sintesis geologi mineralisasi uranlljmsektor …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...
Post on 06-Feb-2018
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5
SINTESIS GEOLOGI MINERALISASI URANllJMSEKTORTANAH MERAH DAN SEKITARNYA KALIMANTAN BARAT.
(P2BGGN/EKSIKI0 14/2003)
Oleh : Lilik Subiantoro, P. Widito, Anang Marzuki.
ABSTRAK
SINTESIS GEOLOGI DAN MINERALISASI URANIUN SEKTOR TANAH
MERAH DAN SEKITARNYA KALIMANTAN BARAT. Geologi- uranium di TanahMerah secara sektoral telah diketahui dari hasil prospeksi tahun 1976-1999. Hasil daripenelitian tersebut bersifat tematik, sektoral dan belum terintegrasi. Dalam rangkamenunjang sintesis geologi Cekungan Kalan, maka perIu dilakukan penyusunan sintesisTanah Merah dan sekitamya. Tujuan yang ingin dicapai adalah perolehan sintesis geologiuranium khususnya sektotor Tanah Merah, Jumbang I-III dan Dendang Arai. Geologi TanahMerah dan sekitamya didominasi batuan metanmorfberfasies amfibolit berupa kuarsit yangditerobos granit. Batuan metamorf tersebut sebanding dengan batuan metamorf Pinoh yangberumur Perm. Secara umum mineralisasi uranium dikenali sebagai uraninit bersama sarnamonasit dalam bentuk urat. Kadar U contoh channel menunjukkan nilai 208-5.893 ppm.Pembentukan mineralisasi terjadi dalam perangkap struktur geologi berupa kekar terbukaWNW-ESEakibat tektonik regional Schwaner (N120E) yang berIangsung pada tahaptektonik fase I. yang. berlangsung jamanPerm- Trias· Bawah. Proses mineralisasi tersebutberlangsung akibat adanya intrusi magma akhir kaya uranium dari granit Sukadana yangberumur Kapur dan terdeposisi sebagai cebakan tipe stock-work. Mineralisasi uranium tipeurat berasosiasi dengan monazite, yang terbentuk pada fasa tektonik ke 2 yaitu pembentukanlipatan N50E yang merupakan pseudo konjugasi dari tektonik NIIO-120 E yang berlangsungpada Yura. Proses pelipatan diikuti dengan intrusi granit kalk alkali berumur Kapur. Prospekkeberadaan uranium diperkirakan mengikuti sebaran granit N120E.
Kata kunci : Geologi, mineralisasi uraniwn, Tanah Merah, Kalan.
ABSTRACT
SYNTHESIS ON GEOLOGY AND URANIUM MINERALIZATION AT
TANAH MERAH AREA AND ITS SURROUNDINGS, KALAN, WESTKALIMANTAN. Uranium geology of Tanah Merah Sector have been studied duringprospective activities done in 1976-1999. The research carried out as a thematic research
and it was submitted as individual report has not been integrated yet. In order to supportgeologic synthesis of Kalan Basin, it is necessary to study the geology of Tanah Merah andits surroundings. The target of the study is to obtain acquirement of uranium geologicsynthesis of Tanah Merah Sectors included Jumbang I-III, and Dendang Arai Sectors.Geology of Tanah Merah and its surroundings predominated by metamorphic rock, representof as quartzit an amfibolit facies and it intruded by granitic material. Those metamorphicrocks is proportional to Nanga Pinoh Metamorphics of Permian age. Uranium is identifiedas uraninite associated with monazite which has vein type character. Uranium content in
452 PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLffi-BA TAN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5
rock samples taken from field by channel sampling are about 208 ppm-5.893.59 ppm.Uranium was trapped in WNW -ESE open fractures products of the Schwaner RegionalTectonics N 120° E as the first tectonic phase of the Lower Permian-Triassic Era. Uraniumprocess took place that affected by uranium rich of late-magmatic Sukadana granite ofCretaceous age, their deposited as stock-work type deposits. Formation of uranium-monazitevein type mineralization in the second phase tectonics of N500E fold and its representing ofpseudo conjugation tectonic of Nll00-1200E which occurred in Jurassic Era. The foldformation is followed by an intrusion of calc-alkaline granite of Cretaceous age. Theuranium prospect area is predicted follow the granite distribution, N1200E.
Key word. Geologi, U Mineralization, Tanah Merah, Kalan.
HALTED. CROSSING PARAGRAPH LIMITATION),
PUSATPENGEMBANGANGEOLOGINUKLIR-BATAN 453
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003
PENDAHULUAN
Latar Belakang
ISBN.978-979-99141-2-5
Penelitian bahan galian uranium di Kalimantan Barat dimulai sejak Th. 1970 - 1979
oleh - BAT AN -CEA , dengan sasaran utama cekungan Kalan. Daerah Kalan dan sekitarnya
merupakan sebaran batuan metamorfosa berumur Perm - Trias. Sebaran utama batuan
metamorfosa disebut sebagai "Basement metamorphic" (Piters dan Sunyoto, 1989), diintrusi
oleh batuan granit bersifat alkali yang dikenal sebagai Granit Sukadana.
