laporan praktikum pemangkasan dan ......laporan praktikum pemangkasan dan pemeliharaan tanaman kopi...
Post on 10-Feb-2021
41 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMANGKASAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN KOPI
Oleh :
Golongan D/Kelompok 2a
1. M. Efendi (151510501065)
2. Siti Nur Aini (151510501069)
3. Maisuri Vikurniati (151510501094)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
F A K U L T A S P E R T A N I A N
UNIVERSITAS JEMBER
2017
-
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman kopi (Coffea spp.) merupakan suatu komoditas tanaman tahunan
yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan diperdagangkan di seluruh dunia dengan
kontribusi yang nyata terhadap perekonomian. Kopi adalah produk yang dapat
digunakan dalam bentuk minuman, kecantikan dan lainnya. Kopi menjadi sumber
penghasil devisa negara dan penghasil bahan baku industri, sehingga dapat
menciptakan lapangan kerja untuk buruh tani. Tanaman kopi banyak
dibudidayakan oleh masyarakat, perusahaan swasta ataupun milik negara.
Rendahnya mutu biji yang dihasilkan di Indonesia dapat mempengaruhi
pengembangan produksi akhir kopi. Tanaman kopi membutuhkan naungan
diantaranya tanaman lamtoro dan sengon. Petani banyak menggunakan tanaman
sengon sebagai naungan, karena disisi lain sengon dapat membantu perekonomian
para petani kopi. Tanaman nauangan perlu dilakukan pemangkasan agar dapat
mengelolah cahaya dengan maksimal dan tanaman naungan juga berpengaruh
terhadap produktivitas tanaman kopi
Keberhasilan dalam budidaya tanaman kopi membutuhkan pemeliharaan
yang intensif agar produktivitas yang dihasilkan tinggi. Pemeliharaan tanaman
kopi meliputi pemupukan, pemangkasan dan pemberantasan hama dan penyakit.
Upaya dalam meningkatkan produktivitas tanaman kopi perlu dilakuakan
pemupukan untuk menyediakan kebutuhan unsur hara. Pemupukan pada tanaman
kopi dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu pada awal dan akhir musim hujan.
Tanaman kopi bukan hanya pemupukan yang penting, akan tetapi pemangkasan
lebih penting, karena untuk mengembangkan cabang-cabang yang produktif untuk
menghasilkan hasil panen yang tinggi.
Pemangkasan tanaman kopi merupakan tahapan dalam budidaya tanaman
kopi dengan cara memotong bagian-bagian batang yang tidak produktif, mati, dan
terserang hama atau penyakit. Pemangkasan ini bertujuan agar tanaman kopi tidak
terlalu tinggi atau tetap rendah, hal ini dikarenakan untuk memudahkan dalam
pemeliharaan dan pemanenan kopi. Pemangkasan dilakukan setelah dilakukannya
-
pemupukan agar unsur hara yang diberikan dapat diserap oleh cabang yang lebih
produktif. Pemangkasan tanaman kopi meliputi pemangkasan bentuk,
pemeliharaan, produksi dan rehabilitasi.
Rendahnya produktivitas tanaman kopi disebabkan oleh pemeliharaan yang
kurang tepat seperti pemupukan, pemangkasan dan pengendalian yang kurang
tepat. Dalam budidaya kopi pemeliharaan sangat penting untuk menjaga
produktivitas pada tanaman kopi sendiri. Sehingga adanya pengetahuan dalam
pemeliharaan tanaman kopi sangat penting dalam hal budidaya dan yang
terpenting yaitu dalam meningkatkan produktivitas.
1.2 Tujuan
1. Mengatur pertumbuhan vegetativ tanaman kopi kearah pertumbuhan generatif
yang lebih produktif.
2. Mahasiswa memahami cara melakukan pemangkasan bentuk tanaman kopi
batang tunggal.
3. Mahasiswa memahami cara pemupukan serta dosis pemupukan pada tanaman
kopi.
-
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Budidaya kopi dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam pengembangannya
yaitu iklim, jenis tanah, mulsa, metode penanaman naungan, pemupukan dan
pemangkasan. Pemangkasan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
iklim mikro tanaman kopi. Pemangkasan yang tidak dilakukan dengan teratur
akan membuat tanaman kopi menjadi rimbun dan meningkatkan kelembaban pada
tanaman kopi karena matahari tidak dapat masuk secara merata (Alemu, 2015).
