tinjauan pustak1
Post on 25-Jul-2015
75 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TINJAUAN PUSTAKA
LIFESTYLE AND STROKE PREVENTION
Oleh :Annisa Setyanti
I1A008011
PembimbingDr. Oscar Nurhadi, Sp.S
SMF Ilmu Penyakit SyarafFK Unlam-RSUD ULIN
Banjarmasin Juni, 2012
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tinjauan pustaka mengenai “Lifestyle and Stroke Prevention” tepat pada
waktunya.
Tinjauan pustaka ini disusun untuk memenuhi tugas ujian pada bagian Ilmu Penyakit
Syaraf di Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat/RS Ulin Banjarmasin. Dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing dr. Oscar Nurhadi, Sp.S
yang telah membimbing, memberikan saran dan mengarahkan pembuatan tinjauan pustaka ini
agar menjadi semakin baik.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi
penulis berharap tinjauan pustaka ini bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan.
Banjarbaru, Juni 2012
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR............................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 5
A. Gaya Hidup.................................................................................................... 5
1. Makanan................................................................................................... 6
2. Minuman.................................................................................................. 8
3. Olahraga................................................................................................... 9
4. Merokok................................................................................................... 11
5. Obat-obatan.............................................................................................. 12
6. Dan lain-lain............................................................................................. 12
B. Stroke............................................................................................................. 12
C. Gaya Hidup dan Pencegahan Stroke.............................................................. 13
SKEMA...................................................................................................................... 16
TABEL KOMPARASI.............................................................................................. 17
BAB III. RINGKASAN............................................................................................. 19
BAB IV. KESIMPULAN........................................................................................... 21
BAB V. PENUTUP.................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 23
3
BAB I
PENDAHULUAN
Gaya hidup selalu mengalami perubahan seiring perkembangan zaman. Perubahan pola
hidup berpengaruh terhadap kesehatan dan peningkatan penyakit yang terjadi dewasa ini.
Menurut Menkes Republik Indonesia Sujudi, perubahan pola hidup yang sangat menyolok
mengakibatkan banyak masalah kesehatan sehingga saat ini banyak bermunculan penyakit.
Perkembangan penyakit berawal dari penyakit infeksi, kemudian menghadapi penyakit
degenerative, mengenai penyakit serebrovaskuler, dan lainnya berkaitan dengan jantung dan
saraf (1)
Penyakit stroke sebenarnya dapat digolongkan dalam penyakit kronis karena terjadinya
melalui proses yang panjang, meskipun serangan stroke bisa terjadi secara mandadak. Proses
perjalanan penyakit hingga terjadinya serangan stroke mungkin sudah terjadi beberapa tahun.
Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di
Eropa. Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan di anggota
badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya (2)
Dalam menekan angka stroke berulang, hal-hal yang perlu dan harus diperhatikan adalah
mengetahui faktor risiko dan melakukan upaya-upaya, baik dalam memodifikasi gaya hidup,
menjalani terapi yang diperlukan dan yang tidak kalah penting adalah melakukan pemeriksaan
yang dapat memberikan informasi optimal faktor risiko yang dimiliki seseorang untuk terjadinya
stroke ataupun stroke berulang. Mengetahui faktor-faktor risiko dan mengadopsi gaya hidup
sehat merupakan langkah terbaik yang dapat ambil untuk mencegah stroke (2)
Oleh karena pentingnya mengetahui tentang masalah ini, maka pada makalah ini akan
dibahas mengenai gaya hidup dan pencegahan stroke
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gaya Hidup
Gaya hidup menurut Kotler adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan
dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang”
dalam berinteraksi dengan lingkungannya (3)
Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan bagaimana
orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting orang pertimbangkan pada
lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini).