Berdasarkan derajat tingkat metamorfosa, BATAN-CEA, 1977, membagi batuan
metamorfosa menjadi seri metamorfosa atas, yang terdiri dari batuan metamorfosa, batuan
volkano sedimenter dan batuan kristalin sedangkan batuan seri metamorfosa bawah terdiri
dari metasilt, migmatit, kuarsit, hornfels dan batuan granit. Didalam batuan-batuan tersebut
terdapat mineralisasi uranium.
Menurut CEA - BAT AN, 1977; uranium berasal dari formasi jalur vulkanik Semitau
(andes it dan dasit). Aktivitas vulkanik tersebut menghasilkan batuan rombakan berupa
batupasir halus, batulanau dan batulempung. Batuan-batuan tersebut kemudian diendapkan
pada cekungan dalam. Bersamaan dengan pengendapan batuan tersebut disertai juga dengan
aktivitas vulkanik ( andesit, riodasit, ignimbrit ) yang menghasilkan formasi batuan vulkano
sedimenter. Proses pelipatan, metamorfosa dan granitisasi (Perm - Trias Bawah),
menyebabkan teIjadinya proses anateksis dari elemen rombakan yang menghasilkan batuan
tonalit dan diorit dalam antiklinorium bersumbu ( N 1200 E, yang disertai dengan
pembentukan batuan metamorf.
Erosi dari batuan vulkanik tersebut menghasilkan formasi kaya elemen metal seperti U,
Mo, Cu, Fe, F, P, B yang berasal dari batuan vulkanik asam dan juga Ni serta Co dari
vulkanik basa.
Proses lipatan, granitisasi dan metamorfosa kedua teIjadi pada Yura yang dicirikan oleh
pelipatan N 50° - 70° E. Metamorfosa tahap kedua ini disertai oleh kegiatan intrusi batuan
alkali atau alkali granit yang berasosiasi dengan fluida mineralisasi (kaya boron dan fluor)
melarutkan dan mengendapkan uranium pada bagian atas dinding batuan dan fraktur bukaan
sebagai endapan tipe vein.
454 PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLffi-BAT AN
XtfMPtfLANUP01lAN NASIL PENELlTIAN rABUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5
Perkembangan kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh P2BGGN - BATAN,
menyatakan bahwa mineralisasi U tidak hanya terdapat pada batuan metamorfosa namun
dijumpai juga pada batuan granit (Dendang Arai - Tanah Merah). Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa granit tidak hanya bersifat memperkaya tetapi juga berperan sebagai
batuan induk pembawa U seperti yang dinyatakan oleh BATAN-CEA, 1977.
Hasil penelitian terdahulu secara keseluruhan masih merupakan penelitian bersifat
tematik yang disajikan secara terpisah-pisah.
Berdasarkan hal tersebut dan dalam rangka menunjang penyusunan Sintesa Geologi
secaraterpadu dan terintegrasi dan Mineralisasi U Kalimantan Barat diperlukan pengetahuan
geologi mineralisasi U khususnya di Sektor Tanah Merah dan sekitamya.
Daerah kajian meliputi sektor Tanah Merah (Peta No 17/08/01/11), sektor Dendang
Arai (Peta No 17/08/01/12), sektor Jumbang I (Peta No 17/08/01/13), Jumbang II (Peta No
17/08/Q1/14), Jumbang III (Peta No 17/08/01/15).
Sasaran dan Tujuan
Pengetahuan tentanggeologi dan mineralisasi U di daerah Tanah Merah Kalan,
Kalimantan Barat, secara terpadu dan terintegrasi ..
RASIL DAN PEMBAHASAN
Sintesa ini dibuat berdasarkan data hasil penelitian yang dilakukan oleh BAT AN- CEA,
1976 dan oleh BAT AN, 1995 - 2000 [2-7], merupakan kajian pustaka dari hasil penelitian di
sektor Tanah Merah (Lamp. 1), Jumbang I (Lamp. 2), Dendang Arai (Lamp. 6), Jumbang II
(Lamp. 3, 4) dan Jumbang III (Lamp. 5).
Daerah penelitian tersebut merupakan bagian dari cekungan Kalan yang termasuk
dalam jalur pegunungan Schwaner. Dalam peta geologi Kalan daerah Tanah Merah dan
sekitarnya terletak pada bagian Timur Laut.
PUSATPENGEMBANGANGEOLOGINUKLffi-BATAN 455
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003........ '.,', ... - '. - .... -, - . - ...
Litologi
ISBN.978-979-99141-2-5
Hasil pengamatan yang dilakukan di sektor-sektor tersebut memperlihatkan bahwa
batuan penyusun utama adalah berupa kuarsit yang setempat-setempa.t dapat diamati adanya.
terobosan granit.
