analisis kesalahan eyd (ejaan yang disempurnakan) …

118
ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) PADA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA EKSPRESI DIRI DAN AKADEMIK KELAS X KURIKULUM 2013 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan oleh Isma Rusan Farhani NIM 1111013000007 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN (UNIVERSITAS ISLAM NEGERI) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN)

PADA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA EKSPRESI DIRI DAN

AKADEMIK KELAS X KURIKULUM 2013

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Isma Rusan Farhani

NIM 1111013000007

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN (UNIVERSITAS ISLAM NEGERI)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Analisis Kesalahan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) pada Buku Teks

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013” disusun oleh Isma

Rusan Farhani, NIM 1111013000007, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada

tanggal 22 Oktober 2015 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh

gelar sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Jakarta, 26 Oktober 2015

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia/Ketua Jurusan/Program Studi

Makyun Subuki, M.Hum

NIP. 19800305 200901 1 015

Sekertaris Jurusan/Program Studi

Dona Aji Karunia P., M.A

NIP. 19840409 2011 01 1 015

Penguji I

Ahmad Bahtiar, M.Hum

NIP. 19760118 200912 1 002

Penguji II

Dra. Hindun, M.Pd

NIP. 19701215 200912 2 001

Page 3: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

N a m a : Isma Rusan Farhani

Tempat/Tgl.Lahir : Bogor / 29 Desember 1993

NIM : 1111013000007

Jurusan / Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Analisis Kesalahan EYD (Ejaan yang Disempurnakan)

pada Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan

Akademik Kelas X Kurikulum 2013

Dosen Pembimbing : Nuryati Djihadah, M.Pd., M.A

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri

dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 23 September 2015

Mahasisw Ybs.

Isma Rusan Farhani

NIM.1111013000007

Page 4: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Analisis Kesalahan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) pada Buku Teks Bahasa

Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Isma Rusan Farhani

1111013000007

Di Bawah Bimbingan

Nuryati Djihadah, M.A. M.Pd

196608291999032002

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN (UNIVERSITAS ISLAM NEGERI)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 5: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

i

ABSTRAK

Isma Rusan Farhani NIM: 1111013000007, Analisis Kesalahan EYD (Ejaan

yang Disempurnakan) pada Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan

Akademik Kelas X Kurikulum 2013.

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian skripsi ini adalah tentang

kesalahan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) dalam buku teks Bahasa Indonesia

Ekspresi Diri dan Akademik kelas X Kurikulum 2013 yang digunakan di sekolah

SMA Negeri 1 Parung Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan

kesalahan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) yang berfokus pada kesalahan

penulisan huruf, kesalahan penulisan kata, dan kesalahan penggunaan tanda baca

dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik kelas X

Kurikulum 2013 yang digunakan di sekolah SMA Negeri 1 Parung Bogor.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif

dengan teknik studi dokumentasi atau kajian kepustakaan (library search).

Berdasarkan hasil penelitan yang penulis lakukan pada buku teks Bahasa

Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik kelas X Kurikulum 2013 yang digunakan

di SMA Negeri 1 Parung Bogor, masih terdapat kesalahan Ejaan yang

Disempurnakan (EYD) pada buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan

Akademik kelas X Kurikulum 2013, yang berfokus pada kesalahan penulisan

huruf, kesalahan penulisan kata, dan kesalahan penggunaan tanda baca.

Kata kunci: Analisis Kesalahan, EYD (Ejaan yang Disempurnakan), Buku Teks.

Page 6: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

ii

ABSTRAK

Isma Rusan Farhani NIM: 1111013000007, Analisis Kesalahan EYD (Ejaan

yang Disempurnakan) pada Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan

Akademik Kelas X Kurikulum 2013.

The issue will be examined this thesis research is whether there is an

enhanced spelling (EYD) mistakes in Indonesian Text Book Self Expression and

Academic class X 2013 Curriculum used in SMA Negeri 1 Parung Bogor. As for

the purpose of this study is to describe the enhanced spelling (EYD) mistakes

including error writing letters, words, and use of punctuation mistakes in the

Indonesian Text Book Self Expression and Academic Curriculum class X 2013

used in SMA Negeri 1 Parung Bogor. As for the method used in this research is

descriptive qualitative study with engineering documentation or studies library

(library search).

Based on the results of the study that the author did in the Indonesian Text

Book of Self Exspression and Academic class X 2013 Curriculum used in SMA

Negeri 1 Parung Bogor, still contained an enhanced spelling (EYD) mistakes in

Indonesian Text Book of Self Expression and X class academic curriculum

including 2013, error writing letters, words, and use of punctuation errors.

Key words: Mistakes Analysis, Enhanced Spelling (EYD), Text Book.

Page 7: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji serta syukur ke hadirat Allah Subhanallah wa Ta’ala.

Atas segala karunia dan rahmat-Nya yang tak terhitung berupa kasih sayang,

nikmat iman dan Islam, serta kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Kesalahan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)

pada Buku Teks Bahasa Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X

Kurikulum 2013. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi

Muhammad Sallallahu alaihi wassalam beserta keluarga, sahabat, serta para

pengikutnya.

Penulis menyusun skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.

Penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar skripsi ini

menjadi karya yang lebih baik lagi .

Proses penulisan skripsi ini tentu saja banyak menemui hambatan dan

kendala. Semua itu tidak akan teratasi tanpa bantuan dan dukungan dari beberapa

pihak baik secara Moril maupun Materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melancarkan

penyelesaian skripsi ini;

2. Makyun Subuki, M.Hum. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah melancarkan penyelesaian skripsi ini;

3. Nuryati Djihadah, M.A., M.Pd Selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan ilmu dan bimbingan bagi penulis selama ini. Terima kasih

atas semangat, arahan, dan kesabaran Ibu selama membimbing penulis;

Page 8: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

iv

4. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta;

5. Seluruh keluarga besar SMAN 1 Parung yang telah mengizinkan penulis

untuk melakukan penelitian;

6. Orang tua, Drs. Rusdi AS dan Khoirunissa, kakak Ismi Rusan Azzahra dan

Dede Firmansyah, adik Ibna Rusan Azzaida dan keluarga yang telah

memberikan kasih sayang, doa, dukungan yang luar biasa kepada penulis;

7. Sahabat-sahabat (Banat, Nona, Mira, Indri, Nur, Aidah, Muthia, Caca)

yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

8. Syahrul Bachtiar yang selalu memberikan doa dan semangat dalam

penulisan skripsi ini;

9. Teman-teman Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia angkatan 2011 yang

telah memberikan dukungannya dalam penulisan skripsi ini;

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan, hal ini tidak lepas dari keterbatasan pada diri penulis. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

Depok, 23 September 2015

Penulis

Isma Rusan Farhani

Page 9: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ……………………………………………………………………………... i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… iii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………....... v

DAFTAR TABEL …………………………………………………………………....... vii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………….. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………….... 1

B. Identifikasi Masalah ………………………………………………………....….. 3

C. Pembatasan Masalah …………………………………………………………….. 4

D. Perumusan Masalah ……………………………………………………………… 4

E. Tujuan Penelitian ………………………………………………………………… 4

F. Manfaat Penelitian …………………………………………………………......... 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Analisis Kesalahan ………………………………………………………… 6

a. Analisis Buku Pelajaran Bahasa ………………………………………… 8

2. Ejaan yang Disempurnakan (EYD) ………………………………………... 9

a. Penulisan Huruf ………………………………………………………... 11

b. Penulisan Kata …………………………………………………………. 17

c. Penggunaan Tanda Baca ……………………………………………….. 25

3. Buku Teks (Textbook) ……………………………………………………… 41

B. Penelitian yang Relevan ………………………………………………………... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Page 10: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

vi

A. Subjek dan Objek Penelitian ………………………………………………......... 53

B. Metode Penelitian ………………………………………………….…………… 53

C. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………............ 54

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data …………………………………………. 55

E. InstrumenPenelitian ……………………………………………………............. 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ………………………………………………………………….. 58

B. Analisis dan Interpretasi Data ………………………………………………….. 63

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ……………………………………………………………………….. 83

B. Implikasi ……………………………………………………………………….. 84

C. Saran ………………………………………………………………………........ 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

vii

DAFTAR TABEL

1. TABEL 4.1. “Klasifikasi Jenis Kesalahan pada Buku Teks Bahasa

Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013”

2. TABEL 4.2. “Analisis Kesalahan Penulisan Huruf pada Buku Teks Bahasa

Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013”

3. TABEL 4.3. “Analisis Kesalahan Penulisan Kata pada Buku Teks Bahasa

Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013”

4. TABEL 4.4. “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca pada Buku Teks

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013”

5. TABEL 4.5. “Persentase Kesalahan Penulisan Huruf pada Buku Teks

Bahasa Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013”

6. TABEL 4.6. “Persentase Kesalahan Penulisan Kata pada Buku Teks

Bahasa Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013”

7. TABEL 4.7. “Persentase Kesalahan Penggunaan Tanda Baca pada Buku

Teks Bahasa Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum

2013”

8. TABEL 6.1. Tabel Uji Referensi

9. TABEL 6.2. “Deskripsi Kesalahan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada

Buku Teks Bahasa Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X

Kurikulum 2013”

Page 12: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Uji Referensi

2. Lampiran 2 : “Deskripsi Kesalahan Ejaan yang Disempurnakan (EYD)

pada Buku Teks Bahasa Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X

Kurikulum 2013”

3. Lampiran 3 : Surat Bimbingan Skripsi

4. Lampiran 4 : Surat Permohonan Izin Penelitian

5. Lampiran 5 : Gambaran Umum SMA Negeri 1 Parung

6. Lampiran 6 : Hasil Wawancara

7. Lampiran 7 : Cover Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan

Akademik Kelas X Kurikulum 2013

8. Lampiran 8 : Biodata penulis

Page 13: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ejaan yang Disempurnakan (EYD) merupakan hal yang sangat

penting dalam penyusunan sebuah tulisan ilmiah. Tulisan ilmiah harus

didasari dengan penulisan yang benar mengikuti aturan ejaan yang

disempurnakan yang sudah diatur dan ditetapkan.

Masalah ejaan tampaknya sangat sederhana. Namun

kesederhanaannya itulah yang sering dilupakan oleh penulisnya. Padahal,

pedoman EYD, kamus, dan tata bahasa merupakan rambu-rambu untuk

menuliskan bahasa tulis baku. Ketepatan penggunaan pedoman ejaan bisa

dijadikan ukuran sejauh mana „kepahaman bahasa‟ seseorang, bahkan

dijadikan ukuran sejauh mana seseorang „melek bahasa‟.1

Soal ejaan bukanlah soal yang sukar. Sekali seseorang menguasai

cara menuliskan kata atau kalimat dengan baik, seterusnya orang tersebut

tidak akan membuat kesalahan-kesalahan. Oleh sebab itu, tuntutan untuk

memberikan perhatian terhadap cara penulisan yang benar, apalagi bila

pekerjaan dalam bidang tulis-menulis. Tanpa mempelajarinya dengan

sengaja, kita tidak akan pernah menguasainya dengan baik.2

Pentingnya mempelajari EYD agar tidak terjadi kesalahan dalam

penulisan sebuah karya ilmiah dan dituntut untuk mengikuti aturan yang

telah ada dan yang telah ditetapkan. Salah satu karya ilmiah yang

menuntut penulisan secara benar dan cermat adalah buku teks atau buku

pelajaran. Kita tidak bisa mengandalkan pengetahuan yang hanya sekali

1Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif: Diksi, Struktur, dan Logika, (Bandung: Refika

Aditama, 2007), h. 21. 2J.S. Badudu, Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

1994), h. 99.

Page 14: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

2

dipelajari dan tidak terus digali. Maka dari itu pentingnya belajar terus-

menerus agar kita mengetahui dan paham. Dan setiap orang bisa semakin

mengetahui kesalahan-kesalahan yang mungkin dianggap sepele dan

berusaha untuk memperbaiki setiap kesalahan yang terjadi tanpa

disengaja.

Kesalahan siswa dalam belajar bahasa merupakan sesuatu yang

wajar terjadi. Namun apabila kesalahan dibiarkan akan menjadi kebiasaan

yang kurang baik dan cenderung terulang kembali. Kesalahan-kesalahan

dalam berbahasa siswa khususnya bahasa tulis harus diminimalisir. Hal

ini dapat dilakukan apabila guru mengetahui kesalahan-kesalahan yang

dilakukan oleh siswa, dan guru pun harus memperhatikan bahasa atau

kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam buku teks yang digunakan di

sekolah-sekolah karena sebuah buku teks pun takkan luput dari kesalahan

yang dilakukan oleh penulis maupun editor.

Guru maupun pihak sekolah kerap tidak meneliti buku yang akan

digunakan untuk pembelajaran di sekolah, terutama buku bahasa dan

sastra Indonesia yang memang menjadi salah satu acuan siswa untuk

melihat contoh yang benar dalam penggunaan ejaan selain buku pedoman

ejaan.

Tuntutan untuk sekolah agar memberikan yang terbaik kepada

siswa-siswinya terlihat dari ketelitian pihak sekolah dalam memilih buku

pelajaran yang akan menjadi pedoman pembelajaran. Dan ketelitian pihak

sekolah itu sangat berpengaruh terhadap buku pelajaran yang dipilih.

Seringkali siswa ditugaskan untuk membaca dan menggunakan

buku teks dalam mempelajari materi yang akan disampaikan oleh guru.

Banyak guru tidak menyadari kesalahan-kesalahan, baik itu penulisan

huruf, pemakaian kata maupun tanda baca dalam buku teks yang

digunakan siswa.

Page 15: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

3

Buku teks adalah salah satu media penunjang kegiatan

pembelajaran di sekolah maupun lembaga-lembaga pendidikan lainnya

yang masih sering digunakan. Seperti diketahui penggunaan buku-buku

teks pada setiap sekolah adalah hal yang dominan, hampir semua sekolah

memiliki buku teks pedoman untuk menjadi pegangan setiap guru dan

siswa/siswi. Setiap sekolah biasanya memiliki kepercayaan masing-

masing terhadap isi buku yang diterbitkan oleh penerbit. Kenyataan yang

terjadi, masih terdapat kesalahan dalam penulisan huruf, pemakaian kata,

maupun penggunaan tanda baca pada buku teks pelajaran bahasa dan

sastra Indonesia yang diterbitkan oleh para penerbit Indonesia maupun

Kemendikbud. Oleh karena itu, guru harus memeriksa terlebih dahulu

materi dan penggunaan EYD yang terdapat di dalam buku teks pelajaran

bahasa dan sastra Indonesia.

Penelitian yang akan peneliti lakukan adalah “Analisis Kesalahan

EYD (Ejaan yang Disempurnakan) pada Buku Teks Bahasa Indonesia

Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013”. Dalam hal ini

pentingnya penggunaan EYD dalam buku teks yang digunakan di sekolah

mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini.

B. Identifikasi Masalah

1. Penulisan huruf dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan

Akademik kelas X kurikulum 2013.

2. Penulisan kata dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan

Akademik kelas X kurikulum 2013.

3. Penggunaan tanda baca dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi

Diri dan Akademik kelas X kurikulum 2013.

C. Pembatasan Masalah

Page 16: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

4

Berdasarkan identifikasi di atas, peneliti hanya membatasi pada

Kesalahan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang terdiri dari : 1.

Penulisan huruf 2. Penulisan kata, dan 3. Penggunaan tanda baca pada

buku teks pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas X kurikulum 2013

yang berjudul “Bahasa Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik” karangan

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), penerbit

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun

2014, terdiri dari 222 halaman.

D. Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat kesalahan penulisan huruf dalam buku teks Bahasa

Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik kelas X kurikulum 2013 ?

2. Apakah terdapat kesalahan penulisan kata dalam buku teks Bahasa

Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik kelas X kurikulum 2013 ?

3. Apakah terdapat kesalahan penggunaan tanda baca dalam buku

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik kelas X kurikulum

2013 ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain untuk :

1. Menjelaskan kesalahan penulisan huruf pada buku teks Bahasa

Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik kelas X kurikulum 2013.

2. Menjelaskan kesalahan penulisan kata buku teks Bahasa Indonesia

Ekspresi Diri dan Akademik kelas X kurikulum 2013.

3. Menjelaskan kesalahan penggunaan tanda baca pada buku teks

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik kelas X kurikulum

2013.

F. Manfaat Penelitian

Page 17: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

5

Manfaat untuk guru adalah bahwa guru harus memberi perhatian

lebih lagi terhadap isi materi dan penggunaan EYD yang terdapat dalam

buku teks pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang akan diajarkan

kepada siswa agar tidak terjadi kesalahan dalam pembelajaran. selain itu

guru hendaknya menunjukkan kesalahan-kesalahan penulisan huruf,

penulisan kata, dan penggunaan tanda baca yang terjadi dalam buku teks

tersebut agar siswa dapat mengetahui dan mengerti penulisan huruf,

penulisan kata, dan penggunaan tanda baca yang sesuai dengan EYD

(Ejaan yang Disempurnakan). Guru juga diharapkan untuk lebih sering

memberikan pemahaman tentang penulisan huruf, penulisan kata, dan

penggunakan tanda baca pada siswa agar tidak terjadi lagi kesalahan-

kesalahan tersebut yang diterapkan siswa ke dalam tulisan yang dibuat

dan siswa mampu lebih terampil dalam menulis.

Manfaat untuk sekolah dalam penelitian ini agar lebih mengetahui

kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam buku teks bahasa dan sastra

Indonesia dan lebih teliti dalam memilih buku-buku yang akan menjadi

pedoman bagi guru dan siswa dalam pembelajaran yang akan berlangsung

di sekolah agar terjadinya pembelajaran yang optimal.

Manfaat penelitian ini juga agar dapat mengurangi tingkat

kesalahan pada cetakan buku teks yang menjadi panduan dalam

pembelajaran siswa disekolah.

Page 18: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

6

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Analisis Kesalahan

Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan mengungkapan bahwa,

―Analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh

para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel,

pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan

kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya,

serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan itu‖.1

Pengkajian segala aspek kesalahan itulah yang disebut analisis kesalahan

(anakes). Analisis kesalahan atau anakes mempunyai langkah-langkah

kerja sebagai berikut: a) pengumpulan sampel kesalahan; b)

pengidentifikasian kesalahan; c) penjelasan kesalahan; d) pengklasifikasian

kesalahan; e) pengevaluasian kesalahan.2

Duskopa dan Rosaipal menyatakan sebagai berikut, ―Analisis kesalahan

juga harus dapat (1) menganalisis sumber kesalahan dan (2) penentuan tingkat

kekacauan yang disebabkan oleh kesalahan dalam hubungan dengan

komunikasi dan norma-norma pemakaian. Fokus dan variabel kesalahan sudah

harus ditentukan lebih dahulu agar peneliti atau guru bahasa tidak bekerja

secara tidak menentu dan terarah‖.3

Nanik Setyawati mengungkapkan bahwa, ―Kesalahan Berbahasa adalah

penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari

1Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa,

(Bandung: Angkasa, 1988), h. 68. 2Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Remedi Bahasa, (Bandung: Angkasa, 1984), h. 6.

