kompetensi sosial guru pai dalam menanamkan …
Post on 10-Nov-2021
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DALAM MENANAMKAN NILAI SOSIAL DI SDN BUNMAS DESA PENGEMBUR
KECAMATAN PUJUT TAHUN 2017/2018
Oleh
Diana Zaeniyah NIM.151.141.224
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2018
ii
KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DALAM MENANAMKAN NILAI SOSIAL DI SDN BUNMAS DESA PENGEMBUR
KECAMATAN PUJUT TAHUN 2017/2018
Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Diana Zaeniyah NIM.151.141.224
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM
MATARAM 2018
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsioleh:Diana Zaeniyah, NIM: 151.141.224dengan judul, “Kompetensi Sosial
Guru PAI Dalam Menanamkan NilaiSosialdi SDN Bunmas Desa Pengembur
Kecamatan Pujut Tahun 2017/2018” Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk
di-munaqasyah-kan.
Disetujuipada tanggal : 26 Desember 2018
Pembimbing I,
Drs. Mustain, M.Ag NIP.196807231995031001
Pembimbing II,
Dr. AkhmadAsyari, M.Pd NIP.197806212007101001
iv
NOTA DINAS PEMBIMBING
Mataram, 26 Desember 2018 Hal:UjianSkripsi
Yang Terhormat Rektor UIN Mataram di Mataram
Assalamu‟alaikum, Wr.Wb.
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan
koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara :
Nama Mahasiswa : Diana Zaeniyah
NIM :151.141.224
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : TarbiyahdanKeguruan
Judul : Peran Kompetensi Sosial Guru PAI Dalam
Menanamkan Nilai Sosial di SDN Bunmas Desa
Pengembur Kecamatan Pujut Tahun 2017/2018
telah memenuhi syarat untuk diajukkan dalam sidang munaqasyah skripsi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami
berharap agar skripsi ini dapat segera dimunaqasyahkan.
Wassalamu‟alaikum,Wr. Wb.
Pembimbing I, Drs. Mustain, M.Ag NIP.196807231995031001
Pembimbing II, Dr. Akhmad Asyari, M.Pd NIP.197806212007101001
vi
PENGESAHAN
Skripsi oleh : Diana Zaeniyah, NIM: 151.141.224 dengan judul: Peran
Kompetensi Sosial Guru PAI dalam Menanamkan Nilai Sosial di SDN Bunmas
Desa Pengembur Kecamatan Pujut Tahun 2017/2018, telah dipertahankan di
depan dewan penguji Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam
Negeri (UIN) Mataram pada tanggal 5 Januari 2019
Dewan Penguji
Nama Keterangan
1. Drs. Mustain, M.Ag
NIP. 196807231995031001 Ketua (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
2. Dr. AkhmadAsyari, M.Pd
NIP. 197806212007101001 Sekretaris (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
3. Dr. Ismail Thoi, M.Pd Nip. 196805071994041001 Penguji I (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
4. Dr.Saparuddin, M.Ag
Nip.197810152007011022
Penguji II
(. . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .)
Mengetahui:
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Dr. Hj. Lubna, M.Pd NIP. 196812311993032008
vii
MOTTO :
Terjemahannya: “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, QS. Surah Al insyirah ayat 6-81
1 Departemen Agama RI, Qur;an dan Terjemahannya (Bandung : CV J-Art Al-
Jamanaatul Ali, 2005)
viii
PERSEMBAHAN :
„‟Skripsi ini aku persembahkan untuk Ayahanda dan Ibunda tercinta
Zaenudin dan Zakiyah serta ketiga saudaraku Aziz, Amin dan Hilal.
Terimakasih untuk doa, usaha, pengorbanan, dukungan, cinta dan
kasih yang selamaini kalian berikan. Semoga Allah membalas semua
kebaikan kalian‟‟..Aminn.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam dan
shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW, juga kapada keluarga, sahabat dan semua pengikutnya. Amin.
Penulismenyadaribahwa proses menyelesaikan skripsi ini tidak akan
sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh kareana itu, penulis
menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan terutama
kepada yang terhormat:
1. Bapak Drs.Mustain, M.Agselaku dosen Pembimbing I bapak Dr. Akhmad
Asyari, M.Pd selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus menerus, dan tanpa bosan
di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih
matang dan cepat selesai.
2. Bapak Prof. Dr. H. M. Taufik, M.Agselaku Wali Dosenkelas E danBapak/Ibu
Dosen UIN Mataram yang telah memberikan wawasan ilmu pengetahuan
kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di UIN Mataram.
3. BapakDr. Saparudin, M.Ag, selaku Ketua Jurusan PAI danbapakH.
Muhammad Taisir, M.Ag selaku wakil Ketua Jurusan PAI yang telah
memberikan izin bagi terlaksananya penelitian ini.
4. Dr. Hj.Lubna, M.Pd selaku Dekan FTK UIN Mataram.
5. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram.
x
6. Kedua orang tuaku dan kedua saudaraku yang telah memberikan motivasi dan
memberikan dukungan sepenuhnya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
7. Beserta teman-teman yang ikut berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini
Penulis menyadari sebagai manusia biasa tentu tidak luput dari kekeliruan
dan kesalahan, untuk itu dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna baik mengenai isi maupun penulisan. Oleh karena itu, kritikdan saran
yang sifatnya membangun dari pembaca sangat kami harapkan dalam penulis
skripsi ini.
Dengan mengharap ridha dan rahmat Allah SWT, smoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca yang budiman pada
umumnya. Amin ya rabbal alamin.
Mataram, 25 Desember2018
Penulis,
Diana Zaeniyah
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................................... vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
ABSTRAK ...................................................................................................... xvi
BABIPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 6
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ......................................... 7
E. Telaah Pustaka .............................................................................. 8
F. Kerangka Teoritik ......................................................................... 10
G. Metode Penelitian........................... ............................................... 26
H. Sistematika Pembahasan ............................................................... 39
BABII PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Profil Sekolah SDN Bunmas Desa Pengembur
Kecamatan Pujut ........................................ ................................... 40
1. Sejarah Berdirinya Sekolah Sekolah SDN Bunmas Desa
Pengembur Kecamatan Pujut ................................................... 40
2. Letak Geografis SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan
Pujut........................... .............................................................. 40
xii
3. Visi dan Misi............................. ............................................... 41
4. Keadaan Guru danPegawai ...................................................... 41
5. Keadaan Siswa ......................................................................... 42
6. Sarana dan Prasarana................................................................ 43
7. Struktur Organisasi .................................................................. 44
B. Peran Kompetensi Sosial Guru PAI di SDN Bunmas Desa
Pengembur Kecamatan Pujut ......................................................... 45
C. Bentuk-Bentuk Nilai Sosial Yang Ditanamkan Oleh Guru PAI di
SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut ....... ………….. 53
BAB III PEMBAHASAN
A. Peran Kompetensi Sosial Guru PAI di SDN Bunmas Desa
Pengembur Kecamatan Pujut ......................................................... 60
B. Nilai Sosial Yang Ditanamkan di SDN Bunmas Desa Pengembur
Kecamatan Pujut ............................................................................ 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 70
B. Saran ............................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data keadaan Guru SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut.37
Tabel 2. Data Siswa SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut.38
Tabel 3. Data Sarana dan Prasarana SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan
Pujut.39
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar4. Struktur Organisasi SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan
Pujut.41
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman wawancara guru PAI, kepala sekolah, para guru dan
para siswa SDN Bunmas DesaPengembur Kecamatan Pujut
Lampiran 2 Transkip wawancara guru PAI
Lampiran 3 Transkip wawancara kepala sekolah dan para guru
Lampiran4 Transkip wawancara para siswa
Lampiran5 Foto-foto dokumentasi
xvi
KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DALAM MENANAMKAN NILAI SOSIAL DI SDN BUNMAS DESA PENGEMBUR
KECAMATAN PUJUT TAHUN 2017/2018
Oleh :
Diana Zaeniyah
NIM: 151.141.224
ABSTRAK
Penelitian ini mengungkapkan bagaimana Kompetensi Sosial Guru PAI Dalam Menanamkan Nilai Sosial Di SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut Tahun 2017/2018. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kompetensi sosial guru PAI dalam menanamkan nilai sosial di SDN Bunmas.
Penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitataif, karena obyek kajiannya adalah peran kompetensi sosial guru. Data diperoleh melalui observasi non partisipan, wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi. Triangulasi teknik, sumber dan waktu digunakan untuk memperoleh data dari dari sumber yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model miles dan huberman.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa peran kompetensi sosial guru PAI dalam menanamkan nilai sosial di SDNBunmas dikatakan sudah sangat baik, karena guru PAI membangun komunikasi dan berintraksi dengan kepala sekolah, para guru, siswa dan masyarakat sekitar lingkungan sekolah dengan sangat baik. Guru PAI juga menanamkan nilai sosial di lingkungan SDN Bunmas, nilai-nilai yang ditanamkan seperti kasih sayang antar sesama seperti tolong menolong, tanggung jawab contohnya seperti kedisiplinan dan keserasian hidup seperti toleransi.
Kata kunci: Kompetensi Sosial, Guru PAI ,Nilai Sosial
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peran pendidikan sangat penting dalam membangun generasi
mendatang karena pendidikan adalah investasi sumber daya manusia yang
sampai kapanpun mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan hidup
manusia. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa
agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan
dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
memungkinkannya untuk berfungsi secara dekat dalam kehidupan
masyarakat.2 Oleh karena itu pendidikan dituntut untuk memberikan
perubahan kepada manusia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya, ketangguhan dalam iman,memiliki akhlak mulia,bertakwa,
bermoral serta berjiwa sosial.
Sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang
dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 (Sisdiknas, Pasal 3), bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa serta mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar , (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009), hlm.
79.
1
2
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3 Tujuan pendidikan
tersebut sejatinya berusaha membentuk pribadi baik jasmani maupun rohani
setiap manusia.
Dalam salah tujuan pendidikan tersebut seperti beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa memiliki keterkaitan dengan nilai sosial jika
dilihat dari dua segi. Segi pertama yaitu keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT (aqidah) yang tujuannya untuk memperkokoh aqidah beragama
dan mencerahkan fitrah beragama peserta didik dan segi kedua yaitu etika
dan moral (akhlak) yang tujuannya untuk melatih peserta didik berprilaku
terpuji baik dalam hubungannya dengan sesama manusia maupun
hubungannya dengan Tuhan.
Dari sekian tugas guru tersebut peran kompetensi sosial sangat
penting dalam mengubah segala prilaku, menanamkan nilai dan menjaga
moral manusia. Abduhzen dalam E. Mulyasa, mengungkapkan bahwa: Al-
Ghazali menempatkan, profesi guru pada posisi tertinggi dan termulia dalam
berbagai tingkat pekerjaan masyarakat. Menurut al-Ghazali guru mengemban
dua misi sekaligus, yaitu:
Tugas keagamaan, ketika guru melakukan kebaikan dengan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada manusia sebagai makhluk termulia dimuka bumi ini. Sedangkan yang termulia dari tubuh manusia adalah hatinya. Guru bekerja menyempurnakan, membersihkan, menyucikan, dan membawakan hati itu mendekati Allah Azza Wajalla. Kedua tugas sosio politik (ke khalifahan), dimana guru membangun, memimpin, dan menjadi teladan yang baik, menegakkan keteraturan, kerukunan, dan menjamin keberlangsungan masyarakat, yang keduanya berujung pada pencapaian kebahagian di
3 Undang-Undang RI NO. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, ( Bandung: Citra
Umbara, 2009), hlm. 64.
3
akhirat.Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, disiplin.4 Guru adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak bisa
terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena
itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama
dalam kaitannya dengan pendidikan, yang tidak terbatas pada pembelajaran di
sekolah tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di
masyarakat.5 Manusia hidup di dunia ini sangat memerlukan bantuan manusia
lainnya maka dari itu dibutuhkan kemampuan dan keterampilan untuk
bersosialisasi terlebih dalam proses pembelajaran dan bergaul di lingkungan
sekolah contohnya guru harus dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien
terhadap peserta didik, sesama pendidik, orang tua atau wali peserta didik,
dan masyarakat.
Dalam pelaksanaan sebagai seorang pendidik yang professional guru
harus mengembangkan kompetensi sosialnya karena guru adalah sebagai
pemimpin pembelajaran, fasilitator, dan sekaligus pusat inisiatif
pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru seharusnya mampu menjadikan
dirinya sebagai agen perubahan sosial yaitu menjadi faktor pendorong
terhadap pemahaman toleransi dan tidak hanya sekedar mencerdaskan peserta
didik, tetapi mampu mengembangkan kepribadian yang utuh, berakhlak, dan
berkarakter .
4 E.Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya 2013), hlm . 173. 5 Ibid, hlm.173.
4
SDN Bunmas merupakan salah satu Sekolah Dasar Negeri yang ada di
kabupaten Lombok Tengah. Sekolah ini mempunyai satu orang guru PAI
yang bernama Zaenuddin S.Pdi dimana guru ini adalah seseorang yang
memiliki solidaritas yang tinggi dalam berteman. Dalam melakukan
kinerjanya sebagai seorang guru dia mampu menjalin hubungan kekeluargaan
baik itu dengan peserta didik, kepala sekolah, sesama pendidik, orang tua atau
wali murid dan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah tersebut.
Saat melakukan observasi awal peneliti melihat guru PAI SDN
Bunmas apabila berjumpa dengan para guru yang lain selalu beliau yang
memberi salam dan menyapa terlebih dahulu, dia tidak sungkan untuk
membantu kepala sekolah dan para guru jika mereka mempunyai masalah,
mengajak para guru berdiskusi dan memberi solusi kepada guru yang lain
bagaimana mengajar menghadapi murid yang nakal.
Tidak hanya dengan sesama guru tetapi dia juga mampu
berkomunikasi secara aktif dan efektif dengan peserta didik dengan cara
memberikan perhatian ekstra dan mengajarkan kasih sayang kepada peserta
didik baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Hal ini jelas terlihat ketika peneliti melakukan observasi awal . Ketika
itu beliau sedang mengajar di kelas 4 yang dimana di dalam kelas tersebut ada
dua orang siswa yang bernama Galang dan Panji yang harus diberi perhatian
ekstra karena selalu membuat masalah. Keduanya sering menjahili teman-
temannya yang lain, malas belajar, selalu bertengkar, dan tidak pernah
memperhatikan gurunya jika sedang diajar sehingga nilai mereka setiap kali
5
ulangan harian atau semester selalu turun. Oleh karena itu, guru Pendidikan
Agama Islam (PAI) SDN Bunmas memberikan perhatian ekstra kepada kedua
siswa ini khususnya dengan cara memberi tugas, menasehati, berkomunikasi
searah dengan mereka, menyuruh mereka berwudhu lalu mengaji pada jam
istirahat pertama dan menceritakan kisah- kisah teladan yang berkaitan
dengan masalah kedua orang murid ini supaya mereka berubah. Guru PAI
SDN Bunmas adalah sesosok guru yang lucu, murah senyum, membimbing
muridnya dengan kasih sayang dan tidak pernah berlaku kasar ataupun
memberi hukuman apabila para muridnya berlaku salah.6
Sesuai dengan permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan kajian ilmiah dengan judul ‘’Peran Kompetensi Sosial Guru
PAI Dalam Menanamkan Nilai Sosial di SDN Bunmas Desa Pengembur
Kecamatan Pujut Tahun 2017/2018’’
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas tersebut maka masalah yang
dapat dirumuskan yaitu:
1. Bagaimana kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di
SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut 2017/2018?
