analisis faktor penyebab dan upaya mengatasi …
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI
KENAKALAN ANAK DI DESA PULAU KECIL KECAMATAN RETEH
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR RIAU
SKRIPSI
Diajukan salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam
Fakultas Dakwah
Oleh:
NURHASANAH
NIM: UB 150114
PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
i
ii
iii
iv
MOTTO
ر ا أملا ر ا عندا رب كا ث وابا وخي ت ا خي لح ا وٱلبقيت ا ٱلص ن يا ةا ٱلد ٱلمال ا وٱلب ن ونا زينة ا ٱلي و“Harta dan Anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal
kebajikan yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta
lebih baik untuk menjadi harapan.”1 (QS. Al-Kahf: 46)
1 Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta; PT Karya Toha Putra, 1999). hlm 300
v
ABSTRAK
Nurhasanah; UB.150114; Analisis Faktor Penyebab dan Upaya Mengatasi
Kenakalan Anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,
Riau
Kenakalan anak adalah bentuk tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma
agama dan sosial. Kenakalan Anak tidak bisa dibiarkan begitu saja karena selain
merugikan dirinya sendiri juga dapat merugikan oranglain. Bentuk kenakalan
anak yang terjadi di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri
Hilir, Riau adalah seperti Suka Berbohong, Mencuri, dan Berbicara Tidak Sopan.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif.
Dengan alasan memiliki latar belakang yang bersifat deskriptif, agar diperoleh
data secara alamiah atau natural dan komprehensif yang sesuai dengan latar dan
data yang diperoleh tidak merupakan hasil rekayasa atau manipulasi karena tidak
ada unsur atau variabel lain yang mengontrol. Faktor pendorong kenakalan Anak
itu telah dimiliki didalam dirinya yang telah menjadi potensi dasar setiap manusia,
keluarga dan lingkungan sekitarnya akan membawa anak kepada sikap yang
dilihat dalam keluarga dan masyarakat. sebagai Orangtua hendaklah membekali
diri dengan pengetahuan, tentang psikologi dan seluk-beluk tingkah laku anak, tak
terkecuali juga tentang masalah kenakalan yang terjadi pada anak meliputi:
Faktor-faktornya, ciri-ciri serta hal-hal yang menjadi sebab kuat pemicu perilaku
kenakalan tersebut. Sehingga akan tepat pula penanganannya dan pencegahannya.
Hal lain yang cukup penting adalah tujuan pendidikan yang dicanangkan
sebelumnya tidak akan tercapai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor
penyebab kenakalan Anak adalah keadaan keluarga yang kurang mengawasi dan
kurang membimbing anaknya. Disamping itu faktor keadaan sekolah yang kurang
menegakkan disiplin dan masyarakat yang kurang perduli terhadap lingkungan
sekitar menyebabkan kenakalan Anak. Hasilnya penulis menemukan bahwa Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Kenakalan anak yang terjadi di Desa Pulau Kecil
seperti Berkelahi, Berbohong, Mencuri, dan Berbicara Tidak Sopan faktor
penyebabnya adalah keadaan keluarga yang kurang mengawasi dan kurang
membimbing anaknya. Disamping itu faktor keadaan sekolah yang kurang
menegakkan disiplin dan masyarakat yang kurang perduli terhadap lingkungan
sekitar menyebabkan kenakalan Anak. Upaya yang harus dilakukan untuk
mengatasi bentuk kenakalan anak terletak pada orangtua, sekolah, dan
masyarakat, khususnya para pendidik baik yang ada di keluarga (orangtua),
sekolah (guru-guru dan para guru pembimbing) maupun para pendidik di
masyarakat, yakni para pemuka agama dan tokoh masyarakat.
Kata Kunci : Kenakalan Anak, Bentuk Kenakalan, Faktor Penyebab, Upaya
Mengatasi; Desa Pulau Kecil
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Skripsi ini untuk orang tercinta dan tersayang atas kasihnya
yang berlimpah. Kini aku sampai pada waktuku
Teristimewa Ayahanda (Muhammad Yusuf) dan Ibunda Tercinta (Sitti Hafsah)
untuk Ketiga Adikku (Halimatussa’diyah, Hamsah Haz, Sakaria) yang
Tersayang, Terkasih, dan Terhormat.
Tak lupa pula pula untuk Abang (Wawan Saputra), Ibrahim Squad, Sohibati
Jannah
Kupersembahkan Skripsi ini kepada kalian atas kasih sayang dan bimbingan
selama ini sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Banyak
sekali hal yang ingin saya ungkapkan, tetapi tidak dapat dituliskan satu persatu.
Semoga hasil dan perjuangan saya dapat berbuah hasil yang manis. Semangat
yang terus berkobar dalam diri saya agar sanggup menghadapi dunia luar dan
kini telah tiba saatnya saya akan membuktikan kepada kalian bahwa saya telah
siap untuk membuka lembaran baru sebagai seseorang yang bertanggung jawab
dan berkarya bagi kepentingan banyak orang. Semoga niat dan perbuatan saya
kedepan dapat meyakinkan kalian bahwa saya mampu untuk berbagi kebaikan.
Terimakasih
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah
SWT, karena atas berkat rahmat, hidayahnya, skripsi ini dapat diselesaikan
dengan Judul “Analisis Faktor Penyebab dan Upaya Mengatasi Kenakalan
Anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,
Riau”. Kemudian shalawat dan salam semoga tetap telimpah kepada Junjungan
Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya kejalan yang
benar dan dapat dirasakan manifestasinya dalam wujud Iman dan Islam.
Penelitian dan penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam prodi Bimbingan
dan Penyuluhan Islam pada Fakultas Dakwah Unversitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak
mendapatkan arahan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik yang bersifat moril
maupun materi. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr, H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi, MA., Ph.D. sebagai Wakil Rektor I Bidang
Akademik dan Pengembangan Pendidikan, Bapak Dr.H.Hidayat, M.Pd
sebagai Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, perencanaan dan
keuangan, dan Ibu Dr. Hj. Fadillah, M.Pd . sebagai Wakil Rektor III
Bidang Kemahasiswaan dan kerja sama UIN STS Jambi.
3. Bapak Samsu, S.Ag.,M.Pd.I., Ph.D selaku dekan Fakultas Dakwah UIN
STS Jambi.
4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH., M.Hum selaku wakil Dekan Bidang
Akademik dan Kelembagaan Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.
5. Bapak Sya’roni, S.Ag.,M,Pd selaku ketua prodi Bimbingan Penyuluhan
Islam (BPI) dan Ibu Neneng Hasanah S.Ag.,M.Pd selaku Sekretaris Prodi
Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)
6. Bapak Samsu, S.Ag.,M.Pd.I., Ph.D selaku Pembimbing I dan Ibu Dani
Sartika, S.Ag., M.Si selaku Pembimbing II yang telah membantu dan
membimbing dalam penyusunan sripsi ini.
7. Bapak Dr. Abdul Ghaffar, M.Ag selaku dosen pembimbing Akademik.
8. Kepala Perpustakaan UIN STS Jambi Beserta Stafnya dan serta Kepala
Perpustakaan Daerah Jambi.
9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi yang tellah memberikan ilmu pengetahuan kepada
penulis.
10. Bapak dan Ibu karyawan/karyawati di lingkungan Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
11. Kepala Desa Pulau Kecil, dan Pegawai kantor Desa Pulau Kecil,
Masyarakat Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,
Riau
viii
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
NOTA DINAS. ......................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI. ........................................ iii
PENGESAHAN. ...................................................................................................... iv
MOTTO. .................................................................................................................. v
ABSTRAK. .............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN. .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR. ............................................................................................ viii
DAFTAR ISI. ........................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL. .................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR. .............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah. .............................................................. 1
B. Permasalahan................................................................................ 7
C. Batasan Masalah........................................................................... 8
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. ................................................ 9
E. Kerangka Teori............................................................................. 9
F. Metode Penelitian......................................................................... 22
G. Studi Relevan. .............................................................................. 30
H. Sistematika Penulisan................................................................... 31
BAB II PROFIL DESA PULAU KECIL
A. Sejarah Desa Pulau Kecil. ........................................................... 32
B. Kondisi Desa. Desa Pulau Kecil ................................................. 33
C. Geografis Desa Pulau Kecil . ....................................................... 33
D. Potensi sumber daya alam Desa Pulau Kecil. .............................. 34
E. Karakteristik Penduduk Desa Pulau Kecil. ................................. 34
F. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk. .......................................... 35
G. Potensi Desa Desa Pulau Kecil. ................................................... 36
H. Infrastruktur Pendukung Desa Pulau Kecil. ................................. 36
BAB III ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN ANAK
DAN BENTUK KENAKALAN ANAK DI DESA PULAU
KECIL KECAMATAN RETEH KABUPATEN INDRAGIRI
HILIR RIAU
A. Bentuk Kenakalan Anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh
Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.. ................................................. 46
B. Analisis Faktor Penyebab Kenakalan Anak di Desa Pulau Kecil
Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. ..................... 51
x
BAB IV UPAYA ORANGTUA DALAM MENGATASI KENAKALAN
ANAK DI DESA PULAU KECIL KECAMATAN RETEH
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR RIAU
A. Upaya Orang tua Untuk mengatasi masalah kenakalan anak di
Desa Pulau kecil Kec.Reteh. ........................................................ 56
B. Kendala Orangtua dalam menghaapi kenakalan anak di Desa
Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,
Riau. ............................................................................................. 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan. .................................................................................. 65
B. Saran. ............................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Jarak Antar Ibu Kota .............................................................................. 34
Tabel 2: Fasilitas Pendidikan ............................................................................... 38
Tabel 3: Fasilitas Kesehatan................................................................................. 38
Tabel 4: Fasilitas Peribadatan .............................................................................. 39
Tabel 5: Iklim ....................................................................................................... 40
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Perangkat Desa Pulau Kecil. ............................. 44
Gambar 2.2 : Struktur Kelembagaan BPD. ............................................................. 45
xiii
DAFTAR SINGKATAN
KUHP : Kitab Undang-undang Hukum Pidana
KPAI : Komisi Perlindungan Anak Indonesia
BPD : Badan Pemeritah Desa
NO : Nomor
KEC : Kecamatan
KAB : Kabupaten
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mendidik Anak adalah suatu aktifitas yang menyenangkan dan sangat
menggembirakan tergambar dalam benak dan pikiran setiap orang. Dimana di
dalamnya terdapat berbagai macam pelajaran-pelajaran yang menyenangkan,
permainan-permainan dan kegiatan-kegiatan yang mengasyikan.Tingkah laku
siswa yang mengagumkan, lucu, lincah serta menyenangkan akan banyak kita
jumpai disana.
Dunia anak adalah dunia yang menyenangkan. Allah Ta'ala berfirman tentang
hal ini :
ر ا ملأا ر ا عندا رب كا ث وابا وخي ت ا خي لح ا وٱلبقيت ا ٱلص ن يا ةا ٱلد ٱلمال ا وٱلب ن ونا زينة ا ٱلي و“Harta dan Anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal
kebajikan yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu
serta lebih baik untuk menjadi harapan” (QS. Al-Kahf: 46).2
Bagi seorang pendidik, kejadian yang terjadi pada anak tersebut bukanlah
hal yang baru, mengingat bahwa Anak yang usianya sudah dalam masa transisi.
Dengan kata lain bahwa mulai pada usia 12- tahun adalah usia peralihan dari
kanak-kanak ke usia remaja. Dalam sebuah artikel yang diantarkan oleh Efri
Widianti, S. Kep., Ners, Hurloc berpendapat bahwa Masa remaja merupakan masa
dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya
dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh
dengan masalah-masalah.3
Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan alam dan
lingkungannya, baik interaksi yang bersifat positif, maupun negatif, Manusia
sebagai makhluk individu,memiliki akal fikiran yang diberkahi oleh sang pencipta
berfungsi sebagai tuntunan ketika merasa bertindak. Manusia sebagai makhluk
2 Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta; PT Karya Toha Putra,1999). hlm. 300
3 Efri Widianti, S. Kep., Ners. Remaja dan Permasalahannya : Bahaya Merokok,
Penyimpangan Seks Pada Remaja, Dan Bahaya Penyalahgunaan Minuman Keras/Narkoba,
(Bandung : 2007). hlm. 2
1
2
sosial selalu berhubungan dan berkaitan dengan lingkungan dimana mereka
tinggal. Dengan berkumpunya individu-individu disuatu tempat maka inilah yang
kemudian disebuah masyarakat.
Kementerian Sosial pada tahun 2009 memberikan penjelasan bahwa anak
nakal adalah anak yang berusia 5-18 tahun yang berperilaku menyimpang dari
norma dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat,lingkungannya sehingga
merugikan dirinya, keluarganya dan orang lain, serta mengganggu ketertiban
umum, akan tetapi karena usia belum dapat dituntut secara hukum.4
Kenakalan dalam diri seorang anak merupakan perkara yang lazim terjadi.
Tidak seorangpun yang tidak melewati tahap/fase negatif ini atau sama sekali
tidak melakukan perbuatan kenakalan.5
Dalam kehidupan kolektif, pola tingkah laku dan tindakan manusia akan
selalu saling mempengaruhi satu sama lain. Kita dapat mengerti jika pola tindakan
manusia lebih cepat berubah dibandingkan perubahan fisiknya. Aneka ragam
tingkah laku manusia tidak disebabkan oleh ciri-ciri ras, melainkan disebabkan
oleh hubungan-hubungan antar manusia dimana dia bergaul dan berinteraksi.
Dalam kehidupan sehari-hari ketika seseorang yang dimulai dari anak kecil,
remaja dewasa, dan orangtua mulai mendengar, melihat, sampai meniru suatu
tindakan maka disitulah akan terjadi proses tindakan sosial yang dampaknya bisa
positif, bisa juga berdampak negatif baik bagi pelaku maupun orang lain. Saat ini
banyak tindakan atau perilaku seseorang disekitar kita yang menunjukkan kepada
perilaku menyimpang. Walaupun tidak semua tetapi sudah dimulai dari berbagai
kalangan umur, meniru hal yang sebenarnya mereka pun belum mengetahui
dampaknya untuk diri mereka.
Didalam Al Qur'an telah dinyatakan bahwa keadaan manusia setelah
dilahirkan adalah memiliki pengetahuan yang terbatas.
Allah berfirman :
ئا وجعلا لك م ا الس معا والبصارا والفئدةا لعل ك ما تشك ر ونا والل ا أخرجك م م ن ب ط ونا أ م هاتك ما لا ت علم ونا شي
4http://www.database.depsos.go.id/
5Kartini Kartono, Patologi Sosial 2 Kenakalan Anak, (Jakarta, Grafindo Persada, 2010), hlm
47
3
Artinya:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati, agar kamu bersyukur”. (An-Nahl : 78).6
Seorang anak tidak mampu membentuk dirinya sendiri, tetapi membutuhkan
orang lain disekitarnya. Keluarga dalam segala aspeknya adalah lingkungan
pertama yang akan menentukan peranan lingkungan pada anak, karena keluarga
dapat memberikan stimulus atau rangsangan pada anak untuk membentuk anak
agar mampu mengembangkan potensi dirinya.
Keseharian didalam lingkungan keluarga ataupun rumah seperti tetangga,
ataupun ditempat mereka bermain merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi seorang anak meniru perilaku mereka. Disini jelas bahwa peran
keluarga pun harusnya dapat memberikan contoh yang baik didepan anak, agar
anak dapat mencontoh hal-hal yang baik pula. Dalam usia dini inilah jiwa dalam
keadaan labil atau tidak stabil, sehingga mudah terseret oleh lingkungan. Akan
lebih baik jika terseret atau terpengaruh oleh lingkungan yang positif tetapi bila
yang terjadi sebaliknya maka anak berakibat fatal.
Berbagai faktor yang mungkin dapat mempengaruhi seorang anak
melakukan penyimpangan. Dimulai dari faktor keluarga yaitu orangtua khususnya
yang harus lebih ekstra dalam mendampingi, memberikan pengarahan kepada
anaknya untuk jangan sampai melakukan tindakan yang menyimpang sampai
faktor lingkungannya.
Kenakalan anak dapat berakar pada kurangnya dialog dalam masa kanak-
kanak dan masa berikutnya, karena orangtua terlalu menyibukka diri sedangkan
kebutuhan yang lebih mendasar yaitu cinta kasih diabaikan. Akibatya anak
menjadi terlantar dalam kesendirian dan kebisuannya. Ternyata perhatian
Orangtua dengan memberikan kesenangan meteriil belum mampu menyentuh
kemanusiaan anak. Dialog tidak dapat digantikan kedudukannya dengan benda
6 Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta; PT Karya Toha Putra, 1999). hlm. 276
4
mahal dan bagus. Menggatikannya berarti melemparkan anak ke dalam
sekumpulan benda mati.7
Anak adalah Anugerah sekaligus amanah yang diberikan Allah SWT
kepada setiap orangtua. Berbagai cara dan upaya dilakukan orangtua agar dapat
melihat anak-anaknya tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya. Namun
seringkali harapan tidak sesuai dengan kenyataan, entah karena terhambatnya
komunikasi atau minimnya pengetahuan kita selaku orangtua tentang bagaimana
Al-Islam memberikan tuntunan dan pedoman tentang memperlakukan anak sesuai
dengan proporsinya. Rasulullah SAW mengajarkan ada dua hal potensial yang
akan mewarnai dan membentuk kepribadian anak yaitu orangtua yang
melahirkannya dan lingkungan yang membesarkannya.
Kenakalan pada anak merupakan sebuah perilaku yang sering kali di
keluhkan oleh orangtua ataupun keluarga. Anak dikatakan nakal ketika ia
melakukan suatu perilaku yang melanggar dari norma aturan yang berlaku dalam
suatu lingkungan, termasuk keluarga.
Mendidik dan membentuk karakter anak sejak dini. Dengan demikian,
mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik, santun dan amanah dibanding
pendahulunya. Mereka adalah generasi penerus yang diharapkan akan mengurus
dan membawa Negara Indonesia kearah yang lebih baik.
