ptk-peningkatan pemahaman konsep penjumlahan
Post on 01-Nov-2015
29 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
1
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN
BILANGAN BULAT MELALUI PERMAINAN KARTU
BILANGAN PADA SISWA KELAS II SDN 01 KARTOHARJO
KECAMATAN KARTOHARJO KOTA MADIUN
KARYA TULIS ILMIAH
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh :
UMI KUSSAMSIKIN, S.Pd.
NIP. 19610927 198103 2 002
SEKOLAH DASAR NEGERI 01 KARTOHARJO
KECAMATAN KARTOHARJO
KOTA MADIUN
2010
-
2
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul : Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan
Bilangan Bulat Melalui Permainan Kartu Bilangan
Pada Siswa Kelas II SDN 01 Kartoharjo, Kecamatan
Kartoharjo, Kota Madiun.
2. Identitas Peneliti :
a. Nama : UMI KUSSAMSIKIN, S.Pd.
b. NIP : 19610927 198103 2 002
c. Pangkat/Gol. : Pembina Tk.I / IV b
d. Jabatan : Guru Pembina
e. Unit Kerja : SDN 01 Kartoharjo
3. Lokasi Penelitian : SDN 01 Kartoharjo
4. Lama Penelitian : 3 bulan ( April 2010 Juni 2010)
5. Biaya Penelitian : Mandiri
Pembina Perpustakaan
DHIANI PRATMAWATI, A.Ma.Pd.
NIP. 19830510 200501 2 001
Madiun, 30 Juni 2010
Peneliti
UMI KUSSAMSIKIN, S.Pd.
NIP. 19610927 198103 2 002
Didokumentasikan dan disahkan tanggal Pebruari 2011
Mengetahui/Menyesahkan
Ketua PGRI Kota Madiun
Drs. HARIYADI, M.Pd.
NPA. 1307020005
Kepala SDN 01 Kartoharjo
Drs. DJAMANI
NIP. 19590920 198112 1 002
Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan
Pemuda dan Olah Raga Kota Madiun
Drs. Ec. SUKARMAN
Pembina Utama Muda
NIP. 19560807 198903 1 002
ii
-
3
ABSTRAKSI
UMI KUSSAMSIKIN, 2010. Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan
Bilangan Bulat Melalui Permainan Kartu Bilangan Pada Siswa Kelas II SDN 01
Kartoharjo Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun.
Kata Kunci: Peningkatan Konsep, Bilangan Bulat, Kartu Bilangan Bulat.
Peningkatan mutu pendidikan harus diupayakan secara terus menerus,
terencana, dan bertahap untuk memperoleh hasil yang optimal. Salah satu upaya
yang telah dilaksanakan kearah tersebut adalah pengembangan metode dan
strategi pengajaran. Metode ini merupakan salah satu penyampaian materi-materi
pelajaran. Masalah peningkatan mutu pembelajaran adalah masalah yang
bermuara dari dan dirasakan oleh guru kelas, maka peneliti berupaya mencoba
cara yang efektif dalam memperkenalkan konsep kepada anak didik mencari yang
paling mudah, dekat dengan diri siswa sehingga pelajaran matematika tidak lagi
merupakan pelajaran yang ditakuti, agar pelajaran matematika menjadi
menyenangkan, oleh sebab itu peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang
keterampilan bilangan bulat melalui permainan kartu bilangan pada siswa kelas II
SDN 01 Kartoharjo, Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun, tahun pelajaran
2009/2010.
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: apakah melalui kartu bilangan cacah (bisa) dapat meningkatkan
pemahaman konsep bilangan bulat pada siswa? Sedangkan tujuan penelitian
adalah meningkatkan pemahaman konsep bilangan bulat melalui teknik kartu
biangan pada siswa. Dengan demikian jika pemahaman konsep bilangan bulat
dilakukan melalui kartu bilangan, maka kemampuan pemahaman konsep bilangan
bulat dapat ditingkatkan.
Keterampilan pemahaman konsep bilangan bulat adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk memudahkan siswa berpikir kreatif, aktif dan
menyenangkan dengan memanfaatkan permainan kartu-kartu yang berisi bilangan
bulat yang mudah dimainkan oleh siswa sehingga kegiatan belajar matematika
menjadi menyenangkan.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan dengan
menentukan langkah-langkah: perencanaan, prosedur pelaksanaan tindakan,
refleksi, subyek penelitian, pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik
analisa data, penyiapan partisipan, penelitian tindakan menggunakan alur spiral
dengan tiga siklus.
Hasil penelitian dari siklus I sampai dengan III dari data yang
dikumpulkan menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa melalui kartu bilangan pemahaman konsep bilangan bulat
dapat ditingkatkan.
iii
-
4
KATA PENGANTAR
Dengan terselesaikannya laporan ini, penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dorongan atas terselesaikannya laporan penelitian tindakan. Secara
khusus penulis sampaikan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Kepala SDN 01 Kartoharjo, Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas.
2. Semua Dewan Guru SDN 01 Kartoharjo, Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun
yang telah banyak membantu pelaksanaan penelitian tindakan ini.
3. Kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang telah
banyak membantu baik moril maupun materiil dalam penyelesaian karya tulis
ini.
Selanjutnya penulis berharap mudah-mudahan mereka yang telah
memberikan bantuan akan segera mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Penulis menyadari, bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari pembaca
demi kesempurnaan karya tulis ini.
Akhirnya tidak ada yang penulis harapkan kecuali ridho Allah SWT. Dan
semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya, serta bagi para
pembaca pada umumnya.
Madiun, 30 Juni 2010
Penulis
iv
-
5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
ABSTRAKSI ................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 8
1.4 Hipotesis Tindakan ................................................................... 8
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 8
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 9
1.7 Definisi Operasional ................................................................. 9
1.7.1 Peningkatan................................................................... 10
1.7.2 Pemahaman ................................................................... 10
1.7.3 Bilangan Bulat .............................................................. 10
1.7.4 Kartu Bilangan .............................................................. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 12
2.1 Matematika ............................................................................... 12
2.1.1 Pengertian ..................................................................... 12
2.1.2 Fungsi, Tujuan dan Ruang Lingkup ............................. 12
v
-
6
2.1.3 Standar Kompetensi Lintas Kurikulum ........................ 13
2.1.4 Standar Kompetensi Bahan Kajian Matematika ........... 14
2.1.5 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika
SD dan MI .................................................................... 16
2.1.6 Rambu-Rambu .............................................................. 18
2.1.7 Pengertian Belajar Matematika..................................... 20
2.1.8 Metode Mengajar Matematika ...................................... 21
2.1.9 Keterampilan Dasar Mengajar Matematika .................. 23
2.2 Bilangan Bulat .......................................................................... 23
2.2.1 Cara Memanfaatkan Dalam Proses Pembelajaran ........ 23
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 26
3.1 Perencanaan .............................................................................. 26
3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan ........................ 30
3.3 Refleksi ..................................................................................... 30
3.4 Subyek Penelitian ..................................................................... 31
3.5 Pengumpulan Data.................................................................... 31
3.6 Instrumen Penelitian ................................................................. 32
3.6.1 Observasi ...................................................................... 32
3.6.2 Dokumentasi ................................................................. 33
3.7 Tehnik Analisa Data ................................................................. 34
3.8 Penyiapan Partisipan ................................................................ 34
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 35
4.1 Gambaran Setting Penelitian .................................................... 35
vi
-
7
4.1.1 Refleksi Awal ............................................................... 35
4.1.2 Perencanaan .................................................................. 35
4.1.3 Tindakan ....................................................................... 35
4.1.4 Observasi ...................................................................... 35
4.1.5 Refleksi ......................................................................... 36
4.2 Penjelasan Per Siklus ................................................................ 36
4.2.1 Siklus I .......................................................................... 36
4.2.2 Siklus II ......................................................................... 39
4.2.3 Siklus III ....................................................................... 41
4.3 Proses Analisa Data .................................................................. 44
4.4 Pembahasan dan Pengambilan Keputusan ............................... 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 50
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 50
5.2 Saran-Saran............................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 52
vii
-
8
DAFTAR TABEL
TABEL 4.1 Hasil Tes Akhir Pada Siklus I .................................................. 45
TABEL 4.2 Hasil Tes Akhir Pada Siklus II Kelas II ................................... 46
TABEL 4.3 Hasil Tes Akhir PadaSiklus III SDN 01 Kartoharjo ................ 47
TABEL 4.4 Perbandingan Tes Akhir Pada Siklus I, II dan III .................... 48
Grafik. Hasil Siklus I, II, III ............................................................................. 49
viii
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Peranan pendidikan dalam pembangunan nasional sangatlah penting,
ini merupakan suatu hal yang sudah lama kita sadari, Indonesia merupakan
negara yang sedang berkembang, berhasil tidaknya pendidikan sangat
menentukan masa depan bangsa dan negara. Dengan demikian pendidikan
di negara kita menjadi tanggung jawab kita bersama antara pemerintah,
masyarakat dan keluarga. Pendidikan Matematika sebagai salah satu ilmu
dasar dewasa ini telah berkembang sangat pesat, baik materi maupun
kegunaannya.
