analisis kata kunci artikel jurnal baca pdii-lipi...
TRANSCRIPT
-
ANALISIS KATA KUNCI ARTIKEL JURNAL BACA PDII-LIPI
PERIODE 2015 – 2018: SEBUAH KAJIAN BIBLIOMETRIKA
KAIDAH ZIPF
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Disusun Oleh :
GIOVANNY EPITA 11150251000035
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
1441 H / 2019
-
i
ABSTRAK
Giovanny Epita (11150251000035)
Analisis Kata Kunci Artikel Jurnal Baca PDII-LIPI Periode 2015 – 2018:
Sebuah Kajian Bibliometrika Kaidah Zipf
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan topik penelitian ilmu
perpustakaan dan informasi berdasarkan analisis kata kunci yang didapatkan
melalui metode bibliometrika Kaidah Zipf. Metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif menggunakan
analisis konten terhadap artikel pada Jurnal BACA yang dikaji untuk
mendapatkan kata kunci menggunakan bibliometrika Kaidah Zipf yang
menghasilkan perkembangan topik penelitian pada jurnal. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh artikel Jurnal BACA PDII-LIPI dalam rentang
tahun 2015-2018 dengan jumlah total 51 artikel dengan 49 artikel berbahasa
Indonesia dan 2 artikel berbahasa Inggris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
1) Analisis kata kunci menggunakan Kaidah Zipf menghasilkan istilah
“informasi” (3.6%) sebagai kata kunci yang paling banyak digunakan dalam
penelitian di artikel Jurnal BACA PDII-LIPI Periode 2015-2018. Diikuti
dengan istilah “perpustakaan” (2.7%); “koleksi” (1.7%); “artikel” (1.6%);
“indonesia” (1.6%) ; “penulis” (1.4%); dan “data” (1.3%). Sementara itu, kata
kunci yang memiliki presentase dibawah 1% terdapat total 348 kata kunci, 5
(lima) istilah unik yang diseleksi oleh penulis antara lain: “scopus” (0.3%);
“slims” (0.2%); “masjid” (0.2%); “instagram” (0.2%); “fashion” (0.2%);
“government” (0.2%). 2) Perkembangan topik penelitian pada Jurnal BACA
Periode 2015-2018 didominasi dengan penelitian bibliometrika (36,84%) dan
subjek sumber spesifik dan aplikasi pada ilmu perpustakaan dan informasi
(15,79%) yang tersebar bahasannya mengenai analisis koleksi, promosi
perpustakaan, kebijakan implementasi, dan evaluasi perpustakaan. Sedangkan
topik penelitian yang tidak pernah dibahas adalah intellectual property
protection, sources of public information, information policies and studies yang
berkaitan dengan informasi publik, kebebasan akses informasi dan hak
kekayaan intelektual serta hal-hal yang menyangkut dengan keamanan
informasi.
Kata Kunci: bibliometrika, Kaidah Zipf, kata kunci, topik penelitian ilmu
perpustakaan dan informasi.
-
ii
ABSTRACT
Giovanny Epita (11150251000035)
Keyword Analysis of Journal Articles BACA PDII-LIPI Period 2015 - 2018:
A Study of Bibliometrics on Zipf’s Law
This study aims to determine the trends of library information science research
topics based on keyword analysis obtained through bibliometrics Zipf’s Law
method. The method in this research is descriptive study with a quantitative
approach using content analysis of articles in the BACA Journal in order to
obtain keywords using the bibliometrics Zipf’s Law. The population in this
study are articles of BACA Journal on period 2015-2018 with a total of 51
articles with 49 articles in Indonesian and 2 articles in English The results
showed that 1) Keyword analysis using bibliometrics Zipf’s Law method
produced term “informasi” (3.6%) as the most widely used keyword in research
in BACA Journal of PDII-LIPI Period 2015-2018. Followed by term
“perpustakaan” (2.7%); “koleksi” (1.7%); “artikel” (1.6%); “indonesia”
(1.6%); “penulis” (1.4%); and “data” (1.3%). Meanwhile, keywords that have
a percentage below 1% with a total of 348 keywords, 5 (five) unique terms
selected by the author include: “scopus” (0.3%); “slims” (0.2%); “masjid”
(0.2%); “instagram” (0.2%); “fashion” (0.2%); “government” (0.2%). 2) The
trends of research topics in BACA Journal on period 2015-2018 was dominated
by bibliometrics research (36.84%) and the subject of specific sources and
applications in library and information science (15.79%) which talking about
collection analysis, library promotion, implementation policy, and library
evaluation. Meanwhile, research topics that have never been discussed are
intellectual property protection, sources of public information, information
policies and studies relating to public information, freedom of information
access and intellectual property rights as matters relating to information
security.
Keywords: bibliometrics, Zipf’s Law, keywords, research topics library and
information science
-
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Analisis Kata Kunci Artikel Jurnal BACA PDII-LIPI Periode 2015 – 2018: Sebuah
Kajian Bibliometrika Kaidah Zipf”. Shalawat dan salam semoga selalu tersampaikan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan , dan motivasi
dari berbagai pihak yang meluankan waktu dan ilmunya. Oleh karena itu sudah
sepatutnya penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc., MA, selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Saiful Umam, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Siti Maryam, S.Ag., S.S., M.Hum, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Perpustakan.
4. Bapak Amir Fadhilah, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Perpustakaan.
5. Dosen pembimbing penulis, Ibu Dr. Ida Farida, MLIS yang telah meluangkan
waktunya untuk membantu, mengarahkan, dan menuntun penulis untuk
dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah
mencurahkan ilmunya begitu banyak untuk masa depan penulis.
7. Bapak Prof. Sulistyo Basuki sebagai sosok yang pertama kali membuka
pengetahuan penulis dalam melakukan penelitian ini.
8. Pihak Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah – Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (PDII – LIPI) khususnya kepada Bapak Wahid
Nashihuddin, S.IP yang telah berkenan membantu penulis dalam
mengumpulkan data dan informasi di lapangan.
-
iv
9. Keluarga tercinta, Nani (Nenek) Zahara, Papa Sugiyo (Alm) Mama Shinta
Halawiyah (Alm) tercinta, Kakak-kakakku, Ka Deby dan Ka Lia, yang telah
mendidik, memberikan bantuan moril dan materil kepada penulis serta
Keponakanku, Andry, Reza, dan Setya. Untaian do’a, nasehat, perhatian dan
semangat yang selalu mereka berikan sebagai dorongan untuk penulis
menyelesaikan skripsi ini.
10. Terimakasih pula kepada sahabat-sahabat penulis Miftahur Rohmah, Mery
Wahyuningtyas, Faradisa Lailil Mukaromah, Nilam Cahya, Suci Amelia,
Agus Maulana, Mega Sari Putri, Rofiqoh, Alfiani, Desi Novita Sari, M.
Gradhi Pamungkas., Fajar Dwi Wicaksono, dan khususnya sahabatku sejak
lama Asifa Mufidha serta seluruh teman-teman Jurusan Ilmu Perpustakaan
2015 khususnya IPI B.
11. Tidak lupa kepada teman-teman KKN TRANSFORMASI yang memberikan
banyak warna baru dan pengalaman selama pelaksanaan KKN.
12. Dan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian. Amin.
Menyadari keterbatasan penulis sebagai layaknya manusia, penulisan skripsi ini
masih jauh dari sempurna dan tepat. Oleh karena itu, sudah sepantasnya skripsi ini
butuh masukan berupa kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sehingga
dapat diharapkan skripsi ini mendekati sempurna. Akhir kata, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita.
