interior restoran inggil malang

Post on 01-Jan-2016

83 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Tugas Interior bangunan publikRestoran Museum Inggil Malang

TRANSCRIPT

INTERIOR RESTORANKELOMPOK 1

• Rizki Nimas Exacti

• Mohammad Firdaus

• Felice Surya Atmadja

• Adibah Khairunnisa Marwa

• Firman Akbar

• Rica Nurcahyani

DATA

OBJEK RANCANGANINGGIL MUSEUM RESTOJalan Gajahmada No. 4

Malang

Fasade bangunan menggunakan gaya

klasik-country dominan klasik

dan warna finishing dinding hijau.

Sasaran pengunjung adalah keluarga

dan wisatawan

Jenis makanan yang disajikan adalah

masakan Jawa dan seafood

DENAH

DENAH

ORTHOGONAL

A

A’

B

B’

Potongan A-A’

Potongan B-B’

±0,00

+5,57

+8.90

±0,00

+5,57

+8.90

C’

C

D’

D

+5.57

+8.9

+4.30

+8.9

+5.57

+8.90

+4,30

+8.90

±0,00

±0,00

Potongan C-C’

Potongan D-D’

MEJA LESEHAN

MEJA

KURSI

PERABOT

ANALISA – SINTESA

TEMA

TEMATENANG, DINAMIS, DAN ALAMI (DOMINASI TENANG)

UNSUR :

Garis – Lurus (Horizontal) TENANG

Bentuk – Lurus TENANG

Warna – Hijau ALAMI, TENANG

coklat ALAMI, TENANG

merah

Cahaya – Buatan

Motif – 3D DINAMIS

Tekstur – Kasar DINAMIS

Ruang – Tertutup

Penghawaan – Buatan

PRINSIP :

Harmoni – Warna dan tekstur

• Proporsi – bentuk dan ruang

Keseimbangan – Informal

Irama – Perulangan

Titik berat – Ukuran

SIRKULASI

Sirkulasi pada Rumah Makan Inggil

arah sirkulasi pengunjung

Arah sirkulasi pada bangungan rumah makan Inggil ini adalah Sirkulasi Linier.

SIRKULASI

1. Hubungan pintu ke pintu

2. Hubungan pintu ke jendela (jendela hidup)

3. Hubungan denah perabot

Sirkulasi jaringan masuk jalur utama

bercabang.

Membagi ruangan menjadi 3 area

yaitu :

Area PERTUNJUKAN

Area AKTIFITAS (MAKAN)

Area SERVIS

31

2

Sirkulasi eksisting pada ruangan ini

adalah sirkulasi secara LINIER.

Dari analisa tersebut sirkulasi

pada ruang makanan ini kurang

baik, karena :

- Sirkulasi yang bercabang.

Menyebabkan arah sirkulasi yang

membingungkan dan tidak jelas.

-Tidak ada pembeda antara

sirkulasi dengan area makan.

- Masih terdapat sirkulasi yang

telalu sempit di beberapa

bagaian.

AKSESORIS

AKSESORIS

Aksesori pada ruangan restoran Inggil ini

berfungsi sebagai penunjang estetika.

Disatu sisi aksesori pada restoran ini memiliki nilai

sejarah dan kebudayaan.

Di harapkan dari penggunaan aksesoris ini,

pemilik berharap pengunjung dapat lebih

mengenali sejarah terutama sejarah pulau Jawa.

Aksesoris pemisah area lesehan

PANGGUNG sebagai titik pusat ruangan

memiliki aksesoris. Aksesoris bisa berupa

ornamen ornamen dan ukiran.

Hasil analisa

• Penggunaan aksesoris pada bangian

dinding ruangan ini terlalu banyak atau

ramai.

• Selain itu peletakan aksesori kurang

tertata dengan baik.

Hal ini berakibat membuat titik pusat

perhatian menjadi buram dan tidak

kuat.