Banyak pihak yang mensinyalir rendahnya mutu pendidikan saat ini
berkaitan erat dengan rendahnya motivasi siswa dalam belajar Matematika
(Ardhana: 1922). Dua ciri dalam Matematika (1) memiliki obyek kejadian
yang abstrak dan (2) berpola pikir deduktif dan konsisten. Dipandang dari
segi sistem proses belajar mengajar Matematika sekolah merupakan
masukan mitrumental, yang memiliki obyek dasar abstrak dan berlandaskan
kebenaran konsistensi untuk mencapai tujuan pendidikan.
Keadaan seperti di atas disebabkan oleh kurang efektifnya strategi
belajar yang diterapkan oleh guru, kegiatan belajar terlalu didominasi oleh
kegiatan yang hafalan dan verbalitas sebagai akibatnya pemahaman siswa
1
-
2
SD terhadap isi pelajaran sangat rendah. Banyak siswa yang kurang
menguasai materi pelajaran.
Untuk memperoleh hasil yang optimal, maka peningkatan mutu
pendidikan harus diupayakan secara terus-menerus, terencana, dan bertahap.
Salah satu upaya yang telah dilaksanakan ke arah tersebut adalah
pengembangan metode dan strategi pengajaran. Dimana metode ini
merupakan salah satu penyampaian materi secara spesifik sehingga
memudahkan siswa untuk memahami dan menguasai materi pelajaran.
Sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi kehidupan, akan
membawa sikap mental dan tingkah laku anak didik. Hal ini merupakan
proses yang secara alami munculnya suatu permasalahan yang baru dalam
dunia pendidikan. Sehingga dalam penyampaian materi pelajaran dituntut
untuk selalu menyesuaikan dengan kondisi anak sekarang.
Perlu diketahui bahwa dalam pendidikan kemarin, sekarang dan
masa yang akan datang banyak perubahan. Guru yang selalu menggunakan
metode monoton, artinya dari tahun ke tahun tidak pernah mengalami
perubahan karena adanya kondisi, mereka akan mengalami permasalahan
yang tidak mereka sadari. Oleh karena itu sebagai seorang pendidik harus
mau tahu akan kebutuhan anak didik, terutama dalam pelayanan dan
penyampaian materi pelajaran. Sehingga sangat perlulah sebagia pendidik
mengadakan variasi metode pengajarannya. Manakah yang lebih tepat untuk
menyampaikan materi supaya hasil proses belajar mengajar berhasil
maksimal.
-
3
Pembaharuan pengajaran tidak harus disertai dengan pemakaian
perlengkapan uang serba hebat, tetapi lebih menekankan pada
pengembangan cara-cara baru belajar yang lebih efektif dan sesuai dengan
kemampuan peserta didik. Pembelajaran akan efektif bila guru dapat
mengidentifikasi masalah yang dihadapi di kelasnya, kemudian menganalisa
dan menentukan faktor-faktor yang diduga menjadi penyebab utama yang
selanjutnya menentukan tindakan pemecahannya.
Tuntutan peningkatan kualitas professional guru belum memenuhi
persyaratan yang diinginkan atau diharapkan, karena antara petunjuk
pelaksanaan yang sudah ada banyak terdapat kendala bagi para pelaksana
pendidikan utamanya guru terbukti dengan dampak yang dilapangan antara
lain:
1. Keterampilan anak didik masih sangat rendah, terutama tentang
keterampilan menghitung.
2. Tingkat pengetahuan dan prestasi siswa dalam mata pelajaran
matematikan lebih rendah dari mata pelajaran yang lain.
3. Suasana belajar kurang dinamis.
Kejadian yang terjadi pada permasalahan di atas disebabkan oleh
dominasi guru masih tinggi, peran guru dalam proses belajar mengajar
sebagai penyebar ilmu kurang berperan sebagai fasilitator, guru masih
banyak bergantung pada buku, guru masih dominan menggunakan ceramah
dan mencatat, guru kurang mengoptimalkan bekerja bersama-sama dan
siswa dianggap lulus tes atau dapat mengerjakan tes tanpa memperhatikan
-
4
aspek lain seperti kejujuran, pengendalian diri, penghargaan kepada orang
lain, kemampuan bekerja sama. Demikian gambaran situasi pembelajaran
saat ini yang terjadi di lapangan khususnya pembelajaran di Sekolah Dasar.
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses pembelajaran
dan dari segi hasil. Daru segi proses pembelajaran dikatakan berhasil
apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik
terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses
pembelajaran disamping menunjukkan kegairahan belajar tinggi, semangat
belajar yang besar, dan rasa percaya diri yang tinggi.
Sedangkan dari segi hasil proses pembelajaran dikataka berhasil
apabila perubahan-perubahan perilaku yang positif dari peserta didik
seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%).
Metode mengajar banyak sekali jenisnya, disebabkan oleh karena
metode ini dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya: tujuan yang
berbagai jenis dan fungsinya, tingkat kematangan siswa berbeda, situasi
yang berbagai keadaan, pribadi guru dan kemampuan professional yang
berbeda-beda.
Karena itu sulit untuk memberikan satu klasifikasi yang jelas
mengenai metode yang pernah dikenal di dalam pengajaran. Namun
demikian ada sifat umum menjadi mungkinlah untuk mengadakan
klasifikasi yang jelas tetapi tetap fleksibel.
Di dalam kenyataan banyak faktor yang menyebabkan tidak selalu
dapat dipergunakan metode yang paling sesuai dengan tujuan, situasi dan
-
5
lain-lain. Guru seringkali terpaksa mempergunakan metode pilihan. Agar
usaha pendidik tidak sia-sia pentinglah siswa mendapat pendekatan-
pendekatan yang tepat di dalam mengenal dan menguasai dan menyesuaikan
dengan perbedaan anak didik dalam hal ini Nasution (1977:91) berpendapat
sebagai berikut:
1. Pengajaran individualis anak-anak menerima tugas yang disesuaikan
menurut kecepatan masing-masing.
2. Pengajaran proyek anak-anak serta kesanggupannya.
Dengan demikian usaha pendidik otomatis akan berhasil dalam
tugasnya karena bahan yang disuguhkan sesuai dengan kemampuan anak
didik dan mereka sering tak mengalami atau merasa adanya bahan dari
pendidik sebab semuanya yang diterima seirama dengan kecakapannya.
Dalam usaha memberikan pengertian kepada anak didik termasuk di
dalamnya, mengenal, memilih dan bagaimana menggunakan media tersebut.
Peraga sebagai alat dalam pengaran atau media yang dapat membantu guru
dalam usaha menjelaskan pengertian. Media merupakan semua bentuk dan
alat peraga yang dipergunakan untuk menyampaikan informasi. Dalam
mengajar, guru hendaknya menaruh perhatian tentang penggunaan alat
peragam RM. Thomas yang dikutip dari Oemar Hamalik (1980:45)
menandaskan sebagai berikut:
a. Pengalaman melalui benda sebenarnya, pengalaman yang diperoleh
dengan jalan mengalami secara langsung dalam kondisi yang
sesungguhnya.
-
6
b. Pengalaman melalui benda-benda pengganti, pengalaman yang
diperoleh dengan jalan mengamati benda-benda pengganti.
Pandangan yang selaras dengan yang dikemukakan Edger Bale yang
dikutip oleh Piet Sahertian dan Fran Mahameru (1976:146) tentang
pengalaman belajar ada 10 macam antara lain: (1) Benda sesungguhnya
(2) Benda tiruan/model (3) Dramatisasi (4) Demonstrasi (5) Darmawisata
(6) Pameran (7) Bioskop (8) Lambang Benda (9) Lambang kata.
