan seperti fumigasi dilakukan 1
tahun sekali, kemudian ada juga jum’at bersih setiap 2 minggu
sekali.”
k. Menurut anda seberapa pentingkah kegiatan pemeliharaan arsip
ini dilakukan?
Jawab :
“Sangat penting karena disini itu arsip bernilai guna semua.”
l. Apa saja peralatan/perlengkapan yang dibutuhkan untuk
pemeliharaan arsip?
Jawab :
“Vacum cleaner, kanebo, kamper, ac untuk menjaga suhu
ruangan.”
m. Apa saja kendala yang dihadapi dalam melaksanakan proses
pemeliharaan arsip?
Jawab :
“Pertama SDM kurang, sarana dan prasarananya juga masih
kurang.”
2. Penyusutan Arsip
a. Apakah terdapat kebijakan dalam penyusutan arsip? Jika ada
siapa yang membuat dan seperti apa isinya?
Jawab :
“Ya semuanya itu sudah masuk didalam Peraturan Menteri
ESDM no 052 tentang Pedoman Tata Persuratan Dinas dan
Kearsipan KESDM pedoman itu dibuat oleh Biro Umum
Sekretariat Jenderal KESDM yang melibatkan unit-unit di
lingkungan KESDM.”
b. Apakah unit pusat arsip Kementerian ESDM telah melaksanakan
proses penyusutan arsip?
Jawab :
“Ya, sudah.”
c. Didalam menentukan masa retensi arsip apakah disini sudah
menggunakan JRA (Jadwal Retensi Arsip)? Jika iya apakah
sudah terlaksana dan seperti apa bentuknya?
Jawab :
“Ya, sudah terlaksana untuk penggunaan JRA dalam
menentukan masa retensi arsip untuk contohnya bisa dilihat di
permen 052 Tentang Pedoman Tata Persuratan Dinas dan
Kearsipan ESDM.”
d. Bagaimana alur kerja proses penyusutan arsip?
Jawab :
“Yang pertama itu dibuat tim penyusutan, penyusutan itu terdiri
dari 3 bagian yaitu pemindahan,pemusnahan, dan juga
penyerahan. Pertama itu dilakukan pemindahan dari unit
pengolah ke unit kearsipan yang didalamya itu terdapat berita
acara pemindahan, kemudian setelah pemindahan itu ada
pemusnahan sebelumnya dibentuk tim penilai apakah arsip
tersebut sudah habis masa retensinya atau belum jika sudah
maka lanjut ke proses pemusnahan arsip didalam pemusnahan
arsip juga terdapat berita acaranya, setelah pemusnahan yaitu
ada penyerahan arsip yang pertama dibuat tim kecil penyerahan
arsip ke ANRI namanya tim verifikasi arsip statis kemudian
dilihat daftar arsip statis yang akan diserahkan kemudian lanjut
ke penyerahan arsip ke ANRI yang sebelumnya dibuat berita
acara penyerahan arsip tersebut.”
e. Bagaimana proses pemindahan arsip dinamis inaktif di unit
pusat arsip Kementerian ESDM dilakukan?
Jawab :
“Pertama dibuat daftar arsip yang akan dipindahkan kemudian
dibuat berita acara pemindahan arsip yang di tanda tangani
oleh unit pengolah dan juga unit kearsipannya setelah itu arsip
tersebut akan masuk ke ruang penyimpanan arsip.”
f. Apakah dibuatkan berita acara dalam pelaksanaan kegiatan
pemindahan arsip?
Jawab :
“Ya, dibuat berita acaranya yang di tanda tangani oleh unit
pengolah arsip dan juga unit kearsipan.”
g. Bagaimana proses pemilahan arsip dilakukan?
Jawab :
“Yang pertama itu pasti dibuat timnya ya, kemudian dilakukan
proses pemilahannya dipilah-pilah dengan pedoman
menggunakan JRA apakah dokumen ini masuk kedalam arsip
dan bernilai guna atau bukan jika iya maka akan dikumpulkan
baik berdasarkan tahunnya dan juga berdasarkan masalah, jika
bukan termasuk kedalam arsip yang bernilai guna maka akan
diusul musnahkan.”
h. Apakah terdapat pagawai khusus yang membidangi kegiatan
penyusutan arsip?
Jawab :
“Untuk pegawai khusus si tidak ada, namun didalam melakukan
kegiatan penyusutan arsip akan dibuat tim.”
i. Apakah semua arsip dinamis inaktif disini akan mengalami
proses pemusnahan?
