makna islam dan karakteristiknya
Post on 10-Aug-2015
172 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1 | P a g e
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-rasul-Nya untuk
diajarkankan kepada manusia. Dibawa secara berantai (estafet) dari satu generasi
ke generasi selanjutnya dari satu angkatan ke angkatan berikutnya. Islam adalah
rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia dan merupakan manifestasi dari sifat
rahman dan rahim Allah swt. Mayoritas manusia di bumi ini memeluk agama
islam. Banyak juga yang memilih menjadi mualaf setelah mengetahui semua
kebenaran ajaran nabi Muhammad SAW. Ini yang tercantum dalam al-Qur’an.
Namun di masa kejayaan Islam pada masa sekarang, semakin banyak pula
orang-orang yang beragama Islam, tapi tidak mengerti arti Islam itu sendiri.
Mereka hanya menjalankan syari’ah atau ajaran-ajaran Islam tanpa mengerti
makna Islam. Ada juga orang yang Islam KTP atau Islam hanya sebagai
menyempurnakan KTP dari pada tak tercantum agamanya.
Oleh karena itu di makalah ini akan dibahas mengenai apa arti Islam, baik
secara etimologi, terminologi, dan secara syar’i. Serta mengenal lebih dalam
mengenai karakteristik agama Islam.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka didapatkan rumusan masalah sebagai
berikut:
a. Apakah pengertian agama, religi, millah dan al-din?
b. Bagaimanakah pengertian Islam secara etimologi, terminologi dan Syar’i?
c. Bagaimanakah karakteristik agama Islam secara fitroh, rasional, moderat,
tauhid, mudah dan agama yang sempurna?
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui pengertian agama, religi, millah dan al-din.
b. Mengetahui pengertian Islam secara etimologi, terminologi, dan syar’i.
c. Mengetahui karakteristik agama Islam secara fitroh, rasional, moderat,
tauhid, mudah dan agama yang sempurna.
2 | P a g e
1.4 Manfaat
Manfaat yang akan di dapat dari makalah ini adalah :
a. Bagi mahasiswa, untuk menambah khasanah wawasan keagamaan
khususnya agama Islam dan mempertebal iman dan ketaqwaan kepada
Allah SWT.
b. Bagi lembaga pendidikan, menjadi wacana penambah pengetahuan tentang
Pendidikan Agama Islam.
3 | P a g e
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Agama, Religi, Millah dan Al-Din
2.1.1 Pengertian Agama
Secara bahasa, menurut al ‘Iraqi agama mempunyai tiga arti yakni sesuatu
yang agung karena orang yang mau beragama dirinya menjadi mulia dan juga
berarti menyerahkan diri, karena orang yang beragama berserah diri penuh kepada
Allah swt. dan yang terakhir bermakna keras, karena agama bersifat tunduk dan
patuh secara penuh.
Adapun arti agama secara istilah adalah aturan Tuhan yang diberikan
kepada manusia yang berakal dengan sukarela agar menjadi tuntunan dalam
kehidupannya dan menjadi kebahagiaan setelah kehidupan dunia; akhirat.
Pengertian ini yang sering dilontarkan oleh para ulama Islam. Para orientalis
mempunyai pengertian tersendiri dalam mengartikan agama, diantaranya :
1. Sisrun dalam bukunya ‘Anil Qowanin (terj. Arab) yang mengartikan
agama adalah hubungan antara manusia dengan Tuhan
2. Ab Syatil dalam bukunya Qonunul Insaniyyah (terj. Arab), agama
adalah kumpulan kewajiban makhluq kepada kholiq yakni kewajiban
manusia kepada Allah Swt., baik yang berkaitan dengan masyarakat
maupun individu
3. Salfan biriseh dalam bukunya al Ilmu wal Diyanat (terj. Arab)
mengatakan bahwa, agama adalah sisi idealis dalam kehidupan
manusia.
1.1.2 Pengertian Religi
Religi berasal dari bahasa latin, menurut suatu pendapat mengatakan,
bahwa asal kata religi adalah relegere yang mengandung arti mengumpulkan dan
membaca. Dalam agama selanjutnya terdapat pula ikatan roh manusia dengan
Tuhan dan agama lebih lanjut lagi memang mengikat manusia dengan Tuhannya.