Sedangkan menurut Minor dan Mowen gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang
hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Selain itu,
gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan
sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup
mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan (3)
Dari berbagai di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang
yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan
bagaimana mengalokasikan waktu. Faktor-faktor utama pembentuk gaya hidup dapat dibagi
menjadi dua yaitu secara demografis dan psikografis. Faktor demografis misalnya berdasarkan
tingkat pendidikan, usia, tingkat penghasilan dan jenis kelamin, sedangkan faktor psikografis
lebih kompleks karena indikator penyusunnya dari karakteristik konsumen (3)
1. Makanan
Pola makan atau pola konsumsi pangan merupakan susunan jenis dan jumlah pangan
yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu . Santosa dan Ranti
mengungkapkan bahwa pola makan merupakan berbagai informasi yang memberi gambaran
mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh suatu orang dan
merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu (4)
5
Pola makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan. Sikap
orang terhadap makanan dapat bersifat positif dan negatif. Sikap positif atau negatif terhadap
makanan bersumber pada nilai-nilai affective yang berasal dari lingkungan (alam, budaya, sosial
dan ekonomi) dimana manusia atau kelompok manusia itu tumbuh. Demikian juga halnya
dengan kepercayaan terhadap (4)
Pola makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan. Sikap
orang terhadap makanan dapat bersifat positif dan negatif. Sikap positif atau negatif terhadap
makanan bersumber pada nilai-nilai affective yang berasal dari lingkungan (alam, budaya, sosial
dan ekonomi) dimana manusia atau kelompok manusia itu tumbuh. Demikian juga halnya
dengan kepercayaan terhadap makanan yang berkaitan dengan nilai-nilai cognitive yaitu kualitas
baik atau buruk, menarik atau tidak menarik. Pemilihan adalah proses psychomotor untuk
memilih makanan sesuai dengan sikap dan kepercayaannya (5).
Pola makan dapat didefinisikan sebagai cara seseorang atau sekelompok orang dalam
memilih makanan dan mengkonsumsi sebagai tanggapan pengaruh psikologi, fisiologi, budaya,
dan sosial (6).
Tabel 2.1 Jumlah porsi makanan yang dianjurkan pada usia remaja
Makan pagi
06.00-07.00 WIB
Makan siang
13.00-14.00 WIB
Makan malam
20.00 WIB
Nasi 1 porsi 100 gr beras
Telur 1 butir 50 gr
Susu sapi 200 gr
Nasi 2 porsi 200 gr beras
Daging 1 porsi 50 gr
Tempe 1 porsi 50 gr
Sayur 1 porsi 100 gr
Buah 1 porsi 75 gr
Nasi 1 porsi 100 gr beras
Daging 1 porsi 50 gr
Tahu 1 porsi 100 gr
Sayur 1 porsi 100 gr
Buah 1 porsi 100 gr
Susu skim 1 porsi 20 gr
Mengonsumsi makanan dari restoran makanan cepat saji, terutama yang menyediakan
menu Western Style, semakin sering ditemukan di masyarakat kota-kota besar khususnya para
remaja. Selain jumlah restoran-restoran tersebut semakin banyak di berbagai penjuru kota, menu
makanan cepat saji umumnya cepat dalam penyajian (7)
6
Kebiasaan makan ini ternyata menimbulkan masalah baru karena makanan siap saji
umumnya mengandung lemak, karbohidrat, dan garam yang cukup tinggi tetapi sedikit
kandungan vitamin larut air dan serat. Bila konsumsi makanan jenis ini berlebih akan
menimbulkan masalah gizi lebih yang merupakan faktor risiko beberapa penyakit degeneratif
yang saat ini menempati urutan pertama penyebab kematian (7)
Makanan olahan, seperti yang dinyatakan dalam iklan televisi, secara berlebihan, meski
dalam iklan diklaim kaya akan vitamin dan mineral, sering terlalu banyak mengandung gula serta
lemak, disamping zat aditif. Konsumsi makanan jenis ini secara berlebihan dapat berakibat
kekurangan zat gizi lain. Kegemaran pada makanan olahan yang mengandung zat ini
menyebabkan remaja mengalami perubahan patologis yang terlalu dini (8).
Pada usia remaja (10-18 tahun), terjadi proses pertumbuhan jasmani yang pesat serta
perubahan bentuk dan susunan jaringan tubuh, disamping aktivitas fisik yang tinggi. Besar
kecilnya angka kecukupan energi sangat dipengaruhi oleh lama serta intensitas kegiatan jasmani
tersebut (9).
Penentuan kebutuhan akan zat gizi secara umum didasarkan pada Recommended Daily
Allowances (RDA) yang disusun berdasarkan perkembangan kronologis, bukan kematangan.