Pendidikan karakter perlu kita perkenalkan pada anak-anak sejak dini. Agar
mereka mempunyai landasan atau fondasi yang kuat untuk menghadapi tantangan
hidup di masa depannya nanti. Karakter yang baik, yang selalu berfikir secara
positif, Insya Allah selalu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Hal ini
diharapkan akan menempa mental anak menjadi pribadi yang tangguh, tak
gampang menyerah dan mengejar impian. Juga bisa menjadi sosok yang bisa
mengontrol emosi dan fokus dalam bekerja. Sehingga hubungan dengan
lingkungan sosialnya pun akan baik.
Pembentukan karakter merupakan pembentukan prilaku yang didapat dari
pola asuh positif yang dilakukan terus menerus dan berkesinambungan. Oleh
7 https://belajarpsikologi.com/kenakalan-anak-cara-mengatasi-kenakalan-anak/
5
karena anak adalah peniru ulung, maka orangtua atau guru yang mendidik dan
mengasuhnya harus memberikan contoh karakter yang baik pula. Jika kita
mengharapkan anak yang optimis dan percaya diri, kita juga harus optimis
menghadapi tantangan hidup setiap hari.Jangan sampai anak melihat kita yang
terpuruk ketika gagal berbisnis atau atau saat kita meluapkan amarah ketika
sedang mengalami hari yang buruk.
Semakin baik karakter yang kita perlihatkan, semakin baik juga contoh yang
didapat oleh anak. Jika kita lakukan secara konsisten, Insya Allah hasilnya akan
memuaskan. Pihak yang harus bertanggung jawab terhadap pembentukan karakter
seorang anak adalah:
1. Orangtua
Orangtua, khususnya seorang ibu merupakan sosok pertama yang
ditemui anak-anak. Merupakan guru pertama bagi anak-anak.Ibu merupakan
tokoh sentral dalam keluarga, yang diharapkan dapat mendampingi anak-
anak belajar mengenai hidup.Seorang ibu adalah role model (contoh) bagi
anak-anak. Mereka memperlihat dan mendengar apa yang dilakukan dan
dibicarakan oleh ibu. Hendaknya ibu mendampingi kegiatan anak sehari-
hari. Orangtua bertanggung jawab dalam membimbing anak agar
memahami aturan sosial.Hal ini harus diajarkan secara konsisten pada anak.
Salah satunya adalah tentang berprilaku dengan sopan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti, meminta maaf kalau melakukan kesalahan, meminta
tolong ketika butuh bantuan dan mengucapkan terimakasih ketika menerima
bantuan orang lain.
2. Lingkungan
Selain orangtua, faktor penting lainnya adalah lingkungan. Bahkan
anak yang masih bayi pun sudah punya lingkungan bermain sendiri. Entah
itu dengan anak tetangga sebelah atau ditempat komunitas yang diikuti
orang tuanya. Untuk memastikan anak berinteraksi dengan positif, kita
wajib memonitor pengaruh teman-teman dan sekolahnya terhadap
perkembangan anak. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk
6
menemukantempat bermain dan belajar (sekolah) yang cocok dengan usia
anak, kelebihan dan kekurangannya serta karakteristik anak itu sendiri.8
Sebagai Makhluk sosial, seorang anak tidak terlepas dari lingkungannya.
Interaksi dengan sebaya, keluarga, dan juga media menjadi porsi yang harus
dilewati oleh seorang anak.
Perkembangan seorang anak tidak hanya dipengaruhi oleh aspek genetik
tetapi aspek lingkungan juga memiliki peranan yang besar. Perkembangan sosial
dan kepribadian mulai dari usia prasekolah sampai akhir masa sekolah ditandai
oleh meluasnya lingkungan sosial. Anak-anak mulai melepaskan diri dari
keluarga, ia mungkin mendekatkan diri pada orang lain disamping anggota
keluarga. Melalui pergaulan atau hubungan sosial, baik dengan orangtua, anggota
keluarga, orang dewasa lainnya, maupun teman bermainnya, anak mulai
mengembangkan bentuk tingkah laku sosial. Pada usia prasekolah (terutama
mulai sampai empat tahun), perkembangan sosial anak mulai tampak jelas, karena
mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebayanya.
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan
sosial, dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri
terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi. Perkembangan sosial anak
sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orangtua terhadap anak
dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-norma
kehidupan masyarakat.9
Mengingat tidak semua kenakalan yang tampak di depan mata kita adalah
kenakalan yang mutlak, artinya kenakalan itu bisa jadi disebabkan oleh beberapa
hal. Salah satunya adalah karena ketidaktahuan anak, sehingga dengan
pengetahuannya yang terbatas anak tersebut melakukan hal-hal yang dia anggap
sebagai sesuatu kekeliruan atau sesuatu hal yang baik dan benar, namun pada
hakekatnya adalah suatu kekeliruan dan kesalahan.
8Enni K. Hairuddin, Membentuk Karakter Anak Dari Rumah, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2014), hlm 5-18 9Herdina Indrijati., dkk, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini
(Jakarta, Prenada Media Group, 2016), hlm 104
7
Apabila pengaruh baik yang mereka bawa tidak akan jadi masalah, namun bila
kebiasaan buruk disebarkan tentu akan membawa perilaku negatif bagi perilaku
teman bergaulnya.
Pada kenyataanya memang demikian, bahkan kita dihadapkan pada
keadaan yang sangat bertolak belakang. Kita langsung dihadapkan dengan
berbagai permasalahan yang terjadi pada Anak. Baik berupa tingkah laku yang
seharusnya tidak dilakukan oleh anak seumurannya. Misalnya seperti Berkelahi,
Mencuri, Berbohong, dan Berbicara tidak sopan.
Sebagai Orangtua, kejadian yang terjadi pada anak tersebut bukanlah hal
yang baru, mengingat bahwa Anak yang usianya sudah dalam masa transisi.
Sehubungan dengan permasalahan prilaku Anak yang telah penulis sebutkan,
maka sebagai Orangtua hendaklah membekali diri dengan pengetahuan, tentang
psikologi dan seluk-beluk tingkah laku anak, tak terkecuali juga tentang masalah
kenakalan yang terjadi pada anak meliputi: Faktor-faktornya, ciri-ciri serta hal-hal
yang menjadi sebab kuat pemicu perilaku kenakalan tersebut. Sehingga akan tepat
pula penanganannya dan pencegahannya. Hal lain yang cukup penting adalah
tujuan pendidikan yang dicanangkan sebelumnya tidak akan tercapai. Berdasarkan
persoalan-persoalan tersebut sering muncul dikalangan Anak-anak, maka penulis
merasa punya beban moral mengangkat setiap perilaku yang kenakalan Anak
tidak bisa dibiarkan begitu saja karena selain merugikan dirinya sendiri juga dapat
merugikan oranglain.
Demikian pula terjadi pada anak-anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan
Reteh Kabupaten Indragiri Hilir Riau dimana anak di Desa Pulau kecil ini banyak
yang melakukan perbuatan yang kurang baik seperti suka Berbohong, Mencuri,
Berbicara tidak sopan, mengganggu, tidak menurut bahkan terkadang anak
tersebut mencuri di warung penjualan kelontong ketika penjualnya sedang lengah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk kenakalan anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh
Kabupaten Indragiri Hilir, Riau ?
8
2. Faktor apa yang mendorong Kenakalan Anak di Desa Pulau Kecil
Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau ?
3. Bagaimana Upaya orangtua dalam menghadapi ataupun mencegah
kenakalan anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten
Indragiri Hilir, Riau ?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak keluar dari pokok permasalahan, maka menurut
penulis perlu adanya pembatasan masalah. Skripsi ini tidak menjelaskan
tentang Teori Analisis faktor, Skripsi ini hanya menjelaskan tentang Bentuk
kenakalan, Analisis Faktor Penyebab kenakalan anak, dan Upaya Orangtua
dalam menghadapi kenakalan anak. Dalam hal ini penelitian terfokus pada
kenakalan anak di Desa Pulau kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri
Hilir Riau berupa kenakalan seperti suka Berkelahi, Mencuri, Berbohong,
Berbicara tidak sopan, serta bisa juga diartikan buruk kelakuan yang berusia 5
hingga 15 tahun, dengan pertimbangan pada usia tersebut Anak mengalami
godaan seperti kenakalan dibawah umur.
Sebelum membahas lebih jauh, maka terlebih dahulu penulis
memberikan batasan atau defenisi operasional variabel berikut, agar tidak
terjadi kekeliruan dalam memahaminya. Adapun devinisi yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
kenakalan secara bahasa berasal dari kata "nakal" yang berarti suka
berbuat kurang baik, mengganggu, tidak menurut, serta bisa juga diartikan
buruk kelakuan. Kemudian mendapatkan imbuhan ke-an "kenakalan" yang
berarti tingkah laku secara ringan yang menyalahi norma-norma dan hukum
yang berlaku dimasyarakat.
Kenakalan anak adalah bentuk tingkah laku yang menyimpang dari
norma-norma agama dan sosial. Faktor pendorong kenakalan siswa itu telah
dimiliki didalam dirinya yang telah menjadi potensi dasar setiap manusia,
keluarga dan lingkungan sekitarnya akan membawa anak kepada sikap yang
dilihat dalam keluarga dan masyarakat. Upaya yang harus dilakukan untuk
9
mengatasi bentuk kenakalan anak terletak pada orangtua, sekolah, dan
masyarakat, khususnya para pendidik baik yang ada di keluarga (orangtua),
sekolah (guru-guru dan para guru pembimbing) maupun para pendidik di
masyarakat, yakni para pemuka agama dan tokoh masyarakat.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan Penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui Seperti apa kenakalan anak di Desa Pulau kecil
Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir Riau, dengan melalui
pendekatan kepada anak-anak dan orang tua secara langsung.
b. Untuk mengetahui Analisis Faktor penyebab kenakalan anak di Desa
Pulau kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir Riau
c. Untuk Mengetahui Bagaimana upaya orangtua dalam menghadapi
ataupun mencegah kenakalan anak di Desa Pulau kecil Kecamatan Reteh
Kabupaten Indragiri Hilir Riau
E. Kerangka Teori
1. Definisi Anak dan Kenakalan Anak
Anak dilahirkan lemah, baik dari fisiknya maupun kejiwaan. Tetapi diri
anak terkandung potensi-potensi dasar yang akan tumbuh dan berkembang
menjadi kemampuan yang Rill atas jasa-jasa, faktor-faktor dari luar dirinya.
Salah satu diantaranya adalah lembaga anak tempat belajar. Demikian halnya
dengan potensi keagamaan (religiulitas) yang dimiliki anak juga perlu
dikembangkan.
Pengertian anak yang terdapat dalam Pasal 45 Kitab Undang undang
Hukum Pidana (selanjutnya disingkat dengan KUH Pidana) yaitu:
Jika seseorang yang belum dewasa dituntut karena perbuatan yang
dikerjakannya ketika umurnya belum enam belas tahun, hakim boleh
memerintahkan supaya si tersalah itu dikembalikan kepada orang tuanya,
walinya, atau pemeliharanya, dengan tidak dikenakan suatu hukuman; atau
10
memerintahkan supaya si tersalah diserahkan kepada pemerintah dengan
tidak dikenakan suatu hukuman.10
Anak menurut bahasa adalah keturunan kedua sebagai hasil antara
hubungan pria dan wanita. Dalam konsideran Undang- Undang No. 23 Tahun
2002 tentang perlindungan anak, dikatakan bahwa anak adalah amanah dan
karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan
martabat sebagai manusia seutuhnya. Melalui Undang-undang No.35 tahun
2014, jaminan hak anak dilindungi, bahkan dibentuk komisi perlindungan
anak Indonesia (KPAI) yang memiliki tangung jawab untuk meningkatkan
efektivitas perlindungan anak11
.
Undang-undang No.3 Tahun 1997 tentang pengadilan anak
mendefinisikan anak adalah orang yang dalam perkara nakal telah berusia
Delapan tahun tetapi belum mencapai Delapan belas tahun dan belum pernah
kawin12
Anak-anak adalah kekayaan kita.Merekalah warisan, penjaga sejarah,
pemelihara filosofi kehidupan dan budaya, serta pelindung pengorbanan
leluhur kita dan tindakan berwibawa mereka. Lebih dari itu mereka adalah
cahaya masa depan yang mulia, bermartabat dan cemerlang. Karena itu kita
semua wajib mengevaluasi dengan penuh jujur dan tulus, apakah kita berlaku
adil terhadap tanggung jawab pribadi kita dan karir anak-anak kita, atau
malah sebaliknya.13
Anak adalah generasi penerus yang akan datang. Baik buruknya masa
depan bangsa tergantung pula pada baik buruknya kondisi anak saat ini.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlakuan terhadap anak dengan cara
yang baik adalah kewajiban kita bersama, agar ia bisa tumbuh berkembang
dengan baik dan dapat menjadi pengemban risalah peradaban bangsa ini.
Berkaitan dengan perlakuan terhadap anak tersebut, maka penting bagi kita
10
Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak Diindonesia, PT Raja Gafindo
Persada, Jakarta,2011, hlm. 4 11
M. Nasir Djamil, Anak Bukan Untuk Dihukum, (Jakarta, Sinar Grafika, 2013), hlm.8 12
M. Nasir Djamil, Anak Bukan Untuk Dihukum, (Jakarta, Sinar Grafika, 2013), hlm. 10 13
Ibnu Hasan Najafi dan Mohamed A. Khalfan, Pendidikan dan Psikologi Anak, (Jakarta,
Cahaya, 2006), hlm 24-25
11
mengetahui hak-hak anak dan kewajiban anak. Terlebih dalam pemenuhan
haknya, seorang anak tidak dapat melakukan sendiri disebabkan kemampuan
dan pengalamannya yang masih terbatas. Orang dewasa, khususnya orangtua
memegang peranan penting dalam memenuhi hak-hak anak.14
Anak tidak ada yang sama. Masing-masing mempunyai ciri khas yang
membedakan satu dengan yang lainnya. Begitu juga dengan bentuk badan,
perbedaan pertumbuhan dan gaya bertingkahlaku mereka mempunyai ciri
khas tersendiri. Mereka akan berbeda dengan anak-anak lain sebab potensi
individualnya. Pegaulan dirumah, disekolah, dikelompok bermain akan
menambah perbedaan-perbedaan tersebut.15
Faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dapat
dikelompokkan dalam dua faktor, yaitu:
1) Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu
sendiri. Faktor internal biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan.
Faktor genetis maksudnya adalah faktor yang berupa bawaan sejak lahir
dan merupakan pengaruh keturunan dari salahsatu kedua orangtuanya atau
bisa digabungkan atau kombinasi dari sifat kedua orantuanya.
2) Faktor Eksternal
Faktor Eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang
tersebut. Faktor Eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal
dari lingkungan terkecilnya., yakni keluarga, teman, tetangga, sampai
dengan pengaruh dari berbagai media audiovisual atau media cetak.
Lingkungan keluarga, tempat seorang anak tumbuh dan
berkembang akan sangat berpengaruh terhadap kepribadian. Terutama dari
cara para Orangtua mendidik dan membesarkan anaknya.16
Pesatnya perkembangan Tekhnologi adalah sesuatu yang tidak bisa
dihindari. Saat ini disetiap kehidupan kita tidak terlepas dari Tekhnologi.
14M. Nasir Djamil, Anak Bukan Untuk Dihukum, (Jakarta, Sinar Grafika, 2013), hlm. 12
15 Hanifan Bambang Purnomo, Memahami Dunia Anak-Anak, Bandung: Mandar Maju,
1994),hlm 18 16
Sjarkawi, M.Pd, Pembentukan Kepribadian Anak Peran Moral, Intelektual, Emosional,
dan Sosial sebagai wujud Integritas Membangn jati diri, (Jakarta: Bumi Aksara 2014), hlm 19.
12
Bagaimanapun juga pesatnya tekhnologi ini turut serta mempengaruhi
perkembangan anak. Mungkin sebagai Orangtua akan bangga jika kita
mengetahui anak-anaknya sudah mengenal komputer, Internet dan
sebagainya. Tetapi disisi lain, orangtua juga prihatin jika melihat anak-
anaknya bermain Play station secara terus menerus, main internet dan
menonton TV terlalu lama.
Menurut Monks, anak biasanya berusaha untuk menjadi anggota
suatu kelompok, kelompok semacam ini TK dan SD. Biasanya kelompok-
kelompok seperti ini sifatnya informal, belum memiliki aturan, tanpa
struktur yang jelas. Baru pada usia 10-14 tahun akan timbul kelompok
yang ada organisasinya, dengan aturan dan perjanjian.