2. Apa saja bentuk- bentuk nilai sosial yang ditanamkan oleh Guru
Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN Bunmas Desa Pengembur
Kecamatan Pujut Tahun 2017/2018 ?
6 Observasi, 11 September 2017
6
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Peneliti
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang diharapkan
tercapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana kompetensi sosial guru Pendidikan
Agama Islam (PAI) di SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan
Pujut Tahun 2017/2018.
b. Untuk mengetahui apa saja bentuk- bentuk nilai sosial yang
ditanamkan oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN
Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut Tahun 2017/2018.
2. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun praktis.
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tuntunan dan
pengalaman, pengembangan ilmu, wawasan dan khazanah keilmuan
khususnya tentang kompetensi sosial yang harus dimiliki seorang guru
dalam menjalankan kewajibannya sebagai pendidik dalam
menanamkan nilai sosial sebagai bekal dalam berintraksi dengan
lingkungan dan masyarakat kepada peserta didiknya.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pelajaran penting
bagi calon guru untuk mempersiapkan diri sebelum terjun ke lapangan
7
agar lebih dini mengetahui permasalahan atau kesulitan apa saja yang
dirasakan sebagai suatu hambatan bagi guru dalam melaksanakan
kompetensi sosial.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada hal-hal
yang berhubungan dengan ruang lingkup yaitu kompetensi sosial guru
PAI dalam menanamkan nilai sosial di SDN Bunmas. Penelitian ini tidak
membahas tentang yang lainnya, sehingga fokus pada permasalahan
sehingga pembahasan yang disampaikan menjadi terstruktur dan tajam.
2. Setting Penelitian
Setting penelitian ini merupakan tempat atau lokasi proses
dilakukannya penelitian untuk mendapatkan data-data yang akan menjadi
obyek penelitian. Dalam hal ini yang menjadi obyek atau tempat
penelitian ini berlangsung adalah di lingkungan SDN Bunmas Desa
Pengembur Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah .
Peneliti memilih lokasi di sini karena di lokasi ini masih dibilang
daerah terpencil dan kebanyakan anak sangat sedikit yang mendapatkan
bimbingan bersosialisasi dari orang tuanya tentang moral dengan
masyarakat, dan juga masih minimnya perhatian orang tua terhadap
pemberian ilmu tentang nilai sosial kepada anaknya, sehingga peneliti
mencoba untuk melihat seberapa kompetensi sosial guru Pendidikan
Agama Islam (PAI) sebagai pembimbing dan pengajar dalam
8
memberikan pendidikan tentang nilai sosial kepada peserta didik sebagai
mahluk sosial.
E. Telaah Pustaka
Pada telaah pustaka ini, peneliti akan memaparkan penelitian-
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh peneliti.
Diantara penelitian yang berkaitan:
1. Nursaihan Utami dengan judul Skripsinya “Kompetensi Sosial Guru
Dalam Menciptakan Kegiatan Belajar Menyenangkan Kelas VIII di Mts
Darul Hikamah Darek Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014”.
Dengan fokus penelitiannya adalah upaya menciptakan kegiatan belajar
menyenangkan dengan kemampuan guru terhadap kompetensi sosial yang
dia miliki, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif, yaitu proses pengambilan data dengan teknik teknik triangulasi
(observasi, wawancara, dan dokumentasi). Dan dalam proses teknik
analisis datanya adalah teknik analisis data reduction, display, dan
conclisiondrawing/verification. Dari hasil penelitiannya ditemukan bahwa
implementasi kompetensi sosial guru dalam menciptakan kegiatan belajar
menyenangkan kelas VIII di MTs Darul Hikamah Darek sudah maksimal.
2. Penelitian yang dilakukan oleh M. Roni Sianturi dengan judul skripsinya
„‟Hubungan Kompetensi Sosial Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas X
di Madrasah Aliyah Hamzan Wadi NW Gelogor Kecamatan Kediri
Lombok Barat Tahun Ajaran 2014/2015‟‟. Dengan fokus penelitiannya
adalah bagaimana hubungan dari kompetensi sosial yang dimiliki seorang
9
guru dengan motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa, Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu proses
pengambilan data dengan teknik teknik triangulasi (observasi, wawancara,
dan dokumentasi). Dan dalam proses teknik analisis datanya adalah teknik
analisis data reduction, display, dan conclisiondrawing/verification, dari
hasil penelitiannya menemukan bahwa motivasi belajar atau proses
pembelajaran yang dilakukan akan semakin bergairah tergantung dengan
bagaimana cara seorang guru bersosialisai dengan kemampuannya
memiliki kompetensi sosial yang dilakukannya secara maksimal.
Berdasarkan kedua uraian telaah pustaka di atas terdapat persamaan
yang mendasar dalam penelitian ini yakni sama-sama mengangkat
permasalahan tentang kompetensi sosial guru. Namun terdapat perbedaan-
perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yakni:
1. Dari variabel kedua atau fokus penelitiannya tidak sama dimana
penelitian yang dilakukan Nursaihan Umami mengangkat masalah
bagaimana kompetensi sosial bisa membuat belajar menyenangkan.
Sedangkan penelitian yang dilakukan M.Roni Sianturi meneliti tentang
hubungan kompetensi sosial dengan motivasi belajar.
2. Dari lokasi atau tempat pengambilan dari data tidak sama atau berbeda
tempat.
10
F. Kerangka Teoritik
1. Peran
Peran dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah perangkat
tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di
masyarakat.7Peran merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat
dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organinsasi. Peran
juga dapat dikatakan sebagai „‟prilaku individu yang penting bagi struktur
sosial masyarakat‟‟.8Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan
diperbuat oleh seseorang sesuai dengan status sosial yang dimilikinya.
Peranan merupakan aspek dinamis dari status, karena peranan selalu
bergantung kepada status. Apabila seorang mnejalankan hak dan
kewajiban sesuai dengan kedudukannya, dikatakan ia telah menjalankan
suatu peran.9
Dalam buku lain dijelaskan bahwa peran adalah „‟pola tingkah
laku tertentu yang merupakan ciri-ciri khas semua petugas dari pekerjaan
atau jabatan tertentu seperti wali kelas‟‟.10 Dari beberapa pengertian di
atas peneliti dapat memahami bahwa peran adalah prilaku yang
diharapkan oleh pihak lain terhadap seseorang dalam melaksanakan hak
dan kewajiban sesuai dengan status yang dimiliknya.
7 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke Tiga ,
(Jakarta :Balai Pustaka, 2002), hlm. 854. 8 Mahmud, Sosiologi Pendidikan (Bandung: Cv Pustaka Setia, 2012), hlm 147. 9 Marsono, Sosiologi Sekolah Menengah Atas Kelas XI, (Jakarta: Rajawali Cilik, 2009),
hlm. 11. 10Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2012),
hlm. 33.
11
2. Kompetensi Guru PAI
Guru yang mempunyai kelayakan menyelenggarakan proses
pendidikan dan pembelajaran adalah mereka yang kompeten dengan
bidang dengan bidang yang sedang dipelajari bersama. Jika guru
kompeten atau mampu, dalam artian menguasai dan memahami setiap
aspek pembelajaran yang menjadi tugas dan kewajibannya, proses ang
diampunya pasti berjalan secara maksimal dan efektif. Tingkat kualifikasi
seorang guru dalam bidang atau mata pelajaran yang diampunya
merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelenggarakan proses
belajar. Jika tidak, proses belajar tentunya mengalami kegagalan sangat
fatal.11
Dengan mensyaratkan kualifikasi sebagai salah satu hal utama
dalam menjalankan profesi guru, setidaknya para guru benar-benar
memperhatikan kemampuan dan latar belakang pendidikannya sebelum
dan pada saat menjalani tugas dan kewajiban profesi tersebut. Seorang
guru yang memenuhi persyaratan tentunya seorang profesional unggul.
Dengan sikap dan pola profesional unggul tersebut, tugas dan kewajiban
tersebut profesi bukan sesuatu yang sulit untuk diselenggarakan.12 Untuk
bisa mencapai hal tersebut seorang guru PAI harus mempunyai empat
kompetensi, antara lain:
11 Mohammad Saroni, Personal Branding Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 163.
12 Ibid, hlm. 163.
12
a. Kompetensi Pedagogik
Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat
(3) butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi
pemhaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.13
b. Kompetensi Kepribadian
Kompeteansi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan
dengan prilaku pribadi guru yang kelak harus memiliki nilai-nilai
luhur sehingga terpancar dalam prilaku sehari-hari. Kompetensi
kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan
kperibadian yang mantap dan stabil, berakhlak mulia, dewasa, arif,
berwibawa, serta menjadi teladan bagi peserta didik.14
Fungsi kompetensi kepribadian guru adalah memberikan
bimbingan dan suri teladan, secara bersama-sama mengembangkan
kreativitas dan membangkitkan motif belajar serta dorongan untuk
maju kepada anak didik.15
c. Kompetensi profesional
Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan
materi pembelajaran secara mendalam yang mencakup penguasaan
13 E.Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,,, hlm . 75. 14 Lalu Mukhtar dan Hully, profesi Keguruan (Mataram: Alam Tara Institute, 2012),
hlm. 28. 15 Ibid, hlm.29.
13
materi, kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan
yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan
metodologi keilmuannya. Profesionalisme guru dalam proses belajar
mengajar juga merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki
oleh seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.16
d. Kompetensi sosial
Dalam standard nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat
3 mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial
adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga pendidikan, orang tua atau wali, dan
masyarakat sekitar. Hal tersebut diuraikan dalam RPP tentang guru,
bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian
dari masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi
untuk:
1) Berkomunikasi secara lisan, tulisan,dan isyarat.
2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fungsional.
3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik sesama pendidik,
tenaga kependidikan dan orang tua wali.
4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. 17
16 Ibid, hlm.35. 17 E.Mulyasa, Standard Kompetensi Dan Sertifikasi Guru,,,,hlm. 173.
14
Adapun kompetensi sosial sebagaimana diungkapkan oleh
Maimun adalah „‟kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama
pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar‟‟.18
Kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru adalah
menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan
lingkungan mereka (seperti orangtua, tetangga, dan sesama teman).19
Suherli Kusmana mendefinisikan kompetensi sosial dengan
kompetensi guru dalam berhubungan dengan pihak lain.Sedangkan
dalam Undang Undang Republik Indonesia (UURI) Nomor 14 Pasal
10 Tentang Guru dan Dosen dikatakan bahwa kompetensi sosial guru
adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dan efisien dengan siswa, sesama guru, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat.20
Pakar psikologi pendidikan Gadner mengatakan kompetensi
sosial itu sebagai social intellegence atau kecerdasan sosial.Yang
merupakan salah satu dari sembilan kecerdasan (logika, bahasa,
musik, raga, uang, pribadi, alam skuler).
Dalam skripsi ini peneliti hanya akan membahas atau
menyoroti salah satu jenis kompetensi saja yakni kompetensi sosial
18 Maimun, Menjadi Guru Yang Dirindukan: Pelita Yang Menerangi Jalan Hidup Siswa
(Yogyakarta: Kurnia Salam Semesta, 2011) , hlm. 39. 19 Hamzah, Profesi Kependidikan:Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), hlm. 19. 20 UURI No. 14 Th.2005 tentang UU Guru Dan Dosen Pasal 10.
15
sebagai salah satu kompetensi yang terlihat pada diri guru PAI di
SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut sebagai patokan
guru PAI dalam melakukan penaman nilai sosial . peneliti sama sekali
tidak bermaksud untuk mengesampingkan pentingnya ketiga
kompetensi lainnya ini hanya bermaksud mengungkapkan dan
menonjolkan satu jenis kompetensi saja secara khusus, dan berusaha
meninjau lebih dalam secara konprehensif, berikut uraian tentang
kompetensi sosial:
3. Konsep Tentang Komptensi Sosial
a. Pengertian Kompetensi Sosial
Menurut Peraturan Menteri No. 16 Tahun 2007 Tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Kompetensi
Sosial ini memiliki sub kompetensi dengan indikator esensial sebagai
berikut:
1) Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman
sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan
pembelajaran.
2) Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman
sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena
perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga,
dan status sosial-ekonomi.
3) Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah
lainnya secara santun, empatik dan efektif.
16
4) Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat
secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran
dan kemajuan peserta didik.
5) Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam
program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar
peserta didik.
6) Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka
meningkatkan efektivitas sebagai pendidik.
7) Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah
yang bersangkutan.
8) Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan
komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran.
9) Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada
komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan maupun bentuk
lain.21
b. Bentuk-bentuk Kompetensi Sosial
1) Berkomunikasi secara santun
Menurut Eggen dan Kauchack sebagaimana dikutip
kembali oleh Zuna Muhamad dan Saleh Amat dan dikutip kembali
oleh Suparlan mengatakan, bahwa:
21Ranja Dewi Intani, Dkk, “Pembinaan Kompetensi Sosial Guru Pkn Pasca Sertifikasi Di
Kota Semarang”Unnes Civic Education Journal Vol.1. Nomor 1, September 2017.
17
Kemahiran berkomunikasi meliputi tiga hal yaitu: (a).Model Guru, sebagai orang yang tingkah lakunya mempengaruhi sikap dan perilaku siswa. (b).Kepribadian dan empati guru, empati berarti guru harus memahami orang lain dari persfektif yang bersangkutan dan guru dapat merasa apa yang dirasa oleh siswa. (c).Harapan.22
Dalam ketiga hal yang membuat kemahiran
berkomunikasi ini membuat kita tahu bahwa guru itu bisa
berkomunikasi secara santun,. Sikap komunikasi guru baik atau
buruk bisa berakibat kepada siswa dan orang lain karena setiap
tingkah laku guru sehari-sehari yang dilihat pasti akan ditiru.
2) Bergaul secara efektif
Menurut Musaheri, bergaul secara efektif mencakup
mengembangkan hubungan secara efektif dengan siswa yang
memiliki ciri mengembangkan hubungan dengan prinsip saling
menghormati, mengembangkan hubungan berasakan asah,
asih,dan asuh.23
Jika sebelumnya dikatakan bahwa kompetensi sosial guru
merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, maka setidaknya ada tujuh kompetensi sosial yang harus
dimilki oleh guru agar dapat berkomunikasi dan bergaul secara
efektif, baik di sekolah maupun di masyarakat, sebagai berikut :
22 Suparlan, Menjadi Guru Efektif, (Yogyakarta: Hikayat Publising, 2005), hlm. 129-130. 23 Musaheri, Ke PGRI-an, (Jogjakarta: DIVA press,2009), hlm. 203.
