skripsi pelaksanaan international standards …instruksi kerja dalam iso 9001:2008 berkurang. kata...
Post on 21-Mar-2021
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
PELAKSANAAN INTERNATIONAL STANDARDS
ORGANIZATION (ISO) 9001:2008 PADA SMK
NEGERI 1 MAKALE
ANDREW PARAMBAN
E 211 08 285
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
2013
ii
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda-tangan dibawah ini:
Nama : Andrew Paramban
NIM : E211 08 285
Program Studi : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PELAKSANAAN INTERNATIONAL
STANDARDS ORGANIZATION (ISO) 9001:2008 PADA SMK NEGERI 1
MAKALE ” benar-benar merupakan hasil karya pribadi dan seluruh sumber yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Makassar, 4 November 2013
ANDREW PARAMBAN E211 08 285
iii
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : Andrew Paramban
NIM : E211 08 285
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Judul : Pelaksanaan International Standards Organization (ISO)
9001:2008 Pada SMK Negeri 1 Makale
Telah diperiksa oleh Pembimbing dan diketahui oleh Ketua Jurusan serta
dinyatakan layak untuk diajukan ke sidang tugas karya akhir Program Sarjana
Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Hasanuddin.
Makassar, November 2013
Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Sangkala, MA NIP : 19631111 199103 1 002
Dr. H.Muhammad Yunus, MA NIP : 19591030 198703 1 002
Mengetahui, Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Prof. Dr. Sangkala, MA NIP : 19631111 199103 1 002
iv
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama Penulis : Andrew Paramban
Nomor Pokok : E211 08 285
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Judul Skripsi : Pelaksanaan International Standards Organization
(ISO) 9001:2008 Pada SMK Negeri 1 Makale
telah dipertahankan dihadapan sidang Penguji Skripsi Program Studi
Administrasi Negara Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Hasanuddin, pada Hari Jumat, Tanggal 6 Desember 2013
Penguji Skripsi,
Ketua Sidang : Prof. Dr. Sangkala, MA (..……….………)
Sekretaris Sidang : Dr. H. Muhammad Yunus, MA (..……….………)
Anggota :
Prof. Deddy T. Tikson, Ph.D (..……....………)
Dr. Hamsinah, M.Si (.............………)
Dr. H. Baharuddin, M.Si (……......………)
v
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM SARJANA
ABSTRAK
Andrew Paramban (E211 08 285), Pelaksanaan International Standards Organization (ISO) 9001:2008 Pada SMK Negeri 1 Makale, xiv + 98 halaman + 11 tabel + 6 gambar + 20 pustaka (2001-2013). Dibimbing oleh Prof. Dr. Sangkala, MA dan Dr. H.Muhammad Yunus, MA Pelaksanaan International Standards Organisation (ISO) 9001:2008 merupakan hal yang baru dalam dunia pendidikan nasional yang diadopsi dari dunia industri produk. ISO 9001 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. SMK Negeri 1 Makale sebagai suatu lembaga pendidikan formal diharapkan mampu menciptakan lulusan/tamatan yang memiliki kompetensi dan salah satu upayanya adalah dengan menerapkan standar mutu internasional ISO 9001:2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengambarkan pelaksanaan ISO 9001:2008 pada Sekolah Menengah Kejuruan SMK Negeri 1 Makale. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan International Standards Organization (ISO) 9001:2008 pada SMK Negeri 1 Makale dengan menggunakan metode PDCA (plan-do-check-act) yang dikembangkan oleh Edward Deming, kemudian diadopsi kedalam klausul-klausul yang dipersyaratkan dalam ISO 9001:2008 sebagian besar telah berjalan baik, walaupun belum terlalu maksimal ditinjau dari hasil audit internal, dimana ditemukan bahwa ketidaksesuain (KTS) minor meningkat dari tahun ke tahun yang mengindikasikan bahwa kepatuhan personil terhadap prosedur dan instruksi kerja dalam ISO 9001:2008 berkurang.
Kata kunci : Mutu, ISO 9001
vi
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM SARJANA
ABSTRACT
Andrew Paramban (E211 08 285), Implementation of the International Standards Organization (ISO) 9001:2008 At SMK Negeri 1 Makale, xiv + 98 pages + 11 table + 6 picture + 20 literature (2001-2013). Guided by Prof. Dr. Sangkala, MA and Dr. H.Muhammad Yunus, MA Implementation of the International Standards Organisation (ISO) 9001:2008 is nothing new in the world of national education which was adopted from the world of industrial products. ISO 9001 establishes requirements and recommendations for the design and assessment, which aims to ensure that the organization will provide a product that meets the requirements set. SMK Negeri 1 Makale as a formal educational institution is expected to create graduates who are competent and is one of the efforts to implement international quality standard ISO 9001:2008. The purpose of this study was to portray the implementation of ISO 9001:2008 in the Vocational School SMK Negeri 1 Makale. In this research uses descriptive qualitative method approach to data collection techniques through interview, observation and documentation Based on the results of the study it can be concluded that the implementation of the International Standards Organization (ISO) 9001:2008 SMK Negeri 1 Makale using PDCA (plan-do-check-act) developed by Edward Deming, later adopted into clauses required in ISO 9001:2008 have largely been going well, although not quite up, in terms of the results of the internal audit, which found that the non-conformance (KTS) minor increases from year to year, which indicates that compliance personnel with procedures and work instructions in ISO 9001:2008 reduced.
Keywords: Quality, ISO 9001
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat dan kasih karunianya, Ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya penulis ucapkan atas semua dukungan dan doa keluarga, juga teman-
teman sehingga skripsi yang berjudul “Pelaksanaan International Standards
Organization (ISO) 9001:2008 Pada SMK Negeri 1 Makale” ini, dapat penulis
selesaikan dengan baik. Penulis menyusun skripsi ini sebagai karya ilmiah yang
merupakan persyaratan memperoleh gelar kesarjanaan pada Program Studi Ilmu
Administrasi Jurusan Ilmu Politik Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Hasanuddin.
Penulis sangatlah menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi teknik penulisan maupun dari segi
isinya. Untuk itu, penulis menerima segala bentuk usul, saran ataupun kritikan
yang sifatnya membangun demi penyempurnaan berikutnya.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari berbagai
rintangan, mulai dari pengumpulan literatur, pengumpulan data sampai pada
pengolahan data maupun dalam tahap penulisan. Namun dengan kesabaran dan
ketekunan yang dilandasi dengan rasa tanggung jawab selaku mahasiswa dan
juga bantuan dari berbagai pihak, baik material maupun moril, akhirnya skripsi ini
dapat diselesaikan.
Olehnya itu dalam kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan rasa
Terima Kasih setulus hati kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Idrus Paturusi, Sp. BO. FICS, selaku Rektor Universitas
Hasanuddin yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
viii
menyelesaikan studi Strata Satu (S1) di kampus terbesar di Indonesia Timur
ini, Universitas Hasanuddin.
2. Bapak Prof. Dr. Hamka Naping, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Hasanuddin beserta seluruh stafnya.
3. Bapak Prof.Dr.Sangkala,MA dan Ibu Dr.Hj. Hamsinah M.Si ,selaku ketua
dan sekretaris jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
4. Bapak Prof. Dr. Sangkala, MA dan Dr. H.Muhammad. Yunus, MA selaku
pembimbing penulis yang telah banyak memberikan masukan dan waktunya
untuk penyelesaian.
5. Bapak Dr. Suryadi Lambali, MA sebagai Penasihat Akademik penulis.
Terimakasih atas bimbingannya selama penulis kuliah.
6. Seluruh Dosen di lingkungan jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin yang sudah memberikan banyak
ilmunya kepada penulis baik di ruang-ruang kuliah maupun di luar waktu
kuliah.
7. Seluruh Staf di lingkungan jurusan ilmu administrasi Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik Kak Aci, Ibu Ina, Ibu Ani dan Pak Lili yang selalu
memberikan pelayanan yang terbaik kepada penulis selama menuntut ilmu
di jurusan ilmu administrasi.
8. Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Makale, Drs. Martinus Samben, MM beserta
jajaran stafnya yang selama ini telah memberikan kesempatan dan
menerima saya dengan baik untuk meneliti di SMK Negeri 1 Makale.
9. Kedua orang tua penulis yang tercinta, Ayahanda Pieter Paramban dan
Ibunda (Almh,) Dalma Hasna yang telah melahirkan saya, yang telah
mencurahkan seluruh kasih sayang, merawat dan membimbing penulis
ix
dengan penuh cinta dan kasih sayang yang hingga kapanpun penulis takkan
bisa membalasnya.
10. Saudara-saudaraku tersayang Kakak Theresia Paramban, Kakak Inggrid
Paramban, dan Adik Agnes Paramban. yang selalu memberikan dorongan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Seluruh Keluarga Paramban yang telah banyak membantu baik itu Doa
maupun Materi. Om Frans, Om Simeng, Tante Lince, dan Paulus
Patampang. Terima Kasih atas banyak bantuannya. Buat Apo dan Akung
terkasih yang telah merawat dan membimbing saya, selalu menjadi dari
sosok panutan buat saya.
12. Seluruh Keluarga di Makassar, Pak Toper Sekeluarga yang begitu banyak
memberikan bantuan yang tak ternilai harganya selama penulis
menyelesaikan kuliahnya di Makassar.
13. Sahabat-sahabat di PMKO yang selalu menjadi teman berbagi suka dan
duka semasa kuliah. Jansen, Ivan, Efrianto, Okta, Apri, Btr, Eric, Rano,
Victor, Galih dan Seluruh Aset C181 , Senior dan Adek-adek
14. Teman-teman BRAVO 08 yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang
telah menjadi sumber inspirasi selama masa perkuliahan penulis.
15. Kepada kakak Prima Permatasari yang sudah bersabar menemani dan
menyumbangkan waktu, tenaga, pikiran, dan masih banyak lagi yang
penulis tidak bisa uraikan dengan kata-kata.
16. Seluruh keluarga, rekan, sahabat dan yang memberikan bantuan yang
semuanya tak bisa penulis sebutkan satu persatu dan telah banyak
membantu penulis dalam penyelesaian studi penulis.
x
Selain itu, penulis juga mengucapkan permohonan maaf yang sedalam-
dalamnya jika penulis telah banyak melakukan kesalahan dan kekhilafan, baik
dalam bentuk ucapan maupun tingkah laku, semenjak penulis menginjakkan kaki
pertama kali di Universitas Hasanuddin hingga selesainya studi penulis. Semua
itu adalah murni dari penulis sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari
kesalahan dan kekhilafan
Akhirnya, penulis berharap bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Semoga semua ini
dapat bernilai baik di mata Tuhan. Sekian dan terimakasih.
Makassar, 4 November 2013
Penulis
xi
DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR JUDUL ........................................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. iv
ABSTRAK ..................................................................................................................... v
ABSTRACK ................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
I.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8
I.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 10
II.1 Konsep Mutu ........................................................................................... 10
II.1.1 Pengertian Mutu .........................................................................10
II.1.2 Indikator Mutu Pendidikan ......................................................... 12
II.1.3 Sumber-Sumber Mutu ................................................................ 13
II.2 Konsep Jasa .............................................................................................15
II.2.1 Pengertian Jasa Pendidikan ...................................................... 15
II.2.2 Karakteristik Jasa Pendidikan .................................................... 15
II.3 Penjaminan Kualitas (Quality Assurance) ..................................................16
II.3.1 Konsep Penjaminan Kualitas ..................................................... 16
II.3.2 Elemen-Elemen Dalam Penjaminan Kualitas ............................ 17
II.3.2 Standar Penjaminan Kualitas ..................................................... 18
II.3.4 Penjaminan Kualitas Dengan ISO 9000 ......................................20
II. 4. Konsep Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 ........................................... 21
II. 4.1 Pengertian ISO 9000 ................................................................ 21
II. 4.2 Penerapan ISO 9001:2008 ....................................................... 22
II. 4.3 Manfaat Penerapan ISO 9001 ...................................................24
II. 4.4 Persyaratan standar (Klausul) ISO 9001:2008 .......................... 25
II. 4.5 Aplikasi PDCA dalam ISO 9001 ................................................ 30
II. 5 Kerangka Pikir ..........................................................................................35
xii
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................. 36
III. 1 Pendekatan Penelitian......................... ....................................................36
III. 2 Jenis dan Dasar Penelitian ......................................................................36
III. 3 Tempat Penelitian ...................................................................................37
III. 4 Fokus Penelitian ......................................................................................37
III. 5 Informan........ ..........................................................................................38
III. 6 Jenis Dan Sumber Data ..........................................................................39
III. 7 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 39
III. 8. Teknik Analisis Data ..............................................................................41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 43
IV. 1 Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................... 43
IV. 1.1 Sejarah SMK Negeri 1 Makale................................................. 43
IV. 1.2 Visi Dan Misi Sekolah .............................................................. 44
IV. 1.3 Kondisi Pegawai ...................................................................... 45
IV. 1.4 Tenaga Pengajar (Guru) ...........................................................46
IV. 1.5 Program Pendidikan ................................................................ 47
IV. 1.6 Fasilitas Pendidikan ..................................................................49
IV. 1.7 Struktur Organisasi ................................................................. 49
IV. 2 Hasil Penelitian .......................................................................................51
IV. 2.1 Pelaksanaan ISO 9001:2008 Pada SMK Negeri 1 Makale ......51
IV. 2.2 Pelaksanaan Prinsip PDCA (Plan-Do-Check-Act) dalam
ISO 9001:2008 di SMK Negeri 1 Makale ............................54
IV.3 Pembahasan ............................................................................................78
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................................91
VI. 1 Kesimpulan ........................................................................................... 91
VI. 2 Saran................................ ..................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA.... ................................................................................................ xv
LAMPIRAN.............................................................................................................. ... xviii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Model Hierarki Dokumentasi SMM ISO 9001:2008 .................................23
Gambar 2. Model Proses Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 ....................................28
Gambar 3. Gambaran Pendekatan Proses .................................................................29
Gambar 4. Konsep PDCA Dalam model ISO 9001 .....................................................34
Gambar 5. Kerangka Pikir ...........................................................................................35
Gambar 6. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Makale ................................................50
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Contoh Penjaminan Kualitas Formal..............................................................18
Tabel 2. Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001............................................26
Tabel 3.Tenaga Kependidikan dan Kebutuhan Pegawai..............................................46
Tabel 4. Jumlah Tenaga Guru......................................................................................47
Tabel 5. Data Siswa Per Tingkat pada SMK Negeri 1 Makale.....................................48
Tabel 6. Tim ISO 9001:2008 SMK Negeri 1 Makale.....................................................58
Tabel 7. Laporan Ketidaksesuaian (KTS) Hasil Audit Internal SMM ISO
9001:2008 Tahun 2012.....................................................................................76
Tabel 8. Pelaksanaan Metodologi Peningkatan Berkelanjutan Dalam
Sistem Manajemen Mutu ISO...........................................................................79
Tabel 9. Laporan Ketidaksesuaian (KTS) Hasil Audit Internal Ke-1 SMM ISO
9001:2008.........................................................................................................85
Tabel 10. Laporan Ketidaksesuaian (KTS) Hasil Audit Internal Ke-2 SMM ISO
9001:2008.........................................................................................................86
Tabel 11.Laporan Ketidaksesuaian (KTS) Hasil Audit Internal Ke-3 SMM ISO
9001:2008............................,............................................................................87
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetisi di berbagai bidang baik
ekonomi, politik, budaya, sosial dan lain sebagainya. Kondisi seperti ini menuntut
masyarakat untuk menyadari segala kemampuan yang dimiliki agar mampu
menghadapi tantangan tersebut. Salah satu faktor yang dapat merubah
masyarakat adalah keterampilan dan kreativitas. Oleh karena itu, saat ini yang
diperlukan adalah bagaimana menciptakan kehidupan yang lebih baik melalui
manusia berkualitas. Manusia yang berkualitas tersebut meliputi aspek fisik,
mental maupun spriritual.
Masalah pengganguran adalah masalah serius yang saat ini dialami oleh
pemerintah, menurut data dari Kementerian Tenaga Kerja Dan Transmigrasi,
saat ini masih ada 7,24 juta orang di Indonesia yang menganggur
(Republika.co.id, 13 November 2012) sedangkan menurut data dari Dinas
Tenaga Kerja Sulsel, setiap tahunnya jumlah pencari kerja di sulsel bertambah
sampai 100 ribu orang, pada tahun 2011 jumlah tenaga kerja yang mampu
terserap hanya 25 ribu orang (Tribun-timur.com, 21 Februari 2012. 19:37 WITA).
Juga Berdasarkan Sumber Dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja, Dan Transmigrasi
(Dinsosnakertrans) Kabupaten Tana Toraja tahun 2013, jumlah pengangguran di
kabupaten Tana Toraja masih cukup tinggi, hal ini terbukti dari jumlah pencari
kerja yang mengurus kartu kuning hingga juni 2013 sebanyak 4.505 orang dari
berbagai tingkatan pendidikan.(sindonews.com, 16 juli 2013. 16.42 WITA).
2
Membahas mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan
memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Pemerintah telah berusaha untuk mewujudkan pembangunan
pendidikan yang lebih berkualitas, hal ini dapat dilihat dari pengembangan dan
perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan,
pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga
pendidikan lainnya, tetapi dalam kenyataannya upaya pemerintah tersebut belum
cukup berarti dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Pada Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 3, menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Hal ini bermakna bahwa masyarakat Indonesia diharapkan
mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki.
Salah satu sarana untuk membangun masyarakat adalah Sekolah.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan mengemban amanat masyarakat untuk
membantu menciptakan siswa yang memiliki kualitas yang diharapkan. Hal ini
sesuai dengan Visi Pendidikan Nasional tahun 2020 yaitu: “Terwujudnya
bangsa, masyarakat, dan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi, maju, dan
mandiri. Dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas tinggi maka pemerintah
menerapkan pemerataan kesempatan pendidikan yang bermutu pada semua
3
jalur, jenis dan jenjang pendidikan. Termasuk dalam kebijakan ini adalah
pengembangan pendidikan kejuruan (SMK).
Pendidikan kejuruan merupakan sebuah program strategis yang
diharapkan mampu menyediakan tenaga kerja tingkat menengah, dan
diharapkan mampu mengurangi penggangguran. Untuk meningkatkan sumber
daya manusia, pemerintah Indonesia saat ini telah mencoba untuk mempertinggi
rasio SMK menjadi lebih besar daripada SMA. Pada akhir 2006 rasio jumlah
SMA : SMK diupayakan menjadi 60:40. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat
pertumbuhan SDM di tingkat menengah yang siap kerja, cerdas, dan kompetitif
yang pada akhirnya mengurangi jumlah pengangguran.
Sejalan dengan itu, dalam upaya peningkatan mutu pendidikan kejuruan,
Direktorat Pembinaan SMK berhasrat pada tahun 2014 mewujudkan visi:
“Terselenggaranya layanan prima pendidikan menengah kejuruan untuk
membentuk lulusan SMK yang berjiwa wirausaha, cerdas, siap kerja, kompetitif,
dan memiliki jati diri bangsa, serta mampu mengembangkan keunggulan lokal
dan dapat bersaing di pasar global”. Dengan visi ini diharapkan SMK mampu
menciptakan manusia Indonesia yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM).
SDM adalah salah satu faktor dalam persaingan global, sehingga dengan
menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya
saing tinggi diharapkan mampu memenangi persaingan global.
Edward Sallis menyatakan bahwa sebab-sebab rendahnya mutu
pendidikan biasa disebabkan oleh beberapa sumber yang mencakup desain
kurikulum yang lemah, bangunan yang tidak memenuhi syarat, lingkungan kerja
yang buruk, system dan prosedur yang tidak sesuai, jadwal kerja yang
4
serampangan, sumberdaya yang kurang, dan pengembangan staff yang tidak
memadai (Sallis 2011:104).
Salah satu upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan
menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 yang telah ditetapkan sebagai
standar mutu internasional. Standar ISO 9001 : 2008 adalah persetujuan
terdokumentasi yang berisi spesifikasi dan kriteria lainnya untuk digunakan
secara konsisten sebagai peraturan, petunjuk atau definisi karakteristik untuk
memastikan bahwa material, produk. Dalam dunia pendidikan produk yang
dimaksud lulusan atau jasa pendidikan, proses dan layanan sesuai dengan
tujuannya. (Purwadi 2012:29)
Fokus ISO adalah Persyaratan minimal untuk menerapkan sistem
manajemen mutu, merupakan standar sistem manajemen mutu atau standar
percepatan layanan bukan standar Produk, sebagai acuan untuk meninjau
keefektifan sistem manajemen mutu, bertujuan untuk memenuhi persyaratan
pelanggan, dan dapat diterapkan untuk internal sekolah, organisasi, lembaga,
kelompok, untuk memperoleh sertifikasi atau tujuan kontrak (Purwadi 2012:30).
Proses sertifikasi ISO meliputi penyusunan program kualitas yang memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan. Sertifikasi ISO 9001:2008 sendiri, merupakan
pengakuan internasional terhadap sistem manajemen mutu (quality management
system) suatu organisasi, juga merupakan pengakuan bahwa suatu organisasi
telah menerapkan ISO 9001:2008 yang merupakan titik awal atau gerbang untuk
memasuki era sistem manajemen mutu internasional dalam upaya mencapai
kinerja yang lebih baik.
