analisis metabolis sekunder
TRANSCRIPT
ANALISIS METABOLIS SEKUNDER
Diterbitkan oleh
Percetakan & PenerbitSYIAH KUALA UNIVERSITY PRESSJln. Tgk. Chik Pante Kulu No. 1 Kopelma DarussalamTelp. 0651-812221e-Mail: [email protected]
[email protected]://unsyiahpress.unsyiah.ac.id/
ANALISIS METABOLIS SEKUNDER
Nurdin Saidi
Binawati Ginting
Murniana
Mustanir
SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS
2018
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang keras memperbanyak, memfotocopy sebagian atau
seluruh isi buku ini, serta memperjualbelikannya tanpa
mendapat izin tertulis dari penerbit.
Diterbitkan oleh Syiah Kuala University Press Darussalam
–Banda Aceh, 23111
Judul Buku : Analisis Metabolis Sekunder Penulis : Nurdin Saidi
Binawati Ginting
Murniana
Mustanir
Penerbit : Syiah Kuala University Press
Telp : (0651) 801222
Email : [email protected]
Cetakan : Pertama, 2018
ISBN : 978-602-5679-67-4
ISBN : 978-623-7780-48-9 (PDF)Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI)
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT, karena telah memberikan kurnia
nikmat yang tidak terhingga dan salah satu nikmat tersebut adalah
selesainya kegiatan penulisan buku Analisis Metabolit Sekunder. Buku
ini memuat berbagai hal tentang koleksi sampel, analisis fitokimia,
ekstraksi, isolasi senyawa dan uji aktivitas senyawa hasil isolasi. Buku
ini diharapkan mampu membantu mahasiswa dalam pemahaman
senyawa metabolit sekunder tumbuhan, terutama teknik isolasi. Buku
ini disusun berdasarkan pengalaman penelitian yang selama ini telah
dilakukan. Materi Analisis metabolit sekunder diajarkan di berbagai
Fakultas dan Jurusan serta Program Studi yang memiliki kajian di
bidang senyawa metabolit sekunder dan aktivitasnya dari berbagai
material tumbuhan.
Penulisan buku ini masih banyak sekali kekurangan dan kelemahan,
tetapi dimasa akan datang akan terus-menerus direvisi, sehingga buku
ajar ini dapat menjadi lebih baik. Pada kesempatan ini diucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu
terselenggaranya kegiatan penulisan buku ajar ini. Ucapan terimakasih
kepada :
1. Ketua peer group kimia organik dan anggotanya.
2. Ketua Jurusan Kimia FMIPA.
3. Dekan Fakultas MIPA, yang telah memberi kesempatan dalam
penulisan buku ini.
ii
4. Semua anggota herbarium Chemistry Department University of
Malaya
5. Dan semua yang ikut membantu kegiatan ini.
Semoga semua jasa dan pengorbanan semua pihak akan diberi
ganjaran yang setimpal oleh Allah SWT. Akhirnya semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua, terutama untuk pakar bidang kimia bahan
alam.
