laporan observasi kafe dan restoran

40

Upload: reza-gustiawan

Post on 16-Aug-2015

1.428 views

Category:

Documents


121 download

DESCRIPTION

tugas di

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran
Page 2: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

LAPORAN OBSERVASI KAFE DAN

RESTORAN

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Perancangan

Interior

yang diampu oleh Asep Yudi P. M.Des

disusun oleh:

Reza Gustiawan Yunan (1301746)

PRODI TEKNIK ARSITEKTUR

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN

KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2015

Page 3: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan tugas observasi ke tiga kafe dan

restoran di kota Bandung, untuk mata kuliah Perancangan Interior.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih sebesar-

besarnya kepada:

1. Allah SWT yang sudah menyertai dalam penyelesaian laporan ini.

2. Andi P., Arbin S., Fajar M., Faris N., Hilmi F., Farouq I., Elma L., selaku rekan

yang telah membantu kegiatan observasi.

3. Semua pihak yang telah ikhlas berkontribusi dalam penyelesaian laporan ini.

Dalam laporan ini masih banyak kiranya dijumpai kekurangan yang

berkaitan kepada keterbatasan waktu, maupun kemampuan pengkajian karya

laporan yang ada. Dengan demikian penulis sangat membutuhkan saran dan

kritik yang membangun.

Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca, terutama seluruh masyarakat dan teman-teman sekalian.

Bandung, 12 Maret 2015

Penulis

Page 4: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

A.

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desain interior pada prinsipnya merupakan upaya memecahkan masalah

kehidupan yang berkaitan dengan ruang bagian dalam dari sebuah bangunan.

Masalah yang harus dipecahkan dalam desain interior berkaitan dengan masalah

fisik dan non fisik. Masalah fisik berkaitan dengan kondisi ruang yang terdiri atas

unsur lantai, dinding, plafon, perabot, utilitas seperti jendela untuk memasukan

cahaya alam, ventilasi untuk mengalirkan udara alami, pintu untuk mengakses

hubungan antar-ruang, mekanikal dan elektrikal seperti saluran perlistrikan dan

pemipaan. Masalah non fisik berkaitan dengan faktor manusia seperti kondisi

psikologis, sosial dan budaya yang membentuk persepsi-persepsi dan perasaan

terhadap suasana ruang tertentu1.

Permasalahan yang kompleks tersebut perlu diperhitungkan dalam upaya

mewujudkan sebuah desain interior yang memberikan penyelesaian masalah

secara integral. Dengan menggunakan metolodogi desain yang sistematis

(systematic design method)2 maka upaya pemecahan permasalahan pertama

dapat dilakukan dengan mendeskripsikan permasalahan tersebut dengan cara

mendata secara lengkap untuk kemudian diuraikan satu persatu secara runtut

dalam bentuk analisis masalah. Setelah itu akan ditemukan titik-titik

1 Disamping perlu pemecahan integral secara metodologis, kompleksitas permasalahan desain ini

juga perlu pemecahan integral secara multi disiplin ilmu. Oleh karena itu penggunaan metodologi,

filosofi, atau bahkan penetapan objek desain yang bersifat wajar akan lebih mudah untuk diterima

semua kalangan yang terlibat dalam sebuah perancangan (Buchanan dalam Margolin, 1995) 2 Metodologi ini dimaksudkan untu1) mengurangi jumlah kesalahan desain, redesain dan

penundaan, (2) memungkinkan untuk lebih imajinatif dan perancangan-perancangan lebih lanjut

(Jones dalam Cross, 198)

Page 5: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

permasalahan yang menjadi bahan untuk menetapkan rumusan permasalahan.

Dari rumusan permasalahan maka akan dimunculkan program kebutuhan

perancangan berupa daftar yang berisi hal-hal yang harus dipenuhi dalam

perancangan. Setelah program kebutuhan perancangan ditemukan maka proses

pencarian ide-ide desain pun dimulai. Proses penggalian ide-ide awal ini

disampaikan dalam bentuk gambar-gambar skematik atau sering disebut sebagai

skematik desain. Dalam proses pengembangan skematik desain itulah sering

terjadi kesulitan karena alternatif-alternatif pengembangan desain dapat simpang

siur antara satu alternatif terhadap alternatif yang lain. Oleh karena itu ketika

proses skematik desain berlangsung maka desainer harus mulai merumuskan

apa yang disebut sebagai konsep desain.

Keberadaan sebuah konsep desain dalam perancangan interior sangatlah

penting. Dengan adanya konsep maka seluruh permasalahan yang akan

dipecahkan dalam perancangan diformulasikan ke dalam satu perumusan yang

bersifat abstrak, sebagai landasan atau panduan untuk diterjemahkan ke dalam

tataran teknis, yaitu penerapan dari abstraksi konsep ke dalam perwujudan nyata

yang dapat terukur dan tergambar secara visual. Dengan demikian maka

diharapkan konsep desain akan dapat mengikat hasil perancangan menjadi

sebuah desain yang terintegrasi secara utuh.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Apa saja konsep yang diterapkan pada kafe yang dikaji?

2. Apa saja permasalahan yang umum dijumpai pada Kafe atau Restoran?

3. Bagaimana menyelesaikan permasalahan pada desain kafe yang keliru?

4.

Page 6: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

C. Tujuan Penyusunan Laporan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan laporan

observasi ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui konsep yang diterapkan pada kafe yang dikaji

2. Memahami permasalahan yang umum dijumpai pada Kafe atau Restoran

3. Memahami penyelesaian permasalahan pada desain kafe yang keliru

Page 7: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

BAB II

LANDASAN TEORI

I. Sejarah Desain Interior

Tidak diketahui secara pasti darimana sejarah desain interior dimulai. Akan

tetapi dengan begitu banyaknya ditemukan bukti-bukti besar yang menunjukkan

keberadaan dari penerapan ilmu desain interior di sepanjang sejarah peradaban

manusia, maka sejarah desain interior dapat dilacak keberadaannya. Artefak-

artefak yang ditemukan merupakan gambaran riil dari peradaban saat itu. Dari

sini terlihat bahwa setiap kebudayaan memiliki pola perkembangan yang masing-

masing berbeda. Setiap peradaban mengembangkan seni arsitektur, gaya

furnitur dan asesoris ruang berdasarkan ketersediaan bahan di wilayah

geografis masing-masing atau didapatkan dari perdagangan dan tersedianya

tenaga kerja yang murah.

