penafsiran makna baḪrain dalam al-qur‟an · kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan...
Post on 04-Mar-2019
247 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENAFSIRAN MAKNA BARAIN DALAM AL-QURAN
(Pendekatan Tafsir Ilmiy)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi
Syarat Kelayakan Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1)
Ilmu Ushuluddin Jurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir
Oleh:
MAMAD MUHAMAD FAUZIL ABAD
NIM: 134211061
FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
Barang siapa yang menghendaki ilmu pengetahuan baik yang
terdahulu (baca : masih ada atau yang sudah punah) maupun yang
kemudian (baca : yang masih ada atau yang akan ada), maka
hendaklah merujuk (baca : bersumber) pada al-Quran (Maqolah
Imam Ghazali )
vii
TRANSLITERASI ARAB LATIN
1. Konsonan
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian
dilambangkan dengan hurufdan sebagian dilambangkan dengan tanda,
dan sebagian lain lagi dengan huruf dan tanda sekaligus.
Di bawah ini daftar huruf Arab itu dan transliterasinya dengan
huruf latin.
Huruf
Arab Nama Huruf Latin Nama
Alif
Tidak
dilambangkan Tidak dilambangkan
Ba B Be
Ta T Te
(Sa es (dengan titik di atas
Jim J Je
(Ha ha (dengan titik di bawah
Kha Kh ka dan ha
Dal D De
(Zal zet (dengan titik di atas
Ra R Er
Zai Z Zet
Sin S Es
Syin Sy es dan ye
(Sad es (dengan titik di bawah
(Dad de (dengan titik di bawah
(Ta te (dengan titik di bawah
(Za zet (dengan titik di bawah
(ain koma terbalik (di atas
Gain G Ge
viii
Fa F Ef
Qaf Q Ki
Kaf K Ka
Lam L El
Mim M Em
Nun N En
Wau W We
Ha H Ha
Hamzah Apostrof
Ya Y Ye
2. Vokal (tunggal dan rangkap)
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri
dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
a. Vokal Tunggal
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda
atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
--- --- Fathah A A
--- --- Kasrah I I
--- --- Dhammah U U
b. Vokal Rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa
gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan
huruf, yaitu:
ix
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
fata dan ya` ai a-i -- --
-- fata dan wau au a-u
3. Vokal Panjang (maddah)
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat
dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
fatah dan alif a dan garis di
atas
fatah dan ya` a dan garis di
atas
kasrah dan ya` i dan garis di
atas
Dhammah dan
wawu
U dan garis di
atas
Contoh:
qla -
ram -
qla -
yaqlu -
x
4. Ta Marbutah
Transliterasi untuk ta marbutah ada dua:
a. Ta marbutah hidup
Ta marbutah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah
dan dhammah, transliterasinya adalah /t/
b. Ta marbutah mati:
Ta marbutah yang matiatau mendapat harakat sukun,
transliterasinya adalah /h/
Kalau pada kata yang terakhir dengan ta marbutah diikuti oleh
kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata
itu terpisah maka ta marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h).
Contoh:
rauah al-afl -
-al-Madnah al-Munawwarah atau al -
Madnatul Munawwarah
- alah
5. Syaddah
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid,
dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebut dilambangkan dengan
huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah
itu.
xi
Contoh:
rabban -
nazzala -
al-birr -
al-hajj -
naama -
6. Kata Sandang (di depan huruf syamsiah dan qamariah)
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan huruf namun dalam transliterasi ini kata sandang dibedakan
atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah dan kata sandang
yang diikuti oleh huruf qamariah.
a. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiah
Kata sandang yang dikuti oleh huruf syamsiah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf /l/ diganti
dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti
kata sandang itu.
b. Kata sandang yang diikuti huruf qamariah
Kata sandang yang diikuti huruf qamariah ditransliterasikan
sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula
dengan bunyinya.
xii
Baik diikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariah,
kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan
dihubungkan dengan kata sandang.
Contoh:
ar-rajulu -
as-sayyidatu -
asy-syamsu -
al-qalamu -
7. Hamzah
Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan
apostrof, namun itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di
tengah dan di akhir kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia
tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif.
Contoh:
- takhuna
an-nau -
syaiun -
8. Penulisan Kata
Pada dasarnya setiap kata, baik fiil, isim maupun harf, ditulis
terpisah, hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan
huruf Arab sudah lazimnya dirangkaikan dengan kata lain karena
ada huruf atau harakat yang dihilangkan maka dalam transliterasi
xiii
ini penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain
yang mengikutinya.
Contoh:
wa innallha lahuwa khairurrziqn
fa auful kaila wal mzna
ibrhmul khall
9. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak
dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga.
Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD,
di antaranya: huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf
awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu
didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf
kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata
sandangnya.
Contoh:
Wa m Muammadun ill rasl
Inna awwala baitin wuia linnsi
lalla bi Bakkata Mubarakatan
Alamdu lillhi rabbil lamn
xiv
Penggunaan huruf kapital untuk Allah hanya berlaku bila
dalam tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan
itu disatukan dengan kata lain, sehingga ada huruf atau harakat yang
dihilangkan, huruf kapital tidak dipergunakan.
Contoh:
Narun minallhi wa fatun qarb
Lillhil amru jaman
Wallhu bikulli syain alm
10. Tajwid
Bagi mereka yang menginginkan kefashihan dalam bacaan,
pedoman transliterasi ini merupakan bagian yang tak terpisahkan
dengan Ilmu Tajwid.Karena itu, peresmian pedoman transliterasi
Arab Latin (versi Internasional) ini perlu disertai dengan
pedoman tajwid.
xv
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang, yang telah memberikan nikmat iman dan islam, dengan
rahmat dan taufiq Allah SWT alhamdulillah penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan.
Tidak lupa pula, sholawat dan salam semoga tercurahkan
kepada Nabi akhir zaman yakni : Muhammad SAW, kepada semua
keluarganya, para sahabat-sahabatnya yang senantiasa setia di
samping Nabi SAW dalam menyebarkan dakwah rasulullah
Skripsi berjudul PENAFSIRAN MAKNA BARAIN
DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Ilmiy), disusun untuk
memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata
satu (S.1) Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Universitas Islam
Negeri (UIN) Walisongo Semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan
skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan
banyak terima kasih kepada:
1. Kepada orang tua saya, (Moh Adnan dan Mamah Halimah),
dengan sebab merekalah saya dapat mengenal tuhan,
xvi
2. Yang Terhormat Rektor Universitas Islam Nageri Walisongo
Semarang Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag, selaku penanggung jawab
penuh terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar di
lingkungan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
3. Kepada Pengasuh Pon-Pes Raudlatut Thalibin Tugurejo Tugu
Semarang (KH. Abdul Khaliq, Lc, KH. Drs Mustaghfirin, KH.
Qolyubi, S.Ag, dan Ust. Rohani, M.Ag), kepada pengasuh Pon-
Pes Mursyidul Falah Rajagaluh Majalengka (K. Jaja Jamaluddin),
dan kepada pengasuh APIK Kaliwungu Kendal (Abah KH.
Sholahuddin) yang senantiasa memberikan pelajaran-pelajaran
Islami dan akhlak yang mulia
4. Yang Terhormat Dr. Mukhsin Jamil, M.Ag, sebagai Dekan
Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang
yang telah mengatur proses kegiatan ekstra maupun intra di
lingkungan fakultas Uhuluddin dan Humaniora Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang.
5. Yang terhormat bapak Dr. Ahmad Musyafiq, M.Ag, sebagai
Wakil Dekan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN
Walisongo Semarang yang telah merestui pembahasan skripsi ini.
6. Bapak H. Mochammad Syaroni, M.Ag dan Hj, Purwaningsih,
M.Ag, selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Tafsir Hadis UIN
Walisongo Semarang yang telah bersedia meluangkan waktunya
untuk berkonsultasi masalah judul pembahasan ini.
xvii
7. Bapak Iing Misbahuddin, MA dan Moch Nur Ichwan, M. Ag,
selaku Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II yang
telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan
skripsi ini.
8. Bapak Ulin Niam, Lc, MA, selaku Kepala Perpustakaan Fakultas
Ushuluddin dan Humaniora Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang
9. Ibu Purwaningsih, M. Ag selaku Dosen Wali Studi yang selalu
mendukung dan memberikan motivasi untuk terus semangat
dalam belajar.
10. Kepada kakak-kakak saya (Ela Lailatul Badriyyah, Ika Jahrotul
Ichlasiyyah, Nina Aminatussholihah, dan Dedah Saadatul
Mahmudah), mereka selalu memberiku motivasi
11. Para Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang,
yang telah membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis
mampu menyelesaikan penulisan skripsi.
12. Teman-teman Tafsir Hadits kelas C, D, E,I dan Teman-teman di
Pon-Pes Raudlatu Thalibin
13. Kepada semua pihak yang selalu membantu dalam penulisan
skripsi ini, dan saya ucapkan jazakumullah khairon katsira
Pada akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Namun penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari
xviii
kesalahan, dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
sangat menerima kritik dan sarannya, supaya membangun karya tulis
di masa yang akan datang. Wasalamualaikum... Wr Wb.