Keluarga dalam perkembangan sosial anak memiliki peranan yang
sangat penting. Menurut Horlock, perilaku sosial dan sikap anak
mencerminkan perlakuan yang diterima dirumah.17
Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh anak
a) Merasa Takut
Ucapan-ucapan yang sifatnya melarang, harus diutarakan
dengan lebih bijaksana dan terbuka pada anak. Sehingga yag ditangkap
oleh anak bukan hanya efek negatifenya saja. Ketakutan yang dialami
anak diawali dari ucapan-ucapan yang bersifat mengancam. Tanpa kita
sadari, ternyata kita sendiri yang menyebabkan ketakutan pada anak.
b) Merasa malu
Anak yang pemalu, biasanya akan duduk diam saat berada
ditengah keramaian sekalipun. Ditawari makan atau minum mereka
cendrerung tidak merespon.
c) Mudah marah dan mengamuk
Anak yang sering merengek, berguling-guling dan menangis
histeris saat keinginannya tidak dipenuhi, merupakan gejala anak yang
tantrum. Tantrum merupakan luapan kemarahan atau kekesalan, yang
17
Herdina Indrijati dkk, Psikologi Perkembangan & Pendidikan Anak Usia Dini Sebagai
Bunga Rampai (Jakarta: Kencana,2016), hlm 4-14
13
sebenarnya bisa terjadi pada semua orang. Hanya saja, lebih sering
terjadi pada anak-anak.18
2. Bentuk Kenakalan dan Kejahatan Anak
Menurut Jensen, dikategorikan 4 jenis kenakalan remaja, yaitu:
a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik orang lain: perkelahian,
perkosaan, perampokan, dan pembunuhan.
b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi: Pengerusakan, pencurian,
pencopetan, dan pemerasan
c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak lain: pelacuran,
penyalahgunaan obat, dan hubungan seks sebelum nikah
d. Kenakalan melawan status: membolos sekolah, minggat dari rumah atau
melawan perintah orangtua. 19
3. Faktor Penyebab Kenakalan Anak
Manusia pada awalnya diciptakan oleh Allah dari tiada menjadi ada,
kemudian lahir ke dunia dalam wujud tak berdaya, lemah dan tidak dapat
berbuat apa-apa, seiring waktu yang terus berpacu ia tumbuh dan
berkembang menjadi manusia lucu diwarnai oleh tingkah laku. Tingkah laku
sebagai aktifitas manusia selalu berubah, misalnya, semula makan dengan
tangan, keesokan harinya pakai sendok, ini berarti tingkah laku manusia ada
yang mempengaruhi, untuk membahas persoalan itu berikut akan diuraikan
lewat beberapa pendapat para ahli.
Ki Hajar Dewantara sebagaimana dikutip oleh Agus Sujanto dkk,
mengatakan bahwa setiap orang tumbuh dari dua kekuatan yaitu:
1. Kekuatan dari dalam (faktor dasar)
2. Kekuatan dari luar (faktor lingkungan).20
Kekuatan dari dalam individu adalah kekuatan yang dibawa oleh anak
sejak lahir, dari dirinya sendiri kelainan sejak lahir (keturunan fisik maupun
psikis), lemahnya kemampuan pengawasan diri, pondasi agama yang belum
18 Enni K. Hairuddin, Membentuk Karakter Anak Dari Rumah, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2014), hlm. 188-193 19
(Sarwono, S.W , Psikologi Remaja, (Jakarta: Rajawali, 1994), hlm 80 20
Agus Sujanto et. al., Psikologi Kepribadian, op.cit., hlm .3.
14
kokoh. Karena disebut sebagai faktor dasar. Sedangkan kekuatan dari luar
diri individu disebut faktor lingkungan, baik dari benda mati maupun benda
hidup semuanya ikut serta membawa pengaruh bagi kelangsungan tingkah
laku seseorang, dan pada akhirnya lingkungan dipengaruhi dan diubah oleh
manusia itu sendiri.Sehingga nyatalah antara manusia dan lingkungan saling
mempengaruhi.
Kedua faktor di atas oleh H. Muh. Farozin dan Kartika Nur Fathiyah
lebih memperjelas dengan mengelompokkan dua bagian tersebut seperti:21
1) Faktor internal (dari dalam), potensi dasar yang mempengaruhi tingkah
laku seseorang dari dalam dirinya ada dua macam yaitu yang berwujud
fisik dan psikis.
a) Fisik, kondisi fisik seorang sering diidentikkan dengan keadaan
jasmani (tubuh) baik yang nampak berupa raut muka panjang pendek
lengan, besar kecil badan, maupun yang tidak tampak, misalnya
susunan saraf, otak, kelenjar-kelenjar jenis darah dan tekanannya,
sedikit banyaknya cairan dalam tubuh.22
Dalam kehidupan sehari-hari sangat nampak adanya perbedaan
tingkah laku antara satu orang dengan yang lainnya disebabkan postur
tubuh mereka yang berbeda. Seseorang yang berusia sama apabila
ingin meraih sesuatu memperlihatkan tingkah laku yang berbeda,
yang bertubuh tinggi dan panjang lengannya kemungkinan tidak perlu
bantuan apa-apa unuk mengambil buku di atas lemari, tetapi yang
satunya dengan bentuk badan yang pendek akan mengambil kursi dan
berdiri di atasnya untuk mengambil buku.
Keadaan tubuh yang tidak tampak dari luar sangat
mempengaruhi tingkah laku seseorang, apabila terdapat gangguan
padanya maka orang tersebut tidak normal sehingga ia menunjukkan
tingkah laku yang berbeda dari biasanya. Semula orangnya ramah dan
21
H.Muh. Farozindan Kartika Nur Fathiyah, Pemahaman Tingkah Laku, (cet. I; Jakarta:
Rineka Cipta, 2004) hlm. 16. 22
H.Muh. Farozindan Kartika Nur Fathiyah, Pemahaman Tingkah Laku, (cet. I; Jakarta:
Rineka Cipta, 2004) hlm. 27
15
tidak suka marah, tiba-tiba jadi gampang marah karena tekanan darah
melebihi batas normal, demikian pula pada sistem saraf terdapat
gangguan maka yang lainnya pun ikut terganggu sebab sistem saraf
merupakan penggerak tingkah laku manusia, sedikit penulis akan
menguraikan hubungan antara tingkah laku dengan sistem saraf
dengan bercermin pada pendapat Wasty Soemanto berikut ;23
Pusat sistem saraf terdapat pada otak dan sumsung tulang
belakang, keduanya berperan masing-masing, otak memberi perintah
dan sumsung tulang belakang melakukan perintah dengan gerakan
refleksi, jadi gerakan yang terjadi titik pusatnya pada sumsung tulang
belakang.
Sistem saraf terdiri atas komposisi sel-sel disebut neuron,
neuron mengandung tenaga, karena itu apabila ada stimulus maka
neuron melepas dorongan untuk merangsang gerakan urat-urat dan
otot-otot tubuh.
Proses kerja yang terdapat pada urat saraf maka dapat
dianalisis bahwa tingkah laku setiap orang dipengaruhi oleh cara kerja
sistem sarafnya, karena itu apabila ada salah satu dari kedua pusat
sistem saraf mengalami gangguan maka akan mempengaruhi tingkah
lakunya, misalkan salah satu dari sistem uraf saraf ada yang putus
maka sel-sel neuron tidak bisa berfungsi karena tidak ada perintah dari
otak, makanya sering dijumpai orang-orang menunjukkan kelakuan
atau mengeluarkan kata-kata yang menurut orang lain itu hal yang
aneh, karena kelakuan dan kata-katanya tidak bisa lagi terkontrol
disebabkan putusnya urat saraf di bagian otak.
b) Psikis, merupakan potensi dasar manusia yang secara fitrah
dianugerahkan oleh Allah kepada ummatnya adalah kondisi jiwa yang
suci bersih melahirkan tingkah laku tertentu dan dapat diamati,
kondisi psikis tersebut berupa insting, perasaan, kemauan, dan
ingatan.
23
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (cet. IV; Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 194.
16
Salah satu kondisi psikis yang mendorong manusia untuk
melakukan hal-hal yang menyimpang adalah insting yang dinyatakan
H. M Arifin sebagai faktor bawaan tanpa melaui proses belajar,24
misalnya seorang melarikan diri, menolak, jijik, menutup mata karena
tidur, pada saat menatap senter atau benda-benda yang mengeluarkan
cahaya silau maka dengan spontanitas tanpa ada perintah dari
siapapun maka mata langsung ditutup.
Segala kondisi psikis baik insting, perasaan, kemauan, dan
ingatan, semuanya adalah unsur bawaan yang menurut hemat penulis
dapat dipengaruhi setidaknya bila semua unsur dari psikis sering
terjadi dan berulang maka hal itu dapat mengalami perubahan,
misalnya seorang baru makan cabe akan kepedisan sampai
menucucurkan air mata, kemudian pada kali lain setiap kali makan
merasa kurang bila tidak makan cabe sampai delapan atau sepuluh biji
tanpa merasa kepedisan dan tidak lagi mengeluarkan air mata.
2). Faktor eksternal (dari luar),
Yaitu segala sesuatu yang ada di luar manusia,25
maksudnya
adalah hal-hal yang terpisah dari diri manusia namun dapat berpengaruh
terhadap tingkah lakunya, adapun hal itu adalah:
a) Interaksi sosial budaya
Interaksi sosial adalah hubungan individu yang satu dengan
yang lainnya dapat saling mempengaruhi.26
Hubungan yang terjadi
antara manusia dengan manusia lainnya dapat memunculkan
adanya hubungan timbal balik, misalnya individu dapat
meleburkan diri dalam kehidupan lingkungan yang dihadapinya
atau sebaliknya lingkungan mendapat pengaruh dari individu yang
bersangkutan.
24
H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (cet. IV; Jakarta:Bumi Aksara, 1996), hlm. 101. 25
Psikologi Kepribadian, op. cit., hlm 5. 26
Bimo Walgito, Psikologi Sosial (cet. V; Yogyakarta:Yayasan Penerbitan Fakultas
Psikologi UGM, 1980), hlm. 32.
17
Adanya hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya
(menunjukkan) manusia itu dapat tumbuh dan berkembang, tidak
seorang pun di dunia ini yang dapat hidup sendiri tanpa adanya
bantuan dari orang lain atau pengaruh dari lingkungan, olehnya itu
Allah swt.
Lingkungan sosial budaya mengandung dua unsur yakni
unsur sosial dan unsur budaya.27
Unsur sosial dapat dilihat dari
hubungan yang terjadi antara manusia yang dapat membawa
pengaruh bagi kehidupan individu itu sendiri, seperti adanya
hubungan antara pihak produsen dan konsumen menunjukkan
adanya hubungan saling ketergantungan, misalnya penjual butuh
pembeli demikian halnya sebaliknya pembeli butuh terhadap
penjual.
Dalam lingkungan hidup manusia faktor budaya turut pula
berpengaruh di dalamnya, dengan adanya bentuk kelakuan yang
terdapat pada suatu kelompok misalnya, norma kelakuan, adat
kebiasaan, dan bahasa yang digunakan. Mereka dapat hidup rukun
berinteraksi dengan yang lainnya dalam bahasa yang sama yang
dimengerti.
Adanya hubungan sosial dan budaya yang berpengaruh
terhadap tingkah laku seseorang bahwa pengaruh dari keluargalah
yang paling menentukan tingkah laku si anak.28
Dalam kehidupan
setiap orang, yang pertama-tama dikenal adalah orang tua, segala
bentuk perkembangan kelakuan anak merupakan buah karya kedua
orang tuanya, kebiasaan yang ditanamkan kedua orang tua pada
anaknya melekat dalam perilaku anak tersebut, sehingga apabila
ada pengaruh dari luar akan sangat sulit bagi anak untuk merubah
kebiasaanya.
27
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan(cet. II; Jakarta:Bumi Aksara, 1999), hlm.12. 28
H. Koestoer Partowisastro, Dinamika dalam Psikologi Pendidikan (cet. I;
Jakarta:Erlangga, 1983), hlm. 49.
18
Unsur lain yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial
seorang anak sebagaimana dikemukakan oleh M. Sattu Alang
adalah lingkungan sekolah dan masyarakat.29
Lingkungan sekolah
merupakan tempat pertemuan berbagai corak kelakuan yang
berangkat dari lingkungan rumah tangga yang berbeda, di sinilah
anak-anak saling mengenal satu sama lain, demikian pula interaksi
yang terjadi dalam pembelajaran antara guru dan siswa, peran
seorang guru dituntut dapat memberikan interaksi yan baik bagi
anak dididknya, memberikan bimbingan dan pengawasan untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki setiap anak didiknya, sebab
manakala seorang anak telah menjadikan gurunya sebagai figur
idola yang patut dicontoh, maka satu modal besar bagi guru untuk
mencapai keberhasilan dalam mendididik.
b) Norma
Perbuatan dari setiap orang tidak lepas dari ikatan norma
yang dianutnya, misalkan norma agama. Seseorang yang
mempunyai dasar keyakinan yang kuat pada agamanya akan
menjalankan ajaran agama yang diyakininya dengan baik, agar
dalam menanamkan nilai-nilai moral harus disandarkan pada agama
yang mempunyai kebenaran mutlak.30
Nilai-nilai yang bersandar
pada agama dianggap mengandung kebenaran mutlak karena
kebenaran itu datang dari Tuhan Sang Pencipta, sehingga wajar
apabila Nazruddin Razak mengatakan bahwa sumber segala
kebaikan dan kebenaran ada pada Tuhan, karena Dia yang
menciptakan alam ini maka Dia pula yang mengatur dan membuat
hukum-hukum yang berlaku bagi segenap ciptaan-Nya.31
Apabila nilai-nilai agama tertanam dengan kokoh dalam anak
maka dengan sendirinya akal melawan arus negatif yang menantang
29M. Sattu Alang, Kesehatan Mental dan Terapi Islam (cet. II; Makassar: Berkah Utami,
2005) hlm. 38. 30
Muh. Sochib, Pola Asuh Orang Tua ;Untuk membantu Anak Mengembangkan Disiplin
Diri(cet I; Jakrta:Rineka Cipta, 1998), hlm. 134. 31
Nasaruddin Razak, Dienul Islam (cet. XX; Bandung: Almaarif, t. th.,), hlm.50.
19
kehidupannya dengan langkah pasti dan jelas.Keyakinan agama
selalu membekas dalam perbuatan, meskipun tanpa orang tua di
sampingnya nilai-nilai itu tetap direalisasikannya, karena merasa
berkewajiban menjalankan perintah agama.
Apabila dimensi agama tidak ada dalam kehidupan seseorang
maka ia akan sulit merasakan ketenangan dan kebahagiaan.
32Perasaan senang dan bahagia muncul kalau yakin ada sesuatu
kekuatan yang melindunginya, seperti halnya seseorang yang
percaya pada kekuatan jimat, maka ia akan tenang bila bersama
jimatnya dan diliputi kegelisahan manakala jimatnya hilang atau
diambil orang.
Setiap aturan yang ada membawa pengaruh bagi kelakuan
seseorang, mereka senantiasa berusaha berbuat sesuai dengan aturan
yang ada, meskipun pada kenyataannya banyak orang yang
melanggar aturan, setidaknya setiap pelanggaran yang dilakukan
menimbulkan reaksi tingkah laku yang lain dari biasanya. Seorang
anak yang melanggar tata tertib di sekolah akan ketahuan karena di
samping pengawasan dari setiap guru juga ada banyak temannya
yang melapor, di sinilah pentingnya pendidikan moral dan
pendidikan agama dalam menanamkan kesadaran pada diri siswa
untuk mendisiplinkan mereka.
c) Lingkungan alamiah
Keadaan alam tempat mausia melangsungkan hidupnya
dapat memberi rangsangan bagi bentuk kelakuan tertentu.33
Orang
yang tinggal di daerah pegunungan dan tandus dan kering sikapnya
agak kasar dan cepat emosi, hal itu karena pengaruh keadaan
alamnya yang panas dan keras, sedangkan orang yang hidup di
perkotaan dan pinggir laut agak lembut dan ramah.
32
Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah( cet. II;
Jakarta:Ruhama,1995), hlm.9. 33
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan(cet. II; Jakarta:Bumi Aksara, 1999), hlm.12
20
Pengaruh iklim dan letak geografis suatu daerah
mempengaruhi gaya hidup dan perilaku seseorang dalam mata
pencahariannya, orang yang tinggal di pesisir pantai setiap harinya
bergelut dengan kail dan jala untuk menangkap ikan, sedangkan
yang di pedesaan dan pegunungan disibukkan dengan parang dan
cangkul untuk bertani dan berkebun, beda halnya di perkotaan
kesibukan hari-harinya adalah berdagang, masuk kantor, dan
kegiatan-kegiatan pembangunan lainnya.ng dilakukan seseorang, di
malam hari digunakan tidur meregangkan otot-otot setelah seharian
disibukkan dengan pekerjaan, demikian pula ada waktu-waktu
tertentu yang mengharuskan seseorang melakukan sesuatu, seperti
waktu makan, pergi ke sekolah, bekerja, beribadah, dan berlibur.
d) Faktor Pribadi
Subjek merasa sia-sia jika mendapatkan prestasi tanpa ada
dukungan dari orang-orang terdekat, sehingga subjek merasa tidak
perlu untuk belajar dan bersekolah. Subjek lebih nyaman
berkumpul bersama teman-temannya. Kenakalan remaja
merupakan produk konstitusi mental serta emosi yang sangat labil
dan defektif, sebagai akibat dari proses pengkondisian lingkungan
buruk terhadap pribadi anak.34
e) Kemajuan teknologi
Begitu pentingnya ilmu pengetahuan sehingga Allah swt.
Sendiri menyediakan tempat yang tinggi bagi mereka yang
menuntut ilmu . Dalam sejarah peradaban Islam telah tercatat
bahwa Islam diperkenalkan kepada Nabi Muhammad saw. lewat
ilmu yaitu, Rasulullah diperintahkan untuk membaca apa yang
tidak diketahuinya.35
34
Kartini Kartono, Kenakalan remaja. (Jakarta : PT Radja Grafindo Persada, 2003). hlm..31 35
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004). hlm. 19.
21
3. Kajian Tentang Orangtua
1) Pengertian Orangtua
Orangtua merupakan Komponen keluarga yang terdiri dari Ayah dan Ibu
yang merupakan hasil ikatan dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat
membentuk sebuah keluarga. Orangtua memiliki tanggung jawab untuk mendidik,
mengasuh, dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang
menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.
Orangtua disini lebih condong kepada sebuah kelurga dimana, keluarga
sebuah kelompok primer yang paling penting didalam masyarakat. Keluarga
merupakan grup yang berbentuk dari hubungan laki-laki dan wanita, perhubungan
dimana sedikit banyak lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi
keluarga dalam bentuk yang murni merupakan suatu kesatuan yang formal yang
terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yng belum dewasa.36
2) Peran Orangtua dalam mendidik Anak
Sebagai orangtua pertama yang menjadi contoh panutan seorang anak,
maka orangtua wajib memberikan contoh dan juga mendidik anaknya dengan baik
dan benar yang nantinya akan menirukan apa yang dilakukan ayah ibunya. Dalam
mendidik anak, pada dasarnya ada banyak peran dari orangtua, yang akan
mempengaruhi pola pikir dan juga perilaku dari seorang anak.