Mesir, Yunani dan Romawi telah mencapai peradaban yang tinggi pada era kuno

(ancient era), merupakan peradaban yang ditandai dengan adanya kelompok elit,

banyaknya sumber daya manusia yang murah serta memiliki tradisi relijius yang

mendorong timbulnya ketrampilan artistik dan keinginan untuk mendapatkan

keabadian/immortality melalui bangunan-bangunan dan harta bendanya.

(Wealle, 1982:199).

Peradaban Mesir, Yunani dan Romawi dapat dijadikan sebagai titik tolak pada

perkembangan desain interior karena karya-karya seni dan desain yang

diciptakan pada masa itu masih sangat mempengaruhi bentuk-bentuk furnitur,

arsitektur dan benda-benda seni pada masa kini.

1. Perkembangan di Mesir

Untuk mengetahui sejarah perkembangan desain interior dapat dirunut dari

perkembangan yang terjadi pada peradaban Mesir Kuno. Banyak seni tradisi

yang berawal dari Mesir karena bangsa Mesir Kuno memiliki ketrampilan

kekriyaan (craftmanship) tinggi, yang mampu membuat berbagai produk seni

Page 8: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

yang indah meski dengan peralatan yang terbatas. Seni inlay pada furnitur

merupakan penemuan yang berharga yang hingga kini tetap digunakan, selain

itu orang Mesir adalah penenun yang handal serta pembuat furnitur yang hebat,

menggunakan sambungan konstruksi yang sampai sekarang lazim digunakan

yaitu konstruksi dovetail, mortise dan tenon. (Aronson, 1965:312).

Tumbuhan yang tumbuh di daerah Mesir waktu itu memberi inspirasi desain yang

diterapkan sebagai motif ornamen, berupa stilasi bunga papyrus, lotus lili, dan

palem, yang disusun secara sistematis dan terkesan kaku.

Istana di Mesir sebagai tempat tinggal pharoah (Raja Mesir) berukuran besar,

terdiri atas ruang-ruang yang rumit, merupakan suatu ruang tertutup yang terdiri

atas banyak ruang-ruang kecil yang mengelilingi halaman terbuka yang luas.

Perhatian utama bangsa Mesir pada kehidupan setelah mati waktu itu

mengakibatkan seni bangunan tempat tinggal kurang mendapat perhatian,

sehingga rumah-rumah penduduk dan pertokoan pada umumnya hanya

berbentuk sederhana, dengan atap datar dan celah kecil untuk jendela sebagai

jalan masuk sinar matahari. Interior rumah pada waktu itu hampir sama, yakni

terdiri atas ruang publik yang luas dengan dua atau tiga kamar tidur dan dapur.

(Wealle, 1982).

Perhatian pada life after death membuat konsentrasi yang sangat besar

diberikan pada bangunan-bangunan makam dan kuil. Piramida, merupakan

bangunan makam yang sangat terkenal. Imhotep adalah seorang arsitek yang

membangun piramid yang pertama di Sakkara yang tersusun dari blok-blok batu

limestone yang dikaitkan satu sama lain dengan presisi yang sangat tepat. Meski

setelah itu dibangun piramid terbesar di Gizeh, tapi Imhotep tetap dipuja

bagaikan dewa, bahkan hingga berabad-abad setelah kematiannya. Arsitektur

dan interior di dalam piramida menggambarkan bahwa bangsa Mesir pada saat

itu telah memiliki kemampuan teknik yang sangat hebat.

2. Perkembangan di Yunani ( 650-30 B.C.)

Seni di Yunani merupakan bagian dari jiwa. Keindahan diujudkan dengan

proporsi yang indah dan garis-garis yang lembut. Arsitektur Yunani hampir

seluruhnya difokuskan pada bangunan kuil dan bangunan umum (public bulding).

Page 9: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

Hampir seluruh aspek kehidupan orang Yunani pada saat itu baik di bidang seni,

arsitektur maupun kepustakaan, memiliki kepentingan relijius, bahkan kegiatan

sekuler seperti teater dan Olympic Games pun dikembangkan dari suatu

upacara sakral

Teater terbuka Epidauros terletak

di bagian timur Peloponnesos,

merupakan teater terbuka yang

paling baik akustiknya. Dari teater

semacam ini kita memperoleh

istilah “teater Proskenium” dari

“proskenion” yang ada di depan

“skene” . (Soedarso,

Perkembangan desain di Yunani

pada saat itu dipengaruhi oleh bentuk-bentuk dan ornamen dari Mesir, akan

tetapi bangsa Yunani dengan cepat dapat menyempurnakan bentuk-bentuk kaku

dari pengaruh Mesir tersebut dan menemukan bentuknya sendiri.

Pengaruh desain, seni dan arsitektur pada masa peradaban Yunani tersebar

secara lebih luas dibanding peradaban yang lain, misalnya seni patung, motif

dan elemen-elemen arstitektur Yunani dijadikan acuan hingga berabad-abad

kemudian, bahkan hingga saat ini. Bentuk-bentuk kolom: Doric, Ionic dan

Corinthian yang terkenal dengan sebutan Three Greek Orders of Column,

merupakan bentuk asli Yunani yang pertama kali ditemukan oleh Vitruvius, yang

hingga kini masih sangat populer dan digemari dan selain diterapkan pada

elemen arsitektural juga pada furnitur. (Aronson, 1965:327).

Furnitur terkenal yang dihasilkan pada jaman Yunani Kuno adalah Klismos Chair,

sebuah kursi berbentuk lengkung yang mengalir lembut, dengan sandaran

punggung sesuai lengkungan punggung manusia. ( Wealle, 1982). Ada beberapa

jenis furnitur di Yunani yang menggunakan bentuk lengkung Klismos ini, seperti

Greek bed with Klismos back (tempat tidur Yunani dengan sandaran Klismos).

Kursi dengan sandaran punggung Klismos biasanya hanya dimiliki oleh orang

kaya dan bangsawan, sedangkan yang digunakan oleh rakyat jelata di rumahnya

adalah sejenis kursi tanpa sandaran punggung, disebut diphros/ stool.