Selanjutnya Dinas Dikbud Jawa Timur (2001:2) menegaskan:
Upaya peningkatan kemampuan mutu pendidikan perlu dilakukan
secara menyeluruh meliputi aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap
dan nilai-nilai. Pengembangan aspek-aspek tersebut dilakukan untuk
meningkatkan dan mengembangkan kecakapan hidup (life skills)
melalui seperangkat kompetensi, agar siswa dapat bertahan hidup,
menyesuaikan diri, dan berhasil di masa datang.
Untuk memenuhi tuntutan tersebut di atas perlu dikembangkan
pengalaman pembelajaran yang kondusif untuk membentuk manusia yang
berkualitas tinggi, baik mental, moral, maupun fisik. Hal ini berarti kalau
tujuannya bersifat afektif, psikomotorik, tidak cukup hanya dengan
diajarkan modul, atau sumber yang mengandung nilai kognitif. Namun perlu
penghayatan yang disertai pengalaman nilai-nilai kognitif, afektif yang
dimanifestasikan dalam perilaku (behavioral skill) sehari-hari.
-
7
Mulyasa (1993:33), mengemukakan:
Metode dan strategi belajar mengajar yang kondusif untuk hal
tersebut perlu dikembangkan, misalnya metode inquiry, discovery,
problem solving dan sebagainya. Dengan metode dan strategi belajar
mengajar diharapkan peserta didikdapat mengembangkan potensinya
secara optimal sehingga akan lebih cepat dapat menyesuaikan diri
dengan kebutuhan masyarakat apabila mereka telah menyelesaikan
suatu program pendidikan.
Mengingat permasalahan tersebut adalah masalah yang bermuara
dari dan dirasakan oleh guru kelas, maka peneliti berupaya mencoba cara
yang paling efektif dalam memperkenalkan konsep kepada anak didik
mencari yang paling mudah, dekat dengan diri siswa sehingga pelajaran
matematika tidak lagi yang ditakuti, pelajaran matematika menjadi
menyenangkan, yaitu peningkatan pemahaman konsep bilangan bulat
melalui kartu bilangan pada siswa kelas II SDN 01 Kartoharjo, Kecamatan
Kartoharjo, Kota Madiun, tahun pelajaran 2009/2010.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah adalah segala rintangan tentang hambatan dan kesulitan
yang memerlukan pemecahan jawaban agar usaha pencapaian dalam
penelitian ini adalah: Adakah peningkatan konsep bilangan bulat melalui
kartu bilangan pada siswa kelas II SDN 01 Kartoharjo, Kecamatan
Kartoharjo, Kota Madiun Tahun Pelajaran 2009/2010.
-
8
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah menghasilkan desain
pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan konsep bilangan
bulat melalui kartu bilangan bulat pada siswa kelas II SDN 01 Kartoharjo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun. Dengan demikian secara rinci tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya peningkatan pemahaman
konsep bilangan bulat melalui permainan kartu bilangan pada siswa kelas II
SDN 01 Kartoharjo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun tahun pelajaran
2009/2010.
1.4 Hipotesis Penelitian
Keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran, akan
meningkatkan aktifitas siswa. Demikian pula halnya jika pembelajaran
tentang pemahaman konsep bilangan bulat dapat dilakukan melalui kartu
bilangan, maka apabila pembelajaran tentang pemahaman konsep bilangan
bulat dilakukan kartu baca pemahaman konsep bilangan bulat dapat
ditingkatkan.
1.5 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai diharapkan dapat bermanfaat:
1.5.1 Bagi kepala sekolah
Sebagai bahan masukan atau imput untuk dijadikan bahan
pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan untuk membina guru
-
9
dalam menentukan keberhasilan pengelolaan pembelajaran di
sekolah. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan perbandingan dalam
melaksanakan proses pemahaman bilangan bulat pada siswanya,
sehingga pelaksanaan kegiatan guru lebih berkembang dan terarah
dalam pengelola situasi dan kondisi kelas.
1.5.2 Bagi siswa
Dapat menyelesaikan tugasdengan cepat, tepat dan benar, dapat
memanfaatkan waktu dengan baik dan tepat, mampu menyelesaikan
soal yang tak terbatas dalam waktu yang relatif singkat.
1.6 Ruang Lingkup penelitian
Mengingat keetrbatasan waktu, maka ruang lingkup penelitian ini
dilaksanakan pada siswa kelas II SDN 01 Kartoharjo, Kecamatan
Kartoharjo, Kota Madiun pada semester II tahun pelajaran 2009/2010 yang
dilaksanakan selama 3 bulan yaitu ada bulan April sampai dengan Juni
2010.
1.7 Definisi Operasional
Menurut Saleh Marsuki, (2003:14) Penyusunan definisi operasional
perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki
akan memudahkan pengukurannya. Di samping itu, penyusunan untuk
menghindari timbulnya perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna
-
10
dalam penelitian ini, maka beberapa istilah-istilah penting dalam penelitian
ini perlu ditegaskan pengertiannya sebagai berikut:
1.7.1 Peningkatan
Menurut Anton Mulyono (1990:951) Peningkatan suatu proses,
cara perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb) kini telah
diadakan di bidang pendidikan : Menteri Pendidikan menentukan
perlunya-pengawasan terhadap proses pembelajaran.
Dari penjelasan istilah tersebut maka yang dimaksud dengan
peningkatan adalah suatu untuk melaksanakan kegiatan yang lebih
baik dari data yang telah dilaksanakan.
1.7.2 Pemahaman
Menurut Anton Mulyono, (1990:951), Paham 1. Pengertian :
pngetahuan banyak. 2. Pendapat; pikiran. 3. Aliran; haluan;
pandangan. 4. Mengerti benar tentang sesuatu. 5. Pandai dan mengerti
benar pemahaman adalah proses, perbuatan, cara memahami, atau
memahamkan.
1.7.3 Bilangan Bulat
Yang dimaksud dengan bilangan bulat adalah bilangan yang
bulat tidak pecahan dapat dbagi dengan bilangan itu sendiri. Contoh :
1, 2, 3, 4, dan seterusnya.
1.7.4 Kartu Bilangan
Kartu bilangan ini dibentuk seperti kartu permainan domino
dibuat dan dikembangkan menurut tingkat kebutuhan kelas, masing
-
11
set sebanyak 30 lembar yang berisi bagian atas merupakan faktor
perkalian dari bilangan penjumlahan berulang sedangkan yang bawah
merupakan bilangan bulat.
Contoh :
Kartu Bilangan
-
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Matematika
2.1.1 Pengertian
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki
objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran dedukatif, yaitu
kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari
kebenaran sebelumnya dusah diterima, sehingga keterkatian antar
konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.
Dalam pembelajaran matematika agar mudah dimengerti oleh
siswa proses penalaran induksi dapat dilakukan pada awal
pembelajaran dan kemudian dilanjutkan dengan proses penalaran
dedukatif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh
siswa.
2.1.2 Fungsi, Tujuan dan Ruang Lingkup
Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi dan eksperimen,
sebagai alat pemecahan masalah pola pikir dan model matematika
serta sebagai alat pemecahan masalah pola pikir dan model
matematika serta sebagai alat komunikasi melalui symbol, table,
grafik, diagram dalam menjelaskan gagasan.
12
-
13
Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara
berpikir secara sistematis, logis, kritis dan konsisten.
Standar Kompetensi matematika merupakan seperangkat
kompetensi matematika yang dilakukan dan harus dicapai oleh siswa
pada akhir periode pembelajaran. Standar ini dikelompokkan dalam
Kemahiran Matematika, bilangan, pengukuran dan Geometri,
Aljabar, Statitiska dan Peluang, Trigonometri dan Kalkulus.
2.1.3 Standar Kompetensi Lintas Kurikulum
Standar Kompetensi Lintas Kurikulum merupakan kecakapan
hidup dan belajar sepanjang hayat yang dilakukan dan harus dicapai
oleh peserta didik memlalui pengalaman belajar, Standar
Kompetensi Lintas Kurikulum adalah sebagai berikut:
1) Memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak dan
kewajiban, saling menghargai dan memberi rasa aman, sesuai
dengan agama yang dianutnya.
2) Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan dan
mengkomunikasikan gagasan dan informasi serta untuk
berinteraksi dengan orang lain.
3) Memilih, memadukan dan menerangkan konsep-konsep, teknik-
yeknik, pola, struktur dan hubungan.
4) Memilih, mencari dan menerapkan teknologi dan informasi yang
diperlukan dari berbagai sumber.
