laporan individu kkn
Post on 14-Feb-2015
261 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk perwujudan
dan pengamalan Dharma ketiga dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni
pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan ini juga dimaksud sebagai wadah pelatihan dan pemantapan
kepribadian mahasiswa dan mahasiswi di dalam lingkungan kehidupan
masyarakat, supaya dikemudian hari mereka menjadi sarjana yang berguna
bagi Nusa dan Bangsa.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) juga merupakan sejalan dengan ketentuan
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) pada masa Orde baru pada
waktu lalu, sebagaimana dimaksud pada bagian arah dan kebijaksanaan
pembangunan umum, yakni : “Perguruan tinggi terus dikembangkan dan
diarahkan untuk mendidik mahasiswa dan mahasiswi, agar mampu untuk
meningkatan daya pengarahan, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, berjiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab
yang besar terhadap masa depan Bangsa dab Negara”.
Akan tetapi hingga saat ini, ada pula perguruan tinggi yang lainnya
menerapkan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi mahasiswa dan mahasiswi
dilingkungan kampus masing-masing, termasuk juga di Universitas
Palembang. Bahkan Kuliah Kerja Nyata (KKN) termasuk pula ke dalam
ilmu akademik yang khusus dan terpisah dari ilmu-ilmu akademik yang
diperoleh dari perguruan tinggi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
mutu dan kualitas pendidikan hingga penerapannya ke dalam lingkungan
masyarakat sosial dan dapat bertanggung jawab di dalam lingkungan
masyarakat, berkepribadian sosial dan dapat bertanggung jawab di dalam
lingkungan kelompoknya masing- masing.
1
Selain dimaksud di atas, Kuliah Kerja Nyata (KKN) yakni sebagai
salah satu penerapan dan perwujudan ilmu akademik yang telah diperolwh
mahasiswa dan mahasiswi selama di perguruan tinggi, yang kemudian
dapat berguna untuk ikut berperan aktif di dalam aktifitas kehidupan
masyarakat dan membantu kerja Pemerintaha dalam hal perwujudan
pembangunan di segala bidang pada kehidupan masyarakat desa, terutama
di lingkungan Kelurahan Kebun Bunga.
I.2 Ruang Lingkup Pelaksanaan
Ruang lingkup dalam melaksanakan kurikulum/akademik Kuliah
Kerja Nyata (KKN) yakni meliputi :
1. Ruang Lingkup Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dilaksanakan pada semester
VIII (delapan) yang di mulai pada tanggal 18 Februari 2013 s.d 23
Maret 2013.
2. Ruang Lingkup Wilayah
Lokasi pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi kelompok VIII (delapan) di
daerah Kartapati tepatnya di :
Kelurahan : Kebun Bunga
Kecamatan : Sukarami
Kota : Palembang
Propinsi : Sumatera Selatan
I.3 Ruang Lingkup Permasalahan
Agar lebih terarah dan tidak menimbulkan pengertian terhadap
penulisan ini, maka kami membatasi ruang lingkup pemahasannya yaitu
hanya pada di RT. 68 dan RT. 69 RW. 14 Kelurahan Kebun Bunga Kota
Palembang propinsi Sumatera Selatan. Yang menitik beratkan pada
peranan masyarakat dan lembaga-lembaga formal secara fisik. Terkait
pada perubahan tujuan dalam mengikutsertakan masyarakat agar tercapai
2
dan terciptanya pembaharuan atau perubahan (reformasi) kearah yang
kebih baik.
Namun demikian sejauh rengkaian hendaknya dengan pembahasan
ini, kami tidak menutupi kemungkinan hal-hal lainnya secara nyata
sebagai kebutuhan masyarakat yang tidak biasa dipisahkan dengan
keadaan perekonomian.
I.4 Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam laporan ini penulis membahas mengenai Infrastruktur RT
setempat yaitu keadaan jalan, drainase dan tata letak rumah warga serta
fasilitas penunjang lainnya.
