upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar …

166
UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA C (RINGAN) KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF.DR.SRI SOEDEWI MASJCHUN SOFWAN,SH KOTA JAMBI SKRIPSI VELA MOLIDINA NIM. TPG.161982 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR

MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

TUNAGRAHITA C (RINGAN) KELAS IV DI SEKOLAH

LUAR BIASA PROF.DR.SRI SOEDEWI

MASJCHUN SOFWAN,SH

KOTA JAMBI

SKRIPSI

VELA MOLIDINA

NIM. TPG.161982

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 2: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

i

UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR

MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

TUNAGRAHITA C (RINGAN) KELAS IV DI SEKOLAH

LUAR BIASA PROF.DR.SRI SOEDEWI

MASJCHUN SOFWAN,SH

KOTA JAMBI

SKRIPSI

Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Strata satu (S1)

VELA MOLIDINA

NIM. TPG.161982

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 3: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

ii

Page 4: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

iii

Page 5: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

iv

Page 6: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

v

Page 7: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

vi

Page 8: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

vii

Page 9: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

viii

Page 10: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

ix

Page 11: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

x

Page 12: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

xi

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’Alamin…

Alhamdulillahirabbil’Alamin…

Sujud syukurku kusembahkan kepada Allah SWT yang maha pengasih dan maha

penyayang, atas takdirmu yang telah kau jadikan aku manusia senantiasa berfikir,

berilmu, beriman dan bersabar dalam perjuangan ku ini. Semoga keberhasilan ini

menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.

Latunan Al-fatihah beriring Shalawat dalam silahku merintih, menadahkan doa

dalam syukur tiada terkira atas nikmat yang telah diberikan.

Terimakasihku untukmu ayahanda dan ibunda serta adikku yang tak pernah lelah

berhenti mendoakanku di setiap sujudnya, memberikan semangat, nasehat ,

pengorbanan dan kasih sayang yang tak tergantikan hingga diri ini kuat menjalani

setiap perjuangan yang harus dilalui.

Kupersembahkan, skripsi ini untuk kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda

Hadiwijaya dan ibunda Juhairiah, terimalah karya kecilku ini sebagai hadiah

keseriusanku ini untuk membalas pengorbananmu selama ini. Serta ku

persembahakan buat adikku tercinta Arya Jaya Arrasid.

Tak lupa pula rasa terimakasih ku juga ucapkan kepada dosen pembimbing skripsi

yang selama ini telah membimbing sampai saya sampai saat ini, dan untuk teman-

temanku seperjuangan khususnya Saiful anwar, Saskia Tasya Mamela, Zul fitrah

akbar, dan Sisca Yolanda yang telah memberikan semangat dalam penulisan

skripsi ini.

Semoga keikhlasan mereka dan dukungan mereka menumbuhkan semangatku

untuk terus maju

Page 13: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

xii

MOTTO

ن فى أحسن تقويم نس لقد خلقنا ٱلSesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-

baiknya (QS.At-tin ayat 4)

Page 14: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

xiii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maham „Alim

yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradahnya hingga

skripsi ini dapat dirampungkan. Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW

pembawa risalah pencerahan bagi manusia.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

akademik guna mendapat gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya

bahwa penyelasaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah memberikan

motivasi, baik moril maupun materil. Untuk itu, melalui kolom ini Penulis ingin

menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H Su‟aidi Asy‟ari, MA, Ph.D Selaku Rektor UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE, M.EI, Bapak Dr. As‟ad Isma, M.Pd dan Bapak

Dr. Bahrul Ulum, MA selaku Wakil Rektor 1, 2, dan 3 UIN Sultan Thaha

Saifuddin Jambi

3. Ibu Dr. Hj. Fadlila, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Ibu Dr. Risnita, M.Pd, Bapak Dr. Najmul Hayat, M.Pd.I dan Ibu Dr.Yusria,

M.Ag selaku Dekan 1, 2, dan 3 UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Ibu Ikhtiati, M.Pd.I selaku ketua program studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah dan Ibu Nasyariah Siregar, M.Pd selaku sekretaris program studi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Bapak Dr. Mahluddin, M.Pd.I selaku pembimbing skripsi I yang telah banyak

meluangkan waktu untuk membimbing dan memotivasi saya dalam

penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu Kiki Fatmawati M.Pd selaku pembimbing skripsi II yang telah banyak

meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan masukan kepada saya

dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 15: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

xiv

8. Segenap Dosen dan karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan

Thaha Saifuddin Jambi.

9. Bapak Triyono, S.Pd, M.Ed selaku Kepala Sekolah di Sekolah Luar Biasa

Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi yang memberikan izin

kepada Penulis dalam menguji coba yang Penulis hasilkan dalam skripsi ini.

10. Murniati S.Pd selaku Guru kelas IV Tunagrahita C (ringan) di Sekolah Luar

Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi yang

memberikan izin kepada Penulis dalam menguji coba yang Penulis hasilkan

dalam skripsi ini.

11. Majelis guru dan karyawan serta para siswa kelas IV Tunagrahita C di

Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi

12. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi yang tiada henti-

hentinya hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam penyelesaian

Skripsi ini.

13. Sahabat-sahabat seangkatan dan senasib seperjuangan dengan peneliti,

semangat dan motivasi dari kalian semua sangat membantu penulis dalam

menyelesaikan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini banyak

terdapat kelemahan dan kekurangan, oleh karna itu penulis berharap kepada

semua pihak untuk kiranya memberikan sumbang saran demi kesempurnaan karya

ilmiah ini.

Jambi, 16 Maret 2020

Penulis

Vela Molidina

TPG.161982

Page 16: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

xv

ABSTRAK

Nama : Vela Molidina

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul : Upaya Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Pada

Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita C (Ringan) Kelas IV di

Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH

Kota Jambi

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini membahas

tentang Upaya Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Pada Anak

Berkebutuhan Khusus Tunagrahita C (Ringan) Kelas IV di Sekolah Luar Biasa

Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi. Tujuan penelitian ini

adalah mendeskripsikan Proses belajar matematika pada anak berkebutuhan

khusus Tunagrahita C kelas IV, mendeskripsikan kesulitan belajar matematika

yang dialami anak Tunagrahita C (ringan) ,dan upaya guru dalam mengatasi

kesulitan belajar matematika pada anak Tunagrahita C ( ringan ) kelas IV.

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun

Sofwan,SH Kota Jambi. Teknik pengumpulan data yang digunakan Observasi,

wawancara, dokumentasi dan jenis penelitian ini adalah studi kasus.

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut 1) Dalam Proses belajar

matematika pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV di Sekolah

Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,Sh Kota Jambi menggunakan

pendekatan individual atau layanan individual. 2) Kesulitan belajar matematika

pada anak Tunagrahita C (ringan) yaitu lambatnya pemahaman dalam bernalar

dan berfikir dalam belajar serta cepat lupa kurangnya perhatian orang tua di

rumah untuk meningkatkan kemampuan anaknya dan kurangnya media

pembelajaran matematika yang kongkrit dan menarik.3) Upaya guru dalam

mengatasi kesulitan belajar matematika pada anak berkebutuhan khusus

tunagrahita C kelas IV yaitu Berusaha memberikan kesadaran kepada wali murid

untuk membimbing lagi anak-anaknya belajar dirumah, berupaya memberikan

pelayanan untuk memenuhi kebutuhan siswa serta adanya kerja sama antara wali

murid dan guru untuk melakukan les tambahan.

Kata Kunci: Kesulitan Belajar, Matematika, Tunagrahita

Page 17: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

xvi

ABSTRACT

Name : Vela Molidina

Department : Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education

Title : Teacher's Efforts in Overcoming Mathematics Learning

Difficulties in Children with Special Needs Classroom Impaired C

(Light) Class IV in Extraordinary Schools Prof. Dr. Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH Jambi City

This research is a qualitative research. This study discusses the Teacher's

Efforts in Overcoming Learning Difficulties in Mathematics in Children with

Special Needs Classroom Impaired C (Light) Class IV at the Extraordinary

School Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Jambi City. The purpose of

this research is to describe the process of learning mathematics in children with

special needs Tunagrahita C class IV, describe the learning difficulties of

mathematics experienced by children with intellectual disabilities (mild), and the

efforts of teachers in overcoming the difficulties of learning mathematics in

children with intellectual disabilities Class IV (mild). The research was conducted

at the Extraordinary School of Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH of the

City of Jambi. Data collection techniques used Observation, interviews,

documentation and this type of research is a case study.

The results of this study are as follows 1) In the process of learning

mathematics in children with special needs mentally disabled C class IV at the

Extraordinary School of Prof. Dr. Soedewi Masjchun Sofwan, Sh Jambi City

using an individual approach or individual service. 2) Difficulty learning

mathematics in children with intellectual disabilities (mild), namely the slow

understanding of reasoning and thinking in learning and quickly forgetting the

lack of attention of parents at home to improve their children's abilities and the

lack of concrete learning media that is concrete and interesting. difficulty learning

mathematics in children with special needs mentally disabled C class IV namely

Trying to provide awareness to guardians of students to guide their children to

study at home, trying to provide services to meet the needs of students and the

cooperation between guardians of students and teachers to do additional tutoring.

Keywords : Learning Difficulties, Mathematics, Developmental Education

Page 18: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

xvii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

NOTA DINAS ........................................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. vi

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ....................................................... x

PERSEMBAHAN ................................................................................................. xi

MOTTO ............................................................................................................... xii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ xiv

ABTRAK ............................................................................................................... xv

ABSTRACT ........................................................................................................ xvi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xvii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xx

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xxii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Fokus Penelitian ........................................................................................... 6

C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

E. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik ........................................................................................... 8

1. Guru ....................................................................................................... 8

2. Belajar .................................................................................................. 14

3. Kesulitan Belajar .................................................................................. 16

4. Anak Berkebutuhan Khusus ................................................................. 24

5. Tunagrahita .......................................................................................... 30

B. Studi Relevan ............................................................................................ 33

Page 19: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

xviii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Metode Penelitian ........................................................... 35

B. Setting dan Subjek ..................................................................................... 35

C. Jenis dan Sumber Data Penelitian .............................................................. 36

D. Tehnik Pengumpulan Data ......................................................................... 38

E. Tehnik Análisis Data .................................................................................. 40

F. Pengecekan Keabsahan Data...................................................................... 41

G. Jadwal Penelitian ........................................................................................ 44

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum ......................................................................................... 46

1. Lokasi Penelitian .................................................................................. 46

2. Identitas Sekolah .................................................................................. 47

3. Visi dan Misi ........................................................................................ 47

4. Struktur Organisasi Sekolah ................................................................. 49

5. Data Guru ............................................................................................. 50

6. Data Siswa ............................................................................................ 60

7. Data Siswa Tunagrahita C Kelas IV .................................................... 62

8. Sarana dan Prasarana............................................................................ 64

9. Kegiatan Ektrakurikuler ....................................................................... 66

10. Kurikulum Sekolah .............................................................................. 67

B. Temuan Khusus Dan Pembahasan ......................................................... 68

1. Temuan Khusus .................................................................................. 68

a. Proses pembelajaran matematika pada anak berkebutuhan khusus

Tunagrahita C kelas IV .................................................................. 68

b. Kesulitan belajar matematika yang dialami pada anak

berkebutuhan khusus Tunagrahita C kelas IV ............................... 71

c. Upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar matematika pada

anak berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV ........................ 75

2. Pembahasan ........................................................................................ 77

Page 20: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

xix

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 83

B. Saran ........................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 21: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

xx

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ............................................................................... 44

Tabel 4.1 Data Guru Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun

Sofwan,SH Kota Jambi ..................................................................... 50

Tabel 4.2 Data Siswa Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun

Sofwan,SH Kota Jambi ..................................................................... 60

Tabel 4.3 Data Siswa Tunagrahita C Kelas IV Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri

Soedewi Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi ..................................... 62

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi

Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi .................................................... 64

Page 22: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi

Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi ................................................ 49

Gambar 4.2 Piala Lomba Ektrakurikuler .......................................................... 67

Gambar 4.3 Halaman Depan SLBN

Prof. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH ..................................... 67

Gambar 4.4 Proses pembelajaran matematika

anak Tunagrahita C kelas IV ......................................................... 70

Gambar 4.5 Peneliti ikut serta dalam membimbing siswa tunagrahita belajar

matematika .................................................................................... 71

Gambar 4.6 Peneliti Mewawancari ibu Murniati selaku guru kelas IV

Tunagrahita C ................................................................................ 72

Gambar 4.7 Peneliti wawancarai Syadad siswa kelas IV tunagrahita C ........... 73

Page 23: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 From Surat Pernyataan Responden

Lampiran 2 Instrumen Pengumpulan Data (IPD)

Lampiran 3 Hasil Wawancara Kepala Sekolah

Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru Tunagrahita C kelas IV

Lampiran 5 Hasil Wawancara Siswa Tunagrahita C kelas IV

Lampiran 6 RPP Tunagrahita C

Lampiran 7 Program Tahunan (PROTA)

Lampiran 8 Silabus

Lampuran 9 Daftar Informan

Lampiran 10 Dokumentasi Foto Penelitian

Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup

Page 24: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

1

BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia yang paling

fundamental yang dilindungi dan dijamin oleh berbagai instrumen hukum

internasional maupun nasional. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka

mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap

lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam

dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi dalam kehidupan masyarakat

(Oemar Hamalik, 2001, hal.79). Salah satu definisi pendidikan menurut para

ahli yaitu menurut Dewantara bahwa pendidikan menuntutun segala kekuatan

kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai

anggota masyarakat dapat keselamatan dan kebahagia setinggi-tingginya

(Made Pirdarta, 2007, hal.10)

Di dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab III tentang Hak Warga Negara Untuk Memperoleh

Pendidikan, Pasal 5 menyatakan bahwa “setiap warga Negara mempunyai hak

yang sama untuk memperoleh pendidikan”.Bahkan dalam pasal 7 mengenai

hak tersebut ditegaskan sebagai berikut “penerimaan seorang peserta didik

dalam suatu satuan pendidikan diselenggarakan tidak membedakan jenis

kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi,

dan dengan tetap mengindahkan kekhususan suatu pendidikan yang

bersangkutan” (Umar Tirtaraharja, 2012, hal.230).

Dalam sistem pendidikan nasional UU RI No. 2 Tahun 1989 di

kemukakan, bahwa sistem pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu

manusia yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha esa dan

berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, dan mandiri serta tanggung

jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Depdikbud, 1989).

Page 25: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

2

Pendidikan adalah suatu proses dimana tempat peserta didik untuk

menumbuh kembangkan potensi-potensi ataupun kemampuan secara individual

(Umar Tirtaraharja, 2012, hal.1). Pendidikan menurut sifatnya ada tiga yaitu :

Pendidikan Informal yaitu pendidikan yang diperoleh seseorang dari

pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar sepang hayat.

Pendidikan Formal yaitu pendidikan yang berlangsung secara teratur,

bertingkat dan mengikuti syarat-syarat tertentu secara ketat non formal.

Pendidik Non formal yaitu pendidikan yang dilaksanakan secara tertentu dan

sadar tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan ketat (Abu Ahmad, 2003, hal.97)

Di dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 Sistem Pendidikan Nasional , pasal 8

ayat 1 juga menyatakan bahwa “warga Negara yang memiliki kelainan fisik

dan atau mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa”. Dan ayat 2

menyatakan bahwa warga Negara yang memilki kemampuan dan kecerdasan

luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus” (Umar Tirtaraharja, 2012,

hal.230), Seperti halnya pada anak-anak berkebutuhan khusus, mereka juga

harus memperoleh pendidikan yang membuat akan dirinya lebih yakin bahwa

setiap orang memliki kelebihan dan kekurangan masing-masing serta

kemampuan yang di miliki oleh setiap individual.

Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memerlukan pendidikan

yang sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Klasifikasi anak

berkebutuhan dikelompokan ke dalam kelainan fisik, kelainan mental, dan

kelainan karakteristik sosial (Mohammad Efendi, 2006, hal.4). Anak

berkebutuhan khusus biasanya di sebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor

internal, faktor eksternal dan gangguan otak dan metabolisme. Faktor internal

bisa di sebabkan oleh faktor genetik (keturunan), sedangkan faktor eksternal

bisa di sebabkan dari pengaruh ataupun gangguan dari luar dan gangguan otak

bisa terjadi karena trauma lahir atau hipoksia, yang berdampak cedera pada

lobus frontalis di otak (Sutrisno,2018, hal.9)

Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang

berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada

ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Anak berkebutuhan khusus

Page 26: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

3

didefinisikan sebagai anak yang memelukan suatu pendidikan serta layanan

khusus untuk mengembangan potensi dan kemampuannya secara sempurna

(Abdul Hadis, 2006, hal. 5). Dalam pendidikan luar biasa atau pendidikan

khusus anak berkelainan, istilah penyimpangan secara eskplisit ditujukan

kepada anak yang dianggap memiliki kelainan penyimpangan dari kondisi rat-

rata anak normal umumnya, dalam hal fisik, mental, maupun karateristik

perilaku sosialnnya (Mohammad Efendi, 2006, hal.2). Untuk memahami anak

berkebutuhan khusus sangat diperlukan adanya pemahaman mengenai jenis-

jenis kecatatan dan akibat terjadi penderita.

Anak berkebutuhan khusus di sebut anak cacat dikarenakan termasuk

anak yang pertumbuhan dan perkembanganya mengalami penyimpangan atau

kelainan baik dari segi mental, fisik, emosi, serta sosialnya bila dibandingkan

dengan anak biasa. Dalam UU pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa setiap warga

negara berhak mendapatkan pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi anak

berkebutuhah khusus karena anak berkebutuhan khusus membutuhakan

perhatian yang lebih khusus, hal tersebut juga di jelaskan pada UU No.2 pasal

aya 1 dan 2. Anak berkebutuhan khusus terbagi atas tunanetra, tunarugu,

tunawicara, tunadaksa, tunagrahita, tunawisma.

Menurut Kaufirman dan Hallahan (1986), anak berkebutuhan khusus

didefinisikan sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus

untuk mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara sempurna.

Penyebutan sebagai anak berkebutuhan khusus, dikarenakan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya, anak berkebutuhan khsusus ini membutuhkan bantuan

layanan pendidikan, layanan sosial, layanan bimbingan dan kongseling serta

berbagai layanan lainnya yang bersifat khusus.

Pendidikan untuk anak yang berkebutuhan khusus telah dicantumkan

dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasiaonal Pasal 32 disebutkan bahwa”pendidikan khusus (pendidikan luar

biasa) merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat

kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,

emosional, mental dan sosial”( Mohammad Efendi, 2008, hal.1). Dalam hal ini

Page 27: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

4

anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama sperti anak normal lain

yang membutuhkan pendidikan dan belaian, pelukan diajak bicara meski reaksi

yang ditunjukan sangat sedikit.

Pada dasarnya setiap anak berkebutuhan khusus dalam proses belajarnya

juga mengalami berbagai kesulitan dalam memahami suatu pembelajaran.

Dalam suatu pembelajaran tentu ada kendala atau pun kesulitan dalam proses

belajar mengajar. Anak berkebutuhan khusus yang mengalami masalah belajar

ini memerlukan perhatian yang khusus pula dari guru maupun tanda pendidik

yang lain, Seperti halnya pada anak tunagrahita yang tentu sulit untuk

memahami berbagai pelajaran disekolahnya, mereka membutuhkan waktu yang

lama dalam memahami pelajaran itu karena anak tunagrahita tersebut memiliki

intelegensi dibawah rata-rata normal.

Tunagrahita merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus, yaitu

individu yang memilki kecerdasan mental dibawah normal. Anak yang

memiliki kecerdasan dibawah rata-rata normal atau tunagrahita menunjukan

kecendrungan rendah pada fungsi umum kecerdasannya, sehingga banyak hal

menurut presepsi orang normal dianggap wajar terjadi akibat dari suatu proses

tertentu (Mohammad Efendi, 2006, hal.96).

Edgar Doll berpendapat seseorang dikatakan tunagrahita jika : secara

sosial tidak cakap, secara mental dibawah normal, kecerdasannya terhambat

sejak lahir atau pada usia muda dan kematangannya terhambat.Tunagrahita ini

terjadi disebabkan radang pada otak, gangguan fisikologis, faktor hereditas dan

pengaruh kebudayaan. Maka dari itu, untuk memahami suatu pelajaran anak

tunagrahita memang membutuhkan waktu yang lama, karena perkembangan

kognitifnya terhambat oleh karena itu anak tunagrahita mengalami kesulitan

dalam belajar dan memahami pelajaran.

Dalam kondisi seperti inilah yang dirasakan perlunya ada bimbingan

belajar dan pelayanan yang memfokuskan kegiatan dalam membantu para

peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Bimbingan belajar adalah

proses bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dapat

mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam belajar sehingga setelah

Page 28: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

5

melalui proses perbuatan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang

optimal sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya (Erni

Liana, 2017, hal.2)

Hal ini disampaikan pada salah satu guru kelas IV tunagrahita C pada anak

tunagrahita C di Sekolah Luar Biasa (SLB). Kesulitan yang anak tunagrahita

alami yaitu kesulitan belajar pada mata pelajaran matematika. Dalam proses

pembelajaran matematika pada anak tunagrahita ini mengalami beberapa

kesulitan yaitu sulit menanggap pelajaran matematika dan pemahamannya

lemah, kesulitan dalam menerima dan mengolah informasi yang bersifat

abstrak, kurangnya media pembelajran yang memadai, lemahnya kemampuan

akademis yang dimiliki anak tunagrahita dibawah rata-rata, kurang minat

dalam belajar dan sering kesulitan dalam memperhatikan tugas-tugas, selain itu

yang membuat mereka kesulitan dalam belajar matematika ini ialah lambatnya

pemahaman mereka karena anak tunagrahita ini kecedasan intelektualnya

dibawah rata-rata normal dan tidak hanya itu saja mereka kurang bersosialisasi

dalam kehidupan sehari-harinya. Anak berkebutuhan khusus tunagrahita ini

sangat memerlukan perhatian dan bantuan yang khsus bagi gurunya serta

berbeda-beda dalam pemahaman belajarnya.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah

penelitian tentang kesulitan belajar matematika yang dialami anak

berkebutuhan khsus tunagrahita. Peneliti memilih kelas ini karena ingin

mengatahui bagaimana cara guru dalam mengatasi kesulitan belajar

matematika bagi anak berkebutuhan khusus tunagrahita. Maka, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “ Upaya Guru Dalam Mengatasi

Kesulitan Belajar Matematika Pada Anak Berkebutuhan Khusus

Tunagrahita C (Ringan) Kelas IV Di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri

Soedewi Masjchun Sofwan,Sh Kota Jambi ”

Page 29: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

6

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan diatas maka

untuk memudahkan peneliti lebih lanjut akan memfokuskan penelitiannya

sebagai berikut:

1. Proses belajar matematika pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita C

kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,Sh

Kota Jambi.

2. Kesulitan belajar matematika yang dialami pada anak berkebutuhan

khusus tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi

Masjchun Sofwan,Sh Kota Jambi.

3. upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar matematika pada anak

berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa

Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,Sh Kota Jambi.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses belajar matematika pada anak berkebutuhan khusus

tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa Kota Jambi?

2. Apa saja kesulitan yang dialami siswa dalam proses belajar matematika

pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita C Kelas IV di Sekolah Luar

Biasa Kota Jambi?

3. Bagimana upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar matematika pada

anak berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa

Kota Jambi?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui proses belajar matematika pada anak berkebutuhan

khusus tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa Kota Jambi.

2. Untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam proses belajar

matematika pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV di

Sekolah Luar Biasa Kota Jambi.

Page 30: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

7

3. Untuk mengetahui cara guru dalam mengatasi kesulitan belajar

matematika pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV di

Sekolah Luar Biasa Kota Jambi.

E. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan ilmu, pengetahuan,dan pengalaman tentang hal-hal

yang berkaitan dengan peranan guru dalam mendidik anak berkebutuhan

khusus.

2. Maaf Praktis

a) Bagi lembaga (Sekolah)

Sebagai bahan pertimbangan dalam mengasuh, membina,

mengarahkan membimbing, anak berkebutuhan khusus dan sebagai

informasi untuk mendorong civitas akademik menerapkan manajemen

guru dan sekolah sebaik-baiknya.

b) Bagi Pendidik

Dapat dijadikan acuan dan masukkan serta kritikkonstruktif terutama

dalam mendidik dan membimbing anak berkebutuhan khusus.

c) Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk mengintegrasikan keterampilan dan

pengetahuan, serta untuk mencapai gelar sarjana strata satu (S1)

dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di Fakultas

Tarbiyah dan keguruan UIN STS JAMBI.

Page 31: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Guru

a. Pengertian Guru

Guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi

peserta didik pada jalur pendidik formal (Supriyadi,M.Pd, 2015, hal.11).

Guru adalah seseorang yang diserahi tanggung jawab sebagai pendidik

dilingkungan sekolah (Purwanto,1997,hal.138). Secara umum, guru adalah

seorang pendidik dan guru di sekolah-sekolah pendidikan anak usia dini

atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Menjadi seorang pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan

kompentensi sebagai agenda pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidik nasional

(E.Musyasa,2003,hal.53).