Banda Aceh, September 2018
Penyusun,
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................... iii
Daftar Gambar .................................................................................... iv
Daftar Skema..................................................................................... v
PENDAHULUAN............................................................................. 1
BAB I PENGUMPULAN SAMPEL TUMBUHAN ...................... 5
A. Persiapan ................................................................................ 6
B. Pengumpulan Sampel Tumbuhan .......................................... 7
C. Penanganan Sampel ............................................................... 8
BAB 2. ANALISIS FITOKIMIA .................................................... 12
A. Pendahuluan ........................................................................... 12
B. Uji Fitokimia Alkaloid ........................................................... 13
C. Uji Fitokimia Terpenoid, Steroid Dan Saponin ..................... 19
D. Uji Fitokimia Flavonoid ......................................................... 25
BAB 3. PEMISAHAN SENYAWA................................................. 28
A. Pelarut .................................................................................... 28
B. Esktraksi ................................................................................. 30
C. Isolasi ..................................................................................... 36
BAB 4. TEKNIK BIOASSAY ......................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 78
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pengumpulan kulit batang sampel tumbuhan ................... 8
Gambar 2 Pengeringan sampel di udara terbuka ............................... 9
Gambar 3 Bilik herbarium sampel tumbuhan .................................... 10
Gambar 4 Cara pengambilan sampel ................................................. 11
Gambar 5 Beberapa senyawa metabolit golongan alkaloid .............. 15
Gambar 6 Struktur senyawa golongan steroid ................................... 20
Gambar 7 Struktur senyawa golongan saponin steroid ...................... 20
Gambar 8 Struktur senyawa golongan terpenoid ............................... 21
Gambar 9 Kerangka dasar senyawa golongan flavonoid ................... 25
Gambar 10 Strutur senyawa flavonoid, apigenin ............................... 27
Gambar 11 Strutur senyawa flavonoid, trisetin ................................. 27
Gambar 12 Peralatan ekstraksi soklet ................................................ 33
Gambar 13 Ekstraksi secara perkolasi ............................................... 35
Gambar 14 Kolom kromatografi ........................................................ 46
Gambar 15 Kromatografi kolom cair vakum ..................................... 48
Gambar 16 Kromatografi lapis tipis preparatif .................................. 49
v
DAFTAR SKEMA
Skema 1 Uji fitokimia senyawa alkaloid ........................................ 16
Skema 2 Uji fitokimia senyawa golongan terpenoid, steroid dan
saponin ............................................................................. 22
Skema 3 Uji fitokimia senyawa golongan flavonoid ...................... 26
Skema 4 Proses isolasi umum dengan peningkatan kepolaran ....... 37
Skema 5 Isolasi senyawa metabolit sekunder dari tumbuhan ......... 39
Skema 6 Teknik ekstraksi umum yang dimulai dengan pelarut
polar ................................................................................. 40
Skema 7 Cara umum ekstraksi dan fraksionasi (Sumber Harborne,
1987) ................................................................................ 43
Skema 8 Tahapan ekstraksi senyawa alkaloid dan non alkaloid dari
kulit batang C. Sintoc ....................................................... 52
Skema 9 Tahapan isolasi dan purifikasi senyawa alkaloid dan non
Alkaloid ............................................................................ 53
1
PENDAHULUAN
Isolasi senyawa yang berasal dari tumbuhan saai ini dirasakan
semakin penting untuk menghadapi pertambahan jumlah penduduk
yang semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan kebutuhan pangan,
obat-obatan dan kesehatan serta keperluan lahan untuk pemukiman,
pertanian dan pembangunan semakin meningkat. Tekanan ini
menyebabkan perambahan hutan dan tumbuhan semakin tidak
terkendali, sehingga mengakibatkan terjadinya kepunahan berbagai
spesies tumbuhan yang tidak dapat diperbaharui, sementara potensi
tumbuhan tersebut belum pernah diteliti dan dikaji.
Kepunahan budaya suatu masyarakat tertentu ikut juga memicu
hilangnya pengetahuan tentang potensi sumber daya tumbuhan.
Punahnya budaya mengakibatkan putusnya rantai pengetahuan
etnobotanik penggunaan tumbuhan yang sudah berlangsung lama dan
turun-temurun. Pengetahuan etnobotanik merupakan hal yang sangat
penting, karena kajian senyawa yang berasal dari tumbuhan didasarkan
oleh dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah secara etnobotanik
dan kedua adalah secara kemotaksonomi. Pendekatan etnobotanik
didasarkan pada penggunaan tumbuhan oleh suatu masyarakat untuk
keperluan tertentu, misalnya sebagai bahan obat tradisional.
Pendekatan ini belum dapat dapat dipertanggungjawabkan karena
secara ilmiah belum dapat dibuktikan, namun demikian sebagai dasar
kajian ilmiah sudah sangat membantu. Pendekatan kemotaksonomi
didasarkan pada kekerabatan kandungan kimia, sehingga suatu famili
5
BAB I
PENGUMPULAN SAMPEL TUMBUHAN
Analisis metabolit sekunder dalam suatu tumbuhan sangat erat
kaitannya dengan pengumpulan, determinasi atau identifikasi dan
penyimpanan sampel. Pengumpulan sampel merupakan pengerjaan
yang memerlukan kepakaran dan persiapan khusus, sehingga sampel
yang akan dianalisis kandungan kimianya sesuai dengan yang
diinginkan. Penanganan sampel bertujuan untuk memastikan bahwa
kandungan kimia tidak mengalami perubahan, sehingga perlu
dilakukan secara baik. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh reaksi
oksidasi senyawa dalam sampel atau kerja-kerja mikroorganisme.
