analisis zakat terhadap pemerataan pendapatan dalam perspekstif mikro

17
ANALISI ZAKAT DALAM MEMPENGAHARUI KEKUATAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN TERHADAP PEMERATAAN PENDAPATAN A. Pendahuluan Kemiskinan merupakan Salah satu permaslahan ekonomi dalam sutu bangsa sebagai akibat kurangnya pemerataan pendapatan. Tingginya angka kemiskinan kan membawa dampak bruk bagi kemakmuran suatu negara karena akan meningkatkan angka krminalitas dalam suatu negarea Pengentasan kemiskinan merupakan hal yang harus segera dilakukan oleh pemerintah. Meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat merupakan sebuah bentuk usaha dalam meminimalisir angka kemiskinan, seperti pemberian pinjaman lunak yang berupa kredit usaha rakyat (KUR) pada UMKM, pelatihan kewirausahaan, kredit bebas anggunan dan lainnya. Islam sebaga agama rahmatan lil alamin selalu menekankan pertumbuhan ekonomi yang adil dan berpreikemanusiaan sehingga terhindar praktek eksploitasi orang-orang kaya terhadap orang miskin. Masyarakat miskin dengan tigkat pendapatan yang rendah perlu mendapatkan perhatian dan perlindungana agar mereka memiliki skill dan kemmapuan untuk mengoptimalkan factor

Upload: khotibul-umam

Post on 20-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Analisis Zakat Terhadap Pemerataan Pendapatan Dalam Perspekstif Mikro

TRANSCRIPT

ANALISI ZAKAT DALAM MEMPENGAHARUI KEKUATAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN TERHADAP PEMERATAAN PENDAPATAN

A. PendahuluanKemiskinan merupakan Salah satu permaslahan ekonomi dalam sutu bangsa sebagai akibat kurangnya pemerataan pendapatan. Tingginya angka kemiskinan kan membawa dampak bruk bagi kemakmuran suatu negara karena akan meningkatkan angka krminalitas dalam suatu negarea Pengentasan kemiskinan merupakan hal yang harus segera dilakukan oleh pemerintah. Meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat merupakan sebuah bentuk usaha dalam meminimalisir angka kemiskinan, seperti pemberian pinjaman lunak yang berupa kredit usaha rakyat (KUR) pada UMKM, pelatihan kewirausahaan, kredit bebas anggunan dan lainnya.Islam sebaga agama rahmatan lil alamin selalu menekankan pertumbuhan ekonomi yang adil dan berpreikemanusiaan sehingga terhindar praktek eksploitasi orang-orang kaya terhadap orang miskin. Masyarakat miskin dengan tigkat pendapatan yang rendah perlu mendapatkan perhatian dan perlindungana agar mereka memiliki skill dan kemmapuan untuk mengoptimalkan factor produksinya. Pendapatan per kapita dan pendapatan nasional memiliki hubungan yang searah dengan kemakmuran suatu negara. Artinya, semakin tinggi pendapatan nasional dan pendapatan perkapita suatu negara, maka akan semakin tinggi pula suatu negara tersebut. Sebaliknya, semakin rendah pendapatan suatu negara dan pendapatan perkapita suatu negara, maka semakin rendah pula kemakmuran suatu negara.Dalam Islam, pemerataan pendapatan dapat dilakukan dengan memaksimalkan fungsi zakat secara produktif dan maksimal. Pendayagunaan zakat kepada mustahik tidak hanya untuk kebtuhan konsumtif saja, melainkan dalam bentuk modal usaha yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat. Pada kesempatan ini penulis bermaksud untuk menyampaikan analisis peranan zakat dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dalam perspektif ekonomi mikro.. Harapan penulis agar pembaca mengenal dan memahami landasan diwajibkannnya zakat baik secara normative maupun secara aplikati yang pada tahap selanjutnya akan meingkatkan kesadaran pembaca akan pentingnya membayar zakat sebagai sarana pengentasan kemiskinan dan meningkatakan pertumbuhan eonomi masyarkat.A. Zakat dalam pandangan IslamDitinjau dari segi bahasa, zakat dari merupakan kata dasar (masdar) dari zaka yang berarti ti berakh, tumbuh, bersih, dan baik. Sedangkan pendefinisian szakat dari istilah fikih berarti sejulah harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak.[footnoteRef:2] Zakat merupakan salah satu rukun (rukun ketiga) dari rukun islam, seperti yang diriwyatkan dalam hadis. Diriwayatkan oleh Abu Abdurrahman Abdullah, putra Umar bin Khattab yang berkata, Saya mendengar Rasullah Saw bersabda, Islam dibangun berdasarkan lima, bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad sebagai Nabi-nya, mendirikan shalat, membayarzakat, menuaikan haji ke makkah (yaitu kabah di Makkah), berpuasa di bulan Ramadhan.[footnoteRef:3] [2: Yusuf qardawi, hukum zakat, diterjemahkan oleh didin hafidhuddin dan hasanuddin, (Jakarta: PT Pustaka Antar nusa, 1993) hal. 34.] [3: Fahruddin, fiqh dan manajemen zakat di Indonesia, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hal 6.]