I.5 Tujuan Laporan
Adapun tujuan laporan yang telah kami buat antara lain :
1. Laporan ini bertujuan untuk memenuhi syarat kurikulum
akademis mahasiswa Universitas Palembang, maka semua
mahasiswa tingkat akhir diwajibkan mengikuti dan melaksanakan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan maksud untuk mendapatkan
cara-cara mengaplikasikan teori yang di dapat di bangku kuliah
dengan di lapangan pekerjaan diantaranya mempelajari aspek-
aspek administrasi, struktur organisasi, metode dan sistem
manajemen serta tahapan-tahapan yang digunakan dalam
pembuatan tentang daerah yang komperatif dan fleksibel.
2. Pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) kepada masyarakat dan universitas.
3. Memberikan informasi kepada masyarakat dan pemerintah untuk
meningkatkan kemajuan masyarakat setempat.
I.6 Metode Penulisan Laporan
Penulis telah mengadakan survey dan pengumpulan data-data yang
dilakukan secara langsung pengamatan di lapangan dan studi pustaka
3
guna memperoleh data yang diperlukan. Adapun penyusun laporan ini
pada kelompok VIII (delapan) Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan
XXVII Tahun 2013 di Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Sukarami
Kota Palembang Propinsi Sumatera Selatan melalui tahapan-tahapan
sevagai berikut :
1. Observasi Langsung
Yaitu pengambilan data langsung di daerah Kuliah Kerja Nyata (KKN)
baik secara lisan menggali informasi dengan warga, pengambilan data
ke instansi setempat maupun pengamatan langsung oleh penulis di
lapangan.
2. Observasi Tidak Langsung
Yaitu pangambilan data secara studi literatur baik dari internet maupun
dari buku.
3. Analisis Data
4
BAB II
PERMASALAHAN
II.1 Permasalahan Umum
Keadaan infrastruktur, seperti jalan, pelabuhan, bandara, sistem
penyediaan tenaga listrik, irigasi, sistem penyediaan air bersih, sanitasi,
dsb, memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan tingkat perkembangan
suatu wilayah, yang antara lain dicirikan oleh laju pertumbuhan ekonomi
dan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa
studi terdahulu bahwa daerah yang mempunyai kelengkapan sistem
infrastruktur yang lebih baik, mempunyai tingkat laju pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik pula, dibanding
dengan daerah yang mempunyai kelengkapan infrastruktur yang terbatas.
Keadaan infrastruktur Indonesia secara keseluruhan jika dibanding
dengan negara tetangga dapat dianggap belum maju. Hal ini diakibatkan
krisis ekonomi yang melanda Indonesia sehingga porsi pengeluaran
pemerintah untuk infrastruktur juga mengalami kecenderungan menurun.
Meskipun sejak desentralisasi pemerintah pusat sudah memindahkan
beberapa tanggung jawab ke pemerintah daerah namun pengeluaran
infrastruktur pada tingkat pemda juga tidak meningkat banyak untuk
menggantikan penurunan pengeluaran pemerintah pusat.
Dapat dilihat juga terjadi ketimpangan pembangunan infrastruktur
antara Kawasan Barat indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia
(KTI), secara umum diketahui bahwa infrastruktur di Pulau Jawa lebih
maju jika dibandingkan dengan infrastruktur diluar Pulau Jawa.
A. Infrastruktur Jalan
Jalanmeupakan infrastruktur yang sangat dibutuhkan bagi
transportasi darat. Fungsi jalan adalah sebagai penghubung suatu wilayah
dengan wilayah lainnya. Dalam konteks pembangunan pertanian dan
ekonomi.jaringan jalan sangat dibutuhkan untuk kelancaran arus faktor
produksi maupun pemasaran hasil. Jalan merupakan infrastruktur penting
5
untuk mempelancar distribusi barang dan faktor produksi antara daerah
serta menningkatkan mobilitas penduduk. Secara umum kondisi
infrastruktur jalan di Indonesia masih sangat lambat dibanding dengan di
negara-negara tetangga lainnya. Penyebaran pembangunan jaringan jalan
juga tidak merata cenderung terpusat di Pulau Sumatera dan Jawa.
Walaupun pembangunan jalan terus dilakukan namun selama ini
pembangunan tersebut masih terfokus di Kawasan Barat Indonesia. Selain
masalah pentingnya pembangunan jaringan jalan, pemeliharaan jaringan
jalan yang sudah ada juga merupakan hal yang penting. Kurangnya
pemeliharaan mengakibatkan kondisi jalan mudah mengalami kerusakan.
