rhinitis alergi - case

Post on 09-Dec-2015

64 Views

Category:

Documents

4 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Rhinitis Alergi

TRANSCRIPT

Laporan Kasus

Pembimbing : dr. Ricky Yue, Sp.THT-KL

Oleh :Benvenuto Axel 2013061063

Hendra Syahputra W 2014061005

Identitas

• Nama penderita : An. N• Jenis kelamin : Wanita• Umur : 15 tahun• Pekerjaan : Pelajar• Agama : Islam• Suku Bangsa : Tanggerang• Alamat : Muara Baru

Anamnesis (auto anamnesis)

• Keluhan utama:Hidung berair sejak 1 bulan SMRS

Keluhan tambahan:Gatal, bersin-besin sejak 1 bulan SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang

• Sejak 1 tahun SMRS, pasien mengeluhkan sering mengalami hidung berair. Hidung berair dirasakan dikedua lubang hidung, terjadi hilang timbul. Hal ini tidak selalu terjadi setiap minggu. Cairan yang keluar berwarna bening, encer, tidak berbau. Keluhan ini dirasakan memberat dalam 1 bulan terakhir, terjadi setiap minggu sekitar 4-5 kali. Hal ini juga disertai bersin-bersin, hidung yang gatal dan tersumbat. Ini terjadi dikedua lubang hidung dan terasa terutama saat malam hari. Pasien tidak mengkonsumsi obat apapun. Keluhan tidak sampai mengganggu aktivitas, namun pasien mengaku sulit tidur karena gejalanya. Mata berair dan gatal disangkal.

Keluhan demam, nyeri di wajah, batuk, nyeri tenggorok, gangguan di telinga disangkal. Riwayat benturan, operasi di daerah kepala disangkal. Riwayat merokok disangkal. Ibu pasien memiliki riwayat keluhan serupa, yang masih sering terjadi hingga sekarang. Riwayat gatal-gatal, kemerahan, asma, alergi makanan disangkal. Rumah pasien jarang dibersihkan dan banyak debu.

Riwayat penyakit dahulu:

-

Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : baikKesadaran : compos mentisTanda-tanda vital

- Laju nadi : 80 kali per menit- Laju napas : 20 kali per menit- Suhu : 36,8°C

•Kepala dan wajah : normocephali, deformitas (-), simetris, alergic shinner +•Mata : konjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-), sekret (-)

Pemeriksaan Fisik Telinga• Telinga luar (dextra/sinistra)Aurikula : bentuk : normal/normal

laserasi: -/-hematoma : -/-edema:-/-massa: -/-kista: -/-nyeri tarik aurikula : -/-

Preaurikula: nyeri tekan tragus: -/-hiperemis : -/-edema : -/-fistula : -/-abses: -/-

Retro aurikuler: nyeri tekan mastoid : -/-hiperemis : -/-edema: -/-fistula : -/-

•Telinga bagian dalam (dextra/sinistra)lapang/lapanghiperemis:-/-laserasi: -/-massa: -/-benda asing: -/-serumen: +/+, sedikit, lunaksekret: -/-

Membran timpani : Rf. Cahaya : pukul 5/pukul 7warna : normal/normalkeutuhan : intak/intak

Pemeriksaan fungsi pendengaran:Rinne : +/+Weber : lateralisasi -/-Schwabach : normal/normal

Pemeriksaan Fisik Hidung• Pf umum dan rhinoskopi anterior : (dextra/sinistra)

hidung luar : allergic crease +allergic salute -

vestibulum: sekret : -/-edema :-/-hiperemis : -/-laserasi : -/-krusta: -/-furunkel : -/-

cavum nasal : lapang/lapangmukosa : licin/licinsekret: +/+ serousedema : -/-hiperemis : -/-krusta : -/-darah : -/-polip : -/-

Septum nasi: tidak ada deviasi

Dasar hidung:Konka inferior : hipertrofi/hipertrofi

pucat/pucatkongesti -/-

Tes aliran udara hidung : normal simetris

Pemeriksaan sinus : nyeri tekan -/-

• Rhinoskopi posterior– Koana normal/normal– Septum bagian belakang: tidak ada deviasi– Konka: tidak terlihat– Sekret -/-– Massa -/-– Torus tubarius: tidak terlihat– Fossa rossenmuler: tidak terlihat– Muara tuba eustachius: tidak terlihat– Adenoid: tidak terlihat

Pemeriksaan fisik mulut• Pemeriksaan mulut: bibir :normal

lidah : normaldasar lidah :normalmukosa buccal : normalpalatum durum : normaltrigonum retromolare: normal

• Gigi: normal

• Pemeriksaan faring:uvula: tidak ada deviasiarkus faring : simetris

hiperemis : -/-

Dinding faring : edema : -hiperemis : -post nasal drip : -granul: -abses: -

Tonsil: ukuran T1/T1hiperemis : -/-kripta: -/-detritus: -/-

Pemeriksaan kelenjar limfe: tidak teraba

• Pemeriksaan Laring– Epiglotis: normal– Korda vokalis: tidak terlihat– Komisura ant/post: tidak terlihat– Aritenoid: tidak terlihat– Plika ari epiglotika: tidak terlihat– Fosa priformis: tidak terlihat– Subglotik: tidak terlihat