Dalam al quran perintah zakat seringkali digandeng penyebutannya dengan shalat. Tidak kurang dari 82 (delapan puluh dua) kali (tempat) Allah menyebutkan zakat beriringan dengan menyebut shalat. Hal ini member pengertian dan menunjukkan kepada kesempurnaan hubungan antara dua ibadat ini dalam hal keutamaannya. Dan kepentingannya yang pertama (yakni zakat) seutama-utama ibadat maliayah dan yang kedua (yakni shalat) seutama-utama ibadat badaniyah. Maka oleh karena itu, tiada heran kalau seluruh para umat (para ulama salah dan khalaf) menetapkan bahwa mengingkari hukum zakat, yakni mengingkari wajibnya, menyebabkan dihukum kufur atau keluardari Islam.[footnoteRef:4] [4: Hasbi ash shiddieqy, pedoman zakat, (Jakarta: bulan bintang, 1975), hal. 34.]

Selain menumbuhkan persaudaraan sesama muslim, disyariatkannya zakat dalam Islam juga dapat meningkatkan produktifitas ekonomi secara terus menerus, mengingat harta yang diwajibkan zakat harus terus berputar dan tidak boleh mengendap karena akan menyebabkan perekonomian menjadi lesu. Zakat merupakan suatu pinalti bagi orang-orang yang menimbun hartanya, karena zakat akan memaksa mereka untuk memanfaatkannya kedalam sector produktif sehingga tidak habis oleh kewajiban zakat di setiap nishabnya.

B. Pendayagunaan zakat dalam ekonomi kontemporerZakat pada dasarnya memiliki hubungan horizontal dan vertical dalam penunaiannya. Hubungan vertical karena zakat adalah kewajiban ilahiayah bagi seluruh umat islam yang memeiliki kecukupan harta dan telah mencapai satu nishab. Adapaun dalam hubungan horizonsal, pendistribusiannya, zakat tidak hanya sebatas menyantuni orang miskin secara konsumtif akan tetapi juga bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dengan myalurkannya dalam bentuk produktif sehingga dapat meningkatakan usaha yang dilakukan mustahik.Kesejahteraan masyarakata akan semakin meningkat apabila zakat dapat menambah hasil produksi penerimanya. Indonesia sebagai salah satu negara muslim terbesar dunia memiliki dana zakat yang sangat potensial dalam mengentaskan kemiskinan. Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Didin Hafidhuddin mengungkapkan bahwa potensi zakat di Indonesia sebesar Rp 217 triliun atau 1,8 sampai 4,34 persen darigross domestic product(GDP) namun pada perealisasiannya penerimaan zakat belum mencapai Rp 217 triliun. Yang pasti, jumlah zakat yang terkumpul selalu meningkat setiap tahun. Pada tahun 2012, jumlah zakat sebesar Rp 2,3 triliun, meningkat sebesar 0,8 persen dari tahun sebelumnya, yaitu Rp 1,73 triliun,[footnoteRef:5] dan tahun 2013 diperkirakan perolehan zakat mencapai Rp 2,5 triliun. Ini membuat rata-rata perolehan zakat sejak lima tahun terakhir mencapai 24,46 persen.[footnoteRef:6] [5: http://news.liputan6.com/read/648347/baznas-potensi-zakat-indonesia-capai-rp-217-triliun, akses Rabu, 07 Januari 2015.] [6: http://www.republika.co.id/berita/koran/news-update/14/01/23/mzuzfv-potensi-zakat-belum-maksimal, akses Rabu, 07 Januari 2015.]