Karena itu, jika konsumsi energi remaja kurang dari jumlah yang dianjurkan, tidak berarti
kebutuhannya berdasarkan data yang diperoleh dari pemeriksaan klinis, biokimiawi,
antropometris, diet serta psikososial. WHO menganjurkan rata-rata konsumsi energi makanan
sehari adalah 10-15% berasal dari protein, 15-30% dari lemak, dan 55-75% dari karbohidrat (9).
Selain itu, makan makanan sehat. Sebuah diet sehat otak harus mencakup:
- Lima atau lebih porsi harian buah dan sayuran, yang mengandung zat gizi seperti kalium,
folat dan antioksidan yang dapat melindungi Anda terhadap stroke.
- Makanan kaya serat larut, seperti havermut dan kacang-kacangan.
- Makanan kaya akan kalsium, mineral yang ditemukan untuk mengurangi risiko stroke.
- Produk kedelai, seperti tempe, miso, tahu dan susu kedelai, yang dapat mengurangi low-
density lipoprotein (LDL) kolesterol dan meningkatkan kadar kolesterol HDL Anda.
- Makanan kaya omega-3 asam lemak, termasuk ikan air dingin, seperti salmon, makarel
dan tuna.
7
Berdasarkan penelitian di Perth Australia, menunjukan bahwa faktor pola makan
memiliki peranan yang signifikan terhadap gangguan keseluruhan dari penyakit cerebrovaskular.
(15)
2. Minuman
Seluruh fungsi biologis tubuh kita sangat bergantung pada air. Proses pernapasan,
pencernaan, aktifitas kelenjar, mengatur suhu tubuh, sekresi dan lain-lain hanya dapat bekerja
dengan baik melalui media air. Rata-rata tubuh orang dewasa terdiri dari 75%-80% air. Kendati
lebih dari setengah tubuh kita terdiri dari air, kita pun kehilangan air tersebut cukup banyak
setiap harinya. Tubuh kita membutuhkan 2.5 liter air setiap harinya meskipun kita tidak
melakukan aktivitas apapun, atau hanya duduk saja. Kebutuhan akan air penting sekali untuk
dipenuhi secukupnya setiap hari (10).
Hasil dari penelitian di Perth menyatakan bahwa terdapat peranan minuman alcohol
dalam penyakit cerebrovaskular dalam etiologi stroke (11)
3. Olahraga
Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani
tetapi juga secara rohani (misalkan catur). Olahraga dapat meningkatkan peredaran darah ke
otak. Selain itu olahraga yang rutin bisa meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyuplai lebih
banyak oksigen serta glukosa yang sangat dibutuhkan sebagai bahan bakar (12).
Olahraga juga memiliki berbagai manfaat, yaitu (12):
a. Olah raga mengurangi risiko penyakit
Olah raga menjaga Anda dari berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes
tipe 2, penyakit jantung dan osteoporosis. Bila Anda sudah mengidap penyakit itu, berolah raga
secara teratur akan membantu mengelolanya sehingga tidak berkembang membahayakan.
Olah raga bahkan mengurangi risiko stroke, sakit punggung bawah (LBP), kanker usus
besar, kanker payudara, kanker paru dan endometrium.
Jogging, bermain tenis atau berenang bermanfaat mencegah stroke pada kaum pria.
Sebuah riset baru menemukan bahwa pria yang berolah raga secara teratur dengan intensitas
sedang dan berat lebih kecil kemungkinannya terkena stroke dibandingkan pria yang kurang
aktif. Riset tersebut meneliti 3.298 orang dengan usia rata-rata 69 tahun yang tinggal di
8
Manhattan Utara, New York. Pria yang berolah raga 63% lebih kecil kemungkinannya terkena
stroke dibandingkan mereka yang tidak berolah raga (Neurology, 24 November 2009). Namun,
olah raga tampaknya tidak memberikan dampak yang sama bagi kaum wanita.
b. Olah raga mengurangi stres
Kegiatan fisik merangsang berbagai zat kimia dalam otak yang akan membuat Anda lebih
bahagia dan rileks. Anda juga akan merasa lebih bugar, percaya diri dan terhindar dari depresi
bila Anda berolahraga secara teratur.
