undang-undang no. 2 tahun 2004 tentang penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Post on 12-Feb-2016
120 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
UNDANG-UNDANG NO. 2 TAHUN 2004
tentangPENYELESAIAN
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
OLEH : MAKMUR KOMARUDIN
PROSES PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Sepakat Perjanjian Didaftarkan Bersama
PERSELISIHAN HUB. INDUSTRIAL 1.Pers. Hak I. BIPARTIT 2.Pers. Kepentingan ( wajib ) 3.Pers. PHK 4.Pers. Antar SP/SB
Tdk. Sepakat III. MEDIASI Sepakat
Eksekusi dicatatkan
II. KONSILIASI Tdk. Sepakat
ditawarkan Disnaker
IV.II.ARBITRASE Fiat Eksekusi
HIPENGADILAN
Para pihak yang bersengketa di PPHI Pekerja/Buruh vs Pengusaha
Serikat Pekerja/Serikat Buruh vs Serikat Pekerja/Serikat Buruh
Pengusaha : Termasuk usaha sosial dan usaha lain yang mempunyai Pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain
Penyelesaian Perselisihan HI melalui Bipartit ( Psl 6 da 7 )
Perjanjian Bersama Didaftarkan
1. Pers. Hak 2. Pers. Kepentingan 3. Pers. PHK 4. Pers. Antar SP/SB
Disnaker setempat Arbitrase
Ket. : 1. Para pihak mencatatkan perselisihan 2. Menyampaikan bukti-bukti 3. Tawaran untuk penyelesaian melalui Konsiliasi /Arbitrase 4. Dalam 7 hari harus ada pilihan
Perselisihan Industrial
Tdk. Sepakat
Sepakat Eksekusi
Mediasi/ Konsoliasi/
BIPARTIT
Penyelesaian Perselisihan Industrial melaui Mediasi dan Konsoliasi ( Psl.8 s/d Psl.28 )
MEDIASI ( Mediator ) - Pers. Hak - Pers. Kepentingan - Pers. PHK - Pers. Antar SP/SB Sepakat Perjanjian Didaftarkan
Bersama o 30 hari penyelesaian o dlm. 7 hari harus sdh. Eksekusi ada sidang I
KONSILIASI Tdak Sepakat Anjuran Setuju ( Konsiliator ) - Pers. Kepentingan - Pers. PHK - Pers. Antar SP/SB Tdk setuju
1. Tertulis 2. 10 hari sejak mediasi pertama s/d diterima para pihak 3. 10 hari sejak diterima para pihak menjawab 4. Tidak menjawab = menolak
Gugatandi PHI
Perbedaan Mediasi dengan KonsiliasiMEDIASI ( Psl 8 s/d 16 ) KONSILIASI(Psl 17 s/d 28 )
• Penyelesaian perselisihan Hak,perselisihan kepenti-
ngan , perselisihan PHK , dan pe perselisihan antar SP
hanya dalam satu Perusaha- an melalui musyawarah yang ditengahi seorang atau lebih mediator yang netral
• Mediator adalah Pegawai Disnakertrans yang
memenuhi syarat-syarat sebagai mediator yang
ditetapkan oleh Menteri
• Penyelesaian perselisihan kepentingan, perselisihan PHK , dan perselisihan antar SP hanya dalam satu Perusahaan melalui musya-warah yang ditengaji se- orang atau lebih konsiliator yang netral
• Merupakan salah satu ta- waran alternatif penyele- saian yang ditawarkan oleh
pegawai Disnaker • Mediator adalah seorang atau lebih yang emenuhi
syarat-syarat sebagai mediator yang ditetapkan oleh Menteri, terdaftar di
Depnakertrans
Penyelesaian Perselisihan melalui Arbitrse ( Psl. 29 s/d Psl. 54 )
Akta Perdamaian Eksekusi ARBITRASE - Pers. Kepentingan - Pers. Antar SP/SB hanya dlm. satu Per. Pembatalan MA
Putusan Arbitrase 30 hari sejak diputus, krn : ( sidang Arbitrase ) ( Final & Mengikat ) 1.Surat/Dokumen dalam
pemeriksaan palsu 1. Kesepakatan tertulis para pihak 2. Ditemukan dokumen yang 2. Arbiter sebanyak 3 orang bersifat menentukan 3. Proses penyelesaian 30 hari 3. Keputusan melampaui ke-
wewenangan Arbiter HIKet. : Arbiter HI tdk. Sama dengan Arbiter UU No. 30 Thn. 1999 4. Putusan bertentangan dgn.
