tugas 9 resume
Post on 04-Aug-2015
155 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAJU MUTASI DAN DETEKSI MUTASI
RESUME
Untuk memenuhi tugas matakuliah Genetika I yang dibina oleh
Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd.,Prof. Dr. Hj. Siti Zubaidah, M.Pd.
Oleh
Kelompok 05 :
Ardiani Samti NA (Off A) 100341400678
Devi Nur Octaviandari.(Off A) 100342400704
The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
April 2012
A. LAJU MUTASI
Laju mutasi adalah peluang terjadinya mutasi pada sebuah gen dalam satu
generasi atau dalam pembentukan satu gamet. Pengukuran laju mutasi penting
untuk dilakukan di dalam genetika populasi, studi evolusi, dan analisis pengaruh
mutagen lingkungan.
Mutasi spontan biasanya merupakan peristiwa yang sangat jarang terjadi
sehingga untuk memperkirakan peluang kejadiannya diperlukan populasi yang
sangat besar dengan teknik tertentu
Salah satu teknik yang telah digunakan untuk mengukur laju mutasi adalah
metode ClB yang ditemukan oleh Herman Muller.Metode ClB mengacu kepada
suatu kromosom X lalat Drosophila melanogaster yang memiliki sifat-sifat
tertentu.Teknik ini dirancang untuk mendeteksi mutasi yang terjadi pada
kromosom X normal. Kromosom X pada metode ClB mempunyai tiga ciri
penting, yaitu (1) inversi yang sangat besar (C), yang menghalangi terjadinya
pindah silang pada individu betina heterozigot; (2) letal resesif (l); dan (3) marker
dominan Bar (B) yang menjadikan mata sempit (lihat Bab VII). Dengan adanya
letal resesif, individu jantan dengan kromosom tersebut dan individu betina
homozigot tidak akan bertahan hidup.
Teknik CIB yang digunakan oleh Muller
untuk mendeteksi mutasi yang terjadi
pada kromosom X normal.
Sumber: Principle of Genetic
6th ,Snustad (1997)
Mutasi dikatakan menguntungkan kalau mutasi:
1. menghasilkan spesies yang adaptif dan
2. menghasilkan spesies yang mempunyai vitalitas (daya hidup) dan viabilitas
(kelangsungan hidup) yang tinggi.
Sebaliknya, mutasi dikatakan merugikan bila mutasi:
1. menghasilkan alel yang mengakibatkan mutasi letal (mematikan),
2. menghasilkan spesies yang tidak adaptif, dan (3) menghasilkan spesies yang
mempunyai vitalitas rendah.
Menurut John (1990) mutasi yang menyebabkan timbulnya alel letal,
misalnya alel letal yang bersifat resesif. Pengaruh gen letal resesif ini hanya
tampak bila berada dalam keadaan homozigot, namun tidak tampak pada keadaan
heterozigot. Gen resesif ini akan tetap ada dalam populasi dan seleksi alam hanya
akan bekerja pada individu-individu yang homozigot.
Frekuensi alel merupakan perbandingan alel satu dengan alel yang lainnya
untuk suatu karakter atau sifat tertentu (biasanya disimbulkan dengan satu huruf
misalnya A, a) dalam suatu populasi. Sebaliknya, frekuensi gen merupakan
perbandingan gen satu dengan gen yang lainnya untuk suatu karakter atau sifat
tertentu (biasanya disimbulkan dengan dua huruf misalnya AA, Aa, aa) dalam
suatu populasi. Setiap populasi mempunyai gene pool masing-masing.Gene pool
populasi merupakan total seluruh (kumpulan gen) di dalam suatu populasi pada
suatu waktu tertentu (John, 1990).
Gene pool terdiri dari seluruh alel pada seluruh lokus gen pada seluruh
individu dari populasi. Pada spesies yang diploid, masing-masing lokusnya
diwakilkan dua kali dalam genom suatu individu, yang mungkin homozigot atau
heterozigot untuk lokus-lokus yang homolog. Jika seluruh anggota suatu populasi
homozigot untuk alel yang sama, maka alel tersebut dikatakan sebagai alel yang
tetap dalam gene pool. Namun biasanya ada dua alel atau lebih untuk tiap gen,
masing-masing mempunyai suatu frekuensi relative (proporsi) tersendiri dalam
gene pool.