B. Infrastruktu Listrik
Listrik adalah salah satu sumber energi vital yang diperlukan sebagai
sarana pendukung produksi atau kehidupan sehari-hari, dan tenaga listrik
memegang peranan penting dalam upaya mendukung pembangunan
nasional secara luas baik ekonomi, sosial maupun budaya. Dapat dilihat
konsumsi listrik di indonesia terus meningkat, baik dari jumlah pelanggan
rumah tangga, kelompok usaha dan lainnya. Namun peningkatan
kkonsumsi seharusnya didukung oleh penambahan kapasitas produksi
listrik dari pembangunan pembangikit-pembangkit listrik baru. Sehingga
pemadaman akibat kekurangan listrik dapat dikurangi. Hal tersebut sudah
mulai terasa di berbagai pulau di Indonesia, terutama di luar Pulau
Jawasering terjadi pemadaman total (black out), contohnya di Sumatera
Barat, Riau, Sumatera Selatan dan Lampung.
C. Infrastruktur Air Bersih
Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup di
dunia ini. Kebutuhan akan air oleh manusia mmenyangkut dua hal, yaitu
air untuk kehidupan kita sebagai makhluk hayati dan air untuk kehidupan
sebagai manusia yang berbudaya. Kebutuhan akan air diperlukan dalam
produksi bahan makanan kita, seprti untuk tanaman padi, sayur-sayuran,
holitkultural, kehidupan ikan, ternak dan sebagainya. Usaha masyarakat
untuk mendapatkan air bersih sangat beragam, dari mulai menggunakan
6
pompa, sumur, mata air sampai membeli air dari padagang keliling.
Namun kalau dinilai dari negara lainnya Indonesia masih lemah dalam
akses air bersih.
D. Infrastruktur Telekomunikasi
Penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia memang telah
mengalami pembangunan yang cukup pesat. Awal pembangunan
telekomunikasi diawali tahun 1882, yaitu saat didirikannya sebuah badan
usaha swasta penyedia layanan pos dan telegrap pada masa pemerintahan
kolonial belanda. Namun perkembangan infrastruktur telekomunikaasi
saat ini dirasa masih kurang, melihat luas dan populasi indonesia yang
sangat besar. Khususnya ketimpangan penyelenggaraan infrastruktur
telekomunikasi yang sebagian besar akses masih dinikmati oleh warga
perkotaan.
E. Infrastruktur Kesehatan
Salah satu faktor dalam membangun sumberdaya manusi adalah
kesehatan, pada tingkat mikro yaitu pada tingkat individu dan keluarga.
Kesehatan adalah dasar dari produktivitas kerja dan kapasitas untuk belajar
di sekolah. Tenaga kerja yang sehat secara fisik dan mental akan lebih
enerjic dan kuat, dan mendapatkan penghasilan yang tinggi. Selanjutnya,
anak yang sehat akan memiliki kemampuan belajar lebih baik dan akan
tumbuh menjadi dewasa lebih terdidik. Dalam keluarga yang sehat,
pendidikan anak cenderung untuk tidak terputus jika dibanding dengan
keluarga yang tidak sehat. Pada tinggkat makro, penduduk dengan tingkat
kesehatan yang baik merupakan masukan (input) penting untuk
menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
ekonomi jangka panjang. Beberapa pengalaman sejarah besar
membuktikan berhasilnya tinggal landas ekonomi seperti pertumbuhan
ekonomi yang cepat didukung oleh terobosan penting di bidang kesehatan
masyarakat, pemberantasan penyakit dan peningkatan gizi. Dalam upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat maka dibutuhkan juga infrastruktur
kesehatan yang memadai. Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, yaitu
7
puskesmas yang diperkuat juga dengan Puskesmas Pembantu dan
Puskesmas Keliling.