Guru disebut juga pendidik dan pengajar, tetapi kita tahu tidak semua

pendidik adalah guru, sebab guru adalah suatu jabatan profesional yang

pada hakikatnya memerlukan persyaratan keterampilan teknis dan sikap

kepribadian tentu yang semuanya itu dapat diperoleh melalui proses

belajar mengajar dan latihan, sebagai mana pendapat mengatakan bahwaa :

“Seorang pendidik profesional adalah seseorang yang memiliki

pengetahuan, keterampilan dan sikap professional yang mampu dan setia

mengembangkan profesinya, menjadi anggota organisasi professional

pendidikan memegang teguh kode etika profesinya, ikut serta dalam

mengkomunikasikan usaha pengembangan profesi bekerja sama dengan

profesi yang lain”(Roestiyah NK, 2006, hal.175).

Dapat disimpulkan guru adalah seorang pendidik atau pengajar di

sekolah pendidikan anak usia dini, pendidikan formal, pendidikan dasar

dan pendidikan menengah yang harus memiliki kemapuan akademik

Page 32: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

9

ataupun nonakademik serta memiliki kompentensi untuk mewujudkan

tujuan pendidikan nasional.

b. Kompetensi Guru

Berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada

pasal 10 ayat 1 menyatakan bahwa “ kompetensi guru sebagaimana

dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dam kompetensi professional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi” (Anggota IKAP, 2011, hal.8)

Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang

dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas

SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, dan SMK/MAK.

Ada empat kompetensi guru sebagai berikut :

1) Kompentesi pedagogik, yaitu : kemampuan pemahaman terhadap

peserta didik, perancangan, dan pelaksaan pembelajaran, evalusai

hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya.

2) Kompetensi kepribadian, yaitu : kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berahlak mulia.

3) Kompetensi professional, yauitu : penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi

kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang

menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan

metodologi keilmuannya.

4) Kompetensi Sosial, yaitu : kemampuan gruru untuk berkomunikasi

dan begaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Page 33: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

10

c. Fungsi dan Peranan Guru

Guru dalam menjalankan profesionalitasnya memiliki tugas

kemanuasiaan, artinya guru harus mampu menanamkan nilai-nilai

kemanusian kepada peserta didik seperti dijelaskan oleh Usman (1997;

Abu Bakar,dkk.,2009), bahwa tugas kemanusiaan guru meliputi

penanaman nilai moral kepada anak didik, dan menjadi orang tua kedua

siswa dan siswinya. Menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak

didik seperti ahlak, budi pekerti, dan sikap kesetiakawanan sosial dan

menempatkan diri sebagai orangtua kedua berarti memahami jiwa dan

watak anak didik (Jejen Musfah, 2015, hal.52)

Dalam konteks proses pendidikan di sekolah guru memiliki tugas

untuk mendidik, mengajar, dan melatih. Usman (1997; Abu Bakar,

dkk.,2009) menjelaskan tugas guru tersebut:

1) Mendidik berarti menanamkan, meneruskan, dan mengembangkan

nilai-nalai hidup kepada anak didik (nilai-nilai agama dan budaya)

2) Melatih berarti membekali anak didik agar memiliki keterampilan

sebagai bekal dalam kehidupannya.

3) Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Masih ada sementara orang yang bepandangan, bahwa peranan guru

hanya mendidik dan mengajar saja. Padangan modern yang dikemukakan

oleh Adams & Dickey bahwa peran guru sangat luas, meliputi (Oemar

Hamalik, 2014, hal.123) :

a) Guru Sebagai Pengajar (teacher as instructor)

Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah (kelas). Ia

menyampaikan pelajaran agar murid memahami dengan baik semua

pengetahuan yang telah disampaikan itu. Selain itu juga berusaha agar

terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial,

apersiasi,dan sebagainya melalui pengajaran yang diberikannya.

Page 34: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

11

b) Guru Sebagai Pembimbing (teacher as counsellor)

Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar

mereka mampu menemukan masalah sendiri, memecahkan

masalahnya sendiri, mengenal diri sendiri, dan menyesuaikan diri

dengan lingkunganya. Murid-murid membutuhkan bantuan guru dalam

hal mengatasi kseulitan-kesulitan pribadi, kesulitan pendidikan,

kesulitan memilih pekerjaan, kesulitan dalam hubungan sosial dan

interpersonal.

c) Guru Sebagai Ilmuwan (teacher as scientist)

Guru dipandang sebagai orang yang paling berpengetahuan. Dia

bukan hanya berkewajiban menyampaikan pengetahuan yang

dimilikinya kepada murid, tetapi juga berkewajiban mengembangkan

pengetahuan itu dan terus-menerus memupuk pengetahuan yang telah

dimilikinya.

d) Guru Sebagai Pribadi (teacher as person)

Sebagai pribadi setiap guru harus memiliki siafat-sifat yang

disenangi oleh murid-muridnya, oleh orang tua, dan oleh masyarakat.

Sifat-sifat itu sangat diperlukan agar dia dapat melaksanakan

pengajaran secara efektif. Karena itu guru wajib berusaha memupuk

sifat-sifat pribadinya sendiri (intern) dan mengembangkan sifat-sifat

pribadi yang disenangi oleh pihak luar (ekstren).

d. Tanggung Jawab Guru

Berdasarkan peranan profesional guru maka tentu menimbulkan atau

menambah tanggung jawab ataupun tugas guru menjadi besar (Oemar

Hamalik, 2014, hal.127-133). Tanggung jawab guru sebagai berikut:

1) Guru Harus Menuntut Murid-Murid Belajar

Tanggung jawab guru yang terpenting ialah merencanakan dan

menuntut murid-murid melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna

mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diingikan. Guru harus

membimbing murid agar mereka memperoleh keterampilan-

Page 35: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

12

keterampilan, pengalaman, perkembangan berbagai kemampuan,

kebiasaan yang baik, dan perkembangan sikap yang serasi.

2) Turut Serta Membina Kurikulum Sekolah

Sesungguhnya guru merupakan seorang key person yang paling

mengetahui tentang kebutuhan kurikulum yang sesuai dengan tingkat

perkembangan murid. Dalam hal ini guru dapat melakukan banyak

hal,antara lain : menyarankan ukuran-ukuran yang mungkin dapat

digunakan dalam memilih bahan-bahan kurikulum, berusaha

menemukan minat, kebutuhan dan kesanggupan murid, berusaha

menemukan cara-cara yang tepat agar antar sekolah dan masyarakat

terjalin hubungan kerja sama yang seimbang, mempelajari isi dan

bahan pelajaran pada setiap kelas dan meninjaunya dalam hubungan

dengan praktek sehari-hari.

3) Melakukan Pembinaan terhadap Diri siswa ( kepribadian, watak

dan jasmani)

Memompakan pengetahuan kepada murid kiranya bukan pekerjaan

yang sulit. Tetapi membina siswa agar menjadi manusia yang berwata

(berkarakter) sudah pasti bukan pekerjaan yang mudah.

Mengembangkan watak dan kepribadian, sehingga mereka memiliki

kebebasan, sikap, cita-cita, berfikir dan berbuat, berani bertanggung

jawab, Ramah dan mau bekerja sama.bertindak astas dasar nilai-nilai

moral yang tinggi semua menjadi tangung jawab guru.

4) Memberikan Bimbingan Kepada Siswa

Guru haruslah memberikan bimbingan kepada anak siswa agar

mereka mampu mengenal dirinya sendiri, memecah masalahnya

sendiri, mampu menghadapi kenyataan dan memiliki stamina

emosional yang baik, sangat di perlukan. Mereka perlu di bombing

kearah terciptanya hubungan pribadi yang baik dengan temannya

dimana perbuatan dan perkataan guru menjadi contoh yang baik.

Page 36: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

13

5) Melakukan Diagnosis Atas Kesulitan-Kesulitan Belajar Dan

Mengadakan Penilaian Atas Kemajuan Belajar

Guru bertanggung jawab menyesuaikan semua situasi belajar

dengan minat, latar belakang, dan kematangan siswa. Juga

bertanggung jawab mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar dan

kemajuan belajar serta melakukan diagnosis dengan cermat terhadap

kesulitan dan kebutuhan siswa.

6) Menyelenggarakan Penelitian

Sebagai seorang guru yang bergerak dalam bidang keilmuan

(scientist) bidang pendidikan maka ia haru senantiasa memperbaiki

cara bekerjanya. Tidak cukup hanya sekedar melaksanaan pekerjaan

rutin saja, melainkan harus juga berusaha menghimpun banyak data

melalui penelitian yang kontinu dan intensi.

7) Mengenal Masyarakat dan Ikut Serta Aktif

Guru tak mungkin melaksanakan pekerjaannya secara efektif,

jikalau ia tidak mengenal masyarakat sutuhnya dan secara lengkap.

Harus dipahami dengan baik tentang pola kehidupan, kebudayaan,

minat, aspirasi anak sangat banyak dipengaruhi oleh masyarakat

sekitarnya. Ini berarti bahwa dengan mengenal masyarakat, guru dapat

mengenal siswa dan menyesuaikan pelajarannya secara efektif.

8) Menghayati, Mengamalkan, dan Mengamankan Pancasila

Pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia pancasila sejati,

yang berarti melalui pendidikan diantaranya sekolah, kita berusaha

semaksimal mungkin agar tujuan itu tercapai. Untuk manusia seperti

yang kita itu maka sudah barang tentu suasana belajar diorganisasi

sedemikain rupa sehingga memungkinkan siswa, mengembangakan

sikap, watak, moral, dan prilaku yang pancasila. Dalam hal ini

kepribadian guru adalah menjadi contoh atau model bagi siswa.

Page 37: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

14

9) Turut Serta Membantu Terciptanya Kesatuan Dan Persatuan

Bangsa Dan Perdamaian Dunia

Guru bertanggung jwab untuk mempersiapkan siswa menjadi

warga Negara yang baik. Pengertian yang baik ialah antara lain

memiliki rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa. Perasaan

demikian dapat tercipta apabila para siswa didik saling menghargai,

mengenal daerah, masyarakat, adat istiadat, seni budaya, sikap,

hubungan-hubungan sosial, keyakinan, kepercayaan, peninggalan-

peninggalan historis setempat, keinginan dan minat dari daerah lainnya

di seluruh nusantara.

10) Turut Serta Menyukseskan Pembangunan

Turut serta dalam kegiatan-kegiatan pembangunan yang sedang

berlangsung didalam masyarakat termasuk tangung jawab guru yang

efektif. Dengan berpartisipasi dalam pembangunan itu, dengan segala

bentuk yang mungkin di kerjakan, baik dalam hal yang bersifat

sederhana maupun yang bersifat kompleks.

11) Tanggung Jawab Meningkatkan Peranan Professional Guru

Guru sangat perlu meningkatkan peranan dan kemampuan

profesionalnya, peningkatan kemampuan itu meliputi kemampuan

untuk melaksanakan tanggung jawab dala melaksanakan tugas-tugas

didalam sekolah dan kemampuan yang diperlukan untuk

merealisasikan tanggung jawab diluar sekolah. Kemampuan-

kemampuan itu harus dipupuk dalam diri pribadi guru sejak ia

mengikuti pendidikan guru sampai ian bekerja.

2. Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) belajar adalah

berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah

laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar juga bisa

didefinisikan sebagai sebuah proses perubahan di dalam kepribadian

Page 38: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

15

manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan

kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,

pengentahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya piker,dan

kemampuan-kemampuan lain (https://www.zonareferensi.com/pengertian-

belajar/diakses pada tanggal 14 April 2019 pukul 14:37)

Belajar merupakan suatu proses ataupun suatu kegiatan dan bukan

suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih

luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil

latihan melainkan perubahan tingkah laku.

Belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan ataupun

pemahaman dengan melakukan latihan-latihan untuk membentuk

kebiasaan yang merubah tingkah laku secara otomatis dan seterusnya

(Oemar Hamalik, 2014, hal.28)

b. Prinsip-prinsip Belajar

Menurut Wiliam Burton tentang beberapa prinsip-prinsip belajar

sebagai berikut:

1) Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui

(under going)

2) Proses melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata

pelajaran yang berpusat pada suatu tujuan tertentu

3) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan siswa

4) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan siswa sendiri

yang mendorong motivasi yang kotiniu

5) Proses belajar dan hasil belajar di syarati oleh hereditas dan

lingkungan

6) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh

perbedaan-perbedaan individual dikalangan siswa-siswa

7) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman dan hasil

belajar yang di inginkan sesuai dengan kematangan siswa.

Page 39: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

16

8) Proses belajar yang baik apabila siswa mengetahui status dan

kemajuan

9) Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur

10) Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang

merangasang dan membimbing tanpa ada tekanan dan paksaan

c. Faktor-faktor yang pengaruhi hasil belajar

Faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seorang siswa ada dua

yaitu :

1) Faktor internal, yaitu : faktor dari dalam diri siswa itu sendiri seperti

faktor kesehatan, cacat tubuh, faktor psikologis, kemampuan siswa.

2) Faktor eksternal, yaitu : faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan

sosial sekitarnya seperti teman, faktor keluarga, tetangga, masyarakat

dsb (https://wawasanpendidikan.com/2015/09/faktor-faktor-yang-

mempengaruhi-belajar/diakses tanggal 18, pukul 21:50).

Ada pun faktor lainnya seperti motivasi belajar, minat dan perhatian,

sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi dsb (Nana

Sudjana, 2009, hal.39).

3. Kesulitan Belajar

a. Pengertian Kesulitan Belajar

Kesulitan bealajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris

learning disability. Learning artinya belajar dan disability artinya

ketidakmampuan, jadi dapat artikan kesulitan belajar adalah

ketidakmampuan belajar Mulyono Abdurrahman, 2019, hal.1)

Kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari

proses psikologi dasar mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa

uajaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam

bentuk kesulitan mendengar, berfikir, berbicara, membaca, menulis,

mengeja, atau berhitung (Mulyono Abdurrahman, 2019, hal.2).

Page 40: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

17

Menurut Sunarta, kesulitan belajar adalah kesulitan yang dialami oleh

peserta didik dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi

belajarnya rendah dan perubahan tingkah laku yang terjadi tidak sesuai

dengan partisipasi yang diperoleh sebagaimana teman-temannya kelasnya.

Kesuliatan belajar tampil sebagai suatu kondisi ketidakmampuan yang

nyata pada orang-orang yang memliki inteligensi rata-rata hingga superior,

yang memiliki system sensoris yang cukup, dan kesempatan belajar yang

cukup pula. Berbagai kondisi tersebut bervariasi dala perwujudan dan

drajatnya. Kondisi tersebut dapat berpengaruh terhadap harga diri,

pendidikan, pekerjaan, sosialisasi,dan atau aktivitas kehidupan sehari-

harinya.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kesulitan

belajar adalah sesuatu keadaan dalam proses belajar mengajar dimana

peserta didik tidak dapat belajar sebgaimana mestinya.

b. Klasifikasi Kesulitan Belajar

Secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua

kelompok yaitu :

1) Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan

(development learning disabilities)

Kesulitan belajar seperti ini mencakup gangguan motorik dan

persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan

belajar dalam penyesuaian prilaku sosial.

Gangguan Motorik adalah gangguan dalam bentuk adanya gerakan

melimpah, kurangnya koordinasi dalam aktivitas motorik, kesulitan

dalam Koordinasi motorik halus, kurang dalam penghayatan tubuh,

kurang dalam pemahaman dalam hubungan keruangan atau arah dan

bingung lateraslitas ((Mulyono Abdurrahman, 2019, hal.105)

Lerner (1981:189) gangguan perkembangan motorik tersebut

sering dengan mudah dapat di kenali pada saat anak berolahraga,

menari atau belajar menulis.

Page 41: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

18

Gangguan perkembangan persepsi adalah gangguan pada proses

memahami dan menginterprestasi informasi sensoris, atau kemampuan

intelek untuk mencari makna dari data yang diterima berbagai indra.

Lener (1988:282) Persepsi merupakan suatu keterampilan yang

dipelajari makan proses pengajaran dapat memberi dampak langsung

terhadap kecakapan perseptual.

Gangguan perkembangan kemampuan bahasa adalah gangguan

keterlambatan dalam bidang bahasa. Keterlambatan pada bidang

akademik pada umumnya juga bersumber dari keterlambatan bahasa.

Gangguan perkembangan kemampuan sosial adalah suatu

hambatan ketidakmampuan anak dalam memahami kode atau aturan

yang terdapat di sekolah, keluarga maupun masyarakat.

2) Kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities)

Kesulitan belajar akademik menunjuk pada adanya kegagalan-

kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai kapasitas yang

diharapkan. Kegagalan-kegagalan tersebut mencakup penguasaan

keterampilan dalam membaca, menulis dan matematika (Mulyono

Abdurrahman, 2019, hal.6-7). Kesulitan belajar akademik yaitu

kesulitan belajar Perkembangan Kemampuan Kognitif atau gangguan

perkembangan kognitif.

Gangguan perkembangan kemampuan kognitif adalah salah satu

bentuk kesulitan belajara yang bersifat perkembangan (developmental

learning) atau kesulitan belajar preakademik (preacademic learning

disabilities). Kesulitan belajar jenis ini perlu mendapat perhatian

karena sebgaian besar dari belajar akademik terkait dengan ranah

kognitif. Anak berkesulitan belajar sering tidak mampu menyelesaikan

tugas-tugas kognitif yang di tuntut oleh sekolah (Mulyono

Abdurrahman, 2019, hal.131). Anak-anak yang terbelakang mental

pada umumnya memiliki keterlambatan dalam bidang kognitf.

Blackman dan Goldstain (1985 : 85) mengemukakan bahwah gaya

kognitif terkait dengan bagaimana seseorang berfikir (how of thinking).

Page 42: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

19

Mereka berpandangan bahwa setiap orang memiliki gaya kognitif

(cognitive style) yang berbeda-beda dalam menghadapi tugas-tugas

pemecahan masalah.

c. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Penyebab utama kesulitan belajar (learning disabilities) adalah faktor

internal dan faktor eksternal (Mulyono Abdurrahman, 2019, hal.8). Faktor-

faktor tersebut dijelas sebagai berikut :

1) Faktor internal, yaitu suatu kesulitan belajar yang di akibatkan adanya

disfungsi neurologis. Seperti : faktor genetik, luka pada otak karena

trauma fisik atau karena kekurangan oksigen, biokimia yang hilang (

misalnya biokimia yang diperlukan untuk memfungsikan saraf pusat,

biokimia yang dapat merusak otak, gizi yang tidak memadai.

2) Faktor eksternal, yaitu suatu kesulitan belajar yang di akibatkan

adanya pengaruh dari luar atau kesalahan dalam penyampaian

pelajaran. Seperti: berupa strategi pembelajaran yang keliru,

pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi

belajar anak, dan pemberian ulangan, serta penguatan yang tidak tepat

serta pengaruh-pengaruh lingkungan sekitar atau sosial yang

merugikan perkembangan anak.

Adapun menurut Muhibbin Syah yaitu terjadinya kesulitan belajar

karena adanya faktor faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar

meliputi gangguan atau kekurangan psiko-fisik anak didik yaitu sebagai

berikut :

a) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya

kapasitas intelektual/intelegensi anak didik.

b) Yang berifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi

dan sikap.

c) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), anatara lain seperti

terganggunya alat-alat indera penglihatan (mata) dan pendengaran

(mata)

Page 43: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

20

d. Macam-macam Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar yang bersifat perkembangan(Mulyono Abdurrahman,

2019, hal.107-135) yaitu :

1) Kesulitan Belajar pada Gangguan Perkembangan motorik, yaitu

gangguan yang sering diperlihatkan dalam bentuk adanya gerakan

melimpah, seperti ketika anak ingin menggerakkan tangan kanan

tangan kiri ikut gerak tanpa sengaja, kurang koordinasi dalam aktivitas

motorik, kesulitan dalam koordinasi motorik halus, kuarang dalam

penghayatan tubuh, kurang pemahaman dalam hubungan keruangan

atau arah dan bingung letaralitas (Lener, 1981:189).

Berbagai gejala gangguan motorik tersebut sering dengan mudah

dapat di kenali pada saat anak berolahraga, menari atau belajar

menulis. Gangguan pekembangan motorik dapat menyebabkan

kesulitan belajar (Mulyono Abdurrahman, 2019, hal.107).

2) Kesulitan Belajar pada Gangguan Perkembangan Presepsi, yaitu

perkembangan prsepsi yang berkaitan dengan kesulitan belajar, konsep

tersebut didasarkan pada premis anak-anak belajar dengan cara atau

presepsi yang berbeda-beda. Ada yang lebih menyukai belajar melalui

pendengaran, ada yang lebih suka melalui penglihatan, ada yang suka

belajar melalui perabaan da nada juga yang suka melalui gerak.

3) Kesulitan Belajar pada Kognitif, yaitu bentuk kesulitan belajar yang

bersifat perkembangan atau kesuliatan belajar preakademik. Kesulitan

ini perlu mendapatkan perhatian Karena sebagian besar dari belajar

akademik terkait dengan ranah kognitif.

e. Kesulitan Belajar Matematika

1. Pengertian Matematika

Menurut Johnson dan Myklebust (1967: 244) matematika adalah

bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan

hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan fungsi teoritisnya

adalah untuk memudahkan berfikir.

Page 44: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

21

Meurut Paling (1982: 1) mengatakan bahwa matematika hanya

perhitungan yang mencakup tambahan, kurang, kali dan bagi tetapi ada

pula yang melibatkan topik aljabar, geometri, dan trigonometri yang

mencakup segala seuatu yang berkaitan dengan berfikir logis

(Mulyono Abdurrahman, 2019, hal.203).

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa matematika adalah suatu

ilmu tentang kuantitas atau ilmu tentang ukuran diskrit dan berlanjut

yang telah di tinggalkan yang mencakup pertambahan,pengurangan,

perkalian dan pembagian serta termasuk topik aljabar, geometrid an

trigonometri.

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua

siswa dari SD hingga SLTA dan bahkan perguruan tinggi. Cornelus

(1982:38) mengemukaan lima alasan belajar matematika yaitu :

a) Sarana berfikir jelas dan logis

b) Sarana memecahkan masalah kehidupan sehari-hari

c) Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman

d) Sarana untuk mengembangkan kreativitas

e) Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan

budaya

2. Karakteristik Anak Berkesulitan Belajar matematika

Kesulitan belajar matematika disebut juga diskalkulia

(dyscalculis). Istilah diskalkula memiliki konotasi medis, yang

memandang adanya katerkaitan dengan gangguan system saraf pusat.

Krik (1962: 10) Keuslitan belajar maematika berat disebut akalkualia

(acalcualia) (Mulyono Abdurrahman, 2019, hal.210-213).

Menurut Lerner (1981: 357) ada beberapa karakteristik anak

berkesuliatan belajar matematika yaitu :

a) Adanya gangguan dalam hungungan keruangan

Konsep hubungan keruangan seperti atas-bawah, puncak-dasar,

jauh-dekat, tinggi-rendah, depan-belakang, dan awal-akhir.

Page 45: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

22

Umumnya Pada kesulitan ini anak-anak sering mengalami

kesuliatan dalam bekomunikasi dengan lingkungan sosial juga

sering tidak mendukung terselenggaranya suatu situasi yang

kondusif bagi terjadinya konunikasi antar mereka.

b) Abnormalitas presepsi visual

Anak berkesulitan belajar matematika sering mengalami

kesulitan untuk melihat sebagai objek dalam hubungannya dengan

kelompok atau aset. Anak mengalami kesulitan ini ketika mereka

diminta untuk menjumlahkan dua kelompok benda yang masing-

masing terdiri dari lima atau empat anggota. Kesulitan semacam itu

merupakan salah satu gejala adanya abnormalitas presepsi visual.

c) Asosiasi visual-motor

Anak berkesulitan belajar matematika seperti ini sering tidak

dapat menghitung benda-benda secara berurutan sambil menyebut

bilangannya “ satu, dua, tiga dan seterusnya”

d) Perseverasi

Ada anak yang perhatiannya melekat pada suatu objek saja

dalam jangka waktu yang relative lama. Gangguan semacam ini

disebut perseverasi.

e) Kesuliatan mengenal dan memahami symbol

Kesulitan semacam ini disebabkan karena adanya gangguan

memori tetapi juga dapat disebabkan oleh adanya gangguan

presepsi visual.

f) Gangguan penghayatan tubuh

Anak sulit untuk memahami hubungan bagian-bagian tubuhnya

sediri. Misalnya mereka mengambar bagian tubuhnya yang tidak

lengkap atau leher tidak Nampak, dsb. Itu lah yang disebut

gangguan penghayatan tubuh.

g) Kesulitan dalam bahasa dan membaca

Kesulitan ini akan membuat siswa sulit dalam memahami atau

memecahakan soal matematika dalam bentuk cerita tertulis.

Page 46: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

23

h) Performance IQ jauh lebih Rendah dari pada Skor Verbal IQ

Hasil tes intelegensi dengan menggunakan WISC (Wechsler

Intelligence Scale For Children) menunjukan anak berkesulitan

dalam belajar matematika. Rendahnnya skor PIQ pada anak

berkesulitan belajar matematika tampak terkait dengan kesulitan

memahami konsep dari matematika.

3. Pendekatan dalam Pengajaran Matematika

Ada empat pendekatan dalam pengajaran matematika (Muliyono

Abdulrahman, 2019, hal.206-209) yaitu :

a) Pendekatan urutan belajar yang bersifat perkembangan

Pendekatan ini menekankan pada pengukuran kesiapan belajar

siswa, penyediaan pengalaman dasar, dan pengajaran keterampilan

matematika prasyarat.

b) Pendekatan Belajar Tuntas

Pendekatan ini menekankan pada pengajaran matematika

melalui peembelajaran langsung dan terstruktur. Langkah-langkah

pendekatan belajar tuntas :

1) Menentukan sasaran atau tujuan pembelajaran khusus.

