tinjauan hukum islam dan undang-undang umur (studi …etheses.uinmataram.ac.id/1813/1/yurni...
Post on 09-Jan-2020
16 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG
KETENAGAKERJAAN TERHADAP (PEKERJA) ANAK DIBAWAH
UMUR
(studi kasus di Desa Mbuliwaralau Kecamatan Wolowaru Kabupaten Ende)
Oleh :
YURNI NIM. 152.141.059
JURUSAN MUAMALAH
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2018
ii
TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG
KETENAGAKERJAAN TERHADAP (PEKERJA) ANAK DIBAWAH
UMUR
(studi kasus di Desa Mbuliwaralau Kecamatan Wolowaru Kabupaten Ende)
Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Hukum
Oleh :
YURNI NIM. 152.141.059
JURUSAN MUAMALAH
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2018
iii
iv
vi
vii
MOTTO
م أ خلوا تد ن
أ نةحسب تم ٱل ثل م تكم
يأ ا ينولم قب لكمٱل من ا خلو
ت هم س ساءم أ اءوٱل يقولٱلض ينوٱلرسولوزل زلواحت ۥءامنوامعهٱل مت
هنص نٱلل لإنأ ص ٢١٤قريبٱلل
Artinya : Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat1
1 Departemen Agama RI, Q.s Albaqarah (214).
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kita ucapkan kepada allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahnya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan, kesabaran, serta
kelancaran untukku dalam mengerjakan skripsi ini. Sholawat serta salam kita
limpahkan kepada junjungan nabi kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
mengantarkan kita dari zaman yang gelap gulita menuju zaman yang terang
benderang seperti kita rasakan saat ini.
Saya persembahkan skripsi ini kepada
1. Bapak dan ( almarhum) ibu saya tercinta, terimah kasih atas do’a dan kasih
sayang yang telah diberikan. Tak ada yang bisa menggantiakn pengorbanan
kalian dan terimah kasih juga kepada kakak-kakak saya yang sudang
berjuang demi saya.
2. Untuk kekasih hati saya Bharada Ainul Farid terimah kasih atas suportnya
selama ini.
3. Dosen pembimbing 1 dan pembimbing 2 (Dr. H. Musawar, M.Ag dan Drs.
Hariono, M.S.I) terimah kasih telah membimbing saya dan membantu saya
dalam mengerjakan skripsi.
4. Semua Teman-teman yang sudah memberi semangat dan motivasi dengan
segala bentuk saya ucapkan terimah kasih kepada kalian.
5. Semua Teman-teman Muamalah B Cuy-cuy (MBC) terimah kasih sudah
kasih semangat.
6. Almamater tercinta UIN Mataram
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi allah, tuhan semesta alam dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara lain adalah:
1. Dr. H. Musawar, M.Ag. sebagai pembimbing I dan Drs. Hariono, M.S.I. sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai;
2. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.
3. Dr. H. Musawar, M.Ag. sebagai Dekan Fakultas Syariah UIN Mataram.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari allah SWT. dan semoga karya ilmia ini bermanfaat bagi semesta. Amin.
Mataram,
Penulis,
Yurni
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ................................................................. vi
HALAM MOTO .................................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
ABSTRAK ........................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 8
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ......................................................... 8
E. Telaah Pustaka ............................................................................................. 9
F. Kerangka Teori........................................................................................... 13
G. Metode Penelitian....................................................................................... 21
H. Sistematika Pembahasan ............................................................................ 29
BAB II PAPARAN DAN TEMUAN ................................................................... 30
A. Gambaran Umur Desa Mbuliwaralau Kecamatan
xi
Wolowaru Kabupaten Ende ....................................................................... 30
B. Paparan dan Temuan .................................................................................. 30
1. Usia anak yang bekerja .......................................................................... 40
2. Jenis pekerja anak .................................................................................. 40
3. Faktor-faktor yang mendorong bekerjanya seorang anak ..................... 40
4. Dampak positif dan negatif anak bekerja di bawah umur ..................... 40
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................... 45
A. Analisis Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pekerja
Anak di Bawah Umur................................................................................. 45
B. Analisis Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang Tentang
KetenagaKerjaan Terhadap Pekerja Anak di Bawah Umur ....................... 47
C. Analisis Dampak Yang Ditimbulkan Terhadap Praktik
Pekerja Anak di Bawah Umur.................................................................... 53
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 56
A. Kesimpulan ................................................................................................ 56
B. Saran ........................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
ABSTRAK
Judul : Tinjauan Hukum Islam Dan Undang-undang Ketenagakerjaan Terhadap (Pekerja) Anak Di Bawah Umur
Nama : Yurni, Nim : 152.141.059
Anak adalah generasi yang akan menjadi penerus bangsa sehingga mereka harus dipersiapkan dan diarahkan sejak dini agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat dan jasmani dan rohani, maju, mandiri, dan sejahtera menjadi sumber daya yang berkualitas. Tetapi yang kita liat saat ini adalah begitu banyak fenomena pekerja anak di bawah umur, saat ini menjadi permasalahan yang sulit diatasi, pekerja anak muncul bukan hanya disebabkan oleh faktor ekonomi, tetapi juga di sebabkan oleh faktor lingkungan dan kemauan dari diri sendiri. Melihat dari latar belakang, permasalahan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tinjauan hukum islam dan undang-undang tentang ketenagakerjaan terhadap anak yang bekerja di bawah umur, untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang menyebabkan anak di bawah umur bekerja, dan unruk mengetahui apa saja dampak yang ditimbulkan oleh praktik mempekerjakan anak di bawah umur di desa mbuliwaralau kecamatan wolowaru kabupaten ende.
Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan
data di lakukan dengan observasi (pengamatan), wawancara bebas mendalam dan di dukung oleh studi kepustakaan dan dokumentasi. Pemilihan informan di lakukan dengan (purposive) yang di dasarkan sejauh mana pengetahuan yang di miliki topik permasalahan yang di angkat.
Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa Dalam hukum islam pekerja
anak dibawah umur adalah di mana bataasan umur masih terdapat perbedaan akan tetapi dalam pematokan umur ketika melakukan pernuatan dalam hukum prjanjian tetang muamalah maliyah sangat berhati-hati terutama dalam menentukan kapan seorang anak cakap dalam menerima dan berbuat sempurna, yaitu: 18 tahun ke atas. Maka ketika anak masih berada di bawah umur di larang untuk bekerja atau melakukan pekerjaan yang tidak sesuai serta Dalam undang-undang tenaga kerja kita jelaskan bahwa pengusaha dilarang mempekerjakan anak di bawah umur dalam keadaan apapun dan dengan alasan apapun pengusaha tidak boleh mempekerjakan anak di bawah umur.
Kata kunci : Tinjauan, hukum Islam, undang-undang ketenagakerjaan, pekerja anak di bawah umur .
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Islam menjelaskan bahwa anak merupakan amanat Allah yang harus
dijaga dengan baik, khususnya bagi orang tua, tidak boleh begitu saja
mengabaikannya, lantaran hak – hak anak termasuk dalam salah satu kewaiban
orang tua terhadap anak yang telah digariskan oleh agama Islam. Oleh karena
itu, dalam meniti kehidupan ini, anak – anak memiliki hak mutlak yang tidak
diganggu gugat. Anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap
rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan. 2
Anak adalah generasi yang akan menjadi penerus bangsa sehingga
mereka harus dipersiapkan dan diarahkan sejak dini agar dapat tumbuh dan
berkembang menjadi anak yang sehat jasmani dan rohani, maju, mandiri, dan
sejahtera menjadi sumber daya yang berkualitas dan dapat menghadapi
tantangan dimasa yang akan datang. Setiap anak memiliki hak untuk tumbuh dan
berkembang sehingga orangtua dilarang menelantarkan anaknya, sebagaimana
diatur oleh Undang – Undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
Orang tua dapat dikenakan sanksi hukuman kurungan yang cukup berat,
termasuk perusahaan yang mempekerjakan anak dibawah umur. 3
2 . John Locke, Perkembangan Sosial Anak, (yogyakarta: suryabarta sumadi 2000), hlm.
46-47. 3 Undang-undang Ketenagakerjaan.
2
Dalam Islam juga mengatakan bahwa tidak tepat apabila kita
menyamaratakan perlakuan terhadap orang dalam kelompok usia yang berbeda.
Berpijak pada prinsip tersebut, ahli-ahli hukum mencari putusannya berdasarkan
al-Quran dan al-Sunnah. Mereka juga belajar memahami perkembangan
manusia pada tahap-tahap yang berbeda. Ahli-ahli hukum memberi batasan
bahwa usia tujuh tahun adalah usia kematangan.4
Batasan tersebut didasarkan pada sumber sunnah yang berbunyi sebagai
berikut:
اهم إذا بلغوا عشر5ا مروا أو�دكم باالص�ة إذا بلغوا سبعا واضربو
Artinya:
“Suruhlah anak-anak untuk melaksanakan shalat jika telah berumur 7 (tujuh)
tahun, dan apabila telah berumur 10 (sepuluh) tahun (tidak mau melaksanakan)
shalat maka pukullah dia”.
Jadi apabila orang tua yang mempekerjakan anak di bawah umur
dengan dasar motivasi mendidik anak maka menurut hukum islam
diperbolehkan karena kewajiban dasar orangtua adalah memelihara dan
mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya, dan jika orang tua yang
mempekerjakan anak dengan motivasi mencari uang yang dapat mengganggu
perkembangan fisik, jiwa, dan mentalnya, sesuai dengan maslahah mursalah
yang menggunakan prinsip maslahah dharuriyah yaitu membahayakan jiwa
4Ibid., hlm. 2. 5 Sunan Abi Daud, (Beirut, Maktabah Asriyah;889), hal, 133.
3
anak di bawah umur, dan membahayakan keturunan. Maka di larang dalam
hukum islam.
Sebuah kemaslahatan dalam banyak kasus, dikalangan keluarga miskin
anak biasanya bekerja demi meningkatkan penghasilan keluarga ataurumah
tangganya yang bertujuan membantu orang tuanya. Hubungan kerja yang
ditetapkan pada pekerja anak ada bermacam-macam bentuk. Seperti, sebagai
buruh anak menerima imbalan atau upah untuk pekerjaannya, atau menjadi
pekerja magang, untuk pekerja anak yang magang mereka ada yang di bayar dan
ada yang tidak di bayar.6
Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya keterlibatan
anak dibawah umur untuk bekerja diantaranya :
1. Berkaitan dengan kemiskinan atau ketidakmampuan ekonomi keluarga. Salah
satu upaya yang dilakukan keluarga miskin untuk menambah penghasilan
keluarga, selain mengikutsertakan istri kedalam kegiatan publik, adalah
dengan memanfaatkan tenaga kerja anak meski mereka belum cukup umur.
2. Berkaitan dengan keinginan anak sendiri yang dengan sadar memilih dunia
“eksploitasi di luar rumah” daripada terus menerus bekerja dibawah kendali
orang tua mereka sendiri. Bagi anak-anak yang bekerja, dengan memilih
keluar dari suasana rumah yang membosankan dan penuh dengan tekanan
untuk sebagian mungkin melegakan apalagi ketika mereka bisa memegang
dan mengendalikan pemanfaatan uang secara mandiri. Namun demikian,
6Irwan Fahrudin, 2010 “ Pekerja Anak di bawah Umur pada UD. Prima di Tulungagung
(Tinjauan Undang-undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dan Hukum Islam ).
4
bukan berarti kehidupan pekerja anak kemudian menjadi serba
menggembirakan karena mereka bisa relatif bebas.
