analisis faktor penyebab dan upaya mengatasi …

95
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI KENAKALAN ANAK DI DESA PULAU KECIL KECAMATAN RETEH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR RIAU SKRIPSI Diajukan salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah Oleh: NURHASANAH NIM: UB 150114 PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI

KENAKALAN ANAK DI DESA PULAU KECIL KECAMATAN RETEH

KABUPATEN INDRAGIRI HILIR RIAU

SKRIPSI

Diajukan salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam

Fakultas Dakwah

Oleh:

NURHASANAH

NIM: UB 150114

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2019

Page 2: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

i

Page 3: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

ii

Page 4: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

iii

Page 5: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

iv

MOTTO

ر ا أملا ر ا عندا رب كا ث وابا وخي ت ا خي لح ا وٱلبقيت ا ٱلص ن يا ةا ٱلد ٱلمال ا وٱلب ن ونا زينة ا ٱلي و“Harta dan Anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal

kebajikan yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta

lebih baik untuk menjadi harapan.”1 (QS. Al-Kahf: 46)

1 Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta; PT Karya Toha Putra, 1999). hlm 300

Page 6: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

v

ABSTRAK

Nurhasanah; UB.150114; Analisis Faktor Penyebab dan Upaya Mengatasi

Kenakalan Anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,

Riau

Kenakalan anak adalah bentuk tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma

agama dan sosial. Kenakalan Anak tidak bisa dibiarkan begitu saja karena selain

merugikan dirinya sendiri juga dapat merugikan oranglain. Bentuk kenakalan

anak yang terjadi di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri

Hilir, Riau adalah seperti Suka Berbohong, Mencuri, dan Berbicara Tidak Sopan.

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif.

Dengan alasan memiliki latar belakang yang bersifat deskriptif, agar diperoleh

data secara alamiah atau natural dan komprehensif yang sesuai dengan latar dan

data yang diperoleh tidak merupakan hasil rekayasa atau manipulasi karena tidak

ada unsur atau variabel lain yang mengontrol. Faktor pendorong kenakalan Anak

itu telah dimiliki didalam dirinya yang telah menjadi potensi dasar setiap manusia,

keluarga dan lingkungan sekitarnya akan membawa anak kepada sikap yang

dilihat dalam keluarga dan masyarakat. sebagai Orangtua hendaklah membekali

diri dengan pengetahuan, tentang psikologi dan seluk-beluk tingkah laku anak, tak

terkecuali juga tentang masalah kenakalan yang terjadi pada anak meliputi:

Faktor-faktornya, ciri-ciri serta hal-hal yang menjadi sebab kuat pemicu perilaku

kenakalan tersebut. Sehingga akan tepat pula penanganannya dan pencegahannya.

Hal lain yang cukup penting adalah tujuan pendidikan yang dicanangkan

sebelumnya tidak akan tercapai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor

penyebab kenakalan Anak adalah keadaan keluarga yang kurang mengawasi dan

kurang membimbing anaknya. Disamping itu faktor keadaan sekolah yang kurang

menegakkan disiplin dan masyarakat yang kurang perduli terhadap lingkungan

sekitar menyebabkan kenakalan Anak. Hasilnya penulis menemukan bahwa Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Kenakalan anak yang terjadi di Desa Pulau Kecil

seperti Berkelahi, Berbohong, Mencuri, dan Berbicara Tidak Sopan faktor

penyebabnya adalah keadaan keluarga yang kurang mengawasi dan kurang

membimbing anaknya. Disamping itu faktor keadaan sekolah yang kurang

menegakkan disiplin dan masyarakat yang kurang perduli terhadap lingkungan

sekitar menyebabkan kenakalan Anak. Upaya yang harus dilakukan untuk

mengatasi bentuk kenakalan anak terletak pada orangtua, sekolah, dan

masyarakat, khususnya para pendidik baik yang ada di keluarga (orangtua),

sekolah (guru-guru dan para guru pembimbing) maupun para pendidik di

masyarakat, yakni para pemuka agama dan tokoh masyarakat.

Kata Kunci : Kenakalan Anak, Bentuk Kenakalan, Faktor Penyebab, Upaya

Mengatasi; Desa Pulau Kecil

Page 7: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini untuk orang tercinta dan tersayang atas kasihnya

yang berlimpah. Kini aku sampai pada waktuku

Teristimewa Ayahanda (Muhammad Yusuf) dan Ibunda Tercinta (Sitti Hafsah)

untuk Ketiga Adikku (Halimatussa’diyah, Hamsah Haz, Sakaria) yang

Tersayang, Terkasih, dan Terhormat.

Tak lupa pula pula untuk Abang (Wawan Saputra), Ibrahim Squad, Sohibati

Jannah

Kupersembahkan Skripsi ini kepada kalian atas kasih sayang dan bimbingan

selama ini sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Banyak

sekali hal yang ingin saya ungkapkan, tetapi tidak dapat dituliskan satu persatu.

Semoga hasil dan perjuangan saya dapat berbuah hasil yang manis. Semangat

yang terus berkobar dalam diri saya agar sanggup menghadapi dunia luar dan

kini telah tiba saatnya saya akan membuktikan kepada kalian bahwa saya telah

siap untuk membuka lembaran baru sebagai seseorang yang bertanggung jawab

dan berkarya bagi kepentingan banyak orang. Semoga niat dan perbuatan saya

kedepan dapat meyakinkan kalian bahwa saya mampu untuk berbagi kebaikan.

Terimakasih

Page 8: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah

SWT, karena atas berkat rahmat, hidayahnya, skripsi ini dapat diselesaikan

dengan Judul “Analisis Faktor Penyebab dan Upaya Mengatasi Kenakalan

Anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,

Riau”. Kemudian shalawat dan salam semoga tetap telimpah kepada Junjungan

Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya kejalan yang

benar dan dapat dirasakan manifestasinya dalam wujud Iman dan Islam.

Penelitian dan penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam prodi Bimbingan

dan Penyuluhan Islam pada Fakultas Dakwah Unversitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak

mendapatkan arahan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik yang bersifat moril

maupun materi. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr, H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.

2. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi, MA., Ph.D. sebagai Wakil Rektor I Bidang

Akademik dan Pengembangan Pendidikan, Bapak Dr.H.Hidayat, M.Pd

sebagai Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, perencanaan dan

keuangan, dan Ibu Dr. Hj. Fadillah, M.Pd . sebagai Wakil Rektor III

Bidang Kemahasiswaan dan kerja sama UIN STS Jambi.

3. Bapak Samsu, S.Ag.,M.Pd.I., Ph.D selaku dekan Fakultas Dakwah UIN

STS Jambi.

4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH., M.Hum selaku wakil Dekan Bidang

Akademik dan Kelembagaan Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.

5. Bapak Sya’roni, S.Ag.,M,Pd selaku ketua prodi Bimbingan Penyuluhan

Islam (BPI) dan Ibu Neneng Hasanah S.Ag.,M.Pd selaku Sekretaris Prodi

Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

6. Bapak Samsu, S.Ag.,M.Pd.I., Ph.D selaku Pembimbing I dan Ibu Dani

Sartika, S.Ag., M.Si selaku Pembimbing II yang telah membantu dan

membimbing dalam penyusunan sripsi ini.

7. Bapak Dr. Abdul Ghaffar, M.Ag selaku dosen pembimbing Akademik.

8. Kepala Perpustakaan UIN STS Jambi Beserta Stafnya dan serta Kepala

Perpustakaan Daerah Jambi.

9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi yang tellah memberikan ilmu pengetahuan kepada

penulis.

10. Bapak dan Ibu karyawan/karyawati di lingkungan Fakultas Dakwah

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

11. Kepala Desa Pulau Kecil, dan Pegawai kantor Desa Pulau Kecil,

Masyarakat Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,

Riau

Page 9: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

viii

Page 10: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

NOTA DINAS. ......................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI. ........................................ iii

PENGESAHAN. ...................................................................................................... iv

MOTTO. .................................................................................................................. v

ABSTRAK. .............................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN. .................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR. ............................................................................................ viii

DAFTAR ISI. ........................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL. .................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR. .............................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah. .............................................................. 1

B. Permasalahan................................................................................ 7

C. Batasan Masalah........................................................................... 8

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. ................................................ 9

E. Kerangka Teori............................................................................. 9

F. Metode Penelitian......................................................................... 22

G. Studi Relevan. .............................................................................. 30

H. Sistematika Penulisan................................................................... 31

BAB II PROFIL DESA PULAU KECIL

A. Sejarah Desa Pulau Kecil. ........................................................... 32

B. Kondisi Desa. Desa Pulau Kecil ................................................. 33

C. Geografis Desa Pulau Kecil . ....................................................... 33

D. Potensi sumber daya alam Desa Pulau Kecil. .............................. 34

E. Karakteristik Penduduk Desa Pulau Kecil. ................................. 34

F. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk. .......................................... 35

G. Potensi Desa Desa Pulau Kecil. ................................................... 36

H. Infrastruktur Pendukung Desa Pulau Kecil. ................................. 36

BAB III ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN ANAK

DAN BENTUK KENAKALAN ANAK DI DESA PULAU

KECIL KECAMATAN RETEH KABUPATEN INDRAGIRI

HILIR RIAU

A. Bentuk Kenakalan Anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh

Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.. ................................................. 46

B. Analisis Faktor Penyebab Kenakalan Anak di Desa Pulau Kecil

Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. ..................... 51

Page 11: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

x

BAB IV UPAYA ORANGTUA DALAM MENGATASI KENAKALAN

ANAK DI DESA PULAU KECIL KECAMATAN RETEH

KABUPATEN INDRAGIRI HILIR RIAU

A. Upaya Orang tua Untuk mengatasi masalah kenakalan anak di

Desa Pulau kecil Kec.Reteh. ........................................................ 56

B. Kendala Orangtua dalam menghaapi kenakalan anak di Desa

Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,

Riau. ............................................................................................. 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan. .................................................................................. 65

B. Saran. ............................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 12: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jarak Antar Ibu Kota .............................................................................. 34

Tabel 2: Fasilitas Pendidikan ............................................................................... 38

Tabel 3: Fasilitas Kesehatan................................................................................. 38

Tabel 4: Fasilitas Peribadatan .............................................................................. 39

Tabel 5: Iklim ....................................................................................................... 40

Page 13: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Perangkat Desa Pulau Kecil. ............................. 44

Gambar 2.2 : Struktur Kelembagaan BPD. ............................................................. 45

Page 14: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

xiii

DAFTAR SINGKATAN

KUHP : Kitab Undang-undang Hukum Pidana

KPAI : Komisi Perlindungan Anak Indonesia

BPD : Badan Pemeritah Desa

NO : Nomor

KEC : Kecamatan

KAB : Kabupaten

Page 15: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mendidik Anak adalah suatu aktifitas yang menyenangkan dan sangat

menggembirakan tergambar dalam benak dan pikiran setiap orang. Dimana di

dalamnya terdapat berbagai macam pelajaran-pelajaran yang menyenangkan,

permainan-permainan dan kegiatan-kegiatan yang mengasyikan.Tingkah laku

siswa yang mengagumkan, lucu, lincah serta menyenangkan akan banyak kita

jumpai disana.

Dunia anak adalah dunia yang menyenangkan. Allah Ta'ala berfirman tentang

hal ini :

ر ا ملأا ر ا عندا رب كا ث وابا وخي ت ا خي لح ا وٱلبقيت ا ٱلص ن يا ةا ٱلد ٱلمال ا وٱلب ن ونا زينة ا ٱلي و“Harta dan Anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal

kebajikan yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu

serta lebih baik untuk menjadi harapan” (QS. Al-Kahf: 46).2

Bagi seorang pendidik, kejadian yang terjadi pada anak tersebut bukanlah

hal yang baru, mengingat bahwa Anak yang usianya sudah dalam masa transisi.

Dengan kata lain bahwa mulai pada usia 12- tahun adalah usia peralihan dari

kanak-kanak ke usia remaja. Dalam sebuah artikel yang diantarkan oleh Efri

Widianti, S. Kep., Ners, Hurloc berpendapat bahwa Masa remaja merupakan masa

dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya

dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh

dengan masalah-masalah.3

Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan alam dan

lingkungannya, baik interaksi yang bersifat positif, maupun negatif, Manusia

sebagai makhluk individu,memiliki akal fikiran yang diberkahi oleh sang pencipta

berfungsi sebagai tuntunan ketika merasa bertindak. Manusia sebagai makhluk

2 Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta; PT Karya Toha Putra,1999). hlm. 300

3 Efri Widianti, S. Kep., Ners. Remaja dan Permasalahannya : Bahaya Merokok,

Penyimpangan Seks Pada Remaja, Dan Bahaya Penyalahgunaan Minuman Keras/Narkoba,

(Bandung : 2007). hlm. 2

1

Page 16: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

2

sosial selalu berhubungan dan berkaitan dengan lingkungan dimana mereka

tinggal. Dengan berkumpunya individu-individu disuatu tempat maka inilah yang

kemudian disebuah masyarakat.

Kementerian Sosial pada tahun 2009 memberikan penjelasan bahwa anak

nakal adalah anak yang berusia 5-18 tahun yang berperilaku menyimpang dari

norma dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat,lingkungannya sehingga

merugikan dirinya, keluarganya dan orang lain, serta mengganggu ketertiban

umum, akan tetapi karena usia belum dapat dituntut secara hukum.4

Kenakalan dalam diri seorang anak merupakan perkara yang lazim terjadi.

Tidak seorangpun yang tidak melewati tahap/fase negatif ini atau sama sekali

tidak melakukan perbuatan kenakalan.5

Dalam kehidupan kolektif, pola tingkah laku dan tindakan manusia akan

selalu saling mempengaruhi satu sama lain. Kita dapat mengerti jika pola tindakan

manusia lebih cepat berubah dibandingkan perubahan fisiknya. Aneka ragam

tingkah laku manusia tidak disebabkan oleh ciri-ciri ras, melainkan disebabkan

oleh hubungan-hubungan antar manusia dimana dia bergaul dan berinteraksi.

Dalam kehidupan sehari-hari ketika seseorang yang dimulai dari anak kecil,

remaja dewasa, dan orangtua mulai mendengar, melihat, sampai meniru suatu

tindakan maka disitulah akan terjadi proses tindakan sosial yang dampaknya bisa

positif, bisa juga berdampak negatif baik bagi pelaku maupun orang lain. Saat ini

banyak tindakan atau perilaku seseorang disekitar kita yang menunjukkan kepada

perilaku menyimpang. Walaupun tidak semua tetapi sudah dimulai dari berbagai

kalangan umur, meniru hal yang sebenarnya mereka pun belum mengetahui

dampaknya untuk diri mereka.

Didalam Al Qur'an telah dinyatakan bahwa keadaan manusia setelah

dilahirkan adalah memiliki pengetahuan yang terbatas.

Allah berfirman :

ئا وجعلا لك م ا الس معا والبصارا والفئدةا لعل ك ما تشك ر ونا والل ا أخرجك م م ن ب ط ونا أ م هاتك ما لا ت علم ونا شي

4http://www.database.depsos.go.id/

5Kartini Kartono, Patologi Sosial 2 Kenakalan Anak, (Jakarta, Grafindo Persada, 2010), hlm

47

Page 17: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

3

Artinya:

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan

dan hati, agar kamu bersyukur”. (An-Nahl : 78).6

Seorang anak tidak mampu membentuk dirinya sendiri, tetapi membutuhkan

orang lain disekitarnya. Keluarga dalam segala aspeknya adalah lingkungan

pertama yang akan menentukan peranan lingkungan pada anak, karena keluarga

dapat memberikan stimulus atau rangsangan pada anak untuk membentuk anak

agar mampu mengembangkan potensi dirinya.

Keseharian didalam lingkungan keluarga ataupun rumah seperti tetangga,

ataupun ditempat mereka bermain merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi seorang anak meniru perilaku mereka. Disini jelas bahwa peran

keluarga pun harusnya dapat memberikan contoh yang baik didepan anak, agar

anak dapat mencontoh hal-hal yang baik pula. Dalam usia dini inilah jiwa dalam

keadaan labil atau tidak stabil, sehingga mudah terseret oleh lingkungan. Akan

lebih baik jika terseret atau terpengaruh oleh lingkungan yang positif tetapi bila

yang terjadi sebaliknya maka anak berakibat fatal.

Berbagai faktor yang mungkin dapat mempengaruhi seorang anak

melakukan penyimpangan. Dimulai dari faktor keluarga yaitu orangtua khususnya

yang harus lebih ekstra dalam mendampingi, memberikan pengarahan kepada

anaknya untuk jangan sampai melakukan tindakan yang menyimpang sampai

faktor lingkungannya.

Kenakalan anak dapat berakar pada kurangnya dialog dalam masa kanak-

kanak dan masa berikutnya, karena orangtua terlalu menyibukka diri sedangkan

kebutuhan yang lebih mendasar yaitu cinta kasih diabaikan. Akibatya anak

menjadi terlantar dalam kesendirian dan kebisuannya. Ternyata perhatian

Orangtua dengan memberikan kesenangan meteriil belum mampu menyentuh

kemanusiaan anak. Dialog tidak dapat digantikan kedudukannya dengan benda

6 Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta; PT Karya Toha Putra, 1999). hlm. 276

Page 18: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

4

mahal dan bagus. Menggatikannya berarti melemparkan anak ke dalam

sekumpulan benda mati.7

Anak adalah Anugerah sekaligus amanah yang diberikan Allah SWT

kepada setiap orangtua. Berbagai cara dan upaya dilakukan orangtua agar dapat

melihat anak-anaknya tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya. Namun

seringkali harapan tidak sesuai dengan kenyataan, entah karena terhambatnya

komunikasi atau minimnya pengetahuan kita selaku orangtua tentang bagaimana

Al-Islam memberikan tuntunan dan pedoman tentang memperlakukan anak sesuai

dengan proporsinya. Rasulullah SAW mengajarkan ada dua hal potensial yang

akan mewarnai dan membentuk kepribadian anak yaitu orangtua yang

melahirkannya dan lingkungan yang membesarkannya.

Kenakalan pada anak merupakan sebuah perilaku yang sering kali di

keluhkan oleh orangtua ataupun keluarga. Anak dikatakan nakal ketika ia

melakukan suatu perilaku yang melanggar dari norma aturan yang berlaku dalam

suatu lingkungan, termasuk keluarga.