c. Olah raga menjaga berat badan
Melakukan kegiatan fisik membakar kalori dalam tubuh kita. Semakin intensif, semakin
banyak kalori yang terbakar sehingga mengurangi timbunan lemak dalam tubuh. Tentu saja,
Anda juga harus mengimbanginya dengan pola makan yang sehat agar lemak tidak kembali
tertimbun dalam tubuh. Berat badan yang ideal sangat penting bagi kita agar tetap sehat dan
panjang umur.
d. Olah raga meningkatkan energi
Kegiatan fisik membuat sistem kardiovaskuler berjalan dengan baik, memperlancar
jumlah oksigen dan sari makanan yang didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh. Akibatnya,
Anda akan memiliki energi yang lebih besar untuk menjalani kehidupan Anda.
e. Olah raga membuat tidur lebih nyenyak
Berolah raga secara teratur membuat tidur lebih mudah dan lebih lelap. Kualitas tidur
yang baik pada gilirannya akan meningkatkan konsentrasi, produktivitas dan kualitas emosi.
Namun demikian, jangan berolah raga terlalu dekat dengan waktu tidur sehingga justru membuat
sulit tidur.
f. Olah raga meningkatkan kualitas hubungan antar manusia
Cobalah berolah raga bersama anggota keluarga Anda, misalnya pergi ke kolam renang
atau bersepeda santai bersama. Keakraban di antara Anda akan meningkat. Anda juga bisa
menggalakkan olahraga bersama di kantor dan lingkungan Anda untuk meningkatkan keakraban.
9
4. Merokok
Merokok menyebabkan banyak penyakit serius termasuk penyakit kardiovaskuler
(penyakit jantung), kanker paru, dan penyakit paru obstruktif kronis (emfisema, bronkitis
kronis). Perokok berisiko jauh lebih besar untuk terkena penyakit ini dibandingkan non-perokok.
Merokok juga bersifat adiktif dan dapat sangat sulit untuk dihentikan. Ini adalah pandangan
setiap organisasi medis dan ilmiah terkemuka di seluruh dunia (14)
Berdasarkan penelitian di Australia, perokok yang menghisap lebih dari 20 rokok setiap
hari memiliki peningkatan resiko yang signifikan pada kedua jenis stroke, baik itu stroke
hemorage ataupun stroke iskemik (15)
5. Obat-obatan
Kebiasaan masyarakat meminum obat tanpa konsultasi atau saran dokter, ternyata
beresiko lebih tinggi. Meminum obat, baik yang ditentukan oleh dokter maupun tidak,
sebenarnya tetap memiliki resiko (16).
6. Dan lain-lain
Menurut peneliti di Amerika, pola tidur pada wanita setengah baya dapat meningkatkan
resiko terjadinya stroke, baik pola tidur dengan durasi yang terlalu singkat maupun yang terlalu
panjang. Peningkatan resiko paling tinggi, yaitu sebesar 70% terjadi pada wanita yang tidur
selama 9 jam atau lebih dalam semalam (13)
Hubungan antara durasi tidur dengan kematian telah ditemukan oleh beberapa penelitian
sebelumnya. Namun, saat itu masih sedikit bukti yang menunjukkan adanya hubungan antara
pola tidur dengan penyakit kardiovaskular (13)
Dalam penelitian yang terbaru ini, ditemukan wanita dengan durasi tidur 6 jam atau
kurang, 8 jam, dan 9 jam atau lebih terjadi peningkatan resiko stroke sebesar 14%, 24%, dan
70%, jika dibandingkan dengan yang tidur normal selama 7 jam (13)
Sedangkan pada kelompok wanita yang pada awal penelitian telah memiliki penyakit
kardiovaskular dan tidur dengan durasi 6 jam atau kurang, juga terjadi peningkatan resiko stroke
sebesar 22% (13)
10
B. Stroke
Stroke (bahasa Inggris: stroke, cerebrovascular accident, CVA) adalah suatu kondisi
yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak,
kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau
mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi
yang dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika
Serikat dan banyak negara industri di Eropa. Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang penderita
mengalami kelumpuhan di anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan
bicaranya. Beberapa tahun belakangan ini makin populer istilah serangan otak. Istilah ini
berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas, serangan jantung. Stroke terjadi karena
cabang pembuluh darah terhambat oleh emboli. Emboli bisa berupa kolesterol atau udara (17)
WHO (1996) mendefinisikan stroke sebagai manifestasi klinik gangguan serebral fokal
maupun global yang berlangsung cepat, berlangsung lebih dari 24 jam atau berakhir dengan maut
tanpa ditemukan penyebab lain selain gangguan vaskular. Di Eropa setiap tahunnya 200 dari tiap
100.000 orang menderita stroke dan meyebabkan angka kematian sebesar 275.000-300.000 di
Amerika (17).