Undang-Undang
Gagal damai
Upaya damai
Proses Beracara pada PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Pointers Beracara di Pengadilan Hubungan Industrial1. Hukum Acara dalam PPHI sama dengan Hukum Acara Perdata2. Gugatan PHKsesuai 159, 171 UU No.13/2003 tenggang waktu
daluarsa 1 thn. sejak pemberitahuan putusan dari Pengusaha3. Gugatan harus dilampiri risalah mediasi/konsiliasi yang gagal4. Selambatnya 7 hari setelah penerimaan gugatan Ketua PN me- netapkan majelis hakim, 1 Ketua majelis hakim, 2 anggota
Hakim Ad-Hoc5. 7 hari setelah penetapan majelis hakim, harus sudah melaku- kan sidang pertama6. Proses beracara sejak sidang pertama sampai dengan putusan
adalah 50 hari7. Proses acara cepat dapat dimohonkan apabila ada alasan
mendesak8. Proses acara cepat sejak penetapan majelis hakim sampai
dengan pembuktian adalah 21 hari
Proses Beracara di Pengadilan Hubungan Industrial (Psl 55 s/d 81 s/d 97)
Putusan Sela Menerima Putusan Bila ada Putusan Sela Absolut K ompetensi
Pggt Pelanggaran Mj. Hakim ke Badan Peradilain
Menolak Putusan Sela Menerima Putusan Banding ke PT Relatif K ompetensi
Sita J aminan ke wilayah hukum lain
Pembuktian Pggt + Tggt
Penetapan Sita Jaminan tdk.dapat diajukan Perlawanandan atau tdk. dapat digunakan upaya hukum
K esimpulan Pggt + Tggt
Putusan Mj. Hakim
Eksepsi Tggt Tanggapan
Eksepsi K ompetensi Absolut/Relatif + Tggt
Gugatan Pggt
J awaban Tggt
Replik
Duplik Tggt
Tergugat
Surat Kuasa Surat Kuasa adalah persetujuan dimana seseorang bertindak sebagai pemberi kuasa dari pihak lain sebagai penerima kuasa.Formulasi Surat Kuasa Khusus1. Surat Kuasa Khusus harus berbentuk tertulis,2. Dibuat dan ditandatangani pemberi dan penerima kuasa3. Dapat dibuat bawah tangan atau otentik4. Menyebut identitas para pihak yang berpekara5. Menegaskan obyek kasus yang diperkarakan
Putusan MA tgl.18 September1986 No.3038 K/Pdt/1981 me-nyebutkan :Bahwa keabsahan Surat Kuasa yang dibuat di Luar Negeri Selain harus memenuhi persyaratan formil juga harus jugaHarus dilegalisir lebih dahulu oleh KBRI setempat
Kuasa Hukum RUU PPHAI SP/SB dan Organisasi Pengusaha dapat
bertidak sebagai kuasa hukum untuk ber-acara di Pengadilan Hubungan Industrial mewakili anggotanya
Advokat ( UU No. 18/2003 ) Orang yang berprofesi memberi jasa hu- kum , baik didalam maupun diluar penga- dilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan Undang-Undang
Biaya PerkaraRUU PPHI (Psl.58 )Pihak-pihak yang ber-
perkara tidak dikena –kan biaya termasukbiaya eksekusi yang nilai gugatannya di -bawah Rp.150.000.000( seratus lima puluh juta rupiah )
HIR (Psl.237 )Barang siapa hendakperkara baik sebagai Penggugat atau seba-gai Tergugat tapi tidakmampu membayar per- kara boleh mendapat ijin menjalankan per –karanya dengan tidakmembayar ongkos perkara
Gugatan Isi Gugatan - Identitas Penggugat - Identitas Tergugat - Posita - Petita Posita adalah duduk perkara atau duduk perso- alan serta hubungan-hubungan hukum yang
menimbulkan perkara gugatan Petita adalah tuntutan yang diminta untuk dipu- tuskan oleh Hakim
Alasan Eksepsi / Tangkisan 1. Melanggar kompetensi : - Absolut - Yuridiksi badan-badan peradilan - Relatif Batas mengadili berdasarkan kekuasaan daerah hukumnya 2. Error in Persona (contoh : Penggugat tdk cakap melakukan
perbuatan hukum 3. Obscuur Libel => Gugatan kabur atau tdk. Jelas, misalnya
antara posita dan petitanya tdk berhubungan 4. Nabis in Idem => Apabila perkara sudah pernah diajukan