Tujuan dari pelaksanaan ISO adalah untuk mempromosikan arus
pertukaran barang dan jasa internasional melalui pengembangan stadarisasi,
5
sedangkan tujuan riil konsep ISO adalah meningkatkan kualitas dengan
memberikan panduan pada institusi atau organisasi dengan kriteria yang dapat
mereka pergunakan untuk menetapkan dan mengukur sistem kualitas (Ariani
2003: 141). ISO adalah alat pemasaran yang sangat jitu bagi organisasi dengan
menunjukkan logo registrasinya. Salah satu keuntungan utamanya adalah
lembaga-lembaga akan mengupayakan disiplin untuk menspesifikasikan dan
mendokumentasikan sistem mutu mereka dengan mendapatkan akreditasi dari
pihak ketiga (Edward Sallis 2011:121).
Kesuksesan penerapan prinsip manajemen mutu tersebut diharapkan
mampu menghasilkan manfaat bagi peningkatan kinerja untuk mencapai tujuan
meningkatnya kualitas mutu pendidikan. Dengan penerapan manajemen mutu
ISO 9001:2008, diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang mampu bersaing
baik di tingkat nasional maupun internasional. Penerapan sistem manajemen
mutu yang konsisten SMK sebagai lembaga yang menerapkan manajemen mutu
akan menghasilkan tenaga kerja dengan mutu yang lebih terjamin bagi
perusahaan dan dunia industri.
Robert Caine, Presiden American Society for Quality Control (ASQC)
Menyatakan “Agar ISO berjalan dengan baik, hal itu harus melampaui laporan
konsultan kualitas yang didatangkan atau professional kualitas internal. Orang-
orang diseluruh organisasi itu harus menyadari standar tersebut. Orang di bagian
produksi, pembelian, dokumentasi, dilapangan, orang dalam pekerjaan pasca
produksi, semua harus menerima standar, memiliki, terlibat dalam seluruh proses
tersebut. (Patterson 2010:8). Dari pernyataan tersebut, bila dikaitkan dengan
penggunaan ISO pada dunia pendidikan dapat diambil makna bahwa itu
melaksanakan ISO secara maksimal, dibutuhkan komitmen yang tinggi karena
6
inti dari ISO adalah komitmen terhadap pengembangan terus menerus, bukan
hanya dari top management tetapi seluruh komponen-kompenen yang berada
pada lingkungan sekolah harus memahami betul apa yang dimaksud dengan
ISO dan bagaimana bekerja dibawah sistem ISO.
SMK Negeri I Makale merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan
yang telah menerapkan standar internasional ISO 9001:2008. Sistem
manajemen mutu tersebut telah diimplementasikan oleh SMK Negeri 1 Makale
sejak tahun 2006 dan telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2008 dari PT. Tuv
Rheinland Indonesia sebagai lembaga pemberi sertifikasi mutu internasional.
Dengan pelaksanaan ISO 9001:2008 pada SMK Negeri 1 Makale artinya bahwa
sekolah telah menetapkan suatu metodologi peningkatan terus-menerus yang
lebih dikenal sebagai pendekatan Plan-Do-Check-Act (PDCA). Gaspersz (2012)
Gaspersz (2012) mengemukakan bahwa standar ISO 9001
mempromosikan suatu adopsi dari pendekatan proses ketika mengembangkan,
menerapkan, dan meningkatkan sistem manajemen mutu. Pendekatan proses
artinya bahwa setiap aktivitas, atau sekumpulan aktivitas, yang menggunakan
sumber-sumber daya untuk mentransformasikan input menjadi output dapat
dipertimbangkan sebagai suatu proses. Pendekatan proses bertujuan untuk
mencapai suatu siklus dinamik dari peningkatan terus menerus.
Dalam proses pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 ini
tentu saja tidak luput dari berbagai masalah yang terjadi, idealnya pelaksanaan
sistem manajemen mutu ISO 9001 berarti suatu komitmen terhadap
pengembangan terus-menerus. Berdasarkan hasil Observasi awal dan
wawancara awal saya kepada staff pegawai di SMK Negeri 1 Makale, ditemukan
berbagai kendala. Adapun kendala yang berkaitan dengan pelaksanaan ISO
7
9001 adalah masih adanya personil-personil yang belum memahami betul apa
yang dimaksud dengan ISO, khusus pada staff tingkat bawah. Kemudian kendala
lain dari pelaksanaan ISO 9001 adalah kurangnya sumber daya manusia yang
mamadai untuk menjalankan sistem ISO, seperti yang diketahui dalam
pelaksanaan ISO, pada prinsipnya apa yang dikerjakan itu dicatat dan apa yang
dicatat dikerjakan, seluruh aktivitas layanan memerlukan prosedur yang
terdokumentasikan, sedangkan para personil kadang tidak mempunyai waktu
untuk mendokumentasikan itu semua dikarenakan banyaknya kesibukan lain dan
padatnya waktu mengajar.
Kendala lain dari pelaksanaan ISO di SMK Negeri 1 Makale adalah
terbatasnya dana anggaran untuk mendukung program pelaksanaan ISO.
Seperti yang diketahui ISO adalah skema penilaian pihak ketiga artinya segala
sistem yang berlaku di sekolah dinilai oleh suatu lembaga sertifikasi
internasional, dan untuk mendapatkan pengakuan dari lembaga sertifikasi
tersebut tentu mengeluarkan biaya yang bisa dibilang tidak sedikit. Hal ini
menjadi sebuah dilema bagi sekolah, disatu sisi sekolah ingin mendapatkan
pengakuan internasional dan disisi lain biaya ‘pengakuan’ tersebut tentu
‘menguras’ anggaran dari sekolah.
Masalah lain yang pelaksanaan ISO 9001 adalah komitmen dari personil
untuk menjalankan sistem ini. Patterson (2010) mengatakan bahwa alasan
terburuk untuk mematuhi ISO adalah karena terpaksa. Perlu diketahui bahwa
pelaksanaan ISO 9001 pada SMK Negeri 1 Makale awalnya adalah karena
tuntutan Program RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional), dimana salah
satu syarat utama untuk mendapatkan status sekolah bertaraf internasional
adalah pelaksanaan ISO pada sekolah. Pasca Mahkamah Konstitusi (MK)
8
menghapuskan kebijakan RSBI, semangat sebagian beberapa orang pegawai
untuk tetap menjalankan dan mematuhi ISO boleh dikatakan menurun.
Dengan melihat uraian masalah tersebut di atas, maka penulis
bermaksud mengadakan penelitian berjudul: Pelaksanaan International
Standards Organization (ISO) 9001:2008 Pada Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Negeri 1 Makale
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan tersebut diatas,
maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
Pelaksanaan ISO 9001:2008 Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1
Makale?”
I.3 Tujuan Penelitian
Untuk lebih mengarahkan pada persoalan yang ada pada rumusan
masalah, maka perlu satu tujuan yang jelas, Adapun tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini, adalah untuk mengambarkan pelaksanaan ISO 9001:2008
pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Makale
I.4 Manfaat Penelitian
Dengan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan
memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, sebagai pengalaman langsung untuk melihat kenyataan di
lapangan dan menambah serta memperluas pengetahuan penulis
dalam melaksanakan penelitian.
9
b. Bagi SMK Negeri 1 Makale sebagai bahan pertimbangan untuk
tercapainya tujuan pendidikan berkualitas yang diselenggarakan di
tingkat sekolah (SMK)
2. Manfaat Teoritis
a. Sebagai syarat akademis untuk menempuh ujian sidang S1 Program
Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin.
b. Memberikan sumbangan berupa tambahan wawasan atau sumbangan
pemikiran mengenai Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 bagi
masyarakat luas pada umumnya.
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan penelitian
selanjutnya.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Konsep Mutu
II. 1.1 Pengertian Mutu
Dalam kamus Indonesia-Inggris kata kualitas memiliki arti dalam bahasa
inggris quality, artinya taraf atau tingkatan kebaikan; penilaian sesuatu. Jadi mutu
berarti kualitas atau nilai kebaikan suatu hal. Istilah ini banyak digunakan dalam
bisnis, rekayasa, dan manufaktur dalam kaitannya dengan teknik dan konsep
untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa yang dihasilkan.
Menurut Fandy Tjiptono & Gregorius Chandra (2007:308) “ Mutu suatu
produk adalah kondisi fisik, sifat, dan kegunaan suatu barang yang dapat
memberi kepuasan konsumen secara fisik maupun psikologis sesuai dengan
nilai uang yang dikeluarkan.” Maksud produk disini adalah jasa.
Mutu adalah salah satu hal yang selalu dipertimbangkan oleh seorang
pelanggan dalam membeli suatu produk (baik barang maupun jasa). Pelanggan
mempunyai angan-angan tentang perasaan mereka yang ingin mereka rasakan
ketika mereka menikmati pelayanan yang telah mereka bayar
Fandy Tjiptono & Anastasia Diana (2003:3) mengutip Goetsh dan Davis
(1994, p. 4) membuat defenisi mengenai kualitas yang lebih luas cakupannya.
Defenisi tersebut adalah. “Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan”.
Sedangkan menurut Feigenbaum dalam Ariani (2003:8) mendefinisikan
Mutu merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang meliputi
11
marketing, engineering, manufacture, dan maintenance, dimana produk dan jasa
tersebut dalam pemakainya akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan
pelanggan
Pendapat lain tantang mutu dikemukakan Prawirosentomo (2001), beliau
mendefinisikan mutu sebagai berikut. “Mutu suatu produk adalah suatu kondisi
fisik, sifat, dan kegunaan suatu barang yang dapat member kepuasan konsumen
secara fisik maupun psikologis, sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan”.
Dalam perbendaharaan istilah ISO 8420 dan dari Standar Nasional
Indonesia (SNI 19-8402-1991) Mutu adalah keseluruhan ciri dan karakteristik
produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan baik yang
dinyatakan secara tegas maupun tersama. Istilah kebutuhan diartikan sebagai
spesifikasi yang tercantum dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang harus
didefinisikan terlebih dahulu.
Hal yang penting dipikirkan dalam upaya pencapaian kesempurnaan
produk maupun jasa pelayanan adalah masalah-masalah yang ada dalam
segenap aktivitas penciptaan produk maupun yang melebihi dari apa yang
menjadi harapan konsumen. Pada prinsipnya, harapan konsumen terletak pada
masalah-masalah harga dan tingkat kualitas yang ditawarkan. Dengan demikian,
harapan dapat diartikan sebagai bagian dari indikator pengubah kinerja kualitas
selain sebagai bagian dari indikator segmentasi pasar.
Jika dilihat dari korelasi mutu dengan pendidikan, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Dzaujak Ahmad dalam Umiarso (2011:124), bahwa mutu
pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional
dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah,
12
sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut
norma atau standar yang berlaku
II. 1.2 Indikator Mutu Pendidikan
Indikator yang dapat dijadikan tolok ukur dalam mutu pendidikan menurut
Nur Hasan dalam Umiarso (2011,132) yaitu hasil akhir pendidikan, hasil
langsung pendidikan ( hasil langsung inilah yang dipakai sebagai titik tolak
pengukuran mutu pendidikan suatu lembaga pendidikan, misalnya tes tertulis,
daftar cek, anekdot, skala rating, dan skala sikap), proses pendidikan, instrument
input (alat interaksi dengan raw input, yakni siswa), serta raw input dan
lingkungan.
Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu dalam hal ini berpedoman
pada konteks hasil pendidikan yang mengacu pada prestasi yang dicapai oleh
sekolah setiap kurun waktu tertentu ( misalnya: setiap semester, setahun, 5
tahun, dan sebagainya). Prestasi yang dicapai dapat berupa hasil tes
kemampuan akademis (misalnya: ulangan umum, ujian nasional, dll) atau
prestasi dibidang lain (misalnya: dalam cabang olah raga atau seni). Bahkan
prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible),
seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, dan sebagainya.
Dalam proses pendidikan yang bermutu, tercakup berbagai input, seperti
bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai
kemampuan guru), administrasi, sarana dan prasarana, sumber daya lainnya,
serta penciptaan suasana yang kondusif. Manajemen sekolah menyingkronkan
berbagai input tersebut atau menyinergikan semua komponen antara interaksi
(proses) belajar mengajar, baik antara guru, siswa, dan sarana pendukung di
kelas maupun diluar kelas, baik konteks kurikuler maupun ekstrakurikuler, baik
13
dalam lingkup substansi akademis maupun non akademis dalam suasana yang
mendukung proses pembelajaran.
Antara proses dan pendidikan yang bermutu saling berhubungan. Akan
tetapi, agar proses itu tidak salah arah, maka mutu dalam arti hasil output harus
dirumuskan terlebih dahulu oleh sekolah, dan target yang akan dicapai untuk
setiap tahun kurun waktu tertentu harus jelas. Selain itu, berbagai input dan
proses harus selalu mengacu pada mutu hasil output yang ingin dicapai.
II. 1.3 Sumber-Sumber Mutu
Manajemen Mutu di lingkungan organisasi non profit, termasuk
pendidikan, tidak mungkin diwujudkan jika tidak didukung dengan tersedianya
sumber-sumber untuk mewujudkan mutu atau kualitas proses dan hasil yang
akan dicapai.
Di lingkungan organisasi yang kondisinya sehat, terdapat berbagai
sumber kualitas yang dapat mendukung pelaksanaan manajemen mutu secara
maksimal (Umiarso 2011:139). Beberapa sumber Mutu tersebut yaitu:
a. Komitmen Pucuk Pimpinan (Kepala Sekolah) terhadap kualitas
Komitmen ini sangat penting karena berpengaruh langsung pada setiap
pembuatn keputusan dan kebijakan, pemilihan serta pelaksanaan
program dan proyek, pemberdayaan SDM, dan pelaksanaan control.
Tanpa komitmen ini, tidak mungkin diciptakan dan dikembangkan
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang berorientasi pada produk
dan pelayanan umum
b. Sistem Informasi Manajemen
Sumber ini sangat penting karena usaha melaksanakan semua fungsi
manajemen yang berkualitas sangat tergantung pada ketersediaan
14
informasi dan data yang akurat, lengkap, dan terjamin kekiniannya sesuai
dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas pokok organisasi
c. Sumber Daya Manusia yang potensial
SDM di lingkungan sekolah sebagai asset bersifat kuantitatif, dalam arti
dapat dihitung jumlahnya. Di samping itu, SDM juga merupakan potensi
yang berkewajiban melaksanakan tugas pokok organisasi (sekolah) untuk
mewujudkan eksistensinya. Kualitas pelaksanaan tugas pokok sangat
ditentukan oleh potensi yang dimiliki oleh SDM, baik yang telah
diwujudkan dalam dalam prestasi kerja maupun yang masih bersifat
potensial dan dapat dikembangkan.
d. Keterlibatan Semua fungsi
Semua fungsi dalam organisasi sebagai sumber kualitas sama
pentingnya antara satu dengan lainnya, yaitu sebagai satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Untuk itu, semua fungsi harus dilibatkan secara
maksimal sehingga saling menunjang satu dengan yang lainnya.
e. Filsafat perbaikan kualitas secara berkesinambungan
Sumber-sumber kualitas yang ada bersifat sangat mendasar, karena
tergantung pada kondisi pucuk pimpinan (kepala sekolah) yang selalu
menghadapi kemungkinan dipindahkan atau dapat memohon
dipindahkan.
II. 2 Konsep Jasa
II. 2.1 Pengertian Jasa Pendidikan
Dewasa ini pendidikan memegang peranan penting dalam
mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Akan tetapi,
minat dan perhatian pada aspek kualitas jasa pendidikan dikatakan baru
15
berkembang dalam satu dekade terakhir. Keberhasilan jasa pendidikan
ditentukan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas pada para pelanggan
jasa pendidikan tersebut (siswa/peserta didik).
Fandi Tjiptono dalam Rochaety (2006:102) Mengemukakan pengertian
jasa adalah aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
Dalam hal ini jasa berupa suatu kegiatan yang bermanfaat bagi pihak lain dalam
memenuhi keinginan dan kebutuhannya.
Sedangkan Berry seperti dikutip Rochaety (2006:102) mengemukakan
bahwa Jasa dapat diartikan sebagai Unjuk kerja (performance) ataupun prosedur
kerja, tindakan dan aktivitas (deeds), maupun proses yang dilakukan oleh
seseorang atau institusi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumennya.
II. 2.2 Karakteristik Jasa Pendidikan
Menurut Kotler dan Fox dalam Rochaety (2006:104) bahwa karakteristik
jasa pendidikan antara lain:
1. Lembaga pendidikan termasuk jasa murni (pure services), dimana
pemberian jasa yang dilakukan didukung alat kerja atau sarana
pendukung semata, seperti ruangan kelas, kursi, meja, dan buku-buku.
2. Jasa yang diberikan lembaga pendidikan membutuhkan kehadiran
penggunan jasa (siswa). Jadi, dalam hal ini pelanggan yang mendatangi
lembaga pendidikan untuk mendapatkan jasa yang diinginkan.
3. Penerima jasa pendidikan adalah orang (people), jadi merupakan
pemberian jasa yang berbasis orang. Jadi berdasarkan hubungan dengan
pengguna jasa (siswa adalah high contact system yaitu hubungan
pemberi jasa dengan pelanggan tinggi). Pelanggan dan penyedia jasa
16
terus berinteraksi selama proses pemberian jasa berlangsung. Untuk
menerima jasa pendidikan, pelanggan harus menjadi bagian sistem
lembaga pendidikan tersebut.
4. Hubungan antara lembaga pendidikan dengan pelanggan adalah
berdasarkan member relationship, yaitu pelanggan adalah berdasarkan
member relationship, yaitu pelanggan telah menjadi anggota lembaga
pendidikan tersebut, sistem pemberian jasanya secara terus-menerus
dan teratur sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan.
II. 3 Penjaminan Kualitas (Quality Assurance)
II. 3.1 Konsep Penjaminan Kualitas
Menurut Elliot, 1993 dalam Ariani (2003:121) Penjaminan Kualitas
(Quality Assurance) adalah seluruh rencana dan tindakan sistematis yang
penting untuk menyediakan kepercayaan yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan tertentu dari kualitas.
Sementara itu menurut Gryna (1988), penjaminan kualitas adalah (quality
assurance) merupakan kegiatan untuk memberikan bukti-bukti untuk
membangun kepercayaan bahwa kualitas dapat berfungsi secara efektif. (Ariani
2011:122). Tujuan dari penjaminan kualitas (assurance) terhadap Kualitas
menurut Yorke (1997) antara lain sebagai berikut:
1. Membantu memperbaiki dan peningkatan secara terus-menerus dan
berkesinambungan melalui praktek yang terbaik dan mau
mengadakan inovasi.
2. Memudahkan mendapat bantuan, baik pinjaman uang atau fasilitas
atau bantuan lain dari lembaga yang kuat dan dapat dipercaya.
17
3. Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan waktu
secara konsisten, dan bila mungkin, membandingkan standar yang
telah dicapai dengan standar pesaing.
4. Menjamin tidak akan adanya hal-hal yang tidak dikehendaki
Dalam melaksanakan quality Assurance di sekolah, Menurut Bahrul
Hidayat dalam Umiarso (2011: 149) sekolah harus: Menekankan pada kualitas
hasil belajar, Hasil kerja siswa harus dimonitor secara terus-menerus, informasi
dan data dari sekolah dikumpulkan serta dianalisis untuk memperbaiki proses di
sekolah, dan semua pihak mulai kepala sekolah, guru, pegawai administrasi, dan
juga orang tua siswa harus memiliki komitmen untuk bersamaa mengevaluasi
kondisi sekolah yang kritis dan berusaha untuk memperbaiki.
II. 3.2 Elemen-Elemen Dalam Penjaminan Kualitas.
Menurut teminologi bahasa, Kualitas adalah tingkat kesempurnaan yang
sifatnya relatif, bukan absolut. Oleh karena itu, kualitas memiliki arti yang
berbeda untuk orang-orang yang berbeda, tetapi defenisi secara garis besar
dapat dibaca “kualitas adalah keseluruhan cirri atau karakteristik yang berkaitan
dengan kemampuan memuaskan kebutuhan tertentu”. Kegiatan penjaminan
kualitas mempunyai beberapa komponen yang harus diperhatikan. Menurut Patel
(1994) dalam Ariani (2011:124-125), terdapat tiga komponen dalam Quality
Assurance yaitu:
1. Kualitas Pelanggan, yang menunjukkan apakah kebutuhan pelanggan
dapat dipenuhi dengan produk atau jasa yang ada. Hal ini dapat
diketahui dengan mengukur tingkat kepuasan pelanggan.
2. Kualitas Professional, yang menunjukkan apakah kebutuhan
pelanggan secara professional, dan apakah prosedur dan standar
18
professional yang dipercaya untuk menghasilkan produk dan jasa
yang diinginkan dapat tetap terpelihara dengan baik.
3. Kualitas Proses, yang merupakan desain dan operasional dalam
proses produksi atau pelayanan dengan menggunakan sumber daya
yang ada secara efisien untuk memenuhi kebutuhan dan harapan
pelanggan.
Ketiga komponen tersebut harus dipenuhi dan harus ada dalam kegiatan
penjaminan kualitas yang dilakukan oleh organisasi, terhadap produk atau jasa
yang dihasilkannya.