Mendidik dan membentuk karakter anak sejak dini. Dengan demikian,

mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik, santun dan amanah dibanding

pendahulunya. Mereka adalah generasi penerus yang diharapkan akan mengurus

dan membawa Negara Indonesia kearah yang lebih baik.

Pendidikan karakter perlu kita perkenalkan pada anak-anak sejak dini. Agar

mereka mempunyai landasan atau fondasi yang kuat untuk menghadapi tantangan

hidup di masa depannya nanti. Karakter yang baik, yang selalu berfikir secara

positif, Insya Allah selalu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Hal ini

diharapkan akan menempa mental anak menjadi pribadi yang tangguh, tak

gampang menyerah dan mengejar impian. Juga bisa menjadi sosok yang bisa

mengontrol emosi dan fokus dalam bekerja. Sehingga hubungan dengan

lingkungan sosialnya pun akan baik.

Pembentukan karakter merupakan pembentukan prilaku yang didapat dari

pola asuh positif yang dilakukan terus menerus dan berkesinambungan. Oleh

7 https://belajarpsikologi.com/kenakalan-anak-cara-mengatasi-kenakalan-anak/

Page 19: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

5

karena anak adalah peniru ulung, maka orangtua atau guru yang mendidik dan

mengasuhnya harus memberikan contoh karakter yang baik pula. Jika kita

mengharapkan anak yang optimis dan percaya diri, kita juga harus optimis

menghadapi tantangan hidup setiap hari.Jangan sampai anak melihat kita yang

terpuruk ketika gagal berbisnis atau atau saat kita meluapkan amarah ketika

sedang mengalami hari yang buruk.

Semakin baik karakter yang kita perlihatkan, semakin baik juga contoh yang

didapat oleh anak. Jika kita lakukan secara konsisten, Insya Allah hasilnya akan

memuaskan. Pihak yang harus bertanggung jawab terhadap pembentukan karakter

seorang anak adalah:

1. Orangtua

Orangtua, khususnya seorang ibu merupakan sosok pertama yang

ditemui anak-anak. Merupakan guru pertama bagi anak-anak.Ibu merupakan

tokoh sentral dalam keluarga, yang diharapkan dapat mendampingi anak-

anak belajar mengenai hidup.Seorang ibu adalah role model (contoh) bagi

anak-anak. Mereka memperlihat dan mendengar apa yang dilakukan dan

dibicarakan oleh ibu. Hendaknya ibu mendampingi kegiatan anak sehari-

hari. Orangtua bertanggung jawab dalam membimbing anak agar

memahami aturan sosial.Hal ini harus diajarkan secara konsisten pada anak.

Salah satunya adalah tentang berprilaku dengan sopan dalam kehidupan

sehari-hari, seperti, meminta maaf kalau melakukan kesalahan, meminta

tolong ketika butuh bantuan dan mengucapkan terimakasih ketika menerima

bantuan orang lain.

2. Lingkungan

Selain orangtua, faktor penting lainnya adalah lingkungan. Bahkan

anak yang masih bayi pun sudah punya lingkungan bermain sendiri. Entah

itu dengan anak tetangga sebelah atau ditempat komunitas yang diikuti

orang tuanya. Untuk memastikan anak berinteraksi dengan positif, kita

wajib memonitor pengaruh teman-teman dan sekolahnya terhadap

perkembangan anak. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk

Page 20: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

6

menemukantempat bermain dan belajar (sekolah) yang cocok dengan usia

anak, kelebihan dan kekurangannya serta karakteristik anak itu sendiri.8

Sebagai Makhluk sosial, seorang anak tidak terlepas dari lingkungannya.

Interaksi dengan sebaya, keluarga, dan juga media menjadi porsi yang harus

dilewati oleh seorang anak.

Perkembangan seorang anak tidak hanya dipengaruhi oleh aspek genetik

tetapi aspek lingkungan juga memiliki peranan yang besar. Perkembangan sosial

dan kepribadian mulai dari usia prasekolah sampai akhir masa sekolah ditandai

oleh meluasnya lingkungan sosial. Anak-anak mulai melepaskan diri dari

keluarga, ia mungkin mendekatkan diri pada orang lain disamping anggota

keluarga. Melalui pergaulan atau hubungan sosial, baik dengan orangtua, anggota

keluarga, orang dewasa lainnya, maupun teman bermainnya, anak mulai

mengembangkan bentuk tingkah laku sosial. Pada usia prasekolah (terutama

mulai sampai empat tahun), perkembangan sosial anak mulai tampak jelas, karena

mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebayanya.

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan

sosial, dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri

terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi. Perkembangan sosial anak

sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orangtua terhadap anak

dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-norma

kehidupan masyarakat.9

Mengingat tidak semua kenakalan yang tampak di depan mata kita adalah

kenakalan yang mutlak, artinya kenakalan itu bisa jadi disebabkan oleh beberapa

hal. Salah satunya adalah karena ketidaktahuan anak, sehingga dengan

pengetahuannya yang terbatas anak tersebut melakukan hal-hal yang dia anggap

sebagai sesuatu kekeliruan atau sesuatu hal yang baik dan benar, namun pada

hakekatnya adalah suatu kekeliruan dan kesalahan.

8Enni K. Hairuddin, Membentuk Karakter Anak Dari Rumah, (Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo, 2014), hlm 5-18 9Herdina Indrijati., dkk, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini

(Jakarta, Prenada Media Group, 2016), hlm 104

Page 21: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

7

Apabila pengaruh baik yang mereka bawa tidak akan jadi masalah, namun bila

kebiasaan buruk disebarkan tentu akan membawa perilaku negatif bagi perilaku

teman bergaulnya.

Pada kenyataanya memang demikian, bahkan kita dihadapkan pada

keadaan yang sangat bertolak belakang. Kita langsung dihadapkan dengan

berbagai permasalahan yang terjadi pada Anak. Baik berupa tingkah laku yang

seharusnya tidak dilakukan oleh anak seumurannya. Misalnya seperti Berkelahi,

Mencuri, Berbohong, dan Berbicara tidak sopan.

Sebagai Orangtua, kejadian yang terjadi pada anak tersebut bukanlah hal

yang baru, mengingat bahwa Anak yang usianya sudah dalam masa transisi.

Sehubungan dengan permasalahan prilaku Anak yang telah penulis sebutkan,

maka sebagai Orangtua hendaklah membekali diri dengan pengetahuan, tentang

psikologi dan seluk-beluk tingkah laku anak, tak terkecuali juga tentang masalah

kenakalan yang terjadi pada anak meliputi: Faktor-faktornya, ciri-ciri serta hal-hal

yang menjadi sebab kuat pemicu perilaku kenakalan tersebut. Sehingga akan tepat

pula penanganannya dan pencegahannya. Hal lain yang cukup penting adalah

tujuan pendidikan yang dicanangkan sebelumnya tidak akan tercapai. Berdasarkan

persoalan-persoalan tersebut sering muncul dikalangan Anak-anak, maka penulis

merasa punya beban moral mengangkat setiap perilaku yang kenakalan Anak

tidak bisa dibiarkan begitu saja karena selain merugikan dirinya sendiri juga dapat

merugikan oranglain.

Demikian pula terjadi pada anak-anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan

Reteh Kabupaten Indragiri Hilir Riau dimana anak di Desa Pulau kecil ini banyak

yang melakukan perbuatan yang kurang baik seperti suka Berbohong, Mencuri,

Berbicara tidak sopan, mengganggu, tidak menurut bahkan terkadang anak

tersebut mencuri di warung penjualan kelontong ketika penjualnya sedang lengah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk kenakalan anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh

Kabupaten Indragiri Hilir, Riau ?

Page 22: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

8

2. Faktor apa yang mendorong Kenakalan Anak di Desa Pulau Kecil

Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau ?

3. Bagaimana Upaya orangtua dalam menghadapi ataupun mencegah

kenakalan anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten

Indragiri Hilir, Riau ?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak keluar dari pokok permasalahan, maka menurut

penulis perlu adanya pembatasan masalah. Skripsi ini tidak menjelaskan

tentang Teori Analisis faktor, Skripsi ini hanya menjelaskan tentang Bentuk

kenakalan, Analisis Faktor Penyebab kenakalan anak, dan Upaya Orangtua

dalam menghadapi kenakalan anak. Dalam hal ini penelitian terfokus pada

kenakalan anak di Desa Pulau kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri

Hilir Riau berupa kenakalan seperti suka Berkelahi, Mencuri, Berbohong,

Berbicara tidak sopan, serta bisa juga diartikan buruk kelakuan yang berusia 5

hingga 15 tahun, dengan pertimbangan pada usia tersebut Anak mengalami

godaan seperti kenakalan dibawah umur.

Sebelum membahas lebih jauh, maka terlebih dahulu penulis

memberikan batasan atau defenisi operasional variabel berikut, agar tidak

terjadi kekeliruan dalam memahaminya. Adapun devinisi yang dimaksud

adalah sebagai berikut:

kenakalan secara bahasa berasal dari kata "nakal" yang berarti suka

berbuat kurang baik, mengganggu, tidak menurut, serta bisa juga diartikan

buruk kelakuan. Kemudian mendapatkan imbuhan ke-an "kenakalan" yang

berarti tingkah laku secara ringan yang menyalahi norma-norma dan hukum

yang berlaku dimasyarakat.

Kenakalan anak adalah bentuk tingkah laku yang menyimpang dari

norma-norma agama dan sosial. Faktor pendorong kenakalan siswa itu telah

dimiliki didalam dirinya yang telah menjadi potensi dasar setiap manusia,

keluarga dan lingkungan sekitarnya akan membawa anak kepada sikap yang

dilihat dalam keluarga dan masyarakat. Upaya yang harus dilakukan untuk

Page 23: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

9

mengatasi bentuk kenakalan anak terletak pada orangtua, sekolah, dan

masyarakat, khususnya para pendidik baik yang ada di keluarga (orangtua),

sekolah (guru-guru dan para guru pembimbing) maupun para pendidik di

masyarakat, yakni para pemuka agama dan tokoh masyarakat.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan Penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui Seperti apa kenakalan anak di Desa Pulau kecil

Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir Riau, dengan melalui

pendekatan kepada anak-anak dan orang tua secara langsung.

b. Untuk mengetahui Analisis Faktor penyebab kenakalan anak di Desa

Pulau kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir Riau

c. Untuk Mengetahui Bagaimana upaya orangtua dalam menghadapi

ataupun mencegah kenakalan anak di Desa Pulau kecil Kecamatan Reteh

Kabupaten Indragiri Hilir Riau

E. Kerangka Teori

1. Definisi Anak dan Kenakalan Anak

Anak dilahirkan lemah, baik dari fisiknya maupun kejiwaan. Tetapi diri

anak terkandung potensi-potensi dasar yang akan tumbuh dan berkembang

menjadi kemampuan yang Rill atas jasa-jasa, faktor-faktor dari luar dirinya.

Salah satu diantaranya adalah lembaga anak tempat belajar. Demikian halnya

dengan potensi keagamaan (religiulitas) yang dimiliki anak juga perlu

dikembangkan.

Pengertian anak yang terdapat dalam Pasal 45 Kitab Undang undang

Hukum Pidana (selanjutnya disingkat dengan KUH Pidana) yaitu:

Jika seseorang yang belum dewasa dituntut karena perbuatan yang

dikerjakannya ketika umurnya belum enam belas tahun, hakim boleh

memerintahkan supaya si tersalah itu dikembalikan kepada orang tuanya,

walinya, atau pemeliharanya, dengan tidak dikenakan suatu hukuman; atau

Page 24: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

10

memerintahkan supaya si tersalah diserahkan kepada pemerintah dengan

tidak dikenakan suatu hukuman.10

Anak menurut bahasa adalah keturunan kedua sebagai hasil antara

hubungan pria dan wanita. Dalam konsideran Undang- Undang No. 23 Tahun

2002 tentang perlindungan anak, dikatakan bahwa anak adalah amanah dan

karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan

martabat sebagai manusia seutuhnya. Melalui Undang-undang No.35 tahun

2014, jaminan hak anak dilindungi, bahkan dibentuk komisi perlindungan

anak Indonesia (KPAI) yang memiliki tangung jawab untuk meningkatkan

efektivitas perlindungan anak11

.

Undang-undang No.3 Tahun 1997 tentang pengadilan anak

mendefinisikan anak adalah orang yang dalam perkara nakal telah berusia

Delapan tahun tetapi belum mencapai Delapan belas tahun dan belum pernah

kawin12

Anak-anak adalah kekayaan kita.Merekalah warisan, penjaga sejarah,

pemelihara filosofi kehidupan dan budaya, serta pelindung pengorbanan

leluhur kita dan tindakan berwibawa mereka. Lebih dari itu mereka adalah

cahaya masa depan yang mulia, bermartabat dan cemerlang. Karena itu kita

semua wajib mengevaluasi dengan penuh jujur dan tulus, apakah kita berlaku

adil terhadap tanggung jawab pribadi kita dan karir anak-anak kita, atau

malah sebaliknya.13

Anak adalah generasi penerus yang akan datang. Baik buruknya masa

depan bangsa tergantung pula pada baik buruknya kondisi anak saat ini.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlakuan terhadap anak dengan cara

yang baik adalah kewajiban kita bersama, agar ia bisa tumbuh berkembang

dengan baik dan dapat menjadi pengemban risalah peradaban bangsa ini.

Berkaitan dengan perlakuan terhadap anak tersebut, maka penting bagi kita

10

Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak Diindonesia, PT Raja Gafindo

Persada, Jakarta,2011, hlm. 4 11

M. Nasir Djamil, Anak Bukan Untuk Dihukum, (Jakarta, Sinar Grafika, 2013), hlm.8 12

M. Nasir Djamil, Anak Bukan Untuk Dihukum, (Jakarta, Sinar Grafika, 2013), hlm. 10 13

Ibnu Hasan Najafi dan Mohamed A. Khalfan, Pendidikan dan Psikologi Anak, (Jakarta,

Cahaya, 2006), hlm 24-25

Page 25: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

11

mengetahui hak-hak anak dan kewajiban anak. Terlebih dalam pemenuhan

haknya, seorang anak tidak dapat melakukan sendiri disebabkan kemampuan

dan pengalamannya yang masih terbatas. Orang dewasa, khususnya orangtua

memegang peranan penting dalam memenuhi hak-hak anak.14

Anak tidak ada yang sama. Masing-masing mempunyai ciri khas yang

membedakan satu dengan yang lainnya. Begitu juga dengan bentuk badan,

perbedaan pertumbuhan dan gaya bertingkahlaku mereka mempunyai ciri

khas tersendiri. Mereka akan berbeda dengan anak-anak lain sebab potensi

individualnya. Pegaulan dirumah, disekolah, dikelompok bermain akan

menambah perbedaan-perbedaan tersebut.15

Faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dapat

dikelompokkan dalam dua faktor, yaitu:

1) Faktor Internal

Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu

sendiri. Faktor internal biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan.

Faktor genetis maksudnya adalah faktor yang berupa bawaan sejak lahir

dan merupakan pengaruh keturunan dari salahsatu kedua orangtuanya atau

bisa digabungkan atau kombinasi dari sifat kedua orantuanya.

2) Faktor Eksternal

Faktor Eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang

tersebut. Faktor Eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal

dari lingkungan terkecilnya., yakni keluarga, teman, tetangga, sampai

dengan pengaruh dari berbagai media audiovisual atau media cetak.

Lingkungan keluarga, tempat seorang anak tumbuh dan

berkembang akan sangat berpengaruh terhadap kepribadian. Terutama dari

cara para Orangtua mendidik dan membesarkan anaknya.16

Pesatnya perkembangan Tekhnologi adalah sesuatu yang tidak bisa

dihindari. Saat ini disetiap kehidupan kita tidak terlepas dari Tekhnologi.

14M. Nasir Djamil, Anak Bukan Untuk Dihukum, (Jakarta, Sinar Grafika, 2013), hlm. 12

15 Hanifan Bambang Purnomo, Memahami Dunia Anak-Anak, Bandung: Mandar Maju,

1994),hlm 18 16

Sjarkawi, M.Pd, Pembentukan Kepribadian Anak Peran Moral, Intelektual, Emosional,

dan Sosial sebagai wujud Integritas Membangn jati diri, (Jakarta: Bumi Aksara 2014), hlm 19.

Page 26: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

12

Bagaimanapun juga pesatnya tekhnologi ini turut serta mempengaruhi

perkembangan anak. Mungkin sebagai Orangtua akan bangga jika kita

mengetahui anak-anaknya sudah mengenal komputer, Internet dan

sebagainya. Tetapi disisi lain, orangtua juga prihatin jika melihat anak-

anaknya bermain Play station secara terus menerus, main internet dan

menonton TV terlalu lama.

Menurut Monks, anak biasanya berusaha untuk menjadi anggota

suatu kelompok, kelompok semacam ini TK dan SD. Biasanya kelompok-

kelompok seperti ini sifatnya informal, belum memiliki aturan, tanpa

struktur yang jelas. Baru pada usia 10-14 tahun akan timbul kelompok

yang ada organisasinya, dengan aturan dan perjanjian.