3. Berkaitan dengan kepentingan pengusaha yang senantiasa ingin
mengakumulasikan keuntungan sebanyak-banyaknya. Bahwa dalam
sistemyang kapitalistis di negara mana pun, yang namanya pengusaha ingin
menekan biaya produksi serendah-rendahnya, khususnya upah pekerja. Salah
satu usaha yang dilakukan dengan cara mempekerjakan anak dibawah umur.7
Salah satu aspek yang diatur oleh UU No. 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan (selanjutnya disebut UU Ketenagakerjaan) ini adalah
menyangkut perlindungan hukum terhadap pengupahan, dan kesejahteraan
pekerja anak yang dicantumkan didalam ketentuan pasal 68 sampai dengan
ketentuan pasal 75 UU ketenagakerjaan.
Ketentuan pasal 68 menetukan bahwa pengusaha dilarang
mempekerjakan anak. Filosofi larangan anak untuk bekerja atau mempekerjakan
anak sebagaimana diatur didalam UU ketenagakerjaan ini sebenarnya erat
kaitannya dengan upaya melindungi hak asasi anak, yang juga dijamin
perlindungannya dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia.
Ketentuan yang melarang mepekerjakan anak sebagaimana telah diatur
didalam ketentuan pasal 68 UU ketenagakerjaan, sejalan dengan ketentuan pasal
52 ayat (1) UU No. 39 tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, yang menetukan
bahwa setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga,
masyarakat, dan negara. Selanjutnya dalam ayat (2) mengatur mengenai hak
7Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, ( Jakarta: Kencana), 2010, hlm. 122.
5
anak sebagai Hak Asasi Manusia dan untuk kepentingannya hak anak itu diakaui
dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam kandungan. Oleh karena itu,
secara filosofis larangan mempekerjakan anak ini semata-mata dimaksudkan
untuk memberikan jaminan perlindungan hukum terhadap anak demi
pengembangan harkat dan martabatnya dalam rangka mempersiapkan masa
depannya. 8
Berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap anak termasuk untuk
melakukan pekerjaan, diatur didalam ketentuan pasal 64 UU No. 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia, menetukan bahwa setiap anak berhak untuk
memperoleh perlindungan dari kegiatan eksploitasi ekonomi dan setiap
pekerjaan yang membahayakan dirinya, sehingga dapat menganggu pendidikan,
kesehatan fisik, moral, kehidupan sosial, dan mental spiritualnya. Ketentuan
pasal tersebut diatas menunjukan bahwa, apapun alasannya anak tidak boleh
bekerja dan dipekerjakan, baik disektor formal maupun sektor informal. 9
Beberapa ketentuan pasal yang mengatur pekerja anak di dalam UU
ketenagakerjaan dilatarbelakangi oleh fakta, bahwa di Indonesia pada saat itu
dan bahkan sampai saat ini banyak ditemukan anak yang bekerja atau anak yang
dipekerjakan oleh pihak – pihak tertentu dengan berbagai alasan dan sebab yang
berbeda-beda, baik pada sektor formal maupun pada sektor-sektor informal.
Hal ini sebagaimana hasil survey awal di mana peneliti temukan
diberbagai tempat salah satunya di Desa Mbuli Waralau Kecamatan Wolowaru
8Netty Endrawati, “ Faktor Penyebab Anak bekerja dan Upaya Pencegahannya”, Jurnal
Ilmiah Hukum-Refeksi Hukum, 2011, Salatiga: FH UKSW, hlm. 22. 9Undang-undang ketenagakerjaan no. 23 tahun 2003.
6
Kabupaten Endeyang mempekerjakan anak dibawah umur dengan pekerjaan
menjual ikan. 10
Menjual ikan adalah salah satu pekerjaan dari sekian banyak pekerjaan
yang dikerjakan oleh anak di bawah umur yang ada di Desa Mbuli Waralau
Kecamatan Wolowaru Kabupaten Ende. Jenis pekerjaan yang biasa dilakukan
oleh anak di bawah umur yang ada di desa mbuli waralau kecamatan wolowaru
kabupaten ende tersebut, seperti mengambil ikan dan menjual ikan disetiap desa-
desa, anak-anak tersebut masih berusia 9, 10,11, 12, dan 13 tahun dan di antara
dampak negatif yang ditimbulkan oleh perilaku mempekerjakan anak di bawah
umur adalah anak tersebut tidak masuk sekolah dan mengalami gangguan
kesehatan (sakit).
Dari penjelasan di atas, bahwa telah terjadi pertantangan terhadap
pekerja anak di bawah umur, sedangkan dalam hukum islam dan undang-undang
sudah jelas tidak diperbolehkan pekerja anak di bawah umur.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang “ TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN
UNDANG-UNDANG TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP
(PEKERJA) ANAK DIBAWAH UMUR (studi kasus penjual ikan di desa
Mbuli Waralau Kecamatan Wolowaru Kabupaten Ende) “.
10 Pelaku Abdul Aziz,Wawancara, Desa Mbuliwaralau, 12 november 2017.
7
B. RUMUSAN MASALAH
Masalah merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang
terajdi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.11 Permasalahan dalam suatu
penelitian perlu dikemukakan sebab akan membatasi permasalahan, sehingga
analisis data tidak akan meluas. Adapun permasalahan yang dirumuskan dalam
penelitian, adalah:
1. Apa saja faktor –faktor yang menyebabkananak dibawah umur bekerja ?
2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam dan Undang-undang Tentang
Ketenagakerjaan Terhadap Anak yang bekerja Dibawah Umur ?
3. Apa sajakah dampak yang ditimbulkan oleh praktik mempekerjakan anak di
bawah umur ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam melakukan penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam dan Undang-undang Tentang
Ketenagakerjaan Terhadap Anak yangbepekerja Dibawah Umur.
2. Untuk Mengetahui apa saja faktor –faktor yang menyebabkan anak dibawah
umur bekerja.
11Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2011), h.55.
8
3. Untuk mengetahui apa sajakah dampak yang ditimbulkan oleh praktik
mempekerjakan anak di bawah umur.
D. MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat Teoritis
1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi
perkembangan ilmu pengetahuan tentang anak yang bekerja di bawah
umur.
2. Diharapkan hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai pedoman
dalam mengadakan penelitian selanjutnya secara mendalam.
b. Manfaat Praktis
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan konsideran
(pertimbangan) bagi pembaca dalam menentukan serta menetapkan status
hukum anak yang bekerja di bawah umur.
2) Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan
anjukan penelitian selanjutnya bagi peneliti-peneliti yang akan melakukan
penelitian tentang permasalahan yang masih berkaitan.
3) Penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi peneliti untuk meningkatkan
wawasan peneliti mengenai pekerja anak di bawah umur.
E. RUANG LINGKUP DAN SETTING PENELITIAN
1. Ruang Lingkup
Agar penelitian ini terarah dengan judul yang diangkat dan
menghindari makna yang biasa disamping adanya keterbatasan waktu dan
9
refrensi maka penelitian ini terbatas membahas hal-hal yang berkaitan dan
tidak membahas diluar dari tema yang telah ditentukan. Adapun batasan yang
dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Penelitian ini membahas Bagaimana Tinjauan Hukum Islam dan Undang-
undang Tentang Ketenagakerjaan Terhadap Anak yang bekerja dibawah
Umur.
b. Penelitian ini hanya membahas apa saja faktor yang menyebabkan anak
dibawah umur bekerja.
c. Penelitian ini hanya membahas dampak mempekerjakan anak di bawah
umur.
2. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mbuli Waralau Kecamatan
Wolowaru Kabupaten Ende dikarenakan beberapa alasan sebagai berikut :
a. Desa Mbuli Waralau Kecamatan Wolowaru Kabupaten Ende merupakan
tempat permasalahan yang paling banyak ditemukan mengenai pekerja
anak dibawah umur.
b. Desa Mbuli Waralau Kecamatan Wolowaru Kabupaten Ende merupakan
objek penelitian yang strategi dan mudah dijangkau dalam penggalian
datanya, dimana data tersebut diperoleh dari masyarakat yang berkaitan
dengan penelitian.
10
F. TELAAH PUSTAKA
Kajian atau telaah pustaka adalah proses umum yang harus dilalui untuk
mendapat teori terdahulu. Mencari kepustakaan yang tekait adalah tugas yang
segera dilakukan, lalu menyusunnya secara teratur. Gay (1976) berpendapat
bahwa kajian pustaka meliputi pengidentifikasian secara sistematis, penemuan,
dan analisis dokumen-dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan
masalh penelitian. 12
Dari telaah pustaka yang penulis lakukan, terdapat penelitian yang
mempunyai kesamaan dengan hasil penelitian yang penulis angkat, tetapi
mempunyai perbedaan yang prinsip dilihat dari substansinya. Adapun judul atau
hasil penelitian terdahulu yang sudah penulis temukan sebagai berikut :
1. Skripsi Novita Mujiatun, Jurusan Muamalah, angkatan 2006 dengan judul
“ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tenaga Kerja Di Bawah Umur (Studi
Kasus Pada Lembaga Pelatihan Dan Keterampilan “Cinta Keluarga”
Semarang)”. Fokus kajiannya adalah bagaimana pengelolaan tenaga kerja di
bawah umur sebagaimana yang dilakukan oleh LPK “CINTA KELUARGA”
semarang dan bagaimana pandangan hukum islam terhadap pengelolaan
tenaga kerja di bawah umur. Skripsi Novita Mujiatu ini menyimpulkan bahwa
ketentuan-ketentuan yang bersangkutan dengan tenaga kerja anak sudah
terdapat dalam UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan UU
No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Serta dapat dibenarkan bahwa
12Consuelo G. Sevilla...(et,al), Pengantar Metode Penelitian, ter.Alimudinn Tuwu, (jakarta
: UI-Pres, 2006), hal.31
11
suatu keharusan anak yang terpaksa bekerja atau dipekerjakan harus
dilindungi, dan dilakukan usaha-usaha dengan tujuan akhir agar anak tidak
lagi bekerja atau dipekerjakan, karena anak secara fisik masih lemah dan akal
pikirannya pun masih lemah untuk menghadapi pekerjaan-pekerjaan yang
seharusnya tidak mereka lakukan dalam keadaan masih dibawah umur. Pada
LPK juga harus mengetahui batasan umur anak diperbolehkan bekerja ketika
ia berumur diatas 15 tahun, atau telah matang secara akal, artinya bahwa daya
pikir yang dimiliki seorang anak tersebut memungkinkan ia untuk melakukan
suatu perjanjian kerja atau melakukan pekerjaan.13
Adapun persamaan penelitian Novita Mujiatun dengan penelitian kali
ini adalah sama-sama menekankan pada tinjauan hukum islam terhadap
pekerja di bawah umur. Adapun perbedaannya yaitu pada objek kajiannya
penelitian Novita Mujiatun fokus pada bagaimana pengelolaan tenaga kerja
di bawah umur sedangkan penelitian kali ini fokus pada apa yang
meneyebabkan pekerja anak dibawah umur.
2. Skripsi Chusnunia (2101044) Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, dengan
judul “Tinjauan Hukum Islam Tentang Hukum Anak Bekerja (Analisis
UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak)”. Fokus kajiannya
adalah bagaimana pandangan hukum islam terhadap UU RI No. 13 tahun
2003 mengenai pekerja anak di bawah umur dan bagaimana pekerja anak di
bawah umur dalam perspektif mashlahah. Kesimpulan dari skripsi Chusnunia
13Novita Mujiatun,Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tenaga Kerja Di Bawah Umur
(StudiKasus Pada Lembaga Pelatihan Dan Keterampilan “Cinta Keluarga” Semarang)”, hlm. 62.
12
adalah bahwa UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, yakni agar
anak yang dalam keadaan tereksploitasi secara ekonomi harus dilindungi oleh
pemerintah. Sedangkan anak bekerja sudah membudaya dalam masyarakat,
jika dilihat melalui Urf.14
Adapun persamaan peneliti Chusnunia dengan penelitian kali ini
adalah sama-sama menekankan tinjauan hukum islam tentang hukum anak
bekerja. Adapun perbedaannya yaitu pada objek kajiannya penelitian
Chusnunia fokus pada bagaimanaa analisis UU No.30 tahun 2002 tentang
perlindungan anak sedangkan penelitian kali ini fokus pada bagaimana UU
tentang ketenagakerjaan terhadap anak pekerja di bawah umur.