Jakarta, November 2019
Giovanny Epita
-
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ x
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xi
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Batasan dan Perumusan Masalah ............................................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 7
D. Definisi Istilah .......................................................................... 7
E. Asumsi Penelitian ..................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 9
BAB II TINJAUAN LITERATUR ........................................................... 11
A. Bibliometrika ............................................................................ 11
1. Definisi Bibliometrika ...................................................... 11
2. Tujuan Bibliometrika ........................................................ 12
3. Indikator Bibliometrika ..................................................... 14
B. Kaidah Zipf ............................................................................... 17
1. Zipf’s law dan Hubungannya dengan Kata-kata ............... 17
2. Hukum Frekuensi Kata Zipf ............................................. 19
3. Hukum Pertama Zipf (Zipf’s First Law) ........................... 21
4. Hukum Kedua Zipf (Zipf’s Second Law) .......................... 21
5. Titik Transisi dan Daerah Transisisi Goffman ................. 24
6. Penerapan Kaidah Zipf dalam Penelitian .......................... 26
C. Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi .................................. 28
-
vi
D. Taksonomi Hawkins ................................................................. 30
E. Peta Literatur ............................................................................ 35
F. Penelitian Terdahulu ................................................................. 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................. 44
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................... 44
B. Subjek dan Objek Penelitian .................................................... 44
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 44
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 45
E. Teknik Analisis Data ................................................................ 46
F. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 53
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................... 57
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 57
B. Temuan Hasil Penelitian .......................................................... 59
1. Perkembangan Artikel pada Jurnal BACA PDII-LIPI
Periode 2015-2018 ............................................................. 59
2. Analisis Isi Artikel Menggunakan Kaidah Zipf ................. 60
3. Penyebaran Kata Kunci Artikel .......................................... 64
4. Perkembangan Subjek Jurnal BACA PDII-LIPI
Periode 2015-2018 Menurut Klasifikasi Menggunakan
Taksonomi Hawkins ........................................................... 74
C. Pembahasan .............................................................................. 80
1. Perkembangan Artikel pada Jurnal BACA PDII-LIPI Periode
2015-2018 ........................................................................... 80
2. Penyebaran Kata Kunci Artikel .......................................... 82
3. Perkembangan Subjek Jurnal BACA PDII-LIPI
Periode 2015-2018 Menurut Klasifikasi Menggunakan
Taksonomi Hawkins ........................................................... 85
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 94
A. Simpulan ................................................................................ 94
B. Saran ...................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
-
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Information Science Map. Sumber: Hawkins, 2001 .................. 30
Gambar 4. 1 Identitas Jurnal BACA ............................................................... 58
Gambar 4. 2 Kata Kunci pada Jurnal BACA Periode 2015-2018
dalam model wordclouds ............................................................ 73
-
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Subjek Kepustakawanan vs Subjek Ilmu Informasi .................. 31
Tabel 2. 2 Information Science Taksonomi (Taksonomi Hawkins) ............ 33
Tabel 2. 3 Dua Puluh Besar Kata Kunci Pada Penelitan oleh Liu & Yang 37
Tabel 2. 4 Hasil penelitian Y. Rudi Kriswanto mengenai kecenderungan
topik penelitian pada Jurnal Berkala UGM pada Tahun 2017 .. 38
Tabel 2. 5 Daftar Sebaran Subjek dan Kata Kunci ..................................... 40
Tabel 2. 6 Perbandingan Lima Subjek Pada Empat Fase menggunakan
Analisis Kata Kunci .................................................................... 41
Tabel 2. 7 Tabel Penelitian Terdahulu ........................................................ 42
Tabel 3. 1 Jumlah artikel pada Jurnal BACA PDII-LIPI
Periode 2015-2018 ..................................................................... 45
Tabel 3. 2 Contoh Tabel Distribusi Kata Kunci
(Jumlah Kata-Kata yang Pengulangannya Satu Kali) ................ 49
Tabel 3. 3 Contoh Tabel Distribusi Kata Kunci .......................................... 51
Tabel 4. 1 Tabel Distribusi Perhitungan Jumlah Kata dan Titik Transisi ... 60
Tabel 4. 2 Frekuensi Jumlah Kata yang Muncul Satu Kali
pada Rentang ≥ 200 .................................................................... 61
Tabel 4. 3 Frekuensi Jumlah Kata yang Muncul Satu Kali
pada Rentang ≥ 300 ................................................................... 62
Tabel 4. 4 Frekuensi Jumlah Kata yang Muncul Satu Kali
pada Rentang ≥ 400 ................................................................... 62
Tabel 4. 5 Frekuensi Jumlah Kata yang Muncul Satu Kali
pada Rentang ≥ 500 ................................................................... 63
Tabel 4. 6 Frekuensi Jumlah Kata yang Muncul Satu Kali
pada Rentang ≥ 600 ................................................................... 63
Tabel 4. 7 Frekuensi Jumlah Kata yang Muncul Satu Kali
pada Rentang ≥ 700 .................................................................... 64
Tabel 4. 8 Frekuensi Jumlah Kata yang Muncul Satu Kali
pada Rentang ≥ 900 ................................................................... 64
-
ix
Tabel 4. 9 Kata Kunci yang didapatkan pada tiap Artikel .......................... 65
Tabel 4. 10 Peringkat 25 besar kata kunci pada artikel Jurnal BACA
Periode 2015-2018 ..................................................................... 67
Tabel 4. 11 10 Besar Kata Kunci Paling banyak Muncul pada Artikel Jurnal
BACA Tahun 2015 ..................................................................... 69
Tabel 4. 12 10 Besar Kata Kunci Paling banyak Muncul pada Artikel Jurnal
BACA Tahun 2016 ..................................................................... 69
Tabel 4. 13 10 Besar Kata Kunci Paling banyak Muncul pada Artikel Jurnal
BACA Tahun 2017 ..................................................................... 70
Tabel 4. 14 10 Besar Kata Kunci Paling banyak Muncul pada Artikel Jurnal
BACA Tahun 2018 ..................................................................... 70
Tabel 4. 15 Dua Puluh Lima Kata Kunci hasil seleksi peneliti
di bawah presentase 1%... .......................................................... 71
Tabel 4. 16 Kode area dan subjek pada Artikel Jurnal BACA
PDII-LIPI 2015-2018 Menurut Taksonomi Hawkins ................ 74
Tabel 4. 17 Topik Penelitian Paling Banyak di bahas pada Jurnal BACA
PDII-LIPI Periode 2015-2018 .................................................... 85
Tabel 4. 18 Topik Penelitian yang mulai di bahas pada Jurnal BACA
PDII-LIPI Periode 2015-2018 .................................................... 85
Tabel 4. 19 Topik Penelitian Paling Sedikit di bahas pada Jurnal BACA
PDII-LIPI Periode 2015-2018 .................................................... 85
Tabel 4. 20 Topik Penelitian Tidak Pernah di bahas pada Jurnal BACA ...
PDII-LIPI Periode 2015-2018 .................................................... 85
-
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4. 1 Perkembangan Publikasi Artikel Jurnal BACA
Periode 2015-2018 ..................................................................... 59
Grafik 4. 2 Sepuluh besar teratas Kata Kunci pada Artikel Jurnal BACA
Periode 2015-2018 ..................................................................... 68
Grafik 4. 3 Peringkat 11 - 21 teratas Kata Kunci pada Artikel Jurnal BACA
Periode 2015-2018 ..................................................................... 68
Grafik 4. 4 Penyebaran Subjek Artikel Menurut Taksonomi Hawkins
Jurnal BACA PDII-LIPI Periode 2015-2018 ............................. 76
-
xi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2. 1 Peta Literatur dalam Penelitian ini ............................................. 35
Bagan 3. 1 Flow Chart Analisis Kata Kunci menggunakan Kajian Bibliometrika
Kaidah Zipf ................................................................................. 52
-
xii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4. 1 Sebaran Topik Penelitian Jurnal BACA PDII-LIPI Tahun 2015
Menurut Taksonomi Hawkins .............................................. 76
Diagram 4. 2 Sebaran Topik Penelitian Jurnal BACA PDII-LIPI Tahun 2016
Menurut Taksonomi Hawkins .............................................. 77
Diagram 4. 3 Sebaran Topik Penelitian Jurnal BACA PDII-LIPI Tahun 2017
Menurut Taksonomi Hawkins .............................................. 77
Diagram 4. 4 Sebaran Topik Penelitian Jurnal BACA PDII-LIPI Tahun 2018
Menurut Taksonomi Hawkins .............................................. 78
-
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jumlah Terbitan Berkala Ilmiah Bidang Ilmu Perpustakaan
Lampiran 2. Tabel Distribusi Kata Kunci dan Keterangan Kode Area 51 Artikel
Jurnal BACA PDII-LIPI Periode 2015-2018
Lampiran 3. 360 Kata Kunci hasil Perhitungan menggunakan Kaidah Zipf pada
Artikel Jurnal BACA PDII-LIPI Periode 2015-2018
Lampiran 4. Judul 51 Artikel Jurnal BACA Periode 2015-2018 yang dianalisis
Lampiran 5. Contoh Analisis data menggunakan Aplikasi Word Count Tools
Lampiran 6. Hasil Cek Plagiarisme Melalui Turn It In
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Variasi penelitian pada sebuah ilmu pengetahuan patut dirangkum
dalam suatu kategorisasi untuk mengetahui arah perkembangan ilmu
pengetahuan di masa lalu, sekarang dan mendatang. Topik penelitian yang
bervariasi kemudian diidentifikasi melalui media komunikasi ilmiah untuk
mengukur sejauh mana ilmu pengetahuan berkontribusi melalui sekat-sekat
penelitian.
Penelitian kini tidak hanya berorientasi pada satu disiplin ilmu saja.
Sebagai contoh, ilmu perpustakaan dan ilmu informasi melalui penyataan
Sulistyo Basuki merupakan dua bidang ilmu yang berbeda namun mempunyai
hubungan interdisipliner yang kuat 1 . Pernyataan ini didukung dengan
penelitian oleh Saracevic mencatat bahwa hasil temu kembali informasi pada
OPAC (Online Public Access Catalog) mengenai penelitian ilmu informasi
selalu mengarahkan bahasan ke ilmu perpustakaan2.
Sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang kemudian berdampingan, ilmu
perpustakaan dan informasi atau library information science kini
dikembangkan melalui sebuah usaha dalam memajukan ilmu pengetahuan
lewat pendidikan tinggi atau dalam hal ini universitas. Program studi berlatar
1 Sulistyo Basuki, 2014. Pengantar Ilmu Perpustakaan: Istilah Pustaka Dan Perluasannya.
Jakarta: Universitas Terbuka, Hlm. 42. 2 Saracevic, Tefko. Information Science. Journal of the American Society for Information
Science Vol. 50, no. 2 (1999): 1051–63.
-
2
belakang ilmu perpustakaan dan informasi ditujukan untuk mengisi blok-blok
baru kebutuhan intelektual manusia di masa yang akan datang. Sejalan dengan
perkembangan pengetahuan mengenai ilmu perpustakaan dan informasi,
maka munculah penelitian-penelitan baru yang akan menunjang riset-riset
berdasarkan kebutuhan informasi yang selalu berubah setiap waktu.
Jika diranah pendidikan tinggi, penelitian dilakukan oleh mahasiswa
biasanya berbentuk skripsi, tesis dan disertasi dipublikasikan melalui
repositori masing-masing universitas yang bersangkutan bertujuan untuk
syarat kelulusan. Salah satu penelitian yang membahas mengenai
perkembangan topik penelitian pada skripsi mahasiswa adalah Siti Maryam.
Siti Maryam menyimpulkan bahwa tema yang paling dominan atau yang
paling banyak muncul pada skripsi mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan FAH-
UIN Syarif Hidayatullah periode 2003-2012 adalah bahan pustaka, layanan
perpustakaan, tipe perpustakaan dan pengembangan koleksi3.
Penelitian oleh Siti Maryam inilah yang menjadi perhatian penulis
mengenai fakta bahwa minimnya dinamika topik penelitian oleh mahasiswa
pada tahun 2003-2012 hanya berkutat pada blok kepustakawanan saja,
padahal cakupan ilmu perpustakaan dan informasi kini sangat luas hingga
dapat menciptakan keterkaitan dengan ilmu pengetahuan lainnya. Masih
dikutip dari penelitian Siti Maryam:
3 Siti Maryam. 2013. Arah Perkembangan Ilmu Perpustakaan (Analisa Tema Skripsi
Mahasiswa Ilmu Perpustakaan FAH-UIN Jakarta. Jakarta: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hlm. 59.
-
3
“Prodi Ilmu Perpustakaan FAH-UIN Syarif Hidayatullah perlu membuat kebijakan
mengenai tema-tema yang seharusnya ditulis oleh mahasiswa, di mana dalam satu atau dua
tahun ditentukan tema tertentu yang harus ditulis oleh mahasiswa. Dengan demikian maka
tema skripsi mahasiswa tidak akan monoton pada satu tema saja, tetapi akan lebih variatif.4”
Berdasarkan kutipan di atas, penulis kemudian ingin memunculkan
originalitas pada hasil penelitian oleh mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan
FAH-UIN Syarif Hidayatullah dengan mengangkat tema skripsi mahasiswa
strata 1 yang masih jarang dibahas yaitu bibliometrika khususnya
menggunakan Kaidah Zipf.