Gambar 2.1 Teater Terbuka Epidauros

Sumber: http://wikimedia.com

Page 10: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

3. Perkembangan di Romawi (753 B.C.- 365 A.D)

Bangsa Romawi Kuno adalah bangsa yang aktif, agresif dan mencintai kekuatan,

kekuasaan, kemewahan dan kenyamanan. Sangat berbeda dengan Yunani dan

Mesir, Bangsa Romawi adalah bangsa yang praktis, yang tidak hanya

memikirkan untuk membuat kuil dan kuburan, tapi lebih banyak membuat

kebutuhan duniawi seperti forum (civic centre), lengkung/monumen kemenangan,

pemandian umum/thermae, bahkan juga saluran air/aqua duct. (Soedarso Sp,

2007)

Gambar 2.2. Aquaduct dan Thermae

Sumber: http://www.wikimedia.com

Kemajuan Romawi di bidang interor dan arsitektur selain dapat dilihat dari

kemegahan dan kemewahan bangunan-bangunannya juga dari sistem

peratapannya yang sangat hebat, merupakan kombinasi antara lengkung sejati

(true vault) dan lengkung silang (cross barrel vault). Struktur cross vault yang

dimulai di jaman Romawi berbuah luar biasa di jaman Gotik. Karena kehebatan

konstruksinya, gereja Gotik berani membuka

clerestory berdinding kaca sehingga menjadi

terang. (

Rumah bangsa Romawi memiliki interior yang

mengikuti pola umum yang berlaku saat itu, yang

dibagi menjadi beberapa bagian, yakni atrium

sebagai central hall di dalam rumah yang

Gambar 2.3

Clerestory Cathedral

Rheims

Page 11: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

memiliki bukaan atap berukuran besar (disebut compluvium) dimana sinar

matahari dapat masuk untuk menerangi

bagian dalam rumah dan air hujan

dibiarkan masuk yang kemudian ditangkap

oleh kolam yang terletak dibagian tengah

ruang (disebut impluvium). Tamu memasuki

atrium melalui selasar yang biasanya

berhiaskan mozaik pada lantainya. Tablium

merupakan ruang suci yang terletak di

ujung atrium. (Wealle, 1982:207).

Rumah bagi bangsa Romawi merupakan pusat kehidupan, sehingga dibuat

begitu indah dan mewah, berbeda dengan peradaban Mesir dan Yunani yang

tidak begitu memberikan perhatian yang besar kepada keindahan ruang

huniannya, karena keasyikan mereka dengan life after death atau kehidupan

setelah mati.

4. Perkembangan di Jaman Renaissance (1400 – 1650 M )

Perkembangan utama dalam sejarah desain interior dapat dilihat pada jaman

Renaissance Itali, dimana seluruh kegiatan seni mencapai puncak kejayaan

didukung oleh kaum bangsawan dan orang kaya mendukung perkembangan

seni dengan kekayaannya. (Wealle, 1982:215

Axel von Saldem (1987) pada riset sejarah desain yang dilakukannya

menemukan bahwa pada akhir abad ke -16 di Itali terdapat kata “ designo

esterno” (karya yang sudah terlaksana). Saat itulah desain interior dan dekorasi

interior mulai mendapatkan peran yang khusus sehingga ada dugaan bahwa

sejarah desain interior dimulai dari jaman Renaissance Italia. Saat itu dibangun

istana –istana yang mewah dengan furnitur yang diukir dengan motif yang sangat

indah dan rumit. Di Itali pada saat itu terdapat dua kelas sosial, yakni kelas

bangsawan yang kaya dan dan petani yang miskin. Kaum petani tidak

terpengaruh oleh perkembangan desain, karena desain baru yang indah dan

mewah hanya peruntukkan bagi orang kaya saja. Hingga jaman itu, segala

Gambar 2. 4 Atrium dan Impluvium

Page 12: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

sesuatu yang indah tetap hanya bisa dimiliki kaum bangsawan, jauh di luar

jangkauan rakyat kebanyakan. Abad ke-17 dan ke-18 merupakan periode

desain interior di Itali dan Prancis

5. Revolusi Industri (Industrical Revolution)

Desain interior mulai berkembang dan lebih terjangkau /accessible untuk

masyarakat umum setelah terjadi Revolusi Industri, yang pada saat itu selain

banyak diproduksi produk-produk untuk kebutuhan rumah dengan harga yang

lebih murah sehingga dapat terjangkau oleh semua kalangan, juga mendorong

munculnya Revolusi Ekonomi di Amerika, yang membuat golongan masyarakat

menengah ke atas menjadi kaya dan memiliki uang yang berlebihan, sehingga

muncul kebutuhan dan keinginan untuk memperindah rumahnya. Saat itu juga

mulai banyak bermunculan majalah yang membahas masalah gaya desain

interior yang baru serta mulai timbul kebutuhan manusia untuk

mengkonsultasikan ide-ide dalam penataan rumah dan perabotnya. Hal ini

mendorong berkembangnya industri desain interior Ada ribuan orang yang

kemudian menjadi profesional dalam mendesain rumah maupun bangunan

kantor maupun orang-orang yang melakukan kegiatan perancangan ruang

sebagai hobi dan memberikan konsultasi gratis atau mengisi waktunya dengan

mendekorasi rumahnya sendiri

Sejarah desain interior mencatat begitu banyak kesuksesan yang dicapai oleh

para pelopor desainer interior. Secara umum mereka mendapatkan keuntungan

dari pembelian bahan dari biaya desain secara keseluruhan serta mendapatkan

fee untuk pelayanan jasa desain yang mereka berikan

Page 13: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

II. Pengertian Konsep Dan Gaya Bangunan

Sebelum kita mempelajarai lebih lanjut mengenai konsep dan gaya interior dan

ekterior bangunan, terlebih dahulu kita harus mengetahui definisi dari konsep,

Konsep adalah gagasan-gagasan yang memadukan berbagai unsur kedalam

suatu keseluruhan. Dalam pembuatan konsep bangunan baik interior ataupun

eksterior, banyak terdapat kendala-kendala konsep, diantaranya

Masalah Komunikasi Masalah tersulit bukan menjelaskan gagasan kita kepada

orng lain namun kepadadiri sendiri, Perancang belajar mengembangkan dialog

dlam pikiran mereka sendri sebaga langkah awal untuk menjelaskan gagasan

tersebut kepada orang lain.

a. Masalah Komunikas i lain yang mempengaruhi perumusan konsep adalah

“Komunikasi grafis ”. Ironisnya banyak siswa yang ragu-ragu membuat sketsa

sebagai bagian dari proses mengembangakan konsep.