Stroke dapat dibagi menjadi dua kelompok besar : (17,18)
1. Perdarahan (stroke hemoragik)
2. Infark (istroke non hemoragik/iskemik)
Diagnosa banding antara keduanya adalah sebagai berikut: (17,18)
Tabel 2. Diagnosa banding stroke hemoragik dan non hemoragik
Gejala Perdarahan Infark
Permulaan Sangat akut subakut
Waktu serangan aktif Bangun pagi
Peringatan sebelumnya - ++
Nyeri/sakit kepala ++ -
Muntah ++ -
Kejang ++ -
Kesadaran menurun ++ +/-
Bradikardi ++ -
Perdarahan retina ++ -
11
Papil edem ++ -
Kaku kuduk, kernig, Brudzinsky ++ -
Ptosis ++ -
Lokasi subkortikal kortikal/subkortikal
C. Gaya Hidup dan Pencegahan Stroke
Mengetahui faktor-faktor risiko dan mengadopsi gaya hidup sehat merupakan langkah
terbaik yang dapat ambil untuk mencegah stroke. Secara umum, gaya hidup sehat berarti yaitu:
(19)
1. Kontrol tekanan darah tinggi (hipertensi). Salah satu hal paling penting yang dapat Anda
lakukan untuk mengurangi risiko stroke adalah untuk menjaga tekanan darah terkendali. Jika
anda pernah mengalami stroke, menurunkan tekanan darah anda dapat membantu mencegah
serangan transient ischemic berikutnya atau stroke. Berolahraga, mengelola stres, menjaga
berat badan yang sehat, dan membatasi asupan natrium dan alkohol adalah cara-cara untuk
menjaga tekanan darah tinggi di cek. Selain rekomendasi untuk perubahan gaya hidup, dokter
mungkin meresepkan obat untuk mengobati tekanan darah tinggi, seperti :
o Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) inhibitor antara lain ; Quinapril, Captopril,
Lisinopril, Benazepril, Enalapril, Fosinopril, Imidapril, Moexipril, Perindopril, Ramipril,
Trandolapril, Zofenopril
o Antagonis Kalsium antara lain : Amlodipine, Aranidipine, Azelnidipine, Barnidipine,
Cilnidipine, Clevidipine, Isradipine, Efonidipine, Felodipine, Lacidipine, Lercanidipine,
Manidipine, Nicardipine, Nifedipine, Nilvadipine, Nimodipine, Nisoldipine, Nitrendipine,
Pranidipine, Verapamil, Diltiazem
o Diuretikum antara lain
Kerja cepat yaitu :Bumetanide, Ethacrynic acid, Furosemide,Torsemide, Hydrochlorothiazide
Hemat kalsium yaitu : Amiloride, Triamterene, Spironolactone
o Beta Bloker antara lain : Bisoprolol fumarate, Carvedilol, Propranolol HCl, Atenolol,
Metoprolol, Nadolol, Pindolol, Timolol, Acebutolol, Betaxolol, Celiprolol , Esmolol,
Nebivolol, Alprenolol, Bucindolol , Carteolol, Labetalol, Oxprenolol, Penbutolol, Sotalol
12
2. Turunkan kolesterol dan lemak jenuh asupan. Makan kurang kolesterol dan lemak, terutama
lemak jenuh, dapat mengurangi plak di arteri Anda. Jika Anda tidak dapat mengendalikan
kolesterol melalui perubahan pola makan sendirian, dokter Anda mungkin akan meresepkan
obat penurun kolesterol.