-
14
5) Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup dan
teknologi. Dan menggunakan pengetahuan, ketrampilan dan nilai-
nilai untuk mengembangkan hasil yang memuaskan
6) Berkreasi dan menghargai karya artistik, budaya dan intelektual
serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan
kematangan pribadi menuju masyarakat beradab.
7) Berpikir logis, kritis dan lateral dengan memperhitungkan potensi
dan peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan
8) Menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja
mandiri dan bekerja sama dengan orang lain.
2.1.4 Standar kompetensi Bahan Kajian Matematika
Kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan
dapat tercapai dalam belajar matematika mulai dari SD dan MI
sampai SMA adalah sebagai berikut:
1) Menunjukan pemahaman konsep matematika yang dipelajari,
menjelaskan keterkatian antar konsep dan mengaplikasikan
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat
dalam pemecahan masalah.
2) Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan
simbol, tabel, grafik atau diagram untuk memperjelas keadaan
atau masalah.
-
15
3) Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan
manipulasi meatemtika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matametika.
4) Menunjukkan kemampuan strategi dalam membuat
(merumuskan) menafsirkan dan menyelesaikan model matametika
dalam penyelesaian masalah
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matametika dalam
kehidupan
Kecakapan tersebut dicapai, dengan memilih matematika
melalui aspek berikut:
(1) Bilangan
a) Melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung
bilangan dalam pemecahan masalah
b) Menaksirkan hasil operasi hitung
(2) Pengukuran dan Geometri
a) Mengidentifikasi bangun datar dan bangun ruang menurut
sifat, unsur dan kesebangunannya
b) Melakukan operasi hitung yang melibatkan keliling, luas,
volume dan satuan pengukuran
c) Menaksir ukuran (misal: panjang. Luas, volume) dari benda
atau bangun geometri
-
16
d) Mengaplikasikan ukuran geometri dalam menentukan
posisi, jarak, sudut dan transformasi dalam pemecahan
masalah.
(3) Peluang dan Statistika
a) Mengumpulkan, menyajikan dan menafsirkan data
b) Menentukan dan menafsirkan peluang suatu kejadian dan
ketidakpastian.
(4) Trigonometri
Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas
trigonometri dalam pemecahan masalah.
(5) Aljabar
Melakukan operasi hitung dan manipulasi aljabar pada
persamaan, pertidaksamaan, dan fungsi yang meliputi: bentuk
linier, kuadrat, dan suku banyak, eksponen dan logaritma,
barisan dan deret, matriks, dan vektor dalam pemecahan
masalah.
(6) Kalkulus
Menggunakan konsep limit laju perubahan fungsi (diferensial
dan integral) dalam pemecahan masalah.
2.1.5 Standar Kompetensi mata Pelajaran Matematika SD dan MI
Standar Kompetensi mata pelajaran matematika untuk SD dan MI
berdasarkan Kurikulum SD sebagai berikut:
-
17
Kemampuan matematika yang dipilih dalam Standar Kompetensi ini
dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa dengan
memperhatikan perkembangan pendidikan matematika di dunia
sekarang ini. Untuk mencapai kompetensi tersebut dipilih materi-
materi matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat
kedalaman materi, serta sifat esensial materi dan keterpakaiannya
dalam kehidupan sehari-hari secara rinci, standar kompetensi
tersebut sebagai berikut:
a) Bilangan
- Menggunakan bilangan dalam pemecahan masalah
- Menggunakan operasi hitung bilangan dalam pemecahan
masalah.
- Menggunakan konsep bilangan bulat dan pecahan dalam
pemecahan masalah.
- Menentukan sifat-sifat operasi hitung, faktor, kelipatan
bilangan bulat dan pecahan serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
- Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pemecahan,
serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
b) Pengukuran dan geometri
- Melakukan pengukuran, mengenal bangun datar dan bangun
ruang, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah
sehari-hari.
-
18
- Melakukan pengukuran, menemukan unsur bangun datar dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
- Melakukan pengukuran keliling dan luas bangun datar dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
- Melakukan pengukuran, menentukan sifat dan unsur bangun
ruang, menentukan kesimetrian bangun datar serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
- Mengenal sistem koordinat pada bidang datar.
c) Pengolahan data
Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data.
2.1.6 Rambu-rambu
Standar kompetensi ini merupakan acuan bagi guru di
sekolah untuk menyusun silabus atau perencanaan pembelajaran
kemahiran matematika merupakan kecakapan matematika yang perlu
dimiliki siswa yang pembelajarannya tidak dibelajarkan tersendiri
tetapi diintegrasikan dalam materi matematika. Kemahiran
matematika disajikan secara eksplisit dalam kurikulum ini agar
menjadi perhatian dan pertimbangan bagi guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa.
Kompetensi dasar yang tertuang dalam stanar kompetensi ini
merupakan kompetensi minimal yang dapat dikembangkan oleh
sekolah. Standar kompetensi ini dirancang untuk melayani semua
-
19
kelompok siswa. Dalam hal ini, guru mengenal dan mengidentifikasi
kelompok-kelompok tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran adalah:
a. Mengkondisikan siswa untuk menemukan kembali rumus,
konsep atau prinsip dalam matematika melalui bimbingan guru
agar siswa terbiasa melakukan penyelidikan dan menemukan
sesuatu.
b. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam
pembelajaran matematika, yang mencakup masalah tertutup,
mempunyai solusi tunggal, terbuka atau masalah dengan
berbagai cara penyelesaian.
c. Dalam setiap pembelajaran, guru hendaknya memperhatikan
penguasaan materi prasyarat yang diperlukan.
d. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya
memulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi
(contextual problem). Dengan mengajukan masalah-masalah
yang yang kontekstual, siswa secara bertahap, dibimbing untuk
menguasai konsep-konsep matematika.
Guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan efisiensi suatu pembelajaran. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan adalah penilaian yang bersifat nasional mengacu
-
20
pada Standar Kompetensi ini. Beberapa kemampuan yang perlu
diperhatikan dalam penilaian adalah:
- Pemahaman konsep. Siswa mampu mendefinisikan konsep,
mengidentifikasi dan memberi contoh bukan dari konsep.
- Prosedur. Siswa mampu mengenai prosedur atau proses
menghitung yang benar dan tidak benar.
- Komunikasi. Siswa mampu menyatakan dan menafsirkan
gagasan matematika secara lisan, tertulis atau
mendemonstrasikan.
- Penalaran. Siswa mampu memberikan alasan induktif dan
deduktif sederhana.
- Pemecahan Masalah. Siswa mampu memahami masalah memilih
strategi penyelesaian dan menyelesaikan masalah.
Sekolah dapat menggunakan teknologi seperti computer, alat
peraga atau media lainnya untuk semakin meningkatkan efektifitas
pembelajaran. Selain itu, perlu ada pembahasan bagaimana
matematika banyak diterapkan dalam teknologi informasi baik
sebagai perluasan pengetahuan siswa atau penerapan konsep
matematika secara langsung pada pembelajaran, terutama untuk
kelas-kelas tinggi.
2.1.7 Pengertian Belajar Matematika
a. Menurut Mohammad Soleh, (1998:3). Belajar matematika adalah
belajar tentang bilangan, belajar menjumlah, mengurangi dan
membagi yang terdapat dalam aljabar, aritmatika dan geometri.
-
21
b. Herma Hudoyo, (1979:89). Begitu juga dengan belajar
matematika karena melibatkan suatu struktur hierarki dari
konsep-konsep tingkat lebih tinggi yang dibentuk atas dasar apa
yang telah terbentuk sebelumnya.
c. Menurut Nana Sujana, (1987:28). Proses belajar berlangsung
dalam waktu tertentu dan merupakan proses yang panjang dari
satu fase ke fase berikutnya. Belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, bukan
menghafal atau bukan mengingat.
d. Ruseffendi, (1980:148). Belajar matematika berarti mempelajari
fikiran-fikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses
dan penalaran.
Jadi belajar matematika adalah melibatkan diri yang berhubungan
dengan ide, proses dan penalaran yang semuanya telah tersusun
secara hirarki dari konsep-konsep yang rendah sampai konsep-
konsep yang tinggi.
2.1.8 Metode Mengajar Matematika
Keberhasilan siswa dalam belajar matematika dipengaruhi
banyak faktor, baik itu dalam siswa itu sendiri (intern) maupun dari
luar (ekstern). Salah satu faktor yang berasal dari luar sekolah adalah
metode yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.