Jawab :
“Ya, untuk arsip dinamis inaktif sendiri nantinya akan
mengalami proses pemusnahan yang dilihat dari masa
retensinya sudah habis atau belum, namun untuk jenis arsip
yang mengandung nilai guna informasi terutama informasi
kebangsaan atau sering disebut juga arsip statis nantinya akan
diserahkan ke ANRI.”
j. Apakah unit pusat arsip Kementerian ESDM melaksanakan
kegiatan pemusnahan arsip sendiri/menggunakan pihak ketiga?
Jika menggunakan pihak ketiga siapa pihak ketiga tersebut?
Jawab :
“Ya menggunakan pihak ketiga yaitu pabrik kertas.”
k. Jika proses pemusnahan arsip dilaksanakan sendiri bagaimana
prosesnya? Namun jika proses pemusnahan arsip dilaksanakan
dengan menggunakan pihak ketiga bagaimana prosesnya?
Jawab :
“Untuk disini pemusnahannya ada 3 yaitu dibakar, dicacah, dan
dilebur, namun sebelumnya dibuat tim terlebih dahulu untuk
menilai arsip tersebut sudah habis masa retensinya atau belum
jika iya kita lanjut ke pemusnahan arsipnya yang dimana kita
menggunakan pihak ketiga yaitu pabrik kertas untuk
dimusnahkan dengan cara dibakar maupun dilebur sedangkan
untuk dicacah kami punya alatnya, tapi sebelum itu akan
dibuatkan terlebih dahulu berita acara pemusnahan arsipnya.”
l. Apakah terdapat berita acara dalam pelaksanaan proses
pemusnahan arsip?
Jawab :
“Ya dibuat.”
m. Apakah terdapat saksi dalam proses pemusnahan arsip dinamis
inaktif? Jika ada siapa saja saksinya?
Jawab :
“Ya ada saksi dari bidang hukum dan juga pengawas.”
n. Apakah unit pusat arsip Kementerian ESDM telah melakukan
penyerahan arsip ke ANRI? Jika iya arsip jenis apa yang
diserahkan?
Jawab :
“Ya telah dilakukan, untuk jenis nya yaitu arsip yang memiliki
nilai guna permanen/statis.”
o. Bagaimana proses penyerahan arsip tersebut?
Jawab :
“Sama seperti hal sebelumnya dibuat tim kecil terlebih dahulu,
tim tersebut memberikan rekomendasi ke pimpinan bahwa arsip
tersebut layak untuk di serahkan ke ANRI namanya tim verifikasi
arsip permanen anggotanya dari ANRI dan dari kita setelah itu
kita duduk bareng untuk melihat daftar arsip tersebut apakah
arsip itu memiliki nilai guna permanen/statis dan juga layak
untuk diserahkan ke ANRI jika iya maka lanjut ke penyerahan
arsip itu, didalam penyerahan arsip tersebut dibuat juga berita
acara penyerahan arsip.”
p. Apakah terdapat berita acara dalam proses penyerahan arsip
tersebut?
Jawab :
“Ya dibuat juga.”
q. Apa saja perlengkapan yang dibutuhkan untuk proses
penyusutan arsip?
Jawab :
“Perlengkapannya sendiri disini ada dus yang digunakan dalam
pemindahan arsip, kemudian alat yang digunakan untuk
pemusnahan arsip seperti alat pencacah kertas.”
r. Apa saja kendala yang dihadapi dalam melaksanakan proses
penyusutan arsip?
Jawab :
“Sarana dan prasaranya masih banyak yang kurang, SDM nya
yang sangat terbatas seharusnya disini ada sekitar 40 arsiparis
namun disini baru ada belasan arsiparis, kemudian masih ada
ego dari unit-unit yang belum mau menyerahkan arsipnya ke
kami .”
Jakarta, 27 Agustus 2018
Eny Nurwiyanti, S.Sos.,
Draft Wawancara Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip Dinamis Inaktif di
Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM
Nama Informan : Eka Runie, M.Ap.,
Jabatan : Arsiparis Ahli Kementerian ESDM
Waktu Wawancara : Senin, 27 Agustus 2018
A. Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip
1. Pemeliharan Arsip
a. Apakah terdapat kebijakan dalam pemeliharaan arsip? Jika ada
siapa yang membuat dan seperti apa isinya?