Dalam meningkatkan produktifitas mustahik, zakat dapat menajdi salah satu alternative dalam memberdayakan usaha mustahik. Hal ini dikarenakan karena zakat yang disalurkan salam bentuk modal usaha akan membangkitkan semangat kemandirian mustahik untuk berhenti bergantung kepada orang lain. Ketika produktifitas usaha mustahik meningkat maka kesenjangan pendapatan kemiskinanan akan segera teratasi sehingga dapat mengurangi angka kemiskinan di masyarakat. Permasalahan mendasar dalam mendayakan dana zakat adalah bagaimana mendayakan fungsi zakat dari yang bersifat konsumtif tradisonal menjadi produktif kreatif sehingga penafaatan dana zakat benar-benar mampu meningkatkan perekonomi masyarakat. Pemanfaatan zakat akan sangat bergantung dalam pengelolaannya. Apabila pengelolaannya baik, manfaatnya akan dirasakan oleh masyarakat. Pada umumnya, penggunakan zakat dialokasikan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:[footnoteRef:7] [7: Muhammad daud ali, system ekonomi islam zakat dan wakaf, (Jakarta: universitas Indonesia (UI Press), 1998), hal. 64.]

a. Untuk meringankan penderitaan masyarakat. Biasanya, jika demikian, zakat diberikan kepada fakir-fakir miskin atau golongan lainnya yang sedang mengalami penderitaan.b. Untuk pembangunan dan usaha-usaha produktif. Misalnya rehabvilitasi tempat ibadah, madrasah dan panti asuha. Di beberapa daerah, zakat digunakan untuk usaha pertanian, peternakan dan koperasi. Panti asuhan muhammadiah semarang misalnya, meneriam uang zakat dari masyarakat dan mempergunakannya untuk usaha pertanian. Panti asuhan yatim piatu muhammadiyah pekalongan menerima uang zakat dan memanfaatkannya untuk peternakan ayam. Panti asuhan yatim piatu Surakarta membeli kambing dari uang zakat untuk diternakkan. Bahkan, di DKI Jakarta, zakat dipegunakan untuk modal usaha, membangaun proyek monumental seperti gedung lembaga bahasa dan ilmu Quran, honorarium guru gaji, membantu perguruan tinggi swasta, mebiayai proyek yatim piatu dan sebagainya.c. Untuk memperluas lapangan kerja. Oleh karena itu, beberapa panti asuhan di Jawa Tengah, zakat dipergunakan untuk membuka lapangan kerja bagi fakir miskin, dengan jalan memberikan kepada mereka peralatan usaha seperti alat cukur, mesin jahit dan modal berjualan.d. Untuk lumbung paceklik. Di bererapa daerah di Jawa Tengah misalnya di Magelang, zakat hasil bumi dikumpulkan wakktu panen dan dimasukkan kedalam lumbung paceklik (depot logistic). Di musim paceklik, zakat yang dikumpulkan itu dibagikan kepada masyarakat yang memerlukannya dengan syarat harus dikembalikan lagi apabila ia telah mampu mengembalikan pinjaman itu. Di dalam praktek, lumbung paceklik yang berasal dari zakat hasil bumi ini, sangat bermanfaat terutama bagi daerah-daerah yang sangat bergantung pada air hujan untuk mengerjakan sawahnya.Dengan semakin beragamnya perkembangan pemikiran pendayagunaan masyarakat, diharapkan permasalahan pengentasan kemiskinan dapat segera dimaksimalkan. Zakat produktif kreatif seperti contoh diatas dapat menjadi salah satu solusi