Keluarga dalam perkembangan sosial anak memiliki peranan yang

sangat penting. Menurut Horlock, perilaku sosial dan sikap anak

mencerminkan perlakuan yang diterima dirumah.17

Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh anak

a) Merasa Takut

Ucapan-ucapan yang sifatnya melarang, harus diutarakan

dengan lebih bijaksana dan terbuka pada anak. Sehingga yag ditangkap

oleh anak bukan hanya efek negatifenya saja. Ketakutan yang dialami

anak diawali dari ucapan-ucapan yang bersifat mengancam. Tanpa kita

sadari, ternyata kita sendiri yang menyebabkan ketakutan pada anak.

b) Merasa malu

Anak yang pemalu, biasanya akan duduk diam saat berada

ditengah keramaian sekalipun. Ditawari makan atau minum mereka

cendrerung tidak merespon.

c) Mudah marah dan mengamuk

Anak yang sering merengek, berguling-guling dan menangis

histeris saat keinginannya tidak dipenuhi, merupakan gejala anak yang

tantrum. Tantrum merupakan luapan kemarahan atau kekesalan, yang

17

Herdina Indrijati dkk, Psikologi Perkembangan & Pendidikan Anak Usia Dini Sebagai

Bunga Rampai (Jakarta: Kencana,2016), hlm 4-14

Page 27: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

13

sebenarnya bisa terjadi pada semua orang. Hanya saja, lebih sering

terjadi pada anak-anak.18

2. Bentuk Kenakalan dan Kejahatan Anak

Menurut Jensen, dikategorikan 4 jenis kenakalan remaja, yaitu:

a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik orang lain: perkelahian,

perkosaan, perampokan, dan pembunuhan.

b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi: Pengerusakan, pencurian,

pencopetan, dan pemerasan

c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak lain: pelacuran,

penyalahgunaan obat, dan hubungan seks sebelum nikah

d. Kenakalan melawan status: membolos sekolah, minggat dari rumah atau

melawan perintah orangtua. 19

3. Faktor Penyebab Kenakalan Anak

Manusia pada awalnya diciptakan oleh Allah dari tiada menjadi ada,

kemudian lahir ke dunia dalam wujud tak berdaya, lemah dan tidak dapat

berbuat apa-apa, seiring waktu yang terus berpacu ia tumbuh dan

berkembang menjadi manusia lucu diwarnai oleh tingkah laku. Tingkah laku

sebagai aktifitas manusia selalu berubah, misalnya, semula makan dengan

tangan, keesokan harinya pakai sendok, ini berarti tingkah laku manusia ada

yang mempengaruhi, untuk membahas persoalan itu berikut akan diuraikan

lewat beberapa pendapat para ahli.

Ki Hajar Dewantara sebagaimana dikutip oleh Agus Sujanto dkk,

mengatakan bahwa setiap orang tumbuh dari dua kekuatan yaitu:

1. Kekuatan dari dalam (faktor dasar)

2. Kekuatan dari luar (faktor lingkungan).20

Kekuatan dari dalam individu adalah kekuatan yang dibawa oleh anak

sejak lahir, dari dirinya sendiri kelainan sejak lahir (keturunan fisik maupun

psikis), lemahnya kemampuan pengawasan diri, pondasi agama yang belum

18 Enni K. Hairuddin, Membentuk Karakter Anak Dari Rumah, (Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo, 2014), hlm. 188-193 19

(Sarwono, S.W , Psikologi Remaja, (Jakarta: Rajawali, 1994), hlm 80 20

Agus Sujanto et. al., Psikologi Kepribadian, op.cit., hlm .3.

Page 28: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

14

kokoh. Karena disebut sebagai faktor dasar. Sedangkan kekuatan dari luar

diri individu disebut faktor lingkungan, baik dari benda mati maupun benda

hidup semuanya ikut serta membawa pengaruh bagi kelangsungan tingkah

laku seseorang, dan pada akhirnya lingkungan dipengaruhi dan diubah oleh

manusia itu sendiri.Sehingga nyatalah antara manusia dan lingkungan saling

mempengaruhi.

Kedua faktor di atas oleh H. Muh. Farozin dan Kartika Nur Fathiyah

lebih memperjelas dengan mengelompokkan dua bagian tersebut seperti:21

1) Faktor internal (dari dalam), potensi dasar yang mempengaruhi tingkah

laku seseorang dari dalam dirinya ada dua macam yaitu yang berwujud

fisik dan psikis.

a) Fisik, kondisi fisik seorang sering diidentikkan dengan keadaan

jasmani (tubuh) baik yang nampak berupa raut muka panjang pendek

lengan, besar kecil badan, maupun yang tidak tampak, misalnya

susunan saraf, otak, kelenjar-kelenjar jenis darah dan tekanannya,

sedikit banyaknya cairan dalam tubuh.22

Dalam kehidupan sehari-hari sangat nampak adanya perbedaan

tingkah laku antara satu orang dengan yang lainnya disebabkan postur

tubuh mereka yang berbeda. Seseorang yang berusia sama apabila

ingin meraih sesuatu memperlihatkan tingkah laku yang berbeda,

yang bertubuh tinggi dan panjang lengannya kemungkinan tidak perlu

bantuan apa-apa unuk mengambil buku di atas lemari, tetapi yang

satunya dengan bentuk badan yang pendek akan mengambil kursi dan

berdiri di atasnya untuk mengambil buku.

Keadaan tubuh yang tidak tampak dari luar sangat

mempengaruhi tingkah laku seseorang, apabila terdapat gangguan

padanya maka orang tersebut tidak normal sehingga ia menunjukkan

tingkah laku yang berbeda dari biasanya. Semula orangnya ramah dan

21

H.Muh. Farozindan Kartika Nur Fathiyah, Pemahaman Tingkah Laku, (cet. I; Jakarta:

Rineka Cipta, 2004) hlm. 16. 22

H.Muh. Farozindan Kartika Nur Fathiyah, Pemahaman Tingkah Laku, (cet. I; Jakarta:

Rineka Cipta, 2004) hlm. 27

Page 29: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

15

tidak suka marah, tiba-tiba jadi gampang marah karena tekanan darah

melebihi batas normal, demikian pula pada sistem saraf terdapat

gangguan maka yang lainnya pun ikut terganggu sebab sistem saraf

merupakan penggerak tingkah laku manusia, sedikit penulis akan

menguraikan hubungan antara tingkah laku dengan sistem saraf

dengan bercermin pada pendapat Wasty Soemanto berikut ;23

Pusat sistem saraf terdapat pada otak dan sumsung tulang

belakang, keduanya berperan masing-masing, otak memberi perintah

dan sumsung tulang belakang melakukan perintah dengan gerakan

refleksi, jadi gerakan yang terjadi titik pusatnya pada sumsung tulang

belakang.

Sistem saraf terdiri atas komposisi sel-sel disebut neuron,

neuron mengandung tenaga, karena itu apabila ada stimulus maka

neuron melepas dorongan untuk merangsang gerakan urat-urat dan

otot-otot tubuh.

Proses kerja yang terdapat pada urat saraf maka dapat

dianalisis bahwa tingkah laku setiap orang dipengaruhi oleh cara kerja

sistem sarafnya, karena itu apabila ada salah satu dari kedua pusat

sistem saraf mengalami gangguan maka akan mempengaruhi tingkah

lakunya, misalkan salah satu dari sistem uraf saraf ada yang putus

maka sel-sel neuron tidak bisa berfungsi karena tidak ada perintah dari

otak, makanya sering dijumpai orang-orang menunjukkan kelakuan

atau mengeluarkan kata-kata yang menurut orang lain itu hal yang

aneh, karena kelakuan dan kata-katanya tidak bisa lagi terkontrol

disebabkan putusnya urat saraf di bagian otak.

b) Psikis, merupakan potensi dasar manusia yang secara fitrah

dianugerahkan oleh Allah kepada ummatnya adalah kondisi jiwa yang

suci bersih melahirkan tingkah laku tertentu dan dapat diamati,

kondisi psikis tersebut berupa insting, perasaan, kemauan, dan

ingatan.

23

Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (cet. IV; Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 194.

Page 30: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

16

Salah satu kondisi psikis yang mendorong manusia untuk

melakukan hal-hal yang menyimpang adalah insting yang dinyatakan

H. M Arifin sebagai faktor bawaan tanpa melaui proses belajar,24

misalnya seorang melarikan diri, menolak, jijik, menutup mata karena

tidur, pada saat menatap senter atau benda-benda yang mengeluarkan

cahaya silau maka dengan spontanitas tanpa ada perintah dari

siapapun maka mata langsung ditutup.

Segala kondisi psikis baik insting, perasaan, kemauan, dan

ingatan, semuanya adalah unsur bawaan yang menurut hemat penulis

dapat dipengaruhi setidaknya bila semua unsur dari psikis sering

terjadi dan berulang maka hal itu dapat mengalami perubahan,

misalnya seorang baru makan cabe akan kepedisan sampai

menucucurkan air mata, kemudian pada kali lain setiap kali makan

merasa kurang bila tidak makan cabe sampai delapan atau sepuluh biji

tanpa merasa kepedisan dan tidak lagi mengeluarkan air mata.

2). Faktor eksternal (dari luar),

Yaitu segala sesuatu yang ada di luar manusia,25

maksudnya

adalah hal-hal yang terpisah dari diri manusia namun dapat berpengaruh

terhadap tingkah lakunya, adapun hal itu adalah:

a) Interaksi sosial budaya

Interaksi sosial adalah hubungan individu yang satu dengan

yang lainnya dapat saling mempengaruhi.26

Hubungan yang terjadi

antara manusia dengan manusia lainnya dapat memunculkan

adanya hubungan timbal balik, misalnya individu dapat

meleburkan diri dalam kehidupan lingkungan yang dihadapinya

atau sebaliknya lingkungan mendapat pengaruh dari individu yang

bersangkutan.

24

H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (cet. IV; Jakarta:Bumi Aksara, 1996), hlm. 101. 25

Psikologi Kepribadian, op. cit., hlm 5. 26

Bimo Walgito, Psikologi Sosial (cet. V; Yogyakarta:Yayasan Penerbitan Fakultas

Psikologi UGM, 1980), hlm. 32.

Page 31: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

17

Adanya hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya

(menunjukkan) manusia itu dapat tumbuh dan berkembang, tidak

seorang pun di dunia ini yang dapat hidup sendiri tanpa adanya

bantuan dari orang lain atau pengaruh dari lingkungan, olehnya itu

Allah swt.

Lingkungan sosial budaya mengandung dua unsur yakni

unsur sosial dan unsur budaya.27

Unsur sosial dapat dilihat dari

hubungan yang terjadi antara manusia yang dapat membawa

pengaruh bagi kehidupan individu itu sendiri, seperti adanya

hubungan antara pihak produsen dan konsumen menunjukkan

adanya hubungan saling ketergantungan, misalnya penjual butuh

pembeli demikian halnya sebaliknya pembeli butuh terhadap

penjual.

Dalam lingkungan hidup manusia faktor budaya turut pula

berpengaruh di dalamnya, dengan adanya bentuk kelakuan yang

terdapat pada suatu kelompok misalnya, norma kelakuan, adat

kebiasaan, dan bahasa yang digunakan. Mereka dapat hidup rukun

berinteraksi dengan yang lainnya dalam bahasa yang sama yang

dimengerti.

Adanya hubungan sosial dan budaya yang berpengaruh

terhadap tingkah laku seseorang bahwa pengaruh dari keluargalah

yang paling menentukan tingkah laku si anak.28

Dalam kehidupan

setiap orang, yang pertama-tama dikenal adalah orang tua, segala

bentuk perkembangan kelakuan anak merupakan buah karya kedua

orang tuanya, kebiasaan yang ditanamkan kedua orang tua pada

anaknya melekat dalam perilaku anak tersebut, sehingga apabila

ada pengaruh dari luar akan sangat sulit bagi anak untuk merubah

kebiasaanya.

27

S. Nasution, Sosiologi Pendidikan(cet. II; Jakarta:Bumi Aksara, 1999), hlm.12. 28

H. Koestoer Partowisastro, Dinamika dalam Psikologi Pendidikan (cet. I;

Jakarta:Erlangga, 1983), hlm. 49.

Page 32: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

18

Unsur lain yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial

seorang anak sebagaimana dikemukakan oleh M. Sattu Alang

adalah lingkungan sekolah dan masyarakat.29

Lingkungan sekolah

merupakan tempat pertemuan berbagai corak kelakuan yang

berangkat dari lingkungan rumah tangga yang berbeda, di sinilah

anak-anak saling mengenal satu sama lain, demikian pula interaksi

yang terjadi dalam pembelajaran antara guru dan siswa, peran

seorang guru dituntut dapat memberikan interaksi yan baik bagi

anak dididknya, memberikan bimbingan dan pengawasan untuk

mengembangkan potensi yang dimiliki setiap anak didiknya, sebab

manakala seorang anak telah menjadikan gurunya sebagai figur

idola yang patut dicontoh, maka satu modal besar bagi guru untuk

mencapai keberhasilan dalam mendididik.

b) Norma

Perbuatan dari setiap orang tidak lepas dari ikatan norma

yang dianutnya, misalkan norma agama. Seseorang yang

mempunyai dasar keyakinan yang kuat pada agamanya akan

menjalankan ajaran agama yang diyakininya dengan baik, agar

dalam menanamkan nilai-nilai moral harus disandarkan pada agama

yang mempunyai kebenaran mutlak.30

Nilai-nilai yang bersandar

pada agama dianggap mengandung kebenaran mutlak karena

kebenaran itu datang dari Tuhan Sang Pencipta, sehingga wajar

apabila Nazruddin Razak mengatakan bahwa sumber segala

kebaikan dan kebenaran ada pada Tuhan, karena Dia yang

menciptakan alam ini maka Dia pula yang mengatur dan membuat

hukum-hukum yang berlaku bagi segenap ciptaan-Nya.31

Apabila nilai-nilai agama tertanam dengan kokoh dalam anak

maka dengan sendirinya akal melawan arus negatif yang menantang

29M. Sattu Alang, Kesehatan Mental dan Terapi Islam (cet. II; Makassar: Berkah Utami,

2005) hlm. 38. 30

Muh. Sochib, Pola Asuh Orang Tua ;Untuk membantu Anak Mengembangkan Disiplin

Diri(cet I; Jakrta:Rineka Cipta, 1998), hlm. 134. 31

Nasaruddin Razak, Dienul Islam (cet. XX; Bandung: Almaarif, t. th.,), hlm.50.

Page 33: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

19

kehidupannya dengan langkah pasti dan jelas.Keyakinan agama

selalu membekas dalam perbuatan, meskipun tanpa orang tua di

sampingnya nilai-nilai itu tetap direalisasikannya, karena merasa

berkewajiban menjalankan perintah agama.

Apabila dimensi agama tidak ada dalam kehidupan seseorang

maka ia akan sulit merasakan ketenangan dan kebahagiaan.

32Perasaan senang dan bahagia muncul kalau yakin ada sesuatu

kekuatan yang melindunginya, seperti halnya seseorang yang

percaya pada kekuatan jimat, maka ia akan tenang bila bersama

jimatnya dan diliputi kegelisahan manakala jimatnya hilang atau

diambil orang.

Setiap aturan yang ada membawa pengaruh bagi kelakuan

seseorang, mereka senantiasa berusaha berbuat sesuai dengan aturan

yang ada, meskipun pada kenyataannya banyak orang yang

melanggar aturan, setidaknya setiap pelanggaran yang dilakukan

menimbulkan reaksi tingkah laku yang lain dari biasanya. Seorang

anak yang melanggar tata tertib di sekolah akan ketahuan karena di

samping pengawasan dari setiap guru juga ada banyak temannya

yang melapor, di sinilah pentingnya pendidikan moral dan

pendidikan agama dalam menanamkan kesadaran pada diri siswa

untuk mendisiplinkan mereka.

c) Lingkungan alamiah

Keadaan alam tempat mausia melangsungkan hidupnya

dapat memberi rangsangan bagi bentuk kelakuan tertentu.33

Orang

yang tinggal di daerah pegunungan dan tandus dan kering sikapnya

agak kasar dan cepat emosi, hal itu karena pengaruh keadaan

alamnya yang panas dan keras, sedangkan orang yang hidup di

perkotaan dan pinggir laut agak lembut dan ramah.

32

Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah( cet. II;

Jakarta:Ruhama,1995), hlm.9. 33

S. Nasution, Sosiologi Pendidikan(cet. II; Jakarta:Bumi Aksara, 1999), hlm.12

Page 34: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

20

Pengaruh iklim dan letak geografis suatu daerah

mempengaruhi gaya hidup dan perilaku seseorang dalam mata

pencahariannya, orang yang tinggal di pesisir pantai setiap harinya

bergelut dengan kail dan jala untuk menangkap ikan, sedangkan

yang di pedesaan dan pegunungan disibukkan dengan parang dan

cangkul untuk bertani dan berkebun, beda halnya di perkotaan

kesibukan hari-harinya adalah berdagang, masuk kantor, dan

kegiatan-kegiatan pembangunan lainnya.ng dilakukan seseorang, di

malam hari digunakan tidur meregangkan otot-otot setelah seharian

disibukkan dengan pekerjaan, demikian pula ada waktu-waktu

tertentu yang mengharuskan seseorang melakukan sesuatu, seperti

waktu makan, pergi ke sekolah, bekerja, beribadah, dan berlibur.

d) Faktor Pribadi

Subjek merasa sia-sia jika mendapatkan prestasi tanpa ada

dukungan dari orang-orang terdekat, sehingga subjek merasa tidak

perlu untuk belajar dan bersekolah. Subjek lebih nyaman

berkumpul bersama teman-temannya. Kenakalan remaja

merupakan produk konstitusi mental serta emosi yang sangat labil

dan defektif, sebagai akibat dari proses pengkondisian lingkungan

buruk terhadap pribadi anak.34

e) Kemajuan teknologi

Begitu pentingnya ilmu pengetahuan sehingga Allah swt.

Sendiri menyediakan tempat yang tinggi bagi mereka yang

menuntut ilmu . Dalam sejarah peradaban Islam telah tercatat

bahwa Islam diperkenalkan kepada Nabi Muhammad saw. lewat

ilmu yaitu, Rasulullah diperintahkan untuk membaca apa yang

tidak diketahuinya.35

34

Kartini Kartono, Kenakalan remaja. (Jakarta : PT Radja Grafindo Persada, 2003). hlm..31 35

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004). hlm. 19.

Page 35: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

21

3. Kajian Tentang Orangtua

1) Pengertian Orangtua

Orangtua merupakan Komponen keluarga yang terdiri dari Ayah dan Ibu

yang merupakan hasil ikatan dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat

membentuk sebuah keluarga. Orangtua memiliki tanggung jawab untuk mendidik,

mengasuh, dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang

menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.

Orangtua disini lebih condong kepada sebuah kelurga dimana, keluarga

sebuah kelompok primer yang paling penting didalam masyarakat. Keluarga

merupakan grup yang berbentuk dari hubungan laki-laki dan wanita, perhubungan

dimana sedikit banyak lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi

keluarga dalam bentuk yang murni merupakan suatu kesatuan yang formal yang

terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yng belum dewasa.36

2) Peran Orangtua dalam mendidik Anak

Sebagai orangtua pertama yang menjadi contoh panutan seorang anak,

maka orangtua wajib memberikan contoh dan juga mendidik anaknya dengan baik

dan benar yang nantinya akan menirukan apa yang dilakukan ayah ibunya. Dalam

mendidik anak, pada dasarnya ada banyak peran dari orangtua, yang akan

mempengaruhi pola pikir dan juga perilaku dari seorang anak.