Batuan Kuarsit
Batuan kuarsitik bertekstur granoblastik, non foliasi, tersusun oleh butiran mineral
granular berukuran halus ( < I mID ) sampai sedang ( 5 mID ). Mineral penyusun batuan
utama berupa kuarsa dengan mineral tambahan berupa mika. Mineral ikutan berupa turmalin,
andalusit, korondum, stiplomelan, pirofilit, molibdenit, epidot, felspar, serisit, felspar dan
mineral opak.
Berdasarkan kelimpahan mineral, batuan kuarsitik tersebut dapat dibedakan menjadi
kuarsit biotit, kuarsit turmalin, kuarsit muskovit biotit dan kuarsit muskovit serta kuarsit
leopard.
Berdasarkan pada kehadiran kuarsa, biotit, muskovit, serisit, andalusit dapat dikenali
bahwa batuan kuarsit di daerah ini termasuk dalam batuan metamorf berfasies amphibolit.
Pada singkapan batuan sering dijumpai adanya struktur sutured, annealing, schlieren,
augen struktur sisir dan struktur dekuset, kondisi struktur yang sangat kompleks tersebut
merupakan penciri polimetamorfosa akibat adanya kegiatan terobosan magma yang disertai
dengan aktivitas tektonik pada batuan metamorfik.
Granit
Batuan granit yang dijumpai di daerah Tanah Merah pada umumnya merupakan
korok-korok yang mengintrusi batuan metamorf.
Korok granit dijumpai pada bidang fraktur dengan ukuran milimetrik sampai metrik
(lebar 1,5 m dan panjang maksimum 17,4 m).
Secara fisik batuan berwama kelabu terang berbintik hitam, tekstur holokristalin,
hipidiomorphik, ukuran butir bervariasi dari 1 - 4,5 mID, berbentuk euhedral - sub hedral.
456 PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BAT AN
KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELIrIAN rABUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5
Mineral utama penyusun batuan adalah mikrolin, orthoklas, kuarsa, plagioklas, muskovit dan
biotit. Mineral tambahan berupa klorit, turmalin (elbait), monazit, zirkon, mineral opak,
epidot, andalusit, serisit, klinozoisit serta adanya uraninit dan pikblende ( hasil analisis bijih
contoh batuan dari Tanah Merah dan Dendang Arai ) (Lamp. 1 dan 2) sering dijumpai
xenolith batuan kuarsit berukuran I em - 5 em.
Berdasarkan pada tekstur dan komposisi mineral penyusunnya, dapat dibedakan adanya
batuan granit biotit, granit aplit dan leukogranit serta greisen.
Tektonik
Hasil penelitian prospeksi sistimatik sebelurnnya menunjukkan bahwa batuan
metamorphik yang mendominasi daerah Tanah Merah dan sekitamya , seeara umum telah
terpengaruh oleh tektonik. (Lamp. 6).
Gejala tektonik dikenali berupa lipatan dan frakturasi, seperti berikut ini.
* Lipatan
Lipatan L I (N 1200 E)
lndikasi lipatan dijumpai berupa sumbu liniasi berarah WNW -ESE. Indikasi lipatan
ini dijumpai di Tanah Merah , Jumbang I dan Jeronang Hilir (TR 27) maupun
Dendang Arai. Perkembangan lipatan N 1200 E ini dapat disebandingkan dengan
antiklinorium Schwaner, arah N 120 E pada jaman Perm-Trias Bawah sesuai
dengan Karyono, (1989) dan Sastratenaya A. (1991)
Lipatan L II (N 500 E)
Merupakan lipatan yang indikasinya banyak dijumpai di sektor Tanah Merah dan
sekitamya. lndikasi yang dijumpai pada umumnya berupa stratifikasi membentuk
sin/arm dengan sumbu sub horizontal. Sistem lipatan II ini, disebandingkan dengan
perkembangan tektonik yang membentuk sinklin Kalan (N 500 E) padajaman Yura
sesuai dengan Karyono, (1989) dan Sastratenaya A. (1991)
PUSATPENGEMBANGANGEOLOGINUKLIR-BATAN 457
KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELITIAN TABUN 2003
* Frakturasi
ISBN.978-979-99141-2-5
458
Perkembangan sesar-sesar utama yang terdapat di Tanah Merah dan sekitamya adalah
sebagai berikut :
a. Fraktur WNW-ESE
Fraktur-fraktur ini pada umumnya telah berubah kedudukan, pada
umurnnya mempunyai arah N 1200 E dan disposisinya berarah N 1350 E,
N 1500 E. Secara umum bersinematik sinistral. Pola distribusi bidang fraktur
terorganisasi dalam sistem silindrik, dikontrol oleh sumbu geometrik vertikal.