2) Mengurangi langkah-langkah yang di perlukan untuk mencapai

tujuan

3) Menentukan langkah-langkah yang di pahami atau kuasai oleh

siswa.

4) Mengurutkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan

c) Pendekatan Strategi belajar

Pendekatan ini membantu siswa untuk mengembangkan

strategi belajar metakognitif yang mengarahkan proses mereka

dalam belajar matematika.

d) Pendekatan Pemecahan Masalah

Pendekatan ini ditekankn pada pengajaran untuk berfikir

tentang cara memecah masalah dan pemerosesan informasi

Page 47: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

24

matematika. Dalam menghadapi masalah matematika khusus soal

cerita, siswa harus melakukan analisis dan interpretasi sebagai

landasan untuk pilihan dan keputusan.

4. Anak Berkebutuhan Khusus

a. Pengertian anak berkebutuhan khusus

Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khsus

yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada

ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Anak berkebutuhan khusus

didefinisikan sebagai anak yang memelukan suatu pendidikan serta

layanan khusus untuk mengembangan potensi dan kemampuannya secara

sempurna (Abdul Hadis, 2006, hal. 5).

Kirk dan Gallagher serta Smith dan Ruth dalam Edi Puranta

mendefenisikan anak luar biasa sebagai anak yang berberbeda dari anak-

anak normal, dalam beberapa hal : ciri-ciri mental, kemampuan panca

indra, kemampuan komunikasi, perilaku sosial, atau sifat-sifat fisiknya.

Sesuai dengan kecacatannya, sehingga membutuhkan praktik pendidikan

yang dimodifikasikan atau pelayanan pendidikan khusus untuk

mengembangkan kemampuan khusus yang di miliki.

Menurut Santrock dalam buku Individu berkebutuhan khusus dan

Pendidikan Inklusi mengatakan bahwa individu berkebutuhan khusus

adalah fungsi kognitif, fisik maupun emeosi yang menghalangi

kemampuan individu untuk berkembang baik terklasifikasi dalam

kesulitan belajar, retarnasi mental, gangguan fisik, sensoris, gangguan

bicara dan bahasa, autism, maupun gangguan emosi dan prilaku

(Nimahtuzahro, 2016, hal.1).

Menurut Heward, anak berkebutuhan khusus adalah individu/anak

dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan individu/anak pada

umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi

atau fisik. Anak dengan berkebutuhan khusus adalah anak yang secara

siginifikan mengalami kelainan/penyimangan (fisik, mental-intelektual,

Page 48: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

25

sosial, dan emosional) dalam proses pertumbuh kembangannya

dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia sehingga memerlukan

pelayanan pendidikan khusus (Tjahjanto Pudji Juwono, 2018, hal.1)

Hewrd dan Orlansky juga membagi anak berkebutuhan khsusus

tersebut menjadi delapan kategori, yaitu : retadasi mental, kesulitan

belajar, gangguan emosi, gangguan komunikasi (bahasa dan pengucapan),

tunarungu (gangguann pendengaran), tunanetra (gangguan penglihatan),

tunadaksa (gangguan fisik atau gangguan kesehatan lainnya), tunaganda

(memiliki lebih dari satu gangguan atau ketunaan yang cukup

berat)(Tjahjanto Pudji Juwono, 2018, hal.2).

Jadi dapat disimpulkan anak berkebutuhan khusus adalah anak yang

dalam proses pertumnuhan dan perkembangannya mengalami kelainan

atau penyimpangan fisik, mental, intelektual, sosial, emosional, sehingga

memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

b. Kategori Anak Berkebutuhan Khusus

Kategori anak berkebutuhan khusus ada dua yaitu anak berkebutuhan

khusus bersifat sementara (Temporer) dan anak berkebutuhan khusus

bersifat tetap (permanen) (Jati Rinakri Atmaja, 2018, hal.11).

Anak Berkebutuhan Khusus Bersifat Sementara (Temporer) memiliki

ciri-ciri :

1) Anak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri akibat sering

menerima kekerasan dalam rumah tangga.

2) Mengalami kesulitan konsentrasi karena sering diperlakukan kasar

oleh orang tuannya

3) Mengalami kesulitan komulatif dalam membaca dan berhitung

akibat kekeliruan guru dalam mengajar

4) Anak mengalami trauma akibat dari bencana alam yang mereka

alami

Page 49: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

26

Adapun Anak Berkebutuhan Khusus Bersifat Tetap (Permanen) ciri-

cirinya yaitu mengalami hambatan dalam belajar dan hambatan yang

bersifat internal akibat langsung dari kondisi kecacatan seperti kehilangan

fungsi penglihatan, pendengaran, gangguan perkembangan kecerdasan dan

kognisi, gangguan gerak (motorik), gangguan interaksi komunikasi,

gangguan emosi sosial dan tingkah laku (Jati Rinakri Atmaja, 2018,

hal.13)

c. Faktor Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus biasanya di sebabkan oleh tiga faktor yaitu

faktor internal, faktor eksternal dan gangguan otak dan metabolisme.

Faktor internal bisa di sebabkan oleh faktor genetik (keturunan),

sedangkan faktor eksternal bisa di sebabkan dari pengaruh ataupun

gangguan dari luar dan gangguan otak bisa terjadi karena trauma lahir

atau hipoksia, yang berdampak cedera pada lobus frontalis di otak

(Sutrisno,2018, hal.9)

Menurut Suparno dkk (2007) beberapa faktor penyebab untuk anak

berkebutuhan khusus anatara lain :

1) Faktor heriditer

Terjadi karena kelebihan kromosom yang dilakukan oleh kesamaan

gen pada pasangan suami istri. Selain itu usia ibu waktu hamil juga

sangant berpengaruh dengan kelainan anak. Usia ibu hamil di atas 35

tahun memiliki resiko yang cukup tinggi untuk melahirkan anak

berkebutuhan khusus.

2) Faktor infeksi

Karena adanya berbagai serangan penyakit infeksi yang dapat

menyebabkan baik langsung maupun tidak langsung terjadinya

kelainan seperti TORCH (Toksoplasma,Rubella, Cytomegalo virus,

Herves, Polio, Menginitis)

3) Faktor keracunan

Kerancunan dapat secara langsung pada anak, maupun melalui ibu

hamil. Munculnya FAS (Fetal Alcobal Syndrom) adalah keracunan

Page 50: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

27

janin yang disebabkan ibu mengkonsumsi alcohol yang berlebihan,

kebiasaan mengkonsumsi obat bebas tanpa pengawasaan dokter

merupakan potensi keracunan.

4) Trauma

Kejadian yang tidak terduga yang berlangsung pada anak seperti

proses kelahiran yang sulit hingga memerlukan pertolongan yang

mengandung resiko tinggi mengakibatkan kekurangan oksigen pada

otak. Bencana alam yang juga bisa menyebabkan anak memiliki

berkebutuhan khusus. Seperti cacat fisik dan gangguan mental.

5) Kekurangan Gizi

Masa tumbuh kembang sangat berpengaruh pada tingakat

kecerdasan anak terutama pada dua tahun peratama kehidupan,

kekurangan gizi dapat terajadi karena adanya kelainan metabolism

maupun penyakit pada anak seperti cacinga.

d. Klasifikasi dan Jenis Anak Berkebutuhan Khusus

Menurut klasifikasi dan jenis kelainan, anak berkebutuhan khusus

dikelompokan ke dalam kelainan fisik, kelainan mental, dan kelainan

karakteristik sosial (Mohammad Effendi, 2006, hal.4). Diantaranya dapat

di jelaskan sbb:

1) Kelainan Fisik

Kelainan fisik adalah kelainan yang terjadi pada satu atau lebih

organ tubuh tertentu. Akibatnya kelainan tersebut timbul suatu

keadaan pada fungsi tubuhnya tidak dapat menjalankan tugasnya

secara normal. contoh: alat fisik indra yaitu kelainan pada indra

pendengaran (tunarungu), kelainan pada indra penglihatan (tunanetra),

kelainan pada fungsi organ bicara (tunawicara), alat motoric tubuh

yaitu kelainan otot dan tulang, kelaiana pada system saraf otak.

2) Kelainan Mental

Anak berkelainan dalam aspek mental adalah anak yang memilki

penyimpangan kemampuan berfikir secara kritis, logis dalam

Page 51: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

28

menanggapi dunia sekitarnya. Kelainan aspek ini dapat menyebar

kedua arah, yaitu kelainan mental dalam arti lebih (supernormal) dan

kelaianan mental dalam arti kurang (subnormal). Menurut

tingkatannya dikelompokkan mejadi : anak yang mampu belajar

dengan cepat (rapid learner), anak berbakat (gifted), dan anak genius

(extremely gifted).

3) Kelaianan Prilaku Sosial

Kelaianan prilaku atau tunlarasa sosial adalah mereka yang

mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan,

tata tertib, norma sosial dan lain-lain. Klasifikasi anak yang termasuk

dalam kategori mengalami kelainan prilaku sosisal di antaranya anak

psycbotic dan neurotic, anak dengan gangguan emosi dan anak nakal

(elinguent).

Pengklasifikasian anak berkebutuhan sebagaimana yang dijelaskan

diatas, jika dikaitkan dengan kepentingan pendidikannya khususnya di

Indonesia maka bentuk kelainan diatas dapat disederhanakan

(Mohammad Efendi, 2016, hal.11)sebagai berikut :

a) Bagian A adalah sebutan untuk kelompok anak tunanetra.

b) Bagian B adalah sebutan untuk kelompok anak tunarungu

c) Bagian C adalah sebutan untuk kelompok anak tunagrahita

d) Bagian D adalah sebutan untuk kelompok anak tunadaksa

e) Bagian E adalah sebutan untuk kelompok anak tunalarasa

f) Bagian F adalah sebutan untuk kelompok anak dengan kemampuan

di atas rata-rata/superior

g) Bagian G adalah sebutan untuk kelompok anak tunaganda

e. Jenis-Jenis Anak Berkebutuhan khusus (ABK)

Jenis Anak Berkebutuhan Khusus dapat dikelompokan (Erni Liana,

2017, hal.12-15) menjadi sebagai berikut :

Page 52: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

29

1) Anak Lamban Belajar (slow leaner)

Anak Lamban Belajar (slowl leaner) adalah anak yang memiliki

potensi intelektual sedikit dibawah normal tetapi belum termasuk

tunagrahita. Dalam beberapa hal mereka mengalami hambatan atau

keterlambatan berfikir, merespon rangsangan dan adaptasi sosial,

tetapi masih jauh lebih baik disbanding dengan tunagrahita, lebih

lamban disbanding dengan anak normal.

2) Tunanetra

Tunanetra adalah anak yang mengalami kecatatan fisik pada mata

atau gangguan pada indra penglihatannya yaitu buta. Tunanetra terbagi

menjadi 2 kelompok :

a) Buta Total : Gangguan pada indra penglihatan yang tidak dapat

melihat dua jari di mukanya atau hanya melihat sinar atau cahaya

yang lumyan dapat dipergunakan untuk orientasi mobilitas.

b) Low Vision (kurang penglihatan) : Mereka yang bila harus melihat

sesuatu didekatkan atau dijauhkan oleh objek yang dilihatnya, atau

mereka yang memiliki pandangan kabur ketika melihat objek.

3) Tunarungu

Tunarungu yaitu digunakan untuk menyebut kondisi seseorang

yang mengalami gangguan dalam indra pendengaran. Ciri-cirinya

kemampuan bahasanya lambat, tidak bisa mendengar, lebih sering

menggunakan isyarat dalam berkomunikasi, ucap kata yang diucapkan

tidak begitu jelas.

4) Tunagrahita

Tunagrahita istilah yang digunakan untuk menyebut anak atau

orang yang memiliki kemampuan intelaktual dibawah rata-rata atau

bisa juga disebut juga retaldasi mental. Ciri-cirinya penampilan fisik

tidak seimbang, pada masa pertumbuhannya dia tidak mampu

mengurus dirinya, terlambat dalam perkembangan bicara dan bahasa,

cuek terhadap lingkungan.

Page 53: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

30

5) Tunadaksa

Tunadaksa yaitu sebutan halus bagi orang-orang yang memiliki

ciri-ciri : anggota kelainan fisik khususnya anggota badan, gerak tubuh

tidak bisa digerakan/lemah/kaku/lumpuh, setiap bergerak mengalami

kesulitan, tidak memiliki anggota gerak lengkap, tidak dapat tenang,

terdapan anggota gerak yang tidak sama dengan keadaan normal pada

umumnya.

6) Tunalarasa

Tunalarasa sebutan individu yang mengalami hambatan klasifikasi

dalam mengendalikan emosi dan control sosial. Ciri-cirinya: emosi,

berani melanggar aturan yang berlaku, mudah emosi, suka melakukan

tindakan yang agresif.

7) Autis

Autis yaitu kondisi mengenai seseorang yang didapatkan sejak

lahir atau balita, yang membuat dirinya tidak dapat berhubungan sosial

atau berkomunikasi secara normal, neurologis atau berhubungan

dengan system pernapasan, autis dapat juga diartikan sebagai anak

yang mengalami hambatan perkembangan otak, terutama pada area

bahasa, sosial dan fantasi.

5. Tunagrahita

a. Pengertian Tunagrahita

Tunagrahita yaitu individu yang memilki kecerdasan mental dibawah

normal. Anak yang memiliki kecerdasan dibawah rata-rata normal atau

tunagrahita menunjukan kecendrungan rendah pada fungsi umum

kecerdasannya, sehingga banyak hal menurut presepsi orang normal

dianggap wajar terjadi akibat dari suatu proses tertentu (Mohammad

Efendi, 2008, hal.96). Dalam beberapa hal mereka mengalami hambatan

atau keterlambatan berfikir, merespon rangsangan dan adaptasi sosial.

Edgar Doll berpendapat seseorang dikatakan tunagrahita jika : secara

sosial tidak cakap, secara mental dibawah normal, kecerdasannya

Page 54: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

31

terhambat sejak lahir atau pada usia muda dan kematangannya terhambat.

Tunagrahita ini terjadi disebabkan radang pada otak, gangguan fisikologis,

faktor hereditas dan pengaruh kebudayaan. Tunagrahita ditandai oleh ciri

utamanya adalah kelemahan dalam berpikir atau bernalar, akibat

kelemahan tersebut anak tunagrahita memiliki kemampuan belajar dan

beradaptasi sosial berada dibawah rata-rata normal (Tjahjanto Pudji

Juwono, 2018, hal. 9)

Dapat di katakana bahwa anak tunagrahita adalah suatu kondisi anak

yang kecerdasannya jauh dibawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan

intelegensi serta ketidakcakapan terhadap komunikasi sosial. Oleh karena

itu anak tunagrahita ini sangat membutuhkan pelayanan secara khusus,

yaitu dengan cara memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan

anak tersebut.

b. Faktor Penyebab Terjadinya Tunagrahita

Penyebab terjadinya tunagrahiata dapat di kelompokan menjadi dua

yaitu :

1) Faktor internal yaitu faktor yang terjadi dalam dirir individu itu

sendiri seperti keturunan ataupun bawaan sejak lahir.

2) Faktor ekternal yaitu faktor yang terjadi diluar dari diri individu

tersebut seperti infeksi dan virus menyerang otak, benturan, radiasi.,

dsb yang tidak diturunkan).

c. Karakteristik Anak Tunagrahita

Beberapa hambatan yang tampak pada anak tunagrahita dari segi

kognitif, dan sekaligus menjadi karakteristik anak tunagrahita

(Muhammad Efendi, 2008, hal.98) sebagai berikut:

1) Cenderung memiliki kemampuan berfikir konkret dan sukar

berfikir

2) Mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi

3) Kemampuan sosialitasnya terbatas

Page 55: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

32

4) Tidak mampu menyimpan instruksi yang sulit

5) Kurang mampu menganalisis dan menilai kejadian yang dihadapi

6) Pada anak tunagrahita mampu didik, prestasi tertinggi bidang baca,

tulis, hitung tidak lebih dari anak normal kelas III – IV Sekolah

Dasar.

d. Klasifikasi Anak Tunagrahita

Menurut Hallahan dan Kauffman (1991) Berdasarkan kapabilitas

kemampuan yang bisa dirujuk sebagai dasar pengembangan potensi, anak

tunagrahita dapat diklasifikasikan menjadi :

1) Anak tunagrahita memiliki kemampuan untuk di didik dengan

rentang IQ 50-75

2) Anak tunagrahita memiliki kemampuan untuk dilatih dengan

rentang IQ 25-50

3) Anak tunagrahita memiliki kemampuan untuk di rawat dengan

rentang IQ 25-ke bawah

Seorang psikolog dalam mengklasifikasikan anak tunagrahita

mengarah kepada aspek indeks mental inteligensinya, indikasinya dapat

dilihat pada angka hasil tes kecerdasan, seperti IQ 0-25 dikategorikan

idiot, IQ 25-50 dikategorikan imbecil, dan IQ 50-75 debil atau moron (Jati

Rinakri Atmaja, 2018, hal.100-102).

Klasifikasi anak tunagrahita menurut Skala Binet dan Skala Weschler

ada tiga hal sebagai berikut :

a) Tunagrahita Ringan ( C )

Tunagrahita ringan disebut juga moron dan debil (IQ 50-75),

anak tunagrahita ini masih dapat belajar membaca, menulis dan

berhitung sederhana dengan bimbingan dari didikan yang baik.

Anak tunagrahita ringan akan dapat memperoleh penghasilan

untuk dirinya sendiri. Tunagrahita C ini masih dapat kita didik

akademiknya seperti membaca, menulis dan berhitung.

Page 56: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

33

b) Tunagrahita Sedang ( C1 )

Tunagrahita sedang disebut juga imbecil (IQ 25-50), anak

tunagrahita sedang sangat sulit untuk belajar menulis, membaca,

dan berhitung walaupun mereka bisa belaja menulis secara sosial.

Tunagrahita ini hanya dapat kita latih skill atau keterampilannya.

c) Tunagrahita Berat

Tunagrahita berat disebut idiot (IQ 0-25), anak tunagrahita

berat memerlukan bantuan perawatan secara total, baik itu dalam

hal berkaitan, mandi ataupun makan. Bahkan, mereka memerlukan

perlindungan dari bahaya sepanjang hidupnya.

B. Studi Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

1. Jurnal yang ditulis oleh Noor Hasanah 2016, IAIN Antasari di

Banjarmasin dengan judul “ Upaya guru dalam mengatasi siswa

berkesulitan belajar matematika di kelas IV SDIT UKHUWAH Banjar

masin”. Hasil dari penelitian ini yaitu kesulitan yang dialami siswa ialah

kesulitan dalam menyelasaikan soal yang berbeda dengan yang diberikan

oleh guru pada soal cerita, kesulitan dalam mengingat rumus dan kesulitan

dalam operasi perhitungan masalah perkalian dan pembagian. Persamaan

penelitian ini yaitu penelitian ini juga memberikan bimbingan belajar serta

motivasi dalam belajar dan juga memberikan variasi metode dalam

mengajarnya seperti menggunakan alat peraga. Perbedaannya dalam

penelitian ini dilakukan pada anak normal sedangkan penelitian yang

diteliti pada skripsi ini yaitu pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita

kelas IV C. Metode penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif.

2. Jurnal yang ditulis oleh Hasmira 2016, UNM di Makasar dengan judul

“Analisis kesulitan belajar matematika pada anak berkebutuhan khusus

(ABK) Tunarungu kelas dasar III di SLB YPAC Makasar”. Hasil dari

penelitian ini anak memiliki kebiasaan belajar matematika yang kurang

dan motivasi dalam belajar matematikanya kurang, serta kurangnya

Page 57: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

34

fasilitas dalam belajar matematika dan juga kurangnya perhatian dari

orang tua yang sibuk dalam berkerja. Persamaan penelitiannnya yaitu

penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif dan juga yang subyek

diteliti juga anak berkebutuhan khusus. Perbedaannya pada penelitian

yang di teliti pada skripsi ini yaitu pada anak tunagrahita sedang dalam

jurnal ini adalah pad anak tunarungu.

3. Skripsi yang ditulis oleh Erni Liana tahun 2017, UIN Mataram di Mataram

dengan judul “Upaya guru untuk mengatasi kesuliatan anak berkebutuhan

khusus di MI Islahul Muta‟allim Karang Genteng Pangutan Kota

mataram”. Hasil dari penelitian ini yaitu menangani bentuk- bentuk

kesulitan belajar yang dialami anak berkebutuhan khusus anatara lain

kesulitan membaca (disleksia) dan kesulitan berhitung (diskalkula), serta

memberikan layanan bimbingan belajar terhadap anak berkebutuhan

khusus. Persamaan yaitu penelitian ini dilakukan pada anak berkebutuhan

khusus, menggunakan bimbingan belajar atau layanan pendidikan pada

anak yang kesulitan belajar dalam berihitung (diskalkula) . Perbedaannya

yaitu dilakukan lebih kepada semua anak jenis anak berkebutuhan khusus

terutama pada anak yang kesulitan dalam membaca (disleksia) dan

kesulitan dalam berhitung (diskalkula), sedangkan pada penelitian ini lebih

memfokuskan pada anak tunagrahitanya dan strategi guru dalam belajar

matematika terutama berhitung (diskalkula).

Page 58: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif ini bermaksud memahami fenomena apa yang

di alami oleh subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif karena melakukan tindakan kepada subjek penelitian yang sangat di

utama adalah mengungkapkan makna, yakni makna dan proses pembelajaran

sebagai upaya meningkatkan motivasi, kegairahan dan prestasi belajar melalui

tindakan dilakukan. Pendekatan ini juga digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,

tehnik pengumpulan dilakukan secara triangulasi ( gabungan ) analisis data

bersifat induktif/kualitatif , dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

pada makna pada generalisasi. ( Sugiono, 2009,hal.15 )

Metode yang digunakan oleh penelitian adalah metode studi kasus adalah

menelitian suatu kasus atau fenomena tertentu yang ada dalam masyarakat

yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari latar belakang, keadaan,

interaksi yang terjadi. Studi kasus lakuakan dilakukan pada suatu kesatuan

system yang bisa berupa program, kegiatan, peristiwa atau sekelompok

individu yang ada keadaan atau kondisi tertentu.

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi : tempat penelitian dan waktu

penelitian sebagai berikut :

a. Tempat Penelitian

Penilitian kualitatif dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Prof.Dr.Sri

Soedewi Masjchun Sofwan,Sh Kota Jambi Mengenai kesulitan belajar

matematika pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV.

Alasan saya memilih disini dikarenakan terdapat promblematika tentang

Page 59: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

36

kesulitan belajar matematika pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita

C.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tahun ajaran 2019, yaitu dimulai dari bulan

desember 2019 sampai dengan bulan maret 2020 dan waktu penelitian

mengacu pada kalender akademik sekolah.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitan adalah seseorang atau lapangan yang akan dijadikan

penelitian atau sumber yang dapat di teliti dengan metode dialog sekaligus

menjadikan data dalam penelitan. Subjek penelitian ini yang domainan adalah

guru pengajar di kelas IV tunagrahita C dan siswa. Namun untuk memperoleh

data yang akurat maka di perlukan juga adanya diskusian dengan subjek yang

lain seperti guru kelas, kepala sekolah. Dalam pengambilan subjek, penelitian

ini menggunakan cara purposive sampling. Purposive sampling adalah

pengambilan sample subjektif peneliti berdasarkan pada karakteristik tertentu

yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik tertentu, missal

tentang pendidikan, maka peneliti harus mencari sampel para ahli dalam

pendidikan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau

penelitianpenelitian yang tidak melakukan generalisasi (Sugiono, 2009, hal 9).

Berdasarkan pada pandangan di atas, maka pada dasarnya kehadiran

penelitian di sini di samping sebagai instrumen juga menjadi faktor penting

dalam seluruh kegiatan penelitian ini.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan sesuai dengan

tujuan penelitian yang kami lakukan dalam mengumpulkan data yang berkaitan

dengan kelengkapan data yang ingin diteliti, maka diperlukan dua jenis data

yaitu:

Page 60: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

37

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,

diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Penelitian berhubungan

langsung dengan penelitian yang bersangkutan dengan peneliti yang

bersangkutan (Yamin, 2009, hal.87). Data primer yang diperoleh oleh

peneliti adalah:

1) Hasil wawancara dengan kepala sekolah , tentang Upaya Guru

mengatasi keulitan belajar matematika pada anak berkebutuhan khusus

tunagrahita Sekolah Luar Biasa Kota Jambi.

2) Hasil wawancara dengan guru matematika kelas IV tunagrahita C,

tentang Upaya Guru dalam mengatasi kesulitan belajar matematika pada

anak berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa Kota Jambi.

3) Hasil wawancara dengan siswa tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar

Biasa Kota Jambi

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang bukan di usahakan sendiri

pengumpulannya oleh peniliti tetapi data yang sudah jadi di tuangkan

dalam lapangan penelitian, misalnya data dari biro statistik, majalah,

koran, keterangan-keterangan atau piblikasi lainnya(Yamin,2009, hal.87).

1) Sejarah dan georafis sekolah luar biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun

Sofwan,SH kota jambi

2) Sarana dan prasarana yang menunjang dalam proses pembelajaran

3) Keadaan sekolah kepala sekolah, guru dan siswa sekolah luar biasa

Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi.