F. Infrastruktur Pendidikan
Undang-Undang dasar (UUD) 1945 mengamanatkan bahwa setiap
warga negara berhak mendapatkan pendidikan guna meningkatkan kualitas
dan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan mempunyai peranan penting dan
strategis dalam pembangunan bangsa serta memberi konstribusi signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi dan transformasi sosial. Berbagai upaya
telah dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan tarap
pendidikan penduduk Indonesia termasuk pelaksanaan Wajib belajar
Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.
G. Perumahan dan Permukiman
Pembangunan dan pengelolaan infrastruktur perumahan dan
permukiman yang mencakup perumahan, air minum, air limbah,
persampahan dan drainase ditujukan untuk memenuhi standar pelayanan
minimal dan memberikan dukungan terhadap pertumbuhan sektor riil.
Permasalahan utama yang dihadapi dalam pembangunan perumahan dan
permukiman adalah masih terdapatnya rumah tangga yang belum
memiliki hunian yang layak, masih adanya rumah tangga yang tidak
memiliki akses terhadap air minum dan sanitasi permukiman yang
layak, serta masih kurangnya dukungan infrastruktur penyediaan air
minum dan sanitasi dalam mendorong pertumbuhan sektor industri,
pariwisata, dan perdagangan.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan
kebijakan peningkatan pelayanan infrastruktur sesuai dengan standar
pelayanan minimal di bidang perumahan dan permukiman antara lain,
1) inflasi harga bahan bangunan dan menurunnya daya beli masyarakat
menjadi faktor yang menghambat masyarakat berpendapatan rendah
untuk mengakses hunian yang layak dan terjangkau; 2) penyediaan
kebutuhan rumah layak huni yang terjangkau belum dapat memenuhi laju
pertumbuhan kebutuhan rumah baik untuk mengatasi backlog
8
perumahan, mengantisipasi kebutuhan rumah baru, maupun
meningkatkan kualitas perumahan yang tidak layak huni; 3) terbatasnya
penyediaan prasarana sarana utilitas permukiman menyebabkan belum
dihuninya beberapa kawasan perumahan; 4) keterbatasan lahan di
perkotaan menyebabkan tumbuhnya kawasan perumahan yang semakin
jauh dari kota utama dan tempat pekerjaan; 5) belum optimalnya
keterlibatan swasta dalam pembangunan rumah sederhana sehat; 6) masih
rendahnya akses masyarakat berpendapatan rendah terhadap pembiayaan
perumahan melalui jasa pelayanan perbankan dan nonperbankan; 7)
lemahnya sistem administrasi kependudukan berpotensi menyebabkan
subsidi yang salah sasaran. Hal ini ditunjukkan dengan kepemilikan
rusunawa dan rusunami yang dimiliki oleh masyarakat berpenghasilan
tinggi atau mereka yang sudah memiliki rumah; 8) masih terdapatnya
rumah tangga yang kesulitan untuk mengakses pelayanan air minum
yang layak; 9) belum optimalnya sistem perencanaan pelayanan air
minum dan air limbah; 10) masih terbatasnya penyelenggaraan air
minum dan air limbah yang kredibel dan berkualitas; 11) menurunnya
kuantitas air baku; 12) belum optimalnya penanganan air limbah; serta
13) masih rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan persampahan
yang layak dan aman terhadap lingkungan.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan
kebijakan peningkatan daya saing sektor riil, antara lain, 1)
pertumbuhan kawasan permukiman yang berkembang sporadis dan
tanpadidukungdenganketerpaduan infrastruktur berpotensi
menyebabkan urban sprawl, kemacetan lalu lintas, dan pemborosan
waktu; 2) tercemarnya air baku oleh air limbah yang tidak terkelola; serta
3) meningkatnya luas genangan banjir di perkotaan akibat sistem
drainase yang tidak berfungsi optimal.
Dari data di atas dapat dikatakan bahwa keadaan infrastruktur
Indonesia dari segi kuantitas maupun kualitas masih kurang baik. Selain
9
itu, pembangunan infrastruktur yang kurang merata juga membuat
disparitas ekonomi dan sosial antar wilaya di indonesia menjadi lebih
besar.