3Jos Daniel Parera, Linguistik Edukasional: Metodologi Pembelajaran Bahasa, Analisis

Kontrastif Antarbahasa, Analisis Kesalahan Berbahasa, (Jakarta: Erlangga, 1997), h. 145.

Page 19: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

7

faktor-faktor penentu berkomunikasi atau menyimpang dari norma

kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia‖.4

Mengaitkan kesalahan berbahasa dengan kegiatan berbahasa, seperti:

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kesalahan berbahasa yang

terjadi pemakaian bahasa tertulis dan lisan mencakup : menyimak,

berbicara, membaca, menulis, pragmatic, dan sosiolinguistik.5

Klasifikasi Kesalahan Berbahasa menurut Tarigan (1996/1997 : 48-49):

a). Berdasarkan tataran linguistik, kesalahan berbahasa dapat

diklasifikasikan menjadi: kesalahan berbahasa di bidang fonologi,

morfologi, sintaksis, (frasa, klausa, kalimat), semantik, dan wacana;

b). Berdasarkan kegiatan berbahasa atau keterampilan berbahasa dapat

diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa dalam menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis;

c). Berdasarkan sarana atau jenis bahasa yang digunakan dapat berwujud

kesalahan berbahasa secara lisan dan secara tertulis;

d). Berdasarkan penyebab kesalahan tersebut terjadi dapat

diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa karena pengajaran dan

kesalahan berbahasa karena interferensi; dan

e). Kesalahan berbahasa berdasarkan frekuensi terjadinya dapat

diklasifikasikan atas kesalahan berbahasa yang paling sering, sedang,

kurang, dan jarang terjadi.6

Jadi, analisis kesalahan adalah cara mengidentifikasi kesalahan dari data-

data yang sudah dikumpulkan dan diklasifikasi dalam kelompok.

4Nanik Setyawati, Analisis Kesalahan Berbahasa: Teori dan Praktik, (Surakarta: Yama

Pustaka, 2010), h. 15. 5Sri Utari Subyakto Nababan, Analisis Kontranstif dan Kesalahan : Suatu Kajian Dari

Sudut Pandang Guru Bahasa, (Jakarta: PPS IKIP, 1994), h. 88.

6Setyawati, op. cit., h. 19.

Page 20: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

8

a. Analisis Buku Pelajaran Bahasa

Nurhadi (1995: 395) menjelaskan bahwa prosedur analisis aspek

pedagogis tata bahasa pendidikan mengacu pada penelitian aspek

metodologis sebuah buku pelajaran bahasa atau tata bahasa pendidikan.

Secara garis besar, prosedur analisis aspek pedagogis tata bahasa yang

disarankan oleh Kizilirmak via Nurhadi (1995: 398), meliputi 1)

analisis kebutuhan belajar bahasa siswa, 2) menentukan tujuan khusus,

3) menerapkan kriteria evaluasi, 4) menentukan score mentah, rata-rata,

dan gambaran profil, 5) menggambarkan dan membandingkan dengan

profil ideal, 6) menentukan keputusan: memakai atau tidak, dan 7)

melangkah pada sikap selanjutnya, yaitu: mengubah, menambah,

mengadaptasi, atau mengganti.

Ketujuh prosedur analisis aspek pedagogis tata bahasa pendidikan

tersebut dapat dirangkum dalam tiga tahap utama, yaitu tahap analisis,

penyajian hasil analisis, dan evaluasi (Nurhadi, 1995: 396). Nurhadi

menjelaskan tahap analisis meliputi menganalisis kebutuhan belajar siswa,

menentukan tujuan khusus pengajaran bahasa, dan menerapkan kriteria

evaluasi.

Prosedur berikutnya adalah langkah penyajian hasil. Tahap ini

ketika penganalisis menyajikan kesimpulan hasil analisisnya, sehingga

laporan itu memiliki ‗daya baca‘.

Langkah terakhir yaitu penilaian atau evaluasi, adalah langkah

memutuskan apakah sebuah buku memenuhi syarat pedagogis atau tidak;

layak dipakai atau tidak; perlu direvisi atau tidak; diubah atau tidak; dibeli

Page 21: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

9

atau tidak; dan sebagainya, bergantung pada tujuan akhir dari analisis yang

dilakukan (Nurhadi, 1995: 420).7

2. Ejaan yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau yang lazim disebut

EYD dinyatakan mulai berlaku sejak penggunaannya diresmikan oleh

Presiden Republik Indonesia, Soeharto, pada tanggal 16 Agustus 1972.

Peresmian yang diumumkan di dalam siding DPR itu diperkuat dengan

Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972. Bersamaan dengan Pedoman

Umum Pembentukan Istilah, selanjutnya Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia yang Disempurnakan ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan pada tanggal 31 Agustus 1975 dan dinyatakan dengan resmi

berlaku di seluruh Indonesia.8

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi

ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan

dan penggabungannya dalam suatu bahasa).Secara teknis, yang dimaksud

dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda

baca9.

Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku

sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan

Republik.EYD memberikan aturan-aturan dasar tentang bunyi kata, kalimat,

7 Retno Kurniasari Widianingsih, Analisis Kesalahan Ejaan pada Buku Teks Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia untuk Kelas VI Sekolah Dasar Terbitan Yudhistira dan Erlangga, (Skripsi S1

Yogyakarta: Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, 2014), h. 14. 8Mustakim, Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia untuk Umum, (Jakarta: Gramedia

Pusaka Utama, 1996), h. 13. 9E. Zaenal Arifin dan S Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia: Untuk Perguruan

Tinggi, (Jakarta: akademika Pressindo, 2010), h. 164.

Page 22: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

10

dan penggunaan tanda baca. Kehadiran EYD ini merupakan satu upaya untuk

menstandarkan bahasa Indonesia secara baik dan benar.10

Ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekadar masalah

pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa (kata atau

kalimat) dengan menggunakan huruf dan tanda baca sebagai sarananya.11

Ejaan adalah keseluruhan ketentuan yang mengatur pelambangan bunyi

bahasa, termasuk pemisahan dan penggabungannya, yang dilengkapi pula

dengan penggunaan tanda baca. Pengertian tersebut kiranya sejalan dengan

apa yang dirumuskan dalam KBBI (hlm. 250) yang menyatakan bahwa ejaan

adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb.)

dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.12

Menurut Harimurti Kridalaksana dalam kamus linguistik edisi keempat.

―Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang

distandarisasikan, yang lazimnya mempunyai 3 aspek yakni aspek fonologis

yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad,

aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis,

aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca‖.13

Ejaan atau tata cara menulis bahasa Indonesia dengan huruf Latin untuk

ketiga kali dibakukan secara resmi pada tahun 1972, setelah berlakunya Ejaan

Van Ophuijsen (1901) dan Ejaan Soewandi (1974). Pada tahun 1975

dikeluarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

yang menguraikan kaidah ejaan yang baru itu secara terinci dan lengkap.14

10

Ernawati Waridah, EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan, (Jakarta: Kawan Pustaka, 2009), h. iii.

11Lamuddin Finoza, Kemahiran Berbahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan

Bahasa, (Jakarta: Mawar Gempita, 1997), h. 11. 12

Yunita T. dkk, Karya Tulis Imliah Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia), h. 177.

13Harimurti. Kridalaksana, Kamus Lingustik Edisi Keempat, (Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2008), h. 54. 14

Hasan Alwi. dkk, Tata Bahasa Baku: Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2010), h. 16.

Page 23: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

11

Ejaan yang Disempurnakan (EYD) merupakan ejaan yang menjadi

penyempurna ejaan-ejaan sebelumnya.

Jadi, ejaan adalah keseluruhan peraturan yang resmi dan dijadikan

pedoman dalam setiap penulisan karya ilmiah untuk merujuk kepada bahasa

Indonesia yang baik dan benar.

Sebagian besar makna kalimat dalam ragam lisan dipengaruhi oleh unsur

nonbahasa seperti intonasi dan situasi. Dalam bahasa tulis, unsur bahasa

seperti itu tidak ada.Unsur yang digunakan dalam bahasa tulis hanya huruf dan

dan tanda baca. Oleh sebab itu, secara garis besarnya, ruang lingkup ejaan

terdiri dari hal-hal sebagai berikut:

a) Pemakaian huruf yang terdiri dari alphabet/abjad, vocal,

konsonan, pemenggalan kata, dan nama diri.

b) Penulisan huruf yang terdiri dari huruf kapital dan huruf miring.

c) Penulisan kata yang terdiri dari kata dasar, kata turunan, kata

ulang, gabungan kata, kata ganti, kata depan, kata sandang,

partikel, singkatan dan akronim, dan angka dan lambang bilangan.

d) Penulisan unsur serapan yang membicarakan tata cara penulisan

unsur serapan terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing.

e) Pemakaian tanda baca yang berbicara tentang tanda titik (.),

tanda koma (,), titik koma (;), titik dua (:), tanda hubung (-), tanda

pisah (--), tanda ellipsis (…), tanda Tanya (?), tanda seru (!), tanda

kurung ([]), tanda kurung siku ({}), tanda petik ganda (―…‖), tanda

petik tunggal (‗…‘), tanda garis miring (/), tanda

penyingkat/apostrof (‗).15

a. Penulisan Huruf

Huruf yang ada dalam alphabet Latin hanya 26 buah, sedangkan

jumlah fonem bahasa Indonesia ada 28 buah. Oleh karena itu, ada sebuah

15

Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A, Pembinaan Bahasa Indonesia, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2007), h. 20.

Page 24: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

12

huruf yang digunakan untuk melambangkan dua buah fonem yang

berbeda; dan ada juga digunakan gabungan dua buah huruf untuk

melambangkan sebuah fonem.16

1. Penulisan Huruf Kapital

a). Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada

awal kalimat.

Misalnya :

Apa yang terjadi ?

Ia menulis buku.

Pengalaman itu sangat berharga.

b). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Misalnya :

Guru bertanya, ―Siapa yang tidur itu?‖

―Kemarin dia berangkat,‖ katanya.

―Besok sore,‖ kata Ibu, ―Bapak akan berangkat‖.

c). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan

yang berhubungan dengan nama agama, Tuhan dan kita suci,

termasuk kata ganti untuk Tuhan.

Misalnya :

Islam

Katolik

Allah

Yang Maha Adil

Tuhan akan memberi rahmat kepada hamba-Nya.

d). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,

keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.

16

Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 38.

Page 25: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

13

Misalnya :

Haji Umar Sahid

Nabi Musa

Pangeran Antasari

- Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar,

kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama

orang.

Misalnya :

Dia baru saja diangkat menjadi pangeran.

Ia mendapat bintang mahaputra dari pemerintah.

e). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan, yang

diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan

sebagai pengganti nama orang tertentu.

Misalnya :

Wakil Presiden Boediono

Perdana Menteri Nehru

- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau

nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya.

Misalnya :

Sidang itu dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia.

Kegiatan itu direncanakan oleh Departemen Kehakiman Nasional.

- Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan

dan pangkat yang tidak diikuti nama orang atau nama tempat.

Misalnya :

Siapa gubernur yang baru dilantik ?

Batalyon itu dipimpin oleh brigadier jenderal.

Page 26: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

14

f). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.

Misalnya :

Dewi Sartika

Halim Perdanakusuma

Ampere

Catatan :

- Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang

digunakan sebagai nama sejenis atau satuan ukuran.

Misalnya :

5 ampere

- Dalam nama orang, huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan

huruf pertama kata bin atau binti.

Misalnya :

Abdullah bin Zaini

- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan nama orang

yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.

Misalnya :

pascal seconds Pas

N Newton

g). Huruf kapital sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.

Misalnya :

Bangsa Indonesia

Page 27: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

15

Suku Banjar17

h). Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk

ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah

dan ketatanegaraan, serta dokumentasi resmi.

Misalnya :

Warga dunia mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menengahi

agresi Israel ke Palestina.

i). Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk

semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah,

surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di,ke,dari, dan,

yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.

Misalnya :

Aku baru saja membaca Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia.

j). Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama

gelar, pangkat, dan sapaan.

Misalnya :

S.Hum. (Sarjana Humaniora) dan S.H. (Sarjana Hukum)

Nn. Utami (Nona Utami)18

Jadi, penulisan huruf kapital adalah salah satu aturan yang terdapat di

dalam Ejaan yang Disempurnakan yang harus ditaati cara penulisannya.

2. Penulisan Huruf Miring

a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,

majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan. Dalam tulisan

17

Tim Bahasa, Pedoman Lengkap EYD “Ejaan Yang Disempurnakan”, (Yogyakarta: Cahaya Atma, 2011), h. 9.

18Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI,

Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia, (Jakarta: TransMedia, 2010), h. 10.

Page 28: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

16

tangan atau ketikan, kata yang harus ditulis dengan huruf miring

ditandai dengan garis bawah satu.

Misalnya:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa menerbitkan majalah

Bahasa dan Kesustraan.

Berita itu sudah saya abaca dalam surat kabar Angkatan Bersenjata dan

Republik.

Catatan:

Garis bawah satu, sebagai tanda kata yang dicetak miring, harus

terputus-putus, kata demi kata.

b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau

mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.

Misalnya:

Kata daripada digunakan secara tepat dalam kalimat Penyelenggaraan

Pemilu 1999 lebih baik daripada pemilu-pemilu sebelumnya.

Buatlah kalimat dengan kata dukacita.

c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama-

nama ilmiah atau ungkapan bahasa asing atau bahasa daerah, kecuali

yang disesuaikan ejaannya.

Misalnya:

Apakah tidak sebaiknya kita menggunakan kata penataran untuk kata

upgrading?

Nama ilmiah buah manggis ialah carcinia mangestana.

Catatan:

Sebenarnya, banyak penulisan huruf miring yang lain ataupun

penandaan suatu maksud dengan memakai bentuk huruf tertentu

(ditebalkan dan sebagainya). Akan tetapi, soal itu lebih menyangkut

masalah tipografi pencetakan.19

19

E. Zaenal Arifin dan S Amran Tasai, op. cit., h. 209.

Page 29: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

17

b. Penulisan Kata

1. Kata Turunan (khususnya kata gabung berimbuhan)

Imbuhan (awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan kata yang

langsung mengikuti atau mendahuluinya. Perhatikan contoh berikut ini!

Tanggung jawab bertanggung jawab

Garis bawah garis bawahi

Bentuk dasar gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan

akhiran (konfiks) ditulis serangkai.

Tanggung jawab mempertanggungjawabkan

Tidak adil ketidakadilan

Jika salah satu unsur gabungan kata hanya digunakan dalam kombinasi,

gabungan kata tersebut ditulis serangkai. Perhatikan penulisan kata-kata

berikut ini!

Amoral Antarkota

Adipati Narapidana

Swadaya Ekstrakulikuler

2. Kata Depan (Preposisi)

Kata depan dituliskan terpisah dengan kata yang mengikutinya,

kecuali daripada dan kepada (yang dianggap satu kata).

Misalnya:

Lebih baik tinggal di sini daripada pergi ke daerah itu.

Surat itu dikirimkan kepada orang tuanya di desa.

Perhatikan penulisan kata-kata yang dicetak miring berikut ini!

Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu.

Page 30: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

18

Baru saja dia masuk, kemudian keluar lagi.

Kata depan dari dapat digunakan untuk menunjukkan pengertian

‗tempat‘ atau ‗asal yang ditinggalkan‘, ‗sejak‘, ‗asal atau bahan suatu

benda‘, dan ‗di antara‘, sedangkan kata depan daripada digunakan untuk

menyatakan ‗perbandingan‘ dua hal atau lebih tidak ada kata dari atau

daripada yang berarti ‗milik‘.

3. Partikel

Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang

mendahuluinya. Perhatikan contoh berikut ini!

Di manakah kau taruh barang berharga itu?

Demikianlah maksud kedatangan saya.

Partikel per dan pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya.

Apa pun yang dimakannya, dia tetap kurus.

Satu per satu mereka memasuki ruang pemeriksaan.20

4. Singkatan dan Akronim

Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan, yang terdiri atas satu huruf

atau lebih.

a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat—diikuti

dengan tanda titik.

Misalnya:

Nn. Rosi Maria Adha

Jend. Muhammad Fauzi

20

Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif: Diksi, Struktur, dan Logika, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h. 27.

Page 31: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

19

b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau

organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atau huruf awal kata

ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.

Misalnya:

RAPBN Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda

titik.

Misalnya:

Dll. dan lain-lain

Dsb. dan sebagainya

Adapun untuk singkatan yang terdiri atas dua huruf, ditulis sebagai

berikut.

a.n. atas nama

s.d. sampai dengan

d. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata

uang tidak diikuti tanda titik.

Cm sentimeter

Kg kilogram

Akronim

Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal,

gabungan suku kata, atau pun gabungan huruf dan suku kata dari deret

kata yang diperlakukan sebagai kata.

Page 32: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

20

a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata

ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.

Misalnya:

LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

UIN Universitas Islam Negeri

b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf

dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.

Misalnya:

Mendagri Menteri Luar Negeri

c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,

ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret serta seluruhnya ditulis

dengan huruf kecil.

Misalnya:

Presdir presiden direktur21

5. Pemakaian Angka dan Lambang Bilangan

Lambang bilangan dapat dinyatakan dengan angka, baik angka arab

(0,1,2, dan seterusnya) maupun angka romawi (I,II,III, dan seterusnya).

Angka arab digunakan untuk menyatakan:

(1) Ukurang panjang. Berat, dan isi;

(2) Satuan waktu;

(3) Nilai uang;

(4) Nomor rumah, apartemen, atau kamar pada alamat;

(5) Nomor bagian-bagian dalam naskah dan karya tulis;

(6) Jumlah dari suatu hal, barang, atau orang.22

a). Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara

berikut. Misalnya :

21

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, op. cit., h. 13.

22Masnur Muslich, Fonologi Bahasa Indonesia Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi Bahasa

Indonesia, (Malang: Bumi Aksara, 2008), h. 145.

Page 33: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

21

Menurut hasil pertandingan sementara, Chelsea masih bertengger

di posisi ke-4, menyusul Arsenal di posisi ke-3, Liverpool di posisi

ke-2, dan MU di posisi pertama.

b). Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua

kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan

digunakan secara berurutan, seperti dalam perincian dan

pemaparan. Misalnya :

Kelas itu terdiri atas dua puluh orang. Panitia lomba membeli 70

pulpen, 140 pensil, dan 280 buku untuk persiapan hadiah.

c). Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika

perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat

dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal

kalimat.Misalnya :

Sepuluh tim terdaftar dalam lomba cerdas cermat itu.

Lomba jalan santai itu diikuti oleh 140 peserta.

d). Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat,

luas, da nisi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, serta (iv) kuantitas.

Misalnya :

Tinggal minimal untuk menjadi pramugari adalah 160 sentimeter.