3. Skripsi Irwan Fahruddin, dengan judul “pekerja anak di bawah umur pada
UD. Prima Tulungagung (tinjauan UU No.13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan dan hukum islam)”. Fokus kajiannya adalah bagaimana
praktek penggunaan pekerja anak pada UD. Prima di tulungagung jika
ditinjau dari Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
dan bagaimana praktek penggunaan pekerja anak pada UD. Prima di
tulungagung jika ditijau dari hukum islam. Kesimpulan dari skripsi Irwan
Fahruddin adalah praktek pekerja anak di UD. Prima sudah sesuai dengan
pasal 69 ayat 1 terkait jenis pekerjaan yang tidak mengganggu kesehatan,
perkembangan dan sosial anak, akan tetapi dalam pasal 2 terkait persyaratan
yang harus dipenuhi untuk mempekerjakan pekerja anak di bawah umur.
14Skripsi Chusnunia, Tinjauan Hukum Islam Tentang Hukum Anak Bekerja (Analisis
UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. IAIN WALISONGO), hlm. 65.
13
Sedangkan ditinjau dari hukum islam praktek pekerja anak di UD. Prima
sudah sesuai dengan ketentuan dalam islam, karena dalam praktek
penggunaan pekerja anak di UD. Prima telah menerapkan perintah yang
dianjurkan dalam agama isalam.
Adapun persamaan penelitian Irwan Fahruddin dengan penelitian
kali ini adalahsama-sama menekankan pada pekerja anak di bawah umur.
Adapun perbedaannya yaitu pada objek kajiannya penelitian Irwan
Fahruddun fokus pada bagaimana praktek penggunaan pekerja anak pada
UD.Prima di Tulungagung jika ditinjau dari UU No.13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan sedangkan penelitian kali ini fokus pada apa yang
menyebabkan anak di bawah umur yang berada di desa Mbuliwaralau
Kecamatan Wolowaru Kabupaten Ende.15
G. KERANGKA TEORI
1. Definisi anak
Secara umum dikatakan anak adalah seorang yang dilahirkan dari
perkawinan antar seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak
menyangkut bahwa seorang yang lahirkan oleh seorang wanita meskipun
tidak pernah melakukan pernikahan tetap dikatakan anak.
15 Skripsi Irwan Fahruddin, “pekerja anak di bawah umur pada UD. Prima di
tulungagung, (tinajuan undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dan hukum islam), hlm. 10.
14
Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan nasional. Anak adalah aset bangsa, masa depan bangsa
dan negara di masa yang akan datang berada di tangan anak sekarang.16
a. Pengertian anak dari aspek agama
Dalam sudut pandang yang di bangun oleh agama khususnya dalam hal
ini adalah agama islam, anak merupakan makluk yang dhaif dan mulia, yang
keberadaannya adalah kewenangan dari kehendak allah SWT dengan
melalui proses penciptaan.
Oleh karena anak mempunyai kehidupan yang mulia dalam pandangan
agama islam, maka anak harus diperlakukan secara manusiawi seperti di
beri nafkah baik lathin maupun batin, sehingga kelak anak tersebut tumbuh
menjadi anak yang berakhlak mulia seperti dapat bertanggungjawab dalam
mensosialisasikan dirinya untuk mencapai kebutuhan hidupnya di masa
mendatang.
b. Pengertian anak dari aspek ekonomi
Dalam pengertian ekonomi anak di kelompokan pada golongan non
produktif. Apabila terdapat kemampuan yang persuasive pada kelompok
anak, hal itu karena disebabkan anak mengalami transpormasi financial
sebagai akibat terjadinya interaksi dalam lingkungan keluarga yang
16Wikipedia, “fase-fase perkembangan manusia”, dalam
ttps//.id.m.wikipedia.org/wiki/anak, diakses 29 oktober 2017, 21.24.
15
didasarkan nilai kemanusiaan. Fakta-fakta yang timbul dimasyarakat anak
sering diproses untuk melakukan kegiatan ekonomi atau produktivitas
yang dapat menghasilkan nilai-nilai ekonomi.17
c. Pengertian anak dari aspek hukum
Dalam hukum kita terdapat pluralisme mengenai pengertian anak. hal
ini adalah sebagai akibat tiap-tiap peraturan perundang-undangan yang
mengatur secara tersendiri mengenai peraturan anak itu sendiri.
Pengertian anak dalam kedudukan hukum meliputi pengertian anak dari
pandangan system hukum atau disebut kedudukan dalam arti khusus
sebagai objek hukum.
2. Konsep “kerja” dan “mempekerjakan”
Adapun yang membedakan antara konsep kerja dan mempekerjakan
yaitu sebagai berikut:
a. Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat.
b. Mempekerjakan adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum,
atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
17Fifik Wiryani, “perlindungan hukum bagi pekerja anak”, legality-jurnal ilmiah hukum,
Vol. 11 No. 2, 0ktober 2004, hlm 288.
16
3. Konsep “anak bekerja” dan “pekerja anak”
Anak bekerja adalah anak melakukan pekerjaan karena membantu
orangtua, latihan keterampilan dan belajar bertanggung jawab, misalnya
membantu mengerjakan tugas-tugas dirumah, membantu pekerjaan
orangtua di ladang dan lain-lain. Anak melakukan pekerjaan yang ringan
dapat dikategorikan sebagai proses sosialisasi dan perkembangan anak
menuju dunia kerja. Indikator anak melakukan pekerjaan ringan adalah:
1. Anak membantu orangtua untuk melakukan pekerjaan ringan
2. Ada unsur pendidikan atau pelatihan\
3. Anak tetap sekolah
4. Dilakukan pada saat senggang dengan waktu yang relatif pendek.18
Pekerja anak adalah anak yang melakukan segala jenis pekerjaan
yang memiliki sifat intensitas yang dapat mengganggu pendidikan,
membahayakan keselamatan, kesehatan serta tumbuh kembangnya dapat
digolongkan sebagai pekerja anak. Di sebut pekerja anak apabila memenuhi
indikator antara lain:
1. Anak bekerja setiap hari
2. Anak tereksploitasi
3. Anak bekerja pada waktu yang panjang
4. Waktu sekolah terganggu/tidak sekolah.
18 Irwanti melati, “perbrdaan pekerja anak dan anak bekerja” dalam
http//www.blogspot.com/artikel/html?m=1, diakses tanggal 05 juni 2018, pukul 03.41.
17
4. Mempekerjakan anak menurut UU
Pekerja anak banyak menjadi sorotan karena oleh berbagai pihak
dipandang kurang layak dan memiliki arti konotasi sebagai eksploitasi
ekonomi. Namun sebelim membahas tentanng devinisi dari istilah pekerja
anak perlu sekiranya mengetahui devinisi tenaga kerja dan pekerja karena
dalam dunia kerja kedua istilah tersebut, dapat menemukan definidi dari
istilah pekerja anak.
Istilah tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang
sedang dalam dan/atau melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun diluar
hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Sedangkan istilah pekerja adalah tenaga kerja yang
kerja di dalam hubungan kerja pada pengusaha dengan menerima upah.19
Depertemen tenaga kerja (sekarang depertemen tenaga kerja dan
transmigrasi) menggunakan istilah “anak-anak yang terpaksa bekerja”
sebagai istilah pengganti buruh anak. Biro pusat statistik memakai istilah
anak-anak yang aktif secara ekonomi. Sedangkan ILO/OPEC (organisasi
buruh internasional/program internasional penghapusan pekerja anak)
menyebutkan bahwa pekerja anak adalah anak yang bekerja pada semua jenis
pekerjaan yang membahayakan atau mengganggu fisik, mental, intelektual,
dan moral.
19 Lannny ramli, pengatur ketenaga kerjaan di indinesia, h.21
18
Pengertian pekerja secara umum adalah anak-anak yang
melakukan pekerjaan secara rutin untuk orang tuanya, untuk orang lain atau
untuk dirinya sendiri yang membutuhkan sejumlah besar waktu, dengan
menerima imbalan atau tidak.
Undang-undang ketenagakerjaan tahun 1997 melarang
majikan mempekerjakan anak-anak dibawah umur 15 tahun, namum mereka
boleh mempekerjakan anak-anak yang terpaksa bekerja karena alasan
ekonomi. Udang-undang baru itu, yang dijadwalkan berlaku pada 1999,
mengandung larangan serupa dengan yang ada pada peraturan tahun 1987
mengenai majikan yang mempekerjakan anak-anak. Undang-undng ini juga
menyaakan bahwa remaja (antara 15 dan 17 tahun) tidak boleh bekerja pada
jam-jam tertentu dimalam hari, dibawah tanah di pertambangan atau pada
pekerjaan yang bisa memberi dampak negatif pada moral, seperti di tempat-
tempat hiburan. 20
Menurut hukum, praktek pekerja anak adalah suatu bentuk
pelanggaran hukum. Pemerintah sudah memiliki undang-undang yang bisa
melindungi anak dari praktek ini. Setidaknya ada undang-undang yang bisa
di gunaaka yaitu Undang-undang No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak, serta Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjan.
20Nandi, pekerja anak dan pemasalahannya, jurnal “GEA” jurusan pendidikan geografi
vol. 6, No.2, oktober 2006.
19
5. Mempekerjakan anak dalam islam
Dalam masalah kerja ini, agama islam telah menetapkan garis besar.
Tidak membiarkan pemeluknya mencari harta sesuka hatinya saja,
melainkan diadakan garis penentuan, mana yang dibolehkan menurut
hukum islam dan mana yang tidak diperbolehkan, di tinjau dariu
kepentingan umum. Pembagian ini berlandaskan pokok pendirian, bahwa
segala jalan dan cara untuk memperoleh harta, kalau di situ kedua bela
pihak mendapat manfaat dan dilakukan dengan kerelaan satu dengan yang
lain serta menurut keadilan.
Mengenai anak yang bekerja, istilah itu sendiri senantiasa
memunculkan berbagai interpretasi yang lebih menjurus kepada soal-soal
negatif, seperti isu kemiskinan, keterpaksaan, dan kekerasan. Nabi sangat
menyadari posisi dilematisini. Karena itulah beliau menyatakan:
Dari kata idha lam yajid saraqa dapat dipahami bahwa fenomena pekerja
anak bukanlah fenomena normal. Semua itu lahir dari kemiskinan, yang
jika tidak terpenuhi mereka akan terjebak pada pencurian.
Termasuk dalam kategori melindungi keselamataan dan kesehatan kerja
adalah dengan memberinya hak istirahat. selaras dengan misi Islam untuk
menghilangkan eksploitasi terhadap makhluk, termasuk anak.21
21Malik Ibn Anas, al-Muwattha', hal.1553
20
6. Dampak positif dan negatif anak bekerja
Dampak positif dan negatif terhadap anak bekerja adalah dampak positif
meliputi kemandirian anak dan keterampilan kerja, sedangkan dampak
negatif di lihat dari segi pendidikan dan kesehatan mereka.
a. Dampak positif
Dengan bekerja anak-anak memperoleh keuntungan-keuntungan yang
merupakan dampak positif bagi mereka, seperti kemampuan memenuhi
kebutuhan sendiri dalam batas tertentu dan meningkatnya keterampilan
kerja mereka. Dari upah yang diperoleh dapat dipenuhi semua kebutuhan
hidup mereka sehari-hari sehingga mereka tidak bergantung kepada
orangtua lagi.
b. Dampak negatif
Dampak negatifnya adalah disamping keuntungan-keuntungan yang
mereka dapatkan, terdapat juga kerugian-kerugiannya, seperti dari segi
pendidikan dan kesehatan mereka. Dari segi pendidikan berkaitan erat
dengan lamanya curahan waktu anak dalam bekerja setiap harinya, sehingga
mereka tidak mempunyai waktu untuk belajar dan terganggu juga pada
kesehatan mereka.
H. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Seperti yang dikatakan, sebuah pendekatan mengisyaratkan sejumlah
kriteria untuk menyeleksi data yang dianggap relevan. Dengan kata lain,
21
sebuah pendekatan mencakup didalamnya standar dan cara kerja atau
prosedur tertentu dalam proses penelitian, termassuk misalnya memilih dan
merumuskan masalah, menjaring data, serta menentukan unit analisis yang
akan diteliti. 22
Berdasarkan dari judul yang penulis angkat maka pendekatan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Alasan peneliti menggunakan
pendekatan ini karena pendekatan kualitatif menekan pada empiris. Sehingga
peneliti akan lebih memahami situasi sosial secara mendalam. Selain dari
alasan tersebut, pendekatan kualitatif deskriptif merupakan sebuah
pendekatan yang bersifat menggambarkan data yang terkumpul dalam bentuk
kalimat maupun gambar. Sehingga peneliti bermaksud untuk menyajikan
suatu pandangan yang mendetail tentang “ Tinjauan Hukum Islam dan UU
Tentang Ketenaga Kerjaan Terhadap (Pekerja) Anak Dibawah Umur “.23
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dilokasi sebagai instrumen kunci dan sebagai
pengumpul data, peneliti berusaha mengumpulkan data-data yang diperoleh
baik dari hasil-hasil interview (wawancara), dan metode dokumentasi. Selain
itu kehadiran peneliti di lokasi penelitian bertindak mengamati fenomena-
fenomena yang terjadi dilokasi penelitian.
Dalam rangka mengumpulkan data yang valid peneliti harus hadir
dalam lokasi penelitian. Dengan kehadiran peneliti dilokasi penelitian, maka
22Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2003) 23Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data (Jakarta: Pt. Raja Grafindo
Perseda, 2010), h. 9.
22
peneliti dapat melihat secara langsung tentang segala bentuk kegiatan dan
aktifitas keseharian yang tampak pada obyek yang akan diteliti oleh
penelitidan peneliti dapat menganalisis keadaan yang ada dan dapat menarik
kesimpulan dan menjadikan kekuatan data atau sumber data.24
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian Desa Mbuli Waralau Kecamatan Wolowaru
Kabupaten Ende.
4. Sumber Data dan Jenis Data
a. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah
“subyek dari mana data diperoleh”. Sumber data yang penulis peroleh
adalah dari masyarakat”.25
Data adalah “segala keterangan, (informasi) mengenai segala hal
yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Sedangkan sumber data
merupakan subjek darimana data diperoleh”.26 Data di klasifikasikan
maupun dianalisis untuk mempermudah dalam menghadapi pemecahan
permasalahannya. Dan mengingat penelitian ini bukan hanya bersifat
praktis tapi juga teoritis, maka sumber data dalam penelitian ini adalah
hasil penelitian lapangan dan kepustakaan, yaitu:
a. Data Kepustakaan (Data Sekunder)
24Djam’ah Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabet, 2014), h. 237. 25 Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.32. 26 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan (Jakarta: Rineka Cipta,
1998), h.144.
23
Data kepustakaan adalah data yang dikumpulkan dari tangan
kedua atau dari sumber-sumber lain yang tersedia dinamakan data
sekunder. Bahan-bahan sumber sekunder dapat berupa artikel-
artikel, buku-buku, majalah, surat kabar, dan pendapat para ahli,
serta tulisan-tulisan yang lain ang ada kaitannya dengan masalah
yang diteliti. Sumber data dari kepustakaan ini peneliti gunakan
sebagai data sekunder (pelengkap) dari penelitian ini.
b. Data Lapangan (Data Primer)
Data lapangan adalah data yang diperoleh melalui teknik wawancara
dan observasi dari informan seperti dalam sebuah sekolah khususnya guru
yang berperan penting dalam proses pendidikasn karaktek siswa.
Adapun data lapangan yang digunakan oleh peneliti yaitu wawancara
dan observasi. Teknik dalam penentuan subjek ini adalah “Purposiv
sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.27
5. Teknik Pengumpulan data
1. Metode Observasi
Metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan untuk
memecahkan masalah penelitian. Sedangkan observasi adalah salah satu
metode pengumpulan data dengan cara mengamati perilaku dan
lingkungan (sosial atau material) individu yang sedang diamati. Ada dua
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2011), h.85.
24
jenis observasi yang di gunakan oleh obsever atau peneliti adalah sebagai
berikut:
a. Observasi Partisipatif
Merupakan seperangkat strategi penelitian yang tujuannya untuk
mendapatkan satu keakraban yang dekat dan mendalam dengan satu
kelompok individu dan perilaku mereka melalui satu keterlibatan.28
Peneliti turut serta atau berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang
di lakukan oleh subyek yang sedang diobservasi. Observasi partisipan
ini memiliki kelebihan yaitu observer tidak bisa mengetahui bahwa
mereka sedang di observasi, sehingga perilaku yang nampak di
harapkan wajar atau tidak di buat-buat. Disisi lain observasi partisipan
mengandung kelemahan, utamanya berkaitan dengan kecermatan
dalam melakukan pengamatan dan pencatatan, sebab ketika observeasi
terlibat langsung dalam aktivitas yang sedang dilakukan observasi,
sangat mungkin peneliti tidak bisa melakukan pengamatan dan
pencatatan secara detail.
b. Observasi Non-partisipatif
Adalah observasi yang dilakukan dimana si peneliti mengamati
perilaku dari jauh tanpa ada interaksi dengan subjek yang sedang di
teliti, observasi non partisipatif sama dengan istilah pengamatan
biasa.29
28Djam’ah Satori,Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabet, 2014), h.117. 29Ibid.,h. 119.
25
Observasi ini memiliki kelebihan yakni peneliti bisa melakukan
pengamatan dan pencatatan secara detail dan cermat terhadap segala
aktivitas yang dilakukan objek penelitian. Di samping itu kelemahan
dari observasi ini adalah peneliti mengetahui bahwa mereka sedang
diamati maka perilakunya biasanya di buat-buat atau tidak wajar
akibatnya peneliti tidak mendapatkan data yang asli. Berdasarkan
teknik ini, peneliti akan mengamati objek peneliti pada saat objek
peneliti memiliki kegiatan-kegiatan.
2. Metode wawancara (interview)
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi yang di gali dari sumber data langsung melalui
percakapan atau tanya jawab. Dengan kata lain wawancara secara
sederhana adalah alat pengumpul data berupa tanya jawab antara pihak
pencari informasi dengan sumber informasi yang berlangsung secara
lisan.30
Ada dua jenis wawancara, yakni wawancara terstruktur dan
wawancara tak terstruktur, peneliti dalam penelitiannya menggunakan
wawancara tak terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data.
Dalam teknik ini, peneliti bermaksud menggunakannya untuk memperoleh
data dari narasumber yakni beberapa Konselor yang akan menjadi objek
penelitian dengan cara menanyakan hal-hal yang diinginkan peneliti sesuai
tujuan penelitian.
30Djam’ah Satori,Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabet, 2014), h. 130.
26
3. Dokumentasi
Metode Dokumentasi (pelengkap) yaitu mencari data mengenai hal-
hal atau variabel yang berupa catatan, agenda, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. 31
Berdasarkarkanpengertian tersebut dokumentasi adalah bentuk
catatan mengenai masyarakat yang telah dicatat, dalam kumpulan tentang
keadaan masyarakat dan sejenisnya.
6. Teknik Analisis Data
Pada penelitian kualitatif, analisa data biasanya dilakukan sewaktu
berada di lapangan. Bersama dengan proses pengumpulan data dan juga
setelah peneliti meninggalkan lapangan setelah data di kumpulkan melalui
metode di atas, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data yang di
dapatkan. Analisis data adalah kegiatan untuk memaparkan data, sehingga
dapat diperoleh suatu kebenaran atau ketidakbenaran dari suatu hipotesis.
Kemudian definisi lain mengemukakan bahwa analisis data adalah
suatu proses mengoordinasikan dan mengurutkan data dalam pola, kategori,
dan satuan uraian dasar sehingga dapat di sarankan oleh data, baik itu dari
catatan lapangan (observasi), wawancara, komentar peneliti, dokumentasi,
dan lain sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini mengatur,
mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode,dan mengategorikan
tema dan hipotesis kerja yang akhirnya di angkat menjadi teori substantif.
31Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
27
Dalam hal ini peneliti akan menganalisis data-data dan informasi yang
diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara, dan dokumentasi.
Kemudian peneliti akan menarik kesimpulan dari hasil analisis yang
diperoleh melalui kegiatan analisis data supaya dapat di tarik kesimpulan
penelitian yang selanjutnya akan menjadi hasil penelitian yang valid.32
7. Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan atau kevalidan data adalah merupakan suatu usaha yang
dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk membuktikan data yang diperoleh
dilokasi penelitian dengan keadaan yang sesungguhnya. Nasution dalam
bukunya menyebutkan bahwa “suatu alat pengukur dikatakan valid apabila
alat itu mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat itu”. Dan kredibilitas
data itu sendiri bertujuan untuk membuktikan apa yang di amati oleh peneliti
sesuai dengan pernyataan yang sebenar-benarnya. Kredibilitas adalah ukuran
kebenaran data yang di kumpulkan, yang menggambarkan kecocokan konsep
peneliti dengan hasil penelitian.33
Hal ini perlu dilakukan dalam upaya untuk memenuhi informasi yang
dikemukakan oleh peneliti sehingga mengambil nilai kebenaran. Penelitian
berangkat dari data. Data adalah segala-galanya dalam penelitian. Oleh
karena itu, data harus benar-benar valid. Ukuran validitas suatu penelitian
terdapat pada alat untuk menjaring data apakah sudah tepat, benar, sesuai dan
mengukur apa yang seharusnya di ukur.
32Djam’ah Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), h.97. 33Nasution, Metode Research.....,h.74.
28
Untuk mendapatkan validitas data yang sesungguhnya, maka peneliti
melakukan:
a. Melakukan pengamatan secara sungguh-sungguh
Ketekunan pengamatan, yaitu pengamatan yang bertujuan untuk
menggambarkan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat
relevan dengan persoalan atau isi yang sedang di teliti kemudian
memusatkan diri pada hal-hal tersebut yang secara rinci. Dalam hal ini,
ketekunan atau kesungguhan penelitian ini peneliti melakukan ketika
mengamati masyarakat.
b. Menggunakan bahan referensi
Referensi yang dipakai adalah bahan dokumentasi, catatan lapangan
yang tersimpan. Dengan referensi, peneliti dapat mengecek kembali data-
data dan informasi-informasi penelitian yang peneliti dapatkan di
lapangan.
c. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik ini peneliti
gunakan untuk membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara, sehingga peneliti bisa mendapatkan data yang benar-benar
valid.34
34 Djam’ah Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Alfabeta, 2014), h. 164-165.
29
I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Penulisan laporan hasil penelitian mengacu pada “Pedoman Penulisan
Skripsi Fakultas Syar’iah IAIN Mataram”, adapun sistematika penulisannya
antara lain:
Bab I pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, Rumusan
masaah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian (teoritis dan praktis), Ruang
lingkup dan setting penelitian (ruang lingkup dan setting penelitian), Telaah
pustaka, Kerangka teori, Metode penelitian (pendekatan penelitian, kehadiran
peneliti, lokasi peneliti, sumber data dan jenis data, teknik pengumpulan data,
teknoik analisis data, pengecekan keabsahan data), Sistematika pembahasan.