18
a) Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun
agama.
b) Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi.
c) Memiliki pengetahuan tentang inti demokrasi.
d) Memiliki pengetahuan tentang estetika.
e) Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial.
f) Memilki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan
pekerjaan.
g) Setia terhadap harkat dan martabat manusia.24
3) Memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia.
Dalam interaksi dengan siswa maka guru harus memiliki
pengetahuan antar manusia itu sendiri. Hal inilah yang terkadang
disebut sebagai interaksi sosial.dimana interaksi sosial merupakan
suatu hubungan antar dua individu atau lebih dimana kelakuan
individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki
kelakuan individu yang lain.25
4) Menguasai psikologi sosial.
Dalam proses pembelajaran berkaitan erat dengan
psikologi sosial dimana psikologi sosial merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia.26
24 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Stratifikasi Guru,..., hlm. 176. 25 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), hlm. 44. 26 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990), hlm. 23.
19
5) Memiliki keterampilan bekerjasama dalam kelompok.
Berkaitan dengan proses belajar mengajar, guru juga
dituntut untuk memiliki keterampilan bekerja sama dalam
kelompok sehingga guru dapat mengembangkan keterampilannya
dalam mengajar.
c. Fungsi dan Manfaat Kompetensi Sosial.
Suparlan menyatakan setidaknya ada tiga fungsi kompetensi
sosial yaitu, : (1) Motivator bagi siswa, (2) Sebagai orang yang
mengajarkan tentang makna pengabdian diri, dan ( 3) Sebagai seorang
yang mengajarkan arti keikhlasan yang sebenarnya.27
Dalam kegiatan pembalajaran interaksi dan komunikasi
berperan penting guna kelancaran kegiatan pembelajaran tersebut.
Oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial
karena guru merupakan teladan bagi siswa-siswanya, sebab selain
kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, siswa juga perlu
diperkenalkan dengan kecerdasan sosial (socialintelligence). Hal
tersebut bertujuan agar siswa memilikin hati nurani, rasa peduli,
empati, dan simpati kepada sesama.
d. Upaya Meningkatkan Kompetensi Sosial Guru.
Sebagai seorang guru perlu memperhatiakan hubungan sosial
dengan siswa, karena hubungan keduanya berlangsung didalam dan
diluar kelas. Dimana hal itu berpengaruh langsung terhadap tujuan
27 Suparlan, Guru Sebagai Profesi, (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2006), hlm. 17.
20
pembelajaran, sealain itu hubungan sosial guru dengan siswa akan
mendukung suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Terkait dengan hubungan sosial guru dengan siswa maka guru
dirasa perlu melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan kompetensi
sosialnya diantaranya melalui upaya-upaya sebagai berikut:
1) Mengembangkan kecerdasan sosial. Mengembangkan kecerdasan
sosial merupakan keharusan bagi guru, hal tersebut bertujuan agar
hubungan guru dengan siswa berjalan dengan baik.
2) Mengikuti pelatihan-pelatihan berkaitan dengan kompetensi sosial
guru. Dalam kaitannya dengan mengembangkan kompetensi
sosial guru juga dituntut untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang
berkaitan dengan kompetensi sosial guru dengan harapan dengan
kompetensi sosial yang dimiliki oleh guru dapat memperlancar
proses pembelajaran serta dapat menghilangkan kejenuhan siswa
dalam belajar.
4. Konsep Guru PAI
a. Pengertian Guru PAI
Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah orang dewasa
yang bertanggung jawab untuk memberi pertolongan pada peserta
didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai
tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat
kedewasaannya, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai
21
hamba Allah SWT, serta mampu melaksanakan tugas sebagai
makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri28
Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang profesional adalah
orang yang menguasai ilmu pengetahuan (agama Islam) sekaligus
mampu melakukan transfer ilmu/pengetahuan (agama Islam),
internalisasi, serta amaliah (implementasi), mampu menyiapkan
peserta didik agar dapat tumbuh dan berkembang kecerdasan dan
daya kreasinya untuk kemashlahatan diri dan masyarakatnya. Mampu
menjadi model atau sentral identifikasi diri dan konsultan bagi peserta
didik, memiliki kepekaan informasi, intelektual dan moral-spiritual
serta mampu mengembangkan bakat, minat dan kemampuan peserta
didik, dan mampu menyiapkan peserta didik untuk bertanggung jawab
dalam membangun peradaban yang diridhai oleh Allah SWT.29
Dari beberapa pengertian di atas dapat didimpulkan bahwa
guru Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah orang yang menguasai
ilmu pengetahuan (agama Islam) yang bertanggung jawab untuk
memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan
jasmani dan rohaninya sekaligus mampu melakukan transfer
ilmu/pengetahuan (agama Islam), internalisasi, serta amaliah
(implementasi), mampu menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh
28 Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm.
87. 29 Rizki Amalia, „‟ Peran Guru Pai Dalam Pembinaan Perilaku Sosial Anak Tunagrahita
Di Sdn Kuripan Kidul 02 Pekalongan‟‟, dalam http// www. nafiatulkhasanah.blogspot.com/rizki,
diakses tanggal 14 Januari 2019, pukul 21.00.
22
dan berkembang kecerdasan dan daya kreasinya untuk kemashlahatan
diri dan masyarakatnya dan mampu menyiapkan peserta didik untuk
bertanggung jawab dalam membangun peradaban yang diridhai oleh
Allah SWT.
5. Konsep Nilai Sosial
a. Pengertian Nilai Sosial
George Spindler menyebutkan bahwa nilai sosial atau Core
Values Of A Culture adalah pola-pola, sikap, dan tindakan yang
menjadi acuan bagi individu dan masyarakat. Adapun Charles F.
Adrin mengartikan nilai sosial sebagai konsep-konsep yang sangat
umum mengenai sesuatu yang ingin dicapai serta memberikan arah
tindakan-tindakan mana yang harus diambil. Dan Koentjaraningrat
mendifinisikan nilai sosial sebagai konsepsi yang hidup di dalam alam
pikiran (abstrak) sebagian besar anggota masyarakat mengenai hal-hal
yang harus mereka anggap penting dalam hidup. 30
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai
sosial adalah konsep-konsep yang sangat umum yang hidup dalam
alam pikiran masyarakat yang menjadi acuan bersikap dan bertindak
para anggotanya.
b. Bentuk-Bentuk Nilai Sosial
Nilai sosial terdiri dari beberapa sub nilai , yaitu: 1) loves (
kasih sayang) yang terdiri atas pengabdian, tolong-menolong,
30 Marsono. Sosiologi Untuk SMA Kelas X, ( Jakarta: Rajawali Cilik, 2010 ). hlm. 21.
23
kekeluargaan, kesetiaan, dan kepedulian; 2) responsibility (tanggung
jawab) yang terdiri atas nilai rasa memiliki, disiplin, dan empati; 3)
life harmony (keserasian hidup) yang terdiri atas nilai keadilan,
toleransi, kerjasama, dan demokrasi.31 Berikut uraiannya:
1) Loves (kasih sayang) yang terdiri atas:
a) Pengabdian
Memilih diantara dua alternative yaitu merefleksikan
sifat-sifat Tuhan yang mengarah menjadi pengabdi pihak-
pihak lain (Ar-rahman dan Ar-rahim) atau pengabdi diri
sendiri. Pengabdi dipihak lain, bukan berarti tidak ada
perhatian sama sekali terhadap diri sendiri. Tapi senantiasa
berusaha mencintai orang lain seperti mencintai diri sendiri. 32
b) Tolong Menolong
Tolong menolong merupakan perbuatan saling
membantu. Allah Ta'ala memerintahkan seluruh manusia agar
tolong menolong dalam mengerjakan kebaikan dan takwa
yakni sebagian kita menolong sebagian yang lainnya dalam
mengerjakan kebaikan dan takwa, dan saling member
semangat terhadap apa yang Allah perintahkan serta beramal
dengannya. Sebaliknya, Allah melarang kita tolong menolong
dalam perbuatan dosa dan pelanggaran.
31 Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat, ( Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012), hlm.
13. 32 Muhamad Basri, „‟Kompetensi Sosial Guru PKN Dalam Menanamkan Nilai-Nilai
Sosial Pada Siswa Jurusan Ips di Madrasah Aliyah Al-Raisiyah Sekarbela Mataram, (Skripsi, FITK IAIN Mataram, Mataram,2016), hlm. 26.
24
c) Kekeluargaan
Kekeluargaan merupakan interaksi antar manusia yang
membentuk rasa saling memiliki dan terhubung satu sama
lain. kekeluargaan sangat dibutuhkan oleh setiap indvidu
dengan adanya kekeluargaan kita akan merasakan kedamaian
dan kebahagiaan.
d) Kesetiaan
Kesetian adalah sebuah kata yang harus dilakukan
dengan perbuatan, seperti kesetian kita menjalankan perintah
Allah dan menjauhi larangannya.
e) Kepedulian
Kepedulian sosial dalam Islam terdapat dalam bidang
akidah dan keimanan, tertuang jelas dalam syari‟ah serta jadi
tolok ukur dalam akhlak seorang mukmin
2) Responsibility (tanggung jawab)
a) Nilai Rasa Memiliki
Pendidikan nilai membuat anak tumbuh menjadi pribadi
yang tahu sopan santun, memiliki cita rasa, dan mampu
menghargai diri sendiri dan orang lain, bersikap hormat
terhadap keluhuran martabat manusia, memiliki cita rasa
moral dan rohani.
25
b) Disiplin
Disiplin di sini dimaksudkan cara kita mengajarkan
kepada anak tentang perilaku moral yang dapat diterima
kelompok. Tujuan utamanya adalah memberitahu dan
menanamkan pengertian dalam diri anak tentang perilaku
mana yang baik dan mana yang buruk.33
c) Empati
Empati adalah kemampuan kita dalam mendengarkan
perasaan orang lain tanpa harus larut. Empati adalah
kemampuan kita dalam merespon keinginan orang lain yang
tak terucap.
3) Life Harmony (keserasian hidup)
a) Nilai Keadilan
Keadilan adalah membagi sama banyak, atau
memberikan hak yang sama kepada orang-orang atau
kelompok dengan status yang sama. Keadilan dapat diartikan
memberikan hak seimbang dengan kewajiban, atau memberi
seseorang sesuai dengan kebutuhannya.
b) Toleransi
Toleransi artinya menahan diri, bersikap sabar,
membiarkan orang berpendapat lain, dan bergati lapang
terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda.
33 Ibid, hlm. 29.
26
c) Demokrasi
Demokrasi adalah komunitas warga yang meghirup
udara kebebasan dan bersifat egaliteran, sebuah masyarakat
dimana setiap indivdu amat dihargai dan diakui oleh suatu
masyarakat yag tidak terbatas oleh perbedaan-perbedaan
keturunan, kekayaan, atau bahkan kekuasaan yang tinggi.
Salah satu ciri penting demokrasi sejati adalah adanya jaminan
terhadap hak memilih dan kebebasan menentukan pilihan.34
4) Kerjasama
Kerjasama adalah melakukan segala sesuatu dengan cara
musyawarah tidak mengandalkan kemampuan masing masing.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian
deskriptif kualitatif dimana penelitian metode kualitatif merupakan
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, pengambilan sample sumber data dilakukan secara purposive dan
snowbaal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis
34 Ibid, hlm. 31.
27
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi.35
Bogdan dan Tylor oleh Lexy J. Moleong menyatakan
„‟metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data diskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
prilaku yang dapat diamati‟‟.36 Pendekatan kualitatif diarahkan pada latar
individu tersebut secara holistik tidak boleh mengisolasikan individu atau
organisasi ke dalam variable tetapi perlu memandangnya sebagai dari
suatu keutuhan.37
Alasan peneliti menggunakan metode kualitatif ini karena data
yang dicari berupa Kompetensi Sosial Guru PAI Dalam Menanamkan
Nilai Sosial di SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrument
sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaannya di lokasi
penelitian mutlak diperlukan.38 Peneliti sebagai orang yang melakukan
observasi mengamati dengan cermat terhadap obyek penelitian. Untuk
memperoleh data tentang penelitian ini, maka peneliti terjun langsung di
lapangan dan melibatkan diri dalam kehidupan subyek dalam waktu
35 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&
D, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 15. 36 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2011), hlm. 6. 37 Ibid, hlm. 3. 38Pedoman Penulisan Skripsi IAIN Mataram, (Mataram : IAIN Mataram, 2017), hlm.38.
28
penelitian yang sudah ditetapkan peneliti untuk memperoleh data sesuai
dengan ciri penelitian kualitatif.
Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,
melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.39
Untuk itu kehadiran peneliti di lapangan bertujuan untuk mencari
dan mendapatkan data yang akurat, valid, lengkap dan dapat
dipertanggungjawabkan dengan terfokus pada permasalahan yang
diangkat pada penelitian. Berkenaan dengan hal itu, adapun hal-hal yang
akan dilakukan peneliti di lapangan seperti:
a. Melakukan observasi secara mendetail tentang objek penelitian.
b. Memiliki izin dari pihak yang berwenang dan orang-orang yang
berpegaruh yang dijadikan objek penelitian, berupa izin penelitian
dengan membuat proposal.
c. Melakukan wawancara secara langsung ke lokasi penelitian baik itu
kepada guru dan peserta didik terkait „„Kompetensi Sosial Guru PAI
Dalam Menanamkan Nilai Sosial di SDN Bunmas Desa Pengembur
Kecamatan Pujut Tahun 2017/2018.
d. Mendokumentasi dan pencatatan data terkait dengan sarana dan
prasarana, keadaan guru, keadaan siswa serta keadaan lingkungan
sekolah berkaitan dengan penelitian.
39 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&
D,… hlm. 306.
29
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di SDN Bunmas desa Pengembur
kecamatan Pujut kabupaten Lombok tengah.
4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah subjek penelitian
atau informan, atau subjek dari mana data diperoleh.40 Dari uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber data merupakan orang atau
informan serta dokumentasi yang dapat dijadikan sebagai tempat
mendapat informasi atau data yang diperlukan dalam penelitian. Sesuai
metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini antara lain
metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi, maka
dibutuhkan informan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
Maka yang akan menjadi sumber data untuk kelengkapan dalam
penelitian ini adalah :
a. Guru bidang studi pendidikan agama islam (PAI)
Guru bidang studi memiliki peran yang sangat penting dalam
mempengaruhi prilaku siswa terkait wewenang dan tugas yang
diberikan oleh kepala sekolah sebagai tenaga pendidik.
b. Kepala sekolah sebagai pemberi kebijakan atas wewenang yang
diberikan kepada guru bidang studi untuk mengemban tugas sebagai
seorang guru dalam proses intraksi pada lingkungan sekolah.