sebelumnya kemudian diajukan kembali 5. Gugatan Prematur Gugatan masih tertunda karena ada faktor yang menangguhkan 6. Rel Judicata Dedactae Perkara yang digugat sdh. Pernah diajukan dan belum putus 7. Apa yang digugat telah dikesampingkan dalam hal : - Apa yang digugat sdh. Dipenuhi - Sudah dihapuskan sendiri oleh Penggugat - Sudah melepas diri - Daluarsa
Jawaban Tanggapan atas gugatan termasuk didalamnya Eksepsi yang bukan mengenai kompetensi
Absolut
Atas gugatan Penggugat , Tergugat dapat me- ngajukan gugatan balik ( rekonpensi ), selam- batnya sebelum pembuktian
Bgai pihak ketiga dimungkinkan untuk turut menjadi pihak-pihak yg. berpekara (intervensi )
Replik Adalah tanggapan Penggugat atas jawa- ban Tergugat
Duplik Adalah tanggapan Penggugat atas Replik dari Tergugat
Pembuktian Adalah meyakinkan Hakim ttg. Kebenaran dalil-
dalil yang dikemukakan dalam suatu persengketaan
Putusan ( 184 HIR )
o Memuat uraian singkat tetapi jelas tentang tun- tutan Penggugat dan jawaban Tergugat beserta
alasan-alasan yang menjadi dasar putusano Tentang biaya perkarao Penyebutan apakah para pihak hadir pada wak- tu putusan diucapkano Diucapkan dalam sidang uyang terbuka untuk
umumo Putusan sela adalah putusan yang bukan me – ngenai pokok perkara
Sita Jaminan Penetapan Majelis Hakim terhadap benda bergerak atau
tidak bergerak untuk menjamin pelaksanaan putusan dikemudian hari
Conservatoir Beslag yang disita barang bergerak dan yang tidak bergerak milik Tergugat
Revindicatoir Beslag yang disita barang bergerak milik Penggugat yang dikuasai/dipegang oleh Tergugat
Dalam Pasal 96 ayat 4 tidak ada upaya hukum
Dalam Pasal 197 ayat 8 HIR terhadap sita jaminan dapat diajukan Derden Verzet
Ketentuan PidanaApabila melanggar ketentuan : Pasal 12 ayat 1 “Barang siapa yang diminta keterangan oleh Mediator guna penyelesaian
perselisihan hubungan industrial berdasarkan UU ini wajib memberikan keterangan termasuk membukakan buku dan memperlihatkansurat-surat yang diperlukan “
Pasal 22 ayat 1 dan ayat 3 (1) ” Barang siapa yang diminta keterangan oleh konsiliator guna penyelesaian perse- lisihan hubungan industrial berdasarkan UU ini , wajib memberikan keterangan termasuk membukakan buku dan memperlihatkan surat-surat yang diperlukan” (2) ” Konsiliator wajib merahasiakan semua keterangan yang diminta sebagaimana dimaksud pada ayat 1” Pasal 47 ayat 1 dan 3 (1 ) ” Barang siapa yang diminta keterangan oleh arbiter atau majlis arbiter guna penyelidikan untuk penyelesaian hubungan industrial berdasarkan UU ini, wajib memerikannya termasukmembukakan buku dan memperlihatkan surat-surat yang diperlukan ” (2) ” Arbiter wajibmerahasiakan semua keterangan yang diminta sebagaimana dimak- sud pada ayat 1”Pasal 90 ayat 2 “ Setiap orang yang dipanggil untuk menjadi saksi atau saksi ahli berkewajiban untuk memenuhi pangggilan dan memberikan kesaksiannya dibawah sumpah “
Pasal 91 ayat 1 dan ayat 3 (1) “ Barang siapa yang diminta keterangan oleh Majelis Hakim guna penye lidikan untuk penyelesaian perselisihan hubungan industrial berdasarkan UU ini wajib memberikannya tanpa syarat , termasuk membukakan buku dan memperlihatkan urat-surat yang diperlukan “
Pelanggaran atas Pasal-Pasal tersebut diatas dikenakan sanksi pidana kurungan paling 1 (satu) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan dan atau denda paling sedikit Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.50.000.000,- ( lima puluh juta rupiah)
Terima kasih
top related