II.2 Permasalahan Khusus
Kota Palembang merupakan salah satu kota di Indonesia yang
mengalami peningkatan infrastruktur yang begitu pesat. Hal ini dapat
dilihat dari berbagai macam dibangunnya sarana penunjang untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu baik dalam bidang perekonomian,
sosial, budaya, pendidikan dan sebagainya seperti banyaknya mal, hotel
berbintang, rumah sakit taraf internasional, sekolah yang berkualitas
Nasional dan internasional, fasilitas olahraga, Stadion Jakabaring, Bandar
Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, serta akan
dibangunnya Pelabuhan Tanjung Api-Api dan pabrik-pabrik bersekala
besar.
Prestasi ini sangatlah membanggakan bagi masyarakat Kota
Palembang dan pada puncaknya kota Palembang mendapatkan
pengharggaan sebagai tuan rumah PON ke 16, tuan rumah bersama Jakarta
Sea Games ke 26 pada tahun 2011 dan diharapkan pada tahun 2014 dapat
dipercaya kembali sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Mahasiswa
ASEAN mendatang. Palembang dibagi kedalam 16 kecamatan dan 107
kelurahan. Kecamatan Ilir Timur I, Kecamatan Ilir Timur II, Kecamatan
Ilir Barat I, Kecamatan Ilir Barat II, Kecamatan Seberang Ulu I,
Kecamatan Seberang Ulu II, Kecamatan Sukarame, Kecamatan Sako,
Kecamatan Bukit Kecil, Kecamatan Kemuning, Kecamatan Kertapati,
Kecamatan Plaju, Kecamatan Gandus, Kecamatan Kalidoni, Kecamatan
Alang-alang lebar, Kecamatan Sematang Borang.
Keberhasilan Kota Palembang harus terus ditingkatkan guna
tercapainya masyarakat yang sejahtera di semua bidang dan bahkan yang
paling penting tercapai sampai daerah pinggiran kota. Tercatat di Kota
Palembang masih ada beberapa daerah pinggiran kota yang minim
10
infrastruktur. Jalan masih terendam akibat tidak adanya drainase air
dipinggiran jalan dan kondisi jalan rusak bahkan masih ada jalan yang
belum mengalami perkerasan/hanya tanah dasar, tidak tersedianya tempat
pembuangan sampah (TPS), tidak fasilitas olahraga desa dan sebagainya.
Sehingga dibutuhkan lebih banyak kerja keras lagi di daerah pinggiran
kota supaya masyarakat tersebut juga ikut merasakan nikmat dan
keberhasilan Kota Palembang.
Salah satu daerah pinggiran kota yang perlu diperhatikan lebih lanjut
adalah RT.68 sampai dengan RT. 74 Kelurahan Kebun Bungan Kecamatan
Sukarami. Keadaan daerah sekitar masih memperhatinkan dan perlu
diadakannya peningkatan sarana prasarana. Kondisi Jalan sebagian besar
masih tanah dasar dan hanya sedikit yang telah mengalami perkerasan
dengan cor beton, tidak adanya drainase permanen dan hanya ada drainase
galian tanah yang dibuat oleh masyarakat namun jika hujan jalan tanah
tersebut menjadi becek sehingga susah untuk dilalui, serta tidak adanya
tempat pembuangan sampah tetap yang dibuat dengan pasangan batu bata.
Masyarakat banyak menggunakan karung bekas untuk dijadikan tempat
sampah dan dampaknya mengganggu estetika serta bau sampah tidak
sedap bahkan ada yang menumpuk sampah di lahan kosong milik warga
tanpa diberikan perlakuan khusus sehingga membuat kesemerautan. Untuk
itu pemerintah dan masyarakat serta lembaga sosial masyarakat ataupun
lembaga lain harus bertindak untuk mengatasi permasalahan-permasalahan
yang ada dilingkungan RT.68 ssampai dengan RT. 74 Kelurahan Kebun
Bungan Kecamatan Sukarami.