40 Pedoman Penulisan Sekripsi IAIN Mataram, 2011, hlm. 45.
30
c. Guru-guru lainnya.
Guru-guru lainnya merupakan sumber informasi lainnya dalam
rangka memperoleh data yang dibutuhkan.
d. Para siswa di SDN Bunmas tahun ajaran 2018.
e. Masyarakat sekitar SDN Bunmas
Dipilihnya sumber data di atas karena peneliti menganggap
bahwa dari sumber data yang disebutkan sudah mewakili untuk
mampu memberikan sumber informasi yang dibutuhkan oleh peneliti
untuk melakukan penelitian ini.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa teknik atau metode
yang dapat digunakan untuk mencari, memperoleh, dan mengumpulkan
data sesuai dengan apa yang diteliti. Untuk mengumpulkan data yang
diperoleh dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa
teknik, antara lain:
a. Observasi
Menurut Margono yang dikutip oleh Nurul Zuriah menyatakan
observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.41
Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan
dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan
secara sistematis.42
41Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial Dan Pendidikan: Teori-Aplikasi, (Jakarta:
PT.Bumi Aksara, 2009), hlm. 173.
31
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, obsevasi
dapat dibedakan menjadi participant observation ( observasi berperan
serta) dan non participant observation ( observasi nonpartisipan).43
1) Participant observation ( observasi berperan serta)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan
sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan
sebagai sumber data penelitian.
2) Non Participant observation (observasi nonpartisipan)
Dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan
hanya sebagai pengamat independen.Adapun jenis observasi yang
dilakukan oleh peneliti adalah observasi non partisipan yakni
peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.
Pelaksanaan observasi ini adalah dimana obsever (pengamat)
tidak ikut serta ambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang
diobservasi. Artinya observer (pengamat) di sini murni hanya
sebagai pengamat dalam penelitian ini bukan sebagai pengajar
dilapangan atau lokasi penelitian tersebut.
Metode observasi ini digunakan peneliti untuk
mendapatkan data tentang peran kompetensi soaial guru PAI dan
juga tingkah laku siswa terhadap pengajaran nilai sosial dan
agama yang diajarkan oleh guru Pendidikan Agama Islam.
42 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
hlm. 45. 43Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2014), hlm. 145.
32
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.44
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak
terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tahap tatap muka (face to
face) maupun dengan menggunakan telpon.45
1) Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang diproleh.
Dalam melakukan wawancara ini pengumpul data telah
menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan
tertulis alternatif jawabannya pun telah disiapkan.
2) Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak struktur adalah wawancara yang bebas di
mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
44 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,…. hlm. 186 . 45 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,...hlm. 138-140.
33
Berdasarkan uraian di atas metode wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara tidak
struktur dimana peneliti mengadakan wawancara dengan
membawa pedoman yang berisi pokok atau garis besar hal-hal
yang akan dipertanyakan secara bebas namun tidak menyimpang
dari permasalahan yang sebenarnya.
Metode wawancara ini dipergunakan sebagai metode utama
untuk menggali informasi dari semua sampel tentang kompetensi
sosial yang dimiliki guru pendidikan agama islam di SDN Bunmas
Desa Pengembur Kecamatan Pujut dalam menanamkan nilai
sosial.
c. Dokumentasi
Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai
sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data
dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk
meramalkan.46
Dalam hal ini metode dokumentasi digunakan peneliti untuk
mengetahui sejarah berdirinya SDN Bunmas data keadaan guru,
keadaan siswa, sarana dan prasarana dan sebagainya.
Ketiga teknik di atas (triangulasi) dalam penelitian digunakan
untuk menutupi kelemahan masing masing pendekatan sehingga
46 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,….hlm. 217 .
34
dalam pelaksanaanya data dikumpulkan dan dianalisis secara
menyeluruh.
6. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,
menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.47
Dalam penelitian kualitatif analis data biasanya dilakukan sewaktu
peneliti berada di lapangan. Bersama dengan proses pengumpulan data
dan juga setelah menggunakan lapangan, setelah data dikumpulkan
dengan metode di atas, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa
data yang sudah didapatkan. Analisa data merupakan upaya untuk
mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara,
dan dokumentasi untuk menjaga pemahaman peneliti tentang masalah
yang diteliti dan menjadikan sebagai temuan yang terbaru.
Miles and Huberman dalam sugiyono mengemukakan bahwa
„‟aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
47 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&
D…, hlm.335.
35
jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display,
dan conclusion drawing/verification‟‟.48
a. Data reduction
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari pola dan temanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya jika
diperlukan.49
b. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data biasa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Sugiyono menyatakan „‟yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif‟‟.
c. Conclusion Drawing (verifikasi)
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles
and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
48 Ibid., hlm. 337. 49 Ibid., hlm.338.
36
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-
bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.50
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak
awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan
bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif
masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian
berada di lapangan.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Tujuan keabsahan data ini untuk membuktikan apa yang sudah
diamati peneliti apakah sudah sesuai dengan kenyataan atau tidak. Oleh
karena itu, peneliti berusaha membuktikan data-data yang sudah
ditemukan dengan pengecekan data. Dengan demikian diperlukannya
teknik-teknik pemeriksaan terhadap data yang diperoleh.
Dalam penelitian ini teknik pemeriksaan yang digunakan peneliti
adalah dengan teknik ketekunan pengamatan, triangulasi dan
menggunakan bahan referensi.
50 Ibid., hlm.341-345.
37
a. Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan personal atau
isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal
tersebut secara rinci.
Dalam hal ini adalah bagaimana peneliti mengamati hal-hal
yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Sehingga permasalahan
yang ingin diteliti dapat ditemukan solusinya.
1) Observasi yang mendalam
Pengamatan yang mendalam sangat dibutuhkan dalam
penelitian kualitataif. Hal ini bertujuan untuk menghindari data
yang diperoleh tidak benar dari responden, sebab kemungkinan
bisa saja responden menutupi fakta yang sebenarnya bersifat
internal akan tetapi itu menjadi tujuan dari penelitian serta dapat
mendukung keobjektifannya.
2) Kecakupan Referensi
Penggunaan berupa alat-alat pendukung dalam pengambilan
data misalnya tape recorder, video, foto.
3) Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain.51
51Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,…hlm.330.
38
a) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh
melalui beberapa sumber.52 Dalam hal ini hasil wawancara
yang sudah di dapatkan akan disesuaikan dengan hasil
observasi dan dokumentasi.
b) Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda.53 Dalam penelitian ini
peneliti melakukan observasi terlebih dahulu kemudian
mewawancarai para guru dan para murid yang terlibat.
c) Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data.
Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari
pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah,
akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih
kredibel.54 Peneliti akan mewawancarai guru dengan waktu
yang berbeda-beda.
52 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&
D…, hlm.373. 53 Ibid, hlm.373. 54 Ibid, hlm.374.
39
H. Sistematika Pembahasan
Pada BAB I merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah, tujuan dan manfaat penelitian, Ruang
Lingkup dan Setting Penelitian, telaah pustaka, Kerangka Teori, Metode
penelitian, dan Sistematika Pembahasan.
BAB II yaitu bab Paparan data dan temuan yang membahas tentang
SDN Bunmas , Gambaran singkat tentang kompeten sosial Guru PAI SDN
Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut dan pembahasan singkat tentang
bentuk-bentuk nilai sosial yang ditanamkan oleh Guru PAI di SDN Bunmas
Desa Pengembur Kecamatan Pujut.
BAB III Pembahasan, Hasil Analisis kompeten sosial Guru PAI SDN
Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut dan pembahasan singkat tentang
bentuk-bentuk nilai sosial yang ditanamkan oleh Guru PAI di SDN Bunmas
Desa Pengembur Kecamatan Pujut.
BAB IV penutup terdiri dari kesimpulan dan saran-saran serta di
akhiri oleh daftar pustaka.
40
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Profil Sekolah SDN Bunmas Desa Pengembur
Kecamatan Pujut
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang gambaran umum
lokasi penelitian, pada bagian ini penulis membahas tentang hal-hal yang
berkaitan dengan keberadaan lokasi penelitian tersebut. Hal-hal yang
dimaksud antara lain sebagai berikut:
1. Sejarah Berdirinya Sekolah SDN Bunmas Desa Pengembur
Kecamatan Pujut
Sekolah SDN Bunmas terletak di dusun Bunmas desa Pengembur
kecamatan Pujut kabupaten Lombok Tengah. Awal berdiri pada tanggal 1
januari 1976 oleh pemerintah yang pembangunannya dibantu oleh semua
warga masyarakat di dusun Bunmas. Sekolah ini berdiri di atas tanah
milik pemerintah daerah dengan luas tanah 1064 m2. 55
2. Letak Geografis SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut
Secara geografis SDN Bunmas terletak di jalan raya Sengkol -
Pengembur kecamatan Pujut kabupaten Lombok Tengah. Adapun batasan
wilayah yang dimiliki oleh SDN Bunmas desa Pengembur Kecamatan
Pujut yakni :
a. Sebelah utara : Jalan raya sengkol-pengembur
b. Sebelah selatan : Perbukitan dan kebun warga
55 Profil SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut, Dokumentasi, Di Kutip 20
September 2018.
40
41
c. Sebelah timur : Perumahan warga dusun bunmas
d. Sebelah barat : Perkebunan warga56
3. Visi dan Misi
Menjadikan SDN Bunmas sebagai SDN berprestasi melalui misi:
tertib masuk, tertib belajar, tertib mengajar ,tertib administrasi. Demi
terwudnya imtaq yang ber iptek, cerdas terampil, berbudi pekerti luhur.
4. Keadaan Guru dan Pegawai
Guru merupakan orang yang bertanggung jawab dalam proses
belajar mengajar dan pegawai merupakan orang yang bertugas dan
bertanggung jawab melaksanakan bidang administrasi, kepegawaian dan
keuangan sekolah yang dibantu oleh staf dan jajarannya yang mempunyai
fungsi khusus sehingga semua urusan keadminstrasian dapat dilaksanakan
secara optimal. Adapun data-data guru SDN Bunmas dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel. 1 Daftar Tenaga Guru dan Pegawai di SDN Bunmas Desa Pengembur
Kecamatan Pujut Tahun 201857
No Nama Guru Jabatan Jenjang Pendidikan Status
1 Puri S.Pd Kepala sekolah
SI PNS
2 H.Sumindar S.Pd Guru umum SI PNS 3 Muzakkir M.Pd Guru umum S2 PNS 4 H.L. Khairil Anwar S.Pd Guru pjok S1 PNS 5 Giniatun S.Pd Guru umum SI PNS 6 Zaenuddin S.Pdi Guru PAI SI PNS 7 Bq. Rahma yuningsih
S.Pd Guru umum SI GTT
56 Profil SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut, Dokumentasi, Di Kutip 20
September 2018. 57Profil SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut, Dokumentasi, Di Kutip 20
September 2018.
42
No Nama Guru Jabatan Jenjang Pendidikan Status
8 Bq. Sri Maharani S.Pd Guru umum SI GTT 9 Mustianah S.Pd Guru umum SI GTT 10 Bq. Silva Jayanti S.Pd Guru umum SI GTT 11 L. Zaenal Ansyari
S.Pd Tata Usaha SI GTT
12 Lalu Juliarta S.Pd Guru pjok SI GTT 13 Bq. Ratna Dewi S.Pd G Guru umum SI GTT
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa jumlah tenaga guru dan
staf yang ada di SDN Bunmas pada tahun 2018 sebanyak 13 orang guru,
ditambah dengan 1 penjaga sekolah, dengan rincian 6 guru laki-laki dan 6
guru perempuan.
5. Keadaan Siswa
Peserta didik merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu
pendidikan yang akan menjadi tolak ukur keberhasilan dari proses belajar
mengajar. Pada tahun 2018 siswa di SDN bunmas berjumlah :
Tabel. 2 Keadaan Siswa di SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut
Tahun 201858
Kelas
Jumlah siswa Jumlah Laki-laki Perempuan
I 8 11 19 II 8 6 14 III 5 4 9 IV 4 8 12 V 4 9 13 VI 8 10 18
Jumlah 37 48 85
58 Profil SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut, Dokumentasi, Di Kutip 20
September 2018.
43
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang ada di
SDN Bunmas pada tahun 2018 yaitu sebanyak 85 siswa yang terdiri dari
37 anak laki-laki dan 48 anak perempuan, dengan rincian siswa kelas I
sebanyak 19, kelas II sebanyak 15, kelas III sebanyak 9, kelas IV
sebanyak 12 siswa, kelas V sebanyak 13 siswa, dan kelas VI sebanyak 18
siswa.
6. Sarana dan Prasarana
Untuk menunjang proses belajar mengajar dan tercapainya sistem
pendidikan secara optimal dan sesuai, maka tidak bisa terlepas terhadap
sarana dan prasarana. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
SDN Bunmas adalah sebagai berikut:
Tabel. 3 Sarana dan Prasarana di SDN Bunmas Desa Pengembur
Tahun201859
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan 1 Ruang Kepala sekolah 1 Lokal Baik 2 Ruang Guru 1 Lokal Baik 3 Ruang Tata Usaha 1 Lokal Baik 4 Ruang Belajar 6 Lokal Baik 5 Ruang Perpustakaan 1 Lokal Baik 6 Ruang Musolla 1 Lokal Baik 7 WC Siswa 2 lokal Baik 8 WC Siswa 2 Lokal Baik 9 Ruang Koperasi 1 Lokal Baik
Dari keadaan sarana dan prasarana di atas, dapat dilihat bahwa
jumlah ruangan dan bangunan sudah cukup memadai, terdiri dari ruang
kepala sekolah sebanyak 1 ruangan, ruang guru 1 ruangan, ruang tata
59 Profil SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut, Dokumentasi, Di Kutip 20
September 2018.
44
usaha 1,ruang belajar 6 ruangan,ruang perpustakaan 1, ruang musolla,WC
siswa 2 ruangan,WC guru 2 ruangan,ruang koperasi 1 ruangan.
7. Struktur Organisasi
Dalam sebuah lembaga baik swasta maupun negeri, tentu memiliki
struktur organisasi untuk menunjang proses terlaksananya segala bentuk
pekerjaan dengan baik sehingga setiap tugas tidak tumpang tindih. Untuk
lebih jelasnya struktur osganisasi di SDN Bunmas desa Pengembur dapat
dilihat pada struktur di bawah ini:
Gambar .1 Struktur Organisasi SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut
Tahun 201860
60 Profil SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut, Dokumentasi, Di Kutip 20
September 2018.