Ditinjau dari fungsinya, metode mengajar matematika merupakan
suatu cara tersendiri yang dipergunakan oleh guru dalam
-
22
menyampaikan materi pelajaran tertentu kepada siswa. Apalagi
materi pelajaran matematika merupakan perpaduan antara materi
yang bersifat abstrak dan konkrit atau benda nyata. Ketepatan atau
efektifitas penggunaan metode mengajar disamping dipengaruhi oleh
jenis materi yang perlu diajarkan. Jadi, penggunaan metode
mengajar harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan
diberikan kepada siswa. Dan metode yang baik dipergunakan oleh
guru A, belum tentu baik pula dipergunakan oleh guru B. oleh
karena itu, penggunaan metode harus disesuaikan pula dengan
karakter pribadi guru itu sendiri.
Semua metode mengajar, mempunyai kelebihan dan
kekurangan sendiri, sehingga guru harus pandai-pandai memilih dan
menggunakannya.
Jika memang diperlukan seorang guru dapat mengkom-
binasikan beberapa metode yang memang diperlukan. Seorang guru
yang hanya menggunakan metode yang monoton (tidak bervariasi)
tanpa memperhatikan jenis materi yang sedang diajarkannya,
biasanya akan membosankan, sehingga dapat mengurangi
kegairahan belajar siswanya. Dengan sendirinya akan mempengaruhi
keberhasilan siswa dalam belajarnya.
Seorang guru mau memperhatikan perubahan zaman dewasa
ini, dia akan mengembangkan dirinya dengan menyesuaikan metode
-
23
mengajarnya dengan keberadaan siswa pada jamannya dia akan
dianggap sebagai sosok guru idola hal ini memang penting.
Macam-macam metode menurut Ruseffendi, (1990:34)
adalah: metode pembelajaran matematika meliputi metode (1)
ceramah, (2) expositori, (3) demonstrasi, (4) latihan dan praktek, (5)
tanya jawab, (6) diskusi, (7) karya wisata, (8) laboratorium, (9)
kegiatan lapangan., (10) inkuiri, (11) pemecahan masalah, (12)
pemberian tugas/pekerjaan rumah, (13) metode proyek, (14)
pengajaran beregu, (15) CBSA.
2.1.9 Keterampilan Dasar Mengajar Matematika
Dalam kegiatan belajar matematika, seorang guru dituntut memiliki
seperangkat ketrampilan dasar mengajar matematika. Menurut
Hasibuan dan Mujiono (1986) bahwa keterampilan dapat berupa: (1)
keterampilan memberi penguatan variasi (reinforcement), (2)
keterampilan bertanya, (3) keterampilan menggunakan variasi, (4)
keterampilan menjelaskan, (5) keterampilan menggunakan variasi,
(6) keterampilan membuka dan menutup pelajaran matematika.
2.2 Bilangan Bulat
2.2.1 Bentuk dan Isi Kartu Bilangan
Kartu bilangan ini dibentuk seperti kartu permainan domino
dibuat dan dikembangkan menurut tingkat kebutuhan kelas, masing
set sebanyak 30 lembar yang berisi bagian atas merupakan factor
-
24
perkalian dari bilangan penjumlahan berulang sedangkan yang
bawah merupakan bilangan buat.
Contoh:
Bilangan Bulat
2.2.2 Cara mermanfaatkan dalam proses pembelajaran
a. Kegiatan Awal
- Setiap permainan akan dimulai, karktu dikocok kemudian
dibagikan kepada masing-masing anggota kelompok.
- Membagi siswa menjadi 4 kelompok.
- Kartu dibagi habis kepada masing-masing anggota kelompok
sehingga tiap siswa mendapat 4 lembar kartu
- Selanjutnya, kartu 1 yang dikeluarkan dan selanjutnya secara
bergiliran tiap-tiap siswa menjatuhkan kartu yang cocok
dengan bilangan perkalian yang telah dikeluarkan.
b. Kegiatan Pembelajaran Kartu Bilangan
Dalam permainan ini tiap siswa diajurkan mencatat kartu-kartu
yang telah dipasangkan sesuai dengan proses permainan,
sehingga secara tidak langsung siswa telah belajar sendiri
membuat dan menjawab soal-soal yang dipermainkan.
c. Manfaat Kartu Bilangan
Manfaat kartu bilangan ini selain bersama untuk melatih anak
lebih cepat mengenal bilangan bulat juga merupakan permainan
Kartu Bilangan
-
25
edukatif di saat-saat istirahat maupun sebagai permainan di
rumah, dengan demikian secara tidak sadar anak lebih belajar
mandiri untuk menemukan bilangan bulat dengan hasil yang
lebih baik.
-
26
BAB III
METODE PENELITIAN
Perencanaan
Penelitian Tindakan (action research) adalah suatu bentuk penelitian
yang dilakukan oleh guru untuk meneliti sendiri praktik pembelajaran yang
dilakukan di kelas. Dengan penelitian tindakan kelas guru dapat melakukan
penelitian terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya dalam proses
pembelajaran. Dalam penelitian tindakan kelas guru dan peneliti secara
kolaboratif juga dapat melakukan penelitian terhadap proses pembelajaran
secara reflektif di kelas.
Mengacu pendapat Sukidin, dkk. (25002) Dengan melakukan
Penelitian Tindakan Kelas guru dapat memperbaiki praktik-praktik
pembelajaran menjadi lebih efektif.
Penelitian Tindakan juga dapat menjembatani kesenjangan antara
teori dan praktik pendidikan. Hal ini dapat terjadi karena setelah meneliti
kegiatannya sendiri yakni di dalam kelas dengan melibatkan siswanya
dengan melalui sebuah tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan
dan dievaluasi maka guru akan memperoleh umpan balik yang sistematik
mengenai apa yang selama ini selalu mereka lakukan dalam kegiatan belajar
mengajar. Dengan demikian guru dapat membuktikan apakah suatu teori
belajar mengajar yang diterapkan di kelas itu baik atau tidak atau cocok
26
-
27
dengan kondisi kelasnya untuk kepentingan proses pembelajaran yang lebih
efektif, optimal dan fungsional.
Karakteristik penelitian tindakan kelas menurut Priyono (1999)
dalam makalahnya yang berjudul Action Research sebagai strategi
pengembangan profesi guru adalah:
1) Masalah yang dijadikan objek penelitian muncul dari dunia kerja
peneliti.
2) Bertujuan memecahkan masalah guna meningkatkan kualitas.
3) Menggunakan data yang beragam.
4) Langkah-langkahnya merupakan siklus dan
5) Mengutamakan kerja kelompok.
Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan
peningkatan layanan professional guru dalam menangani proses belajar
mengajar dan tujuan ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan
alternatif dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran di kelas.
MC. Niff, 1999 dalam Sukidin, (2002:45) menegaskan bahwa dasar utama
bagi dilaksankaannya PTK adalah untuk perbaikan yang terkait dan
memiliki konteks dengan proses pembelajaran.
Manfaat yang dipetik dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain:
(1) motivasi pembelajaran, (2) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah
dan di tingkat kelas dan, (3) peningkatan profesionalisme guru.
-
28
Perencanaan penelitian adalah serangkaian rencana program yang
digunakan untuk mendapatkan hasil yang akurat, dengan menggunakan
berbagai macam metode penelitian.
Dalam hal ini Winarno Surachmad (1980:131) mengemukakan
pendapatnya bahwa: Metode adalah cara utama yang digunakan untuk
mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji kebenaran hipotesa, dengan
menggunakan alat-alat serta teknik tertentu.
Sedangkan menurut Sri Adji Suryadi Prawiradihardja (1974:4),
mengemukakan pendapatnya bahwa Penelitian adalah suatu pekerjaan yang
mengandung arti mencari dan memeriksa sesuatu dengan teliti. Teliti
mengandung arti setepat mungkin mendekati kenyataan sehingga hasilnya
mendekati kebenaran.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa rancangan penelitian adalah serangkaian cara untuk mencari dan
mengelola, memeriksa serta menguji kebenaran secara teliti, sehingga dapat
mencapai hasil sesuai dengan tujuan. Karena di dalam penulisan ini
rancangan penelitian merupakan teknik yang dipakai mencari serta menguji
permasalahan yang akan diteliti. Menurut karakteristiknya, penelitian ini
merupakan jenis penelitian tindakan, yakni penelitian yang bertujuan
meningkatkan strategi pembelajaran.