II. 3.3 Standar Penjaminan Kualitas
Ada sejumlah standar penjaminan kualitas yang sudah dikenal di
berbagai Negara, misalnya ISO 9000, BS 5750, CAN3-Z299, AS 1821,
ANSI/ASME NQA-1, dan masih banyak lagi. Standar penjaminan kualitas dibagi
menjadi penjaminan kualitas secara formal dan penjaminan kualitas secara
informal. Penjaminan Kualitas formal merupakan penjaminan kualitas yang
secara resmi digunakan di satu atau berbagai Negara. Penjaminan kualitas
tersebut menyangkut pengendalian manajemen. Contoh penjamin kualitas formal
dapat dilihat di tabel 1.
Tabel 1. Beberapa Contoh Penjaminan Kualitas Formal
Negara Standar Penjaminan Kualitas
Australia
AS 1821
AS 1822
AS 1823
Sistem Kualitas pemasok untuk desain, pengembangan, produksi dan instalasi Sistem Kualitas pemasok untuk produksi dan instalasi Sistem inspeksi kualitas pemasok
19
Sumber: Stebbing (1993) dalam Ariani (2003:132)
Dari tabel 2.1 nampak bahwa standar penjaminan kualitas ini sebenarnya
telah banyak digunakan oleh berbagai Negara, hanya saja, mereka mengadopsi
standar tersebut kemudian mengganti dengan nama lain menurut Negara
dimana standar penjaminan mutu itu digunakan.
AS 2990
AS 3901
AS 3902
AS 3903
Sistem Kualitas untuk perancangan dan Konstuksi Proyek Adopsi ISO 9001 Adopsi ISO 9002 Adopsi ISO 9003
Internasional
ISO 9001
ISO 9002
ISO 9003
Model penjaminan kualitas dalam desain/pengembangan produksi, instalasi, dan pelayanan Model penjaminan Kualitas dalam produksi dan instalasi Model penjaminan kualitas dalam inspeksi dan pengujian akhir
U.K.
BS 5750
BS 5882
Sistem Kualitas
Bagian 1 – Adopsi ISO 9001
Bagian 2 – Adopsi ISO 9002
Bagian 3 – Adopsi ISO 9003
Spesifikasi program penjaminan kualitas untuk
tenaga nuklir
USA ANSI/ASME
NQA - 1
Syarat program penjaminan kualitas untuk fasilitas
tenaga nuklir
20
II. 3.4 Penjaminan Kualitas Dengan ISO 9000
Penjaminan kualitas dengan seri ISO 9000 dapat digolongkan menjadi
penjaminan kualitas kualitas formal. Organisasi yang menerapkan standar ISO
9000 tidak secara otomatis memiliki kualitas produk yang baik, tetapi ada
kemungkinan produk atau jasa dari organisasi atau perusahaan yang terdaftar
tersebut mempunyai kualitas yang konstan, karena produk atau jasa tersebut
dihasilkan dengan prosedur yang seragam atau standar. (Meegan and Taylor,
1997) dalam Ariani 2003.
Ada beberapa keunggulan dan kelemahan dalam penerapan ISO 9000.
Keunggulan dari penggunaan ISO 9000 dapat dilihat dari aspek internal maupun
eksternal.
Keunggulan dari aspek internal yaitu: keunggulan Nampak pada fungsi
organisasi secara internal yang berkaitan dengan struktur dan tanggung jawab
yang jelas, peningkatan produktivitas, perbaikan efisiensi, pengurangan biaya
dan pemborosan, pengendalian manajemen yang baik memperbaiki struktur
koordinasi, mendukung pengambilan keputusan, meningkatkan motivasi personil.
Keunggulan dari aspek eksternalnya antara lain keunggulan bersaing,
meningkatkan pangsa pasar, kemungkinan memasuki pasar baru dan
mendapatkan pelanggan, meningkatkan kepuasan pelanggan, serta
meningkatkan kepercayaan dan reputasi organisasi atau pelanggan.
Sedangkan kelemahan dari penerapan ISO 9000, antara lain : biaya
untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9000, meningkatnya dokumentasi yang
berupa penumpukan kertas dan tidak ada perhatian terhadap pengembangan
personil, memperkecil kreativitas dan pemikiran kritis organisasi karena
21
karyawan hanya dituntut melaksanakan prosedur dan aturan yang ada dalam
sertifikasi tersebut.
II. 4 Konsep Sistem Manajemen Mutu ISO 9000
II. 4.1 Pengertian IS0 9000
International Standards Organization adalah suatu federasi seluruh dunia
yang didirikan pada tahun 1946 untuk meningkatkan standar dunia bagi produksi,
perdagangan, dan komunikasi dan terdiri atas lembaga-lembaga anggota sekitar
90 negara. (James G. Patterson 2010:3). ISO 9000 sebagai salah satu standar
yang paling penting, yang dihasilkan oleh International Organization for
Standardization di Jenewa, Swiss. ISO 9000 dapat didefinisikan sebagai
sekumpulan standar sistem kualitas universal. (Fandy Tjiptono 2003:88)
Istilah ISO 9000 biasanya menunjuk pada seperangkat standar yang
meliputi ISO 9000, ISO 9001, ISO 9002, ISO 9003 dan ISO 9004. Standar ini
mengacu pada perancangan kualitas, manajemen kualitas, dan penjaminan
kualitas untuk Berbagai macam-macam perusahaan yang berbeda-beda.
Standar ISO 9000 mencakup pembicaraan mengenai resiko, biaya, manfaat,
tangggung jawab manajemen, prinsip-prinsip sistem kualitas, dan blok-blok lain
yang membantu memasyarakatkan standar kualitas sesuai dengan situasi nyata
(James G. Patterson, 2010:23)
ISO 9001 adalah bagian ISO yang paling komprehensif. ISO ini berlaku
untuk fasilitas yang mendesain, mengembangkan, memproduksi, memasang dan
memberikan layanan produk atau jasa kepada pelanggan yang menetapkan
bagaimana produk atau jasa harus tampil. ISO ini paling lazim digunakan
perusahaan produksi yang mendesain produknya sendiiri atau membangunnya
22
II. 4.2 Penerapan ISO 9001:2008
Untuk mewujudkan suatu lembaga yang berkualitas, maka dibutuhkan
suatu sistem manajemen mutu yang berstandar internasional. ISO adalah salah
satu stndar mutu bidang manajemen yang banyak diterapkan di bidang industri
dan jasa, termasuk pada jasa pendidikan
Penerapan ISO 9001 pada dunia pendidikan adalah hal yang baru.
Karena berasal dari dunia industri produk, istilah Standar menjadi tidak akrab
bagi kebanyakan masyarakat dalam pendidikan. Oleh karena itu, dibutuhkan
penerjemahan istilah standar tersebut kedalam konteks pendidikan (Edward
Sallis, 2011:127)
ISO 9001 adalah suatu standar internasional untuk manajemen mutu
yang ditinjau sedikitnya lima tahun sekali. Sejalan dengan perkembangannya
sistem manajemen mutu ISO 9001 yang semula lebih familiar dengan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2000 berubah menjadi sistem manajemen mutu ISO
9001:2008. Perubahan ini tidak mengakibatkan persyaratan berubah secara
total, perubahan hanya bersifat pengembangan.
Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 merupakan sistem manajemen
yang diterapkan dalam dunia pendidikan yang mencakup manajemen sistem
jaminan kualitas dalam bidang desain,pengembangan, produksi, instalasi dan
pelayanan. Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 ini juga disebut sistem
manajemen dengan pendekatan kepada kepuasan pelanggan. Pelanggan disini
adalah pelanggan internal, pelanggan eksternal, dan pihak yang berkepentingan
Sistem Manjemen Mutu ISO 9001:2008 mensyaratkan adanya sistem
dokumentasi pada perusahaan / institusi. Dokumentasi tersebut dapat dilihat
melalui piramida berikut ini:
23
Gambar 1. Model Hierarki Dokumentasi SMM ISO 9001:2008
a. Level 1 : Manual Mutu (Quality Manual). Manual mutu merupakan
dokumen yang memuat sistem manajemen mutu secara umum dan
disusun untuk mengarahkan perusahaan dalam menjalankan sistem
manajemen mutu. Sistem manajemen yang tercakup dalam manual mutu
antara lain: Struktur organisasi, dan penjelasan unsur sistem mutu.
b. Level 2 : Prosedur Mutu (Quality Prosedure). Prosedur mutu merupakan
dokumen yang berisi langkah-langkah dan tanggung jawab pelaksanaan
proses manajemen. Prosedur disusun untuk menjelaskan bagaimana
cara menjalankan kebijakan mutu yang telah disusunndalam manual
mutu serta penanggung jawab dari masing-masing aktivitas dalam proses
manajemen. Dalam prosedur mutu harus ditentukan bagaimana suatu
kegiatan dilakukan, dicatat, dan dikendalikan. Prosedur-prosedur yang
harus didokumentasikan adalah: 1. Pengendalian dokumen, 2.
Pengendalian rekaman, 3. Audit internal, 4.Pengendalian produk yang
tidak sesuai, 5.Tindakan Koreksi, dan 6.Tindakan Pencegahan
c. Level 3: Instruksi Kerja (Work Instruktion). Instruksi kerja menjelaskan
lebih rinci bagaimana suatu kegiatan dalam prosedur mutu dilakukan,
Manual Mutu
Prosedur Mutu
Instruksi Mutu
Rekaman Mutu
24
dimana kegiatan tersebut berada pada suatu departemen. Tujuan
pembuatan instruksi kerja yang ada tetap konsisten dan dapat mencapai
kesesuaian dengan standar.
d. Level 4 : Rekaman Mutu (Quality Record). Rekaman Mutu merupakan
suatu bukti objektif bahwa sistem manajemen mutu telah
diimplementasikan untuk membuktikan efektifitasnya. Rekaman harus
diverifikasi keabsahannya, mudah diperoleh dan disimpan selama
periode tertentu, dilindungi dari kerusakan, dan pencegahan kehilangan
atau cacat selama penyimpanan. Rekaman mutu dibagi dua yaitu internal
dan eksternal.
II. 4.3 Manfaat Penerapan ISO 9001
Persaingan dalam merebut pasar merupakan tuntutan yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi. Mutu produk dan pelayanan terbaiklah yang kemudian
menjamin pilihan konsumen. Melalui penerapan ISO 9001, diharapkan mampun
merubah pandangan pada masa lalu. Masyarakat bukan lagi melayani ,
birokrasilah yang berperan melakukan layanan terbaiknya, bagi kepuasan
pelanggan.
Vincent Gaspersz (2005:17-18), menjelaskan manfaat penerapan ISO
9001 yaitu: Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui
jaminan kualitas yang terorganisasi dan sistematik, proses dokumentasi
kebijakan, prosedur, dan instruksi yang berkaitan dengan kualitas telah
direncanakan dengan baik, produsen yang telah bersertifikat ISO 9001:2000
diijinkan untuk mengiklankan pada media massa, Audit sistem manajemen mutu
dari instansi yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001 dilakukan secara
25
periodik oleh lembaga Registrasi, sehingga pelanggan tidak perlu melakukan
audit sistem mutu.
Demikian pula dengan organisasi yang telah memperoleh Sertifikat ISO
9001 secara otomatis terdaftar pada Lembaga Registrasi. Jika nama instansi
telah terdaftar pada lembaga registrasi bertaraf internasional, maka hal itu berarti
terbuka kesempatan pasar baru, manfaat lain adalah meningkatkan mutu dan
produktivitas dari manajemen. Melalui penerapan ISO 9001, juga meningkatkan
kesadaran mutu dalam institusi.
Manfaat lainnya yakni: Memberikan pelatihan secara sistematik kepada
seluruh pegawai melalui prosedur-prosedur dan instruksi yang terdefenisi secara
baik. Terjadinya perubahan positif dalam hal mutu, karena pimpinan dan pegawai
terdorong untuk mempertahankan sertifikat ISO 9002 yang umumnya hanya
berlaku selama tiga tahun.
II. 4.4 Persyaratan standar (Klausul) ISO 9001:2008
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 merupakan sistem manajemen mutu
yang berfokus pada proses dan pelanggan, maka pemahaman terhadap
persyaratan-persyaratan standar dari ISO 9001 ini akan mambantu manajemen
organisasi dalam mengembangkan sistem manajemen mutu secara sistematik
untuk memenuhi kepuasan pelanggan (costumers satisfaction) dan peningkatan
proses terus menerus (continual processes improvement)
Terdapat delapan persyaratan SMM ISO 9001:2008 yang saling
berkaitan. Persaratan SMM ISO 9001 tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
26
Tabel 2. Delapan (8) Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001
Kode Keterangan Kode Keterangan
1
2
3
4
5
Ruang Lingkup
1.1 Umum
1.2 Aplikasi
Acuan Normatif
Istilah dan Defenisi
Sistem Manajemen Mutu
4.1. Persyaratan Umum
4.2 Persyaratan Dokumentasi
4.2.1 Umum
4.2.2 Panduan Mutu
4.2.3 Pengendalian Dokumen
4.2.4 Pengendalian Rekaman
Tanggung Jawab Manajemen
5.1. Komitmen Manajemen
5.2 Fokus Pelanggan
5.3 Kebijakan Mutu
5.4 Perencanaan Mutu
5.4.1 Sasaran Mutu
5.4.2 Perencanaan Sistem
Manajemen Mutu
5.5 Tanggung Jawab, wewenang
dan Komunikasi
5.5.1 Tanggung Jawab dan
Wewenang
5..5.2 Wakil Manajemen
5.5.3 Komunikasi Internal
5.6 Tinjauan Manajemen
5.6.1 Umum
5.6.2 Masukan untuk tinjauan
Manajemen
5.6.3 Keluaran dari tinjauan
Manajemen
7 Realisasi Produk
7.1 Perencanaan Realisasi
Produk
7.2 Proses Yang Berkaitan
dengan Pelanggan
7.2.1 Persyaratan yang
berkaitan dengan Produk
7.2.2 Persyaratan yang
berkaitan dengan pelanggan
7.2.3 Komunikasi pelanggan
7.3 Desain dan Pengembangan
7.3.1 Perencanaan Desain dan
pengembangan
7.3.2 Masukan desain dan
pengembangan
7.3.3 Keluaran desain dan
pengembangan
7.3.4 Tinjauan desain dan
pengembangan
7.3.5 Verifikasi desain dan
pengembangan
7.3.6 Validasi desain dan
pengembangan
7.3.7 Pengendalian perubahan
desain dan pengembagan
7.4 Pembelian
7.4.1 Proses Pembelian
7.4.2 Informasi pembelian
7.4.3 Verifikasi produk yang
dibeli
7.5 Produksi dan penyedian jasa
7.5.1 Pengendalian produksi
dan penyediaan jasa
7.5.2 Validasi proses produksi
dan penyediaan jasa
7.5.3 Identifikasi dan
kemampuan telusur
7.5.4 Hak milik pelanggan
7.5.5 Preservasi Produk
7.6 Pengendalian sarana
pemantau dan pengukuran
27
6 Manajemen Sumber Daya
6.1 Penyediaan Sumber Daya
6.2 Sumber Daya Manusia
6.2.1 Umum
6.2.2 Kompetensi, Pelatihan dan
Kepedulian
6.3 Infrastuktur
6.4 Lingkungan Kerja
8 PENGUKURAN ANALISIS
PERBAIKAN
8.1 Umum
8.2 Pemantauan dan
pengukuran
8.2.1 Kepuasan pelanggan
8.2.2 Audit Internal
8.2.3 Pemantauan dan
pengukuran proses
8.2.4 Pemantauan dan
pengukuran produk
8.3 Pengendalian Produk tidak
sesuai
8.4 Analisis Data
8.5 Perbaikan
8.5.1 Perbaikan
Berkesinambungan
8.5.2 Tindakan korektif
8.5.3 Tindakan Pencegahan
Sumber: Badan Standarisasi Nasional SNI ICS 03.120.10 dalam, Sobana, Tips Memahami Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, 2012:22
Standar ISO 9001:2008 dibuat secara umum untuk dapat
mengakomodasi segala jenis ukuran institusi/perusahaan. Penjabaran dari setiap
klausul ISO 9001:2008 disesuaikan dengan perusahaan yang mengajukan
sertifikasi ISO.
Didalam ISO 9001:2008 yang menjadi persyaratan hanyalah pasal 4:
sistem manajemen mutu, pasal 5: tanggung jawab manajemen, pasal 6:
Manajemen sumber Daya, pasal 7: Realisasi Produk, dan pasal 8: Pengukuran,
Analisa dan Perbaikan. Jadi suatu perusahaan yang ingin menerapkan ISO 9000
atau ingin mendapatkan sertifikasi ISO 9001 cukup dengan menerapkan kelima
pasal tersebut.
ISO 9001:2008 menganggap semua persyaratan-persyaratan (klausul)-
nya sebagai proses, oleh karena itu pemenuhan persyaratan-persyaratan ISO
juga dilakukan dengan pendekatan tersebut.
28
Gambar 2. Model Proses Sistem Manajemen Mutu ISO 9001
Sumber : Gaspersz, Three-in-one ISO 9001, 2012:35
Standar Internasional ISO 9001 didasarkan pada metodologi peningkatan
terus-menerus yang dikenal sebagai Plan-Do-Check-Act (PDCA). PDCA dapat
dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
1. Plan (Rencanakan): tetapkan tujuan-tujuan dan proses yang
diperlukan untuk memberikan hasil sesuai dengan kebutuhan
pelanggan dan kebijakan organisasi
2. Do (Laksanakan) : implementasi proses-proses
3. Check (Periksa) : memonitor atau memantau dan mengukur proses-
proses beserta produk terhadap kebijakan, tujuan-tujuan dan
persyaratan produk terhadap kebijakan, tujuan-tujuan dan
persyaratan produk, dan melaporkan hasil-hasil
OUTPUT
K E B U T U H A N
P E L A N G G G A N
Pengukuran, Analisa,
dan Perbaikan
Realisasi
Produk
PENINGKATAN SISTEM MANAJEMEN KUALITAS TERUS-
MENERUS
K E P U A S A N
P E L A N G G G A
N
Tanggung Jawab
Manajemen
Manajemen
Sumber Daya
INPUT
29
4. Act (Bertindak) : melakukan tindakan untuk meningkatkan terus-
menerus kinerja proses
Konsep PDCA sudah dikembangkan sejak tahun 1920-an oleh Walter
Shewhart, kemudian dipopulerkan oleh Edward Deming yang juga membawa
konsep ini ke jepang. Sampai saat ini konsep ini diyakini merupakan pemikiran
terbaik dalam melakukan perbaikan secara berkesinambungan terhadap suatu
sistem.
Gambar 3.Gambaran Pendekatan Proses
Sumber : Sobana, Tips Memahami SMM ISO 9001, 2012:17
II. 4.5 Apikasi PDCA dalam Model Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001
Dalam buku Sistem Manajemen Kualitas,K3, Lingkungan (SMK4L) dan
Peningkatan Terus Menerus, Karangan Vincent Gaspersz (2012:64-70)
dikatakan bahwa aplikasi metodologi peningkatan terus menerus PDCA (Plan-
Do-Check-Act) dalam model sistem manajemen mutu akan memungkinkan
organisasi untuk menetapkan, menerapkan, dan memelihara kebijakan
kualitasnya (Klausul 5.3) yang didasarkan pada kepemimpinan manajemen
puncak dan komitmen terhadap sistem manajemen kualitas (klausul 4.1).