Pemangkasan merupakan salah satu pemeliharaan yang dilakukan untuk
mengurangi kelembaban pada tanaman kopi sehingga pemangkasan menjadi salah
satu upaya pengendalian secara kultur teknis. Pemangkasan memudahkan
masuknya cahaya matahari ke daun sehingga penerimaan cahaya matahari dapat
merata pada seluruh daun. Optimalisasi penerimaan cahaya matahari akan
berpengaruh positif pada proses fotosintesis sehingga produksi akan maksimal
(Mulyono dkk., 2016).
Menurut Rahardjo (2012), tujuan dari pemangkasan yaitu untuk
memperoleh cabang-cabang baru yang memiliki reproduksi yang tinggi,
mempermudah pengendalian hama penyakit dan mencegah penyebarannya.
Tujuan lain dari pemangkasan yaitu agar tanaman kopi tetap rendah (tinggi ideal)
sehingga mudah untuk melakukan perawatan dan pemanenan. pemangkasan juga
bertujuan untuk mengurangi resiko terjadinya pembuahan berlebihanyang dapat
menyebabkan pucuk menjadi mati.
Pemangkasan tanaman kopi dilakukan dengan tujuan mempertahankan
ketinggian tanaman kopi pada 160 cm sehingga perawatan dan pemanenan akan
mudah untuk dilakukan. Pemangkasan tanaman kopi dibagi menjadi pangkas
ganda dan pangkas tunggal. Pangkas tunggal terdiri dari pangkas bentuk,
pemeliharaan, dan peremajaan. Pangkas bentuk yaitu perlakuan kliping
terutamauntuk tanaman yang sulit menumbuhkan cabang reproduktif, pangkas
bentuk juga bertujuan untuk membentuk kerangka batang atau kanopi tanaman
kopi. Pemangkasan pemeliharaan terdiri dari pangkas lepas panen, oangkas wiwil
selektif dan pangkas wiwil kasar . Pemeliharaan pada tanaman kopi selain
-
pemangkasan juga dilakukan pemaupukan. Pemupukan pada tanaman kopi
dilakukan untuk mempertahankan dan memperbaiki kesuburan tanah. Kesuburan
tanah yang tinggi dapat mendukung produktivitas kopi yang tinggi. Pemupukan
pada tanaman kopi diberikan dnegna cara menabur pupuk pada lur yang telah
dibuat sebelumnya. Jenis pupuk yang digunakan yaitu Urea, SP-36 dan KCl
dnegan dosis yang disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman (Sianturi dan
Wachjar, 2016).
Pemupukan pada tanaman kopi dapat menggunakan pupuk organik,
anorganiak atau kombinasi antara pupuk prganik dan anorganik. Penggunaan
kombinasi [upuk tersebut harus sesuai dengan kebutuhan hara tanaman kopi.
Kombinasi yang tepat antara pupuk organik dan anorganik dapat meningkatkan
produksi buah kopi (Muliasari et al., 2015).
Kebutuhan pupuk tanaman kopi pada fase vegetatif berbeda dengan fase
generatif. Tanaman kopi yang memasuki fase reproduktif atau pembuahan akan
terjadi persaingan penggunaan cadangan makanan sehingga proses pembentukan
buah dan biji kopi dapat menghambat pertumbuhan tunas dan cabang baru.
Berdasarkan uraian tersebut maka penting untuk mengetahui tingkat pertumbuhan
dan perkembangan tanaman kopi untuk memperoleh dosis yang tepat untuk
melakukan pemupukan (Rusli dkk., 2015).
Pemupukan pada tanaman kopi membutuhkan pengairan yang dilakukan
setelah penutupan pupuk yang ada pada alur. Pengairan dilakukan dengan tujuan
agar pupuk cepat larut sehingga mudah diserap oleh akar tanaman. Pupuk organik
membutuhkan pengairan yang lebih banyak dari pada pupuk organik (Chemura,
2014).