11
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Keadaan Infrastruktur dan Penduduk
A. Keadaan Geografis dan Penduduk
Kelurahan Kebun Bunga memiliki wilayah seluas 750 Ha Jarak
kelurahan. Jarak dari pusat pemerintah kecamatan Sukarami 0,005 KM
dan jarak dari pusat pemerintah kota Palembang 9 KM. Batas-batas
Kelurahan Kebun Bunga antar lain :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Gasing
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Jl. Kol. H. Burlian
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Talang Betutu
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Sukarami
Secara administrai Kelurahan Kebun Bunga dibagi menjadi 13 RW,
dan 69 RT dengan jumlah penduduk sekitar 22560 orang tediri dari 16576
orang laki-laki dan 15994 orang penduduk perempuan dengan jumlah
keluarga 6920 kepala keluarga laki –laki dan 1031 kepala keluarga
perempuan.
Tabel 1 : Gambaran penduduk Kelurahan Kebun Bunga menurut tingkat
sosial ekonomi
No Kesejahteraan Keluarga Total
1 Jumlah keluarga prasejahtera 550 keluarga
2 Jumlah keluarga sejahtera 1 1856 keluarga
3 Jumlah keluarga sejahtera 2 3012 keluarga
4 Jumlah keluarga sejahtera 3 1213 keluarga
5 Jumlah keluarga sejahtera 3 plus 50 keluarga
6 Total jumlah kepala keluarga 6248 keluarga
12
Tabel 2 : Gambaran penduduk Kelurahan Kebun Bunga menurut
pendidikan
No Pendidikan Total
1 SD 3427 orang
2 SLTP 4919 orang
3 SLTA 9383 orang
4 SI 2468 orang
5 SD 3427 orang
Tabel 3 : Gambaran penduduk Kelurahan Kebun Bunga menurut mutasi
No Penduduk Total
1 Lahir 58 orang
2 Meninggal 8 orang
3 Datang 51 orang
4 Pindah 27 orang
Tabel 4 : Gambaran penduduk Kelurahan Kebun Bunga menurut pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Total
1 PNS 1326 orang
2 Wiraswasta 1014 orang
3 Tani 1890 orang
4 Buruh 10439 orang
5 Pensiunan 1678 orang
Hampir seluruh penduduknya, sekitar 90 % orang beragama Islam
sedangkan yang lain beragama Kristen, katolik dan Budha, dengan jumlah
rumah ibadah 23 masjid, 11 mushola dan 1 gereja kristen serta 1 wihara.
13
B. Bidang Pembangunan
Tabel 5 : Sarana Kesehatan
No Jenis Sarana Kesehatan Total
1 Jumlah Rumah Sakit Pemerintah -
2 Jumlah Rumah Sakit Swasta -
3 Jumlah Klinik KB 3
4 Jumlah Akseptor KB 2999
5 Posyandu 5
6 Puskesmas 1
7 Puskesmas Pembantu 1
Tabel 6 : Sarana Pendidikan
No Jenis Sarana Pendidikan Total
1 TK Negeri -
2 TK Swasta 6
3 SD Negeri 7
4 SD Swasta 2
5 SLTP Negeri -
6 SLTP Swasta 2
7 SLTA Negeri -
8 SLTA Swasta 2
Tabel 7 : Sarana Olahraga
No Jenis Sarana Olahraga Total
1 Jumlah Sarana olahraga 9
14
2 Jumlah Sarana Kesenian 5
Tabel 8 : Sarana Industri
No Jenis Sarana Industri Total
1 Jumlah Jenis Usaha Industri 3
2 Jumlah Usaha Industri 8
Tabel 9 : Sarana Pertanian
No Jenis Sarana Pertanian Total
1 Padi 20 Ha
2 Sayuran 37 Ha
3 Buah – Buahan 3 Ha
Tabel 10 : Sarana Perikanan
No Jenis Sarana Perikanan Total
1 Jumlah Jenis Usaha Perikanan 2 Jenis
2 Jumlah Usaha Perikanan 1 Ha
Tabel 11 : Sarana Perumahan
No Jenis Sarana Perumahan Total
1 Jumlah Rumah Permanen 3871
2 Jumlah Rumah Semi Permanen 260
3 Jumlah Rumah non Permanen 169
C. Bidang Kemasyarakatan
15
Tabel 12 : Jenis Organisasi
No Jenis Organisasi Total
1 Pramuka Gudep 4
2 LSM 1
3 PKK 70
4 DASAWISMA 27
D. Bidang Keamanan
Tabel 13 : Jenis Keamanan
No Jenis Sarana Perumahan Total
1 Jumlah hansip 126
2 Jumlah alat pemadam kebakaran -
3 Jumlah pos kamling 12
Sumber : Data Keseluruhan di atas diambil dari Profil desa & Kelurahan 2012
16
Gambar 1:Jalan Tanah Tanpa
Saluran Air
Gambar 2:Jalan Beton Tanpa
Saluran Air
17
Gambar 3:Jalan Belum Mendapatkan
Perlakuakn Khusus
Gambar 4:Jalan Hancur Terkiskis
Gambar 5:Kondisi Jalan Seperti
Ini Dapat Mengakibatkan Tanah Menjadi Lembik dan
Banjir
III.2 Solusi Peningkatan Infrastruktur
Penulis telah membahas di atas bahwa infrastruktur merupakan
bagian yang sangat penting untuk mensejahterkan masyarakat.
