makalah bahasa indonesia (ejaan yang disempurnakan)

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang begitu penting bagi manusia yang perananya tidak perlu dirgukan lagi, hal ini dapat dibuktikan dengan menunjuk pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari hari, tapi dapat juga dibuktikan dengan menunjuk banyaknya perhatian para ilmuan dan praktisi terhadap bahasa sebagai objek ilmu tidak dimonopoli oleh para ahli bahasa. Para ilmuan dalam bidang lain pun menjadikan bahasa sebagai objek studi karena mereka memerlukan bahasa sekurang-kurangnya sebagai alat bantu untuk mengomunikasikan berbagai hal dalam bidang ilmu yang mereka pelajari Dalam literatur bahasa para ahli umumnya merumuskan fungsi bahasa bagi setiap orang ada empat, yaitu pertama sebagai alat berkomunikasai, kedua sebagai alat mengekspresikan diri, ketiga sebagai alat berintegrasi dan beradaftasi sosial, ke empat sebagai alat kontrol sosial. Di Indonesia sendiri penggunaan bahasa mengalami beberapa perubahan, dan dalam penggunaannya sering tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Pemahaman ejaan sangat perlu, karna ejaan merupakan 1 | Makalah “Ejaan yang Disempurnakan”

Upload: ibrahim-naki

Post on 22-Jun-2015

13.829 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat yang begitu penting bagi manusia yang perananya

tidak perlu dirgukan lagi, hal ini dapat dibuktikan dengan menunjuk pemakaian

bahasa dalam kehidupan sehari hari, tapi dapat juga dibuktikan dengan menunjuk

banyaknya perhatian para ilmuan dan praktisi terhadap bahasa sebagai objek ilmu

tidak dimonopoli oleh para ahli bahasa.

Para ilmuan dalam bidang lain pun menjadikan bahasa sebagai objek studi

karena mereka memerlukan bahasa sekurang-kurangnya sebagai alat bantu untuk

mengomunikasikan berbagai hal dalam bidang ilmu yang mereka pelajari

Dalam literatur bahasa para ahli umumnya merumuskan fungsi bahasa

bagi setiap orang ada empat, yaitu pertama sebagai alat berkomunikasai, kedua

sebagai alat mengekspresikan diri, ketiga sebagai alat berintegrasi dan beradaftasi

sosial, ke empat sebagai alat kontrol sosial.

Di Indonesia sendiri penggunaan bahasa mengalami beberapa perubahan,

dan dalam penggunaannya sering tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.

Pemahaman ejaan sangat perlu, karna ejaan merupakan rambu lalu lintas dalam

penggunaan bahasa terutama bahasa tulis.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengertian Ejaan yang disempurnakan

Bagaimana ruang lingkup ejaan yang disempurnakan

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk Mengetahui pengertian EYD

Untuk Mengetahui ruang lingkup ejaan yang disempurnakan

1 | M a k a l a h “ E j a a n y a n g D i s e m p u r n a k a n ”

Page 2: Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)

BAB II

KAJIAN TEORI

Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah perlambangan bunyi bahasa,

pemisahan, penggabungan dan penulisannya dalam suatu bahasa.

2.1 Pendapat Ilmuan

1. Harimurti Kridalaksana

Perubahan ejaan adalah bahwa pembakuan ejaan merupakan bagian dari

pembinaan kebudayaan. Dan pembinaan kebudayaan adalah bagian dari pembangunan.

Dengan alasan ini, maka “tak seorang pun dirugikan” dan tak ada sektor pembangunan

yang dihambat dengan ejaan baru.

Harimurti menutup esainya dengan kalimat-satu-paragraf yang di kutip lengkap

berikut ini: “Masalah ejaan baru adalah masalah yang sangat sederhana, kita tak perlu

membesar-besarkan apa yang tak besar dan tak usah mencari-cari apa yang tak ada.”

2. Menurut Zaenal A. dan Amran Tasai (2003: 170)

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan

bagaimana hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya

dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf,

penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.