Bibi membeli 3 kilogram beras.

e). Angka lazim digunakan untuk melambangkan nomor jalan ,

rumah, apartemen, atau kamar pada alamat. Misalnya :

Jalan Kampus II no. 8

f). Angka digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab

suci. Misalnya :

Surah Alfatihah: 1

Page 34: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

22

g). Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai

berikut.

Bilangan utuh

Sebelas 11

Bilangan pecahan

Setengah ½

h). Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an

mengikuti cara berikut.

Barang antik itu berasal dari tahun 1700-an

Harga baju di toko itu sekitar 50.000-an

i). Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja

sebagian supaya lebih mudah dibaca. Misalnya :

Kuis itu menjanjikan hadiah 500 juta rupiah.

j). Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus

dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan

kuitansi. Misalnya :

Ochi mengoleksi tiga puluh tas.

k). Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf,

penulisannya harus tepat. Misalnya :

Saldo terakhir di ATM-ku berjumlah Rp.49.999 (empat puluh

sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan

rupiah)23

.

23

Ibid, h. 15.

Page 35: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

23

Jadi, pemakaian angka dan bilangan adalah salah satu

aturan yang terdapat di dalam Ejaan yang Disempurnakan yang

harus ditaati cara pemakaiannya.

6. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya (Pronomina)

Kata ganti ku-, kau- ditulis serangkai dengan kata yang

mengikutinya: -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata

yang mendahuluinya. Misalnya:

Majalah itu boleh kubaca

Kamarnya sedang diperbaiki

Catatan:

Kata-kata ganti itu (-ku, -mu, dan -nya) dirangkai dengan tanda

hubung apabila digabung dengan bentuk yang berupa singkatan

atau kata yang diawali huruf kapital.

Misalnya:

BPKB-nya

KTP-ku

Kata si dan sang

kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Misalnya:

Ibu itu membelikan sang suami sebuah computer.

Surat itu diberikan kepada si penerima.

Catatan:

Huruf awal si dan sang ditulis dengan huruf kapital jika kata-kata

itu diperlukan sebagai unsur nama diri.

Misalnya:

Dalam cerita itu, Si Pitung berkelahi dengan penjajah.

Petani itu marah sekali kepada Sang Kancil.24

24

Tim Bahasa, op. cit., h. 41.

Page 36: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

24

7. Kata Ulang (Reduplikasi)

kata ulang adalah kata yang mengalami proses pengulangan, kata

ulang terbagi menjadi ke dalam empat jenis, yakni sebagai berikut.

a. Kata ulang dasar (dwilingga) disebut pula perulangan utuh.

Misalnya: mobil-mobil, gedung-gedung.

b. Kata ulang berimbuhan adalah bentuk perulangan yang disertai

proses pengimbuhan.

Misalnya: padi-padian, mobil-mobilan.

c. Kata ulang berubah bunyi (salin suara) adalah bentuk perulangan

yang disertai dengan perubahan bunyi.

Misalnya: sayur-mayur, mondar-mandir.

d. Kata ulang sebagian (dwipurwa) adalah bentuk perulangan yang

terjadi hanya pada sebagian bentuk dasar.

Misalnya: pepohonan, melihat-lihat.

8. Kata Sandang (Artikula)

Kata sandang adalah kata yang dipakai untuk membatasi kata

benda. Kata sandang dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut.

a. Kata sandang yang mendampingi kata benda dasar.

Misalnya: si monyet, para guru.

b. Kata sandang yang mendampingi kata benda yang dibentuk dari

kata dasar (nomina deverbal).

Misalnya: si terdakwa, si perampok.

c. Kata sandang yang mendampingi kata ganti.

Misalnya: si dia, sang aku.

d. Kata sandang yang mendampingi kata kerja pasif.

Misalnya: kaum teraniaya, si tertuduh.25

25

Ernawati Waridah, op. cit,. h. 282.

Page 37: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

25

c. Penggunaan Tanda Baca

Tanda baca menurut Kusno Budi Santoso adalah ―suatu alat

kalimat yang berupa tanda-tanda ekstra lingual seperti koma (,), titik (.),

tanda seru (!), dan sebagainya yang sangat besar peranannya dalam

menentukan makna kalimat‖.26

Tanda baca merupakan pengganti intonasi, nada, dan tekanan yang

muncul dalam ragam lisan. Tanda baca dapat membantu pembaca untuk

memahami jalan pikiran penulisnya. Alangkah sulitnya kita memahami

suatu tulisan yang tidak dilengkapi dengan tanda baca.27

Pemakaian tanda baca dalam ejaan bahasa Indonesia yang

Disempurnakan mencakup pengaturan tanda titik, tanda koma, tanda titik

dua, tanda hubung,tanda pisah, tanda elipsis, tanda tanya, tanda seru, tanda

kurung, tanda kurung siku, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda ulang,

tanda garis miring, dan penyingkat28

.

Jadi, tanda baca merupakan alat yang dipergunakan dalam kalimat

yang berupa tanda ekstra lingual, seperti tanda titik, tanda koma, tanda

Tanya, dan sebagainya. Gunanya untuk menjadi pembatas atau penjeda

dalam kata maupun kalimat.

a) Tanda Titik (.)

a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau

seruan. Misalnya:

Ayahku tinggal di Solo.

Biarlah mereka duduk di sana.

Hari ini tanggal 6 April 2008.

26 Kusno Budi Santoso, Problematika Bahasa Indonesia: Sebuah Analisis Prktis Bahasa

Baku, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h. 128. 27

Felicia N. Utorodewo, Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah, (Depok: Universitas Indonesia, 2006), h. 125.

28E. Zaenal Arifin dan S Amran Tasai, op. cit., h. 197.

Page 38: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

26

b. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu

bagan, ikhtisar, atau daftar.

Misalnya:

III. Departemen Dalam Negeri

A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa

B. Direktorat jenderal Agraria

1. ….

1. Patokan umum

1.1 Isi Karangan

1.2 Ilustrasi

1.2.1 Gambar Tangan

1.2.2 Tabel

1.2.3 Grafik

Catatan : tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf

dalam suatu bagian atau ikhtisar jika angka atau huruf itu

merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.

c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik

yang menunjukkan waktu.

Misalnya:

Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)

d. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik

yang menunjukkan jangka waktu.

Misalnya:

1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)

0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)

0.0.30 jam (30 detik)

e. tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak

berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit

dalam daftar pustaka.

Page 39: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

27

Misalnya:

Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara, Weltevredan: Balai

Poestaka.

f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau

kelipatannya.

Misalnya:

Desa itu berpendudukan 24.200 orang.

Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.

Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan

atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.

Misalnya:

Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.

Lihat halaman 2345 dan seterusnya.

g. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala

karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.

Misalnya:

Acara kunjungan Adam Malik

Bentuk dan Kebudayaan (Bab 1 UUD 1945)

h. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan

tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.

Misalnya:

Jalan di Ponegoro 82

Jakarta (tanda titik)

Yth.Sdr. Moh. Hasan (tanda titik)

Jalan Arif 41 (tanda titik)

Atau:

Kantor Penempatan Kerja (tanda titik)

b). Tanda Koma (,)

a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian

Page 40: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

28

atau pembilangan.

Misalnya:

Saya membeli tas, pena, dan tinta.

Satu, dua, …..tiga!

b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara yang

satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata

hubung seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan.

Misalnya:

Saya ingin datang, tetapi hari hujan.

Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.

c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dengan induk

kalimat jika anak kalimat mendahului induk kalimatnya.

Misalnya:

Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.

Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dengan

induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.

Misalnya:

Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

Dia lupa akan janjinya karena sibuk.

d. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan pengubung

antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di

dalamnya oleh Karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu,

danakan tetapi.

Misalnya:

….Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.

…. Jadi, soalnya tidak semudah itu.

e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari

bagian lain dalam kalimat.

Misalnya:

Kata ibu, ―Saya gembira sekali.‖

Page 41: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

29

―Saya gembira sekali,‖ kata ibu,‖karena kamu lulus.‖

f. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik

yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama

diri, keluarga, atau marga.

Misalnya:

C. Ratulangi, S.E.

Ny. Khadijah, M.A.

g. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang

sifatnya tidak membatasi.

Misalnya:

Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.

Di daerah kami, misalnya, masih banyak laki-laki yang makan

sirih.

h. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah,

aduh, kasihan, dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.

Misalnya:

O, begitu?

Wah, bukan main!

Hati-hati, ya, nanti jauh.

i. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-

bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan

wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

Misalnya:

Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas

Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.

Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor Surabaya, 10 Mei 1960

j. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik

susunannya dalam daftar pustaka.

Misalnya:

Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa

Indonesia.Jilid 1 dan. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.

Page 42: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

30

k. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.

Misalnya:

W.J.S Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-

mengarang (Yogyakarta; UP Indonesia, 1967), hlm. 4.

l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara

rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.

Misalnya:

12,5 m

Rp. 12,50

m. Tanda koma dipakai –untuk menghindari salah baca-di belakang

keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

Misalnya:

Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan

sikap yang bersungguh-sungguh.

Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.

Bandingkan dengan:

Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam

pembinaan dan pengembangan bahasa.

Karyadi mengucapkan terima kasih atas bantuan Agus.

n. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan letikan langsung dari

bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan itu

berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.

Misalnya:

―Di mana Saudara tinggal? ‖ tanya Karim.

―Berdiri lurus-lurus!‖ perintahnya.

c). Tanda Titik Dua (:)

a. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap

jika diikuti rangkaian atau pemerian.

Page 43: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

31

Misalnya:

Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan

lemari.

Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup

atau mati.

Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu

merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Misalnya:

Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

Fakultas itu mempunyai jurusan ekonomi umum dan jurusan

ekonomi perusahaan.

b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang

memerlukan pemerian.

Misalnya:

Ketua : Ahmad Wijaya

Sekretaris : S. Handayani

Bendahara : B. Hartawan

Tempat Sidang : Ruang 104

Pengantar Acara : Bambang S.

Hari : Senin

Waktu : 09.30

c. Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang

menunjukkan pelaku dalam percakapan.

Misalnya:

Ibu : (meletakkan beberapa kopor) ―Bawa kopor ini, Mir!‖

Amir : ―Baik, Bu‖ (mrngangkat kopor dan masuk)

Ibu : ―Jangan lupa. Letakkan baik-baik!‖ (duduk di kursi besar)

d. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman,

(ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan

anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku

acuan dalam karangan.

Page 44: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

32

Misalnya:

Tempo, 1 (1971), 34:7

Surah Yasin: 9

Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi,

sudah terbit.

d). Tanda Titik Koma (;)

Tanda titik koma (;) dapat digunakan:

a. Untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan

setara.

Misalnya:

Malam makin larut; pekerjaan kami belum selesai juga.

b. Untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat

majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

Misalnya:

Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk di dapur; adik

menghafalkan pelajarannya; saya sendiri sedang mendengarkan

radio.29

e). Tanda Hubung (-)

a. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.

Misalnya:

Anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan.

29

Chaer, op. cit,. h. 76.

Page 45: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

33

b. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan

bagian-bagian kata atau ungkapan dan (ii) penghilang bagian

kelompok kata.

Misalnya:

Ber-evolusi, dua puluh lima-ribuan (20 x 5000) tanggung

jawab dan kesetiakawanan-sosial.

Bandingkan dengan:

Be-revolusi, dua-puluh-lima-ribuan (1 x 2500), tanggung

jawab dan kesetiakawanan social

c. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata

berikutnya yang dimulai dengan huruf capital, (ii) ke- dengan

angka, (iii) angka dengan –an, (iv) singkatan berhuruf capital

dengan imbuhan atau kata, atau (v) nama jabatan rangkap.

Misalnya:

se-Indonesia,

se-Jawa Barat,

hadiah ke-2,

d. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan unsur bahasa

Indonesia dengan unsure bahasa asing.

Misalnya:

Di-smash, pen-tackle-an

e. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang

terpisah oleh pergantian baris.

Misalnya:

Di samping cara-cara lama itu ada juga ca-ra yang baru.

Suku kata yang berupa vocal tidak ditempatkan pada ujung

baris atau pangkal baris.

Misalnya:

Beberapa pendapat mengenai masalah itu

Telah disampaikan….

Atau

Page 46: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

34

Beberapa pendapat mengenai masalah

Itu telah disampaikan….

Bukan

Beberapa pendapat mengenai masalah i-

tu telah disampaikan ….

f. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di

belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya

pada pergantian baris.

Misalnya:

Kami ada cara yang baru untuk meng-

ukur panas

kukuran baru itu memudahkan kita meng-

ukur kelapa

akhiran –i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf

saja pada pangkal baris.

g. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu

dan bagian-bagian tanggal30

.

Misalnya:

p-a-n-i-t-i-a

8-4-1973

f). Tanda Pisah (—)

a. Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau

kalimat yang memberikan penjelasan di luar bangun kalimat.

Misalnya:

Kemerdekaan itu—hak segala bangsa—harus

dipertahankan.

30

Ernawati Waridah, op. cit,. h. 37.

Page 47: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

35

Keberhasilan itu—saya yakin—dapat dicapai kalau kita

mau berusaha keras.

b. Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan

aposisi atau keterangan yang lain, sehingga kalimat menjadi

lebih jelas.

Misalnya:

Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini

juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang

alam semesta.

Gerakan pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat sumpah

pemuda—harus terus di tingkatkan.

c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau

tempat dengan arti ―sampai dengan‖ atau ―sampai ke‖.

Misalnya:

Tahun 1928—2008

Jakarta—Bandung

Catatan:

1. Tanda pisah tunggal dapat digunakan untuk memisahkan

keterangan tambahan pada akhir kalimat.

Misalnya: Kita memerlukan alat tulis-pena, pensil dan kertas.

2. Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah

tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.

g). Tanda Elipsis (…)

Tanda ellipsis berupa tiga buah titik (…) digunakan untuk menunjukkan

adanya bagian-bagian kalimat yang dihilangkan.

Misalnya:

Page 48: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

36

Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.

Catatan:

Kalau tanda ellipsis itu berada pada akhir kalimat, maka ditambah satu titik

lagi, yaitu titik yang menyatakan berakhirnya kalimat itu; jadi, semuanya ada

empat buah titik.

Misalnya:

Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-

hati….

h). Tanda Tanya (?)

Tanda Tanya (?) digunakan:

a. Pada akhir kalimat tanya

Misalnya:

Siapa namamu?

Anda sudah tahu, bukan?

b. Untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat

dibuktikan kebenarannya (dalam hal ini tanda Tanya itu diapit oleh tanda

kurung).

Misalnya:

Dia dilahirkan tahun 1918 (?) di Jakarta.

Ayahnya bekerja di kantor pos (?)

i). Tanda Seru (!)

Page 49: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

37

Tanda seru (!) digunakan sesudah kalimat, ungkapan, atau

pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau yang menyatakan

kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.

Misalnya:

Alangkah besarnya kapal itu!

Merdeka!

j). Tanda Kurung (())

Tanda kurung digunakan:

a. Untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

Misalnya:

Kami mengunjungi Monas (Monumen Nasional)

Hadir juga dalam acara itu Letjen (Purnawirawan) T.B.

Simatupang.

b. Untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian

integral pokok pembicaraan.

Misalnya:

Sajaknya yang bejudul ―Ubud‖ (nama tempat terkenal di pulau Bali)

ditulis pada tahun 1962.

Dia pindah ke Genteng (Kota kecil dekat Banyuwangi, Jawa Timur)

mengikuti orang tuanya.

c. Untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri

keterangan, tanpa kurung buka.

Misalnya:

Factor-faktor produksi meyangkut masalah berikut:

Page 50: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

38

1) Alam

2) Tenaga kerja; dan

3) Modal.

k). Tanda Kurung Siku ( [ ] )

Tanda kurung siku ( [ ] ) digunakan:

a. Untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi, atau

tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain.

Tanda itu menjadi isyarat bahwa kesalahan itu memang terdapat di

dalam naskah asli.

Misalnya:

Sang Sapurba [d]engar bunyi gemerisik.

b. Untuk mengapit keterangan di dalam kalimat penjelas yang sudah

bertanda kurung.

Misalnya:

… (Perbedaan antara dua macam proses ini [lihat Bab 1] tidak

dibicarakan) ….

l). Tanda Petik (―…‖)

Tanda petik (―…‖) digunakan:

a. Untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan

naskah, atau bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda petik itu ditulis

sama tinggi di sebelah atas baris.

Misalnya:

Page 51: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

39

Kata ayah, ―Saya akan datang.‖

―Saya belum siap,‖ jawab Nita, ―tunggu sebentar.‖

b. Untuk mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila dipakai

di dalam kalimat.

Misalnya:

Sajak ―Aku‖ karangan Chairil Anwar terdapat pada halaman

terakhir buku itu.

c. Untuk istilah yang masih kurang dikenal atau kata yang mempunyai

arti khusus.

Misalnya:

Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara ―coba dan ralat‖ saja.

Catatan:

a. Tanda petik penutup terletak di belakang tanda baca yang mengakhiri

petikan langsung.

Misalnya:

Kata adik, ―Saya mau makan.‖

b. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di

belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai

dengan arti kusus.

Misalnya:

Karena perutnya besar, ia mendapat julukan ―Si Gendut‖.

m). Tanda Petik Tunggal (‗…‘)

Page 52: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

40

Tanda petik tungga dipakai:

a. Untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain.

Misalnya:

Tanya Basri, ―Kau dengarkah bunyi ‗kring-kring‘ tadi?‖

b. Untuk mengapit terjemahan atau penjelasan kata, atau ungkapan asing.

Misalnya:

Rate of inflation ‗laju inflasi‘

n). Tanda Garis Miring (/)

Tanda garis miring digunakan:

a. Dalam penomoran kode surat.

Misalnya:

No. 07/PR/1976

b. Sebagai pengganti kata dan, per, atau nomor pada alamat.

Mahasiswa/mahasiswi

o). Tanda Penyingkat (apostrof)

Tanda penyingkat (apostrof) digunakan sebagai tanda adanya

penghilangan bagian kata.

Misalnya:

Ali ‗kan kutemui (‗kan = akan)

Malam ‗tlah larut (‗lah = telah)31

31

Chaer, op. cit,. h. 84.

Page 53: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

41

Jadi, tanda baca adalah salah satu aturan yang terdapat di dalam Ejaan

yang Disempurnakan yang harus ditaati cara penggunaanya. Tanda baca yang

terdiri dari 15 tanda diantaranya tanda titik, tanda koma, tanda titik dua, tanda

hubung, tanda pisah, tanda petik, tanda petik tunggal.

3. Buku Teks (Text Book)

a. Pengertian Buku Teks (Text Book)

A. J. Loveridge bersama tiga rekannya dalam buku Preparing Textbook

Manuscripts: A Guide for Authors in Developing Countries (1970)

memberikan definisi textbook sebagai berikut:

―Buku pelajaran adalah buku sekolah yang memuat bahan yang telah dipilih

mengenai mata pelajaran tertentu dan disusun secara sistematis untuk

dipahami.‖32

Minto Rahayu mengungkapkan bahwa, ‖Buku teks (Textbook)

merupakan tulisan ilmiah yang mempunyai sumber bahan pustaka dan

dipergunakan untuk keperluan pendidikan dan pengajaran‖.33

Buku pada dasarnya adalah suatu karangan berisi gagasan seseorang yang

dicetak pada lembaran-lembaran yang dijahit/dilekatkan dengan diberi sampul

sehingga memiliki bentuk wajah dan susunan fisik tertentu.