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dengan cara kolaborasi yaitu
penelitian yang akan melibatkan orang lain di samping peneliti yaitu sebagai
praktikan maupun observer. Penelitian ini menggunakan alur tahapan
-
29
(perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi disajikan dalam tiga siklus)
setelah terlebih dahulu diperoleh permasalahan utama tentang bagaimana
meningkatkan kemampuan memahami bilangan bulat, serta menggunakan
bilangan bulat dalam sehari-hari. Penelitian ini direncanakan dilakukan 3
(tiga) siklus pada satu sekolah dan pada kelas dan guru yang sama.
Dengan demikian rancangan penelitian yang digunakan adalah
rancangan penelitian tindakan melalui kegiatan yang dilakukan dalam tahap
perencanaan, meliputi:
1) Refleksi Awal
Penelitian dilakukan bersama praktisi 1 (satu) guru kelas dan
guru senior yang dijadikan subyek penelitian mengidentifikasi
permasalahan pemahaman pengurangan bilangan dengan tehnik satu kali
pinjam yang dialami siswa. Peneliti dan Praktisi merumuskan
permasalahan secara operasional. Peneliti dan praktisi merumuskan
permasalahan secara operasional. Peneliti dan praktisi merumuskan
hipotesis tindakan. Oleh karena itu penelitian tindakan lebih
menitikberatkan pada pendekatan naturalistik, sehingga hipotesis
tindakan yang dirumuskan bersifat tentatif yang mungkin mengalami
perubahan sesuai dengan keadaan lapangan.
2) Menetapkan dan merumuskan rancangan yang didalamnya meliputi:
a. Menetapkan indikator-indikator desain variable pembelajaran
bilangan bulat beserta strateginya.
-
30
b. Menyusun rancangan strategi penyampaian dan pengelolaan strategi
pembelajaran yang merupakan bahan intervensi (rancangan program,
bahan, strategi belajar mengajar dan evaluasi).
c. Menyusun metode dan alat perekam data berupa tes, catatan
lapangan, pedoman wawancara, pedoman analisis dokumen, dan
catatan harian.
d. Menyusun rencana pengelolaan data, baik bersifat kualitatif maupun
kuantitatif.
Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Kegiatan yang dilaksanakan dapat dikenakan sebagai berikut:
Peneliti melatih praktisi melaksanakan desain pembelajaran bilangan
bulat sebagaimana ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan.
Penelitian dan Praktisi melakukan pengamatan secara sistematis
terhadap kegiatan yang dilakukan guru. Kegiatan pengamatan
dilakukan komprehensif dengan memanfaatkan alat perekam,
pedoman pengamatan, serta catatan lapangan.
Refleksi
Peneliti dan Praktisi mendiskusikan hasil pengamatan yang telah
dilakukan. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: analisis, sintesis,
pemaknaan, penjelasan, dan penyimpulan data dan informasi yang berhasil
dikumpulkan. Hasil yang diperoleh berupa temuan tingkat efektifitas desain
-
31
pembelajaran penggunaan tehnik sepuluh jari dalam pengurangan bilangan
dengan satu kali pinjam yang dirancang dari daftar permasalahan yang
muncul di lapangan yang selanjutnya dipakai sebagai dasar untuk
melakukan perencanaan ulang.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian tindakan ini ditentukan berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang dimaksud adalah factor social-
ekonomi. Dengan mendasarkan dari pada bilangan bulat tersebut maka
penelitian ini dipilih siswa kelas II SDN 01 Kartoharjo, Kecamatan
Kartoharjo, Kota Madiun.
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini tidak lepas dari tehnik pengumpulan data yang
akan digunakan, karena penelitian ini merupakan suatu usaha yang sengaja
dan direncanakan. Dan untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya maka perlu tehnik pengumpulan data
melalui dokumentasi, observasi dan interview.
Penggunaan tehnik dokumentasi dengan pertimbangan (1) sebagai
alat yang tepat dan cepat untuk mencatat data hasil observasi dan interview;
(2) dapat mengetahui langsung keadaan yang terjadi pada siswa.
Untuk menjaga keabsahan data hasil observasi, peneliti ditemani 1
(satu) observer yaitu guru senior, dan pengumpulkan data ini berlangsung
-
32
selama praktisi melaksanakan desain pembelajaran bilangan bulat mulai dari
siklus I sampai dengan siklus III yang dilaksanakan pada bulan April-Juni
2010.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yakni
observasi, dokumen, wawancara dan tes akhir.
Observasi
Observasi adalah metode untuk menyelidiki subyek yang
diteliti, maka peneliti dapat mengadakan penelitian secara langsung
terhadap gejala subyek yang diteliti. Sri Adji Prawiradihardja
(1973:38) mengemukakan pendapatnya bahwa:
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang dilakukan
secara fistuasi terhadap kata, data dan gejala yang diteliti, ini
observasi dalam arti sempit, sedangkan observasi secara luas
(dalam arti luas) adalah pengamatan yang dilakukan dengan
semuai indra dan pencatatan secara sistematis terhadap semua
fakta, data dan gejala baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam waktu dan tempat tertentu dimana fakta, data
dan gejala tersebut ditentukan.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa observasi itu, alat-alat indera merupakan factor
yang sangat penting bahwa fungsinya untuk mengetahui tentang
-
33
gejala-gejala yang timbul terhadap subyek yang diteliti. Oleh sebab
itu kemampuan indera merupakan pokok daripada keberhasilan di
dalam penguasaan lingkungan serta dalam pelaksanaan observasi.
Dokumentasi
Di dalam metode ini adalah satu cara untuk mengumpulkan
data dengan jalan melihat dan mencatat kembali data yang ada dan
yang akan diperlukan untuk keperluan tertentu. Menurut pendapat
Poerwadarminta (1984:256) mengemukakan bahwa:
Yang dimaksud dengan dokumentasi adalah asal kata dari
dokumen artinya sesuatu yang tertulis atau tercetak, yang
dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan seperti: surat
lahir, surat nikah, surat perjanjian dan sebagainya. Misalnya
dokumen-dokumen yang bertalian dan sebagainya. Misalnya
dokumen-dokumen yang bertalian dengan korupsi itu
dipelajari oleh Jaksa Agung atas naskah yang dikirim ke pos.
Berdasarkan pendapat di atas bahwa yang dimaksud dengan
dokumentasi ialah barang bukti yang berbentuk tulisan maupun
cetakan dan mempunyai hubungan dengan permasalahan yang
diselidiki. Karena itu dokumentasi merupakan suatu metode untuk
memindahkan dan mencatat kembali data yang sudah ada
sebelumnya.
-
34
Sedangkan dokumen-dokumen dalam penelitian ini salah
satunya adalah hasil akhir pembelajaran yang berupa karya maupun
hasil tes.
Teknik Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan menggunakan tehnik analisis data
kualitatif, yang bersifat sirkuler. Secara garis besar kegiatan analisis data
dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan data
dilakukan dengan cara menganalisis, mensintesis, memakai,
menerangkan, dan menyimpulkan. Kegiatan penelaah pada prinsipnya
dilaksanakan sejak awal data dikumpulkan.
2. Mereduksi yang didalamnya melibatkan kegiatan-kegiatan
pengkategorian dan pengklasifikasian. Hasil yang diperoleh berupa pola-
pola yang berlaku dalam pelaksanaan pembelajaran.
3. Menyimpulkan dan verifikasi atau pengujian terhadap temuan penelitian.
Penyiapan Partisipan
Penelitian ini dilandasi prinsip kolaboratif, partisiatoris, dan
kooperatif sehingga kegiatan penyiapan partisipan dipandang perlu
dilakukan. Kegiatan pelatihan diawali dengan kegiatan diskusi tentang
desain pembelajaran pemahaman konsep bilangan bulat melalui kartu
bilangan diiki dengan latihan penerapan strategi penyampaian dan
pengelolaan kegiatan belajar.
-
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Setting Penelitian
4.1.1 Refleksi Awal
Wawancara dengan guru kelas II SDN 01 Kartoharjo
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, tentang maksud dan tujuan
penelitian yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran
penggunaan bilangan bulat, atau kesediaannya sekolah dibuat subyek
penelitian.
4.1.2 Perencanaan
Menyusun skenario pembelajaran bersama guru kelas dan
melatih praktisi untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan desain
penelitian serta menyiapkan lembar pengamatan untuk observer.
4.1.3 Tindakan
Praktisi melaksanakan pembelajaran sesuai dengan desain
yang disusun dengan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi
(1) kegiatan awal (2) kegiatan inti dan (3) kegiatan akhir atau
menutup pelajaran.