1. Ketidak nyamanan

Suatu konsep akan sukar dikembangkan bila merupakan aspek arsitektural yang

tidak dikuasai.

2. Identifikasi hirarki yang tepat

Karena ketiadaan pengalaman, perancang mengalami kesulitan dalam

memutuskan apakah suatu gagasan merupakan konsep yang baik atau buruk.

Gaya bangunan merupakan pemilihan tema bangunan secara khusus agar ruang

yang ada di dalam bangunan ataupun bangunan itu sendri memiliki konsep yang

berbeda. Tema suatu bangunan dengan bnagunan yang lain tidak sama,

tergantung bagaimana perancang / arsitek mendesainnnya.

Konsep perancangan dalam design arsitektur secara umum dibagi menjadi 4

bagian yaitu :

Page 14: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

1. Bagian bawah bangunan

Perancangan/desain bagian bawah bangunan merupakan pemilihan gaya dan

konsep bangunan mengenai struktur/bentuk pondasi, lantai dan halaman suatu

bangunan.

2. Bagian tengah bangunan.

Perancangan bagian tengah bangunan merupakan pemilihan konsep

perancangan untuk diterapkan pada dinding, jendela atau pintu

3. Bagian atas bangunan

Perancangan bagian atas bangunan merupakan pemilihan konsep bangunan

yang meliputi konsep perancangan rangka atap dan penutup atap

4. Bagian eksterior dan interior meliputi konsep perancangan

Pada konsep perancangan bagian eksteior dan interior inilah yang akan kita kaji

lebih mendalam. Konsep perancangan pada bagian eksterior dan interior

bangunan meliputi pemilihan berbagai jenis lysplank, aksesoris dan seni profil

dinding,aksesoris kuzen dan daun pintu-jendela, pemilihan warna dsb. hal-hal

tersebut akan sangat berperan dalam mendukung tampilan gaya bangunan /

konsep bangunan yang kita terapkan. Perancangan eksterior dan interior

bangunan berfusngi untuk mempercantik dan memperindah tampilan bangunan,

apabila perancangan konsep berhasil maka rumah akan tampak serasi, nyaman,

dan pas dipandang (eyecatching).

Page 15: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

III. Konsep Interior Dan Eksterior Bangunan

1. Konsep Minimalis

Building Interior atau Bangunan bergaya interior atau arsitektur minimalis selalu

menekankan hal-hal yang bersifat esensial atau fungsional. Bentuk-bentuk

geometris elementer, seperti garis, persegi, dan kubus, tanpa ornamen atau

dekorasi menjadi karakternya. Sudut-sudut tegas dan warna netral, misalnya

putih dan krem, terlihat menonjol. Keindahan atau kemewahan lebih terkesan

dari keapikan susunan detail struktur atau arsitektur, bukan dari kerumitan

ornamen penyertanya.

arsitektur jenis minimalis biasanya mudah dikembangkan atau di aplikasikan

dengan konsep interior lainnya seperti, Minimalis modern, minimalis tropis, dan

minimalis kontemporer. memadukan dua atau lebih gaya yang berbeda bisa

disebut sebagai gaya eklektik.

Ciri desain minimalis eksterior dan interior adalah:

a. Sambungan bidang yang sempurna, pertemuan dinding dan atap

memerlukan penanganan yang rapi. Mungkin ini yang menjadi pertimbangan

biaya desain minimalis mahal.

b. Penampilan struktur yang elegan, konstruktsi struktural tersusun

sederhana dan lugas tanpa kamuflase elemen arsitektur.

c. Pengunaan warna yaitu menggunakan dua warna yang mencolok

untuk membedakan dua buah bidang

d. Penggunaan cahaya, sebagai elemen yang mampu memberikan

efek dramatis. Permainan cahaya buatan atau alami menghasilkan efek

kedalaman ruang.

e. Open space, menghilangkan material dinding - contoh dapur dan

ruang makan dalam satu ruang.

Page 16: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

Berikut ini contoh tampilan (Gambar 3.1 dan 3.2 ) merupakan contoh desain

Eksterior gaya minimalis dan pada (Gambar 3.3 dan 3.4) merupakan contoh

desain Interior bergaya Minimalis.

(Gambar 3.1) Eksterior Minimalis (Gambar 3.2 ) Eksterior Minimalis

(Gambar 3.4) (Gambar 3.3)

Kamar tidur berkonsep Minimalis Ruang Tamu berkonsep Minimalis

Page 17: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

Kesan rumah minimalis dapat dicerminkan melalui sisi arsitektur, bentuk rumah

dan penataan interior dan tahap finishing. Bentuk furniture dengan pola garis –

garis dinamis memberikan kesan lembut dan nyaman yang masih sesuai dengan

fungsinya. Bahan pelapis furniture akan bergeser dari motif bunga – bunga ke

motif polos. Konsep desain interior tidak akan banyak berubah.

Konsep dasar penataan ruang ditujukan untuk menciptakan kesan ruang yang

luas dan nyaman. Kesan ini dapat dibuat dengan menerapkan bukaan agak

besar di dinding rumah. Konsep ini diterapkan untuk menyelesaikan

keterbatasan lahan perumahan dan bukaan besar pada bangunan telah terbukti

mampu memberikan kesan ruang yang lebih luas.

2. Konsep Modern

Gaya modern adalah gaya desain yang simple, bersih, fungsional, stylish, dan

selalu mengikuti perkembangan jaman yang berkaitan dengan gaya hidup

modern yang sedang berkembang pesat. Gaya hidup modern ditopang oleh

kemajuan teknologi, dimana banyak hal yang sebelumnya tidak bisa dibuat dan

didapatkan menjadi tersedia bagi banyak orang.

Dalam mendesain konsep dan gaya modern selalu melihat nilai benda-benda

berdasarkan besar fungsi atau banyaknya fungsi benda tersebut, serta

berdasarkan kesesuaiannya dengan gaya hidup yang menuntut serba cepat,

mudah dan fungsional.

Dalam arsitektur, gaya hidup modern berimbas kepada keinginan untuk memiliki

bangunan yang simple, bersih dan fungsional, sebagai simbol dari semangat

modern. Namun, gaya hidup semacam ini hanya dimiliki oleh sebagian

masyarakat saja, terutama yang berada di kota besar, dimana kehidupan

menuntut gaya hidup yang lebih cepat, fungsional dan efisien.