Dari beberapa definisi tersebut Harun Nasution menyimpulkan bahwa
intisari yang terkandung istilah-istilah diatas ialah ikatan, agama memang
mengandung arti ikatan yang harus di pegang dan di patuhi. Ikatan ini mempunyai
4 | P a g e
pengaruh besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Ikatan itu berasal
dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia, satu kekuatan ghoib yang
tidak dapat di terima oleh panca indera.
1.1.3 Pengertian Millah dan Al-Din
Millah adalah salah satu istilah dalam bahasa Arab untuk menunjukkan
agama dan istilah lainnya adalah din. Kedua istilah tersebut digunakan dalam
konteks yang berlainan. Millah digunakan ketika dihubungkan dengan nama Nabi
yang kepadanya agama itu diwahyukan dan Din digunakan ketika dihubungkan
dengan salah satu agama, atau sifat agama, atau dihubungkan dengan Allah yang
mewahyukan agama itu. Dalam perbincangan sehari-hari seing digunakan istilah-
istilah millah Ibrahim, millah Ishaq dan sebagainya, atau din Islam, din haqq, din
Allah dan sebagainya. Millah yang terbesar adalah millah Ibrahim, millah yang
lurus dan tidak cenderung kepada kebathilan, millah Ibrahim saat ini hanyalah
agama Islam, dan nama ”ibrahim faith” sering didengung-dengungkan sudah tidak
digunakan lagi karena diutusnya Nabi Muhammad. Dan juga agama Ibrahim
adalah satu dan yang satu itu adalah agama Tauhid dan ini telah disempurnakan
oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana firman Allah:
”Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu”(QS. Al Maidah :3)
“Dan mereka berkata: ‘Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau
Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk’. Katakanlah: ‘Tidak, bahkan (kami
mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan
orang musyrik’.” (Al-Baqarah: 135)
”Dia telah memilih kamu (untuk mengemban urusan agama-Nya) dan Dia tidak
akan menjadikan kesulitan dalam urusan agama ini pada kalian; (maka, ikutilah)
agama bapak kalian, Ibrahim. Dia telah menamai kalian sebelumnya dengan nama
Muslim. (QS al-Hajj: 78).
Dan jika kita mengatakan agama Islam atau Dinul Islam, maka itu sudah
jelas dan definitif karena agama Islam adalah agama wahyu. Artinya sumber
ajarannya adalah wahyu Tuhan yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada
5 | P a g e
manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul-Nya dan penutup semua
nabi, beliau adalah nabi terakhir. Beliau juga adalah Utusan Allah SWT yang
bertugas menyampaikan petunjuk Tuhan kepada manusia dan mengajak manusia
menerima petunjuk Tuhan itu dan menjadikannya pedoman hidup dalam
kehidupan di dunia ini dalam perjalanan menuju ke tempat manusia yang kekal di
akhirat kelak.
األنبياء لسان على لعباده تعالى الله شرع لما اسم وهو كالدين، المل�ة
النبي إلى إال تضاف ال المل�ة أن الدين وبين بينهما والفرق الله، جوار إلى به ليوصلوا
"نحو. إليه تسند الذي والسالم الصالة عليه : :ع9و8ا ;ب ;ة> ف>ات 8م> م:ل اه:ي 8ر> :ب توجد تكاد وال" إ
دون الشرائع حملة فى إال تستعمل وال النبي أمة آحاد إلى وال الله، إلى مضافة
زيد زدين الله دين يقال كما زيد، وملة مل�تى يقال وال الله، مل�ة : يقال ال آحادها،
Artinya: Al-Millah sama dengan al-dīn, yaitu nama bagi apa yang
disyariatkan oleh Allah terhadap hamba-hamba-Nya melalui para nabi guna men-
dekatkan mereka kepada Allah. Antara millah dan al-dīn masih dapat dibedakan.
Millah tidak pernah dirangkaian dengan kata selain nama nabi, seperti ittabiū
millata ibrāhīma (ikutilah agama Ibrahim). Kata millah juga tidak pernah
dirangkaikan dengan Allah. Kata itu hanya digunakan untuk orang-orang yang
membawa syariat. Oleh karena itu, tidak pernah dikatakan millah Allah, millatī
atau millah Zaid, sebagai mana dikatakan dīnullāh (dīn Allah) dan dīn Zaid.