3. Jangan merokok. Berhenti merokok mengurangi risiko stroke. Beberapa tahun setelah
berhenti, seorang mantan perokok risiko stroke adalah sama dengan bukan perokok.
4. Kontrol diabetes. Anda dapat mengelola diabetes dengan diet, olahraga, pengendalian berat
badan dan pengobatan. Kontrol ketat gula darah Anda dapat mengurangi kerusakan otak
Anda jika Anda mengalami stroke.
5. Menjaga berat badan yang sehat. Kelebihan berat badan lain yang memberikan kontribusi
pada faktor-faktor risiko stroke, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan diabetes.
6. Berolahragalah secara teratur. Latihan aerobik mengurangi risiko stroke Anda dalam banyak
cara. Olahraga dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan tingkat-tinggi density
lipoprotein (HDL) kolesterol, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan pembuluh
darah dan jantung. Hal ini juga membantu Anda menurunkan berat badan, mengendalikan
diabetes dan mengurangi stres. Olah raga secara bertahap sampai 30 menit kegiatan - seperti
berjalan, joging, berenang atau bersepeda jika tidak setiap hari, 1 hari dalam seminggu.
7. Kelola stres. Stres dapat menyebabkan peningkatan sementara dalam tekanan darah - faktor
risiko untuk pendarahan otak - atau hipertensi bertahan lama. Juga dapat meningkatkan
kecenderungan darah membeku, yang dapat meningkatkan risiko stroke iskemik.
Menyederhanakan hidup Anda, berolahraga dan menggunakan teknik relaksasi semua
pendekatan yang dapat Anda belajar untuk mengurangi stres.
8. Minum alkohol dalam jumlah sedang, atau tidak sama sekali. Alkohol dapat menjadi faktor
risiko dan tindakan pencegahan stroke. Pesta minum dan berat konsumsi alkohol
meningkatkan resiko tekanan darah tinggi dan stroke iskemik dan perdarahan.
9. Jangan gunakan obat-obatan terlarang. Banyak jalan obat, seperti kokain dan kokain, yang
menjadi faktor risiko untuk TIA atau stroke.
13
SKEMA
14
STROKE
Gaya hidup dan Pencegahan stroke
Gaya hidup- Makanan hal 6- Minuman hal 8- Olahraga hal 9- Merokok hal 11- Obat-obatan hal 12- Dan lain-lain hal 12
- Stroke hemoragik hal 13- Stroke non hemoragik hal 13
- Kontrol TD hal 13- Turunkan kolesterol
dan lemak jenuh hal 14- Jangan merokok hal 14- Kontrol diabetes hal 14- Menjaga BB hal 15- Berolahraga teratur hal 15- Kelola stress hal 15- Minum alcohol hal 15
TABEL KOMPARASI
Tabel 1. Multivariate Analysis of Risk Factors for All Strokes and First-Ever StrokesRisk factor All strokes combined First ever strokes
OR 95% CL OR 95 % CLAlcohol, g/d*01-2021-4041-60>61TobaccoNonsmokerEx-smoker1 -20 cigarettes daily>21 cigarettes dailyHistory of hypertensionClaudicationPrevious stroke or TIAUse of reduced-fat or skim milkConsumption of meat >4 times weeklyAdding salt to foodConsumption of fish >2 times per month
1.00.620.830.652.75
1.00.751.993.522.331.934.810.492.171.53
-
0.40-0.940.37-1.880.20-2.170.98-7.73
0.46-1.241.04-3.791.35-9.141.57-3.471.10-3.392.89-8.010.31-0.761.33-3.531.01-2.31
-
1.00.670.980.406.71
1.00.652.574.742.872.61
0.442.30
0.60
0.40-1.120.38-2.500.09-1.891.68-26.8
0.36-1.181.12-5.891.55-14.51.74-4.731.22-5.550.25-0.771.29-4.08
model0.36-0.99
-
15
Tabel 2. Results of Univariate Analyses of Risk Factors for All Strokes CombinedRisk Factor OR 95 NaCL
