aqiqah sesuai tuntunan rasulullah

Download Aqiqah Sesuai Tuntunan Rasulullah

If you can't read please download the document

Upload: abu-jakaria

Post on 27-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Aqiqah Sesuai Tuntunan Rasulullah 20/12/2004 08:36 WIB Assalamua'alaikum Ustadz, ana saat ini sedang menyambut kelahiran putra yang kedua. Mengenai menya mbut kelahiran bayi ini, Rasulullah telah memberikan tauladan untuk melaksanakan aqiqah. Untuk itu, ana ingin menanyakan kepada ustadz bagaimana cara pelaksanaa n aqiqah yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah? Apakah seperti yang ada di teng ah-tengah masyarakat saat ini? Yaitu pemotongan kambing, kemudian dilanjutkan de ngan acara selamatan sekaligus acara pemotongan rambut di mana saat pemotongan r ambut tersebut dibacakan bacaan maulid nabi? Ustadz, mohon kiranya antum memberikan penjelasan dan insyaallah dapat menggamba rkan proses kegiatan tersebut.Jazakallahu khoiron katsiron.Wassalamu'alaikum Abu Rahmah Jawaban: Assalamu 'alaikum Wr. Wb. Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah, washshalatu wassalamu 'ala Rasulillah, Waba'du. Di antara hal-hal yang menjadi bagian dari syariah terkait dengan kelahiran bayi antara lain adalah: 1. Mengazani ketika bayi lahir di telinga kanan dan iqamat di telinga kiri. 2. Tujuh setelah kelahirannya disembelihkan kambing aqiqah. Sesuai dengan hadits Rasulullah SAW, "Setiap yang dilahirkan tergadai dengan aqiqahnya yang disembel ih pada hari ketujuh dari kelahirannya dan dicukur rambutnya serta diberi nama." (HR Ahmad dan Ashabus Sunan) Menurut anjurannya, 2 ekor untuk anak laki-laki dan seekor untuk anak perempuan. Lalu dagingnya dimasak. Daging itu boleh diberikan kepada fakir miskin sebagai sedekah, boleh juga sebagiannya dihadiahkan kepada kerabat/tetangga dan boleh ju ga sebagiannya dimakan sendiri oleh pemiliknya. Dari Ummi Kurz Al-Ka'biyyah, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang berdekatan umurnya dan untuk anak pe rempuan satu ekor kambing" (HR Ahmad 6/422 dan At-Tirmidzi 1516) Dalam pelaksanaan aqiqah sebaiknya dilakukan sendiri oleh orang tua bayi. Kalau toh ingin menitipkannya kepada orang lain, kita harus yakin bahwa hal tersebut d ilakukan sesuai dengan tuntutan syari'ah. Jangan sampai kita menitipkan sejumlah uang kepada suatu lembaga atau perorangan, kemudian uang tersebut dibagikan lan gsung sebagai pengganti daging. Praktek yang demikian tentunya tidak sesuai deng an tuntunan sunnah yang mensyaratkan adanya penyembelihan hewan dalam pelaksanaa n aqiqah. 3. Pada saat itu anak itu diberi nama dengan nama-nama yang baik. Nama bagi seseorang sangatlah penting. Ia bukan hanya merupakan identitas pribad i dirinya di dalam sebuah masyarakat, namun juga merupakan cerminan dari karakte r seseorang. Rasululloh SAW menegaskan bahwa suatu nama (al-ism) sangatlah ident ik dengan orang yang diberinama (al-musamma) Dari Abu Hurairah Ra, dari Nabi SAW beliau bersabda, "Kemudian Aslam semoga Allo h menyelamatkannya dan Ghifar semoga Alloh mengampuninya" (HR Bukhori 3323, 3324 dan Muslim 617)