Agama Islam memiliki batasan yang jelas, mana yang Islam dan mana
yang di luar Islam. Sejak awal, Islam sudah didefinisikan dengan jelas oleh Nabi
Muhammad saw. Imam al-Nawawi dalam Kitab hadits-nya yang terkenal, al-
Arba’in al-Nawawiyah, menyebutkan definisi Islam pada hadits kedua: "Islam
adalah bahwasanya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain
Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, engkau
menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum Ramadhan, dan
menunaikan ibadah haji ke Baitullah, jika engkau berkemampuan
melaksanakannya." (HR Muslim).
6 | P a g e
2.2 Pengertian Islam
2.2.1 Islam Secara Etimologi
Secara etimologi (Asal Usul) kata “Islam” berasal dari Bahasa Arab yaitu
“Salima” yang berarti Selamat. Dari kata itu terbentuk Aslama yang artinya
menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sebagaimana firman Allah SWT:
“Bahkan, barang siapa aslama (menyerahkan diri) kepada Allah, sedang ia berbuat
kebaikan, maka baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati” (Q.S. 2:112).
Dari kata aslama itulah terbentuk kata Islam. Pemeluknya disebut Muslim.
Orang yang memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh
pada ajaran-Nya. Hal senada dikemukakan Hammudah Abdalati menurutnya, kata
“Islam” berasal dari akar kata Arab, SLM (Sin, Lam, Mim) yang berarti
kedamaian, kesucian, penyerahan diri, dan ketundukkan. Dalam pengertian
religius menurut Abdalati, Islam berarti “Penyerahan diri kepada kehendak Tuhan
dan ketundukkan atas Hukum-Nya”
Hubungan antara pengertian asli dan pengertian religius kata Islam adalah
erat dan jelas. Yakni penyerahan diri kepada kehendak Allah SWT dan
ketundukkan atas hukum-Nya, maka seseorang dapat mencapai kedamaian sejati
dan menikmati kesucian abadi. Ada juga pendapat, akar kata yang membentuk
kata “Islam” setidaknya ada empat yang berkaitan satu sama lain, adalah sebagai
berikut :
1. Aslama. Artinya menyerahkan diri. Orang yang masuk Islam berarti
menyerahkan diri kepada Allah SWT dan siap mematuhi ajaran-Nya.
2. Salima. Artinya selamat. Orang yang memeluk Islam, hidupnya akan
selamat.
3. Sallama. Artinya menyelamatkan orang lain. Seorang pemeluk Islam tidak
hanya menyelematkan diri sendiri, tetapi juga harus menyelamatkan orang
lain (tugas dakwah).
7 | P a g e
4. Salam. Aman, damai, sentosa. Kehidupan yang Aman, damai, sentosa
akan tercipta jika pemeluk Islam melaksanakan asalama dan sallama.
2.2.2 Arti Terminologi
Secara terminologi (istilah) dapat dikatakan, Islam adalah Agama wahyu
berintikan tauhid atau ke-Esaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada
Nabi Muhammad saw sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh
manusia,yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.
Cukup banyak ahli dan ulama yang berusaha merumuskan definisi Islam
secara terminologi. Kesimpulan bahwa agama Islam adalah wahyu yang
diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada
segenap umat manusia sepanjang masa.
Islam juga merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Adam, Nabi Ibrahim,
Nabi Ya’kub, Nabi Musa, Nabi Sulaiman, Nabi Isa as. Dan nabi-nabi lainnya.
Dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 132, Allah berfirman :
Jا و>و>ص;ى<: ه:ـمJJJJJJJJJ9 ب ر> :ب ـإ ـب ـب ـب ـب ـب ـب ـب ـب ـب ـب ـب ـب ب :يه: بـ >ن ب� ب و ب� ع� ي� :ى; ي >ن Jب >ـ :ن; ي ;ه> إ ع�صط>ف>ىJ ٱلل ب� ٱ ب 9ن; ف>ال> ٱلدNين> ي� >م9وت :ال; ت إ
9م >نت :م9ون>JJJ و>أ ع�مOسلArtinya :
”Nabi Ibrahim telah berwasiat kepada anak-anaknya, demikian pula Nabi
Ya’kub, Ibrahim berkata : Sesungguhnya Allah telah memilih agama Islam
sebagai agamamu, sebab itu janganlah kamu meninggal melainkan dalam
memeluk agama Islam”. (QS. Al-Baqarah, 2:132)
Nabi Isa juga membawa agama Islam, seperti dijelaskan dalam ayat yang
berbunyi sebagai berikut :
ا� ي�� ي� >ح>س; ي� ىJ أ ب� ع:يس> ب� ع� ر>JJJJJ م� 9ف ك ع�ع�ل ا� ننننننننننننننم>ن ق>ال> ٱ �م ��ي :ل>ى ي! ن " إ م$ �� ي Oون> ق>ال> ٱ� ح>و>ار:ي ع�ل ب% ٱ ع& ب� ين � �ي ن ;ه: ي! ٱلل
;ا ;ه: ء>ام>ن لل : ع'و>شه>دJJ ٱب ع) ;ا ٱ >ن :أ :م9ون>JJ ب ع�م9سلArtinya :
”Maka ketika Nabi Isa mengetahui keingkaran dari mereka (Bani Israil)
berkata dia : Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk
menegakkan agama Allah (Islam)? Para Hawariyin (sahabat beriman kepada
8 | P a g e
Allah, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim”
(QS. Ali Imran, 3:52).
Dengan demikian Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada
Rasul-rasul-Nya untuk diajarkankan kepada manusia. Dibawa secara berantai
(estafet) dari satu generasi ke generasi selanjutnya dari satu angkatan ke angkatan
berikutnya. Islam adalah rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia dan
merupakan manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah swt.
2.2.3 Islam Secara Syar’i
Islam secara Syar’i maksudnya makna Islam berdasarkan Hadis Nabi
Muhammad SAW. Dalil-dalil tentang Islam sangat banyak sekali. di antaranya
adalah sebagai berikut:
1). "Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam." (QS Ali
Imran : 19)
2). "Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk
orang-orang yang rugi." (QS Ali Imran : 85)
3). "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu." (QS Al-Maidah : 3)
4). "Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk,
niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam." (QS Al-
An'am : 125)
5). "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar
takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
keadaan beragama Islam." (QS Ali Imran : 102)
9 | P a g e
2.3 Karakteristik Agama Islam
Istilah karakteristik dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti memiliki
karakter atau ciri khas. Islam dapat diartikan wahyu dari Allah SWT yang
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW yang berpedoman pada kitab suci Al-
Qur’an.
2.3.1 Islam Agama Fitroh
Fitrah dalam bahasa berarti kesucian. Jadi arti islam agama fitroh yaitu
agama yang suci sebagaimana hati nurani manusia yang suci bersih. Setiap
manusia memiliki hati nurani yang suci dan bersih, karena kesucianya tidak
pernah keliru ataupun berbohong. Setiap manusia pada hakikatnya selalu
mengatakan bahwa agama islam adalah agama yang suci dan benar. Islam
melarang berbuat dosa, apalagi sampai ingkar kepada Allah SWT maka hati
nurani pun juga sama. Islam menghendaki manusia untuk selalu bertaqwa dan
beribadah maka hati nurani pun juga sama. Oleh karena itu, semua ajaran,
perintah, anjuran serta larangan-Nya adalah sesuai dengan hati nurani manusia
yang memang menghendaki demikian. Hal tersebut terdapat dalam sebuah hadis
yang berbunyi:
“Tidak ada seorang anak kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kemudian
kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. (HR al-
Bukhari)”.
2.3.2 Islam Agama Rasional
Rasional menurut Kamus Bahasa Indonesia artinya “logis” atau “masuk
akal”. Sedangkan bukti bahwa Islam itu rasional adalah pertama, Islam agama
rasional adalah Islam memiliki pembenaran “rasional” atas aturan-aturannya
bahkan aqidahnya. Yang kedua, Islam merupakan agama yang rasional karena
dasar-dasarnya dibangun atas hukum – hukum yang dapat dibuktikan secara
rasional. Aturan yang ada dalam Islam pasti mengandung manfaat. Dengan
konsep ini, ramailah orang mencari-cari apa manfaat dari suatu perintah atau
larangan Allah SWT. Secara sederhana, yang dimaksud pembenaran “rasional”
adalah ada manfaatnya. Aturan yang ada dalam Islam pasti mengandung manfaat.