Untuk memberikan pemahaman lebih luas dapatlah dikutipkan definisi

tentang buku yang dirumuskan oleh para ahli luar negeri.

―A unit of publication, either bibliographically independent. Or a volume in a

series published under the same title.‖

(Suatu satuan terbitan, baik yang secara bibliografis berdiri sendiri atau

suatu jilid dalam suatu seri yang diterbitkan di bawah judul yang sama.)

32

The Liang Gie, Terampil Mengarang, (Yogyakarta: ANDI, 2002), h. 143. 33

Minto Rahayu, Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi. (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 30.

Page 54: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

42

(Dari Educational Technology: Definition and Glossary of Terms, Volume 1,

1977.34

Presiden suatu universitas Carl R. Woodward (dimuat dalam buku Alfred

Stefferud, ed., The Wonderful World of Books, 1953) merumuskan peranan

buku demikian:

―Books are the instruments for perpetuating the body of knowledge painfully

and slowly accumulated through the ages of man. Through them cultural

resources of mankind become the birthright of the generations to come.‖

(Buku-buku merupakan peralatan untuk mengekalkan kumpulan pengetahuan

yang secara susah payah dan perlahan-lahan dihimpun selama abad-abad

hidup manusia. Melaluinya sumber daya budaya umat manusia menjadi hak

waris angkatan-angkatan mendatang.)35

Ada yang mengatakan bahwa ―buku teks adalah rekaman pikiran rasial

yang disusun buat maksud-maksud dan tujuan-tujuan intruksional‖ (Hall

Quest, 1915).

Ahli yang lain menjelaskan bahwa ―buku teks adalah buku standar/buku

setiap cabang khusus studi‖. (Lange, 1940).

Ahli yang lain mengemukakan bahwa ―buku teks adalah buku yang

dirancang buat penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapakan

oleh para pakar atau para ahli dalam bidang itu‖.(Bacom, 1935).

Menurut Djago Tarigan dan Henry Guntur Tarigan, ―Buku teks merupakan

buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku standar yang

disusun oleh pakar dalam bidang itu dan mudah dipakai di sekolah-sekolah

sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran‖.36

34

Gie. op. cit., h. 131. 35

Gie, op. cit., h. 132. 36

Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 2009), h. 13.

Page 55: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

43

Menurut Chambliss dan Calfee (1998), ―Buku teks adalah alat bantu siswa

untuk memahami dan belajar dari hal-hal yang dibaca dan untuk

memahami dunia (di luar dirinya)‖. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 11 Tahun 2005 menjelaskan bahwa ―buku teks (buku pelajaran)

adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi

pembelajaran yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan‖.37

Bahasa buku, apalagi buku pelajaran, harusnya menggunakan bahasa baku,

bahasa standar. Keberhasilan pengajaran di sekolah sebagian besar ditentukan

oleh sang guru yang mengajar. Bagaimanapun lengkapnya sarana, apabila

guru kurang pandai menyajikan pelajaran, hasilnya akan tidak memuaskan.

Buku-buku pelajaran yang ditulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan

benar akan menjadi salah satu factor penunjang dalam keberhasilan pelajaran

bahasa Indonesia di sekolah-sekolah.

Kita mengakui masih banyak buku yang dipakai di sekolah-sekolah

sebagai buku pelajaran ditulis dengan bahasa yang kurang baik. Buku-buku

yang ditulis oleh perseorangan yang dipakai baik oleh guru maupun oleh

murid banyak yang harus diperbaiki lagi bahasanya. Tanpa perbaikan bahasa,

sebaiknya buku-buku seperti itu dilarang peredarannya oleh yang berwenang.

Gagasan bahwa tiap buku yang akan diterbitkan oleh setiap penerbit harus

diteliti bahasanya, kemudian diperbaiki kesalahan-kesalahan yang terdapat

di dalamnya, merupakan suatu gagasan yang baik sekali. Seorang

penyunting bahasa haruslah memperhatikan: 1) susunan kalimat yang

baik; 2) bentukan kata yang tepat; 3) penggunaan ungkapan secara tepat;

4) pemilihan kata secara tepat dilihat dari segi makna; 5) penggunaan

37Masnur Muslich, ―Hakikat dan Fungsi Buku Teks‖, http://masnur-

muslich.blogspot.com/2008/10/hakikat-dan-fungsi-buku-teks.html diakses tgl 21 Agustus

2015 12.18 WIB

Page 56: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

44

istilah secara tepat; 6) penulisan alinea secara tepat; 7) penggunaan tanda

baca sesuai dengan aturan ejaan umum yang berlaku.38

Jadi, berdasarkan beberapa pengertian tersebut, buku teks merupakan buku

pelajaran yang menjadi pegangan siswa/mahasiswa yang digunakan dalam

mempelajari bidang studi tertentu, disusun dan distandarkan oleh pakarnya

dengan maksud dan tujuan intruksional yang dilengkapi dengan sarana-sarana

pengajaran yang sesuai dan mudah dipahami.

b. Struktur Buku Teks

Buku pelajaran sebagai suatu karangan ilmiah yang memuat bahan

pelajaran memiliki susunan fisik tertentu. Bagian-bagian buku yang

membentuk susunan fisik itu meliputi:

a. Judul

Buku yang diterbitkan mempunyai judul berupa nama yang

menyatakan secara singkat apa yang merupakan isi buku. Judul

diperlukan untuk pendaftaran ciptaan, perjanjian penerbitan, pencatatan

daftar buku maupun untuk keperluan penggolongan karangan dan

pembuatan kartu catalog pada perpustakaan.

b. Pagina judul

Pagina judul adalah suatu halaman pada awal buku yang

mencantumkan secara lengkap keterangan-keterangan berupa judul

selengkapnya dari buku, nama pengarang dari buku, edisi dan

cetakulang yang ke berapa, dan keterangan mengenai penerbit buku.

c. Kata persembahan

38

J.S. Badudu, Cakrawala Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia pustaka Utama, 1993), h. 37.

Page 57: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

45

Dedication atau kata persembahan dapat berwujud sebuah

ungkapan pendek atau serangkaian kalimat yang merupakan suatu

alinea yang cukup panjang.

d. Prakata

Prakata berisi penjelasan dari pengarang kepada para pembaca

dengan bahasa yang tidak terlampau resmi dan dalam nada sebagai

sahabat.

e. Kata pendahuluan

Kata pendahuluan merupakan semacam prakata yang ditulis oleh

seseorang lain yang bukan pengarang dari buku yang bersangkutan.

f. Ucapan penghargaan

Bilamana orang-orang atau badan-badan yang memberikan

bantuan kepada seorang pengarang dalam pengumpulan bahan,

penulisan naskah, atau penyempurnaan buku cukup banyak dan perlu

disebut satu demi satu, pengarang dapat menyediakan halaman

tersendiri untuk menuliskan kata-kata penghargaan atau ucapan terima

kasih.

g. Pengantar

Pengantar merupakan pembahasan awal yang sudah termasuk

dalam bagian isi buku.

h. Daftar isi

Daftar isi mencatat secara urut pembagian dan perinci buku yang

bersangkutan dalam bagian (part), bab (chapter), sampai paragraph

(section).P

i. Judul bab

Page 58: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

46

Karya tulis ilmiah dan buku pelajaran harus dibagi dalam sejumlah

bab atau rincian lainnya sesuai dengan luasnya materi yang

dipaparkan.

j. Daftar bacaan

Bibliografi adalah suatu daftar yang mencantumkan segenap

sumber bacaan (buku dan artikel) yang digunakan oleh pengarang

dalam menulis bukunya.

k. Daftar istilah

Bagi buku pelajaran yang cukup luas dan menyangkut banyak

istilah ilmiah atau perkataan teknis, pengarang sebaiknya menyusun

sebuah daftar istilah. Daftar itu dapat memuat istilah-istilah Indonesia

saja atau istilah asing (misalnya bahasa Inggris) dengan terjemahannya

dalam kata Indonesia. Istilah-istilah harus diurutkan menurut abjad dari

A sampai Z.

l. Lampiran

Lampiran adalah bahan-bahan yang ditambahkan pada isi buku.

m. Indeks39

Indeks adalah suatu daftar menurut urutan abjad dari

istilah/konsep/topik dan nama tokoh/ahli/penulis lain yang

diperbincangkan dalam buku yang bersangkutan dengan disertai nomor

pagina yang memuat perbincangan itu.

Dengan demikian, struktur buku teks berisi bagian-bagian buku yang

dirangkai menjadi susunan fisik sebuah buku.

39Gie, op. cit., h. 134.

Page 59: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

47

c. Fungsi Buku Teks

Greene dan Petty dalam Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan lebih

jauh menyebutkan beberapa peranan buku teks, yaitu:

a. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern

mengenai pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam

bahan pengajaran yang disajikan

b. Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca

dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa

c. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan betahap mengenai

keterampilan-keterampilan ekspresional

d. Menyajikan bersama-sama dengan buku manual yang

mendampinginya, mengenai metode-metode dan sarana-sarana

pengajaran untuk memotivasi para siswa

e. Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan

juga sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis.

f. Menyajikan bahan atau sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan

tepat guna40

.

Beberapa peranan buku teks dalam pengajaran selain yang tertera di atas,

antara lain:

a. Buku teks sebagai pengisi bahan haruslah menampilkan sumber bahan

mantap, susunannya teratur dan sistematis.

b. Bahan yang terkandung dalam buku teks hendaknya tersusun rapi.

c. Metode dan sarana penyajian bahan dalam buku teks harus memenuhi

syarat-syarat tertentu.

d. Buku teks juga sebaiknya menyajikan bahan secara mendalam.

e. Di samping sebagai sumber bahan, buku teks juga berperan sebagai

sumber atau alat evaluasi dan pengajaran remedial.

40

Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 2009), h. 17.

Page 60: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

48

Buku mempunyai berbagai macam fungsi atau peranan dalam dunia

pendidikan, buku sangat bermanfaat bukan hanya untuk siswa melainkan

untuk semua orang yang membacanya.

b. Kualitas Buku Teks

Sebuah buku teks dikatakan berkualitas baik apabila buku tersebut

memenuhi sebelas butir kriteria dibawah ini:

a. Sudut pandangan (point of view)

b. Kejelasan konsep

c. Relevan dengan kurikulum

d. Menarik minat

e. Menumbuhkan motivasi

f. Menstimulasi aktivitas

g. Ilustratif

h. Komunikatif

i. Menunjang mata pelajaran lain

j. Menghargai perbedaan individu

k. Memantapkan nilai-nilai41

Kualitas buku sangat ditentukan dari materi apa yang disampaikan di

dalam buku tersebut, pentingnya menciptakan buku yang kreatif dan inovatif

dalam setiap materi akan menumbuhkan motivasi dan semangat bagi yang

membacanya.

c. Keterbatasan Buku Teks

Greence dan Petty telah mengidentifikasi keterbatasan buku teks.

Keterbatasan buku teks itu, antara lain:

a. Buku teks itu sendiri tidaklah mengajar (walaupun beberapa kegiatan

belajar dapat dicapai dengan membacanya) tetapi merupakan suatu

sarana pengajaran.

41

Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, op. cit., h. 23.

Page 61: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

49

b. Isi yang disajikan sebagai perangkat-perangkat kegiatan belajar dipadu

secara artificial atau secara buatan saja bagi setiap kelas tertentu.

c. Pelatihan-pelatihan dan tugas-tugas praktis agaknya kurang memadai

karena keterbatasan-keterbatasan dalam ukuran buku teks dan

dikarenakan begitu banyaknya praktik-praktik, pelatihan yang perlu

dilaksanakan secara perbuatan.

d. Sarana-sarana pengajaran juga sangat sedikit dan singkat karena

keterbatasan-keterbatasan ruang, tempat, atau wadah yang tersedia di

dalamnya.

e. Pertolongan-pertolongan atau bantuan-bantuan yang berkaitan dengan

evaluasi hanyalah bersifat sugestif dan tidaklah mengevaluasi

keseluruhan yang diinginkan.42

Buku merupakan suatu sarana pengajaran, buku bukanlah guru yang bisa

secara leluasa menyampaikan maksud dan tujuan tertentu. Dalam keterbatasan

itulah buku tidak selalu bisa dijadikan tolak ukur dalam mengevaluasi setiap

pembelajaran.

B. Penelitian yang Relevan

Muhriji (2012), mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia dan daerah fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, melakukan penelitian tanda mengenai ―Kesalahan

Penggunaan Tanda Baca dalam Karangan Narasi Siswa Kelas XI MA Al-

Khaeriyah Karang Tengah Cilegon, Banten Tahun Pelajaran 2012/2013‖.

Masih banyak terjadi kesalahan tanda baca pada karangan narasi yang di buat

oleh siswa. Sehingga di butuhkan metode yang dapat meningkatkan

pengetahuan siswa tentang menulis tanda baca yang sesuai dengan EYD. Dan

di butuhkan perhatian dan motivasi dari guru untuk meningkatkan pemahaman

dan kemampuan tentang tanda baca yang dimiliki siswa. Penelitian penulis

42

Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, op. cit., h. 26.

Page 62: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

50

berbeda dengan penelitian Muhriji yang fokus meneliti penggunaan tanda baca

dalam karangan narasi yang ditulis oleh siswa. Sedangkan penelitian penulis

fokus meneliti EYD pada buku teks yang digunakan di sekolah.

Retno Kurniasari Widianingsih (2014), mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia dan daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta,

melakukan penelitian mengenai ―Analisis Kesalahan Ejaan pada Buku Teks Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Kelas VI Sekolah Dasar Terbitan Yudhistira

dan Erlangga‖. Masih banyak terjadi kesalahan dalam kedua buku tersebut,

sehingga dibutuhkan ketelitian yang lebih lagi untuk setiap buku yang akan terbit.

Penelitian penulis berbeda dengan penelitian Retno Kurniasari Widianingsih yang

fokus meneliti ejaan pada buku teks SD terbitan Yudhistira dan Erlangga.

Penelitian penulis fokus meneliti EYD pada buku teks SMA terbitan

Kemendikbud.

Widyaningsih (2009), Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Surakarta melakukan penelitian yang berjudul ―Kesalahan

Ejaan dan Ketidakbakuan Kata pada Karangan Argumentasi Siswa Kelas X

SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2008/2009‖ menyatakan bahwa

kesalahan yang dibuat siswa sebagian besar terletak pada pemakaian huruf

kapital, tanda baca, kata depan, singkatan, dan kata tidak baku. Kesalahan

disebabkan ketidaktahuan siswa akan pembatasan kaidah-kaidah kebahasaan.

Penelitian penulis berbeda dengan penelitian Widyaningsih yang fokus

meneliti ejaan dan ketidakbakuan kata pada karangan argumentasi yang ditulis

oleh siswa. Penelitian penulis fokus meneliti EYD pada buku teks yang

digunakan di sekolah.

Penelitian yang dilakukan oleh penulis berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Muhriji, Retno Kurniasari Widianingsih, dan Widyaningsih.

Page 63: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

51

Penelitian yang dilakukan oleh Muhriji subjeknya adalah karangan narasi yang

ditulis oleh siswa dan objeknya adalah tanda baca yang terdapat di dalam

karangan narasi tersebut. Penelitian yang dilakukan Retno Kurniasari

Widianingsih subjeknya adalah buku teks pelajaran Bahasa Indonesia dan

objeknya adalah buku teks bahasa Indonesia. Sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Widyaningsih subjeknya adalah karangan argumentasi yang

ditulis oleh siswa dan objeknya adalah ejaan dan ketidakbakuan kata dalam

karangan argumentasi tersebut. Berbeda dengan ketiga penelitian yang

dilakukan oleh Muhriji, Retno Kurniasari Widianingsih dan Widyaningsih.

Peneliti melakukan penelitian mengenai analisis kesalahan EYD pada buku

teks bahasa Indonesia yang digunakan di sekolah. Dalam penelitian ini

subjeknya adalah buku teks bahasa dan sastra Indonesia yang digunakan di

sekolah dan objeknya adalah Ejaan yang Disempurnakan (EYD).

Dari penelitian di atas, telah dilakukan berbagai penelitian mengenai

analisis kesalahan EYD. Hasilnya menunjukkan masih terdapat banyak

kesalahan dalam penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang terdiri

dari penulisan huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca. Oleh karena

itu, penelitian tentang analisis kesalahan EYD masih sangat menarik untuk

dilakukan.

Penelitian ini membahas tentang ―Analisis Kesalahan EYD (Ejaan yang

Disempurnakan) pada Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan

Akademik Kelas X Kurikulum 2013‖. Penulis melakukan penelitian ini,

dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif

menurut Bogdan & Taylor (1990) adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan berprilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan

individu secara holistik (utuh).43

Oleh karena itu, setelah dilakukan penelitian,

diharapkan agar seluruh pengguna EYD meningkatkan pehamaman tentang

43

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta, Bumi Aksara: 2013), h. 82.

Page 64: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

52

aturan-aturan EYD yang telah ditetapkan dan menggunakan EYD sesuai

aturan yang berlaku.

Page 65: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

53

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah buku teks Bahasa Indonesia

Ekpresi Diri dan Akademik yang digunakan di sekolah SMA Negeri 1

Parung Bogor kelas X kurikulum 2013, tahun pelajaran 2014/2015.

Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah huruf, kata, dan tanda baca

yang terdapat dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekpresi Diri dan

Akademik kelas X kurikulum 2013.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian

kualitatif menurut Bogdan & Taylor (1990) adalah “prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan berprilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar

dan individu secara holistic (utuh)”.1

Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan,

wawancara, atau penelaahan dokumen. Data yang dikumpulkan adalah

berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.2

Riset kualitatif dianggap kurang dapat direproduksi, artinya riset

tersebut sangat bersifat pribadi bagi peneliti, sehingga tidak ada

jaminan bahwa peneliti lain tidak akan menghasilkan kesimpulan yang

sama sekali bertentangan dengan kesimpulan peneliti pertama.3

Menurut Bogdan dan Biklen “penelitian kualitatif adalah deskriptif.

Data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar

1Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta, Bumi Aksara:

2013), h. 82. 2Lexy J. Moleong, metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005), h. 11. 3Dr. dr. H. Boy S. Sabarguna. Mars, Analisis Data pada Penelitian Kualitatif, (Jakarta: UI-

Press, 2005), h. 13.

Page 66: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

54

daripada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari

data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi”.4

Penelitian dengan metode kualitatif deskriptif ini bertujuan untuk

menjelaskan kesalahan peggunaan huruf, kata, dan tanda baca yang

terdapat dalam buku teks bahasa dan sastra Indonesia. Adapun langkah-

langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah:

1. Menentukan buku teks bahasa dan sastra Indonesia yang biasa

dipakai oleh sekolah SMAN 1 Parung.