Kajian bibliometrika saat ini banyak dilakukan untuk memahami
kebutuhan informasi, pola penggunaan dan perilaku penggunaan khususnya
peneliti bidang perpustakaan dan informasi dalam pengembangan organisasi
informasi 5 . Sementara itu, Kaidah Zipf merupakan salah satu kajian di
bibliometrika yang fokus kepada kata-kata representatif yang didapatkan
setelah menganalisis isi literatur berdasarkan peringkat frekuensi. Menurut
Qiu, pengaplikasian kaidah Zipf evaluasi ilmu pengetahuan pada sebuah
penelitian:
“The word frequency analysis method used in Zipf’s law has been increasingly applied to
scientific evaluation, and currently, to the management of science and technology. Such trend
is notable. For example, using the bibliometric analysis of keywords to show the research
trends of a subject is a valuable empirical study. In particular, a large-scale word frequency
statistics analysis based on network environment can increasingly improve the credibility of
research conclusions and gain the favor of science and technology management departments.6”
4 Siti Maryam, 61. 5 Siti Husaebah Pattah. Pemanfaatan Kajian Bibliometrika Sebagai Metode Evaluasi dan
Kajian Dalam Ilmu Perpustakaan Dan Informasi. Jurnal Khazanah Al-Hikmah Vol. 1, no. 1 (2013):
Hlm. 11. 6 Qiu, Junping, Rongying Zhao, Siluo Yang, dan Ke Dong. 2017. Word Frequency
Distribution of Literature Information: Zipf’s Law. Singapore: Springer Singapore. Dalam
Informetrics, oleh Junping Qiu, Rongying Zhao, Siluo Yang, dan Ke Dong, Hlm 139.
-
4
Kutipan di atas menjelaskan bahwa analisis frekuensi kata sebagai
metode yang ada pada Kaidah Zipf sudah mulai meningkat pengaplikasiannya
pada evaluasi ilmu pengetahuan. Dengan menggunakan Kaidah Zipf sebagai
analisis bibliometrika menggunakan kata kunci dapat menggambarkan trend
penelitian berdasarkan subjek yang diteliti.
Secara praktis, kegunaan statistika dalam frekuensi kata dapat
meningkatkan kredibilitas sebuah penelitian berdasarkan subjek yang dibahas
dalam penelitian tersebut. Kata-kata tersebut yang telah didapatkan melalui
metode Kaidah Zipf kemudian akan dikategorisasikan berdasar pada
Taksonomi Hawkins. Taksonomi Hawkins merupakan sebuah peta subjek
ilmu informasi yang juga menaungi sebagian besar istilah di ilmu
perpustakaan dan didalamnya memuat subjek atau topik diwakilkan dengan
kode area.
Dengan mengkategorisasi topik penelitian menggunakan Taksonomi
Hawkins, maka objek yang tepat untuk melihat perkembangan penelitian
adalah media komunikasi ilmiah jurnal. Jurnal memiliki peran penting dalam
mengkomunikasikan sebuah ilmu karena disajikan kepada publik melalui
berbagai akses menurut jangka waktu mengikuti dinamika pengetahuan7.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, penelitian oleh mahasiswa
akan dipublikasikan melalui repositori universitas sedangkan dosen dan para
peneliti lebih mengutamakan untuk mempublikasikan hasil penelitiannya
7 Sulistyo Basuki. 2002. Bibliometrika, Sainsmetrika dan Informetrika. Disampaikan pada
Kursus Bibliometrika di Pusat Kajian Jepang UI pada Tanggal 20-23 Mei 2002.
-
5
melalui terbitan berkala. Salah satunya adalah jurnal terakreditasi guna nilai
kredit yang digunakan untuk kinerja di ranah profesional.
Salah satu jurnal di bidang ilmu perpustakaan dan informasi yang telah
memiliki predikat akreditasi SINTA 2 adalah Jurnal BACA yang dikelola oleh
PDII-LIPI (Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah – Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia). Jurnal BACA ini memulai publikasi pada tahun 1974
membuktikan bahwa Jurnal BACA memiliki pondasi yang kuat sebagai
sebuah media komunikasi ilmiah.
Setiap isi artikel di Jurnal BACA mengandung informasi mutakhir
dengan mengutamakan nilai-nilai keterbaruan, keaslian, dan kemanfaatan.
Tujuan penerbitan adalah untuk memberikan kontribusi secara aktif dalam
peningkatkan kualitas dan aksesibilitas informasi ilmiah bidang perpustakaan,
dokumentasi, dan informasi serta literasi kepustakawanan di era global.
Dengan visi dan kualitas yang ditawarkan Jurnal BACA, penulis
tertarik untuk mengkaji artikel-artikel yang dipublikasikan Jurnal tersebut
untuk dijadikan sebagai objek pada penelitian ini. Maka, berdasarkan
pemaparan yang sudah diuraikan, untuk dapat menilai variasi perkembangan
topik penelitian di bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi lewat media
komunikasi ilmiah yaitu jurnal, peneliti memutuskan untuk melakukan
penelitian berjudul Analisis Kata Kunci Artikel Jurnal BACA PDII-LIPI
Periode 2015 – 2018: Sebuah Kajian Bibliometrika Kaidah Zipf.
-
6
B. Batasan dan Perumusan Masalah
Penentuan batasan masalah tentunya perlu dilakukan untuk mencegah
terlalu luasnya pembahasan dalam penelitian ini. Pembatasan dilakukan oleh
peneliti dengan memfokuskan pada satu dalil utama dalam bibliometrika yaitu
Kaidah Zipf atau yang dikenal dengan Zipf’s Law. Perhitungan yang
dikembangkan melalui Kaidah Zipf akan dibahas berdasarkan temuan peneliti
terhadap penggunaan Kaidah Zipf sebagai metode mendapatkan kata kunci.
Selain itu, Taksonomi Hawkins digunakan untuk melihat
perkembangan topik penelitian pada ilmu perpustakaan dan informasi
berdasarkan kata kunci yang di analisis. Perlu digarisbawahi bahwa output
dari Taksonomi Hawkins merupakan kode area yang mewakilkan subjek
tertentu dan hanya digunakan sebagai kategorisasi dan klasifikasi terhadap
hasil temuan kata kunci untuk melihat topik-topik penelitian apa saja yang
dibahas dalam Jurnal BACA Periode 2015-2018 tanpa mengungkap lebih jauh
atau mengkaji penelitian mengenai Taksonomi Hawkins itu sendiri.
Dari penjelasan atas batas masalah yang akan diteliti, maka ditetapkan
rumusan masalah seperti berikut ini:
1. Bagaimana analisis kata kunci pada artikel Jurnal BACA PDII-LIPI
Periode 2015-2018 menggunakan metode bibliometrika Kaidah Zipf?
2. Bagaimana perkembangan topik penelitian ilmu perpustakaan dan
informasi pada Jurnal BACA PDII-LIPI Periode 2015-2018?
-
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui analisis kata kunci pada artikel Jurnal BACA PDII-LIPI
Periode 2015-2018 menggunakan metode bibliometrika Kaidah Zipf.
2. Mengetahui perkembangan topik penelitian ilmu perpustakaan dan
informasi pada Jurnal BACA PDII-LIPI Periode 2015-2018.
Sedangkan manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini antara lain:
1. Memberikan pilihan dan variasi terhadap tema-tema mutakhir
mengenai penelitian di bidang Kepustakawanan dan Informasi pada
peneliti dalam menentukan topik penelitian.
2. Mengetahui arah perkembangan topik-topik atau subjek-subjek yang
ada dalam ilmu perpustakaan dan informasi pada Jurnal BACA PDII-
LIPI berdasarkan periode yang telah diteliti yaitu pada 2015-2018.
3. Menjadi pertimbangan bagi lembaga PDII-LIPI khususnya Bidang
Dokumentasi dalam menentukan kata kunci secara efektif dan efisien
menggunakan Kaidah Zipf.
4. Sebagai penelitian yang dapat menjadi acuan dalam penelitian-
penelitian selanjutnya yang berfokus pada Bibliometrika khususnya
Kaidah Zipf.
D. Definisi Istilah
Dalam penelitian ini akan ditemukan beberapa istilah yang perlu
dijelaskan secara konsep. Keterangan konsep tersebut dapat terlihat sebagai
berikut:
-
8
Ilmu Informasi
Studi sistematika dan analisis mengenai sumber, perkembangan,
organisasi, diseminasi, evaluasi, kegunaan, dan manajemen informasi dalam
berbagai bentuk, termasuk berbagai media formal maupun informal dan juga
berbagai teknologi yang digunakan dalam komunikasi didalamnya.
Ilmu Perpustakaan
Pengetahuan dan keahlian yang didapatkan melalui aktivitas
professional untuk dapat melakukan seleksi, mendapatkan,
mengorganisasikan, menyimpan, memelihara, menemukan kembali dan
diseminasi pada informasi yang terekam agar dapat memenuhi kebutuhan
orang berkebutuhan spesifik.
Bibliometrika
Metode matematika dan statistika untuk mempelajari dan
mengidentifikasi pola pada penggunaan materi dan layanan dalam cakupan
Perpustakaan atau untuk menganalisis perkembangan histori terhadap
berbagai literatur-literatur biasanya pada pola kepengarangan, publikasi, dan
kegunaan. Ditemukan pada pertengahan abad Ke-20, diketahui sebagai studi
kuantitatif terhadap data bibliografi dan kegunaannya dikenal sebagai
bibliografi statistika.
Kaidah Zipf
Kaidah Zipf adalah salah satu kaidah dalam bibliometrika untuk
mempelajari frekuensi kata atau jumlah kemunculan kata dalam suatu
dokumen.
-
9
Kata Kunci
Satu atau beberapa istilah yang dianggap penting dan digunakan untuk
kemudahan temu kembali dokumen yang diambil/diekstrak dari judul, abstrak
atau isi artikel.
Jurnal
Jurnal merupakan sebuah terbitan berkala yang ditujukan untuk
menyebarluaskan hasil riset (asli) dan komentar tentang perkembangan saat
ini dalam disiplin ilmu tertentu, subd, atau bidang studi.
E. Asumsi Penelitian
Penelitian ini didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Seluruh isi artikel yang dianalisis dapat mewakili data.
2. Kata kunci yang diperoleh dari hasil perhitungan bibliometrika Kaidah
Zipf dapat menentukan subjek artikel berdasarkan analisis
mengunakan Taksonomi Hawkins.
3. Taksonomi Hawkins dapat mewakili subjek berdasarkan isi artikel
yang dibahas dan menjadi topik penelitian
F. Sistematika Penulisan
Berikut merupakan sistematika penulisan pada penelitian ini yang
dibagi penulis ke dalam 5 (lima) Bab diantaranya:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian dari penulis dengan menguraikan hal-hal seputar
penelitian seperti: latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan.