3. Abdul Chaer (1998: 36)

Menjelaskan pada hakekatnya ejaan itu tidak lain dari konvensi grafis, perjanjian

di antara anggota masyarakat pemakai suatu bahasa untuk menuliskan bahasanya.

Biasanya ejaan itu bukan hanya soal pelambangan fonem dengan huruf saja, tetapi juga

mengatur tata cara penulisan kata dan kalimat, beserta dengan tanda-tanda bacanya.[3]

Termasuk di dalamnya: penulisan kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata,

kata depan dan partikel lain, angka dan bilangan; serta penulisan unsur serapan atau

pungutan.

2 | M a k a l a h “ E j a a n y a n g D i s e m p u r n a k a n ”

Page 3: Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional lahir pada awal tahun dua

puluhan. Namun dari segi ejaan, bahasa indonesia sudah lama memiliki ejaan

tersendiri. Berdasarkan sejarah perkembangan ejaan, sudah mengalami perubahan

sistem ejaan, yaitu :

1. Ejaan Van Ophuysen

Ejaan ini mulai berlaku sejak bahasa Indonesia lahir dalam awal tahun dua

puluhan. Ejaan ini merupakan warisan dari bahasa Melayu yang menjadi dasari

bahasa Indonesia. Sebagai tindak lanjutnya, pada tanggal 19 maret 1947

dikeluarkanlah SK No. 246/Bhg. A/47 tentang ejaan oleh mentri pengajaran,

pendidikan dan kebudayaan saat itu, Yang hasilnya Ejaan Suwandi.

2. Ejaan Suwandi

Setelah ejaan Van Ophuysen diberlakukan, maka muncul ejaan yang

menggantikan, yaitu ejaan Suwandi. Ejaan ini berlaku mulai tahun 1947 sampai

tahun 1972.

3. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun 1972 sampai sekarang. Ejaan ini

merupakan penyempurnaan yang pernah berlaku di Indonesia. Ejaan Bahasa

Indonesia yang Disempurnakan (EYD) diterapkan secara resmi mulai tanggal 17

Agustus 1972 dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor :

57/1972 tentang peresmian berlakunya “Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan”.

4. Ejaan yang berlaku sekarang

Sesudah kemerdekaan negara Republik Indonesia, dirasakan banyak hal

yang kurang praktis terkait dengan ejaan bahasa yang ada saat itu. Oleh karenanya

dianjurkan adanya perubahan ejaan agar bahasa indonesia lebih

menginternasionalkan menyangkut aturan-aturan atau kaidah-kaidah

penulisannya.

3 | M a k a l a h “ E j a a n y a n g D i s e m p u r n a k a n ”

Page 4: Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)

3.2 Pengertian EYD

Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku

sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau

Ejaan Soewandi.Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa

dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan

tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.

Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan

adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luasdari sekedar masalah pelafalan.

Ejaan mengatur keseluruhan caramenuliskan bahasa.

Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasademi

keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.Keteraturan

bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasanmakna. Ibarat sedang

mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalulintas yang harus dipatuhi oleh

setiap pengemudi. Jika para pengemudimematuhi rambu-rambu yang ada,

terciptalah lalu lintas yang tertib danteratur. Seperti itulah kira-kira bentuk

hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.

3.3 Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (Eyd)

Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek yaitu :

1. Pemakaian Huruf

2. Penulisan Huruf

3. Penulisan Kata

4. Penulisan Unsur Serapan dan

5. Pemakaian Tanda Baca

1) Pemakaian Huruf

Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling

banyak menggunakan huruf abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang

digunakan sebanyak 26 buah.

a. Huruf Abjad

Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf

berikut. Nama setiap huruf disertakan disebelahnya.