KEPALA SEKOLAH
Puri,S.Pd
KETUA KOMITE
Rahim,A.Ma
Tata Usaha
Zaenal Ansyari
Guru Kelas I
Guru Kelas II
Guru Kelas III
Guru Kelas IV
Guru Kelas
V
Guru Kelas VI
Penjaga
45
B. Kompetensi Sosial Guru PAI di SDN Bunmas Desa Pengembur
Kecamatan Pujut
Guru pendidikan agama islam ( PAI) SDN Bunmas menyadari betul
bagaimana pentingnya seorang guru itu harusnya memiliki kompetensi sosial
yang baik karena guru bukan hanya mengandalkan bisa mengajar di depan
kelas saja namun guru itu juga harus bisa menjadi panutan dalam kehidupan
sehari-hari untuk orang lain, dengan memiliki kepribadian dan komunikasi
yang baik. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh bapak Zaenuddin
selaku guru pendidikan agama islam ( PAI ) dalam kutipan wawancara yang
mengatakan:
Kompetensi sosial itu menurut saya adalah salah satu kompetensi yang wajib dimiliki. Tidak boleh guru itu dinilai oleh orang lain menjadi guru yang tidak baik kita harus membuktikan bahwa sebagai guru itu mempunyai sikap yang ramah, sopan, santun, dan baik dimata setiap orang karena guru itu adalah panutan. Jadi guru itu tidak boleh diam hanya bisa berbicara di depan kelas saja namun di luar kelas cuek dan tidak banyak bicara kalau guru begitu bagaimana bisa membangun komunikasi. 61 Dalam hasil wawancara di atas terlihat bapak Zaenuddin menyadari
betul betapa pentingnya kompetensi sosial, ini terlihat dengan bagaimana cara
bapak Zaenuddin dalam berintraksi di sekolah. Saat beliau berada di sekolah
bapak Zaenuddin termasuk guru yang banyak bicara tidak hanya di depan
kelas saja namun juga di luar kelas disaat beliau dan guru-guru yang lain
berkumpul. Kepala sekolah SDN Bunmas bapak Puri juga menilai
61 Zaenuddin (Guru PAI),Wawancara, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan
Pujut, 21 September 2018.
46
kompetensi sosial yang dimiliki oleh bapak Zaenuddin sudah cukup baik,
seperti yang diungkapkan oleh beliau dalam kutipan wawancara, bahwa:
Kompetensi sosial itu harus ada pada setiap guru, agar guru memahami bagaimana cara untuk berintraksi yang baik dengan sesama guru, dengan siswa sekaligus masyarakat agar terjalin hubungan yang baik. Saya dan bapak Zaenuddin sudah kenal sejak lama, beliau lebih dulu mengajar di sekolah ini. Kompetensi sosial yang beliau miliki sangat baik dan bagus, saya suka gayanya berbicara, guru-guru di sini belajar bahasa halus sasak dari beliau dan mengajarkan murid-murid disini cara berakhlak yang baik.62 Guru yang lain juga berpendapat bahwa hubungan mereka dengan
bapak Zaenuddin di sekolah sangat baik, mereka menganggap bapak
Zaenuddin sebagai guru yang humoris dan murah senyum. Seperti yang
dikatakan oleh guru kelas 3 Bapak Sumindar bahwa:
Sebagai seseorang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan atau menjadi guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik, jika kompetensi sosial yang dimiliki baik pasti kepribadiannya juga, begitulah yang diperlihatkan oleh bapak Zaenuddin. Beliau mempunyai kepribadian yang baik gaya berpenampilannya rapi tidak pernah lupa memakai peci,di sini kami memanggilnya dengan panggilan ustaz. 63 Kompetensi sosial itu penting dimiliki oleh setiap guru untuk
membentuk kepribadian yang baik agar dalam proses intraksi dengan
lingkungan sekolah berjalan dengan harmonis tanpa suatu kendala yang dapat
menghambat proses dalam pendidikan yang ada. Hal ini dibenarkan dalam
kutipan wawancara yang dikatakan oleh ibu Giniatun guru kelas 4 dari
kutipan wawancara:
62 Puri (Kepala Sekolah), Wawancara ,SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut,
24 September 2018. 63 Sumindar (Guru kelas 3), Wawancara, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan
Pujut, 25 September 2018.
47
Menjadi guru itu kita diamati oleh kepala sekolah, teman-teman guru dan para murid, jika kepribadian dan sosial kita sebagai guru baik insyaallah kita pasti diamati dan dinilai baik oleh orang-orang. bapak Zaenuddin menjadi seorang teladan yang baik bagi kita, banyak murid-murid di sini yang meniru gayanya bapak seperti gayanya ketika ceramah. 64 Berdasarkan hasil observasi, maka peneliti dapat mengatakan bahwa
memang benar apa yang dikatakan oleh para guru SDN Bunmas tentang
bapak Zaenuddin sudah memiliki kompetensi sosial yang baik. Ini terlihat
dari prilaku bapak Zaenuddin dari mulai dating ke sekolah sampai pulang
sekolah. Seperti yang terlihat pada hari itu bapak Zaenuddin datang ke
sekolah jam setengah 8 ketika saat masuk ke sekolah beliau mengucapkan
salam,lalu beliau menghampiri guru-guru yang sudah datang dengan raut
muka tersenyum, yang duduk di bangku panjang itu ada bapak Sabur, ibu
Nining, bapak Muzakkir dan saya sendiri. Bapak Zaenuddin bersalaman
dengan kami semua yang ada di sana sambil bertanya bagaimana kabar kami
masing-masing. Bapak Zaenuddin selalu menggunakan bahasa yang sopan
beliau memanggil rekan-rekan gurunya dengan sebutan semeton yang artinya
saudara sedangkan saya dan siswa perempuan dipanggil dengan sebutan
dinde yang artinya anak perempuan dan untuk siswa laki-laki dengan sebutan
lalu yang berarti anak laki-laki.65
Kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sudah
dilakukan dan dijalankan secara baik, yang bisa dilihat dengan bagaimana
cara guru itu berintraksi dan menjalin hubungan dan komunikasi dengan
64 Giniatun (Guru Kelas 4),Wawancara, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan
Pujut, 25 September 2018. 65 Observasi, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut , 21 September 2018
48
semua pihak yang ada di sekolah, baik itu dengan, kepala sekolah sesama
rekan guru, semua siswa dan juga terhadap orang-orang yang ada di
lingkungan sekolah tersebut.
Dengan hubungan yang baik itu mebuat guru PAI dipercaya untuk
menyelesaikan masalah yang terjadi dengan para guru dengan cara mencoba
untuk mengajak para guru untuk menyelesaikan masalah mereka dengan cara
duduk bersama dan berdiskusi. Hal ini dibenarkan dalam kutipan wawancara
dari bapak Zaenuddin sebagai berikut:
Komunikasi dan kebersamaan yang terjalin antara saya dan guru-guru yang lain berjalan dengan baik dan harmonis, apabila ada masalah yang terjadi, saya mengajak para guru untuk diselesaikan dengan cara duduk bersama dan berdikusi untuk menyelesaikan masalah yang di alami guru tersebut, untuk mencari solusi agar kegiatan dalam melaksanakan tugas sebagai guru itu berjalan dengan baik66 Dari hasil observasi, peneliti menyaksikan pada hari ke dua
penelitian seorang guru kelas 2 bernama ibu Kanah yang bertengkar dengan
bendahara sekolah yang bernama ibu Anti yang disebabkan karena ibu
Kanah meminta uang kepada ibu Anti untuk membeli buku paket bahasa
indonesia kelas 2 namun tidak dikasih dengan alasan uang simpanan sekolah
sedang menipis. Perdebatan yang dilakukan semakin memanas bapak
Zaenuddin dipanggil oleh kepala sekolah untuk melerai pertengkaran kedua
guru tersebut. Bapak Zaenuddin melerai mereka dengan menyuruh mereka
berdua mengucapkan astagfirullah lalu mengajak kedua guru itu duduk
66 Zaenuddin (Guru PAI), Wawancara, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut,
21 September 2018.
49
bersama dalam menyelasaikan masalah dan menasehati kedua guru tersebut
agar tidak terulang lagi, dengan mengatakan„‟ kita tidak boleh begini, jangan
memakai emosi kita harus duduk bersama, berdiskusi, bicara dengan baik.
Guru itu panutan, dengan cara kalian yang bertengkar pasti dituruti oleh
Anak-anak kita‟‟. Seperti halnya juga bapak Zaenuddin tidak pernah sungkan
dalam hal tolong menolong jika ada teman-teman gurunya jika yang
mempunyai masalah. Salah satu rekan guru bernama bapak Khairil yang
belum paham dalam cara penyusunan RPP 2013 beliau meminta tolong
kepada bapak Zaenuddin dengan senang hati bapak Zaenuddin langsung
membantu beliau padahal pada waktu itu beliau sedang sibuk membuat
jadwal untuk ujian tengah semester. 67
Hubungan antara guru PAI dengan guru yang lain sudah terjalin
dengan baik begitu pula hubungan antara guru PAI dengan siswa yang ada di
SDN Bunmas juga berjalan dengan sangat baik, dapat dilihat dengan
bagaimana cara mereka berkomunikasi, baik dalam proses belajar maupun di
luar kelas. Hal ini juga senada dengan yang disampaikan oleh bapak
Zaenuddin saat di wawancara, beliau mengatakan bahwa:
Hubungan yang terjalin antara saya dengan para siswa sudah berjalan sangat baik, seperti bagaimana seorang anak dengan bapaknya, sehingga tidak ada ketakutan yang terlihat terhadap siswa-siswa tersebut, dalam proses belajar mengajar dengan cara yang menyenangkan dan tidak ada kecanggungan dalam berintraksi dengan mereka hal yang sama juga saya lakukan di luar jam pelajaran.68
67 Observasi, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut , 21 September 2018 68 Zaenuddin (Guru PAI), Wawancara, SDN Bunmas desa pengembur kecamatan pujut,
21 September 2018.
50
Sama halnya yang dikatakan Adelia siswa kelas 6 SDN Bunmas, dia
mengatakan: „‟Bapak Zaenuddin adalah orang yang menyenangkan, saya
senang diajar oleh bapak Zaenuddin, dalam belajar pendidikan agama saya
mudah mengerti karena diajar secara praktik langsung seperti sholat‟‟.69
Tidak hanya belajar yang menyenangkan bapak Zaenuddin pun
sangat menjaga murid-muridnya, demi keamanan murid-muridnya beliau
selalu menjadi „‟satpam‟‟ penunggu gerbang setiap hari, mengawasi murid-
muridnya agar selamat datang dan pulang sekolah. Hal ini senada dengan
yang disampaikan oleh Izam salah satu siswa yang berada di kelas 4, dia
mengatakan bahwa :
Bapak Zaenuddin sangat sayang dan menjaga kami, setiap hari beliau berjaga di pintu gerbang, ketika kami datang beliau menyambut kami dengan senyum, selalu mengajarkan kami untuk mengucapkan salam, bersalaman dengan guru-guru dan teman-teman. Ketika kami pulang bapak Zaenuddin membantu kami untuk menyebrangi jalan supaya kami selamat untuk pulang.70 Dari hasil observasi, peniliti mengikuti bapak Zaenuddin mengajar di
kelas 4, ketika membuka pembelajaran beliau menyuruh siswa untuk
membaca doa sebelum belajar kemudian selesai berdoa para murid
diceritakan tentang kisah teladan para Nabi Allah, tidak ada kecanggungan,
tidak ada ketakutan yang terlihat di muka para siswa, diantara para siswa ada
yang bertanya seperti Adelia,Disti, Sauki dan Idris, kemudian bapak
Zaenuddin menjawab semua pertanyaan murid-murid tersebut dengan kata-
kata yang bijak dan memberikan teladan yang baik dengan gayanya yang lucu
69 Adelia (Siswa Kelas 6), Wawancara, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut, 27 September 2018
70 Izam (Siswa Kelas 4), Wawancara, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut, 27 September 2018
51
membuat para siswa terlihat tersenyum bahagia diajar oleh bapak Zaenuddin.
Seperti kata Izam peneliti juga melihat ketika waktu jam pulang sekolah
bapak Zaenuddin berjalan menuju gerbang beliau berdiri di sana menjadi
satpam, karena sekolah SDN Bunmas terletak di jalan raya yang dilewati oleh
kendaraan bermotor jadi bapak Zaenuddin khawatir akan keselamatan para
muridnya, sehingga beliau membantu para muridnya menyebrangi jalan dan
mengantarkan mereka sampai ketepi jalan.71
Sedangkan hubungan antara guru Pendidikan Agama Islam (PAI )
dengan masyarakat yang ada di sekitar lingkungan SDN Bunmas juga terjalin
dengan sangat baik, yang dapat dilihat dari bagaimana cara beliau mengayomi
dan berintraksi dengan masyarakat dengan penuh keharmonisan dan saling
menghormati, bagaimana mereka bergaul dan saling bercerita baik itu tentang
masalah sosial, masalah agama yang terjadi di masyarakat tersebut baik
secara umum dan pribadi. Peran beliau juga sangat baik di masyarakat,
dimana beliau ditempatkan sebagai tokoh agama yang dihormati oleh
masyarakat di sekitarnya, biasa dilihat bagaimana peran di dalam masyarakat
sebagai salah satu ustaz dan tetua yang dihormati.Seperti hal yang dikatakan
oleh penjaga sekolah yang ada di SDN Bunmas bapak Sabur, beliau
mengatakan: „‟Zaenuddin merupakan ustaz yang sangat dihormati di
lingkungan sekolah ini dan di lingkungan masyarakat Bunmas beliau
71 Observasi, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut , 21 September 2018
52
merupakan salah satu orang tetua dan beliau selalu diundang jika ada acara
seperti tahlilan untuk memimpin acara-acara tersebut.‟‟72
Hal ini juga disampaikan oleh bapak Zenuddin yang
mengungkapkan bagaimana hubungannya dengan masyarakat,Adapun hasil
wawancara yang dilakukan kepada bapak Zaenuddin selaku guru Pendidikan
Agama Islam (PAI) di SDN Bunmas, beliau mengungkapkan :
Pergaulan di masyarakat itu harus baik, dan saling menghormati baik itu sama orang tua dan yang lebih muda dari kita, karna di dalam bermasyarakat harus saling membantu dan tidak saling bermusuhan. Karena kalau komunikasi atau kebersamaan kita tidak berjalan dengan baik, maka segala sesuatu tidak bisa di selesaikan73. Adapun bentuk hubungan sosial antara guru Pendidikan Agama
Islam (PAI) di SDN Bunmas yaitu Bapak Zaenuddin dengan masyarakat
yang ada di sekitar SDN Bunmas dengan masyarakat khususnya orang tua
wali sudah memenuhi aspek yang telah diuraikan oleh peneliti tentang
bagaimana berkomunikasi dengan santun dengan masyarakat, yang sudah
dicerminkan dengan bagaimana mereka bersama-sama berdiskusi dalam
memecahkan masalah yang dialami siswa baik secara formal dan nonformal,
baik itu dengan mengundang orang tua wali ke sekolah atau langsung
menemui mereka di rumahnya masing-masing. Hal ini dibenarkan oleh bapak
Puri dalam kutipan wawancara bahwa:
Hubungan antara guru pendidikan agama islam (PAI) dengan para guru, siswa dan masyarakat setempat sangat dekat, contohnya dimasyarakat bapak Zaenuddin merupakan orang yang sangat dihormati dilingkungannya karena beliau merupakan salah satu
72 Sabur (Penjaga Sekolah), Wawancara,SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan
Pujut, 26 September 2018 73 Zaenuddin (Guru PAI), Wawancara, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut,
21 September 2018.
53
tokoh agama yang menjadi pembimbing bagi masyarakat sekitar, karena itulah dilingkungan sekolah ini juga kami selaku guru- guru sangat bangga memiliki guru PAI seperti beliau.74 Dari hasil observasi peneliti melihat bapak Zaenuddin menyapa
salah satu warga Bunmas yang kebetulan lewat di depan sekolah SDN
Bunmas bernama amak Selamet, dengan sapaan „‟ mbe yak lumbar, mentelah
juluk amak‟‟ yang artinya „‟ mau kemana, mampir dulu‟‟ lalu beliau
menghampiri bapak itu dan bersalaman dengan wajah tersenyum. Pada hari
itu juga ada warga masyarakat lagi yang datang namanya bapak Ridwan
beliau bermaksud untuk mengundang bapak Zaenuddin datang ke acara
beliau dan bapak Zaenuddin berkata „‟ insyaallah tiang datang‟‟ yang artinya
insyaallah saya akan datang.75
Dari pernyataan-pernyataan di atas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN Bunmas yaitu bapak
Zaenuddin sudah memiliki kompetensi sosial yang sudah sesuai dengan yang
tertera dalam Undang-Undang Guru dan Dosen no. 14 tahun 2005 yang
meliputi hubungan guru dengan murid, hubungan guru dengan sesama guru,
hubungan guru dengan orang tua atau wali murid, dan hubungan guru dengan
masyarakat, Sudah berjalan dengan baik dan harmonis.