2. Sumber Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian adalah subjek penelitian dari mana data

yang di peroleh, sedangkan menurut Suharsini Arikunto yang dimaksud sumber

data adalah subjek darimana data-data di peroleh. Sumber data yaitu berbentuk

perkataan maupun tindakan, yang dapat melalui wawancara sumber data

peristiwa ( situasi ) yang dapat melalui observasi. Dan sumber data dari

Page 61: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

38

dokumen di dapat dari instansi terkait.” Menurut Lofland sumber data utama

dalam penelitian kualitatif seperti dokumen dan lain-lain ( Jama‟an Satori, Aan

komariah, 2009. Hal.105). Sumber data disini merupakan subjek dari mana

data yang diproleh yaitu :

a. Sumber data berupa manusia , yakni kepala sekolah , guru, dan siswa.

b. Sumber data berupa suasana dan kondisi proses pembelajaran

matematika

c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan arsip

dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan sekolah baik

jumlah siswa dan sistem pembelajaran di sekolah.

D. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini kami menggunakan tiga macam teknik pengumpulan

data yaitu:

1. Observasi

Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang

yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

Yamin (2009) menyatakan bahwa “dalam observasi partisipatif peneliti

mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka

ucapkan, dan berpartisipasi aktif dalam aktifitas mereka” (hal. 79). Penelitian

partisipatif ini kemudian di khususkan lagi menjadi partisipatif pasif artinya

peneliti datang ketempat kegiatan yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam

kegiatan tersebut.

Obsevasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung

terhadap objek penelitian, yaitu mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh guru dalam proses pembelajaran matematika dan juga mengamati

kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar matematika pada anak berekbutuhan

khusus tunagrahita di Sekolah Luar Biasa (SLB) kota Jambi.

Page 62: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

39

Obseravasi yang dilakukan penulis dalam proposal ini terhadap subyek

menggunakan pedoman observasi yang disusun sebagai berikut :

a. Mencatat kesan umum subyek : penampilan, pakaian, tingkah laku, cara

berfikir

b. Sosial dan tempat lingkungan

c. Ekspresi saat wawancara

d. Bahasa tubuh saat wawancara

2. Wawancara

Umar menngatakan wawancara adalah pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat di

konstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara yang digunakan

dalam penelitian ini adalah wawancara semi struktur (semistructure interview)

dimana pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara

terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu bila peneliti atau pengumpulan data

telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan di peroleh

(Umar, 2011, hal.51).

Wawancara ini dilakukan pada guru kelas tunagrahita yaitu untuk

mengetahui apa saja kesulitan-kesulitan siswa dalam proses belajar

matematika dan untuk mengetahui upaya guru dalam mengatasi kesulitan

belajar pada siswanya. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode

wawancara yang di lakukan kepada subjek dengan menggunakan dokumentasi

catatan lapangan. Adapun pedoman wawancara yang telah disusun sebagai

brikut:

a. Latar belakang, lingkungan dan aktifitas pembelajaran pada anak

berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Jambi.

b. Berlangsungnya proses pelaksanaan pembelajaran matematika pada anak

berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa (SLB)

Kota Jambi.

Page 63: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

40

c. Solusi dalam menghadapi kesulitan belajar matematika pada anak

berkebutuhan khusus tunagragita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa (SLB)

Kota Jambi.

3. Dokumentasi

Analisi dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber

dari arsip dan dokumen baik yang berada di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota

Jambi. yang ada hubungnnya dengan penelitian tersebut. Dokumentasi adalah

mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari

catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti.

Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau

arsip-arsip dari lembaga yang diteliti. Adapun didalam skripsi ini penulis

mengumpulkan data visi dan misi, tujuan, keadaan guru dan keadaan siswa,

keadaan sarana dan prasarana, prestasi akademik dan non akademik struktur

organisasi. Foto atau gambar, penggunaan foto dalam penelitian ini, adalah

untuk memperoleh data yang tidak dapat ditemukan secara tertulis sekaligus

menjadi pelengkap serta bukti penelitian. Foto-foto yang digunakan adalah

foto yang di hasilkan oleh peneliti di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Jambi.

E. Teknik analisis Data

Menurut iskandar menganalisis data adalah suatu peroses mengolah

mengintrprestasi data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi

sesuai denagan fungsinnya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai

denagan tujuan penelitian.dalam menganalilis data peneliti menggunakan

tehnik :

1. Reduksi data

Reduksi data,diartikan sebagai proses pemilihan,pemusatan perhatian

pada penyerdehanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis dilapangan.reduksi dilakukan sejak pengumpulan

data dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusuri

tema,membuat gugus,menulis memo dan sebagainnya dengan maksut

Page 64: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

41

meyisikan data dengan informasi yang tidak relevan.adapun data yang di

reduksi akan memberikan gambaran yang jelas,dan mempermudah penulis

untuk melekukan pengumpulan data selanjutnya,dan mencarinya bila di

perlukan.dalam penelitian ini,data yang di peroleh melalui catatan

lapangan dan wawancara,kemudian data tersebut dirangkum,dan di seleksi

sehingga akan memberi gambaran yang jelas kepada penulis.

2. Peyajian data

Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah display atau

meyajikan data. Peyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks

naratif. Peyajiannya juga dapat berbentuk matrik,diagram,tabel dan bagan.

Yang sering digunakan untuk meyajikan data dalam penelitian kualitatif

adalah dara teks yang bersipat naratif. Dalam penulisan kualitatif,peyajian

data bisa dilakukan denagn bentuk uraian singkat,bagan,hubungan antar

kategori dan sejenisnya,tetapi yang paling sering digunakan adalah teks

yang bersifat naratif Ini dan didalamnya skripsi ini peneliti menggunakan

teks yang bersiafat naratif Penyajian data dilakukan dengan penglompokan

data sesuai dengan sub babnya masing masing. Data yang didapatkan dari

hasil wawancara dari sumber tulisan maupun dari sumber data.

3. Kesimpulan/ verifikasi

Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisi data kualitatif adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti

yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data

(Sugiyono,2009,hal.252). Kesimpulan dalam penulisan kualitatif

merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan

dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya

kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.

F. Pengecekan keabsahan data

Keabsahan temuan merupakan konsep penting yang diperbarui dari konsep

keshahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) menurut vesri “passitivisme”

Page 65: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

42

dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan paradigmanya

sendiri. Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu.

Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri

atas derajat kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, kebergantungan dan

kepastian. Masing-masing kriteria tersebut menggunakan tehnik pemeriksaan

sendiri-sendiri kriteria derajat.

Kepercayaan (Yamin, 2009, hal. 91). Dalam peneliti ini peneliti mengecek

keabsahan data menggunakan teknik:

1. Meningkatkan Ketekunan

Teknik ini dimaksudkan untuk melakukan pengamatan secara lebih

cermat, penguji kredilitas dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan

dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil peneliti dengan cermat

(Sugiyono,2016,hal.371).

Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan dengan

membaca berbagai referensi buku maupun hasil peneliti atau dokumentasi

yang terkait dengan upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar

matematika pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV .

2. Kecukupan Referensi

Dalam kecukupan referensi peneliti menggunakan alat bantu perekam,

kamera atau video. Kecukupan referensi membantu peneliti dalam

wawancara kepada informasi dan mengamati fenomena yang terjadi di

lapangan sesuai dengan

Fokus peneliti dengan mengambil gambar atau vidio. Dengan data dan

informasi yang diperoleh dapat di gunakan sebagai dasar untuk menguji

data ketika diadakan analisis data dan penafsiran sehingga peneliti tidak

lagi mengalami kesulitan ketika menyusun laporan dari peneliti tersebut.

3. Triangulasi

Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan

atau sebagai perbandingan terhadap data itu. Triangulasi ini ialah

gabungan dari tiga tenik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara,

Page 66: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

43

dan dokumentasi. Tehnik triangulasi yang banyak digunakan ialah

pemeriksaan melalui sumber lainnya kepada orang lain mengumpulkan

data, maka kesimpulan yang di kemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel (Sugiono,2010, hal.334). Teknik triangulasi yang digunkana

dalam penelitian ini yaitu:

a. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang

telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono,2016,hal.373).

Dalam hal ini peneliti berusaha membandingkan data dari hasil

wawancara guru, kepala sekolah dan siswa tunagrahita kelas IV C.

b. Triangulasi Teknik dilakukan untuk menguji kredilitas data yang

dilakukan dengan teknik yang berbeda (Sugiyon,2016,hal,373).

Dalam hal ini penelitian ini berusaha membuktikan data hasil

observasi, wawancara dan dokumentasi.

Page 67: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

44

Tabel 3.7 Jadwal Penelitian JADWAL PENELITIAN

No

Kegiatan

BULAN

April

2019

Mei

2019

Juni

2019

Agustus

2019

Septem

ber 2019

Oktober

2019

Novem

ber 2019

Desem

ber 2019

Januari

2020

Febuari

2020

Maret

2020

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

Pengajuan Judul

dan Pengesahan

Judul

2. Penyusunan

Proposal

3. Pengajuan Dosen

Pembimbing

4. Bimbingan

Proposal

√ √ √

4. Seminar Proposal √

5. Perbaikan Proposal √ √

6. Pengurusan Izin

Riset

7. Pelaksanaan Riset √ √ √

8. Penyusunan Data √

9. Penulisan Skripsi √ √

Page 68: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

45

10. Konsultasi Dosen

Pembimbing

√ √ √

11. ACC Skripsi √

12. Ujian Munaqosah

13. Perbaikan

Page 69: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

46

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SLB Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun

Sofwan, SH. Sekolah Luar Biasa (SLB) ini berdiri sejak tahun 1982 atas

prakarsa Ketua Dharma wanita Provinsi Jambi, Ibu Prof. Dr. Sri Soedewi

Masjchun Sofwan SH. Beliau adalah seorang guru besar Universitas Gajah

Mada dan juga seorang istri dari Gubernur Jambi 2 periode tahun 1970

sampai dengan 1989. SLB ini diresmikan langsung oleh ibu Tien Soeharto

pada tanggal 4 april 1984.

Pengelolaan dari segi lembaganya diserahkan kepada Dharma

Wanita Provinsi Jambi, sedangkan pengelolaan dari segi edukatifnya oleh

Dinas Pendidikan Provinsi Jambi dan dibantu oleh instansi-instansi

lainnya. Sekolah Luar Biasa (SLB) secara resmi dengan persetujuan

DPRD Provinsi Jambi tanggal 3 November 1982 No.14/kpst/Dprd/1982,

diberi nama “ Sekolah Luar Biasa ( SLB ) Prof. Dr. Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH”. Nama ini diberi nama dengan maksud untuk

menghormati jasa Almarhumah Ibu Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun

Sofwan, SH. atas jasa almarhumah yang telah memprakasai beridirinya

lembaga pendidikan bersifat kemanusiaan, juga untuk kemajuan di daerah

provinsi Jambi.

Awalnya, sejak beridiri sampai tahun 2004 SLB beralamat di Jl.

Letjen Suprapto no. 35 samping RS. Umum Raden Mattaher Jambi.

Namun sejalan perkembangan dan bertambahnya jumlah siswa, sejak

tanggal 29 November 2004 akhirnya pindah lokasi baru yang terletak di Jl.

Depati Parbo Telanaipura Kota Jambi.

Page 70: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

47

2. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : Sekolah Luar Biasa (SLB) Prof. Dr. Sri

Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

NPSN : 10504944

Status Sekolah : Negeri

Akreditas : A

Bentuk Pendidikan : SLB

Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

SK Pendirian sekolah : 122/110/fc-1994

Tanggal SK Pendirian : 26-03-1984

SK Izin Operasional : 112/110/F/FC-1994

Tanggal SK Izin Operasional : 09-02-1994

Bangunan Sendiri : Milik Sendiri

Alamat Sekolah : Jln. Depati Purbo, Rt.11, Kel. Pematang

Sulur, Kec. Telanaipura, Kab. Kota Jambi,

Prov. Jambi.

E-mail : [email protected]

Web : http://www.slbjambi.sch.id

Waktu Belajar : Pagi hari

Kebutuhan khusus Dilayani : Tunanetra (A), Tunarungu (B), Tunagrahita

(C, C1), Tunadaksa (D, D1), Autis (F)

3. Visi dan Misi Sekolah Luar Biasa (SLB) Prof. Dr. Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

a. Visi : Terwujudnya manusia yang bertaqwa, terampil, mandiri, dan

cinta lingkungan

b. Misi :

1) Menanam nilai keimanan melalui pendidikan moral dan agama

2) Mengoptimalkan kompetensi akademik sesuai dengan potensi

yang dimiliki

Page 71: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

48

3) Mengembangkan berbagai keterampilan sesuai dengan bakat

dan minat peserta didik

4) Menerapkan kecakapan hidup untuk kemandirian di

masyarakat

5) Menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan sehingga

terwujudnya lingkungan yang bersih, indah dan nyaman.

Page 72: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

49

4. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI SLBN PROF. SRI SOEDEWI MASJCHUN

SOFWAN SH KOTA JAMBI

AHLI Kepala Sekolah

Triyono, S.Pd.M.Ed

KOMITE KOPERASI

SEKOLAH

Bendahara

Fitriani, S.Pd

Tata Usaha

Yeni Yurnita, S.Pd

Waka Kurikulum

Budi Surono, S.Pd

Sarpas

Suratman S.Pd

Waka Kesiswaan

Hj. Sri Suyati,

S.Pd.M.Pd

Sosial & Humas

Mukh Jumadi,

S.Pd

Ketua Kekhususan

Tunanetra

Tri Daswati,

S.Pd

Tunarungu

Andam Litasari, S.Pd

Tunagrhita

Supriyanto, S.Pd

Tunadaksa

Masnatita, S.Pd

Tunalarasa

- Autis

Tititn Yuniasih,

S.Pd

Korsatdik TKLB

-

Korsatdik SDLB

Sumarsih, S.Pd

Korsatdik SMPLB

Hendri Mariza, S.Pd

Korsatdik SMALB

Guru Kelas Guru Bidang Studi Guru Kelas/Wali Kelas/Guru Bidang Studi

Penjaga / Pelayana

Page 73: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

50

5. Data Guru

TABEL 4.1

DATA GURU

SLBN PROF. DR. SRI SOEDEWI MS, SH JAMBI

TAHUN 2020

No Nama NIP L/P Tempat

Tgl Tmt

Gol Tmt.Gol

Ijazah

Jur

Thn

NUPTK Lahir

CPNS/

Bekerja Terakhir LLS

1

Triyono,S.Pd.M.E

d

19631001

198602 1 007 L Boyolali,

01

Oktober

1963

01/02/19

86 IV/a

01/10/20

03 S2 PLB 2008

3333-

7416-

4720-0003

2 Solbi, S.Pd, M.Pd

19691016

199702 1 002 L

Belitang

OKU,

16

Oktober

1969

01/02/19

97 IV/a

01/10/20

07 S2

Teknolo

gi

Pendidik

2011

1348-

7476-

4920-0013

4 Sumarsih,S.Pd

19630801

198603 2 002 P

Kulon

Progo,

01

Agustus

1963

3/1/1986 IV/a 01/04/20

04 S1 BK 2007

1133-

7416-

4230-0023

5

Sri

Mumpuni,S.Pd

19640128

198602 2 001 P Jakarta,

28

Januari

1964

2/1/1986 IV/a 01/04/20

02 S1 PLB 1984

7460-

7426-

4230-0002

6 Suratman,S.Pd

19620614

198503 1 007 L Sleman,

04 Juni

1962

01/03/19

85 IV/a

01/04/20

07 S1 OR 2004

2946-

7406-

4120-0012

7 Hj. Sri 1970 0228 P Jambi, 28 01/12/19 IV/a 01/04/20 S1 PLB 1993 3560-

Page 74: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

51

Suryati,S.Pd.M.P

d

199412 2 003 Februari

1970

94 05 7486-

5030-0022

8

Yaomal

Basyar,S.Pd

19610601

198603 1 013 L Sumedang,

01 Juni

1961 3/1/1986 IV/a

01/10/20

03 S1 BK 2001

4933-

7396-

4020-0012

9

Sri

Handayani,S.Pd

19620626

199003 2 005 P Wonogiri,

28 Juni

1962

01/03/19

90 IV/a

01/10/20

05 S1 PLB 1986

0948-

7406-

4330-0012

10

Hj. Risa

Farida,S.Pd

19660214

199103 2 005 P

Majalengk

a,

14

Februari

1966

01/03/19

91 IV/a

01/10/20

07 S1 PGSD 2011

1546-

7446-

4630-0022

11 Tridaswati,S.Pd

19651003

199203 2 004 P Padang,

03

Oktober

1965

01/03/19

92 IV/a

01/10/20

07 S1

BK 2008

5435-

7436-

4630-0012

12

Andam

Litasari,S.Pd

19690902

199203 2 003 P Jambi,

02

Septembe

r 1969

3/1/1992 IV/a 01/10/20

07 S1 PGSD 2010

3234-

7476-

4930-0023

13 Budi Surono,S.Pd

19710329

199702 1 002 L Bandung,

29 Maret

1971

01/02/19

97 IV/a

01/04/20

08 S1 PLB 1995

5661-

7496-

5020-0002

14 Hardalena, S.Pd

19640208

199203 2 003 P Kumun,

08

Februari

1964

01/03/19

92 IV/a

01/10/20

07 S1 PGSD 1989

0504-

7426-

4330-0022

15

Mukh.Jumadi,S.P

d

19670916

199702 1 001 L Semarang,

16

Septembe

r 1967

01/02/19

97 IV/a

01/10/20

05 S1 PLB 1995

8248-

7456-

4920-0003

Page 75: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

52

16 Suhaidi,S.Pd

19670410

199403 1 008 L Semurup,

10 April

1967

01/03/19

94 IV/a

01/04/20

10 S1 BK 2008

6742-

7456-

4820-0022

17 Sri Sadono,S.Pd

19650818

199501 1 001 L Sragen,

18

Agustus

1965

01/01/19

95 IV/a

01/10/20

08 S1 BK 2008

3150-

7436-

4430-0023

18

Evi Maidahlena,

S.Pd

19670507

199203 2 008 P Jambi,

07 Mei

1967

01/03/19

92 IV/a

01/10/20

06 S1 PGSD 1989

8839-

7456-

4830-0012

19 Yarnida, S.Pd

19670710

199203 2 006 P Kerinci

10 Juli

1967

01/03/19

92 IV/a

01/04/20

06 S1 PGSD 1990

5042-

7456-

4730-0033

20

Replianis,S.Pd,

M.PdI

19700402

200701 2 009 P Kemantan,

02 April

1970 1/1/2007 III/a

01/04/20

07 S2 PGSD 2013

6734-

7486-

5030-0022

21

Nyimas

Nilawati,S.Pd

19631226

200701 2 002 P Jambi,

26

Desembe

r 1963

1/1/2007 III/a 01/04/20

07 S1 PGSD 2011

8558-

7416-

4330-0013

22

Ina

Kesnaruta,S.Pd

19671008

200701 2 005 P Kerinci,

08

Oktober

1967

1/1/2007 III/a 01/04/20

09 S1 PGSD 2011

1340-

7456-

4730-0023

23 Murniati,S.Pd

19690901

201407 2 001 P

Sei

Geringgin

g,

01

Septembe

r 1969

4/5/2005

II/a 7/1/2014

S1 PGSD 2010

7233-

7476-

5030-0013

24 Ermanita, S.P - P Jambi

Friday,

May 30,

1980

01/01/20

06 - - S1

Pertania

n 2004

9862-

7586-

5930-0042

Page 76: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

53

25 Masnarita,S.Pd

- P Jambi, 20 April

1969 7/1/2006

- -

S1 PGSD 2010

5752-

7476-

4930-0062

26 Verdiansyah,S.Pt

-

L Jambi,

07

Nopembe

r 1982

1/1/2008

- -

S1 Peternak

an 2007

0043-

7606-

6320-0023

27

Rts.

Fatmawati,S.Pd

-

P Jambi,

20 Mei

1988 2/1/2008

- - S1 PGSD 2013

6852-

7666-

6730-0010

28

Erry Zaidah

Luthfiyah,S.Hum

- P Lamongan

,

11

Septembe

r 1983

3/1/2008

- -

S1 Bhs &

Sastra 2005

6243-

7616-

6230-0073

29 Nurkhamid,S.Ag

-

L Jepara,

16

Februari

1969

3/1/2009

- -

S1

Syariah 1998

8548-

7476-

5120-0002

30 Supriyanto,S.Pd

-

L Purworejo,

30 Juni

1969 3/1/2009

- -

S1

BK 2009

7962-

7466-

4920-0012

31 Adi Kurniadi,SE

-

L

Jambi,

21

Nopembe

r 1977

4/1/2009

- -

S1 Ekonom

i 2003

2453-

7556-

5520-0003

32

Gustira

Mayasari,M.Pd

-

P

Jambi,

20

Agustus

1983

4/1/2009

- - S1

Tata

Boga 2006

0152-

7616-

6230-0073

33

Titin Yuniasih,

S.Pd

- P Cilacap, 06 Juni

1976 4/1/2009

- - S1

BK 2004

3938-

7546-

5623-0162

Page 77: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

54

34

Ari

Kusumaratri,A.M

d.TW

-

P Jakarta,

20

Novembe

r 1971

7/1/2010

- - D3

Terapi

Wicara 1999

-

35

Hendri

Mariza,S.Pd

- L Solok, 07 Juli

1987 3/1/2010

- -

S1 PLB 2010

2039-

7656-

6613-0223

36

Lia Herliani,

S.Sos

-

P Sumedang,

20 Mei

1985

10/1/201

0 - -

S1

Sosial 2007

8852-

7636-

6423-0222

37 Nana Triana, S.Pd - P Jambi,

02 Mei

1990

22/01/20

11 - - S1 BK 2013

4834-

7686-

6923-0042

38

Endang Purwanti,

A.Md

-

P Jambi,

05 April

1977 3/1/2011

- - D3

Manaje

men &

info 1999

3737-

7556-

5630-0090

39

Rama Yulianti S,

S.Kom

-

P

Muara

Bungo,

03 Juli

1981 9/1/2011

- -

S1 Komput

er 2006

9035-

7596-

6030-0013

40 Erita Sapitri,S.Pi

-

P Jambi,

09

Septembe

r 1980

12/1/201

1 - -

S1 Perikana

n 2005

7241-

7586-

5930-0073

41

Della Murniati,

A.Md - P Jambi

14

Januari

1981

9/3/2012

- - D3

Keuanga

n 2004

9446-

7596-

6023-0122

42 Evi Lestari, S.Sn - P Palembang

07

Agustus

1976

10/12/20

12 - - S1

Seni

Tari 2001

-

Page 78: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

55

43 Alfi Azizah, S.Pd - P Jambi,

30

Agustus

1985

17/09/20

13 - - S1

Tata

Busana 2010

1162-

7636-

6423-0113

44

Citra

Oktavini,S.Pd - P Pasaman,

06

Oktober

1990

08/01/20

14 - - S1 PLB 2013

5338-

7686-

6923-0043

45 Dian Novitasari - P Jambi,

05

Nopembe

r 1984

04/03/20

14 - - SMA IPS 2003

4437-

7626-

6330-0083

46

Nenden Agustin,

S.Pd - P

Muara

Singoan,

24

Agustus

1990

10/12/20

12 - - S1 PLB 2014

-

47 Endah Pratiwi - P Jambi,

29

Januari

1980

04/07/20

14 - - D2 PGTK

Guru

TK 2004

4461-

7586-

5923-0102

48

Syarifah Hidayati,

S.Pd - P

Taba

Penanjung,

20 Mei

1989

04/08/20

14 - - S1 PLB 2013

5852-

7676-

6823-0072

49 Eka Pastiah, S.Pd - P

Sei

Kelumpan

g,

20

Oktober

1983

21/08/20

14 - - S1 PLB 2014

-

50

Riszki

Monica,S.Pd - P

Sarolangu

n,

17

Januari

1985

12/01/20

15 - - S1

Bahasa

Indonesi

a 2009

6449-

7636-

6422-0002

51

Mardhatillah,

S.Pd - P Padang,

10

Septembe

r 1991

02/02/20

15 - - S1 PLB 2014

-

Page 79: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

56

52 Emi Yusnia, S.Pt - P

OKU

Timur,

16 Maret

1991

10/02/20

15 - - S1

Peternak

an 2013 -

53

Septia Nela Sari,

S.Sos - P Jambi,

22

Septembe

r 1992

03/03/20

15 - - S1

Ilmu

Pemerin

tahan 2014

-

54 Dina Junita, S.Pd - P Jambi,

12 Juni

1990 4/6/2015

- - S1 BK 2013 -

55

Syafrina

Maulana, S.Pd - P Seleman,

10

Septembe

r 1991

4/20/201

5 - - S1 PLB 2013

-

56 Anita, S.Pd - P

Suko

Berajo,

26

Agustus

1989

5/18/201

5 - - S1

Bahasa

Indonesi

a 2011

-

57

Ika Noor

Hidayati, S.Sos - P Jambi,

27

Desembe

r 1990

7/27/201

5 - - S1

Sosiolog

i 2000

-

58

Helda Desmayati,

S.Pd - P Jambi,

27

Desembe

r 1990

8/4/2015

- - S1

Bahasa

Indonesi

a 2014

-

59 Suci Jannati, S.Pd - P Jambi,

05 Maret

1993

8/25/201

5 - - S1

Bahasa

Indonesi

a 2015

-

60

Elvi Kusnadewi,

S.KM - P

Muara

Kutur,

13

Desembe

r 1978

9/1/2015

- - S1

Kes.