Peran Orangtua dalam Mendidik anak:
a. Memberikan penjelasan mengenai hal yang baik dan juga buruk bagi anak
Hal yang terpenting yang harus dilakukan oleh orangtua adalah
memberikan pemahaman mengenai hal yang tidak boleh dilakukan oleh anak
ada baiknya, orangtua memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah
dimengerti, sehingga anak-anak tidak bingung, dan paham akan penjelasan
tersebut.
b. Pendidikan Orangtua yang keras jug akan menyebabkan anaknya menjadi
keras.
Pola pendidikan dan juga pola asuh yang keras, akan menyebabkan
anak-anak menjadi disiplin, namun akan meningkatkan kemungkinan seorang
36
Abu Ahmadi, Psikologi Spesial (Jakarta: Rineka Cipta), hlm 239
22
anak untuk tidak nyaman. Menggunakan pola pendidikan yang keras dan
tegas boleh saja. tapi ada baiknya disandingkan dengan pola asuh yang lebih
permisif, sehingga anak-anak tidak akan merasa takut dengan orangtuanya
sendiri, namun tetap menghargai orangtuanya.
Orangtua berkewajiban untuk pertama kali mensosialisasi kepad anak-
anak mereka, tetapi dengan demikian pula mempertahankan kontrol sosial
atas mereka meninggalkan rumah. Orangtua memperlakukan anak mereka
dengan perlindungan yang cukup, pelayanan kesehatan diberi secara optimal,
kesempatan bermain, dan perlindungan dalam bentuk dan kasih sayang.37
D. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dan waktu penelitian dapat dimuat dalam sebuah penelitian
atau skripsi jenis penelitian lapangan.38Penelitian ini dilakukan di Desa
Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Terutama
di daerah-daerah pasar Desa Pulau Kecil. Pemilihan tempat ini menurut
penulis yang melihat bahwa lokasi penelitian ini sangat cocok dan dapat
membantu penulis untuk menjawab rumusan masalah yang diangkat dalam
skripsi ini. Waktu penelitian dalam penelitian ini tahun 2018-2019.
2. Pendekatan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
kualitatif.39
Dengan alasan memiliki latar belakang yang bersifat
deskriptif, agar diperoleh data secara alamiah atau natural dan
komprehensif yang sesuai dengan latar dan data yang diperoleh tidak
merupakan hasil rekayasa atau manipulasi karena tidak ada unsur atau
variabel lain yang mengontrol.40
37
Agus Salim, Pengantar Sosiologi Mikro (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm 187 38
Sayuti Una,Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Syariah Press, 2014), hlm. 30 39
Imam Gunawan, MetodePenelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta:Bumi Aksara,
2013), 82 40
Imam Gunawan, MetodePenelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta:Bumi Aksara,
2013.,82
23
Penelitian kualitatif adalah cara kerja penelitian yang menekankan
pada aspek pendalaman data demi mendapatkan kualitas dari hasil suatu
penelitian. Dengan kata lain, pendekatan kualitatif (qualitative approach)
adalah suatu mekanisme kerja penelitian yang mengandalkan uraian
deskriptif kata, atau kalimat, yang disusun secara cermat dan sistematis
muali dari menghimpun data hingga menafsirkan dan melaporkan hasil
penelitian41
. Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk
penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku,
fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain. Pendekatan
kualitatif diharapkan mampu menghasilkan urain yang mendalam tentang
ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu,
kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu keadaan
konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif,
dan holistik42
.
Semakin dalam dan berkualitas data yang diperoleh atau
dikumpulkan maka semakin berkualitas hasil penelitian tersebut (Bungin,
2013; 29).43Dalam penelitian ini akan mengkaji tentang Analisis Faktor
Penyebab Kenakaan Anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh
Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
a) Setting dan Subyek Penelitian
Setting penelitian berpusat di Desa Pulau kecil Kecamatan Reteh
Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Mengingat subyek yang baik adalah
subjek yang terlibat aktif, cukup mengetahui, memahami, atau
berkepentingan dengan aktivitas yang akan diteliti, serta memberikan
waktu untuk memberikan informasi secara benar.44
Subjek penelitian ini berpusat pada Anak-anak, Masyarakat, dan
Orangtua di Desa Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
41 Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm 53 42
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: PUSTAKABARUPRESS,
2014), Hlm 19 43
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 52-53. 44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 114-115
24
b) Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Secara umum jenis data dapat diklarifikasikan menjadi dua bagian, yaitu
data primer dan data sekunder.
1) Data Primer
Data primer adalah data yang berupa hasil wawancara dan
diperoleh melalui wawancara dengan informan yang dijadikan sumber
dalam penelitian.45
Data primer adalah data pokok yang diperlukan
dalam penelitian, yang diperoleh secara langsung dari sumbernya
ataupun dari lokasi objek penelitian, atau keseluruhan data hasil
penelitian yang diperoleh dilapangan. Data primer tidak diperoleh
melalui sumber perantara atau pihak kedua dan seterusnya. Adapun
sumber data primernya adalah wawancara dan observasi.46
Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau
pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari
kegiatan melihat, mendengar dan bertanya. Jika penelitian terkait
dengan sebuah peristiwa, maka sumber data utamanya atau data
primernya adalah orang yang terlibat secara langsung dalam peristiwa
tersebut.47 Adapun sumber data primernya adalah Anak-anak, Orangtua,
Masyarakat sekitar di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten
Indragiri Hilir, Riau.
Jadi dalam penelitian ini yang menjadi data primer atau data
utama adalah data yang berupa hasil wawancara dan dokumentasi
penulis dengan informan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung
dari sumbernya.48
Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data
45
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Gaung Persada, 2009), hlm. 117 46
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi…, hlm. 34. 47
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif…,hlm. 69-70. 48
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif…,hlm. 117
25
yang terdapat pada anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh
Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang
diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data ini
diperoleh dengan cara mengutip dari sumber lain, sehingga tidak bersifat
authentik, karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan
seterusnya.49
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga
penelitian tinggal mencari dan mengumpulkan. Data sekunder dapat
diperoleh dengan lebih mudah dan cepat karena telah tersedia, misalnya
di perpustakaan, organisasi-organisasi perdagangan dan kantor-kantor
pemerintah.
b. Sumber Data
Sumber data berupa responden dan informan dikatakan juga
sebagai sumber data berupa orang (person). Sumber data peristiwa-
peristiwa atau kejadian-kejadian selama observasi berlangsung di
katakan juga sebagai sumber data berupa tempat (place). Sedangkan
sumber data berupa dokumen-dokumen atau berupa literatur-literatur
pustaka di katakan juga sebagai sumber data berupa huruf, angka,
gambar atau simbol-simbol (paper).50Adapun sumber data dalam
penelitian ini yaitu, Anak-anak, Orangtua, Masyarakat Sekitar, arsip
atau dokumen kantor desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten
Indragiri Hilir Riau, dan pihak-pihak yang berhubungan dengan
penelitian.
3. Subyek dan Obyek Penelitian
a. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah orang yang diminta untuk memberikan
keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Jadi, subyek penelitian itu
49
Sayuti Una,Pedoman Penulisan Skripsi…, hlm. 34. 50
Sayuti Una,Pedoman Penulisan Skripsi., hlm. 36.
26
merupakan sumber informasi yang digali untuk mengungkap fakta-fakta
di lapangan.
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah Anak-anak,
Orangtua, dan Masyarakat Sekitar di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh
Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
b. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran penelitian.
Obyek penelitian adalah pokok permasalahan yang hendak diteliti untuk
mendapatkan data secara lebih terarah. Adapun obyek penelitian dalam
penelitian ini meliputi : Bentuk-bentuk kenakalan anak, Faktor penyebab
kenakalan Anak, serta Upaya Orangtua dalam mengatasi kenakalan anak
di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
Jika probalility sampling merupakan klasifikasi teknik
pengumpulan sumber data dalam penelitian kuantitatif, maka non
probalility di gunakan untuk klasifikasi teknik penentuan sumber data
penelitian kualitatif. Maka dalam penelitian ini menggunakan non
probalility karena penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam
penelitian ini.51
Sementara itu, dalam non probalility sampling, ada beberapa
teknik pengambilan sampling, namun peneliti menggunakan purposive
sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang telah
ditentukan peneliti dengan kriteria tertentu. Sehubungan dengan upaya
untuk memperjelas penentuan sampel dalam penelitian.52Purposive
sampling signifikan digunakan dalam 3 situasi. Pertama, peneliti
menggunakan teknik purposive sampling guna memilih responden unik
yang akan memberi informasi penting. Kedua, peneliti menggunakan
purposive sampling untuk memilih respondek yang sulit untuk dicapai,
untuk itu, peneliti cendrung subyektif (misalnya menentukan sampel
berdasarkan kategorisasi atau karakteristik umum yang ditentukan
51
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif…, hlm. 71. 52
Sayuti Una,Pedoman Penulisan Skripsi…, hlm. 45.
27
sendiri oleh peneliti). Ketiga, tatkala peneliti ingin mengidentifikasi
jenis responden tertentu untuk diadakan wawancara mendalam. Tujuan
penelitian bukan hendak melakukan generalisasi atas populasi yang
lebih besar, tetapi lebih pada kehendak untuk memperoleh informasi
yang mendalam tentang suatu hal.53
Dengan judul peneliti yaitu (Analisis Faktor Penyebab Kenakalan
Anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,
Riau). Dalam penelitian ini, mengingat identitas populasi tidak
diketahui, maka prosedur pencarian responden dilakukan menggunakan
teknik purposive sampling, di mana sampel yang di ambil dengan
pertimbangan tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang
memiliki kredibilitas tinggi. Oleh karena itu, tahap pengumpulan data tidak
boleh salah dan harus dilakukan dengan cermat sesuai prosedur dan ciri-ciri
penelitian kualitatif. Jika salah dalam metode pengumpulan data akan
berakibat fatal, yakni berupa data yang tidak mempunyai kredibilitas,
sehingga hasil penelitiannya tidak bisa dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Hasil penelitian demikian sangat berbahaya, lebih-lebih jika
dipakai sebagai dasar pertimbangan untuk mengambil kebijakan publik54
. Di
dalam metode penelitian kualitatif, ada beberapa metode dalam pengumpulan
data kualitatif, yaitu:
a. Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan informasi yang
diperlukan untuk menyajikan gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian
untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu mengerti perilaku
manusia, dan untuk evakuasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek
tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Hasil
53
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif…,hlm. 72. 54
V.Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakara: Pustakabarupress, 2014),
hlm. 31
28
observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana
tertentu.55
b. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan atau metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan bertatapan langsung dengan informan. Proses
memperoleh penjelasan untuk mengumpulkan informasi dengan
menggunakan cara tanya jawab bisa sambil bertatap muka ataupun tanpa
tatap muka yaitu melalui media telekomunikasi antara pewawancara
dengan orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan
pedoman. Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk
memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema
yang di angkat dalam penelitian.56
Petugas wawancara perlu mengetahui bagaimana seharusnya
berprilaku pada saat melakukan interview dengan informan. Bagaimana
wawancara dilakukan pada dasarnya bergantung pada siapa yang
diwawancarai, dan juga pada materi pertanyaan yang akan diajukan.
Namun demikian, pewawancara harus memahami suatu panduan umum
agar wawancara yang dilakukan dapat berhasil dengan baik.57
Informan yang telah penulis wawancarai yaitu Anak-anak,
Orangtua, Masyarakat di Desa Pulau Kecil atau mereka yang terlibat
dengan apa yang penulis teliti. Untuk mendapatkan data yang digunakan
dalam penelitian ini, maka teknik wawancara digunakan adalah teknik
wawancara tidak terstruktur, dimana penulis tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis. Pedoman wawancara
yang penulis gunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang
akan ditanyakan. Kelebihan dari teknik bisa memotifasi informan yang
diwawancarai untuk menjawab secara bebas dan terbuka, selain itu peneliti
55
V.Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakara: Pustakabarupress, 2014),
hlm. 32. 56
V.Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakara: Pustakabarupress, 2014),
hlm.., hlm. 31. 57
Morissan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014),
hlm. 216
29
juga bisa mengembangkan pertanyaan agar tidak terpaku pada satu
pertanyaan saja sehingga peneliti bisa memperoleh informasi yang lebih
mendalam.
c. Dokumentasi
Studi dokumen merupakan metode pengumpulan data kualitatif
sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi. Sebagian besar data berbentuk surat, catatan harian, arsip
foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. bahan
dokumentasi terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat
pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen
pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di
website, dan lain-lain. Data jenis ini mempunyai sifat utama tidak terbatas
pada ruang dan waktu sehingga bisa di pakai untuk menggali informasi
yang terjadi di masa silam.
5. Teknik Analisis Data
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang
terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh
direduksi, gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga
mempermudah peneliti untuk mencari kembali data sebagai tambahan
atas data sebelumnya yang diperoleh jika diperlukan.
b. Penyajian Data
Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok
permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan
peneliti untuk melihat pola-pola hubungan satu data dengan data
lainnya.
c. Penyimpulan dan Verifikasi
Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari
kegiatan reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan
disajikan secara sistematis akan disimpulkan sementara. Kesimpulan
sementara perlu diverifikasi. Teknik yang dapat digunakan untuk
30
memverifikasi adalah triangulasi sumber data dan metode, diskusi teman
sejawat, dan pengecekan anggota.
F. Study Relevan
Sepanjang pengetahuan penulis, penelitian ini belum ada yang
melakukannya, namun dalam objek penelitian yang pernah ada dan
pembahasan sebelumnya banyak karya ilmiah yang membahas mengenai
Kenakalan anak diantaranya adalah dalam skripsi :
Yoga Mulyawan 2014 dengan judul ANALISIS KENAKALAN DI
KALANGAN REMAJA PEDESAAN (Studi Kasus Remaja Di
Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma) dengan kesimpulan
Kenakalan dikalangan remaja pedesaan adalah perilaku menyimpang atau
kenakalan yang dilakukan anak-anak muda/remaja di Kecamatan
Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma, yang merupakan gejala
sakit(patologis) secara sosial yang dilakukan oleh remaja yang tinggal
dalam suatu kesatuan masyarakat yang memiliki batas wilayah dan adat
istiadat tertentu.
Selanjutnya Skripsi FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN SISWA DAN
UPAYA MEGATASINYA DI MADRASAH TSANAWIYAH BOLAROMANG
oleh SUHARDI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN
ALAUDDIN MAKASSAR 2010, dengan kesimpulan Hampir semua
bentuk kenakalan siswa Madrasah Tsanawiyah Bolaromang Kec. Tombolo
Pao Kab. Gowa itu dilakukan, seperti membolos, ribut dalam kelas ketika
aktifitas belajar mengajar masih berlangsung, terlambat kesekolah dan
merokok dalam lingkungan sekolah.
31
Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan terdiri dari lima bab dan setiap babnya terdiri
dari sub-sub masing-masing bab membahas permasalahan tersendiri, tetapi saling
berkaitan antara satu bab dengan bab berikutnya. Adapun sistematika penulisan
adalah sebagai barikut :
BAB I. Pendahuluan : Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, batasan
masalah, kerangka teori, Metode Penelitian dan Study Relevan. Bab
ini merupakan permasalahan yang merupakan landasan berfikir bagi
bab-bab selanjutnya.
BAB II. Profil Desa : Dalam bab ini membahas mengenai Sejarah,
Karakteristik Penduduk, Potendi Desa, Infrastruktur pendukung,
Kondisi dan fugsi jalan, keadaan transportasi, Pasar Desa, Fasilitas
Peribadatan, Fasilitas Perkantoran, Fasilitas Kepemudaan, Keadaan
Sosial Ekonomi Penduduk, Jumlah Penduduk, Jumlah penduduk
menurut Usia, Tigkat Pendidikan, Mata pencaharian, Sarana dan
prasarana Desa, Struktur Organisasi Perangkat Desa, Struktur
Kelembagaan BPD Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten
Indragiri Hilir Riau
BAB III. Pembahasan: Dalam bab ini membahas mengenai yang akan
diteliti oleh penulis tentang Bentuk kenakalan anak dan Faktor
penyebab kenakalan anak diDesa Pulau Kecil Kecamatan Reteh
Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
BAB IV. Pembahasan : Dalam bab ini membahas mengenai yang akan diteliti
oleh penulis tentang Upaya Orangtua Dalam menghadapi Kenakalan
Anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri
Hilir, Riau.
BAB V. Penutup : Dalam bab ini membahas mengenai kesimpulan hasil
penelitian serta saran-saran.
32
BAB II
PROFIL DESA PULAU KECIL KECAMATAN RETEH KABUPATEN
INDRAGIRI HILIR RIAU
A. Sejarah Desa Pulau Kecil
Desa Pulau kecil Adalah desa yang berada di Kecamatan Reteh Kabupaten
Indragiri Hilir Provinsi Riau. Awal desa ini terbentuk sekitar 90 (Sembilan
puluhan) tahun Yang lalu. Hal ini bermula Dikarenakan banyaknya faktor seperti
butuhnya pemerataan pembangunan yang mungkin pada saat itu belum dirasakan
oleh masyarakat dikarenakan luasnya desa induk Pulau kecil dan faktor
pendukung lain pembentukan desa seperti mampunya desa untuk memanajemeni
pemerintahan sendiri dengan tak terlepas melihat potensi-potensi yang dimiliki,
baik itu potensi individu putra daerah ataupun potensi-potensi alam sekitar yang
dapat memenuhi pendapatan desa pada saat itu, makanya tokoh masyarakat desa
Pulau kecil berfikir memandang perlu dan begitu pentingnya punya pemerintahan
desa sendiri tanpa harus diperintah atau berinduk pada Desa lain.58
Salah seorang tokoh perintis pembentukan desa Pulau kecil yang bernama
Abu Bakar dan Tokoh Lainnya. Beliau dikenal sebagai tokoh daerah setempat.