C. Bentuk- Bentuk Nilai Sosial yang Ditanamkan Oleh Guru PAI di SDN
Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut
Bentuk-bentuk dari Nilai-nilai yang akan menjadi kajian dari
penelitian dalam skripsi ini adalah nilai-nilai yang sudah diuraikan dalam
74Puri (Kepala Sekolah), Wawancara, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut, 23 September 2018
75 Observasi, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut , 25 September 2018
54
pengantar dalam proposal yaitu ada tiga bentuk dari nilai sosial tersebut,
seperti: penanaman rasa kasih sayang (love), penanaman rasa tanggung jawab
(responsibility), dan penanaman rasa keserasian hidup (life harmoni).
Bukan hanya nilai agama saja akan tetapi juga rasa kasih sayang dan
tolong menolong antar sesama juga ditanamkan diterapkan oleh bapak
Zaenuddin selaku guru PAI yang ada di SDN Bunmas, beliau menerapkan
kehidupan sosial di sekolah ini sebagai pembentukan sopan santun di dalam
bergaul dan berintraksi dengan orang lain. Seperti kutipan hasil wawancara
yang dilakukan peneliti terhadap bapak Zaenuddin, beliau mengatakan :
Dalam memperlakukan para siswa itu harus sama dan jangan saling pilih kasih, walaupun siswa itu bukan anak kita sendiri, tetap diberlakukan dengan cara yang sama, mengajarkan, memperhatikan, dan menjaga mereka di lingkungan sekolah, dan memberikan mereka hukuman yang sesuai dengan tingkat kenakalan mereka, dan di luar sekolah kita ajarkan bagaiman cara menghormati guru dan orang tuanya, seperti mengucapkan salam dan menyalami mereka. Dan walaupun di luar sekolah jika menemukan siswa kita yang membuat kenakalan, kita menasehatinya dengan cara yang baik dan mengajarkan mereka apa yang benar dan yang salah.76 Dari hasil observasi,peneliti melihat bapak Zaenuddin memperlakukan
semua muridnya sama. Saat itu ada dua siswa bernama Rifki dan Rama
bertengkar bapak Zenuddin melerai mereka dan merangkul mereka berdua
sambil berkata „‟ jangan bertengkar, kalau kita bertengkar nanti Allah marah
nak, ayok salaman dan berjanji kpeda bapak untuk tidak mengulanginya
lagi‟‟. Bapak Zaenuddin tidak menghukum mereka berdua malah sebaliknya
bapak Zaenuddin menasehati mereka.77
76 Zaenuddin (Guru PAI), Wawancara, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut,
21 September 2018. 77 Observasi, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut , 25 September 2018
55
Di dalam proses belajar mengajar guru, bukan hanya memberikan
ilmu saja, tetapi juga bagaimana mendidik dan menjaga siswanya baik itu
sesudah proses belajar mengajar di dalam kelas, seperti di lingkungan sekolah
dan masyarakat. Agar mereka selalu terjaga dalam pergaulannya dan merasa
selalu mempraktekkan apa yang sudah diajarkan oleh gurunya, supaya tidak
melakukan kenakalan yang merugikan orang lain. Seperti hasil wawancara
yang dilakukan kepada salah satu siswa yang bernama Galang kelas 6 , dia
mengatakan bahwa:‟‟Jika kita disekolah kita dijaga dengan baik oleh bapak
Zaenuddin kita tidak boleh keluar dari lingkungan sekolah selama jam
sekolah dan di dalam kelas kita selalu dijaga dan diawasi oleh beliau agar
tidak melanggar aturan seperti bolos maupun berkelahi dengan teman.‟‟78
Dari hasil observasi, peneliti melihat bapak Zaenuddin sedang
mengawasi salah satu siswa bernama Aditya yang terkenal sangat nakal.
Siswa ini seperti yang saya dengar dari bapak Zaenuddin dia sering bolos,
suka mengganggu teman-temannya, dan suka jahil sehinnga bapak Zaenuddin
memberikan perhatian ekstra kepadanya dengan cara menyuruh atau
menghukumnya. Hukuman yang diberikan adalah menyuruh aditya
berwudhu,mengaji, dan menghafal bacaan-bacaan islami pada jam istirahat
dengan tujuan dia bisa berubah dari kebiasaan buruknya.79
Sikap kasih sayang yang ada pada guru Pendidikan Agama Islam
(PAI) di SDN Bunmas yaitu bapak Zaenuddin membantu siswa-siswanya
yang sedang mengalami kesusahan baik secara materi dan juga kesusahan
78 Galang (Siswa Kelas 6), Wawancara, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut, 27 September 2018
79 Observasi, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut , 26 September 2018
56
lainnya. Hal ini dibenarkan oleh bapak Zaenuddin dari hasil wawancara,
bahwa:” Jika salah satu dari siswa mengalami musibah seperti siswa itu
mengalami sakit atau ada salah satu orang tuanya meninggal, kami semua
guru akan pergi kerumah siswa tersebut untuk melayat dan memberikannya
bantuan”.80
Apa yang disampaikan oleh bapak Zaenuddin di atas dibenarkan pula
oleh Bapak Muzakkir yaitu guru kelas 6 di SDN Bunmas dalam wawancara
yang dilakukan oleh peneliti, beliau mengatakan bahwa: „‟Menurut saya
bapak Zaenuddin jiwa sosialnya sangat baik, contohnya apabila ada salah satu
siswa yang mengalami musibah beliau selalu terdepan dalam mengingatkan
kami untuk pergi kerumah siswa tersebut.‟‟81
Dari hasil observasi, peneliti juga mengatakan bahwa benar dengan
apa yang disampaikan oleh bapak Muzakkir dalam kutipan wawancara di atas
karena ketika bapak Zaenuddin masuk ke kelas 5 untuk mengajar salah satu
murid menghampiri beliau bernama Amelia dengan membawa surat dari
Panji salah satu siswa kelas 5 yang meminta izin untuk tidak masuk sekolah
dikarenakan ayahnya meninggal, ketika selesai membaca surat tersebut bapak
Zaenuddin mengajak salah satu siswa bernama Agus untuk membantunya
mencari kardus. Kardus itu digunakan beliau untuk mengumpulkan uang dari
para guru dan siswa dan dimana uang itu digunakan untuk membantu Panji.
Bapak Zaenudddin mengajak para guru dan siswa untuk pergi melayat
80 Zaenuddin (Guru PAI), Wawancara, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut,
21 September 2018 81 Muzakkir (Guru Kelas 6), Wawancara, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan
Pujut, 26 September 2018
57
kerumah Panji pada jam pulang sekolah. Sesampai kami di sana bapak
Zaenuddin lansung menemui Panji dengan mengucapkan „‟yang sabar ya nak,
kamu yang kuat,rajin-rajin ibadah dan selalu doakan ayahmu‟‟. Ketika para
guru dan siswa pulang bapak Zaenuddin tidak ikut pulang bersama-sama
beliau tinggal dan ikut memandikan jenazah ayahnya Panji sampai pergi ke
pemakaman. 82
Penanaman nilai kasih sayang harus diberikan sejak dini agar siswa
mengatahui arti sebuah kasih sayang terhadap sesama agar terjalin hubungan
yang baik dan harmonis dan saling membantu sesama. Selain dari kasih
sayang, dalam bentuk penanaman nilai tanggung jawab juga dicerminkan
bagaiman guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN Bunmas,
mengajarkan siswanya untuk selalu bertanggung jawab baik itu dalam proses
belajar mengajar atau tidak. Contohnya dalam memberikan tugas rumah
untuk mengerjakan secara sendiri tanpa dikerjakan oleh orang lain atau
mencontek. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Zaenuddin, bahwa:‟‟Dalam
mendidik mereka harus dengan sunggu-sungguh, dan bertanggung jawab
sampai mereka mengerti mana yang baik dan mana yang buruk‟‟.83
Bentuk tanggung jawab yang dilakukan di luar sekolah dapat
dicerminkan dengan bagaimana beliau mendatangi rumah para wali siswa
untuk menanyakan perkembangan dari siswa tersebut, baik itu masalah
sekolah seperti bagaimana cara siswa tersebut belajar dan bergaul di rumah
kepada orang tua siswa. Sedangkan di dalam sekolah bapak Zaenuddin
82 Observasi, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut , 26 September 2018 83 Zaenuddin (Guru PAI), Wawancara,SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut,
21 September 2018
58
membimbing para muridnya untuk bersikap dan berprilaku yang baik.
Seperti salah satu siswa yang jarang masuk dan suka bolos, beliau medatangi
rumahnya untuk bertemu dengan orang tuanya untuk menanyakan penyebab
dari kemalasan dan kenakalan siswa tersebut.84
Dalam kehidupan sehari-hari karena manusia disebut dengan mahluk
sosial yang selalu berintraksi dengan orang lain, yang pada akhirnya akan
menuntut kita untuk saling hidup bersama secara baik dan saling
membutuhkan agar terciptanya pergaulan yang nyaman dan tentram. Terkait
dengan ini nilai-nilai sosial yang ditanamkan kepada siswa atau anak didik
harus diberikan seusia dini mungkin, sepertinya saat masih SD dan mulai
beranjak remaja. Yang biasa dituangkan atau dilaksanakan dalam keserasian
hidup dalam bergaul dengan teman, guru, dan masyarakat yang dicerminkan
dalam sikap saling toleransi dan saling menghormati. Hal ini juga
disampaikan oleh bapak Zaenuddin, beliau mengatakan:
Kita sebagai guru harus menghargai pendapat-pendapat dari anak didik kita, namun kita sebagai guru harus secara bijak untuk memberikan nilai dan pembahasan terhadap apa yang menjadi permasalahn tersebut, seperti melakukan kegiatan siraman rohani, untuk memberikan nasehat dan penanaman nilai agama, sosial dan motivasi agar menumbuhkan keyakinan kepada anak didik kita hal itu juga yang dilakukan kepada sesama guru.85
Dari hasil observasi, peneliti melihat setiap hari jumat bapak
Zaenuddin memimpin yasinan, berceramah, dan memimpin doa dalam
kegiatan imtaq yang diiukuti oleh para guru dan siswa. Ketika berceramah
bapak Zaenuddin memberikan siraman rohani untuk para guru dan murid,
84 Observasi, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut , 27 September 2018 85 Zaenuddin, Wawancara, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut, 21
September 2018
59
selalu kisah teladan para Nabi yang disampaikan karena bagi beliau dari kisah
teladan para Nabi terkandung nilai-nilai sosial yang banyak untuk diteladani86
Atas dasar penemuan dan hasil-hasil dari wawancara dan observasi
inilah peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam penanaman nilai
sosial yang di tanamkan oleh guru-guru yang ada di SDN Bunmas khususnya
guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam proses penanaman nilai sosial
sudah bisa dikatakan mencakup semua dari nilai-nilai sosial yang terdapat
dalam kompetensi sosial yang dimiliki oleh seorang guru, yang sudah di
jelaskan sebelumnya seperti penanaman nilai kasih sayang yang bisa
cerminkan dalam sikap seperti tolong menolong, menjaga dan mendidik
siswa secara maksimal bahkan terhadap masyarakat. Selanjutnya keterkaitan
dengan penanaman nilai tanggung jawab yang bisa dicerminkan dalam sikap
saling memiliki, menjalankan tugas dengan baik, kedisiplinan dan saling
menjaga. Selanjutnya dalam penanaman nilai sosial yang bersangkutan
dengan nilai keserasian hidup yang tertuang dalam kebersamaan, toleransi,
dan kerjasama dengan siswa, antar guru dan masyarakat.
86 Observasi, SDN Bunmas Desa Pengembur Kecamatan Pujut , 28 September 2018
60
BAB III
PEMBAHASAAN
A. Peran Kompetensi Sosial Guru PAI di SDN Bunmas Desa Pengembur
Kecamatan Pujut
Dalam pembahasaan tentang kompetensi sosial yang harus dimiliki
seorang guru, di sini peneliti menjelaskan beberapa hal seperti yang sudah di
paparkan di kerangka toritik tentang kompetensi sosial guru yang tertera
dalam standard nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3
mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
pendidikan, orang tua atau wali, dan masyarakat sekitar. Hal tersebut di
uraikan dalam RPP tentang guru, bahwa kompetensi sosial merupakan
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya
memiliki kompetensi untuk: Bergaul secara efektif dengan peserta didik
sesama pendidik, orang tua wali dan Bergaul secara santun dengan
masyarakat sekitar. 87
1. Memiliki kepribadian yang baik
Tindakan baik dan buruk seorang guru akan ditiru oleh orang lain
khususnya para siswa. Kepribadian guru yang baik akan membuat pola
intraksi dengan lingkungan sekolah berjalan harmonis . Ungkapan yang
sering dikemukakan adalah bahwa „‟ guru bisa digugu dan ditiru‟‟.
87 E.Mulyasa, Standard Kompetensi Dan Sertifikasi Guru,…,hlm. 173.
61
Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa
dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau
diteladani.88
Sama halnya yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan di
Indonesia adalah guru yang dapat menjadi tauladan bagi siswa dan
lingkungannya. Dalam Kompetensi Standar Guru diungkapkan bahwa
guru harus berkepribadian utuh, berbudi luhur, jujur, dewasa, beriman,
bermoral, disiplin, tanggung jawab, berwawasan luas, dan lain-lain.