Bab II paparan data dan temuan dilapangan. Bab ini berisi tentang
seluruh data dan temuan penelitian berupa gambaran umum Desa Mbuli Waralau
Kecamatan Wolowaru Kabupaten Ende, lokasi atau tempat-tempat Anak
Dibawah Umur Bekerja dan paparan permasalahan yang sedang diteliti yaitu,
yang menyebabkan perusahan perkebunan tembakau yang ada di Desa Mbuli
Waralau Kecamatan Wolowaru Kabupaten Ende mempekerjakan anak (pekerja
anak) di bawah umur, tinjauan hukum islam dan undang-undang tentang
ketenagakerjaan terhadap anak yang bekerja dibawah umur serta hasil dari yang
menyebabkan perusahan perkebunan tembakau yang ada di Desa Mbuli Waralau
30
Kecamatan Wolowaru Kabupaten Ende mempekerjakan anak (pekerja anak) di
bawah umur.
Bab III pembahasan. Bab ini berisi tentanganalisis faktor-faktor yang
menyebabkan pekerja anak di bawah umur, analisis tentang tijauan hukum islam
dan undang-undang ketenagakerjaan terhadap pekerja anak di bawah umur, dan
analisis tentang dampak positif dan negatif terhadap pekerja anak di bawah umur
terhadap temuan penelitian sebagaimana dipaparkan pada bab II berdasarkan
pada perspektif penelitian atau kerangka teoritik yang diungkap dalam
penelitian.
Bab IV penutup. Bab ini berupa isi dri hasil penelitian serta berupa
saran penelitian.
31
BAB II
PAPARAN DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Desa Mbuli Waralau Kec.Wolowaru Kab.Ende
1. Sejarah Desa
Pada mulanya Desa Mbuliwaralau adalah satu kesatuan yaitu:
“Mbuliwaralau Tana Telu” yang berdiam di Kampung Wolokoli dan
terbagi dalam 3 bagian yaitu :
Mbuliwaralau Ghele
Mbuliwaralau Lau dan
Mbuliwaralau Gheta
Nama ini diambil dari nama seorang laki-laki yang pertama menguasai
wilayah kesatuan Mbuliwaralau Tana Telu.
Hari demi hari Mbuliwaralau berkembang biak menjadi banyak maka
melalui musyawarah dan kesepakatan bersama Keluarga besar
Mbuliwaralau maka Mbuliwaralau turun dari kampung utamanya Wolokoli
( Mbuliwaralau Ghele) ke Mbuliwaralau (Mbuliwaralau Lau) untuk
mempreluas wilayah kekuasaan baru, dengan bahasa adat : “NDUA NO
RUPA, GOLE NO BOGE”.35
Walaupun Mbuliwaralau telah menguasi wialayah baru namun hak
kesulungan tetap menguasai wilayah Mbuliwaralau Tana Telu, dengan
bahasa adat : “BOGE TEO LEKA TEBU MUSU HEDA HANGA”, dan
“ Ana Eo Du’a Tau Dari Nia Pase La’e”.
35Profil desa mbuliwaralau, pada tanggal 10 april 2018.
32
Dengan adanya wilayah baru Mbuliwaralau Lau maka pada Zaman
Penjajahan Belanda terbentuklah Pemerintahan Hamente dan atas
musyawarah dan kesepakatan bersama semua tokoh menyepakati nama
“Hamente Mbuliwaralau”
Dengan perkembangan zaman dan setelah Indonesia merdeka maka
pada tahun 1964 nama Hamente berubah menjadi nama Pemerintah Desa.36
Pada Tahun 1969 berdasarkan Surat keputusan Mentri Dalam Negri
Nomor 66/62 tanggal 6 Juni 1969 terbentuklah Desa Mbuliwaralau dan
yang menjadi Kepala Desa pertama adalah Bapak Djumad Segu.
Dengan perkembangan zaman dan perubahan regulasi, serta
pertimbangan luas wilayah, populasi penduduk dan pendekatan pelayanan
kepada masyarakat maka berdasarkan Musyawarah dan Mufakat semua
Tokoh Desa Mbuliwaralau menyepakati untuk dimekarkan menjadi dua
Desa yaitu Desa Persiapan Desa Mbuliwaralau Utara dan pada tanggal 24
Nopember 1994 hingga hari ini berjalan sesuai mekanisme dan aturan yang
berlaku. 37
Adapun Kepala Desa yang memimpin Desa Mbuliwaralau hingga saat
ini adalah sebagai berikut :
Tahun 1965 s/d Tahun 1974 : Bapak Djumad Segu
Tahun 1974 s/d Tahun 1979 : Bapak Yusuf Bhaso
Tahun 1979 s/d Tahun 1984 : Bapak Abdul Rejab Gena
36Profil desa mbuliwaralau, pada tanggal 10 april 2018. 37Profil desa mbuliwaralau, pada tanggal 10 april 2018.
33
Tahun 1984 s/d Tahun 1989 : Bapak Muhamad Mbulu Liga
Tahun 1989 s/d Tahun 1991 : Pj. Bapak Umar Rimbu
Tahun 1991 s/d Tahun 2000 : Bapak Muhamad Woti
Tahun 2000 s/d Tahun 2015 : Bapak Ma’ruf Djumad
Tahun 2015 s/d Tahun 2016 : PJ. Bapak Matus Woti, SmHK
Tahun 2016 s/d Tahun 2017 : Pj. Bapak Abdul Asim, SE
Tahun 2017 s/d Tahun 2023 : Bapak Matus Woti,SmHK
2. Visi Dan Misi
Visi adalah rumusan umum menegenai keadaan yang diinginkan pada
achir periode perencanaan. Visi Pembangunan Jangka Menengah Desa
Mbuliwaralau Tahun 2017-2023 adalah :“Terwujudnya Masyarakat Desa
Mbuliwaralau Yang Berkarakteristik menuju Masyarakat yang Mandiri,
Sejahtera, Dan Berkeadilan”38
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam upaya
mewujudkan Visi. Selain itu, Misi merupakan arah dan batasan proses
pencapai tujuan. Misi Desa Mbuliwaralau yang merupakan rumusan upaya-
upaya yang akan dilakukan oleh Pemerintah Desa dalam rangka
mewujudkan Visi Pembangunan Jangka Menengah Desa Mbuliwaralau
Tahun 2017-2023 adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan Sumberdaya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing
tinggi
38Profil desa mbuliwaralau, pada tanggal 10 april 2018.
34
2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan yang merata dan
terjangkau bagi seluruh masyarakat
3. Meningkatkan Percepatan pembangunan Perekonomian dan
Pariwisata
4. Membangun, menata, dan Meningkatkan Sarana dan Prasarana
Penunjang Secara Kuantitatip maupun kwalitatip seseuai kebutuhan
yang ramah lingkungan
5. Menciptakan Pemerintahan yang Bersih, Tranparan dan Berkualitas
serta rasa aman dan tertib dan nyaman bagi pengembangan usaha dan
kehidupan masyarakat.39
3. Batas Wilayah
BATAS DESA/KELURAHAN KECAMATAN
UTARA Desa Mbuliwaralau Utara dan
Desa Bokaspe Timur Wolowaru
SELATAN Laut Sawu Wololwaru
TIMUR Desa Mole Ndori
BARAT Kecamatan Wolojita Wolojita
4. Letak Geografis :
Desa Mbuliwaralau berada di bagian Selatan dari pusat ibukota
Kecamatan Wolowaru, dengan ketinggian antara 0,13 s/d 0,20 Mil Laut
(mdpl) dari permukaan laut , kondisi alam yang terdiri dari lembah dan
39Profil desa mbuliwaralau, pada tanggal 10 april 2018.
35
perbukitan dengan curah hujan rata-rata per tahun antara 4-5 bulan
hujan. Suhu harian rata-rata 25ºC s/d 30ºC.40
5. Penetapan Batas dan Peta Wilayah
Penetapan Batas Dasar Hukum Peta Wilayah
Belum Ada/Belum
Ada
Perdes No: Ada
Perda No :
6. Kewilayahan :
Dalam pembagian kewilayahan , Desa Mbuliwaralau terbagi atas
5(Lima) wilayah dusun, antara lain :
1. Dusun I Pu’ufeo
2. Dusun II Hoamaka
3. Dusun III Wolohepo
4. Dusun IV Kopoone
5. Dusun V Kopoone
7. Luas Wilayah Menurut Penggunaannya :
Luas Desa Mbuliwaralau adalah ± 4500 m2 dengan penggunaan
sebagai berikut :
Luas Pemukiman 2,50 Ha
Luas Persawahan Ha
Luas Perkebunan 320 Ha
40Profil desa mbiliwaralau, pada tanggal 10 april 2018.
