fitnah dunia
Post on 02-Jul-2015
465 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
بسم اهلل الرحمن الرحيم
Fitnah Dunia
Jama’ah Jumat rahimakumullah
2 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Ta‟ala dengan ketakwaan yang
sebenar-benarnya, yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan
Rasul-Nya shallallahu „alaihi wa sallam serta menjauhi apa yang dilarang oleh-
Nya dan Rasul-Nya shallallahu „alaihi wa sallam.
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya dunia ini manis lagi hijau (indah), dan sesungguhnya Allah
menjadikan kamu pengelolanya. Dia akan melihat apa yang kamu kerjakan,
maka berhati-hatilah kamu terhadap dunia dan berhati-hatilah terhadap
wanita, karena fitnah yang pertama kali menimpa bani Israil adalah karena
wanita." (HR. Muslim)
Jamaah Jumat rahimani wa rahimakumullah
Jika Anda sering berjalan-jalan, terutama ke dataran tinggi dan pegunungan,
tentu Anda akan melihat lebih jelas indahnya dunia. Bumi yang kita tempati ini
penuh dengan keindahan dan hal yang sangat menarik. Di sana ada
pemandangan yang indah, ada sungai-sungai, ada air terjun, ada pepohonan
yang lebat, udara yang sejuk, gunung-gunung yang tinggi dan lain-lain.
Melihat pemandangan yang indah dan menyenangkan itu, pernah terlintas dalam
hati kita -mungkin juga Anda- keinginan untuk membangun rumah di tempat
yang indah tersebut; tinggal bersama keluarga. Kita bayangkan, kita ingin pergi
ke kota untuk bekerja agar dapat mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya
yang kemudian dapat kita gunakan untuk membangun rumah di tempat yang
indah tersebut. Namun terkadang kita berfikir dan berfikir lagi, jika kita
melakukannya apakah kita akan hidup kekal di sana dan aman dari mara bahaya,
kemudian bagaimana nantinya kita mencari rezeki? Belum lagi dengan sarana-
sarana yang kurang lengkap tidak seperti di kota.
3 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Sadarlah kita bahwa kesenangan dunia tidak sempurna; ada hidup dan ada mati,
ada muda dan ada tua, ada senang dan ada sedih, ada sehat dan ada sakit, ada
rasa aman dan rasa takut serta keterbatasan lainnya. Lebih dari itu, untuk
memperoleh kesenangan dunia harus diraih dengan kerja keras dan usaha.
Kemudian kita membandingkan keadaan dunia dengan akhirat; yakni surga,
ternyata jauh berbeda. Kita mendapatkan dalam Alquran dan sunah tentang
kenikmatan yang diperoleh penghuni surga, ternyata benar-benar sempurna.
Pemandangannya yang indah sampai tidak terbayangkan oleh hati, belum
pernah dilihat oleh mata, dan belum pernah didengar oleh telinga. Penghuninya
kekal dan tidak akan mati, mereka tetap muda dan tidak akan tua, mereka
bersaudara tidak bermusuh-musuhan, mereka tetap senang dan tidak pernah
sedih, mereka tetap sehat dan tidak pernah sakit, mereka senantiasa memperoleh
keamanan dan tidak pernah tertimpa rasa takut dan kekhawatiran. Apa yang
mereka inginkan ada di hadapan tanpa perlu bekerja keras dan berusaha, belum
lagi dengan makanan dan minuman enak yang dihidangkan, bidadari yang
bermata jeli dan kesenangan lainnya yang amat sempurna. Tentunya hal ini
diperuntukkan bagi mereka yang beriman dan beramal shalih ketika di dunia.
Mudah-mudahan kita semua dimasukkan Allah ke dalam surga, aamiin yaa
Rabbal 'alamin.
Hadirin jamaah Jumat „azzaniyallahu wa iyyakum
Kesenangan seperti inilah kesenangan yang sesungguhnya dan kenikmatan yang
pantas untuk dikejar.
"Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba." (QS. Al
Muthaffifin: 26)
Namun sangat disayangkan, sedikit sekali di antara kita yang mengejarnya,
bahkan kebanyakan dari kita lebih rela mengejar kesenangan dunia yang fana'
ini, meninggalkan negeri yang kekal abadi.
4 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
"Tetapi kamu memilih kehidupan duniawi.--- Padahal kehidupan akhirat
adalah lebih baik dan lebih kekal." (QS. Al A'laa: 16-17)
Tidak perlu jauh-jauh untuk membuktikannya, cobalah kita keluar rumah dan
memperhatikan orang-orang di sekitar kita –bahkan mungkin diri kita seperti
itu-, kita akan menyaksikan bahwa yang ada di benak kita pada umumnya
adalah cita-cita agar kita bisa hidup enak di dunia ini, tanpa berpikir lagi tentang
akhirat; mau bahagia atau tidak, yang penting bisa hidup enak di dunia.