Contohnya: akhir – akhir ini para ilmuwan meneliti terhadap kebenaran yang
10 | P a g e
terdapat dalam isi yang terkandung dalam Al-Quran, dan itu memang terbukti
kenenaranya.
Islam tidak melarang kita mencari tahu apa manfaat suatu aturan. Islam juga
tidak melarang kita mencari hubungan antara suatu aturan dengan penyelesaian
suatu permasalahan. Hubungan kedua hal ini disebut sebagai hikmah. Bila
disikapi sebagai hikmah tentu menambah keimanan kita kepada Allah SWT.
Hanya saja kedua hal itu bukan alasan adanya aturan itu. Bahkan kita tidak akan
pernah tahu alasan Allah memerintahkan suatu hal kecuali Allah memberitahukan
alasannya kepada kita. Jika tidak disikapi seperti di atas cara seperti ini karena
tidak semua hal bisa kita cari-cari manfaatnya. Lebih dari manfaat yang
dikemukakan seringkali subjektif dan menebak. Misalnya pada masa iddah
perempuan. Islam menetapkan masa iddah perempuan salah satunya adalah tiga
bulan. Hal tersebut juga bisa dirasakan dirasakan manfaatnya (hikmah).
2.3.3 Islam Agama Moderat
Salah satu karakteristik Islam adalah sebagai agama yang moderat. Kata
moderat bisa juga dibahasakan dengan tawazun (seimbang), karena moderat
berarti mengambil posisi tengah di antara dua hal atau sikap yang saling
berlawanan. Manusia tidak akan bisa membuat sebuah sistem kehidupan yang
moderat, seimbang, dan tidak ekstrem. Hal itu disebabkan beberapa hal.
Yang pertama akal dan ilmu manusia sangat kurang, terbatas, tidak bisa
melingkupi seluruh dimensi kehidupan manusia. Maka sistem produk manusia
pasti akan tidak seimbang. Lebih memberikan perhatian pada satu bagian dengan
mengorbankan bagian yang lain. Yang kedua manusia juga mempunyai
kecenderungan, tendensi, dan keterpengaruhan dengan hal-hal yang dialami dalam
hidupnya. Maka manusia pasti akan bersifat ekstrem karena merupakan reaksi dari
fenomena yang ditemui dan dirasakannya.
Dari kenyataan di atas, dapat diyakini bahwa sistem kehidupan manusia
hanya dapat dibuat oleh Allah swt. Karena Allah swt yang mengetahui manusia
dan seluruh yang berkaitan dengannya. “Apakah Allah yang menciptakan itu tidak
11 | P a g e
mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha
Mengetahui?”[Al-Mulk: 14].
2.3.4 Islam Agama Tauhid
Dari segi bahasa ‘mentauhidkan sesuatu’ berarti ‘menjadikan sesuatu itu
esa’. Dari segi syar’i tauhid ialah mengesakan Allah SWT. Dari hasil pengkajian
terhadap dalil-dalil tauhid yang dilakukan para ulama sejak dahulu hingga
sekarang, mereka menyimpulkan bahwa tauhid terbagi menjadi tiga:
Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Al Asma Was Shifat.
Yang dimaksud dengan Tauhid Rububiyyah adalah mentauhidkan Allah
dalam kejadian-kejadian yang hanya bisa dilakukan oleh Allah, serta menyatakan
dengan tegas bahwa Allah Ta’ala adalah Rabb, Raja, dan Pencipta semua
makhluk, dan Allahlah yang mengatur dan mengubah keadaan mereka. (Al Jadid
Syarh Kitab Tauhid, 17). Meyakini rububiyah yaitu meyakini kekuasaan Allah
dalam mencipta dan mengatur alam semesta, misalnya meyakini bumi dan langit
serta isinya diciptakan oleh Allah, Allahlah yang memberikan rizqi, Allah yang
mendatangkan badai dan hujan, Allah menggerakan bintang-bintang, dll. Di
nyatakan dalam Al Qur’an:
Oور> و>الن 9م>ات: الظOل و>ج>ع>ل> ر8ض>< و>األ8 م>او>ات: الس; ل>ق> خ> ;ذ:ي ال ;ه: :ل ل 8ح>م8د9 ال
“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan
Mengadakan gelap dan terang” (QS. Al An’am: 1)’.