kesenjangan social ekonomi sehingga kemajuan dan perkembangan kedepannya sangat diharapakan agar pendistribusian dana zakat tidak hanya berfungsi sebagai ibadah, akan tetapi sekaligus sebagai sarana untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.C. Pengaruh zakat dalam pemerataan pendapatan.Dalam perekonomian modern, kekayaan dari kalangan orang-orang kaya akan didistribusikan kepada orang-orang fakir miskin dalam bentuk zakat. Dengan cara ini, terdapat unsur pemerataan kekayaan sehinga kekayaan yang ditransfer ke orang-orang fakir dalam bentuk zakat dapat mereka belanjakan untuk kebutuhan barang modal. Peran badan pengelola zakat sangat dibutuhkan dalam memonitoring dan mengevaluasi efektifitas pendayagunaan zakat sehingga dana zakat yang disalurkan benar-benar dapat meningkatkan perekonomian mustahik tersebut. Apabila pendapatan perkapita masyarakat meningkat maka kekuatan daya beli masyarakat akan meningkat. Ketika kemampuan daya beli masyarakat meningkat maka aktivitas perekoomian juga akan meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat.Perubahan pendapatan mustahik sebagai akibat penambahan dana zakat kedalam pendapatan mustahik dapat mempengaharui permintaan dan penawaran yang akan menimbulkan perubahan keadaan keseimbangan. Ada empat kemungkinan perubahan/ pergeseran kurva permintaan dan penawaran, yaitu: permintaan bertambah (kurva permintaan bergeser ke kanan), permintaan berkurang (kurva permintaan bergeser ke kiri), penawaran bertambah (kurva penawaran bergeser ke kanan) dan penawaran berkurang (kurva penawaran bergeser ke kiri).[footnoteRef:8] [8: Tati suhartati joerson dan M. Fathorrazi, teori ekonomi mikro, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012) hal. 28.]

Gambar 1.A pendistribuian pendapatan muzakki

Dari gambar A.1, terlihat bahwa harga barang modal di pasar orang kaya dan pasar orang miskin mencapai titik ekuilibrium pada harga PE1. Apabila pendapatan orang-orang di pasar orang kaya meningkat, maka funsi permintaan akan bergeser ke kanan, konskuensinya adalah keseimbangan harga barang di pasar orang kaya berubah, seperti dari titik A menuju titik B. kenaikan pendapatan telah menggeser kuantitas barang yang diminta dari Q1 menjadi Q2 sehingga menggeser harga keseimbangan di pasar orang kaya dari PE! Ke PE2. Dalam hukum permintaan, semakin tinggi permintaan akan menyebabkan harga semakin naik. Bagi seorang produsen, kenaikan kuantitas yang diminta karena perubahan pendapatan akan lebih menguntungkan dari pada kenaikan kuantitas yang diminta karena perubahan harga, sebab kenaikan kuantitas yang diminta karena harga harus ditekan oleh penurunan harga, sedangkan kenaikan kuantitas yang diminta karena pendapatan, selain menaikkan kuantitas juga menaikkan harga. Oleh karena produsen akan lebih tertarik untuk menjual produknya pada suatu daerah konsumen yang lebih subur daripada konsumen yang mengalami krisis.[footnoteRef:9] Dalam hal ini produsen akan memindah produknya dari pasar orang miskin ke pasar orang kaya. [9: Ibid, hal.29.]