Semarang, 22 Mei 2017
Penulis
Mamad Muhammad Fauzil Abad
NIM.134211060
xix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................. i
HALAMAN DEKLARASI KEASLIAN .................................. .ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................... iii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................ vi
HALAMAN TRANSLITERASI ............................................... vii
HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH ................................ xv
DAFTAR ISI ............................................................................... xix
HALAMAN ABSTRAK ............................................................ xxiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. ......................................................... 01
B. Rumusan Masalah ...................................................... 13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................. 13
D. Tinjauan Kepustakaan ................................................ 14
E. Metode Penelitian ....................................................... 17
F. Sistematika Penulisan ................................................. 23
xx
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MAKNA BARAIN
DAN KONTROVERSI ULAMA TAFSIR TENTANG
MAKNA BARAIN
A. Gambaran Umum Tentang Makna Barain ............ 27
B. Makna Term Barain dalam al-Quran.................... 31
1. Term Barain dengan pendekatan linguistic ..... 31
2. Klasifikasi term Barain dalam al-Quran ........ 33
a. Term Barain Dilihat dari Bentuk
Sendirinya ................................................... 33
b. Term Barain Dilihat dari Lafal-lafal
yang Identik dengannya .............................. 34
c. Term Barain Dilihat dari Bentuk
Antonimnya ................................................ 35
C. Kontroversi Penafsiran Makna Barain
dengan Pendekatan Tafsir Ilmiy ............................. 37
1. Surat al-Kahfi /18 ayat 60 ................................. 37
2. Surat al-Furqn /25 ayat 53 ............................... 40
3. Surat an-Naml /27 ayat 60 ................................. 50
4. Surat al-Fthir /35 ayat 12 ................................. 55
5. Surat ar-Ramn /55 ayat 19-21. ....................... 59
xxi
BAB III KORELASI ANTARA AL-QURAN DAN SAINS DAN
KORELASI MAKNA BARAIN DENGAN HASIL
TEMUAN SAINS
A. Korelasi antara al-Quran dengan Sains. ...... 66
1. Definisi Sains ......................................... 66
2. Kemukjizatan al-Quran : Aspek
IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) 69
B. Korelasi Makna Barain dengan Hasil Temuan
Sains .............................................................. 79
1. Makna barain diartikan dengan
pertemuan dua laut ................................ 79
2. Makna barain diartikan dengan
baru as-sam wa bahru al-ardh. ........ 90
BAB VI MAKNA BARAIN : ANTARA POTENSI SDA
(SUMBER DAYA ALAM) DI KAWASAN DUA
SAMUDRA DAN IJAZ AL-QURAN
A. Kawasan Dua Lautan : Potensi SDA (Sumber Daya
Alam) ................................................................. 95
1. Mutiara. ........................................................ 101
2. Marjan .......................................................... 103
3. Jenis ikan yang berada dikawasan dua
Samudra ....................................................... 105
4. Banyaknya ikan ............................................ 107
xxii
5. Gas Alam dan Minyak .................................. 109
6. Pembangkit Energi Listrik. .......................... 111
B. Fenomena Pertemuan Dua Lautan : Bukti
Mukjizat Ilmiah al-Quran .................................. 112
1. Mukjizat Pertemuan dua Lautan................... 112
2. Mukjizat yang Terdapat di Kawasan
Pertemuan Dua Lautan ................................. 113
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................... 115
B. Saran ..... ............................................................. 118
C. Penutup . ............................................................. 118
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xxiii
ABSTRAK
Fenomena pertemuan dua lautan yang berada di selat
Giblartar, pertemuan antara laut Atlantik dan laut Meditrania,
membuat semua orang kebingungan dan sulit untuk dijangkau
dengan logika, dimana dua aliran air ini berdampingan namun
memiliki kadar salinitas yang berbeda, yang satu asin lagi
pahit dan yang satunya tawar lagi segar. Apabila dipraktekan
dengan cara mempertemukan dua air yang mempunyai kadar
salinitas yang berbeda namun tidak menyatu, penulis yakin
tidak akan ada yang bisa. Karena semua itu adalah mukjizat
Allah SWT.Oleh karena itu, penelitian ini terfokus pada judul
Penafsiran Makna Barain dalam al-Quran
(Pendekatan Tafsir Ilmiy). Dalam penelitian ini
merupakan penelitian kepustakaan (Library Reseach) dengan
pendekatan tafsir ilmiy, yaitu dengan cara memahami al-
Quran dengan pendekatan sains Modern, untuk data
primernya adalah ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan
judul dan data sekundernya adalah kitab-kitab tafsil ilmiy dan
buku-buku yang berkaitan dengan judul skripsi ini.
Metode yang digunakan di dalam penulisan skripsi ini
menggunakan metode tematik, yang mana mengumpulkan
semua ayat-ayat al-Quran yang berhubungan dengan term
barain. Adapun dalam analisis data, penulis merujuk kepada
Miles and Huberman, dimana dalam metodologi kualitatif
harus memiliki tiga langkah. Pertama, data reduction, data
display, dan data verification.
Makna barain menurut kalangan ulama tafsir ilmiy
terdapat kontroversi, Pertama, terjadinya pertemuan dua
lautan, yang terjadi di selat Giblartar, pertemuan laut Atlantik
dan laut Meditrania. Pendapat ini dikemukakan oleh
Muhammad Fakhruddin ar-Rzi, Thanthawi Jauhari, Abiy
Hayyan al-Andalusiy, Sayyid Qutb, Ibrahim bin Umar bin
Hasan al-Rubat bin Ali bin Abi Bakar as-SyafiI al-Biqai,
dan Quraish Syihab. Kedua,baru as-sam wa bahru al-ardh
(air laut dan air hujan). Pendapat ini dikemukakan oleh
xxiv
Muhammad Fakhruddin ar-Rzi, Thanthawi Jauhari, Sayyid
Qutb, dan Syihabuddin Sayyid Mahmud.Namun menurut
penulis yang selaras dengan temuan sain modern bahwa
makna barain diartikan dengan yang ditemukan pada tahun
1873 oleh para Oceanografer, hal ini, terjadi di permukaan
laut dan di dasar laut. Seperti di antara laut Mediterania dan
laut Atlantik, dan sebuah sungai di dasar laut di Cenota
Angelita, Mexico.Bukan hanya itu, ternyata di daerah
pertemuan dua lautan terdapat Sumber Daya Alam yang
melimpah, seperti Gas Alam, Minyak, mutiara, marjan dan
ikan. Hal tersebut disebabkan terjadinya pemerosesan posil,
lokan menyusup dari air tawar ke air asin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pemikiran
Penjelasan sejarah seputar perkembangan ilmu
kelautan menunjukkan belum adanya informasi-informasi
ilmiah seputartema ini. Ilmu kelautan bahkan baru mengalami
kemajuan padadua abad terakhir, terutama pada paruh terakhir
abad ke-20. Dasarlaut masih gelap, menjadi misteri, dan tidak
diketahui oleh manusia. Yang muncul hanyalah tahayul dan
mitos-mitos.Ilmu kelautan mulai mendapatkan tempatnya di
antara ilmu-ilmu modern lain ketika kapal Inggris,
Challenger, memulai ekspedisinya mengelilingi dunia mulai
1872 hingga 1876. Sejak saat itu,berbagai perjalanan ilmiah
untuk meneliti dan mengungkap rahasia-rahasia laut secara
berkesinambungan terus dilakukan. Pada dekade empat
puluhan di abad ke-2O, penelitian-penelitiankelautan yang
dilakukan oleh stasiun-stasiun laut menemukan bahwa lautan
asin sebenarnya adalah lautan yang berbeda-beda.
Ternyataterdapat batasyang memisahkan antara dua
lautanasin.1Hal tersebut tidak lepas dari perkembangan sains
modern yang terus berkembang dari masa ke masa.
1Alie Yafie dkk, Ensiklopedia Kemukjizatan Ilmiah dalam al-
Quran danSunah, Jilid 3 (Jakarta: Karisma Ilmu, t th), h. 120
2
Disaat manusia memasuki zaman yang digeluti
dengan kajian IPTEK (Ilmu Pengetahuan Teknologi),
semestinya al-Quran dan hadist sebagai pegangan untuk
mencari rahasia-rahasia yang tersembunyi di alam semesta ini.
Dalam karya tulis ini Penulis ingin mengungkapkan bahwa
sebelum para saintis modren menemukan penemuan-
penemuan dengan menggunakan alat yang begitu canggih,
ternyata keistimewaan Al-Quran telah mengungkapkan 14
abad dulu. al-Quran bukan hanya mengandung ayat-ayat
qauliyyah,namun al-Quran pun mengandung ayat-ayat
kauniyyah. Yang kandungannya perlu dinalar dengan rasio.
Hal ini telah disinggung dalam al-Quran surat Yunus ayat :
57
Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya telah datang
kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada
dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman. (QS Yunus /10: 57)2
2Departemen AgamaRepublik Indonesia, al-Quran dan Terjemah.,
(Jakarta, al-Mahira, 2010),
h. 215
3
Dari ayat yang di atas, Abu Jafar Muhammad bin
Jarir ath-Thabariy, memberikan penjelasan dalam tafsirnya
Jmi al-baynbahwa al-Quran memiliki tiga fungsi.
Pertama, dengan al-Quran Allah menyembuhkan kebodohan
orang-orang yang bodoh. Kedua, al-Quran adalah penjelas
terhadap yang dihalalkan dan diharamkan oleh Allah dan
sebagai petunjuk atas taat dan maksiat kepada Allah. Ketiga,
Allah merahmati orang-orang yang dikehendakinya.3 Oleh
sebab itu, untuk fungsi yang pertama seseorang akan
mengetahui segala bidang ilmu dan juga akan terbuka
wawasan IPTEK, jika ia menghayati ayat-ayat kauniyyah yang
tersirat dalam al-Quran, dengan menyaksikan kemukjizatan
al-Quran yang memberikan informasi fenomena ilmiah yang
menakjubkan. Dengan fungsi yang kedua seseorang akan
lebih berhati-hati untuk memilih mana yang halal dan mana
yang haram. Dan fungsi yang terakhir, yang diinginkan oleh
setiap hambanya yaitu mendapat rahmat dari Allah SWT.
Semuanya termuat dalam kitab suci al-Quran.
Studi-studi modern telah berhasil membuktikan
bahwa meskipun laut-laut yang ada di bumi tampak sama dan
sejenis, tetapi sebenarnya ada perbedaan-perbedaan yang
cukup besar di antara laut-laut yang ada di bumi tampak sama
3Abu Jafar Muhammad bin Jarir ath-Thabariy, Jmi al-Bayn, Juz
6 (Tanpa Kota: Dar As-Syabi, t,th), h. 124
4
dan sejenis, tetapi sebenarnya ada perbedaan-perbedaan yang
cukup besar di antaralaut-laut itu. Di daerah pertemuan dua
lautan yang berbeda jugaterdapat pembatas di antara
keduanya. Pembatas ini memisahkan dua laut tersebut, di
mana setiap laut memiliki suhu, kadar garam,dan kepadatan
massa yang khas dan berbeda dari laut yang lain.Misalnya, di
antara air Laut Meditrania yang hangat dan asin dan air
Samudra Atlantik yang dingin dan berkepadatan massa rendah
terdapat pembatas di antara keduanya.4
Adapun makna barain menurut ulama tafsir
terdapat kontroversi, ada yang menjelaskan bahwa barain
tersebut diartikan dengan dua lautan, juga ada pendapat yang
menjelaskan bahwa makna barain adalah baru sama wa
baru al-ardh, keduanya tersebut memiliki argumen yang bisa
di kolerasikan dengan temuan sains modern. Akan tetapi,
menurut hemat penulis, bahwa makna barain lebih
cenderung ke pemahaman dua lautan, sebab secara
tekstualbarain artinya adalah dua lautan. Hal ini telah
dibuktikan oleh oceanografer, dimanadi Selat
Giblartarmereka telah menemukan dua laut, yakni pertemuan
laut Atlantik dengan laut Meditrania, keduanya memiliki
4Nadiah Tayyarah, Sains dalam al-Quran: Mengerti Mukjizat
Ilmiah Firman Allah,(Jakarta: Zaman, 2013), h. 355
5
suhu, kadar salinitas yang berbeda, ternyata fenomena tersbut
telah diinformasikan dalam al-Quran.