-
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum mata kuliah Budidaya Tanaman Perkebunan tentang
“Pemangkasan dan Pemeliharaan Tanaman Kopi” dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 11 Oktober 2017, pukul 15.10 WIB - sampai selesai. Bertempat di lahan
pertanaman kopi, Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Cangkul
2. Gergaji
3. Timba
4. Gunting pangkas
5.Sabit
6. Kamera
7. Alat tulis
8. Worksheet
3.2.2 Bahan
1. Tanaman kopi
2. Pupuk Urea 300 gram
3. Pupuk SP-36 150 gram
4. Pupuk KCl 50 gram
3.3 Pelaksanaan Praktikum
3.3.1 Pemangkasan Tanaman Kopi
1. Menentukan tanaman yang akan diperlakukan
2. Melakukan Pemangkasan bentuk dengan :
a) Batang BTM/TMI dengan ketinggian 1m dipotong dan 3 cabang primer
dipotong pada ketinggian 80-100cm sebagai unit tangan etape 1.
-
Pemotongan dilakukan pada ruas ke 2-3 dan pasangan batang primer yang
dipotong dihilangkan.
b) Tunas yang tumbuh pada cabang primer yang telah dipotong diseleksi
dengan menyisakan tunas yang kokoh.
c) Semua wiwilan yang tumbuh dihilangkan agar percabangan menjadi kuat.
d) Setelah batang dan etape 1 tumbuh kuat, wiwilan yang tumbuh ke atas
dipelihara sebagai bayonet dan 2-3 cabang plagiotrop terbawah dihilangkan.
e) Membentuk calon tangan etape 2 pada ketinggian 120-140cm dengan cara
yang sama dengan membuat etape 1 namun berbeda arahnya.
f) Setelah etape 2 terbentuk, buat etape 3 dengan ketinggan 160-180cm.
Perlakuannya sama dengan pembentukan etape 1 dan 2 sehingga
membentuk pangkasan mersi.
3.3.2 Pemeliharaan Tanaman Tua
1. Menimbang berat pupuk yang akan diaplikasikan sesuai kebutuhan tanaman
yang ada.
2. Membersihkan lahan disekitar tanaman kopi dengan menggunakan
cangkul/sabit dengan jarak proyek tajuk pohon (kurang lebih 1 m).
3. Membuat parit melingkar pohon sedalam lebih kurang 10 cm.
4. Menabur pupuk pada alur yang melingkari piringan tajuk tanaman sedalam 10
cm.
5. Menutup kembali alur pupuk tersebut dengan tanah.
6. Melakukan pemupukan lanjutan sesuai dengan anjuran yang ada.
3.4 Variabel Pengamatan
Variabel yang digunakan pada praktikum kali ini menggunakan, variabel
umur tanaman dan cabang tanaman.
3.5 Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada praktikum ini yaitu menggunakan
analisis data deskriptif kualitatif.
-
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel. Pemeliharaan Tanaman Kopi
No. Gambar Keterangan
1.
Pemangkasan tunas air
Kegiatan:
Memangkas tunas air tanaman
kopi.
Alasan :
Untuk mengoptimalkan
pertumbuhan batang orthotrop
dan tidak terganggu oleh tunas
air.
2. Pemangkasan cabang baru
Kegiatan:
memangkas tunas baru/ wiwilan
tanaman kopi
Alasan:
karena tunas baru akan
menggangu pertumbuhan dari
cabang produksi yang sudah
dipelihara dan dipertahankan
-
3. Pemangkasan cabang saling tindih
Kegiatan:
memangkas cabang yang saling
tindih
Alasan :
Agar tidak menindih cabang
bawahnya dan untuk
mengoptimalkan cabang
plagiotrop.
4. Pemangkasan cabang balik
Kegiatan :
Memangkas cabang balik
Alasan :
Agar tidak menggangu
pertumbuhan cabang utama.
5. Pemangkasan cabang kipas
Kegiatan :
Memangkas cabang kipas
Alasan :
Agar terjadi efisiensi cadangan
makanan karena cabang kipas
keberadaannya tidak terlalu
penting.