Ibnu Al-Qoyyim berkata, "Barangsiapa yang memperhatikan Sunnah, ia akan mendapat kan bahwa makna-makna yang terkandung dalam nama berkaitan dengannya sehingga se olah-olah makna-makna tersebut diambil darinya dan seolah-olah nama-nama tersebu t diambil dari makna-maknanya. Dan jika anda ingin mengetahui pengaruh nama-nama terhadap yang diberi nama (Al-musamma) maka perhatikanlah hadis di bawah ini: D ari Said bin Musayyib dari bapaknya dari kakeknya Ra, ia berkata, Aku datang kep ada Nabi SAW, beliau pun bertanya, "Siapa namamu?" Aku jawab, "Hazin." Nabi berk ata, "Namamu Sahl." Hazn berkata, "Aku tidak akan merobah nama pemberian bapakku ." Ibnu Al-Musayyib berkata, "Orang tersebut senantiasa bersikap keras terhadap kami setelahnya." (HR Bukhori 5836) (At-Thiflu Wa Ahkamuhu/Ahmad Al-'Isawiy hal 65) Oleh karena itu, Rasululloh SAW memberikan petunjuk nama apa saja yang sebaiknya diberikan kepada anak-anak kita. Antara lain: Dari Ibnu Umar Ra ia berkata, Ras ululloh SAW telah bersabda, "Sesungguhnya nama yang paling disukai oleh Alloh ad alah Abdulloh dan Abdurrahman" (HR Muslim 2132) Dari Jabir r.a. dari Nabi SAW beliau bersabda, "Namailah dengan namaku dan jangn lah engkau menggunakan kun-yahku" (HR Bukhori 2014 dan Muslim 2133) Berkaitan dengan kapan saat yang tepat untuk pemberian nama bagi bari yang baru lahir, para ulama menyatakan hal tersebut sebaiknya dilakukan pada hari ketujuh dari kelahiran berbarengan dengan pelaksanaan aqiqah dan pencukuran rambut. Namu n juga pemberian nama tersebut boleh dilakukan sebelumnya. Rasulullah SAW bersab da, "Setiap yang dilahirkan tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ketujuh dari kelahirannya dan dicukur rambutnya serta diberi nama." (HR Ahmad da n Ashabus Sunan) 4. Disunnahkan untuk mencukur habis rambut anak tersebut. Dasarnya adalah hadits Rasulullah SAW berikut ini, "Setiap yang dilahirkan tergadai dengan aqiqahnya y ang disembelih pada hari ketujuh dari kelahirannya dan dicukur rambutnya serta d iberi nama." (HR Ahmad dan Ashabus Sunan) Dalam riwayat yang lain Rasulullah SAW bersabda, "Hilangkan darinya kotoran." (H R Al-Bazzar) Ibnu sirin ketika mengomentari hadis tersebut berkata, "Jika yang dimaksud denga n kotoran tersebut adalah bukan mencukur rambut, aku tidak mengetahui apa maksud nya dengan hadis tersebut." (Fathul Bari). Mengenai faedah dari mencukur rambut bayi tersebut, Ibnu Al-Qoyyim berkata, "Men cukur rambut adalah pelaksanaan perintah Rasulullah SAW untuk menghilangkan koto ran. Dengan hal tersebut kita membuang rambut yang jelek/lemah dengan rambut yan g kuat dan lebih bermanfaat bagi kepala dan lebih meringankan untuk si bayi. Dan hal tersebut berguna untuk membuka lubang pori-pori yang ada di kepala supaya g elombang panas bisa keluar melaluinya dengan mudah di mana hal tersebut sangat b ermanfaat untuk menguatkan indera penglihatan, penciuman dan pendengaran si bayi ." (Athiflu Wa Ahkamuhu, hal 203-204) Kemudian rambut yang telah dipotong tersebut ditimbang dan kita disunahkan untuk bersedekah dengan perak sesuai dengan berat timbangan rambut bayi\ tersebut. In i sesuai dengan perintah Rasulullah SAW kepada puterinya Fatimah r.a, "Hai Fatim ah, cukurlah rambutnya dan bersedekahlah dengan perak sesuai dengan berat timban gan rambutnya kepada fakir miskin." (HR Tirmidzi 1519 dan Al-Hakim 4/237) Sedangkan bikin acara khusus selamatan, tahlilan atau seremoni terkait dengan aq iqah tidak merupakan anjuran yang baku dari Rasulullah SAW. Namun dengan pertimb angan tertentu hal itu mungkin saja dilakukan. Wallahu a'lam bishshawab.

Wassalamu 'alaikum Wr. Wb. Ahmad Sarwat, Lc.