4.1.4 Observasi
Dilaksankaan bersamaan proses pembelajaran melalui lembar
pengamatan, yang meliputi aktifitas guru, aktifitas siswa,
pengembangan materi, motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
35
-
36
4.1.5 Refleksi
Kegiatan pembelajaran dan hasil tes dianalisis dan sekaligus
menyusun rencana perbaikan pada kegiatan siklus berikutnya.
4.2 Penjelasan Per Siklus
Pelaksanaan penelitian tindakan dilaksanakan dengan alur tahapan
(perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi disajikan dalam tiga siklus)
setelah terlebih dahulu penjelasan tentang pembelajaran pemahaman konsep
bilangan bulat melalui kartu bilangan. Penelitian ini dilakukan 3 kali putaran
dan langkah-langkahnya diilustrasikan sebagai berikut:
4.2.1 Siklus I
4.2.1.1 Refleksi Awal
Hasil wawancara dengan guru kelas III untuk membahas
masalah pemahaman konsep bilangan bulat melalui kartu bilangan
pada siswa kelas II SDN 01 Kartoharjo, Kecamatan Kartoharjo, Kota
Madiun dan atas kesediannya dijadikan subyek penelitian dan
kesanggupan Guru Senior sebagai observer sedangkan guru kelas
sanggup melakukan kegiatan sebagai praktisi.
4.2.1.2 Perencanaan Tindakan
Menyusun skenario pembelajaran bersama guru kelas dengan
mengarahkan guru menyusun Rencana Pembelajaran (RP) dan
melakukan pelatihan kepada praktisi untuk melaksankaan kegiatan
sesuai dengan Rencana Pembelajaran pada siklus I sebagai berikut:
-
37
Rencana Pembelajaran
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : II (Dua) / 2 (Dua)
Alokasi waktu : 2 jam pelajaran (80 menit)
Pelaksanaan : 12 April 2010
Kompetensi Dasar : Mengenal Bilangan Bulat serta
menggunakannya dalam pemecahan
masalah sehari-hari.
Hasil Belajar : Mengurutkan dan membandingkan
bilangan bulat
Indikator : - Menulis bilangan bulat dengan kata-
kata dengan angka.
- Mengurutkan bilangan bulat dari
terkecil ke atau terbesar.
- Membandingkan dua bilangan bulat.
Materi : Bilangan bulat
Materi Pokok:
1. Kegiatan Awal (10 menit)
- Menyiapkan sarana belajar
- Menjelaskan secara singkat tentang langkah-langkah kegiatan
2. Kegiatan Inti (60 menit)
- Guru menjelaskan tehnik menggunakan Kartu Bilangan
-
38
- Guru menugaskan siswa secara kelompok untuk mencoba
memeragakan permainan Kartu Bilangan Bulat.
- Guru mengadakan bimbingan.
- Melaporka hasil kerja kelompok.
- Penguatan
- Melaksanakan Tes Akhir yang telah disiapkan.
3. Penutup (10 menit)
- Memajangkan hasil kerja individu yang telah dibetulkan pada
papan pajangan.
- Menutup pelajaran dengan memberi penghargaan kepada
siswa yang telah berhasil dan berpesan untuk mencoba
sendiri di rumah.
(Salinan Rencana Pembelajaran Tanggal 12 April 2010)
4.2.1.3 Tindakan
Pada kegiatan ini Peneliti, Observer melaksanakan kegiatan
pengamatan baik pengamatan terhadap proses pembelajaran maupun
terhadap kegiatan siswa, sedangkan praktisi melaksanakan kegiatan
sesuai dengan desain pembelajaran yang disusun secara kolaborasi
dengan peneliti.
4.2.1.4 Observasi
Dilaksanakan bersamaan proses pembelajaran melalui lembar
pengamatan yang meliputi aktifitas guru, aktifitas siswa,
-
39
pengembangan materi, motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran,
serta hasil pembelajaran melalui tes akhir.
4.2.1.5 Refleksi
Mendiskusikan hasil pengamatan dari observer dan
menyusun rencana perbaikan pada siklus berikutnya.
4.2.2 Siklus II
4.2.2.1 Perencanaan
Menyusun skenario pembelajaran melalui sebagaimana
Kepala Sekolah mengarahkan guru menyusun Rencana Pembelajaran
(RP) dan melakukan pelatihan kepada praktisi untuk melaksankaan
kegiatan sesuai dengan rencana pada siklus II sebagai berikut:
Rencana Pembelajaran
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : II (Dua) / 2 (Dua)
Alokasi waktu : 2 jam pelajaran (80 menit)
Pelaksanaan : 26 April 2010
Kompetensi Dasar : Mengenal Bilangan Bulat serta
menggunakannya dalam pemecahan
masalah sehari-hari.
Hasil Belajar : Mengurutkan dan membandingkan
bilangan bulat
Indikator : - Menulis bilangan cacah dengan kata-
kata dan angka.
-
40
- Mengurutkan bilangan cacah dari
terkecil ke atau terbesar.
- Membandingkan dua bilangan cacah.
Materi : Bilangan bulat
Materi Pokok:
1. Kegiatan Awal (10 menit)
- Menyiapkan sarana belajar
- Menjelaskan secara singkat tentang langkah-langkah kegiatan
2. Kegiatan Inti (60 menit)
- Guru menjelaskan tehnik menggunakan Kartu Bilangan
- Guru menugaskan siswa secara kelompok untuk mencoba
memeragakan permainan Kartu Bilangan Bulat.
- Guru mengadakan bimbingan.
- Melaporka hasil kerja kelompok.
- Penguatan
- Melaksanakan Tes Akhir yang telah disiapkan.
3. Penutup (10 menit)
- Memajangkan hasil kerja individu yang telah dibetulkan pada
papan pajangan.
- Menutup pelajaran dengan memberi penghargaan kepada
siswa yang telah berhasil dan berpesan untuk mencoba
sendiri di rumah.
(Salinan Rencana Pembelajaran Tanggal 26 April 2010)
-
41
4.2.2.2 Tindakan
Pada tindakan ini Peneliti dan Observer melaksanakan
kegiatan pengamatan baik pengamatan terhadap proses pembelajaran
maupun terhadap kegiatan siswa, sedangkan praktisi melaksanakan
kegiatan sesuai dengan desain pembelajaran yang disusun secara
kolaborasi dengan peneliti.
4.2.2.3 Observasi
Dilaksanakan bersamaman proses pembelajaran melalui
lembar pengamatan, yang meliputi aktifitas guru, aktifitas siswa,
pengembangan materi, motivasi siswa dalam kegiatan pada siklus I
dan II serta mencari solusi pemecahan hambatan dan mempersiapkan
siklus III.
4.2.3 Siklus III
4.2.3.1 Perencanaan
Menyusun skenario pembelajaran melalui sebagaimana
kepala sekolah mengarahkan guru menyusun Rencana Pembelajaran
(RP) dan melakukan pelatihan kepada praktisi untuk melaksankaan
kegiatan sesuai dengan Rencana Pembelajaran pada siklus II sebagai
berikut:
Rencana Pembelajaran
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : II (Dua) / 2 (Satu)
Alokasi waktu : 2 jam pelajaran (80 menit)
-
42
Pelaksanaan : 10 Mei 2010
Kompetensi Dasar : Mengenal Bilangan Bulat serta
menggunakannya dalam pemecahan
masalah sehari-hari.
Hasil Belajar : Mengurutkan dan membandingkan
bilangan bulat
Indikator : - Menulis bilangan bulat dengan kata-
kata dan angka.
- Mengurutkan bilangan bulat dari
terkecil ke atau terbesar.
- Membandingkan dua bilangan cacah.
Materi : Bilangan bulat
Materi Pokok:
1. Kegiatan Awal (10 menit)
- Menyiapkan sarana belajar
- Menjelaskan secara singkat tentang langkah-langkah kegiatan
2. Kegiatan Inti (60 menit)
- Guru menjelaskan tehnik menggunakan Kartu Bilangan
- Guru menugaskan siswa secara kelompok untuk mencoba
memeragakan permainan Kartu Bilangan Bulat.
- Guru mengadakan bimbingan.
- Melaporka hasil kerja kelompok.
- Penguatan
-
43
- Melaksanakan Tes Akhir yang telah disiapkan.
3. Penutup (10 menit)
- Memajangkan hasil kerja individu yang telah dibetulkan pada
papan pajangan.
- Menutup pelajaran dengan memberi penghargaan kepada
siswa yang telah berhasil dan berpesan untuk mencoba
sendiri di rumah.