4 | M a k a l a h “ E j a a n y a n g D i s e m p u r n a k a n ”

Page 5: Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

HurufA B C D E F G H I J K L M N O

a b c d e f g h i j k l m n o

Nama a be ce de e ef ge ha i je ka el em en o

No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

HurufP Q R S T U V W X Y Z

p q r s t u v w x y z

Nama pe ki er es te u ve we eks ye zet

b. Huruf Vokal

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas

huruf a, i, u, e, dan o. Contoh pemakaian huruf vokal dalam kata

Huruf Vokal a i u e o

Di awal api itu ulang enak oleh

Di tengah padi simpan lusa Petak soreh

Di akhir pipa murni ibu ide radio

c. Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia adalah

huruf yang selain huruf vokal yang terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l,

m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

d. Huruf Diftong

Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai,

au, dan oi.Contoh pemakaian dalam kata

Huruf Diftong ai au oi

Di awal ain aula -

Di tengah syaitan saudara boikot

Di akhir pandai harimau amboi

e. Gabungan Huruf Konsonan

5 | M a k a l a h “ E j a a n y a n g D i s e m p u r n a k a n ”

Page 6: Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)

Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang

melambangkan konsonan, yaitu : kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing

melambangkan satu bunyi konsonan. Contoh pemakaian dalam kata

Gabungan Huruf

Konsonankh ng ny sy

Di awal Khusus Ngili Nyata Syarat

Di tengah Akhir Bangun Hanyut Isyarat

Di akhir Tarikh Senang - arasy

2) Penulisan Huruf

Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD,

yaitu:

Penulisan huruf besar dan

Penulisan huruf miring.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan berikut :

a. Penulisan Huruf Besar (Kapital)

Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu :

1) Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya :

Dia menulis surat di kamar.

Tugas bahasa Indonesia sudah dikerjakan.

2) Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya :

Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.

“Kemarin engkau terlambat”, kata ketua tingkat.

3) Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan

nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci. Misalnya :

Allah Yang Maha kuasa lagi Maha penyayang.

Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.

4) Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan , keturunan,

keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya :

Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin.

6 | M a k a l a h “ E j a a n y a n g D i s e m p u r n a k a n ”

Page 7: Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)

Kita adalah pengikut Nabi Muhammad saw.

5) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti

nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan nama tempat.

Misalnya :

Wakil Presiden Yusuf Kalla memberi bantuan mobil.

Laksamana Muda Udara Abd. Rahman telah dilantik.

Dia diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Depdiknas.

Bapak Gubernur Sulawesi Selatan menerima laporan korupsi.

6) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang. Misalnya :

Ibrahim Naki

Nofayanti

7) Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan nama bahasa.

Misalnya :

bangsa Indonesia

suku Sunda

bahasa Inggris

8) Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan

peristiwa sejarah. Misalnya :

tahun Hijriyah hari Jumat

bulan Desember hari Lebaran

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

9) Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri. Misalnya :

Laut Jawa Jazirah Arab

Asia Tenggara Tanjung Harapan

10) Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga

pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali terdapat kata

penghubung. Misalnya :

Republik Indonesia

Majelis Permusyawaratan Rakyat

11) Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaan dan

pengacuan. Misalnya :

7 | M a k a l a h “ E j a a n y a n g D i s e m p u r n a k a n ”

Page 8: Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)

Surat Saudara sudah saya terima.

Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.

12) Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya :

Surat Anda telah saya balas.

Sudahkah Anda sholat?

13) Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan

sapaan. Misalnya :

Dr. Ibrahim Naki

Abdul Manaf Husain, S.H

14) Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang

terdapat pada nama badan lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta

dokumen resmi. Misalnya:

Perserikatan Bangsa-Bangsa

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

15) Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah, surat

kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan kata penghubung.

Misalnya :

Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.

Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.

b. Penulisan Huruf Miring

Huruf miring digunakan untuk :

1) Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.

Misalnya :

Buku Negara kertagama karangan Prapanca.

Majalah Suara Hidayatullah sedang dibaca.

Surat kabar Pedoman Rakyat akan dibeli.

2) Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata.

Misalnya :

Huruf pertama kata abad adalah a.

Dia bukan menipu, tetapi ditipu.

Buatlah kalimat dengan kata lapang dada.

8 | M a k a l a h “ E j a a n y a n g D i s e m p u r n a k a n ”

Page 9: Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)

3) Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing. Misalnya :

Politik devideet et impera pernah merajalela di Indonesia.