Keberadaan fraktur ini diperkirakan sebanding dengan produk pelurusan
schwaner yang berlangsung pada jaman Perm-Trias Bawah sesuai dengan
Karyono, (1989) dan Sastratenaya A. (1991).
b. Fraktur gerak naik WNW-ESE
Kelompok fraktur ini dapat dikenali di Tanah Merah dan S. Jeronang. Pada
umurnnya mempunyai kedudukan WNW-ESE dengan kemiringan bidang sub
horizontal miring ke arah NE. Beberapa indikasi sinematik faktor menunjukan
gerak antar bidang stratifikasi (Kussurkus) relatif naik. CEA, 1977, mengenali
indikasi tersebut sebagai fraktur yang efektif berkembang sebagai sesar naik di
Tanah Merah
Keberadaan fraktur fraktur tersebut diperkirakan sebagai perkembangan
pembentukan lipatan N 1200 E padajaman Perm.
c. Fraktur NE - SW
Fraktur kelompok ini dijumpai di Tanah Merah dan sekitarnya berupa
bidang-bidang fraktur berkedudukan umum N 450 E - N 600 E, sub vertikal.
Organisasi fraktur dikontrol oleh sumbu geometrik sub vertikal. Secara umum
telah aktif berkembang sebagai sesar-sesar gerak mendatar sinistral.
Perkembangan fraktur-fraktur ini bila dikaitkan dengan pembentukan
pelurusan Kalan (N 50° E), diduga terbentuk sebagai produk dari orogenesa
Yenshanian pada jaman Yura.
PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BAT AN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5
d. Sesar gerak mendatar sinistral NNE - SSW
Kelompok fraktur ini sangat berkembang di Tanah Merah dan sekitamya.
Secara umum berkedudukan N - S sampai NNE - SSW miring ke arah ESE
sampai vertikal.
Berdasarkan indikasi sinematiknya dikenali sebagai sesar yang telah
berkembang sebagai sesar mendatar sinistral (left lateral slip fault).
Pembentukan fraktur tersebut disebandingkan dengan pergerakan Shear
zone blok bagian timur Kalimantan ke arah utara yang berhubungan dengan rotasi
P. Kalimantan sebesar 40° berlawanan arah jarum jam pada jaman Mesozoikum
(Kapur).
e. Sesar gerak mendatar sinistral ESE - WNW
Kelompok frktur ini berkembang intensif di Tanah Merah dan sekitamya
dengan kedudukan umum E - W sampai WNW - ESE, miring sub vertikal.
lndikasi sinematik data fraktur menunjukan bahwa kelompok fraktur ini telah
berkembang efektif sebagai sesar mendatar gerak dekstral (right lateral slip
fault. )
Diduga pembentukan sesar ini adalah sebagai antitetik dari sesar NNE
SSW yang terbentuk relatifbersamaan padajaman Kapur.
f. Sesar normal
Sesar-sesar di daerah Tanah Merah dan sekitarnya merupakan kelompok
fraktur yang terbentuk lebih dahulu sebagai akibat kesetimbangan grafitasi. Sesar
yang umum dijumpai berarah NE - SW, WNW - ESE, N - S dan NW - SE dengan
sudut kemiringan berkisar dari 55° sampai 80° ke arah yang bervariasi.
Mineralisasi
Pendekatan yang dilakukan adalah dengan mengevaluasi radioaktivitas dan aktivitas
gas radon pada soil, radioaktivitas batuan, identifikasi mineralogi, geokimia dan kadar U
batuan, serta karakteristik perangkap struktur geologi.
PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BA T AN 459
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003
Radioaktivitas
ISBN.978-979-99141-2-5
Radioaktivitas soil
Hasil pengukuran radioaktivitas soil di sektor Tanah Merah, Dendang Arai, Jumbang
I, II dan III (Lamp. 1-5) menunjukkan nilai radiometri pada umumnya berkisar dari 85 cis
sampai 160 cis dan nilai ekstrem berkisar dari 120 cis sampai 160 cis.
Untuk mengetahui pola sebaran anomali radiometri, dilakukan dengan cara membuat
garis kontur radiometri dengan interval tertentu.
Sebagian besar anomali terdistribusi mengikuti pola tektonik, yaitu berarah WNW
ESE dan N - S, namun demikian sebagian kedl dari keberadaan anomali terorientasi secara
lokal dengan arah NE - SW (sebagian kecil zona anomali di daerah Jumbang I dan Jumbang
II). Kondisi tersebut mempunyai arti bahwa di sektor Jumbang I dan Jumbang II merupakan
zona pertemuan tektonik N 120 E dan N 50 E.
Radioaktivitas batuan.
Untuk mengetahui keberadaan mineralisasi U pada batuan, pengukuran dilakukan di
sepanjang aliran sungai maupun tempat-tempat yang dijumpai singkapan batuan.
