bab ii landasan teori -...

13
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemandirian Belajar 2.1.1. Pengertian Kemandirian Belajar Menurut Tahar (2006) kemandirian belajar mendeskripsikan sebuah proses di mana individu mengambil inisiatif sendiri, dengan atau tanpa bantuan orang lain, untuk mendiagnosis kebutuhan belajar, memformulasikan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan menentukan pendekatan strategi belajar, dan melakukan evaluasi hasil belajar yang dicapai. Kemandirian belajar menuntut tanggung jawab yang besar pada diri peserta didik sehingga peserta didik berusaha melakukan berbagai kegiatan untuk tercapainya tujuan belajar. Hiemstra (dalam Darmayanti, 2004) menyatakan tentang kemandirian belajar sebagai bentuk belajar yang memiliki tanggung jawab utama untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi usahanya. Menurut Gilmore (dalam Thoha, 1996) kemandirian adalah sikap mental berdiri sendiri tercermin dalam rasa percaya diri, penuh inisiatif, dan bertanggung jawab tanpa mengelak kemungkinan resiko yang layak. Ciri ciri pribadi yang mempunyai kemandirian yaitu mempunyai rasa tanggung jawab dan memiliki pertimbangan dalam menilai problema yang dihadapi secara intelegen(Gilmore dalam Thoha, 1996).

Upload: leminh

Post on 02-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1813/3/T1_132008046_BAB II.pdf · anak, cara memberi penilaian pada anak bahkan sampai pada acara

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kemandirian Belajar

2.1.1. Pengertian Kemandirian Belajar

Menurut Tahar (2006) kemandirian belajar mendeskripsikan sebuah

proses di mana individu mengambil inisiatif sendiri, dengan atau tanpa

bantuan orang lain, untuk mendiagnosis kebutuhan belajar,

memformulasikan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih

dan menentukan pendekatan strategi belajar, dan melakukan evaluasi hasil

belajar yang dicapai. Kemandirian belajar menuntut tanggung jawab yang

besar pada diri peserta didik sehingga peserta didik berusaha melakukan

berbagai kegiatan untuk tercapainya tujuan belajar. Hiemstra (dalam

Darmayanti, 2004) menyatakan tentang kemandirian belajar sebagai bentuk

belajar yang memiliki tanggung jawab utama untuk merencanakan,

melaksanakan, dan mengevaluasi usahanya.

Menurut Gilmore (dalam Thoha, 1996) kemandirian adalah sikap

mental berdiri sendiri tercermin dalam rasa percaya diri, penuh inisiatif, dan

bertanggung jawab tanpa mengelak kemungkinan resiko yang layak.

Ciri – ciri pribadi yang mempunyai kemandirian yaitu mempunyai rasa

tanggung jawab dan memiliki pertimbangan dalam menilai problema yang

dihadapi secara intelegen(Gilmore dalam Thoha, 1996).

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1813/3/T1_132008046_BAB II.pdf · anak, cara memberi penilaian pada anak bahkan sampai pada acara

10

Berdasarkan pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa kemandirian belajar adalah suatu kebebasan belajar yang seseorang

lakukan sesuai dengan kemampuan sendiri tanpa pengaruh dari orang lain

2.1.2. Ciri-ciri Kemandirian Belajar

Menurut Gilmore dan Edward (dalam Thoha, 1996) menggabungkan

teori mengenai kepribadian yang mandiri memberikan ciri sebagai berikut:

1. Mampu berpikir kritis

Seseorang yang mampu bersikap kritis, kreatif, dan inovatif

terhadap segala sesuatu yang datang dari luar dirinya, mereka tidak

segera menerima begitu saja pengaruh dari orang lain tanpa dipikirkan

terlebih dahulu segala kemungkinan yang akan timbul, tetapi mampu

melahirkan suatu gagasan baru.

2. Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain

Seseorang yang dikatakan tidak mudah terpengaruh oleh orang

lain adalah orang yang mampu membuat keputusan secara bebas tanpa

dipengaruhi oleh orang lain dan percaya pada diri sendiri.