3) Penulisan Kata

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :

1) Kata Dasar

Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang

ditulis sebagai suatu kesatuan. Misalnya :

Dia teman baik saya.

2) Kata Turunan (Kata berimbuhan)

Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu :

Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya :

Membaca

Menulis

Terdengar

memasak.

Awalan dan akhrian ditulis serangkai dengan kata yang langsung

mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata.

Misalnya :

Bertepuk tangan

Sebar luaskan.

Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat

awalan dan akhiran, kata itu ditulis serangkai. Misalnya :

Menandatangani

Keanekaragaman.

Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,

gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya :

Antarkota

Mahaadil

Prakata.

3) Kata Ulang

9 | M a k a l a h “ E j a a n y a n g D i s e m p u r n a k a n ”

Page 10: Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)

Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Jenis

jenis kata ulang yaitu :

Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal. Misalnya :

Laki : Lelaki

Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan. Misalnya:

Laki : Laki-laki

Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem. Misalnya :

Sayur : Sayur-mayur

Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat imbuhan.

Misalnya :

Main : Bermain-main

4) Gabungan Kata

Gabungan kata lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus.

Bagian-bagiannya pada umumnya ditulis terpisah.

Misalnya :

Mata kuliah

Orang tua.

Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang menimbulkan kemungkinan

salah baca saat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur

bersangkutan.

Misalnya :

Ibu-bapak

Pandang-dengar

Gabugan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai.

Misalnya :

Daripada

Sekaligus

Bagaimana

Barangkali.

5) Kata Ganti (ku, mu, nya, kau)

10 | M a k a l a h “ E j a a n y a n g D i s e m p u r n a k a n ”

Page 11: Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)

Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Sedangkan kata ganti ku, mu, nya ditulis serangkai dengan kata yang

mendahuluinya. Misalnya :

Kubaca

Kaupinjam

Bukuku

Tasmu

Sepatunya

6) Kata Depan (di, ke, dari)

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dengan kata yang

mengikutinya, kecuali pada gabungan kata yang dianggap padu sebagai satu kata,

seperti kepada dan daripada. Misalnya :

Jangan bermian di jalan

Saya pergi ke kampung halaman

Dewi baru pulang dari kampus.

7) Kata Sandang (si dan sang)

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya :

Nama si pengrimi surat tidak jelas

Anjing bermusuhan dengan sang kucing.

8) Partikel

Partikel merupakan kata tugas yang mempunyai bentuk yang khusus, yaitu

sangat ringkas atau kecil dengan mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Kaidah

penulisan partikel sebagai berikut :

Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Misalnya : Bacalah buku itu baik-baik!

Apakah yang dipelajari minggu lalu?

Apatah gerangan salahku?

Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya kecuali yang dianggap

sudah menyatu.

Misalnya : Jika ayah pergi, ibu pun ikut pergi.

11 | M a k a l a h “ E j a a n y a n g D i s e m p u r n a k a n ”

Page 12: Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)

Partikel per yang berarti memulai, dari dan setiap. Partikel per ditulis terpisah

dengan bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.

Misalnya : Rapor siswa dilihat per semester.

9) Singkatan dan Akronim

Singkatan adalah nama bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu

kata atau lebih.

Misalnya : dll = dan lain-lain

yth = yang terhormat

Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan

suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang

diperlakukan sebagai kata.

Misalnya : SIM = Surat Izin Mengemudi dan IKIP = Institut Keguruan dan Ilmu

pendidikan

10) Angka dan Lambang Bilangan

Dalam bahasa Indonesia ada dua macam angka yang lazim digunakan ,

yaitu : (1) Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan (2) Angka Romawi : I,

II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X.

Lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut :

1) Bilangan utuh. Misalnya : 15 dan lima belas

2) Bilangan pecahan. Misalnya : ¾ dan tiga perempat

3) Bilangan tingakt. Misalnya : Abad II dan Abad ke-2

4) Kata bilagan yang mendapat akhiran –an. Misalnya : tahun 50-an dan lima

puluhan

5) Angka yang menyatakan bilagnan bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya

mudah dibaca. Misalnya : Sekolah itu baru mendapat bantuan 210 juta rupiah.