Kepuasan
Pelanggaan
Waktu
Peningkatan Effort
SMM ISO 9001
PLAN
ACTION CHECK
DO
30
setelah organisasi telah dievaluasi posisi saat ini dalam kaitannya dengan
manajemen kualitas (klausul 4.1), maka langkah-langkah dari proses yang
sedang berlangsung dapat mengikuti PDCA (Plan-Do-Check-Act) sebagai
berikut:
1. Perencanaan (Plan)
Menetapkan proses perencanaan Sistem Manajemen Kualitas yang
sedang berlangsung (klausul 5.4 ) akan memungkinkan organisasi untuk:
Menetapkan proses-proses beserta sekuens dan interaksi di
antara proses-proses, termasuk menetapkan kriteria dan metode
yang dibutuhkan untuk operasi pengendalian proses (klausul 4.1)
Mengidentikasi tujuan-tujuan kualitas (klausul 5.4.1)
Menetapkan sumber-sumber daya yang diperlukan (klausul 6.1)
Menetapkan kompetensi, pelatihan, dan kesadaran dari sumber
daya manusia yang diperlukan (klausul 6.2.2)
Menetapkan sumber daya infrastuktur yang dibutuhkan (klausul
6.3)
Menetapkan lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai
kesesuaian terhadap persyaratan produk (klausul 6.4)
Mengidentifikasi persyatan-persyaratan dokumentasi yang
diperlukan dalam Sistem Manajemen Mutu (klausul 4.2)
2. Laksanakan (Do)
Menerapkan dan mengoperasikan Sistem Manajemen kualitas melalui:
Msenciptakan struktur manajemen, menetapkan tanggung jawab
dengan kewenangan yang memadai (klausul 5.5.1)
31
Mengangkat secara formal seorang wakil manajemen yang
bebas dari tugas-tugas lain dan bertanggung jawab penuh
terhadap sistem manajemen kualitas (klausul 5.5.2)
Menetapkan dan melakukan proses komunikasi internal tentang
sistem manajemen kualitas ke seluruh organisasi (klausul 5.5.3)
Memberikan sumber daya yang cukup untuk melaksanakan dan
memelihara Sistem Manajemen Kualitas serta secara terus
menerus meningkatkan efektivitasnya dalam memuaskan
pelanggan melalui kebutuhan pelanggan (klausul 6.1)
Menyediakan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi,
pelatihan yang cukup dan kesadaran untuk mempromosikan dan
melaksanakan Sistem Manajemen Kualitas (klausul 6.2.2)
Memberikan infrastuktur yang dibutuhkan untuk mencapai
kesesuaian terhadap persyaratan produk (klausul 6.3)
Mengelolah lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai
kesesuaian terhadap persyaratan produk (klausul 6.4)
Melaksanakan realisasi produk dengan memperhatikan
perencanaan realisasi produk (klausul 7.1), proses-proses terkait
pelanggan (klausul 7.2), desain dan pengembangan produk
(klausul 7.3), persyaratan kualitas dalam proses pembelian
(klausul 7.4), melaksanakan ketentuan produksi dan pelayanana
dibawah kondisi terkendali (klausul 7.5), serta mengendalikan
pemantauan dan peralatan pengukuran (klausul 7.6)
32
3. Periksa (Check = C)
Menilai proses Sistem Manajemen Kualitas melalui:
Melakukan pemantauan dan pengukuran terhadap kepuasan
pelanggan (klausul 8.2.1),
Melakukan audit internal secara berkala (klausul 8.2.2)
Melakukan pemantauan dan pengukuran proses-proses (klausul
8.2.3)
Melakukan pemantauan dan pengukuran produk (klausul 8.2.4)
Mengevaluasi status kesesuaian dan mengendalikan produk-
produk yang tidak memenuhi persyaratan (klausul 8.3)
Melakukan analisis data yang berkaitan dengan kepuasan
pelanggan, kesesuaian terhadap persyaratan produk, kinerja
proses dan produk, serta kinerja pemasok (8.4)
Mengidentifikasi penyebab ketidaksesuaian dan mengambil
tindakan korektif (klausul 8.5.2) dan / atau tindakan pencegahan
(klausul 8.5.3)
Mengendalikan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk
efektivitas Sistem Manajemen Kualitas (klausul 4.2.3)
Mengendalikan catatan-catatan atau rekaman-rekaman yang
berkaitan dengan Sistem Manajemen kualitas (klausul 4.2.4)
4. Bertindak (Act=A)
Mengambil tindakan untuk memperbaiki atau meningkatkan terus-
menerus Sistem Manajemen Kualitas melalui:
33
Melakukan peninjauan-ulang manajemen terhadap Sistem
Manajemen Kualitas pada interval waktu yang tepat (klausul 5.6)
dan
Mengidentifikasi area untuk perbaikan atau peningkatan terus-
menerus (klausul 8.5.1)
Melakukan tindakan-tindakan korektif untuk menghilangkan
penyebab-penyebab ketidaksesuaian itu (klausul 8.5.2) dan
Melaksanakan tindakan-tindakan pencegahan untuk
menghilangkan penyebab-penyebab potensial ketidaksesuaian
sehingga mencegah terjadinya ketidaksesuaian (klausul 8.5.3)
Aplikasi PDCA (Plan-Do-Check-Act) dalam model Sistem Manajemen
Kualitas ISO 9001 di atas, akan menungkinkan organisasi untuk terus menerus
meningkatkan Sistem Manajemen Kualitas beserta kinerja organisasi secara
keseluruhan seperti yang ditunjukkan pada gambar 4 Pada berikut ini
34
Gambar 4.Konsep PDCA dalam Model Sistem Manajemen Kualitas
ISO 9001 dalam Gaspersz (2012)
8.2 Peman-
tauan dan
Pengukuran
(8.2.1-
8.2.4)
8.3
Pengendalian
Ketidakse-
suain Produk
8.4
Analisis
Data
4.2.3
Pengenda-
lian
Dokumen
4.2.4
Pengendalian
Catatan atau
Rekaman
Bertindak
(Act = A)
Pelaksanaan
(Do = D)
Pemeriksaan
(Check = C)
5.5.
Tanggung
Jawab,
Kewenangan
dan
Komunikasi
6.2.2
Kompetensi,
Pelatihandan
Kesadaran
6.3
Infras-
trukur
6.4
Lingkungan
Kerja
7. Realisasi
Produk (7.1
– 7.6)
5.6 Peninjauan ulang Manajemen dan 8.5 Peningkatan (8.5.1-8.5.3)
5.4 Perencanaan
5.4.1 Tujuan Kualitas & 5.4.2
Perencanaan Sistem Manajemen
Mutu
6.Manajemen Sumber
Daya (6.1-6.4)
4.2 Persyaratan Dokumentasi (4.2.1 – 4.2.2)
5.1 Komitmen Manajemen 5.2 Fokus Pelanggan 5.3 Kebijakan Mutu
F
E
E
D
B
A
C
K
&
F
E
E
D
F
O
R
D
W
A
R
D
Perencanaan
(Plan = P)
35
II.5 Kerangka Pikir
Dalam pelaksanaan ISO 9001, SMK Negeri 1 Makale, dapat dikaji
dengan menerapkan prinsip PDCA yang dikembangkan oleh Edward Deming.
Perencanaan (Plan) adalah tahap awal dalam aplikasi SMM ISO 9001, kemudian
Pelaksanaan (Do) adalah tahap selanjutnya, kemudian untuk mengecek
keefektifan sistem manajemen mutu, diuji dalam tahap Pengecekan (Check),
kemudian tahap terakhir dalam sistem manajemen mutu adalah tahap Tindakan
(Act) yaitu bentuk peninjauan ulang manajemen dan peningkatan berkelanjutan.
Penerapan prinsip PDCA dalam Standar Internasional ISO 9001 didasarkan
pada metode Peningkatan berkelanjutan (Gaspersz, 2012:35).
Gambar 5. Kerangka Pikir
Pelaksanaan
ISO 9001:2008
1. Perencanaan (Plan)
2. Pelaksanaan (Do)
3. Pengecekan (Check)
4. Tindakan (Act)
PRINSIP ISO 9001
BERDASARKAN
PENDEKATAN PROSES
Peningkatan
Kualitas
Pendidikan Secara
Berkelanjutan
36
BAB III
METODE PENELITIAN
III. 1 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu untuk mengolah data-data yang
diperoleh dari lokasi penelitian, dimana data kualitatif dapat berupa data yang
berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar. Penelitian kualitatif bertujuan untuk
mengungkapkan informasi kualitatif sehingga lebih menekankan pada masalah
proses dan makna dengan cara mendeskripsikan suatu masalah (Sugiyono,
2007: 11).
Tujuan penelitian melalui pendekatan kualitatif ini adalah bermaksud
untuk mengetahui fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,
misalnya Orientasi sistem Manajemen, Perilaku Staff, Budaya Organisasi dan
Proses Pelayanan dan lain-lainya . Secara holistik dan dengan cara deskriptif
dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode yang alamiah.
Selanjutnya digunakan teknik deskriptif untuk mengetahui dan
menggambarkan tentang Pelaksanaan ISO 9001:2008 pada sekolah menengah
kejuruan (SMK) Negeri 1 Makale
III. 2 Jenis Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam peneltian ini yaitu tipe penelitian
deskriptif, dimana tipe penelitian deskriptif adalah penyelidikan yang dilakukan
terhadap variabel mandiri atau satu variabel, yaitu tanpa membuat perbandingan,
atau menghubungkan dengan variabel yang lainnya. Oleh karena itu penulis
37
menggunakan tipe penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk memberi
gambaran secara jelas mengenai masalah-masalah yang diteliti yaitu tentang
Pelaksanaan International Standard Organisation (ISO) 9001:2008 pada Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Makale.
III. 3 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMK Negeri I Makale. Alasan memilih lokasi
penelitian ini adalah karena SMK Negeri I Makale menerapkan standar
manajemen mutu ISO 9001:2008 dan telah mendapatkan sertifikasi ISO
9001:2008.
III. 4 Fokus Penelitian
Fokus penelitian pada penelian ini adalah pelaksanaan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri 1 Makale Kabupaten Tana
Toraja. Pelaksanaan ISO 9001:2008 pada SMK Negeri 1 Makale, berarti
mengadopsi suatu prinsip pengembangan berkelanjutan (continunous quality
improvement). Dalam pelaksanaan ISO 9001:2008, terdapat 8 klausul-klausul
yang harus dipenuhi oleh institusi yang mengadopsi sistem ini, klausul-klausul
ini adalah penjabaran dari prinsip peningkatan berkelanjutan yang didasarkan
pada teori PDCA yang dikembangkan oleh Edward Deming.
Berdasarkan situasi yang ditetapkan, penelitian difokuskan pada
keberhasilan sekolah melaksanakan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008
dalam penyelenggaraan pendidikan di SMK Negeri 1 Makale. Keberhasilan dari
pelaksanaan ISO 9001:2008 pada SMK Negeri 1 Makale dapat diketahui dengan
cara melihat pemenuhan delapan klausul dalam ISO 9001:2008 yang telah
ditetapkan dalam dokumen mutu sekolah. keberhasilan pelaksanaan ISO
38
9001:2008 pada SMK Negeri 1 Makale dapat dilihat dengan cara
membandingkan hasil audit mutu internal terbaru dengan hasil audit mutu
internal sebelumnya.
III. 5 Informan
Informan adalah orang yang berada pada lingkup penelitian, artinya
orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar
penelitian. Untuk memperoleh data secara representatif, maka diperlukan
informan kunci yang memahami dan mempunyai kaitan dengan permasalahan
yang sedang dikaji.
Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang berpotensi untuk
memberikan informasi tentang Gambaran Pelaksanaan Manajemen Mutu ISO
9001:2008 di SMK Negeri I Makale.
Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling, yaitu informan yang dipilih secara sengaja atau menunjuk
langsung kepada orang yang diinginkan peneliti dalam pertimbangan bahwa
informan yang dipilih dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan
(Sugiyono, 2011:219). Penggunaan teknik ini senantiasa mempunyai
pertimbangan-pertimbangan tertentu, yaitu penelitian harus terlebih dahulu
memiliki pengetahuan tentang ciri-ciri tertentu yang didapat dari populasi
sebelumnya.
Adapun informan dalam penelitian ini yang dipilih secara purposive
sampling adalah :
1. Kepala Sekolah
2. Wakil Kepala Sekolah
3. Wakil Manajemen Mutu (QMR)
39
4. Guru
5. Staff Pegawai
III. 6 Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
1. Data Kualitatif, yaitu data yang berupa informasi non angka, seperti
data berupa informasi hasil interpretasi, dan hasil wawancara secara
lisan maupun tertulis.
2. Data Kuantitatif, yaitu data berupa angka numerik, seperti laporan-
laporan yang berhubungan dengan penulisan ini.
b. Sumber Data
1. Data Primer, yaitu data hasil wawancara secara langsung kepada
Guru Dan Pegawai
2. Data Sekunder, yaitu data-data pendukung lain yang dapat
mendukung data primer untuk kelanjutan penelitian.
III. 7 Teknik Pengumpulan Data
Sebelum mengumpulkan data, perlu diketahui jenis dan sumber data yang
digunakan pada penelitian ini. Jenis dan sumber data yang digunakan ada dua,
data primer dan data sekunder, yaitu:
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya,
kemudian diamati, dan dicatat oleh penulis. Data primer merupakan data utama
yang kemudian akan diolah dan menghasilkan jawaban penelitian. Data Primer
tersebut adalah:
40
1. Wawancara Mendalam
Wawancara adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan yang
diperlukan untuk keperluan penelitian. Wawancara dilakukan untuk
memperoleh data guna kelengkapan data sebelumnya. Wawancara
mendalam merupakan proses menggali informasi secara mendalam,
terbuka, dan bebas sesuai dengan masalah dan fokus penelitian dan
diarahkan pada pusat penelitian.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti.Kegiatan pengamatan terhadap obyek penelitian
ini untuk memeperoleh keterangan data yang lebih akurat mengenai hal-hal
yang teliti serta untuk mengetahui relevansi antara jawaban responden
dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah dokumen yang sudah ada sebelum dan ketika
penelitian dilakukan, data sekunder pada penelitian ini adalah:
1. Studi Dokumentasi
Pengumpulan data yang dapat menunjang data primer ini didapat dari
SMK Negeri I Makale, seperti: profil Sekolah, Sejarah Sekolah, Struktur
Organisasi dan dokumentasi lainnya
2. Studi Pustaka
Studi Pustaka yaitu cara pengumpulan data dan telaah pustaka, dimana
dokumen-dokumen yang dianggap menunjang dan relevan dengan
permasalahan yang akan diteliti baik berupa literatur, laporan tahunan,
tabel, karya tulis ilmiah maupun dokumen peraturan pemerintah dan
41
undang-undang yang telah tersedia yang terkait dengan masalah yang
akan diteliti.
III. 8 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, untuk menghasilkan dan memperoleh data
yang akurat dan objektif sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini, maka model analisis data yang digunakan adalah pendekatan
model Miles and Huberman. Miles and Huberman (1984) dalam buku Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Sugiyono, 2011:246) mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Aktivitas dalam analisis data,, meliputi reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display) serta penarikan kesimpulan dan verifikasi
(conclusion drawing/ verification).
Analisis data kualitatif model Miles and Huberman terdapat 3 tahap yaitu:
1. Tahap Reduksi Data (Data Reduction).
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicata secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, makin lama
penelitian di lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, maka jumlah data
akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan
analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
dan membuang yang tidak perlu.
2. Tahap Penyajian Data/ Analisis Data setelah pengumpulan data (Data
Display)
42
Pada tahap ini, peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau
penyampaian (display) dari data yang dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya,
mengingat bahwa penelitian kualitatif banyak menyusun teks naratif. Display
adalah format yang menyajikan informasi secara tematik kepada pembaca. Milis
and Huberman (1986) dalam buku Sugiyono (2011:249) memperkenalkan
format, yaitu: diagram, grafik, phie, chard, dan sejenisnya.
Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasi, tersusun
dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami dan merencanakan
kerja penelitian selanjutnya. Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data
yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki
makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan data,
membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya
terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.
3. Tahap Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing/
Verification).
Langkah ketiga dalam analisis data kualititatif menurut miles and
Huberman dalam Sugiyono (2011: 252) adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bilah tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan
pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsistensi pada saat
peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV. 1. Deskripsi Lokasi Penelitian
IV. 1.2. Sejarah SMK Negeri 1 Makale
SMK Negeri 1 Makale terletak di kabupaten Tana Toraja, lokasi sekolah
adalah di Jalan Tilangga, 9 KM dari Pusat Kota Makale, Ibukota dari kabupaten
Tana Toraja. SMK Negeri 1 Makale didirikan pertama tanggal 29 Agustus 1965
dengan Surat Keputusan Direktorat Pendidikan Tehnik SK. No:108/DIRPT/B.I/65
tanggal 29-8-1965 diberi nama STM Instruktur. Tamatan STM Instruktur pada
waktu itu lebih banyak dipersiapkan untuk mengisi kebutuhan guru pada sekolah
tehnik (ST), dan sebagian dapat bekerja pada bidang yang relevan seperti
Departemen PU, PLN, Departemen Pertambangan dan bidang pekerjaan lain
yang membutuhkan.
Memasuki masa Orde Baru, pemerintah membangun gedung permanen
dan pengadaan peralatan praktik melalui bantuan Asia Development Bank/ADB
(Bank Pembangunan Asia) seri 704 sehingga tampil menjadi salah satu SMK
Negeri yang menghasilkan lulusan bertaraf nasional.
Untuk meningkatkan mutu lulusan secara berkesinambungan, Komite
Sekolah terus mengadakan peralatan terbaru seperti komputer, mesin , dan
peralatan pendukung OHP, Laptop, LCD, serta peralatan fisika, kimia.
Pembekalan bahasa juga menjadi titik perhatian, khususnya Bahasa Inggris,
dengan kegiatan Club English Student, English Training Area, menghadirkan
guru tamu (Native Speaker) serta pemberian Bahasa Jepang sejak tahun 2002.
44
IV. 1.2 VISI DAN MISI SEKOLAH
Dalam mengemban tugasnya sebagai sebagai salah satu lembaga
pendidikan kejuruan, SMK Negeri 1 Makale menetapkan visi kedepan dan
adapun Visi SMK Negeri 1 Makale adalah :
“Menjadi SMK Bertaraf Internasional yang menghasilkan lulusan berkualitas
langsung terserap di dunia Kerja,berwiraswasta dan dapat melanjutkan ke
Perguruan tinggi”
Sedangkan untuk mewujudkan Visi yang telah ditetapkan oleh sekolah
maka SMK Negeri 1 Makale menjalankan misinya sebagai lembaga pendidikan
kejuruan. Adapun Misi SMK Negeri 1 Makale adalah sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan program diklat berkualitas pada Program Studi Keahlian
Teknik Bangunan, Teknik Elektronika, Teknik Mesin , Teknik Komputer dan
Informatika, Teknik Otomotif dan Teknik Ketenagalistrikan, yang dikelola
secara profesional
2. Meningkatkan keterampilan melalui kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan bakat minat;
3. Melaksanakan pemelajaran tuntas secara konsekuen;
4. Meningkatkan kompetensi guru dan staf administrasi;
5. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris;
6. Menumbuhkan kebiasaan belajar disiplin, efektif, efisien, mandiri dan bekerja
keras;
7. Menumbuhkan sikap keterbukaan yang mencintai, kebaikan, keadilan,
kejujuran, kebenaran dan estetika;
8. Meningkatkan jaringan kerja dengan dunia kerja bertaraf Nasional dan
Internasional;
45
9. Meningkatkan kerjasama dengan Pemda, lembaga kependidikan, ormas,
LSM;
10. Meningkatkan kemampuan guru menggunakan media pengajaran berbasis
teknologi Informasi dan Komunikasi;
11. Menumbuhkan sikap dan perilaku kewirausahaan;
12. Meningkatkan kualitas barang dan jasa melalui unit produksi sekolah.
Adapun tujuan dari Pendidikan Menengah Kejuruan adalah:
1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan
sikap professional
2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, mampu berkompetisi dan
mampu mengembangkan diri.
3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk memenuhi kebutuhan
dunia usaha dan industri pada saat ini maupun yang akan datang.
4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga Negara yang produktif, adaptif,
kreatif dan normatif
IV. 1.3 Kondisi Pegawai
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, SMK Negeri 1 Makale
didukung 26 orang pegawai dengan rincian sebagai berikut:
46
Tabel 3. Data Jumlah Tenaga Kependidikan Pada SMK Negeri 1 Makale
menurut status kepegawaian
(Sumber : Data Sekunder, SMK Negeri 1 Makale, Tahun 2013)
Dari tabel diatas, dapat dikatakan bahwa jumlah tenaga pendidikan pada
SMK Negeri 1 Makale telah cukup memadai, dimana terdapat total 26 orang,
walau yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) masih 7 orang.
IV. 1.4 Tenaga Pengajar (Guru)
Sekolah mempunyai tenaga pengajar yang berkualifikasi Sarjana (S1)
dan juga pascasarjana (S2) serta guru tamu yang kompeten
dibidangnya.Sekolah memberi kesempatan kepada Tenaga pengajar untuk
mengikuti pendidikan dan pelatihan didalam dan diluar negeri. Adapun data
tenaga pendidik SMK Negeri 1 Makale dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:
No Tenaga Kependidikan Total Pegawai Status Kepegawaian
PNS NON PNS
1. Kepala tata usaha 1 1 - 2 Tenaga teknis keuangan 2 1 1 3 Tenaga perpustakaan 3 1 2 4 Tenaga laboratorium - - - 5 Tenaga teknis praktek kejuruan 6 - 6 6. Pesuruh/ Penjaga sekolah 2 - 2 7. Tenaga administrasi lainnya 9 4 5 8 Satpam 3 - 3
TOTAL 26 7 19
47
Tabel 4. Jumlah Tenaga Kepengajar (Guru) berdasarkan Status
kepegawaian.
No Nama Mata Pelajaran
Status Kepegawaian
Total Guru PNS Non PNS
GT GTT GT GTT
1 Normatif 6 5 - 10 21
2 Adaptif 15 - - 10 25
3 Produktif 48 - - 6 54
Jumlah 74 26 100
(Sumber : Data Sekunder, SMK Negeri 1 Makale, Tahun 2013)
Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah tenaga pengajar (Guru) pada SMK
Negeri 1 Makale telah memadai, dimana terdapat 100 orang personil dan
sebahagian besar telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan berstatus
Guru Tetap (GT). Adapun guru pada mata pelajaran Normatif (kelompok mata
pelajaran yang dialokasikan secara tetap) yang meliputi Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah,Bahasa Indonesia, Pendidikan
Jasmani dan Olah Raga, Seni dan Budaya, BP/BK sebanyak 21 orang dan
sebahagian besar masih berstatus Non PNS dan Guru Tidak tetap (GTT). Guru
Mata Pelajaran Adaptif (Mencakup Matematika, Bahasa Inggris, IPA, IPS,
Kewirausahaan) sebanyak 25 Orang. Dan Guru mata pelajaran Produktif
(menyangkut bidang keahlian seperti Teknik Bangunan, Teknik Audio Video,
Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Las, dan Teknik Komputer Jaringan) relative
telah memadai dimana terdapat 54 orang dan 48 orang diantaranya telah
berstatus PNS dan Guru Tetap (GT).