Dalam teori penawaran, semakin sedikit barang yang diataawkan akan menyebabkan semakin tinggi pula harga dari suatu barang. Perpindahan barang dari pasar orang miskin ke pasar orang kaya menyebabkan penawaran barang modal di pasar orang miskin menurun sehingga harga-harga komuditas barang di pasar orang miskin semakin mahal. Dalam hal ini zakat memiliki peranan penting dalam meningkatkan daya beli mustahik. Ketika orang-orang kaya mendistribusikan kekayaannya (zakat) kepada orang miskin akan menyebabkan kemapuan daya beli orang-orang kaya di harga B sehingga mempengaharui kekuatan permintaan dan penawaran pada pasar orang kaya sehingga keseimbangan orang kaya menyesuaikan kembali harga ekulibriumnya pada harga C. sedangkan disisi lain, zakat yang di distribusikan orang-orang kaya terhadap orang-orang miskin menyebabkan kemampuan daya beli orang-orang miskin pada akhirnya akan meningkat sehingga harga keseimbangan bergeras ke arah harga B di pasar orang-orang miskiin, hal ini sejalan dengan teori permintaan dimana semakin tinggi permintaan suatu barang yang diminta maka semakin tinggi pula harga suatu barang. Timbulnya peningkatan pada pasar orang miskin dapat dibuktikan ketika harta zakat dibagikan kepada para mustahik. Peningkatan kemampuan daya beli masyarakat miskin tersebut tidak akan pernah terjadi kecuali dengan adanya penambahan pemasukan, seperti adanya zakat tersebut. Dengan adanya peningkatan kemampuan daya belinya, para mustahik diharapakan dapat memaksimalkan dana zakat yang mereka terima dengan membelanjakannya ke dalam konsumsi produktif seperti barang modal, peralatan usaha dan lainnya, sehingga efektifitas pendayagunaan zakat benar-benar dapat meningkatkan perekonomian mustahik.Terkait dengan pendistribusian zakat, seperti yang kita jelaskan diatas, akan menyebabkan naiknya jumlah permintaan terhadap barang-barang dan jasa kebutuhan mustahik, sehingga akan mendorong tumbuhnya industri-industri baru yang memproduksi barang atau jasa tersebut. Lahirnya industri baru ini akan membuka lapangan kerja baru yang dapat segera diisi oleh golongan masyarakat berpendapatan rendah yang umumnya masih berstatus pengangguran.Pengembangan zakat bersifat produktif dengan cara dijadikannya dana zakat sebagai modal usaha, untuk pemberdayaan ekonomi penerimanya, dan supaya fakir miskin dapat menjalankan atau membiayai kehidupannya secara konsisten. Dengan dana zakat tersebut fakir miskin akan mendapatkan penghasilan tetap,meningkatkan usaha, mengembangkan usaha serta mereka dapat menyisihkan penghasilannya untuk menabung. Dana zakat untuk kegiatan produktif akan lebih optimal bila dilaksanakan Lembaga Amil Zakat karena LAZ sebagai organisasi yang terpercaya untuk pengalokasian, pendayagunaan, dan pendistribusian dana zakat, mereka tidak memberikan zakat begitu saja melainkan mereka mendampingi, memberikan pengarahan serta pelatihan agar dana zakat tersebut benar-benar dijadikan modal kerja sehingga penerima zakat tersebut memperoleh pendapatan yang layak dan mandiri. Dengan berkembangnya usaha kecil menengah dengan modal berasal darizakat akan menyerap tenaga kerja. Hal ini berarti angka pengangguran bisa dikurangi, berkurangnya angka pengangguran akan berdampak pada meningkatnya daya beli masyarakat terhadap suatu produk barang ataupun jasa, meningkatnya daya beli masyarakat akan diikuti oleh pertumbuhan produksi, pertumbuhan sektor produksi inilah yang akan menjadi salah satu indikator adanya pertumbuhan ekonomi.Zakat dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk modal bagi usaha kecil. Dengan demikian, zakat memiliki pengaruh yang sangat besar dalam berbagai hal kehidupan umat, di antaranya adalah pengaruh dalam bidang ekonomi.Pengaruhzakat yang lainnya adalah terjadinya pembagian pendapatan secara adil kepada masyarakat Islam. Dengan kata lain, pengelolaan zakat secara profesional dan produktif dapat ikut membantu perekonomian masyarakat lemah dan membantu pemerintahdalam meningkatkan perekonomian negara, yaitu terberdayanya ekonomi umat sesuai dengan misi-misi yang diembannya. Diantara misi-misi tersebut adalah:Karena tujuan zakat secara ekonomi adalah untuk meningkatkan standar hidup para dhuafa dengan memberikan hak kepada mereka untuk memiliki apa yang mereka terima dari orang kaya, maka dengan penyaluran dana zakat kepada kaum dhuafa (mustahik) akan terjadi kenaikan pendapatannya, dan secara otomatis akan meningkatkan kemampuan mereka untuk mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang di jual di pasar (daya beli meningkat), artinya dengan penyaluran dana zakat tersebut akan menimbulkan New Demanderpotensial sehingga akan meningkatkan permintaan secara agregat, dan pada akhirnya akan mendorong produsen untuk meningkatkan produksi guna memenuhi permintaan yang ditimbulkan keadaan tersebut[19]Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perintah zakat, selain sebagai ibadah murni juga berdimensi ekonomi. Terkait dengan timbulnya New Demanderakibat penyaluran dana zakat kepada mustahik, oleh produsen akan dimanfaatkan guna meningkatkan produksi. Untuk menganalisis tingkat produksi tersebut, dalam ilmu ekonomi dinyatakan dengan fungsi produksi yang menunjukkan sifat hubungan diantara faktor-faktor produksi[20], yaitu yang secara matematis dinyatakan dalam bentuk rumus : Q = f (K,L,)dimana: K = Jumlah ModalL = Jumlah Tenaga KerjaQ = Jumlah Produksi Yang Dihasilkan