• Aksesoris dapat menimbulkan kesan

informal dan tenang karena tatanan

aksesoris adalah horizontal

UNSUR DESAIN

GARIS

Unsur garis yang ada dalam ruangan ini

beragam, terdapat garis horizontal, vertikal,

diagonal, dan juga lengkung.

Garis yang paling dominan adalah garis

horizontal, dapat dilihat dari perabot dan

susunan aksesoris ruang.

BENTUK

Didominasi bentuk lurus (kubus).

MOTIFMotif yang ada di dalam ruang adalah motif 3D, yang terbentuk dari susunan aksesoris pada dinding ruangan.

WARNA

Warna hijau pada dinding.

Warna merah pada aksesoris ruangan.

Warna coklat pada perabot.

Dominasi warna coklat, namun

penggunaannya hampir sama kuat,

sehingga menimbulkan kesan ramai dalam

ruang.

RUANG

Termasuk ruang yang tertutup karena ruang dibatasi

oleh dinding-dinding masif dan tidak ada bukaan yang

menghubungkan dengan ruang luar.

TEKSTUR

Tekstur halus pada dinding dan lantai. Tekstur kasar pada batu-

batuan di dinding kolam. Tekstur kasar juga dibentuk dari susunan

aksesoris ruangan.

BAHAN

Menggunakan dinding beton serta material alami berupa kayu,

bambu, dan batu-batuan.

PENCAHAYAAN

Menggunakan general lighting

berupa lampu tempel di langit-

langit disertai dengan spot lighting

berupa lampu gantung dan lampu

tanam.

Lampu tempel (putih)

Lampu gantung (kuning)

Lampu tanam (kuning)

AKUSTIK

Suara yang ditimbulkan pada ruangan ini berasal dari panggung pertunjukan dan

speaker yang ada di dalam ruangan

PENGHAWAAN

Penghawaan buatan dengan

menggunakan kipas angin yang

dipasang di langit-langit dan

dinding ruangan.

PRINSIP DESAIN

WarnaDicapai dengan penggunaan

warna coklat pada perabot meja

dan kursi makan yang berbahan

dasar kayu, serta warna coklat

pada bambu yang digunakan

pada struktur dan rangka atap

bangunan.

TeksturDicapai dengan perpaduan tekstur

halus dan kasar yang

menimbulkan kesan tidak monoton.

Susunan aksesoris yang terdapat

pada dinding dapat menimbulkan

kesan berupa tekstur kasar, namun

pada ruangan ini penataan

aksesoris-aksesoris tersebut kurang

baik. Sehingga menimbulkan kesan

terlalu ramai.

HARMONI/KESELARASAN

PROPORSI

Rumah makan ini sudah cukup proporsi jika

dilihat dari besaran ruang dan perabot yang

ada di dalamnya.

Perabot-perabot besar sangat cocok proporsi

berada di ruangan yang besar.

Keseimbangan Informal

Terlihat dari penyusunan perabot yang tidak sama. Pembagian area

makan lesehan dan tidak menimbulkan ketidaksamaan bobot

visualnya.

Jika ditarik garis dari sirkulasi utamanya, terlihat bahwa perletakan

pintu utama tidak tepat berada di tengah-tengah ruangan. Hal

tersebut semakin menguatkan kesan asimetri pada ruangan.

KESEIMBANGAN

Perulangan:

Garis, terlihat pada kolom dan

rangka atap. Perulangan garis

lengkung pada beberapa

aksesoris dan tiang penyangga

lampo spot light

Warna, terlihat pada warna

dinding dan perabot

Bentuk, terlihat pada

perulangan bentuk kursi dan

meja makan. Selain itu

perulangan bentuk pada

bentuk dan ukuran bingkai

yang sama.

IRAMA

Irama dicapai dengan perulangan. Perulangan dapat mengontrol

gerak mata sehingga bergerak menuju arah yang diinginkan.

Cahaya, terlihat pada perulangan cahaya pada general lighting dan cahaya lampu pada spot lighting

Tekstur, terlihat pada perulangan tekstur kasar pada dinding dan perulangan tekstur halus pada

permukaan meja makan.