Semua alam semesta ini baik di daratan maupun di
lautan, terdapat banyak fenomena-fenomena yang
menakjubkan dan menyimpan kekayaan sumber daya alam
yang melimpah. Kekayaan itu perlu dilestarikan, supaya
keindahan tetap terjaga. Seperti yang dikatakn oleh Muchlis
ddk, dalam bukunya Ensiklopedia Pengetahuan al-Quran
dan Hadits, bahwa daratan dan lautan, keduaanya dapat
menjadi sarana dalam berbagai aktivitas. Laut adalah
penghubung dua daratan sebagaimana daratan merupakan
penghubung dua lautan. Dengan anugrah-Nya, manusia dapat
dengan mudah menembus daratan maupun lautan.5Lautan
berupa karunia Allah yang begitu besar dibanding daratan.
Namun, anehnya manusia lebih banyak mencari SDA di
daratan padahal Allah telah menginformasikan dalam al-
Quran
5Muchlis M Hanafi dkk, Ensiklopedia Pengetahuan al-Quran dan
Hadits, (Jakarta: Kamil Pustaka, 2013), h. 238
6
Artinya : Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan
(untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya
daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan
dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan
kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan
supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-
Nya, dan supaya kamu bersyukur. (QS. an-Nahl
/16: 14)6
Dalam Tafsir al-Kabr wa Mafti al-Ghaib,
Muhammad ar-Rzi Fakhruddin mentafsirkan ayat di atas.
Bahwa ayat di atas mengandung tiga point tentang mengambil
kemanfaatan di laut. Yang pertama, semua hewan-hewan
yang berasaldari laut asin dagingnya tersa tawar dan segar.
Kedua,dari kemanfaatan laut, dapat mengeluarkan perhiasan
seperti berlian dan batu marjan. Ketiga,orang-orang dapat
mengendarai perahu sebagai alat tranformasi untuk mencari
anugrah Allah.7 Salah satu kekuasaan Allah yang
menakjubkan adalah berupa luasnya lautan di muka bumi ini.
Maha suci Allah yang telah menciptakan seluruh
alam semesta ini, dimana Allah telah mengkhabarkan
semuanya di dalam kitab suci al-Quran yang Allah turunkan
6 Departemen AgamaRepublik Indonesia, al-Quran dan Terjemah.,
h. 268 7 Muhammad ar-Rzi Fakhruddin, Tafsir al-Kabr wa Mafti al-
Ghaib, Juz 9 (Bairut: Dar al-Fikr, t,th), h. 363
7
kepada Nabi yang Ummy8, yang dikelilingi dengan gurun
pasir, jauh dari pesisiran laut. Namun al-Quran mampu
menjawab fenomena-fenomena fakta ilmiah yang terdapat di
lautan. Bukankah itu sebagai mikjizat al-Quran?
Perlu diingat al-Quran bukanlah buku ilmiah
sebagaimana yang dipahami orang saat ini. Ia kitab yang
diturunkan Allah untuk memberi petunjuk kepada manusia,
menetapkan aturan hidup agar mereka meraih kebahagiaan di
dunia dan di akhirat. Al-Quran yang diturunkan pada 14 abad
silam itu mengandung berbagai fakta ilmiah. Dengan
keberadaannya, semua makhluk dapat mengenal Allah dan
keagungan-Nya.9
8Kata ummiy diambil dari kata umm yang arti harfiahnya adalah ibu
dalam arti bahwa seorang ummiy adalah yang keadaannya sama dengan
keadaan pada saat dia dilahirkan oleh ibunya dalam hal kemampaun
membaca dan menulis. Lihat: M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Quran., h. 74.
Sebagaimana dalam al-Quran disinggung (QS. al-Araf [7]: 157)
9 Nadiah Tayyarah, Sains Dalam al-Quran: Mengerti Mukjizat
Ilmiah Firman Allah., h. 18
8
Artinya : Dan Kami turunkan (Al Quran) itu dengan sebenar-
benarnya dan Al Quran itu telah turun dengan
(membawa) kebenaran. dan Kami tidak mengutus
kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira
dan pemberi peringatan. (QS. al-Isra /17: 105)10
Ilmu pengetahuan terus berkembang, setiap saat
penemuan-penemuan yang menakjubkan terus bermunculan
dan sangat berkolerasi dengan al-Quran, sehingga bukti-bukti
kemukjizatan ilmiah al-Quran dapat dibuktikan oleh para
ilmuwan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nadiah
Thayyarah dalam bukunya Sains dalam al-Quran bahwa
telah dibuktikan oleh para ilmuwan oceanographer dalam
suatu gambar yang diambil oleh satelit, tampak bahwa setiap
laut memiliki warna air yang berbedadari laut yang lain. Ada
yang berwarna biru pekat, ada yang hitam, dan ada yang
kuning. Perbedaan warna laut itu disebabkan oleh perbedaan
suhu di antara laut-laut tersebut. Selain perbedaan warna
tersebut, juga terlihat ada garis lurus berwarna putih yang
memisahkan satu laut dengan laut lainnnya. Garis itulah yang
diistilahkan dengan barzakh (batas) oleh al-Quran.11
Ternyata
fenomena tersebut adalah terjadi pertemuan dua lautan
(barain), ayat al-Quran yang berkaitan dengan term dua
10
Departemen Agama Republik Indonesia, al-Quran dan
Terjemah., h. 293 11
Ibid., h. 530
9
laut (barain) di dalam al-Quran terdapat 5 ayat, surat al-
Kahfi ayat 60, an-Naml ayat 61, al-Furqan ayat 53, surat al-
Fatir ayat 12 dan surat ar-Rahman ayat 19-23.12
Semuanya
menjelaskan mengenai fenomena dua laut(barain), penulis
akanmeneliti dalam kelima ayat tersebut, sebab kelima ayat
tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya, makna
barain dibahas sebagai teori tematik.
Makna barain perbedaan dalam penafiran, mulai
dari segi bagasa maupun penafsiran secara kompleks
mengenai pertemuan dua laut yang satu tawar dan yang
lainnya asin. Dikarenakan ilmuwan muslim sudah dikenalkan
dengan IPTEK, sehingga penafsiran pun bernuansa IPTEK.
Seperti yang dilakukan olehMuhammad al-Rzi
Fakhruddin,Sayyid Qutb, al-Biqai, Abiy Hayyan al-
Andalusiy,dan Quraish Syihab. Secara umum mereka
menjelaskanmakna barain,dengan dua lautan yang mengalir
berdampingan, namun keduanya tidak bisa menyatu seperti
ada dinding pemisah.
Makna barain, dengan arti dua lautan yang tidak
akan menyatu antara satu dengan yang lainnya. Hal itu pernah
diteliti oleh oceanographer pada tahun 1873, dengan
menggunkan kapal Challenger menemukan perbedaan ciri-
12
Muhammad Fuad Abdul Bqy, al-Mujam al-Mufahras li al-
Fdzi al-Quran, (Mesir: Dar al-Hadist, 1996), h. 140
10
ciri laut dari segi kadar garam, temperatur, jenis ikan atau
binatang, dan sebagainya.13
Jawabannya baru ditemukan pada
1948, setelah penelitian yang lebih seksama menyangkut
samudra. Rupanya perbedaan-perbedaan mendasar yang
disebutkan itu menjadikan setiap jenis air berkelompok
dengan sendirinya dalam bentuk tertentu terpisah dari jenis air
yang lain, betapun ia mengalir jauh.14
Muhammad Ibrahim as-Sumaid-guru besar pada
fakultas Sains, Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Qatar-
dalam penelitian yang dilakukan di Teluk Oman Persia (1984-
1988), melalui sebuah kapal peneliti, menemukan perbedaan
terperinci dengan angka-angka dan gambar-gambar pada
kedua teluk tersebut. Penelitiaanya menemukan adanya
daerah antara kedua teluk itu yang dinamai mixed water area
atau daerah barakh (dalam istilah al-Quran). Hasil
penelitiannya juga menemukan adanya dua tingkat air pada
are tersebut. Pertama, tingkat permukaan yang berseumber
dari Teluk Oman, dan kedua, tingkat bawah yang bersumber
dari Teluk Persia.15
Dari fenomena yang sangat menakjubkan dengan
adanya pertemuan dua samudra yang menyatu. Namun tidak
13
M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Quran,: Ditinjau dari Aspek
Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Gaib., h. 183 14
Ibid., h. 183 15
Ibid., h. 183-184
11
berubah kadarnya, ternyata fenomena tersebut pun
menyimpan banyak rahasia yang menakjubkan pula. Dimana
Allah menginformasikan ayat selanjutnya yaitu yakhruju
minhumlulu wa al-marjn.Di ayat ini, para mufasir
kontemporer berusaha untuk menggali isi kandungannya. Ada
yang mentafsirkan bahwa mutiara dan batu marjan muncul
dari pertemuan dua samudra yang satu tawar dan yang lainnya
asin, ada juga yang berargumen bahwa munculnya mutiara
dan marjan itu, di laut dasar atau di samudra yang airnya
tawar, namun ada juga yang berpendapat lafal yakhruju
minhum lulu wa al-marjn adalah berupaqiyasan (eksplisit)
bahwa yang dihendaki ayat tersebut, adalah karunia Allah
yang sangat bernilai tinggi, bukan hanya mutiara dan marjan
saja, namun tempat pertemuan dua samudra itu terdapat
tambang, baik gas maupun minyak, bahkan banyak ikan yang
menyerbu di kawasan tersebut. Maha suci Allah yang telah
memberikan anugrah kepada kita.
Sungguh kemukjizatan al-Quran telah
menggemparkan dunia. Dimana dua air memiliki sifat-sifat
yang berbeda, disatukan namun tetap tidak mau bercampur,
bagaikan air dengan minyak, sungguh tidak dapat dinalar oleh
logika, apabila kita memperaktekan dengan membawa dua
gelas air, yang satu gelas berisi air asin dan yang satu
gelasnya lagi berisi air tawar, jika disatukan dalam sebuah
12
bejana maka hasilnya air tersebut akan bercampur. Sehingga
oceanographer Perancis ternama, Jacques Yves Couteau
setelah menemukan fenomena tersebut, ia kemudian
tercengang ketika tahu baha penemuanya itu telah didahului
oleh al-Quran 1.400 tahun yang lalu. jika benar bahwa ini
telah ada dalam al-Quran, maka aku bersaksi bahwa hal itu
(al-Quran) tidak lain kecuali dari Allah dan Muhammad
adalah utusan-Nya, kata Couteau.16
Dengan latar belakangfenomena pertemuan dua
samudra banyak kontroversi dalam penafsiran, dengan
perkembangan penafsiran mulai dari abad klasik sampai abad
modern, penafsiran abad modern lebih jelas dalam menjelakan
makna barain, sebab penafsiran abad modern terdapat
kolerasi antara mufasir dengan sains. Selain dari itu, ayat
selanjutnya yakhruju minhum lulu wa al-marjn pun masih
ada kaitannya dengan adanya pertemuan dua lautan, karena
dengan terjadinya fenomena pertemuan dua lautanitu, dapat
memunculkan Mutiara dan batu Marjan. Makapenulis ingin
membahas kemukjizatan al-Quran dengan pendekatan
sainsdengan berbentuk skripsi yang berjudul PENAFSIRAN
MAKNA BARAIN DALAM AL-QURAN(Pendekatan Tafsir
Ilmiy).