IV. 1.5 Program Pendidikan
SMK Negeri 1 Makale telah melaksanakan proses pendidikan dengan
pendekatan BBC (Broad Based Curriculum) atau Kurikulum Berbasis luas CBT
48
(Competency Based Training ) atau Kurikulum Berbasis kompetensi dan juga
Mastery Learning atau belajar tuntas
Sekolah menyelenggarakan pendidikan pada program studi keahlian
yaitu: Teknik Bangunan & Teknik Survey Pemetaan, Teknik Elektronika & Teknik
Ketenagalistrikan, Teknik Mesin, Teknik Otomotif, dan Teknik Komputer dan
Informatika. Sedangkan berdasarkan kompetensi Keahlian, SMK Negeri 1
Makale terdiri dari 8 kompetensi keahlian yaitu: Teknik gambar bangunan, Teknik
Servey dan pemetaan, Teknik Konstruksi Batu Beton, Teknik Komputer Jaringan,
Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Pengelasan, Teknik Audio Video, Teknik
Otomasi Industri dengan data jumlah siswa sebagai berikut:
Tabel 5. Data Siswa Per Tingkat pada SMK Negeri 1 Makale
Kompetensi Keahlian
SISWA
Ro
mb
el
Tk.1
Ro
mb
el
Tk. 2
Ro
mb
el
Tk.3
L P L P L P L+P
Teknik Gambar Bangunan 2 61 5 2 40 3 1 16 2 127
Teknik Konstruksi Batu Beton 1 24 - 1 14 - 1 19 - 57
Teknik Survey Pemetaan - - - - - - 1 13 1 14
Teknik Audio Video 2 49 11 2 41 2 2 40 1 143
Teknik Pengelasan 1 42 - 1 28 - 1 24 - 94
Teknik Otomasi Industri / Listrik 1 41 - 1 32 - 1 22 - 95
Teknik Kendaraan Ringan 5 190 - 5 140 - 5 140 - 469
Teknik Komputer Jaringan 2 49 27 2 35 30 2 40 22 203
TOTAL 14 456 43 14 330 34 14 314 26 1.202
(Sumber : Data sekunder, SMK Negeri 1 Makale Tahun 2013)
49
IV. 1.6 Fasilitas Pendidikan
Sekolah berada dilingkungan yang asri, tenang dan nyaman sangat
menunjang suasana pendidikan dengan luas 35.396 m2. Untuk menunjang
proses belajar mengajar sekolah mempunyai fasilitas antara lain :bengkel
bangunan, ruang teori, bengkel eletronika, ruang guru, bengkel Komputer /
Informatika, ruang perpustakaan, bengkel Las, ruang tata usaha, bengkel
otomotif,ruang studio gambar, ruang Normatif / Adaptif, ruang audio video, ruang
bahasa, ruang kurikulum, ruang UKS, genset, ruang hubungan industri, ruang
serbaguna, ruang kepala Sekolah, gudang, ruang WKS1,WKS2,WKS3,WKS4,
ruang OSIS, ruang Penggandaan, ruang shalat, ruang koperasi.
IV. 1.7. Struktur Organisasi
Sebagaimana lazimnya lembaga pendidikan atau sekolah lainnya, SMK
Negeri 1 Makale juga memiliki bagan struktur organisasi. Berikut bagan struktur
organisasi SMK Negeri 1 Makale akan jelaskan di halaman berikut:
50
Keterangan :
QMR
KEPALA SEKOLAH
KEPALA PERPUSTAKAAN
PENGA. & PENGE. SARPRAS
M & R SARPRAS
WKS 4. SARPRAS
INVENTARISASI SARPRAS
WKS 2. HUBIN
HUBUNGAN INDUSTRI
PENELUSURAN TAMMATAN
LKS & UJI KOMPETENSI
WKS 1. KURIKULUM
PENGAJARAN & EVALUASI
PENG. KURIKULUM & KBM
PENG. SDM & KETENAGAAN
Garis Koordinasi
Garis Tanggung Jawab
EKSTRA KURIKULER
STUDIO MUSIK
Kapro Otomotif
Kabeng Engine/Listrik
Kabeng Chasis
Kapro Mesin
Kabeng Las
Kapro TIK
Kabeng Hardware
Kabeng Software
WALI KELAS
GURU DAN PEGAWAI
Kapro. Bangunan
Kabeng. TKB/ Survey Kabeng. Audio Video
Kabeng. ListrikKa. Studio Gambar
KOMITE SEKOLAH
KA. TATA USAHAWKS 3. KESISWAAN
BP/BK/SPIRITUAL
PEMBINA OSIS
PRAMUKA & PBKB
PMI & UKS
Ka. LaB. Fisika / Kimia
KOORD N & A
Ka. Lab. Bhs. Inggris
Kapro. Elektronika
Gambar 6. Struktur Organisasi Smk Negeri 1 Makale Tahun Pelajaran
2012/2013
51
IV. 2 Hasil Penelitian
IV. 2.1 Pelaksanaan ISO 9001:2008 Pada SMK Negeri 1 Makale
SMK Negeri 1 Makale telah menerapkan SMM ISO 9001:2000 sejak
tahun 2006 yang setahun kemudian SMK Negeri 1 Makale memperoleh sertifikat
SMM ISO 9001:2000 dari lembaga sertifikasi mutu internasional, PT. TUV
Rheinland Indonesia sebagai bukti penerapan Sistem Manajemen Mutu. Dengan
memperoleh sertifikat ISO tersebut, SMK Negeri 1 Makale menjadi sekolah yang
pertama di kabupaten Tana Toraja yang menerapkan Sistem manajemen mutu
ISO 9001. Kemudian pada 2 tahun kemudian tepatnya 2010, semua yang
menggunakan standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 harus
menggunakan standar ISO 9001:2008, karena standar ISO 9001:2000 dianggap
sudah tidak berlaku lagi. SMK Negeri 1 Makale kembali memperbaharui SMM
ISO 9001 hal ini dibuktikan dengan kembalinya SMK Negeri 1 Mendapatkan
sertifikasi SMM ISO 9001:2008 dari PT. TUV Rheinland Indonesia dengan nomor
registrasi 01 100 085418.
Dalam pelaksanaan SMM ISO 9001:2008, SMK Negeri 1 Makale
mempersiapkan dokumen-dokumen seperti yang diperoleh dari wawancara
dengan Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Makale, Bapak Drs. Martinus Samben,
MM:
“Dengan adanya standar ISO maka kita memiliki Dokumen Mutu yang kita pedomani nanti dalam melaksanakan tugas. Dalam dokumen mutu itu sudah diatur semua, ada Pedoman Mutu yang mencakup 8 klausul, kemudian ada dokumen Standar Operasional Prosedur (SOP), yang lebih rinci lagi ada Instruksi Kerja (IK), kemudian ada formulir rekaman. jadi memang kita punya pedoman dalam melaksanakan tugas”
(Hasil wawancara tanggal 11 April 2013)
Dari hasil wawancara itu kita mengetahui bahwa SMK Negeri 1 Makale
telah melaksanakan SMM ISO 9001, yang mensyaratkan setiap instansi yang
52
menerapkan standar ISO 9001:2008 memiliki hierarki dokumentasi yaitu
dokumen tingkat I mencakup Pedoman Mutu (PM), dokumen tingkat II mencakup
Standar Operasional Prosedur (SOP), dokumen tingkat III yaitu Instruksi Kerja
(IK) yang bersifat lebih teknis, kemudian dokumen tingkat IV berisi formulir
rekaman.
Hal Senada dipaparkan oleh Wakil Kepala Sekolah 1 bagian Kurikulum
sekaligus merangkap jabatan Quality Management Representatif (QMR), Bapak
Nasrullah Sa’pangallo, S.Pd. Beliau mengatakan bahwa:
“Penerapan ISO 9001:2008 pada SMK Negeri 1 Makale ini, kami sangat sepakat karena dimana kami disini memiliki buku Pedoman Mutu yang mengatur semua tentang Hierarki dan bagian-bagian tugas personil yang harus dikerjakan, jadi dengan penerapan SMM ISO 9001, segala sistem yang berlaku di sekolah ini diatur dalam pedoman mutu jadi kami tidak terlalu repot lagi, kami punya arah yang jelas dalam bekerja dari acuan yang jelas”
(Hasil wawancara tanggal 12 April 2013)
Pendapat lain tentang pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 dipaparkan oleh Wakil Kepala Sekolah 3 bagian Kesiswaan, Bapak
Drs. Alexander Tarampak. Beliau mengatakan bahwa:
“…adanya Sistem Manajemen Mutu ISO ini, itu kan sudah merupakan pedoman, baik dari segi pelaksanaan administrasi dan yang paling utama disini adalah tidak ada istilah spekulasi disitu, karena betul-betul harus dibuktikan dengan nyata. Itulah untungnya dengan adanya SMM ISO 9001. Jadi ada yang sudah digariskan kemudian kita berupaya bagaimana mencapai sasaran itu, misalnya ditentukan dalam jangka waktu 1 tahun, kita harus berupaya capai dalam jangka waktu tersebut.”
(Hasil wawancara tanggal 15 April 2013)
Dari penyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan ISO
9001:2008 ini, menyangkut tentang bagamaina suatu tugas harus
terdokumentasi dengan baik. Segala sistem yang berlaku diatur dalam Pedoman
53
Mutu yang menjadi acuan bagi personil-personil yang berada dalam organisasi
untuk melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing.
Pelaksanaan sistem manajemen ISO 9001 akan memungkinkan
organisasi untuk menetapkan, menerapkan dan memelihara kebijakan
kualitasnya yang didasarkan pada kepemimpinan puncak dan komitmen
terhadap sistem manajemen kualitas (Gaspersz 2012:64)
Pada SMK Negeri 1 Makale telah menetapkan, menerapkan dan
memelihara kebijakan mutu. Hal ini dapat dilihat dari penyataan yang dilontarkan
oleh Nasrullah Sa’pangallo,S.Pd yang menyatakan bahwa:
“Kebijakan mutu kami disini itu “SENYUM SEHAT”, jadi sebagian telah berjalan dengan baik dan berjalan secara bertahap. Salah satu prinsip ISO adalah perbaikan berkelanjutan jadi setiap tahun itu kami melakukan audit internal untuk memastikan apakah semua kebijakan mutu dalam sistem itu berjalan atau tidak, hal-hal yang belum berjalan itu,akan dibuatkan koreksinya kemudian tindakan-tindakan pencegahan.” (Hasil wawancara tanggal 12 April 2013)
Uraian Dari Kebijakan Mutu pada SMK Negeri 1 Makale mengandung
makna sebagai berikut:
Sekolah merupakan lembaga Pendidikan Menengah Kejuruan, yang
diharapkan oleh pemerintah dan masyarakat mampu menghasilkan tenaga kerja
trampil tingkat menengah untuk mengisi lapangan kerja yang tersedia di tingkat
regional, nasional dan internasional.
Sekolah bertekad memenuhi persyaratan stakeholders dengan bekerja
keras untuk membentuk sumber daya / lulusan yang SENYUM yaitu :
S emangat : Bersemangat dalam melaksanakan tugas dan
penguasaan ketrampilan teknik,
E tos kerja : Memiliki motivasi belajar dan motivasi kerja yang tumbuh
dari dalam diri sendiri
54
N orma : Mempunyai keutuhan moral dengan mengutamakan
kejujuran, keiklasan, kebenaran untuk mencapai tujuan,
Y akin : Memiliki kenyakinan teguh untuk meraih keberhasilan;
U let : Mempunyai kemampuan produktif, berkreasi dan inovasi
serta berjiwa wirausaha.
M andiri : Dapat mengatasi setiap permasalahan dan sanggup
menyelesaikan tugas secara profesional.
Untuk mewujudkan harapan stakeholders, sekolah membangun mutu organisasi
yang SEHAT dari setiap unsur organisasi yakni :
S erasi : Mempunyai kepedulian yang tinggi sehingga
terciptalingkungan kerja yang bersih, indah dan kondusif.
E mpati : Memahami perasaan orang lain, solider dan mampu
mengaplikasikan dalam bentuk nyata
H armonis : Mampu membangun kerjasama yang baik dengan semua
pihak,
A dil : Menerapkan prinsip keadilan secara proporsional,
T ertib : Menerapkan disiplin waktu, belajar, mengajar, administrasi
dan Cara berbusana
IV. 2.2 Proses Pelaksanaan Prinsip PDCA (Plan-Do-Check-Act) dalam ISO
9001:2008 di SMK Negeri 1 Makale
1. Perencanaan (Plan)
Perencanaan ialah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk
dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang
ditetapkan
55
Dalam pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, sekolah
meninjau tujuan-tujuan akhir kualitas (Sesuai klausul 5.4.1 tentang Sasaran Mutu
Sekolah) dalam Pedomam Mutu SMK Negeri 1 Makale, menyatakan bahwa
kepala sekolah memastikan Sasaran mutu ditetapkan pada fungsi dan tingkat
yang relevan dalam organisasi sekolah dan kemudian Sasaran mutu tersebut
harus terukur dan taat asas dengan kebijakan mutu.
Adapun Sasaran Mutu yang telah ditetapkan oleh SMK Negeri 1 Makale
pada tahun ajaran 2012/2013 adalah
1. Minimal 85% Siswa Lulus Ujian Negara Bhs. Inggris dengan nilai > 7,25
2. Minimal 60% Siswa Lulus Ujian Negara Matematika dengan nilai > 7,25
3. Minimal 55% Siswa Lulus Ujian Negara Bhs. Indonesia dengan nilai > 7,3
Demi mendukung tercapainya sasaran mutu yang telah ditetapkan, maka
Kepala sekolah dibantu oleh Wakil Manajemen Mutu (Quality Management
Representative) memastikan apa saja sumber daya yang diperlukan untuk
memenuhi sasaran mutu yang telah ditetapkan sebelumnya (Sesuai klausul 6.1
Pedoman Mutu tentang Penyediaan Sumber Daya). Sumber daya yang
diperlukan meliputi Sumber Daya Manusia (SDM), Prasarana, dan Lingkungan
kerja.
Perencanaan penyediaan sumber daya manusia demi mendukung
pelaksanaan ISO 9001:2008 dan tercapainya sasaran mutu yang telah
ditetapkan sebelumnya adalah dengan cara menyediakan tenaga-tenaga yang
kompeten pada masing-masing bidangnya. Untuk pelaksanaan ISO sendiri,
Kepala Sekolah telah membentuk Tim Inti ISO yang dikepalai oleh seorang Wakil
Manajemen Mutu atau yang biasa disebut sebagai Quality Management
Representative (QMR). Tim ISO inti ISO ini terdiri dari Pegawai dan Staff
56
pengajar yang telah mengikuti program pembinaan dari konsultan sistem
manajemen mutu, program pembinaan terdiri dari pelatihan pemahaman
penerapan sistem manajemen mutu dan pelatihan Audit Mutu Internal. Demi
mendukung tercapainya sasaran mutu tersebut, sekolah juga menyediakan
tenaga kerja yang kompeten. Berdasarkan data yang didapat, terdapat 100
orang tenaga pengajar di SMK Negeri 1 Makale dan 60 orang diantaranya telah
mendapatkan sertifikasi profesi.
Untuk menunjang pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001 di
sekolah, maka sekolah harus menyediakan dan merencanakan tersedianya
prasarana yang memadai. Prasara tersebut terdiri dari 1. Ruang Pembelajaran
umum seperti ruang kelas, ruang laboratorium, ruang perpustakaan. 2.Ruang
Praktik khusus seperti bengkel / workshop. Dan 3. Ruang penunjang seperti
ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang pelayanan administrasi, aula, toilet
ruang ibadah, dll. Setiap tahunnya demi meningkatkan harapan stakeholders,
sekolah selalu melakukan perbaikan-perbaikan dan penambahan prasarana
melalui rencana kebutuhan tahunan dan rencana pengembangan sarana dan
prasarana tidak habis pakai. Sedangkan pada upaya perencanaan lingkungan
kerja, SMK Negeri 1 Makale yang menempati lahan seluas 35.396 meter persegi
merencanakan lingkungan yang bersih dan terawat dengan cara membuat
jadwal perawatan lingkungan, dan denah lokasi kebersihan.
Dalam Perencanaan Sistem Manajemen Mutu perlu adanya pengelolaan
dokumentasi (sesuai dengan klausul 4.2 Pedoman Mutu tentang Pengelolaan
Dokumen). Dalam dokumen mutu yang terdapat pada SMK Negeri 1 Makale
dijelaskan bahwa dokumentasi sistem manajemen mutu harus mencakup :
57
1. Rumusan Kebijakan Mutu (lihat lampiran) dan sasaran mutu yang
ditetapkan, didokumentasikan,diterapkan dan dipelihara
2. Pedoman Mutu
3. Prosedur dan rekaman terdokumentasi yang diminta oleh standar
Internasional, yaitu
a. Prosedur Pengendalian Dokumen
b. Prosedur Pengendalian Rekaman
c. Prosedur Audit Internal
d. Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai
e. Prosedur Tindakan Korektif
f. Prosedur Tindakan Preventif.
4. Dokumen termasuk rekaman yang diperlukan oleh sekolah untuk
memastikan bahwa perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
proses-prosesnya efektif.
2. Tahap Pelaksanaan (Do)
a) Tanggung Jawab, Wewenang dan Komunikasi
Pada tahap pelaksanaan, hal pertama yang dilakukan oleh sekolah dalam
menjalankan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 adalah dengan
menciptakan struktur manajemen, menetapkan tanggung jawab dengan
kewenangan yang memadai (klausul 5.5.1 Pedoman Mutu tentang Tanggung
Jawab dan kewenangan). salah satu bentuk upaya mendukung pelaksanaan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 adalah kepala sekolah membentuk tim
ISO 9001:2008. Gambaran tim ISO 9001:2008 dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
58
Tabel 6. Tim ISO 9001:2008 SMK Negeri 1 Makale
No Nama Jabatan Dalam Tim
1 Nasrullah Sa’pangallo, S.Pd QMR (WKS 1)
2 Drs. Baharuddin DQMR (Kapro I)
3 Wanny Kombong, S.Pd Sekretaris
4 Sofyan Linggi, S.Pd Wakil Sekretaris
5 Esrom Pakidi, S.Pd. MM Lead Auditor
6 Drs. Ahmad Gazali Bendahara
7 Drs. Tinus Anggota (WKS 2)
8 Drs. Alaxander Tarampak Anggota (WKS 3)
9 Yohanis Bongga Mangesa, S.Pd Anggota (WKS 4)
10 Drs.Luther Sulle Palin Anggota (Ka. Perpustakaan)
11 Drs. Yohanis Rombe Paggua Anggota (Kapro B)
12 Indra Christian Rempe, ST Anggota (Kapro E)
13 Alexander Pasepang, ST Anggota (Kapro M)
14 Markus Minggu Palamban, S.Pd Anggota (Kapro O)
15 Hilda Calvin, S.Pd Anggota (Guru Bahasa Inggris)
16 Irdayanti Sorean, S.Pd Anggota (Guru Bahasa Indonesia)
17 Drs. Fanny Paelongan Anggota (Koord.N/A)
(Sumber: Data Sekunder, SMK Negeri 1 Makale, 2013)
Kepala sekolah juga menunjuk salah satu personil sebagai QMR (Quality
Management Representative). Tanggung jawab QMR adalah sebagai berikut:
1. Memastikan proses yang diperlukan untuk Sistem Manajemen Mutu
ditetapkan, diterapkan, dan dipelihara.
59
2. Melaporkan kepada KS tentang perikerja Sistem Manajemen Mutu di
sekolah dan kebutuhan apapun untk perbaikannya,
3. Membangkitkan dan meningkatkan kesadaran di sekolah tentang
pentingnya harapan Stakeholders,
4. Menjadi penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang
berkaitan dengan Sistem Manajemen Mutu.
Adapun kewenangan yang diberikan kepada QMR untuk dapat
melaksanakan tanggung jawabnya berupa:
a) Mengatur, menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya harapan
stakeholders, mengendalikan, dan mengembangkan sistem dari
seluruh proses yang terjadi sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen
Mutu, serta kewenangan untuk menjalin hubungan dengan pihak luar
khususnya mengenai Sistem Manajemen Mutu,
b) Mengesahkan dokumen SOP (Standar Operasional Prosedur) dan
dokumen-dokumen lain seperti yang diatur dalam Dokumen Mutu.
Berdasarkan hasil observasi, QMR pada SMK Negeri 1 Makale sendiri
masih dijabat rangkap oleh WKS 1 Bagian kurikulum, Bapak Nasrullah
Sa’pangallo, S.Pd.
Kemudian pada klausul 5.5.3 Pedoman Mutu Mengenai Komunikasi
Internal dikatakan bahwa Kepala Sekolah menetapkan proses komunikasi
dengan menerbitkan Instruksi Kerja (IK) tentang komunikasi internal. Adapun
gambaran komunikasi internal dijelaskan oleh Kepala Sekolah SMK Negeri 1
Makale, Bapak Martinus Samben, MM. Beliau mengatakan bahwa:
“Selalu kita melaksanakan komunikasi internal untuk mengevaluasi dimana kekurangan kita, apa yang mau diperbaiki, jadi istilahnya itu perbaikan berkelanjutan. Selalu ada perbaikan berkelanjutan, dokumen mutu juga itu tidak menjadi barang mati, tetapi kita selalu ada revisi-revisi.