Tauhid Uluhiyyah adalah mentauhidkan Allah dalam segala bentuk
peribadahan baik yang zhahir maupun batin (Al Jadid Syarh Kitab Tauhid, 17).
Dalilnya:
“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami
meminta pertolongan” (Al Fatihah: 5)
Sedangkan Tauhid Al Asma’ was Sifat adalah mentauhidkan Allah
swt dalam penetapan nama dan sifat Allah, yaitu sesuai dengan yang Ia tetapkan
bagi diri-Nya dalam Al Qur’an dan Hadits Rasulullah shallallahu’alaihi
wasallam. Cara bertauhid asma wa sifat Allah ialah dengan menetapkan nama dan
sifat Allah sesuai yang Allah tetapkan bagi diri-Nya dan menafikan nama dan sifat
12 | P a g e
yang Allah nafikan dari diri-Nya, dengan tanpa tahrif, tanpa ta’thil dan
tanpa takyif (Lihat Syarh Tsalatsatil Ushul). Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
“Hanya milik Allah nama-nama yang husna, maka memohonlah kepada-Nya
dengan menyebut nama-nama-Nya” (QS. Al A’raf: 180)
2.3.5 Islam Agama Mudah
Islam adalah agama yang mudah dan sesuai dengan fitrah manusia. Islam
adalah agama yang tidak sulit. Allah SWT menghendaki demikian kepada umat
dan tidak menghendaki kesusahan kepada mereka. Seperti dalam firman Allah
SWT berikut ini:
Allah menurunkan Al-Qur-an untuk membimbing manusia kepada
kemudahan, keselamatan, kebahagiaan dan tidak membuat manusia celaka,
sebagaimana firman Allah :
“Kami tidak menurunkan Al-Qur-an ini kepadamu (Muhammad) agar
engkau menjadi susah; melainkan sebagai peringatan bagi orang yang takut
(kepada Allah), diturunkan dari (Allah) yang menciptakan bumi dan langit yang
tinggi.” [Thaahaa: 2-4]
Sebagai contoh tentang kemudahan islam:
Shalat hanya diwajibkan 5 waktu dalam 24 jam. Orang yang khusuk dalam
sholat paling lama 10 menit.
orang sakit wajib Sholat, jika tidak daya dalam berdiri, bias melakukan
berbaring ataupun duduk. Ini merupakan kemudahan dalam ibadah.
jika tidak ada air, dalam berwudhu boleh dengan cara tayamum.
Haji hanya wajib sekali seumur hidup. Barangsiapa yang ingin menambah,
maka itu hanyalah sunnah. Rasulullah SAW pernah ditanya oleh al-Aqra’
bin
Memakai jilbab mudah dan tidak berat bagi muslimah sesuai dengan
syari’at Islam.
Allah SWT menginginkan kemudahan dan tidak menginginkan kesulitan atas
hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
13 | P a g e
“...Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu...” [Al-Baqarah: 185]
“Sesungguhnya agama (Islam) itu mudah. Tidaklah seseorang mempersulit
(berlebih-lebihan) dalam agamanya kecuali akan terkalahkan (tidak dapat
melaksanakannya dengan sempurna). Oleh karena itu, berlaku luruslah,
sederhana (tidak melampaui batas), dan bergembiralah (karena
memperoleh pahala) serta memohon pertolongan (kepada Allah) dengan
ibadah pada waktu pagi, petang dan sebagian malam.”1
2.3.6 Islam Agama yang sempurna
Islam memiliki sifat-sifat dasar yaitu kesempurnaan, penuh nikmat,
diridhai dan sesuai dengan fitrah. Sebagai agama, sifat-sifat ini dapat
dipertanggungjawabkan dan menjadikan pengikutnya dan penganutnya tenang,
selamat dan bahagia dalam menjalani hidup. Muslim menjadi selamat karena
Islam diciptakan sebagai diin yang sempurna. Ketenangan yang dirasakan seorang
muslim karena Allah memberikan segenap rasa nikmat kepada penganut Islam,
kemudian kepada mereka yang mengamalkan Islam karena sesuai dengan
fitrahnya. “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah);
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar Rum 30:30).