Beliau sebagai putra daerah selalu mengamati dan melihat perkembangan kondisi
riil desa pada saat itu. Maka suatu waktu, menurut pengamatan beliau, dipandang
perlu dan dibutuhkan sebuah pemerintahan sendiri. Dengan pengamatan dan
pertimbangan yang mendalam, Tergeraklah hati beliau untuk membentuk
pemerintahan desa sendiri dan berfikir strategi-strategi yang harus diambil untuk
membentuk sebuah desa dan Alhamdulillah beliau berjuang dengan dibantu
support moral dan materiil dari masyarakat setempat dengan terlebih dahulu
memberikan wacana pemikiran atau doktrin kepada tokoh-tokoh dan masyarakat
setempat tentang urgensi pemerintahan yang diatur oleh putra daerah
membuahkan finised yang memuaskan yakni terbentuknya desa Pulau kecil.
Penamaan Desa Pulau Kecil, bermula dari adanya pulau yang kecil,
posisinya berada di tepi sungai gansal tepatnya berada di muara parit Ibu Desa
58
Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018
32
33
Pulau kecil yakni di dusun tuah sakti parit 13. Pulau ini muncul ketika air surut
dan apabila air pasang pulau ini juga tenggelam. Desa ini juga di kenal dengan
nama lain yakni “Tanjung Patappu” berasal dari bahasa bugis yang artinya pulau
atau tanjung terendam. Dikatakan tanjung karena pulau ini menjorok keluar ke
arah sungai dan ketika surut seakan-akan bersatu dengan daratan.
Pada Tahun 1946 desa pulau kecil disahkan oleh pemerintah. Nama pulau
kecil diambil dari sebuah nama pulau yang terletak dalam aliran sungai Gangsal
yang bernama pulau kecil, semenjak itulah desa dinamakan Pulau Kecil sampai
dengan sekarang. Pada tahun 1946-1967 desa dipimpin oleh H. Abdul Gani,
penduduk desa pulau kecil terdiri dari beragam suku diantaranya adalah suku
Jawa, Bugis, Melayu, Banjar dan Suku China. Penghasilan masyarakat Mayoritas
dari hasil pertanian (Padi dan Palawija) sedangakan masyarakat dari suku China
dari bidang perdagangan.59
B. Kondisi Desa
Keadaan alam Desa Pulau Kecil, merupakan daerah aliran sungai dengan
kondisi pasang surut, dengan ketinggian dari dasar sungai mencapai + 0 – 2m
diwaktu pasang dan 0 – 4m naik ketinggian ketika pasang besar. Dan bahkan pada
wilayah pinggiran aliran sungai tergenang air mencapai + 100 Meter kedaratan,
masyarakat mayoritas berpenghasilan dari perkebunan kelapa, pertanian padi dan
palawija.
C. Geografis desa
Letak dan Luas Wilayah
Pulau Kecil merupakan salah satu desa dari 11 Desa dan 3 kelurahan yang
ada di Kecamatan Reteh yang berada disebelah barat dari ibu kota kecamatan
Reteh, dengan Luas Wilayah 56 Km2, dengan batas wilayah :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Sungai Gangsal/DesaMekar Sari
Sebelah Selatan : Berbatasan Dengan Tanjung Jabung Barat
Sebelah Barat : Berbatasan Dengan Desa Sanglar
59
Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018
34
Sebelah Timur : Berbatasan Dengan Kelurahan Madani60
Jarak tempuh dari desa pusat pemerintahan adalah :
Tabel 2.1 Jarak Antar Ibu Kota61
Pulau Kecil
Kecamatan Kabupaten Provinsi
6 Km 65 M 324
Wilayah Desa Pulau Kecil terdiri dari 11 dusun 17 RW (RukunWarga) dan 37 RT
(RukunTetangga).
D. Potensi sumber daya alam
Faktor Fisik yang diperlukan dalam merencanakan suatu kawasan adalah
topografi, geologi, hidrografi dan kendala-kendala fisik. Desa Pulau Kecil
merupakan dataran rendah 0,2 – 0,4 DPL/DPS, dengan kemiringan 35 persen dan
suhu rata-rata per hariannya 20-40 derajat Celcius. Menurut topografi desa ini
masuk kedalam daratan Pulau Sumatra. Topografinya yang datar namun
didominasi tanah rawa dan perairan (anak sungai/parit) menyebabkan akses antar
wilayah dalam desa masih mengalami kesulitan dan memerlukan sarana
penghubung (jembatan) antar daratan atau sarana tranportasi air dan tranportasi
darat yang tentunya memerlukan waktu lebih lama di karenakan jarak tempuh
yang jauh (mengelilingi Parit). Namun demikian dengan kondisi lahan yang subur
menjadikan daerah ini sebagai penghasil perkebunan dan petanian yang
baik/potensial khususnya di kecamatan Reteh dan Kabupaten Indragiri Hilir.
E. Karakteristik Penduduk
Jumlah Penduduk Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri
Hilir pada tahun 2018 sebesar 5.749 jiwa yang terbagi kedalam 1.251 KK dengan
kepadatan penduduk 102 jiwa per km2. Komposisi penduduk menurut jenis
kelamin, jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2018 sebesar 3.470 jiwa, lebih
60
Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018 61
Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018
35
kecil dibanding jumlah perempuannya sebesar 2.279 jiwa. Seperti yang terlihat
dalam lampiran form 03 Sumber daya manusia.
F. Secara Sosial dan ekonomi,
Penduduk Desa Pulau Kecil dikelompokkan dalam basis mata pencaharian
pada sektor Pertanian/perkebunan, perdagangan, agama dan pendidikan. Mata
pencaharian penduduk sebagian besar adalah Petani lahan pertanian dan
perkebunan dengan aktifitas utama bertanam Padi, Kelapa, pinang, tanaman
musiman, dll.
a. Struktur pekerjaan/Lahan pencaharian
Petani : 691 orang
Pedagang : 27 orang
PNS : 7 orang
Tukang : 10 orang
Guru : 22 orang
Bidan/ Perawat : 2 orang
Polri : 2 orang
Pesiunan : 0 orang
Sopir/ Angkutan : 10 orang
Buruh : 67 orang
Jasa persewaan : 5 orang
Swasta : 7 orang
b. Sebagian besar penduduk beragama islam. Ini terlihat dari gambaran data
berikut berdasarkan jumlah penganut
Islam : 5.749 Orang
Keristen : 0
Hindu : 0
Budha : 0
36
c. Menurut tingkat pendidikannya mayoritas penduduk desa Pulau Kecil
PAUD/TK : 70 Orang
tamat SD : 214 Orang
MDA : 83 Orang
DTA : 79 Orang
SMP : 195 Orang
SMA : 128 Orang
S,1/DIPLOMA/D3 : 49 Orang
G. Potensi Desa
Potensi ekonomi unggulan desa kelapa lokal, pinang dan padi adalah
dibidang Perkebunan dengan luas 2.926 Ha pertanian luas wilayah 350 Ha. serta
perdagangan dan jasa dibidang pertanian.62
H. Infrastruktur Pendukung
1. Jaringan Jalan
Sarana transportasi atau akses jalan di Desa Pulau Kecil cukup baik untuk
bisa mengakses semua dusun. Dan memang masih ada beberapa titik di wilayah
dusunnya yang sukar untuk dijangkau dan hanya bisa diakses oleh sarana
tranportasi laut tradisional daerah yakni sampan. Bukan hanya jalan yang rusak
atau tidak ada jalan yang menjadi penghambat dalam mengakses semua wilayah
di desa pulau kecil, namun keberadaan jembatan penghubung juga merupakan
sarana yang urgen untuk dibangun, karena wilayah desa pulau kecil, antar dusun
atau dalam wilayah dusun itu sendiri, dibatasi oleh sungai kecil atau sebutan lokal
dinamakan parit.63
Di wilayah Desa Pulau Kecil, pekerja dan kayu adalah sumber daya yang
bisa di butuhkan/manfaatkan dalam pembangunan sarana prasarana jalan, cuman
yang menjadi hambatan utamanya adalah dana yang masih belum bisa membiayai
seluruh infrastruktur bangunan jalan yang rusak, sehingga harus berangsur-angsur
62
Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018 63 Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018
37
dalam pekerjaannya. Adapun jenis perkerasan jalan yang ada di seluruh wilayah
desa adalah jenis perkerasan jalan rabat beton, aspal, sirtu dan jalan tanah.
2. Kondisi dan fungsi jalan
Kondisi jalan poros Desa yang menjadi penghubung dari dan ke dalam
atau keluar desa dalam kondisi baik. Jalan yang kurang/tidak baik atau tidak ada
jalan, ada dibeberapa titik di semua wilayah dusun kondisinya banyak yang
mengalami kerusakan dan kurang perawatan. Jika kondisi jalan rusak/tidak ada
tentunya ini akan menjadi penghambat akses interaksi sosial, budaya dan ekonomi
masyarakat, baik masyarakat setempat atau masyarakat diluar dusun.64
3. Keadaan tranportasi
Transportasi yang masuk kedesa adalah angkutan transportasi perairan
berupa speed boat (boat pancong). Pemanfaatan sarana transportasi Speed boat ini
banyak digunakan oleh orang tempatan/lokal jika harus menuju ke desa atau
kecamatan atau ke kabupaten, baik dalam wilayah kabupaten indragiri Hilir atau
diluar wilayah Kabupaten Indragiri Hilir atau daerah sekitaran dalam desa itu
sendiri.
Kondisi jalan darat dari atau ke luar desa masih terdapat jalan yang rusak
atau tidak layak untuk dipakai oleh kendaraan roda empat (mobil). Bukan hanya
jalan yang rusak sehingga tidak dimasuki oleh angkutan umum mobil, namun juga
kondisi alam yang di huni oleh sebahagian besar tanah rawa dan gambut.
Tentunya harus membuat prencanaan pembangunan yang matang sehinnga
nantinya mempunyai kualitas bangunan yang bagus. Adapun transportasi lokal
yang sering digunakan adalah kendaraan pribadi berupa sepeda motor, speed boat,
sampan, dan pompong.
4. Pasar Desa
Pasar Desa yang hidup adalah pasar yang berada di ibu Desa dan Pasar
yang berada di Parit Reteh Lama dan Simpang Raya atau persimpanngan Prt. 13
Dusun Tani Maju. Pasar ini merupakan pertemuan antara para petani dengan para
pedagang pengepul dari daerah luar atau dari masyarakat lokal. Namun sampai
64 Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018
38
sekarang belum ada sarana yang memadai (pembangunan los pasar) belum ada,
sehingga masih memakai tenda buatan dari masing-masing pedagang dan tempat
yang digunakan dalam bertransaksi adalah pinggir jalan umum, sehingga
mengganggu pengguna jalan lain yang akan melewati jalan tersebut.
Hambatan yang dihadapi dalam pengadaan pembangunan los pasar terkait dengan
pengadaan lahan dan dana yang terbatas, sedangkan potensi penjual dan pembeli
selalu ada dan ramai dan juga adanya pekerja lokal yang bisa membangun
infrastruktur los pasar.
5. Infrastruktur pendukung yang lain antara lain meliputi
Tabel 2.2 : Fasilitas Pendidikan65
NO FASILITAS
PENDIDIKAN JUMLAH KET
1 TK/PAUD 3
2 SD / MI 7
3 SMP/MTs 4
4 SMA / MA 1
Masih banyak fasilitas-fasilitas pendidikan yang tidak ada/rusak dalam
menunjang kegiatan belajar mengajar seperti lokal/ruang kelas yang rusak,
mobbiler, meja dan kursi rusak/tidak ada, sehingga mengganggu atau
menghambat proses beajar mengajar. Walau pekerja ada namun dana belum bisa
membiayai infrastruktur pembangunan seluruh fasilitas pendidikan, baik yang
kondisinya rusak atau belum ada fisilitas,yang berada di Desa Pulau Kecil.
Tabel 2.3 : Fasilitas Kesehatan66
65 Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018
39
NO FASILITASKESEHATAN JUMLAH KET
1 POSYANDU 4
2 PUSTU 1
3 PUSKESMAS -
4 RSUD -
Masih banyak fasilitas-fasilitas Kesehatan yang tidak ada/rusak dalam
memberikan pelayanan kesehatan, sehingga mengganggu atau menghambat
proses pelayanan kesehatan. Walau pekerja ada namun dana belum bisa
membiayai seluruh sarana/fasilitas kesehatan, baik itu yang terkait dengan kondisi
bangunan rusak ataupun belum ada fisilitas pendukung kesehatan, yang berada di
Desa Pulau Kecil
6. Fasilitas peribadatan
Fasilitas rumah ibadah yang ada di Desa Pulau Kecil cukup baik,
walaupun beberapa tempat ibadah dalam proses perbaikan/pembangunan, namun
dari sisi pendanaan masih dapat diatasi oleh hasil iuran masyarakat setempat.
Pembangunan rumah ibadah itu sendiri tetap dikerjakan oleh warga lokal.
Tabel 2.4 : Fasilitas Peribadatan67
NO FASILITAS
PERIBADATAN JUMLAH KET
1 SURAU 17
2 MASJID 8
66
Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018 67 Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018
40
7. Fasilitas perkantoran
Bangunan kantor desa yang belum rampung menjadi terhambat
pembangunannya karena dana yang bersumber dari APBDesa dialihkan
kepembangunan lain yang lebih dibutuhkan dan prioritas. Seyogyanya bangunan
kantor desa ini dibuat awalnya bukan hanya dipakai sebagai kantor pemerintah
desa namun juga diperuntukkan untuk kantor BPD, LPM dan lembaga lain yang
ada di Desa Plau Kecil. ada beberapa fasilitas lain yang masih belum ada seperti
pengadaan hotspot desa, komputer kantor dan lainnya juga menjadi penunjang
aktivitas pekerjaan kantor, terutama di bidang pelayanan umum.
Potensi pendukung fasilitas kantor adalah adanya pekerja untuk
pembuatan bangunan, Kepala desa dan perangkat, masyarakat lokal ataupun orang
luar desa yang membutuhkan pelayanan desa.
Yang menjadi kendala dalam merealisasikan fasilitas kantor desa adalah
dana yang minim dan perlunya pemenuhan kegiatan prioritas terlebuih dahulu.
fasilitas kepemudaan.
Belum adanya tempat atau hak kepemilikan lahan desa untuk fasilitas lapangan
sepak bola, sehingga menghambat sportivitas/penyaluran hobby ataupun aktivitas
pemuda.
8. Iklim
Iklim desa Pulau Kecil Sebagaimana Desa – Desa lain di wilayah
indonesia yang mempunyai iklim kemarau dan penghujan ( iklim tropis ) dan
pasang surut hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam
yang ada di desa pulau kecil.
Tabel 2.5 : Iklim68
Tahun
Kejadian Peristiwa Baik Peristiwa Buruk
1962 Pembukaan lahan untuk
pertanian tanam padi dan
68 Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018
41
palawija
1991
Angin puting
beliung yang
menyebabkan 9 unit
rumah rusak berat
1991
Kunjungan Gubernur
Riau Saleh Djasit dalam
rangka meresmikan
perkumpulan kelompok
tani.
1991 – 2010
Masuknya Program
Pemerintah yaitu
Pemberian Raskin.
2008
Kebakaran Besar
yang mengakibatkan
172 rumah hangus
terbakar (111 KK )
2008
Kunjungan Gubernur
Rusli Zainal untuk
memberikan santunan
untuk korban kebakaran
2006 – 2010 Masuknya program desa
mandiri
2007 – 2010
Masuknya program
pemberdayaan
Masyarakat dari pusat
PNPM – PPK
42
2007 – 2009 Bantuan langsung tunai (
BLT )
9. Keadaan sosial ekonomi penduduk
Jumlah Penduduk desa pulau kecil mempunyai jumlah penduduk 4.982
jiwa. Yang tersebar di 11 wilayah dusun 17 ruku warga dan 15 rukun tetangga,
dengan rincian sebagai berikut:
Jumlah penduduk69
Laki – laki = 2. 444 orang
Perempuan = 2. 538 orang
Total = 4. 982 orang
Kepala keluarga = 1.381 orang
Jumlah Penduduk menurut usia70
0 – 3 tahun = 125 orang
03 – 05 tahun = 134 orang
05 – 06 tahun = 64 orang
06 – 12 tahun = 74 orang
12 – 15 tahun = 120 orang
15 – 18 tahun = 348 orang
18 – 60 tahun = 3. 997 orang
10. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat desa pulau kecil adalah sebagai berikut:
Pra Sekolah
SD
SLTP
SLTA
D1 – 3 dan
69
Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018 70 Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018
43
SERJANA
11. Mata Pencaharian Penduduk
Masyarakat Desa Pulau Kecil Bermata Pencaharian Sebagai Berikut :
Petani / Pekebun
Nelayan
Pedagang
Buruh
PNS
Polisi
TNI
12. Pola Penggunaan Tanah
Tanah didesa pulau kecil sebagian untuk perkebunan kelapa lokal dan
tanaman padi serta palawija dengan rincian sebagai berikut:
Sawah dan ladang 500 Hektar
Perkebunan Rakyat 4. 100 Hektar
Pekarangan 50 Hektar
Perumahan 100 Hektar
Sarana dan Prasarana Desa
Balai Desa
Jalan Kecamatan
Jalan Desa
Masjid
Dll71
71 Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018
44
Gambar 2.172
SUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DESA PULAU
KECIL
STRUKTUR PEMERINTAHAN DESA PULAUKECIL
72 Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018
MUHAMMAD PAWIT KEPALA DESA
IRWAN JUFRI ILYAS SEKRETARIS DESA
NURLELA KEPALA URUSAN
PERENCANAAN DAN KEUANGAN
FATURRAHMAN KEPALA URUSAN UMUM
SUNINGSIH KEPALA SEKSI PEMERINTAHAN
ISMAIL KEPALA SEKSI PEMBANGUNAN DAN
KEMASYARAKATAN
EKO WIBOWO STAF URUSAN
PERENCANAAN DAN KEUANGAN
MUHADI KADUS MEKAR JAYA
H.M. SYARIFUDDIN,HS KADUS CAHAYA MUDA
MISKAN KADUS SUKA KARYA
SAERAN KADUS SIDOMULYO
A.R. ZAINAL ABIDIN KADUS TUAH SAKTI
PAHERAN, S.H KADUS LAMBANG SARI
SAMSUDIN KADUS MAKMUR
MISNANDI KADUS SIDO RUKUN
H. RUSTAM KADUS SUKOREJO
TARMIZI KADUS TANI MAJU
H. JUMLI KADUS SINAR JAYA
45
Gambar 2.2
STRUKTUR KELEMBAGAAN BPD73
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Pulau Kecil
73 Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018
H. SARING Ketua
ROYANI
Wakil Ketua
ABDUL GANI Sekretaris
HABIB Anggota
MUHYIN Anggota
46
BAB III
BENTUK KENAKALAN ANAK DAN ANALISIS FAKTOR PENYEBAB
KENAKALAN ANAK DI DESA PULAU KECIL KECAMATAN RETEH
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR RIAU
A. Bentuk kenakalan anak di Desa Pulau kecil Kecamatan Reteh
Kabupaten Indragiri Hilir Riau
Kondisi kenakalan anak di Desa Pulau Kecil Kec. Reteh
sebagaimana hasil wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat dan
orangtua anak pada pembahasan perilaku anak yang sudah tidak baik.