16
Nadiah Tayyarah, Sains dalamal-Quran: Mengerti Mukjizat
Ilmiah Firman Allah., h. 537
13
B. Rumusan Masalah
Dengan latar belakang di atas, pertemuan dua
lautan sebagai salah satu bukti kemukjizatan ilmiah al-Quran,
dimana para ulama mufasir terdapat perbedaan penafsiran
mengenai fenomena terebut, dan dari terjadinya fenomena dua
lautan Allah memberikan potensi yang menakjubkan. Oleh
karena itu, sebagai rumusan masalahnya, peneliti dapat
uraikan sebagai berikut :
1. Apa penafsiran makna barain menurut ulama
tafsir?
2. Bagaimana korelasi term barain dengan hasil
temuan sains?
3. Apa saja potensi SDA (Sumber Daya Alam) yang
terdapat di kawasan pertemuan dua lautan
4. Bagaimanakah makna barain sebagai bukti
mukjizat ilmiah al-Quran?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berkaitan dengan penulisan skripsi ini, penulis
memiliki beberapa tujuan dan manfaat penelitian yang akan
dibahas. Yaitu;
a. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan
skripsi ini, berpijak pada permasalahan di atas, ialah;
14
1. Untuk mengetahui bagaimana penafsiran
maknabarain dengan pendekatan tafsir ilmiy.
2. Untuk mengetahui bagaimana korelasimaknabarain
dengan hasil temuan sains.
3. Dapat mengetaui potensi SDA (Sumber Daya Alam) di
daerah dua lautan
4. Dapat membuktikan kemukjizatan ilmiah al-Quran
b. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan skripsi
ini ialah;
1. Sebagai ilmu pengetahuan, terutama dalam masalah
kelautan yang berkaitan denganmaknabarain.
2. Sebagai kajian kemukjizatan al-Quran, sehingga
penulis khususnya dan pembaca umumnya. Dapat
mengambil hikmah dengan terjadinya fenomena
pertemuan dua Samudra.
3. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan
penulisan karya ilmiah, sehingga penulis terbiasa
untuk membuat karya-karya ilmiah pada masa
mendatang.
D. Tinjauan Pustaka
Setelah peneliti telaah dalam kepustakaan,
mengenai judul fenomena pertemuan dua samudra, sudah
15
banyak orang yang membahas, baik di majalah, penelitian
Skripsi, Makalah mapun literatur yang bernuansa buku.
Diantaranya;
1. Skripsi yang berjudul Makna Kata al-Barain dalam al-
Quran dari Sudut Ilmu Pengetahuan (Studi Kemukjizatan
Ilmiah al-Quran)disusun oleh Erik Widi Riyanto
(10632004055) Fakultas Ushuluddin (TH) UIN Sultan
Syarif Kasim Riau Pekanbaru pada tahun 2011. Dalam
skripsi ini menjelaskan term barain dengan pendekatan
kemukjizatan al-Quran yang merujuk pada tafsir
ilmiyyaitu Tafsrfi Zhilali al-Qurandan Tafsr al-Misbh.
2. Skripsi yang berjudul Fenomena Pertemuan Dua Lautan
Perspektif al-Quran dan Sains disusun oleh
Muhammad Farid al-Azhar (E03211071) Fakultas
Ushuluddin (TH) UIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun
2015. Dalam skripsi ini membahas fenomena pertemuan
dua laut yang merujuk pada surat ar-Rahman ayat 19-20
dikompromikan dengan surat al-Furqan ayat 53 sebagai
pembahasan pokok.
3. Buku An Introduction The Words Oceans karya Keith
dkk. Dalam buku ini menggunakan literatur bahasa
Inggris, di dalamnya membahas mengenai fenomena-
fenomena yang terdapat di lautan, dengan dikaitkan
16
berdasarkan ilmu sains, dan tidak dikaitkan dengan
penafsiran al-Quran.17
4. Buku yang berjudul al-Quran dan Lautankarya Agus
S Djamil. Secara umum dalam buku ini menjelaskan
tentang kelautan, kemudian Agus S Djamil berusaha
mengaitkannya dengan ayat-ayat al-Quran disertai
dengan penjelasan para ahli kelautan. Termasuk mengenai
pertemuan dua lautan.
5. Buku yang berjudul Sains dalam al-Quran Mengerti
Mukjizat Firman AllahKarya Nahdiyah Thayyarah.
Dalam buku ini Nahdiyah Thayyarah memaparkan
tentang Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi secara umum,
apa pun yang berkaitan tentang sains, Nahdiyah
menjelaskannya, termasuk Nahdiyah pun membahas
tentang mukjizat pertemuan batas dua laut
Setelah menelaah dari penelitian yang dulu,
ternyata terdapat kesamaan dan perbedaan dalam skripsi
penelitian ini, kesamaannya adalah sama mengkaji
pembahasan dua laut dan perbedaannya adalah peneliti
bukan hanya mengungkapkan kemukjizatan al-Quran
saja, peneliti ingin menjelaskanmakna barain secara
konprehensif, dimana mengumpulkan semua ayat yang
17
Keith dkk, An Introduction The Words Oceans, (Amerika: The
McGraw-Hill Companies, 2005)
17
berkaitan dengan makna barain kemudian dijelaskan
menurut ulama mufasir dengan pendekatan tafsir ilmiy
dan dikorelasikan dengan temuan sains modern dan
ditambah dengan disiplin ilmu Qawaid tafsir, selain dari
itu juga, peneliti ingin membahas Sumber Daya Alam
yang terdapat di kawasan pertemuan dua lautan, seperti
banyaknya ikan, mutiara, marjan, pertambangan gas alam,
dan pembangkit listrik.
E. Metodologi Penelitian
Dalam menuliskan skripsi perlu adanya metode
penulisan, supaya terarah pada pembahasan yang tepat. Oleh
karena itu, dalam penulisan skripsi ini, sebagai langkah-
langkah metodologi penelitiannyaadalah;
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini mengacu pada jenis metode kualitatif,
menurut Septiawan dalam bukunya Menulis Ilmiah
Metodologi Penelitian Kualitatifbahwa, di dalam metode
kualitatif, peneliti mengkaji berbagai literatur, dan
menggunakannya, untuk menjelaskan apa yang terjadi di
18
dalam penelitiannya, sekaligus pula mendapatkan jawaban
dari berbagai hal yang ditemukannya selama penelitian.18
2. Sumber Data
Meninjau dari studi penelitian yang bersumber pada
data-data kepustakaan (library reseach), data-data yang
relevan dan berkaitan dengan pembahasan skripsi ini,
yang mana diperoleh dari keputakaan kemudian
dikumpulkan, sehingga dapat memperoleh kesimpulan
yang tepat. Untuk data-data yang akan ditempuh, yaitu;
a. Data Primer
Data primer adalah data yang paling utama dalam
mengkaji sebuah penelitian. Sebagai data primer yang
dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah kitab
suci al-Quranpenerbit Departemen Agama Republik
Indonesiadan mengumpulkan ayat-ayat al-Quran
yang terdapat term barain, dengan merujuk Mujam
Muahras li al-Fadzi al-Quran al-Karim karya
Muhammad Fuad Abdul Bqy.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data penunjang yang
dijadikan alat untuk membantu dalam menganalisa
18
Septiawan Santana K,
MenulisIlmiahMetodologiPenelitianKualitatif,Edisi ke-2 (Jakarta:
YayasanPustakaObor Indonesia, 2010), h. 10
19
pembahasan data primer, sebagai alat bantunya adalah
sumber data-data yang relevan dengan pembahsan.
Diantaranya ialah;
1. Tafsir ilmiy
Jami al-Bayan fi Tawil al-Quran ath-Thabariy
karya Abu Jafar Muhammad bin Jarir ath-
Thabariy, Tafsir Ibnu Katsir karya Abu al-Fida
Ibnu Katsir ad-Dimasyqi, ad-Dar al-Matsur fi
Tafsir al-Matsur karyaJalaluddin Abdrurrahman
bin Abiy Bakr as-Syuyuthi, Tafsr al-Kabir wa
Mafatih al-Ghaib karya Muhammad
Fakhruddinar-Rzi (544-606 H), al-Jawahir fi
Tafsir al-Quran al-Karim karya Thanthawi
Jauhari (1287-1357 H), an-Nahru al-Md karya
Abiy Hayyan al-Andalusiy (1256-1344
H),Tafsrfi Zhilali al-Quran karyaSayyid Qutb
(1906-1966 M), Tafsr Nadzm al-Durar fi
Tanasub al-Ayat wa al-Surah karya Ibrahim bin
Umar bin Hasan al-Rubat bin Ali bin Abi Bakar
as-SyafiI al-Biqai (809-885 H), dan Tafsr al-
Misbh karya Quraish Syihab (L 1365 H/ 1944
M).
2. Buku-buku sains yang berkaitan dengan
pembahasan
20
Al-Quran dan Lautankarya Agus S
DjamilDjamil, Sains Dalam al-Quran: Mengerti
Mukjizat Ilmiah Firman Allahkarya Nadiah
Tayyarah.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis gunakan
dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan metode
dokumentasi.Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,
atau karya-karyamonumental dari seseorang. Dokumen
yang berbentuk tulisanmisalnya catatan harian, sejarah
kehidupan (life histories), cerita,biografi, peraturan,
kebijakan; Dokumen yang berbentuk gambar,amisalnya
foto, gambar hidup, sketsa dan" lain-lain. Dokumen
yangberbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat
berupa gambar,patung, film, dan lain-lain.19
4. Metode Analisis Data
Miles and Huberman (1984), yang dikutip oleh
Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interatif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data
19
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2010), h. 329
21
reduction (reduksi data), data display(penyajian data),
dan data conclusion drawing atau verification(penarikan
kesimpulan dan verivfikasi).20
Dengan demikian, data
yang diperoleh akan diketahui kebenaran dan
ketidakbenarannya. Dengan menggunakan metode
sebagai berikut;
a. Metode Tematik (maudlui)
Menurut al-Farmawi yang dikutif oleh Rohimin
bahwa metode tafsir maudlui adalah cara mengkaji
dan mempelajari ayat al-Quran dengan menghimpun
ayat-ayat al-Quran yang mempunyai maksud sama,
dalam arti membicarakan satu topik masalah dan
menyusunnya berdasar kronologi serta sebab turunnya
ayat-ayat itu. Kemudian penafsir mulai memberikan
keterangan dan penjelasan serta mengambil
kesimpulan.21
Dalam kajian skripsi ini, penulis pun
mengumpulkan ayat-ayat yang berkaitan dengan
pembahsan dengan corak tafsir ilmiy (ilmu
pengetahuan).Penulis tidak memaparkan ayat-ayat al-
Quran secara susunan ayat dalam mushaf, dan juga
dikarenakan dalam permasalahan ini berupa ayat
20
Ibid., h. 337 21
Rohimin, metodologi Ilmu Tafsir dan Aplikasi Model Penafsiran,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 75
22
kauniyah, maka peneliti tidak menyertakan asbab an-
nuzul.
b. Metode kritik-rasional dan scientific research
Ada dua macam proses yang dapat digunakan
untuk mendapatkan kebenaran atau pengetahuan.