60
Nanti itu akan kita lihat dari laporan-laporan ketika kita mengadakan audit internal maupun audit eksternal jadi dilaporkan nanti didalam manajemen review.”
(Hasil wawancara tanggal 11 April 2013)
b) Peningkatan Sumber Daya Manusia.
Mengelola SDM merupakan bidang yang sangat penting dalam
melaksanakan proses pendidikan di sekolah, diantara SDM tersebut yang paling
berhubungan langsung dengan kegiatan pembelajaran atau pendidikan adalah
guru, sehingga bagaimana kualitas guru dalam proses proses pembelajaran
akan memberikan dampak yang sangat besar bagi kualitas hasil pembelajaran
yang pada akhinya akan menentukan pada kualitas lulusannya.
Dalam rangka peningkatan peningkatan kualitas guru, dalam Pedoman
Mutu (PM) klausul 6.2.2 tentang Kemampuan, Kesadaran, dan Pelatihan
menyatakan bahwa bila memungkinkan menyediakan pelatihan atau melakukan
tindakan lain untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Seperti yang dikatakan oleh kepala sekolah SMK Negeri 1 Makale, Bapak
Drs.Martinus Samben, MM. beliau menyatakan bahwa:
“…Sekolah selalu berupaya mendukung dan menfasilitasi, usaha-usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia baik itu guru maupun tenaga administrasi, karena itu demi kebaikan kita bersama. Bentuk dukungan dari sekolah seperti kesempatan bagi guru atau pegawai untuk mengikuti program pendidikan baik itu dalam bentuk diklat maupun seminar-seminar, sekolah selalu dukung..”
(Hasil wawancara tanggal 11 April 2013)
Hal senada dikatakan oleh Wakil Kepala Sekolah 1 Bagian Kurikulum,
Bapak Nasrullah Sa’pangallo, S.Pd. Beliau mengatakan bahwa
“Peningkatan SDM itu dibawa koordinasi bidang kurikulum tetapi dalam ISO 9001 lebih fokus pada manajemennya bahwa didalam itu mereka tetap dituntut disetiap unit-unit kerja itu ada program-program pengembangan SDM.”
(Hasil wawancara tanggal 23 April 2013)
61
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan ISO
mendukung pengembangan SDM di sekolah, karena dalam ISO telah diatur
bahwa perlu adanya pengembangan sumber daya manusia (sesuai klausul 6.2
tentang sumber daya manusia). Mengenai program pengembangan sumber daya
manusia yang dilakukan oleh SMK Negeri 1 Makale, dapat dilihat dari hasil
wawancara dibawah ini terhadap ketua tata usaha, sekaligus menjabat sebagai
sekretaris quality management sistem (QMS) di SMK Negeri 1 Makale, Ibu
Wanny Kombong, S.Pd. beliau mengatakan bahwa:
“Kalau pelatihan yang ada pada unit kami,ada pelatihan komputer, dalam pelatihan tersebut bertujuan untuk mengembangkan keterampilan pegawai dalam menggunakan program yang berhubungan dengan tugas administrasi, seperti word, excel, dan powerpoint. kalau menurut saya pelatihan ini perlu karena dalam menggunakan sistem ISO 9001, kita banyak berhubungan dengan komputer namun saya kira pelatihan itu belum terlalu maksimal.”
(Hasil wawancara tanggal 11 April 2013)
Senada dengan pendapat diatas, bapak Nasrullah Sa’pangallo, S.Pd
yang menjabat Wakil Manajemen Mutu/Quality management Representative
(QMR) mengatakan bahwa:
“Kelemahan dikami disini, karena sebagian besar form-form itu disiapkan dalam bentuk softcopy, ketika itu diberikan, sebagian dari teman-teman belum memiliki SDM untuk mendukung itu.”
(Hasil Wawancara tanggal 12 April 2013)
Sistem manajemen mutu ISO 9001 adalah sebuah standar mutu
internasional, sekolah yang mengaplikasikan sistem ini tentu merupakan sekolah
yang berfokus pada peningkatan mutu pendidikan. Dalam pengembangan mutu
pendidikan, tentu hal utama adalah pengembangan kompetensi guru. Dalam
Buku Pedoman Mutu yang ada di SMK Negeri 1 Makale, pada klausul 6.2.2.
tentang kemampuan, kesadaran dan pelatihan, point a (klausul 6.2.2 a),
Pedoman Mutu SMK Negeri 1 Makale menyatakan bahwa sekolah harus
62
menetapkan kemampuan (kompetensi) yang diperlukan untuk tugas yang
mempengaruhi mutu pendidikan. Lebih rinci mengenai gambaran
pengembangan kompetensi guru, WKS 1 Bagian Kurikulum SMK Negeri 1
Makale, bapak Nasrullah Sa’pangallo, S.Pd menyatakan bahwa:
“Bentuk pengembangan SDM pada guru di sini itu ada pelatihan-pelatihan, contohnya pelatihan e-learning yang dilaksanakan tahun lalu. Disitu guru diajar bagaimana pembuatan bahan ajar berbasis pada TIK. semester ini juga sudah dibentuk (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) MGMP tetapi baru 2 MGMP yang agak efektif berjalan yakni MGMP Teknik Bangunan dan Teknik Otomotif. khusus untuk peningkatan tapi program yang khusus untuk ini, itu kadang dikondisikan jadi tergantung kebutuhan apa yang perlu ditingkatkan.”
(Hasil wawancara Tanggal 17 Juli 2013)
Dari hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan
SDM pada guru di SMK Negeri 1 Makale, telah berjalan dengan baik walaupun
belum sepenuhnya maksimal. Masih banyak guru yang belum memahami betul
tugasnya dalam ISO 9001, yaitu pengembangan mutu pendidikan. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh WKS 2 Bagian Hubungan
Industri, Bapak Drs. Tinus. Beliau mengatakan bahwa:
“Paradigma teman-teman tentang ISO itu ada beberapa memang yang belum memahami betul, dan ada juga yang memang namum mungkin persentasenya kecil yang tidak mau tau, karena begini, dengan ISO ini memang kita dituntut untuk bekerja lebih aktif, sementara ada saja orang yang Cuma mau lipat tangan, tanda tangan. Orang-orang yang seperti inilah yang bermasalah dalam sistem ISO.”
(Hasil wawancara tanggal 16 April 2013)
Dikonfirmasi sehubungan mengenai hal ini, salah seorang guru
mengemukakan pendapatnya mengenail pelaksanaan ISO 9001 membebankan
guru, Ibu Sudarmin S.Pd. beliau mengatakan bahwa:
“Kalo membebankan guru itu relatif, maksudnya kalo person gurunya berpikiran itu untuk kebaikan bersama dan untuk meningkatkan mutu pendidikan maka tidak akan menjadi beban tetapi ada guru yang Cuma sekedar datang untuk melaksanakan tugas, tidak ada niat untuk minmeningkatkan kualitas maka itu menjadi beban.” (Hasil wawancara tanggal 17 April 2013)
63
c) Infrastruktur (Sarana Dan Prasarana)
Sarana parasarana pendidikan adalah segala sesuatu yang dipakai
sebagai alat dan penunjang utama dalam proses pendidikan. Sarana dan
prasarana secara umum dipakai sebagai alat atau penunjang utama
terselenggaranya proses pendidikan. Sarana prasarana pendidikan terbagi atas
2 macam yaitu sarana prasarana yang habis pakai dan tidak habis pakai. Sarana
prasaranana pendidikan yang habis pakai adalah sarana yang akan habis untuk
pemakaian jangka pendek dan atau untuk sekali pemakaian, sedangkan yang
tidak habis pakai adalah yang dapat dipergunakan berulang kali untuk jangka
waktu panjang.
Gambaran mengenai Infrastruktur di SMK Negeri 1 Makale, dapat dilihat
dari wawancara dengan guru SMK Negeri 1 Makale, Bapak Obed R.Loloallo,
S.Pd. Beliau mengatakan bahwa:
“Menurut saya, fasilitas di SMK ini sudah cukup memadai walaupun kita sebagai guru masih mengharapkan untuk dilakukan peningkatan secara terus menerus. Salah satu bukti bahwa fasilitas kita sudah baik yaitu banyak sekolah-sekolah lain, ada yang dari Makassar, Palopo, Soppeng, dan lain-lain yang datang studi banding ke sekolah kita dan mereka rata-rata kagum dengan fasilitas kita “
(Hasil wawancara tanggal 17 April 2013)
Hal senada dikatakan oleh Ibu Sudarmin, S.Pd, berhubungan dengan
fasilitas yang terdapat pada SMK Negeri 1 Makale. Beliau mengatakan bahwa:
“Peningkatan fasilitas disekolah ini selalu ada peningkatan karena semua kembali pada Sistem manajemen manajemen mutu ISO itu sendiri sehingga ada bagian-bagian yang selalu terpenuhi.” (Hasil wawancara tanggal 17 April 2013).
Dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) nomor 63 tentang sarana
dan prasarana yang terdapat pada Dokumen Mutu SMK Negeri 1 Makale, telah
diatur mengenai tata cara pengelolaan dan pemberdayaan sarana dan prasarana
64
pendididikan. Adapun prosedur tanggung jawab pengelolaan sarana dan
prasarana yaitu:
a) Tanggung jawab dalam pengelolaan dan pemberdayaan sarana
prasarana pendidikan di sekolah terletak pada WKS 4
b) Tanggung jawab dalam pengelolaan dan pemberdayaan sarana
prasarana umum terletak pada WKS 4
c) Tanggung Jawab dalam pengelolaan dan pemberdayaan sarana dan
prasarana pendidikan secara teknis terletak pada WKS 4, Kapro, dan
KTU
Kemudian selanjutnya dalam bentuk pengadaan dan pengembangan
sarana dan prasarana yang tidak habis pakai ditetapkan prosedur yaitu :
1. WKS 4 bersama Kapro menyusun Rencana Kebutuhan Tahunan Sarana
Prasarana. Rencana kebutuhan dibuat atas usulan wari WKS, Kapro
setiap awal tahun pelajaran
2. WKS 4 mengajukan Rencana Kebutuhan Tahunan Sarana Prasarana
kepada Kepala sekolah
3. WKS 4 menyusun rencana pengembangan sarana prasarana pendidikan
untuk barang-barang yang tidak habis pakai, setiap awal tahun pelajaran
atas usulan WKS/Kapro/KTU
4. WKS atau Kapro yang membutuhkan sarana prasarana diluar rencana
kebutuhan tahunan dapat mengajukan permintaan sarana prasarana
dengan mengisi formulir F/63/WKS/3 tentang Permintaan Sarana Unit
Kerja, kepada WKS 4.
5. Pengadaan bahan dan material praktek bengkel diatur dan dikelolah oleh
WKS dan Kapro
65
Adapun prosedur yang juga diatur dalam SOP Nomor 63 tentang Sarana
dan Prasarana yang terdapat pada SMK Negeri 1 Makale meliputi: (1)
Inventarisasi, Alokasi dan Pemanfaatan,(2) Pengecekan, Perawatan dan
Perbaikan, (3) Penghapusan Sarana Prasarana, (4) Kehilangan, (5) Peminjaman
dan (6) Penerimaan bantuan sarana dan prasarana dari pemerintah dan institusi
lain.
d) Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja adalah daerah atau ruangan dimana segala aktifitas
KBM atau ruang penunjang proses pendidikan dilaksanakan. Lingkungan kerja
terbagi atas lingkungan dalam ruang dan lingkungan di luar ruang. Dalam klausul
6.4 Pedoman Mutu SMK Negeri 1 Makale mengenai Lingkungan kerja, dikatakan
bahwa sekolah mengidentifikasi dan mengelola lingkungan kerja mengenai
aspek yang berpengaruh terhadap faktor manusia dan fisik agar memenuhi
syarat-syarat untuk kegiatan belajar mengajar sesuai dengan Pedoman
penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional tahun 2010 Bab.IV tentang
Kultur Sekolah Poin A (lingkungan sekolah). Adapun bunyi dari poin tersebut
bahwa: “Mengembangkan lingkungan sekolah yang bersih, tertib, indah, rindang,
aman, bebas asap rokok dan narkoba, bebas budaya kekerasan, berbudaya dan
akhlak mulia”
Gambaran mengenai lingkungan kerja pada SMK Negeri 1 Makale, dapat
dilihat dari pendapat dari WKS 3 Bagian Kesiswaan, Bapak Drs. Alexander
Tarampak. Beliau mengatakan bahwa:
“Saya pikir lingkungan kerja sudah bagus tapi bukan berarti kalau sudah bagus dan mendukung begini kita diam, pokoknya kita berupaya meningkatkan. Itulah salah satu nilai tambah dari SMM ISO, karena apa yang kita anggap sudah baik harus ada tindak lanjut, upaya yang lebih baik atau perbaikan berkelanjutan. Itulah prinsip dari ISO”
(Hasil wawancara tanggal15 April 2013)
66
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa SMK Negeri 1 Makale selalu
melakukan perbaikan-perbaikan secara bertahap demi mencapai lingkungan
kerja yang diidamkan bersama.
Adapun prosedur dalam merawat, mengecek dan memperbaiki
lingkungan kerja yang ada di SMK Negeri 1 Makale sesuai dalam SOP Nomor 64
tentang Lingkungan Kerja:
1. Perawatan, pengecekan dan perbaikan lingkungan kerja dilakukan
oleh WKS 4
2. Bila terjadi ketidaksesuaian atau kerusakan di lingkungan kerja WKS,
atau KBM maka WKS atau Kapro melaporkan kepada WKS 4,
dengan memakai Nota SMM
3. WKS 4 Menerima laporan dari WKS atau KTU dan mencatat
kejadiannya, selanjutnya melaporkan kerusakan terjadi kepada KS
untuk ditindaklanjuti
Berdasarkan observasi penulis selama melakukan penelitian di SMK
Negeri 1, SMK Negeri 1 Makale relatif bersih dan terawatt , sampah-sampah
tidak ada berserakan, Ruangan kelas juga bersih, namun bengkel dan
laboratorium masih ada yang belum terlalu bersih. Lokasi lingkungan sekolah
sendiri sangat rindang karena banyak pohon-pohon di sekitar lokasi sekolah.
Menyangkut masalah ketertiban juga sudah memadai. Namun Menyangkut
bebas asap rokok, berdasarkan observasi penulis, masih jauh dari harapan
karena masih banyak guru dan pegawai sekolah yang merokok di lokasi sekolah
dan sekolah belum sepenuhnya steril dari asap rokok.
67
e) Realisasi Hasil Proses Pendidikan
Dalam Bab 7 Pedoman Mutu SMK Negeri 1 Makale tentang realisasi hasil
proses pendidikan, sekolah merencanakan dan mengembangkan proses
pendidikan yang mengacu pada visi, misi, kurikulum, kebijakan pemerintah,
kebijakan sekolah, dan mempertimbangkan hal-hal lain yang diperlukan untuk
dapat meningkatkan kualitas tamatan atau lulusan dari SMK Negeri 1 Makale.
Indikator dari Realisasi haril Proses Pendidikan adalah Pengembagan Kurikulum,
Pembelian, Kegiatan Belajar Mengajar, dan Pengendalian Sarana Pemantauan
dan Pengukuran
Pengembangan Kurikulum
Kurikulum adalah elemen strategis dalam sebuah layanan program
pendidikan. Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, kurikulum didefenisikan sebagai seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan tertentu.
Dalam Pedoman Mutu SMK Negeri 1 Makale pada klausul 7.3. tentang
Pengembangan kurikulum dikatakan bahwa sekolah mengelola bidang temu
antara kelompok berbeda terkait dengan pengembangan kurikulum untuk
memastikan komunikasi efektif dan kejelasan penugasan tanggung jawab.
Sekolah lalu memastikan penerapan kurikulum 2004 dan KTSP setelah melalui
tahapan-tahapan yang telah ditetapkan dalam prosedur pengembangan
kurikulum. Keluaran atau output perencanaan harus dimutakhirkan, agar sesuai
dengan perkembangan kurikulum berlaku.
68
Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah
1 bagian kurikulum, Bapak Nasrullah Sa’pangallo, Beliau menyatakan bahwa:
“Untuk sampai sekarang kami masih menerapkan KTSP, sebenarnya mulai tahun 2013 ini, ada perubahan kurikulum untuk kurikulum 2013. Cuma dari pemerintah itu hanya menetapkan sekitar 200 sekolah sasaran dan sekarang ini kami belum masuk sehingga kurikulum yang kami terapkan sekarang masih kurikulum KTSP”
(Hasil wawancara tanggal 17 Juli 2013)
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa:
“SMK Negeri 1 menggunakan kurikulum spektrum, kurikulum Spektrum sendiri merupakan induksi dari kurikulum SMK Edisi 2004, Spektrum adalah daftar kompetensi yang harus diajarkan di SMK, lengkap dengan durasi-durasi jam setiap kali pertemuan. Spetrum itu mulai berlaku tahun 2008 dan itu sampai sekarang kami gunakan”
(Hasil wawancara tanggal 17 Juli 2013)
Verifikasi Pengembangan kurikulum juga dilakukan oleh SMK Negeri 1
Makale. Verifikasi pengembangan kurikulum sesuai dalam klausul 7.3.5
Pedoman Mutu sekolah, dilakukan dengan metode komparasi pada hasil analisa
kurikulum dengan beberapa komponen masukan yaitu, tinjauan pengembangan
kurikulum yang lalu, kurikulum dari pemerintah, dan masukan dari stakeholders
atau industri.
Gambaran dari verifikasi pengembangan kurikulum dapat dilihat dari
pernyataan dari WKS 1 Bagian Kurikulum, Bapak Nasrullah Sa’pangallo,S.Pd.
beliau menyatakan bahwa:
“kurikulum yang kita terapkan itu terdiri dari standar kompetensi-kompetensi dasar dan juga dimasukkan di RPP Silabus, dibutuhkan oleh guru. saya kira dalam hal pengembangan ini yang kita lakukan diawal semester itu adalah mengumpulkan guru-guru untuk menata dan menyusun kembali Silabus yang akan dipergunakan untuk 1 tahun berikutnya.”
(Hasil wawancara 17 Juli 2013)
Lebih lanjut beliau memaparkan gambaran mengenai masukan dari
stakeholders atau industri dalam pengembangan kurikulum bahwa :
69
“Kendala dari pengembangan kurikulum itu ada keterlibatan industri dalam menyusun kurikulum, kesulitan kami adalah agak sulit menghadirkan orang-orang industri untuk duduk bersama-sama merumuskan itu, jadi selama ini yang kami lakukan hanya disusun oleh tim pengembangan di sekolah kemudian kami validasi, tanda tangan pengesahan dari industri”
(Hasil wawancara 17 Juli 2013)
Dari Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum
SMK Negeri 1 Makale telah sesuai dengan Pedoman Mutu Klausul 7.3 telah
berjalan baik namun tidak terlepas dari kendala dalam memenuhi seluruh kriteria
dalam klausul tersebut, salah satu kriteria yang masih menjadi kendala yaitu
dalam memperoleh masukan dari industri masih sulit karena tidak ada
partisipasi industri sebagai stakeholders dalam penyusunan kurikulum.
Pembelian
Dalam Pedoman Mutu SMK Negeri 1 Makale, Klausul 7.4 tentang
Pembelian. Diatur bagaimana pembelian yang ada pada sekolah. Prosedur ini
diatur lebih rinci dalam SOP Nomor 74 Dokumen Mutu Sekolah tentang
pembelian. Adapun Prosedurnya :
1. Persyaratan Pembelian
a. Yang berwenang melakukan pembelian adalah WKS 4 untuk barang
dan jasa yang dibutuhkan oleh umum dan Kapro untuk barang dan
jasa yang dibutuhkan oleh jurusan masing-masing
b. Sebelum tahun sekolah dimulai WKS 4 dan setiap kapro menyusun
daftar barang dan jasa yang dibutuhkan untuk tahun sekolah yang
akan dating dan dilengkapi dengan Spesifikasi, Jumlah, Harga Pasti
atau harga perkiraan dan pemasoknya
70
c. QMR melakukan tinjauan atas daftar barang atau jasa yang akan
dibeli sehubungan dengan pengaruhnya terhadap mutu jasa
pendidikan yang dihasilkan oleh sekolah
d. Berdasarkan hasil tinjauan QMR, Kepala Sekolah memberikan
persetujuan atas daftar barang atau jasa yang akan dibeli, apabila
memang benar-benar sesuai dengan kebutuhan.
e. Kepala sekolah menyerahkan dana yang diperlukan untuk membeli
barang dan jasa yang dibutuhkan kepada WKS 4 dan para Kapro
melalui bendahara sekolah. Besarnya dana yang diserahkan
tergantung ketersediaan dana dan skala prioritas tahun sekolah
terkait
2. Proses Pembelian
a. Dalam proses pembelian, Kepala Sekolah harus membuat Daftar
Pemasok yang dilengkapi dengan hasil penilaian atas kemampuan
memasok barang dan jasa yang sesuai dengan yang dibutuhkan
sekolah. Daftar pemasok ini harus diperbaharui setiap dua tahun
sehubungan penilaian ulang.