-
10
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Bab ini penulis akan menggambarkan tentang Bibliometika, Kaidah
Zipf, Taksonomi Hawkins, dan Jurnal Elektronik di Bidang Perpustakaan dan
Informasi, diikuti dengan penelitian terdahulu yang terkait dengan
pembahasan penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menerangkan tentang jenis dan pendekatan penelitian, sumber
data penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik
pengolahan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang Gambaran Umum Objek
Penelitian BACA: Jurnal Dokumentasi Dan Informasi (Jurnal BACA),
Perkembangan Artikel pada Jurnal BACA PDII-LIPI Periode 2015-2018,
Analisis Isi Artikel Menggunakan Kaidah Zipf, Penyebaran Kata Kunci
Artikel, Perkembangan Subjek Jurnal BACA PDII-LIPI Periode 2015-2018
Menurut Klasifikasi Menggunakan Taksonomi Hawkins
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir penulis mengemukakan hasil dari
kesimpulan dari pembahasan penelitian. Dalam bab ini juga penulis
mengemukakan beberapa saran dari hasil analisis penelitian yang diharapkan
dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.
-
11
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Bibliometrika
1. Definisi Bibliometrika
Heting Chu dalam penelitiannya mengenai metode penelitian di
bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi menganalisis tiga jurnal, salah
satunya yaitu Journal of the American Society for Information Science &
Technology (JASIS&T). Chu menemukan bahwa Bibliometrika berada pada
peringkat kedua dalam lima besar metode penelitian.8
Kemudian, De Bellis menerangkan sebuah definisi standar
Bibliometrika yang di kutip dari Pritchard “… the application of mathematics
and statistical methods to books and other media of communication.” 9
Bibliometrika dianggap sebagai matematika dikarenakan adanya formula
untuk mengetahui aspek yang ada dalam sebuah media komunikasi ilmiah.
Sementara itu, dianggap sebagai statistika dikarenakan berisi runtutan
data konkrit yang dapat dijadikan sebagai acuan evaluasi. Uniknya, De Bellis
mendefinisikan bibliometika sebagai ilmu sosial yang dapat dilihat pada
kutipan di bawah ini:
8 Heting Chu. 2015. Research Methods in Library and Information Science: A Content
Analysis. Library & Information Science Research Vol. 37, No. 1 (Januari 2015): 36–41.
https://doi.org/10.1016/j.lisr.2014.09.003. 9 Nicola De Bellis and Klaus Niedermair, “Bibliometrics and Research Evaluation: What’s in
for the Librarian?,” in Die Neue Bibliothek : Anspruch Und Wirklichkeit : 31. Österreichischer
Bibliothekartag Innsbruck (Wolfgang Neugebauer Verlag: Graz-Feldkirch, 2012), 120–25..
https://doi.org/10.1016/j.lisr.2014.09.003
-
12
“(Biblio/Sciento/Infor)metrics: a social science with a clearly identifiable object —
the the statistical regularities pertaining to the production and flow of any kind (scientific)
information solidified in some kind of documents in whatever form — which doesn’t require
for the documents to be read in order to support general conclusions on such quality issues as
the relevance, utility, impact, ultimately contribution to knowledge advancement of their
content and authors 10.”
De Bellis menerangkan bahwa ketiga jenis metrics yang terdiri dari
Bibliometrika, Sainstrometrika, dan Informetrika dapat menjadi acuan
terhadap seluruh arus informasi untuk mendapatkan kemutakhiran dalam ilmu
pengetahuan. Diteliti secara stastistik namun juga bisa termasuk ke dalam
ilmu sosial dengan alasan semua hal yang terlihat dapat dijadikan sebagai
sampel penelitian di ketiga bidang tersebut.
2. Tujuan Bibliometrika
Dikutip melalui Endang, secara metodologi teknik bibliometrika
menggunakan daftar referensi yang dikutip dari dokumen lain yang
diaplikasikan dengan model statistik dalam alur komunikasi ilmiah.
Bibliometrika mempunyai dampak positif dalam berbagai hal yang
berhubungan dengan literarur ilmiah. Secara umum, dengan bibliometrika
akan diketahui perbandingan jenis, bentuk, kemutakhiran dokumen yang
disitir pada suatu daftar pustaka, maupun menghasilkan suatu temuan yang
dapat mengungkapkan gambaran tingkat penggunaan sumber informasi
perpustakaan11.
10 De Bellis and Niedermair. 2012. Bibliometrics and Research Evaluation: What’s in for
the Librarian?. 11 Endang Fatmawati. 2012. Pengantar Kajian Bibliometrika dalam Perspektif Pustakawan.
Vol. 2 No. 1, hlm 1
-
13
Sebagaimana yang diterangkan Sulistyo Basuki, pengelompokkan
bibiometrika secara garis besar memungkinkan adanya bibliometrika perilaku
dan bibliometrika deskriptif. Bibliometrika perilaku menganalisis korelasi
antar aspek media ilmiah sementara bibliometrika deskriptif berfokus pada
kajian produktivitas dari karakteristik yang dibawa oleh suatu literatur ilmiah
yang dapat dibagi kembali menjadi produktivitas secara geografis, secara
periode waktu dan secara displin ilmu.
Berdasarkan aspek-aspek mengenai bibliometrika deskriptif diatas,
Sulistyo mengasumsikan bahwa majalah ilmiah merupakan literatur yang
paling ideal dalam dilakukannya penelitan berbasis bibliometrika deskriptif.
Alasannya, majalah ilmiah dianggap kemasan media yang memiliki peran
penting dalam mengkomunikasikan sebuah ilmu dan dapat disajikan kepada
publik karena merupakan pengetahuan yang dapat diakses dengan berbagai
cara dan tersedia menurut jangka waktu yang selalu mengikuti dinamika
pengetahuan 12. Mengenai implemetasi analisis bibliometrika, dikutip dari Sri
Hartinah
“Ilmu bibliometrika dikenal dengan metode mengukur literatur secara kuantiatif
dengan mengunakan cara matematika dan statistika. Dalam menghitung produktivitas
dikenal cara distribusi frekuensi. Dalam distribusi frekuensi ini telah dikenal 3 ilmuan
bibliometrika yang juga dikenal sebagai pelopor Dalil/hukum untuk ilmu bibliometrika, yaitu:
Dalil Lotka, digunakan untuk menghitung produktivitas ilmu yang didasarkan kepada
distribusi pengarang dengan frekuensi tertinggi; Dalil Brandford tentang penyebaran suatu
karya berdasarkan distribusi publikasi jurnal dalam suatu bidang yang sudah ditentukan
atau sejumlah karya tulis dalam suatu jurnal; Dalil Zipf, digunakan untuk pengindeksan
berdasarkan kepada rangking kata-kata dalam suatu dokumen tertentu yang dihitung
berdasarkan frekuensi tertinggi 13:”
12 Sulistyo Basuki. 2002. Kumpulan Maklah Kursus Bibliometrika. Pusat Studi Jepang, UI –
Depok. Hlm. 4. 13 Sri Hartinah. 2002. Pengunaan Dalil Zipf pada Pengindeksan Otomatis. Disampaikan
pada Kursus Bibliometrika di Pusat Kajian Jepang UI pada Tanggal 20-23 Mei 2002.
-
14
Ketiga dalil tersebut memiliki popularitas di kalangan peneliti bahkan
dimulai dari tahun 1917 di saat Cole dan Eales menghitung beberapa publikasi
menurut negara. Diikuti oleh Lotka dengan memperkenalkan hubungan antara
produktivtas pengarang dengan jumlah makalah yang dihasilkan. Kemudian
pada tahun 1934 muncul perhitungan sitiran (citation) oleh Paul L.K Gross
dan M. E Gross. Satu tahun berikutnya yaitu tahun 1935 munculah rumusan
pertama Dalil Zipf mengenai distribusi frekuensi kata dengan peringkat kata
oleh George K. Zipf.
3. Indikator Bibliometrika
Menurut David dan Wilson, Indikator bibliometrika digunakan secara
luas untuk menilai pelaksanaan penelitian dalam konteks kebijakan penelitian.
Salah satu penggunan indikator bibliometrika yang paling sering adalah untuk
mengukur keluaran kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi (penelitian, jasa,
pendidikan).
Sen kemudian mengelompokkan indikator bibliometrika menjadi
beberapa kategori melalui penelitiannya yang berjudul “For what purpose are
the bibliometric indicators and how should they work” yang kemudian di kutip
dan diterjemahkan oleh Nelisa14, seperti:
a. Indikator bibliometrika langsung
Kelompok ini merupakan indikator dengan menggunakan data
bibliografi yang tersedia langsung dalam dokumen, yaitu:
14 Malta Nelisa, “Produktivitas pengarang artikel bidang ilmu perpustakaan dan informasi
di indonesia tahun 1978-2007: analisis bibliometrika menggunakan hukum lotka”. Jurnal BACA
Vol. 30, no. 2 (2009): 73-95
-
15
1) umlah pengarang per karangan atau kolaborasi pengarang.
2) Jumlah halaman atau baris dalam sebuah karangan atau dokumen.
3) Perbandingan teks dan keadaan pendukung serta ilustrasi. Dalam
teks, bisa dipertimbangkan teks tertulis dari pengantar atau
kesimpulan. Sedangkan dalam pendukung lainnya, pertimbangan
bisa dari abstrak atau ucapan terima kasih, lampiran dan daftar
referensi. Dalam ilustrasi pertimbangan bisa melalui tabel, grafik,
bagan, dan lain sebagainya.
4) Jumlah referensi.
5) Distribusi usia referensi
Semuanya merupakan data kuantitatif yang tersedia dari dokumen.
b. Indikator turunan, merupakan indikator yang tidak bisa dihitung
langsung dari dokumen, tetapi dipersiapkan atau dihitung setelah
beberapa manipulasi menggunakan ciri-ciri dan hal-hal tertentu yang
terkandung dalam dokumen, yaitu:
1) Jumlah sitiran dan seluruh indikator yang diperoleh dari data
kutipan dan indikator co-citation.
2) Indikator yang dihitung dari jumlah frekuensi kata dalam dokumen
dan turunannya bersama dengan indikator yang didasarkan pada
analisis co-word.
3) Kategorisasi subjek dari mikro-dokumen.
-
16
4) Seluruh indikator didasarkan pada prosedur peringkat jurnal,
negara, pengarang, dan sebagainya yang didasarkan pada jumlah
produktivitas, jumlah referensi, jumlah sitiran, dan lain sebagainya.
c. Indikator tambahan, merupakan tambahan dan dihubungkan oleh hal
lainnya yang didasarkan pada ciri-ciri bibliografi atau penilaian
melalui isi yang disebut juga dengan kualitas dokumen atau
bibliographic items, diantaranya yaitu:
1) Indikator yang didasarkan pada beberapa pertimbangan.
2) Beberapa indikator yang didasarkan pada penggunaan dokumen
(hal ini memungkinkan penghitungan dari data peminjaman
koleksi perpustakaan, penggandaan dokumen dan data yang
tersedia, jumlah referensi, dan lain sebagainya).