Perilaku tersebut dilakukan anak meliputi beberapa kategori kenakalan itu
sendiri. Dengan demikian berikut akan dijelaskan lebih banyak lagi tentang
bentuk kenakalan anak di Desa Pulau Kecil Kec. Reteh Kabupaten Indragiri
Hilir Riau.
1. Berkelahi
Anak berkelahi biasanya kebanyakan didorong oleh keinginan untuk
menonjolkan kehebatannya dan keberaniannya kepada anak lainnya, yang
menimbulkan para anak ini berkelahi.
Di Kota-kota besar sedang maraknya tauran antar suku, Desa-desa
bahkan antar pelajar yang seharusnya tidak terjadi. Hal ini disebabkan Karena
kegagalan proses kedewasaan diri dengan lingkungan bagaimana mengambil
tindakan secara bijak oleh para petinggi pemerintahan, begitu juga dikalangan
anak, remaja dan pelajar disebabkan oleh kegagalan para pendidik (orangtua,
guru, dan masyarakat) yang mengesampingkan atau jarang melihat aspek
moral sebagai patokan utama keberhasilan pendidikan.
Walaupun disetiap sekolah sering dengar slogan pendidikan
menciptakan ketakwaan berilmu dan terampil, namun dalm prakteknya
sehari-hari terlihat kegagalan semboyan tersebut. Tidak jauh beda dengan
tauran di Desa atau di pinggiran kota juga dikenal dengan tindakan kriminal
yang disebut dengan berkelahi. Sebagaiana yang diakukan oleh anak di Desa
Pulau kecil Kec. Reteh.
46
47
Demikian keterangan diatas, maka dapat dikatakan bahwa perihal
berkelahi memang menjadi hal yang biasa dilakukan oleh semua anak, akan
tetapi hanya pada sebagian anak. Penyebab dari penyimpangan perilaku ini
adalah karena berkelahi ataupun tawuran , kurangnya rasa tenggang rasa
sesama anak dalam menghadapi masalahnya sendiri.
2. Mencuri
Setiap orangtua pasti akan memberikan pelajaran kepada anak-
anaknya tentang pentingnya menjaga kejujuran dan jangan sampai mencuri.
Karena mencuri adalah perilaku buruk yang sulit untuk ditoleransi.
Lain lagi halnya dengan perilaku anak yang berbentuk mencuri.
Perbuatan mencuri yang dilakukan oleh anak di Desa Pulau Kecil Kec. Reteh
disebabkan oleh kurangnya pemahaman terhadap ajaran agama dan tidak
terpenuhinya kebutuhan anak selama masa perkembangan mereka akibat
rendahnya taraf ekonomi keluarga.
Hasil Wawancara dengan Orangtua anak, Ibu Nur Laila yang
mengatakan bahwa:
“[K]etika saya mengetahui anak saya yang masih kecil mencuri,
walaupun benda yang dicuri itu tidak berguna baginya. padahal semua
kebutuhannya sudah saya penuhi. perilaku anak saya yang seperti ini
membuat saya menjadi khawatir karna saya takut ini akan menjadi
kebiasaan buruk baginya”.74
Ketika semua kebutuhan anak sudah terpenuhi tetapi anak masih saja
mencuri, maka mungkin anak belum tahu kalau mencuri adalah tindakan
yang tidak baik. Anak juga mungkin mencuri benda yang tidak berguna
baginya karena anak tidak bisa mengendalikan dirinya. Maka biasanya anak
bisa mencuri segala hal yang menarik perhatiannya dan ada di depan
matanya. karena ia hanya ingin bersenang-senang. Ia hanya ingin tahu apa
rasanya memiliki barang tanpa harus bayar. Sekilas, tindakan buruk itu
memberikan sensasi yang menyenangkan bagi si anak.
74
Orangtua, Nur Laila, Wawancara dengan penulis, 11 Januari 2019, Desa Pulau Kecil,
Kec. Reteh.
48
Dari wawancara yang dilakukan, Sebagai Orangtua kita harus
memberikan pengertian terhadap anak bahwa mencuri adalah tindakan
kriminal. Ia tidak hanya bisa kehilangan kepercayaan orang tuanya tetapi
juga bisa kehilangan teman-temannya di sekolah dan di rumah.
Penyebab anak yang suka mencuri karena:
a. Meniru perilaku lingkungan
b. Didesak oleh kuatnya keinginan
c. Iseng terhadap teman
d. Anak belum memahami batas hak memiliki.
Cara Mengatasi anak yang suka mencuri:
a. Dengan memberikan kesadaran secara terus-menerus kepada anak bahwa
mencuri adalah perbuatan yang sangat buruk.
b. Dengan mengajak sang anak untuk berbicara bersama. Lebih bagus lagi
dilakukan secara empat mata, hal ini mengesankan bahwa orangtua
melindungi sang anak agar tidak malu.
c. Dengan mengajak anak duduk berdua saja dengan sang anak melalui
beberapa tahap, antara lain:
1) Pertemuan dilakukan dengan cara agak santai dalam arti kita tidak
perlu menunjukkan wajah yang tegang atau seolah-olah kecewa berat
akan perbuatan sang anak. Kemudian sang anak ditanya maksud dan
tujuannya mencuri pasti dilihat oleh Allah SWT. Apabila ada
perubahan yang positif, maka tidak perlu dilakukan pertemuan kedua.
2) Jika kejadiannya terulang lagi, maka perlu dilakukan pertemuan kedua.
Dalam pertemuan kali ini kita tidak perlu menunjukkan wajah yang
serius. Pertanyaan awal yang diajukan adalah kenapa perbuatan
tersebut bisa diulang kemudian menegaskan kembali sebagaimana
pada tahap pertama.
49
3. Berbohong
Tidak ada satupun manusia didunia ini yang suka dibohongi, masih
saja ada orang yang suka berbohong kepada orang lain. Apakah ia lupa
bagaimana rasanya jika orang lain berbohong kepadanya. Demikian pula
Orangtua yang anaknya mempunyai kebiasaan baru yakni suka berbohong.
Tentu kita tidak menginginkannya.
Berbohong merupakan jenis kenakalan yang sering dilakukan oleh
anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau
baik dosa yang sepele maupun yang tergolong berat. Alasan anak berbohong
adalah untuk menutupi kesalahannya supaya tidak di hukum oleh
orangtuanya.
Kebohongan yang dilakukan oleh anak adalah suatu hal yang tidak
baik dan sebuah tanda penting bahwa kecakapan kognitif yang lain juga
berkembang. Akan tetapi jika anak selalu berbohong terus-menerus maka
akan merusak kemampuan anak untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana hasil wawancara dengan Jumratul Hasanah, S.kom diperolah
suatu komentar yang menyatakan bahwa:
[K]ebohongan yang dilakukan oleh anak-anak jarang sekali
menyebabkan permasalahan. Dalam beberapa kasus, kebohongan yang
parah dapat membawa masalah, jika mereka melakukan hal tersebut
bersamaan dengan beberapa perilaku lain yang tidak semestinya. Penting
juga untuk mengingat bahwa banyak dari orang dewasa yang berbohong.
Terkadang untuk kebaikan, misalnya berbohong untuk menjaga perasaan
orang lain. Akan tetapi berbohong seperti ini tidak boleh terjadi terus
menerus karna akan merusak kemampuan anak untuk menjalani
kehidupan sehari-harinya.75
Penyebab anak yang suka berbohong biasanya karena:
1) Meniru Orangtua
2) Orangtua yang tidak kenal kompromi
3) Anak suka berimajinasi
4) Untuk menutupi kekurangan atau ingin dipuji
75
Jumratul Hasanah, Wawancara Pada 12 Januari 2019, Desa Pulau Kecil, Kec. Reteh.
50
Dari wawancara yang dilakukan, ketika berbohong merupakan bagian
dari perkembangan anak yang normal, Orangtua dan guru dapat membantu
anak-anak dalam megungkap kebenaran yaitu dengan memberi hukuman yang
berat atau berlebihan, memberikan pemahaman bahwa berbohong itu sangat
membahayakan karena berbohong dapat berdampak pada orang lain, dan
bagaimana perasaan mereka ketika mereka berbohong, dan orangtua dapat
memberikan aspek positif ketika mereka berkata jujur. Anak-anak yang masih
muda cenderung untuk memadukan kehidupan nyata dan imajinasi, sementara
anak-anak yang lebih dewasa dan orang dewasa sering kali memiliki argument
yang berbeda satu sama lain.
Cara mengatasi anak yang suka berbohong:
1. Orangtua hendaknya merubah sikapnya terhadap anak
2. Orangtua hendaknya menasehati anaknya untuk membedakan antara
Imajinasi dengan kenyataan
3. Orangtua harus menyediakan diri untuk sering Berdialog dengan
anaknya.
4. Orangtua juga perlu memberikan tentang pentingnya kejujuran
4. Berbicara Tidak Sopan
Kepolosan anak-anak terkadang membuat orang lain tersinggung
karena ia berkata tidak sopan atau dianggap mengejek. Sebagaimana hasil
wawancara dengan Orang tua Ibu Siti Fatimah, yang mengatakan bahwa:
[T]erkadang memang anak-anak itu kerap membuat kita malu dan tidak
bisa mengontrol apa yang dikatakan, mengucapkan apa yang seharusnya
tidak boleh diucap oleh anak itu. Sebagai orang tua saya sudah sering
malu akan perkataan anak saya sendiri, anak saya ini kerap berkata kasar,
berkomentar tentang fisik orang lain.76
Dari wawancara yang dilakukan dapat kita simpulkan bahwa sebagai
orangtua Kita memang tidak selalu bisa mengontrol apa yang dikatakan
anak. Namun kita bisa mengendalikan apa yang diucapkan.
76
Orang tua, Siti Fatimah, Wawancara Pada 14 Januari 2019, Desa Pulau Keci, Kec.
Reteh.
51
B. Analisis Faktor Penyebab kenakalan Anak di Desa Pulau Kecil
Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau
Kenakalan Anak disebabkan oleh beberapa Faktor antara lain adalah:
Keadaan lingkungan, kemudian pendidikan agama yang kurang intensif dan
kurangnya pengawasan dari orang tua, sehingga mengakibatkan anak
mempunyai kesempatan-kesempatan melakukan hal-hal yang dilarang dalam
agama dan menyebabkan terjadinya kenakalan-kenakalan tersebut.
Berdasarkan paparan diatas, dapat diketahui bahwa Tiga faktor diatas
memberikan peluang yang besar timbulnya kenakalan anak dan berikut
penjelasannya:
1. Keadaan lingkungan yang buruk
Maksud dari pengaruh lingkungan adalah karena lingkungan di
sekitar anak banyak yang suka berkelahi, mencuri, berbohong, berbicara
tidak sopan terhadap orang yang lebih tua dan sudah sangat
mengkhawatirkan sebagaimana yang telah disampaikan oleh bapak
Tarmidzi, Tokoh masyarakat yang mengatakan:
[A]pabila dilihat dari sudut sosial kenakalan anak di Desa Pulau Kecil
sangat mengkhawatirkan karena kenakalan tersebut mempunyai
dampak negatif bagi masa depan mereka, dan masyarakat pada
umumnya melihat hal-hal tersebut itu biasa. Mereka menganggap
bahwa berkelahi, mencuri, berbohong, berbicara tidak sopan adalah
perbuatan biasa apabila pelakunya masih anak-anak. Padahal perilaku
inilah yang nanti akan merugikan masyarakat, orang tua, dan diri anak
itu sendiri77
Kondisi lingkungan sosial menjadi penyebab kenakalan anak
karena lingkungan sekitar tidak baik maka anak tersebut juga menjadi
tidak baik, dan mempunyai perilaku yang tidak baik pula. Karena
perkembangan anak dipengaruhi oleh lingkungan. Setelah penulis
Observasi di Desa Pulau Kecil ternyata benar memang terdapat beberapa
anak melakukan perbuatan seperti suka berkelahi, mencuri, berbohong,
77
Orangtua, Tarmidzi,, wawancara dengan penulis, 13 Januari 2019, Desa Pulau Kecil
Kecamatan Reteh.
52
berbicara tidak sopan terhadap orang yang lebih tua, sementara masyarakat
dan orang tua tidak member teguran atas perbuatan tersebut.78
Berdasarkan temuan diatas, dapat diketahui bahwa kenakalan anak
di Desa Pulau Kecil ini sangat mengkhawatirkan karena kenakalan
tersebut mempunyai dampak negatif bagi masa depan mereka,
masyarakat,orang tua, sementara itu perilaku anak itu sendiri tidak
mendapat tindakan hukum. Pengamatan penulis di Desa Pulau Kecil
dimana menemukan penyebab kenakalan anak adalah:
a. Lancarnya Transportasi penyebab terjadinya kenakalan anak karena
bisa bertemu dimana saja dengan teman-temannya.
b. Pengaruh Tekhnologi informasi yang disalahgunakan penyebab
terjadinya kenakalan anak karena dapat informasi apa saja dari teman.
c. Pengaruh Teman sebaya sangat besar karena melihat teman-temannya
seperti itu maka timbullah rasa penasaran dan ingin mencoba.79
Wawancara penulis dengan Tanni, Penjaga warnet alifianet di Desa
Pulau Kecil yang mengatakan bahwa:
[K]ondisi tekhnologi informasi menjadi penyebab terjadinya kenakalan
anak di Desa Pulau kecil. Dari sana mereka dapat saling memberitahu
mengenai perbuatan yang mereka ingin lakukan. Penyebab lain karena
kondisi transportasi penyebab terjadi kenakalan anak di Desa Pulau
Kecil, disamping teman sebaya juga menjadi penyebab terjadinya
kenakalan anak di Desa Pulau Kecil.80
Lancarnya Informasi dan transportasi menjadi penyebab terjadinya
kenakalan anak karena adanya informasi dan transportasi tersebut anak
bisa melakukan apa saja yang dia inginkan. Pengaruh teman sebaya sangat
besar pengaruhnya sehingga menyebabkan terjadinya kenakalan anak
misalnya mencuri untuk kepentingan bersama, ketika sedang berkumpul
apabila ada acara dan keramaian lainnya, apabila salah satu teman dari
78 Observasi, Penulis, 14 januari 2019, Desa Pulau Kecil, Kec. Reteh. 79
Observasi Penulis, 16 Januari 2019, Desa Pulau Kecil, Kec. Reteh. 80
Tanni, Penjaga Warnet Alifia Net, Wawancara dengan Penulis, 17 Januari 2019, Desa
Pulau Kecil, Kec Reteh.
53
mereka tidak mau diajak bekerja sama maka dia akan dikucilkan oleh
teman-temannya. Karena itulah akhirnya terdorong jiwanya untuk
melakukan perbuatan tersebut.
2. Kurangnya Pendidikan Agama
Setiap keluarga mempunyai peranan dan fungsi yang utama di
dalam mengasuh anak. Segala norma-norma yang berlaku didalam
lingkungan masyarakat dan budaya dapat diteruskan oleh orangtua kepada
anaknya yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat itu sendiri.
Melalui pendidikan norma/etika, sopan santun dan agama kepada anak,
maka anak akan nantinya menjadi generasi yang tangguh dan pandai
dalam menghadapi segala macam bentuk kesulitan atau permasalahan
hidup.
Seorang anak harus bisa mencontoh sikap dan perilaku
orangtuanya. guna dijadikan pedoman hidupnya dimasa mendatang,
terutama saat anak mulai menginjak usia dewasa. Pendidikan agama
selayaknya diberikan secara intensif dan sungguh-sungguh kepada anak
sejak dini hingga dewasa. Jika kurang maka akan menimbulkan pribadi-
pribadi yang buruk, seperti apa yang disampaikan oleh Darwis, Salah satu
tokoh Masyarakat:
[P]engaruh yang paling besar pada perilaku anak saat ini diantaranya
kurang pendidikan agama pada si anak, lingkungan yang tidak sesuai
dengan norma hukum dan kurangnya perhatian orangtua dan diperburuk
lagi karena dipengaruhi siaran televisi yang tidak mendidik.81
Mendidik tentang Syari’at islam adalah wajib, karena pada masa
anak-anak, dimana si anak boleh dikatakan belum mempunyai kemauan
baik selain kemauan sendiri, dia didik dengan menggugah kemuannya
dengan melalui contoh-contoh dan latihan-latihan. Dengan cara ini
dimaksudkan agar anak memili kemauan dari dirinya sendiri. Sehigga
setelah tumbuh dewasa tinggal mengamalkannya. Wawancara dengan
Bunga Tang, salah satu orangtua, yang mengatakan bahwa:
81
Darwis, Tokoh Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 18 Januari 2019, Desa Pulau
Kecil, Kec. Reteh.