Pengukuran radioaktivitas batuan telah dilakukan juga pada lokasi kupasan anomali
radioaktivitas maupun gas radon.
Hasil pengukuran radiometri di Tanah Merah, Dendang Arai, Jumbang I, Jumbang II
dan Jumbang III, menunjukkan nilai terendah 100 cis sampai > 15.000 cis. Nilai umum yang
telah teramati berkisar 100 - 250 cis. Nilai anomali > 500 cis pada umumnya terdapat
mengikuti fraktur pada batuan kuarsitik dengan kata lain keberadaan mineralisasi U pada
umumnya terdapat sebagai isian dalam fraktur.
Aktivitas gas radon
Pengukuran gas radon telah dilakukankan pada soil dengan interval 10m x 20 m.
Pengukuran ini dimaksudkan untuk menunjang keberadaan anomali radiometri soil dan untuk
mendeteksi adanya mineral radioaktif di bawah permukaan tanah yang tidak terdeteksi oleh
alat ukur radiometri ( SPP 2 NF ).
460 PUSATPENGEMBANGANGEOLOGINUKLIR-BATAN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITlAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5
Pengukuran gas radon yang dilakukan di Tanah Merah, Dendang Arai, Jumbang I dan
Jumbang II, menunjukkan nilai rata-rata 45 elm sampai 125 elm dan nilai anomali berkisar
dari 135 elm sampai 225 elm. Nilai aktivitas gas radon tertinggi terdapat di Jumbang II (
8497 elm) dan di Dendang Arai (3243 elm).
Seeara umum anamali gas radon menunjukkan pola penyebaran setempat-setempat dan
terorientasi relatip sarna dengan anomali radiometri soil.
Berdasarkan pada pola sebaran anomali radiometri dan gas radon dapat diduga bahwa
penyebabnya adalah mineralisasi U bawah permukaan yang belum tersingkap.
Mineralogi
Pemineralan U terjadi pada batuan induk dieirikan oleh batuan metamorfik berfasies
amfibolit terdiri dari batuan kuarsit biotit dan kuarsit leopard berasosiasi dengan batuan aplit
granit, granit biotit, leukogranit dan greisen. Hasil analisis auto radiografi menunjukkan
adanya indikasi pemineralan U berupa jejak partikel alpha dari mineral opak radioaktif yang
terdistribusi diantara mineral. Di sektor Tanah Merah dan Dendang Arai keberadaan intrusi
gran it dikenali mengandung uraninit.
Hasil analisis petrografi dari 99 eontoh batuan yang mempunyai indikasi mineralisasi
U menunjukkan bahwa salah satu eontoh dari eontoh batuan tersebut mempunyai kandungan
monazit meneapai 96,25 %.
Mineral turmalin yang dijumpai berupa turmalin hijau ( elbait ) dan turmalin eoklat
(drafit) berbentuk urat, menurut Wa Deer, RA. Howie dan J. Zussman, 1996 adalah sebagai
akibat adanya gas boron yang berasal dari intrusi batuan granit alkali.
Hasil analisis autoradiografi dan mineragrafi dari 97 eontoh batuan menunjukkan
bahwa 49 eontoh batuan kuarsit mengandung jejak partikel alpha yang dikenali sebagai
mineral uraninit yang sebagian telah teralterasi menjadi autunit dan gumit. Mineralisasi
uraninit seeara umum berbentuk urat mengisi retakan-retakan sedangkan mineral alterasinya
tersebar diantara mineral transparan. Kedapatan mineral U berasosiasi dengan kelompok
mineral transparan seperti turmalin, biotit, felspar, monazit, kuarsit, zircon, epidot, rutil,
PUSATPENGEMBANGANGEOLOGINUKLIR-BATAN 461
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5
gumit, autunit, gutit, muskovit dan klorit. Adapun minerallogam asosiasi berupa pirotit, pirit,
kalkopirit, hematit dan magnetit.
Batuan granit di Tanah Merah dan Dendang Arai (Lamp. 1, 2 dan 3) selain monazit
juga mengandung mineral uraninit, gumit dan autunit. Mineral-mineral tersebut terdistribusi
diantara butiran mineral yang lain.
Asosiasi mineral-mineral transparan pada batuan dan kelompok mineral bijih tersebut
merupakan penciri bahwa mineralisasi U berkaitan dengan intrusi batuan beku granitik pada
kondisi mezothermal - ephithermal, Lingren dalam Antony Evans, 1980[9].Dari hasil analisis
mineralogy teridentifikasi bahwa mineral tersebut merupakan penciri bahwa mineralisasi U
terbentuk sebagai endapan tipe vein dalam batuan metamorf, Mickle DO and Mathews OW,
dalam David OM and Oeofrey, 1978.
Kadar U batuan.