2. Menentukan fokus penelitian, yakni menelaah penggunaan

huruf, kata, dan tanda baca pada buku teks bahasa dan sastra

Indonesia.

3. Menganalisis objek penelitian, dan

4. Menyusun dan membuat laporan penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan teknik studi

dokumentasi atau kajian kepustakaan (library search), yakni teknik

pengumpulan data melalui pengumpulan sumber-sumber yang dapat

membantu penulis dalam menganalisis dan mengurai objek yang diteliti.

Riset kepustakaan atau sering juga disebut studi pustaka, ialah serangkaian

kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,

membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Dalam riset

pustaka, penelusuran pustaka lebih daripada sekedar melayani fungsi-

fungsi yang disebutkan di atas. riset pustaka sekaligus memanfaatkan

sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya. Tegasnya

4Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.

3.

Page 67: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

55

riset pustaka membatasi kegiatannya hanya pada bahan-bahan koleksi

perpustakaan saja tanpa memerlukan riset lapangan.5

Teknik kajian pustaka biasa dilakukan dengan cara mencari buku-buku

dan artikel maupun dokumen lain yang dapat membantu dan memberikan

informasi yang berkaitan dengan objek penelitian bagi penulis. Teknik

dokumentasi direalisasikan atau diterapkan dengan tiga langkah berikut

ini:

a. Teknik Inventarisasi, dilakukan dengan cara mencari dan

mengumpulkan sejumlah data dalam hal ini adalah buku teks

bahasa dan sastra Indonesia, yang menjadi sumber data

penelitian.

b. Teknik Baca Simak, dilakukan dengan seksama terhadap huruf,

kata, dan tanda baca yang terdapat dalam buku teks bahasa dan

sastra Indonesia. Teknik ini dilakukan berulang-ulang untuk

memeroleh data yang akurat. data ini berkenaan dengan seluruh

huruf, kata, dan tanda baca yang terdapat dalam buku teks

bahasa dan sastra Indonesia tersebut.

c. Teknik Pencatatan, setelah melakukan baca simak. Hasil yang

diperoleh dicatat dalam kartu data atau dalam buku. Fokus yang

dicatat berupa kesalahan huruf, kata, dan tanda baca yang terjadi

pada buku teks tersebut.

d. Penulis juga membaca berbagai sumber, baik itu dari artikel,

buku, dan skripsi yang berkaitan dengan judul dan tema yang

penulis analisis.

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik pengolahan data kesalahan mencakup :

a. Pengumpulan data;

b. Identifikasi kesalahan;

5Mestika ZED, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008),

h. 1.

Page 68: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

56

c. Klasifikasi atau pengelompokkan kesalahan;

d. Pernyataan tentang frekuensi tipe kesalahan.6

2. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang peneliti gunakan yaitu teknis analisis

kualitatif deskriptif. Langkah pertama adalah membuat tabel frekuensi,

kemudian dilengkapi dengan persentase. Dalam hal ini, penulis

menggunakan rumus sebagai berikut.

P = F x 100%

N

Keterangan :

P = Persentase (%)

F = Frekuensi kesalahan

N = Jumlah kesalahan EYD dalam buku7

Setelah didapatkan hasil persentase, maka untuk mengetahui

persentase kesalahan EYD yang terdapat di dalam buku teks tersebut,

dapat dilihat berdasarkan kriteria di bawah ini:

NO Persentase Kriteria

1. 0% - 20% Baik Sekali

2. 21% - 40% Baik

3. 41% - 60% Cukup

4. 61% - 80% Buruk

5. 81% - 100% Buruk Sekali

6Jos Daniel Parera, Linguistik Edukasional: Metodologi Pembelajaran Bahasa, Analisis

Kontrastif Antarbahasa, Analisis Kesalahan Berbahasa, (Jakarta: Erlangga, 1997), h. 145. 7 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 43.

Page 69: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

57

E. Intrumen Penelitian

Dikarenakan pendekatan ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif,

maka instrumen penelitiannya adalah peneliti sendiri. Peneliti fokus pada

buku teks yang dianalisis secara mendalam dan komprehensif.

Page 70: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

58

BAB 1V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data yang disajikan penulis ini, berupa klasifikasi jenis kesalahan Ejaan

yang Disempurnakan (EYD) pada buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri

dan Akademik kelas X Kurikulum 2013 diantaranya: kesalahan penulisan huruf

kapital, kesalahan penulisan huruf miring, kesalahan penulisan angka dan

bilangan, kesalahan penggunaan tanda titik, kesalahan penggunaan tanda

koma, kesalahan penggunaan tanda hubung, kesalahan penggunaan tanda titik

dua, kesalahan penggunaan tanda pisah, kesalahan penggunaan tanda kurung,

kesalahan penggunaan tanda kurung siku, dan kesalahan penggunaan tanda

petik tunggal.

TABEL 4.1. “Klasifikasi Jenis Kesalahan pada Buku Teks Bahasa Indonesia

Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013”

No Halaman Jenis Kesalahan Jumlah

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11

1. Iii 6 - - - - - - - - - - 6

2. v - 1 - - - - - - - - - 1

3. vii 2 - - - - - - - - - - 2

4. 4 - - - - - 1 - 1 - - - 2

5. 6 - - - - - 1 - - - - - 1

6. 7 - - - - 2 1 - - - - - 3

7. 8 - - - - - 3 - - - - - 3

Page 71: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

59

8. 12 - - - - - - - - 1 - 1

9. 17 - - - 1 - - - - - - - 1

10. 20 2 - - - - - - - - - - 2

11. 25 1 - - - - - - - - - - 1

12. 35 - - - - - - - - 1 - - 1

13. 37 1 - - - - - - - - - - 1

14. 40 - - - - 1 - - - - - - 1

15. 45 1 - - - - - - - - - 1

16. 46 - - - 1 - - - - - - - 1

17. 48 - - - - - - 1 - - - - 1

18. 54 1 - - - - - - - - - - 1

19. 56 2 - - - - - - - - - - 2

20. 57 - - - - - - - 1 - - - 1

21. 65 26 - 1 - - - - - - - - 27

22. 66 43 - 1 - - - - - - - - 44

23. 67 3 - - - - - - - - - - 3

24. 71 2 - - - - - - - - - - 2

25. 72 1 - - - - - - - - - - 1

26. 73 3 - - - - - - - - - - 3

27. 76 - - - 2 - - - - - - - 2

Page 72: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

60

28. 77 3 - - 2 - - - - - - - 5

29. 78 5 - - 5 - - - - - - - 10

30. 81 1 - - - - - - - - - - 1

31. 82 1 - - - - - - - - - - 1

32. 94 1 - - - - - - - - - - 1

33. 95 1 - - - - - - - - - - 1

34. 105 - - - 5 - - - - - - - 5

35. 109 1 - - - - - - 1 - - - 2

36. 116 2 - - - - - - - - - - 2

37. 118 3 - - - - - - - - - - 3

38. 121 1 - - - - - - - - - - 1

39. 129 - - - 2 - - - - - - - 2

40. 132 2 - - - - - - - - - - 2

41. 133 - - 3 - - - - - - - - 3

42. 135 1 - 1 - - - - - - - - 2

43. 137 2 - - - - - - - - - - 2

44. 140 - - - 12 - - - - - - - 12

45. 141 - - - 7 - - - - - - - 7

46. 145 1 - - - - - - - - - - 1

47. 146 1 - - - - - - - - - - 1

Page 73: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

61

48. 149 - - - - 1 - - - - - - 1

49. 153 - - - 1 - - - - - - - 1

50. 154 4 - - - - 1 - - - - - 5

51. 156 1 - - - - - - - - - - 1

52. 158 1 - - - - - - - - - - 1

53. 160 3 - - - - - - - - - - 3

54. 161 1 - - - - - - - - - - 1

55. 164 1 - - - - - - - - - - 1

56. 165 1 - - - - - - - - - - 1

57. 167 1 - - - - - - - - - - 1

58. 169 - - - - 1 - - - - - - 1

59. 170 - - - - - 1 - - - - - 1

60. 175 - - - 1 - - - - - - 1 2

61. 182 - - - - - 1 - - - - - 1

62. 183 - - - 2 - 1 - - - - - 3

63. 187 - - - - - - 2 - - - - 2

64. 191 - - - 1 - - - - - - - 1

65. 194 - - - 1 - - - - - - - 1

66. 209 - - - 2 - - - - - - - 2

67. 213 1 - - - - - - - - - - 1

Page 74: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

62

68. 216 - - - - - - 2 - - - - 2

69. 217 - - - - - - 3 - - - - 3

70. 218 - - - 5 - - 1 - - - - 6

71. 219 - - - - - - 3 - - - - 3

72. 220 - - - - - - 3 - - - - 3

73. 221 - - - - - - 1 - - - - 1

Jumlah 134 1 6 50 5 10 16 3 1 1 1 228

Keterangan :

A1 = Kesalahan penulisan huruf kapital.

A2 = Kesalahan penulisan huruf miring.

A3 = Kesalahan penulisan angka dan bilangan.

A4 = Kesalahan penggunaan tanda titik.

A5 = Kesalahan penggunaan tanda koma.

A6 = Kesalahan penggunaan tanda hubung.

A7 = Kesalahan penggunaan tanda titik dua.

A8 = Kesalahan penggunaan tanda pisah.

A9 = Kesalahan penggunaan tanda kurung.

A10 = Kesalahan penggunaan tanda kurung siku.

A11 = Kesalahan penggunaan tanda petik tunggal.

Page 75: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

63

B. Analisis Data

TABEL 4.2. “Analisis Kesalahan Penulisan Huruf pada Buku Teks

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013”

No Analisis Kesalahan Penulisan Huruf (Huruf Kapital)

1. Data: Sejalan dengan peran itu, pembelajaran Bahasa Indonesia untuk

jenjang Pendidikan Menengah Kelas X yang disajikan dalam buku ini

disusun dengan berbasis teks, baik lisan maupun tulis, dengan

menempatkan Bahasa Indonesia sebagai wahana untuk mengekspresikan

perasaan dan pemikiran.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya kata “Bahasa”,

“Pendidikan”, “Menengah”, dan “Kelas” tidak menggunakan huruf kapital

melainkan menggunakan huruf kecil. Karena dalam EYD, huruf kapital

digunakan pada kata yang menyatakan nama bangsa, nama suku, atau nama

bahasa.

Perbaikan: Sejalan dengan peran itu, pembelajaran bahasa Indonesia untuk

jenjang pendidikan menengah kelas X yang disajikan dalam buku ini

disusun dengan berbasis teks, baik lisan maupun tulis, dengan

menempatkan bahasa Indonesia sebagai wahana

untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran.

2. Data: Tahap pembangunan teks secara bersama-sama dilaksanakan pada

Kegiatan 2.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya kata “Kegiatan”

tidak menggunakan huruf kapital melainkan menggunakan huruf kecil.

Karena dalam EYD, huruf kapital digunakan pada kata yang terletak di

awal kalimat dan kata yang menyatakan nama bangsa, nama suku, atau

nama bahasa.

Perbaikan: Tahap pembangunan teks secara bersama-sama dilaksanakan

pada kegiatan 2.

3. Data: Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua RT dilaksanakan oleh suatu

Page 76: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

64

Panitia yang dibentuk oleh Lurah dengan Keputusan Camat berdasarkan

usulan dari para Kepala Keluarga di lingkungan RT setempat.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya kata “Ketua”,

“Wakil”, “Panitia”, “Lurah”, “Keputusan”, “Camat”, dan “Kepala

Keluarga” tidak menggunakan huruf kapital melainkan menggunakan huruf

kecil. Dalam EYD, huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata

yang menyatakan gelar kehormatan, gelar keagamaan, gelar keturunan,

yang diikuti dengan nama orang dan sebagai huruf pertama nama jabatan

atau pangkat yang diikuti nama orang.

Perbaikan: Pemilihan ketua dan wakil ketua RT dilaksanakan oleh suatu

panitia yang dibentuk oleh lurah dengan keputusan camat berdasarkan

usulan dari para kepala keluarga di lingkungan RT setempat.

4. Data: Apakah yang ditempuh oleh Pemerintah agar syarat itu terpenuhi?

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya kata

“Pemerintah” tidak menggunakan huruf kapital melainkan menggunakan

huruf kecil. Dalam EYD, huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama

kata yang menyatakan gelar kehormatan, gelar keagamaan, gelar keturunan,

yang diikuti dengan nama orang dan sebagai huruf pertama nama jabatan

atau pangkat yang diikuti nama orang.

Perbaikan: Apakah yang ditempuh oleh pemerintah agar syarat itu

terpenuhi?

5. Data: Ekonomi Indonesia Akan Melampaui Jerman Dan Inggris.

Analisis: Judul di atas kurang tepat, karena seharusnya kata “Dan” dalam

judul di atas tidak menggunakan huruf kapital melainkan menggunakan

huruf kecil. Karena kata “Dan” merupakan kata penghubung atau

konjungsi. Kata penghubung atau konjungsi tidak ditulis dengan huruf

kapital melainkan ditulis dengan huruf kecil jika letaknya bukan di awal

kalimat.

Perbaikan: Ekonomi Indonesia Akan Melampaui Jerman dan Inggris.

6. Data: Urutkanlah dengan menggunakan penanda argumentasi Yang

Page 77: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

65

terpenting adalah … …; Yang berikutnya adalah … …; Selanjutnya, …

…; dan sejenisnya.

Analisis:

- Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya kata “Yang” tidak

menggunakan huruf kapital melainkan menggunakan huruf kecil.

Karena kata “Yang” merupakan kata penghubung atau konjungsi.

Kata penghubung atau konjungsi tidak ditulis dengan huruf kapital

melainkan ditulis dengan huruf kecil jika letaknya bukan di awal

kalimat.

- Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya “Selanjutnya” tidak

menggunakan huruf kapital melainkan menggunakan huruf kecil.

Karena dalam EYD, huruf kapital digunakan pada kata yang terletak

di awal kalimat dan kata yang menyatakan nama bangsa, nama

suku, atau nama bahasa.

Perbaikan: Urutkanlah dengan menggunakan penanda argumentasi yang

terpenting adalah … …; yang berikutnya adalah … …; selanjutnya, … …;

dan sejenisnya.

7. Data: Argumentasi yang diajukan oleh penulis teks yang diawali oleh

penanda wacana Pertama, …, Kedua, …, Ketiga, … …, dan Keempat, …

… Kalian juga boleh membuat judul baru seperti contoh berikut ini.

Analisis:

- Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya kata “Pertama”,

“Kedua”, “Ketiga”, dan “Keempat” tidak menggunakan huruf

kapital melainkan menggunakan huruf kecil. Karena dalam EYD,

huruf kapital digunakan pada kata yang terletak di awal kalimat dan

kata yang menyatakan nama bangsa, nama suku, atau nama bahasa.

- Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya tanda ellipsis yang

terletak diakhir kalimat “…” ditambah satu titik lagi menjadi empat

titik untuk menyatakan berakhirnya kalimat. Dalam EYD, tanda

titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan kalimat seru atau

kalimat tanya.

Page 78: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

66

Perbaikan: Argumentasi yang diajukan oleh penulis teks yang diawali oleh

penanda wacana pertama, …, kedua, …, ketiga, … …, dan keempat, … ….

Kalian juga boleh membuat judul baru seperti contoh berikut ini.

8. Data: “Keunggulan Ekonomi Indonesia Pada Tahun 2030”

Analisis: Judul di atas kurang tepat, karena seharusnya kata “Pada” tidak

menggunakan huruf kapital melainkan menggunakan huruf kecil. Karena

kata “Pada” merupakan kata penghubung atau konjungsi. Kata penghubung

atau konjungsi tidak ditulis dengan huruf kapital melainkan ditulis dengan

huruf kecil jika letaknya bukan di awal kalimat.

Perbaikan: “Keunggulan Ekonomi Indonesia pada Tahun 2030”

9. Data: Pekerjaan yang telah kalian buat pada Tugas 3 tersebut dapat kalian

sajikan di depan teman-teman kalian.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya kata “Tugas”

tidak menggunakan huruf kapital melainkan menggunakan huruf kecil.

Karena dalam EYD, huruf kapital digunakan pada kata yang terletak di

awal kalimat dan kata yang menyatakan nama bangsa, nama suku, atau

nama bahasa.

Perbaikan: Pekerjaan yang telah kalian buat pada tugas 3 tersebut dapat

kalian sajikan di depan teman-teman kalian.

10. Data: “Menyusun Kembali Urutan Kalimat dalam Teks prosedur

kompleks”

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, seharusnya kata “prosedur” dan

“kompleks” dalam judul di atas menggunakan huruf kapital. Dalam EYD,

huruf kapital digunakan untuk setiap judul tetapi huruf kapital tidak

digunakan untuk kata penghubung atau konjungsi yang terdapat di dalam

judul kecuali di awal kalimat.

Perbaikan: “Menyusun Kembali Urutan Kalimat dalam Teks Prosedur

Kompleks”

11. Data: Sajak W.S Rendra di atas menggambarkan seorang pemuda yang

hanya Tinggal berdiam.

Page 79: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

67

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya kata “Tinggal”

tidak menggunakan huruf kapital melainkan menggunakan huruf kecil.

Dalam EYD, huruf kapital digunakan pada kata yang terletak di awal

kalimat dan kata yang menyatakan nama bangsa, nama suku, atau nama

bahasa.

Perbaikan: Sajak W.S Rendra di atas menggambarkan seorang pemuda

yang hanya tinggal berdiam.

12. Data: “Negosiasi Antara Penjual dan Pembeli di Pasar Seni Sukawati”

Analisis: Judul di atas kurang tepat, karena seharusnya kata “Antara” tidak

menggunakan huruf kapital melainkan menggunakan huruf kecil. Karena

kata “Antara” merupakan kata penghubung atau konjungsi. Kata

penghubung atau konjungsi dalam judul tidak ditulis dengan huruf kapital

melainkan ditulis dengan huruf kecil jika letaknya bukan di awal kalimat.

Perbaikan: “Negosiasi antara Penjual dan Pembeli di Pasar Seni Sukawati”

13. Data: “Orang Indonesia tidak Perlu Belajar Bahasa Indonesia”

Analisis: Judul di atas kurang tepat, karena kata “tidak” seharusnya

menggunakan huruf kapital bukan huruf kecil. Dalam EYD, kata yang

terdapat dalam judul harus menggunakan huruf kapital kecuali kata

penghubung atau konjungsi, itu tidak menggunakan huruf kapital.

Perbaikan: “Orang Indonesia Tidak Perlu Belajar Bahasa Indonesia”

No Analisis Kesalahan Penulisan Huruf (Huruf Miring)

14. Data: Penyusunan buku Bahasa Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik ini

dapat diselesaikan.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya judul buku

“Bahasa Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik” ditulis dengan huruf

miring. Dalam EYD, huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan

nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.