Peran Orangtua dalam Mendidik anak:

a. Memberikan penjelasan mengenai hal yang baik dan juga buruk bagi anak

Hal yang terpenting yang harus dilakukan oleh orangtua adalah

memberikan pemahaman mengenai hal yang tidak boleh dilakukan oleh anak

ada baiknya, orangtua memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah

dimengerti, sehingga anak-anak tidak bingung, dan paham akan penjelasan

tersebut.

b. Pendidikan Orangtua yang keras jug akan menyebabkan anaknya menjadi

keras.

Pola pendidikan dan juga pola asuh yang keras, akan menyebabkan

anak-anak menjadi disiplin, namun akan meningkatkan kemungkinan seorang

36

Abu Ahmadi, Psikologi Spesial (Jakarta: Rineka Cipta), hlm 239

Page 36: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

22

anak untuk tidak nyaman. Menggunakan pola pendidikan yang keras dan

tegas boleh saja. tapi ada baiknya disandingkan dengan pola asuh yang lebih

permisif, sehingga anak-anak tidak akan merasa takut dengan orangtuanya

sendiri, namun tetap menghargai orangtuanya.

Orangtua berkewajiban untuk pertama kali mensosialisasi kepad anak-

anak mereka, tetapi dengan demikian pula mempertahankan kontrol sosial

atas mereka meninggalkan rumah. Orangtua memperlakukan anak mereka

dengan perlindungan yang cukup, pelayanan kesehatan diberi secara optimal,

kesempatan bermain, dan perlindungan dalam bentuk dan kasih sayang.37

D. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian dapat dimuat dalam sebuah penelitian

atau skripsi jenis penelitian lapangan.38Penelitian ini dilakukan di Desa

Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Terutama

di daerah-daerah pasar Desa Pulau Kecil. Pemilihan tempat ini menurut

penulis yang melihat bahwa lokasi penelitian ini sangat cocok dan dapat

membantu penulis untuk menjawab rumusan masalah yang diangkat dalam

skripsi ini. Waktu penelitian dalam penelitian ini tahun 2018-2019.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

kualitatif.39

Dengan alasan memiliki latar belakang yang bersifat

deskriptif, agar diperoleh data secara alamiah atau natural dan

komprehensif yang sesuai dengan latar dan data yang diperoleh tidak

merupakan hasil rekayasa atau manipulasi karena tidak ada unsur atau

variabel lain yang mengontrol.40

37

Agus Salim, Pengantar Sosiologi Mikro (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm 187 38

Sayuti Una,Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Syariah Press, 2014), hlm. 30 39

Imam Gunawan, MetodePenelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta:Bumi Aksara,

2013), 82 40

Imam Gunawan, MetodePenelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta:Bumi Aksara,

2013.,82

Page 37: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

23

Penelitian kualitatif adalah cara kerja penelitian yang menekankan

pada aspek pendalaman data demi mendapatkan kualitas dari hasil suatu

penelitian. Dengan kata lain, pendekatan kualitatif (qualitative approach)

adalah suatu mekanisme kerja penelitian yang mengandalkan uraian

deskriptif kata, atau kalimat, yang disusun secara cermat dan sistematis

muali dari menghimpun data hingga menafsirkan dan melaporkan hasil

penelitian41

. Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk

penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku,

fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain. Pendekatan

kualitatif diharapkan mampu menghasilkan urain yang mendalam tentang

ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu,

kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu keadaan

konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif,

dan holistik42

.

Semakin dalam dan berkualitas data yang diperoleh atau

dikumpulkan maka semakin berkualitas hasil penelitian tersebut (Bungin,

2013; 29).43Dalam penelitian ini akan mengkaji tentang Analisis Faktor

Penyebab Kenakaan Anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh

Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

a) Setting dan Subyek Penelitian

Setting penelitian berpusat di Desa Pulau kecil Kecamatan Reteh

Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Mengingat subyek yang baik adalah

subjek yang terlibat aktif, cukup mengetahui, memahami, atau

berkepentingan dengan aktivitas yang akan diteliti, serta memberikan

waktu untuk memberikan informasi secara benar.44

Subjek penelitian ini berpusat pada Anak-anak, Masyarakat, dan

Orangtua di Desa Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

41 Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm 53 42

V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: PUSTAKABARUPRESS,

2014), Hlm 19 43

Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 52-53. 44

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 114-115

Page 38: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

24

b) Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Secara umum jenis data dapat diklarifikasikan menjadi dua bagian, yaitu

data primer dan data sekunder.

1) Data Primer

Data primer adalah data yang berupa hasil wawancara dan

diperoleh melalui wawancara dengan informan yang dijadikan sumber

dalam penelitian.45

Data primer adalah data pokok yang diperlukan

dalam penelitian, yang diperoleh secara langsung dari sumbernya

ataupun dari lokasi objek penelitian, atau keseluruhan data hasil

penelitian yang diperoleh dilapangan. Data primer tidak diperoleh

melalui sumber perantara atau pihak kedua dan seterusnya. Adapun

sumber data primernya adalah wawancara dan observasi.46

Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau

pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari

kegiatan melihat, mendengar dan bertanya. Jika penelitian terkait

dengan sebuah peristiwa, maka sumber data utamanya atau data

primernya adalah orang yang terlibat secara langsung dalam peristiwa

tersebut.47 Adapun sumber data primernya adalah Anak-anak, Orangtua,

Masyarakat sekitar di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten

Indragiri Hilir, Riau.

Jadi dalam penelitian ini yang menjadi data primer atau data

utama adalah data yang berupa hasil wawancara dan dokumentasi

penulis dengan informan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung

dari sumbernya.48

Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data

45

Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Gaung Persada, 2009), hlm. 117 46

Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi…, hlm. 34. 47

Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif…,hlm. 69-70. 48

Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif…,hlm. 117

Page 39: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

25

yang terdapat pada anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh

Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang

diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data ini

diperoleh dengan cara mengutip dari sumber lain, sehingga tidak bersifat

authentik, karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan

seterusnya.49

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga

penelitian tinggal mencari dan mengumpulkan. Data sekunder dapat

diperoleh dengan lebih mudah dan cepat karena telah tersedia, misalnya

di perpustakaan, organisasi-organisasi perdagangan dan kantor-kantor

pemerintah.

b. Sumber Data

Sumber data berupa responden dan informan dikatakan juga

sebagai sumber data berupa orang (person). Sumber data peristiwa-

peristiwa atau kejadian-kejadian selama observasi berlangsung di

katakan juga sebagai sumber data berupa tempat (place). Sedangkan

sumber data berupa dokumen-dokumen atau berupa literatur-literatur

pustaka di katakan juga sebagai sumber data berupa huruf, angka,

gambar atau simbol-simbol (paper).50Adapun sumber data dalam

penelitian ini yaitu, Anak-anak, Orangtua, Masyarakat Sekitar, arsip

atau dokumen kantor desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten

Indragiri Hilir Riau, dan pihak-pihak yang berhubungan dengan

penelitian.

3. Subyek dan Obyek Penelitian

a. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang yang diminta untuk memberikan

keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Jadi, subyek penelitian itu

49

Sayuti Una,Pedoman Penulisan Skripsi…, hlm. 34. 50

Sayuti Una,Pedoman Penulisan Skripsi., hlm. 36.

Page 40: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

26

merupakan sumber informasi yang digali untuk mengungkap fakta-fakta

di lapangan.

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah Anak-anak,

Orangtua, dan Masyarakat Sekitar di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh

Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

b. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran penelitian.

Obyek penelitian adalah pokok permasalahan yang hendak diteliti untuk

mendapatkan data secara lebih terarah. Adapun obyek penelitian dalam

penelitian ini meliputi : Bentuk-bentuk kenakalan anak, Faktor penyebab

kenakalan Anak, serta Upaya Orangtua dalam mengatasi kenakalan anak

di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

Jika probalility sampling merupakan klasifikasi teknik

pengumpulan sumber data dalam penelitian kuantitatif, maka non

probalility di gunakan untuk klasifikasi teknik penentuan sumber data

penelitian kualitatif. Maka dalam penelitian ini menggunakan non

probalility karena penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam

penelitian ini.51

Sementara itu, dalam non probalility sampling, ada beberapa

teknik pengambilan sampling, namun peneliti menggunakan purposive

sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang telah

ditentukan peneliti dengan kriteria tertentu. Sehubungan dengan upaya

untuk memperjelas penentuan sampel dalam penelitian.52Purposive

sampling signifikan digunakan dalam 3 situasi. Pertama, peneliti

menggunakan teknik purposive sampling guna memilih responden unik

yang akan memberi informasi penting. Kedua, peneliti menggunakan

purposive sampling untuk memilih respondek yang sulit untuk dicapai,

untuk itu, peneliti cendrung subyektif (misalnya menentukan sampel

berdasarkan kategorisasi atau karakteristik umum yang ditentukan

51

Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif…, hlm. 71. 52

Sayuti Una,Pedoman Penulisan Skripsi…, hlm. 45.

Page 41: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

27

sendiri oleh peneliti). Ketiga, tatkala peneliti ingin mengidentifikasi

jenis responden tertentu untuk diadakan wawancara mendalam. Tujuan

penelitian bukan hendak melakukan generalisasi atas populasi yang

lebih besar, tetapi lebih pada kehendak untuk memperoleh informasi

yang mendalam tentang suatu hal.53

Dengan judul peneliti yaitu (Analisis Faktor Penyebab Kenakalan

Anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,

Riau). Dalam penelitian ini, mengingat identitas populasi tidak

diketahui, maka prosedur pencarian responden dilakukan menggunakan

teknik purposive sampling, di mana sampel yang di ambil dengan

pertimbangan tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang

memiliki kredibilitas tinggi. Oleh karena itu, tahap pengumpulan data tidak

boleh salah dan harus dilakukan dengan cermat sesuai prosedur dan ciri-ciri

penelitian kualitatif. Jika salah dalam metode pengumpulan data akan

berakibat fatal, yakni berupa data yang tidak mempunyai kredibilitas,

sehingga hasil penelitiannya tidak bisa dipertanggungjawabkan

kebenarannya. Hasil penelitian demikian sangat berbahaya, lebih-lebih jika

dipakai sebagai dasar pertimbangan untuk mengambil kebijakan publik54

. Di

dalam metode penelitian kualitatif, ada beberapa metode dalam pengumpulan

data kualitatif, yaitu:

a. Observasi

Observasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan informasi yang

diperlukan untuk menyajikan gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian

untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu mengerti perilaku

manusia, dan untuk evakuasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek

tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Hasil

53

Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif…,hlm. 72. 54

V.Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakara: Pustakabarupress, 2014),

hlm. 31

Page 42: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

28

observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana

tertentu.55

b. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan atau metode pengumpulan data

yang dilakukan dengan bertatapan langsung dengan informan. Proses

memperoleh penjelasan untuk mengumpulkan informasi dengan

menggunakan cara tanya jawab bisa sambil bertatap muka ataupun tanpa

tatap muka yaitu melalui media telekomunikasi antara pewawancara

dengan orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan

pedoman. Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk

memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema

yang di angkat dalam penelitian.56

Petugas wawancara perlu mengetahui bagaimana seharusnya

berprilaku pada saat melakukan interview dengan informan. Bagaimana

wawancara dilakukan pada dasarnya bergantung pada siapa yang

diwawancarai, dan juga pada materi pertanyaan yang akan diajukan.

Namun demikian, pewawancara harus memahami suatu panduan umum

agar wawancara yang dilakukan dapat berhasil dengan baik.57

Informan yang telah penulis wawancarai yaitu Anak-anak,

Orangtua, Masyarakat di Desa Pulau Kecil atau mereka yang terlibat

dengan apa yang penulis teliti. Untuk mendapatkan data yang digunakan

dalam penelitian ini, maka teknik wawancara digunakan adalah teknik

wawancara tidak terstruktur, dimana penulis tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis. Pedoman wawancara

yang penulis gunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang

akan ditanyakan. Kelebihan dari teknik bisa memotifasi informan yang

diwawancarai untuk menjawab secara bebas dan terbuka, selain itu peneliti

55

V.Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakara: Pustakabarupress, 2014),

hlm. 32. 56

V.Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakara: Pustakabarupress, 2014),

hlm.., hlm. 31. 57

Morissan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014),

hlm. 216

Page 43: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

29

juga bisa mengembangkan pertanyaan agar tidak terpaku pada satu

pertanyaan saja sehingga peneliti bisa memperoleh informasi yang lebih

mendalam.

c. Dokumentasi

Studi dokumen merupakan metode pengumpulan data kualitatif

sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumentasi. Sebagian besar data berbentuk surat, catatan harian, arsip

foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. bahan

dokumentasi terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat

pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen

pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di

website, dan lain-lain. Data jenis ini mempunyai sifat utama tidak terbatas

pada ruang dan waktu sehingga bisa di pakai untuk menggali informasi

yang terjadi di masa silam.

5. Teknik Analisis Data

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang

terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh

direduksi, gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga

mempermudah peneliti untuk mencari kembali data sebagai tambahan

atas data sebelumnya yang diperoleh jika diperlukan.

b. Penyajian Data

Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok

permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan

peneliti untuk melihat pola-pola hubungan satu data dengan data

lainnya.

c. Penyimpulan dan Verifikasi

Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari

kegiatan reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan

disajikan secara sistematis akan disimpulkan sementara. Kesimpulan

sementara perlu diverifikasi. Teknik yang dapat digunakan untuk

Page 44: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

30

memverifikasi adalah triangulasi sumber data dan metode, diskusi teman

sejawat, dan pengecekan anggota.

F. Study Relevan

Sepanjang pengetahuan penulis, penelitian ini belum ada yang

melakukannya, namun dalam objek penelitian yang pernah ada dan

pembahasan sebelumnya banyak karya ilmiah yang membahas mengenai

Kenakalan anak diantaranya adalah dalam skripsi :

Yoga Mulyawan 2014 dengan judul ANALISIS KENAKALAN DI

KALANGAN REMAJA PEDESAAN (Studi Kasus Remaja Di

Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma) dengan kesimpulan

Kenakalan dikalangan remaja pedesaan adalah perilaku menyimpang atau

kenakalan yang dilakukan anak-anak muda/remaja di Kecamatan

Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma, yang merupakan gejala

sakit(patologis) secara sosial yang dilakukan oleh remaja yang tinggal

dalam suatu kesatuan masyarakat yang memiliki batas wilayah dan adat

istiadat tertentu.

Selanjutnya Skripsi FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN SISWA DAN

UPAYA MEGATASINYA DI MADRASAH TSANAWIYAH BOLAROMANG

oleh SUHARDI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN

ALAUDDIN MAKASSAR 2010, dengan kesimpulan Hampir semua

bentuk kenakalan siswa Madrasah Tsanawiyah Bolaromang Kec. Tombolo

Pao Kab. Gowa itu dilakukan, seperti membolos, ribut dalam kelas ketika

aktifitas belajar mengajar masih berlangsung, terlambat kesekolah dan

merokok dalam lingkungan sekolah.

Page 45: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

31

Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan terdiri dari lima bab dan setiap babnya terdiri

dari sub-sub masing-masing bab membahas permasalahan tersendiri, tetapi saling

berkaitan antara satu bab dengan bab berikutnya. Adapun sistematika penulisan

adalah sebagai barikut :

BAB I. Pendahuluan : Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, batasan

masalah, kerangka teori, Metode Penelitian dan Study Relevan. Bab

ini merupakan permasalahan yang merupakan landasan berfikir bagi

bab-bab selanjutnya.

BAB II. Profil Desa : Dalam bab ini membahas mengenai Sejarah,

Karakteristik Penduduk, Potendi Desa, Infrastruktur pendukung,

Kondisi dan fugsi jalan, keadaan transportasi, Pasar Desa, Fasilitas

Peribadatan, Fasilitas Perkantoran, Fasilitas Kepemudaan, Keadaan

Sosial Ekonomi Penduduk, Jumlah Penduduk, Jumlah penduduk

menurut Usia, Tigkat Pendidikan, Mata pencaharian, Sarana dan

prasarana Desa, Struktur Organisasi Perangkat Desa, Struktur

Kelembagaan BPD Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten

Indragiri Hilir Riau

BAB III. Pembahasan: Dalam bab ini membahas mengenai yang akan

diteliti oleh penulis tentang Bentuk kenakalan anak dan Faktor

penyebab kenakalan anak diDesa Pulau Kecil Kecamatan Reteh

Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

BAB IV. Pembahasan : Dalam bab ini membahas mengenai yang akan diteliti

oleh penulis tentang Upaya Orangtua Dalam menghadapi Kenakalan

Anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri

Hilir, Riau.

BAB V. Penutup : Dalam bab ini membahas mengenai kesimpulan hasil

penelitian serta saran-saran.

Page 46: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

32

BAB II

PROFIL DESA PULAU KECIL KECAMATAN RETEH KABUPATEN

INDRAGIRI HILIR RIAU

A. Sejarah Desa Pulau Kecil

Desa Pulau kecil Adalah desa yang berada di Kecamatan Reteh Kabupaten

Indragiri Hilir Provinsi Riau. Awal desa ini terbentuk sekitar 90 (Sembilan

puluhan) tahun Yang lalu. Hal ini bermula Dikarenakan banyaknya faktor seperti

butuhnya pemerataan pembangunan yang mungkin pada saat itu belum dirasakan

oleh masyarakat dikarenakan luasnya desa induk Pulau kecil dan faktor

pendukung lain pembentukan desa seperti mampunya desa untuk memanajemeni

pemerintahan sendiri dengan tak terlepas melihat potensi-potensi yang dimiliki,

baik itu potensi individu putra daerah ataupun potensi-potensi alam sekitar yang

dapat memenuhi pendapatan desa pada saat itu, makanya tokoh masyarakat desa

Pulau kecil berfikir memandang perlu dan begitu pentingnya punya pemerintahan

desa sendiri tanpa harus diperintah atau berinduk pada Desa lain.58

Salah seorang tokoh perintis pembentukan desa Pulau kecil yang bernama

Abu Bakar dan Tokoh Lainnya. Beliau dikenal sebagai tokoh daerah setempat.