3. Tidak lari dan menghindari masalah

Orang yang mandiri adalah tidak lari atau menghindari masalah di

mana secara emosional berani menghadapi masalah tanpa bantuan

orang lain.

4. Memecahkan masalah dengan berpikir yang mendalam

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1813/3/T1_132008046_BAB II.pdf · anak, cara memberi penilaian pada anak bahkan sampai pada acara

11

Orang yang mandiri memiliki pertimbangan dalam menilai

problem yang dihadapi secara inteligen dan mampu menyeimbangkan

antara perasaan dan pikiran

5. Apabila menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta

bantuan orang lain.

Seseorang dapat dikatakan mandiri adalah apabila menjumpai

masalah dan berusaha memecahkan masalah oleh dirinya sendiri.

6. Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain

Ada perasaan aman dan percaya diri dalam mengajukan pendapat

yang berbeda dengan orang lain.

7. Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan

Mampu bekerja keras dan sungguh-sungguh serta berupaya

memperoleh hasil.

8. Bertanggung jawab atas tindakannya sendiri .

Dalam melakukan segala tindakan seseorang yang mandiri akan

selalu bertanggung jawab atau siap menghadapi segala resiko atau

konsekuensi dari tindakannya

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1813/3/T1_132008046_BAB II.pdf · anak, cara memberi penilaian pada anak bahkan sampai pada acara

12

2.1.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar siswa menurut

Thoha (1996) dapat dibedakan menjadi dua arah, yakni:

1. Faktor dari Dalam

Faktor dari dalam diri antara lain faktor kematangan usia dan jenis

kelamin. Anak semakin tua usianya cenderung semakin mandiri.Selain

itu intelegensi seseorang juga berpengaruh terhadap kemandirian

seseorang.

2. Faktor dari luar

Faktor dari luar yang mempengaruhi kemandirian seseorang ialah:

a. Faktor kebudayaan

Kemandirian dipengaruhi oleh kebudayaan.Masyarakat yang

maju dan kompleks tuntutan hidupnya cenderung mendorong

tumbuhnya kemandirian dibanding dengan masyarakat yang

sederhana.

b. Faktor keluarga terhadap anak

Pengaruh keluarga terhadap kemandirian anak adalah meliputi

aktivitas pendidikan dalam keluarga. Kecenderungan cara mendidik

anak, cara memberi penilaian pada anak bahkan sampai pada acara

hidup orang tua berpengaruh terhadap kemadirian anak.

Menurut Hasan Basri (2000) kemandirian belajar siswa dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu :

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1813/3/T1_132008046_BAB II.pdf · anak, cara memberi penilaian pada anak bahkan sampai pada acara

13

a. Faktor endogen (internal)

Faktor endogen (internal) adalah semua pengaruh yang bersumber

dari dalam dirinya sendiri, seperti keadaan keturunan dan konstitusi

tubuhnya sejak dilahirkan dengan segala perlengkapan yang melekat

padanya.Segala sesuatu yang dibawa sejak lahir adalah merupakan bekal

dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan individu selanjutnya.

Bermacam-macam sifat dasar dari ayah dan ibu mungkin akan didapatkan

didalam diri seseorang, seperti bakat, potensi intelektual dan potensi

pertumbuhan tubuhnya.

b. Faktor eksogen (eksternal)

Faktor eksogen (eksternal) adalah semua keadaan atau pengaruh

yang berasal dari luar dirinya, sering pula dinamakan dengan faktor

lingkungan.Lingkungan kehidupan yang dihadapi individu sangat

mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, baik dalam segi

negatif maupun positif.

Lingkungan keluarga dan masyarakat yang baik terutama dalam

bidang nilai dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk kepribadian,

termasuk pula dalam hal kemandiriannya.