Masyara

kat 2005

-

61 Yudi Alfisah,S.Pd - L

Kampung

Pandan,

18 Mei

1988 2/1/2016

- - S1 PLB 2014 -

Page 80: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

57

62

Putri Rahmawati,

S.Pd - P Jambi,

06

Agustus

1988

2/15/201

6 - - S1

Bahasa

Inggris 2012

-

63

Adisyahputra

Gultom, S.Pd - L Bangko,

24

Oktober

1992

7/18/201

6 - - S1 PLB 2016

-

64

Irma Fitriyani,

S.Pd - P Jambi,

09

Desembe

r 1990

5/1/2016

- - S1

Seni

Rupa 2015

-

65

Debbi Rihan Dwi

Putri, S.Psi - P Jambi,

16

Desembe

r 1992

9/5/2016

- - S1

Psikolog

i 2015

-

66

Arie

Pratiwi,S.Kom.I

- P Jambi,

06 Mei

1990

9/13/201

6

- - S1

Bim.

Penyulu

han

Islam 2012

-

67

Siti Nurmala,

S.Pd - P

Teluk

Sialang,

15 April

1984

10/3/201

6 - - S1 PGSD 2017

4747-

7626-

6330-0042

68

Hedia Rizki,

M.Pd -

P Kerinci,

21

Januari

1995

07/09/20

16 - -

S1

MTK

2016 -

69

Nicki Lia Triana

S , S.Psi - P

Tanjab

Timur,

05

Oktober

1992

2/1/2017

- - S1

Psikolog

i 2015

-

70

Nurul Try Wahyu

Ningsih,S.Pd - P Jambi,

18

Agustus

1994

2/22/201

7 - - S1 PLB 2017

-

Page 81: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

58

71

Ria Maharani,

S.Pd.I, M.Pd.I P Jambi,

19 Juli

1991

7/29/201

5 - - S2 PAI 2015 -

72

Seri Herliani,

S.Pd - P Muaradua,

05 Mei

1972 4/3/2017

- - S1

Bahasa

Inggris 1996 -

73

Lisa Pradina,

S.Pd - P Jambi,

08

Septembe

r 1995

7/24/201

7 - - S1

PORKE

S 2018

-

74

Septiawan Dwi

Cahyo, S.Kom - L Jambi,

17

Septembe

r 1985

1/8/2018

- - S1

Teknik

Informat

ika 2010

-

75 Nurhayati, S.Pd.I - P

Kuala

Tungkal,

07

Oktober

1984

6/1/2017

- - S1 PAI 2006

-

76

Lilis Winarni,

S.Psi - P

Suka

Maju,

10

Januari

1994

2/1/2018

- - S1

Psikolog

i 2017

-

77

Nani Purwati,

S.Pd - P Jambi,

02

Februari

1988

3/9/2017

- S1

Bahasa

Indonesi

a 2011

-

78

Ebin Kurniawan,

S.Pd - L

Lembak

Bungur,

12

Desembe

r 1995

1/10/201

8 - - S1 PAI 2018

-

79

Haniva Pratami

Nur Apriliani,

S.Pd - P Purwerejo

16 April

1998

7/16/201

9 - - S1

Bahasa

Indonesi

a 2019

-

80

Ika Thalia Nissa,

S.Si - P Jambi

20

Oktober

1996

7/20/201

9 - - S1 Biologi 2019

-

Page 82: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

59

Sumber: Dokumen SLB Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

81

Diego Armando,

S.Pd - L Jambi,

15 Maret

1988

26/08/20

15 - -

S1 Porkes 2015 -

82

Hifran

Darmawan, S.Pd - L

Bandung,

06 Juli

1983

01/07/20

19 - -

S1 PLB 2018 -

83

Saikurohman,S.P

d

- L Sungai

Gelam

31

Agustus

1996

15/07/20

19 - -

S1 PAI 2018

-

84

Anisha Rahmini

Azzahra,S.St - P

Jambi,

06 Juli

1993

15/07/20

19 - -

S1

Sains

Terapan 2018 -

85

Puspita Lastari,

S.Pd

- P Muaro

Jambi,

21 Mei

1990

12/08/20

19 - -

S1

Bahasa

Indonesi

a 2012

-

Page 83: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

60

6. Data Siswa

Tabel 4.2

DATA PESERTA DIDIK

SLBN. PROF. DR. SRI SOEDEWI MASJCHUN SOFWAN, SH JAMBI

TAHUN PELAJARAN

2019/2020

No

Satuan Kelas

A B C C1 D D1 F JUMLAH

Pendidikan L P J L P J L P J L P J L P J L P J L P J L P J

1 TKLB 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 SDLB 1 0 0 0 2 0 2 3 0 3 2 1 3 0 0 0 3 0 3 1 1 2 11 2 13

2 0 0 0 3 1 4 0 3 3 6 3 9 0 0 0 1 1 2 2 0 2 12 8 20

3 0 0 0 4 3 7 2 1 3 5 4 9 0 0 0 2 1 3 4 0 4 17 9 26

4 0 0 0 2 2 4 3 4 7 3 3 6 0 0 0 0 2 2 4 1 5 12 12 24

5 1 1 2 6 1 7 5 3 8 9 3

1

2 0 0 0 1 1 2 3 0 3 25 9 34

6 2 0 2 8 2 10 7 5 12 7 2 9 0 0 0 0 0 0 8 1 9 32 10 42

JUMLAH 3 1 4

2

5 9 34

2

0

1

6 36

3

2

1

6

4

8 0 0 0 7 5

1

2

2

2 3

2

5

10

9 50

15

9

3 SMPLB 1 2 0 2 6 2 8 5 3 8 5 4 9 0 0 0 3 2 5 2 0 2 23 11 34

2 1 0 1 2 2 4 7 3 10 2 4 6 0 0 0 3 1 4 0 0 0 15 10 25

Page 84: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

61

3 1 1 2 2 5 7 9 7 16 2 5 7 0 0 0 3 2 5 0 0 0 17 20 37

JUMLAH 4 1 5

1

0 9 19

2

1

1

3 34 9

1

3

2

2 0 0 0 9 5

1

4 2 0 2 55 41 96

4 SMALB 1 0 1 1

1

0 9 19 5 6 11 3 5 8 2 0 2 1 0 1 0 0 0 21 21 42

2 2 0 2 8 8 16

1

2 3 15 3 7

1

0 0 0 0 3 0 3 0 0 0 28 18 46

3 1 0 1 4 8 12 6 4 10 5 0 5 1 1 2 3 0 3 0 0 0 20 13 33

JUMLAH 3 1 4

2

2

2

5 47

2

3

1

3 36

1

1

1

2

2

3 3 1 4 7 0 7 0 0 0 69 52

12

1

JUMLAH

1+2+3+4

1

3

10

0

10

6

9

3 4

3

3

2

7

23

3

14

3

37

6

Sumber: Dokumen SLB Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

Jambi, Januari 2020

Kepala SLB Jambi

TRIYONO, S.Pd.M.Ed

NIP. 19631001 198602 1 007

Page 85: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

62

7. Data Siswa Tunagrahita C kelas IV

Tabel 4.3

DATA SISWA TUNAGRAHITA C (RINGAN) KELAS IV

TAHUN 2019/2020

No Nama

Siswa NIS Agama L/P

Tempat Tanggal

Lahir Kelas

Nama

Orang Tua

Pekerjaan

Orang

Tua

Alamat

1. Nadya Tri

Amanda

872/C/2016 Islam P Jambi, 12 Maret

2005

IV

SDLB-

C

Musliadi

Juhaida

Buruh

IRT

Jl. Kyai Hj. Mds Mansyur

Hp.

082181987321/082258444007

2.

M. Adrian

Ramadhani

858/C/2016 Islam L Jambi, 21

September

2008

IV

SDLB-

C

Hadini

Yanti

Oktavia

Swasta

IRT

RT. 09 RW. 02 Simpang

Limo Kec. Jaluko Muaro

Jambi

Hp.

085381287897/085768288556

3. Fazza Fania

Derent

890/C/2017 Islam P Jambi, 13 April

2010

IV

SDLB-

C

Derry

Adriansyah

Renthy

Pusvita

-

Polri

Jl. Sari Bakti Perum. Graha 16

Blok B RT.07 No. 25 Kel.

Beliung Kec.Alam Barajo

Kota Jambi

Hp. 082177533888

4. Muhammad

Fairuz

Pratama

892/C/2017 Islam L Merlung, 30

Nopember

2007

IV

SDLB-

C

Miswandi

Siska

Nidawati

PNS

IRT

Jl. Sersan Saring Kayo RT. 10

Merlung Tanjung Jabung

Barat

Hp. 085266813339

Page 86: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

63

Sumber: Dokumen SLB Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

5. Rizki

Wahyudi

891/C/2017 Islam L Jambi, 20 Juli

2008

IV

SDLB-

C

Rusdianto

Hastati

Buruh

IRT

Danau Sipin RT. 36 Kel.

Legok Kec. Telanaipura Kota

Jambi

Hp. 085896110359

6. Shadad

Roselano

887/C/2017 Islam L Jambi, 30 Juni

2009

IV

SDLB-

C

Margiono

Dian Tri

Anjani

B. Harian

Lepas

IRT

Jl. Mayjen Sutoyo RT. 09 Kel.

Pematang Sulur Kec.

Telanaipura Kota Jambi

Hp.

082399009517/08537837571

7 Zahira Zalfa

Wiliana

886/C/2017 Islam P Jambi, 30 Januari

2008

IV

SDLB-

C

Welli

Budiman

Zuhliana

Buruh

IRT

Komp. DPRD RT.15 Kel.

Buluran Kec.Telanaipura

Jambi

Hp.

081252527466/081273360178

Page 87: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

64

8. Sarana dan Prasarana

Tabel 4.4

SARANA DAN PRASARANA

No Nama Ruangan Jumlah Ukuran Kode Keterangan

1. Ruang Kepala Sekolah 1 30 m2

V -

2. Ruang Wakil Kepsek 1 20 m2

V -

3. RuangYayasan 1 20 m2

V -

4. Ruang Kelas 48 20 m2

V -

5. Ruang Guru 1 70 m2

V -

6. Ruang Perpustakaan 1 54 m2

V -

7. Lapangan Upacara 1 30 m2

V -

8. Lapangan

Basket/Olahraga 1 400 m

2 V -

9. Ruangan Assesment dan

Terapi 2 600 m

2 V -

10. Ruang Program Khusus 3 42 m2

V -

11. Ruang Keterampilan 11 30 m2

V -

12. Ruang Tari 1 56 m2

V -

13. Ruang Koperasi dan

Waserda 2 56 m

2 V -

14. Gudang 4 56 m2

V -

15. Toilet dan Kamar Mandi 15 15 m2

V -

Page 88: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

65

16. Studio Rekaman 1 5 m2

V -

17. Aula Pertemuan 1 63 m2

V -

18. Asrama 2 448 m2

V -

19. Rumah Penjaga 1 150 m2

V -

20. Rumah Dinas Kepsek 1 54 m2

V -

Sumber: Dokumen SLB Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

No Jenis Alat dan Media

Pembelajaran Jumlah

Kondisi

Baik Rusak

Ringan

Rusak

Berat

1. Komputer 26 unit 20 - 6

2. Laptop 12 unit 12 - -

3. LCD Proyektor 6 unit 4 - 2

4. Printer 8 unit 6 - 2

5. Tipe Recorder/DVD Player 3 unit 3 - -

6. TV 6 unit 5 - 1

7. CCTV 20 unit 16 - 4

8. Werless 6 unit 6 - -

9. TOA 2 unit 2 - -

10. Mesin jahit 12 unit 10 - 2

11. Mesin Bordir 2 unit 2 - -

12. Mesin Bordir Komputer 1 unit 1 - -

13. Peralatan Tata Boga 1 unit 1 - -

14. Peralatan Tata Kecantikan 1 set 1 - -

Page 89: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

66

15. Peralatan Otomitif 1 set 1 - -

16. Peralatan Bengkel Las 1 set 1 - -

17. Peralatan Pertanian dan

Pertenakan 1 set 1 - -

18. Peralatan Pavingblok/

Konblok 1 set 1 - -

19. Peralatan Band/Musik 1 set 1 - -

20. Peralatan Akuperasur 1 set 1 - -

21. Peralatan Tari 1 set 1 - -

Sumber: Dokumen SLB Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

9. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu alat pengenalan diri

siswa pada hubungan sosial. Dalam Kualitasnya tamatan sekolah khusus

juga di tuntut untuk memenuhi standar kompetensi dunia kerja. Selain

siswa menguasai materi pelajaran, siswa juga harus menguasai materi

keterampilan agar siswa dapat berinteraksi dan aktif dalam hubungan

sosialnya. Dari kegiatan ektrakurikuler ini siswa mampu dalam

pengenalan diri dan mengembangkan kemampuannya dalam

keterampilanya. Di SLBN Sri Soedewi Masjchun ini di selenggarakan

berbagai ekstrakulikuler sebagai berikut :

a. Pramuka

b. Olahraga

c. Musik

d. Kesenian

e. Tata boga

f. Pantomim

g. Hantaran

h. Kerohanian

Page 90: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

67

Gambar 4.2 Piala Lomba Tata boga (Sumber: Dokumentasi SLB

Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi)

10. Kurikulum Sekolah

Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu carier yang artinya

pelari dan curare yang berarti berpacu. Kurikulum adalah seperangkat

perencanaan pengajaran yang sistematik yang berisi pernyataan tujuan,

organisasi konten, organisasi pengalaman belajar, program pelayanan, pola

belajar-mengajar, dan program evaluasi agar pelajar dapat meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman serta perubahan tingkah laku.

Gambar 4.3 Halaman Depan SLBN Prof. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,

SH (Sumber: Dokumentasi SLB Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,

SH Kota Jambi)

Page 91: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

68

Kurikulum yang dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Prof. Sri

Soedewi Masjchun Sofwan SH kota Jambi adalah kurikulum 2013 dalam

pendidikan khusus yang dikenal dengan pembelajaran Tematik Terpadu.

Adapun pelajaran yang terintegritas didalamnya ialah : Bahasa Indonesia,

Matematika, Pkn, Sbk, Pjok. Selain kurikulum tersebut.

B. Temuan Khusus dan Pembahasan

1. Temuan Khusus

a. Proses pembelajaran matematika pada anak berkebutuhan

khusus Tunagrahita C Kelas IV di sekolah luar biasa Prof. Sri

Soedewi Masjchun Sofwan SH. kota Jambi

Dalam proses pembelajaran di sekolah, sebelum mengajar seorang

pendidik berkewajiban mempersiapkan dan menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) agar dalam proses pembelajaran

tersusun secara sistematis dengan baik dan berjalan dengan efektif.

Persiapan disini dapat diartikan yaitu persiapan tertulis dan persiapan

mental guru pada saat sebelum mengajar.

Dari hasil peneliti observasi dilapangan, sebelum memulai proses

pembelajarannya guru kelas IV tungrahita C telah mempersiapkan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) , materi pembelajaran, media

pembelajaran, dan alat-alat pendukung lainnya untuk proses pembelajaran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru kelas IV

tunagrahita sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah yaitu

kurikulum K13, yang didalamnya memuat KI, tema, subtema, dan

beberapa pelajaran yang telah dikolaborasikan menjadi satu tema.

Namun pada saat proses pembelajaranya berlangsung cara guru di

kelas IV tunagrahita C mengajar mengacu kepada KTSP, yaitu

mengajarkan pelajaran secara terpisah satu persatu tidak sesuai dengan

tuntutan pada K13 yang mengkolaborasikan beberapa pelajaran, mengapa

demikian pada anak berkebutuhan khsus tunagrahita C ini mereka

memiliki kelemahan pada intelektual dan kecerdasannya dibawah rata-rata

Page 92: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

69

normal. Oleh karena itu guru kelas IV tunagrahita C ini masih tetap

menggunakan cara belajar seperti KTSP tapi pada rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) tetap menggunakan K13.

Proses Pembelajaran matematika untuk anak tunagrahita C berbeda

dengan anak yang normal lain sehingga pembelajaran harus benar-benar

dilakukan oleh guru yang butuh kesabaran dalam menangani dan

memperhatikan anak tunagrahita perlu pendekatan khusus. Pada saat

proses pembelajaran matematika guru memilki tugas yang berat untuk

menyesuaikan kemampuan anak ditambah lagi dengan keterbatasannya,

jadi masing-masing anak berbeda untuk pencapaiannya.

Dari hasil observasi peneliti dilapangan, pada saat proses belajar

matematika anak tunagrahita C di kelas IV yaitu guru mengenalkan tanda-

tanda operasi hitung dalam bilangan seperti perkalian, pembagian,

penjumlahan, dan pengurangan. Seperti contohnya ketika guru

mengajarkan perkalian, guru mengajarkannya mulai dari bentuk tanda

perkalian dengan menuliskan tanda perkalian dipapan tulis dengan ukuran

besar dan meminta siswanya maju kedepan satu persatu untuk membuat

tanda perkaliannya. Setelah siswa-siswi telah mengenal tandanya, guru

memulai untuk memberika materi dasar perkaliannya dengan

membimbing mereka menggunkan layanan individual. Guru membimbing

siswanya satu persatu secara pelan-pelan agar mereka lebih paham dan

ingat dengan isi materi yang telah diajarkan.

Peran guru sangat penting dalam suatu proses pembelajaran yaitu

mengarahkan, membimbing, serta memberikan motivasi pada anak

tunagrahita agar mendapatkan hasil yang baik dalam proses

pembelajarannnya. Seperti halnya yang disampaikan oleh Bapak Triyono

sebagai kepala sekolah SLBN Prof. Dr. Sri Soedewi Sofwan, SH di kota

Jambi.

“Proses pembelajaran disini mengacu pada k13 yang menggunakan

5M, pendekatan yang dilakukan disini adalah pendekatan individual.

Pendekatan individual ini ialah pendekatan yang melayani perbedaan-

perbedaan peorangan siswa sedemikian rupa, sehingga dengan

Page 93: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

70

penerapan pendekatan individual ini memungkinkan berkembangnnya

potensi masing-masing siswa secara optimal. Pendekatan ini sangat

digunakan sekali dalam pembelajaran matematika pada anak

tunagrahita karena dalam belajarnya anak tunagrahita ini lamban

dalam berfikir disebabkan memiliki kecerdasan intelektual di bawah

rata-rata normal dan cepat lupa dengan materi yang kita ajarkan.

Dalam satu kelas kemampuan anak satu dengan yang lain itu berbeda-

beda, maka dari itu guru harus melakukan layanan individual, agar

anak tunagrahita tersebut paham dengan materi yang diajarkannya.

Setiap guru harus memberikan layanan individual pada saat belajar,

jika ada yang mengalami sebuah kendala dan kesulitan belajar,anak

dibimbing secara individualnya”.(Wawancara, 20 januari 2020)

Hal ini juga di ungkapkan oleh wali kelas tunagrahita C sebagai guru

matematika kelas IV ibu Murniati kepada peneliti mengungkapkan

sebagai berikut:

“Pada proses pembelajaran matematika ini bisa berjalan dengan lancar

cuman didalam satu kelas ini siswa memiliki tingkat IQ yang berbeda-

beda, sesuai dengan tes IQ nya. Setiap anak kemampuan befikirnya

berbeda, ada yang bisa berhitung, ada yang cuman bisa menebalkan

angka bahkan cuman menulis angka saja. Anak tungrahita C ini ialah

anak memiliki tingkat pemahaman dan intelektualnya dibawah rata-

rata normal, namun masih bisa di didik. Anak Tunagrahita C ini juga

lambat dalam berfikir dan bernalar. Jadi disini dalam proses belajar

matematika kita rangkul mereka dan bimbing mereka satu persatu

secara individual dengan menggunakan layanan individual atau

pendekatan individual. Anak tunagrahita C ini dia tidak bisa dipaksa

dalam belajar karena mereka cepat lupa dalam memahami materinya

jadi kita ajarilah mereka dengan perlahan-lahan dan berulang-ulang

kali agar tidak lupa cara menghitung dalam perkalian yang benar. Kita

juga jadikan mereka seperti sahabat agar kita lebih mudah dalam

membimbingnnya belajar”.(Wawancara, 23 Januari 2020).

Gambar 4.4 Proses pembelajaran matematika anak Tunagrahita C

kelas IV (Sumber: Dokumentasi SLB Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun

Sofwan, SH Kota Jambi)

Page 94: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

71

Gambar 4.5 Peneliti ikut serta dalam membimbing siswa kelas IV

tunagrahita C belajar matematika (Sumber: Dokumentasi SLB

Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi)

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh

peneliti yang dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran

matematika guru harus melakukan layanan individual atau pendekatan

individual yaitu suatu pendekatan yang melayani perbedaan-perbedaan

peorangan siswa sedemikian rupa, sehingga dengan penerapan pendekatan

individual ini memungkinkan berkembangnnya potensi masing-masing

siswa secara optimal dengan cara membimbing dan mengajarkan, serta

mengarahkan anak satu persatu secara individual. Dengan keterbatasanya

setiap anak harus dilakukan layanan individual ini anak bisa lebih paham

tentang materi pelajaran yang diajarkan.

b. Kesulitan belajar matematika yang dialami pada anak

berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar

Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, Sh Kota Jambi

Belajar merupakan suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap

individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam

pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu

pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari. Dalam belajar tentu

ada yang mengalami kesulitan dalam belajar seperti kesulitan belajar

dalam berhitung, membaca dan menulis.

Page 95: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

72

Pada anak tunagrahita kesulitan belajar yang sering terjadi pada saat

proses belajarnya yaitu kesulitan membaca, kesulitan menulis dan

kesulitan berhitung. Selain itu, ada juga beberapa terdapat kesulitan belajar

pada siswa-siswi tunagrahita alami pada umumnya berdasarkan

perkembangannya yaitu :

1. Pengembangan Kemampuan Kognitif

2. Pengembangan Kemampuan Bahasa

3. Pengembangan Kemampuan Sosial

Seperti yang telah di ungkapkan oleh wali kelas IV ibu Murniati

sebagai guru tunagrahita C beliau mengatakan bahwa :

“Pada umumnya anak tunagrahita disini banyak berbagai macam

mengalami kesulitan belajar seperti pada kemampuan kognitifnya

yaitu lambatnya anak tunagrahita ini dalam memahami pelajaran yang

diajarakan, sulit dan lambat berfikir dalam bernalarnya. Dalam

kemampuan bahasanya juga kurang jelas dalam berbicaranya sehingga

guru-guru yang mengajar kurang paham akan bahasanya, serta pada

anak tunagrahita disini kurang dalam kemampuan sosialnya seperti

sulit dilarang jika yang mereka lakukan itu salah. Jadi pada anak

tunagrahita ini perlu adanya bimbingan dari guru dan orang tuanya

dirumah”.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di kelas

IV tunagrahita C kesulitan belajar pada perkembangan yang terjadi ketika

proses pembelajarannya yaitu kesulitan belajar pengembangan kemapuan

kognitif atau gangguan belajar dalam bidang akademik. Dikelas IV

tunagrahita C ini siswa-siswinya lambat dalam memahami tugas yang di

berikan oleh gurunya dan lambanya dalam befikir serta bernalar untuk

mengejerkan tugas dari gurunya. Oleh karena itu siswa-siswi perlu adanya

pengembangan kognitif yakni : Siswa tunagrahita dalam belajar

memerlukan waktu belajar yang banyak, memerlukan dorongan untuk

memahami isi materi sesuai tingkat kemampuannya dan adanya

penggunaan media-media kongkrit dalam pembelajaran.

Pada proses pembelajaran matematika pada anak tunagrahita C kelas

IV ini terdapat kesulitan belajar, terutama kesulitan belajar dalam

berhitung pada mata pelajaran matematika perkalian. Dalam proses

Page 96: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

73

pembelajaran matematika di kelas IV tungrahita C juga terdapat kesulitan

baik itu dari guru yang mengajar maupun siswa yaitu :

1) Kesulitan Guru Dalam Mengajar Matematika Kelas IV

Tunagrahita C

Pada kelas IV Tunagrahita C ini yang mengajar matematika ialah wali

kelasnya sendiri. Dalam mengajar siswa-siswi kelas IV tunagrahita C guru

juga mengalami kesulitan salah satunya kurangnya media pembelajaran

yang memadai. Media merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran,

gunannya untuk mempermudah guru dalam menyampaikan informasi

ataupun materi yang hendak disampaikan. Media pembelajaran juga

menjadi faktor pendukung dalam belajar terutama matematika.