Islam merupakan agama yang sempurna berarti lengkap, menyeluruh dan
mencakup segala hal yang diperlukan bagi panduan hidup manusia. Sebagai
petunjuk/ pegangan dalam hidupnya, sehingga dapat menjalani hidup dengan
baik, teratur dan sejahtera, mendapatkan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun
di akhirat. Syumul (universalitas) merupakan salah satu karakter Islam yang
sangat istimewa jika dibandingkan dengan syariah dan tatanan buatan manusia,
baik komunisme, kapitalisme, demokrasi maupun yang lainnya. Universalitas
Islam meliputi waktu, tempat dan seluruh bidang kehidupan.“Risalah Islam
mempunyai jangkauan yang sangat lebar sehingga berlaku bagi seluruh umat,
1 HR. Al-Bukhari (no. 39), Kitabul Iman bab Addiinu Yusrun, dan an-Nasa-i (VIII/122), dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu
14 | P a g e
dan jangkauan yang sangat dalam sehingga mencakup seluruh urusan dunia dan
akhirat.”2
Kesempurnaan Islam ini ditandai dengan syumuliyatuz zaman (sepanjang
masa), syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya) dan syumuliyatul makan
(semua tempat).
1. Islam sebagai syumuliyatuz zaman (sepanjang masa) adalah agama masa
lalu, hari ini dan sampai akhir zaman nanti. Sebagaimana Islam merupakan
agama yang pernah Allah sampaikan kepada para Nabi terdahulu, “Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk
menyerukan: “Sembahlah Allah dan jauhilah Thaghut.”(QS. An Nahl 16:
36). Kemudian disempurnakan oleh Allah melalui risalah nabi Muhammad
SAW sebagai kesatuan risalah dan nabi penutup. Islam yang dibawa nabi
Muhammad SAW dilaksanakan sepanjang masa untuk seluruh umat
manusia hingga hari kiamat. “Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan
kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui.” (QS. Saba’ 34: 28)
2. Islam sebagai syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya) melingkupi
beberapa aspek lengkap yang terdapat dalam Islam itu sendiri, misalnya
jihad dan da’wah (sebagai penyokong/ penguat Islam), akhlaq dan ibadah
(sebagai bangunan Islam) dan aqidah (sebagai asas Islam). Aspek-aspek
ini menggambarkan kelengkapan Islam sebagai satu-satunya agama yang
diridhai oleh Allah SWT. Firman Allah SWT: “Sesungguhnya agama
(yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali ‘Imran 3: 19).
3. Islam sebagai syumuliyatul makan (semua tempat) karena Allah
menciptakan manusia dan alam semesta ini sebagai satu kesatuan.
Pencipta alam ini hanya Allah saja. Karena berasal dari satu pencipta,
maka semua dapat dikenakan aturan dan ketentuan kepada-Nya. Firman
Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan dan pencipta alam semesta: “Dan
Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia
2 Ulama besar Mesir asy syahid Hasan Al Banna
15 | P a g e
Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa
yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala
jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara
langit dan bumi; sungguh tanda-tanda bagi kaum yang memikirkan.” (QS.
Al Baqarah 2: 163-164)
16 | P a g e
BAB 3. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
a. Pengertian agama, religi, millah dan al-din memiliki makna yang
sama yaitu sesuatu yang kita yakini tetapi masing-masing memiliki
konteks yang berbeda.
b. Pengertian Islam secara etimologi, terminologi dan syar’i menuju
hal yang sama yaitu Islam sebagai agama yang diridhoi Allah dan
dibawa Nabi Muhammad saw.
c. Islam memiliki berbagai karakteristik yang beranekaragam
menandakan islam adalah agama yang fleksibel, dapat diterima
semua pihak dan membawa kebenaran.
3.2 SARAN
Bagi pembaca makalah ini, baiknya untuk menambahkan hal-hal
yang kurang dan membenarkan jika ada yang salah karena penulis masih
memiliki banyak kekurangan.
17 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abduh, Syekh Muhammad. 1976. Risalah tauhid. Jakarta: Bulan bintang.
Syaifulloh, M, dkk. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi. Surabaya:
Grasindo.
Internet
Anonim. 2012. Pengertian Islam dan Tingkatannya. http://almanhaj.or.id. 15
Februari 2013
Swarthid, Ihsan. 2011. Pengertian Al-Din dan Konsep Al-Din.
http://www.referensimakalah.com. 15 Feberuari 2013.
Zain, Ahmad. 2012. Hukum Syar’i. http://www.ahmadzain.com. 15 Februari 2013
top related