Gambaran pelaksanaan pembelian pada SMK Negeri 1 Makale
dapat diketahui dari wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah 4 bagian
Sarana dan Prasarana. Bapak YB Mangesa, S.Pd. Beliau mengatakan
bahwa:
“… saya pikir proses pembelian yang sudah berjalan sesuai format namun kadang tidak sesuai dengan prosedur yang telah ada, jalur urusan pembelian kadang tidak mengacu pada aturan yang ada. Saya kurang mengerti apa penyebabnya, namun kita telah mengupayakan untuk memperbaiki kedepannya supaya sesuai dengan harapan.”
(Hasil wawancara tanggal 18 juli 2013)
71
Hal senada juga dikatakan oleh seorang guru SMK Negeri 1. Beliau
mengatakan bahwa:
“…masalah pembelian masih belum berjalan maksimal karena kadang pembelian itu tidak sesuai dengan prosedur yang ada, juga kadang menurut saya tidak sesuai dengan skala prioritas”
(Hasil wawancara tanggal 18 Juli 2013)
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Pembelian yang
ada pada SMK Negeri 1 Makale, belum berjalan secara maksimal. Hal ini
dikarena karena prosedur-prosedur yang telah ditetapkan pada Pelaksanaan
Pembelian, kadang tidak dilaksanakan sesuai dengan yang telah diatur.
Proses Pendidikan dan Kegiatan Belajar Mengajar
Dalam klausul 7.5 Pedoman Mutu tentang Proses Pendidikan dan
Kegiatan Belajar Mengajar yang terdapat pada SMK Negeri 1 Makale, terdapat
beberapa poin-poin yang di atur. Yaitu 1. Pengendalian Kegiatan Belajar
Mengajar (dalam klausul 7.5.1), 2. Pembenaran Proses Pendidikan (dalam
klausul 7.5.2), 3. Identifikasi dan Kemampuan telusur (dalam klausul 7.5.3), 4.
Kepemilikan siswa (dalam klausul 7.5.4), dan Pendampingan dan perlindungan
Siswa (dalam klausul 7.5.5)
Gambaran mengenai kondisi belajar mengajar pada SMK Negeri 1 Makale
dapat dilihat dari pernyataan dari WKS 1 Bidang Kurikulum, Bapak Nasrullah
Sa’pangallo, S.Pd, Beliau mengatakan bahwa:
“Gambaran Kegiatan Belajar mengajar kami disini mengerjakan secara administrasi, ada kontrol. jadi dalam pengaturan KBM, kami sudah menggunakan sistem elektronik jadi pergantian jam itu dikontrol dan pemantauan apakah proses berjalan pada tiap-tiap kelas ada absen kami buat untuk mengontrol. Setiap pergantian jam, ada guru piket yang keliling untuk memastikan di setiap-setiap kelas ada guru sementara mengajar.” (Hasil wawancara tanggal 17 juli 2013)
72
Sedangkan gambaran mengenai pendampingan dan perlindungan siswa
dapat dilihat dari pernyataan WKS 3 Bidang Kesiswaan, Bapak Alexander
Tarampak, S.Pd. Beliau mengatakan bahwa:
“Bentuk perlindungan kita itu adalah kewajiban sekolah. Yang kita lakukan disini pertama Asuransi. Jadi kita bekerja sama dengan asuransi. Sejak masuk sebagai siswa baru, sudah langsung semua siswa kita asuransikan termasuk juga anak-anak yang keluar prakerin, termasuk gurunya kita juga asuransikan.”
(Hasil wawancara tanggal 15 April 2013)
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa:
“Bentuk perlindungan didalam sistem manajemen mutu ISO bukan hanya dalam bentuk asuransi termasuk disini pendampingan, mencarikan beasiswa, juga pendampingan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Itu semua bentuk perlindungan”
(Hasil wawancara tanggal 15 April 2013)
Didalam Dokumen Mutu sendiri pada SOP 755 pasal 5.2 tentang
Pendampingan dan Perlindungan Siswa. yang berlaku di SMK Negeri 1 Makale,
dijelaskan bahwa: pendampingan terhadap siswa dilaksanakan dengan
pembinaan berupa pelayanan BP-BK, kegiatan kesiswaan yang meliputi: OSIS,
Latihan Dasar Kepemimpinan, Widyatamandala, ekstrakurikuler. Dan bentuk
pendampingan lainnya yang direkomendasikan oleh Kepala Sekolah. Kemudian
Perlindungan terhadap seluruh siswa dilaksanakan dengan mengikutsertakan
siswa pada asuransi kecelakaan.
Gambaran mengenai Asuransi yang terdapat disekolah, dijelaskan oleh
WKS 3 Kesiswaan, sebagai berikut:
“Asuransinya itu kita kerjasama dengan Perusahaan Asuransi Bumi Putera, selama berapa tahun kita kerjasama, preminya itu dibayar pertahun sebesar Rp.5000 (lima ribu rupiah) per tahun. Khusus yang kami asuransikan itu asuransi kecelakaan”. (Hasil Wawancara tanggal 15 april 2013)
73
Pengendalian Sarana Pemantauan dan Pengukuran
Untuk memantau ketecapaian ketercapaian dari Realisasi hasil proses
pendidikan maka sekolah menetapkan cara untuk memantau dan mengukur
keberhasilan KBM (terdapat dalam Klausul 7.6) dengan cara memperhatikan
kebijakan pemerintah dan internal sekolah. Sarana pemantau dan pengukur
yang diperlukan untuk memberikan bukti kesesuaian proses pendidikan dengan
persyaratan yang ditetapkan.
Adapun gambaran mengenai pemantauan keberhasilan KBM pada SMK
Negeri 1 Makale dapat dilihat dari wawancara dengan WKS 1 Bagian kurikulum.
Bapak Nasrullah Sa’pangallo, S.Pd. Beliau mengatakan bahwa:
“Efektif tidaknya proses ini ada beberapa proses pemantauan yang dilakukan yang pertama adalah daftar hadir, baik itu yang menggunakan sidik jari maupun tanda tangan itu yang kami pantau, yang kedua adalah melakukan pemantauan setiap pergantian jam, yang ketiga memantau jurnal, karena didalam kelas itu kita siapkan jurnal, karena didalam kelas itu kita siapkan jurnal mengajar guru yang harus ditandatangani, selanjutnya setiap hari sabtu, oleh bapak Kepala sekolah mengambil semua jurnal itu untuk diperiksa jadi dari situlah nanti menjadi dasar bagi kami untuk menyusun perbaikan, dst.”
(Hasil wawancara tanggal 17 Juli 2013)
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian dan
pemantauan sarana belajar, telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan
klausul yang dipersyaratkan.
3. Tahap Pemeriksaan (Check)
a) Audit Internal
Sesuai dengan Klausul 8.2.2 dalam Pedoman Mutu, tentang Audit
Internal dikatakan bahwa sekolah menetapkan pelaksanaan audit intenel dalam
selang waktu tertentu dan menetapkan tata cara audit internal.
74
Hasil wawancara dengan QMR SMK Negeri 1 Makale, Bapak Nasrullah
Sa’pangallo, S.Pd. beliau menaparkan:
Salah satu prinsip ISO adalah perbaikan berkelanjutan jadi setiap tahun itu kami melakukan audit internal untuk memastikan apakah semua kebijakan mutu dalam sistem itu berjalan atau tidak, hal-hal yang belum berjalan itu dibuatkan koreksinya kemudian tindakan-tindakan
(Hasil wawancara tanggal 12 april 2013)
Pelaksanaan audit internal bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan
ISO 9001:2008 telah dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang
telah ditentukan dan yang lebih penting lagi adalah untuk menilai apakah ISO
9001:2008 telah berjalan secara efektif. Audit internal pada SMK Negeri 1
Makale dilaksanakan 1 kali dalam setahun biasanya pada bulan September.
Sejak diterapkannya ISO 9001:2008 pada SMK Negeri 1 Makale, telah
dilaksanakan 3 kali Audit Internal.
Adapun tujuan dari pelaksanaa audit internal adalah:
a. Melihat kekurangan sistem manajemen mutu
b. Mengevaluasi kekurangan untuk tindakan koreksi
c. Menilai kesiapan untuk audit eksternal (audit surveilance)
d. Mendorong pemeliharaan dan perbaikan dari pelaksanaan sistem
manajeme mutu
e. Hasil audit internal sebagai masukan buat tinjauan manajemen
Dalam Audit internal dimulai dari Perencanaan, kemudian Kesiapan audit
internal, Kemudian pelaksanaan.Tahap-tahap pelaksanan audit internal pada
SMK Negeri 1 Makale ialah:
a. QMR menetapkan waktu yang disetujui bersama auditee (yang
diaudit)
75
b. Auditor berkoordinasi dengan WKS, Kapro, dan KTU sebelum
pelaksanaan audit
c. Hasil audit internal ditulis dalam form audit untuk pelaporan rekaman
a. Bila hasil audit internal menunjukkan adanya KTS
(Ketidaksesuaian), WKS, Kapro, dan KTU harus menentukan
penyebab KTS, melakukan tindakan koreksi dan korektif dalam
batas waktu yang disetuju auditor.
Ketidaksesuaian (KTS) pada SMK Negeri 1 terbagi atas 3 macam, yaitu:
KTS Mayor, KTS Minor, dan KTS Observasi. Ketidaksesuaian Mayor adalah
ketidaksesuaian yang berpotensi menimbulkan dampak serius terhadap
pencapaian mutu dan efektifitas sistem mutu, ketidaksesuaian Minor adalah
ketidaksesuaian yang tidak mempunyai dampak yang serius terhadap mutu atau
sistem mutu dan juga dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian pada dokumen
seperti prosedur atau instruksi kerja terhadap pelaksanaan yang sebenarnya
atau terhadap persyaratan standar yang ada. Sedangkan Ketidaksesuaian
Observasi adalah ketidaksesuaian yang diharapkan itu bagus kalau itu ada,
tetapi tidak masalah bila itu tidak terlaksanakan, jadi ketidaksesuaian observasi
hanya semacam saran saja untuk perbaikan kedepannya.
Gambaran mengenai hasil audit internal sistem manajemen mutu dapat
dilihat pada tabel pada halaman selanjutnya.
76
Tabel 7. Laporan Ketidaksesuaian (KTS) Hasil Audit Internal SMM ISO
9001:2008 Pada SMK Negeri 1 Makale Tahun 2012
No. Unit Kerja Jumlah Ketidaksesuaian (KTS)
KTS Observasi KTS Minor KTS Mayor
1 KS 3 Temuan - - 2 WKS 1 4 Temuan - - 3 WKS 2 2 Temuan - - 4 WKS 3 2 Temuan - - 5 WKS 4 4 Temuan - - 6 KTU 3 Temuan 1 Temuan - 7 KBKB 2 Temuan - - 8 KBKE 1 Temuan 3 Temuan - 9 KBKO 1 Temuan 2 Temuan - 10 KBKI 5 Temuan - - 11 KBKM 1 Temuan - - 12 Perpustakaan 3 Temuan - - 13 QMS 1 Temuan - - Total 32 Temuan 6 Temuan -
(Sumber: Data Sekunder SMK Negeri 1 Makale 2012)
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa masih ada sejumlah
ketidaksesuaian yang ditemukan saat audit internal ketiga. Namun SMK Negeri 1
Makale terus berupaya memperbaiki keefektifan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 seperti yang dikemukakan oleh QMR SMK Negeri 1 Makale, Bapak
Nasrullah Sa’pangallo, S.Pd. Beliau mengatakan:
“Tetap ada peningkatan berkelanjutan, apapun yang ditemukan dalam audit, dipastikan tidak akan terulang lagi, karena itu sudah ada tindakan korektif, dan tindakan preventifnya.”
(Hasil wawancara tanggal 12 April 2013)
4. Tahap Tindakan (Act)
a) Rapat Tinjauan Manajemen
Setelah pelaksanaan Audit Internal dilaksanakan, manajemen
menyelenggakan rapat tinjauan manajemen, dimana pelaksanaannya mengacu
pada prosedur rapat tinjauan manajemen dalam Standar Operasional Prosedur
(SOP) Nomor 56 Dokumen Mutu SMK Negeri 1 Makale. Dalam prosedur
77
tersebut diatur bahwa rapat tinjauan manajemen harus dilaksanakan paling
sedikit 1 kali dalam setahun. Rapat yang dipimpin oleh Kepala Sekolah atau
personil yang ditunjuk harus dihadiri oleh staf pimpinan, Tim ISO, Auditor, dan
Auditee dan Personil lain yang ditunjuk.
Adapun agenda rapat tersebut memuat tinjauan-tinjauan atau evaluasi
menyangkut:
1. Hasil Audit sejak rapat terakhir
2. Tindakan koreksi sejak rapat terakhir
3. Tindak lanjut dari Tinjauan Manajemen terakhir
4. Umpan balik pelanggan/stakeholders
5. Tindakan pencegahan dan tindakan koreksi
6. Masalah mutu lainnya
7. Kinerja proses dan kesesuaian pencapaiannya
8. Perubahan-perubahan atau usul untuk memperbaiki sistem
9. Penetapan sasaran mutu dan peningkatan produktifitas/efisiensi kerja
Keluaran dari Rapat tinjauan manajemen merupakan dasar penyusunan
program dan pelaksanaan sistem manajemen mutu yang akan datang yang
meliputi :
1. Perubahan pada keefektifan sistem manajemen mutu dan proses-
prosesnya
2. Perbaikan pada produk berkaitan dengan persyaratan pelanggan
3. Sumber daya yang diperlukan
78
IV. 3 Pembahasan
Salah satu tujuan dalam pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 yaitu peningkatan berkelanjutan (Vincent Gazpersz 2012:21).seperti
dalam Bab 8 Pedoman Mutu SMK Negeri 1 Makale tentang Pengukuran,Analisis
Dan Perbaikan, yang menyatakan bahwa sekolah merencanakan dan
menetapkan proses-proses pemantauan,pengukuran,analisis dan perbaikan
yang diperlukan untuk menunjukkan kesesuaian persyaratan pelanggan
(stakeholders), memastikan kesesuaian sistem manajemen,dan memperbaiki
keefektifan sistem manajemen mutu secara terus menerus.
Dalam Pelaksanaan Aplikasi Motodologi peningkatan terus menerus
PDCA (Plan-Do-Check-Act) dalam model Sistem Manajemen Mutu ISO 9001
pada SMK Negeri 1 Makale dapat dilihat pada gambar 3. Untuk lebih jelasnya
penulis akan memaparkan hubungan antara teori PDCA dengan fakta
pelaksanaannya di lapangan.
79
Tabel 8. Pelaksanaan prinsip peningkatan Berkelanjutan (PDCA) dalam
Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001 Menurut Gaspersz (2012)
A. PERENCANAAN (PLAN)
NO PERSYARATAN DALAM ISO
9001:2008
PELAKSANAAN DI SMK NEGERI 1
MAKALE
1 Penekanan pada Kebutuhan untuk peningkatan terus-menerus
Sekolah telah menetapkan,
mendokumentasikan, menerapkan, dan
memelihara Sistem Manajemen Mutu sesuai
dengan persyaratan ISO 9001 : 2008 yang di
rumuskan dalam Pedoman Mutu dan terus
menerus memperbaikinya.
2 Manajemen Organisasi
menetapkan tujuan-tujuan kualitas
pada fungsi Dan tingkatan (level)
yang relevan dengan organisasi
Sekolah telah menetapkan Sasaran Mutu
sekolah yang tiap tahunnya ditinjau ulang
sesuai dengan tingkat relevan dalam sekolah
3 Menetapkan sumber daya yang
diperlukan untuk menerapkan dan
mempertahankan sistem
manajemen mutu serta
meningkatkan keefektifannya
Sekolah telah membentuk Tim ISO yang
terdiri dari personil-personil yang dianggap
kompeten dalam menjalankan Sistem
Manajemen Mutu
4 Menetapkan Kompetensi,
Pelatihan, dan kesadaran dari
SDM
Sekolah telah menetapkan personil-personil
yang telah mengikuti pelatihan-pelatihan
yang berhubungan dengan ISO yang
diadakan sekolah serta memberikan
kesempatan kepada setiap staff guru untuk
mengembangkan kemampuannya
80
NO PERSYARATAN DALAM ISO
9001:2008
PELAKSANAAN DI SMK NEGERI 1
MAKALE
5
Menetapkan Infrastruktur yang
diperlukan
Sekolah telah menetapkan infrastruktur yang
telah sesuai dengan cara, selalu
mengembangkan sarana dan prasarana di
sekolah agar sesuai dengan kebutuhan
pelanggan seperti sarana laboratorium,
penambahan ruang belajar, alat-alat praktik,
toilet, dll.
6 Menetapkan lingkungan kerja
yang diperlukanuntuk mencapai
kesesuaian terhadap persyaratan
produk
Sekolah memiliki lingkungan kerja yang telah
memenuhi standar, lingkungan kerja yang
asri, sejuk, nyamaan serta jauh dari pusat
keramaian.
7 Mengidentifikasi persyatan-
persyaratan dokumentasi yang
diperlukan dalam sistem
manajemen
Sekolah telah memiliki rumusan kebijakan
mutu yaitu SENYUM SEHAT dan sasaran
mutu. SMK memiliki pedoman mutu dan
telah memenuhi prosedur dan rekaman
terdokumentasi yang diminta oleh standar
internasional
81
B. LAKSANAKAN (DO)
NO PERSYARATAN DALAM ISO
9001:2008
PELAKSANAAN DI SMK NEGERI 1
MAKALE
1. Menyediakan sumber daya
manusia yang memiliki
kompetensi
Sekolah selalu mendukung dan menfasilitasi
upaya-upaya peningkatan SDM seperti
memberikan kesempatan kepada guru dan
personil-personil untuk mengikuti program
pendidikan dan pelatihan conthnya pelatihan
e-learning, pembentukan MGMP
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran), dll
2 Memberikan Infrastruktur yang
dibutuhkan untuk mencapai
kesesuaian terhadap persyaratan
produk
Sekolah telah memiliki infrastruktur yang
sangat menunjang persyaratan baik itu
sarana maupun prasarana sekolah.
3 Mengelolah lingkungan kerja yang
diperlukan untuk mencapai
kesesuaian terhadap peryaratan
produk
Telah ada prosedur yang mengatur
mengenai lingkungan kerja meliputi
perawatan lingkungan kerja, pengecekan
dan perbaikan lingkungan kerja.
82
B. LAKSANAKAN (DO)
NO PERSYARATAN DALAM ISO
9001:2008
PELAKSANAAN DI SMK NEGERI 1
MAKALE
4 Melaksanakan realisasi produk
yang meliputi:
Pengembangan Produk
Proses pembelian
Pelayanan dalam kondisi
terkendali
Pengendalian pemantauan
dan peralatan pengukuran
Melaksanakan realisasi produk yang
meliputi:
Pengembangan produk dalam SMK
Negeri 1 Makale melalui pengembangan
kurikulum. Pengembangan kurikulum
dilakukan dengan cara komparasi antara
kurikulum dari pemerintah dan masukan
dari dunia industri
Pembelian pada SMK Negeri 1 Makale
mengacu pada prosedur yang telah
ditetapkan namun proses pembelian
belum maksimal karena personil-personil
yang menjalankan masih sering
mengindahkan prosedur yang ditetapkan
sebelumnya
Sekolah telah mengatur proses
pendidikan dan kegiatan belajar mengajar
dengan cara e-learning, dan mengontrol
proses belajar mengajar melalui guru
piket yang selalu mengecek proses
Belajar mengajar di setiap kelas
Bentuk pendampingan proses pendidikan
adalah dengan mengasuransikan seluruh
siswa, mencarikan beasiswa dan
pendampingan kegiatan ekstrakurikuler.
Pemantauan daftar hadir dan absensi
menggunakan sidik jari, pemantauan
jurnal kelas yang setiap akhir pekan
diperiksa oleh kepala sekolah.
83
C. PEMERIKSAAN (CHECK)
NO PERSYARATAN DALAM ISO
9001:2008
PELAKSANAAN DI SMK NEGERI 1
MAKALE
1 Pemantauan dan pengukuran
produk
Bentuk pemantauan dan pengukuran produk
/ hasil pendidikan adalah dengan evaluasi
Kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari 1.
Tes formatif contohnya kuis, dan ulangan
harian dan ujian kompetensi dasar. 2.Tes
sumatif seperti ulangan semester dan ujian
kenaikan kelas dan 3. Ujian akhir sekolah
2 Mengevaluasi status kesesuaian
dan mengendalikan produk-
produk yang tidak memenuhi
persyaratan
Sekolah telah menetapkan prosedur
mengenai pengendalian ketidaksesuaian
dan pelanggaran tata tertib siswa
3 Melakukan analisis data yang
berkaitan dengan kepuasan
pelanggan, kesesuaian terhadap
persyaratan produk, kinerja
proses dan produk, serta kinerja
pemasok
Sekolah telah melakukan analisis data yang
berdasarkan pada daya serap dan daya
capai siswa, harapan stakeholders, lager
kenaikan kelas, lager kelulusan, dan data
nilai.
4 Mengidentifikasi penyebab
ketidaksesuaian dan mengambil
tindakan korektif dan tindakan
pencegahan
Sekolah telah mengidentifikasi
ketidaksesuaian dan mengambil tindakan
korektif dan preventif dengan cara sekolah
mencatat setiap keluhan dan masukan,
melakukan penyelidikan untuk menemukan
penyebab ketidaksesuaian, kemudian
mengadakan rapat-rapat koordinasi.