6. Pembersihan dan pencangkulan
Kegiatan:
membersihkan dan mencangkul
daerah sekitar pohon untuk
pembuatan alur
Alasan:
agar daerah sekitar terlihat
bersih dan pembuatan alur untuk
pengaplikasian pemupukan
-
7. Pemupukan
Kegiatan:
memupuk sesuai dengan alur
yang telah dibuat
Alasan:
guna memenuhi kebutuhan
unsur hara, menyuburkan tanah,
memicu pertumbuhan dan
perkembangan tanaman dengan
tidak terganggu
8. Penutupan pupuk
Kegiatan :
Menutup pupuk yang disebar
diareal tanaman kopi dengan
tanah
Alasan :
Agar tidak terjadi pelindiran
pada saat hujan dan
mempermudah penyerapan
unsur hara oleh akar tanaman
kopi.
9 Penyiraman
Kegiatan:
menyiram pada alur yang telah
dilakukan pemupukan
Alasan:
agar mudah diserap tanah yang
kemudian akan disalurkan ke
seluruh tubuh tanaman
-
4.1.1 Pemangkasan tunas air
Tunas air adalah tunas yang tumbuh pada bagian batang yang dapat
menggantikan pohon utama. Tunas air tumbuh pesat, ruas-ruas daun relatif
panjang dan lunak atau banyak mengandung air.
4.1.2 Pemangkasan tunas baru (wiwilan)
Tanaman kopi mempunyai cabang yang dapat mengganggu pertumbuhan
cabang produksi salah satunya tunas baru atau wiwilan. Untuk pemangkasan tunas
baru tidak perlu menggunakan gunting, cukup menggunakan tangan dengan
menarik tunas kearah atas.
4.1.3 Pemangkasan cabang saling tindih
Cabang saling tindih merupakan cabang yang terdapat di plagitrop yang
saling menindih. Cabang ini dapat menghalangi masuknya sinar pada cabang
plagiotrop yang terdapat dibawahnya.
4.1.4 Pemangkasan cabang balik
Cabang balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada cabang primer,
berkembang tidak normal dan mempunyai arah pertumbuhan menuju dalam
mahkota tajuk.
4.1.5 pemangkasan cabang kipas
Cabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang
primer. Pertumbuhannya relatif pesat dan membutuhkan banyak energi, sehingga
dapat mengurangi efisiensi cadangan makanan.
4.1.6 Pembersihan dan Pencangkulan
Pembersihan dilakukan pada areal tanaman kopi dengan jarak 1 meter dari
tanaman kopi. Pembersihan gulma pada sekitar tanaman kopi dengan
menggunakan cangkul dengan bentuk melingkar. Setelah itu dilakukan
pencangkulan dengan dalam10 cm.
4.1.7 Pemupukan
Pemupukan dilakukan setelah pemangkasan guna untuk menyuburkan tanah
dan melengkapi kebutuhan tanaman akan unsur hara. Pemupukan dilakukan setiap
tahun 2 kali pada awal dan akhir musim hujan. Pupuk yang digunakan yaitu sp-
-
36, urea, dan kcl dengan dosis 222 gr, 160 gr, dan 160 gr kemudian menabur
pupuk pada alur yang telah dibuat.
4.1.8 Penutupan pupuk
Pupuk yang telah disebar kemudian ditutup guna untuk mempermudah
penyerapan unsur hara oleh akar tanaman kopi dan agar tidak terjadi pelendiran
pada saat hujan. Penutupan alur digunakan dengan cangkul dan ditutupi dengan
menggunakan tanah.
4.1.9 Penyiraman
Penyiraman dilakukan setalah penutupan pupuk dengan cara menyiram di
areal tanaman kopi. Penyiraman ini sesuai dengan kapasitas lapang artinya tidak
boleh kurang ataupun berlebihan dan bertujuan agar mudah diserap oleh akar
tanaman kopi.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil kegiatan praktikum yang telah dilakukan yaitu mengenai
pemeliharaan tanaman kopi yang meliputi pemangkasan dan pemupukan telah
dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Pemangkasan dilakukan
pada beberapa cabang tanaman kopi yang meliputi cabang kipas, wiwilan, tunas
air, cabang saling tindih dan cabang balik. Menurut Rahardjo (2012),
pemangkasan tanamaan kopi pada dasarnya dilakukan pada cabang-cabang yang
telah tua, cabang yang kering, cabang yang sakit, cabang yang tumbuhnya tidak
beraturan (cabang saling tindih) atau menghalangi pertumbuhan cabang
reproduksi, serta cabang-cabang lain yang tidak berguna atau tidak dikehendaki.