Proses yang pertama dinamakan berpikir kritis-
rasional dan cara yang kedua adalah penelitian
ilmiah (scientific research). Cara-cara berpikir kritis
rasional merupakan cara-cara perburuan kebenaran
melaluli pendekatan-pendekatan ilmiah. Secara sadar
atau tidak bahwa cara berpikir kritik-rasional adalah
asal mula gagasan mengenai proses penelitian ilmiah.
Walaupun demikian, kritik-rasional adalah penelitian
ilmiah memiliki perbedaan prosedur dan proses satu
dengan lainnya.22
Cara ilmiah berarti kegiatan
penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu
rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti
kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara
yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran
manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu
dapat diamati oleh indra manusia. Sehingga orang lain
22
Burhan Mungin, Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik, dan Ilmu osial Lainnya, (Jakarta: Prenada Media Group,
2010), h. 13
23
dapat mengamati dan mngetahui cara-cara yang
digunakan. (bedakan cara yang tidak ilmiah misalnya,
mencari anak yang hilang saat memanjat gunung, atau
ingin mencari mobil yang hilang datang ke
paranormal, atau ingin menjadi kepala sekolah ke
dukun, dan sejenisnya). Sistematis artinya, proses
yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan
langkah-langkah tertentu yang berifat logis.23
Skripsi
ini bernuansa ilmiah disiplin ilmu pengetahun (sains).
Dengan cara mencari dan mereduksi informasi
tentang penafsiran makna barain dari kalangan
ulama mufasr dan dikolerasikan dengan ilmuan
modern yang menemukan fenomena pertemuan dua
lautan
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Secara global, penulisan skripsi ini terbagi dari
beberapa bab dan sub bab. Supaya tersusun secara sistematis,
peneliti membagi dengan lima bab, dari lima bab tersebut
terdiri dari beberapa bab. Lebih rincinya penulis paparkan
sebagai berikut:
23
Sugiyono, op. cit., h. 338
24
BAB I : Pendahuluan
Pada bab pertama akan terbagi menjadi
beberapa sub yang mengenai tentang latar
belakang pemikiran, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, metodologi penelitian, dan
sistematika penulisan skripsi
BAB II : Tinjauan Umum Tentang Makna
Barain dan Kontroversi Ulama Tafsir
Tentang Makna Barain
Gambaran umum dalam bab kedua
meliputi gambaran Umum Tentang
Makna Barain. Makna Term Barain
dalam al-Quran, di dalamnya
membahas Term Barain dengan
pendekatan linguistik. Selanjutnya di
sub yang ketiga membahas Kontroversi
Penafsiran Makna Barain dengan
Pendekatan Tafsir Ilmiy.
BAB III : Korelasi Antara al-Quran dan Sains
dan Korelasi Makna Barain dengan
Hasil Temuan Sains.
25
Dalam inti pembahasan, penelitiakan
mencari data-data yang berhubungan
dengan pembahasan, kemudian
mendeskripsikannya. Hal ini terurai
dari beberapa sub, yakni; Korelasi
antara al-Quran dengan Sains dan
Korelasi Makna Barain dengan Hasil
Temuan Sains.
BAB VI : Makna Barain : Antara Potensi SDA
(Sumber Daya Alam) di Kawasan Dua
Samudra dan Ijaz al-Quran.
Berkaitan dengan analisa, penulis ingin
memberi pemaparan karunia Allah
SWT yang berada dikawasan dua
samudra, di dalamnya membahas
tentang mutiara dan marjan, jenis ikan
yang berada dikawasan dua samudra,
banyaknya ikan, pembangkit listrik, gas
alam dan minyak, dan terakhir
menjelaskan fenomena dua samudra
sebagai mukjizat al-Quran
BAB V : Penutup
26
Dalam penutup, peneliti simpulkan semua
yang terkaitdengan penelitian pembahasan,
dan diakhiri dengan saran dan penutup.
27
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG MAKNA BARAIN DAN
KONTROVERSI ULAMA TAFSIR TENTANG MAKNA
BARAIN
A. Gambaran Umum Tentang Makna Barain
Menurut kaijian ilmiah, Iaut mempunyaisifat fisika
dan kimia yang tidak homogen (baca : sama sifat). Ketidak
homogenan ini yang menyebabkan laut bergerak dinamis.
Proses yang memicupergerakan adalah angin dan gradien
desitasdalam arah horizontal dan melibatkanbumi atau gaya
coridis, topografi dasar laut maupun hubungan satu sama
lain antarlaut.1 Akan tetapi beda halnya dengan lautan yang
berada di Selat Giblartar, yakni pertemuan antara laut
Atlantik dan laut Meditrania, yang mana keduanya bertemu
namun tidak bercampur. Keadaan ini terjadi karena
keduanya memiliki suhu salinitas yang berbeda.
Keadaan ini menyebabkan air laut menyusup ke
bawah hingga terjadi arus laut dan menjadi penggerak
sirkulasi laut dalam atau yang biasa disebut dengan deep
1Kementrian Agama RI ,Penciptaan bumi dalam Perspektif al-
Quran dan Sains, (Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, t.th), h.
100
28
ocean circulation (vouturiez, 2003). Selain itu, evaporasi
juga menyebabkan penurunan temperatur dan peningkatan
rapat massa (densitas) permukaan Iaut yang pada gilirannya
menyebabkan laut di bagian atas turun ke bawah.2
Menurut Agus Djamil dalam bukunya yang berjudul
Al-Quraan dan Lautan, bahwapada perairan di Selat
Gibraltar ternyata terdapat aliranarus laut yang berlawanan
arahnya. Arus permukaan mengalirmasuk ke Laut
Mediterania sedangkan aliran arus dalamnyakeluar menuju
Lautan Atlantik. Adanya perbedaan arah aliranini ternyata
dipengaruhi oleh perbedaan salinitas atau kadarkeasinan air
laut. Air laut: di Selat Gibraltar yang memilikisalinitas
tinggi, berat jenisnya lebih besar daripada air lautdi dekat
permukaan yang salinitasnya rendah, oleh sebabitu berada di
bawah. Arus yang masuk ke Laut Tengah atauLaut
Mediterania mempunyai salinitas yang rendah atau
dengankata lain tidak seasin air laut yang mengalir di
bawahnya.Dengan adanya dua aliran yang berbeda arah
mengalirnyapadahal terjadi pada lokasi yang sama, Selat
Gibraltar,di situ terdapat batas antara dua aliran air laut.3
2Kementrian Agama RI , loc.Cit.,
3Agus Djamil, al-Quran dan Lautan, (Bandung : Mizan Pustaka,
2004), h. 127
29
Kenapa Allah Swt menggunakan redaksidua laut,
bukan dengan sungai dun laut? Paraahli Ilmu Kelautan
menemukan bahwa sungaiitu bukanlah sumber air tawar
satu-satunya,karena ada air tawar di dasar samudra.bawah
dasar samudra terdapat sumbertawar yang terus-
menerusluar dari dasar samudra.4Fenomena tersebut
dibuktian oleh Jacques Yves Conteau di dasar laut Mexsiko,
dimana di dasar laut terdapat sumber air yang mengalir dan
terkumpul seperti lautan, namun rasanya tawar lagi segar
seperti ada dinding yang memisahkan di antara keduanya.
Pada dekade empat puluhan di abad ke-20, para
ilmuwan menemukan bahwa masing-masing laut itu ternyata
berbeda-beda dalam hal susunan, komposisi, dan ciri-ciri
khususnya. Hal ni baru ditemukan olehpara peneliti
menirikan stasiun-stasiun laut untuk meneliti sampel laut.
Mereka lalu mengklasifikasikan perbedaan-perbedaan air
laut yangada dalam hal suhu (temperatur), kadar garam
(salinitas), kepadatan (densitas), dan kadar pelarutan oksigen
di dalam air. Melalui penelitian ini,mereka akhirnya
menemukan bahwa laut itu ternyata berbeda-beda.
Paraialmuwana kemudian menemukan adanya batas-batas
4Isham Thalbah dkk, Ensiklopedia : Mukjizat al-quran dan Hadist,
Jilid 8 (Jakarta: Sapta Sentosa, 2008), h 80
30
air yang memisahkan antara laut satu. dan laut lainnya.
Pembatas tersebut ada dua macam.
1. Pembatas yang memisahkan antara dua Iautan.
Berbagai studi dan penelitian terkini
menemukan bahwa meskipun sekilas tampak sama,
ternyata ada perbedaan-perbedaan besardi antara
massa air laut. Di zona-zona pertemuan antara dua
lautan ditemukan batas pemisah di antara keduanya.
Pembatas ini memisahkan dua lautan sehingga
masing-masing lautan tersebut memiliki temperatur,
salinitas, dan densitasnya tersendiri.
2. Pembatas yang memisahkan antara sungai berair
tawar dan laut yang berair asin
Sejak dahulu, manusia telah melihat air
sungaimengalir dan bermuara ke laut, seperti halnya
mereka memerhatikan bahwa secara berangsur-
angsur, airsungai kehilangan warna dan rasa khasnya
jika semakinmengalir ke dalam laut. Bersamaan
dengan kemajuanpenemuan-penemuan ilmiah, para
ilmuwan mulai meneliti dan mempelajari berbagai
31
sampel air di kawasanpertemuan air sungai dengan
laut.5
Fenomena dua lautan ternyata di dalamnya terdapat
makhluk hidup berupa ikan, ganggang,terumbu karang, dan
sebagainya, yang ada di dua kawasanlaut itu juga
mempunyai karakter yang berbeda pula. Ikanyang hidup di
bagian laut sebelah dalam yang bersuhu rendahdan
bertekanan tinggi terbatasi habitat hidupnya di situ dantidak
akan melampaui batas ke kawasan laut dangkal yangbersuhu
hangat dan bertekanan rendah.6
B. Makna Term Barain dalam al-Quran
1. Term Barain dengan pendekatan lingustik
Pemaknaan terhadap lafal , bahwasannya lafal
tersebut berupa mutsana yang mempunyai arti "dua Lautan",
asalnya adalah yang mempunyai arti Laut, kalau
jamaknya mempunyai tiga bentuk yakni;7. Kata
Laut sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat, dimana
Laut mempunyai banyak air, namun perlu digaris bawahi
5AlieYafiedkk, Ensiklopedia Kemukjizatan Ilmiah dalam al-Quran
danSunah, Jilid 3 (Jakarta: KarismaIlmu, t th), h. 121 6AgusDjamil, op. cit.,h. 119
7Ahmad Warson Munawiwr, Kamus al-Munawwir, (Yogyakarta:
Pustaka Progressif, 1984), h. 60
32
bahwa Laut berbeda dengan Sungai dan Samudra, yangmana
Laut memiliki rasa asin8 sedangkan Sungai rasanya tawar, dan
Samudra memiliki keluasan yang sangat luas dibanding
dengan Laut pada umumnya.