Perbaikan: Penyusunan buku Bahasa Indonesia Ekpresi Diri dan

Page 80: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

68

Akademik ini dapat diselesaikan.

TABEL 4.3. “Analisis Kesalahan Penulisan Kata pada Buku Teks Bahasa

Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013”

No Analisis Kesalahan Penulisan Kata (Angka dan Bilangan)

1. Data: Kalian diskusikan terlebih dahulu tugas berikut ini dalam kelompok

yang terdiri atas tiga sampai lima orang.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya “tiga sampai lima

orang” menggunakan angka dan tanda pisah. Karena dalam EYD, tanda

pisah digunakan di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti „sampai

dengan‟, atau di antara dua nama kota yang berarti „ke‟, atau „sampai‟.

Perbaikan: Kalian diskusikan terlebih dahulu tugas berikut ini dalam

kelompok yang terdiri atas 3—5 orang.

2. Data: Kalian lebih baik bekerja sama tiga sampai lima orang.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya bilangan “tiga

sampai lima orang” menggunakan angka dan tanda pisah. Karena dalam

EYD, tanda pisah digunakan di antara dua bilangan atau tanggal yang

berarti „sampai dengan‟, atau di antara dua nama kota yang berarti „ke‟,

atau „sampai‟.

Perbaikan: Kalian lebih baik bekerja sama 3—5 orang.

3. Data: Beberapa anggota yang ditentukan oleh ketua bila dipandang perlu

dengan ketentuan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya bilangan “3

(tiga)” tidak menggunakan penjelasan kata “(tiga)”. Dalam EYD, bilangan

tidak perlu ditulis dengan huruf dan angka sekaligus.

Perbaikan: Beberapa anggota yang ditentukan oleh ketua bila dipandang

perlu dengan ketentuan sebanyak-banyaknya 3 orang.

Page 81: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

69

4. Data: Waktu pelaksanaan pemilihan dapat ditunda paling lama 15 (lima

belas) hari kemudian dan selanjutnya diadakan pelaksanaan pemilihan

walaupun jumlah yang hadir tidak mencapai jumlah sedikitnya 2/3 (dua

pertiga) Kepala Keluarga di lingkungan RT setempat.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya bilangan “15

(lima belas)” tidak menggunakan penjelasan huruf “(lima belas)”. Dalam

EYD, bilangan tidak perlu ditulis dengan huruf dan angka sekaligus.

Perbaikan: Waktu pelaksanaan pemilihan dapat ditunda paling lama 15

hari kemudian dan selanjutnya diadakan pelaksanaan pemilihan walaupun

jumlah yang hadir tidak mencapai jumlah sedikitnya 2/3 (dua pertiga)

kepala keluarga di lingkungan RT setempat.

5. Data: Belum boleh. Dua ratus delapan puluh lima ribu.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya bilangan“dua

ratus delapan puluh lima ribu” ditulis dengan angka agar lebih mudah untuk

dibaca. Dalam EYD, angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar

dapat ditulis sebagian dengan huruf agar lebih mudah dibaca.

Perbaikan: Belum boleh. 285 ribu rupiah.

TABEL 4.4. “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca pada Buku

Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum

2013”

No Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca (Tanda Titik )

1. Data: Sekaligus menjadi sarana kohesi teks, seperti pertama, kedua,

ketiga, dan setelah, seperti pada kalimat: … Ketiga, pastikan tuduhan

pelanggaran.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya tanda elipsis

“…” ditambah satu titik lagi menjadi empat titik untuk menyatakan

berakhirnya kalimat. Dalam EYD, tanda titik digunakan pada akhir

Page 82: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

70

kalimat yang bukan kalimat seru atau kalimat tanya.

Perbaikan: Sekaligus menjadi sarana kohesi teks, seperti pertama,

kedua, ketiga, dan setelah, seperti pada kalimat: …. Ketiga, pastikan

tuduhan pelanggaran.

2. Data: Kalau begitu, kami tetap akan melakukan aksi mogok kerja sampai

tuntutan kami dipenuhi

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya diakhir kalimat

diberi tanda titik. Dalam EYD, tanda titik digunakan pada akhir kalimat

yang bukan kalimat seru atau kalimat tanya.

Perbaikan: Kalau begitu, kami tetap akan melakukan aksi mogok kerja

sampai tuntutan kami dipenuhi.

3. Data: Selain itu, kalian juga bisa menambahkan ukuran dan keadaan

kandangnya (luas atau tidak, bersih atau tidak)

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya diakhir kalimat

diberi tanda titik. Dalam EYD, tanda titik digunakan pada akhir kalimat

yang bukan kalimat seru atau kalimat tanya.

Perbaikan: Selain itu, kalian juga bisa menambahkan ukuran dan

keadaan kandangnya (luas atau tidak, bersih atau tidak).

4. Data: Bilingual: berhubungan dengan kemampuan untuk menggunakan

dua bahasa. =˃ multilingual

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya diakhir kalimat

diberi tanda titik. Dalam EYD, tanda titik digunakan pada akhir kalimat

yang bukan kalimat seru atau kalimat tanya.

Perbaikan: Bilingual: berhubungan dengan kemampuan untuk

menggunakan dua bahasa. =˃ multilingual.

5. Data: Siswa menunjukkan keterampilan pemahaman secara lengkap

dengan menggunakan 6 kriteria dengan sedikit bantuan dari guru

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya diakhir kalimat

diberi tanda titik. Dalam EYD, tanda titik digunakan pada akhir kalimat

yang bukan kalimat seru atau kalimat tanya.

Page 83: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

71

Perbaikan: Siswa menunjukkan keterampilan pemahaman secara

lengkap dengan menggunakan 6 kriteria dengan sedikit bantuan dari

guru.

6. Data: Siswa menunjukkan keterampilan pemahaman dengan

menggunakan 4—5 kriteria dengan sedikit bantuan dari guru

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya diakhir kalimat

diberi tanda titik. Dalam EYD, tanda titik digunakan pada akhir kalimat

yang bukan kalimat seru atau kalimat tanya.

Perbaikan: Siswa menunjukkan keterampilan pemahaman dengan

menggunakan 4—5 kriteria dengan sedikit bantuan dari guru.

6. Data: Siswa menunjukkan keterampilan pemahaman dengan

menggunakan 3 kriteria dengan banyak bantuan dari guru

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya diakhir kalimat

diberi tanda titik. Dalam EYD, tanda titik digunakan pada akhir kalimat

yang bukan kalimat seru atau kalimat tanya.

Perbaikan: Siswa menunjukkan keterampilan pemahaman dengan

menggunakan 3 kriteria dengan banyak bantuan dari guru.

7. Data: Argumentasi yang diajukan oleh penulis teks yang diawali oleh

penanda wacana Pertama, …, Kedua, …, Ketiga, … …, dan Keempat, …

… Kalian juga boleh membuat judul baru seperti contoh berikut ini.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya tanda ellipsis

yang terletak diakhir kalimat “…” ditambah satu titik lagi menjadi empat

titik untuk menyatakan berakhirnya kalimat. Dalam EYD, tanda titik

digunakan pada akhir kalimat yang bukan kalimat seru atau kalimat

tanya.

Perbaikan: Argumentasi yang diajukan oleh penulis teks yang diawali

oleh penanda wacana pertama, …, kedua, …, ketiga, … …, dan keempat,

… …. Kalian juga boleh membuat judul baru seperti contoh berikut ini.

No Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca (Tanda Koma )

Page 84: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

72

8. Data: Vertebrata mempunyai tulang belakang yang meliputi manusia,

burung, kucing, katak, dan lain-lain, sedangkan invertebrate tidak

mempunyai tulang belakang yang meliputi ubur-ubur, kupu-kupu, dan

laba-laba.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya kata “dan lain-

lain” diakhiri dengan tanda titik bukan tanda koma. Dan setelah kata

“sedangkan” seharusnya diberi tanda koma. Karena dalam EYD, tanda

koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antar

kalimat, yang terdapat pada awal kalimat, seperti jadi, lagipula, oleh

karena itu, akan tetapi, meskipun begitu, dan sebagainya.

Perbaikan: Vertebrata mempunyai tulang belakang yang meliputi

manusia, burung, kucing, katak, dan lain-lain. Sedangkan, invertebrate

tidak mempunyai tulang belakang yang meliputi ubur-ubur, kupu-kupu,

dan laba-laba.

9. Data: Langkah kedua tidak dapat dilakukan sebelum langkah pertama

ditempuh? Jelas bahwa langkah awal merupakan syarat bagi langkah

berikutnya.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya setelah kata

“Jelas” diberi tanda koma. Dalam EYD, tanda koma digunakan di

belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat, yang terdapat

pada awal kalimat, seperti jadi, lagipula, oleh karena itu, akan tetapi,

meskipun begitu, dan sebagainya.

Perbaikan: Langkah kedua tidak dapat dilakukan sebelum langkah

pertama ditempuh? Jelas, bahwa langkah awal merupakan syarat bagi

langkah berikutnya.

10. Data: Pada kenyataannya jenis teks yang telah disebutkan itu tidak

muncul secara murni atau orang tidak hanya menggunakan satu jenis teks

sekaligus.

Analisis: kalimat di atas kurang tepat, Karena seharusnya setelah kata

“pada kenyataannya” diberi tanda koma untuk penjeda. Dalam EYD,

Page 85: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

73

tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antar

kalimat, yang terdapat pada awal kalimat, seperti jadi, lagipula, oleh

karena itu, akan tetapi, meskipun begitu, dan sebagainya.

Perbaikan: Pada kenyataannya, jenis teks yang telah disebutkan itu tidak

muncul secara murni atau orang tidak hanya menggunakan satu jenis teks

sekaligus.

11 Data: Pada kenyataannya jenis teks yang telah disebutkan itu tidak

muncul secara murni atau orang tidak hanya menggunakan satu jenis teks

sekaligus.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, Karena seharusnya setelah kata

“pada kenyataannya” diberi tanda koma untuk penjeda. Dalam EYD,

tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antar

kalimat, yang terdapat pada awal kalimat, seperti jadi, lagipula, oleh

karena itu, akan tetapi, meskipun begitu, dan sebagainya.

Perbaikan: Pada kenyataannya, jenis teks yang telah disebutkan itu tidak

muncul secara murni atau orang tidak hanya menggunakan satu jenis teks

sekaligus.

12. Data: Kemudian keluarkanlah kartrid toner baru dari kemasannya. Lalu

lepaskan pita kemasan kartrid.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya setelah kata

“Lalu” diberi tanda koma untuk penjeda. Dalam EYD, tanda koma

digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat,

yang terdapat pada awal kalimat, seperti jadi, lagipula, oleh karena itu,

akan tetapi, meskipun begitu, dan sebagainya.

Perbaikan: Kemudian keluarkanlah kartrid toner baru dari kemasannya.

Lalu, lepaskan pita kemasan kartrid.

No Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca (Tanda Hubung )

13. Data: Teks laporan berkaitan dengan hubungan berjenjang antara sebuah

kelas dan subsubkelas yang ada di dalamnya.

Page 86: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

74

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya kata

“subsubkelas” diberi tanda hubung. Karena dalam EYD, tanda hubung

digunakan untuk menyambung bagian-bagian bentuk ulang dan kata

ulang.

Perbaikan: Teks laporan berkaitan dengan hubungan berjenjang antara

sebuah kelas dan sub-subkelas yang ada di dalamnya.

14. Data: Tumbuh-tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi

tumbuhtumbuhan berbunga dan tumbuh-tumbuhan tidak berbunga.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya kata

“tumbuhtumbuhan” menggunakan tanda hubung. Karena dalam EYD,

tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian bentuk ulang

dan kata ulang.

Perbaikan: Tumbuh-tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tumbuh-

tumbuhan berbunga dan tumbuh-tumbuhan tidak berbunga.

15. Data: Manusia makin berusaha memiliki secara pribadi hewanhewan

langka tersebut.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya kata

“hewanhewan” diberi tanda hubung. Karena dalam EYD, tanda hubung

digunakan untuk menyambung bagian-bagian bentuk ulang dan kata

ulang.

Perbaikan: Manusia makin berusaha memiliki secara pribadi hewan-

hewan langka tersebut.

16. Data: Keterangan tersebut adalah bahanbahan makanan yang harus

disiapkan sebelum langkah-langkah memasak dilakukan.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya kata

“bahanbahan” diberi tanda hubung. Karena dalam EYD, tanda hubung

digunakan untuk menyambung bagian-bagian bentuk ulang dan kata

ulang.

Perbaikan: Keterangan tersebut adalah bahan-bahan makanan yang

harus disiapkan sebelum langkah-langkah memasak dilakukan.

Page 87: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

75

17. Data: Apabila teks prosedur kompleks mengandung langkah-langkah

yang dapat dibalikbalik, teks tersebut disebut protokol.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya kata

“dibalikbalik” diberi tanda hubung. Karena dalam EYD, tanda hubung

digunakan untuk menyambung bagian-bagian bentuk ulang dan kata

ulang.

Perbaikan: Apabila teks prosedur kompleks mengandung langkah-

langkah yang dapat dibalik-balik, teks tersebut disebut protokol.

No Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca (Tanda Titik Dua )

18. Data: Transaksi penting melalui ATM itu, antara lain, adalah

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya di akhir

kalimat diberi tanda titik dua. Dalam EYD, tanda titik dua digunakan

pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti oleh suatu pemerian.

Perbaikan: Transaksi penting melalui ATM itu, antara lain, adalah:

19. Data: Fungsi pelaporan portofolio (sebagai bukti karya nyata dan alat

penilaian) adalah untuk

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya di akhir

kalimat diberi tanda titik dua. Dalam EYD, tanda titik dua digunakan

pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti oleh suatu pemerian.

Perbaikan: Fungsi pelaporan portofolio (sebagai bukti karya nyata dan

alat penilaian) adalah untuk:

20. Data: Kontributor terhadap kelompok

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya di akhir

kalimat diberi tanda titik dua. Dalam EYD, tanda titik dua digunakan

pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti oleh suatu pemerian.

Perbaikan: Kontributor terhadap kelompok:

21. Data: Warga yang bertanggung jawab

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya di akhir

kalimat diberi tanda titik dua. Dalam EYD, tanda titik dua digunakan

Page 88: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

76

pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti oleh suatu pemerian.

Perbaikan: Warga yang bertanggung jawab:

22. Data: Keterampilan pengelolaan

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya di akhir

kalimat diberi tanda titik dua. Dalam EYD, tanda titik dua digunakan

pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti oleh suatu pemerian.

Perbaikan: Keterampilan pengelolaan:

23. Data: Pengorganisasian komunikasi

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya di akhir

kalimat diberi tanda titik dua. Dalam EYD, tanda titik dua digunakan

pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti oleh suatu pemerian.

Perbaikan: Pengorganisasian komunikasi:

24. Data: Pemilihan media yang sesuai

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya di akhir

kalimat diberi tanda titik dua. Dalam EYD, tanda titik dua digunakan

pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti oleh suatu pemerian.

Perbaikan: Pemilihan media yang sesuai:

No Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca (Tanda Pisah )

25. Data: Kalian diskusikan terlebih dahulu tugas berikut ini dalam

kelompok yang terdiri atas tiga sampai lima orang.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya “tiga sampai

lima orang” menggunakan angka dan tanda pisah. Karena dalam EYD,

tanda pisah digunakan di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti

„sampai dengan‟, atau di antara dua nama kota yang berarti „ke‟, atau

„sampai‟.

Perbaikan: Kalian diskusikan terlebih dahulu tugas berikut ini dalam

kelompok yang terdiri atas 3—5 orang.

26. Data: Kalian lebih baik bekerja sama tiga sampai lima orang.

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya bilangan “tiga

Page 89: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

77

sampai lima orang” menggunakan angka dan tanda pisah. Karena dalam

EYD, tanda pisah digunakan di antara dua bilangan atau tanggal yang

berarti „sampai dengan‟, atau di antara dua nama kota yang berarti „ke‟,

atau „sampai‟.

Perbaikan: Kalian lebih baik bekerja sama 3—5 orang.

27. Data: Kerjakanlah tugas 1 sampai dengan 4 sesuai dengan petunjuk yang

diberikan!

Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya bilangan “1

sampai dengan 4” menggunakan angka dan tanda pisah. Karena dalam

EYD, tanda pisah digunakan di antara dua bilangan atau tanggal yang

berarti „sampai dengan‟, atau di antara dua nama kota yang berarti „ke‟,

atau „sampai‟.

Perbaikan: Kerjakanlah tugas 1—4 sesuai dengan petunjuk yang

diberikan!

No Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca (Tanda Kurung )

28. Data: Kalian sekarang melanjutkan tahap pendidikan ke sekolah

menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah

kejuruan (SMK), atau madrasah aliyah kejuruan MAK karena telah

berhasil menempuh tahap pendidikan sebelumnya di sekolah menengah

pertama.

a. Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya singkatan

“MAK” diberi tanda kurung. Dalam EYD, tanda kurung digunakan untuk

mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

b. Perbaikan: Kalian sekarang melanjutkan tahap pendidikan ke sekolah

menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah

kejuruan (SMK), atau madrasah aliyah kejuruan (MAK) karena telah

berhasil menempuh tahap pendidikan sebelumnya di sekolah menengah

pertama.

Page 90: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

78

No Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca (Tanda Kurung Siku )

29. Data: Tumbuh-tumbuhan [[yang ditanam di kebun itu]] tergolong ke

dalam makhluk hidup.

a. Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, Karena seharusnya tanda kurung

siku “[[yang ditanam di kebun itu]]” yang digunakan hanya satu. Dalam

EYD, tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau

kelompok kata sebagai koreksi, atau tambahan pada kalimat atau bagian

kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menjadi isyarat bahwa

kesalahan itu memang terdapat di dalam naskah asli dan tanda kurung

siku juga digunakan untuk mengapit keterangan di dalam kalimat

penjelas yang sudah bertanda kurung.

Perbaikan: Tumbuh-tumbuhan [yang ditanam di kebun itu] tergolong ke

dalam makhluk hidup.

No Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca (Tanda Petik Tunggal )

30. Data: Jenis teks yang berisi peristiwa-peristiwa lucu, konyol, atau

menjengkelkan sebagai akibat dari krisis yang ditanggapi dengan reaksi.

Anekdot mempunyai struktur teks:

abstraksi^orientasi^krisis^reaksi^koda. Tanda “^” berarti “diikuti oleh”.

a. Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya kata “diikuti

oleh” diapit oleh tanda petik tunggal bukan tanda petik karena “diikuti

oleh” adalah sebuah penjelasan dari tanda “^”. Dalam EYD, kata petik

digunakan untuk mengapit terjemahan atau penjelasan kata, atau

ungkapan asing.

Perbaikan: Jenis teks yang berisi peristiwa-peristiwa lucu, konyol, atau

menjengkelkan sebagai akibat dari krisis yang ditanggapi dengan reaksi.