Pemangkasan pada tanaman kopi terbagi menjadi 2 jenis yaitu pemangkasan
batang tunggal dan pemangkasan batang ganda. Pemangkasan yang dilakukan
pada acara praktikum adalah pemangkasan batang tunggal. Tanaman kopi yang
diberi perlakuan pemeliharaan pemangkasan dan pemupukan merupakan tanaman
kopi yang sudah berumur sekitar 10 tahun. Tanaman kopi ini adalah satu dari
beberapa tanaman kopi yang ada dengan keadaan yang sudah kurang produktif
lagi. Pemeliharaan ini salah satunya dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan
baik sehingga dapat berproduksi kembali secara optimal.
-
Pemangkasan pada tanaman kopi meliputi pemangkasan ringan dan
pemangkasan berat. Pemangkasan ringan hanya dilakukan pada wiwilan yang
tidak dikehendaki yaitu biasanya dilakukan setiap sebualn sekali. Pemangkasan
berat dilakukan pada wiwilan cabang primer yang sudah tua, tidak produktif,
cabang-cabang lain yang terserang hama dan penyakit, cabang cacing, cabang
balik, cabang liar, serta daun-daun dan cabang yang mengering. Pemangkasan
berat biasanya dilakukan setiap setelah panen dan dilakukan kembali setiap
interval 3 bulan sekali (Suwanto dkk., 2014). Pemangkasan yang dilakukan pada
acara praktikum yang telah dilakukan merupakan jenis pemangkasan berat.
Bagian yang dipangkas meliputi cabang kipas, wiwilan, tunas air, cabang saling
tindih, cabang mati dan cabang balik. Keadaan tanaman yang telah dipangkas
memiliki bentuk yang lebih rapi dan beraturan dibandingkan dengan saat sebelum
dipangkas.
Tanaman yang kami pangkas dan pupuk memiliki pertumbuhan yang
kurang baik yaitu ditandai dengan pertumbuhan cabang yang tidak beraturan.
Keadaan ini diperkirakan akibat kurangnya naungan pada tanaman ini sehingga
pertumbuhannya hanya terfokuskan pada satu arah yaitu bagian yang ternaungi
atau tidak banyak terpapar cahaya matahari. Cabang-cabang yang tumbuh rimbun
tidak beraturan ini harus dilakukan pemangkasan. Tanaman tersebut memiliki
banyak cabang yang tumbuh saling tindih sehingga ini diperkirakan menjadi
penyebab tanaman tidak dapat berbuah secara optimal. Tanaman yang sudah
kurang produktif seperti tanaman ini sebaiknya dilakukan pemeliharaan berupa
pemangkasan rehablitasi atau pemangkasan peremajaan. Menurut Suwanto dkk.
(2014), pemangkasan rehabilitasi ini memang sesuai dilakukan pada tanaman
yang sudah tua dan kurang produktif. Ciri tanaman yang sudah tua dan kurang
produktif yaitu memiliki pertumbuhan tajuk dengan bentuk yang tidak menentu
atau tidak beraturan, keadaan ini sangat sesuai dengan kenampakan tanaman yang
ada di lapang. Pemangkasan rehabilitasi ini biasanya dilakukan setelah proses
pemanenan raya atau pada akhir musim kemarau menjelang musim hujan.
Kegiatan pemangkasan yang dilakukan pada acara praktikum sudah sesuai dengan
anjuran ini yaitu dilakukan pada awal musim penghujan.
-
Pemeliharaan yang juga sangat penting dalam budidaya tanaman kopi
adalah pemupukan. Pupuk yang diberikan pada tanaman kopi adalah pupuk yang
mengandung unsur hara N, P, dan K. Pemupukan dilakukan dengan membuat alur
atau parit disekeliling tanaman dengan posisi tegak lurus dengan tajuk tanaman.