B. DETEKSI MUTASI
Untuk mempelajari proses mutasi maupun mendapatkan mutan untuk
kepentingan keperluan genetik, harus diketahui metode pendeteksian adanya
mutasi terlebih dahulu. Metode pendeteksian adanya mutasi berbeda-beda pada
berbagai organisme.
a. Deteksi Mutasi pada Bakteri dan Jamur
Bakteri dan jamur merupakan organisme yang bersifat haploid
(monoploid) pada fase fegetatif nya.Contoh pendeteksian adanya mutasi pada
organisme ini yaitu pada jamur Neurospora crassa.Penelitian mengenai mutasi
pada Neurospora ini pertama kali di lakukan oleh Beadle dan Tatum pada awal
tahun 1940-an
Induksi, isolasi dan karakterisasi nutritional auxothropic mutation pada
Neurospora.(a) Hampis semua konidia (biru) tidak terpengaruh, namun ada satu
konidium (merah) yang mengandung suatu mutasi (b dan c). Setelah diteliti
diketahui bahwa mutasi tersebut mempengaruhi biosintesis tirosin (Klug et al,
2012)
b. Deteksi Mutasi pada Drosophila
Salah satu teknik untuk mengetahui mutasi pada Drosophila ini yaitu
dengan menggunakan teknik Muller (dikembangkan oleh H.J. Muller), teknik ini
disebut juga teknik CIB; C adalah suatu inversi yang menekan peristiwa pindah
silang, I adalah suatu alela letal resesif, sedangkan B adalah suatu duplikasi gen
dominan yang memunculkan mata Bar. Teknik yang lain yaitu teknik kromosom
X berlekatan “attached-X procedure” pada teknik ini digunakan individu betina
yang memiliki kromosom X yang berlekatan pada sentromer, dan teknik ini
digunakan untuk mendeteksi mutasi morfologi resesif.
Individu betina yang digunakan pada teknik ini memiliki kromosom X
berlekatan dan sebuah kromosom Y. Selanjutnya individu betina ini disilingkan
dengan individu jantan yang memiliki kromosom normal (XY). Dari hasil
persilangan ini dihasilkan 4 jenis tipe keturunan. (1) individu betina yang
memiliki tiga kromosom X (mati), (2) individu betinadengan kromosom XXY
(kromosom X berlekatan; hidup) , (3) individu jantan yang berkromosom YY
(mati) dan (4) individu jantan yang berkromosom XY (X dari induk jantan, dan Y
dari betina; hidup). Jika induk jantan yang sudah mendapat perlakuan dengan
suatu agen mutasi akan menghasilkan turunan jantan yang mengekspresikan
suatu gen mutan resisif terpaut kromosom kelamin X hasil dari prelakuan mutasi
sebelumnya.
Teknik CIB yang digunakan oleh Muller untuk mendeteksi mutasi yang terjadi
pada kromosom X normal.
Sumber: Principle of Genetic 6th ,Snustad (1997)
c. Deteksi Mutasi pada Tumbuhan Tingkat Tinggi
Adanya mutasi menyebabkan morfologi tumbuhan juga beragam, sehingga
pendeteksian adanya mutasi pada tumbuhan tingkat tinggi dapat dilakukan secara
langsung dengan pengamatan visual.
Selain pengamatan visual dapat dilakukan dengan analisis komposisi
biokimia.Contohnya yaitu isolasi protein pada endoplasma jagung, yang
kemudian di hidrolosis dan di analisa asam-asam amino yang ada dibandingkan
dengan galur-galur jagung yang berlum termutasi.Contohnya yaitu jagung mutan
opaque 2 yang mengandung lebih banyak lisin.
Teknik analisa yang lain yaitu seperti halnya teknik deteksi mutasi pada
bakteri atau pada jamur. Teknik ini melibatkan kultur jaringan galur-galur sel
tumbuhan pada medium yang sudah tertentu yang selanjutnya medium-medium
itu di tambah atau dikurangi nutrient tertentu.
d. Deteksi Mutasi pada Manusia
Upaya pelacakan mutasi pada manusia ini dapat dilakukan dengan bantuan
alalisis silsilah apa bila mutasi yang terjadi bersifat turun-menurun.
Mutasi dominan merupakan mutasi yang paling mudah dideteksi, karena
jika gen mutan dominan itu terdapat pada kromosom kelamin X maka seorang
ayah yang tergolong penderita akan mewariskan ciri fenotif yang terkait kepada
semua anak perempuannya.
Uji Ames
Sumber: Principle of Genetic 6th ,Snustad (1997)
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Bagaimana mencegah mutasi pada manusia?Jawab: Dapat dilakukan dengan:
2. Bagaimana mencegah mutasi pada tumbuhan pangan?Jawab:
top related