Alcohol, g/d*01-2021-4041-60>61TobaccoNonsmokerEx-smoker1-20 cigarettes daily>21 cigarettes d^lyHistory of hypertensionClaudicationDiabetes mellitusPrevious myocardial infarctionRegular use of aspirinPrevious stroke or TIAUse of reduced-fat or skim milkConsumption of meat >4 times weeklyAdding salt to foodConsumption of fish >2 times per monthMargarine used "usually" or "always"Always trimming fat from meatAlways removing skin from poultry
1.00.430.670.552.51
1.00.881.585.832.352.582.141.881.376.270.511.622.010.771.050.810.85
0.32-0.580.38-1.160.23-1.281.33-4.74
0.65-1.201.07-2.323.24-10.51.83-3.041.83-3.621.49-3.081.35-2.621.04-1.814.46-8.810.38-0.691.19-2.191.53-2.630.56-1.010.81-1.360.62-1.060.65-1.10
16
BAB III
RINGKASAN
Stroke hingga saat ini masih merupakan pembunuh no. 3 di dunia dan penyebab
kecacatan no 1 di dunia, setiap tahunnya di Amerika Serikat tercatat sekitar 900.000 kasus
stroke, dan dari angka tersebut. Kecacatan dan angka kematian yang timbul pada kasus
stroke berulang jauh lebih tinggi dari angka kecacatan dan kematian dari kasus stroke
sebelumnya, sehingga sudah jelas bagi kita bahwa melakukan penatalaksanaan stroke adalah
penting. Namun tidak kalah penting (bahkan beberapa pihak mengatakan lebih penting),
untuk melakukan segala daya upaya yang tepat, cermat, dan optimal dalam menekan angka
terjadinya stroke berulang.
Dalam menekan angka stroke berulang, hal-hal yang perlu dan harus diperhatikan
adalah mengetahui faktor risiko dan melakukan upaya-upaya, baik dalam memodifikasi
gaya hidup, menjalani terapi yang diperlukan dan yang tidak kalah penting adalah
melakukan pemeriksaan yang dapat memberikan informasi optimal faktor risiko yang
dimiliki seseorang untuk terjadinya stroke ataupun stroke berulang.
Berikut ini adalah beberapa strategi jitu mencegah stroke seperti diungkapkan oleh:
1. Diet Sehat dan Seimbang
Diet sehat dan seimbang dapat diartikan dengan mengonsumsi banyak buah dan
sayuran segar, susu rendah lemak, rendah kolesterol dan rendah natrium (asupan garam
harian tidak boleh melebihi 2.300 mg atau sekitar 1 sendok teh)
2. Aktivitas fisik secara teratur
Latihan dengan tingkat sedang (akumulasi 30-60 menit) 4 sampai 7 hari dalam
minggu. Misalnya, jalan santai, jogging, bersepeda, berenang. Untuk pasien berisiko tinggi
direkomendasikan untuk mengikuti program yang diawasi secara medis.
3. Kendalikan Berat Badan
Mempertahankan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada kisaran 18,5 sampai 24,9 kg/m2
dan lingkar pinggang kurang dari 80 cm bagi wanita dan kurang dari 90 cm bagi pria
(standar Asia Timur dan Selatan).
17
4. Stop Merokok
Rokok merupakan salah satu faktor pemicu terbesar terjadinya stroke. Segera
berhenti merokok dan sebisa mungkin tinggal di lingkungan yang bebas dari asap rokok.
Ada beberapa cara untuk menghentikan kebiasaan merokok dengan terapi pengganti nikotin
(permen karet, patch) dan terapi tingkah laku.
5. Batasi Konsumsi Alkohol
Mengonsumsi alkohol sebenarnya tidak akan menjadi masalah asalkan tidak
berlebihan. Konsumsi alkohol sebaiknya cukup dua gelas standar atau kurang per hari.
Untuk pria, tidak boleh lebih dari 14 gelas per minggu. Sedangkan untuk perempuan kurang
dari 9 gelas per minggu.
6. Kendalikan Hipertensi
Menurunkan tekanan darah yang tinggi sampai target kurang dari 140/90 mmHG
(tanpa penyakit penyerta lain).
7. Kontrol Gula Darah
Bagi penderita diabetes, target penurunan tekanan darah lebih agresif kurang dari
130/80. Kontrol gula darah dengan target HbA1C <6,5 persen.