Pemupukan secara melingkar pada lokasi tertentu yaitu pada bagian ujung
perakaran bertujuan agar tanaman dapat secara efektif menyerap unsur hara
melalui rambut akar atau ujung akar tanaman. Pemupukan pada tanaman kopi
dapat diberikan sebelum ataupun sesudah proses pemangkasan. Kegiatan
pemupukan pada pelaksanaan acara praktikum yang telah dilakukan yaitu
diberikan pada saat setelah dilakukannya pemangkasan. Pemupukan yang
dilakukan setelah dilakukan pemangkasan tidak dapat menyesuaikan dengan tajuk
tanaman karena sebagian cabangnya telah dipangkas. Berbeda jika pemupukan
dilakukan sebelum pemangkasan maka dapat menyesuaikan dengan tajuk tanaman
yang menandakan letak ujung perakaran tanaman yang efektif untuk menyerap
unsur hara. Menurut Suwanto dkk. (2014), sebaiknya tanaman kopi yang akan
dipangkas sebelumnya dilakukan pemupukan. Tujuannya adalah agar bagian
tanaman yang telah dipangkas dapat tumbuh cabang-cabang baru dengan
sempurna. Keadaan ini akan memungkinkan petumbuhan tanaman optimal dan
diharapkan produktifitasnya juga akan meningkat.
Pemupukan tanaman kopi dapat diberikan dalam bentuk anorganik maupun
organik. Pupuk yang diberikan pada acara praktikum kali ini adalah pupuk
anorganik yang terdiri pupuk dengan kandungan unsur hara N yaitu pupuk urea,
pupuk dengan kandungan unsur hara P yaitu pupuk SP-36, dan pupuk dengan
kandungan unsur hara K yaitu pupuk KCl. Pupuk ini disebar dengan teknik
melingkar pada sekitar tanaman tegak lurus dengan posisi tajuk. Tujuan
pemupukan ini adalah agar tanaman dapat menyerap pupuk secara sempurna dan
efektif melalui ujung-ujung dan rambut akar. Pupuk yang digunakan untuk
pemeliharaan tanaman kopi tidak hanya dapat dilakukan dengan menggunakan
pupuk anorganik melainkan dapat diberikan dalam bentuk organik. Pupuk organik
yang dapat digunakan dapat berupa pupuk kandang dan juga pupuk hijau. Pupuk
organik yang paling mudah untuk diberikan pada tanaman kopi adalah pupuk
-
hijau yaitu dengan mengandalkan sisa cabang dan daun hasil pangkasan tanaman
kopi dan juga dari sisa cabang dan daun hasil pangkasan tanaman naungan.
Menurut Evizal dkk. (2012), salah satu kegunaan dari tanaman pelindung pada
tanaman kopi adalah sebagai penyumbang seresah. Seresah ini memberikan unsur
hara yang pentig bagi yaitu unsur N dan P pada tanaman kopi. Asupan unsur hara
organik dari seresah tanaman kopi maupun tanaman naungan ini dapat
memberikan peningkatan terhadap produkstiivitas kopi.
-
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Budidaya Tanaman Perkebunan acara 3 tentang
“Pemangkasan dan Pemeliharaan Tanaman Kopi” dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pemangkasan dapat mengtaur pertumbuhan vegetatif tanaman kopi kearah
pertumbuhan generatif dengan cara membuang cabang baru (wiwilan), cabang
kipas, cabang air dan tunas air.
2. Pemangkasan bentuk tanaman kopi batang tunggal dilakuikan dnegan cara
menyisakan satu saja cabang reproduksi atau plagiotrop pada setiap etape.
3. Pemupukan pada tanaman kopi dilakukan dengan cara membuat alur melingkar
dan dosis pupuk disesuaikan dengan umur atau fase pertumbuhan serta
perkembangan tanaman kopi.
5.1 Saran
Praktikum Budidaya Tanaman Perkebunan acara 3 tentang “Pemangkasan
dan Pemeliharaan Tanaman Kopi” sudah berjalan dengan baik hanya saja
praktikan masih bingung cabang mana yang akan dipangkas saat melakukan
pemeliharaan pemangkasan. Menurut kami praktikan harus lebih memahami
nama dan fungsi dari masing-masing cabang sehingga tidak salah saat melakukan
pemangkasan.