Perulangan bentuk yang

terlalu banyak akan

menimbulkan kesan ramai

pada ruangan.

TITIK BERAT

Penekanan titik berat dicapai

melalui ukuran panggung

pertunjukan beserta background.

Namun pencahayaan pada

panggung masih kurang bila

dibandingkan dengan spotlight yang

menerangi aksesoris.

Gaya interior rumah makan Inggil ini

menggunakan gaya country

Ciri gaya country:

-menggunakan bahan-bahan alami (bambu

pada struktur dan rangka atap, batu alam)

Fasade bangunan bergaya klasik-country

dominasi klasik, namun tidak ditemukan

sedikitpun gaya klasik di interior bangunan.

Sehingga desain baru diupayakan ada

penambahan sedikit kesan klasik

menyelaraskan antara fasade dengan interior

bangunan.

TATA LETAK PERABOT

Kondisi eksisting penataan

perabot pada restoran ini

menggunakan keseimbangan

asimetris sehingga menimbulkan

kesan informal dan santai.

Peletakan perabot meja makan

membentuk garis lurus yang menghadap

ke arah panggung. Hal ini menimbulkan

kesan monoton dalam ruangan.

Bentuk perabot meja makan dan

kursi yang digunakan dalam

restoran ini adalah bentuk lurus,

yaitu segi empat.

Karena bentuk perabot dalam

ruangan didominasi oleh garis

horizontal, maka kesan yang

ditimbulkan adalah santai, tenang

dan cenderung melebarkan ruangan.

Selain penataannya yang membentuk garis

lurus menghadap ke panggung, ukuran

perabot yang sama semuanya juga

menimbulkan kesan monoton.

Selain itu, ada beberapa kursi yang tidak

dapat melihat ke arah panggung. Hal ini

menyebabkan ketidak efektifan panggung

yang menjadi pusat perhatian dalam

ruangan.

DESAIN PERABOT

Kursi menggunakan

bahan kayu dan unsur

garis yang dominan

adalah garis vertikal

yang lebih

mengesankan kesan

elegan dan resmi.

Terdapat 2 jenis

perabot meja (untuk

duduk dan lesehan)

dengan bahan yang

sama yaitu

menggunakan kayu,

dengan unsur garis

dominan horizontal

yang mengesankan

tenang

Di dalam ruangan terdapat rak untuk meletakkan accesoris yang

terbuuat dari bahan kayu dan unsur garis yang horizontal. Rak

accesoris terlihat monoton. Dengan terdapat 2 rak dengan model

yang sama dan diletakkan berdampingan menimbulkan kesan

keseimbangan simetris dengan pengulangan yang

membosankan.

Tata letak perabot (bukan pada bagian lesehan)

terlihat monoton dan formal.

Desain perabot sebenarnya sudah mengikuti tema

ruangan, namun perlu adanya beberapa bagian

meja dan kursi yang diinovasi agar ruangan tidak

terkesan monoton dengan permainan unsur dan

prinsip desain interior.

TANGGAPAN DESAIN

SIRKULASI

Sirkulasi

.

1

32

1. Hubungan pintu ke pintu

2. Hubungan pintu ke jendela

(jendela hidup)

3. hubungan denah perabot

Hasil desain

Sirkulasi diberi perbedaan

warna dan tekstur pada lantai.

Bertujuan untuk memperjelas

sirkulasi pada ruang makan ini

Sirkulasi diperjelas dengan

adanya perbedaan warna

lantai dan tekstur lantai

Dengan adanya

patung sebagai

penarik perhatian

pengunjung agar

lagnsung menuju ke

arah zona aktIfItas

Adanya pengarah sirkulasi

atau pembeda antara zona

makan lesehan dan zona

makan biasa dengan adanya

hiasan wayang Petruk.

Area makan biasa

diberi ketinggian lantai

sekitar 3-5 cm dan area

makan lesehan 20cm

Sirkulasi dalam ruangan diperjelas dengan

pembedaan material dan warna. Jalur sirkulasi

menggunakan material alami yaitu batu kali

sehingga berbeda dengan lantai dasar yang

plesteran.