Arsitektur modern memiliki ornament yang sangat minim. Pada arsitektur modern

fungsi lebih diutamakan dalam menentukan bentuk, ukuran dan bahan. Di

Indonesia rumah-rumah dengan gaya arsitektur modern mulai banyak diterapkan

pada awal tahun 70an.

Page 18: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

Di masa sekarang pun banyak rumah-rumah baru yang dibangun dengan gaya

arsitektur modern dengan penyesuain terhadap bahan bangunan dengan

teknologi terkini, perkembangan budaya dan wawasan serta gaya hidup

penghuninya.

Eksterior rumah dengan gaya arsitektur modern didominasi dengan jendela yang

berukuran lebar dan atau tinggi, list plang beton memanjang dan kanopi yang

menjeorok ke depan. Dengan kolom yang simple atau bahkan tanpa kolom.

Bentuk masa rumah modern di dekorasi dengan ornament garis vertical,

horizontal, dan

diagonal yang sederhana pada dinding eksterior yang luas

Interior rumah modern ditata dengan ornament yang sederhana, plafond

bertingkat dan void di ruang-ruang public yang meberikan kesan luas.

Ruang pada rumah dengan gaya Arsitektur Modern umunya transparan,

menerus, ruang-ruang saling terhubung dengan ruang-ruang perantara dibatasi

oleh dekorasi interior yang tidak masiv. Bahan bangunan berupa stainless steel

finishing polished, aluminum anodized, kaca berwarna / tinted glass, marupakan

bahan dengan jenis finishing mencirikan rumah modern dimasa-masa awal

berkembangnya di Indonesia. Disaat sekarang ini banyak bahan engunan

dengan teknologi modern yang menjadi komponen penting seperti galvanized

metal, granitile, grc, perforated metal dll.

Beberapa Ciri Arsitektur Modern sebagai berikut:

a. Asimetris

b. Orientasi pola horizontal

c. Atap datar

d. Tidak ada cornice /profil atap

e. Bentuk Kotak

f. Halus

g. Penampian efisien

h. Sudut lengkung

i. Jendela Kaca

Page 19: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

j. Aluminium dan stainless steel trim pada pintu dan jendela

k. Panel mengkilap

l. Baluster metal

m. Deretan jendela atau garis-garis

n. Sedikit atau tidak ada hiasan

o. Denah terbuka

Untuk lebih jelasnnya mengenai konsep bangunan modern, berikut ini kita

contohkan tampilan konsep bangunan modern pada (Gambar 3.7 dan 3.8)

merupakan contoh desain Interior bergaya Modern.

(Gambar 3.7) (Gambar 3.8)

Kamar tidur berkonsep Modern Ruang Tamu berkonsep

Modern

3. Konsep Mediterania

Desain Mediterania adalah desain yang mengusung atau mengacu konsep

Page 20: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

bangunan kerajaan di Eropa 80’an. Dalam design Meditarian ini ciri

bangunannya adalah adanya Pilar – pilar besar pada tampak bangunan tersebut,

dan ditunjang dengan adanya sisi bangunan yang membentuk setengah

lingkaran di kelilingi aksesoris – aksesoris etnic atau listplank beton yang besar.

Pada konsep meditarian ini Pemilik menonjolkan sisi kemewahan pada

bangunan dimana terdapat Jendela – jendela besar dengan warna tanah seperti

coklat, kuning tanah, merah bata, sehingga mencerminkan rumah tinggal kaum

Bangsawan seperti di Eropa era 80’an yang memiliki rumah tersebut. Pada

Konsep bangunan Meditaran banyak dihiasi pola lengkung pada pintu, jendela

ataupun teras bagian atasnya.

Berikut ini contoh tampilan (Gambar 3.9 dan 3.10 ) merupakan contoh desain

Eksterior gaya Mediteran dan pada (Gambar 3.11 dan 3.12) merupakan contoh

desain Interior bergaya Mediteran.

(Gambar 3.9) (Gambar 3.10 )

(Gambar 3.11) (Gambar 3.12)

4. Konsep Oriental

Page 21: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

Konsep arsitektur bergaya oriental memiliki keragaman serta elemen-elemen

yang sanngat menarik, seperti adanya ukiran-ukiran kayu pada dinding-dinding,

ornamen-ornamen yang bertemakan oriental seperti guci, lukisan-lukisan

maupun sentuhan warna-warna yang memperkuat kesan oriental,

Ciri utama dalam interior oriental ditampilkan dengan penggunaan aspek warna

merah, kuning, ukuran long life design yang berbentuk bulatan atau

modifikasinya atau gambar naga. Interior bergaya oriental umumnya

menggunakan warna-warna netral guna menciptakan latar belakang yang

sederhana untuk menonjolkan elemen interior yang jumlahnnya sedikit di dalam

ruangan. Selain itu, warna-warna netral dan alami memberikan kesan lega dan

lapang pada ruangan. Material yang digunakan dalam interior oriental umumnya

adalah material mentah tanpa finishing yang berlebihan. Pemakain material

mentah ini dapat menghasilkan kesan tenang dan lembut dalam ruangan.

Budaya oriental selalu mengutamakan keseimbangan Ying dan Yang dalam

semua aspek kehidupan. Dalam interior oriental, sentuhan ahir sebuah ruangan

dapat terlihat kontras dan berlawanan, hal tersebut bertujuan untuk mencapai

keseimbangan yin dan yang tersebut.

Beberapa material yang banyak digunakan dalam interior oriental karena

teksturnya yang indah seperti kayu cedar, kayu rosewood, bambu, batu,

anyaman rotan, sutera. Masing-masing bahan ini menghasilkan tekstur tersendiri

yang dapat dikombinsikan untuk menciptakan harmoni ying dan yang.

(Gambar 3.13) (Gambar 3.14 )

Page 22: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

(Gambar 3.15) (Gambar 3.16)

Contoh tampilan diatas (Gambar 3.13 dan 3.14 ) merupakan contoh desain

Eksterior gaya Oriental dan pada (Gambar 3.15 dan 3.16) merupakan contoh

desain Interior bergaya Oriental.

5. Konsep Kontemporer

Gaya Kontemporer adalah istilah yang bebas dipakai untuk sejumlah gaya yang

berkembang antara tahun 1940-1980an. Gaya kontemporer juga sering

diterjemahkan sebagai istilah arsitektur modern (Illustrated Dictionary of

Architecture, Ernest Burden).