3) Indikator yang didasarkan pada analisis sebaran.
4) Klasifikasi subjek dokumen.
5) Indikator non-bibliometrika, merupakan beberapa indikator yang
didasarkan pada data yang tidak tersedia atau tidak bisa diperoleh
dari deskripsi dokumen. Penggunaan dokumen perpustakaan,
cantuman kiriman dokumen dari pusat dokumentasi, jumlah
dokumen yang dipublikasi pada sebuah negara, transfer teknologi,
hasil penelitian per kapita15.
15 Sen, Subir K. (1999). For what purpose are the bibliometric indicators and how should
they work. Makalah “4th laboratory indicative on science and technology at Conacyt, Mexico, July 12-
16”. 7 Februari 2009.
-
17
B. Kaidah Zipf
1. Zipf’s law dan Hubungannya dengan Kata-kata
Kaidah Zipf atau yang sering dikenal dengan sebutan Zipf’s law,
merupakan salah satu kaidah dalam bibliometrika yang berfokus pada
frekuensi kata-kata di sebuah teks. George Kingsley Zipf (1902–1950)
adalah seorang philologist. Sebuah studi yang membagi bahasa secara teks
maupun oral berdasarkan sumber-sumber sejarah untuk mengetahui arti
sesungguhnya. George mempelajari “kata” yang digunakan dalam dokumen
sebagai media komunikasi baik yang ilmiah maupun non-ilmiah.
Zipf juga tertarik dengan fenomena kuantitatif karena tertarik dengan
matematika. Dasar Zipf untuk mempelajari frekuensi kata atau jumlah
kemunculan kata dalam suatu dokumen adalah karena Zipf melihat bahwa
manusia cenderung untuk menghemat kata dalam berkomunikasi.
Kecenderungan penghematan kata ini tampak dari adanya kata yang
digunakan secara berulang-ulang, namun ada juga kata yang sangat jarang
digunakan bahkan banyak kata yang hanya digunakan satu kali dalam satu
proses komunikasi16.
Proses komunikasi dalam pandangan Zipf selalu berkaitan dengan
adanya sumber dan target. Hubungan antara sumber dan target ini
menunjukkan daya unifikasi dan daya diversifikasi. Daya unifikasi adalah
kondisi dimana sumber informasi berusaha menyampaikan informasi
16 B Mustafa, Hukum ZIPF Mengenai Frekuensi Kata dalam Dokumen sebagai Dasar
Pengembangan Sistem Pengindeksan Otomatis (automatic indexing). IPB: Kumpulan Tulisan Staf
Perpustakaan. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/32101. Hlm. 3.
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/32101
-
18
sebanyak-banyaknya dengan menggunakan kata (daya) seminimum mungkin.
Daya diversifikasi adalah kondisi dimana penerima informasi berusaha
menangkap sebanyak mungkin informasi, sedangkan kata (daya) yang
diterima seminimum mungkin. Dalam literatur fenomena ini biasa disebut
principle of least effort. Prinsip ini sesungguhnya berlaku dalam banyak
aktifitas lain manusia di dunia ini17. Zipf menyatakan:
“The principle of least effort (is) the primary principle that governs our entire
individual and collective behavior of all sorts, including the behavior of our language and
preconceptions.”
Pengamatan oleh Zipf dimulai dengan memberi batasan suatu kata,
yaitu:
a. Kata adalah kumpulan huruf yang diapit oleh dua spasi
b. Kata bergaris hubung dianggap satu kata
c. Tanda kutip dianggap bagian dari satu kata
d. Semua kata fonetik yang berbeda dianggap sebagai satu kata yang
berbeda
e. Kata-kata gelar, nama, jabatan, afiliasi dan sebagainya diabaikan.
Hipotesis yang diajukan oleh Zipf adalah:
1) Jumlah pengulangan kata atau frekuensi kata akan menjadi
parameter dalam keseimbangan kata.
2) Sampai keadaan tertentu terdapat sedikit kata dengan frekuensi
tinggi dan banyak kata dengan frekuensi rendah, atau mungkin
hanya sekali.
17 B. Mustafa, hlm 8.
-
19
Observasi Zipf dilakukan dengan memeriksa frekuensi kata
dalam novel karangan James Joyce berjudul ”Ulysses” yang
merupakan pemenang hadiah nobel. Pengamatan Zipf menunjukkan
bahwa terdapat 29.899 kata yang berbeda dengan total frekuensi kata
sebanyak 260.430 kata. Kemudian Zipf menarik kesimpulan sebagai
berikut:
a) Terdapat beberapa kata yang berkali-kali diulang
b) Banyak kata dengan frekuensi rendah (bahkan hanya satu kali
digunakan)
c) Perkalian antara peringkat kata dengan frekuensinya bersifat
konsisten
d) Nilai rata-rata simpangan baku dapat digunakan sebagai tolok
ukur keserasian hubungan.
2. Hukum Frekuensi Kata Zipf
Tahun 1949 Zipf mengeluarkan pernyataan, yang kemudian
disebut sebagai Hukum Zipf Mengenai Frekuensi Kata, sebagai berikut:
“We have found a clearcut correlation between the number of different words
in the Ulysses (of Jamse Joyce) and the frequency of their usage, in the sense that they
approximate the simple equation of an equilateral hyperbola.”
Dalam penelitian Zipf tersebut, kata peringkat 10 muncul 2655 kali,
kata peringkat 20 muncul 1311 kali. Perhatikan bahwa perkalian 10
dengan 2655 menghasilkan 26550, sedangkan perkalian 20 dengan 1311
menghasilkan 26220. Kedua nilai ini mendekati 26000. Bahkan hasil
perkalian mendekati kebenaran sampai pada peringkat 1000 yang muncul
-
20
26 kali berarti sama dengan 26000. Dalam penelitian lain yang dilakukan
oleh Brown, terungkap data berikut. Misalnya bahwa kata ”the” muncul
62642 atau 7 persen dari total kata sebagai peringkat ke satu. Kata
peringkat kedua adalah ”of” dengan 35971 atau 3,5 persen, serta kata
peringkat ketiga adalah kata ”and” yang muncul sebanyak 27831 kali.
Fenomena ini membuktikan bahwa sesungguhnya frekuensi kata
dalam suatu dokumen membentuk pola tertentu. Namun sebagian pakar
peminat fenomena ini menyatakan bahwa sesungguhnya hukum Zipf
bukanlah hukum teoritis melainkan hukum empiris. Bahkan dikatakan
bahwa hukum Zipf itu dapat ditemukan dalam banyak fenomena di dunia
ini. Bahkan menurut kajian para pakar Hukum Zipf ini berlaku pada
berbagai bahasa yang sudah pernah diteliti.
P. Luhn juga menyatakan bahwa objek yang dianalisis
menggunakan Kaidah Zipf dapat berupa artikel dan bagaimana Zipf dapat
mengidentifikasi kata-kata representatif di dalam sebuah teks. Istilah
literatur ilmiah maupun non literatur ilmiah atau artikel juga digunakan
sebagai analisis menggunakan Kaidah Zipf dalam teori pengaplikasian
Kaidah Zipf. Hal ini membuktikan bahwa kuantitas isi teks yang dianalisis
oleh Kaidah Zipf adalah keseluruhan isi teks dengan tujuan mendapatkan
kata-kata yang dapat mewakilkan pembahasan pada sebuah literatur18.
18 Qiu, Junping, Rongying Zhao, Siluo Yang, dan Ke Dong. Word Frequency Distribution of Literature
Information: Zipf’s Law. Dalam Informetrics, oleh Junping Qiu, Rongying Zhao, Siluo Yang, dan Ke
Dong, 121–43. Singapore: Springer Singapore, 2017. Hlm, 137.
-
21
3. Hukum Pertama Zipf (Zipf’s First Law)
Apabila dalam suatu dokumen sejumlah pengulangan kata yang
berbeda dihitung dan hasilnya dituangkan dalam sebuah tabel dengan
peringkat pertama merupakan kata dengan pengulangan paling tinggi,
demikian seterusnya sampai peringkat paling akhir dengan frekuensi
pemunculan satu kali, dan apabila peringkat susunan disebut peringkat (r)
dan jumlah pengulangannya disebut frekuensi (f), maka berlaku rumus19:
Rumus diatas dikenal sebagai hukum pertama Zipf. Berdasarkan
beberapa uji selanjutnya oleh berbagai peminat hukum Zipf diketahui
bahwa persamaan tersebut diatas hanya berlaku pada kata-kata dengan
frekuensi tinggi.
4. Hukum Kedua Zipf (Zipf’s Second Law)
Hukum Kedua Zipf memfokuskan pada kata-kata dengan
frekuensi rendah. Seberapa “rendah” frekuensi kata muncul akan
bergantung pada teks yang dianalisis. Namun pada hukum kedua Zipf
19 Sri Hartinah. 2002. Pengunaan Dalil Zipf pada Pengindeksan Otomatis. Disampaikan
pada Kursus Bibliometrika di Pusat Kajian Jepang UI pada Tanggal 20-23 Mei 2002.
Dengan:
r = rangking
f = frekuensi
k = konstan
Jadi 3 hal penting yang perlu diidentifikasi adalah:
Rangking / urutan (Rank)
Perhitungan (Count)
Frekuensi / perulangan (Frekuensi)
r . f = k ……. (persamaan 1 / Hukum Pertama Zipf)
-
22
kata-kata yang ditemukan memiliki frekuensi antara 1, 2, 3, 4, dan 5
termasuk ke dalam golongan kata-kata berfrekuensi rendah.
Pada sampel referensi pertama, Zipf (1949) memberikan Hukum
Kedua Zipf sebagai berikut:
Kemudian pada sampel referensi kedua yang dicetuskan oleh
Booth (1967), bentuk Hukum Kedua Zipf yang jika dibandingkan dengan
revisi oleh Booth sendiri akan berbentuk seperti:
Berdasarkan Hukum Kedua Zipf dengan Revisi Booth yang
kemudian diebut sebagai Booth’s law memiliki ketentuan seperti saat
teks dianalisis, hitung occurrences (kejadian) pada semua kata yang
berbeda. Kemudian rangking kata tersebut sehingga kata yang memiliki
paling banyak occurrences (kejadian) menempati ranking pertama.