Hasil analisis kadar U terhadap 99 contoh batuan yang diambil secara "chips samples"
memperlihatkan nilai kadar U terendah 28 ppm dan kadar U tertinggi 38700 ppm Kadar U
rata-rata contoh batuan "channel" yang mewakili menunjukkan nilai 208 ppm sampai
5.8435,9 ppm.
Disamping hasil analisis kadar U, dari contoh batuan tersebut telah dilakukan juga
analisis unsur Fe, Ag, Au, Co, Cu, Mo, Ni, Pb dan Zn yang secara umum menunjukkan kadar
sangat bervariasi sehingga karakteristik hubungan unsur U dengan unsur yang lain sulit
diidentifikasikan, kecuali unsur Pb, Cu, Co dan Ni yang relatifberkorelasi dengan U.
Asosiasi struktur dan mineralisasL
Mineralisasi U di sektor penelitian terdapat sebagai urat yang menempati perpotongan
perpotongan dari fraktur terbuka berarah barat baratIaut - timur tenggara sub vertikal, utara
timurlaut - selatan baratdaya sub vertikal dan fraktur sub horizontal.
Distribusi mineralisasi U bawah permukaan.
Pemboran dangkal menggunakan Wingkie telah dilakukan di sektor Jumbang II dan
Jumbang III dengan total kedalaman 1040 m (BATAN- CEA, 1976).
462 PUSATPENGEMBANGANGEOLOGINUKLIR-BATAN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5
Dari hasil pemboran tersebut menunjukkan bahwa Jumbang III dijumpai 5 ( lima )
lubang bor mengandung anomali radioaktivitas dan di Jumbang II dijumpai 5 ( lima) lubang
bor mengandung anomali radioaktivitas.
Di Tanah Merah terdapat 1 ( satu ) lubang bor mengandung mineralisasi pada
kedalaman 80 m dengan nilai radioaktivitas 2300 cis.
Di sektor Jumbang II dan III mineralisasi dijumpai sebagai vein pada batuan kuarsit
leopard dengan ketebalan antara 0,2 m - 1,8 m, nilai radioaktivitas maksimum 2.4880 AVP.
Mineralisasi tersebut dijumpai pada kedalaman antara 7,6 m sampai 21,7 m, secara setempat
setempat.
Tipe dan mekanisme pembentukan mineralisasi.
Berdasarkan karakteristik geologi, geokimia, mineralogi dan distribusi kedapatannya
seperti diuraikan di atas maka dapat diketahui bahwa mineralisasi di sektor Tanah Merah
termasuk dalam klasifikasi endapan "Tipe vein", "Sub tipe granit related", dan klas
Metasedimen polymetalic vein type.
Mekanisme kejadian pembentukan mineralisasi tersebut terjadi akibat terbentuknya
perangkap tektonik pada batuan kuarsit. Bersamaan dan setelah terjadinya perangkap tektonik
tersebut terjadi intrusi magma granit Sukadana ( pembawa U ) sehingga terjadi proses
pneumatolitik dan hydrothermal. Larutan sisa magma tahap akhir terperangkap dan
terkristalisasi pada fraktur-fraktur terbuka sehingga terbentuk mineralisasi U dan asosiasinya
dalam bentuk urat-urat.
Sintesis Geologi
Berdasarkan karakteristik batuan dan pola tektoniknya daerah Tanah Merah dan
sekitamya dapat disebandingkan dengan kondisi tektonostratigrafi pegunungan Schwaner
yang pembentukannya berlangsung pada jaman Penn.
Batuan kuarsitik di Tanah Merah dan sekitarnya terbentuk bersamaan dengan batuan
metamorphik Pinoh pada jaman Perm, akibat dari proses metamorphisme regional. Batuan
PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BAT AN 463
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5
metamorphik tersebut merupakan batuan asal sedimen benua yang termetamorphisme
bersamaan terbentuknya pegunungan Schwaner akibat proses orogenesa Yenshanian (Perm).
Proses tektonik ini berlangsung pada jaman Perm-Trias Bawah akibat dari penunjaman
lempeng Samudera Pasifik. Di daerah penelitian dicirikan oleh produk batuan metamorfik
berupa kuarsit berfasies amphibolit dan sistem tektonik lipatan maupun sesar berarah N 120°
E. Proses metamorphisme dan tektonik tersebut diikuti oleh aktivitas vulkanik kaya elemen
metal diantaranya adalah uranium yang terdeposit pada zona fTaktur terbuka sebagai urat
dengan arah umum WNW-ESE, seperti mineralisasi U yang dikenal di Tanah Merah dan
sekitarnya.
Perkembangan tektonik tahap kedua adalah pada saat terjadinya penunjaman lempeng
Eurasia di utara P. Kalimantan, membentuk pelurusan N 50° E di Kalan.