Walaupun istilah kontemporer sama artinya dengan modern atau sesuatu yang

up to date, tapi dalam disain kerap dibedakan. Istilah ini digunakan untuk

menandai sebuah disain yang lebih maju, variatif, fleksibel dan inovatif, baik

secara bentuk maupun tampilan, jenis material, pengolahan material, maupun

teknologi yang dipakai.

Desain yang Kontemporer menampilkan gaya yang lebih baru. Gaya lama yang

diberi label kontemporer akan menghasilkan bentuk disain yang lebih segar dan

berbeda dari kebiasaan. Misalnya, modern kontemporer, klasisk kontemporer

atau etnik kontemporer. Semua menyajikan gaya kombinasi dengan kesan

kekinian.

Disain-disain arsitektur cabang dari modern yang lebih komplek dan inovatif

biasa juga disebut sebagai disain yang kontemporer. Misalnya, dekonstruksi,

Page 23: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

post modern, atau modern high tech. Disain Mal eX di Jakarta, misalnya,

menampilkan gaya arsitektur Dekonstruksi dan termasuk juga ke dalam gaya

kontemporer. Disainnya berupa ; deretan yang berbentuk kubus yang diacak tak

teratur; diberi warna berbeda sehingga terlihat atraktif; bentuk jendela tak

beraturan di permukaan kubus.

Arsitektur kontemporer menonjolkan bentuk unik, diluar kebiasaan, atraktif, dan

sangat komplek. Pewrmainan warna dan bentuk menjadi modal memciptalkan

daya tarik bangunan. Selain itu permainan tekstur sangat dibutuhkan. Tekstur

dapat diciptakan dengan sengaja. Misalnya, akar rotan yang dijalin berbentuk

bidangbertekstur seperti benang kusut. Bisa juga dengan memilih material alami

yang bertekstur khas, seperti kayu

Untuk menciptakan bentuk komtemporer, tak harus dengan material baru. Jenis

material bangunan boleh sama , tapi dengan disain yang baru.Sepanjang tahun

1960-an dan 70-an kontemporer rencana menjadi cukup populer. Gaya

kontemporer adalah kombinasi dari beberapa gaya dan rumah-rumah seringkali

multi level. Beberapa karakteristik bangunan kontemporer adalah

I. Garasi penempatan di depan rumah untuk efektivitas biaya.

II. Atap bernada dangkal yang sering memperpanjang dari tingkat yang lebih tinggi

di atas tingkat yang lebih rendah.

III. Sederhana, bersihkan garis-garis yang hemat biaya untuk membangun tetapi

menarik.

IV. Windows yang besar dan kadang-kadang trapesium berikut lapangan atap di

Gables.

Eksterior adalah campuran dari bahan seperti kayu, batu bata, dinding

batu, dan semen. Vertikal ornamentasi dalam pola yang sederhana. . Rumah

kontemporer masih sedang dibangun di seluruh bangsa dan telah menjadi gaya

yang sangat populer di rumah perkembangan saluran dan lingkungan rumah

adat sama.

Page 24: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

(Gambar 3.17) (Gambar.18 )

(Gambar 3.19) (Gambar 3.20)

Contoh tampilan diatas (Gambar 3.17 dan 3.18 ) merupakan contoh desain

Eksterior gaya Oriental dan pada (Gambar 3.19 dan 3.20) merupakan contoh

desain Interior bergaya Oriental.

Page 25: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

IV. Pengertian Desain Interior

Bila ingin berbicara tentang desain biasanya dimulai dengan usaha

memformulasikan pengertian tentang desain, membuat definisi desain dan

mencari arti desain. Pengertian desain interior dikemukakan oleh D.K. Ching

(2002:46) sebagai berikut:

Desain interior adalah sebuah perencanaan tata letak dan perancangan ruang

dalam di dalam bangunan. Keadaan fisiknya memenuhi kebutuhan dasar kita

akan naungan dan perlindungan, mempengaruhi bentuk aktivitas dan memenuhi

aspirasi kita dan mengekspresikan gagasan yang menyertai tindakan kita,

disamping itu sebuah desain interior juga mempengaruhi pandangan, suasana

hati dan kepribadian kita.Oleh karena itu tujuan dari perancangan interior adalah

pengembangan fungsi, pengayaan estetis dan peningkatan psikologi ruang

interior.

Dari pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa desain interior merupakan seni

dan ilmu untuk memahami kebiasaan orang di dalam ruang dengan tujuan untuk

menciptakan ruang yang fungsional didalam struktur bangunan yang dirancang

oleh seorang arsitek.

Page 26: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

V. Pengertian Rumah Makan

Menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi

No.KN.73/PVVI05/MPPT-85 tentang Peraturan usaha Rumah Makan, dalam

pcraturan ini yang dimaksud dengan yangsaha Jasa Pangan adalah : “Suatu

usaha yang menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola

secara komersial”.

Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 304/Menkes/Per/89 tentang

persyaratan rumah makan maka yang dimaksud rumah makan adalah satu jenis

usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang

permanen dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses

pembuatan, penyimpanan dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di

tempat usahanya.

Sedangkan Wojowasito dan Poerwodarminto (Marsyangm, 1999:71)

mengklasifikasikan restoran atau rumah makan menjadi beberapa tipe, antara

lain:

A’la Carte Restaurant : adalah restoran yang mendapatkan izin penuh untuk

menjual makanan lengkap dengan banyak variasi dimana tamu bebas memilih

sendiri makanan yang mereka inginkan. Tiap-tiap makanan di dalam restoran ini

memiliki harga sendiri-sendiri.

Table D ‘hote Restaurant : adalah suatu restoran yang khusus menjual menu

table d’hote, yaitu suatu susunan menu yang lengkap (dari hidangan pernbuka

sampai penutup) dan tertcntu, dengan harga yang telah ditentukan pula.

Coffe Shop atau Brasserei : adalah suatu restoran yang pada umumnya

berhubungan dengan hotel, suatu tempat dimana tamu biasanya berhubungan

dengan hotel, suatu tempat dimana tamu bias mendapatkan makan pagi. makan

siang dan makan malam secara cepat dengan harga yang cukupan. Pada

umumnya system pelayanannya adalah dengan American service dimana yang

diutamakan adalah kecepatannya. Ready on plate service, artinya makanan

sudah dtatur dan disiapkan diatas piring. Kadang-kadang penyajiannya dilakukan

dengan cara buffet atau prasmanan.