2.2. Konsep Diri

2.2.1. Pengertian Konsep Diri

Konsep diri menurut Marsh (1990) merupakan gambaran mental diri

sendiri yang terdiri atas banyak pengetahuan, keterampilan, harapan, dan

penilaian terhadap diri sendiri.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1813/3/T1_132008046_BAB II.pdf · anak, cara memberi penilaian pada anak bahkan sampai pada acara

14

Yenas (2002) mengatakan konsep diri merupakan suatu sikap dari diri

sendiri sebagai suatu hal yang mempengaruhi secara keseluruhan seolah-olah

hanya dirinya saja yang mengalami masalah tersebut.

William D. Brooks(dalam Rakhmat, 2005)berpendapat bahwa konsep

diri adalah pandangan dan perasaan seseorang tentang dirinya, baik yang

bersifat fisik, sosial, maupun psikologis yang diperoleh melalui pengalaman

individu dalam interaksinya dengan orang lain.

Konsep diri dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman

berhubungan dengan orang lain. Pandangan individu tentang dirinya

dipengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain

tentang dirinya.Konsep diri terbentuk dari interaksi dengan orang dan tidak

terbentuk karena keturunan.

Konsep diri berkembang secara bertahap pada saat bayi mulai

mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain. Perkembangan konsep

diri terpacu cepat dengan perkembangan identitas.

Marsh (1992) menunjukkan bahwa hubungan antara konsep diri

dengan prestasi akademik sangat spesifik.Konsep diri secara umum dan aspek

non-akademik konsep diri tidak berhubungan dengan pekerjaan

akademik.Pengukuran secara spesifik konsep diri akademikberhubungan

sangat tinggi dengan keberhasilan pada bidang akademik. Jika prestasi

akademik dipengaruhi oleh konsep diri atau harga diri, tetapi konsep diri

merupakan prediktor lebih baik untuk melihat siswa yang berjalan lambat

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1813/3/T1_132008046_BAB II.pdf · anak, cara memberi penilaian pada anak bahkan sampai pada acara

15

atau berjalan cepat dalam belajarnya, hal itu akan terlihat bahwa ada beberapa

variabel yang ikut berpengaruh.

2.2.2. Konsep Diri Akademik

Marsh dan Shavelson (dalam Kevin McGrew, 2008) merumuskan

bahwakonsep diri akademik didefinisikan sebagai persepsi individu terhadap

efikasi diri dalam mata pelajaran akademik. Konsep diri akademik terdiri dari

mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa di sekolah. Marsh dan Shavelson

menyusun instrumen untuk mengukur konsep diri akademik yaitu ASDQ II

yang ditujukan bagi siswa kelas 7 sampai kelas 10. ASDQ II merupakan desain

baru dari pengembangan instrumen terdahulu yaitu SDQ II (Marsh&

Shavelson, 1990).Pandangan Marsh (1992) mengenai konsep diri akademik

dijabarkan sebagai berikut:

1. Bahasa Indonesia

Aspek ini termasuk dalam konsep diri akademik yang ditujukan

untuk mengetahui kemampuan, kesukaan dan ketertarikan individu

terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.

2. Bahasa Inggris

Aspek ini termasuk dalam konsep diri akademik yang ditujukan

untuk mengetahui kemampuan, kesukaan dan ketertarikan individu

terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1813/3/T1_132008046_BAB II.pdf · anak, cara memberi penilaian pada anak bahkan sampai pada acara

16

3. Bahasa Arab

Aspek ini termasuk dalam konsep diri akademik yang ditujukan

untuk mengetahui kemampuan, kesukaan dan ketertarikan individu

terhadap mata pelajaran Bahasa Arab di sekolah.

4. Sejarah

Aspek ini termasuk dalam konsep diri akademik yang ditujukan

untuk mengetahui kemampuan, kesukaan dan ketertarikan individu

terhadap mata pelajaran Sejarah di sekolah.

5. Geografi

Aspek ini termasuk dalam konsep diri akademik yang ditujukan

untuk mengetahui kemampuan, kesukaan dan ketertarikan individu

terhadap mata pelajaran Geografi di sekolah.