Banyak kegiatan dan pekerjaan yang telah dilakukan oleh berbagai
pihak baik itu pemerintah maupun masyarakat setempat. Masyarakat
dapat mengajukan permohonan kepada pemerintah supaya
melaksanakan berbagai pekerjaan untuk meningkatkan infrastruktur
Desa atau Kelurahan dan RW serta RT didalamnya. Atau pemerintah
dapat mensurvei secara keseluruhan khususnya daerah pinggiran
kota kemudian merencanakan peningkatan infrastruktur dan
seterusnya dilanjutkan dengan pelaksanaan pekerjaan yang dapat
dilakukan secara keseluruhan atau sebagian dari berbagai item
pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan anggaran dana
yang ditetapkan pemerintah sesuai dengan perencanaan.
Dalam pengelolahan pekerjaan tersebut pemerintah dapat
merapkan beberapa metode yang bisa menjadi pilihan diantaranya:
1. Pemerintah sepenuhnya melaksanakan pekerjaan dengan
menunjuk pihak ketiga sebagai pelaksana lapangan.
2. Pemerintah sebagai pembimbing atau pemerintah menunjuk
satu orang atau tim untuk mendampingi dan mengarahkan
masyarakat dalam mengerjakan pelaksanaan.
3. Pemerintah memberikan sepenuhnya kepada masyarakat
dan masyarakat menunjuk perwakilan sebagai
penanggungjawab pelaksanaan pekerjaan.
18
III.3 Pekerjaan Fisik KKN UNPAL
Salah satu peningkatan infrastruktur daerah dapat dilakukan
dengan cara Pemberdayaan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Pada umumnya Kuliah Kerja Nyata merupakan bagian terpenting
dalam peningkatan infrastruktur walaupun pada dasarnya tidak
banyak yang dapat dilakukankan oleh kelompok mahasisiwa di
dalam pembiayaan pelaksanaan peerjaan, tetapi kemampuan
mahasiswa juga tidak bisa dianggap dengan sebelah mata karena
kemauan, kemampuan dan kerja keras seorang anak
muda/mahasiswa dapat melakukan sesuatu hal yang mungkin tidak
dapat dilakukan oleh pemerintah ataupun masyarakat setempat.
Adapun bergabagai kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN
Universita Palembang Angkatan XXVII tahun 2013 adalah pekerjaan
fisik dan pekerjaan non-fisik. Pada laporan ini penulis hanya
membahas dua pekerjaan unggulan pekerjaan fisik.
III.3.1Pekerjaan Pembuatan Lapangan Bola Voli
Di RT. 68 RW. 14 Keluran Kebun Bungan Kota Palembang
belum memiliki lapangan bola voli sehingga kelompok XIV KKN
uneversitas Palembang berinisiatif membuatnya. Pelaksanaan
pekerjaan di bantu oleh masyarakat setempat yang dikepalai oleh Pak
RT. 68.
Alat dan Bahan
- Meteran - Kaleng Cat 25 Kg
- Gergaji Besi - Pipa Besi 2”
- Centong, Lingkis - Semen, Pasir, Koral, Air
- Ember - Paku
19
- Kuas - Cat
20
Gambar 1:Persiapan awal
pekerjaan pembuatan lapangan voli.