Cafelaria atau Cafe : adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan

cake (kue-kue), sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanannya terbatas

dan tidak menjual minuman beralkohol.

Canteen : adalah restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik, dan

sekolah, tempat dimana para pekerja atau pelajar biasa mendapatkan makan

Page 27: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

siang atau coffe break, yaitu acara minum kopi disertai makanan kecil atau

selingan jam kerja, jam belajar ataupun dalam acara rapat-rapat dan seminar.

Continental Restaurant : suatu restoran yang menitik beratkan hidangan

continental pilihan dengan pelayanan elaborate atau megah. Suasananya santai,

susunannya agak rumit, disediakan bagi tamu yang ingin makan secara santai.

Carvery : adalah suatu restoran yang berhubungn dengan hotel dimana para

tamu dapat mengisi sendiri hidangan panggang sebanyak yang mereka inginkan

dengan harga hidangan yang sudah ditetapkan.

Dining Room : terdapat dihotel kecil, motel atau inn. merupakan tempat yang

tidak lebih ekonomis dari pada tempat makan biasa. Dining room pada dasarnya

disediakan untuk para tamu yang tinggal di hotel itu, namun yang terbuka bag!

para tamu dari luar.

Discotheque : ialah suatu restoran yang pada prinsipnya berarti juga tempat

dansa sambil menikmati alunan musik. Kadang-kadang juga menampilkan live

band. Bar adalah salah satu fasilitas utama untuk sebuah discotheque. Hidangan

yang tersedia umumnya berupa snack.

Fish and Chip Shop : ialah suatu restoran yang banyak terdapat di Inggris,

dimana kita dapat membeli macam-macam kripik (chips) dan ikan goreng,

biasanya berupa ikan Cod, dibungkus dalam kertas dan dibawa pergi . jadi

rnakanannya tidak dinikmati di tempat itu.

Grill Room (Rotisserie) : adalah suatu restoran yang menyedikan bermacam-

macam daging panggang. Pada umumnya antara restoran dengan dapur

dibatasi dcngan sekat dinding kaca sehingga para tamu dapat memilih sendiri

potongan daging yang dikehendaki dan melihat sendiri bagaimana memasaknya.

Grill room kadang-kadang disebut juga sebagai steak house.

Inn Tavern : Inn tavern ialah suatu restoran dengan harga cukupan yang dikelola

oleh perorangan di tepi kota. Suasananya dibuat dekat dan ramah, dengan tamu-

tamu. Sedangkan hidangannya lezat-lezat.

Night Club/Super Club : adalah suatu restoran yang pada umumnya mulai dibuka

menjelang larut malam, menyediakan makan malam bagi tamu-tamu yang ingin

santai. Dekorasinya mewah, pelayanannya megah. Band merupakan

kelengkapan yang diperlukan. Para tamu dituntut berpakaian resmi dan rapi

sehingga manaikkan gengsi.

Pizzeria: adalah suatu restoran yang kusus menjual pizza. Kadang-kadang juga

ada spaghetty atau makanan khas Italia lainnya.

Pan Cake Hoii.se/Creperie: adalah restoran yang khusus menjual pun cake dan

crepe yang diisi dengan berbagai macam manisan didalamnya.

Page 28: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

Pub : pada mulanya merupakan tempat hiburan umum yang mendpat izin

menjual minuman bir serta minuman beralkohol lainnya. Para tamu mendapatkan

minumannya dari counter (meja panjang yang membatasi dua ruangan).

Pengunjung dapat menikmat; sambil duduk atau berdiri. Hidangan yang tersedia

berupa snack seperti pies dan sandwich. Sekarang kita bisa mendapatkan

banyak hidangan pengganti di pub.

Snack Bar/Cqfe/Milk Bar: adalah semacam restoran cukupan yartg sifatnya tidak

resmi dengan pelayanan cepat dimana para tamu mengumpulkan makanan

mereka diatas baki yang diambil dari atas kounter dan kemudian membawanya

kemeja makan. Para tamu bebas memilih makanan yang disukainya. Makanan

yang disediakan biasanya adalah hamburger, sausages dan sawhvich.

Specialitiy Restaurant: adalah restoran yang suasana dan dekorasi seluruhnya

disesuaikan dengan tipe khas makanan yang disajikan atau temanya. Restoran

semacam ini menyediakan masakan Cina, Jepang, Italia dan sebagainya.

Pelayanannya sedikit banyak berdasarkan tatacara negara tempat asal makanan

spesial itu.

Terrace Restaurant: adalah suatu restoran yang terletak di luar bangunan,

namun pada umumnya masih berhubungan dengan hotel maupun restoran

induk. Di negara-negara barat pada umumnya restoran tersebut hanya buka

pada waktu musim panas saja.

Gourmet Restoran: ialah suatu restoran yang menyelenggarakan pelayanan

makan dan minum untuk orang-orang yang berpengalaman luas dalam bidang

rasa makanan dan minuman. Keistimewaan restoran ini ialah makanan dan

minumannya yang lezat-lezat, pelayanannya megah dan harganya cukup mahal.

Family Type Restaurant: ialah suatu restoran sederhana yang menghidangkan

makanan dan minuman dengan harga tidak mahal, terutama disediakan untuk

tamu-tamu keluarga maupun rombongan.

Main Dining Room: ialah suatu restoran atau ruang makan utama yang pada

umumnya terdapat di hotel-hotel besar. dimana penyaji makanannya secara

resmi, pelan tapi masih terikat oleh suatu peraruran yang ketat. Servisnya biasa

menggunakan pelayanan ala Perancis atau Rusia. Tamu-tamu yang hadirpun

pada umumnya berpakaian resmi atau formal.

Page 29: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

BAB III TELAAH KASUS

3.1 Informasi Obyek Studi

1. Etcetera (etc) café

Lokasi : Jl. Trunojoyo No. 40

Telepon : +62 22 4265154

Fax : +62 22 4265155

Jam Kerja : Monday-Friday, 11am-11pm. Saturday-Sunday, 11am-12am

Fasilitas : toilet, mushola, Wi-Fi, parking area, meeting room (bias mengakomodasi sampai 25 orang)

Fasilitas Terdekat

: ATM, pharmacy, mini market

Sekitar : clothing line or distribution store along Jl. Trunojoyo and Jl. Sulanjana

Deskripsi

:Cafe ini mengusung konsep semi terbuka sebab ruangannya memang tidak tertutup semua. Bahkan ada taman kecil yang menjadikan ruang tersebut terasa lebih sejUk dan nyaman sekaligus Alami

Page 30: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

Taman sebagai sirkulasi udara dan pencahayaan alami

Kapasitas tempat duduknya tergolong besar, dapat menampung sekitar seratus orang sekaligus.