6. Ekonomi

Aspek ini termasuk dalam konsep diri akademik yang ditujukan

untuk mengetahui kemampuan, kesukaan dan ketertarikan individu

terhadap mata pelajaran Ekonomi di sekolah

7. Komputer

Aspek ini termasuk dalam konsep diri akademik yang ditujukan

untuk mengetahui kemampuan, kesukaan dan ketertarikan individu

terhadap mata pelajaran Komputer di sekolah.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1813/3/T1_132008046_BAB II.pdf · anak, cara memberi penilaian pada anak bahkan sampai pada acara

17

8. IPA

Aspek ini termasuk dalam konsep diri akademik yang ditujukan

untuk mengetahui kemampuan, kesukaan dan ketertarikan individu

terhadap mata pelajaran IPA di sekolah.

9. Matematika

Aspek ini termasuk dalam konsep diri akademik yang ditujukan

untuk mengetahui kemampuan, kesukaan dan ketertarikan individu

terhadap mata pelajaran Matematika di sekolah.

10. Pendidikan Jasmani

Aspek ini termasuk dalam konsep diri akademik yang ditujukan

untuk mengetahui kemampuan, kesukaan dan ketertarikan individu

terhadap mata pelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah.

11. Pendidikan Kesehatan

Aspek ini termasuk dalam konsep diri akademik yang ditujukan

untuk mengetahui kemampuan, kesukaan dan ketertarikan individu

terhadap mata pelajaran Pendidikan Kesehatan di sekolah.

12. Seni Musik

Aspek ini termasuk dalam konsep diri akademik yang ditujukan

untuk mengetahui kemampuan, kesukaan dan ketertarikan individu

terhadap mata pelajaran Seni Musik di sekolah.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1813/3/T1_132008046_BAB II.pdf · anak, cara memberi penilaian pada anak bahkan sampai pada acara

18

13. Kesenian

Aspek ini termasuk dalam konsep diri akademik yang ditujukan

untuk mengetahui kemampuan, kesukaan dan ketertarikan individu

terhadap mata pelajaran Kesenian di sekolah.

14. Kerajinan Tangan

Aspek ini termasuk dalam konsep diri akademik yang

ditujukan untuk mengetahui kemampuan, kesukaan dan ketertarikan

individu terhadap mata pelajaran Kerajinan Tangan di sekolah.

15. Pendidikan Agama

Aspek ini termasuk dalam konsep diri akademik yang ditujukan

untuk mengetahui kemampuan, kesukaan dan ketertarikan individu

terhadap mata pelajaran Agama di sekolah.

2.3. Hubungan Konsep Diri Akademik dengan Kemandirian Belajar

Asma-Tuz-Zahra,dkk (2010) mengemukakan bahwa konsep diri (persepsi

subjektif seseorang tentang diri) berpengaruh penting pada pertumbuhan dan

pengembangan.Konsep diri memberikan peranan kepada individu memiliki

dorongan terhadap aktualisasi diri. Secara pribadi konsep diri dan realitas

didefinisikan memainkan peran sangat penting dalam pemikiran humanistik, dan

individu memiliki kemandirian serta rasa tanggung jawab terhadap diri mereka

sendiri dan orang lain.

Knowles (dalam Mary Kay Svedberg, 2010) berpendapat andragogi ini

didasarkan pada setidaknya empat asumsi penting tentang karakteristik

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1813/3/T1_132008046_BAB II.pdf · anak, cara memberi penilaian pada anak bahkan sampai pada acara

19

pembelajar yang mandiri. Kemudian Knowles menambahkan asumsi yang kelima,

yaitu:

a. Konsep diri (self-concept)

Sebagai orang yang matang, konsep dirinya bergerak dari salah satu

kepribadian yang tergantung dengan yang lain menuju menjadi salah satu

manusia yang mandiri (self-directed).

b. Pengalaman (experience)

Sebagai orang yang matang, dapat mengakumulasi suatu wadah

untukbertumbuhnya pengalaman yang menjadi sumber peningkatan untuk

belajar.

c. Kesiapan untuk belajar(Readiness to learn)

Sebagai orang yang matang kesiapannya untuk belajar menjadi

semakin berorientasi kepada tugas perkembangan peran sosialnya.

d. Orientasi untuk belajar(Orientation to learning)

Sebagai orang yang matang,perspektif waktunya berubah dari salah

satu aplikasi pengetahuan yang tertuda menuju kekesiapan aplikasi, dan

sesuai orientasi ke arah perubahan pembelajaran dari salah satu keterpusatan

subjek ke salah satu keterpusatan masalah.

e. Motivasi untuk belajar (Motivation to learn)

Sebagai orang yang matang, motivasi untuk belajar adalah internal

(Knowles dalam Svedberg, 2010).