Sirkulasi dari dapur tidak lagi bertabrakan

dengan posisi meja makan.

AKSESORIS

Aksesoris

Dari Hasil Desain

Aksesoris pada ruangan ini diddesain dengan Dominan Garis

Horizontal dan Garis diagonal. Untuk menguatkan kesan

tenang dan informal.

• Aksesoris pada

dinding DIKURANGI

dan DIPINDAHKAN

KE RUANG YANG

LAIN agar tidak

terlalu ramai dan

tidak menganggu

titik pusat perhatian

• Penataan dengan

keseimbangan

asimetris.

• Aksesoris yang

digunakan memiliki

intensitas warna

yang rendah.

• Pada bagian dinding lesehan diberi

aksesoris berupa lukisan berintensitas

warna rendah atau foto foto malang

jaman dahulu.

• Selain itu dipasang aksesoris berupa

benda 3D seperti wayang , senjata

tradisional Jawa, dan topeng malangan.

• Pada bagian dinding ini diberi intensitas

warna rendah agar tidak mengganggu

panggung sebagai titik pusat perhatian.

• Dibagian panggung sendiri diberikan

aksesoris berupa ukiran ukiran sehingga

membentuk seperti bingkai.

• Selain itu pada bagian atas panggung

terdapat logo INGGIL sebagai penanda

dan memperkuat sisi TITIK PUSAT

PERHATIAN.

• Memiliki tinggi 2m dan berisi barang

barang aksesoris seperti wayang –

wayang, patung patung berukuran kecil

dan alat alat kuno

• Aksesoris pada dinding ini dikurangi dan

yang dipertahankan adalah lukisan lukisan

dengan ukuran yang lebih kecil dan intensitas

warna yang hampir seragam dan rendah.

Agar memberikan kesan informal dan tidak

menganggu titik pusat perhatian.

• Selain itu terdapat foto-foto jadul dan

topeng atau keris dengan penataan

keseimbangan informal dan membentuk garis

diagonal. Supaya kesan dinamis dan tenang

tercapai

Rak pada sisi ini berfungsi sebagai

aksesoris, penyekat antara zona

aktivitas makan dan pementasan

dengan zona servis.

UNSUR DESAIN

GARIS

Unsur garis yang digunakan adalah garis

horizontal dan diagonal dengan dominasi garis

horizontal untuk menciptakan kesan tenang

pada ruangan.

Penggunaan bidang-bidang horizontal di

samping tempat lesehan dipertahankan untuk

mengurangi kesan vertikal yang kuat dari

struktur bangunan. Unsur diagonal ditambahkan

pada lubang bidang tersebut untuk

menciptakan kesan dinamis pada ruangan.

Untuk struktur bangunan di sisi bangunan yang

lain, dikurangi kesan vertikalnya dengan

menggunakan perabot berupa lemari yang

mengandung garis horizontal dan diagonal.

Selain itu ditambahkan garis-garis horizontal

pada bagian atas struktur.

WARNA

Menggunakan skema warna analogus

(kuning – kuning hijau – hijau)

Warna hijau harus ada dalam ruangan

untuk membentuk kesatuan dengan fasade

bangunan yang berwarna hijau.

Skema warna analogus untuk menciptakan

kesan tenang.

BENTUK

Didominasi tetap bentuk lurus (kubus).

MOTIF

Motif 3D dari aksesoris ruangan menimbulkan

kesan dinamis yang sangat kuat sehingga perlu

dikurangi penggunaannya dalam ruangan.

TEKSTUR

Pengurangan motif 3D dalam ruangan juga

akan mengurangi tekstur kasar yang timbul

dalam ruangan.

BAHAN

Bahan-bahan atau material yang digunakan

tetap, berupa kayu, bambu, dan batu-batuan.

PENCAHAYAAN

Pencahayaan dalam ruangan diganti menggunakan

lampu gantung karena jarak meja dengan lampu

tempel yang digunakan sebelumnya terlalu jauh.