Booth’s law mengakomodasi deskripsi matematis terhadap kata yang
N ( f2 - 1/4 ) = C ……. (Hukum Kedua Zipf)
Di mana:
N = kata yang muncul f kali
C = parameter yang menentukan sejauh mana
teks dianalisis
𝑰𝒏
𝑰𝟏 =
𝟑
𝟒𝒏𝟐−𝟏 ……. (Hukum Kedua Zipf dengan Revisi Booth)
Di mana: In adalah jumlah kata yang diulang n kali dalam dokumen
I1 adalah jumlah kata yang diulang 1 kali dalam dokumen
-
23
berada pada paling bawah daftar atau dapat disebut juga kata yang sangat
jarang frekuensinya. Jarangnya frekuensi ini dapat didefinisikan pada
kata yang hanya di sebutkan sekali, dua kali, tiga kali, empat kali ataupun
lima kalinya20.
Mengikuti ketentuan di atas, maka Booth menawarkan model
hitungannya berdasarkan kepada fokus Hukum Zipf Kedua yaitu
frekuensi kata terendah seperti di bawah ini:
Rumus yang diusulkan oleh Booth ini, digunakan oleh para
peminat Zipf hingga akhirnya jika dibuatkan persamaan matematis
sebagai berikut:
𝐼𝑛
𝐼1 =
2
𝑛 (𝑛+1)
𝐼𝑛 (𝑛(𝑛 + 1)) = 2𝐼1
𝐼𝑛 (𝑛2 + 𝑛) = 2𝐼1
𝐼𝑛 . 𝑛2 + 𝐼𝑛 . 𝑛 = 2𝐼1
𝑰𝒏 . 𝒏𝟐 + 𝑰𝒏 . 𝒏 − 𝟐𝑰𝟏 = 𝟎
Rumus di atas mempunyai pola tertentu sehingga dapat dilakukan
perhitungan seperti pada rumus ABC (𝑎𝑥2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0) yang terkenal
dalam pelajaran matematika sewaktu SLTA. Selanjutnya untuk
mendapatkan nilai n, berlaku perhitungan seperti pada rumus ABC
seperti berikut:
20 Virgil Diodato, Dictionary of Bibliometrics (New York: Routledge, 2012), 168.
𝑰𝒏
𝑰𝟏 =
𝟐
𝒏 (𝒏+𝟏)……. (Booth’s law Berdasarkan pada Hukum Kedua Zipf)
Di mana: In adalah jumlah kata yang diulang n kali dalam dokumen
I1 adalah jumlah kata yang diulang 1 kali dalam dokumen
-
24
𝑛1.2 = ⋯ (−𝑏 ± √𝑏2 − 4𝑎𝑐))
Rumus di atas membuktikan bahwa turunan dari rumus yang
diusulkan oleh Booth dapat dimodifikasi untuk memudahkan peneliti lain
dalam menghitung menggunakan Kaidah Zipf. Selain modifikasi
menggunakan Rumus ABC yang menghasilkan rumus di atas, ada pula
modifikasi lain yang lebih banyak digunakan oleh peneliti di Indoenesia
yang menggunakan Kaidah Zipf sebagai metode. Rumus tersebut adalah:
5. Titik Transisi dan Daerah Transisisi Goffman
Goffman, salah seorang peminat Hukum Zipf, setelah melakukan
serangkaian penelitian, mengembangkan teori untuk menentukan isi
dokumen berdasarkan hukum Zipf. Goffman menemukan fenomena yang
disebut sebagai ”Titik Transisi”. Titik transisi, yaitu titik teoritis dimana
terjadi perubahan dari frekuensi tinggi ke frekuensi rendah, diduga
merupakan daerah yang memuat kata-kata yang menunjukkan isi
dokumen. Titik transisi ini dapat dicapai bilamana kata yang mempunyai
frekuensi n didekati dengan uniti atau In mendekati 1. Sehingga rumus
(𝐼𝑛 . 𝑛2 + 𝐼𝑛 . 𝑛 − 2𝐼1 = 0) di atas akan berpola seperti rumus berikut:
𝑛2 + 𝑛 − 2𝐼1 = 0
𝒇𝒕 =−𝟏 ± √𝟏 + 𝟖 . 𝑰𝒊
𝟐
Dimana:
𝒇𝒕 = frekuensi distribusi Ii = jumlah kata-kata yang pengulangannya satu kali
-
25
Dengan mengimplementasikan rumus ABC (𝑎𝑥2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0)
maka, 𝑎 = 𝑛2, 𝑏 = 𝑛 , 𝑐 = −2𝐼1. Pada akhirnya, rumus final yang dapat
digunakan dalam menentukan titik transisi adalah sebagai berikut:
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sementara itu rumus
yang digunakan pada penelitian terdahulu (Etty Andriaty, Risha Setyowati,
dan Rudi Kriswanto adalah sebagai berikut:
Perlu di garis bawahi bahwa kedua rumus tersebut menghasilkan
perhitungan yang sama. Dalam hal ini, penulis mencoba untuk
menjelaskan asal muasal rumus turunan sebagai pembuktian bahwa rumus
yang dikembangkan dan digunakan dalam penelitian ini dapat
dipertanggungjawakan.
Dimana:
I1 = jumlah kata-kata yang pengulangannya satu kali
𝑛1.2 = ⋯ (−𝑏 ± √𝑏2 − 4𝑎𝑐))
Dengan, 𝑎 = 𝑛2, 𝑏 = 𝑛 , 𝑐 = −2𝐼1
𝒇𝒕 =−𝟏 ± √𝟏 + 𝟖 . 𝑰𝒊
𝟐
Dimana:
𝒇𝒕 = frekuensi distribusi Ii = jumlah kata-kata yang pengulangannya satu kali
-
26
Titik transisi Goffman merupakan titik dimana dapat ditarik daerah
keatas dan kebawah dengan jarak sama untuk mendapatkan daerah transisi.
Pada daerah transisi ini, terdapat kata-kata yang menunjukkan isi dari
suatu dokumen setelah dihilangkan kata abainya (stopwords). Kata abai
atau stopwords adalah kata yang yang biasa diabaikan dalam
pengindeksan karena hanya berupa ”function words” atau kata bantu,
misalnya the, and, of, dalam bahasa Inggris; atau, dari, untuk dan
sebagainya dalam bahasa Indonesia. Kata yang biasa digunakan dalam
pengindeksan adalah jenis kata ”content words”, misalnya padi, komputer,
perpustakaan, web, cursor dan sebagainya.
6. Penerapan Kaidah Zipf dalam Penelitian
Hodgson et al menyatakan seperti yang dikutip oleh
Kusumawardani dkk bahwa Kaidah Zipf dapat langsung dan mudah
diterapkan untuk setiap set data tanpa komputasi intensif, analisis
matematis atau statistik, dan dengan jumlah minimum perhitungan. Pada
fenomena ini maka penggunaan alat pengolah data yang sifatnya
sistematis seperti software dapat dilakukan dalam mengkaji menggunakan
Kaidah Zipf. Analisis data yang dilakukan gunanya adalah untuk
meminimalkan error dalam kegiatan indeks secara langsung. Maka,
validasi sebaiknya dilakukan setelah melakukan analisis menggunakan
-
27
Kaidah Zipf dikarenakan kaidah ini terkoneksi pada frekuensi dan
perubahan atau dinamika bahasa.21
Kumpulan kata yang luas tersebut lalu perlu dikelompokkan
menggunakan bantuan dari distribusi frekuensi. Hal ini dikarenakan dalam
Kaidah Zipf, pemberian tingkat pada kata adalah cara untuk meraih
produktivitas yang berkaitan dengan objek yang dianalisis. Kemudian
seperti yang dipaparkan oleh Kusumawardani dkk:
“Pengukuran dalam pemberian tingkatan-tingkatan pada kata bukan menjadi suatu hal yang utama. Proses dalam mencapai produktivitas karya dinilai lebih penting
dari tingkatan tersebut. Harapannya adalah bahwa review fakta tentang frekuensi kata
akan mendorong berteori tentang Kaidah Zipf untuk mengatasi lebih luas fenomena
empiris. Melakukan analisis terhadap distribusi frekuensi ini menjadi masalah yang
sangat penting untuk ditangani. Kerumitan distribusi frekuensi menjadi faktor penting
dalam melakukan pendekatan terkait Kaidah Zipf.22”
Kutipan di atas menjelaskan bahwa penggunaan Kaidah Zipf akan
bersifat empiris yang artinya: “Berdasarkan pengalaman (terutama yang
diperoleh dari penemuan, percobaan, pengamatan yang telah
dilakukan)”23 Menunjukkan bahwa analisis bibliometrika dengan Kaidah
Zipf, dapat dilakukan dengan melakukan menekuni hasil temuan atas
observasi yang telah dilakukan atas dasar mengetahui lebih lanjut
mengenai fenomena baru yang perlu dibahas eksistensinya guna
perkembangan keilmuan khususnya ilmu perpustakaan dan informasi.
21 Dwininda Kusumawardani dkk. 2017. Penerapan Kaidah Zipf pada Jurnal Berkala Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Universitas Gajah Mada Tahun 2017. Diambil dari Kumpulan Makalah
Bibliometrika oleh Mahasiswa/i Manajemen Informasi dan Perpustakaan Universitas Gajah Mada
2017/2018. 22 Dwininda Kusumawardani dkk. 4. 23 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). https://kbbi.web.id/empiris (Diakses 13 April
2019)
https://kbbi.web.id/empiris
-
28
C. Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Berbagai istilah yang dapat melabeli sebuah jurnal seperti majalah
ilmiah, terbitan berkala ilmiah, atau bahkan publikasi ilmiah sebenarnya
memiliki arti dan model yang sama, namun cara penyebutan berbeda
tersebut didasarkan pada lingkup ketiga media tersebut dalam penelitian.
Sementara dalam konteks penelitian ini, jurnal dan artikel jurnal akan
digunakan untuk membahas media yang menjadi objek utama di
penelitian ini. Sebagaimana yang didefinisikan oleh Reitz dan kemudian
dikutip oleh Nashihuddin:
“Jurnal merupakan sebuah terbitan berkala yang ditujukan untuk
menyebarluaskan hasil riset (asli) dan komentar tentang perkembangan saat ini dalam
disiplin ilmu tertentu, subd, atau bidang studi (contoh: Journal of Clinical
Epidemiology). Jurnal biasanya diterbitkan dalam dua bulanan, triwulan, kuartalan,
semesteran, atau tahunan yang dijual dengan cara langganan. Artikel jurnal biasanya
ditulis oleh orang yang melakukan penelitian, yang disertai dengan bibliografi atau
daftar karya yang dikutip di akhir artikel. Dalam jurnal terdapat abstrak yang biasanya
ditulis secara ringkas mendahului teks artikel. Sebagian besar tulisan jurnal ilmiah
berupa hasil peer-review, sesuai dengan bidang ilmu, minat spesialisasi keahlian
penulis24.”