Sampel yang akan dikoleksi untuk tujuan kajian dan penelitian
seringkali tidak terdapat disekitar pemukiman, tetapi berada dalam
hutan, bahkan hutan yang belum dijamah samasekali, sehingga
diperlukan perlakuan khusus. Sampel tumbuhan yang harus diambil
terdiri atas beberapa bagian tumbuhan, meliputi daun, kulit batang,
bunga, buah dan akar. Beberapa bagian tumbuhan, jika tidak
mencukupi, maka koleksi sampel dibatasi pada bagain yang cukup saja.
Misalnya bagian daun mencukupi untuk keperluan penelitian, tetapi
bagian bunga atau buah tidak mencukupi, maka cukup mengambil
bagian daunnya saja. Beberapa tumbuhan yang sudah langka atau yang
dilindungi karena memiliki potensi obat atau lainnya, maka koleksi
tumbuhan tersebut tidak boleh ditebang. Koleksi sampel doilakukan
dengan mengambil sebagian dahan atau cabang. Berikut ini beberapa
12
BAB II
ANALISIS FITOKIMIA
A. PENDAHULUAN
Analisis senyawa kimia tumbuhan bertujuan untuk mengetahui
keberadaan metabolit sekunder. Metabolit sekunder ini dapat
dikelompokkkan berdasarkan kerangka dasar senyawa, meliputi
golongan alkaloid, terpenoid, steroid, flavonoid maupun saponin.
Beberapa senyawa metabolit sekunder tidak dapat digolongkan secara
spesifik, karena kerangka dasarnya belum ditetapkan secara umum.
Secara kualitatif keberadaan senyawa ini dapat diketahui dengan
reagen-reagen penampak noda tertentu. Cara seperti ini disebut dengan
analisis fitokimia. Tujuan analisis fitokimia adalah sebagai panduan
dalam isolasi golongan senyawa target dan panduan untuk uji hayati.
Keberadaan golongan metabolit sekuder sangat bervariasi dalam
tumbuhan dan umumnya dapat diprediksi lebih awal dari suatu famili.
Misalnya famili Lauraceae, anonaceae dan apocynaceae dan beberapa
famili lain memiliki kandungan senyawa dari golongan alkaloid,
walaupun keberadaan golongan senyawa lainnya mungkin ada. Famili
Meliaceae umumnya memiliki kandungan senyawa golongan
terpenoid. Famili Moraceae diketahui banyak terdapat metabolit
sekunder dari golongan flavonoid. Walaupun demikian para pakar
senyawa bahan alam tidak dapat menduga pasti setiap tumbuhan
mengandung senyawa tertentu, untuk itu uji fitokimia menjadi hal yang
28
BAB III
PEMISAHAN SENYAWA
Senyawa dalam sampel tumbuhan masih dalam keadaan
bercampur satu sama lain, sehingga teknik pemisahan senyawa menjadi
hal yang penting dalam keberhasilan pekerjaan. Senyawa, seringkali
memiliki sifat kepolaran yang mirip, sehingga, proses pemisahan
menjadi lebih rumit. Berbagai faktor yang harus diperhatikan dalam
pemisahan senyawa meliputi, pelarut, proses ekstraksi, isolasi dan
purifikasi.
A. PELARUT
Faktor pelarut sangat berperan penting dalam proses ekstraksi ini.
Pelarut yang digunakan memiliki kualitas yang bervariasi dan jika
digunakan untuk ekstraksi dapat dilakukan menggunakan pelarut yang
kualitasnya relatif lebih rendah (industrial grade). Pelarut ini dapat
ditingkatkan kualitasnya dengan cara distilasi pelarut. Rendemen hasil
distilasi biasanya berkisar antara 70-80% tergantung sistem
pendinginnya atau jumlah pengotornya.