Anekdot mempunyai struktur teks:

abstraksi^orientasi^krisis^reaksi^koda. Tanda “^” berarti „diikuti oleh‟.

Page 91: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

79

TABEL 4.5. “Persentase Kesalahan Penulisan Huruf pada Buku Teks

Bahasa Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013”

No Kode

Kesalahan

Tipe

Kesalahan

Frekuensi

Kesalahan

Jumlah

Kesalahan

EYD dalam

Buku

Presentase

(%)

1. A1 Huruf

Kapital

134 228 58.77 %

2. A2 Huruf

Miring

1 228 0,43 %

TABEL 4.6. “Persentase Kesalahan Penulisan Kata pada Buku Teks

Bahasa Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013”

No Kode

Kesalahan

Tipe

Kesalahan

Frekuensi

Kesalahan

Jumlah

Kesalahan

EYD dalam

Buku

Presentase

(%)

1. A3 Angka dan

Bilangan

6 228 2, 63 %

Page 92: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

80

TABEL 4.7. “Persentase Kesalahan Penggunaan Tanda Baca pada

Buku Teks Bahasa Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X

Kurikulum 2013”

No Kode

Kesalahan

Tipe

Kesalahan

Frekuensi

Kesalahan

Jumlah

Kesalahan

EYD dalam

Buku

Presentase

(%)

1. A4 Tanda Titik 50 228 21,92 %

2. A5 Tanda Koma 5 228 2,19 %

4. A6 Tanda

Hubung

10 228 4,38 %

5. A7 Tanda Titik

Dua

16 228 7,01 %

6. A8 Tanda Pisah 3 228 1,31 %

7. A9 Tanda

Kurung

1 228 0,43 %

8. A10 Tanda

Kurung Siku

1 228 0,43 %

9. A11 Tanda Petik

Tunggal

1 228 0,43 %

Hasil analisis data yang peneliti peroleh dari buku teks Bahasa Indonesia

Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013, berupa kesalahan pada

aspek sebagai berikut:

1. Terdapat kesalahan penulisan huruf kapital dalam buku teks Bahasa Indonesia

Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013 dengan persentase

kesalahan terbesar yaitu 58,77 %.

Page 93: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

81

2. Terdapat kesalahan penulisan huruf miring dalam buku teks Bahasa Indonesia

Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013 dengan persentase

kesalahan terkecil 0,43 %.

3. Terdapat kesalahan pemakaian angka dan bilangan dalam buku teks Bahasa

Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013 dengan

persentase kesalahan 2,63 %.

4. Terdapat kesalahan penggunaan tanda titik dalam buku teks Bahasa Indonesia

Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013 dengan persentase

kesalahan 21,92 %.

5. Terdapat kesalahan penggunaan tanda koma dalam buku teks Bahasa

Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013 dengan

persentase kesalahan 2,19 %.

6. Terdapat kesalahan penggunaan tanda hubung dalam buku teks Bahasa

Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013 dengan

persentase kesalahan 4,38 %.

7. Terdapat kesalahan penggunaan tanda tititk dua dalam buku teks Bahasa

Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013 dengan

persentase kesalahan 7,01 %.

8. Terdapat kesalahan penggunaan tanda pisah dalam buku teks Bahasa

Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013 dengan

persentase kesalahan 1,31 %.

9. Terdapat kesalahan penggunaan tanda kurung dalam buku teks Bahasa

Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013 dengan

persentase kesalahan terkecil 0,43 %.

10. Terdapat kesalahan penggunaan tanda kurung siku dalam buku teks Bahasa

Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013 dengan

persentase kesalahan terkecil 0,43 %.

11. Terdapat kesalahan penggunaan tanda petik tunggal dalam buku teks Bahasa

Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013 dengan

persentase kesalahan terkecil 0,43 %.

Page 94: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

82

Kesimpulannya, terdapat kesalahan pada penulisan huruf kapital dengan

persentase 58,77 %, penulisan huruf miring dengan persentase 0,43 %,

penulisan angka dan bilangan dengan persentase kesalahan 2,63 %, tanda baca

titik dengan persentase kesalahan 21,92 %, tanda koma dengan persentase

kesalahan 2,19 % , tanda hubung dengan persentase kesalahan 4,38 %, tanda

titik dua dengan persentase kesalahan 7,01 %, tanda pisah dengan persentase

kesalahan 1,31 %., tanda kurung dengan persentase 0,43 %, tanda kurung siku

dengan persentase 0,43 %, tanda petik tunggal dengan persentase 0,43 %.

Dengan demikian, tidak terdapat kesalahan pada penulisan kata dasar, kata

turunan, kata ulang, gabungan kata, kata depan, kata sandang, partikel,

singkatan dan akronim, kata ganti. Dan tidak terdapat kesalahan pada

penggunaan titik koma (;), tanda ellipsis (…), tanda tanya (?), tanda seru (!),

tanda petik ganda (“…”), tanda garis miring (/), tanda penyingkat/apostrof („).

Page 95: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

83

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan pembahasan yang dipaparkan

pada pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Terdapat kesalahan penulisan huruf dalam buku teks Bahasa Indonesia

Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013. Diantaranya, kesalahan

penulisan huruf kapital dengan persentase kesalahan terbesar yaitu 58,77 %

dan kesalahan penulisan huruf miring dengan persentase kesalahan 0,43 %.

2. Terdapat kesalahan penulisan kata dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekpresi

Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013. Diantaranya, kesalahan

pemakaian angka dan bilangan dengan persentase kesalahan 2,63 %. Tidak

terdapat kesalahan pada penulisan kata dasar, kata turunan, kata ulang,

gabungan kata, kata depan, kata sandang, partikel, singkatan dan akronim,

kata ganti.

3. Terdapat kesalahan penggunaan tanda baca dalam buku teks Bahasa Indonesia

Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013. Diantaranya, kesalahan

penggunaan tanda titik dengan persentase kesalahan 21,92 %, kesalahan

penggunaan tanda koma dengan persentase kesalahan 2,19 %, kesalahan

penggunaan tanda hubung dengan persentase kesalahan 4,38 %, kesalahan

penggunaan tanda tititk dua dengan persentase kesalahan 7,01 %, kesalahan

penggunaan tanda pisah dengan persentase kesalahan 1,31 %, kesalahan

penggunaan tanda kurung dengan persentase kesalahan terkecil 0,43 %,

kesalahan penggunaan tanda kurung siku dengan persentase kesalahan terkecil

0,43 %, dan kesalahan penggunaan tanda petik tunggal dengan persentase

kesalahan terkecil 0,43 %. Tidak terdapat kesalahan pada penggunaan titik

koma (;), tanda ellipsis (…), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda petik ganda

(“…”), tanda garis miring (/), tanda penyingkat/apostrof („).

Page 96: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

84

Dengan demikian, masih terdapat kesalahan Ejaan yang Disempurnakan

pada buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X

Kurikulum 2013 yang digunakan oleh SMA Negeri 1 Parung Bogor.

B. Implikasi

Dari simpulan yang telah didapat, bahwa masih terdapat kesalahan Ejaan

yang Disempurnakan (EYD) pada buku teks Bahasa Indonesia Ekpresi Diri

dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013 yang digunakan oleh SMA Negeri 1

Parung Bogor. Maka, implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra

Indonesia adalah sekolah dan guru harus meningkatkan ketelitian dalam

memilih buku yang akan menjadi pedoman pembelajaran. Jika masih terdapat

kesalahan dalam buku teks yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran,

akan menjadi contoh yang tidak baik bagi guru maupun siswa.

C. Saran

Berdasarkan simpulan yang didapat. Maka saran penulis, sekolah harus

lebih teliti dalam memilih buku yang akan menjadi pedoman dalam

pembelajaran. Guru pelajaran bahasa Indonesia sebaiknya mengecek ulang

buku bahasa Indonesia yang akan digunakan untuk pembejaran di dalam kelas.

Page 97: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal dan Tasai, S Amran. Cermat Berbahasa Indonesia: Untuk

Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo, 2010.

Alwi, Hasan. dkk. Tata Bahasa Baku: Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai

Pustaka, 2010.

Badudu, J.S. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 1994.

-------. Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia pustaka Utama, 1993.

Chaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Finoza, Lamuddin. Kemahiran Berbahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan

Bahasa. Jakarta: Mawar Gempita, 1997.

Gani, Ramlan A. dan Fitriyah, Mahmudah. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2007.

Gie, The Liang. Terampil Mengarang. Yogyakarta: ANDI, 2002.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi

Aksara, 2013.

Kridalaksana, Harimurti. Kamus Lingustik Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2008.

Mustakim. Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia untuk Umum. Jakarta: Gramedia

Pusaka Utama, 1996.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005.

Mars, Boy S Sabarguna. Analisis Data pada Penelitian Kualitatif. Jakarta: UI-Press,

2005.

Muslich, Masnur. Fonologi Bahasa Indonesia Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi

Bahasa Indonesia. Malang: Bumi Aksara, 2008.

Page 98: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

Muslich, Masnur. “Hakikat dan Fungsi Buku Teks”, http://masnur-

muslich.blogspot.com/2008/10/hakikat-dan-fungsi-buku-teks.html, diakses

21 Agustus 2015 12.18 WIB.

Nababan, Sri Utari Subyakto. Analisis Kontranstif dan Kesalahan: Suatu Kajian dari

Sudut Pandang Guru Bahasa. Jakarta: PPS IKIP, 1994.

Parera, Jos Daniel. Linguistik Edukasional: Metodologi Pembelajaran Bahasa,

Analisis Kontrastif Antarbahasa, Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta:

Erlangga, 1997.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI.

Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: TransMedia, 2010.

Putrayasa, Ida Bagus. Kalimat Efektif: Diksi, Struktur, dan Logika. Bandung: Refika

Aditama, 2007

Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo, 2007.

Santoso, Kusno Budi. Problematika Bahasa Indonesia: Sebuah Analisis Prktis

Bahasa Baku. Jakarta: Rineka Cipta, 1990.

Setyawati, Nanik. Analisis Kesalahan Berbahasa: Teori dan Praktik. Surakarta:

Yama Pustaka, 2010.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2012.

Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. Pengajaran Analisis Kesalahan

Berbahasa. Bandung: Angkasa, 1988.

-------. Pengajaran Remedi Bahasa. Bandung: Angkasa, 1984.

-------, dan Djago Tarigan. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa,

2009.

Page 99: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

Tim Bahasa. Pedoman Lengkap EYD “Ejaan yang Disempurnakan”. Yogyakarta:

Cahaya Atma, 2011.

Utorodewo, Felicia N, dkk. Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah.

Depok: Universitas Indonesia, 2006.

Waridah, Ernawati. EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta: Kawan Pustaka,

2009.

Widianingsih, Retno Kurniasari. Analisis Kesalahan Ejaan pada Buku Teks Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Kelas VI Sekolah Dasar Terbitan Yudhistira

dan Erlangga. Skripsi S1 Yogyakarta: Program Studi Bahasa dan Sastra

Indonesia, 2014.

Yunita, dkk. Karya Tulis Ilmiah Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

ZED, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2008.

Page 100: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

70

UJI REFERENSI

Nama : Isma Rusan Farhani

NIM : 1111013000007

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi : Analisis Kesalahan Ejaan yang Disempurnakan pada Buku Teks

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum

2013 dan Impikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia di SMA Negeri 1 Parung Bogor

Dosen Pembimbng : Nuryati Djihadah, M. Pd., M.A

No REFERENSI PARAF

1. Arifin, E. Zaenal dan Tasai, S Amran. Cermat Berbahasa

Indonesia: Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: akademika

Pressindo, 2010.

2. Alwi, Hasan. dkk. Tata Bahasa Baku: Bahasa Indonesia Edisi

Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2010.

3. Badudu, J.S. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 1994.

4. Badudu, J.S. Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia

pustaka Utama, 1993.

5. Chaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta:

Rineka Cipta, 2000.

Page 101: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

71

6. Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta:

Rajawali Pers, 2011.

7. Gani, Ramlan A. dan Fitriyah, Mahmudah. Pembinaan Bahasa

Indonesia. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN

Jakarta Press, 2007.

8. Gie, The Liang. Terampil Mengarang. Yogyakarta: ANDI, 2002.

9. Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik.

Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

10. Kridalaksana, Harimurti. Kamus Lingustik Edisi Keempat. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2008.

11. Finoza, Lamuddin. Kemahiran Berbahasa Indonesia untuk

Mahasiswa Nonjurusan Bahasa. Jakarta: Mawar Gempita, 1997.

12. Mustakim. Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia untuk Umum.

Jakarta: Gramedia Pusaka Utama, 1996.

13. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi.

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.

14. Mars, Boy S Sabarguna. Analisis Data pada Penelitian Kualitatif.

Jakarta: UI-Press, 2005.

15. Muslich, Masnur. Fonologi Bahasa Indonesia Tinjauan Deskriptif

Sistem Bunyi Bahasa Indonesia. Malang: Bumi Aksara, 2008.

16. Muslich, Masnur. “Hakikat dan Fungsi Buku Teks”,

Page 102: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

72

http://masnur-muslich.blogspot.com/2008/10/hakikat-dan-

fungsi-buku-teks.html, diakses 21 Agustus 2015 12.18 WIB.

17. Nababan, Sri Utari Subyakto. Analisis Kontranstif dan

Kesalahan: Suatu Kajian Dari Sudut Pandang Guru Bahasa.

Jakarta: PPS IKIP, 1994.

18. Putrayasa, Ida Bagus. Kalimat Efektif: Diksi, Struktur, dan

Logika. Bandung: Refika Aditama, 2007.

19. Parera, Jos Daniel. Linguistik Edukasional: Metodologi

Pembelajaran Bahasa, Analisis Kontrastif Antarbahasa, Analisis

Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Erlangga, 1997.

20. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional RI. Panduan EYD dan Tata Bahasa

Indonesia. Jakarta: TransMedia, 2010.

21. Rahayu, Minto Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi. Jakarta:

Grasindo, 2007.

22. Setyawati, Nanik. Analisis Kesalahan Berbahasa: Teori dan

Praktik. Surakarta: Yama Pustaka, 2010.

23. Santoso, Kusno Budi. Problematika Bahasa Indonesia: Sebuah

Analisis Prktis Bahasa Baku. Jakarta: Rineka Cipta, 1990.

24. Tarigan, Henry Guntur dan Tarigan, Djago. Pengajaran Analisis

Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 1988.

Page 103: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

73

25. Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Remedi Bahasa. Bandung:

Angkasa, 1984.

26. Tarigan, Henry Guntur dan Tarigan, Djago. Telaah Buku Teks

Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa, 2009.

27. Tim Bahasa. Pedoman Lengkap EYD “Ejaan Yang

Disempurnakan”. Yogyakarta: Cahaya Atma, 2011.

28. Utorodewo, Felicia N. Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar

Penulisan Ilmiah. Depok: Universitas Indonesia, 2006.

29. Waridah, Ernawati. EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan.

Jakarta: Kawan Pustaka, 2009.

30. Yunita, dkk. Karya Tulis Imliah Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan

Mencermatinya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

31. ZED, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2008.

Depok, 12 September 2015

Yang Menyatakan

Dosen Pembimbing

Nuryati Djihadah, M. Pd., M.A

NIP 196608291999032002

Page 104: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

“Deskripsi Kesalahan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Buku Teks

Bahasa Indonesia Ekpresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013”

No Halaman Kesalahan Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) Kode

Kesalahan

1. iii Sejalan dengan peran itu, pembelajaran Bahasa Indonesia untuk

jenjang Pendidikan Menengah Kelas X yang disajikan dalam

buku ini disusun dengan berbasis teks, baik lisan maupun tulis,

dengan menempatkan Bahasa Indonesia sebagai wahana untuk

mengekspresikan perasaan dan pemikiran.

A1

2. iii Bermuara pada pembentukan sikap kesantunan dan kejelian

berbahasa serta sikap penghargaan terhadap Bahasa Indonesia

sebagai warisan budaya bangsa.

A1

3. v Penyusunan buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik

ini dapat diselesaikan.

A2

4. vii Tahap pembangunan teks secara bersama-sama dilaksanakan

pada Kegiatan 2.

A1

5. vii Adapun Kegiatan 3 merupakan kegiatan belajar mandiri. A1

6. 4 Teks laporan berkaitan dengan hubungan berjenjang antara

sebuah kelas dan subsubkelas yang ada di dalamnya.

A6

7. 4 Kalian diskusikan terlebih dahulu tugas berikut ini dalam

kelompok yang terdiri atas tiga sampai lima orang.

A8

8. 6 Tumbuh-tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi

tumbuhtumbuhan berbunga dan tumbuh-tumbuhan tidak

berbunga.

A6

9. 7 Rumput, gandum, dan tanaman keras adalah jenis

tumbuhtumbuhan.

A6

10. 7 Vertebrata mempunyai tulang belakang yang meliputi manusia,

burung, kucing, katak, dan lain-lain, sedangkan invertebrate

tidak mempunyai tulang belakang yang meliputi ubur-ubur,

kupu-kupu, dan laba-laba.

A5

11. 8 Kalian akan mengetahui bahwa terdapat beberapa subkelas yang

dapat dibagi menjadi subsubkelas yang lebih terperinci lagi.

A6

Page 105: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

12. 8 Tambahkanlah subsubkelas di bawah tumbuh-tumbuhan ke

dalam diagram tersendiri!

A6

13. 8 Buatlah perincian itu pada kertas terpisah agar subsubkelas yang

lebih kecil dapat dimasukkan ke dalam diagram ini!

A6

14. 12 Tumbuh-tumbuhan [[yang ditanam di kebun itu]] tergolong ke

dalam makhluk hidup.

A6

15. 17 Binatang yang menyusui A4

16. 20 Teks laporan yang kalian pelajari pada Kegiatan 1 berkaitan

dengan alam, manusia, dan hewan.

A1

17. 20 Pada Kegiatan 2, kalian menganalisis teks laporan tentang unsur

alam yang disebut karbon.

A1

18. 25 Pekerjaan yang telah kalian buat pada Tugas 3 tersebut dapat

kalian sajikan di depan teman-teman kalian.

A1

19. 35 Kalian sekarang melanjutkan tahap pendidikan ke sekolah

menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah

menengah kejuruan (SMK), atau madrasah aliyah kejuruan

MAK karena telah berhasil menempuh tahap pendidikan

sebelumnya di sekolah menengah pertama.

A9

20. 37 Apa yang Harus Anda Lakukan Jika Ditilang? A1

21. 40 Langkah kedua tidak dapat dilakukan sebelum langkah pertama

ditempuh? Jelas bahwa langkah awal merupakan syarat bagi

langkah berikutnya.

A5

22. 45 Apa yang Harus Anda lakukan Jika Ditilang? A1

23. 46 Sekaligus menjadi sarana kohesi teks, seperti pertama, kedua,

ketiga, dan setelah, seperti pada kalimat: … Ketiga, pastikan

tuduhan pelanggaran.

A4

24. 48 Transaksi penting melalui ATM itu, antara lain, adalah A7

25. 54 Setelah selesai, bandingkan dengan teks prosedur kompleks

yang dijadikan model pada Kegiatan 1.