Karakteristik dan ciri khas yang paling terlihat mengenai jurnal
adalah berkalanya publikasi penerbitan yang membuat ilmu pengetahuan,
isi, dan informasi yang ada pada media ini paling ideal untuk menjadi
sarana transfer informasi yang mendukung kemajuan subjek ilmu tersebut.
Selain itu, Purnomowati menganggap bahwa posisi vital majalah ilmiah—
kemudian akan disebut jurnal—menentukan perkembangan dan eksistensi
24 Wahid Nashihuddin. 2015. Analisis Terbitan Berkala Bidang Ilmu Perpustakaan yang
Terbit di Indonesia. https://www.researchgate.net/publication/316786070. (Diakses pada 22 Juni 2019)
-
29
ilmu pengetahuan dan teknologi disuatu Negara terlihat dari indikator
produktivitas jurnal-jurnal terpublikasi dan terakreditasi.25
Tidak hanya bebicara mengenai jurnal saja, berbagai format
komunikasi ilmiah yang berada pada naungan terbitan berkala sifatnya
sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang
ilmu perpustakaan. Bedasarkan penelitian yang dilakukan Nashihuddin
mengenai terbitan berkala bidang ilmu perpustakaan di Indonesia,
Nasihuddin menemukan adanya 59 judul terbitan yang tidak diketahui
tahun terbitnya secara jelas. Bagi terbitan yang diketahui tahun terbitnya,
diketahui bahwa terbitan tertua adalah Baca: Jurnal Dokumentasi dan
Informasi dan Majalah Ikatan Pustakawan Indonesia (1974) oleh PDII-
LIPI. Daftar terbitan berkala ilmiah bidang ilmu perpustakaan menurut
tahun ini selanjutnya dapat dilihat pada lembar lampiran.
Nashihuddin juga menyatakan bahwa dibutuhkan kajian lebih
lanjut menyangkut faktor-faktor penyebab terbitan berkala bidang ilmu
perpustakaan di Indonesia berhenti terbit, serta upaya-upaya pemerintah
dalam meningkatkan peran serta masyarakat untuk berkontribusi menulis
naskah terbitan berkala bidang ilmu perpustakaan guna mengentahui
masalah yang ada dapat segera menentukan kebijakan strategis tentang
pengembangan penerbitan terbitan berkala bidang ilmu perpustakaan di
Indonesia26.
25 Purnomowati, Sri. Kondisi Majalah Indonesia Bidang Ilmu Perpustakaan Dan Informasi
Dl Awal Abad 21. Jurnal Baca, Vol. 26 No. 1-2, Maret-Juni 2001 h.27. 26 Wahid Nashihuddin. 2015. Analisis Terbitan Berkala Bidang Ilmu Perpustakaan yang
Terbit di Indonesia. Hlm. 2.
-
30
D. Taksonomi Hawkins
Penggunaan Taksonomi Hawkins dalam penleitian ini adalah untuk
melihat kecenderungan perkembangan subjek Kepustakawanan dan
Informasi berdasarkan kata kunci yang telah didapatkan melalui
penggunaan Kaidah Zipf pada artikel jurnal. Walaupun merupakan
Taksonomi mengenai Ilmu Informasi, namun pemilihan Taksonomi
Hawkins ini didasarkan pada temuan peneliti mengenai isi dari Taksonomi
Hawkins yang sangat erat kaitannya dengan Ilmu Perpustakaan.
Taksonomi Hawkins memiliki bagian 1 dan Bagian 2 (Part 1 and Part
2) masing-masing dipublikasikan pada tahun 2001 dan 2003. Dalam
penelitiannya berjudul “Information Science Abstracts: Tracking
theLiterature of Information Science. Part 1: Definition and Map”,
Hawkins menyajikan “Information Science Map”. Menurutnya
penggunaan peta dalam hasil penelitiannya ini dimaksudkan dapat
menggambarkan hubungan antara sebuah bidang dan disiplin lainnya yang
memiliki relasi.
Gambar 2. 1 Information Science Map. Sumber: Hawkins, 2001
-
31
Penjelasan Hawkins terhadap peta tersebut dapat diketahui dalam
penuturannya ini:
“—the map of the field of information science, was derived using the above definition of
information science, some of the results of the studies cited above, and empirical
knowledge of the field as gained from lengthy experience. In the central core of the map,
the major subjects and subdisciplines of information science are listed. Disciplines
outside the central core overlap the core concepts of infor-mation science. The boundary
between the core and external disciplines passes through the related fields; subfields
relevant to information science are placed inside the boundary27.”
Selain itu, Hawkins juga mengangkat bagaimana subjek pada ilmu
perpustakaan dan informasi dapat dibandingkan seperti yang diperlihatkan
pada tabel berikut ini:
Tabel 2. 1 Subjek Kepustakawanan vs Subjek Ilmu Informasi Sumber:
Hawkins (2001) Librarianship subjects Information science subjects
Archives Artificial intelligence, expert systems
Buildings Basic information science research
Exhibition Behavioral sciences
Furniture Fuzzy logic/fuzzy searching
Library organization Information industry/marketplace
Library use and user Information professionals
Loans Information technologies technical
aspects (i.e. computing, internet,
telecommunications)
Management, budgeting,
finance
Law/legislation/regulation
Materials Natural language processing
Microforms Reading
Museums Subject area database
Nonprint materials Types of literature
Old and rare materials
Promotion
Removals
Type of library staf
Users (various types)
Vehicles
World Librarianship
27 Donald T. Hawkins. 2001. Information Science Abstracts: Tracking the Literature of
Information Science. Part 1: Definition and Map. Journal of The American Society for Information
Science and Technology, 52(1):44–53.
-
32
Dapat terlihat bahwa analisis Hawkins didapatkan melalui
kumpulan teori mengenai variasi definisi mengenai ‘information science’.
Selain itu, Hawkins menambahkan bahwa kutipan dari berbagai penelitian
mengenai ilmu informasi dikaitkan menggunakan pengetahuan empiris
yang didasarkan pada pengalaman dengan jangka waktu yang panjang.
Pada tengah peta, Hawkins membagi subjek utama dan subdisiplin ilmu
informasi itu sendiri. Sedangkan subjek lainnya yang mengelilingi subjek
utama merupakan disiplin ilmu yang berasal dari luar (eksternal) namun
memiliki relevansi yang kuat terhadap evolusi ilmu informasi.
Beralih pada bagian 2 dalam penelitian Hawkins yang berjudul
“Information Science Abstracts: Tracking the Literature of Information
Science. Part 2: A New Taksonomi for Information Science”, Sampel
berbentuk ISA (Information Science Abstract) sebanyak 3000 abstrak
dianalisis oleh tim yang berisikan 3 anggota diantaranya editor database,
pustakawan referensi dan abstractor/indexer.
Alasan ketiganya dipilih dalam melakukan penelitian ini adalah
karena mereka merupakan 32 representatif dari komunitas utama yang
berkorelasi dengan bidang ilmu informasi. Penelitan ini menghasilkan
konsep, definisi dan peta ilmu informasi yang telah dikembangkan dari
model sebelumnya. Taksonomi ini juga digambarkan secara hirarki yang
-
33
dapat memperlihatkan kontribusi signifikan imu informasi pada ilmu-ilmu
yang berkaitan khususnya Ilmu Perpustakaan.28
Tabel 2. 2 Information Science Taksonomi (Taksonomi Hawkins) CODE
AREA
SUBJECT
1 INFORMATION SCIENCE RESEARCH (ISR)
1.1 Basic concepts definitions, theories, methodologies, and applications
1.2 Properties, needs, quality, and value of information
1.3 Statistics, measurement: Bibliometrics, ciiation analysis, scientometrics,
informetrics
1.4 Information retrieval research: Searching techniques (Boolean, fuzzy,
natural language), the search process, precision/relevance, ranking/recall,
searching models, query formulation, inverted files, updating, database
structures
1.5 User behavior and uses of information systems: Searcher tactics,
information overload, user surveys, usability studies
1.6 Human-computer interface: Human factors, ergonomics, design issues
1.7 Communication: Editing, writing, linguistics, Internet authoring and
design principles
1.8 Operations research/mathematics: Modeling. Boolean logic, coding,
systems analysis, algorithms, compression
1.9 History of information science, biographies
2 KNOWLEDGE ORGANIZATION (KO)
2.1 Thesauri, authority lists: Taxonomies, ontologies, semantic networks,
nomenclatures, terminologies, vocabularies
2.2 Cataloging and classification: Tagging, metatags, Dublin Core. DOIs.
OPACs. MARC. AACR2. Topic maps, cataloging processes and theories
2.3 Abstracting, indexing, reviewing: Automatic indexing and abstracting
2.4 Standards and protocols: NISO, Z39.5, XML, SGML, HTML, Open
Archives Initiative (Oal), Encoded Archival Description (EAD).
OpenURL. Portable
document format (PDF)
3 THE INFORMATION PROFESSION (TIP)
3.1 Information professionals: Intermediaries, searchers, reference librarians,
information brokers, translators, educators, librarians and librarianship.
Mentoring, career outlook, future of the profession, professional ethics,
skills and competencies
3.2 Organisations and societies
4 SOCIETAL ISSUES (SI)
4.1 Information ethics, plagiarism, credibility
4.2 Information literacy, lifelong learning
4.3 The Information Society
5 THE INFORMATION INDUSTRY (TII)
5.1 Information and knowledge management: Knowledge transfer in
organizations, business strategies
5.2 Markets and players: Vendor profiles and interviews, trends
5.3 Economics and pricing: Business models, value chain
28 Donald T. Hawkins. 2003. Information Science Abstracts: Tracking the Literature of
Information Science. Part 2: A New Taksonomi for Information Science. Journal of The American
Society for Information Science and Technology, 54(8):771-781.