Produk tektonik utama yang berkembang pada saat ini adalah lipatan utama bersumbu
N 50° - 70° E, merupakan pseudo conjugasi dari pelurusan N 110° - 1200E,
A. Sastratenaya , (1991), bercirikan rekahan-rekahan terbuka searah penunjaman sumbu
lipatan. Proses pelipatan kedua ini melibatkan batuan dasar Perm serta sedimen hasil
pelapukan dan erosinya. Karakteristik tektonik tersebut dikenali berupa sumbu "liniasi"
maupun kekar-kekar tebuka di Jumbang III dan Jumbang 1.
Daerah Tanah Merah dan sekitamya terindikasi oleh sumbu "liniasi" dari sistem lipatan
N 50° E yang terisi oleh mineralisasi.
Intrusi magma granitik yang mengikuti proses tektonik tersebut merupakan fluida kaya
boron dan fluor yang berperan dalam proses migrasi U menuju rekahan terbuka pada batuan
dinding sebagai endapan tipe vein dan pada batuan atap (roof pendant). Keberadaan intrusi
batuan granitik tersebut dapat dikesebandingkan dengan batuan granitik Sukadana (Kapur
Yura Atas). Diperkirakan bahwa orientasi sebaran granit tersebut menempati sebagian batuan
vulkanik (Yura-Kapur) yang berperan sebagai pengontrol distribusi mineralisasi U.
Kesetimbangan geologi yang mengikuti pembentukan lipatan adalah intrusi batuan
granitik (Yura Tengah-Kapur), bersifat alkali sampai calk alkali padajalur sepanjang patahan
atau rekahan terbuka. Pola sebaran intrusi granit yang terorientasi membentuk jalur N 50° E
(Yura) dan N 1200 E (Kapur) merupakan karakteristik yang dapat disebandingkan dengan
464 PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BAT AN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN .978-979-99141-2-5
granit Sukadana berumur Kapur. Magma asal granitik di Tanah Merah dan sekitarnya
dikenali sebagai fluida kaya gas boron dan fluor yang berperan sebagai media pelarut unsur
uranium dalam batuan metasedimen , lebih lanjut fluida mengandung U tersebut bermigrasi
pada rekahan terbuka pada batuan dinding metasedimen sebagai mineralisasi U tipe vein dan
termineralisasi pada bagian atas (batuan atap) sebagai "roof pendant".
Potensi Cadangan U
Mineralisasi U dan asosiasinya pada umumnya berbentuk urat mengisi fraktur dan
kadang-kadang juga terdapat dalam batuan samping seeara setempat-setempat. Urat-urat
mineralisasi dalam fraktur tersebut mempunyai ketebalan terukur bervariasi dari 1 m sampai
40 em dan mempunyai panjang bervariasi dengan ukuran kurang dari 5 em sampai dengan
2,6 meter.
Mineralisasi pada zona favourabel lebih eenderung mengikuti pola fraktur berarah
barat baratlaut - timur tenggara dengan kerapatan 2 - 4/m.
Berdasarkan kedudukan dan penyebaran mineralisasi yang didukung juga dengan
batas pola penyebaran anomali soil dapat direkontruksikan keberadaan zona mineralisasi
yang terdapat di sektor penelitian. Penyebaran zona favourabel U tersebut mempunyai bentuk
tabular memanjang, mempunyai kemiringan sub vertikal dan terorientasi pada arah barat
baratlaut - timur tenggara. Perhitungan potensi eebakan U dari setiap zona di atas dilakukan
atas dasar data yang mengaeu pada parameter luas zona mineralisasi, kadar U rata-rata, berat
jenis batuan, perhitungan koreksi penyebaran lateral dan vertikal, sesuai dengan Status
Potensi Bahan Galian Nuklir, tahun : 2001 Sub Bid Evaluasi dan Cadangan.
Berdasarkan pada asumsi-asumsi tersebut maka dengan kisaran kedalaman 50 sampai
80 m ( asumsi dari pemboran Jumbang II hulu ) dapat diketahui potensi kandungan U di
sektor penelitian adalah sebagai berikut :
• Sektor Tanah Merah
• Sektor Jumbang I, II dan III
• Sektor Dendang Arai
= 248 ton U308 Terindikasi
= 285 ton U308 Spekulatif
= 139 ton U308 Spekulatif
PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BA TAN 465
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN .978-979-99141-2-5
Prospek masa depan.
Keberadaan U yang bersifat setempat-setempat baik secara lateral maupun vertikal serta
jumlah cadangan yang relatif kecil, sehingga kurang menarik untuk dikembangkan.
DAFTAR PUS TAKA
1. CEA - BAT AN ; "Prospect to Development Uranium Deposits In Kalimantan", vol II,
BATAN - CEA, Jakarta, 1976.
2. LILIK SUBIANTORO dkk ; "Inventarisasi Sumberdaya U Sektor Jumbang II,
Kalimantan Barat, Tahapan Prospeksi Sistematik", Laporan Akhir PPBGN - BAT AN
Jakarta, 199912000.