Seperti yang telah di ungkapkan oleh wali kelas IV ibu Murniati

tunagrahita C sebagai guru matematika beliau mengatakan bahwa :

“Kesulitan guru dalam mengajar disini, anak tunagrahita ini pertama

lambat dalam bernalar dan berfikir dalam belajar serta cepat lupa, itu

yang membuat guru sulit dalam mengajarkan harus berulang-ulang kali

kita mengajarkannya, kedua kurangnya perhatian dan motivasi dari

orang tua, ada lagi kesulitannya kurangnya media pembelajaran

matematika yang kongkrit dan menarik, dengan ada media yang

menarik anak menjadi semangat dan tidak mudah bosan dalam

belajarnya.. Pada media yang kongkrit atau nyata anak bisa

mengetahui ini memang benar adanya, Contonya saja pada materi

operasi hitung perkalian, agar lebih mudah paham mungkin kita

variasikan angka dari perkalian tersebut menjadi bentuk buah atau

hewan untuk lebih menarik perhatian siswa dalam berlajarnya serta

dengan adanya media anak menjadi termotivasi untuk mengetahui

materi-materi yang di ajarkan”.(Wawancara, 23 Januari 2020)

Gambar 4.6 Peneliti Mewawancari ibu Murniati selaku guru kelas IV

Page 97: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

74

Tunagrahita C (Sumber: Dokumentasi SLB Prof.Dr.Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi)

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dokumentasi dapat diperoleh

kesimpulan bahwa kesulitan guru dalam belajar matematika pada anak

tunagrahita C kelas IV adalah pertama keterbatasannya dalam belajar yaitu

lambatnya dalam berfikir dan bernalar, kedua anak tunagrahita cepat lupa

dengan materi yang baru di ajarkan, ketiga kurangnya motivasi serta

perhatian dari orang tuanya di rumah, ke empat kurangnya media

pembelajaran yang kongkrit dan menarik, sehingga dalam proses

pembelajaran media yang digunakan masih sangat minim.

2) Kesulitan Siswa-Siswi Tunagrahita C Kelas IV Dalam Belajar

Matematika

Pada proses pembelajaran matematika pada anak tunagrahita C kelas

IV ini terdapat kesulitan belajar, terutama kesulitan belajar dalam

berhitung pada mata pelajaran matematika perkalian.

Pernyataan ini dijelaskan oleh salah satu siswa di kelas IV Tunagrahita

C yaitu Syadad pada saat belajar matematika yaitu oleh syadad sebagai

berikut :

“Materi yang sulit untuk dipahami yaitu perkalian kak, disini Syadad

bingung dalam menjumlahkan dan mengalikan angka lebih dari satu,

seperti contohnya pada perkalian dengan angka ratusan. Syadad masih

butuh bimbingan dan arahan khusus dalam belajar matematika. Disini

syadad juga susah dalam berhitung dengan jumlah angka yang besar,

Tidak hanya itu saja, Syadad juga sulit untuk memahami soal tanpa

mencontohkan terlebih dahulu dengan menggunakan media”.

(Wawancara, 23 Januari 2020)

Gambar 4.7 Peneliti wawancarai Syadad siswa kelas IV tunagrahita C

Page 98: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

75

(Sumber: Dokumentasi SLB Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,

SH Kota Jambi)

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dokumentasi dapat diperoleh

kesimpulan bahwa kesulitan belajar matematika pada anak tunagrahita C

kelas IV adalah kesulitan belajar dalam berhitung dalam jumlah angka

yang besar dalam belajar matematika tentang perkalian dengan angka

ratusan.

c. Upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar matematika pada

anak berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV di Sekolah

Luar Biasa Kota Jambi

Dari kesulitan diatas terdapat beberapa solusi ataupun upaya yang

dilakukan oleh guru sekolah maupun pihak sekolah. Pada dasarnya

pemecahan masalah bersasaran pada perbaikan kualitas upaya tersebut

dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan penglaman belajar

peserta didik khususnya tunagrhita, agar proses belajar mengajar dapat

berjalan dengan optimal.

Ada beberapa upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi kesulitan

dalam belajar matematika antara lain yaitu :

1) Upaya Kepala Sekolah Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar

Matematika Dari Guru Mengajar

Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah untuk

mangatasi kesulitan yang terjadi yang dihadapi oleh guru dalam proses

belajar mengajar.

Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Triyono selaku kepala sekolah

SLBN Prof. Dr. Sri Soedewi Sofwan, SH di kota Jambi mengatakan :

“Melakukan pelatihan pada guru-guru untuk kreatif dalam membuat

media dan menggunakan media yang menarik, serta cara mengajar

yang lebih menarik sesuai dengan bidangnya. Mengirim guru untuk

pelatihan diluar agar menambah wawasan untuk mengajar, serta

meningkatkan kompetensi guru melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)

karena dengan pelatihan ini lah guru diajarkan banyak strategi dalam

Page 99: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

76

mengajar sehingga guru bisa menjadi lebih krearif”. (Wawancara senin

20 Januari 2020)

Peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas tunagrahita C

kelas IV dan sebagai guru matematika, untuk memperkuat argument yang

disampaikan kepala sekolah sebelumnya.

Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas tungrahita C kelas IV Ibu

Murniati sebagai berikut :

“Saya harap selain adanya pelatihan guru juga dibimbing dan di

ajarkan langsung dalam membuat menggunakan media agar lebih

menarik dalam mengajar di kelasnya masing-masing sesuai bidang

yang diajarakan. Kita sebagai guru juga harus lebih kreatif

mengembangkan media pembelajaran yang sudah disediakan di

sekolah”. (Wawancara senin 23 Januari 2020)

2) Upaya Guru Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Dari

Siswa

Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah untuk

mangatasi kesulitan belajar matematika yang terjadi yang dihadapi oleh

siswa-siswa dalam proses belajar mengajar.

Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Triyono sebagai kepala sekolah

kepada peneliti :

“Berusaha memberikan kesadaran kepada wali murid untuk

membimbing lagi anak-anaknya belajar dirumah dan selalu memberi

semangat untuk anaknya dalam belajar, karena tidak hanya di sekolah

saja mereka di bimbing untuk belajar bahkan dirumahpun perlu

bimbingan dari orang tuanya dalam kesulitannya saat belajar teruta

matematika, dan sekolah berupaya memberikan pelayanan untuk

memenuhi kebutuhan siswa serta adanya kerja sama antara wali murid

dan guru untuk melakukan les tambahan”.(Wawancara senin 20

Januari 2020)

Peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas tunagrahita C

kelas IV untuk memperkuat argument yang disampaikan kepala sekolah

tentang upaya kesulitan belajar matematika pada tunagrahita C.

Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas tungrahita C kelas IV Ibu

Murniati sebagai berikut :

Page 100: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

77

“Di sekolah saya lakukan bimbingan belajar terhadap mereka secara

individual dan juga perlu adanya bimbingan dan perhatian dari orang

tua siswa dirumah pada saat anak mengalami kesulitan belajar dengan

cara mengulangi pelajaran yang telah diajar disekolah, karena anak

tunagrahita ini sulit dalam pemahaman dan cepat lupa, guru juga bisa

memberikan reward bagi anak yang rajin belajar dan rajin sekolah

untuk memberikan semangatnya sekolah, serta adanya kerja sama guru

dan wali murid untuk melakukan les tambahan”. (Wawancara senin 23

Januari 2020)

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dokumentasi dapat diperoleh

kesimpulan bahwa upaya kepala sekolah dalam mengatasi kesulitan

belajar matematika untuk guru yang mengajar yaitu dilakukan pelatihan-

pelatihan bagi guru agar lebih kreatif dalam membuat dan menggunakan

media yang ada disekitar, Meningkatkan kompetensi guru melalui

kegiatan KKG, adanya bimbingan langsung dalam pembuatan media agar

guru menjadi kreatif. Upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar

matematika untuk siswa yaitu memberikan kesadaran bagi wali murid

untuk membimbing dan memberi perhatian lagi pada anak dirumah yang

mengalami kesulitan saat belajar dan memberikan motivasi atau semangat

dalam belajar baik disekolah maupun di rumah dan adanya kerja sama

antara wali murid dan guru untuk melakukan les tambahan serta guru juga

harus mampu mengembangkan bakat dan kreatifitas anak tunagrahita.

2. Pembahasan

Proses pembelajaran merupakan proses yang didalamnya terdapat

interaksi peserta didik dan pendidik serta adanya komunikasi timbal balik

yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar.

Dalam proses pembelajarannya anak tunagrahita berbeda dengan anak

yang normal lain sehingga pembelajaran harus benar-benar dilakukan oleh

guru yang butuh kesabaran dalam menangani dan memperhatikan anak

tunagrahita. Berdasarkan hasil Observasi di lapangan pada proses

pembelajaran matematika pada anak tunagrahita C ini dilakukan suatu

pendekatan khusus yaitu pendekatan individual. Pendekatan Individual

adalah pendekatan yang melayani perbedaan-perbedaan peorangan siswa

Page 101: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

78

sedemikian rupa, sehingga dengan penerapan pendekatan individual ini

memungkinkan berkembangnnya potensi masing-masing siswa secara

optimal, dengan cara membimbing dan mengajarkan, serta mengarahkan

anak satu persatu secara individual. Dengan keterbatasanya setiap anak

harus dilakukan layanan individual ini anak bisa lebih paham tentang

materi pelajaran yang diajarkan.

Menurut Syaifi Bahri Jamatah (2005;226), Ciri-ciri Pendekatan

Individual yaitu :

a. Guru melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap siswa di

kelas dan memberikan kesempatan kepada anak didik sebgai individu

untuk aktif, kreatif dan mandiri dalam belajar.

b. Guru harus peka melihat perbedaan sifat-sifat dari semua anak didik

secara individual.

c. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pembimbing di kelas

d. Guru harus mampu menyajikan pelajaran yang menarik di depan kelas,

dan mudah dipahami agar tidak membosankan siswa

Dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di kelas IV

tunagrahita C, saat proses pembelajaran matematikanya guru kelas IV

tunagrahita C melakukan pendekatan individual pada saat belajarnya

sesuai dengan ciri-ciri pendekatan individual menurut teori Syaifi Bahri

Jamatah (2005:226), namun tidak semua ciri-ciri pendekatan individual

yang dilakukan oleh guru kelas IV tunagrahita C tersebut. Guru hanya

melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap siswa di kelas dan

memberikan kesempatan kepada anak didik sebagai individu untuk aktif,

kreatif dan mandiri dalam belajar, Guru lebih berperan sebagai fasilitator

dan pembimbing di kelas dan guru peka melihat perbedaan sifat-sifat dari

semua anak didik secara individual

Pada saat proses pembelajaran matematika guru memilki tugas yang

berat untuk menyesuaikan kemampuan anak ditambah lagi dengan

keterbatasannya, jadi masing-masing anak berbeda untuk pencapaiannya.

Peran guru sangat penting dalam suatu proses pembelajaran yaitu

Page 102: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

79

mengarahkan, membimbing, serta memberikan motivasi pada anak

tunagrahita agar mendapatkan hasil yang baik dalam proses

pembelajarannnya.

Dalam proses pembelajaran matematika di kelas IV tungrahita C tentu

juga terdapat kesulitan belajar, Kesulitan belajar merupakan kendala

ataupun pengahambat dari prosesnya suatu pembelajaran siswa. Menurut

Sunarta, kesulitan belajar adalah kesulitan yang dialami oleh peserta didik

dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi belajarnya rendah

dan perubahan tingkah laku yang terjadi tidak sesuai dengan partisipasi

yang diperoleh sebagaimana teman-temannya kelasnya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV

Tunagrahita C bahwa siswa mengalami kesulitan belajar, kesulitan belajar

yang terjadi sesuai dengan teori menurut Muhibbin Syah yaitu terjadinya

kesulitan belajar karena adanya faktor faktor-faktor yang menyebabkan

kesulitan belajar meliputi gangguan atau kekurangan psiko-fisik anak

didik yaitu sebagai berikut :

d) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya

kapasitas intelektual/intelegensi anak didik.

e) Yang berifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi

dan sikap.

f) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), anatara lain seperti

terganggunya alat-alat indera penglihatan (mata) dan pendengaran

(mata)

Dari observasi kesulitan belajar yang diketahui pada penelitian ini

ialah kesulitan belajar matematika pada anak tunagrahita C, Tunagrahita C

(ringan) disebut juga moron dan debil (IQ 50-75), anak tunagrahita ini

masih dapat belajar membaca, menulis dan berhitung sederhana dengan

bimbingan dari didikan yang baik.

Saat pembelajaran matematika di kelas IV tunagrahita C beberapa

kesulitan belajar baik itu dari guru yang mengajar maupun siswa. Pada

kelas IV Tunagrahita C ini yang mengajar matematika ialah wali kelasnya

Page 103: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

80

sendiri. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru kelas IV

tunagrahita pada proses belajar mengajar matematika siswa-siswi di kelas

IV tunagrahita C guru juga mengalami beberapa kesulitan saat mengajar

yaitu pertama lambat dalam penalar dan berfikir dalam belajar pada anak

serta cepat lupa, itu yang membuat guru sulit dalam mengajarkan harus

berulang-ulang kali mengajarkannya, kurangnya media pembelajaran

matematika yang memadai. Media merupakan alat bantu dalam proses

pembelajaran, gunannya untuk mempermudah guru dalam menyampaikan

informasi ataupun materi yang hendak disampaikan. Media pembelajaran

juga menjadi faktor pendukung dalam proses pembelajaran terutama

pelajaran matematika, dengan media pembelajaran anak tidak jenuh

ataupun bosan dalam mengikuti proses pembelajaran.

Dari hasil observasi yang saya lakukan di lapangan pada saat proses

belajar matematika guru hanya menggunakan media pembelajaran

seadanya dan kurang menarik perhatian siswa dikarena media untuk

belajar kurang memadai. Namun menurut teori Abu Bakar Muhammad

berpendapat bahwa media pembelajaran ialah salah satu pendukung dari

faktor pembelajaran yang mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan

memperjelas materi pelajaran yang sulit dan mampu membantu

pembentukan watak peserta didik, melatih, memperluas perasaan dan

kecepatan dalam belajar. Hal ini sejalan dengan ET. Rusefendi yang

dikutip oleh Lisnawaty Simanjuntak bahwa untuk memudahkan siswa

belajar matematika harus dimulai dari yang kongkrit ke arah yang abstrak.

Selain itu Paridjo menegaskan bahwa menggunkan alat peraga atau media

merupakan upaya untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dalam belajar

matematika.

Selain guru yang mengalami kesulitan saat mengajar matematika,

siswa kelas IV tunagrahita juga mengalami kesulitan belajar matematika.

Kesulitan belajar matematika yang dialami salah satu siswa tunagrahita C

kelas IV yaitu pada perkalian yang bilangan perkaliannya besar atau

angkanya lebih dari satu dan siswa juga lambat dalam berhitung.

Page 104: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

81

Berdasarkan Observasi dan wawancara dengan salah satu siswa

tunagrahita, hal ini sesusai dengan pernyataan Lerner yang dikutip oleh

Mulyono Abdurrahman salah satu kesulitan belajar matematika adalah

memahami soal perkalian.

Menurut Paridjo penyebab siswa mengalami kesulitan dalam soal

perhitungan matematika adalah kurangnya keterampilan operasi arimatika,

dalam mengerjakan soal matematika di perlukan konsentrasi yang tinggi

karena banyak operasi hitung dalam melakukan operasi terhadap rumus-

rumus, operasi perkalian dan pembagian. Tidak hanya itu saja kesulitan

dalam belajar matematika selain itu kurangnya perhatian dan motivasi

belajar dari orang tua.

Menurut hasil Observasi dan wawancara dengan guru kelas IV

tunagrahita C yang peneliti lakukan faktor utama yang menjadi kesulitan

belajar siswa ialah salah satunya kurangnnya perahatian dan motivasi

belajar serta bimbingan belajar dari orang tuanya, sesuai dengan teori

penelitian yang dilakukan oleh Ronald Ferguson bahwa hampir setengah

pencapaian anak di sekolah dapat dikatakan di pengaruhi faktor-faktor

diluar sekolah, termasuk perhatian dan motivasi orang tua. Oleh sebab itu,

perhatian dan motivasi orang tua sangatlah penting bagi anak yang

mengalami kesulitan belajar, karena bukan hanya di sekolah saja siswa

membutuhkan bimbingan belajar di rumahpun siswa perlu dibimbing saat

mereka belajar ataupun mengerjakan agar mereka dapat mengatasi

kesulitan belajarnya.

Anak tunagrahita C ini perlu dibimbing dan di arahkan dalam

belajarnya karena daya ingat mereka lemah untuk mengingat pelajar yang

telah lalu, pelajaran yang telah diajarkan harus diulang-ulang agar mereka

tetap ingat. Hal ini sesuai dengan pendapat Lisnawati Simanjuntak bahwa

apabila sering melakukan latihan yang berulang maka akan memperkuat

daya ingat.

Dari beberapa kesulitan belajar matematika baik kesulitan dari guru

yang mengajar maupun dari siswanya, juga terdapat beberapa upaya yang

Page 105: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

82

dilakukan dari kepala sekolah dan guru wali kelas IV tunagrahita c yang

mengajar matematika dikelas. Berdasarkan observasi dan wawancara

upaya yang dilakukan kepala sekolah untuk guru yang mengalami

kesulitan dalam mengajar yaitu dilakukan pelatihan-pelatihan bagi guru

agar lebih kreatif dalam membuat dan menggunakan media yang ada

disekitar, Meningkatkan kompetensi guru melalui kegiatan KKG, adanya

bimbingan langsung dalam pembuatan media agar guru menjadi kreatif.

Sesuai teori Paridjo menegaskan bahwa menggunkan alat peraga atau

media merupakan upaya untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dalam

belajar matematika.

Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV tunagrahita

C, upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar matematika untuk siswa

yaitu guru selalu memberikan motivasi belajar, memberikan kesadaran

bagi wali murid untuk membimbing dan memberi perhatian lagi pada anak

dirumah yang mengalami kesulitan saat belajar dan memberikan motivasi

atau semangat dalam belajar baik disekolah maupun di rumah dan adanya

kerja sama antara wali murid dan guru untuk melakukan les tambahan

serta guru juga harus mampu mengembangkan bakat dan kreatifitas anak

tunagrahita.

Dapat disimpulkan bahwa upaya dalam mengatasi kesulitan belajar

matematika yang paling utama yaitu adanya kerja sama dari pihak sekolah

maupun gurunya dengan wali murid untuk melakukan bimbingan belajar

bagi anak yang mengalami kesulitan belajar dan melakukan pelatihan-

pelatihan bagi guru yang mengajar agar lebih berkreasi dalam

mengajarkan anak-anak berkebutuhan khusus, guru juga harus selalu

menggunakan media pembelajaran yang kongrit, serta melakukan

sosialisasi tetang pentingnya peran orang tua dalam motivasi belajar anak

karena perhatian dan motivasi belajar dapat mempengaruhi efektivitas

belajar dan ketercapaian hasil belajar.

Page 106: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar

matematika pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita C (Ringan) kelas

IV di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,Sh kota

Jambi dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut :

Proses pembelajaran matematika pada anak berkebutuhan khusus

Tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun

Sofwan,Sh kota Jambi adalah pada saat proses belajar matematika anak

tunagrahita C di kelas IV yaitu guru mengenalkan tanda-tanda operasi hitung

dalam bilangan seperti perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan.

Seperti contohnya ketika guru mengajarkan perkalian, guru mengajarkannya

mulai dari bentuk tanda perkalian dengan menuliskan tanda perkalian dipapan

tulis dengan ukuran besar dan meminta siswanya maju kedepan satu persatu

untuk membuat tanda perkaliannya. Setelah siswa-siswi telah mengenal

tandanya, guru memulai untuk memberika materi dasar perkaliannya dengan

membimbing mereka menggunkan layanan individual.

Dalam proses pembelajaran matematika guru harus melakukan layanan

individual atau pendekatan individual yaitu suatu pendekatan yang melayani

perbedaan-perbedaan peorangan siswa sedemikian rupa, sehingga dengan

penerapan pendekatan individual ini memungkinkan berkembangnnya potensi

masing-masing siswa secara optimal dengan cara membimbing dan

mengajarkan, serta mengarahkan anak satu persatu secara individual. Guru

membimbing siswanya satu persatu secara pelan-pelan agar mereka lebih

paham dan ingat dengan isi materi yang telah diajarkan.

Pada proses pembelajaran matematika di kelas IV tungrahita C juga

terdapat kesulitan baik itu dari guru yang mengajar maupun siswa yaitu :

Kesulitan guru dalam belajar matematika pada anak tunagrahita C kelas IV

adalah pertama keterbatasannya dalam belajar yaitu lambatnya dalam berfikir

dan bernalar, kedua anak tunagrahita cepat lupa dengan materi yang baru di

Page 107: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

84

ajarkan, ketiga kurangnya motivasi serta perhatian dari orang tuanya di rumah,

ke empat kurangnya media pembelajaran yang kongkrit dan menarik, sehingga

dalam proses pembelajaran media yang digunakan masih sangat minim.

Kesulitan belajar matematika pada anak tunagrahita C kelas IV adalah

kesulitan belajar dalam berhitung dalam jumlah angka yang besar dalam

belajar matematika tentang perkalian dengan angka ratusan.

Upaya kepala sekolah dalam mengatasi kesulitan belajar matematika pada

anak berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa Kota

Jambi adalah pada guru yang mengalami kesulitan mengajar yaitu dilakukan

pelatihan-pelatihan bagi guru agar lebih kreatif dalam membuat dan

menggunakan media yang ada disekitar, Meningkatkan kompetensi guru

melalui kegiatan KKG, adanya bimbingan langsung dalam pembuatan media

agar guru menjadi kreatif. Upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar

matematika untuk siswa yaitu memberikan kesadaran bagi wali murid untuk

membimbing dan memberi perhatian lagi pada anak dirumah yang mengalami

kesulitan saat belajar dan memberikan motivasi atau semangat dalam belajar

baik disekolah maupun di rumah, guru juga harus mampu mengembangkan

bakat dan kreatifitas anak tunagrahita, serta adanya kerja sama antar guru

dengan wali murid untuk melakukan les tambahan agar anak lebih paham

dalam proses pembelajaran.

B. Saran

Dari uraian diatas, maka peneliti mencoba memberikan saran-saran kepada

pihak sekolah antara lain :

1. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah diharapkan untuk mengadakan pelatihan-pelatihan

untuk guru dalam strategi proses belajar-mengajar yang baik serta menarik

dan juga diadakan pelatihan kepada guru disekolah untuk cara membuat

dan menggunakan media yang lebih menarik serta kreatif.

Page 108: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

85

2. Bagi Guru

Guru diharapkan mengikuti pelatihan-pelatihan tentang strategi

proses pembelajaran yang baik dan menarik sesuai dengan konsep

pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Sekolah diharapkan sebaiknya melengkapi fasilitas, sarana dan

prasarana seperti media pembelajaran sebagai penunjang keberhasilan

belajar mengajar siswa.

4. Bagi Siswa

Siswa diharapakan mampu untuk terus-menerus dalam

meningkatkan serta mengembangkan prestasi dalam proses pembelajaran

baik dalam akademik maupun non akademik.

5. Bagi Orang Tua/ Wali Murid

Orang tua diharapkan selalu memberikan motivasi ataupun dukungan

dalam proses pembelajaran, dan lakukan bimbingan belajar ketika

dirumah, meskipun mereka memiliki keterbatasan intelektual yang rendah.

Page 109: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

DAFTAR PUSTAKA

Abu, Ahmad. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Abdurrahman, Mulyono. 2019. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Jakarta : PT. Rineka Cipta

Anggota IKAP. 2011. Undang-undang Guru dan Dosen. Bandung : Fokusmedia

Atmaja, Rinakri. 2018. Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus.

Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Azizurohmah. 2017. (Strategi guru dalam menangani kesulitan belajar disleksia

pada pembelajaran siswa kelas III B MI Islamiah Jabung Malang).

Malang : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Depdikbud. UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Efendi, Muhammad. 2008. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta:

PT. Bumi Aksara

Hadis, Abdul. 2006. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Autistik. Bandung :

Alfabeta

Hamalik, Oemar. 2014. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Hasmira, Analisis kesulitan belajar matematika pada anak berkebutuhan khusus

(ABK) Tunarungu kelas dasar III di SLB YPAC Makasar, Jurnal

Pendidikan, Vol.5 No.5 2016

Liana, Erni. 2017. (Upaya guru untuk mengatasi kesuliatan anak berkebutuhan

khusus di MI Islahul Muta’allim Karang Genteng Pangutan Kota

Mataram) Mataram : Universitas Islam Negeri Mataram.