A1

26. 56 Menyusun Kembali Urutan Kalimat dalam Teks prosedur

kompleks

A1

27. 57 Kalian lebih baik bekerja sama tiga sampai lima orang. A3 & A8

28. 65 Untuk mengerjakan Tugas 4, kalian perlu membaca teks ini A1

Page 106: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

dengan cermat.

29. 65 Setiap berapa tahun sekali kampung kalian melakukan pemilihan

Ketua RT?

A1

30. 65 Siapa saja yang boleh mencalonkan diri sebagai Ketua RT? A1

31. 65 Di manakah tata cara pemilihan Ketua RT di tempat tinggal

kalian?

A1

32. 65 Bagaimanakah tata cara pemilihan Ketua RT di tempat tinggal

kalian?

A1

33. 65 Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua RT dilaksanakan oleh suatu

Panitia yang dibentuk oleh Lurah dengan Keputusan Camat

berdasarkan usulan dari para Kepala Keluarga di lingkungan RT

setempat.

A1

34. 65 Beberapa anggota yang ditentukan oleh Ketua bila dipandang

perlu dengan ketentuan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.

A1 & A3

35. 65 Panitia pemilihan Ketua dan Wakil Ketua RT tidak dapat

dicalonkan sebagai Ketua dan Wakil Ketua RT.

A1

36. 65 Tugas dan wewenang panitia pemilihan adalah mencari dan

mengumpulkan nama calon Ketua dan Wakil Ketua RT

berdasarkan usulan dari para Kepala Keluarga di lingkungan RT

setempat.

A1

37. 66 Melaporkan berita acara hasil pemilihan kepada Camat melalui

Lurah untuk mendapatkan pengesahan.

A1

38. 66 Ketua dan Wakil Ketuaa RT dipilih oleh para Kepala Keluarga

setempat dalam suatu pemilihan yang dihadiri sedikitnya 2/3

(dua pertiga) Kepala keluarga di lingkungan RT setempat.

A1

39. 66 Dalam pelaksanaan pemilihan, Ketua RT yang dipilih

berdasarkan urutan suara terbanyak pertama dan Wakil Ketua

RT berdasarkan urutan suara terbanyak kedua.

A1

40. 66 Penentuan Ketua dan Wakil Ketua RT ditentukan oleh panitia

pemilihan.

A1

41. 66 Apabila dalam suatu pelaksanaan pemilihan Ketua dan Wakil

Ketua RT, tidak dihadiri sedikitnya 2/3 (dua pertiga) jumlah

Kepala Keluarga sebagaimana dimaksud pada huruf a.

A1

Page 107: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

42. 66 Atas dasar pertimbangan panitia pemilihan dengan pemuka

masyarakat dan Lurah.

A1

43. 66 Waktu pelaksanaan pemilihan dapat ditunda paling lama 15

(lima belas) hari kemudian dan selanjutnya diadakan

pelaksanaan pemilihan walaupun jumlah yang hadir tidak

mencapai jumlah sedikitnya 2/3 (dua pertiga) Kepala Keluarga

di lingkungan RT setempat.

A1 & A3

44. 66 Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara, Wakil Bendahara dan

Seksi dipilih oleh Ketua dan Wakil Ketua RT.

A1

45. 66 Hasil pemilihan Ketua dan Wakil Ketua RT diajukan panitia

pemilihan kepada Lurah guna diteruskan pada Camat untuk

mendapatkan pengesahan dengan keputusan Camat.

A1

46. 66 Ketua dan Wakil Ketua dikukuhkan dan dilantik oleh Camat atas

nama Kepala Daerah.

A1

47. 66 Coba ceritakan ulang urutan tata cara pemilihan Ketua RT dan

Wakil Ketua RT dengan menggunakan kalimat kalian sendiri.

A1

48. 67 Setelah kalian menceritakan ulang urutan tata cara pemilihan

Ketua RT dan Wakil ketua RT.

A1

49. 71 Bacalah terlebih dahulu puisi atau sajak “Seonggok Jagung”

pada Tugas 1 untuk mendapatkan gambaran.

A1

50. 71 Pada Tugas 2, 3, dan 4, kalian akan mengeksplorasi cara

mengajukan pendapat lebih lanjut.

A1

51. 72 Sajak W.S Rendra di atas menggambarkan seorang pemuda yang

hanya Tinggal berdiam.

A1

52. 73 Apakah yang ditempuh oleh Pemerintah agar syarat itu

terpenuhi?

A1

53. 73 Ekonomi Indonesia Akan Melampaui Jerman Dan Inggris. A1

54. 76 Saya setuju karena … … … … … … A4

55. 76 Saya tidak setuju karena … … … … … … A4

56. 77 Tulislah kembali pendapat itu dengan kalimat kalian sendiri!

… … … … … ...

A4

57. 77 Tulislah kembali pernyataan itu dengan kalimat kalian sendiri!

… … … … … …

A4

Page 108: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

58. 77 Urutkanlah dengan menggunakan penanda argumentasi Yang

terpenting adalah … …; Yang berikutnya adalah … …;

Selanjutnya, … …; dan sejenisnya.

A1

59. 78 Argumentasi yang diajukan oleh penulis teks yang diawali oleh

penanda wacana Pertama, …, Kedua, …, Ketiga, … …, dan

Keempat, … … Kalian juga boleh membuat judul baru seperti

contoh berikut ini.

A1 & A4

60. 78 Keunggulan Ekonomi Indonesia Pada Tahun 2030 A1

61. 78 Pertama, … … … … … … A4

62. 78 Kedua, … … … … … … A4

63. 78 Ketiga, … … … … … … A4

64. 78 Keempat, … … … … … … A4

65. 81 Masalah ini akan kalian pelajari pada Kegiatan 2 berikut ini. A1

66. 82 Integrasi Asean Dalam Plurilingualisme A1

67. 94 Kalian boleh melihat kembali teks yang dicontohkan pada

Kegiatan 1 dan 2 itu.

A1

68. 95 Cocokkan dengan teks yang dicontohkan pada Kegiatan 1 dan 2. A1

69. 105 Abstraksi … … … … … … A4

70. 105 Orientasi … … … … … … A4

71. 105 Krisis … … … … … … A4

72. 105 Reaksi … … … … … … A4

73. 105 Koda … … … … … … A4

74. 109 Kerjakanlah Tugas 1 sampai dengan 4 sesuai dengan petunjuk

yang diberikan!

A1 & A8

75. 116 “negeri sampah” A1

76. 118 Pada Kegiatan 3 ini kalian diajak untuk mengerjakan tugas

secara mandiri.

A1

77. 118 Kalian dapat menggunakan teks anekdot yang telah kalian

pelajari pada Kegiatan 1 dan 2 di atas sebagai pedoman.

A1

78. 118 Gunakan teks yang telah kalian pelajari pada Kegiatan 1 dan 2

untuk perbandingan.

A1

79. 121 Kerjakan Tugas 1 yang mengikutinya. A1

80. 129 Kalau begitu, kami tetap akan melakukan aksi mogok kerja A4

Page 109: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

sampai tuntutan kami dipenuhi

81. 129 Tidak boleh demikian. Kita harus mencari jalan tengah A4

82. 132 Teks lain yang akan kalian pelajari adalah teks tentang ekspor

kain sarung ke Negeri Yaman.

A1

83. 132 Negosiasi Antara Penjual dan Pembeli di Pasar Seni Sukawati A1

84. 133 Belum boleh. Dua ratus delapan puluh lima ribu. A3

85. 133 Tidak mau. Kalau boleh, dua ratus lima puluh ribu. A3

86. 133 Dua ratus tujuh puluh lima ribu. A3

87. 135 Seperti pada negosiasi antara karyawan dan pengusaha pada

Kegiatan 1?

A1

88. 135 Belum boleh. Dua ratus delapan puluh lima ribu. A3

89. 137 Seorang ibu muda dari Eropa pergi ke Pasar Seni Sukawati

untuk membeli patung yang terbuat dari kayu.

A1

90. 140 Pengusaha : … … … … … … … … … … … … … … … A4

91. 140 Pihak bank : … … … … … … … … … … … … … … … A4

92. 140 Pengusaha : … … … … … … … … … … … … … … … A4

93. 140 Pihak bank : … … … … … … … … … … … … … … … A4

94. 140 Pengusaha : … … … … … … … … … … … … … … … A4

95. 140 Pihak bank : … … … … … … … … … … … … … … … A4

96. 140 Pengusaha : … … … … … … … … … … … … … … … A4

97. 140 Pihak bank : … … … … … … … … … … … … … … … A4

98. 140 Pengusaha : … … … … … … … … … … … … … … … A4

99. 140 Pihak bank : … … … … … … … … … … … … … … … A4

100. 140 Pengusaha : … … … … … … … … … … … … … … … A4

101. 140 Pihak bank : … … … … … … … … … … … … … … … A4

102. 141 Pengusaha : … … … … … … … … … … … … … … … A4

103. 141 Pihak bank : … … … … … … … … … … … … … … … A4

104. 141 Pengusaha : … … … … … … … … … … … … … … … A4

105. 141 Pihak bank : … … … … … … … … … … … … … … … A4

106. 141 Pengusaha : … … … … … … … … … … … … … … … A4

107. 141 Pihak bank : … … … … … … … … … … … … … … … A4

108. 141 Pengusaha : … … … … … … … … … … … … … … … A4

109. 145 Kalian dapat menggunakan teks negosiasi antara wakil karyawan A1

Page 110: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

dan wakil karyawan pada Kegiatan 1 di atas sebagai panduan.

110. 146 Buatlah dialog tersebut seperti dialog pada Kegiatan 1 dengan

struktur teks.

A1

111. 149 Pada kenyataannya jenis teks yang telah disebutkan itu tidak

muncul secara murni atau orang tidak hanya menggunakan satu

jenis teks.

A5

112. 153 Selain itu, kalian juga bisa menambahkan ukuran dan keadaan

kandangnya (luas atau tidak, bersih atau tidak)

A4

113. 154 Harimau yang ada di Kebun Hewan A berbeda dengan harimau

pada umumnya.

A1

114. 154 Harimau di Kebun Hewan A yang kalian uraikan itu juga tidak

diklasifikasikan ke dalam kelas hewan tertentu.

A1

115. 154 Manusia makin berusaha memiliki secara pribadi hewanhewan

langka tersebut.

A6

116. 156 Seperti telah kalian pahami dari Pelajaran 2, teks prosedur

kompleks yang demikian itu disebut teks protokol.

A1

117. 158 Pada Kegiatan 2, kalian akan belajar lebih jauh untuk menjalani

hidup melalui teks.

A1

118. 160 Dari Pelajaran 3 tentang eksposisi sebelumnya, kalian

mengetahui bahwa tahap pernyataan pendapat^tahap

pernyataan ulang pendapat itu seimbang.

A1

119. 160 “Program Akselerasi sangat dibutuhkan” A1

120. 161 Dari sini kalian dapat menegaskan lagi pemahaman terhadap

eksposisi pada Pelajaran 3 sebelumnya.

A1

121. 164 Kalian akan diajak untuk menghadapi berbagai persoalan

pembelajaran Bahasa Indonesia melalui teks eksposisi.

A1

122. 165 “Orang Indonesia tidak Perlu Belajar Bahasa Indonesia” A1

123. 167 Pada Kegiatan 3 ini kalian diajak untuk mencari dan

memanfaatkan informasi dengan berbagai cara.

A1

124. 169 Kemudian keluarkanlah kartrid toner baru dari kemasannya.

Lalu lepaskan pita kemasan kartrid.

A5

125. 170 Keterangan tersebut adalah bahanbahan makanan yang harus

disiapkan sebelum langkah-langkah memasak dilakukan.

A6

Page 111: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

126. 175 Jenis teks yang berisi peristiwa-peristiwa lucu, konyol, atau

menjengkelkan sebagai akibat dari krisis yang ditanggapi dengan

reaksi. Anekdot mempunyai struktur teks:

abstraksi^orientasi^krisis^reaksi^koda. Tanda “^” berarti

“diikuti oleh”.

A11

127. 175 Bilingual: berhubungan dengan kemampuan untuk

menggunakan dua bahasa. =˃ multilingual

A4

128. 182 Teks ini mengutamakan hubungan antara kelas dan subsubkelas

atau anggota-anggota kelas yang ada.

A6

129. 183 Observasi (nomina), mengobservasi (verba): pengamatan,

mengamati. =˃ laporan

A4

130. 183 Apabila teks prosedur kompleks mengandung langkah-langkah

yang dapat dibalikbalik, teks tersebut disebut protokol.

A6

131. 187 Fungsi pedagogis portofolio (sebagai metode) adalah untuk A7

132. 187 Fungsi pelaporan portofolio (sebagai bukti karya nyata dan alat

penilaian) adalah untuk

A7

133. 191 KOMENTAR:

… … … … … … … … … … … … … … …

A4

134. 209 Siswa masih kurang menguasai topic A4

135. 209 Siswa telah menguasai topic A4

136. 209 Komentar:

… … … … … … … … … … … … … … …

A4

137. 213 “Kritik Dan Humor dalam Layanan Publik” A1

138. 216 Komunikator yang efektif A7

139. 216 Pemecahan masalah secara efektif A7

140. 217 Kontributor terhadap kelompok A7

141. 217 Warga yang bertanggung jawab A7

142. 217 Pembelajaran seumur hidup A7

143. 218 Keterampilan pemahaman A4

144. 218 Siswa menunjukkan keterampilan pemahaman secara lengkap

dengan menggunakan 6 kriteria dengan sedikit bantuan dari guru

A4

145. 218 Siswa menunjukkan keterampilan pemahaman dengan

menggunakan 4—5 kriteria dengan sedikit bantuan dari guru

A4

Page 112: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

146. 218 Siswa menunjukkan keterampilan pemahaman dengan

menggunakan 3 kriteria dengan banyak bantuan dari guru

A4

147. 218 Siswa menunjukkan keterampilan pemahaman secara minimal

dengan menggunakan 1—2 kriteria dengan banyak bantuan dari

guru

A4

148. 218 Siswa tidak menunjukkan keterampilan pemahaman A4

149. 219 Keterampilan pengelolaan A7

150. 219 Pembuatan simpulan A7

151. 219 Penerapan A7

152. 220 Eksplorasi/penelitian A7

153. 220 Pengorganisasian komunikasi A7

154. 220 Presentasi lisan A7

155. 221 Pemilihan media yang sesuai A7

Keterangan:

A1 = Kesalahan penulisan huruf kapital.

A2 = Kesalahan penulisan huruf miring.

A3 = Kesalahan penulisan angka dan bilangan.

A4 = Kesalahan penggunaan tanda titik.

A5 = Kesalahan penggunaan tanda koma.

A6 = Kesalahan penggunaan tanda hubung.

A7 = Kesalahan penggunaan tanda titik dua.

A8 = Kesalahan penggunaan tanda pisah.

A9 = Kesalahan penggunaan tanda kurung.

A10 = Kesalahan penggunaan tanda kurung siku.

A11 = Kesalahan penggunaan tanda petik tunggal.

Page 113: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …
Page 114: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …
Page 115: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

Gambaran Umum SMA Negeri 1 Parung Bogor

SMA Negeri Parung didirikan pada tanggal 01 Juli 1985 berdasarkan SK

Mendikbud No 0601/O/1985. Awalnya SMAN 1 Parung merupakan filial (kelas Jauh)

SMA Negeri 1 Cibinong. Menempati gedung sendiri di Jl Waru Jaya, Desa Waru

Jaya, Kec. Parung sejak tahun 1987. Sampai tahun 2013 telah meluluskan sebanyak 26

angkatan.

Kepala Sekolah yang telah memimpin di SMAN 1 Parung :

D1. Drs. Wirya JayaAtmaja tahun 1985-1989

D2. Juariman,BA(alm) tahun 1990-1992

D3. Nana Sutarna,BA tahun 1992-1995

D4. Drs. Acep Wiharsa tahun 1996-1998

D5. Dra.Hj. Zuraidah,M.M tahun 1998-2006

D6. Dra. Hj. Komariah tahun 2006-2009

D7. Drs. H. Ali Gozali,M.Pd tahun 2009-2011

D8. Drs. H. Ali

Rochman,M.BA,MM

tahun 2011- 2014

D9. Drs. Ikhwan Setiawan, MM tahun 2014 – sekarang

Identitas Sekolah

Nama Sekolah

Nama Sekolah

: SMA NEGERI 1 PARUNG NSS/NPSN

Status Sekolah

Alamat Sekolah

Provinsi

Kabupaten

Kecamatan

Desa

Kode Pos

Nomor Fax/Telepon

Web Site

Email

: 301020210051 / 20200602

: Sekolah Negeri

: JAWA BARAT

: BOGOR

: PARUNG

: WARU JAYA

: WARU JAYA NO.17

: Bogor, 16330

: (0251) 8542063

:

http://www.sman1parung.sch.i

d

: [email protected]

Rekening Sekolah

Nomor Rekening

: 0812-01-03014-53-2

Page 116: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

Atas Nama

Nama Bank

Alamat Bank

: SMA NEGERI 1 PARUNG

: BRI Unit Parung

: Jl. Raya Parung – Bogor

Data Fisik Sekolah

a. Luas Tanah : 9.180 m2

b. Luas Bangunan : 6.500 m2

c. Status Tanah : Negara / Pemda Kab

Bogor

d. No Akta / sertifikat tanah :

10.10.20.11.1.00001

e. Daya Listrik Total : 23500 VA

Jumlah Rombongan Belajar : 24 Kelas

a. Jumlah siswa Kelas I : 299 Orang

b. Jumlah Siswa Kelas II : 318 Orang

c. Jumlah Siswa Kelas III : 284 Orang

Jumlah Seluruhnya : 865 Orang

Jumlah Guru : 47 orang

Jumlah Karyawan : 12 orang

Page 117: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …
Page 118: ANALISIS KESALAHAN EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN) …

BIODATA PENULIS

Isma Rusan Farhani, lahir di Bogor tanggal 29

Desember 1993. Putri dari pasangan Rusdi AS dan

Khoirunnisa. Penulis telah menempuh pendidikan

Taman Kanak-kanak (TK) di Raudhatul Athfal

Islamiyah dari tahun 1998-1999. Melanjutkan

pendidikan sekolah dasar di MI Islamiyah dari tahun

1999-2005. Melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di MTS

Islamiyah Darul Irfan dari tahun 2005-2008. Dan melanjutkan pendidikan

sekolah menengah atas di MA Islamiyah Darul Irfan dari tahun 2008-2011.

Penulis mulai melanjutkan pendidikan S1 di perguruan tinggi sejak tahun 2011

melalui jalur penelusuran minat dan bakat (PMDK) Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis memilih Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, dan memilih jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra (PBSI) sampai

tahun 2015.

Alamat Penulis sejak tahun 2003 hingga sekarang di Jl. Abdul Wahab RT

05 RW 05 No. 22 Sawangan Depok. Email : [email protected].