36
Luas Kuburan -
Luas Pekarangan 2 Ha
Luas Prasarana Pendidikan 1,50 Ha
Luas Perkantoran 0,25 Ha
Luas Prasarana Umum lainya 1,50 Ha
Luas Lahan Tidur 8,50 Ha
Lain – Lain 0,25 Ha
Total Luas 334,75 Ha
Data Profil Desa Mbuliwaralau Tahun 2017
Tanah Sawah Ha
Tanah Kering 30 Ha
Tegal/Ladang 50,50 Ha
Pemukiman 2,50Ha
Pekarangan 2 Ha
Total Luas 70,25 Ha
Tanah Basah
Tanah Perkebunan
Tanah Perkebunan Rakyat
Tanah Perkebunan Negara
Tanah Perkebunan Swasta
Tanah Perkebunan Perorangan 75 Ha
Total Luas 75 Ha
Tanah Fasilitas Umum
Perkantoran Pemerintah 0,10 Ha
Bangunan Sekolah 0,50 Ha
Jalan 0,50 Ha
Lapangan Olah Raga 0,3 Ha
37
Tempat pemakaman desa/umum Ha
Total Luas 0,60 Ha
Tanah Hutan
Hutan Lindung
Hutan Produksi
a. Hutan Produksi
b. Hutan Terbatas
Hutan Konservasi
Hutan Adat 20 Ha
Hutan Asli
Hutan Sekunder
Hutan Suaka
a. Suaka Alam
b. Suaka Marga Satwa
Hutan Rakyat
Total Luas 20 Ha
1.1.1. Iklim
Curah Hujan
Jumlah Bulan Hujan 5 bulan
Kelembaban 20º C
Suhu Rata-rata harian 25ºC - 30ºC
Tinggi tempat dari permukaan laut 0,10 mdpl
Data Profil Desa Mbuliwaralau Tahun 2017
1.1.2. Jenis dan Kesuburan Tanah
Warna Tanah Hitam
Tekstur Tanah Pasiran
Tingkat kemiringan tanah 50º
Lahan Kritis 5 Ha
Lahan terlantar
38
Tingkat Erosi Tanah
Luas tanah erosi ringan 2,5 Ha
Luas tanah erosi sedang 1,2 Ha
Luas tanah erosi berat 0,59 Ha
Luas tanah erosi yang tidak ada
erosi
8. Topografi
Bentangan Wilayah
Desa berbukit-bukit Ya
Desa daratan tinggi/pegunungan Tidak
Desa lereng gunung Tidak
Desa kawasan gambut Tidak
Desa aliran sungai Tidak
Letak
Desa kawasan hutan Tidak
Desa kawasan suaka Tidak
Desa berbatasan dengan kabupaten lain Tidak
Desa berbatasan antara kecamatan lain Ya
Orbitasi
Jarak ke Ibu Kota Kecamatan 8 km
Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan
dengan kendaraan bermotor 30 menit
Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan
dengan berjalan kaki 1,5 jam
Kendaraan umum ke ibu kota kecamatan unit
Jarak ke ibu kota kabupaten 73 km
Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten
dengan kendaraan bermotor 2 jam
39
Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten
dengan berjalan kaki 12 jam
Kendaraan Umum ke Ibukota
Kabupaten/Kota(Unit) Unit
9. Mata pencarian
Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan
Petani 717 807
Nelayan 112
Pegawai Negeri Sipil 7 5
Pedagang keliling 1
Peternak
Pensiunan PNS/TNI/POLRI 5
Pengusaha kecil dan menengah 2 1
Dukun Kampung Terlatih 2
Jasa pengobatan alternatif
844 855
10. Potensi Pertanian
Jumlah keluarga memliki tanah pertanian 127 RPT
Tidak memiliki 16 RPT
Memiliki kurang 0,50 ha 74 RPT
Memiliki kurang 1,0 ha 34 RPT
Memiliki kurang 50 - 100 ha
Memiliki lebih dari 100 ha
Jumlah Total Keluarga Petani 161 RPT
40
11. Luas Tanaman Pangan menurut komoditas pada tahun
ini :
Jagung 3 Ha 3Ton/Ha
Kacang Kedelai Ha
Kacang Tanah Ha
Kacang Panjang Ha
Ubi Kayu 2 Ha 0,5 Ton/Ha
Padi Ladang Ha 2,5 Ton/Ha
Ubi Kayu 2 Ha 6 Ton/Ha
Ubi Jalar Ha 1,5Ton/Ha
Cabe 0,10 Ha Ton/ Ha
Bawang Merah Ha
Bawang Putih Ha
Mentimun Ha Ton/Ha
Terong Ha
Kangkung Ha
Kacang Turi Ha
Selada Ha
Talas Ha 3 Ton/ Ha
12. Kepemilikan lahan tanaman buah-buahan
Jumlah keluarga memiliki tanah
perkebunan 92 keluarga
Tidak memiliki 399 keluarga
Memiliki kurang dari 10 ha 92 keluarga
Memiliki 10 - 50 ha keluarga
Jumlah total keluarga perkebunan 92 keluarga
41
13. Hasil tanaman dan luas buah-buahan
Alpokad -- ha --
Ton/ha
Mangga 0,50 ha 0,50 Ton/ha
Pepaya -- ha --Ton/ha
Pisang 4 ha 0,8 Ton/ha
Jeruk nipis -- ha --Ton/ha
Nangka -- ha --Ton/ha
Nenas -- ha --Ton/ha
14. Pemasaran hasil tanaman Pangan dan Buah-buahan
Di jual langsung ke konsumen
Di jual ke pasar
Di jual melalui KUD
Di jual melalui tengkulak
Dijual melalui pengecer
Dijual ke lumbung desa
Tidak di jual
15. Tanaman Apotik dan sejenisnya
Jahe
Kunyit
Lengkuas
Temu lawak
16. Pemilikan Lahan Perkebunan
Jumlah keluarga memiliki tanah
perkebunan
92 keluarga
Tidak memiliki 399 keluarga
42
Memiliki kurang dari 10 ha 92 keluarga
Memiliki 10 - 50 ha keluarga
Jumlah keluarga memiliki tanah
perkebunan
62 keluarga
Tidak memiliki 399 keluarga
Memiliki kurang dari 10 ha 92 keluarga
Jumlah total keluarga perkebunan 92 keluarga
17. Luas dan hasil perkebunan menurut jenis komoditas
Jenis
Swasta/negara Rakyat
Luas
( ha )
Hasil
(Ton/ha) Luas (ha)
Hasil
(Ton/ha)
Kelapa 8 Ha 2
Ton/Ha
Kopi Ha Ton/Ha
Kakao 5 Ha 2
Ton/Ha
Cengkeh Ha Ton/Ha
Kemiri 10 Ha 3
Ton/Ha
Vanili Ha Ton/ha
Pinang Ha Ton
18. Hasil Perkebunan
Di jual langsung ke konsumen Ya
Di jual ke pasar Ya
Di jual melalui KUD Tidak
Di jual melalui tengkulak Ya
Dijual melalui pengecer Ya
43
Dijual ke lumbung desa Tidak
Tidak di jual Ya
19. Luas Lahan Menurut Pemilikan
Milik Negara - ha
Milik / Ulayat 30 ha
Perhutani / Instansi Sektorat -- ha
Milik masyarakat perorangan -- ha
Total 30 ha
20. Hasil Hutan
Kayu manis pohon
Bambu 500 rumpun
Cendana pohon
Sengon pohon
Ampupu pohon
Enau 600 Pohon
Mahoni 1.000 pohon
Kayu lokal 2.000 pohon
21. Kondisi Hutan
Kondisi Hutan Baik Rusak Total
Hutan Produksi Ha
Hutan Lindung Ha
22. Dampak yang Timbul dari Pengelolaan Hutan
Pencemaran Udara Tidak
Pencemaran Air Tidak
44
Longsor Tidak
Bising Tidak
Kerusakan Biota/Plasma nuftah hutan Tidak
Kemusnahan flora, fauna dan satwa langkah Tidak
Hilangnya sumber mata air Ada
Kebakaran Hutan Tidak
Terjadinya kekeringan/sulit air Ya
Berubahnya fungsi hutan Tidak
Terjadinya lahan kritis Ya
Hilangnya daerah tangkapan air Ya
Musnahnya habitat binatang hutan Ya
24. Mekanisme Pemasaran Hasil Hutan
Di jual langsung ke konsumen Tidak
Di jual ke pasar Tidak
Di jual melalui KUD Tidak
Di jual melalui tengkulak Tidak
Dijual melalui pengecer Tidak
Dijual ke lumbung desa Tidak
Tidak di jual
Ya
25. Jenis PopulasiTernak
Jenis Ternak Jumlah Pemilik
Perkiraan
Jumlah
Populasi
Sapi 41 orang 83 ekor
Kerbau Orang ekor
Babi orang ekor
45
Ayam Kampung 112 orang 530 ekor
Bebek orang ekor
Kuda orang ekor
Kambing 50 orang 80 ekor
Anjing Orang Ekor
Data Profil Desa Mbuliwaralau Tahun 2017
26. Produksi Peternakan
Telur --- kg/th
Daging --- kg/th
27. Ketersediaan Hijauan Pakan Ternak
Luas tanaman pakan ternak 1 ha
Produksi hijauan makanan ternak 10 ton/ha
Luas lahan gembalaan Ha
28. Pemilik Usaha Pengolahan Hasil Ternak
Di Desa Mbuliwaralau belum ada Pengusaha
pengolahan hasil ternak.
Di jual langsung ke konsumen Ya
Di jual ke pasar Ya
Di jual melalui KUD Tidak
Di jual melalui tengkulak Tidak
Dijual melalui pengecer Tidak
Dijual ke lumbung desa Tidak
Tidak di jual Tidak
29. Ketersediaan lahan pemeliharaan ternak/padang
penggembalaan
46
Milik masyarakat umum -- ha
Milik perusahaan peternakan -- ha
Milik Perorangan -- ha
Milik Pemerintah -- ha
Milik masyarakat adat -- ha
30. Potensi Perikanan
Masyarakat Desa Mbuliwaralau di Dua Dusun pada
umumnya bermata pencarian Nelayan namun populasi
perikatan sangat kurang, Hal ini karena tidak didukung
dengan ketersediaan peralatan yang memadai.
31. Jenis dan deposit bahan galian
Batu kali Ada
Batu gunung Ada
Pasir Ada
Batu cadas Ada
Batu apung Tidak Ada
Pasir kwarsa Tiadak Ada
Data Profil Desa Mbuliwaralau Tahun 2017
32. Produksi Bahan Galian
Pasir Sedang
Batu cadas Kecil
Batu apung Tidak Ada
Pasir kwarsa Tidak Ada
Pasir Batu Sedang
Pasir Besi Kecil
33. Kepemilikan dan Pengelolaan Bahan Galian
47
Jenis dan produksi bahan galian Pengelola/pemil
ik
Batu kali Adat
Pasir Perorangan
Batu cadas Perorangan
Batu apung -
Pasir kwarsa Perorangan
10. Agama /kepercayaan
Agama Laki-laki Perempu
an
Islam 1014 1118
Kristen -- --
Katholik 4 5
Hindu -- --
Budha -- --
Khonghucu -- --
Jumlah 1018 1123
11. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa
Komposisi struktur organisasi Pemerintahan Desa Mbuliwaralau
belum engacu pada Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
karena belum adnaya Perda dan masih mengacu pada Undang-undang
Nomor 34 Tahun 2004 tentang pemerintah Daerah yang susunan
organisasinya sebagai berikut :41
41Profil desa mbuliwaralau, pada tanggal 10 april 2018.
48
STRUKTUR PEMERINTAH MBULIWARALAU
Kadus I
Mustafa Hasan
KADUS IV
Mohamad Musa
KEPALA DESA
Matus Woti, SmHK
SEKRETARIS
Balyon Ahmad
KAUR UMUM
Muhamad Naslim
KAUR PEMB.
Abdullah Mansyur
KAUR PEM.
Jamludin Sodo
Kadus II
Moksen Sosa
KADUS III
Muhamad Lidi
KADUS V
Abuman Benge
49
STRUKTUR BPDDESA MBULIWARALAU
B. Paparan Data dan Temuan
Setelah peneliti melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi
dengan pekerja anak di bawah umur di desa mbuli waralau peneliti
menemukan hasil sebagai berikut
Adapun hasil wawancaara yang dilakukan oleh peneliti secara
langsung dengan pihak-pihak yang mempekerjakan anak di bawah umur
yang ada di desa mbuliwaralau sebagai berikut:
KETUA BPD
Ruslan Ra’e
WAKIL KETUA
Syafrudin Talib
SEKRETARIS
Mas’un
ANGGOTA
Ismail BiguLiga
ANGGOTA
Udrus Djabe
ANGGOTA
Mohamd Gadir
ANGGOTA
Muhamad Nasrudin
50
1. Usia anak yang bekerja
Berdasakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap
pekerja anak di bawah umur di desa mbuli waralau kecamatan
wolowaru kabupaten ende, ditemukan ada 15 orang anak yang bekerja
menurut usia sebagai berikut : 1 orang anak berusia 8 tahun, 2 orang
anak berusia 9 tahun, 4 orang anak berusia 10 tahun, 1 orang anak
berusia 11 tahun, 2 orang anak berusia 12 tahun, dan 5 orang anak
berusia 13 tahun.42 Jadi Data tersebut apabila ditabulasikan dapat
digambarkan sebagai berikut.
Tabel 1 : Data Pekerja Anak di bawah umur Berdasarkan Usia
No. Usia Jumlah Pekerja
1. 8 tahun 1 orang
2. 9 tahun 2 orang
3. 10 tahun 4 orang
4. 11 tahun 1 orang
5. 12 tahun 2 orang
6. 13tahun 5 orang
Adapun data yang Berkaitan dengan latar belakang pendidikan
pekerja anak di bawah umur yang berada di desa mbuliwaralau
42Hasil observasi langsung ke masyarakat desa mbuliwaralau, pada tanggal 2 april 2018.
51
tersebut, di peroleh informasi dari Abdul Aziz “salah seorang pekerja
anak di bawah umur” menyatakan bahwa anak yang berstatus sekolah
dasar (SD) berjumlah 8 orang anak, tamat SD berjumlah 1 orang
anak,SMP berjumlah 6 orang anak.43 Jadi Data tersebut apabila
ditabulasikan dapat digambarkan sebagai berikut.
Tabel 2 : Data Pekerja Anak di bawah umur Berdasarkan
Pendidikan
No. Pendidikan Jumlah Pekerja
1. Tamat SD 1 orang
2. SD 8 orang
3. SMP 6 orang
2. Jenis pekerjaan anak
Jenis pekerjaan yang di lakukan oleh anak-anak di bawah umur
yang berada di desa mbuli waralau kecamatan wolowaru kabupaten
ende adalah menjual ikan di tiap-tiap desa seperti yang diungkapkan
oleh Aldino Saputra.44
3. Faktor-faktor yang mendorong bekerjanya seorang anak
43 Hasil wawancara dengan Wawan Nugroho (salah seorang pekerja anak di bawah umur),
pada tanggal 3 april 2018. 44Hasil wawancara dengan Aldino Saputra (salah seorang pekerja anak di bawah umur)
pada tanggal 4 april 2018.