Beliau sebagai putra daerah selalu mengamati dan melihat perkembangan kondisi

riil desa pada saat itu. Maka suatu waktu, menurut pengamatan beliau, dipandang

perlu dan dibutuhkan sebuah pemerintahan sendiri. Dengan pengamatan dan

pertimbangan yang mendalam, Tergeraklah hati beliau untuk membentuk

pemerintahan desa sendiri dan berfikir strategi-strategi yang harus diambil untuk

membentuk sebuah desa dan Alhamdulillah beliau berjuang dengan dibantu

support moral dan materiil dari masyarakat setempat dengan terlebih dahulu

memberikan wacana pemikiran atau doktrin kepada tokoh-tokoh dan masyarakat

setempat tentang urgensi pemerintahan yang diatur oleh putra daerah

membuahkan finised yang memuaskan yakni terbentuknya desa Pulau kecil.

Penamaan Desa Pulau Kecil, bermula dari adanya pulau yang kecil,

posisinya berada di tepi sungai gansal tepatnya berada di muara parit Ibu Desa

58

Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018

32

Page 47: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

33

Pulau kecil yakni di dusun tuah sakti parit 13. Pulau ini muncul ketika air surut

dan apabila air pasang pulau ini juga tenggelam. Desa ini juga di kenal dengan

nama lain yakni “Tanjung Patappu” berasal dari bahasa bugis yang artinya pulau

atau tanjung terendam. Dikatakan tanjung karena pulau ini menjorok keluar ke

arah sungai dan ketika surut seakan-akan bersatu dengan daratan.

Pada Tahun 1946 desa pulau kecil disahkan oleh pemerintah. Nama pulau

kecil diambil dari sebuah nama pulau yang terletak dalam aliran sungai Gangsal

yang bernama pulau kecil, semenjak itulah desa dinamakan Pulau Kecil sampai

dengan sekarang. Pada tahun 1946-1967 desa dipimpin oleh H. Abdul Gani,

penduduk desa pulau kecil terdiri dari beragam suku diantaranya adalah suku

Jawa, Bugis, Melayu, Banjar dan Suku China. Penghasilan masyarakat Mayoritas

dari hasil pertanian (Padi dan Palawija) sedangakan masyarakat dari suku China

dari bidang perdagangan.59

B. Kondisi Desa

Keadaan alam Desa Pulau Kecil, merupakan daerah aliran sungai dengan

kondisi pasang surut, dengan ketinggian dari dasar sungai mencapai + 0 – 2m

diwaktu pasang dan 0 – 4m naik ketinggian ketika pasang besar. Dan bahkan pada

wilayah pinggiran aliran sungai tergenang air mencapai + 100 Meter kedaratan,

masyarakat mayoritas berpenghasilan dari perkebunan kelapa, pertanian padi dan

palawija.

C. Geografis desa

Letak dan Luas Wilayah

Pulau Kecil merupakan salah satu desa dari 11 Desa dan 3 kelurahan yang

ada di Kecamatan Reteh yang berada disebelah barat dari ibu kota kecamatan

Reteh, dengan Luas Wilayah 56 Km2, dengan batas wilayah :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Sungai Gangsal/DesaMekar Sari

Sebelah Selatan : Berbatasan Dengan Tanjung Jabung Barat

Sebelah Barat : Berbatasan Dengan Desa Sanglar

59

Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018

Page 48: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

34

Sebelah Timur : Berbatasan Dengan Kelurahan Madani60

Jarak tempuh dari desa pusat pemerintahan adalah :

Tabel 2.1 Jarak Antar Ibu Kota61

Pulau Kecil

Kecamatan Kabupaten Provinsi

6 Km 65 M 324

Wilayah Desa Pulau Kecil terdiri dari 11 dusun 17 RW (RukunWarga) dan 37 RT

(RukunTetangga).

D. Potensi sumber daya alam

Faktor Fisik yang diperlukan dalam merencanakan suatu kawasan adalah

topografi, geologi, hidrografi dan kendala-kendala fisik. Desa Pulau Kecil

merupakan dataran rendah 0,2 – 0,4 DPL/DPS, dengan kemiringan 35 persen dan

suhu rata-rata per hariannya 20-40 derajat Celcius. Menurut topografi desa ini

masuk kedalam daratan Pulau Sumatra. Topografinya yang datar namun

didominasi tanah rawa dan perairan (anak sungai/parit) menyebabkan akses antar

wilayah dalam desa masih mengalami kesulitan dan memerlukan sarana

penghubung (jembatan) antar daratan atau sarana tranportasi air dan tranportasi

darat yang tentunya memerlukan waktu lebih lama di karenakan jarak tempuh

yang jauh (mengelilingi Parit). Namun demikian dengan kondisi lahan yang subur

menjadikan daerah ini sebagai penghasil perkebunan dan petanian yang

baik/potensial khususnya di kecamatan Reteh dan Kabupaten Indragiri Hilir.

E. Karakteristik Penduduk

Jumlah Penduduk Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri

Hilir pada tahun 2018 sebesar 5.749 jiwa yang terbagi kedalam 1.251 KK dengan

kepadatan penduduk 102 jiwa per km2. Komposisi penduduk menurut jenis

kelamin, jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2018 sebesar 3.470 jiwa, lebih

60

Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018 61

Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018

Page 49: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

35

kecil dibanding jumlah perempuannya sebesar 2.279 jiwa. Seperti yang terlihat

dalam lampiran form 03 Sumber daya manusia.

F. Secara Sosial dan ekonomi,

Penduduk Desa Pulau Kecil dikelompokkan dalam basis mata pencaharian

pada sektor Pertanian/perkebunan, perdagangan, agama dan pendidikan. Mata

pencaharian penduduk sebagian besar adalah Petani lahan pertanian dan

perkebunan dengan aktifitas utama bertanam Padi, Kelapa, pinang, tanaman

musiman, dll.

a. Struktur pekerjaan/Lahan pencaharian

Petani : 691 orang

Pedagang : 27 orang

PNS : 7 orang

Tukang : 10 orang

Guru : 22 orang

Bidan/ Perawat : 2 orang

Polri : 2 orang

Pesiunan : 0 orang

Sopir/ Angkutan : 10 orang

Buruh : 67 orang

Jasa persewaan : 5 orang

Swasta : 7 orang

b. Sebagian besar penduduk beragama islam. Ini terlihat dari gambaran data

berikut berdasarkan jumlah penganut

Islam : 5.749 Orang

Keristen : 0

Hindu : 0

Budha : 0

Page 50: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

36

c. Menurut tingkat pendidikannya mayoritas penduduk desa Pulau Kecil

PAUD/TK : 70 Orang

tamat SD : 214 Orang

MDA : 83 Orang

DTA : 79 Orang

SMP : 195 Orang

SMA : 128 Orang

S,1/DIPLOMA/D3 : 49 Orang

G. Potensi Desa

Potensi ekonomi unggulan desa kelapa lokal, pinang dan padi adalah

dibidang Perkebunan dengan luas 2.926 Ha pertanian luas wilayah 350 Ha. serta

perdagangan dan jasa dibidang pertanian.62

H. Infrastruktur Pendukung

1. Jaringan Jalan

Sarana transportasi atau akses jalan di Desa Pulau Kecil cukup baik untuk

bisa mengakses semua dusun. Dan memang masih ada beberapa titik di wilayah

dusunnya yang sukar untuk dijangkau dan hanya bisa diakses oleh sarana

tranportasi laut tradisional daerah yakni sampan. Bukan hanya jalan yang rusak

atau tidak ada jalan yang menjadi penghambat dalam mengakses semua wilayah

di desa pulau kecil, namun keberadaan jembatan penghubung juga merupakan

sarana yang urgen untuk dibangun, karena wilayah desa pulau kecil, antar dusun

atau dalam wilayah dusun itu sendiri, dibatasi oleh sungai kecil atau sebutan lokal

dinamakan parit.63

Di wilayah Desa Pulau Kecil, pekerja dan kayu adalah sumber daya yang

bisa di butuhkan/manfaatkan dalam pembangunan sarana prasarana jalan, cuman

yang menjadi hambatan utamanya adalah dana yang masih belum bisa membiayai

seluruh infrastruktur bangunan jalan yang rusak, sehingga harus berangsur-angsur

62

Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018 63 Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018

Page 51: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

37

dalam pekerjaannya. Adapun jenis perkerasan jalan yang ada di seluruh wilayah

desa adalah jenis perkerasan jalan rabat beton, aspal, sirtu dan jalan tanah.

2. Kondisi dan fungsi jalan

Kondisi jalan poros Desa yang menjadi penghubung dari dan ke dalam

atau keluar desa dalam kondisi baik. Jalan yang kurang/tidak baik atau tidak ada

jalan, ada dibeberapa titik di semua wilayah dusun kondisinya banyak yang

mengalami kerusakan dan kurang perawatan. Jika kondisi jalan rusak/tidak ada

tentunya ini akan menjadi penghambat akses interaksi sosial, budaya dan ekonomi

masyarakat, baik masyarakat setempat atau masyarakat diluar dusun.64

3. Keadaan tranportasi

Transportasi yang masuk kedesa adalah angkutan transportasi perairan

berupa speed boat (boat pancong). Pemanfaatan sarana transportasi Speed boat ini

banyak digunakan oleh orang tempatan/lokal jika harus menuju ke desa atau

kecamatan atau ke kabupaten, baik dalam wilayah kabupaten indragiri Hilir atau

diluar wilayah Kabupaten Indragiri Hilir atau daerah sekitaran dalam desa itu

sendiri.

Kondisi jalan darat dari atau ke luar desa masih terdapat jalan yang rusak

atau tidak layak untuk dipakai oleh kendaraan roda empat (mobil). Bukan hanya

jalan yang rusak sehingga tidak dimasuki oleh angkutan umum mobil, namun juga

kondisi alam yang di huni oleh sebahagian besar tanah rawa dan gambut.

Tentunya harus membuat prencanaan pembangunan yang matang sehinnga

nantinya mempunyai kualitas bangunan yang bagus. Adapun transportasi lokal

yang sering digunakan adalah kendaraan pribadi berupa sepeda motor, speed boat,

sampan, dan pompong.

4. Pasar Desa

Pasar Desa yang hidup adalah pasar yang berada di ibu Desa dan Pasar

yang berada di Parit Reteh Lama dan Simpang Raya atau persimpanngan Prt. 13

Dusun Tani Maju. Pasar ini merupakan pertemuan antara para petani dengan para

pedagang pengepul dari daerah luar atau dari masyarakat lokal. Namun sampai

64 Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018

Page 52: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

38

sekarang belum ada sarana yang memadai (pembangunan los pasar) belum ada,

sehingga masih memakai tenda buatan dari masing-masing pedagang dan tempat

yang digunakan dalam bertransaksi adalah pinggir jalan umum, sehingga

mengganggu pengguna jalan lain yang akan melewati jalan tersebut.

Hambatan yang dihadapi dalam pengadaan pembangunan los pasar terkait dengan

pengadaan lahan dan dana yang terbatas, sedangkan potensi penjual dan pembeli

selalu ada dan ramai dan juga adanya pekerja lokal yang bisa membangun

infrastruktur los pasar.

5. Infrastruktur pendukung yang lain antara lain meliputi

Tabel 2.2 : Fasilitas Pendidikan65

NO FASILITAS

PENDIDIKAN JUMLAH KET

1 TK/PAUD 3

2 SD / MI 7

3 SMP/MTs 4

4 SMA / MA 1

Masih banyak fasilitas-fasilitas pendidikan yang tidak ada/rusak dalam

menunjang kegiatan belajar mengajar seperti lokal/ruang kelas yang rusak,

mobbiler, meja dan kursi rusak/tidak ada, sehingga mengganggu atau

menghambat proses beajar mengajar. Walau pekerja ada namun dana belum bisa

membiayai infrastruktur pembangunan seluruh fasilitas pendidikan, baik yang

kondisinya rusak atau belum ada fisilitas,yang berada di Desa Pulau Kecil.

Tabel 2.3 : Fasilitas Kesehatan66

65 Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018

Page 53: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

39

NO FASILITASKESEHATAN JUMLAH KET

1 POSYANDU 4

2 PUSTU 1

3 PUSKESMAS -

4 RSUD -

Masih banyak fasilitas-fasilitas Kesehatan yang tidak ada/rusak dalam

memberikan pelayanan kesehatan, sehingga mengganggu atau menghambat

proses pelayanan kesehatan. Walau pekerja ada namun dana belum bisa

membiayai seluruh sarana/fasilitas kesehatan, baik itu yang terkait dengan kondisi

bangunan rusak ataupun belum ada fisilitas pendukung kesehatan, yang berada di

Desa Pulau Kecil

6. Fasilitas peribadatan

Fasilitas rumah ibadah yang ada di Desa Pulau Kecil cukup baik,

walaupun beberapa tempat ibadah dalam proses perbaikan/pembangunan, namun

dari sisi pendanaan masih dapat diatasi oleh hasil iuran masyarakat setempat.

Pembangunan rumah ibadah itu sendiri tetap dikerjakan oleh warga lokal.

Tabel 2.4 : Fasilitas Peribadatan67

NO FASILITAS

PERIBADATAN JUMLAH KET

1 SURAU 17

2 MASJID 8

66

Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018 67 Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018

Page 54: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

40

7. Fasilitas perkantoran

Bangunan kantor desa yang belum rampung menjadi terhambat

pembangunannya karena dana yang bersumber dari APBDesa dialihkan

kepembangunan lain yang lebih dibutuhkan dan prioritas. Seyogyanya bangunan

kantor desa ini dibuat awalnya bukan hanya dipakai sebagai kantor pemerintah

desa namun juga diperuntukkan untuk kantor BPD, LPM dan lembaga lain yang

ada di Desa Plau Kecil. ada beberapa fasilitas lain yang masih belum ada seperti

pengadaan hotspot desa, komputer kantor dan lainnya juga menjadi penunjang

aktivitas pekerjaan kantor, terutama di bidang pelayanan umum.

Potensi pendukung fasilitas kantor adalah adanya pekerja untuk

pembuatan bangunan, Kepala desa dan perangkat, masyarakat lokal ataupun orang

luar desa yang membutuhkan pelayanan desa.

Yang menjadi kendala dalam merealisasikan fasilitas kantor desa adalah

dana yang minim dan perlunya pemenuhan kegiatan prioritas terlebuih dahulu.

fasilitas kepemudaan.

Belum adanya tempat atau hak kepemilikan lahan desa untuk fasilitas lapangan

sepak bola, sehingga menghambat sportivitas/penyaluran hobby ataupun aktivitas

pemuda.

8. Iklim

Iklim desa Pulau Kecil Sebagaimana Desa – Desa lain di wilayah

indonesia yang mempunyai iklim kemarau dan penghujan ( iklim tropis ) dan

pasang surut hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam

yang ada di desa pulau kecil.

Tabel 2.5 : Iklim68

Tahun

Kejadian Peristiwa Baik Peristiwa Buruk

1962 Pembukaan lahan untuk

pertanian tanam padi dan

68 Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018

Page 55: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

41

palawija

1991

Angin puting

beliung yang

menyebabkan 9 unit

rumah rusak berat

1991

Kunjungan Gubernur

Riau Saleh Djasit dalam

rangka meresmikan

perkumpulan kelompok

tani.

1991 – 2010

Masuknya Program

Pemerintah yaitu

Pemberian Raskin.

2008

Kebakaran Besar

yang mengakibatkan

172 rumah hangus

terbakar (111 KK )

2008

Kunjungan Gubernur

Rusli Zainal untuk

memberikan santunan

untuk korban kebakaran

2006 – 2010 Masuknya program desa

mandiri

2007 – 2010

Masuknya program

pemberdayaan

Masyarakat dari pusat

PNPM – PPK

Page 56: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

42

2007 – 2009 Bantuan langsung tunai (

BLT )

9. Keadaan sosial ekonomi penduduk

Jumlah Penduduk desa pulau kecil mempunyai jumlah penduduk 4.982

jiwa. Yang tersebar di 11 wilayah dusun 17 ruku warga dan 15 rukun tetangga,

dengan rincian sebagai berikut:

Jumlah penduduk69

Laki – laki = 2. 444 orang

Perempuan = 2. 538 orang

Total = 4. 982 orang

Kepala keluarga = 1.381 orang

Jumlah Penduduk menurut usia70

0 – 3 tahun = 125 orang

03 – 05 tahun = 134 orang

05 – 06 tahun = 64 orang

06 – 12 tahun = 74 orang

12 – 15 tahun = 120 orang

15 – 18 tahun = 348 orang

18 – 60 tahun = 3. 997 orang

10. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat desa pulau kecil adalah sebagai berikut:

Pra Sekolah

SD

SLTP

SLTA

D1 – 3 dan

69

Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018 70 Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018

Page 57: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

43

SERJANA

11. Mata Pencaharian Penduduk

Masyarakat Desa Pulau Kecil Bermata Pencaharian Sebagai Berikut :

Petani / Pekebun

Nelayan

Pedagang

Buruh

PNS

Polisi

TNI

12. Pola Penggunaan Tanah

Tanah didesa pulau kecil sebagian untuk perkebunan kelapa lokal dan

tanaman padi serta palawija dengan rincian sebagai berikut:

Sawah dan ladang 500 Hektar

Perkebunan Rakyat 4. 100 Hektar

Pekarangan 50 Hektar

Perumahan 100 Hektar

Sarana dan Prasarana Desa

Balai Desa

Jalan Kecamatan

Jalan Desa

Masjid

Dll71

71 Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018

Page 58: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

44

Gambar 2.172

SUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DESA PULAU

KECIL

STRUKTUR PEMERINTAHAN DESA PULAUKECIL

72 Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018

MUHAMMAD PAWIT KEPALA DESA

IRWAN JUFRI ILYAS SEKRETARIS DESA

NURLELA KEPALA URUSAN

PERENCANAAN DAN KEUANGAN

FATURRAHMAN KEPALA URUSAN UMUM

SUNINGSIH KEPALA SEKSI PEMERINTAHAN

ISMAIL KEPALA SEKSI PEMBANGUNAN DAN

KEMASYARAKATAN

EKO WIBOWO STAF URUSAN

PERENCANAAN DAN KEUANGAN

MUHADI KADUS MEKAR JAYA

H.M. SYARIFUDDIN,HS KADUS CAHAYA MUDA

MISKAN KADUS SUKA KARYA

SAERAN KADUS SIDOMULYO

A.R. ZAINAL ABIDIN KADUS TUAH SAKTI

PAHERAN, S.H KADUS LAMBANG SARI

SAMSUDIN KADUS MAKMUR

MISNANDI KADUS SIDO RUKUN

H. RUSTAM KADUS SUKOREJO

TARMIZI KADUS TANI MAJU

H. JUMLI KADUS SINAR JAYA

Page 59: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

45

Gambar 2.2

STRUKTUR KELEMBAGAAN BPD73

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Pulau Kecil

73 Dukumen Desa Pulau Kecil, 2018

H. SARING Ketua

ROYANI

Wakil Ketua

ABDUL GANI Sekretaris

HABIB Anggota

MUHYIN Anggota

Page 60: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

46

BAB III

BENTUK KENAKALAN ANAK DAN ANALISIS FAKTOR PENYEBAB

KENAKALAN ANAK DI DESA PULAU KECIL KECAMATAN RETEH

KABUPATEN INDRAGIRI HILIR RIAU

A. Bentuk kenakalan anak di Desa Pulau kecil Kecamatan Reteh

Kabupaten Indragiri Hilir Riau

Kondisi kenakalan anak di Desa Pulau Kecil Kec. Reteh

sebagaimana hasil wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat dan

orangtua anak pada pembahasan perilaku anak yang sudah tidak baik.