Menurut Wibisono dalam bukunya yang berjudul
Pengantar Ilmu Kelautan, ia mengatakan bahwa di dunia
terdapat empat Samudra antara lain adalah9
a) Samudra Hindia ( 28.400.000 mil)
b) Samudra Pasifik atau Lautan Teduh (
64.000.000 mil)
c) Samudra Atlantik ( 41.477.000 mil)
d) Samudra Arktika ( 5.427.000 mil)
e) Samudra Antartika ( 12.451.000 mil)
Dengan terjadinya pertemuan dua laut yang satu asin
dan yang satunya tawar, penulis mendapatkan informasi,
bahwa fenomena tersebut terjadi di antara Laut Mediterania
dan Samudra Atlantik, keduanya menyatu namun bagaikan
ada dinding pemisah.10
8Air laut biasanya mempunyai kadar garam berkisar antara 30%
sampai 35% dan air laut juga mempunyai sifat-sifat fisik, yaitu kadar garam,
suhu, keasaman air, dan berat jenis. Lihat: Sadyi Masun, Air (Tanpa Kota:
Mitra Gama Widya, 1999), h. 12-13 9Wibisono, Pengantar Ilmu Kelautan, (Jakarta: Universitas
Indonesia, 2010), h. 26 10
Nadiah Thayyarah, Sains dalam al-Quran, (Jakarta: Zaman,
2013), h. 532.
33
2. Klasifikasi term Barain dalam al-Quran
Klasifikasi pengungkapan barain dengan segala
bentuknya yang terdapat dalam al-Quran dapat
dikelompokkan dipandang dari bentuk kata, sinonim, dan
antonim. Macam-macam pengungkapan tersebut sebagai
berikut;
a) Term Barain Dilihat dari Bentuk Sendirinya
Term barain pada dasarnya berakar dari susunan
tiga huruf ( -- ), lafal bar Laut (bentuk tunggal)
dalam al-Quran disebut sebanyak 32 ayat, sedangkan
dengan tulisan mutsana(dual) seperti lafal barain atau
barni dua Laut disebut sebanyak 5 ayat, apabila
ditinjau dari segi jama (plural) seperti lafal bir diulang
sebanyak 2 kali dan abr sebanyak 1 ayat.11
Yang
menjadi pembahasan disini adalah term barain atau
barni yang diulang sebanyak 5 ayat, seperti dengan
menggunakan term barni disebut 1 kali dalam surat al-
Fthir /35 ayat 12, dengan menggunakan term barain
disebut sebanyak 4 kali. Pertama, dalam surat al-Kahfi
/18 ayat 60. Kedua, dalam surat al-Furqan /25 ayat 53.
Ketiga, dalam surat an-Naml /27 ayat 61. Ketiga, dalam
surat ar-Rahman /55 ayat 19-23.
11
Muhammad Fuad Abul Baqi, Mujam al-Mufahras Lialfdzil al-
Quran al-Karm, (Mesir: Dar al-Hadits, tth), h. 143
34
Secara keseluruhan ayat al-Quran yang menjelaskan
tentang Laut baik yang berbentuk mufrad (tunggal),
mutsanna (dual), dan jama (plural) sebanyak 43 ayat
b) Term Barain Dilihat dari Lafal-lafal yang Identik
dengannya
Lafal-lafal yang mempunyai identik dengan term
barain, yang memiliki pemaknaan tentang air dalam al-
Quran itu terdapat dua lafal
Pertama, lafal (--) berarti Air dalam al-
Quran ayat yang menjelaskan tentang air banyak sekali,
diantaranya tentang air hujan sebagai penyebab
terjadinya buah-buahan, penjelasan ini terdapat di surat
al-Baqarah / 2 ayat 22
dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan
sebagai rezki untukmu;12
term maun dengan segala
bentuknya terulang dalam al-Quran sebanyak 64 ayat.13
12
Departemen Agama, al-Quran dan Terjemah, (Bandung:
Raudlatul Janah, 2010), h. 4 13
Muhammad Fuad Abul Baqi, Mujam al-Mufahras Lialfdzil al-
Quran al-Karm, Op cit., h.779-780
35
Kedua, lafal (----) berarti Sungai dalam al-
Quran ayat yang menjelaskan tentang sungai pun
banyak, lebih-lebih sungai yang berada di Surga, seperti
terdapat surat al-Baqarah [2]ayat 25
- an sampaikanlah berita
gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik,
bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang
mengalir sungai-sungai di dalamnya.14
Term anhr
dengan segala bentuknya dalam al-Quran terulang
sebanyak 51 ayat.15
c) Term Barain Dilihat dari Bentuk Antonimnya
Lafalyangsebagai arti lawan dari laut adalah darat,
di dalam al-Quran disebutkan dengan lafal -)) term
barrun penggunaannya sering sekali dihubungkan dengan
term bahrseperti yang terdapat dalam surat ar-Ruum /
30ayat 41
telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay
Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
14
Departemen Agama, op cit., h 5 15
Muhammad Fuad Abul Baqi,op. cit., h. 812-813
36
jalan yang benar).Term barrun dalam al-Quran terulang
sebanyak 13 ayat.16
Apabila dilihat dari jumlah banyaknya term barun
dengan barrun dalam al-Quran, Tariq al-Swaidan yang
dikutip oleh Agus S. Djamil menemukan bahwa jumlah
ayat yang mengandung kata laut di dalam al-Quran
berjumlah 32, sedangkan jumlah ayat yang mengandung
kata darat berjumlah 13, yang mana jumlah keduanya
adalah 45. Jumlah yang membicarakan laut berarti
sebanyak =32/45*100%=71,11% sedang ayat dengan
kata darat sebanyak = 13/45*100%=28,88%. Ilmu
pengetahuan sains kebumiaan dengan hasil pengukuran
menggunakan satelit telah dengan akurat mencatat bahwa
permukaan bumi ini sebanyak 71,11% nya tertutup oleh
air laut dan sisanya sebanyak 28,88% berupa daratan.17
16
Ibid., h. 144 17
Agus S. Djamil, al-Quran dan Lautan, (Bndung : MizanPustaka,
2004), h. 66
37
C. Kontroversi Penafsiran Makna Barain dengan Pendekatan
Tafsir Ilmiy
Penjelasan term barain dalam al-Quran serta
penjelasan berbagai pendapat para ulama mufasir, penulis sajikan
dengan menjelaskan term barain dalam al-Quran sesuai urutan
mushaf Usmaniy, sebagai berikut ini:
1. Surat al-Kahfi /18 ayat 60
a) Ayat al-Quran
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada
muridnya:18
"Aku tidakakan berhenti
(berjalan) sebelum sampai ke Pertemuan
dua buah lautan; atau aku akan berjalan
sampai bertahun-tahun". (QS. al-Kahfi /18:
60)19
18
Menurut ahlitafsir, murid Nabi Musa a.s. ituialahYusya 'bin Nun.
Lihat Abiy Hayyan al-Andalusiy, an-Nahru al-Md, Jilid 2 (Bairut: Dar al-
Fikr, tth), h. 35 19
Departemen Agama Republik Indonesia, al-Quran danTerjemah,
h 300
38
b) Interpretasi Linguistik
majmaa al-barain sebagai objek atau
maful bih, majma muaf al-barain muaf
ilaih,susunan ini disebut dengan kata majemuk.
majmaaadalah tempat perkumpulan.20 Lafal
majmaa disandingkan dengan lafal al-barain,
berarti yang dimaksud ialah tempat pertemuan dua
lautan atau suatu kawasan yang berada di antara
dua lautan, atau bisa dikenal dengan air payau. c) Interpretasi Munsabah (Kesesuaian antar ayat)
Ayat-ayat sebelumnya berbicara tentang kebangkitan
keniscayaannya dengan menyebut beberapa peristiwa
yang berkaitan dengannya. lalu, dikemukakan beberapa
tamsil dan aneka argumentasi dan diakhiri dengan
pernyataan bahwa Allah SWT menangguhkan saksi
kedurhakaan, demikian juga ganjaran kebajikan.
Karena, semua ada waktu dan kadarnya. Nah, setelah
itulah baru disusul dengan menampilkan kisah Nabi
Musa AS. Dalam kisah tersebut, diuraikan bagaimana
Nabi Musa AS berusaha menemui hamba Allah SWT
yang saleh itu dengan menjadikan ikan yang telah mati-
20
Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab Indonesia., h. 210
39
bila hidup kembali dan melompat ke air, sebagai
indikator tempat pertemuan mereka. Seandainya Allah
berkehendak, bisa saja pertemuan itu diadakan dengan
mudah tanpa menentukan tempat yang jauh. Tetapi ia
tidak demikian jadinya. Hal tersebut untuk
membuktikan bahwa tidak semua peristiwa dapat
dijadikan tanpa proses dan waktu.21
d) Interpretasi Ulama Tafsir
1. Tafsir Klasik
Menurut Abu Jafar Muhammad bin Jarir
ath-Thabariy dalam kitabnya Jami al-Bayan fi
Tawil al-Quran ath-Thabariy bahwa yang
dihendaki dengan at ablugha majma al-
baraini adalah dua laut ; laut Faris dan laut
Romawi, laut Romawi yang berada di arah barat
dan laut Faris yang berada di arah timur.22
Menurut Abu al-Fida dalam kitabnya
Tafsir Ibnu Katsir bahwa letak posisi pertemuan
21
M Quraush Shihab, Tafsr al-Misb, vol 7 (Jakarta: Lentera Hati,
2002), h. 333 22
Abu Jafar Muhammad bin Jarir ath-Thabariy, Jami al-Bayan fi
Tawil al-Quran ath-Thabariy, Jilid 19 (Bairut : Dar al-Fikr, 1988), h. 300
40
Nabi Musa dengan Nabi Khidir di pertemuan laut
Faris dan laut Romawi.23
Saat Nabi Musa dan Nabi Yusa bin Nun
sampai di tepi laut, kemudian Nabi Yusa
meletakan wadah yang berisi ikan di arah tepi laut,
maka pada waktu itu pun ikan hidup dan keluar
dari keranjangnya, disitulah pertemuan Nabi Musa
dan nabi Yusa dengan Nabi Khidir24
2. Tafsir Modern
Menurut Quraish Shihab dalam kitabnya
yang berjudul Tafsr al-Misba berpendapat bahwa
ayat ini tidak menjelaskan di mana ( )
majma al-barain/ pertemuan dua laut itu.