Page 33: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran
Page 34: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran
Page 35: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

3.2 Analisis

Page 36: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

1. Etcetera cafe

Permainan ketinggian plafond yang membuat suara dari pengunjung lebih

tersebar sehingga memaksa para pengunjung untuk memelankan suaranya .

Akibatnya suasana pada ruangan menjadi sunyi senyap tenang santai dengan

dialuni lagu “jadoel” yang semakin membawa pengunjung ke suasana rumah

konglomerat pada masa colonial belanda dan memaksa pengunjung untuk

menikmatinya secara perlahan. Penggunaan warna tanah dan penggunaan

material kayu juga furniture yang dijaga keasliannya menambah kesan ruang

makan menjadi hangat ramah dan juga klasik . Penggunaan warna putih

melambangkan kesederhanaan , ruangan yang menggambarkan umur ruangan

memaksa pengunjung untuk menghormati ruang dengan memperlambat semua

gerakan dan suara yang ditimbulkan .

Kafe ini dengan keapikannya melakukan perawatan pada ruang baik itu hiasan

vertical , horizontal dan furniture sehingga kualitas ruang ini masih terjaga sama

seperti dulu dengan umur bangunan tua yang masih “hidup” sehat menjadikan

pengunjung yang datang akan merasa hormat dan mengikuti peraturan

bangunan yang tua ini ,seakan akan ruang ini hidup untuk mempersilahkan

interaksi dengan umat manusia

.

Page 37: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

2. Indischetafel cafe

Seperti paparan pada informasi obyek bahwa café etc memiliki keunikan bahwa

kafe ini memanfaatkan sirkulasi udara yang dimuat melalui taman yang berada di

tengah ruang makan kafe . tidak hanya sirkulasi udara namun pencahayaan

alami sangat dimanfaatkan sehingga suasana di dalam kafe berubah menjadi

suasana outdoor café . Konsep kafe ini menganut konsep klasik dengan

menggunakan material furniture kayu dan penggunaan warna tanah membuat

suasana alam semakin terasa . Pintu yang digunakan pada kafe ini

menggunakan pintu lipat berbahan material kayu . Hiasan dinding dengan

permainan gatra kayu . Partisi penutup yang digunakan adalah partisi tembus

pandang sehingga pengunjung tidak merasakan ruang yang sempit namun

merasakan kesan ruang luas terbuka kealam .Penempatan utilitas ditempatkan

diatas balok yang dilapisi oleh multiplek

Secara keseluruhan kafe ini menyapa pengunjungnya dengan Bahasa yang

hangat dan ramah membuat pengunjung merasa ditempatkan pada tempat lain

secara implisit mengarah pada suatu tempat dimana pengunjung merasa sangat

nyaman dengan ditemani alam . Bisa dibilang setelah masuk kita berada di villa

Bali yang kaya akan keindahan alamnya dan suasana nyaman di Bali . Yang

paling memperlihatkan konsep villa adalah pada pintu lipat yang berbahan

material kayu dengan bukaan menghadap taman , seakan akan kita berada di

suatu pagi di villa terbangun dari tidur dan kemudian membuka pintu lipat yang

menghadap ke alam dan kita disuguhi di etcetera

]

Page 38: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

3. Vanilla Wine and Kitchen

Suasana Industrial Retro yang dibawa kedalam suasana cafe yang nyaman dan bersih, serta penempatan barang barang karya desainer, dan penempatan furniture antik untuk mendukung konsepnya. Penggunaan material raw (mentah) unfinished, seperti besi baja ekspos, bata ekspos, besi karat dan kayu yang natural berupaa untuk mengejar suasana industrialnya, begitu juga dengan konsep furniturenya. Furniture di café ini menggunakan bahan kayu dengan finishing natural yang di kombinasi dengan material lainnya seperti fabric dan akrilik.Pencahayaan dalam interior café ini didominasi oleh downlight dan beberapa lampu gantung serta spotlight untuk menyinari objek tertentu. Namun secara keseluruhan menggunakan pencahayaan alami, lampu pada siang hari hanya sekedar aksen dan pencipta mood.

Page 39: Laporan Observasi Kafe Dan Restoran

BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan kaji banding dan mengobservasi desain interior dari

beberapa kafe dan restoran di kota Bandung, dapat di simpulkan :

1. Setiap kafe dan restoran memiliki keinginan yang sama untuk dapat membuat

pelanggan yang berkunjung mendapatkan kesan yang nyaman dan khas dari

pengalaman ruang yang dirasakan.

2. Untuk berhasil menonjolkan dan mewujudkan ciri khas nya masing-masing setiap

kafe dan restoran menciptakan poin kontrasnya tersendiri, walaupun ada

beberapa desain kafe yang terkesan mirip, tetapi selalu ada elemen andalan

utama yang selalu berbeda dan menjadikannya cirikhas

3. Apa yang pengunjung lihat, dengar, cium, dan rasakan di setiap suasana ruang

kafe dan restoran yang berbeda akan selalu berbeda

Untuk kasus kafe dan restoran,terkadang pengunjung datang bukan sekedar

dengan alasan untuk makan atau minum, tetapi pengunjung juga datang untuk

membeli kualitas suasana yang didapatkan, disanalah tugas desainer interior

untuk memperbaiki desain yang keliru, dan menyempurnakan yang tepat.

B. Rekomendasi

Kita semua tahu tidak ada desain yang bisa disalahkan jika elemen elemennya

masuk pada konsep dan tema yang sudah di rencanakan, keluaran rekomendasi

yang diharapkan adalah untuk lebih memperkental kembali tema yang

diterapkan, hindari pemakaian komponen yang melenceng dari tema, kaji terlebih

dahulu : warna, tekstur, pola dan kesesuaian dengan fungsi atau arah desain

yang berjalan searah dengan tema dan konsep sebelum

mengimplimentasikannya, agar hasil desain sesuai harapan dan tidak terbilang

rusak.