Secara sangat sederhana guru diharapkan menjadi pribadi yang baik yang
dapat diteladani oleh anak didik.89
Seorang guru tidak hanya sebatas mengetahui materi-materi yang
akan diajarkan kepada siswanya, tetapi yang sangat penting ialah
bagaimana seorang guru itu memiliki sikap dan kepribadian yang baik
dalam berintraksi dan bergaul dengan orang lain.
Dari uraian di atas peneliti dapat memahami bahwa kepribadian
seorang guru akan ditiru dan akan menjadi tauladan bagi orang lain. Guru
harus memiliki berkepribadian utuh, berbudi luhur, jujur, dewasa,
beriman, bermoral, disiplin, tanggung jawab, berwawasan luas dan
sederhananya guru diharapkan menjadi pribadi yang baik yang dapat
diteladani oleh anak didik.
Dalam hal ini guru PAI di SDN Bunmas Desa Pengembur
Kecamatan Pujut sudah memiliki kepribadian yang baik hal ini dapat
88 E. Mulyasa, Standard Kompetensi Dan Sertifikasi Guru,..., hlm.175 89 Baharudin, Sosiologi Pendidikan, (Mataram: Sanabil 2016). hlm.240
62
terlihat bapak Zaenuddin yang sudah memahami dan mengerti bagaimana
cara mengaplikasikan kompetensi sosisal yang dia miliki, untuk
dipraktekkan dan di pegang kuat sebagai seorang pendidik dengan pribadi
yang baik, santun dan bermasyarakat. Seperti yang terlilihat dari
kepribadian guru PAI, beliau membentuk komunikasi yang baik dengan
sesama guru, dan siswanya dengan cara yang sopan, santun dan ramah
tamah.
2. Berkomunikasi yang Baik
Sosiologi menjelaskan komunikasi sebagai sebuah proses
memaknai yang dilakukan oleh seseorang terhadap informasi, sikap, dan
prilaku orang lain yang berbentuk pengetahuan ,pembicaraan, gerak-
gerik, atau sikap, perilaku, dan perasaan-perasaan sehingga seseorang
membuat reaksi-reaksi terhadap informasi, sikap, dan perilaku tersebut
berdasarkan pada pengalaman yang pernah dia alami.90
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan
berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik
dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di
pasar dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada.91
Komunikasi adalah suatu proses karena merupakan suatu seri
kegiatan yang terus menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau
akhir dan selalu berubah-ubah.92
90 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2006),
hlm.57. 91 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 20141),hlm.1. 92 Ibid, hlm.19.
63
Komunikasi juga melibatkan suatu variasi saling berhubungan
yang kompleks yang tidak pernah ada duplikasi dalam cara yang persis:
saling hubungan diantara orang, lingkungan, keterampilan, sikap, status,
pengalaman, dan perasaan, semuanya menentukan komunikasi yang
terjadi pada suatu waktu tertentu.93
Dari beberapa pengertian di atas peneliti dapat menyimpulkan
bahwa komunikasi adalah suatu aktivitas manusia untuk berhubungan
dengan manusia yang lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
Bapak Zaenuddin sudah berhasil menciptakan komunikasi yang
baik antara sesama guru, siswa, orang tua wali dan masyarakat sekitar
SDN Bunmas, sebagaimana peneliti bahas pada bab sebelumnya. Dengan
cara berintraksi dengan orang-orang disekolah,tidak pendiam, dan
humoris.
3. Menjalin Hubungan Baik dengan Sesama Guru
Guru merupakan salah satu terma yang banyak dipakai untuk
menyebut seorang yang dijadikan panutan. Penggunaan istilah ini tidak
hanya dipakai dalam dunia pendidikan, tetapi hamper semua aktivitas
yang memerlukan seorang pelatih, pembimbing dan sejenisnya.94
Dengan menjalin hubungan yang baik dapat memotivasi dalam hal
melakukan tugas dengan baik dan selalu menciptakan suasana kondusif
dalam melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik yang bijaksana, baik
dalam mengajar, melaksanakan tugas sebagai guru, maupun untuk
93 Ibid, hlm.19. 94 Lalu Mukhtar dan Hully, profesi Keguruan,…, hlm. 70.
64
menyelesaikan permasalahan-permasalahan dengan cara berdiskusi
dengan semua guru dan kepala sekolah.
Hubungan yang baik diciptakan oleh bapak Zaenuddin selaku guru
PAI sehingga dipercaya oleh para guru untuk menyelesaikan masalah
yang terjadi. Guru PAI menyelesaikan masalah dengan cara duduk
bersama dan berdiskusi untuk mencari solusi dan jalan keluar.
4. Menjalin Hubungan Komunikasi Yang Baik dengan Peserta didik
Peserta didik adalah tiap orang atau sekelompok orang yang
menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang
menjalankan kegiatan pendidikan. Dalam Undang-Undang NO. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab I pasal 1 ayat 4,
dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan peserta didik yaitu anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses
pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Peserta
didik juga dapat didefinisikan sebagai anak yang sedang tumbuh dan
berkembang, baik secara fisik maupun psikologis yang memerlukan orang
lain untuk menjadi dewasa.95
Sebagai seorang guru harus mampu menjadi fasilitator dalam
proses pembelajaran serta selalu memberikan motivasi dan semangat
kepada peserta didik hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan
mereka pujian, apresiasi, memperhatikan dan mendengarkan pendapat
mereka.
95 Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), hlm.
52.
65
Jadi Sebagai seorang guru mempunyai kompetensi sosial yang
baik dicerminkan dari bagaimana kemampuan menjadi fasilitator dalam
proses belajajar mengajar serta selalu memberikan semangat dan motivasi
kepada peserta didiknya dalam memberikan mereka apresiasi, pujian dan
memperhatikan dan mendengarkan pendapat mereka.
Dengan sikap bapak Zaenuddin selaku guru Pendidikan Agama
Islam (PAI) yang ramah, humoris dan tidak arogan terhadap apa saja yang
dilakukan siswanya dan selalu berusaha untuk mengembangkan sikap
positif pada diri siswa serta berkomunikasi dengan baik dan santun yang
senan tiasa selalu terjalin antara mereka.
5. Menjalin Hubungan Baik Dengan Para Orang Tua Wali dan
Masyarakat
Dalam pandangan masyarakat, guru memiliki tempat tersendiri
karena fakta menunjukkan bahwa ketika sesorang guru berbuat kurang
senonoh, menyimpang dari ketentuan atau kaidah-kaidah masyarakat dan
menyimpang dari apa yang diharapkan masyarakat, langsung saja
masyarakat memberikan suara sumbang kepada guru itu. Demikianlah
atas dasar analisis sepintas ternyata kedudukan guru bukan hanya terbatas
pada keempat dinding kelas di sekolah, bergeser jauh menembus batas
halaman sekolah dan berada langsung di tengah-tengah masyarakat.
Untuk itu guru harus memiliki kompetensi sebagai berikut:96
96 E. Mulyasa, Standard Kompetensi dan Sertifikasi Guru,..., hlm.183.
66
a. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat
b. Mampu bergaul dan melayani masyarakat
c. Mampu mendorong dan menunjang kreativitas masyarakat
d. Menjaga emosi dan prilaku yang kurang baik.
Kompetensi sosial bapak Zaenuddin mengenai hubungan dan
komunikasi yang baik dengan masyarakat dicerminkan dalam bentuk
bagaimana sang guru ini menempatkan dirinya di dalam masyarakat.
yaitu cara menjalin hubungan yang senantiasa dipraktekkan dengan cara
yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat yaitu
dengan cara yang responsive, bergaul dengan baik, saling toleran, saling
tolong menolong dan melayani masyarakat sesuai dengan
kemampuannya.
Kemudian hal mengenai hubungan dengan orang tua atau wali
siswa, kompetensi sosial yang ada pada diri guru Pendidikan Agama
Islam (PAI) di SDN Bunmas diaktualisasikan dengan cara menjalin
hubungan dengan baik, harmonis dan kekeluargaan, dengan cara selalu
menjalin komunikasi baik secara formal dan non formal dalam
memusyawarahkan permasalah-permasalahan yang terjadi pada peserta
didik dan mengenai sekolah.
Jadi Apabila hubungan sosial antara guru dan masyarakat sekitar
sekolah sudah berjalan dengan baik maka akan tumbuh kepercayaan dan
menghindari kesalah pahaman dan pikiran-pikiran yang negatif mengenai
67
program yang ada di sekolah sehingga kesenjangan tidak akan terjadi dan
selalu mendapatkan dukungan dari masyarakat.
B. Nilai Sosial Yang Ditanamkan di SDN Bunmas Desa Pengembur
Kecamatan Pujut
Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) adalah suatu
pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial
dalam diri peserta didik. Nilai-nilai sosial perlu ditanamkan kepada peserta
didik karena nilai-nilai sosial berfungsi sebagai acuan bertingkah laku dalam
berintraksi dengan sesama sehingga keberadaannya dapat diterima
masyarakat.97
Guru PAI di SDN Bunmas menanamkan beberapa nilai sosial
dilingkungan sekolah SDN Bunmas seperti peneliti jelaskan dipembahasan
sebelumnya, nilai-nilai tersebut diantaranya:
1. Penanaman Rasa Kasih Sayang
Penanaman rasa kasih sayang dilakukan dengan memperlakukan
siswa dengan sama tanpa ada perbedaan. Dengan cara mengajarkan,
memperhatikan, menjaga dan menumbuhkan rasa sopan santun terhadap
orang tua.
Sikap kasih sayang juga ditanamkan dengan cara mengajarkan
kepada para siswa dan para guru sikap tolong menolong contohnya
seperti memberikan bantuan materi dan tenaga baik itu kepada siswa atau
guru yang tertimpa musibah. Dengan adanya sikap tolong menolong ini
97 Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat,....hlm. 12.
68
maka akan terjalin kerjasama dan terciptanya harmonisasi yang membuat
segala bentuk permasalahan dan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh
guru, siswa, dan masyarakat dapat diselesaikan dengan bersama-sama.
2. Penanaman Rasa Tanggung Jawab
Berkaitan dengan tanggung jawab guru harus mengetahui, serta
memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berprilaku dan
berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus
bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di
sekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat.98
Mengajari peserta didik rasa tanggung jawab adalah hal yang tidak
mudah untuk dilakukan oleh guru manapun. Namun, hal itu sangat
penting untuk dilakukan karena pentingnya bagi seseorang untuk
memiliki sifat dan sikap ini dalam menjalani kehidupannya. Karena
pentingnya sifat tanggung jawab pada diri seseorang maka sifat tersebut
penting untuk ditanamkan sejak dini pada peserta didik di lingkungan
sekolah.99
Bentuk tanggung jawab yang ditanamkan oleh bapak zaenuddin
dalam bab sebelumnya adalah dalam bentuk sikap kedisiplinan dalam
bersikap dan berprilaku yang baik, mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru dengan cara mengerjakan sendiri dan tidak boleh mencontek.
Kedisiplinan adalah cermin kehidupan suatu masyarakat atau
bangsa. Maknanya, dari gambaran tingkat kedisiplinan suatu bangsa akan
98 E.Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,),…hlm. 174. 99 Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter,...hlm.158.
69
dapat dibayangkan seberapa tingkatan tinggi rendahnya budaya bangsa
yang dimilikinya.100
3. Penanaman Sikap Keserasian Hidup
Nilai sosial yang ditanamkan terhadap siswa di SDN Bunmas
Desa Pengembur juga tercermin melalui sikap keserasian hidup dalam
bermasyarakat yang senantiasa tertuang dalam sikap toleransi.
Toleransi adalah kemampuan seorang untuk menerima perbedaan
dari orang lain.101
Sikap toleransi yang dimaksud di sini adalah menahan diri,
bersikap sabar, memberikan orang berpendapat lain, dan berhati lapang
terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda dalam artian
mengakui kebebasan serta hak-hak asasi. Dengan adanya sikap toleransi
yang terjalin antara guru dengan siswa dapat menumbuh kembangkan
kecerdasan sosial yang dimiliki oleh siswa pada umumnya.
100 Ibid, hlm. 136. 101 Ibid, hlm. 86.
70
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan uraian-uraian di atas serta hasil penelitian terhadap peran
guru kompetensi sosial guru PAI dalam menanamkan nilai sosial, maka
penulis mengambil suatu kesimpulan, dari beberapa bentuk kompetensi
sosial guru yakni: hubungan guru PAI dengan sesama rekan kerja yang
diaktualisasikan dalam bentuk keteladanan sikap serta kemampuan
berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain, hubungan guru PAI
dengan siswa yang direalisasikan dalam bentuk penggunaan bahasa lisan
dan tulis secara baik dan benar dan menunjukkan sikap terbuka terhadap
respon dan tanggapan siswa, hubungan guru PAI dengan orang tua/wali
siswa, senantiasa direalisasikan dalam bentuk mengadakan pertemuan
dengan orang tua/wali siswa secara formal maupun nonformal, hubungan
guru PAI dengan masyarakat sekitar senantiasa direalisasikan dalam
bentuk kemampuan bergaul dan melayani masyarakat dengan baik, dapat
menempatkan diri serta dapat menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan
masyarakat setempat.
2. Nilai-nilai sosial yang ditanamkan oleh guru PAI di SDN Bunmas Desa
Pengembur Tahun Pelajaran yaitu tercermin melalui sikap kasih sayang
yang senantiasa tertuang dalam sikap memperlakukan semua siswa dengan
sama dan sikap tolong menolong. Kemudian sikap tanggung jawab yang
tertuang dalam sikap kedesiplinan dan sikap sosial yang diaktualisasikan
70
71
dalam bentuk sikap keserasian hidup yang senantiasa dicerminkan dalam
sikap toleransi.
B. Saran
Melalui skripsi ini peneliti ingin menyampaikan beberapa saran-saran
tekait dengan hasil penelitian yang dilakukan, dan semoga kiranya dapat
bermanfaat bagi semua pihak, adapun saran-saran tersebut sebagai berikut:
1. Kepada kepala sekolah
Mengharapkan kepada kepala sekolah untuk lebih baik dalam
mengelola dan mengiplimintasikan terhadap penanaman nilai-nilai sosial
baik terhadap bawahan dan siswa yang ada, dengan melalui
pengembangan dan pelatihan-pelatihan kompetensi sosial yang lebih aktif.
2. Kepada guru-guru
Untuk lebih serius dalam menangani dan mengajarkan arti dari
nilai-nilai sosial, agar bisa menjadi pedoman dan bekal siswa dalam
melakukan pergaulan yang lebih baik.
3. Saran kepada peneliti
Diharapkan kepada peneliti agar hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dan acuan untuk menjadi guru yang
kompeten dibidangnya dan sekaligus dapat dijadikan acuan dalam
penelitian selanjutnya.