Sementara ulama berpendapat bahwa ia di Afrika
(maksudnya Tunis Sekarang). Sayyid Quthub
menguatkan pendapatnya yang menyatakan bahwa
ia adalah Laut Merah dan Laut Putih. Sedang,
tempat pertemuan itu adalah di Danau at-Tims
dan Danau al-Murrah, yang kini menjadi wilayah
Mesir atau pada pertemuan Teluk Aqabah dan
23
Abu al-Fida Ibnu Katsir ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 3
(Bairut : al-Maktabah al-Ilmiyyah, 1994), h. 86 24
Jalaluddin Abdrurrahman bin Abiy Bakr as-Syuyuthi, ad-Dar al-
Matsur fi Tafsir al-Matsur, Jilid 5 (Bairut : Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1990),
h. 417
41
Suez di Laut Merah. Ibnu Asyur menekankan
bahwa tidaklah wajar menduga ada tempat lain
bagi pertemuan tersebut kecuali di Palestina.
Kemungkinan besartulisanyaitu Buairah
Thabariyah yang dinamai juga oleh orang-orang
Isrl Bar al-Jall
Kata () uqubanada yang berpendapat
bahwa kata tersebut bermakna setahun, ada juga
yang berkata tujuh puluh tahun, atau delapan
puluh tahun atau lebih, atau sepanjang masa.
Bentuk jamaknya adalah () aqb. Ada pun
maknanya, yang jelas ucapan Nabi Musa AS di
atas menunjukan tekadnya yang demikian kuat
untuk bertemu dan belajar pada hamba Allah yang
saleh itu.25
Dalam Tafsr al-KabrMaftih al-Ghaib
Muhammad ar-Razi Fakhruddin Muhammad bin
Umar menjelaskan bahwa Nabi Musa bertanya
kepada Allah SWT; siapa hamba-hamba-Mu yang
lebih mencintai kepada-Mu? Allah menjawab;
orang yang mengingat-Ku dan tidak pernah
melupakan-Ku. Nabi Musa bertanya kembali;
25
Ibid., h. 336
42
siapa hambamu itu? Allah menjawab; orang
yang melaksanakan kewajibannya dan tidak
melaksanakan hawa nafsu. Nabi Musa; apabila
ada hambamu yang lebih tahu (pintar) dariku,
maka tunjukanlah aku padanya. Allah SWT; dia
lebih tahu darimu, namanya khidir. Nabi Musa;
kemana saya harus mencari? Allah SWT;
pinggir pantai dekat bebatuan Nabi Musa;
bagaimana saya bisa bertemu dengannya? Allah
SWT; bawalah ikan di keranjang, apabila ikan itu
hilang, berarti dia ada di sana. Yakni diantara
pertemuan dua samudra.26
2. Surat al-Furqn /25 ayat 53
a) Ayat al-Quran
Artinya : Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang
mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi
segar dan yang lain asin lagi pahit; dan
26
Muhammad ar-Razi Fakhruddin Muhammad bin Umar bin
Husainbin Hasan, Tafsr al-Kabr Maftih al-Ghaib, jilid 22 (Bairut: Dar al-
Kutub, 1990), h. 123
43
Diajadikan antara keduanya dinding dan batas
yang menghalangi. (QS.al-Furqn /25 : 53)27
b) Interpretasi Linguistik
posisinya menjadi maful bih atau objek, dari
fiil maraja28
maraja pada mulanya berarti melepas. Kata ini
antara lain digunakan untuk menggambarkan
binatang yang dilepas untuk mencari sendiri
makanan nya. Melepas laut dalam arti membiarkan
mengalir secara bebas. Dari sini, ia dipahami juga
dalam arti pulang pergi dan berbolak balik. Kata ini
dapat juga dipahami dalam arti bercampur secara
tidak teratur sehingga menimbulkan keterombang-
ambingan dan kegelisahan, seperti firman-Nya: (
,(Fahum f amrin marj (QS. Qaf /50: 5 (
yakni mereka dalam keadaan bercampur baur.29
27
Departemen Agama Republik Indonesia, al-Quran dan Terjemah,
h. 364 28
Muhyiddin ad-Daruaisyi, Irab al-Quran waBayanuhu,Jilid7.,
h.30 29
M QuraushShihab,Tafsr al-Misb, vol 9 (Jakarta: LenteraHati,
2002), h. 112
44
hadz merupakan isyarat dekat kepada kedua laut
itu mengesankan bahwa, kendati terjadi kedekatan
laut dan sungai satu sama lain, yang satu tidak
bercampur dengan yang lainnya.30
adzbun jika menyifati air, ia adalah yang sangat
segar dan terasa nyaman diminum.31
furt terambil dari kata () farata yang berarti
menundukan dan mengalahkan. Bila kata tersebut
menyifati air, ia diartikan air yang sangat tawar
sehingga kehausan peminumnya ditundukkan dan
dikalahkan oleh segar dan tawarnya air itu.32
wa hadz,wawu merupakan penghubung, dalam
kaidah ilmu Nahwu berarti li muthlaq al-jami
(berfaedah mengumpulkan dengan tanpa terpisah).33
Dan hadz,penjelasannya seperti yang di atas
milhun berarti asin atau air laut yang terasa
asin.34
30
Ibid., h. 112 31
Ibid., h. 112 32
Ibid., h. 112 33
Jamal ad-Din Muhammad bin Abdullah bin Malik, Syarah Ibn
Aql Al al-Fyyah, (Indonesia: Dar al-Fikr, tth), h. 133 34
Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab Indonesia.,h. 1355
45
ujj yang artinya panas atau pahit atau sangat
asin. Makna-makna ituyang mana pun yang anda
pilihmelukiskan betapa air itu tidak nyaman
diminum berbeda dengan air yang disebut
sebelumnya. barzakhan yang berarti dinding(sekat untuk
membatasi dua benda).35
Suatu penghalang yang
tidak bisa mencampuri keduanya.36
hijran mahjur, menurut Abiy Hayan al-
Andalusiy dalam tafsirnya Tafsr An-Nahru al-Md,
menjelaskan bahwa lafal tersebut mengandung
majaz yang mempunyai makna al-mutaawudz
berarti yang dijaga yakni yang dijaga dari kadar
yang mereka miliki.37
c) Interpretasi Munsabah (Kesesuaian antar ayat)
Setelah ayat-ayat yang lalu menjelaskan
tentang penganekaragaman ayat-ayat al-Quran
dan penyebarannya ke wilayah yang berbeda-beda
35
Munawwir,op cit., h. 75 36
Jalaluddin Muhammad bin Ahmad al-Mahaliy dan Jalaluddin
Abdurrahman bin Abiy Bakr as-Syuyuthiy, Tafsir Jallain, (Surabaya:
Imaratuallah, tth), h. 63 37
Abiy Hayan al-Andalusiy,Tafsr An-Nahru al-Md, Jilid 2 (Bairut:
Dar al-Fikr, tth.)., h. 576
46
dan sebelumnya menguraikan pengiringan angin
dan penyebaran awan serta percampuran air
dengan tanah untuk menumbuhkan tumbuhan, kini
ayat di atas menguraikan tentang pemisahan sekian
ragam air yang merupakan benda yang paling
mudah bercampur serta kuasa-Nya menghalangi
percampurannya, padahal semua berada di bumi
yang berdampingan satu sama lain.38
d) Interpretasi Ulama Tafsir
1. Tafsir Klasik
Menurut ath-Thabariy yang dihendaki
dari furt adalah sangat tawar, dikatakan ini
air yang sangat tawar. Sedang yang di hendaki
dari milun ujj ialah sangat asin lagi pahit.
Katagori air tawar ialah sungai dan hujan
sedang air asin ialah air lautan. Pertemuan air
laut yang tawar dengan air laut yang asin.
Sebagai air laut asin mencegah terjadinya
perubahan air tawar dan mencegah merusak
kadar salinitasnya . Supaya air kolam-kolam
tidak tercampur air asin, sebab, kalian semua
tidak akan pernah mendapatkan air minum saat
38
M Quraush Shihab, Tafsr al-Misb, vol 9., h. 110
47
kalian butuh air tawar. ( ) yakni
batas yang mencegah setiap salah satu dari
keduanya merusak pada yang lainnya (
menjadikan setiap satu dari keduanya (
haram atas yang sampingnya, yakni haram
merubah dan merusaknya.39
2. Tafsir Modern
Ayat di atas menyatakan: Dan, di
samping Allah mengiring angin membawa
berita gembira tentang turunnya hujan, Dia juga
yang mengalirkan kedua laut, yakni laut dan
sungai, yang ini, air sungai, tawar lagi lezat
rasanya dan yang ini, yakni air laut, sangat asin
lagi pahit.Walaupun keduanya mengalir
berdampingan lagi saling bertemu, keduanya
tidak saling mengalahkan dan itu dapat terjadi
karena Dia yang Maha kuasa itu telah
menjadikan antara keduanya pemisah dan
ijran majran.
Allah SWT telah membiarkan dua
lautan yang satu tawar lagi manis dan yang
39
Abu Jafar Muhammad bin Jarir ath-Thabariy, Jami al-Bayan fi
Tawil al-Quran ath-Thabariy, Jilid 19, h. 364
48
satunya asin lagi pahit, keduanya mengalir dan
saling bertemu namun tidak bercampur,
keduanya memiliki batas dan pemisah secara
alami, yang mana Allah telah memurnikan
keasliannya. Sungai-sungai mengalir deras serta
lebih tinggi dari permukaan laut, oleh karena
itu, sungai yang tawar menumpahi air laut yang
memiliki rasa asin. Demikian ungkapan Sayyid
Quthub dalam kitab Tafsr F Dzillil Quran.40
Thanthawi Jauhari dalam kitabnya al-
Jaahir fi Tafsir al-Quran al-Karim
menyatakan bahwa ada beberapa katagori
mengenai air laut ini asin dan air ini tawar
Pertama, anda bisa lihat air hujan
yang turun ke bumi, dan mengalirnya air
mineral yang rasanya tawar dari perut bumi,
dan dari perut bumi pun mengeluarkan air
logam, keduanya tidak bercampur.
Kedua, ketika anda duduk di samping
laut yang asin dan menggali sumur di sebagian
40
Sayyid Quthub, Tafsr F Dzillil Quran, Jilid 19 (Bairut: Dar
asy-Syarq, 1992), h. 2572
49
tempat tertentu, maka air tersebut akan berasa
tawar.41
Ketiga, Air tawar lagi manis pun
terdapat di bawah permukaan laut yang asin
lagi pahit, di atasnya terdapat air tawar lagi
manis yang diperoses dengan penguapan yang
terbang dari air laut tersebut, dengan panasnya
kromosfer menjadikan air laut menjadi awan-
awan. Degradasi air asin dari berbagai arah,
maka menyebabkan tidak adanya air laut yang
asin bercampur dengan air yang pergi ke atas,
hal ini tercegahnya secara alami, dikarenakan
panasnya kromosfer menyebabkan turunnya
rasa asin di dalam air laut.
