anak anak-putus-sekolah1

Download Anak anak-putus-sekolah1

If you can't read please download the document

Upload: kisiwonda

Post on 18-Feb-2017

174 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

TERCINTAI DAERAH KETIGGALAN PENDIDIKAN

ANAK- ANAK PUTUS SEKOLAH DI KAMPUNGAnak Anak Putus Sekolah di Kampung Kalome Distrik Tingginambut Puncak Jaya. (Foto Harris, UP4B)Dampak situasi keamanan yang kurang kondusif telah berpengaruh terhadap proses belajar mengajar di Distrik Tingginambut Kabupaten Puncak Provinsi Papua. Anak-anak usia Sekolah Dasar bahkan dikhawatirkan terancam putus sekolah.Tim Monitoring dan Evaluasi Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat (UP4B) yang bertugas sebagai pemangku Kabupaten Puncak Jaya di Distrik Tingginambut (20/3) lalu bahkan melihat sejumlah sarana dan prasarana sekolah sudah tidak layak ditempati.Pemangku UP4B untuk wilayah Kabupaten Puncak Jaya Harris.E.Karubaba melaporkan, selama situasi keamanan yang tidak menentu anak-anak akan semakin sulit mendapatkan proses pendidikan. Belum lagi dampak Pilkada belum lama ini, bangunan sekolah juga banyak yang dirusak oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Guru-guru juga sudah semakin banyak yang meninggalkan distrik dan mereka ada yang sudah tidak lagi mengajar. Diperkirakan ada sekitar 1.000 anakanak usia sekolah di daerah ini yang tidak bersekolah lagi karena tidak ada guru lagi. Kondisi ini terjadi akibat masalah situasi keamanan yang mengakibatkan kecemasan diantara pengajar.Harris berharap agar aparat dan masyarakat ikut serta menjaga fasilitas pemerintahan, pendidikan dan kesehatan karena itu untuk kepentingan masyarakat.Kapolres Puncak Jaya di Mulia (19/3) Kapolres AKBP Marcelis mengungkapkan, akibat situasi itu pihaknya telah menurunkan anggotanya untuk dijadikan guru pengganti. Anggota yang bertugas di Pos sekitar Tingginambut kini mempunyai tugas rangkap selain menjaga keamanan juga jadi guru untuk mengajar anak anak di situ, jelasnya.

SD Inpres Tingginambut Puncak Jaya yang rusak, nampak tinggal atap dan tiang penyangga. (Foto: Harris, UP4B)Sementara itu Sekretaris Dinas Pendidikan dan Olahraga Puncak Jaya Djabar Kelrey,S.Pd mengatakan dampak kondisi keamanan Dinas telah mengeluarkan kebijakan proses belajar mengajar sementara ini dipusatkan di Kota Mulia. Kebijakan itu diambil karena guru guru tidak berani mengajar karena alasan keamanan.Djabar berharap agar UP4B dapat memfasilitasi tersedianya perumahan bagi para guru. Ada bangunan SD di kampung kampung tetapi hingga kini belum ada perumahan guru. Diantaranya mereka ada yang tinggal di Honai, bahkan ada yang tinggal dalam bangunan sekolah, jelasnya.Fasilitas rumah guru yang berada di kota juga masih terbatas. Sementara ini upaya yang bisa dilakukan.TUGAS HIDUP MANDIRINAMA : Kisi wondaNIM :11010310028JURUSAN: Teknik Infomasi Dan Komunikasi (TIK)

cita-cita saya daerah ku tertinggal pendidikan zaman jadi saya selesai Lulusan dari STKIP-Surya, Sekolah Tinggi Keguruan IlmuPendidikan surya, saya mengajar adik-adik yang ketinggalan itu,sehingga 2o tahun ke depan mereka bisa pemimpin asal daerah-Nya.Terima kasih.Jakarta, Aktual.co Utusan Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) Koordinator Wilayah Puncak Jaya Harris Karubaba mengungkapkan, banyak anak di Distrik Tingginambut diduga putus sekolah karena tidak didukung oleh tenaga pengajar dan fasilitas pendidikan yang memadai.

"Dalam kunjungan kami (UP4B) pekan lalu di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya didapatkan banyak anak-anak usia sekolah tidak lagi mengikuti proses belajar-mengajar," kata Haris kepada pers di Jayapura, Papua, Rabu (27/3).

Menurut dia, anak-anak usia sekolah itu berjumlah sekitar 500-1.000-an orang yang dipastikan tidak lagi bersekolah karena sering terjadi aksi kekerasan (penembakan) sejak 2004 hingga 2013 ini. "Kami memperkirakan ada 500-1.000-an anak usia sekolah yang tidak lagi mengenyam pendidikan yang seharusnya," katanya.

Berdasarkan pertemuan pihaknya dengan Kapolres Puncak Jaya AKBP Marcelis diketahui anggota polisi yang bertugas di sejumlah pos di sana kerap kali menjadi tenaga pengajar secara sukarela. "Jadi di sana ada polisi atau anggota aparat keamanan yang selain bertugas menjalankan amanat negara, juga menjadi tenaga pengajar secara sukarela," katanya.

Haris mengatakan, hal ini juga sempat ditanyakan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Puncak Jaya dan didapatkan keterangan bahwa yang membuat anak-anak usia sekolah tidak lagi belajar dan guru-guru meninggalkan tempat tugas karena kondisi keamanan yang tidak menjamin. "Pak Sekretaris Dinas Pendidikan Puncak Jaya Bapak Djabar Kelrey, S.Pd mengatakan proses belajar mengajar di Tingginambut dialihkan di Mulia karena alasan keamanan," katanya.

Hal lainnya yang didapatkan Haris dari pertemuan dengan Sekretaris Dinas Pendidikan Puncak Jaya adalah kurangnya sarana atau fasilitas penunjang bagi tenaga pengajar atau guru dan ditambah lagi biaya ekonomi di daerah tersebut terbilang sangat mahal.

"Selain masalah keamanan, tempat tinggal guru juga belum memadai sehingga banyak yang sewa rumah dengan biaya tinggi dan jika tidak mampu bertahan pasti pulang ke Jayapura, Nabire atau Mimika," katanya.

Haris menyampaikan pihaknya berada di Puncak Jaya untuk melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pembangunan dari Kementerian/Lembaga dan Pemerintah daerah setempat melalui dana APBN dan APBD serta sejauhmana penyerapan di lapangan dan manfaat terhadap masyarakat.