Pencahayaan pada panggung pertunjukan ditambah

untuk memperkuat panggung tersebut sebagai titik

pusat perhatian.

Penggunaan lampu tempel dengan intensitas cahaya

yang rendah agar pencahayaan tidak berat sebelah

antara area lesehan dan area duduk.

Lampu tempel (kuning)

Lampu gantung (kuning)

PRINSIP DESAIN

Pengurangan dan penataan aksesoris di dinding

akan mengurangi kesan ramai , sehingga

keselarasannya akan lebih baik.

Selain itu dapat pula menambah penekanan titik

berat pada panggung yang juga diberi

penekanan melalui pemberian spotlight.

Perulangan pencahayaan akan semakin

menonjolkan kesan berirama. Pengaturannya yang

linier juga akan membuat mata berjalan ke arah

titik pusat perhatian.

Pengolahan garis diagonal pada dinding juga

dapat mengarahkan mata ke arah panggung.

Penambahan lampu tempel akan memberikan

kesan klasik pada ruangan.

TATA LETAK PERABOT

Keseimbangan asimetris sudah sesuai dengan tema restoran yang

tenang, alami dan dinamis. Oleh karena itu, penggunaan

keseimbangan asimetris ini tetap digunakan.

Panggung tetap menjadi

titik pusat perhatian

dalam ruangan, dengan

memperhatikan

peletakan perabot untuk

memaksimalkan

panggung sebagai

pusat perhatian.

Peletakan meja

makan menjadi

serong 45° dan

beberapa diputar

90° sehingga semua

kursi dapat melihat ke

arah panggung.

Bagian lesehan tetap

dipertahankan untuk

memberi variasi

dalam restoran, selain

itu juga untuk

menjaga

keseimbangan

asimetris agar tidak

monoton.

Meja makan pada

bagian ini dihilangkan

karena tidak efektif dan

terhalang oleh lesehan

untuk melihat ke

panggung.

Untuk menghilangkan kesan

monoton, maka ukuran perabot

dibedakan meskipun bentuknya

tetap sama, didominasi garis

horizontal yang menimbulkan

kesan santai, tenang dan alami.

Peletakan perabot yang serong

45° menimbulkan garis diagonal

dalam ruangan yang juga

mengesankan tema restoran yang

dinamis.

Rak dibuat lebih dominan garis

horizontal untuk menimbulkan

kesan memanjang, bukan tinggi

sehingga terlihat proporsional

dengan perabot meja dan kursi.

DESAIN PERABOT

Pada jenis perabot meja makan dibuat menjadi 3 jenis ukuran

dimana terdapat bahan kayu yang lebih gelap dibagian tengah

meja untuk lebih mengesankan garis horizontal pada meja. 2 jenis

meja untuk tempat makan standard menggunakan kursi dengan

bentuk masing-masing persegi dan persegi panjang.

Kursi pada desain yang

baru tidak lagi

mengesankan formaldengan mengurangi unsur

garis vertikal dan

mengganti dengan garis

horizontal

Rak pada ruangan didesain untuk meletakkan accesoris restaurant. Desain rak menggunakan

dominasi garis horizontal dengan sentuhan garis diagonal. Garis horizontal

mengartikan tenang, garis diagonal mengartikan dinamis sesuai dengan tema ruangan.

Bahan yang digunakan tetap sama yaitu kayu untuk menekankan tema alami.

Detail Ukuran Pembatas dinding padaRuang Lesehan

Warna KayuHijaukekuningan

Detail Ukuran Pembatas Ruang Duduk

Detail Ukuran Pembatas dinding pada RuangLesehan

Bentukan Rakdidesain seperti inikarenamemperhatikanunsur Horizontal danDiagonal karenaterkait dengan temaTenang & Dinamis.

HASIL DESAIN

Potongan A-A’

Potongan B-B’

±0,00

+4,30+5,57

+8,90

±0,00

+1,2

+4,3

+4,3

Potongan C-C’

±0,00

+4,30

+5,57

+8,90

±0,00

+4,30

+5,57

+8,90

Potongan D-D’

top related