D. KesimpulanDalam perekonomian modern pendayagunaan dan pengelolaan dana zakat secara professional dapat meningkatkan perekonomian mustahik. Permasalahan mendasar dalam pengelolaan zakat adalah bagaimana mengubah pola peberdayaan zakat dari konsumtif tradisiona menjadi produktif kreatif. Zakat dalam perspektif mikro dapat mempengaharui pendapatan dan meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat yang dapat mempengaharui keseimbangan pasar. Dengan menyalurkannya pada kegiatan produktif diharapakan dapat tumbuhdan berkembang sehingga mampu menjadikan para mustahik untuk bisa mandiri dan menjadi sorang muzakki sehingga pendayagunaan zakat tersebut dapat meningkatkan perekonomiam masyarakat.

DAFTAR PUSTAKAMuhammad, kebijakan fiscal dan moneter dalam ekonom islam, (Jakarta: salemba empat, 2002Didin khafiuddin, zakat dalam perekonomian modern, Jakarta: gema insane, 2002.Muhammad bin shaleh al utsmani, fatawa fi ahkamiz zakat, penerj ghazali mukri, Surakarta: al Qawam, 2011.Ali hasan, zakat dan infak: salah satu solusi mengatasi problema social di Indonesia, Jakarta: kencana, 2008.Abdul al hamid mahud al baly, ekonomi zakat: sebuah kajian moneter dan keuangan syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2008.Sumarin, ekonomi islam sebuah pendekatan ekonomi mikro pespektif islam, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.Soeharno, teori mikro ekonomi, Yogyakarta: CV Andi Offset, 2009.Sudarsono, pengantar ekonomi mikro, Jakarta: LP3ES, 1995.Sudarsono sukirno, mikro ekonomi teori pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.