8. Hiperkolesterolemia
Bagi penderita kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia), pemberian statin dan
modifikasi gaya hidup dengan target kadar kolesterol LDL kurang dari 100 mg/dl.
18
BAB IV
KESIMPULAN
1. Terdapat hubungan antara umur, jenis kelamin, kebiasaan mengkonsumsi makanan
berlemak dan kolesterol, kebiasaan mengkonsumsi air putih dan kebiasaan merokok
dengan kejadian stroke.
2. Dalam menekan angka stroke berulang, hal-hal yang perlu dan harus diperhatikan adalah
mengetahui faktor risiko dan melakukan upaya-upaya, baik dalam memodifikasi gaya
hidup, menjalani terapi yang diperlukan dan yang tidak kalah penting adalah melakukan
pemeriksaan yang dapat memberikan informasi optimal faktor risiko yang dimiliki
seseorang untuk terjadinya stroke ataupun stroke berulang.
19
BAB V
PENUTUP
Akhir kata dari penulisan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada pembaca yang sudah meluangkan waktu untuk mau melihat dan membaca makalah ini,
penulis juga mengharapkan adanya saran dan kritikan yang bersifat membangun untuk perbaikan
makalah ini karena makalah ini terbilang masih jauh dari kategori “sempurna”. Oleh karena itu
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Oscar Nurhadi, Sp.S selaku pembimbing
dalam penulisan makalah ini sehingga makalah ini mampu dibuat lebih baik. Makalah inipun
masih banyak kekurangan karena sesuai dengan kata pepatah “tiada gading yang tak retak” maka
penulis juga ingin memohon maaf apabila terdapat kekurangan-kekurangan yang pembaca
dapatkan dalam makalah ini karena kesempurnaan hanya milik Tuhan YME. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Rosa P, Meylani, Putro G. Hubungan Gaya Hidup Terhadap Kejadian Stroke di Rumah
Sakit Umum Daerah Gambiran Kediri. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 2008; 11:
263-369.
2. Sumanti F. Upaya Pencegahan Stroke Berulang. Neuro Intervensi. 2011
3. Anonymous. Sosiologi Budaya. Jakarta. 2012
4. Santosa, Ranti. Kesehatan dan Gizi . Jakarta: Renaka Cipta. 2004
5. Khumaidi. Sistem Sertifikasi, Jounal Internet.2008
6. Suharjo. Penilaian Keadaan Gizi Masyarakat. 1990. IPB Bogor.
7. K Ali Khomsan. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. 2003.Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada
8. Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. 2004. Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
9. Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. 2004. Jakarta: Gramedia. 132-150
10. Jimenez M, Stephanie E. Chiuve, Robert J. Glynn, Meir J. Stampfer. Alkohol
Consumption and Risk of Stroke in Women. American Heart Association. 2012;940-945
11. Shinton R, Beevers G. Meta-analysis of Relation Between Cigarette Smoking and Stroke.
Br Med J. 1989;298:789-794.
12. Anonymous. Healthy Lifestyle. Event Guidelines.HOSA. 2011
13. Harsono. 2000. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta. Gajah Mada University Press.
14. Aminuddin A. dkk. Gambaran Umum Tentang Gangguan Darah Otak (GPDO). Dalam
Harsono (Editor). Kapita Selekta Neurologi Edisi II. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press, 1996.
15. Jamrozik K, Dphill, Robyn J, Broadhurst. The Role of Lifestyle Factors in the Etiology of
Stroke. Department of Neurology Royal Perth Australia. 2012; 25; 51-57.
16. Sidharta, Priguna dan Mahar Mardjono. 2000. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta. PT. Dian
Rakyat.
17. Kwon SU, Kim JS, Lee JH, Lee MC. Ischemic stroke in Korean young adults.
Department of Neurology, University of Ulsan, Asan Medical Center. 2011
21
18. Paul A. Lapchak, A New Embolus Injection Method to Evaluate Intracerebral
Hemorrhage in New Zealand White Rabbits. Cedars-Sinai Medical Center, Department
of Neurology, FAHA. 2011.
19. James D.Marsh, Salah G.Keyrouz. Stroke Prevention and Treatment. Journal of the
American of Cardiology. 2010; 56:9
22
top related