72
DAFTAR PUSTAKA
Mujib Abdul, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006) Ahmadi Abu, Psikologi Sosial, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990) ________, Sosiologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004) Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 20141) Bungin Burhan, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2006) Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke Tiga ,
(Jakarta :Balai Pustaka, 2002) E.Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya 2013) Hamzah, Profesi Kependidikan:Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012) Lalu Mukhtar dan Hully, profesi Keguruan (Mataram: Alam Tara Institute, 2012) Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2011) Mahmud, Sosiologi Pendidikan (Bandung: Cv Pustaka Setia, 2012) Maimun, Menjadi Guru Yang Dirindukan: Pelita Yang Menerangi Jalan Hidup
Siswa (Yogyakarta: Kurnia Salam Semesta, 2011) Marsono, Sosiologi Sekolah Menengah Atas Kelas XI, (Jakarta: Rajawali Cilik,
2009) _______. Sosiologi Untuk SMA Kelas X, ( Jakarta: Rajawali Cilik, 2010 ) Saroni Mohammad, Personal Branding Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), Basri Muhamad „‟Kompetensi Sosial Guru PKN Dalam Menanamkan Nilai-Nilai
Sosial Pada Siswa Jurusan Ips di Madrasah Aliyah Al-Raisiyah Sekarbela Mataram, (Skripsi, FITK IAIN Mataram, Mataram,2016)
Musaheri, Ke PGRI-an, (Jogjakarta: DIVA press,2009), Zuriah Nurul, Metode Penelitian Sosial Dan Pendidikan: Teori-Aplikasi, (Jakarta:
PT.Bumi Aksara, 2009)
73
Hamalik Oemar, Proses Belajar Mengajar , (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009) _______, Psikologi Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2012) Pedoman Penulisan Skripsi IAIN Mataram, (Mataram : IAIN Mataram, 2017) Intani Dewi Ranja, Dkk, “Pembinaan Kompetensi Sosial Guru Pkn Pasca
Sertifikasi Di Kota Semarang”Unnes Civic Education Journal Vol.1. Nomor 1, September 2017.
Amalia Rizki, „‟ Peran Guru Pai Dalam Pembinaan Perilaku Sosial Anak Tunagrahita Di SDN Kuripan Kidul 02 Pekalongan‟‟, dalam http// www.
nafiatulkhasanah.blogspot.com/rizki, diakses tanggal 14 Januari 2019, pukul 21.00.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2014) _______, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R& D, (Bandung: Alfabeta, 2013) Arikunto Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Bumi Aksara,
2013) Suparlan, Guru Sebagai Profesi, (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2006) _______, Menjadi Guru Efektif, (Yogyakarta: Hikayat Publising, 2005) Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016) Undang-Undang RI NO. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, ( Bandung:
Citra Umbara, 2009) UURI No. 14 Th.2005 tentang UU Guru Dan Dosen Pasal 10. Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012)
74
LAMPIRAN-LAMPIRAN
75
Lampiran 1:
A. PEDOMAN WAWANCARA GURU PAI
1. Apa yang bapak pahami tentang kompetensi sosial? 2. Seperti apa hubungan guru PAI dengan sesama pendidik di SDN
Bunmas ? 3. Bagaimana hubungan guru PAI dengan peserta didik di SDN Bunmas?
4. Bagaimana cara guru PAI berkomunikasi dengan masyarakat sekitar ?
5. Bagaimanakah cara guru PAI dalam memperlakukan siswa di sekolah
dan di luar sekolah ?
6. Bagaimana guru PAI terhadap siswa yang mendapatkan musibah?
7. Bagaimana cara guru PAI dalam menghargai pendapat siswa dan para
guru?
8. Bagaimanakah cara bapak mendidik para siswa di SDN Bunmas?
B. PEDOMAN WAWANCARA PARA GURU SDN BUNMAS
1. Apa yang bapak/ibu pahami tentang kompetensi sosial dan bagaimana
pendapat anda tentang tentang kompetensi sosial yang dimiliki oleh
bapak Zaenuddin selaku guru PAI di SDN Bunmas?
C. PEDOMAN WAWANCARA SISWA
1. Bagaimana pendapat anda tentang bapak Zaenuddin selaku guru PAI di
SDN Bunmas?
76
Lampiran: 1
Transkip Wawancara Guru PAI
Informan : Zaenuddin S.Pd.i
Guru : PAI
Tanggal : 21 September 2018
Pertanyaan Jawaban 1. Apa yang bapak pahami
tentang kompetensi sosial?
Kompetensi sosial menurut saya adalah salah satu kompetensi yang wajib dimiliki. Tidak boleh guru itu dinilai oleh orang lain menjadi guru yang tidak baik kita harus membuktikan bahwa sebagai guru itu mempunyai sikap yang ramah, sopan, satun dan baik di mata setiap orang karena guru itu adalah panutan. Jadi guru itu tiak boleh diam haya bisa berbicara di depan kelas saja namun di luar kelas cuek dan tidak banyak bicara kalau guru begitu bagaimana bisa membangun komunikasi
2. Bagaimana hubungan bapak dengan Guru-guru di SDN Bunmas ?
Komunikasi dan kebersamaan yang terjalin antara saya dan guru-guru yang lain berjalan dengan baik dan harmonis, apabila ada masalah yang terjadi, saya mengajak para guru untuk diseleseikan dengan cara duduk bersama dan berdiskusi untuk menyelesaikan masalah yang dialami guru tersebut untuk mencari solusi agar kegiatan dalam melaksanakan tugas sebagai guru itu berjalan dengan baik
3. Bagaimana hubungan bapak dengan peserta didik di SDN Bunmas?
Hubungan yang terjalin antara saya dengan para siswa sudah berjalan sangat baik, seperti bagaimana seorang anak dengan bapaknya, sehingga tidak ada ketakutan yang terlihat terhadap siswa-siswa tersebut, dalam proses belajar mengajar dengan cara yang menyenangkan dan tidak ada kecanggungan dalam berintraksi dengan mereka hal yang sama juga saya lakukan di luar jam pelajaran
4. Bagaimana cara bapak Pergaulan di masyarakat itu harus baik, dan
77
berkomunikasi dengan masyarakat sekitar ?
saling menghormati baik itu sama orang tua dan yang lebih muda dari kita, karna di dalam bermasyarakat harus saling membantu dan tidak saling bermusuhan. Karena kalau komunikasi atau kebersamaan kita tidak berjalan dengan baik, maka segala sesuatu tidak bisa di selesaikan
5. Bagaimanakah cara bapak dalam memperlakukan siswa di sekolah dan di luar sekolah ?
Dalam memperlakukan para siswa itu harus sama dan jangan saling pilih kasih, walaupun siswa itu anak kita sendiri, tetap diberlakukan dengan cara yang sama, mengajarkan, memperhatikan, dan menjaga mereka di lingkungan sekolah, dan memberikan mereka hukuman yang sesuai dengan tingkat kenakalan mereka, dan di luar sekolah kita ajarkan bagaiman cara menghormati gurunya, seperti mengucapkan salam dan menyalami gurunya. Dan walaupun di luar sekolah jika menemukan siswa kita yang membuat kenakalan, kita menasehatinya dengan cara yang baik dan mengajarkan mereka apa yang benar dan yang salah.
6. Bagaimana bapak terhadap siswa yang mendapatkan musibah?
Jika salah satu dari siswa mengalami musibah seperti siswa itu mengalami sakit atau ada salah satu orang tuanya meninggal, saya dan guru-guru yang lain akan pergi kerumah siswa tersebut untuk memberikannya bantuan, baik itu secara materi, motivasi dan tenaga.
7. Bagaimana cara bapak dalam menghargai pendapat siswa dan para guru?
Kita sebagai guru dengan siswa harus menghargai pendapat-pendapat dari anak didik kita, namun kita sebagai guru harus secara bijak untuk memberikan nilai dan pembehasaan terhadap apa yang menjadi permasalahn tersebut, seperti melakukan kegiatan siraman rohani, untuk memberikan nasehat dan penanaman nilai agama, sosial dan motivasi agar menumbuhkan keyakinan kepada anak didik kita hal itu juga yang
78
dilakukan kepada sesama guru. 8. Bagaimanakah cara bapak
mendidik para siswa di SDN Bunmas?
Dalam mendidik mereka harus dengan sunggu-sungguh, dan bertanggung jawab sampai mereka mengerti mana yang baik dan mana yang buruk
79
Lampiran 2:
Transkip Wawancara Para Guru
Informan : Puri S.Pd Jabatan : Kepala sekolah Tanggal : 24 September 2018
Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang bapak/ibu pahami
tentang kompetensi sosial dan
bagaimana pendapat anda tentang
tentang kompetensi sosial yang
dimiliki oleh bapak Zaenuddin
selaku guru PAI di SDN
Bunmas?
1. Kompetensi sosial itu harus ada
pada setiap guru, agar guru
memahami bagaimana cara untuk
berintraksi yang baik dengan
sesama guru, dengan siswa
sekaligus masyarakat agar terjalin
hubungan yang baik. Saya dan
bapak Zaenuddin sudah kenal sejak
lama, beliau lebih dulu mengajar di
sekolah ini. Kompetensi sosial yang
beliau miliki sangat baik dan bagus,
saya suka gayanya berbicara, guru-
guru di sini belajar bahasa halus
sasak dari beliau dan mengajarkan
murid-murid disini cara berakhlak
yang baik
80
Informan : Sumindar S.Pd Jabatan : Guru kelas 3 Tanggal : 25 September 2018
Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang bapak/ibu pahami
tentang kompetensi sosial dan
bagaimana pendapat anda tentang
tentang kompetensi sosial yang
dimiliki oleh bapak Zaenuddin
selaku guru PAI di SDN
Bunmas?
Sebagai seseorang yang berkecimpung
dalam dunia pendidikan atau menjadi
guru harus memiliki kepribadian yang
mencerminkan seorang pendidik, jika
kompetensi sosial yang dimiliki baik
pasti kepribadiannya juga, begitulah
yang diperlihatkan oleh bapak
Zaenuddin. Beliau mempunyai
kepribadian yang baik gaya
berpenampilannya rapi tidak pernah
lupa memakai peci,di sini kami
memanggilnya dengan panggilan ustaz
Informan : Giniatun S.Pd Jabatan : Guru kelas 5 Tanggal : 25 September 2018
Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang bapak/ibu pahami
tentang kompetensi sosial dan
bagaimana pendapat anda tentang
tentang kompetensi sosial yang
dimiliki oleh bapak Zaenuddin
selaku guru PAI di SDN
Bunmas?
Menjadi guru itu kita diamati oleh
kepala sekolah, teman-teman guru dan
para murid, jika kepribadian dan sosial
kita sebagai guru baik insyaallah kita
pasti diamati dan dinilai baik oleh
orang-orang. Bapak Zaenuddin menjadi
seorang teladan yang baik bagi kita,
banyak murid-murid di sini yang
meniru gayanya bapak seperti gayanya
ketika ceramah
81
Informan : Muzakkir S.Pd Jabatan : Guru kelas 6 Tanggal : 26 September 2018
Pertanyaan Jawaban
A. Apa yang bapak/ibu pahami
tentang kompetensi sosial dan
bagaimana pendapat anda tentang
tentang kompetensi sosial yang
dimiliki oleh bapak Zaenuddin
selaku guru PAI di SDN
Bunmas?
Menurut saya bapak Zaenuddin jiwa
sosialnya sangat baik, contohnya
apabila ada salah satu siswa yang
mengalami musibah beliau selalu
terdepan dalm mengingat kami untuk
pergi kerumah siswa tersebut.
Informan : Sabur Jabatan : penjaga sekolah Tanggal : 26 September 2018
Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pendapat anda
tentang bapak Zaenuddin selaku
guru PAI di SDN Bunmas?
Zaenuddin merupakan ustaz yang
sangat dihormati di lingkungan sekolah
ini dan dilingkungan masyarakat beliau
merupakan salah satu orang tetua dan
beliau selalu diundang jika ada acara
seperti tahlilan untuk memimpin acara-
acara tersebut.
82
Lampiran 3:
Transkip Wawancara Siswa
Informan : Izam
Siswa : Kelas 4
Tanggal : 27 September 2018
Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pendapat anda
tentang bapak Zaenuddin selaku
guru PAI di SDN Bunmas?
Bapak zaenuddin sangat sayang dan
menjaga kami, setiap hari beliau
berjaga di pintu gerbang, ketika kami
datang beliau menyambut kami
dengan senyum, selalu mengajarkan
kami untuk mengucapkan salam,
bersalaman dengan guru-guru dan
teman-teman. Ketika kami pulang
bapak Zaenuddin membantu kami
untuk menyebrangi jalan supaya kami
selamat untuk pulang
83
Informan : Adelia
Siswa : Kelas 6
Tanggal : 27 September 2018
Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pendapat anda
tentang bapak Zaenuddin
selaku guru PAI di SDN
Bunmas?
Bapak Zaenuddin adalah orang yang
menyenangkan, saya senang diajar
oleh bapak Zaenuddin, dalam belajar
pendidikan agama saya mudah
mengerti karena diajar secara praktik
langsung seperti sholat
Informan : Galang
Jabatan : siswa kelas 6
Tanggal : 27 September 2018
Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pendapat anda
tentang bapak Zaenuddin selaku
guru PAI di SDN Bunmas?
Jika kita disekolah kita dijaga dengan
baik oleh bapak Zaenuddin kita tidak
boleh keluar dari lingkungan sekolah
selama jam sekolah dan di dalam kelas
kita selalu di jaga dan diawasi oleh
beliau agar tidak melanggar aturan
seperti bolos maupun berkelahi
dengan teman.
84
Informan : Idris
Jabatan : siswa kelas 6
Tanggal : 28 September 2018
Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pendapat anda
tentang bapak Zaenuddin selaku
guru PAI di SDN Bunmas?
‟Bapak Zaenuddin orang yang bijak
dalam menyelesaikan masalah, seperti
jika kami bertengkar dengan teman
yang lain, bapak Zaenuddin tidak
pandang siapa yang salah, tetapi
mendengarkan pendapat kami dulu
kemudian memberikan nasehat agar
tidak mengulanginya
85
Lampiran 4:
Foto-foto Dokumentasi
Gambar 1
Gambar 2
Dalam gambar ke 1 danke 2 ini memperlihatkan bagaimana hubungan baik yang
dibina oleh ZaenuddinS.Pdi selaku guru PAI di SDN Bunmas dengan kepala
sekolah dan para guru
86
Gambar 3
Gambar4
Guru PAI SDN Bunmas memberikan kasih sayang kepada murid-muridnya
dengan cara memperhatikan kerapian dalam berpakaian salah satu siswanya
seperti di gambar ke 3 dan juga membantu salah satu siswa yang sedang
kesusahan dalam pelajaran seperti gambar ke 4
87
Gambar 5
Fotowawancara Guru PAI SDN Bunmas
Gambar 6
Foto wawancara kepala sekolah SDN Bunmas
93
94
95
top related