• Ringkasan :Wanita, 15 tahun, datang dengan keluhan rhinorea sejak 1 tahun SMRS. Bilateral, serous, intermiten. Gejala dirasakan memberat 1 bulan SMRS. Frekuensi 4-5 kali / minggu dalam 1 bulan terakhir. Bersin+,hidung tersumbat+, gatal+. Terutama saat malam. Gangguan tidur+. Riw pengobatan -, Riwayat keluarga dengan gejala serupa +, lingkungan kotor berdebu.Pf : Allergic shinner +Allergic crease +Cavum nasi: sekret+/+ serousKonkha inferior: hipertrofi, pucat bilateral

• Diagnosa kerja• Rhinitis Alergi Persistent Sedang-Berat

Terapi:– Momethasone furuoate 50mcg 1x sehari.– Cetirizine 10mg 1x sehari.– Oxymetazoline HCL 0,05% 2-3 tetes 2x sehari.– Kontrol dalam 2 minggu.– Hindari paparan.

Tinjauan Pustaka

Embriologi

Anatomi Hidung

• Bagian traktus respirasi superior palatum durum

• Terdiri atas: 1. Hidung luar 2. Rongga hidung• Fungsi: – olfaktori, – Respirasi– Filtrasi– melembabkan udara– eliminasi sekret

Hidung Bagian Luar

Septum

• Membagi 2 ruang hidung• Terdiri atas– Perpendicular plate of ethmoid bone– Vomer– Septal cartilage

Cavum Nasi

• 1/3 Superior olfactory area• 2/3 Inferior Respiratory area• Batas:– Sup: Os. Frontal, ethmoid, sphenoid– Inf: palatine process of maxilla, horizontal plates

of palatine– Med: Nasal septum– Lat: Nasal conchae

Vaskularisasi

• A. Anterior ethmoidal (medial & Lateral)• A. Posterior ethmoidal (medial & Lateral)• A. Sphenopalatine (medial & Lateral)• A. Greater palatine (medial)• Cab. Septal A. Labial superior (medial)• Plexus Kiesselbach anterior medial

• V. sphenopalatine, facial, optalmika submocosal venous plexus

Persarafan

• Postero-inferior– N. Maxillaris• Septum: N. Nasopalatine• Lateral: N. Greater palatine

• Antero-superior– N. Ophtalmica (N.V1) N. anterior & posterior

ehmoidal

Definisi Rhinitis AlergiMenurut ARIA:

Kelainan pada hidung dengano Gejala bersin-bersino Rinorrheao Rasa gatal o Tersumbato Post nasal drip setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai imunoglobulin

E (IgE)

Epidemiologi

• USA 20-40juta penderita• Anak, remaja >> dewasa• Riwayat keluarga atopi, asma >>

Klasifikasi• Intermitent– Gejala < 4 hari / minggu atau < 4 minggu

• Persistent– Gejala >= 4 hari / minggu DAN >= 4 minggu

• Moderate-Severe: minimal 1 dari …– Gangguan tidur– Gangguan aktivitas sehari-hari– Gangguan sekolah/kerja– Gejala menganggu

• Mild– Tidak ada keluhan di atas

Patofisiologi

• Sensitization Alergen• Alergen APC MHC class II aktivasi sel T naif Th2

spesifik sitokin sel B produksi IgE menempel di sel mast

• Early Reaction– Setelah paparan alergen ke-2– Onset menit, lalu gejala menghilang ± 30 menit– HT tipe 1 pecahnya sel mast mediator inflamasi

Patofisiologi

• Late reaction– Onset beberapa jam setelah paparan awal– Gejala mereda perlahan– Mediator inflamasi eosinofil chemotaksis migarasi ke sel mukosa

remodellin nasal tissue obstruksi nasal

• Neurogenic Inflamation– Epitel rusak nerve ending terpapar eosinofil eksitasi saraf

sensoris melepas substansi P, neurokinin A kontraksi otot polos, skresi mukus sel goblet, eksudasi plasma kapiler.

Patofisiologi

• Non-Specific Hyperresponsivness– Infiltrasi eosinofil & destruksi mukosa hiperaktivitas

pada stimulus normal gejala• Hiperresponsiv specific (Priming)– Dengan alergen yang < dpat menimbulkan gejala yg sama

Patofisiologi

Diagnosis

Diagnosis

Diagnosis

Allergic Shiner

Allergic Crease

Allergic Salute

Pemeriksaan Penunjang• Skin Test– Keuntungan: sensitivitas tinggi, hasil cepat, biaya

murah– Kerugian: tidak dapat dilakukan pada

dermatografisme dan eksema luas• In Vitro: RAST (Radioallergosorben test)• Serum spesifik IgE– 50% RAnormal IgE– 20% sehat IgE meningkat

Usapan Eosinofil Mukosa Hidung

• Usapan mukosa hidung dengan aplikator yang diberikan kapas steril dioleskan pada objek glass.

• Dilkukan pemeriksaan dengan menggunaksn metode hansel 5.

• Sensitivitas 86,67%.• Spesifisitas 33,33%• Total sampel 33 orang.

Guideline

Treatment

Treatment

top related