52
Setelah peneliti melakukan wawancara di desa mbuliwaralau
kecamatan wolowaru kabupaten ende dengan salah seorang pekerja
anak di bawah umur di mana mereka bekerja didorong oleh faktor-
faktor di bawah ini :
a. Rendahnya tingkat ekonomi dalam rumah tangga
Keadaan dalam ekonomi rumah tangga yang sangat rendah,
sehingga anak tersebut ikut bekerja mencari nafkah untuk meringankan
beban ekonomi dalam rumah tangga. Adapun responden dari Bambang
Irawan seorang pekerja anak di bawah umur bahwa “ saya ikut bekerja
untuk bantu mmeringankan beban ekonomi dalam keluarga, karen
dalam keluarga kami ekonominya sangat rendah”. 45
b. Kemauan dari diri sendiri untuk mencari uang
Lingkungan yang menyediakan kesempatan kerja yang berarti
pendapatan atau uang mendorong anak untuk melibat didalamnya.
Upah yang diperoleh cukup besar bagi anak-anak, sehingga mereka
lebih memilih bekerja daripada menganggur. Adapun responden dari
Afdal Mejid seorang pekerja anak di bawah umur bahwa “ saya bekerja
karena kemauan saya sendiri agar bisa menghasilkan uang untuk
45 Hasil wawancara dengan Bambang Irawan (sala seorang pekerja anak di bawah umur),
pada tanggal 5 april 2018.
53
memenuhi kebutuhan pribadi saya, dan upah yang saya dapatkan dari
hasil kerja tersebut tidak menentu, kadang sedikit kadang banyak”.46
c. Faktor pengaruh lingkungan
lingkungan tempat tinggal dan sekitar anak bergaul termasuk teman-
teman anak tersebut dapat menjadi alasan anak itu untuk ikut. Anak
akan merasa nyaman dengan temannya daripada dengan orangtuanya
ketika orang tua melalaikan tanggungjawabnya. Apabila teman-teman
anak adalah lingkungan penjual ikan, secara tidak langsung anak bisa
ikut-ikutan menjadi penjual ikan.
4. Dampak positif dan negatif terhadap anak bekerja di bawah umur
Adapun dampak positif dan negatif yang di alami oleh pekerja anak
tersebut yaitu dampak positifnya ialah seperi yang diungkapkan oleh
“Gilang Ramadhan” seorang pekerja anak di bawah umur bahwa kami
mendapatkan keuntungan-keuntungan yang banyak seperti, mendapat
pengalaman kerja, dan menghasilkan uang sendiri. Dampak negatif
yang kami rasakan yaitu kesehatan terganggu akibat kecapaian,
kepanasan dan pendidikan kami juga terganggu.47
46 Hasil wawancara dengan Afdal Mejid (salah seorang pekerja anak di bawah umur), pada
tanggal 4 april 2018. 47 Hasil wawancara dengan Gilang Ramadhan (seorang pekerja anak di bawah umur), pada
tanggal 5 april 2018.
54
BAB III
PEMBAHASAN
Dari data-data dan temuan yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya akan
dianalisis pada bab ini, adapun analisis ini akan meliputi :
1. Analisis faktor-faktor yang menyebabkan pekerja anak di bawah umur.
a. Masalah Ekonomi Keluarga Yang Melatar Belakangi Terjadinya Pekerjan
Anak Dibawah Umur
Pekerja anak yaang berada di desa Mbuli Waralau melakukan
pekerjaannya dengan alasan karena keterpaksaan, yang disebabkan
oleh himpittan ekonomi keluarga. Orang tua mereka tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, keinginan untuk tetap
melanjutkan sekolah dengan terpaksa bekerja dengan pauh waktu,
dengan maksud tidak terikat pada jam kerja dan sewaktu dapat istrahat
dapat meninggalkan pekerjaannya untuk kepentingan yang lain,
misalnya sekolah.
Padahal dalam undang-undang ketenagakerjaan tahun 1997
melarang majikan memoekerjakan anak-anak di bawah umur 15
tahun. Namun mereka boleh mempekerjakan anak-anak yang terpaksa
bekerja karena alasan ekonomi. Undang-undang baru itu, yang
dijadwalkan berlaku pada 1999. Mengandung larangan serupa dengan
yang ada pada peraturan tahun1989 mengenai majikan yang
mempekerjakan anak-anak. Undang-undang ini juga menyatakan
55
bahwa remaja (antara 15 dan 17 tahun) tidak boleh bekerja pada jam-
jam tertentu di malam hari, di bawah tanah, di pertambangan, atau
pada pekerjaan yang bisa memberi dampak negatif pada moral.48
Sedangkan dalam hukum Islam jika orang tua yang mempekerjakan
anak dengan dasar motivasi mendidik anak maka menurut hukum
islam diperbolehkan karena kewajiban dasar orang tua adalah
memelihara dan mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya, dan orang
tua yang mempekerjakan anak dengan motivasi mencari uang yang
dapat mengganggu perkembangan fisik, jiwa, dan mentalnya, sesuai
dengan maslahah mursalah yang menggunakan prinsip maslahah
dharuriyah yaitu membahayaka jiwa anak di bawah umur, dan
membahayakan keturunan, maka di larang menurut hukum islam.
Dilarangnya mempekerjakan anak di bawah umur sesuai
dengan larangan yang terdapat pada pasal 13 UU No. 23 Tahun 2002
tentang perlindungan anak. Dalam hukum islam mempekerjakan anak
di larang atas dasar maslhah mursalah yang mebahayakan jiwa anak
dan membahayakan keturunan sebagai generasi penerus keluarga dan
bangsa.
48 Jurnal “GEA” jurusan pendidikan geografi Vol. 6, No.2, Oktober 2009
56
b. Faktor kemauan dari diri sendiri
dari informasi yang didapatkan bahwa, pekerja anak yang berada
didesa mbuliwaralau melakuakan pekerjaannya dengan alasan kemauan
dari diri sendiri, untuk menghasilhan uang buat memenuhi kebutuhan
pribadinya.
c. Faktor pengaruh lingkungan
lingkungan tempat tinggal dan sekitar anak bergaul termasuk teman-
teman anak tersebut dapat menjadi alasan anak itu untuk ikut. Anak
akan merasa nyaman dengan temannya daripada dengan orangtuanya
ketika orang tua melalaikan tanggungjawabnya. Apabila teman-teman
anak adalah lingkungan penjual ikan, secara tidak langsung anak bisa
ikut-ikutan menjadi penjual ikan.
Dari faktor penyebab pekerja anak di bawah umur yang ada di atas
bahwa tidak sesuai dengan apa yang sudah ditetapka oleh hukum islam
dan undang-undang ketenagakerjaan yang ada.
Dalam tijauan hukum islam terhadap pekerja anak, di mana batasan
umur masih terdapat perbedaan akan tetapi dalam pematokan umur
ketika melakukan perbuatan dalam hukum perjanjian tentang
muamalah sangat berhati-hati terutama dalam menentukan seorang
anak cakap dalammenerima dan berbuat secara sempurna. Dalam
57
sistem hukum islam kewajiban lebih diutamakan dari hak, sedangkan
dalam hukum barat hak didahulukan dari kewajiaban. 49
2. Dampak yang ditimbulkan oleh praktik pekerja anak di bawah umur
Adapun dampak positif dan dampak negatif yang timbul terhadap
praktik pekerja anak di bawah umur yaitu;
a. Dampak positif
Dampak positif yang di alami oleh pekerja anak di bawah umur
yaituDengan bekerja anak-anak memperoleh keuntungan-keuntungan
yang merupakan dampak positif bagi mereka seperti kemampuan
memenuhi kebutuhan mereka sendiri dalam batas tertentu dan
meningkatnya keterampulan kerja mereka. Dari upah yang diperoleh
dapat dipenuhi semua kkebutuhan hidup mereka sehari-hari, sehingga
mereka tidak tergantung pada orangtua lagi.
b. Dampak negatif
Dampak negatif yang dialami oleh pekerja anak di bawah umur
yaitu:
1. Dampak kesehatan
Hal ini dikarenakan mereka tidak pernah mendapatkan
perhatian khusus terhadap pelayanan kesehatan. Keberadaan
anak tersebut sebagaian besar waktu mereka berada di luar dari
49 Mohamad daud ali, asas-asas hukum islam (hukum islam), hukum islam di
indinesia,jakarta:rajawali,1990,hlm.200.
58
pagi hari hingga larut malam dan kondisi alam yang tidak
menentu dapat berakibat buruk bagi anak tersebut.
2. Dampak pekerjaan terhadap perkembangan fisik anak
Secara fisik pekerja anak lebih rentan di banding orang
dewasa karena fisik mereka masih dalam masa pertumbuhan.
Bekerja sebagai pekerja anak dapat mempengaruhi
perkembangan kesehatan fisik mereka karena pekerjaan yang
mereka lakukan dapat menimbulkan kecelakaan maupun
penyakit. Dampak pekerja terhadap anak dapat berupa luka-luka
atau cacat akibat tergores, terpukul, terbentur dan lain-lain,
sedangkan kondisi yang menimbulkan penyakit antara lain
kondisi tempat kerja yang sangat panas atau terlalu dingin.
3. Dampak pekerjaan terhadap perkembangan sosial anak
Pekerjaan anak yang tidak mendapat kesempatan untuk
melakukan kegiatan seperti bermain, pergi sekolah dan
bersoisalisasi dengan teman sebayanya, tidak mendapat
pendidikan dasar yang diperlukan untuk mengatasi masalah-
masalah kehidupan, tidak mendapat kesempatan untuk
berinteraksi dengan orang lain dan ikut berpartisipasi aktif di
tengah masyarakat serta menikmati hidup secara wajar biasanya
akan tumbuk menjadi anak yang pasif dan egois sehingga sering
berdampak anak mengalami masalah di dalam interaksi /
59
menjaklin kerja sama dengan orang dan mereka kurang percaya
diri atau merasa di rendahkan.
3. Analisis Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang Tentang
Ketenagakerjaan Terhadap Pekerja Anak Di Bawah Umur
a. Tinjauan dalam Hukum Islam tentang pekerja anak
Analisis mengenai pekerja anak dalam hukum Islam adalah anak-
anak hari ini adalah orang dewasa di masa yang akan datang. Mereka
akan mempunyai tanggung jawab yang cukup besar sebagaimana
layaknya layaknya kehidupan orang-orang dewasa pada umumnya.
Keadaan anak di masa datang akan bergantung pada sikap dan
penerimaan orang tua terhadap anak-anaknya pada saat sekarang.
Salah satu perbuatan yang sangat dianjurkan dalam islam adalah
menunjukan kasih sayang dan memelihara anak dengan sebaik-baiknya.
Orang tua dianjurkan untuk berbuat baik pula pada anak-anaknya (yang
membutuhkan) terutama di bidang pendidikan dan mengajar mereka
secara layak. Tanggung jawab seorang muslim atas kesejahteraan anak-
anak mereka merupakan prioritas utama.