(Salinan Rencana Pembelajaran Tanggal 10 Mei 2010)
4.2.3.2 Tindakan
Pada tindakan ini Peneliti dan Observer melaksanakan
kegiatan pengamatan baik pengamatan terhadap proses pembelajaran
maupun terhadap kegiatan siswa, sedangkan praktisi melaksanakan
kegiatan sesuai dengan desain pembelajaran yang disusun secara
kolaborasi dengan peneliti.
4.2.3.3 Observasi
Dilaksanakan bersamaman proses pembelajaran melalui
lembar pengamatan, yang meliputi aktifitas guru, aktifitas siswa,
pengembangan materi, motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran,
dan mengolah hasil tes yang telah dilancarkan.
4.2.3.4 Refleksi
Mendiskusikan hasil pengamatan dari observer dan
membandingkan hasil kegiatan pada siklus I, II dan III serta mencari
solusi pemecahan hambatan dan membahas tindak lanjut.
-
44
Melalui dialog awal dalam monitoring atau kunjungan kelas,
masih menemukan permasalahan nyata yang timbul pada
kemampuan memahami konsep bilangan bulat kartu bilangan
melalui kartu bilangan pada siswa kelas II SDN 01 Kartoharjo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun. Melalui diskusi permasalahan
diseleksi kelayakan dan kemungkinan pemecahannya. Hasil diskusi
diputuskan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini ialah
peningkatan kemampuan memahami konsep bilangan bulat melalui
kartu bilangan.
4.3 Proses Analisis Data
Dari tindakan yang telah dilaksanakan dapat dilaporkan adanya
peningkatan kemampuan mengajar pada guru dan peningkatan pemahaman
kemampuan memahami konsep bilangan bulat melalui kartu bilangan pada
siswa kelas II SDN 01 Kartoharjo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun,
peningkatan kemampuan mengajar tersebut antara lain:
1) Kebiasaan mengajar yang membiasakan guru aktif menjelaskan dan
menerangkan mulai berkurang, dan berubah menjadi pembimbing dan
mengembangkan insiatif siswa.
2) Kebiasaan siswa yang biasa pasif, berubah menjadi aktif dalam
mengidentifikasikan permasalahan.
3) Setiap akhir pelajaran, siswa memperoleh hasil belajar (produk) selama
proses belajar berlangsung melalui diskusi kelompok maupun individu.
4) Pada saat pembelajaran guru selalu memperhatikan.
-
45
5) Perbedaan individu
6) Pengorganisasian kelas
7) Inisiatif siswa
8) Isi materi ajar
9) Variasi pembelajaran
10) Guru lebih banyak mendorong siswa berkreatif dan
11) Iklim belajar yang kondusif
Sedangkan peningkatan pemahaman bilangan bulat pada siswa
secara umum, keseluruhan tindakan dapat menjadi indikasi bahwa upaya
pemahaman konsep bilangan bulat pada siswa kelas II SDN 01 Kartoharjo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, ada peningkatan yang signifikan dari
siklus pertama ke siklus berikutnya. Selanjutnya profil peningkatan
pemahaman dari siklus ke siklus dirangkum dalam sel berikut:
Tabel 4.1
Hasil Tes Akhir Pada Siklus 1
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
-
46
Dari hasil pembelajaran pada siklus I menunjukkan adanya hasil yang cukup
yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan pada
akhir pembelajaran, dari data tersebut setelah dianalisa kemudian diadakan
evaluasi dan refleksi, nilai rata-rata 6,5 selanjutnya, hasil siklus II
sebagaimana rekaman data observasi sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Tes Akhir Pada Siklus II
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Dari hasil pembelajaran pada siklus II menunjukkan adanya hasil yang
cukup yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan
pada akhir pembelajaran, dari data tersebut setelah dianalisa kemudian
diadakan evaluasi dan refleksi, nilai rata-rata 6,6 selanjutnya hasil siklus III
sebagaimana rekaman data observasi sebagai berikut:
-
47
Tabel 4.3
Hasil Tes Akhir Pada Siklus III
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
4.4 Pembahasan dan Pengambilan Keputusan
Pembahasan terhadap permasalahan penelitian maupun hipotesis
tindakan berdasarkan analisis data kualitatif dan profit tingkat pemahaman
bilangan bulat dengan hasil-hasil sebagai berikut:
Permasalahan I : Apakah siswa kelas II SDN 01 Kartoharjo, Kecamatan
Kartoharjo, Kota Madiun, memiliki kemampuan memahami konsep
bilangan bulat. Pembahasan dan kesimpulan: Hasil dialog dan diskusi,
memberikan gambaran siswa dengan menggunakan kartu bilangan, anak
tampak lebih senang dan bersemangat mengerjakan soal-soal, dan
merasakan bahwa belajar sambil bermain menggunakan kartu bilangan lebih
cepat dan mudah mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.
-
48
Permasalahan II : Bagaimana guru merubah pola mengajar dari memberikan
soal-soal yang diberikan melalui buku paket atau soal-soal yang telah
disiapkan.
Pembahasan dan kesimpulan: siswa dapat membuat soal dan mengerjakan
soal-soal yang dibuat sendiri mulai dari tingkat yang mudah menuju yang
sulit.
Sebagai gambaran peningkatan kemampuan memahami konsep bilangan
bulat melalui kartu bilangan bulat pada siswa kelas II SDN 01 Kartoharjo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun adalah sebagai berikut;
Tabel 4.4
Hasil Tes Akhir Pada Siklus I, II dan III
No Nama 1 2 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Dari tabel di atas nampak hampir semua siswa selain telah mampu
memahami konsep bilangan bulat melalui kartu bilangan dan hampir seluruh
siswa terdapat peningkatan yang sangat signifikan dari siklus I s.d III, hal
tersebut membuktikan bahwa peningkatan kemampuan konsep bilangan
-
49
bulat melalui kartu bilangan. Rangkuman hasil tes Kontek Perkalian Siklus
I, II dan III Matematika siswa kelas II SDN 01 Kartoharjo, Kecamatan
Kartoharjo, Kota Madiun semester II tahun 2009/2010.
4.1 Grafik Hasil Siklus I, II dan III
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Siklus I Siklus II Siklus III
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
-
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data hasil penelitian pada bab IV dapat
disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan konsep bilangan cacah melalui
kartu bilangan, anak tampak lebih senang dan bersemangat mengerjakan
soal-soal, dan merasakan bahwa belajar sambil bermain menggunakan kartu
bilangan lebih cepat dan mudah mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.
Siswa dapat membuat soal dan mengerjakan soal-soal yang dibuat
sendiri mulai dari tingkat yang mudah menuju ke yang sulit.
Terdapat peningkatan yang sangat signifikan terhadap kemampuan
memahami dari siklus I s.d III, hal tersebut membuktikan bahwa
peningkatan kemampuan konsep bilangan bulat melalui kartu bilangan pada
siswa kelas II SDN 01 Kartoharjo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun,
dari siklus I sampai siklus III.
5.2 Saran-saran
Pembelajaran pemahaman dari siklus I s.d III, hal tersebut
membuktikan bahwa peningkatan kemampuan konsep bilangan bulat
melalui kartu bilangan hendaknya tidak hanya dikembangkan di SDN 01
Kartoharjo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, melainkan dapat
dikembangkan ke sekolah-sekolah lain.
50
-
51
Guru hendaknya membiasakan menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan sehingga kegiatan pembelajaran menjadi menarik.
Penemuan-penemuan metode/sarana peningkatan pemahaman siswa
terhadap pembelajaran hendaknya tidak terbatas pada kartu bilangan,
melainkan masih banyak sarana dan metode yang dapat dipakai untuk
meningkatkan pembelajaran.
-
52
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 1992. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik
Indonesia, Bidang Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Depdiknas. 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.
Indrakusuma, Amir Daien. 1973. Penguatan Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Marzuki Saleh. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Universitas
Malang.
Poerwadarminto. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Pasaribu. Simanjuntak. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.
PGRI. 2001. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Surabaya: PGRI Jatim.
Sukidin. Basrowi. Surtanto. 2002. Manajemen Pendidikan Tindakan Kelas.
Surabaya: Insan Cendekia.
Sudana Degeng, I Nyoman (2002) Perspektif Pengembangan SDM di Era
Persaingan Global.
Surachmad Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
Silviana. 2003. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Surabaya: SIC.
Wardani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
www.google.com.
Winkel W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
Yoto. Syaiful. Syarif Suhartadi. 2001. Karya Ilmiah Pengembangan Profesi Guru,
Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah Untuk Kenaikan Golongan IV.
Surabaya: SIC.
top related