Jawab :
“Ya ada kebijakan pemeliharaan arsip sudah tertampung
didalam Peraturan Menteri ESDM No. 052 Tahun 2006 tentang
Tata Persuratan Dinas dan Kearsipan, pedoman itu dibuat oleh
Biro Umum Sekretariat Jenderal KESDM yang melibatkan unit-
unit dilingkungan Kementerian ESDM.”
b. Apakah ada instruksi khusus dari pihak Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral khususnya dari Menteri ESDM untuk
memelihara arsip?
Jawab :
“Untuk instruksi khusus sendiri dari Menteri ESDM itu tidak
ada ya namun kegiatan pemeliharaan arsip sudah terdapat
didalam Permen ESDM No. 052 Tahun 2006.”
c. Bagaimana cara pelaksanaan dalam melakukan pemeliharaan
arsip dinamis inaktif?
Jawab :
“Kalau disini itu dilakukan dengan cara penggantian dus-dus
yang sudah rusak, menjaga kelembapan suhu udara, melakukan
fumigasi 1 tahun sekali, kemudian juga ada jum’at bersih yang
dilakukan setiap 1 bulan 2 kali.”
d. Bagaimana cara perawatan arsip apabila terdapat arsip yang
sudah rusak tetapi arsip tersebut masih memiliki nilai guna?
Jawab :
“Kalau secara spesifiknya itu belum dilakukan ya karena
terkendala oleh anggaran dan juga SDM yang masih kurang,
jadi untuk perawatan arsip sendiri disini masih lakukan manual
dan dengan cara sederhana.”
e. Faktor-faktor apa saja yang dapat merusak arsip di Unit Pusat
Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral?
Jawab :
“Kalau itu si disini rata-rata kebanyakan dari faktor biologis
seperti tikur, rayap, jamur, kecoa, serangga dll.”
f. Kriteria arsip dinamis inaktif seperti apa saja yang termasuk
kedalam kegiatan pemeliharaan arsip?
Jawab :
“Untuk itu semua jenis arsip dinamis inaktif termasuk
kedalamnya namun kalau kriteria secara khusus si belum ada
ya, tapi jika kerusakannya tidak parah akan kami perbaiki
karena disini perawatan arsipnya masih dilakukan manual dan
sederhana.”
g. Apakah perawatan arsip disini menggunakan metode
enkapsulasi? Jika iya bagaimana prosesnya?
Jawab :
“Untuk itu si belum dilakukan karena terkendala oleh SDM yang
masih kurang.”
h. Apakah gedung arsip ini pernah dirusak oleh faktor bencana
alam?
Jawab :
“Sampai sekarang si belum ya, tapi semoga jangan sampai
kejadian.”
i. Hal-hal apa saja yang dilarang jika pegawai arsip memasuki
ruang penyimpanan arsip?
Jawab :
“Kalau itu si seperti membawa makanan dan minuman
kemudian merokok.”
j. Apakah kegiatan pemeliharaan arsip ini sudah rutin
dilaksanakan?
Jawab :
“Ya, sudah rutin dilaksanakan.”
k. Menurut anda seberapa pentingkah kegiatan pemeliharaan arsip
ini dilakukan?
Jawab :
“Sangat penting ya karena arsip merupakan dokumen yang
berharga dan harus dijaga agar ketika diperlukan masih dengan
kondisi yang baik dan informasinya tetap terjaga.”
l. Apa saja peralatan/perlengkapan yang dibutuhkan untuk
pemeliharaan arsip?
Jawab :
“Disini itu ada ac untuk menjaga suhu ruangan, vacum cleaner,
kanebo, kemoceng, kamper.”
m. Apa saja kendala yang dihadapi dalam melaksanakan proses
pemeliharaan arsip?
Jawab :
“Kalau kendala si banyak seperti SDM yang masih kurang, dan
juga sarana dan prasananya masih kurang.”
2. Penyusutan Arsip
a. Apakah terdapat kebijakan dalam penyusutan arsip? Jika ada
siapa yang membuat dan seperti apa isinya?
Jawab :
“Pedomannya itu sudah tertampung didalam Peraturan Menteri
ESDM No. 052 Tahun 2006 tentang Tata Persuratan Dinas dan
Kearsipan, pedoman itu dibuat oleh Biro Umum Sekjen KESDM
yang melibatkan unit-unit di lingkungan KESDM.”
b. Apakah Unit Pusat Arsip KESDM telah melaksanakan proses
penyusutan arsip?
Jawab :
“Ya, sudah rutin dilaksanakan.”
c. Didalam menentukan masa retensi arsip apakah disini sudah
menggunakan JRA (Jadwal Retensi Arsip)? Jika iya apakah
sudah terlaksana dan seperti apa isinya?