Perilaku tersebut dilakukan anak meliputi beberapa kategori kenakalan itu

sendiri. Dengan demikian berikut akan dijelaskan lebih banyak lagi tentang

bentuk kenakalan anak di Desa Pulau Kecil Kec. Reteh Kabupaten Indragiri

Hilir Riau.

1. Berkelahi

Anak berkelahi biasanya kebanyakan didorong oleh keinginan untuk

menonjolkan kehebatannya dan keberaniannya kepada anak lainnya, yang

menimbulkan para anak ini berkelahi.

Di Kota-kota besar sedang maraknya tauran antar suku, Desa-desa

bahkan antar pelajar yang seharusnya tidak terjadi. Hal ini disebabkan Karena

kegagalan proses kedewasaan diri dengan lingkungan bagaimana mengambil

tindakan secara bijak oleh para petinggi pemerintahan, begitu juga dikalangan

anak, remaja dan pelajar disebabkan oleh kegagalan para pendidik (orangtua,

guru, dan masyarakat) yang mengesampingkan atau jarang melihat aspek

moral sebagai patokan utama keberhasilan pendidikan.

Walaupun disetiap sekolah sering dengar slogan pendidikan

menciptakan ketakwaan berilmu dan terampil, namun dalm prakteknya

sehari-hari terlihat kegagalan semboyan tersebut. Tidak jauh beda dengan

tauran di Desa atau di pinggiran kota juga dikenal dengan tindakan kriminal

yang disebut dengan berkelahi. Sebagaiana yang diakukan oleh anak di Desa

Pulau kecil Kec. Reteh.

46

Page 61: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

47

Demikian keterangan diatas, maka dapat dikatakan bahwa perihal

berkelahi memang menjadi hal yang biasa dilakukan oleh semua anak, akan

tetapi hanya pada sebagian anak. Penyebab dari penyimpangan perilaku ini

adalah karena berkelahi ataupun tawuran , kurangnya rasa tenggang rasa

sesama anak dalam menghadapi masalahnya sendiri.

2. Mencuri

Setiap orangtua pasti akan memberikan pelajaran kepada anak-

anaknya tentang pentingnya menjaga kejujuran dan jangan sampai mencuri.

Karena mencuri adalah perilaku buruk yang sulit untuk ditoleransi.

Lain lagi halnya dengan perilaku anak yang berbentuk mencuri.

Perbuatan mencuri yang dilakukan oleh anak di Desa Pulau Kecil Kec. Reteh

disebabkan oleh kurangnya pemahaman terhadap ajaran agama dan tidak

terpenuhinya kebutuhan anak selama masa perkembangan mereka akibat

rendahnya taraf ekonomi keluarga.

Hasil Wawancara dengan Orangtua anak, Ibu Nur Laila yang

mengatakan bahwa:

“[K]etika saya mengetahui anak saya yang masih kecil mencuri,

walaupun benda yang dicuri itu tidak berguna baginya. padahal semua

kebutuhannya sudah saya penuhi. perilaku anak saya yang seperti ini

membuat saya menjadi khawatir karna saya takut ini akan menjadi

kebiasaan buruk baginya”.74

Ketika semua kebutuhan anak sudah terpenuhi tetapi anak masih saja

mencuri, maka mungkin anak belum tahu kalau mencuri adalah tindakan

yang tidak baik. Anak juga mungkin mencuri benda yang tidak berguna

baginya karena anak tidak bisa mengendalikan dirinya. Maka biasanya anak

bisa mencuri segala hal yang menarik perhatiannya dan ada di depan

matanya. karena ia hanya ingin bersenang-senang. Ia hanya ingin tahu apa

rasanya memiliki barang tanpa harus bayar. Sekilas, tindakan buruk itu

memberikan sensasi yang menyenangkan bagi si anak.

74

Orangtua, Nur Laila, Wawancara dengan penulis, 11 Januari 2019, Desa Pulau Kecil,

Kec. Reteh.

Page 62: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

48

Dari wawancara yang dilakukan, Sebagai Orangtua kita harus

memberikan pengertian terhadap anak bahwa mencuri adalah tindakan

kriminal. Ia tidak hanya bisa kehilangan kepercayaan orang tuanya tetapi

juga bisa kehilangan teman-temannya di sekolah dan di rumah.

Penyebab anak yang suka mencuri karena:

a. Meniru perilaku lingkungan

b. Didesak oleh kuatnya keinginan

c. Iseng terhadap teman

d. Anak belum memahami batas hak memiliki.

Cara Mengatasi anak yang suka mencuri:

a. Dengan memberikan kesadaran secara terus-menerus kepada anak bahwa

mencuri adalah perbuatan yang sangat buruk.

b. Dengan mengajak sang anak untuk berbicara bersama. Lebih bagus lagi

dilakukan secara empat mata, hal ini mengesankan bahwa orangtua

melindungi sang anak agar tidak malu.

c. Dengan mengajak anak duduk berdua saja dengan sang anak melalui

beberapa tahap, antara lain:

1) Pertemuan dilakukan dengan cara agak santai dalam arti kita tidak

perlu menunjukkan wajah yang tegang atau seolah-olah kecewa berat

akan perbuatan sang anak. Kemudian sang anak ditanya maksud dan

tujuannya mencuri pasti dilihat oleh Allah SWT. Apabila ada

perubahan yang positif, maka tidak perlu dilakukan pertemuan kedua.

2) Jika kejadiannya terulang lagi, maka perlu dilakukan pertemuan kedua.

Dalam pertemuan kali ini kita tidak perlu menunjukkan wajah yang

serius. Pertanyaan awal yang diajukan adalah kenapa perbuatan

tersebut bisa diulang kemudian menegaskan kembali sebagaimana

pada tahap pertama.

Page 63: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

49

3. Berbohong

Tidak ada satupun manusia didunia ini yang suka dibohongi, masih

saja ada orang yang suka berbohong kepada orang lain. Apakah ia lupa

bagaimana rasanya jika orang lain berbohong kepadanya. Demikian pula

Orangtua yang anaknya mempunyai kebiasaan baru yakni suka berbohong.

Tentu kita tidak menginginkannya.

Berbohong merupakan jenis kenakalan yang sering dilakukan oleh

anak di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau

baik dosa yang sepele maupun yang tergolong berat. Alasan anak berbohong

adalah untuk menutupi kesalahannya supaya tidak di hukum oleh

orangtuanya.

Kebohongan yang dilakukan oleh anak adalah suatu hal yang tidak

baik dan sebuah tanda penting bahwa kecakapan kognitif yang lain juga

berkembang. Akan tetapi jika anak selalu berbohong terus-menerus maka

akan merusak kemampuan anak untuk menjalani kehidupan sehari-hari.

Sebagaimana hasil wawancara dengan Jumratul Hasanah, S.kom diperolah

suatu komentar yang menyatakan bahwa:

[K]ebohongan yang dilakukan oleh anak-anak jarang sekali

menyebabkan permasalahan. Dalam beberapa kasus, kebohongan yang

parah dapat membawa masalah, jika mereka melakukan hal tersebut

bersamaan dengan beberapa perilaku lain yang tidak semestinya. Penting

juga untuk mengingat bahwa banyak dari orang dewasa yang berbohong.

Terkadang untuk kebaikan, misalnya berbohong untuk menjaga perasaan

orang lain. Akan tetapi berbohong seperti ini tidak boleh terjadi terus

menerus karna akan merusak kemampuan anak untuk menjalani

kehidupan sehari-harinya.75

Penyebab anak yang suka berbohong biasanya karena:

1) Meniru Orangtua

2) Orangtua yang tidak kenal kompromi

3) Anak suka berimajinasi

4) Untuk menutupi kekurangan atau ingin dipuji

75

Jumratul Hasanah, Wawancara Pada 12 Januari 2019, Desa Pulau Kecil, Kec. Reteh.

Page 64: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

50

Dari wawancara yang dilakukan, ketika berbohong merupakan bagian

dari perkembangan anak yang normal, Orangtua dan guru dapat membantu

anak-anak dalam megungkap kebenaran yaitu dengan memberi hukuman yang

berat atau berlebihan, memberikan pemahaman bahwa berbohong itu sangat

membahayakan karena berbohong dapat berdampak pada orang lain, dan

bagaimana perasaan mereka ketika mereka berbohong, dan orangtua dapat

memberikan aspek positif ketika mereka berkata jujur. Anak-anak yang masih

muda cenderung untuk memadukan kehidupan nyata dan imajinasi, sementara

anak-anak yang lebih dewasa dan orang dewasa sering kali memiliki argument

yang berbeda satu sama lain.

Cara mengatasi anak yang suka berbohong:

1. Orangtua hendaknya merubah sikapnya terhadap anak

2. Orangtua hendaknya menasehati anaknya untuk membedakan antara

Imajinasi dengan kenyataan

3. Orangtua harus menyediakan diri untuk sering Berdialog dengan

anaknya.

4. Orangtua juga perlu memberikan tentang pentingnya kejujuran

4. Berbicara Tidak Sopan

Kepolosan anak-anak terkadang membuat orang lain tersinggung

karena ia berkata tidak sopan atau dianggap mengejek. Sebagaimana hasil

wawancara dengan Orang tua Ibu Siti Fatimah, yang mengatakan bahwa:

[T]erkadang memang anak-anak itu kerap membuat kita malu dan tidak

bisa mengontrol apa yang dikatakan, mengucapkan apa yang seharusnya

tidak boleh diucap oleh anak itu. Sebagai orang tua saya sudah sering

malu akan perkataan anak saya sendiri, anak saya ini kerap berkata kasar,

berkomentar tentang fisik orang lain.76

Dari wawancara yang dilakukan dapat kita simpulkan bahwa sebagai

orangtua Kita memang tidak selalu bisa mengontrol apa yang dikatakan

anak. Namun kita bisa mengendalikan apa yang diucapkan.

76

Orang tua, Siti Fatimah, Wawancara Pada 14 Januari 2019, Desa Pulau Keci, Kec.

Reteh.

Page 65: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

51

B. Analisis Faktor Penyebab kenakalan Anak di Desa Pulau Kecil

Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau

Kenakalan Anak disebabkan oleh beberapa Faktor antara lain adalah:

Keadaan lingkungan, kemudian pendidikan agama yang kurang intensif dan

kurangnya pengawasan dari orang tua, sehingga mengakibatkan anak

mempunyai kesempatan-kesempatan melakukan hal-hal yang dilarang dalam

agama dan menyebabkan terjadinya kenakalan-kenakalan tersebut.

Berdasarkan paparan diatas, dapat diketahui bahwa Tiga faktor diatas

memberikan peluang yang besar timbulnya kenakalan anak dan berikut

penjelasannya:

1. Keadaan lingkungan yang buruk

Maksud dari pengaruh lingkungan adalah karena lingkungan di

sekitar anak banyak yang suka berkelahi, mencuri, berbohong, berbicara

tidak sopan terhadap orang yang lebih tua dan sudah sangat

mengkhawatirkan sebagaimana yang telah disampaikan oleh bapak

Tarmidzi, Tokoh masyarakat yang mengatakan:

[A]pabila dilihat dari sudut sosial kenakalan anak di Desa Pulau Kecil

sangat mengkhawatirkan karena kenakalan tersebut mempunyai

dampak negatif bagi masa depan mereka, dan masyarakat pada

umumnya melihat hal-hal tersebut itu biasa. Mereka menganggap

bahwa berkelahi, mencuri, berbohong, berbicara tidak sopan adalah

perbuatan biasa apabila pelakunya masih anak-anak. Padahal perilaku

inilah yang nanti akan merugikan masyarakat, orang tua, dan diri anak

itu sendiri77

Kondisi lingkungan sosial menjadi penyebab kenakalan anak

karena lingkungan sekitar tidak baik maka anak tersebut juga menjadi

tidak baik, dan mempunyai perilaku yang tidak baik pula. Karena

perkembangan anak dipengaruhi oleh lingkungan. Setelah penulis

Observasi di Desa Pulau Kecil ternyata benar memang terdapat beberapa

anak melakukan perbuatan seperti suka berkelahi, mencuri, berbohong,

77

Orangtua, Tarmidzi,, wawancara dengan penulis, 13 Januari 2019, Desa Pulau Kecil

Kecamatan Reteh.

Page 66: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

52

berbicara tidak sopan terhadap orang yang lebih tua, sementara masyarakat

dan orang tua tidak member teguran atas perbuatan tersebut.78

Berdasarkan temuan diatas, dapat diketahui bahwa kenakalan anak

di Desa Pulau Kecil ini sangat mengkhawatirkan karena kenakalan

tersebut mempunyai dampak negatif bagi masa depan mereka,

masyarakat,orang tua, sementara itu perilaku anak itu sendiri tidak

mendapat tindakan hukum. Pengamatan penulis di Desa Pulau Kecil

dimana menemukan penyebab kenakalan anak adalah:

a. Lancarnya Transportasi penyebab terjadinya kenakalan anak karena

bisa bertemu dimana saja dengan teman-temannya.

b. Pengaruh Tekhnologi informasi yang disalahgunakan penyebab

terjadinya kenakalan anak karena dapat informasi apa saja dari teman.

c. Pengaruh Teman sebaya sangat besar karena melihat teman-temannya

seperti itu maka timbullah rasa penasaran dan ingin mencoba.79

Wawancara penulis dengan Tanni, Penjaga warnet alifianet di Desa

Pulau Kecil yang mengatakan bahwa:

[K]ondisi tekhnologi informasi menjadi penyebab terjadinya kenakalan

anak di Desa Pulau kecil. Dari sana mereka dapat saling memberitahu

mengenai perbuatan yang mereka ingin lakukan. Penyebab lain karena

kondisi transportasi penyebab terjadi kenakalan anak di Desa Pulau

Kecil, disamping teman sebaya juga menjadi penyebab terjadinya

kenakalan anak di Desa Pulau Kecil.80

Lancarnya Informasi dan transportasi menjadi penyebab terjadinya

kenakalan anak karena adanya informasi dan transportasi tersebut anak

bisa melakukan apa saja yang dia inginkan. Pengaruh teman sebaya sangat

besar pengaruhnya sehingga menyebabkan terjadinya kenakalan anak

misalnya mencuri untuk kepentingan bersama, ketika sedang berkumpul

apabila ada acara dan keramaian lainnya, apabila salah satu teman dari

78 Observasi, Penulis, 14 januari 2019, Desa Pulau Kecil, Kec. Reteh. 79

Observasi Penulis, 16 Januari 2019, Desa Pulau Kecil, Kec. Reteh. 80

Tanni, Penjaga Warnet Alifia Net, Wawancara dengan Penulis, 17 Januari 2019, Desa

Pulau Kecil, Kec Reteh.

Page 67: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

53

mereka tidak mau diajak bekerja sama maka dia akan dikucilkan oleh

teman-temannya. Karena itulah akhirnya terdorong jiwanya untuk

melakukan perbuatan tersebut.

2. Kurangnya Pendidikan Agama

Setiap keluarga mempunyai peranan dan fungsi yang utama di

dalam mengasuh anak. Segala norma-norma yang berlaku didalam

lingkungan masyarakat dan budaya dapat diteruskan oleh orangtua kepada

anaknya yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat itu sendiri.

Melalui pendidikan norma/etika, sopan santun dan agama kepada anak,

maka anak akan nantinya menjadi generasi yang tangguh dan pandai

dalam menghadapi segala macam bentuk kesulitan atau permasalahan

hidup.

Seorang anak harus bisa mencontoh sikap dan perilaku

orangtuanya. guna dijadikan pedoman hidupnya dimasa mendatang,

terutama saat anak mulai menginjak usia dewasa. Pendidikan agama

selayaknya diberikan secara intensif dan sungguh-sungguh kepada anak

sejak dini hingga dewasa. Jika kurang maka akan menimbulkan pribadi-

pribadi yang buruk, seperti apa yang disampaikan oleh Darwis, Salah satu

tokoh Masyarakat:

[P]engaruh yang paling besar pada perilaku anak saat ini diantaranya

kurang pendidikan agama pada si anak, lingkungan yang tidak sesuai

dengan norma hukum dan kurangnya perhatian orangtua dan diperburuk

lagi karena dipengaruhi siaran televisi yang tidak mendidik.81

Mendidik tentang Syari’at islam adalah wajib, karena pada masa

anak-anak, dimana si anak boleh dikatakan belum mempunyai kemauan

baik selain kemauan sendiri, dia didik dengan menggugah kemuannya

dengan melalui contoh-contoh dan latihan-latihan. Dengan cara ini

dimaksudkan agar anak memili kemauan dari dirinya sendiri. Sehigga

setelah tumbuh dewasa tinggal mengamalkannya. Wawancara dengan

Bunga Tang, salah satu orangtua, yang mengatakan bahwa:

81

Darwis, Tokoh Masyarakat, Wawancara dengan Penulis, 18 Januari 2019, Desa Pulau

Kecil, Kec. Reteh.