6) Lambang bilangan letaknya pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Kalau

perlu diupayakan supaya tidak diletakkan di awal kalimat dengan mengubah

struktur kalimatnya dan maknanya sama.

Misalnya : Dua puluh lima siswa SMA tidak lulus. (benar) dan 25 siswa SMA 1

tidak lulus. (salah)

12 | M a k a l a h “ E j a a n y a n g D i s e m p u r n a k a n ”

Page 13: Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)

7) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis

dengan huruf, kecuali beberapa dipakai secara berurutan seperti dalam perincian

atau pemaparan. Misalnya : Amir menonton pertunjukan itu selama dua kali.

4) Penulisan Unsur Serapan

Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia, sebagian ahli

bahasa Indonesia menganggap belum stabil dan konsisten. Dikatakan demikian

karena pemakai bahasa Indonesia sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa

memperhatikan aturan, situasi, dan kondisi yang ada. Pemakai bahasa seenaknya

menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai dengan aturan yang telah

diterapkan.

Penyerapan unsur asing dalam pemakaian bahasa indonesia dibenarkan,

sepanjang : (a) konsep yang terdapat dalam unsur asing itu tidak ada dalam bahasa

Indonesia, dan (b) unsur asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada

yang layak mewakili dalam bahasa Indonesia, akhirnya dibenarkan, diterima, atau

dipakai dalam bahasa Indonesia. sebaliknya apabila dalam bahasa Indonesia sudah

ada unsur yang mewakili konsep tersebut, maka penyerapan unsur asing itu tidak

perlu diterima.

Menerima unsur asing dalam perbendaharaan bahasa Indonesia bukan

berarti bahasa Indonesia ketinggalan atau miskin kosakata. Penyerapan unsur

serapan asing merupakan hal yang biasa, dianggap sebagai suatu variasi dalam

penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu terjadi karena setiap bahasa mendukung

kebudayaan pemakainya. Sedangkan kebudayaan setiap penutur bahasa berbeda-

beda anatar satu dengan yang lain. Maka dalam hal ini dapat terjadi saling

mempengaruhi yang biasa disebut akulturasi. Sebagai contoh dalam masyarakat

penutur bahasa Indonesia tidak mengenal konsep “radio” dan “televisi”, maka

diseraplah dari bahasa asing (Inggris). Begitu pula sebaliknya, di Inggris tidak

mengenal adanya konsep “bambu” dan “sarung”, maka mereka menyerap bahasa

Indonesia itu dalam bahasa Inggris.

Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia

dikelompokkan dua bagian, yaitu :

13 | M a k a l a h “ E j a a n y a n g D i s e m p u r n a k a n ”

Page 14: Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)

• Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara

utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh

yang tergolong secara adopsi, yaitu : editor, civitas academica, de facto,

bridge.

• Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke dlaam

kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya.

Salah satu contoh yang tergolong secara adaptasi, yaitu : ekspor, material,

sistem, atlet, manajemen, koordinasi, fungsi.

5) Pemakaian Tanda Baca

Tanda Titik (.)

Penulisan tanda titik di pakai pada :

Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan

Akhir singkatan nama orang.

Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.

Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat umum.Bila singkatan itu

terdiri atas tiga hurus atau lebih dipakai satu tanda titik saja.

Dipakai untuk memisahkan bilangan atau kelipatannya.

Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.

Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau

daftar.

Tidak dipakai pada akhir judulyang merupakan kepala karangan atau

ilustrasi dan tabel.

Tanda koma (,)

Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan :

Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang

didahului oleh kata tetapi atau melainkan.

Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika anak kalimat itu

mendahului induk kalimatnya.

14 | M a k a l a h “ E j a a n y a n g D i s e m p u r n a k a n ”

Page 15: Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)

Digunakan dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang

terdapat pada awal kalimat. Termasuk kata : (1) Oleh karena itu, (2) Jadi,

(3) lagi pula, (4) meskipun begitu, dan (5) akan tetapi.

Digunakan untuk memisahkan kata seperti : o, ya, wah, aduh, dan kasihan.

Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Dipakai diantara : (1) nama dan alamat, (2) bagina-bagian alamat, (3)

tempat dan tanggal, (4) nama dan tempat yang ditulis secara berurutan.

Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang

dinyatakan dengan angka.

Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk

membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.

Menghindari terjadinya salah baca di belakang keterangan yang terdapat

pada awal kalimat.

Dipakai di antara bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar

pustaka.

Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak

membatasi.

Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang

mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan

tanda tanya atau seru.

Tanda Titik Tanya ( ? )

Tanda tanya dipakai pada :

Akhir kalimat tanya.

Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang

diragukan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Tanda Seru ( ! )

Tanda seru dugunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa

seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,

ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat.

Tanda Titik Koma ( ; )

Tanda titik koma dipakai :

15 | M a k a l a h “ E j a a n y a n g D i s e m p u r n a k a n ”

Page 16: Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)

Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.

Memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai

pengganti kata penghubung.

Tanda Titik Dua ( : )

Tanda titik dua dipakai :

Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.

Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.

Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam

percakapan .

Di antara jilid atau nomor dan halaman.

Di antara bab dan ayat dalam kitab suci.

Di antara judul dan anak judul suatu karangan.

Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap

yang mengakhiri pernyataan.

Tanda Elipsis (…)

Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan

menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dibuang. Jika yang

dibuang itu di akhir kalimat, maka dipakai empat titik dengan titik terakhir diberi

jarak atau loncatan.

Tanda Garis Miring ( / )

Tanda garis miring ( / ) di pakai :

Dalam penomoran kode surat.

Sebagai pengganti kata dan,atau, per, atau nomor alamat.

Tanda Penyingkat atau Apostrof ( ‘)

Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan sebagian huruf.

Tanda Petik Tunggal ( ‘…’ )

Tanda petik tunggal dipakai :

Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.

Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

Tanda Petik ( “…” )

Tanda petik dipakai :

16 | M a k a l a h “ E j a a n y a n g D i s e m p u r n a k a n ”

Page 17: Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)

Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus, kiasan

atau yang belum dikenal.

Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku, apabila dipakai dalam

kalimat.

Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau

bahan tertulis lain.

17 | M a k a l a h “ E j a a n y a n g D i s e m p u r n a k a n ”

Page 18: Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pada uraian pada Bab terdahulu maka dapatlah ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan penyempurnaan dari

ejaan-ejaan sebelumnya. EYD diresmikan pada saat pidato kenegaraan

memperingati HUT Kemerdekaan RI XXVII, 17 agustus 1972. Ejaan ini

menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.

Yang kemudian dikukuhkan dalam Surat Keputusan Presiden No. 57 tahun

1972. EYD ini hasil kerja panitia ejaan Bahasa Indonesia yang dibentuk

tahun 1966.

2. Ruang lingkup Eyd mencakup lima aspek yaitu :

1. Pemakaian Huruf

2. Penulisan Huruf

3. Penulisan Kata

4. Penulisan Unsur Serapan dan

5. Pemakaian Tanda Baca

4.2 SARAN

Dari tugas makalah ini, banyak hal yang dapat kita pelajari. Seperti halnya

yang sudah kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar tugas makalah ini,

yaitu semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat menambah wawasan kita

dan pemahaman kita mengenai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Serta harapan dengan mempelajari ejaan yang disempurnakan maka proses

pembelajaran, pemahaman, dan penulisan bahasa Indonesia akan menjadi lebih

mudah. Untuk itu pelajarilah ejaan yang disempurnakan dengan sungguh agar

dapat dimengerti.

18 | M a k a l a h “ E j a a n y a n g D i s e m p u r n a k a n ”

Page 19: Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)

DAFTAR PUSTAKA

Sugihastuti, dkk. 2006. Editor Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Finoza, Lamudin. 1993.Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia,.

Alwi, Hasan. Dkk. 2003, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi-2. Jakarta:

Balai Pustaka.

_______. 1992, Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: Balai

Pustaka 1991

19 | M a k a l a h “ E j a a n y a n g D i s e m p u r n a k a n ”