54
[S]aya ini hanya tamatan Sekolah dasar (SD), sehingga masalah
pendidikan anak-anak dilakukan apa adanya, kami kurang mengerti
bagaimana mendidik akhlak anak kami secara benar sesuai tuntunan
ajaran agama islam.82
Agama sangat memperhatikan secara khusus terhadap anak, agama
mewajibkan kepada setiap muslim untuk mendidik anak-anaknya agar
mempelajari agama sedini mungkin. Begitu juga dengan ilmu pengetahuan
yang lainnya yang tidaklah kalah pentingnya juga agar menambah ilmu
pengetahuan pada anak.
3. Kurang Perhatian Orangtua
Pengaruh pendidikan keluarga menjadi penyebab terjadinya
kenakalan anak di Desa Pulau Kecil Kec, Reteh karena kurangnya
pendidikan dalam keluarga dan kurangnya Nasehat dari orangtua membuat
anak melakukan kenakalan dan kebebasan dalam pergaulan dengan teman-
temannya.
Wawancara dengan Baharuddin, Orang Tua anak di Desa Pulau
Kecil, Kec Reteh diperoleh suatu komentar yang menyatakan bahwa:
[S]aya sebagai petani memang kurang sekali dalam memperhatikan
terhadap perkembangan akhlak anak-anak di rumah, sebab dengan
berangkat pagi pulang sore banyak waktu untuk bekerja, sementara
perhatian untuk anak-anak dirumah sangatlah kurang sekali, inilah yang
menjadi kendala dan permasalahan pendidikan akhlak bagi anak-anak
dirumah.83
Pengaruh Ekonomi juga menjadi penyebab terjadinya kenakalan
anak di Desa Pulau Kecil Kec. Reteh karena diberikan uang saku yang
kurang menurut si anak sehingga anak terkadang melakukan hal-hal yang
tidak baik seperti mencuri dan memalak temannya hanya untuk memenuhi
kebutuhan si anak tersebut.
Hasil Wawancara dengan Usman Yamil, Anak di Desa Pulau Kecil
diperoleh suatu komentar yang menyatakan bahwa:
82
Oragtua, Bunga Tang, Wawancara dengan penulis, 18 Januari 2019, Desa Pulau Kecil,
Kec Reteh. 83
Orang Tua, Baharuddin, Wawancara Pada 19 Januari 2019, Desa Pulau Kecil, Kec
Reteh.
55
[M]emang orangtuaku setiap hari bekerja didarat terus, itupun kalo
ketemu bapak cuman malam sama hari jum’at aja. Setiap harilah dikasi
uang dan juga bapak tidak pernah nanya uang nya aku belikan apa? jadi
terserah aku uangnya mau aku pake untuk apa.84
Dengan kondisi seperti ini membuat orang tua jarang memantau
perkembangan sehari-hari anaknya dirumah, sementara anaknya diberikan
uang untuk memenuhi kebutuhan tanpa ditanya dibelikan kemana uang yang
dikasih tadi.
Berdasarkan hasil dari wawancara dan observasi diatas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa, kesibukan orangtua banyak sebagai pekerja
petani/pekebun sangat kurang dalam memberikan perhatian dan pembinaan
kepada anak-anak dirumah.
84
Anak, Usman Yamil, Wawancara Pada, 20 Januari 2019, Desa Pulau kecil, Kec.Reteh.
56
BAB IV
UPAYA ORANG TUA DALAM MENGHADAPI KENAKALAN ANAK
DI DESA PULAU KECIL KECAMATAN RETEH KABUPATEN
INDRAGIRI HILIR RIAU
A. Upaya Orangtua dalam Menghadapi kenakalan anak di Desa Pulau
Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Idragiri Hilir, Riau.
Betapa bahagianya para Orangtua apabila anaknya menginjak usia
sekolah dapat bersekolah dengan baik, bisa bangun dipagi hari, tidak
bermasalah dengan teman-temannya, rajin belajar, sopan, dan lain-lain.
Apabila anak tumbuh dan berkembang tidak sesuai dengan yang
diinginkan, misalnya: Rewel, suka memberontak, membangkang dan
sebagainya. Orangtua sering kali bingung cara mengatasinya. Ketika
Orangtua menasehati anaknya tetapi tidak perubahan yang mendasar yang
terjadi pada anaknya, kadang orangtua malah bertindak dengan menghukum
anaknya atau memarahi anaknya. Didalam mengatasi anak yang bermasalah,
apakah dibenarkan melalui cara seperti memarahi anak, mengurung anak,
atau bahkan memukulinya. Sudah tentu, cara tersebut tidak dibenarkan.
Ada Tiga prasyarat yang harus dipenuhi orangtua agar dapat mengatasi
anaknya yang sedang bermasalah secara efektif, yakni:
1. Bersikap Tenang
Orangtua biasanya panik atau bahkan kebingungan ketika mengetahui
anaknya ternyata bermasalah. Orangtua tidak menyangka kalau akan ada
kejadian yang tidak diinginkan menimpa anaknya. Disinilah dibutuhkan
ketenangan agar dapat mengurangi masalah dengan baik dan mencari jalan
keluarnya.
2. Berbuat Sepenuh Kasih dan Sayang
Hal yang paling penting dalam mengatasi anak yang bermasalah adalah
berbuat sepenuh kasih dan sayang. Rasa kasih dan sayang ini hendaknya
mendasari setiap langkah yang ditempuh orangtua dalam mengatasi
anaknya yang bermasalah.
56
57
3. Memahami Anak Sebagai Pribadi yang Berkembang
Maksudnya adalah setiap anak mempunyai tahapan demi tahapan dalam
berkembang. Tahapan perkembangan anak sangat berbeda dengan cara
berpikir dan memahami segala sesuatu yang dimiliki orangtuanya. Jika
memang Orangtuanya menghendaki anaknya melakukan apa yag menjadi
harapannya, hendaknya disesuaikan dengan tahapan perkembangan
anaknya.
Upaya Orangtua dalam menghadapi kenakalan anak di Desa Pulau
Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir Riau dapat dilakukan
dengan cara:
a. Menasehati Anak tentang Agama
Orangtua menasehati anak agar berperilaku baik. Salah satu jalan untuk
mengatasi perilaku anak yang tidak terpuji adalah dengan melalui
pembinaan Agama, baik itu pembinaan agama di keluarga, di sekolah,
maupun di Anak. Pembinaan agama merupakan fundament yang sangat
ampuh dalam menghadapi segala keinginan dan dorongan yang timbul dari
anak itu. Musimin, orangtua yang mengatakan”
[N]asehat yang diberikan kepada anak biasanya terkait pendidikan
perilaku anak kami di Desa Pulau kecil, seperti perlunya memiliki
perilaku dan kepribadian yang baik bagi anak dan juga mampu
memberikan motivasi kepada anak untuk meningkatkan pengenalan
agama Islam yang baik.85
Pengamatan Penulis juga menemukan bahwa salah satu orangtua
telah memberikan nasihat kepada anak agar aktif dalam kegiatan agama
seperti pengajian Al-Qur’an dan shalat berjamaah.86
Wawancara Penulis dengan M.Said, Salah satu orangtua yang
mengatakan: “[S]aya sering memberikan nasehat kepada anak dan
menganjurkan istri saya untuk melakukan hal yang sama. Nasehat yang
diberikan seperti rajin mengamalkan ajaran agama, mengaji Al-Qur’an dan
shalat berjamaah.”87
85
Orang tua, Muslimin, Wawancara dengan penulis, 21 Januari 2019, Desa Pulau kecil,
Kec. Reteh. 86
Observasi Penulis, 21 Januari 2019, Desa Pulau Kecil, Kec. Reteh 87
Orang tua, M.Said, Wawancara dengan penulis, 21 Januari 2019, Desa Pulau kecil,
Kec. Reteh.
58
Mendidik perilaku anak bermasalah dapat menciptakan hati yang
ampuh sehingga memperkokoh kehidupan dalam berbuat yang wajar, Maka
oleh karena itu anak harus diberikan pembinaan agama.
Dapatlah dipahami bahwa mendidik perilaku anak bermasalah
dengan pembiasaan dilakukan dengan berperilaku yang baik dan
menjauhkan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan dirinya dan orang
lain hendaknya ditanamkan sejak masih kecil . Sebab masa kecil merupakan
masa yang baik untuk menerapkan ilmu pengetahuan, sebab kalau sudah
tertanam dihati sanubari anak, pada masa dewasa nanti tidak akan mudah
terpengaruhi oleh hal-hal atau orang yang tidak pernah mendapatkan
pembinaan agama Islam. Sehingga mereka tidak mudah terpengaruh hal
yang tidak baik, karena mereka mempunyai dasar-dasar yang baik.
Berdasarkan temuan diatas dapat diketahui bahwa sudah ada
pendekatan yang nyata dilakukan orangtua selama ini di Desa Pulau Kecil
Kecamatan Reteh terhadap anak-anak dengan cara menunjukan perilaku
yang dapat di contoh, membekali anak dengan ilmu agama dengan belajar
dilembaga pendidikan agama serta memberi nasehat kepada anak jika
berbuat salah dalam pandangan agama dan berusaha memperbaiki kesalahan
tersebut dimasa yang akan datang.
b. Membiasakan Anak berperilaku Baik
Umumnya lingkungan keluarga dan masyarakat mampu memberikan
pengalaman yang baik bagi perkembangan anak.
c. Mengajak Anak beribadah dan Beramal
Dalam mencapai apa yang hendak diinginkan, maka setiap orang harus
mempunyai kecenderungan dalam hati, setiap pekerjaan harus diiringi
dengan minat atau niat yang tinggi agar apa yang dikerjakan atau apa yang
di cita-citakan akan mudah tercapai dengan hasil yang optimal.
Wawancara dengan H. Daud, orang tua yang mengatakan:
[S]aya sekarang tidak kesulitan dalam mendidik anak saya untuk
melaksanakan shalat. Anak-anak sudah bisa membedakan waktu
59
beribadah dan bermain. Terkadang anak-anak diajak sholat berjamaah,
padahal dahulunya tidak demikian.
Pengamatan penulis, dimana Orangtua mudah dalam mendidik anak
untuk mengajak shalat dimana mereka sudah bisa membedakan waktu
bermain dan waktu untuk sholat berjamaah.88
Setiap perbutan, termasuk perbuatan belajar didorong oleh motivasi.
Motivasi bisa menjadi pendorong atau merupakan suatu tenaga yang berada
pada diri individu atau anak yang mendorongnya untuk berbuat mencapai
suatu tujuan.
Berdasarkan penjelasan di atas maka hasil dari upaya orangtua
dalam pembinaan anak adalah rajinnya anak melaksanakan ibadah seperti
shalat. Kalau perilaku anak yang tidak terpuji tidak diatasi sedini mungkin
maka ketentraman umum sulit utuk diatasi dan akan menghancurkan masa
depan anak itu sendiri juga bagi nusa dan bangsa. Masalah perilaku anak
yang tidak terpuji memang sulit untuk diatasi apalagi jika kenakalan
tersebut telah merajalela, hal ini dapat dirasakan oleh semua pihak. Oleh
sebab itu usaha dalam memperbaiki perilaku anak harus dilakukan agar
generasi yang akan datang dapat diselamatkan.
d. Mengarahkan Anak Untuk Belajar Agama
Keberadaan lembaga pendidikan agama, seperti halnya madrasah dan
pesantren sangat diperlukan bagi setiap umat islam. Tujuan pendidikan
dilembaga ini adalah untuk menciptakan generasi-generasi Islam yang
memahami ajaran islam sesuai dengan apa yang diajarkan Rasulullah
SAW.
Berdasarkan Observasi yang dilakukan di Rumah Bapak MY di
Desa Pulau kecil, Informan berusia 45 Tahun merupakan orangtua anak-
anak di lingkungan jalan utama RT 002 RW 001 Desa pulau kecil, ketika
berkunjung informan tidak tampak canggung, dan ramah. Informan juga
selalu menunjukkan ekspresi senang dan bersemangat menceritakan
88
Observasi penulis, 21 Januari 2019, Desa Pulau kecil, Kec. Reteh
60
seputar peran ataupun upaya orangtua dalam menghadapi kenakalan anak
yang ada di lingkungannya.
Dari hasil observasi penulis, kenakalan anak terjadi karena
kurangnya kasih sayang orangtua, kurangnya pengawasan dari orangtua,
pergaulan dengan teman yang tidak sebaya, dasar-dasar agama yang
kurang, kebebasan yang berlebihan, masalah yang dipendam.89
Wawancara Penulis dengan Bapak MY yang mengatakan bahwa:
[P]eranan orangtua dalam keluarga sangat penting. Zaman terus
berkembang maju tantangan makin berat dan makin maju pula. Saya
sebagai orangtua harus mengikuti zaman, menguasai semampunya
untuk membantu anak-anak meniti kehidupan dijalan yang baik dan
benar. Saya selalu berusaha berkomunikasi dan saling terbuka agar
saya dapat memberikan zona aman dari berbagai bahaya yang
mengancam hidup dan kebahagiaan keluarga saya.90
Untuk mengatasi masalah kenakalan anak di Desa Pulau kecil
Kec.Reteh orang tua melakukan berbagai cara antara lain:
a. Memberikan perhatian dan Pendidikan Nilai dalam Keluarga
Perhatian dan pendidikan nilai dalam keluarga tentunya sangat
penting tak ternilai harganya. Dalam keluarga juga ditanamkan nilai-nilai
yang mengarahkan seseorang untuk berbuat sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku dalam masyarakat. Dalam hal ini orangtua memegang
peranan terpenting dalam menanamkan nilai-nilai tersebut. Akan tetapi
dalam hal tertentu perhatian dari kasih sayang tidak semestinya diberikan
apabila seorang anak melakukan hal-hal yang menyimpang. Hal tersebut
akan menjadikan seorang anak menjadi tidak bertanggung jawab atas
perbuatannya.
b. Memberikan Pendidikan Moral dan Agama
Para orangtua pada umumnya sudah menanamkan pendidikan
moral dan agama dalam keluarga. Bagi mereka pendidikan agama dalam
keluarga sangat penting. Landasan hidup beragama merupakan salah satu
89
Observasi penulis, 21 Januari 2019, Desa Pulau kecil, Kec. Reteh. 90
MY, Wawancara Pada 22 Januari 2019, RT 002 RW OO1 Desa pulau kecil, Kec.
Reteh.
61
faktor yang dapat menjamin karakter kepribadian seseorang. Akan tetapi
meskipun orang tua sudah menjalankan kewajiban sebagai umat beragama,
tak jarang anak mereka menolak hal-hal tersebut. Pengaruh komunikasi
dan transportasi yang begitu cepat mengakibatkan anak-anak lebih senang
mencari kesenangan diluar dari pada menjalankan nilai-nilai kehidupan
sebagai umat beragama.
c. Mengontrol dan mengendalikan Relasi dan pola pergaulan anak.
Mengontrol atau mengawasi pola pergaulan anak merupakan salah
satu upaya yang dilakukan oleh orangtua untuk mengatasi kenakalan anak
yang terjadi di Desa Pulau kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri
Hilir, Riau. Namun pengaruh arus komunikasi dan transportasi yang
semakin terbuka membuat hal ini sulit dilakukan karena keterbatasan
orang tua.
d. Menjalin komunikasi yang baik antara orang tua dan anak
Komunikasi merupakan hal terpenting dalam sebuah keluarga.
Dengan adanya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak maka
segala sesuatu dapat pula dikomunikasikan dengan baik. Dalam penelitian
yang dilakukan peneliti di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten
Indragiri Hilir, Riau. peneliti melakukan komunikasi yang beku antara
orangtua dan anak. Seharusnya orangtua terbuka terhadap anak begitu juga
sebaliknya, sehingga tidak terjadi mis komunikasi antar orangtua dan anak.
e. Menciptakan suasana keluarga yang harmonis dan nyaman
Kekurangan dan keterbatasan tidak menjadi alasan para orangtua di
Desa Pulau kecil, Kec. Reteh untuk berusaha menciptakan keluarga yang
harmonis dan nyaman. Hal tersebut selalu mereka upayakan, namun sangat
disayangkan bahwa perilaku anak sekarang cenderung bersifat serba
instan. Orangtua kurang menanamkan jiwa kerja keras kepada anak-
anaknya sehingga segala sesuatu yang mereka inginkan selalu dipenuhi
dengan cepat. Dengan begitu mereka (anak) selalu menginginkan hal-hal
yang serba praktis, cepat, dan instan tanpa berupaya bekerja keras untuk
meraihnya.
62
Menurut Penulis Upaya orangtua dalam menghadapi kenakalan anak yaitu:
1) Perlu adanya kasih sayang dan perhatian dari orangtua dalam hal
apapun.
2) Adanya pengawasan dari orangtua yang tidak mengekang, Contohnya:
orangtua boleh saja membiarkan anak melakukan apa saja yang masih
sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan orangtua anak tersebut
telah melewati batas yang sewajarnya, orangtua perlu memberitahu
anaknya dampak dan akibat yang harus ditanggungnya apabila anak
terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
3) Biarkan dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur
2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila membiarkan anak
bergaul dengan teman main yang tidak sebaya dengannya, yang gaya
hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup
yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
4) Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat
anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.
5) Perlunya pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti
beribadah
6) Orangtua harus menjadi tempat curhat yang nyaman untuk anaknya,
sehingga orangtua dapat membimbing anaknya ketika ia sedang
menghadapi masalah.