Page 68: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

54

[S]aya ini hanya tamatan Sekolah dasar (SD), sehingga masalah

pendidikan anak-anak dilakukan apa adanya, kami kurang mengerti

bagaimana mendidik akhlak anak kami secara benar sesuai tuntunan

ajaran agama islam.82

Agama sangat memperhatikan secara khusus terhadap anak, agama

mewajibkan kepada setiap muslim untuk mendidik anak-anaknya agar

mempelajari agama sedini mungkin. Begitu juga dengan ilmu pengetahuan

yang lainnya yang tidaklah kalah pentingnya juga agar menambah ilmu

pengetahuan pada anak.

3. Kurang Perhatian Orangtua

Pengaruh pendidikan keluarga menjadi penyebab terjadinya

kenakalan anak di Desa Pulau Kecil Kec, Reteh karena kurangnya

pendidikan dalam keluarga dan kurangnya Nasehat dari orangtua membuat

anak melakukan kenakalan dan kebebasan dalam pergaulan dengan teman-

temannya.

Wawancara dengan Baharuddin, Orang Tua anak di Desa Pulau

Kecil, Kec Reteh diperoleh suatu komentar yang menyatakan bahwa:

[S]aya sebagai petani memang kurang sekali dalam memperhatikan

terhadap perkembangan akhlak anak-anak di rumah, sebab dengan

berangkat pagi pulang sore banyak waktu untuk bekerja, sementara

perhatian untuk anak-anak dirumah sangatlah kurang sekali, inilah yang

menjadi kendala dan permasalahan pendidikan akhlak bagi anak-anak

dirumah.83

Pengaruh Ekonomi juga menjadi penyebab terjadinya kenakalan

anak di Desa Pulau Kecil Kec. Reteh karena diberikan uang saku yang

kurang menurut si anak sehingga anak terkadang melakukan hal-hal yang

tidak baik seperti mencuri dan memalak temannya hanya untuk memenuhi

kebutuhan si anak tersebut.

Hasil Wawancara dengan Usman Yamil, Anak di Desa Pulau Kecil

diperoleh suatu komentar yang menyatakan bahwa:

82

Oragtua, Bunga Tang, Wawancara dengan penulis, 18 Januari 2019, Desa Pulau Kecil,

Kec Reteh. 83

Orang Tua, Baharuddin, Wawancara Pada 19 Januari 2019, Desa Pulau Kecil, Kec

Reteh.

Page 69: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

55

[M]emang orangtuaku setiap hari bekerja didarat terus, itupun kalo

ketemu bapak cuman malam sama hari jum’at aja. Setiap harilah dikasi

uang dan juga bapak tidak pernah nanya uang nya aku belikan apa? jadi

terserah aku uangnya mau aku pake untuk apa.84

Dengan kondisi seperti ini membuat orang tua jarang memantau

perkembangan sehari-hari anaknya dirumah, sementara anaknya diberikan

uang untuk memenuhi kebutuhan tanpa ditanya dibelikan kemana uang yang

dikasih tadi.

Berdasarkan hasil dari wawancara dan observasi diatas, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa, kesibukan orangtua banyak sebagai pekerja

petani/pekebun sangat kurang dalam memberikan perhatian dan pembinaan

kepada anak-anak dirumah.

84

Anak, Usman Yamil, Wawancara Pada, 20 Januari 2019, Desa Pulau kecil, Kec.Reteh.

Page 70: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

56

BAB IV

UPAYA ORANG TUA DALAM MENGHADAPI KENAKALAN ANAK

DI DESA PULAU KECIL KECAMATAN RETEH KABUPATEN

INDRAGIRI HILIR RIAU

A. Upaya Orangtua dalam Menghadapi kenakalan anak di Desa Pulau

Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Idragiri Hilir, Riau.

Betapa bahagianya para Orangtua apabila anaknya menginjak usia

sekolah dapat bersekolah dengan baik, bisa bangun dipagi hari, tidak

bermasalah dengan teman-temannya, rajin belajar, sopan, dan lain-lain.

Apabila anak tumbuh dan berkembang tidak sesuai dengan yang

diinginkan, misalnya: Rewel, suka memberontak, membangkang dan

sebagainya. Orangtua sering kali bingung cara mengatasinya. Ketika

Orangtua menasehati anaknya tetapi tidak perubahan yang mendasar yang

terjadi pada anaknya, kadang orangtua malah bertindak dengan menghukum

anaknya atau memarahi anaknya. Didalam mengatasi anak yang bermasalah,

apakah dibenarkan melalui cara seperti memarahi anak, mengurung anak,

atau bahkan memukulinya. Sudah tentu, cara tersebut tidak dibenarkan.

Ada Tiga prasyarat yang harus dipenuhi orangtua agar dapat mengatasi

anaknya yang sedang bermasalah secara efektif, yakni:

1. Bersikap Tenang

Orangtua biasanya panik atau bahkan kebingungan ketika mengetahui

anaknya ternyata bermasalah. Orangtua tidak menyangka kalau akan ada

kejadian yang tidak diinginkan menimpa anaknya. Disinilah dibutuhkan

ketenangan agar dapat mengurangi masalah dengan baik dan mencari jalan

keluarnya.

2. Berbuat Sepenuh Kasih dan Sayang

Hal yang paling penting dalam mengatasi anak yang bermasalah adalah

berbuat sepenuh kasih dan sayang. Rasa kasih dan sayang ini hendaknya

mendasari setiap langkah yang ditempuh orangtua dalam mengatasi

anaknya yang bermasalah.

56

Page 71: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

57

3. Memahami Anak Sebagai Pribadi yang Berkembang

Maksudnya adalah setiap anak mempunyai tahapan demi tahapan dalam

berkembang. Tahapan perkembangan anak sangat berbeda dengan cara

berpikir dan memahami segala sesuatu yang dimiliki orangtuanya. Jika

memang Orangtuanya menghendaki anaknya melakukan apa yag menjadi

harapannya, hendaknya disesuaikan dengan tahapan perkembangan

anaknya.

Upaya Orangtua dalam menghadapi kenakalan anak di Desa Pulau

Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir Riau dapat dilakukan

dengan cara:

a. Menasehati Anak tentang Agama

Orangtua menasehati anak agar berperilaku baik. Salah satu jalan untuk

mengatasi perilaku anak yang tidak terpuji adalah dengan melalui

pembinaan Agama, baik itu pembinaan agama di keluarga, di sekolah,

maupun di Anak. Pembinaan agama merupakan fundament yang sangat

ampuh dalam menghadapi segala keinginan dan dorongan yang timbul dari

anak itu. Musimin, orangtua yang mengatakan”

[N]asehat yang diberikan kepada anak biasanya terkait pendidikan

perilaku anak kami di Desa Pulau kecil, seperti perlunya memiliki

perilaku dan kepribadian yang baik bagi anak dan juga mampu

memberikan motivasi kepada anak untuk meningkatkan pengenalan

agama Islam yang baik.85

Pengamatan Penulis juga menemukan bahwa salah satu orangtua

telah memberikan nasihat kepada anak agar aktif dalam kegiatan agama

seperti pengajian Al-Qur’an dan shalat berjamaah.86

Wawancara Penulis dengan M.Said, Salah satu orangtua yang

mengatakan: “[S]aya sering memberikan nasehat kepada anak dan

menganjurkan istri saya untuk melakukan hal yang sama. Nasehat yang

diberikan seperti rajin mengamalkan ajaran agama, mengaji Al-Qur’an dan

shalat berjamaah.”87

85

Orang tua, Muslimin, Wawancara dengan penulis, 21 Januari 2019, Desa Pulau kecil,

Kec. Reteh. 86

Observasi Penulis, 21 Januari 2019, Desa Pulau Kecil, Kec. Reteh 87

Orang tua, M.Said, Wawancara dengan penulis, 21 Januari 2019, Desa Pulau kecil,

Kec. Reteh.

Page 72: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

58

Mendidik perilaku anak bermasalah dapat menciptakan hati yang

ampuh sehingga memperkokoh kehidupan dalam berbuat yang wajar, Maka

oleh karena itu anak harus diberikan pembinaan agama.

Dapatlah dipahami bahwa mendidik perilaku anak bermasalah

dengan pembiasaan dilakukan dengan berperilaku yang baik dan

menjauhkan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan dirinya dan orang

lain hendaknya ditanamkan sejak masih kecil . Sebab masa kecil merupakan

masa yang baik untuk menerapkan ilmu pengetahuan, sebab kalau sudah

tertanam dihati sanubari anak, pada masa dewasa nanti tidak akan mudah

terpengaruhi oleh hal-hal atau orang yang tidak pernah mendapatkan

pembinaan agama Islam. Sehingga mereka tidak mudah terpengaruh hal

yang tidak baik, karena mereka mempunyai dasar-dasar yang baik.

Berdasarkan temuan diatas dapat diketahui bahwa sudah ada

pendekatan yang nyata dilakukan orangtua selama ini di Desa Pulau Kecil

Kecamatan Reteh terhadap anak-anak dengan cara menunjukan perilaku

yang dapat di contoh, membekali anak dengan ilmu agama dengan belajar

dilembaga pendidikan agama serta memberi nasehat kepada anak jika

berbuat salah dalam pandangan agama dan berusaha memperbaiki kesalahan

tersebut dimasa yang akan datang.

b. Membiasakan Anak berperilaku Baik

Umumnya lingkungan keluarga dan masyarakat mampu memberikan

pengalaman yang baik bagi perkembangan anak.

c. Mengajak Anak beribadah dan Beramal

Dalam mencapai apa yang hendak diinginkan, maka setiap orang harus

mempunyai kecenderungan dalam hati, setiap pekerjaan harus diiringi

dengan minat atau niat yang tinggi agar apa yang dikerjakan atau apa yang

di cita-citakan akan mudah tercapai dengan hasil yang optimal.

Wawancara dengan H. Daud, orang tua yang mengatakan:

[S]aya sekarang tidak kesulitan dalam mendidik anak saya untuk

melaksanakan shalat. Anak-anak sudah bisa membedakan waktu

Page 73: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

59

beribadah dan bermain. Terkadang anak-anak diajak sholat berjamaah,

padahal dahulunya tidak demikian.

Pengamatan penulis, dimana Orangtua mudah dalam mendidik anak

untuk mengajak shalat dimana mereka sudah bisa membedakan waktu

bermain dan waktu untuk sholat berjamaah.88

Setiap perbutan, termasuk perbuatan belajar didorong oleh motivasi.

Motivasi bisa menjadi pendorong atau merupakan suatu tenaga yang berada

pada diri individu atau anak yang mendorongnya untuk berbuat mencapai

suatu tujuan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka hasil dari upaya orangtua

dalam pembinaan anak adalah rajinnya anak melaksanakan ibadah seperti

shalat. Kalau perilaku anak yang tidak terpuji tidak diatasi sedini mungkin

maka ketentraman umum sulit utuk diatasi dan akan menghancurkan masa

depan anak itu sendiri juga bagi nusa dan bangsa. Masalah perilaku anak

yang tidak terpuji memang sulit untuk diatasi apalagi jika kenakalan

tersebut telah merajalela, hal ini dapat dirasakan oleh semua pihak. Oleh

sebab itu usaha dalam memperbaiki perilaku anak harus dilakukan agar

generasi yang akan datang dapat diselamatkan.

d. Mengarahkan Anak Untuk Belajar Agama

Keberadaan lembaga pendidikan agama, seperti halnya madrasah dan

pesantren sangat diperlukan bagi setiap umat islam. Tujuan pendidikan

dilembaga ini adalah untuk menciptakan generasi-generasi Islam yang

memahami ajaran islam sesuai dengan apa yang diajarkan Rasulullah

SAW.

Berdasarkan Observasi yang dilakukan di Rumah Bapak MY di

Desa Pulau kecil, Informan berusia 45 Tahun merupakan orangtua anak-

anak di lingkungan jalan utama RT 002 RW 001 Desa pulau kecil, ketika

berkunjung informan tidak tampak canggung, dan ramah. Informan juga

selalu menunjukkan ekspresi senang dan bersemangat menceritakan

88

Observasi penulis, 21 Januari 2019, Desa Pulau kecil, Kec. Reteh

Page 74: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

60

seputar peran ataupun upaya orangtua dalam menghadapi kenakalan anak

yang ada di lingkungannya.

Dari hasil observasi penulis, kenakalan anak terjadi karena

kurangnya kasih sayang orangtua, kurangnya pengawasan dari orangtua,

pergaulan dengan teman yang tidak sebaya, dasar-dasar agama yang

kurang, kebebasan yang berlebihan, masalah yang dipendam.89

Wawancara Penulis dengan Bapak MY yang mengatakan bahwa:

[P]eranan orangtua dalam keluarga sangat penting. Zaman terus

berkembang maju tantangan makin berat dan makin maju pula. Saya

sebagai orangtua harus mengikuti zaman, menguasai semampunya

untuk membantu anak-anak meniti kehidupan dijalan yang baik dan

benar. Saya selalu berusaha berkomunikasi dan saling terbuka agar

saya dapat memberikan zona aman dari berbagai bahaya yang

mengancam hidup dan kebahagiaan keluarga saya.90

Untuk mengatasi masalah kenakalan anak di Desa Pulau kecil

Kec.Reteh orang tua melakukan berbagai cara antara lain:

a. Memberikan perhatian dan Pendidikan Nilai dalam Keluarga

Perhatian dan pendidikan nilai dalam keluarga tentunya sangat

penting tak ternilai harganya. Dalam keluarga juga ditanamkan nilai-nilai

yang mengarahkan seseorang untuk berbuat sesuai dengan nilai dan norma

yang berlaku dalam masyarakat. Dalam hal ini orangtua memegang

peranan terpenting dalam menanamkan nilai-nilai tersebut. Akan tetapi

dalam hal tertentu perhatian dari kasih sayang tidak semestinya diberikan

apabila seorang anak melakukan hal-hal yang menyimpang. Hal tersebut

akan menjadikan seorang anak menjadi tidak bertanggung jawab atas

perbuatannya.

b. Memberikan Pendidikan Moral dan Agama

Para orangtua pada umumnya sudah menanamkan pendidikan

moral dan agama dalam keluarga. Bagi mereka pendidikan agama dalam

keluarga sangat penting. Landasan hidup beragama merupakan salah satu

89

Observasi penulis, 21 Januari 2019, Desa Pulau kecil, Kec. Reteh. 90

MY, Wawancara Pada 22 Januari 2019, RT 002 RW OO1 Desa pulau kecil, Kec.

Reteh.

Page 75: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

61

faktor yang dapat menjamin karakter kepribadian seseorang. Akan tetapi

meskipun orang tua sudah menjalankan kewajiban sebagai umat beragama,

tak jarang anak mereka menolak hal-hal tersebut. Pengaruh komunikasi

dan transportasi yang begitu cepat mengakibatkan anak-anak lebih senang

mencari kesenangan diluar dari pada menjalankan nilai-nilai kehidupan

sebagai umat beragama.

c. Mengontrol dan mengendalikan Relasi dan pola pergaulan anak.

Mengontrol atau mengawasi pola pergaulan anak merupakan salah

satu upaya yang dilakukan oleh orangtua untuk mengatasi kenakalan anak

yang terjadi di Desa Pulau kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri

Hilir, Riau. Namun pengaruh arus komunikasi dan transportasi yang

semakin terbuka membuat hal ini sulit dilakukan karena keterbatasan

orang tua.

d. Menjalin komunikasi yang baik antara orang tua dan anak

Komunikasi merupakan hal terpenting dalam sebuah keluarga.

Dengan adanya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak maka

segala sesuatu dapat pula dikomunikasikan dengan baik. Dalam penelitian

yang dilakukan peneliti di Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten

Indragiri Hilir, Riau. peneliti melakukan komunikasi yang beku antara

orangtua dan anak. Seharusnya orangtua terbuka terhadap anak begitu juga

sebaliknya, sehingga tidak terjadi mis komunikasi antar orangtua dan anak.

e. Menciptakan suasana keluarga yang harmonis dan nyaman

Kekurangan dan keterbatasan tidak menjadi alasan para orangtua di

Desa Pulau kecil, Kec. Reteh untuk berusaha menciptakan keluarga yang

harmonis dan nyaman. Hal tersebut selalu mereka upayakan, namun sangat

disayangkan bahwa perilaku anak sekarang cenderung bersifat serba

instan. Orangtua kurang menanamkan jiwa kerja keras kepada anak-

anaknya sehingga segala sesuatu yang mereka inginkan selalu dipenuhi

dengan cepat. Dengan begitu mereka (anak) selalu menginginkan hal-hal

yang serba praktis, cepat, dan instan tanpa berupaya bekerja keras untuk

meraihnya.

Page 76: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

62

Menurut Penulis Upaya orangtua dalam menghadapi kenakalan anak yaitu:

1) Perlu adanya kasih sayang dan perhatian dari orangtua dalam hal

apapun.

2) Adanya pengawasan dari orangtua yang tidak mengekang, Contohnya:

orangtua boleh saja membiarkan anak melakukan apa saja yang masih

sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan orangtua anak tersebut

telah melewati batas yang sewajarnya, orangtua perlu memberitahu

anaknya dampak dan akibat yang harus ditanggungnya apabila anak

terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.

3) Biarkan dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur

2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila membiarkan anak

bergaul dengan teman main yang tidak sebaya dengannya, yang gaya

hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup

yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.

4) Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat

anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.

5) Perlunya pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti

beribadah

6) Orangtua harus menjadi tempat curhat yang nyaman untuk anaknya,

sehingga orangtua dapat membimbing anaknya ketika ia sedang

menghadapi masalah.

Menurut Penulis Adapun berikut ini kiat-kiat yang dapat dilakukan oleh

orangtua atau pendidik untuk mengembangkan kepribadian dan kreativitas anak

dalam mengatasi kenakalan anak, yaitu:

1. Bentuklah pengalaman belajar sesuai rasa ingin tahu alamiah anak, dengan

menghadapkan masalah-masalah yang relevan dengan kebutuhan, tujuan,

dan minat anak.