3. LILIK SUBIANTORO dkk; "Inventarisasi Sektor Potensial U Tanah Merah (
Lanjutan ), Kalimantan Barat, Tahapan Prospeksi Sistematik", Laporan Akhir PPBGN
BATAN Jakarta, 1998.
4. MANTO WIDODO dkk ; "Prospeksi Sistematik Lanjutan di Sektor II Tanah Merah,
Kalimantan Barat, Dalam rangka Pencarian Asal Bongkah Monazit Mengandung U",
Laporan Akhir PPBGN - BATAN Jakarta, 1995.
5. LILIK SUBIANTORO dkk ; "Inventarisasi Sektor Potensial U Di Dendang Arai,
Kalimantan Barat, Tahapan Prospeksi Sistematik", Laporan Akhir PPBGN - BATAN
Jakarta, 1996.
6. BAMBANG SUTOPO dkk ; "Inventarisasi Sektor Potensial U Jumbang III, Kalimantan
Barat", Laporan Akhir PPBGN - BAT AN Jakarta, 1996.
7. MANTO WIDODO dkk; "Inventarisasi Sektor Potensial U Sektor Jumbang II Tahapan
Prospeksi Sistematik, Kalimantan Barat", Laporan Akhir PPBGN - BATAN Jakarta,
1995.
466 PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5
8. WADER, RA HOWIE, J. ZUSHAN ; "An Introduction To The Rock Forming
Minerals", Log Man Group Limited, Log Man House, Buint Hill, Harlow, Usex CM.
2002 SE, England, 1966.
9. DEVIVO B, et All ; "Uranium Geochemistry, Mineralogy, Geology Exploration And
Resources", The Institution of Mining and Metalurgy, 1984, Port and Place, London WJ.
England, 1984.
10. SASTRATENAYA, AS; "Deformation Et Mobilite Du Megaprisme Teqtonique De
Pinoh - Sayan Kalimantan Indonesie", These, L' Universite Louis Pasteur Mantion
Geologie, Institute De Geologie Strasbourg.
11. KARYONO, HS; Typology De Structures Mineralisees du Bassin de Kalan, Kalimantan
de la quest, Indonesia, Aspect Tectonique et Controle Structural de mineralisations
d'uranium, These Doc. Univ. Louis Pasteur de Strasbourg France, 1988.
12. HAMILTON W; "Tectonics Of The Indonesia Region", Geological Survey Profesional
Survey 1978, US. Government Printing Office, Washington DC, Second Printing 1981.
PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BA TAN 467
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 1003
lampiran 1
Lampiran 2
•...-{ s..rq.I___iJ Gart'$fi(ontu"""-- ..
, ' ~5. K«mll"____ ~ •••• ,.,..dlltor
• K1i11•• dll
• lIolI" .•h An","""
i il1i; tc.u ••.•• l;trinlll
"::::;;: KU•••ltI."p ••••
__ ZauaFn(tfitttdtJ
.>~~;.~.~~..t(~l~ Crlnh
Gambar 3. Pet •• Geologi Sektor Jumbang I
(Menurut M;!!nlo WicJodo did<, 19981
ISBN .978-979-99141-2-5
L..1mpiran 2
N
.. _.t------C
,;
468 PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BAT AN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003
Lampiran 3
ISBN.978-979-99141-2-5
j.; SU11Pi don c&bang s
~ .•• Garis ken",. Wterral25 m'" SosarltlUldabu
~"J •• s.sar Ncomal••
> 175c/s
o 100 100m
C'
500
PEL\ZONAFAVORWEL U SER'TORJlTMBANGII
PUSATPENGEMBANGANGEOLOGINUKLIR-BATAN 469
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003
Lampiran 4
ISBN.978-979-99141-2-5
,
)
u
1o 100 200mI I
IIiI!I ZDm Pavorabol U
_ KlWSit Leopsrl
1;;¥;~1 Kuamt biotit
L,,'d Kamtmuskovitbiotit
...••. '_ ....
.If"- Sesar
Garis !.omur
PETA GEOLOGI DAN ZONA FAVORABEL
DAERAH TANAH MERAH DAN SEKIT ARNY A
OIoh: P. Widit>
470 PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BA TAN
KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELITIAN TABUN 2003
Lampiran 5
,j
.~ f
(
KETER"NGAN
;\. .....
ISBN.978-979-99141-2-5
~ :..,.•.•~·.~~~?",;.'.:,-:.",~1(.:"--;-"" ~:'::..:t- ••..".,~ •••':<I. ::·u,••.t·.•
:~S<\' 'I;)'I"~
(.;::J ~,",,!i"'Jv;',-,,,.,
c::J "ua·.lIt1::ld·1'..::',
c:J "IIw,'j,dLN~.fI;J ,*,-,
CJ•• r.••::••.il
Peta Geologi Sektor Jumbang 2 Kalan Kalimantan Barat
PUSATPENGEMBANGANGEOLOGlNUKLIR-BATAN 471
top related