Jawab :
“Ya sudah menggunakan JRA contohnya bisa dilihat di Permen
ESDM No. 052 Tahun 2006 tentang Tata Persuratan Dinas dan
Kearsipan.”
d. Bagaimana alur kerja proses penyusutan arsip?
Jawab :
“Penyusutan arsip itu ada 3 bagian yaitu pemindahan,
pemusnahan, dan juga penyerahan dimana masing-masingnya
akan dibuatkan timnya. Pertama itu melakukan pemindahan
arsip dari unit pengolah ke unit kearsipan yang didalamnya
akan dibuatkan berita acara pemindahan arsip, setelah itu ada
pemusnahan arsip yang sebelumnya dibuat tim penilai untuk
menilai apakah arsip ini sudah habis masa retensinya atau
belum jika sudah maka arsip itu akan dimusnahkan yang
disaksikan oleh bidang hukum dan juga bidang pengawas serta
akan dibuat berita acara pemusnahan arsip, kemudian yang
terakhir ada penyerahan arsip yang sebelumnya dibuat tim
verifikasi arsip statis tim ini akan merekomendasikan ke
pimpinan bahwa arsip ini termasuk arsip statis dan harus
diserahkan ke ANRI dalam penyerahan arsip itu akan dibuat
berita acara penyerahan arsip.”
e. Bagaimana proses pemindahan arsip dinamis inaktif di Unit
Pusat Arsip Kementerian ESDM dilakukan?
Jawab :
“Pertama si dibuat daftar arsip yang akan dipindahkan
kemudian dibuatkan berita acara pemindahan arsip yang
ditandatangani oleh unit pengolah dan juga unit kearsipan
setelah itu arsip akan masuk ke ruang penyimpanan arsip.”
f. Apakah dibuatkan berita acara dalam pelaksanaan kegiatan
pemindahan arsip?
Jawab :
“Ya dibuat.”
g. Bagaimana proses pemilahan arsip dilakukan?
Jawab :
“Pertama si dibuatkan tim untuk melakukan pemilahan arsip,
didalam proses pemilahan itu pasti arsip yang didapat ada dua
yaitu arsip usul musnah dan juga arsip usul simpan. Untuk arsip
usul musnah akan masuk ke pemusnahan arsip namun arsip
yang masuk usul simpan akan disimpan diruang penyimpanan
arsip disini.”
h. Apakah terdapat pegawai khusus yang membidangi kegiatan
penyusutan arsip?
Jawab :
“Kalau pegawai khusus si tidak ada ya namun akan dibuatkan
tim untuk kegiatan penyusutan arsip.”
i. Apakah semua arsip dinamis inaktif disini akan mengalami
proses pemusnahan?
Jawab :
“Ya untuk arsip dinamis inaktif akan mengalami proses
pemusnahan namun yang termasuk kedalam arsip statis
nantinya akan diserahkan ke ANRI.”
j. Apakah Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM melaksanakan
kegiatan pemusnahan arsip sendiri/menggunakan pihak ketiga?
Jika menggunakan pihak ketiga siapa pihak ketiga tersebut?
Jawab :
“Ya pihak ketiganya pabrik kertas.”
k. Jika proses pemusnahan arsip dilaksanakan sendiri bagaimana
prosesnya? Namun jika proses pemusnahan arsip dilaksanakan
dengan pihak ketiga bagaimana prosesnya?
Jawab :
“Pertama si akan dibuat timnya terlebih dahulu untuk menilai
apakah arsip ini sudah habis masa retensinya atau belum jika
sudah akan lanjut ke pemusnahan arsip yang disini itu cara
dimusnahkannya dengan cara di bakar, dicacah, dan dilebur.
Untuk dicacah dilakukan sendiri disini namun untuk dibakar
dan juga dilebur dilakukan oleh pihak ketiga tersebut. Namun
pastinya akan dibuat berita acara pemusnahan arsip nya dulu
ya.”
l. Apakah terdapat berita acara dalam pelaksanaan proses
pemusnahan arsip?
Jawab :
“Ya dibuat.”
m. Apakah terdapat saksi dalam proses pemusnahan arsip dinamis
inaktif? Jika ada siapa saja saksinya?
Jawab :
“Ya saksinya dari bidang hukum dan juga pengawas.”
n. Apakah Unit Pusat Arsip Kementerian ESDM telah melakukan
penyerahan arsip ke ANRI? Jika iya arsip jenis apa yang
diserahkan?