Islam menekankan agar orang tua dalam mendidik anak tidak
memaksakan kehendaknya. Mereka diingatkan bahwa mereka harus
dipersiapkan untuk menghadapi zaman yang akan dilaluinya
kemampuan orang tua menangkap kecenderungan positif dari
perkembangan anak menjadi sangat penting. Orang tua kewajiban
60
mendorong dan mengarahkan perkembangan positif anak, ukuran pokok
dari pengarahan dan bimbingan itu adalah sejauh mana perkembangan
anak sejalan dengan norma dan kewajiban agama.50
Dalam hukum Islam pekerja anak dibawah umur adalah di mana
batasan umur masih terdapat perbedaan akan tetapi dalam pematokan
umur ketika melakukan perbuatan dalam hukum perjanjiaan tentang
mu’amalah maaliyah sangat berhati-hati terutama dalam menentukan
kapan seoranng anak cakap dalam menerima dan berbuat secara
sempurna, yaitu: 18 tahun keatas. Walau seorang anak yang berumur di
bawah 18 tahun tetap dibolehkan dalam bekerja namun secara prinsip
tetap harus dipenuhi setiap hak yang melekat pada mereka sebagai
kewajiban bersama oleh masyarakat, pemerintah, dan semua elemen. 51
Sebagaimana Islam memberikan perhatian yang besar terhadap anak
sebagai generasi yang hidup hari ini dan cikal bakal generasi masa depan
di satu sisi dan penekanan akan pentingnya kuantitas dan kualitas umat.
b. Dalam undang-undang ketenagakerjaan tentang pekerja anak di bawah
umur
Mempekerjakan anak secara umum dapat diartikan tindakan
tindakan atau perbuatan memperalat, memeras atau mengambil anak
untuk mendapatkan keuntungan (nilai ekonomis) dari orang lain untuk
kepentingan pribadi, keluarga dan golongan.52
50 Fuaddudin TM pengasuhan anak dalam keluarga Islam, hal.44. 51Ibid., hlm. 201-202. 52Undang-undang perlindungan anak, hal. 89-90.
61
Dalam UU Tentang Tenaga Kerja kita dijelaskan bahwa: Pengusaha
dilarang mempekerjakan anak dibawah umur. Dalam keadaan apapun
dan dengan alasan apapun pengusaha tidak oleh mempekerjakan anak
dibawah umur. Namun dalam upaya untuk memberikan pendidikan
dan pelatihan pengusaha boleh mempekerjakan anak-anak dengan
ketentuan yang berlaku sebagaimana dijelaskan dalam Undang
Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003 Tentang Tenaga
Kerja.53
Alasan apapun yang digunakan bagi anak-anak untuk bekerja
atau dipekerjakan, termasuk bekerja di fator informal, nampaknya
tidak adil apabila dilakukan pembiaran tanpa ada norma peraturan
perundangan yang dapat digunakan untuk membingkai demi
terlindunginya kepentingan pekerja anak tersebut.
Apabila anak-anak bekerja atau dipekerjakan di sektor informal,
sebab anak-anak secara normatif di larang dan wajib dilindungi oleh
undang-undang untuk bekerja maupun dipekerjakan. Dari
permasalahan yang terkait dengan perlindungan hukum pekerja anak
adalah masalah lintas sektoral yang meliputi aspek ekonomi (anak
bekerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
produktifitas dalam keluarga).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap responden yang menjadi
objek penelitian, ditemukan beberapa bentuk penyimpangan
53Lihat Undang-undang No.13 tahun 2003, tentang ketenagakerjaan.
62
persyaratan kerja sebagaimana ditentukan pada undang-undang
ketenagakerjaan. Bentuk-bentuk pelanggaran terhadap persyat-ratan
kerja bagi peggunaan pekerja anak memang tidak semata-mata
disebabkan oleh kesalahan pengusaha atau yang mempekerjakan anak
tersebut tetapi memang dari pihak pekerja anak atau orang tuanya atau
walinya sendiri yang memang menghendaki tidak dipenuhinya
persyaratan sebagaimana di atur dalam ketentuan undang-undang
ketenagakerjaan sebagaimana terurai di bawah ini.
Pertama, tidak izin tertulis orang tua/wali. Persyaratan
sebagaimana ditentukan dalam ketenuan pasal 69 ayat (2) butir a,
bahwa apabila anak akan bekerja harus terlebih dahuu memperoleh
izin secara tertulis dari orang tua/walinya, izin kerja terkait dengan
hak dan kewajiban anak dan pengusaha, misalnya mengenai ketentuan
jam kerja, pembayaran upah apakah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, serta orang tua harus mengetahui apakan pekerjaan yang akan
dilakukan anak tersebut tidak mengganggu perkembangan anak baik
secara fisik, mental maupun sosialny, denga mengingat anak-anak
masih memerlukan waktu dan kondisi yang memungkinkan anak
dapat tumbuh kembang secara wajar.
Oleh karena itu, secara normatif dapat dikatakan, bahwa tidak
adanya izin tertulis dari orangtua jelas menyalahi ketentuan pasal 69 ayat
(2) poin a undang-undang No.13 tahun 2003 tetang ketenagakerjaan dan
hal ini merupakan pelanggaran persyaratan kerja dalam mempekerjakan
63
anak yang dapat dikeakan sanksi sebagaimana yang di atur dalam
ketentuan pasal 185 UU ketenagakerjaan, yang menentukan bahwa
sanksi bagi pihak yang melanggar ketentuan pasal 69 ayat (2) pidana
penjara paling singkat 1 tahun dan paling lambat 4 tahun dan/atau denda
paling sedikit Rp.100.000.000,. dan paling banyak Rp.400.000.000,..
oleh karen itu, berkaitn dengan izin tertulis dari orang tua, seharusnya
pengusaha memaksa anak untuk melengkapi persyaratan tersebut, sebab
apabbila terjadi resiko yang tidak diinginkan, misalnya terjadi
kecelakaan kerja atau hal-hal lain yang dapat merugikan anak yang
bekerja, pengusaha tidak dapat dipersalahkan atas dasar melanggar
persyaratan sebagaimana di atur dalam ketentuan pasal 69 ayat (2) butir
a, sebab persyaratan tersebut sudah merupakan keharusan yang dtegakan
dengan sanksi, baik sanksi pidana maupun sanksi denda sebagai upaya
paksa ditaatinya ketentuan persyaratan sebagaimana di maksud pada
ketentuan pasal 69 ayat (2) tersebut.
Kedua, tidak didasarkan pada perjanjian kerja. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan, pada dasarnya menyatakan bahwa rata-rata
tidak ada perjanjian kerja secara tertulis yang di buat antara pengusaha
dengan orang tua/wali anak yang bekerja, seperti halnya yang dilakukan
oleh salah satu pengusaha ikan yang ada di desa mbuli waralau
kecamatan wolowaru kabupaten ende.
Ketiga, kondisi jam kerja yang panjang. Hal ini tertuang dalam
ketentuan pasal 69 ayat (2) huruf c UU ketenagakerjaan, yang mengatur
64
bahwa pekerjaan anak maksimal bekerja selama 3 jam. Ketentuan
tersebut sering dilanggar, meskipun sudah ada ketentuan pembatasan jam
kerja bagi anak-anak yang bekerja, akan tetapi dalam kenyataannya
anak-anak bekerja di atas 3 jam.54
Keempat, kondisi tempat kerja kurang kondusif dan terganggunya
kesehatan pekerja anak. Pekerja anak di bawah umur, sering dihadapkan
dengan resiko-resiko pekerjaan yng dilakukannya, terutama yang bekerja
menjual ikan di setiap desa-desa dan jangkaun desa-desa tersebut juga
jauh, resiko gangguannya kesehata akibat kepanasan, kedingian,
kecapaian dan lain sebagainya.
Kelima, upah yang tidak sesuai ketentuan yang berlaku.
Ketidaksesuaian upah yang di bayarkan kepada pekerja anak atau upah
yang di peroleh oleh pekerja anak.
54 Undang-undang ketenagakerjaan
65
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan
pada bab sebelumnya,maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi anak dibawah umur untuk bekerja: a).
masalah ekonomi keluarga yang rendah (kemiskinan), b). kemauan dari diri
sendiri untuk bekerjademi mendapatkan uang untuk kepentingan pribadi,
dan c). Pengaruh lingkungan.
2. Dampak positif dan dampak negatif terhadap pekerja anak di bawah umur
adalah Adapun dampak positif dan negatif yang di alami oleh pekerja anak
tersebut yaitu dampak positifnya ialah seperi yang diungkapkan oleh
“Gilang Ramadhan” seorang pekerja anak di bawah umur bahwa kami
mendapatkan keuntungan-keuntungan yang banyak seperti, mendapat
mengalaman kerja, dan menghasilkan uang sendiri. Dampak negatif yang
kami rasakan yaitu kesehatan terganggu akibat kecapaian, kepanasan dan
pendidikan kami juga terganggu.
3. Dalam hukum islam pekerja anak dibawah umur adalah di mana bataasan
umur masih terdapat perbedaan akan tetapi dalam pematokan umur ketika
melakukan pernuatan dalam hukum prjanjian tetang muamalah maliyah
sangat berhati-hati terutama dalam menentukan kapan seorang anak cakap
dalam menerima dan berbuar sempurna, yaitu: 18 tahun ke atas. Maka
66
ketika anak masih berada di bawah umur di larang untuk bekerja atau
melakukan pekerjaan yang tidak sesuai.
Dalam undang-undang tenaga kerja kita jelaskan bahwa pengusaha dilarang
mempekerjakan anak di bawah umur dalam keadaan apapun dan dengan
alasan apapun pengusaha tidak boleh mempekerjakan anak di bawah umur.
B. Saran
1. Untuk Orang tua
Orang tua adalah dimana anak mendapatkan kasih sayang
perlindungan, kenyamanan serta tempat anak untuk berbagi baik
masalah ataupun kebahagiaan. Seharusnya orang tua mampu
menjalankan kewajibannya sebagai orang tua terhadap anaknya
seperti memberikan kasih sayang, mengajar tentang kebaikan untuk
masa depannya dan tidak merampas hak anak termasuk
mempekerjakannya sebagai penjual ikan.
2. Untuk pemerintah
Pemerintah yang harus dibenahi sebelum mengurusi masalah
anak adalah harus terlebih dahulu memperbaiki perekonomian
bangsa tersebut. Bila mana perekonomian kita sudah lebih baik,
maka fenomena anak untuk bekerja tersebut lama-kelamaan akan
hilang.
3. Untuk anak
67
Anak yang dalam keadaan terpaksa bekerja, hendaklah
terlebih dahulu meminta izin kepada orang tua atau walinya, karena
sah dan tidaknya yang dikerjakan oleh mereka menurut hukum islam
tergantung pada isin bekerja yang diperbolehkan oleh orangtua atau
walinya, hal ini karena anak masih dalam kekuasaan dan tanggung
jawab orangtua atau wali.
4. Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, sehungga masih
terbuka kesempatan bagi peneliti berikutnya untuk melakukan
penelitian.
68
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian KualitatifJakarta:RajaGrafindo
Persada, 2003. Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, Jakarta: Kencana, 2010. Consuelo G. Sevilla...(et,al), Pengantar Metode Penelitian, ter.Alimudinn Tuwu,
jakarta : UI-Pres, 2006. Djam’ah Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: Alfabeta, 2014. Djam’ah Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung:
Alfabeta, 2014.
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data Jakarta: Pt. Raja Grafindo
Perseda, 2010.
Fifik Wiryani, “perlindungan hukum bagi pekerja anak”, legality-jurnal ilmiah hukum, Vol. 11 No. 2, 0ktober 2004.
Hasil wawancara dengan Bambang Irawan (sala seorang pekerja anak di bawah
umur), pada tanggal 5 april 2018.
Irwan Fahrudin, 2010 “ Pekerja Anak di bawah Umur pada UD. Prima di
Tulungagung (Tinjauan Undang-undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dan Hukum Islam ).
Novita Mujiatun, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tenaga Kerja Di Bawah Umur
(StudiKasus Pada Lembaga Pelatihan Dan Keterampilan “Cinta KeluargaSemarang)”.
Nandi, “Pekerja anak Dan Permasalahannya, jurnal “GEA” jurusan pendidikan
Geogerafi vol.6, No.2, oktober 2006.
69
Netty Endrawati, “ Faktor Penyebab Anak bekerja dan Upaya Pencegahannya”, Undang-undang ketenagakerjaan no. 23 tahun 2003 , 2008.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan
R&D Bandung: Alfabeta, 2011. Skripsi Chusnunia, Tinjauan Hukum Islam Tentang Hukum Anak Bekerja (Analisis
UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak). IAIN WALISONGO. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta,
2011. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu PendekatanJakarta: Rineka Cipta,
1998.
75
top related