Keempat, Anda sudah menyaksikan
sungai-sungai seperti sungai Nil dan sungai
Eufrat, Laut Putih Tengah42
dan Teluk Parsia.
Pertemuan ini saling mencegah, yang mana
41
Fenomena ini terjadi di Indonesia yang bertempat di Desa
Enggros, Jayapura, Papua. Sumber Air TawardiTepi Pantai. Lihat :
https://www.youtube.com/watch?v=mBmmh0CxUFQ diakses pada tanggal
diakses pada tanggal 19 September 2016 Jam 11:56. 42
Laut Putih Tengah, kadangkala disebut Laut Mediterania. Laut
Tengah dihubungkan ke Samudra Atlantik oleh Selat Gibraltar Lihat :
https://id.wikipedia.org/wiki/Laut_Tengah. diakses pada tanggal 19
September 2016 Jam 11:31.
https://www.youtube.com/watch?v=mBmmh0CxUFQ
50
Allah ciptakan untuk saling menjaga kadar
keduanya, maka tidak akan merusak kedua-
duanya.43
Kata ( (alnya bermakna antara
al-ahdi dan jinsi, yakni jenis air yang manis
dan yang asin, bermakna ahdi sebab pada
dasarnya Laut memiliki air yang banyak.44
3. Surat an-Naml /27 ayat 61
a) Ayat al-Quran
Artinya : Atau siapakah yang telah menjadikan bumi
sebagai tempat berdiam, dan yang
menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya,
dan yang menjadikan gunung-gunung untuk
(mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu
pemisah antara dua laut? Apakahdisamping
Allah adaTuhan (yang lain)? bahkan
43
Thanthawi Jauhari, al-Jaahir fi Tafsir al-Quran al-Karim Jilid 11
(Bairut: Dar al-Fikr, tth), h. 221-222. 44
Burhanuddin abiy al-Hasan bin Ibrahim bin Umar al-Biqai,
Nadzmu ad-Durar f Tanasub ayat wa Surat, jilid 13 (Mesir: Dar al-Kutub al-
Islamiy, tth), h. 407
51
(sebenarnya)
kebanyakandarimerekatidakmengetahui.
(QS. an-Naml /27 : 61)45
b) Interpretasi Linguistik
ja'ala dapat diartikan dengan membuat atau
menciptakan.46
jiz memiliki beberapa arti, diantaranya
mencegah, menghalangi, atau mengekang.47
c) Interpretasi Munsabah (Kesesuaian antar ayat)
Ayat sebelum ini berbicara tentang
penciptaan langit dan bumi serta beberapa hal yang
berkaitan dengan keduanya seperti hujan dari langit
dan tumbuhan di bumi. Kini dibicarakan secara
khusus apa yang di bumi karena ini lebih jelas dapat
terlihat. Ayat di atas masih melanjutkan
perbandingan sebelumnya dengan menyatakan:
Apakah berhala-berhala yang kamu sembah, lebih
baik atau apakah siapa yakni apakah Dia yaitu Allah
Yang telah menjadikan bumi mantap yakni memiliki
kemantapan sehingga tidak goncang dan Yang
45
Departemen Agama Republik Ilndonesia, al-Quran dan
Terjemah, h. 372 46
Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab Indonesia., h. 196 47
Ibid., h. 239
52
menjadikan dicelah-celahnya antara gunung-gunung
yang tertancap di bumi itu sungai-sungai, dan yang
menjadikan untuknya yakni untuk bumi itu antara dua
lautyakni antara sungai dan laut pemisah sehingga air
laut dan sungai tidak bercampur? Apakah sembahan-
semabahan kamu lebih baik dari Allah? Pasti tidak.
Apakah di samping Allah ada tuhan yang lain?
Sungguh tidak ada bahkan yang sebenarnya
kebanyakan dari mereka yang menyembah selain
Allah atau mempersekutukan-Nya kendati mereka
memanfaatkan ciptaan-Nya kebanyakan dari
mereka tidak mengetahui.48
d) Interpretasi Ulama Tafsir
1. Tafsir Klasik
Menurut as-Syuyuthi dalam kitabnya
ad-Duru al-Matsur fi Tafsir al-Matsur, bahwa
yang di hendaki dengan jiz adalah
pembatas, yang mana keduanya tidak akan
mencampuri yang lainya.49
Begitu juga
Menurut ath-Thabariy yang dihendaki dari
jaala baina al-baraini jiz ialah pembatas
48
M Quraush Shihab, Tafsr al-Misb,vol10., h. 253 49
Jalaluddin Abdrurrahman bin Abiy Bakr as-Syuyuthi, ad-Dar al-
Matsur fi Tafsir al-Matsur, Jilid 5, h. 212
53
antara air tawar dan air asin, mencegah
terjadinya merusak kadar dua laut tersebut.50
Menurut abu al-Fida Yang dihendaki
dari jaala baina al-baraini jiz ialah ;
Allah menjadikan di antara air yang tawar
dengan yang air yang asin pembatas, yakni
mencegah terjadinya percampuan. Supaya yang
laut ini tidak meruksak kadar salinitas dengan
laut yang ini. Hikmah yang dapat diambil
adalah tetapnya sifat kadar dari keduanya.
Bahwa laut tawar lagi manis adalah air dari
sungai dan laut yang asin adalah asal air dari
laut.51
2. Tafsir Modern
Lafal () qarran terambil dari kata ( )
qarra yang berarti mantap, tenang, tidak
goncang. Di sini Allah mengajak manusia
bersyukur, sekaligus berpikir tentang keajaiban
ciptaan-Nya. Betapa tidak menakjubkan; setiap
saat bumi bergerak bagaikan berenang di
50
Abu Jafar Muhammad bin Jarir ath-Thabariy, Jami al-Bayan fi
Tawil al-Quran ath-Thabariy, Jilid 19, h. 382 51
Abu al-Fida Ibnu Katsir ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 3
(Bairut : al-Maktabah al-Ilmiyyah, h. 341
54
angkasa, namun demikian, penghuninya yang
berada di permukaannya, tidak merasakan gerak
itu bahkan tidak terjatuh dan tergelincir.
Ulama-ulama berbeda pendapat tentang
hakikat pemisah antara dua laut yang dimaksud
ayat ini. Ada yang berpendapat bahwa Allah
memisahkannya dengan menjadikan sungaipada
umumnyaberada pada posisi yang tinggi dari
laut, sehingga walau air laut lebih banyak, ia
tidak dapat mencapai air sungai, sebaliknya
walau air sungai tinggi namun karena air laut
jauh lebih banyak, maka keasinannya tidak
terpengaruh oleh air sungai yang mengalir ke laut
itu.52
Muhammad ar-Razi Fakhru ad-Ddin
Muhammad bin Umar dalam tafsirnya al-Kabr
mafth al-Ghaib mentawilkan lafal ()
dengan seorang mukmin di dalam hatinya
memiliki dua lautan, yakni lautan iman dan
hikmah, lautan kedzaliman dan Syahwat. Allah
menjadikan keduanya penghalang atau batas,
52
Ibid., h. 254
55
supaya salah satu dari keduanya tidak merusak
kepada yang lainnya.53
Kata ( ) ketika mereka (baca:
orang-orang musyrik) mendapatkan petunjuk
dengan tanda-tanda cakrawala, yang mana
tersiratnya rahasia-rahasia cakrawala tersebut,
namun mereka melupakan tentang Tuhannya.54
4. Surat al-Fthir /35 ayat 12
a) Ayat al-Quran
Artinya : Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini
tawar, segar, sedap diminum dan yang
lain asin lagi pahit. dan dari masing-
masing laut itu kamu dapat memakan
daging yang segar dan kamu dapat
mengeluarkan perhiasan yang dapat
53
Muhammad ar-Razi Fakhruddin Muhammad bin Umar bin
Husain bin Hasan, Tafsr al-Kabr Maftih al-Ghaib, Jilid 23., h. 208 54
Burhanuddin abiy al-Hasan bin Ibrahim bin Umar al-Biqai,
Nadzmu ad-Durar f Tanasub ayat wa Surat, Jilid 14., h. 90
56
kamu memakainya, dan pada masing-
masingnya kamu Lihat kapal-kapal
berlayar membelah laut supaya kamu
dapat mencari karunia-Nya dan supaya
kamu bersyukur. (QS.al-Fthir /35 : 12)55
b) Interpretasi Linguistik
sedap diminum nyaman dan segar,
saat seorang meminum air akan mengalir
ketenggorokan dengan mudah ditelan, dari
rasa yang enak dan nyaman karena
kemurninan airnya.56
dan yang ini asin lagi pahit untuk
air ini tidak layak diminum, apabila
diminum seseorang akan merasa sakit di
tengorokan dan panas di perut bagaikan
panasnya api.57
c) Interpretasi Munsabah (Kesesuaian antar ayat)
Ayat yang lalu menguraikan salah satu dari
bukti kuasa Allah menyangkut manusia. Di sini
dipaparkan bukti lain yang menunjukan
pengaturan Allah yang sangat teliti sekaligus
membuktikan kuasa-Nya membangkitkan
55
Departemen Agama Republik Indonesia, al-Quran danTerjemah,
h. 436 56
M Quraish Shihab, Tafsr al-Misb, vol 11., h. 31 57
Ibid., h. 32
57
manusia. Ayat di atas menyatakan: Dan, di
antara bukti Kuasa Allah adalah penciptaan dua
laut yakni sungai dan laut. Tidak sama antaradua
laut itu; yakni laut, asin lagi pahit. Kendati
keduanya berdampingan dan dari masing-
masing laut dan sungai itu dan, di samping
makanan tersebut, kamu juga dapat memakan
daging yang segar dari binatang yang hidup di
sana walau air asin dan, di samping makanan
terebut , kamu juga dapatsecara bersungguh-
sungguh mengeluarkan perhiasan yang dapat
kamu memakainya seperti mutiara dan marjan,
dan pada masing-masing laut dan sungai itu
kamu dapat senantiasa melihat kapal berlayar
membelah lautan dengan cepat supaya kamu
dengan kemudahan-kemudahan yang
dianugrahkan Allah itu dapat mencari karunia-
Nya dan supaya kamu bersyukur.58
d) Interpretasi Ulama Tafsir
1. Tafsir Klasik
Menurut as-Syuyuthi dalam kitabnya
ad-Duru al-Matsur fi Tafsir al-Matsur,
58
M Quraish Shihab, Tafsr al-Misb, vol11., h. 31-32
58
bahwa yang dihendaki dari lafal maraja al-
baraini yang dikutif dari pendapatnya abu
hatim ialah lautan yang ada di langit (baca :
mega) dan lautan yang berada di bumi
(lautan).59
Dalam kitab t
top related