Jawab :
“Ya sudah dilakukan penyerahan, untuk arsipnya yaitu arsip
statis tapi disini kami baru melakukan penyerahan sebanyak 2
kali untuk penyerahan arsip yang satunya tidak ada berita
acaranya karena waktu itu bersifat urgent, oleh karena itu
masih banyak kendalanya diantaranya ego dari unit-unit
pengolah masih banyak yang belum diserahkan ke kami jadi
tidak rutin melakukan penyerahan arsipnya tapi insya Allah
tahun depan nanti akan dilaksanakan secara rutin .”
o. Bagaimana proses penyerahan arsip tersebut?
Jawab :
“Pertama si akan dibuat timnya dahulu yaitu tim verifikasi arsip
permanen yang anggotanya dari ANRI dan juga dari kita, tim ini
akan memberikan rekomendasi ke pimpinan bahwa arsip ini
termasuk arsip statis dan layak untuk diserahkan ke ANRI
kemudian akan dilanjutkan ke penyerahan arsip tersebut ke
ANRI dan juga dalam penyerahan arsip ini akan dibuatkan
berita acaranya.”
p. Apakah terdapat berita acara dalam proses penyerahan arsip
tersebut?
Jawab :
“Ya dibuat.”
q. Apa saja perlengkapan yang dibutuhkan untuk proses
penyusutan arsip?
Jawab :
“Ada dus untuk proses pemindahan arsip, kemudian ada alat
pencacah kertas untuk pemusnahan arsip.”
r. Apa saja kendala yang dihadapi dalam melaksanakan proses
penyusutan arsip?
Jawab :
“Kalau kendala si banyak ya yang pertama dari SDM disini
masih kurang, banyak unit-unit yang belum menyerahkan
arsipnya ke kami, dan juga sarana dan prasarananya juga
masih kurang.”
Jakarta, 27 Agustus 2018
Eka Runie, M.Ap
LEMBAR OBSERVASI
KEGIATAN PEMELIHARAAN DAN PENYUSUTAN ARSIP DINAMISINAKTIF DI UNIT PUSAT ARSIP KEMENTERIAN ENERGI DAN
SUMBER DAYA MINERAL
Tanggal Lokasi Pengamatan Hasil Pengamatan13 Agustus
2018Unit Pusat Arsip KementerianEnergi dan Sumber Data Mineral
Penulis melakukanpengamatan terhadap SDMpengelolaan arsip bahwaUnit Pusat ArsipKementerian ESDM masihkekurangan staff kearsipan.
Penulis melakukanpengamatan terhadappenyimpanan arsip bahwamasih banyak arsip-arsipyang menumpuk dan belumditempatkan sesuai dengantempatnya.
Dalam melakukanpemeliharaan arsip UnitPusat Arsip KementerianEnergi dan Sumber DayaMineral telah melakukanfumigasi secara rutin 1 tahunsekali.Penulis melakukanpengamatan bahwa UnitPusat Arsip kementerianESDM telah menggunakanJRA (Jadwal Retensi Arsip).Terdapat 3 kegiatanpenyusutan arsip di UnitPusat Arsip KementerianESDM yaitu Pemindahan,Pemusnahan, danPenyerahan arsip.
Jakarta, 03 September 2018
Eny Nurwiyanty, S. Sos.,
BIODATA PENULIS
ILHAM CAHYARIDA. Lahir di Jakarta, 29 Desember
1996, anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Matsari
dan Ida Kurniyanti. Bertempat tinggal di Jalan Ampera
Raya Gang Opek Rt 001/04 No. 106, Kel. Cilandak
Timur, Kec. Pasar Minggu, Jakarta Selatan DKI Jakarta.
Pendidikan yang pernah ditempuh penulis antara lain: MI Darussa’adah Jakarta
Selatan (2002-2008). Kemudian melanjutkan di SMPI Al-Hidayah 1 Jakarta
Selatan (2008-2011) dan melanjutkan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Jakarta
(2011-2018). Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan Strata 1 di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Adab dan
Humaniora Program Studi Ilmu Perpustakaan. dan menyelesaikan kuliahnya
dengan menulis skripsi berjudul “Pemeliharaan dan Penyusutan Arsip Dinamis
Inaktif di Unit Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral.”Penulis pernah menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Unit
Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun 2017
selama satu bulan, dan pada tahun yang sama penulis juga menjalani program
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Pakualam, Kec. Pakuhaji, Kab. Tangerang
selama satu bulan.