Konsep diri akademik merupakan pandangan individu kemampuan,

kesukaan dan ketertarikan individu terhadap mata pelajaran tertentu di sekolah.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1813/3/T1_132008046_BAB II.pdf · anak, cara memberi penilaian pada anak bahkan sampai pada acara

20

Siswa yang memiliki minat, kemampuan dan ketertarikan terhadap suatu mata

pelajaran di sekolah maka akan cenderung menekuni mata pelajaran tersebut.

Apabila siswa yang mempunyai konsep diri akademik yang tinggi

menghadapi masalah dalam pembelajaran maka akan secara mandiri berusaha

untuk memecahkan masalah tersebut. Hal tersebut akan menimbulkan sikap

positif terhadap mata pelajaran tertentu.

Sikap positif terhadap mata pelajaran tersebut yang membangun sikap

mandiri dalam belajar. Hiemstra (dalam Darmayanti, 2004) menyatakan tentang

kemandirian belajar sebagai bentuk belajar yang memiliki tanggung jawab utama

untuk merencanakan, melaksanakan,dan mengevaluasi usahanya. Hal yang senada

juga dikemukakan Haryono (2001) bahwakemandirian belajar perlu diberikan

kepada siswa supaya mempunyai tanggung jawabdalam mengatur dan

mendisiplinkan dirinya dalam mengembangkan kemampuan belajar ataskemauan

sendiri.

Siswa yang memiliki kemandirian belajar yang sangat tinggi dapat berpikir

kritis dan kreatif, tidak mudah terpengaruh orang lain, tidak lari dari masalah,

mampu memecahkan masalahnya sendiri tanpa bantuan orang lain, mampu belajar

dengan tekun dan disiplin, serta bertanggung jawab (Gilmore dan Edward dalam

Thoha, 1996).

Berdasarkan uraian di atas, dapat diduga bahwa konsep diri akademik akan

berpengaruh terhadap kemandirian belajar siswa.Kemandirian belajar akan

tumbuh apabila pada diri seseorang memiliki kemampuan, kesukaan dan

ketertarikan terhadap mata pelajaran sehingga siswa akan

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1813/3/T1_132008046_BAB II.pdf · anak, cara memberi penilaian pada anak bahkan sampai pada acara

21

mampumengatasipermasalahan pembelajaran yang dihadapi. Maka kemandirian

belajar muncul apabila siswa mempunyai konsep diri akademik yang baik.

2.4. Penelitian yang Relevan

Fauzi, Wawan Sukhron (2010) mengenai “Hubungan Konsep diri dan

Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pengetahuan Dasar

Teknik Mesin (PDTM) Siswa kelas X Program Teknik Permesinan SMK

Muhammadiyah 1 Kepanjen” menunjukkan bahwa 1) ada hubungan yang

signifikan antara konsep diri dengan prestasi belajar dengan p= 0,002< 0,050, 2)

ada hubungan yang sangat signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi

belajar dengan p=0,000<0,050, 3) ada hubungan yang sangat signifikan antara

konsep diri dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar yang ditunjukkan

dengn p = 0,000<0,050.

Sedangkan Muhammad Malik (2010) meneliti tentang “Hubungan Konsep

Diri dengan Kemandirian Belajar Siswa kelas X MA 1 Malang” menunjukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan kemandirian

belajar siswa yang ditunjukkan dengan p = 0,000 dan rxy= 0,702.

2.5. Hipotesis

“Ada hubungan yang signifikan antara konsep diri akademik

dengankemandirian belajar siswa kelas X SMA N 1 Klego Kabupaten Boyolali.”