Menurut Penulis Adapun berikut ini kiat-kiat yang dapat dilakukan oleh
orangtua atau pendidik untuk mengembangkan kepribadian dan kreativitas anak
dalam mengatasi kenakalan anak, yaitu:
1. Bentuklah pengalaman belajar sesuai rasa ingin tahu alamiah anak, dengan
menghadapkan masalah-masalah yang relevan dengan kebutuhan, tujuan,
dan minat anak.
2. Perkenankanlah anak untuk ikut serta dalam menyusun dan merencanakan
kegiatan belajar.
63
3. Berikanlah pengalaman dari kehidupan nyata yang menuntut peran sarta
secara aktif pada anak dan kembangkanlah kemampuan yang perlu untuk
itu.
4. Usahakan agar program belajar cukup luwes untuk mendorong siswa atau
anak didik melakukan penyelidikan, percobaan (eksperimental) dan
penemuan sendiri.
5. Bertindaklah lebih sebagai sumber belajar dari pada sebagai penyampai
informasi, serta jangan paksakan pengetahuabn yang belum siap diterima
anak.
6. Dorong dan hargailah inisiatif dan rasa ingin tahu anak terhadap sesuatu
7. Biarkan anak belajar dari kesalahannya dan menerima akibatnya. Tentu
saja selama tidak berbahaya dan membahayakan.
8. Hendaklah tidak lupa menghargai dan memuji usaha-usaha baik dari anak.
Penerapan cara-cara tersebut tentu saja akan dirasakan sangat penting,
apabila kita dapat memahami dunia anak yang diwujudkan oleh anak melalui
kenakalan anak pada dasarnya hanya untuk menunjukkan kepribadian dan
pengembangan kreativitas anak sebagai bentuk perhatian dan imajinasinya.91
B. Kendala Orangtua dalam menghadapi Kenakalan Anak di Desa Pulau
Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau
Anak adalah amanah yang diberikan Allah SWT bagi setiap orangtua,
maka dari itu anak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan
kasih sayang dalam memberikan pendidikan yang pertama kali akan diterima
anak melalui keluarganya. Berbagai cara dilakukan orangtua agar anak-anak
menjadi anak yang sholeh sholeha serta berguna bagi keluarga, agama,
masyarakat, dan bangsanya.
Setiap hari orangtua akan berusaha memberikan pendidikan kepada
anak-anaknya dengan berbagai macam cara dan metode yang tidak sama,
guna bertujuan untuk kebaikan anak. Segala sesuatu yang diberikan dan
diusahakan oleh para orangtua terhadap keluarganya masing-masing tentunya
tidak mutlak berjalan dengan baik dan lancar, pastinya ada saja hambatan
91
https://belajarpsikologi.com/kenakalan-anak-cara-mengatasi-kenakalan-anak/
64
ataupun kendala yang akan dihadapi oleh para orangtua. Kendala-kendala
tersebut datang dari mana saja, baik yang datag dari orangtua itu sendiri
maupun dari anak.
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dapat diketahui
bahwa kendala yang dialami oleh keluarga dilingkungan pasar Desa Pulau
Kecil yang bersal dari orang tua yaitu karena kesibukan pekerjaan dari orang
tua tersebut yang berprofesi sebagai petani . Sebagian itu orang tua
menjadikan hal itu sebagai alasan mendasar sehingga tidak semua orang tua
memberikan bimbingan tentang kesopanan pada anaknya karena tidak bisa
membagi waktu dengan pekerjaannya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis menujukan bahwa solusi yang dilakukan oleh keluarga yang tinggal
di lingkungan pasar Desa Pulau Kecil untuk menghadapi kendala tersebut
dengan cara bergantian menyempatkan waktu memberikan bimbingan kepada
anak, bila tidak sempat memberikan bimbingan pada anak maka orang tua
akan menyempatkan waktu untuk menyuruh, mengingatkan, memaksa dan
menasihati serta kadang memarahi agar anak tersebut tidak mengulanginya
lagi. Ada juga orangtua yang benar-benar tidak sempat meluangkan waktu
sehingga menyerahkan pendididkan agama anaknya kepada nenek anak
tersebut serta menyekolahkan di sekolah agama seperti di TPA. Hal yang
terpenting adalah orang tua sendiri harus bisa memberikan contoh suri
tauladan yang baik bagi anak dengan cara selalu bersikap lembut dan
berbicara yang sopan, agar anak juga dapat merasa mendapatkan figur yang
baik dari orang tuanya sendiri.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kenakalan anak adalah bentuk tingkah laku yang menyimpang dari norma-
norma agama dan sosial. Orangtua memiliki tanggung jawab untuk
mendidik, mengasuh, dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai
tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan
bermasyarakat. Sebagai orangtua pertama yang menjadi contoh panutan
seorang anak, maka orangtua wajib memberikan contoh dan juga mendidik
anaknya dengan baik dan benar yang nantinya akan menirukan apa yang
dilakukan ayah ibunya. Dalam mendidik anak, pada dasarnya ada banyak
peran dari orangtua, yang akan mempengaruhi pola pikir dan juga perilaku
dari seorang anak.
2. Bentuk Kenakalan Anak yang terjadi di Desa Pulau Kecil Kecamatan
Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau Adalah Suka Berkelahi, Berbohong,
Mencuri, dan Berbicara tidak Sopan. Faktor pendorong kenakalan Anak
itu telah dimiliki didalam dirinya yang telah menjadi potensi dasar setiap
manusia, keluarga dan lingkungan sekitarnya akan membawa anak kepada
sikap yang dilihat dalam keluarga dan masyarakat. sebagai Orangtua
hendaklah membekali diri dengan pengetahuan, tentang psikologi dan
seluk-beluk tingkah laku anak, tak terkecuali juga tentang masalah
kenakalan yang terjadi pada anak meliputi: Faktor-faktornya, ciri-ciri serta
hal-hal yang menjadi sebab kuat pemicu perilaku kenakalan tersebut.
Sehingga akan tepat pula penanganannya dan pencegahannya. Hal lain
yang cukup penting adalah tujuan pendidikan yang dicanangkan
sebelumnya tidak akan tercapai. Setiap perilaku yang Kenakalan Anak
tidak bisa dibiarkan begitu saja karena selain merugikan dirinya sendiri
juga dapat merugikan oranglain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
faktor penyebab kenakalan Anak adalah keadaan keluarga yang kurang
mengawasi dan kurang membimbing anaknya. Disamping itu faktor
65
66
keadaan sekolah yang kurang menegakkan disiplin dan masyarakat yang
kurang perduli terhadap lingkungan sekitar menyebabkan kenakalan Anak.
3. Upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi bentuk kenakalan anak
terletak pada orangtua, sekolah, dan masyarakat, khususnya para pendidik
baik yang ada di keluarga (orangtua), sekolah (guru-guru dan para guru
pembimbing) maupun para pendidik di masyarakat, yakni para pemuka
agama dan tokoh masyarakat.
B. Saran
Setelah peneliti melakukan penelitian, menganalisis dan mengambil
kesimpulan, maka peneliti dapat mengajukan saran sebagai berikut:
1. Bagi orangtua untuk lebih meningkatkan dan memperbanyak
komunikasi dan mengawasi anaknya saat anak berada di lingkungan
masyarakat.
2. Bagi masyarakat diharapkan adanya kepedulian terhadap lingkungan
anak dengan cara memberikan teladan yang baik bagi anak serta
memberikan teguran dan pengarahan serta hukuman yang tegas ketika
anak melakukan pelanggaran.
3. Bagi pihak sekolah diharapkan mampu menjadikan sekolah sebagai
rumah menyenangkan kedua bagi Anak selain di rumah, agar Anak
semangat untuk sekolah. Selain itu sekolah juga sebaiknya
menyediakan sarana dan prasana seperti lapangan olahraga, ruang
kesenian dan keterampilan agar para peserta didik dapat
mengembangkan bakat atau keterampilan mereka.
Karang taruna yang menaungi para Anak dapat mengajarkan keterampilan khusus
yang dapat meningkatkan kreatifitas Anak sehingga mereka
mempunyai kegiatan yang positif agar tidak melakukan tindak
kenakalan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: PT. Karya Toha Putra
Abu Ahmadi, Psikologi Spesial, Jakarta: PT. Rineka Cipta
Agus Salim, 2008 Pengantar Sosiologi Mikro, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Alang, M. Sattu, 2005 Kesehatan Mental dan Terapi Islam cet. II;
Makassar:Berkah Utami
Atmasasmita,Romli.2007 Teori dan Kapita Selekta Kriminologi, Jakarta: PT
Rineka Cipta
Arifin H.M., 1996 Ilmu Pendidikan Islam cet. IV; Jakarta:Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi.2002 Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta
Daradjat,Zakiah.1995 Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolahcet. II;
Jakarta:Ruhama
Djamil, M. Nasir, 2013 Anak Bukan Untuk Dihukum, Jakarta, Sinar Grafika
Fathiyah, Kartika Nur, H.Muh. Farozindan,2004 Pemahaman Tingkah Laku, cet.
I; Jakarta: Rineka Cipta
Gunawan, Imam, 2013MetodePenelitian Kualitatif Teori dan Praktik,
Jakarta:Bumi Aksara
Hadi, Sutrisno. 2004 Metode Reseach, Yogyakarta: Andi Ofset
Hairuddin K. Enni, 2014, Membentuk Karakter Anak Dari Rumah, Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo
Ibrahim, 2018, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta
Indrijati Herdina, M. Psi., dkk,2016 Psikologi Perkembangan dan
Pendidikan Anak Usia Dini Jakarta, Prenada Media Group
Imam Gunawan, 2013, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta,
Bumi Aksara
Iskandar,2009 Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gaung Persada
Kartono,Kartini Patologi Sosial 2 Kenakalan Anak,2010Jakarta, Grafindo Persada
Kartono, Kartini,2003 Kenakalan remaja. Jakarta : PT Radja Grafindo Persada
Morissan, 2014, Metode Penelitian Survei, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group
Najafi,Ibnu Hasan dan Mohamed A. Khalfan,2006, Pendidikan dan Psikologi
Anak, Jakarta, Cahaya, 2006
Nashriana,2011 Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak Diindonesia, Jakarta, PT
RajaGafindoPersada
Nasution, S. 1999 Sosiologi Pendidikancet. II; Jakarta:Bumi Aksara
Razak, Nasaruddin.Dienul Islam cet. XX; Bandung: Almaarif, t. Th
Sayuti Una, 2014 Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Syariah Press
Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta
Sugiono, 2013Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Bandung:
Alfabeta.
Sochib, Muh. 1998Pola Asuh Orang Tua ;Untuk membantu Anak
Mengembangkan Disiplin Diricet I; Jakrta:Rineka Cipta
Soemanto,Wasty.1998Psikologi Pendidikan cet. IV; Jakarta: Rineka Cipta
Tim Penyusun, 2015 Panduan Penulisan Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi
Partowisastro H. Koestoer, 1983 Dinamika dalam Psikologi Pendidikan cet. I;
Jakarta:Erlangga
V.Wiratna Sujarweni, 2014, Metodologi Penelitian, Yogyakara: Pustakabarupress
Walgito, Bimo. 1980, Psikologi Sosial cet.V; Yogyakarta:Yayasan Penerbitan
Fakultas Psikologi UGM
http://www.database.depsos.go.id/
Http://www.digilib.uinsby.ac.id/
https://belajarpsikologi.com/kenakalan-anak-cara-mengatasi-kenakalan-anak/
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Skripsi
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN ANAK DI DESA
PULAU KECIL KECAMATAN RETEH KABUPATEN INDRAGIRI
HILIR, RIAU
No JENIS DATA METODE SUMBER
DATA
1 Sejarah dan Geografis Desa Pulau
Kecil Kecamatan Reteh
Kabupaten Indragiri Hilir, Riau
- Observasi
- Dokumentasi
- Setting
- Dokemen Desa
Pulau Kecil
Kecamatan
Reteh Kabupaten
Indragiri Hilir,
Riau
2 Struktur Organisasi Pemerintah
Desa Pulau Kecil Kecamatan
Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,
Riau
- Dokumentasi - Dokemen Desa
Pulau Kecil
Kecamatan
Reteh
Kabupaten
Indragiri Hilir,
Riau
3 Keadaan Penduduk Desa Pulau
Kecil Kecamatan Reteh
Kabupaten Indragiri Hilir, Riau
- Wawancara
- Dokumentasi
- Kepala
Desa/Pengurus
Desa
- Dokemen Desa
Pulau Kecil
Kecamatan
Reteh
Kabupaten
Indragiri Hilir,
Riau
4 Keadaan Sosial Desa Pulau Kecil
Kecamatan Reteh Kabupaten
Indragiri Hilir, Riau
- Observasi
- Wawancara
- Dokumentasi
- Setting
- Kepala
Desa/Pengurus
Desa
- Dokumen Desa
Pulau Kecil
Kecamatan
Reteh
Kabupaten
Indragiri Hilir,
Riau.
5 Keadaan Mata Pencaharian Desa
Pulau Kecil Kecamatan Reteh
Kabupaten Indragiri Hilir, Riau
- Dokumentasi - Setting
- Kepala
Desa/Pengurus
Desa
- Dokumen Desa
Pulau Kecil
Kecamatan
Reteh
Kabupaten
Indragiri Hilir,
Riau.
6 - Faktor Penyebab Kenakalan Anak
di Desa Pulau Kecil Kecamatan
Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,
Riau
- Bentuk Kenakalan Anak di Desa
Pulau Kecil Kecamatan Reteh
- Observasi
- Wawancara
- Dokumentasi
- Wawancara
dengan Anak
- Wawancara
dengan
Orangtua
- Wawancara
Kabupaten Indragiri Hilir, Riau
- Upaya Orangtua dalam
Menghadapi Kenakalan anak di
Desa Pulau Kecil Kecamatan
Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,
Riau
dengan Tokoh
Masyarakat
A. Panduan Observasi
No Jenis Data Objek Observasi
1 Letak Geografis Desa Pulau Kecil Kecamatan
Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau
- Keadaan dan Letak
Geografis
2 Keadaan Sosial Desa Pulau Kecil Kecamatan
Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau
- Kehidupan Sehari-hari
masyarakat Desa Pulau
Kecil Kecamatan
Reteh Kabupaten
Indragiri Hilir, Riau
3 Keadaan Mata Pencaharian Desa Pulau Kecil
Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,
Riau
- Pekerjaan Masyarakat
Desa Pulau Kecil
Kecamatan Reteh
Kabupaten Indragiri
Hilir, Riau
4 Keadaan Masyarakat Desa Pulau Kecil
Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,
Riau
- Subjek
- Kehidupan sehari-hari
Masyarakat Desa Pulau
Kecil Kecamatan
Reteh Kabupaten
Indragiri Hilir, Riau
B. Panduan Dokumentasi
No Jenis Data Sumber Data
1 Historis dan Geografis Desa Pulau Kecil
Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,
Riau
- Data Dokumentasi
Tetang Historis dan
Geografis
2 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Pulau
Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri
Hilir, Riau
- Data Dokumentasi
tentang Struktur
Organisasi
3 Keadaan Penduduk Desa Pulau Kecil
Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,
Riau
- Data Dokumentasi
tantang Keadaan
Penduduk
4 Keadaan Sosial Desa Pulau Kecil Kecamatan
Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau
- Data Dokumentasi
Tentang Keadaan
Sosial
5 Keadaan Mata Pencaharian Desa Pulau Kecil
Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,
Riau
- Data Dokumentasi
Tentang Keadaan Mata
Pencaharian
6 Data Keadaan Masyarakat Desa Pulau Kecil
Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,
Riau
- Data Dokumentasi
tentang Keadaan
Masyarakat
C. Butir-Butir Wawancara
No Jenis Data Jenis Data dan Substansi Wawancara
1 Historis dan Geografis Desa Pulau
Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten
Indragiri Hilir, Riau
Kepala/Pengurus Desa:
- Bisa dijelaskan Letak Geografis
Desa Pulau Kecil Kecamatan
Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,
Riau?
- Bagaimana Sejarah Adanya Desa
Pulau Kecil Kecamatan Reteh
Kabupaten Indragiri Hilir, Riau?
- Bagaimana Perkembangannya
hingga saat ini?
2 Keadaan Penduduk Desa Pulau
Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten
Indragiri Hilir, Riau
Kepala Desa/Pengurus Desa:
- Bagaimana Kondisi Masyarakat di
sini?
- Berapa jumlah Penduduk disini?
3 Kedaan Sosial Desa Pulau Kecil
Kecamatan Reteh Kabupaten
Indragiri Hilir, Riau
Kepala Desa/Pengurus Desa:
- Bagaimana bentuk Keagamaan
Masyarakat desa ini?
- Organisasi Sosial yang Aktif di
Desa ini?
- Kebudayaan yang dianut?
4 Keadaan Mata Pencaharian Desa
Pulau Kecil Kecamatan Reteh
Kabupaten Indragiri Hilir, Riau
Kepala Desa/Pengurus Desa:
- Apa Saja Mata Pencaharian
Masyarakat Desa Ini?
5 - Faktor Penyebab Terjadinya
Kenakalan Anak
- Respon Orangtua dan Masyarakat
Terhadap kasus Kenakalan Anak
Anak-anak:
- Apa yang menyebabkan adik
berbuat seperti itu sedangkan
kita sama-sama tahu bahwa
perbuatan tersebur
merupakan perbuatan yang
tidak terpuji?
- Bagaimana Respon Orangtua
dan Masyarakat dalam kasus
kenakalan anak ini?
Masyarakat:
- Bagaimana Pendapat anda
tentang Maraknya Kenakalan
anak dibawah umur?
- Apa Respon Anda Ketika
Salah satu Anggota Keluarga
Anda Melakukan hal serupa?
6 Dampak/Akibat Kenakalan Anak
dalam Masyarakat
Masyarakat Desa Pulau Kecil:
- Apa Dampak dari Kenakalan
Anak di Desa Pulau Kecil?
Wawancara dengan Anak yang bernama Yamil
Wawancara dengan Orangtua Yamil
Wawancara dengan Masyarakat Sekitar
Wawancara dengan Salah satu masyarakat Desa Pulau Kecil