Secara umum pelarut yang digunakan untuk ekstraksi dibagi tiga
kategori yaitu (1) pelarut non polar, misalnya n-heksana dan petroleum
eter. (2) pelarut semi polar, misalnya, etilasetat, aseton, diklorometana,
benzena dan kloroform. (3) Pelarut polar biasanya digunakan metanol
dan etanol. Pada dasarnya pelarut yang digunakan untuk ekstraksi harus
memiliki beberapa persyaratan.
54
BAB IV
TEKNIK BIOASSAY
Senyawa kimia hasil isolasi,seringkali diguanakn untuk uji
hayati (bioassay). Berbagai metode bioassay telah dilakukan untuk
menentukan aktivitas senyawa. Aktivitas senyawa sangat bervariasi
dan diantaranya adalah aktivitas anti kanker, antidiabetes,
anatimalarial, antifungal, pestisida dan masih banyak fungsi-fungsi
lain yang belum ditelaah.\Suatu senyawa tertentu seringkali memiliki
beberapa aktivitas, sehingga sangat sulit diperkirakan kelompok
senyawa tertentu memiliki aktivitas tertentu juga. Berikut ini adalah
beberapa jenis bioassay yang telah kerap digunakan untuk
menentukan aktivitas senyawa.
1. Uji Aktivitas Antifungal
Pengujian antifungal dilakukan dengan metode difusi agar
menggunakan cakram. Media yang digunakan adalah Sabouroud
Dextrose Agar (SDA) sebanyak 20 g, disterilisasi dalam autoklaf pada
suhu 121 0C selama 15 menit. Setiap cawan petri diisi dengan media
sebanyak 20 mL, kemudian ketika suhu mencapai 45 0C (media
belum mengeras) diinokulasi suspensi jamur Candida albicans
sebanyak 1 mata kawat ose. Cakaram diisi dengan larutan uji yang
telah disiapkan dengan konsentrasi 10, 50, 100, 500 dan 1000 ppm
dan diinokulasi pada suhu 370C selama 24 jam. Setiap set percobaan
diletakkan cakram berisi larutan uji sebagai kontrol positif (nistatin 50
78
DAFTAR PUSTAKA
1. Cordell, G. A. (1981), Introduction to Alkaloids A Biogenetic
Approach, John Willey & Sons, Inc.,
2. Grainge, M. and Ahmed, S, (1987), Handbook of Plants with
Pest Control Properties, John Willey & Sons.
3. Harborne, J. B., 1984. Phytochemical Methods, Chapmann and
Hall Ltd.
4. Manitto, P. (1981), Biosynthesis of Natural Products, Ellis
Horwood Limited.
5. Betz, J. M. And W. J. Blogoslawsky, (1982). Toxicity of
Gonyaulax tamarensis Var.
Exavata Cell to Brine Shrimp Artemia salina L. Journal of
Pharmaceutical sciencis. 71 (4), 463-464.
6. Colegate, S. M. And R. J. Molyneux. (1993). Bioactive
Natural Product: Detection, Isolation and Structure
Determination. CRC Press. Boca Raton, Ann Arbor, london
and tokyo. Pp. 241-263 and 452-456.
7. Hartati, S. Y., E.M. Adhi, dan N. Karyani. (1993). Ujii efikasi
minyak cengkeh dan serai wangi terhadap Pseudomonas
Solanacearum. Proseding Seminar Hasil Penelitian dalam
rangka pemnafaatan pestisida Nabati.Bogor. Hal. 37-42.
8. Kawazu, K., Y. Nisshi and M. Tada. (1980). A Convenient
Screening Method for Nematicial Activity. Agric. Biol. Chem.
44 (3), 631-635.
79
9. Mardiningsih, T. L. Dan S. L. T. Sondang. Efikasi Buah Lada
Hitam terhadap Sitophyluis Zeamis. Proseding Seminar Hasil
Penelitian dalam Rangka Pemnafaatan pestisida Nabati. Bogor.
Hal. 101-105.
10. Mardinigsih, T. L., S. Rusli, E. A. Wikardi, dan S. L. T.
Sondang. (1993). Kemungkinan Produk nilam
Sebagai bahan penolak serangga. Proseding seminar hasil
penelitian dalam rangka pemnafaatan pestisida nabati. Bogor.
Hal. 101-105.
11. Miles, D. H. (1994). A Guide to Biologically Active Plants
Constituent. Departement of Chemistry,
University of Florida. USA. Pp. 10-12.