Musfah, Jejen. 2015. Redesain Pendidikan Guru. Jakatarta : Prenadamedia group

Musyasa, E. 2003. Menjadi Guru Prpfesional. Bandung : PT. Remaja Rosda

Karya

NK, Roestiyah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Noor Hasanah, Upaya Guru Dalam Mengatasi Siswa Berkesulitan Belajar

Matematika Di Kelas IV SDIT UKHUWAH Banjar Masin,” Jurnal PTK

dan Pendidikan, Vol.2 No.2 2016

Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar

Baru Algensindo

Page 110: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

Sugiono. 2009. Metode Pendidikan Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

dan R & D. Bandung : Alfabeta

Supriyadi, M.Pd. 2015. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta : Cakrawala Ilmu

Sutriso. 2018. Merawat dan Mendidik Anak dengan ADHD ( Anak Berkebutuhan

Khusus) secara bijak. Yogyakarta : Millennial Readers

Tirtaraharja, Umar. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Umar. 2011. Penelitian Deskriptif. Jakarta : Rajawali

Wardani, dkk. 2008. Penghantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta:

Rineka Cipta

Yamin. 2009. Metode Penelitian. Bandung : Alfabeta

Internet :

https://www.zonareferensi.com/pengertian-belajar/ diakses pada tanggal 14 april

2019 pukul:14:37

https://wawasanpendidikan.com/2015/09/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-

belajar/diakses tanggal 18, pukul 21:50

Page 111: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN-LAMPIRAN

SKRIPSI

Page 112: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

KEMENTRIAN AGAMA RI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

KARTU KONSULTASI SKRIPSI

Kode Dokumen oN Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl

Revisi Halaman

In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1 dari 1

Nama : Vela Molidina

Nim : TPG.161982

Fakultas/Jurusan : Tarbiyah/Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Semester : VIII (Delapan)

Judul Skripsi : Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar

Matematika Pada Anak Berkebutuhan Khusus

Tunagrahita C (Ringan) Kelas IV Di Sekolah Luar

Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,Sh Kota

Jambi

Pembimbing I : Dr. Mahluddin, M.Pd.I

No Hari/Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan

Pembimbing

1 Senin, 16 September 2019 Perbaikan Proposal

2 Rabu, 02 Oktober 2019 ACC Seminar Proposal

3 Rabu, 23 Oktober 2019 Seminar Proposal

4 Kamis, 05 Desember 2019 Perbaikan Hasil Seminar

5 Kamis, 12 Desember 2019 ACC Riset

6 Rabu, 04 Maret 2020 Perbaikan Bab IV dan V

7 Jum‟at, 06 Maret 2020 Perbaikan Abstrak dan Jurnal

8 Selasa, 12 Maret 2020 ACC Munaqasyah

Jambi, 23 Maret 2020

Mengetahui

Pembimbing I

Dr. Mahluddin, M.Pd.I

NIP: 19680101 200003 1 006

Page 113: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

KEMENTRIAN AGAMA RI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

KARTU KONSULTASI SKRIPSI

Kode Dokumen oN Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl

Revisi Halaman

In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1 dari 1

Nama : Vela Molidina

Nim : TPG.161982

Fakultas/Jurusan : Tarbiyah/Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Semester : VIII (Delapan)

Judul Skripsi : Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar

Matematika Pada Anak Berkebutuhan Khusus

Tunagrahita C (Ringan) Kelas IV Di Sekolah Luar

Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,Sh Kota

Jambi

Pembimbing II : Kiki Fatmawati M.Pd

No Hari/Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan

Pembimbing

1 Kamis, 22 Agustus 2019 Perbaikan Proposal Bab I

2 Senin, 16 September 2019 Perbaikan Proposal Bab II

3 Rabu, 25 September 2019 ACC Seminar Proposal

4 Rabu, 23 Oktober 2019 Seminar Proposal

5 Kamis, 05 Desember 2019 Perbaikan Hasil Seminar

6 Senin, 09 Desember 20219 ACC Riset

7 Senin, 24 Februari 2020 Perbaikan Bab IV dan V

8 Rabu, 04 Maret 2020 Perbaikan Bab IV dan V

9 Jum‟at, 06 Maret 2020 Perbaikan Abstrak dan Jurnal

10 Senin, 11 Maret 2020 ACC Munaqasyah Jambi, 23 Maret 2020

Mengetahui

Pembimbing II

Kiki Fatmawati M.Pd

Page 114: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN I

SURAT PERNYATAAN RESPONDEN/SUBJEK PENELITIAN SKRIPSI

MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Triyono, S.Pd.M.Ed

Tempat, Tgl. Lahir : Boyolali, 01 Oktober 1963

Jabatan : Kepala Sekolah

Alamat : Jl. Harapan RT. 11, No.41 Kel. Buluran Kenali,

Kec. Telanaipura Kota Jambi

Dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA* nama saya dan nama

lokasi penelitian dicantumkan dalam laporan penelitian skripsi mahasiswa berikut

ini,

Nama : Vela Molidina

NIM : TPG. 161982

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul Skripsi : Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan

Belajar Matematika Pada Anak Berkebutuhan

Khusus Tunagrahita C (Ringan) Kelas IV Di

Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi

Masjchun Sofwan,Sh Kota Jambi

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Yang menyatakan, 11 Febuari 2020

Triyono, S.Pd,M.Ed

NIP.19631001 198602 1 007

Page 115: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN I

SURAT PERNYATAAN RESPONDEN/SUBJEK PENELITIAN SKRIPSI

MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Murniati, S.Pd

Tempat, Tgl. Lahir : Sungai Geringging, 01 September 1969

Jabatan : Guru Kelas IV Tunagrahita C

Alamat : Komp. Pinang Merah No-29, RT. 016,

Kel. Bangan Pete , Kec. Alam Barajo

Dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA* nama saya dan nama

lokasi penelitian dicantumkan dalam laporan penelitian skripsi mahasiswa berikut

ini,

Nama : Vela Molidina

NIM : TPG. 161982

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul Skripsi : Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan

Belajar Matematika Pada Anak Berkebutuhan

Khusus Tunagrahita C (Ringan) Kelas IV Di

Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi

Masjchun Sofwan,Sh Kota Jambi

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Yang menyatakan, 11 Febuari 2020

Murniati, S.Pd

NIP. 19690901 201407 2 001

Page 116: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN I

SURAT PERNYATAAN RESPONDEN/SUBJEK PENELITIAN SKRIPSI

MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Shadad Roselano

Tempat, Tgl. Lahir : Jambi, 30 Juni 2009

Jabatan : Siswa Kelas IV Tunagrahita C

Alamat : Jl. Mayjen Sutoyo RT. 09 Kel. Pematang Sulur

Kec. Telanaipura Kota Jambi

Dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA* nama saya dan nama

lokasi penelitian dicantumkan dalam laporan penelitian skripsi mahasiswa berikut

ini,

Nama : Vela Molidina

NIM : TPG. 161982

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul Skripsi : Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan

Belajar Matematika Pada Anak Berkebutuhan

Khusus Tunagrahita C (Ringan) Kelas IV Di

Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi

Masjchun Sofwan,Sh Kota Jambi

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Yang menyatakan, 11 Febuari 2020

Shadad Roselano

Page 117: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN II

INSTRUMEN PENGUMUPLAN DATA (IPD)

Judul Penelitian : Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar

Matematika Pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita C (Ringan)

Kelas IV Di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,Sh

Kota Jambi

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh sebuah data sebagai berikut :

a. Mengamati situasi dan kondisi di Di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri

Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

b. Mengamati proses pembelajaran matematika anak tunagrahita C kelas

IV

c. Mengamati guru dalam membimbing dan mengajarkan anak

tunagrahita C kelas IV belajar matematika

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait dengan

Penerapan Pembelajaran tematik di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota

Jambi.

a. Kepala Sekolah

1) Bagaimana gambaran singkat sekilas latar belakang Sekolah Luar

Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi :

a. Sejarah berdirinya Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

b. Visi dan Misi Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

c. Keadaan staf dan tenaga pengajar/pendidik Sekolah Luar

Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

d. Kondisi lingkungan Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

2) Ada berapa banyak klasifikasi kelas di Sekolah Luar Biasa

Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

Page 118: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN II

3) Kurikulum apa yang diterapkan di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri

Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

4) Bagaimana waktu belajar untuk anak di Sekolah Luar Biasa

Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

5) Berapa kelas tunagrahita tingkat SD nya di Sekolah Luar Biasa

Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

6) Bagaimana Proses belajar anak berkebutuhan khusus Tunagrahita

di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH

Kota Jambi

7) Apa saja kendala atau kesulitan belajar matematika dalam proses

pembelajaran di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

8) Apa upaya bapak sebagai kepala sekolah dalam mengatasi

kesulitan belajar matematika dari siswa tunagrahita dan kesulitan

dari gurunya di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun

Sofwan, SH Kota Jambi

b. Guru

1) Sudah berapa lama ibu mengajar di kelas Tunagrahita C di Sekolah

Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota

Jambi

2) Berapa banyak kelas Tunagrahita di Sekolah Luar Biasa

Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

3) Apa yang membedakan Tunagrahita C dengan Tunagrahita C1

4) Bagaimana dengan jam pelajaran anak Tunagrahita C di Sekolah

Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota

Jambi

5) Bagiamana proses belajar matematika pada anak Tunagrahita C di

kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun

Sofwan, SH Kota Jambi

Page 119: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN II

6) Apakah kesulitan dari ibu saat mengajar matematika pada anak

Tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri

Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

7) Bagaimana upaya ibu dalam mengatasi kesulitan matematika siswa

Tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

c. Siswa

1) Pelajaran apa yang menurut siswa sulit untuk dipahami

2) Apa saja kesulitan belajar matematika yang membuat siswa sulit

dalam memahami

3) Bagaimana cara belajar siswa pada pembelajaran matematika agar

dapat memahaminya ?

3. Dokumentasi

Pengambilan data mengunakan dokumentasi agar dapat memperoleh

sesuatu yang berhubungan dengan :

a) Historis dan Geografis di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

b) Data Identitas Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun

Sofwan, SH Kota Jambi

c) Visi dan Misi Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun

Sofwan, SH Kota Jambi

d) Keadaan sarana dan prasarana Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri

Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

e) Struktur organisasi Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

f) Keadaan guru dan siswa Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

g) Keadaan Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun

Sofwan, SH Kota Jambi

h) Proses belajar mengajar mata pelajaran matematika siswa

Tunagrahita C kelas IV

Page 120: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN III

Hasil Wawancara Kepala Sekolah

Nama Kepala Sekolah : Triyono, S.Pd M.Ed

NIP : 196310011986021007

Hari/ Tanggal : Senin, 20 Januari 2020

Tempat : Ruang Kepala sekolah

Peneliti : Sudah berapa lama bapak menjabat sebagai kepala sekolah di

Sekolah Luar biasa Prof.Dr. Sri Soedewi Masjchun SH Kota

Jambi?

Informan : Saya baru di angkat menjadi kepala sekolah disini, sebelumnya

saya menjadi kepala sekolah SLBN 2 di kota jambi, jadi saya di

SLBN ini baru kurang lebih 3 minggu merasakan menjadi kepala

sekolah.

Peneliti : Apa saja yang menjadi Visi dan Misi di Sekolah Luar Biasa Prof.

Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan SH Kota Jambi ?

Informan : Yang menjadi Visi sekolah ini yaitu terwujudnya manusia yang

bertaqwa, terampil, mandiri, dan cinta lingkungan. Dan yang

menjadi Misinya yaitu : Menanamkan nilai keimanan melaluli

pendidikan moral, dan agama, Mengoptimalkan kompetensi

akademik sesuai dengan potensi yang memiliki, Mengembangkan

berbagai keterampilan sesuai dengan bakat dan minat peserta didik,

Menerapkan Kecakapan hidup untuk kemandirian dimasyarakat,

Menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan sehingga terwujud

lingkungan yang bersih, indah dan nyaman

Peneliti : Ada berapa banyak klasifikasi kelas di SLBN ini pak ?

Informan : Kalo menurut satuan pendidikan ada SDLB,SMPLB dan ada

SMALBnya, sedang menurut ketunaannya ada tunanetra,

tunarungu, tunagrahita, tunadaksa dan autis.

Peneliti : Kurikulum apa yang dipakai di SLB ini pak?

Page 121: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN III

Informan : Kurikulum yang di pakai di SLB ini ialah kurikulum pendidikan

khusus k13, kurikulum ini dipakai sejak tahun 2004 samapai

sekarang.

Peneliti : Berapa jam waktu untuk anak SLB ini belajar pak?

Informan : Satu jam pelajarannya 30 menit dari kelas 1-6 berbeda dengan

anak normal satu jam pelajarannya 35 menit.

Peneliti : Ada berapa kelas tunagrahita tingkat SD nya disini pak?

Informan : Disini Terdapat 12 Kelas Tunagrahita , Tunagrahita C (Ringan)

Ada 6 Kelas Dan Tunagrahita C1 (Sedang) Ada 6 Kelas

Peneliti : Bagaimana Proses belajar anak berkebutuhan khusus Tunagrahita

disini pak?

Informan : Kalo Pembelajaran disini mengacu pada k13 yang menggunakan

5M, pendekatan yang dilakukan disini adalah pendekatan

individual. pendekatan individual ialah pendekatan yang melayani

perbedaan-perbedaan peorangan siswa sedemikian rupa, sehingga

dengan penerapan pendekatan individual ini memungkinkan

berkembangnnya potensi masing-masing siswa secara optimal.

Pendekatan ini sangat digunakan sekali dalam pembelajaran

matematika pada anak tunagrahita karena dalam belajarnya anak

tunagrahita ini lamban dalam berfikir disebabkan memiliki

kecerdasan intelektual di bawah rata-rata normal dan cepat lupa

dengan materi yang kita ajarkan. Dalam satu kelas kemampuan

anak satu dengan yang lain itu berbeda-beda, maka dari itu guru

harus melakukan layanan individual,agar anak tunagrahita tersebut

paham dengan materi yang diajarkannya. Setiap guru harus

memberikan layanan individual pada saat belajar, jika ada yang

mengalami sebuah kendala dan kesulitan belajar,anak dibimbing

secara individualnya.

Peneliti : Apakah bapak pernah mengajar dikelas tunagrahita?

Informan : Dulu, saya pernah menjadi guru pada anak tunagrahita, pada

tahun 1980 an

Page 122: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN III

Peneliti : Apa saja kendala atau kesulitan belajar matematika dalam proses

pembelajaran disini pak?

Informan : Kendalanya yaitu kurangnnya media pemebelajaran yang menarik

dan kongkrit dalam matematika sehinga anak tunagrahita sulit

untuk memahami pelajaran, kesulitanya anak tunagrahita ini

lambat dalam memahami pelajarannya, mudah lupa dengan

pelajaran yang sudah di terangkan, minat dalam belajarnya juga

kurang, lamban memahami tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

mereka cepat lupa karena mereka memiliki intelektual dibawah

rata-rata normal. maka dari itu kita sebagai guru harus mengulangi

pelajaran itu berkali-kali, tentu pelayanan yang kita lakukan yaitu

pelayanan individual nanti anak itu dibimbing satu persatu

kebangkunya masing-masing dan sebagai guru kita mengkaji lagi

apa yang sebenarnya yang membuat mereka sulit sebenarnya

mereka memiliki kecerdasan yang berbeda-beda dalam satu kelas

Peneliti : Apa upaya bapak sebagai kepala sekolah dalam mengatasi

kesulitan belajar matematika dari siswa tersebut?

Informan : Berusaha memberikan kesadaran kepada wali murid untuk

membimbing lagi anak-anaknya belajar dirumah dan selalu

memberi semangat untuk anaknya dalam belajar, karena tidak

hanya di sekolah saja mereka di bimbing untuk belajar bahkan

dirumahpun perlu bimbingan dari orang tuanya dalam kesulitannya

saat belajar teruta matematika, dan sekolah berupaya memberikan

pelayanan untuk memenuhi kebutuhan siswa serta adanya kerja

sama antara wali murid dan guru untuk melakukan les tambahan.

Peneliti : Bagaimana upaya bapak dalam mengatasi kesulitan belajar dari

gurunya?

Informan : Melakukan pelatihan pada guru-guru untuk kreatif dalam

membuat media dan menggunakan media yang menarik, serta cara

mengajar yang lebih menarik sesuai dengan bidangnya. Mengirim

guru untuk pelatihan diluar agar menambah wawasan untuk

Page 123: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN III

mengajar, serta meningkatkan kompetensi guru melalui Kelompok

Kerja Guru (KKG) karena dengan pelatihan ini lah guru diajarkan

banyak strategi dalam mengajar sehingga guru bisa menjadi lebih

krearif.

Page 124: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN IV

Hasil Wawancara Guru Kelas IV Tunagrahita C

Nama Kepala Sekolah : Murniati, S.Pd

NIP : 196909012014072001

Hari/ Tanggal : Kamis, 23 Januari 2020

Tempat : Di Kelas IV Tunagrahita C

Peneliti : Sudah berapa lama ibu mengajar di kelas Tunagrahita C ini?

Informan : Ibu mulai mengajar sejak bulan april tahun 2004 sampai

sekarang.

Peneliti : Ada berapa banyak kelas Tunagrahita disini bu ?

Informan : Tingkat SD kelas Tunagrahita disini ada 12 kelas gabungan dari

C dan C1 , kalo dipisah Tungrahita C ada 6 kelas dan Tunagrahita

C1 ada 6 kelas.

Peneliti : Apa yang membedakan Tunagrahita C dengan Tunagrahita C1

bu?

Informan : Kalo Tunagrahita C ini mereka mampu didik maksudnya anak

masih bisa kita didik akademiknya seperti membaca, menulis,

berhitung dan IQ nya 50-75 disebut juga Tunagrahita ringan,

sedangkan Tunagrahita C1 ini mereka hanya mampu latih

maksudnya anak hanya bisa kita latih skill atau keterampilannya

saja, mereka sulit dalam akademiknya dan IQ nya 25-50 disebut

Tunagrahita sedang.

Peneliti : Bagaimana dengan jam pelajaran anak Tunagrahita C kelas IV

disini bu?

Informan : Untuk sehari ada 32 jam, karena diambil oleh mata pelajaran

olahraga 2 jam dan mata pelajaran agama 4 jam

Peneliti : Bagiamana proses belajar matematika pada anak Tunagrahita C di

kelas IV ini bu?

Informan : Pada proses pembelajaran matematika ini bisa berjalan dengan

lancar cuman didalam satu kelas ini siswa memiliki tingkat IQ

yang berbeda-beda, sesuai dengan tes IQ nya. Setiap anak

Page 125: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN IV

kemampuan befikirnya berbeda, ada yang bisa berhitung, ada yang

cuman bisa menebalkan angka bahkan cuman menulis angka saja.

Anak tungrahita C inikan ialah anak memiliki tingkat pemahaman

dan intelektualnya dibawah rata-rata normal, namun masih bisa di

didik. Anak Tunagrahita ini juga lambat dalam berfikir dan

bernalar. Jadi disini dalam proses belajar matematika kita rangkul

mereka dan bimbing mereka satu persatu secara individual dengan

menggunakan layanan individual atau pendekatan individual. Anak

tunagrahita C ini dia tidak bisa dipaksa dalam belajar karena

mereka cepat lupa dalam memahami materinya jadi kita ajarilah

mereka dengan perlahan-lahan dan berulang-ulang kali agar tidak

lupa cara menghitung dalam perkalian yang benar. Kita juga

jadikan mereka seperti sahabat agar kita lebih mudah dalam

membimbingnnya belajar

Peneliti : Apakah ada kesulitan dari ibu saat mengajar matematika?

Informan : Kesulitan ibu dalam mengajar disini, anak tunagrahita ini

pertama lambat dalam bernalar dan berfikir dalam belajar serta

cepat lupa, itu yang membuat guru sulit dalam mengajarkan harus

berulang-ulang kali kita mengajarkannya, kedua kurangnya

perhatian dan motivasi dari orang tua, ada lagi kesulitannya

kurangnya media pembelajaran matematika yang kongkrit dan

menarik, dengan ada media yang menarik anak menjadi semangat

dan tidak mudah bosan dalam belajarnya.. Pada media yang

kongkrit atau nyata anak bisa mengetahui ini memang benar

adanya, Contonya saja pada materi operasi hitung perkalian, agar

lebih mudah paham mungkin kita variasikan angka dari perkalian

tersebut menjadi bentuk buah atau hewan untuk lebih menarik

perhatian siswa dalam berlajarnya serta dengan adanya media anak

menjadi termotivasi untuk mengetahui materi-materi yang di

ajarkan.

Page 126: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN V

HASIL WAWANCARA SISWA

Nama : Syadad Roselano

Kelas : IV Tunagrahita C

Hari/Tanggal : Kamis, 23 januari 2020

Peneliti : Syadad Masuk kelas tunagrahita ini dari kelas 1 atau pindahan ?

Informan : Pindahan kak, Saya sebelumnya di SDN 51 kenaikan kelas 2

kami pindah ke SLB ni

Peneliti : Pelajaran yang menurut syadad sulit itu apa?

Informan : Pelajaran matematika kak

Peneliti : Pelajaran matematika yang sulit itu seperti apa?

Informan : Perkalian kak

Peneliti : Apakah kesulitan belajar matematika dalam perkalian yang

syadad alami?

Informan : Materi yang sulit untuk dipahami pada perkalian kak, disini

Syadad bingung dalam menjumlahkan dan mengalikan angka lebih

dari satu, seperti contohnya pada perkalian dengan angka ratusan.

Syadad masih butuh bimbingan dan arahan khusus dalam belajar

matematika. Syadad juga lambat dalam berhitung kak. Tidak hanya

itu saja, Syadad juga sulit untuk memahami soal tanpa

mencontohkan terlebih dahulu dengan menggunakan media

Peneliti : Apakah ada guru menggunakan media dalam belajar ?

Infroman : Menggunakan Media seadanya

Peneliti : Apakah syadad mengikuti les tambahan matematika dirumah ?

Informan : Tidak ada kak

Peneliti : Syadad dirumah di ajari tidak sama ibu atau bapaknya jika ada PR

disekolah ?

Informan : Tidak diajari kak, saya mengerjakan sendiri kak.

Page 127: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN V

Peneliti : Bagaimana upaya ibu dalam mengatasi kesulitan matematika

siswa tersebut?

Informan : Di sekolah saya melakukan bimbingan belajar terhadap mereka

secara individual dan juga perlu adanya bimbingan dan perhatian

dari orang tua siswa dirumah pada saat anak mengalami kesulitan

belajar dengan cara mengulangi pelajaran yang telah diajar

disekolah, karena anak tunagrahita ini sulit dalam pemahaman dan

cepat lupa, guru juga bisa memberikan reward bagi anak yang rajin

belajar dan rajin sekolah untuk memberikan semangatnya sekolah,

serta adanya kerja sama antara guru dan wali murid untuk

melakukan les tambahan

Page 128: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SDLB Prof.Dr.Sri Soedewi MS,SH Jambi

Kelas/Jur/semester : IV / Tunagrahita C / 2

Tema : Bermain di Lingkunganku

Sub Tema 2 : Bermain di Rumah Teman

Pembelajaran : 1 (satu)

Alokasi waktu : 3 hari

A. Kompetensi Inti

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun , peduli,

dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan

tetangganya.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah,

dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan

logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak

sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman

dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

o Bahasa Indonesia

a. Kompetensi Dasar

3.2 Mengenal teks cerita narasi sederhana kegiatan dan bermain di

lingkungan dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa

Page 129: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VI

Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata

bahasa daerah untuk membantu pemahaman.

4.2 Memperagakan teks cerita narasi sederhana tentang kegiatan dan

bermain di lingkungan secara mandiri dalam bahasa Indonesia

lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah

untuk membantu penyajian

b. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.2.4 Membaca teks narasi bermain di lingkungan rumah

teman.

3.2.5 Mengidentifikasi berbagai aktivitas bermain di

lingkungan rumah teman.

4.2.2 Menulis cerita narasi sederhana tentang aktivis bermain

di lingkungan rumah teman

o Matematika

a. Kompetensi Dasar

3.2 Mengenal operasi perkalian dan pembagian pada

bilangan asli yang hasilnya kurang dari 20 melalui

kegiatan eksplorasi menggunakan benda konkret.

4.3 Memecahkan masalah nyata secara efektif yang berkaitan dengan

penjumlahan, pengurang, perkalian, pembagian, waktu, berat,

panjang, berat benda dan uang, selanjutnya memeriksa kebenaran

jawaban

b. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.2.1 Menyebutkan kalimat perkalian dari gabungan

beberapakumpulan benda yang banyak anggotanya sama dengan

hasil kurang dari 20.

4.2.5 Membuat kalimat perkalian dari gabungan beberapa himpunan

yang banyak anggotanya sama

Page 130: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VI

o PPKN

a. Kompetensi Dasar

3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman dirumah dan

sekolah.

4.4 Bermain peran tentang bersatu dalam keberagaman di

lingkungan rumah dan sekolah

b. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.4.1 Mengidentifikasi berbagai kegiatan yang menunjukkan sikap

bersatu dalamkeberagaman di rumah teman.

4.4.1 Berprilaku rukun dengan setiap teman yang berbeda jenis

kelamin, kegemaran dan sifat (karakter).

o SBK

a. Kompetensi Dasar

3.4 Mengetahui cara mengolah bahan alam yang dapat

dimanfaatkan sebagai karya kreatif dan olahan makanan.

4.4 Membuat karya kerajinan sebagai penghias benda dengan

menggunakan bahan alam di lingkungan sekitar melalui kegiatan

melipat, menggunting dan menempel

b. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.2.1 Mengidentifikasi bahan alam di lingkungan rumah teman

untuk karya kreatif.

3.2.2 Mengelompokkan benda-benda yang bisa digunakan dalam

menciptakan karya seni rupa.

4.4.1 Membuat karya kreatif sebagai penghias benda dengan

menggunakan bahan alam di lingkungan rumah teman melalui

kegiatan melipat (bahan daun).

Page 131: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VI

4.4.2 Membuat karya kreatif sebagai penghias benda dengan

menggunakan bahan alam di lingkungan rumah teman melalui

kegiatan mnggunting (bahan daun).

4.4.3 Membuat karya kreatif sebagai penghias benda dengan

menggunakan bahan alam di lingkungan rumah teman melalui

kegiatan menempel (bahan daun).

A. Tujuan Pembelajaran

Dengan mengamati teks narasi berjudul Ulang Tahun Doni, siswa dapat

membaca teks narasi berjudul Ulang Tahun Doni dengan intonasi yang

tepat secara cermat dan percaya diri.

Dengan tanya jawab, siswa dapat mengidentifikasi berbagai aktivitas

bermain pada teks narasi Ulang Tahun Doni dengan cermat.

Dengan membaca teks Ulang Tahun Doni, siswa menjawab pertanyaan

berkaitan dengan teks dengan cermat dan bertanggungjawab.