-
34
5.4 Marketing, e-commerce
6 PUBLISHING AND DISTRIBUTION (PD)
6.1 Print
6.2 Electronic: E-journals, e-books
6.3 Secondary publishing: Abstracting and indexing services, directories
6.4 Scholarly communication: Peer review process, future of journals,
dissertations, grey literature
7 INFORMATION TECHNOLOGIES (IT)
7.1 Internet: World Wide Web, Invisible Web, Deep Web, search engines,
browsers, hypermedia. Listservs, bulletin boards, portals, gateways,
directories, pathfinders
7.2 Intranets, Web conferencing
7.3 Software: Programming languages, operating systems, platforms
7.4 Hardware
7.5 Multimedia
7.6 Document management: Imaging, scanning, text retrieval, digitization,
records management, bookmarking, hypertext systems, preservation
technologies, digitization, linking and electronic cross referencing,
storage, digital rights management
7.7 AI, expert systems, intelligent agents: Cybernetics, visualization and
mapping, data mining, pattern and character recognition, search agents
and robots
7.8 Telecommunications: Networks, wireless and satellite information
delivery, Palm Pilots and other PDAs, LANs and WANs
7.9 Security, access control, authentication, encryption: Digital
watermarking
7.10 Other
8 ELECTRONIC INFORMATION SYSTEMS AND SERVICES
(EISS)
8.1 Information searching and retrieval systems and services: Bibliographic,
numeric, and image databases: descriptions of online services
8.2 Customized information systems, alerting, current awareness
8.3 Document delivery systems and services: lnterlibrary loan, resource
sharing
8.4 Geographic information systems
9 SUBJECT SPECIFIC SOURCES AND APPLICATIONS (SSSA)
9.1 Physical sciences: Chemistry, physics, engineering, earth sciences.
Computer science, energy, mathematics
9.2 Life sciences: Medicine, biosciences. Agriculture, environment
9.3 Social sciences, humanities, history, linguistics
9.4 Business: Management, economics, companies
9.5 Law, political science, government: Patents and trademarks, intellectual
property, case law
9.6 News
9.7 Education, library and information science, ready reference
9.8 Other/multidisciplinary: Biography and genealogy databases,
encyclopedias, databases of theses and dissertations
10 LIBRARIES AND LIBRARY SERVICES (LLS)
10.1 Library descriptions and types: Special, government, academic, and
public libraries, archives, museums, state and national libraries,
depository libraries
10.2 Library services
10.3 Library automation, operations, and strategic planning
-
35
10.4 Library consortia and networks, coalitions, cooperatives
10.5 Digital and virtual libraries, hybrid libraries
10.6 Education and training: Distance learning, continuing education,
bibliographic instruction library schools, courses and curricula
11 GOVERNMENT AND LEGAL INFORMATION AND ISSUES
(GLII)
11.1 Intellectual property protection: Copyright issues and implications, fair
use, trademarks, patent law
11.2 Legislation, laws, and regulations (except copyright)
11.3 Contracts and licensing
11.4 Liability issues: Filtering, censorship, privacy
11.5 Sources of public information
11.6 Information policies and studies: Security, encryption, privacy, freedom
of information, censoring, national and other information policies
11.7 Systems and infrastructure
E. Peta Literatur
Bagan 2. 1 Peta Literatur dalam Penelitian ini
Peta literatur di atas menunjukkan bahwa variabel pada penelitian ini
didukung oleh teori dan konsep yang dapat membuktikan masalah. Sebagai
contoh, topik utama penelitian ini mengenai topik-topik penelitian pada ilmu
perpustakaan dan informasi yang dilihat melalui publikasi Jurnal dengan
metode bibliometrika kaidah Zipf. Terlihat, variabel masing-masing memiliki
keterkaitan satu sama lain.
-
36
Literatur yang dicantumkan di atas juga membantu penulis dalam
mengacu pada hasil-hasil penelitian untuk membandingkan temuan-temuan
apa saja yang dapat di bahas. Dengan adanya peta literatur maka arah
pembahasan dan hasil penelitian dapat dibuktikan melalui sumber-sumber
yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini sangat berguna pada
penelitian-penelitian selanjutnya yang memiliki tema yang saling keterkaitan
dengan bahasan yang diangkat dalam penelitian ini.
F. Penelitian Terdahulu
1. Guoying Liu & Le Yang (2019)
Penelitian yang dilakukan oleh Liu & Yang berjudul Popular research
topics in the recent journal publications of library and information sience.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah menyeleksi jurnal dengan
jangka waktu 2008 sampai 2017 dari koleksi utama Web of Science yang
merupakan sebuah database ilmiah dan menyediakan sumber data yang
relevan dan sering digunakan pada sainstrometrika atau penelitian ilmiah
lainnya yang berkaitan dengan literatur. Setelah itu, dilakukan teknik analisis
pengelompokan kata kunci (keyword clustering analysis method) hingga
menghasilkan tipe kata kunci yang disebut sebagai Author Keywords kata
kunci yang dibuat oleh penulis/pengarang/peneliti dan biasanya terdapat di
bawah abstrak.
-
37
Tabel 2. 3 Dua Puluh Besar Kata Kunci Pada Penelitan oleh Liu & Yang (Sumber:
Liu & Yang, 2019)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kata kunci yang ada pada
peringkat pertama adalah “media sosial” sementara peringkat kedua adalah
“web and information retrieval”. Diikuti kata kunci seperti “data”; “e-
government”; “government”; dan “information literacy”. Sementara itu, kata
kunci yang tadinya berada pada skala teratas seperti “information seeking”;
“knowledge management”; dan “bibliometrics” berpindah ke posisi lebih
bawah namun masih berada di top 20 besar.
Penelitian ini digunakan sebagai referensi penulis sebagai penelitian
terdahulu dikarenakan metode yang digunakan dalam mendapatkan penelitian
populer di bidang ilmu perpustakaan dan informasi mengunakan sebaran kata
kunci yang di analisis menurut akreditasi jurnal.
-
38
2. Y. Rudi Kriswanto, dkk.
Penelitian yang dilakukan oleh Y. Rudi Kriswanto, dkk berjudul
Kecenderungan topi penelitian di bidang ilmu perpustakan dan informasi
dengan pendekatan Kaidah Zipf. Dalam penelitian ini metode yang digunakan
adalah analisis bibliometrika Kaidah Zipf (penyebaran frekuensi kata), sampel
penelitian sebanyak 20 artikel jurnal yang terbit pada tahun 2017.
Tabel 2. 4 Hasil penelitian Y. Rudi Kriswanto mengenai kecenderungan topik
penelitian pada Jurnal Berkala UGM pada Tahun 2017 (Sumber: Y. Rudi Kriswanto,
dkk, 2017)
Dari tabel di atas, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
kecenderungan topik penelitian pada Berkala Ilmu Perpustakaan dan
Informasi UGM pada tahun 2017 terbagi ke dalam dua kelompok yaitu, (1)
kelompok kepustakawanan sebanyak 16 artikel; (2) kelompok ilmu informasi
sebanyak 4 artikel.
Penelitian ini dijadikan referensi utama oleh peneliti karena metode
yang digunakan sama yaitu bibliometrika Kaidah Zipf dan objek yang
dianalisis dalam hal ini adalah artikel jurnal. Hal yang membedakan penelitian
Y. Rudi Kriswanto, dkk dengan penelitan ini adalah pada kategorisasi
Kelompok
(Kepustakawanan /
Ilmu Informasi)
Subjek Jumlah
Kepustakawanan
• Library use and user (3)
• Materials (6)
• Type of library staff (2)
• Nonprint materials (1)
• Users (various types) (1)
• Exhibition (2)
• Promotion (!)
16
Ilmu Informasi • Reading (3)
• Behavioral sciences (1) 4
-
39
Taksonomi Hawkins. Pada penelitian Y. Rudi Kriswanto, mereka membagi
kelompok penelitian yang populer ke dalam 2 kategori yaitu kelompok
Kepustakawanan / Ilmu Informasi. Sementara penelitian ini menggunakan
Taksonomi Hawkins tidak menggunakan 2 kategori tersebut melainkan
menggunakan kode area dan subjek yang mewakilkan kode area tersebut.
3. Risha Setyowati
Penelitian yang dilakukan oleh Risha Setyowati berjudul Trends Topik
Penelitian Bidang Ilmu Perpustakaan (Analisis Biblionetrika-zipf’s law pada
Abstrak Tesis Mahasiswa S2 Ilmu Perpustakaan di Universitas Gadjah Mada
dan UIN Sunan Kalijaga Tahun 2014-2016). Penelitian ini dijadikan referensi
utama oleh peneliti karena metode yang digunakan sebagian besar sama
namun ada beerapa hal seperti perbedaan model teks yang dianalisis, Risha
menganalisis abstrak sedangkan penelitian yang ditulis peneliti menggunakan
seluruh isi teks artikel jurnal. Dalam penelitian ini metode yang digunakan
adalah analisis bibiometrika zipf’s law dengan klasifkasi taksonomi ilmu
informasi- Hawkins.
Hasil dalam penelitian ini, terlihat masing-masing universitas, pertama
Magister Ilmu Perpustakaan UGM trends topik penelitian tesis yang
berkembang pada tahun 2014-2016 ialah user behavior and uses of
information system (17,7%), sedangkan trends topik penelitian tesis pada Ilmu
Perpustakaan dan Informasi UIN Sunan Kalijaga ialah library description and
types (12%).
-
40
4. Chang et al
Penelitian yang dilakukan oleh Chang et al berjudul Evolution of
research subjects in library and information science basd on keyword,
bibigraphical couling, and co-citation analysis. Dalam penelitian ini metode
yang digunakan adalah kata kunci, bibliographic coupling, dan analisis co-
citation. Alasan penulis memilih penelitian ini menjadi referensi adalah
karena adanya kesamaan metode yaitu menganalisis kata kunci untuk
mendapatkan subjek populer pada objek yang diteliti. Namun dalam
penelitian ini, bibliographic coupling, dan analisis co-citation juga digunakan
sebagai metode. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa hasil dari
penelitian ini dapat digunakan oleh penulis sebagai pembanding atas hasil
penelitian yang dilakukan oleh penulis.
Total sampel pada penelitian ini sejumlah 580 artikel dari 10 jurnal di
bidang ilmu dan informasi berbeda dari rentah tahun 1995-2014. Chang et al
membagi 4 fase masing-masing 5 tahun untuk melihat perkembangan evolusi
topik penelitian yang di teliti:
Tabel 2. 5 Daftar Sebaran Subjek dan Kata Kunci (Sumber: Chang et al, 2015)
-
41
Tabel 2. 6 Perbandingan Lima Subjek Pada Empat Fase menggunakan Analisis Kata Kunci
Tabel 2.4 menunjukkan subjek yang muncul pada 580 artikel yang
dianalisis diikuti dengan kata kunci yang didapatkan oleh peneliti. Sementara
itu, tabel 2.5 menunjukkan perbandingan lima subjek berdasarkan empat fase
dari tahun 1995-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua subjek yang
selalu muncul dari keempat fase tersebut yaitu subjek pertama dengan
“information seeking (IS) dan information retrieval (IR)” serta subjek kedua
yaitu “bibliometrics”. Peneliti juga menemukan bahwa adanya penurunan
presentase pada subjek information seeking dan information retrieval
berbanding terbalik dengan peningkatan penelitian yang berfokus pada
bibliometrics. Proporsi bibliometrics meningkat pada fase ketiga (2005-2009)
sebanyak 81,8% menandakan bahwa bibliometrics lebih dominan
dibandingkan subjek lainnya.
5. Reshma Rana
Penelitian yang dilakukan oleh Reshma Rana berjudul Research