2. Perkenankanlah anak untuk ikut serta dalam menyusun dan merencanakan

kegiatan belajar.

Page 77: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

63

3. Berikanlah pengalaman dari kehidupan nyata yang menuntut peran sarta

secara aktif pada anak dan kembangkanlah kemampuan yang perlu untuk

itu.

4. Usahakan agar program belajar cukup luwes untuk mendorong siswa atau

anak didik melakukan penyelidikan, percobaan (eksperimental) dan

penemuan sendiri.

5. Bertindaklah lebih sebagai sumber belajar dari pada sebagai penyampai

informasi, serta jangan paksakan pengetahuabn yang belum siap diterima

anak.

6. Dorong dan hargailah inisiatif dan rasa ingin tahu anak terhadap sesuatu

7. Biarkan anak belajar dari kesalahannya dan menerima akibatnya. Tentu

saja selama tidak berbahaya dan membahayakan.

8. Hendaklah tidak lupa menghargai dan memuji usaha-usaha baik dari anak.

Penerapan cara-cara tersebut tentu saja akan dirasakan sangat penting,

apabila kita dapat memahami dunia anak yang diwujudkan oleh anak melalui

kenakalan anak pada dasarnya hanya untuk menunjukkan kepribadian dan

pengembangan kreativitas anak sebagai bentuk perhatian dan imajinasinya.91

B. Kendala Orangtua dalam menghadapi Kenakalan Anak di Desa Pulau

Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau

Anak adalah amanah yang diberikan Allah SWT bagi setiap orangtua,

maka dari itu anak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan

kasih sayang dalam memberikan pendidikan yang pertama kali akan diterima

anak melalui keluarganya. Berbagai cara dilakukan orangtua agar anak-anak

menjadi anak yang sholeh sholeha serta berguna bagi keluarga, agama,

masyarakat, dan bangsanya.

Setiap hari orangtua akan berusaha memberikan pendidikan kepada

anak-anaknya dengan berbagai macam cara dan metode yang tidak sama,

guna bertujuan untuk kebaikan anak. Segala sesuatu yang diberikan dan

diusahakan oleh para orangtua terhadap keluarganya masing-masing tentunya

tidak mutlak berjalan dengan baik dan lancar, pastinya ada saja hambatan

91

https://belajarpsikologi.com/kenakalan-anak-cara-mengatasi-kenakalan-anak/

Page 78: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

64

ataupun kendala yang akan dihadapi oleh para orangtua. Kendala-kendala

tersebut datang dari mana saja, baik yang datag dari orangtua itu sendiri

maupun dari anak.

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dapat diketahui

bahwa kendala yang dialami oleh keluarga dilingkungan pasar Desa Pulau

Kecil yang bersal dari orang tua yaitu karena kesibukan pekerjaan dari orang

tua tersebut yang berprofesi sebagai petani . Sebagian itu orang tua

menjadikan hal itu sebagai alasan mendasar sehingga tidak semua orang tua

memberikan bimbingan tentang kesopanan pada anaknya karena tidak bisa

membagi waktu dengan pekerjaannya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

penulis menujukan bahwa solusi yang dilakukan oleh keluarga yang tinggal

di lingkungan pasar Desa Pulau Kecil untuk menghadapi kendala tersebut

dengan cara bergantian menyempatkan waktu memberikan bimbingan kepada

anak, bila tidak sempat memberikan bimbingan pada anak maka orang tua

akan menyempatkan waktu untuk menyuruh, mengingatkan, memaksa dan

menasihati serta kadang memarahi agar anak tersebut tidak mengulanginya

lagi. Ada juga orangtua yang benar-benar tidak sempat meluangkan waktu

sehingga menyerahkan pendididkan agama anaknya kepada nenek anak

tersebut serta menyekolahkan di sekolah agama seperti di TPA. Hal yang

terpenting adalah orang tua sendiri harus bisa memberikan contoh suri

tauladan yang baik bagi anak dengan cara selalu bersikap lembut dan

berbicara yang sopan, agar anak juga dapat merasa mendapatkan figur yang

baik dari orang tuanya sendiri.

Page 79: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kenakalan anak adalah bentuk tingkah laku yang menyimpang dari norma-

norma agama dan sosial. Orangtua memiliki tanggung jawab untuk

mendidik, mengasuh, dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai

tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan

bermasyarakat. Sebagai orangtua pertama yang menjadi contoh panutan

seorang anak, maka orangtua wajib memberikan contoh dan juga mendidik

anaknya dengan baik dan benar yang nantinya akan menirukan apa yang

dilakukan ayah ibunya. Dalam mendidik anak, pada dasarnya ada banyak

peran dari orangtua, yang akan mempengaruhi pola pikir dan juga perilaku

dari seorang anak.

2. Bentuk Kenakalan Anak yang terjadi di Desa Pulau Kecil Kecamatan

Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau Adalah Suka Berkelahi, Berbohong,

Mencuri, dan Berbicara tidak Sopan. Faktor pendorong kenakalan Anak

itu telah dimiliki didalam dirinya yang telah menjadi potensi dasar setiap

manusia, keluarga dan lingkungan sekitarnya akan membawa anak kepada

sikap yang dilihat dalam keluarga dan masyarakat. sebagai Orangtua

hendaklah membekali diri dengan pengetahuan, tentang psikologi dan

seluk-beluk tingkah laku anak, tak terkecuali juga tentang masalah

kenakalan yang terjadi pada anak meliputi: Faktor-faktornya, ciri-ciri serta

hal-hal yang menjadi sebab kuat pemicu perilaku kenakalan tersebut.

Sehingga akan tepat pula penanganannya dan pencegahannya. Hal lain

yang cukup penting adalah tujuan pendidikan yang dicanangkan

sebelumnya tidak akan tercapai. Setiap perilaku yang Kenakalan Anak

tidak bisa dibiarkan begitu saja karena selain merugikan dirinya sendiri

juga dapat merugikan oranglain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

faktor penyebab kenakalan Anak adalah keadaan keluarga yang kurang

mengawasi dan kurang membimbing anaknya. Disamping itu faktor

65

Page 80: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

66

keadaan sekolah yang kurang menegakkan disiplin dan masyarakat yang

kurang perduli terhadap lingkungan sekitar menyebabkan kenakalan Anak.

3. Upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi bentuk kenakalan anak

terletak pada orangtua, sekolah, dan masyarakat, khususnya para pendidik

baik yang ada di keluarga (orangtua), sekolah (guru-guru dan para guru

pembimbing) maupun para pendidik di masyarakat, yakni para pemuka

agama dan tokoh masyarakat.

B. Saran

Setelah peneliti melakukan penelitian, menganalisis dan mengambil

kesimpulan, maka peneliti dapat mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi orangtua untuk lebih meningkatkan dan memperbanyak

komunikasi dan mengawasi anaknya saat anak berada di lingkungan

masyarakat.

2. Bagi masyarakat diharapkan adanya kepedulian terhadap lingkungan

anak dengan cara memberikan teladan yang baik bagi anak serta

memberikan teguran dan pengarahan serta hukuman yang tegas ketika

anak melakukan pelanggaran.

3. Bagi pihak sekolah diharapkan mampu menjadikan sekolah sebagai

rumah menyenangkan kedua bagi Anak selain di rumah, agar Anak

semangat untuk sekolah. Selain itu sekolah juga sebaiknya

menyediakan sarana dan prasana seperti lapangan olahraga, ruang

kesenian dan keterampilan agar para peserta didik dapat

mengembangkan bakat atau keterampilan mereka.

Karang taruna yang menaungi para Anak dapat mengajarkan keterampilan khusus

yang dapat meningkatkan kreatifitas Anak sehingga mereka

mempunyai kegiatan yang positif agar tidak melakukan tindak

kenakalan.

Page 81: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: PT. Karya Toha Putra

Abu Ahmadi, Psikologi Spesial, Jakarta: PT. Rineka Cipta

Agus Salim, 2008 Pengantar Sosiologi Mikro, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Alang, M. Sattu, 2005 Kesehatan Mental dan Terapi Islam cet. II;

Makassar:Berkah Utami

Atmasasmita,Romli.2007 Teori dan Kapita Selekta Kriminologi, Jakarta: PT

Rineka Cipta

Arifin H.M., 1996 Ilmu Pendidikan Islam cet. IV; Jakarta:Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi.2002 Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta

Daradjat,Zakiah.1995 Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolahcet. II;

Jakarta:Ruhama

Djamil, M. Nasir, 2013 Anak Bukan Untuk Dihukum, Jakarta, Sinar Grafika

Fathiyah, Kartika Nur, H.Muh. Farozindan,2004 Pemahaman Tingkah Laku, cet.

I; Jakarta: Rineka Cipta

Gunawan, Imam, 2013MetodePenelitian Kualitatif Teori dan Praktik,

Jakarta:Bumi Aksara

Hadi, Sutrisno. 2004 Metode Reseach, Yogyakarta: Andi Ofset

Hairuddin K. Enni, 2014, Membentuk Karakter Anak Dari Rumah, Jakarta: PT.

Elex Media Komputindo

Ibrahim, 2018, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta

Indrijati Herdina, M. Psi., dkk,2016 Psikologi Perkembangan dan

Pendidikan Anak Usia Dini Jakarta, Prenada Media Group

Imam Gunawan, 2013, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta,

Bumi Aksara

Iskandar,2009 Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gaung Persada

Page 82: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

Kartono,Kartini Patologi Sosial 2 Kenakalan Anak,2010Jakarta, Grafindo Persada

Kartono, Kartini,2003 Kenakalan remaja. Jakarta : PT Radja Grafindo Persada

Morissan, 2014, Metode Penelitian Survei, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group

Najafi,Ibnu Hasan dan Mohamed A. Khalfan,2006, Pendidikan dan Psikologi

Anak, Jakarta, Cahaya, 2006

Nashriana,2011 Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak Diindonesia, Jakarta, PT

RajaGafindoPersada

Nasution, S. 1999 Sosiologi Pendidikancet. II; Jakarta:Bumi Aksara

Razak, Nasaruddin.Dienul Islam cet. XX; Bandung: Almaarif, t. Th

Sayuti Una, 2014 Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Syariah Press

Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta

Sugiono, 2013Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Bandung:

Alfabeta.

Sochib, Muh. 1998Pola Asuh Orang Tua ;Untuk membantu Anak

Mengembangkan Disiplin Diricet I; Jakrta:Rineka Cipta

Soemanto,Wasty.1998Psikologi Pendidikan cet. IV; Jakarta: Rineka Cipta

Tim Penyusun, 2015 Panduan Penulisan Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi

Partowisastro H. Koestoer, 1983 Dinamika dalam Psikologi Pendidikan cet. I;

Jakarta:Erlangga

V.Wiratna Sujarweni, 2014, Metodologi Penelitian, Yogyakara: Pustakabarupress

Walgito, Bimo. 1980, Psikologi Sosial cet.V; Yogyakarta:Yayasan Penerbitan

Fakultas Psikologi UGM

http://www.database.depsos.go.id/

Http://www.digilib.uinsby.ac.id/

https://belajarpsikologi.com/kenakalan-anak-cara-mengatasi-kenakalan-anak/

Page 83: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Skripsi

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN ANAK DI DESA

PULAU KECIL KECAMATAN RETEH KABUPATEN INDRAGIRI

HILIR, RIAU

No JENIS DATA METODE SUMBER

DATA

1 Sejarah dan Geografis Desa Pulau

Kecil Kecamatan Reteh

Kabupaten Indragiri Hilir, Riau

- Observasi

- Dokumentasi

- Setting

- Dokemen Desa

Pulau Kecil

Kecamatan

Reteh Kabupaten

Indragiri Hilir,

Riau

2 Struktur Organisasi Pemerintah

Desa Pulau Kecil Kecamatan

Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,

Riau

- Dokumentasi - Dokemen Desa

Pulau Kecil

Kecamatan

Reteh

Kabupaten

Indragiri Hilir,

Riau

3 Keadaan Penduduk Desa Pulau

Kecil Kecamatan Reteh

Kabupaten Indragiri Hilir, Riau

- Wawancara

- Dokumentasi

- Kepala

Desa/Pengurus

Desa

- Dokemen Desa

Pulau Kecil

Kecamatan

Reteh

Kabupaten

Page 84: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

Indragiri Hilir,

Riau

4 Keadaan Sosial Desa Pulau Kecil

Kecamatan Reteh Kabupaten

Indragiri Hilir, Riau

- Observasi

- Wawancara

- Dokumentasi

- Setting

- Kepala

Desa/Pengurus

Desa

- Dokumen Desa

Pulau Kecil

Kecamatan

Reteh

Kabupaten

Indragiri Hilir,

Riau.

5 Keadaan Mata Pencaharian Desa

Pulau Kecil Kecamatan Reteh

Kabupaten Indragiri Hilir, Riau

- Dokumentasi - Setting

- Kepala

Desa/Pengurus

Desa

- Dokumen Desa

Pulau Kecil

Kecamatan

Reteh

Kabupaten

Indragiri Hilir,

Riau.

6 - Faktor Penyebab Kenakalan Anak

di Desa Pulau Kecil Kecamatan

Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,

Riau

- Bentuk Kenakalan Anak di Desa

Pulau Kecil Kecamatan Reteh

- Observasi

- Wawancara

- Dokumentasi

- Wawancara

dengan Anak

- Wawancara

dengan

Orangtua

- Wawancara

Page 85: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

Kabupaten Indragiri Hilir, Riau

- Upaya Orangtua dalam

Menghadapi Kenakalan anak di

Desa Pulau Kecil Kecamatan

Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,

Riau

dengan Tokoh

Masyarakat

A. Panduan Observasi

No Jenis Data Objek Observasi

1 Letak Geografis Desa Pulau Kecil Kecamatan

Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau

- Keadaan dan Letak

Geografis

2 Keadaan Sosial Desa Pulau Kecil Kecamatan

Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau

- Kehidupan Sehari-hari

masyarakat Desa Pulau

Kecil Kecamatan

Reteh Kabupaten

Indragiri Hilir, Riau

3 Keadaan Mata Pencaharian Desa Pulau Kecil

Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,

Riau

- Pekerjaan Masyarakat

Desa Pulau Kecil

Kecamatan Reteh

Kabupaten Indragiri

Hilir, Riau

4 Keadaan Masyarakat Desa Pulau Kecil

Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,

Riau

- Subjek

- Kehidupan sehari-hari

Masyarakat Desa Pulau

Kecil Kecamatan

Reteh Kabupaten

Indragiri Hilir, Riau

Page 86: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

B. Panduan Dokumentasi

No Jenis Data Sumber Data

1 Historis dan Geografis Desa Pulau Kecil

Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,

Riau

- Data Dokumentasi

Tetang Historis dan

Geografis

2 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Pulau

Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri

Hilir, Riau

- Data Dokumentasi

tentang Struktur

Organisasi

3 Keadaan Penduduk Desa Pulau Kecil

Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,

Riau

- Data Dokumentasi

tantang Keadaan

Penduduk

4 Keadaan Sosial Desa Pulau Kecil Kecamatan

Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, Riau

- Data Dokumentasi

Tentang Keadaan

Sosial

5 Keadaan Mata Pencaharian Desa Pulau Kecil

Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,

Riau

- Data Dokumentasi

Tentang Keadaan Mata

Pencaharian

6 Data Keadaan Masyarakat Desa Pulau Kecil

Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,

Riau

- Data Dokumentasi

tentang Keadaan

Masyarakat

Page 87: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

C. Butir-Butir Wawancara

No Jenis Data Jenis Data dan Substansi Wawancara

1 Historis dan Geografis Desa Pulau

Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten

Indragiri Hilir, Riau

Kepala/Pengurus Desa:

- Bisa dijelaskan Letak Geografis

Desa Pulau Kecil Kecamatan

Reteh Kabupaten Indragiri Hilir,

Riau?

- Bagaimana Sejarah Adanya Desa

Pulau Kecil Kecamatan Reteh

Kabupaten Indragiri Hilir, Riau?

- Bagaimana Perkembangannya

hingga saat ini?

2 Keadaan Penduduk Desa Pulau

Kecil Kecamatan Reteh Kabupaten

Indragiri Hilir, Riau

Kepala Desa/Pengurus Desa:

- Bagaimana Kondisi Masyarakat di

sini?

- Berapa jumlah Penduduk disini?

3 Kedaan Sosial Desa Pulau Kecil

Kecamatan Reteh Kabupaten

Indragiri Hilir, Riau

Kepala Desa/Pengurus Desa:

- Bagaimana bentuk Keagamaan

Masyarakat desa ini?

- Organisasi Sosial yang Aktif di

Desa ini?

- Kebudayaan yang dianut?

4 Keadaan Mata Pencaharian Desa

Pulau Kecil Kecamatan Reteh

Kabupaten Indragiri Hilir, Riau

Kepala Desa/Pengurus Desa:

- Apa Saja Mata Pencaharian

Masyarakat Desa Ini?

5 - Faktor Penyebab Terjadinya

Kenakalan Anak

- Respon Orangtua dan Masyarakat

Terhadap kasus Kenakalan Anak

Anak-anak:

- Apa yang menyebabkan adik

berbuat seperti itu sedangkan

kita sama-sama tahu bahwa

perbuatan tersebur

Page 88: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

merupakan perbuatan yang

tidak terpuji?

- Bagaimana Respon Orangtua

dan Masyarakat dalam kasus

kenakalan anak ini?

Masyarakat:

- Bagaimana Pendapat anda

tentang Maraknya Kenakalan

anak dibawah umur?

- Apa Respon Anda Ketika

Salah satu Anggota Keluarga

Anda Melakukan hal serupa?

6 Dampak/Akibat Kenakalan Anak

dalam Masyarakat

Masyarakat Desa Pulau Kecil:

- Apa Dampak dari Kenakalan

Anak di Desa Pulau Kecil?

Page 89: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …
Page 90: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

Wawancara dengan Anak yang bernama Yamil

Page 91: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

Wawancara dengan Orangtua Yamil

Page 92: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …

Wawancara dengan Masyarakat Sekitar

Wawancara dengan Salah satu masyarakat Desa Pulau Kecil

Page 93: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …
Page 94: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …
Page 95: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA MENGATASI …