84
C. PEMERIKSAAN (CHECK)
NO PERSYARATAN DALAM ISO
9001:2008
PELAKSANAAN DI SMK NEGERI 1
MAKALE
5 Mengendalikan dokumen-
dokumen yang diperlukan untuk
efektivitas Sistem Manajemen
Kualitas
Telah dibuat tata cara pengendalian
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
Sistem manajemen mutu yang terdiri dari
tata cara meninjau, merevisi, dan menyetujui
dokumen.
6 Mengendalikan catatan-catatan
atau rekaman-rekaman yang
berkaitan dengan Sistem
Manajemen kualitas
Sekolah telah menetapkan prosedur-
prosedur pengendalian rekaman yang berisi
tata cara penyimpanan rekaman,
perlindungan, rekaman,pengambilan
rekaman,penyimpan dokumen,
dan pembuangan dokumen
D. TINDAKAN (ACT)
1 Melakukan peninjauan ulang
sistem manajemen mutu pada
interval waktu yang tepat
Sekolah telah melakukan peninjauan ulang
melalui rapat tinjauan manajemen yang
dilaksanakan setelah audit internal.
2 Mengidentifikasi area-area
perbaikan atau peningkatan terus
menerus
Sekolah melaksanakan perbaikan dan
peningkatan berkelanjutan. Hal ini
dibicarakan dalam rapat tinjauan manajemen
dan evaluasi bulanan.
3 Melakukan tindakan-tindakan
korektif untuk menghilangkan
penyebab-penyebab
ketidaksesuaian itu
Sekolah melaksanakan tindakan koreksi
sesuai dengan prosedur yang ada. Tindakan
koreksi ini, merupakan salah satu agenda
dalam rapat tinjauan manajemen.
4 Melaksanakan tindakan-tindakan
pencegahan untuk
menghilangkan potensial
ketidaksesuaian sehingga terjadi
ketidaksesuaian
Bentuk tindakan pencegahan
ketidaksesuaian dalam sistem manajemen
mutu yaitu dengan dilaksanakan audit
internal dan tinjauan manajemen yang
dilaksanakan sekali dalam setahun.
85
Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas pelaksanaan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 pada SMK Negeri 1 Makale dapat dilakukan
dengan membandingkan hasil audit internal sebelumnya dengan hasil audit
terbaru. Sejak menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, SMK
Negeri 1 Makale telah melaksanakan 3 kali audit internal. Yaitu yang pertama
pada tahun 2010, kemudian yang kedua pada tahun 2011, dan terakhir pada
tahun 2012.
Berikut ini tabel hasil audit internal ke-1 dari SMK Negeri 1 Makale. Audit
Internal sendiri dilaksanakan pada tanggal 20-21 September 2010.
Tabel 9. Laporan Ketidaksesuaian (KTS) Hasil Audit Internal Ke-1 SMM ISO
9001:2008
No. Unit Kerja Jumlah Ketidaksesuaian (KTS)
KTS Observasi KTS Minor KTS Mayor
1 KS 4 Temuan - - 2 WKS 1 7 Temuan 2 Temuan - 3 WKS 2 3 Temuan - - 4 WKS 3 7 Temuan - - 5 WKS 4 6 Temuan 1 Temuan - 6 KTU 3 Temuan - - 7 KBK Bangunan 4 Temuan - - 8 KBK Elektro 4 Temuan - - 9 KBK Otomotif 6 Temuan - - 10 KBK Informatika 3 Temuan - - 11 KBK Mesin 3 Temuan 1 Temuan - 12 Perpustakaan 1 Temuan - - 13 QMS 7 Temuan - -
Total 58 Temuan 4 Temuan -
(Sumber : Data Sekunder SMK Negeri 1 Makale 2010)
Dari hasil laporan ketidaksesuaian (KTS) diatas, ditemukan tidak ada (0)
ketidaksesuaian (KTS) Mayor, 4 temuan ketidaksesuaian (KTS) Minor, dan 58
temuan ketidaksesuaian (KTS) Observasi.
86
Sedangkan pada Audit Internal ke-2 Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 yang dilaksanakan pada tanggal 19-20 september 2011 ditemukan
ketidaksesuaian, seperti pada tabel di berikut ini:
Tabel 10. Laporan Ketidaksesuaian (KTS) Hasil Audit Internal Ke-2 SMM
ISO 9001:2008
No. Unit Kerja Jumlah Ketidaksesuaian (KTS)
KTS Observasi KTS Minor KTS Mayor
1 KS 3 Temuan - - 2 WKS 1 5 Temuan - - 3 WKS 2 2 Temuan - - 4 WKS 3 4 Temuan - - 5 WKS 4 4 Temuan - - 6 KTU 1 Temuan 3 Temuan - 7 KBK Bangunan 2 Temuan - - 8 KBK Elektro 5 Temuan - - 9 KBK Otomotif 3 Temuan 2 Temuan - 10 KBK Informatika 5 Temuan - - 11 KBK Mesin 6 Temuan - -
12 Perpustakaan 3 Temuan - - 13 QMS 4 Temuan - -
Total 47 Temuan 5 Temuan - (Sumber : Data Sekunder SMK Negeri 1 Makale 2011)
Dari hasil laporan ketidaksesuaian (KTS) diatas, ditemukan tidak ada
ketidaksesuaian (KTS) Mayor, 5 temuan ketidaksesuaian (KTS) Minor, dan 47
temuan ketidaksesuaian (KTS) Observasi.
Kemudian pada rapat audit internal terakhir yang dilaksanakan pada
tanggal 26-28 November 2012, ditemukan ketidaksesuaian (KTS) seperti pada
table berikut ini:
87
Tabel 11. Laporan Ketidaksesuaian (KTS) Hasil Audit Internal Ke-3 SMM
ISO 9001:2008
No. Unit Kerja Jumlah Ketidaksesuaian (KTS)
KTS Observasi KTS Minor KTS Mayor 1 KS 3 Temuan - - 2 WKS 1 4 Temuan - - 3 WKS 2 2 Temuan - - 4 WKS 3 2 Temuan - - 5 WKS 4 4 Temuan - - 6 KTU 3 Temuan 1 Temuan - 7 KBK Bangunan 2 Temuan - - 8 KBK Elektro 1 Temuan 3 Temuan - 9 KBK Otomotif 5 Temuan 2 Temuan - 10 KBK Informatika 1 Temuan - - 11 KBK Mesin 1 Temuan - -
12 Perpustakaan 3 Temuan - - 13 QMS 1 Temuan - -
Total 32 Temuan 6 Temuan -
(Sumber : Data Sekunder SMK Negeri 1 Makale 2012)
Dari hasil laporan ketidaksesuaian (KTS) diatas, ditemukan tidak ada (0)
ketidaksesuaian (KTS) Mayor, 6 temuan ketidaksesuaian (KTS) Minor, dan 32
temuan ketidaksesuaian (KTS) Observasi.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam pelaksanaan audit mutu
internal terdapat 3 jenis ketidaksesuainya (KTS). Yang pertama adalah
ketidaksesuaian (KTS) Minor , ketidaksesuaian minor artinya bahwa bila ada
salah satu dari persyaratan ISO 9001:2008 tidak konsisten diterapkan. Yang
kedua adalah ketidaksesuaian Mayor artinya bahwa adanya ketidaksesuaian
yang berpotensi menimbulkan dampak serius terhadap pencapaian mutu dan
efektifitas sistem mutu sehingga dapat membuat sistem yang berhenti secara
total. Dan yang ketiga adalah ketidaksesuaian observasi artinya bahwa adanya
88
kecenderungan atau potensi ketidaksesuaian yang dapat berdampak pada
masa depan
Berdasarkan hasil pelaporan audit mutu internal kedua Sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 pada tahun 2011. Ditemukan ketidaksesuaian
minor secara keseluruhan sebanyak 5 temuan. Pada unit kerja KTU sebanyak 3
temuan. Ketiga ketidaksesuaian Minor tersebut adalah: 1. Rekaman dan
dokumen di unit kerja Tata Usaha tidak teridentifikasi dengan baik (tidak sesuai
dengan SOP 423 Mengenai Pengendalian Rekaman). 2. Sasaran mutu pada unit
kerja KTU yakni 92% pengadministrasian dikerjakan dengan komputer tidak tidak
tercapai karena tidak sebanding dengan jumlah personil yang menguasai
Komputer yaitu hanya 3 orang dari 10 orang personil (tidak sesuai dengan
Pedoman Mutu Bab 5 tentang Tanggung Jawab Manajemen). 3. Kegiatan
pelatihan Komputer bagi anggota KTU tidak teridentifikasi karena tidak adanya
catatan dan rekaman pelaksanaannya. (tidak sesuai dengan Pedoman Mutu Bab
6 tentang Pengelolaan Sumber Daya). Sedangkan pada Unit kerja Ketua
Program Studi Keahlian Otomotif (KBK O), ditemukan sebanyak 2
ketidaksesuaian minor yaitu 1. Tidak adanya daftar rekaman dokumen yaitu data
pendukung sasaran mutu yaitu rekaman nilai ujian kompetensi (tidak sesuai
dengan Pedoman Mutu Bab 4 tentang Sistem Manajemen Mutu). 2. Tidak
lengkapnya daftar pemasok ( tidak sesuai dengan Pedoman Mutu Bab 6 tentang
Pengelolaan Sumber Daya)
Kemudian pada hasil pelaporan Audit Mutu Internal ketiga Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada tahun 2012. Ditemukan secara
keseluruhan, ada 6 temuan ketidaksesuaian minor. Ketidaksesuaian tersebut
terdiri dari 1 temuan pada unit kerja KTU yaitu Sasaran mutu tidak tercapai
89
karena ada dokumen yang seharusnya di input kedalam komputer tidak
dilaksanaka sehingga analisa ketercapaian sasaran mutu tidak dapat diukur
(tidak sesuai dengan Pedoman Mutu Bab 4 tentang Sistem Manajemen Mutu).
Kemudian pada unit kerja kerja Ketua Program Studi Keahlian Elektro (KBK E)
ditemukan sebanyak 3 ketidaksesuaian minor, yaitu: 1. Barang/alat yang dibeli
tidak diverifikasi (tidak sesuai dengan SOP 74 tentang Pembelian). 2. Dokumen
belum ditata dengan baik (tidak sesuai dengan Pedoman Mutu Bab 4 tentang
Sistem Manajemen Mutu). 3 Beberapa Dokumen tidak dilegalisir (tidak sesuai
dengan SOP 423 tentang Pengendalian Dokumen). Terakhir ditemukan
ketidaksesuaian minor pada Ketua Program Studi Keahlian Otomotif (KBK O)
sebanyak 2 temuan yakni: 1.Tidak adanya uraian tugas dan wewenang pada
Unit kerja (tidak sesuai dengan SOP 62 tentang Sumber Daya Manusia). 2
Sasaran mutu pada unit kerja tidak sesuai sesuai dengan sasaran mutu sekolah.
(tidak sesuai dengan SOP 423 Mengenai Pengendalian Rekaman)
Berdasarkan hasil pelaksanaan audit internal, yang menjadi tolok ukur
dalam menilai peningkatan berkelanjutan dari sistem manajemen mutu telah
berjalan dengan baik namum belum maksimal karena masih banyak ditemukan
ketidaksesuaian (KTS) baik itu KTS observasi maupun KTS Minor. Dari data di
atas dapat dilihat ketidaksesuaian (KTS) observasi, setiap tahunnya berkurang,
dari 58 temuan, ke 47 temuan, dan terakhir audit internal ditemukan 32 temuan.
Namun pada ketidaksesuaian (KTS) Minor, setiap tahunnya Ketidaksesuaian
(KTS) bertambah tiap tahunnya,dari yang hanya di temukan 4 KTS pada audit
internal pertama tahun 2010, menjadi 5 temuan pada audit kedua tahun 2011,
dan pada audit terakhir bertambah jadi 6 temuan pada audit ketiga tahun 2012.
Walaupun Ketidaksesuaian minor tidak mempunyai dampak serius terhadap
90
sistem mutu, namun mengindikasikan temuan adanya pelaksanaan yang tidak
sesuai dengan prosedur atau instruksi kerja prosedur. Dan itu setiap tahunnya
bertambah, artinya bertambah pula ketidakpatuhan personil-personil di SMK
Negeri 1 Makale pada sistem manajemen mutu yang telah ditetapkan
sebelumnya.
91
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V. 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pelaksanaan
ISO 9001:2008 pada SMK Negeri 1 Makale, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan International Standar Organization (ISO) 9001:2008 pada
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Makale telah berjalan
dengan baik, dimana SMK Negeri 1 Makale telah mendapatkan sertifikasi
SMM ISO 9001:2008 dari lembaga sertifikasi mutu internasional, PT. TUV
Rheindland sebagai bukti komitmen SMK Negeri 1 Makale terhadap
pengembangan mutu. Dengan pelaksanaan SMM ISO 9001 pada SMK
Negeri 1 Makale, para personil di sekolah memiliki pedoman dari acuan
yang jelas dalam melaksanakan tugasnya karena semua diatur dalam
Dokumen Mutu Sekolah.
2. Pelaksanaan International Standards Organization (ISO) 9001:2008 pada
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Makale dengan
menggunakan konsep PDCA (Plan-Do-Check-Act) yang dikembangkan
oleh Edward Deming dan dikondisikan dengan klausul-klausul yang
terdapat dalam standar ISO 9001:2008 (Vincent Gaspersz, 2012), telah
berjalan dengan baik. Dimulai dari proses perencanaan (Plan), untuk itu
sekolah telah berkomitmen untuk melaksanakan sistem manajemen mutu
sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang diminta oleh ISO
9001:2008, dimana terdapat klausul-klausul yang mesti dipenuhi, sekolah
92
membentuk tim ISO. Kemudian apa yang telah direncanakan kemudian
dilaksanakan (Do), proses pelaksanaan ini di bawah kontrol seorang
yang menjabat sebagai wakil manajemen mutu. Dalam pelaksanaan ISO
ini dituntut pada masing-masing unit kerja membuat program-program
pengembangan mutu. Kemudian untuk mengetahui jalan tidaknya suatu
program, maka diadakan Audit Mutu Internal setiap setahun sekali. Audit
Mutu Internal bertujuan untuk memeriksa (Check) dan mengevaluasi
kinerja dari masing-masing unit kerja. Setelah proses pemeriksaan
selasai maka kemudian diambil tindakan (Act). Tindakan ini dalam bentuk
Tindakan Korektif artinya mengoreksi ketidaksesuaian dalam sistem dan
Tindakan Preventif artinya mencegah terjadinya ketidaksesuan dalam
sistem sehingga kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada saat
audit, dihapkan tidak terulang.
3. Hal yang paling utama dalam menyukseskan pelaksanaan ISO di sekolah
dan demi mendapatkan manfaat dari pelaksanaan ISO 9001:2008 adalah
komitmen dan keseriusan dari seluruh komponen yang terlibat dalam
sistem ini. Karena dari penemuan yang saya dapatkan pada pelaksanaan
ISO 9001 di SMK Negeri 1 Makale, kebanyakan ketidaksesuaian minor
yang sering terjadi pada unit-unit kerja adalah lemahnya pengendalian
dokumen dan rekaman. Hal ini cukup krusial mengingat pada prinsipnya
pengambilan keputusan dalam pelaksanaan ISO selalu berdasarkan
fakta.
93
V. 2 Saran
Dari hasil penelitian yang ada dan melihat dari kondisi yang ada, maka
penulis dapat mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Perlu adanya sosialisasi yang lebih intens dari pihak top management
dalam hal ini kepala sekolah dan wakil manajemen mutu kepada semua
personil sehingga seluruh personel mengerti apa tujuan dari pelaksanaan
ISO, menanamkan manfaat-manfaat dari pelaksanaan ISO 9001:2008
kepada para pegawai dan staff sehingga muncul semangat kerja yang
berujung pada komitmen peningkatan terus menerus.
2. Perlu sering diadakan pelatihan-pelatihan yang mendukung pelaksanaan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 kepada personil-personil yang
ada pada SMK Negeri 1 Makale. Sehingga meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan dari personil dalam menjalankan Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008.
3. Diharapkan semangat dari personil-personil sekolah untuk tetap
menjalankan dan mematuhi sistem manajemen mutu yang telah dibangun
walaupun telah dihapuskannya program RSBI. Karena tujuan utama dari
pelaksanaan ISO 9001:2008 adalah peningkatan mutu secara konsisten
melalui proses bukan pada hasil akhir yakni mendapatkan sertifikasi .
xv
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku Rujukan:
Ariani, Dorothea Wahyu. 2003. Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Bayangkara, IBK. 2011. Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi. Jakarta:
Penerbit Salemba Raya
Gaspersz, Vincent. 2005. ISO 9001:2000 And Continual Quality Improvement.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
_______________. 2012. Sistem Manajemen Kualitas, K3, Lingkungan (SMK4L)
dan Peningkatan Kinerja Terus-Menerus. Jakarta: Vinchristo Publication
Hadis, Abdul dan Nurhayati. 2012. Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung : CV.
Alfabeta
Nasution, M. N. 2004. Manajemen Jasa Terpadu. Bogor : Ghalia Indonesia
____________. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor : Ghalia Indonesia
Patterson, James G. 2010. ISO 9000 Standar Kualitas Seluruh Dunia. Jakarta:
PT Indeks
Prawirosentono dan Suyadi. 2001. Manajemen Operasi, Analisi dan Studi Kasus.
Jakarta: Bumi Aksara
Purwadi. 2012. ISO 9001:2008 Document Development Compliance Manual.
Jakarta: Media Guru
Riduwan. 2012. Metode dan Teknik Menyusunan Proposal Penelitian. Bandung:
CV. Alfabeta
Sallis, Edward. 2011. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Jogjakarta:
Penerbit IRCiSoD
Rochaety, Ety. 2006. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Sobana. 2012. Tips Memahami Sistem Manajemen Mutu ISO 9001. Bandung:
CV. Alfabeta
xvi
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta
________. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: CV.
Alfabeta
Suharsaputra, Uhar. 2013. Administrasi Pendidikan Edisi Revisi. Bandung: PT
Refika Aditama
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2003. Total Quality Management.
Yogyakarta : Penerbit Andi
Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra, 2007. Service, Quality, & Statisfaction.
Yogyakarta: Penerbit Andi Umiarso dan Imam Gojali, 2011. Manajemen Mutu Sekolah Di Era Otonomi
Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit IRCiSoD
Dokumen dan Peraturan Perundang-undangan :
Dokumen Mutu Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 SMK Negeri 1 Makale
Tahun 2012
Laporan Audit Mutu Internal 1 Sistem Manajemen Mutu SMK Negeri 1 Makale
Tahun 2010
Laporan Audit Mutu Internal 2 Sistem Manajemen Mutu SMK Negeri 1 Makale
Tahun 2011
Laporan Audit Mutu Internal 3 Sistem Manajemen Mutu SMK Negeri 1 Makale
Tahun 2012
“Garis-garis Besar Program Pembinaan SMK Tahun 2012”
http://dikmen.kemdiknas.go.id/bantuansmk/00garis-garis-besar-program.pdf
(diunduh pada Tanggal 12 Januari 2013)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 78 Tahun
2009 Tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional Pada
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
“Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.” www.unpad.ac.id/wp content/uploads/2012/10/UU20-
2003-Sisdiknas.pdf (diunduh tanggal 12 Januari 2013)
xvii
Referensi Lainnya: 1. Diunduh dari internet,
(http://smkn1makale.sch.id/infusions/dokuwiki/doku.php?id=sbi) diakses pada
tanggal 23 Desember 2012 pukul 17.35 WITA
2. Diunduh dari internet,
(www.smkn1makale.sch.id/infusions/dokuwiki/doku.php?id=iso&sb_action=re
frh) diakses pada tanggal 23 Desember 2012 pukul 17.41 WITA
3. Diunduh dari internet,
(m.sindonews.com/read/2012/11/22/34/690595/pencari-kerja-di-tana-toraja-4-
514-orang) diakses pada tanggal 14 Januari 2013 pukul 16.53 WITA
4. Diunduh dari internet,
(m.makassar.tribunnews.com/mobile/indeks.php//2012/02/21.angka-
penganguran-di-sulsel-mengkhawatirkan.html) diakses pada tanggal 14
Januari 2013 pukul 17:21 WITA
5. Diunduh dari internet,
(//m.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/11/14/mdfqa5-pengangguran-di-
indonesia-capai-724-juta) diakses pada tanggal 14 Januari 2013 pukul 17.53
WITA
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Andrew Paramban
Tempat, Tanggal Lahir : Makale, 14 Agustus 1990
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Rumah : BTP Blok L / 58
No Telepon dan HP : 085285136123
Alamat E-mail : andrew.paramban.285@gmail.com
Nama Orang Tua
Ayah : Pieter Paramban
Ibu : (Almh) Dalma Hasnah
Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal:
1995-1996 : TK Pertiwi Makale Kabupaten Tana Toraja
1996-2002 : SD Kristen Makale 1 Kabupaten Tana Toraja
2002-2005 : SMP Katolik Makale Kabupaten Tana Toraja
2005-2008 : SMA Katolik Makale Kabupaten Tana Toraja
top related