-
DAFTAR PUSTAKA
Alemu, M.M. 2015. Effect of Tree Shade on Coffee CropProduction. Sustainable
Development, 8(9): 66-71.
Chemura, A. 2014. The Growth Response of Coffee (Coffea arabica L.) Plants to
Organic Manure, Inorganic Fertilizers and Integrated Soil Fertility
Management Under Different Irrigation Water Supply Levels. Recycl Org
Waste Agricult, 3(59): 1-9.
Evizal, R., Tohari, I. D. Prijambada, dan J. Widada. 2012. Peranan Serasah
Terhadap Sumbangan N dan P pada Agroekosistem Kopi. AGROTROP,
2(2): 177-183.
Muliasari, A.A., A. Wachjar and Supijatno. 2015. The Growth of Arabica Coffee
(Coffea arabica L.) Seedling on Combination of Inorganic-organic
Fertilizers and Shading Level. Applied Science, 3(6): 739-747.
Mulyono, Hairunnas dan Kaslil. 2016. Akibat Pola Pemangkasan terhadap
Kualitas dan Rendemen Kopi Arabika (Coffea arabica L.). Research
Sains, 2(3): 53-69.
Rahardjo, P. Kopi. Jakarta: Penebara Swadaya.
Rusli, Sakiroh dan E. Wardani. 2015. Pengaruh Pemupukan terhadap
Pertumbuhan, Hasil dan Kualitas Biji Empat Klon Kopi Robusta di Tanah
Podsolik Merahh Kuning, Lampung Utara. TIDP, 2(2): 107-112.
Sianturi, V.F. dan A. Wachjar. 2016. Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Kopi
Arabika (Coffea arabica L.) DI Kebun Blawan, Bondowoso, Jawa Timur.
Agrohorti, 4(3): 266-275.
Suwanto, Y. Octavianty, dan S. Hermawati. 2014. Top 15 Tanaman Perkebunan.
Jakarta: Penebar Swadaya.
-
LAMPIRAN
Alemu, M.M. 2015. Effect of Tree Shade on Coffee CropProduction. Sustainable
Development, 8(9): 66-71.
-
Chemura, A. 2014. The Growth Response of Coffee (Coffea arabica L.) Plants to
Organic Manure, Inorganic Fertilizers and Integrated Soil Fertility
Management Under Different Irrigation Water Supply Levels. Recycl Org
Waste Agricult, 3(59): 1-9.
-
Muliasari, A.A., A. Wachjar and Supijatno. 2015. The Growth of Arabica Coffee
(Coffea arabica L.) Seedling on Combination of Inorganic-organic
Fertilizers and Shading Level. Applied Science, 3(6): 739-747.
-
Mulyono, Hairunnas dan Kaslil. 2016. Akibat Pola Pemangkasan terhadap
Kualitas dan Rendemen Kopi Arabika (Coffea arabica L.). Research
Sains, 2(3): 53-69.
-
Rahardjo, P. Kopi. Jakarta: Penebara Swadaya.
-
Rusli, Sakiroh dan E. Wardani. 2015. Pengaruh Pemupukan terhadap
Pertumbuhan, Hasil dan Kualitas Biji Empat Klon Kopi Robusta di Tanah
Podsolik Merahh Kuning, Lampung Utara. TIDP, 2(2): 107-112.
-
Sianturi, V.F. dan A. Wachjar. 2016. Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Kopi
Arabika (Coffea arabica L.) DI Kebun Blawan, Bondowoso, Jawa Timur.
Agrohorti, 4(3): 266-275.
-
Evizal, R., Tohari, I. D. Prijambada, dan J. Widada. 2012. Peranan Serasah
Terhadap Sumbangan N dan P pada Agroekosistem Kopi. AGROTROP,
2(2): 177-183.
-
Rahardjo, P. 2012. Kopi : Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta. Jakarta: Penebar Swadaya.
-
Suwanto, Y. Octavianty, dan S. Hermawati. 2014. Top 15 Tanaman Perkebunan.
Jakarta: Penebar Swadaya.
-
DOKUMENTASI
top related