Masyarakat dikepalai oleh Pak RT. 68 membantu dalam
pelaksanaan pembutan lapangan bola voli.
Gambar 2:Pemasangan Patok
Garis Batas Lapangan Bola Voli.
Gambar 3:Pemasangan Garis
dengan Menggunakan Batu Bata.
21
Gambar 4:Pemasangan Tiang
Bola Voli.Foto Bersama Pak RT. 68. Bapak Zakaria Cek
Mat.
Gambar 5:Masyarakat menikmati Permainan Bola Voli dan Bersilaturahmi di
Sore Hari.
KECERIA ANAK-ANAK, PEMUDA-PEMUDI DAN ORANG TUA MENJADIKAN KAMI MAHASISWA MERASA PUAS DAN
BANGGA SERTA BERSYUKUR KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA
III.3.2Pekerjaan Pembuatan Tong Sampah
Dalam membantu peningkatan pelayanan kebersihan
kelompok XIV KKN uneversitas Palembang membuat tong sampah
sederhana yang beberapa material memanfaatkan barang bekas.
Alat dan Bahan
- Meteran - Kaleng Cat 25 Kg
- Gergaji Besi - Pipa 2”
- Centong - Semen, Pasir, Koral, Air
- Ember - Paku
- Kuas - Cat
- Lingkis - Baut
22
Gambar 6:
Pemotongan Pipa Sebagai Tiang
Penyangga Tong Sampah
Gambar 7:Pengecetan Tong
Sampah dibantu Adek-Adek setempat.
23
Gambar 8:Peengecoran Tong
Sampah.
Gambar 9:Tong Sampah Siap
Digunakan.Tong Smpah Terdiri Dari Dua Jenis Yaitu Sampah Organik dan
Sampah Non Organik.
SAMPAH MERUPAKAN PERMASLAHAN YANG DIHADAPI MASYARAKAT RT. 68 DAN MERUPAKAN PROGRAM YANG
DICANANGKAN OLEH PAK RT SEBAGAI KEMAJUAN MASYARAKAT DALAM KESEHATAN.
“DI DALAM TUBUH YANG KUAT TERDAPAT JIWA YANG SEHAT”
“KUATNYA TUBUH TERGANDUNG DARI SEBERAPA BERSIH LINGKUNGAN SEKITAR”
BAB. IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Setelah penulis menyelesaikan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Angkatan XXVII Tahun 2013 tanggal 18 Februari 2013 s.d 23
Maret 2013 di Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Sukarami Kota
Palembang Propinsi Sumatera Selatan. Ditinjau dari berbagai pengamatan
(investigasi) dan penelitian (riset) yang dilakukan, maka Mengenai
keadaan Infrastruktur masyarakat masih banyak yang harus ditingkat
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Peningktan Fasilitas Jalan dan Saluran Air
2. Peningkatan Fasilitas Kesehatan
3. Fasilitas Air Bersih
4. Penataan Perumahan yang Modern
IV.2 Saran
Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Palembang Angkatan
XXVII Tahun 2013 adalah salah satu bentuk
“Tri Dharma Perguruan Tinggi” yang harus tetap dilestarikan. Karena
kegiatan ini sangat bermanfaat bagi semua pihak. Bagi mahasiswa yang
akan menjalani kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), terlebih dahulu harus
mengadakan observasi yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,
karena langkah awal ini sangat menentukan dalam ketercapainya
24
pelaksanaan program yang akan dilaksanakan serta menjalin hubungan
baik dengan semua pihak di Kelurahan Kebun Bunga.
Di dalam meningkatkan kualitas sumber daya alam maupun sumber
daya manusia di Kelurahan 15 Ulu, maka diperlukan berbagai usaha dan
tindakan dari berbagai pihak ataupun instansi terkait, di antaranya adalah
pemerintah, masyarakat setempat, lembaga sosial lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Data Kelurahan Kebun Bunga Kecamata Sukarami
Palembang Provinsi Sumatera Selatan .
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depertemen Pendidikan dan
kebudayaan 2005, Pendoman pelaksana kuliah kerja nyata direktoral
pembinaan penelitian dan pengabdian masyarakat.
www.google.com
25
top related