12. Prijono, D. Dan D. Hindayana. (1993). Efek Insektisida
Ekstrak Biji Buah Nona Sabrang (Annona
Glabra) dan Nimba (Azadirachta indica) Terhadap Phaedonia
inclusa. Proseding seminar hasil penelitian dalam rangka
pemnafaatan pestisida Nabati. Bogor. Hal. 163-170.
13. Pujiastuti. Y., E. Martono, dan S. Mangundiharjo, (1993).
Pengaruh Ekstrak Kulit Buah dan Biji Duku (Lansium
domesticum) terhadap aktivitas makan, penetasan Telur dan
Fekunditas ulat Grayak (Spodoptera Littura). Proseding
Seminar Hasil Penelitian dalam rangka pemnafaatan pestisida
nabati. Bogor. Hal. 106-112.
14. Schwinger, M., B. Ehhamer and W. Krauss. (1983).
Methodology of the evilachna varivestis Bioassay of
80
Antifeedants Demonstrated with some coumpounds from
Azadirachta indica and Melia azadirach, Proc. 2nd Int. Neem
Conf. Stuttgart, 181.
15. Simonds, M. S. J., W. M. Blaney, F. D. Monache, M. M.
Mcquhae, and G. B. M. Bettolo (1985). Insect Antifeedant
Properties of Antranoids from genus Vismia. Journal of
Chemical Ecology. 11 (12), 1593.
16. Tjokronegoro, R. K. (1987). Penelusuran senyawa kandungan
tumbuhan indonesia bioaktif terhadap Serangga. Disertasi.
Universitas padjajaran,Bandung. Hal. 76-80.
17. Tarigan, P. (1996). Analisis senyawa Bioaktif Alami;
pengantar dan penuntun praktikum. Universitas Padjajaran,
Bandung Hal. 1-15.
18. Zakaria, M. (1991). Preliminery Bioassay for Herbicidal
Activity of plant Extract. The 8th National Seminar and
Unesco Regional Workshop on the Bioassay Natural Product
with special Emphasis on Anticancer Agents. Institute for
Advances Studies University of malaya. Pp. 20-21.
19. Nurdin Saidi*, Hira Helwati, Lailatul Qhadariah Lubis,
Muhammad Bahi, 2017, ANTIMICROBIAL ACTIVITY OF
METHANOL EXTRACT FROM STEM BARK OF
Cinnamomum sintoc, Jurnal Natural, Vol.17, 77-82, pISSN
1411-8513 eISSN 2541-4062.
20. Saidi N, Morita H, Litaudon M, Nafiah MA, Awang K,
Mustanir., 2016, New Phenyl Propanoids from Cryptocarya
81
bracteolata , Natural product communications, Vol. 1, 815-
816, 1555-9475.
21. R Nasution, T Barus, P Nasution, N Saidi, 2014, Isolation and
Structure Elucidation of Steroid from Leaves of Artocarpus
camansi (Kulu) as Antidiabetic , International Journal of
Pharm Tech Research , Vol.6,, 1279-1285, 0974-4304.
22. Bastian Arifin , Rosnani Nasution, Nurdin Saidi, Marianne,
and Sri Aprilia, 2014, Vitex Trifolia Plant Control of Mice
Environmentally Friendly, International Journal of ChemTech
Research, Vol. 6, 4595 - 4600, 0974 - 4290.
23. Mustanir*, Hendra Fahrizal, Nurhaida, dan Nurdin Saidi,
2013, ANTIFUNGAL EKSTRAK n-HEKSANA TUMBUHAN
OBAT DI ACEH TERHADAP Candida albicans, J. Ind. Soc.
Integ. Chem., Volume, 7-14, 2085-1715.
24. Nurdin Saidi, Hiroshi Morita, Marc Litaudon, Mat Ropi
Mukhtar, Khalijah Awang, A. Hamid A. Hadi, 2012, Isolasi
Senyawa Alkaloid dari Tumbuhan Cryptocarya bracteolata
GAMB. (Lauraceae), Jurnal Farmasi Indonesia, Vol 6, 1-6,
1412-1107.