Dengan menjawab pertanyaan, siswa dapat mengidentifikasi

berbagai kegiatan yang menunjukkan sikap bersatu dalam

keberagaman di rumah teman dengan cermat.

Dengan mengidentifikasi berbagai kegiatan yang menunjukkan

sikap bersatu dalam keberagaman di rumah teman, siswa dapat

berperilaku rukun dengan setiap teman yang berbeda jenis kelamin,

kegemaran dan sifat (karakter) dengan percaya diri.

Dengan mengingat kembali kegiatan bermain di rumah, siswa dapat

menulis cerita narasi berupa catatan tetang permainan yang pernah

mereka lakukan menggunakan bahasa sendiri.

Dengan mengamati soal cerita, siswa dapat menyebutkan kalimat

perkalian dengan hasil kurang dari 20 secara cermat.

Dengan mengamati gambar tentang soal matematika, siswa dapat

membuat kalimat perkalian secara cermat.

Page 132: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VI

Dengan tanya jawab, siswa dapat mengidentifikasi bahan alam di

lingkungan rumah teman untuk karya kreatif dengan percaya diri.

Dengan melakukan kegiatan mengelompokkan, siswa dapat

mengelompokkan benda-benda yang bisa digunakan dalam menciptakan

karya seni rupa dengan cermat dan percaya diri.

Dengan mengetahui cara membuat karya kreatif, siswa dapat

membuat karya kreatif berbahan daun melalui kegiatan melipat dengan

cermat dan bertanggung jawab.

Dengan mengetahui cara membuat karya kreatif, siswa dapat membuat

karya kreatif berbahan daun melalui kegiatan menggunting dengan

cermat dan bertanggung jawab.

Dengan mengetahui cara membuat karya kreatif, siswa dapat

membuat karya kreatif berbahan daun melalui kegiatan menempel

dengan cermat dan bertanggung jawab

B. Materi Pembelajaran

1. membaca teks narasi berjudul Ulang Tahun Doni

2. mengidentifikasi bahan alam di lingkungan rumah teman

3. membuat karya kreatif berbahan daun

4. membuat karya kreatif berbahan daun melalui kegiatan menempel

C. Metode Dan Pendekatan Pembelajaran

Metode : ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan

Pendekatan : scientifik (mengamati,menanya,mengumpulkan

informasi/eksperimen,mengasosiasi/menalar,dan

mengkomunikasikan)

Model Pembelajaran : Discovery Learning (DL)

D. Media,Alat Dan Sumber Pelajaran

1. Teks narasi Ulang Tahun Doni.

2. kotak pensil berisi sedotan untuk perkalian.

Page 133: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VI

3. Berbagai gambar untuk soal membuat kalimat perkalian.

4. Chart soal cerita perkalian.

5. Daun nangka.

6. Gunting, pensil, lem, dan kertas karton

E. Langkah-langkah pembelajaran

Hari ke-1

Hari/tanggal : Rabu, 17 Juli 2019

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi

waktu

Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdo‟a

Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.

Guru menyampaikan kepada siswa tentang tema yang

akan dibahas

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Guru mempersiapkan gambar

15 menit

Kegiatan inti Pada awal pembelajaran guru menggunakan media

gambar “Edi dan Teman-teman Bermain Tarik

Tambang di Halaman Rumah” di depan kelas.

Guru membimbing siswa untuk melakukan

kegiatan dengan cermat.

Siswa mengamati gambar “Edi dan Teman-

teman Bermain Tarik Tambang di Halaman Rumah”

yang digunakan guru di depan kelas (mengamati).

Siswa bertanya tentang gambar “Edi dan Teman-teman

Bermain Tarik Tambang di Halaman Rumah” di

depan kelas (menanya).

Siswa lain diberi kesempatan untuk menjawab

pertanyaan yang diajukkan temannya (mengasosiasi).

Siswa mengamati gambar

Page 134: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VI

Guru membagikan teks narasi berjudul “Ulang Tahun

Doni” kepada masing-masing siswa.

Siswa membaca teks narasi secara bergantian dengan

bimbingan guru (mengamati).

Siswa bercakap-cakap berkaitan dengan Teks

Ulang Tahun Doni (mengasosiasi).

Siswa berperilaku rukun dengan setiap teman yang

berbeda jenis kelamin, kegemaran, dan sifat

(karakter) (mengomunikasikan).

Penutup Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya

Penilaian hasil belajar

Berdo‟a dan salam

15 menit

Hari ke-2

Hari/tanggal : Kamis, 18 Juli 2019

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi

waktu

Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdo‟a

Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.

Guru menyampaikan kepada siswa tentang tema yang

akan dibahas

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Guru mempersiapkan gambar

15 menit

Kegiatan inti Siswa mengingat kembali salah satu permainan yang

pernah ia lakukan di lingkungan rumah (mengamati).

Siswa mengidentifikasi berbagai kegiatan yang

menunjukkan sikap bersatu dalam keberagaman melalui

kegiatan bermain di lingkungan rumah teman

(mengumpulkan informasi).

Guru membimbing siswa untuk melakukan permainan

Page 135: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VI

tarik tambang bersama teman-temannya.

Penutup Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya

Penilaian hasil belajar

Berdo‟a dan salam

15 menit

Hari ke-3

Hari/tanggal : Senin, 22 Juli 2019

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi

waktu

Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdo‟a

Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.

Guru menyampaikan kepada siswa tentang tema yang

akan dibahas

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Guru mempersiapkan gambar

15 menit

Kegiatan inti Guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan

dengan percaya diri.

Guru menggunakan media contoh soal cerita dan

gambar berupa perkalian di depan kelas untuk dipelajari

anak (mengamati).

Siswa menyebutkan kalimat perkalian dengan hasil

kurang dari 20 (mengomunikasikan).

Siswa melakukan perkalian (mengumpulkan informasi).

Siswa membuat kalimat perkalian dengan

hasil kurang dari 20 (mengumpulkan informasi).

Siswa menuliskan jawaban dari soal yang diselesaikannya

(mengomunikasikan).

Guru membimbing siswa untuk membuat karya

kreatif dengan penuh rasa tanggung jawab.

Page 136: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VI

Siswa bertanya jawab tentang bahan alam di lingkungan

rumah teman untuk karya kreatif (menanya).

Siswa mengidentifikasi bahan alam di lingkungan

rumah teman untuk karya kreatif (mengumpulkan

informasi).

Siswa mengelompokkan benda-benda yang bisa digunakan

dalam menciptakan karya seni rupa (mengumpulkan

informasi).

Siswa membuat karya kreatif sebagai penghias kepala

dengan menggunakan bahan alam melalui kegiatan

melipat (mengasosiasi).

Memberi apresiasi terhadap hasil karya kreatif sebagai

penghias benda (mengomunikasikan).

Penutup Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya

Penilaian hasil belajar

Berdo‟a dan salam

15 menit

Referensi untuk Guru

Membuat prakarya dari daun nangka.

1. Daun nangka dipotong ukuran lebar 5 cm.

2. Daun nangka dilipat membentuk segitiga.

3. Gunting sisa lipatannya

4. Hasil lipatan daun nangka disambungkan membentuk topi.

G. Penilaian

1. Penilaian sikap

a. Jurnal sikap spiritual

Nama sekolah :

Kelas/Semester/PB :

Tahun Pembelajaran :

Page 137: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VI

No Waktu Nama Siswa Catatan Perilaku Butiran Sikap

1 2 3

1

Aqilla

2

Fazza

3

Nadiya

4

M.Adrian

5

Tama

6

Shadad

7

Wahyu

8

Zahira

Guru memberikan tanda v (centang) pada butir sikap

Keterangan butir sikap :

1. Berperilaku syukur

2. Berdoa sebelum melakukan

3. Toleransi dalam beribadah

b. Jurnal sikap sosial (KI.1)

Nama sekolah :

Kelas/Semester/PB :

Tahun Pembelajaran :

No Waktu Nama Siswa Catatan Perilaku Butiran Sikap

1 2 3

1

Aqila

2

Fazza

3

Andrian

4

Shadad

5

Nadiya

6

Tama

Page 138: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VI

7

Wahyu

8

Zahira

Guru memberikan tanda v (centang) pada butir sikap

Keterangan butir sikap :

1. Menghargai

2. Tanggung jawab

3. Bekerjasama

2. Penilaian pengetahuan

a. Menjawab pertanyaan berdasarkan teks narasi Ulang Tahun Doni

Banyak soal: 3 buah

Kunci jawaban:

1). Edi, Doni, Putu dan Axa

2). Nani

3). Edi, Doni, Putu,Axa

b. Membuat kalimat percakapan.

Banyak soal: 5 buah

Kunci jawaban: untuk jawaban membuat kalimat perkalian,

jawaban disesuaikan dengan jawaban siswa dengan hasil perkalian

sebagai berikut:

1) 6 + 6 + 6 = 18

2) 4 + 4 + 4 + 4 = 16

3) 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 +2 = 16

4) 4+ 4 + 4 = 12

5) 3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 3 =1

3. Penilaian Keterampilan

Penilaian: Unjuk Kerja

a. Rubrik Penilaian membuat karya kreatif sebagai penghias kepala dengan

mengunakan bahan alam dengan kegiatan melipat, mengunting, dan

Page 139: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VI

menempel

N

O

KRITERI

A

BAIK

SEKALI

BAIK CUKUP PERLU

BIMBINGA

N

4 3 2 1

1 Ketepatan

dalam

membuat

daun-daun

Lipatan

daun

nangka rapi

dan simetris

Lipatan

daun

nangka rapi

dan kurang

simetris

Lipatan

daun

nangka

kurang rapi

dan tidak

simetris

Lipatan

daun

nangka

kurang rapi

dan kuarang

simetris

2 Kerapian

dalam

mengunti

ng dan

menempel

Pola

mengunting

tidak

terdapat

bekas lem

disekitar

bidang

penempelan

Pola

mengunting

terlihat

halus dan

terdapat

bekas lem

disekitar

bidang

Pola

mengunting

terlihat

kasar dan

terdapat

bekas lem

disekitar

bidang

penempelan

Belum

mampu

mengunting

dan

menempel

terdapat

bekas lem

3 Keindaha

n karya

yang

dihasilkan

Karya yang

dihasilkan

menimbulk

an kesan

rasa sangat

kagum

Karya yang

dihasilkan

menimbulk

an kesan

rasa kagum

Karya yang

dihasilkan

menimbulk

an kesan

kurang enak

dilihat

Karya yang

dihasilkan

menimbulka

n tidak enak

dilihat

Page 140: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VI

Hasil Pemgamatan Membuat Karya Kreatif dari Bahan Alam berupa

Anyaman

No Nama Siswa KRITERIA 1 KRITERIA 2

BL B C PB BL B C PB

1 Aqilla

2 Fazza

3 Andrian

4 Shadad

5 Tama

6 Nadiya

7 Wahyu

8 Zahira

Mengetahui, Jambi, 21 Januari 2020

Kepala sekolah Guru kelas IV SDLB C

Triyono, S.Pd.M.Ed Murniati,S. Pd

NIP : 19631001 198602 1 007 NIP: 19690901 201407 2001

Page 141: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VI

PROGRAM TAHUNAN

TEMATIK (K13)

KELAS IV-SDLB/C (Tunagrahita)

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

GURU KELAS

MURNIATI,S.Pd

NIP:196909012014072001

SLBN PROF. DR. SRI SOEDEWI MS, SH JAMBI

TAHUN 2019/2020

Page 142: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VII

STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN KHUSUS

SLBN PROF. DR. SRI SOEDEWI MS, SH JAMBI

Catatan:

1. KelompokMapel:

2. KelompokTematik:

PJOK 2 JP PPKn 2 JP

Prog. Kebutuhan

Khusus 4 JP

Bahasa Indonesia 3 JP

Pendidikan Agama

Islam 4 JP

Matematika 3 JP

Jumlah 10 JP IlmuPengetahuanAlam 2 JP

IlmuPengetahuanSosial 2 JP

MATA PELAJARAN KELAS DAN ALOKASI

WAKTU PERMINGGU

Kelompok A I II III IV V VI

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4

2 PendidikanPancasiladanKewarganegaraan 2 2 2 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4 4 3 3 3

4 Matematika 2 2 4 3 3 3

5 IlmuPengetahuanAlam - - - 2 2 2

6 IlmuPengetahuanSosial - - - 2 2 2

Kelompok B

1 SeniBudayadanPrakarya 12 12 12 14 14 14

2 PendidikanJasmani, Olahraga,

danKesehatan 2 2 2 2 2 2

Kelompok C

1 Program KebutuhanKhusus 4 4 4 4 4 4

JUMLAH ALOKASI WAKTU PERMNGGU 30 30 32 36 36 36

Page 143: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VII

SBdP 14 JP

Jumlah 26 JP

Minggu Efektif Semester 1

Kelas : IV/Tunagrahita

Tahun Ajaran : 2019 – 2020

Minggu Efektif Semester 2

Kelas : IV/Tunagrahita

TahunAjaran : 2018 – 2019

No Nama

Bulan

Banyak

Minggu

Minggu

Efektif

Minggu

TidakEfektif Keterangan

1 Januari 4 4 0 Libur/jeda

Semester

2 Februari 4 4 0

3 Maret 4 4 0

No Nama

Bulan

Banyak

Minggu

Minggu

Efektif

MingguTidak

Efektif Keterangan

1 Juli 3 3

2 Libur/jeda

Semester

2 Agustus 4 4 1

3 September 4 4 0

4 Oktober 5 5 1

5 November 4 4 0

6 Desember 4 1 4 Libur/jeda

Semester

Jumlah 26 18 8

Page 144: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VII

4 April 4 4 0

5 Mei 4 2 2 Libu rawal

puasa

6 Juni 4 0 4 Libur/jeda

Semester

Jumlah 24 18 6

Banyaknya minggu efektif dan jumlah jam tatap muka (KBM) Kelas

IV Semester 1

o Jumlah Minggu = 26 minggu

o Penilaian Tengah Semester (PTS) = 1 minggu

o Penilaian Akhir Semester (PAS) = 1 minggu

o Kegiatan Sekolah = 1 minggu

o Minggu efektif tatap muka (KBM) = 18 minggu

o Jam pelajaran tiap minggu = 36 JP

o Jam efektif tatap muka (KBM) = 648 JP

Banyaknya minggu efektif dan jumlah jam tatap muka (KBM) Kelas

IV Semester 2

o Jumlah Minggu = 24 minggu

o Penilaian Tengah Semester (PTS) = 1 minggu

o Penilaian Akhir Semester (PAS) = 1 minggu

o Ujian Nasional/Sekolah = 1 minggu

o Kegiatan Sekolah = 0 minggu

o Minggu efektif tatap muka (KBM) = 18 minggu

o Jam pelajaran tiap minggu = 36 JP

o Jam efektif tatap muka (KBM) = 648 JP

Jumlah jam tatap muka semester 1 & 2 = 1296 JP

Page 145: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VII

Banyaknya minggu efektif dan jumlah jam tatap muka (KBM) Kelas

IV semester 1 dan semester 2 dapat dituliskan dalam bentuk table

sebagai berikut.

No Kegiatan

Semester 1 Semester 2

Jumlah

ME

Jumlah

JP

Jumlah

ME

Jumlah

JP

1 Penilaian

Tengah

Semester

(PTS)

1 1

2 Penilaian

Akhir

Semester

(PAS)

1 1

3 Ujian Praktik

Kelas VI - - -

4 Ujian

Nasional/

Sekolah

1 - 1

5 Kegiatan

Internal

Sekolah

1 1

6 ME Tatap

Muka (KBM) 18 648 18 648

Minggu efektif semester 1

Tematik : 18 Mgg x 26 JP = 468 JP Mata Pelajaran: 18 Mgg x

10 JP = 180 JP

Page 146: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VII

Minggu efektif semester 2

Tematik : 18 Mgg x 26 JP = 468 JP Mata Pelajaran: 18 Mgg x

10JP = 180 JP

Jumlah = 936 JP Jumlah

= 360 JP

PROGRAM TAHUNAN TEMATIK

Nama Sekolah : SLBN Prof. Dr. Sri Soedewi MS,

SH Jambi

Satuan Pendidikan : SDLB

Kelas : IV/ C

Tahun Ajaran : 2019/ 2020

SMT TEMA SUBTEMA ALOKASI

WAKTU

I 1. Bermain di

Lingkunganku

1.1 Bermain di Lingkungan Rumah 3 Mgg (28

JP)

1.2 Bermain di Rumah Teman 3 Mgg (28

JP)

1.3 Bermain di Lingkungan Sekolah 2 Mgg (28

JP)

UTS/Remedial/Pengayaan 1 Mgg (28

JP)

1.4 Bermain di Tempat Wisata 3 Mgg (28

JP)

2. Tugasku Sehari-hari

2.1 Tugasku Sehari-hari di Rumah 3 Mgg (28

JP)

2.2 Tugasku Sehari-hari di Sekolah 2 Mgg (28

Page 147: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VII

SMT TEMA SUBTEMA ALOKASI

WAKTU

JP)

UAS Remedial/Pengayaan 1 Mgg (28

JP)

JUMLAH 18 Mgg

Mengetahui, Jambi, 21 Januari 2020

Kepala sekolah Guru kelas IV SDLB C

Triyono, S.Pd.M.Ed Murniati,S. Pd

NIP : 19631001 198602 1 007 NIP : 19690901 2014072001

Page 148: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VIII

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK

Sekolah : SLB Prof. Dr. Sri Soedewi MS.,S.H. Jambi

Satuan Pendidikan : SDLB

Tema : 1. Bermain di Lingkunganku

Sub Tema : 1. Bermain di Rumah Teman

Kelas/Semester : IV/2

Tahun Ajaran : 2019/2020

Kompetensi Inti :

KI-1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya

KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.

KI-3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.

KI-4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Page 149: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VIII

No Mata

Pelajaran Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

1. PKN 3.4 Memahami arti bersatu

dalam keberagaman di

rumah dan sekolah

4.4 bermain peran tentang

bersatu dalam

keberagaman di

lingkungan rumah dan di

sekolah

Arti persatuan

Kegiatan

kebersamaan dalam

keberagaman di

lingkungan rumah

dan sekolah

Mengidentifikasi berbagai

kegiatan yang

menunjukkan sikap bersatu

dalam keberagaman di

rumah teman

Berperilaku rukun dengan

teman yang berbeda jenis

kelamin, kegemaran, dan

sifat, melalui kegiatan

bekerjasama dan saling

membantu

Sikap

- Diri

- Sosial

Pengetahuan

- Lisan

- Tulisan

Keterampilan

- Praktik

3 hari

Buku

Tematik

kelas IV C

2. Bahasa

Indonesia

3.2 Mengidentifikasi teks cerita

narasi sederhana kegiatan

- Teks narasi tentang

bermain di lingkungan

- Membaca teks narasi

bermain di rumah

Sikap

Buku

Page 150: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VIII

dan bermain di lingkungan

dengan bantuan guru atau

teman dalam bahasa

Indonesia lisan dan tulis

yang dapat diisi dengan

kosakata bahasa daerah

untuk membantu

pemahaman

4.2 memperagakan teks cerita

narasi sederhana tentang

kegiatan dan bermain di

lingkungan secara mandiri

dalam bahasa Indonesia

lisan dan tulis yang dapat

diisi dengan kosakata

bahasa daerah untuk

membantu penyajian

rumah teman

teman

- Menceritakan berbagai

aktivitas bermain di

lingkungan rumah

- Menulis cerita narasi

sederhana tentang

aktivitas bermain di

lingkungan rumah

teman dengan EYD

yang benar

- Membacakan cerita

narasi yang telah di

tulis dengan lafal dan

intonasi yang jelas

- Diri

- Sosial

Pengetahuan

- Lisan

- Tulisan

Keterampilan

- Praktik

3 Hari Tematik

kelas IV C

Page 151: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VIII

- Menyimpulkan isi

cerita narasi yang telah

ditulis

3 Matematika 3.2 Mengenal operasi perkalian

dan pembagian pada bilangan

asli yang hasilnya kurang dari

20 melalui kegiatan

eksplorasi menggunakan

benda konkret

4.2 Menaksir hasil perhitungan

dengan strategi pembulatan

satuan, pembulatan puluhan,

dan pembulatan ratusan

- Penjumlahan

- Pengurangan

- Menyebutkan kalimat

perkalian dari

gabungan beberapa

kumpulan benda yang

banyak anggotanya

sama dengan hasil

kurang dari 20

- Membuat kalimat

perkalian dari

gabungan beberapa

himpunan yang banyak

Sikap

- Diri

- Sosial

Pengetahuan

- Lisan

- Tulisan

Keterampilan

- Praktik

3 Hari

Buku

Tematik

kelas IV C

Page 152: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VIII

4.5 Memecahkan masalah nyata

secara efektif yang berkaitan

dengan penjumlahan,

pengurangan, perkalian,

pembagian, waktu, berat,

panjang, dan uang selanjutnya

memeriksa kebenaran

jawabannya

anggotanya sama

- Membuat gambar yang

bersesuaian dengan

masalah sehari-hari

yang berkaitan dengan

perkalian

- Menentukan gambar

yang sesuai dengan

perkalian yang di

ketahui

- Membuat perkalian

dengan hasil kali yang

di tentukan

- Menentukan hasil kali

dua bilangan satu

angka yang

digambarkan dengan

susunan benda konkret

Page 153: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VIII

4 SBdP 3.4 Mengetahui cara mengolah

bahan alam yang dapat

dimanfaatkan sebagai karya

kreatif dan olahan makanan

4.13 membuat karya kerajinan

sebagai penghias benda

dengan menggunakan bahan

alam di ingkungan sekitar

melalui kegiatan melipat,

menggunting, dan

menempel

- Bahan, alat, dan

tehnik membuat

karya seni rupa

- Bahan alam

untuk membuat

karya kreatif dan

olahan makanan

(daun cincau)

- Menggambar

ekspresif

- Mengidentifikasi bahan

alam di lingkungan

rumah teman untuk

membuat karya kreatif

- Mengelompokkan

benda yang bisa

digunakan dalam

menciptakan karya seni

rupa

- Membuat karya kreatif

sebagai penghias benda

dengan menggunakan

daun (daun pisang,

Sikap

- Diri

- Sosial

Pengetahuan

- Lisan

- Tulisan

Keterampilan

- Praktik

3 Hari

Buku

Tematik

kelas IV C

Page 154: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN VIII

Mengetahui,

Kepala sekolah Guru kelas IV SDLB C

Triyono, S.Pd.M.Ed Murniati,S.Pd

NIP : 19631001 198602 1 007 NIP: 19690901 2014072001

daun nangka, daun

kelapa) melalui

kegiatan melipat dan

menggunting dan

menempel

Page 155: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN IX

DAFTAR INFORMAN

NO NAMA STATUS

1 Triyono, S.Pd.M.Ed KepalaSekolah

2 Murniati, S.Pd Wali Kelas IV Tunagrahita C

3 Syadad Roselano Siswa Kelas IV Tunagrahita

C

Page 156: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN X

DOKUMENTASI FOTO PENELITIAN

Halaman Depan Ruang Kelas Tunagrahita C Sekolah Luar Biasa Prof. Sri

Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

Perpustakaan Sekolah Luar Biasa Prof. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota

Jambi

Page 157: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN X

Kantor Sekolah Luar Biasa Prof. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

Ruang Guru Sekolah Luar Biasa Prof. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota

Jambi

Page 158: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN X

Musholah Sekolah Luar Biasa Prof. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota

Jambi

Piala Penghargaan Sekolah Luar Biasa Prof. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH

Kota Jambi

Page 159: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN X

Peneliti Wawancara Kepala Sekolah Bapak Triyono

Foto Bersama Kepala Sekolah Bapak Triyono

Page 160: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN X

Peneliti Wawancara Wali kelas Tunagrahita C kelas IV

Peneliti Foto Bersama Wali Kelas Tunagrahita C Kelas IV

Page 161: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN X

Peneliti Wawancara Salah Satu Siswa Tunagrahita C

Proses Belajar Mengajar Di kelas Tunagrahita C kelas IV

Page 162: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN X

Peneliti Mengikuti Proses Pembelajaran Di Kelas Tunagrahita C kelas IV

Guru Membimbing Siswa dalam Proses Pembelajaran Matematika

Page 163: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN X

Peneliti Ikut Membimbing Siswa Tunagrahita C Dalam Mangerjakan Soal

Peneliti Mengajarkan Salah Satu Tunagrahita C dalam Belajar Matematika

Page 164: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN X

Berdoa Bersama Sebelum Pulang Sekolah

Foto Bersama Siswi Tunagrahita C

Page 165: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN X

Penghargaan Pentas Seni

Piala Lomba Menang Keterampilan Hantaran dan Mendongeng

Page 166: UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR …

LAMPIRAN XI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)

Nama : Vela Molidina

Tempat/Tanggal lahir : Jambi, 28 Maret 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Asal : Jln. Padang Lama Desa Rantau langkap

Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo

Alamat Sekarang : Perum.Mendalo Asri Desa Mendalo Indah RT.08

Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro

Jambi

Alamat E-mail : [email protected]

No Kontak : 085366085167

Pendidikan Formal :

1. SD Negeri 45/VIII Rantau Langkap (2004-2010)

2. SMP Negeri 8 Tebo (2010-2013)

3. SMA Negeri 1 Tebo (2013-2016)

Pengalaman Organisasi :-

Motto Hidup : “Semangat Mencari Ilmu, Selamat Dalam

Hidup”