25. Nurdin Saidi, Hiroshi Morita, Marc Litaudon, Mat Ropi
Mukhtar, Khalijah Awang, A. Hamid A. Hadi, 2011,
BENZYLISOQUINOLINE ALKALOIDS FROM BARK OF
Cryptocarya rugulosa, Indonesian Journal of Chemistry, Vol.
1, 59-66, 1411-9420.
82
26. Nurdin Saidi, 2011, Isolation and Structure Elucidation of
Sterols From Cryptocarya rugulosa, Jurnal Natural, Vol. 9,
27. Nurdin Saidi, 2011, Alkaloidal Constituents from Bark of
Cryptocarya rugulosa, Jurnal Natural, Vol 11, 48-51, 1141-
8513.
28. Murniana, Israhadi, Khairan dan Nurdin Saidi, 2011,
Antifungal from Ethylacetate Extract of Plumeria alba Against
Candida albicans, Jurnal Natural, Vol 11, 85-88, 1141-8513.
29. Nurdin Saidi, 2010, CINNAMIDE AND BENZAMIDE FROM
SPECIES OF CRYPTOCARYA CRASSIVERVIA , Jurnal
Natural, Vol. 1, 7-11, 1141-8513.
30. Pratiwi Pudjiastuti 1, Mat Ropi Mukhtar, A. Hamid A. Hadi ,
Nurdin Saidi , Hiroshi Morita, Marc Litaudon and Khalijah
Awang, 2010, (6,7-Dimethoxy-4-methylisoquinolinyl)-(4’-
methoxyphenyl)- methanone, a New Benzylisoquinoline
Alkaloid from Beilschmiedia brevipes, molecules, Volume,
2339-2346, ISSN 1420-3049.
31. Nurdin Saidi, 2009, Two Oxoaphorpine alkaloids from Bark of
Cryptocarya rugulosa, Jurnal Natural, Vol 11, 48-51, pISSN
1411-8513 .
32. Nurdin Saidi, A. Hamid A. Hadi, Khalijah Awang, Mat Ropi
Mukhtar, 2009, Aphorpine alkaloids from bark of Cryptocarya
ferrea, Indonesian journal of Chemistry, Vol.9,, 461-465,
1411-9420.
83
33. Khalijah Awang, A. Hamid A. Hadi, Nurdin Saidi, Mat Ropi
Mukhtar, Hiroshi Morita, Marc Litaudon, 2008, New
Phenantrene alkaloids from Cryptocarya crassinervia,
Fitoterapia, Vol 79, 308-310, 0367-326X.
34. Nurdin Saidi, Mat Ropi Mukhtar, Khalijah Awang, A. Hamid
A. Hadi and Seik Weng Ng*, 2007, 6,7,8-Trimethoxycoumarin
from Cryptocarya bracteolata, Acta Crystallographyca
Journal, E63, 3692-3693, 1600-5368.
35. Suyanto, Wahyudi Priyono Suwarso , Soleh Kosela , Hery
Suwito , Pratiwi Pudjiastuti , Sri Winiati , and Nurdin Saidi,
2006, ANTHRAQUINONE FROM THALLUS OF LICHEN
Ramalina javanica Nyl, Indo. J. Chem., 2006,, Vol. 6, 85 - 87,
1411-9420.
36. Kartini Hasballah, Murniana, and Nurdin Saidi, 2012,
Antibacterial activity of secondary metabolite compounds from
leaf of Eclipta alba L. Hassk, Proceedings of The 2nd Annual
International Conference Syiah Kuala University 2012, & The
8th IMT-GT Uninet Biosciences Conference, Banda Aceh, 22-
24 November 2012, Banda Aceh.
37. Nurdin Saidi, 2011, Aphorpines and benzylisoquinoline
alkaloids from bark of Cryptocarya crassinervia, Science and
Engineering, Annual International Conference, Banda Aceh,
29-30 Nov, 2011, Banda Aceh, Syiah Kuala Univ.Press 2011,
0, ISSN 2089-208X
84
ANALISIS METABOLIS SEKUNDER
Diterbitkan oleh
Percetakan & PenerbitSYIAH KUALA UNIVERSITY PRESSJln. Tgk. Chik Pante Kulu No. 1 Kopelma DarussalamTelp. 0651-812221e-Mail: [email protected]
[email protected]://unsyiahpress.unsyiah.ac.id/