Kita rela memeras akal dan pikiran serta membanting tulang sejak bangun tidur
hingga tidur kembali hanya bertujuan untuk memperoleh kesenangan yang
sesaat ini; itu pun jika dapat dan maut belum datang. Lebih dari itu, mereka
tidak menyisakan sedikit pun waktunya untuk akhirat walau beberapa menit,
untuk beribadah, untuk shalat berjamaah, untuk menambah dengan amalan
sunat, untuk membaca Alquran, untuk berdzikr, untuk bersedekah, untuk
berbakti kepada orang tua, untuk menyambung tali silaturrahim dan
mengerjakan ibadah lainnya.
Seruan azan ibarat angin yang berlalu, ucapan hayya 'alash shalaah-hayya 'alal
falah (marilah kita shalat-marilah menuju kebahagiaan) masuk ke telinga kanan
dan keluar lewat telinga kiri. Kita tidak mengetahui, mengapa mereka seperti
ini, masjid-masjid yang ada menjadi sepi, kalau pun ada hanya beberapa orang
saja. Entah mengapa mereka tidak menyadari bahwa hidup di dunia hanya
sementara. Padahal adakah manusia yang hidup selamanya di dunia ini? Kalau
pun ada manusia yang diberi umur yang panjang, cobalah perhatikan akhirnya,
ia akan tetap meninggal juga,
"Sesungguhnya kamu akan mati dan Sesungguhnya mereka akan mati (pula)."
(QS. Az Zumar: 30)
5 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Jika demikian jamaah Jumat sekalian, apa persiapan yang sudah kita lakukan
menghadapi kematian yang sudah pasti, yang tidak melihat keadaan orang yang
dijemputnya; masih muda atau sudah tua, sehat atau sakit, kaya atau miskin?
"Di mana saja kamu berada, kematian akan menjemput kamu, meskipun kamu
di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh." (QS. An Nisaa': 78)
Apakah harta-benda yang kita persiapkan menghadapi kematian, padahal ia
tidak akan ikut ke dalam kubur. Apakah keluarga yang kita persiapkan, padahal
keluarga tidak mendampingi kita di alam kubur ataukah amal? Ya, amal itulah
yang mendampingi kita di dalam kubur.
Rasulullah shallalllahu „alaihi wa sallam bersabda:
“Anak Adam akan berkata, “Hartaku, hartaku”, lalu dikatakan, “Hai anak
Adam, bukankah harta yang kamu miliki itu sudah kamu makan lalu habis atau
kamu pakai lalu rusak dan yang kamu sedekahkan, itulah yang kamu bawa.”
(HR. Muslim)
Jamaah Jumat rahimakumullah
Memang tidak mengapa bekerja keras untuk meraih kehidupan yang layak di
dunia, namun yang jadi masalah adalah jika berlebihan sampai tidak
menyisakan waktu untuk akhirat, dan seperti inilah kenyataan yang kita lihat.
Kita sangat sedih ketika melihat mereka yang miskin dan hidup dalam
kekurangan, kemudian ditambah dengan meninggalkan shalat, penghasilan
mereka dalam sehari tidak seberapa namun anehnya berani meninggalkan shalat.
Padahal apa lagi yang bisa diharap jika seseorang sudah meninggalkan shalat –
selain tobat-?! Kita khawatir -bukan bermaksud memvonis- mereka tergolong
orang yang sengsara dunia-akhirat atau diistilahkan dengan "sudah jatuh
6 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
tertimpa tangga"; –hadaanallah wa iyyahum ajma'iin-. Dalam Alquran
disebutkan:
"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?"---Mereka
menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan
shalat, (QS. Al Muddatstsir: 42-43)
Saudaraku, dunia merupakan tempat beramal; ia adalah kesempatan terakhir
yang setelahnya bukan kesempatan, yang ada hanyalah balasan terhadap amal
yang dikerjakan.
Saudaraku, dunia merupakan jembatan menuju akhirat, keadaan kita di akhirat
tergantung keadaan kita di dunia, barangsiapa yang beramal salih ketika di dunia
maka ia akan beruntung di akhirat dan barangsiapa yang malah mengisi
hidupnya dengan kemaksiatan, maka ia akan merasakan kerugian dan
penyesalan di akhirat. Ketika itu, penyesalan tidak berguna lagi. Ketika itu,
memperbaiki diri tidak berguna lagi, yang ada hanyalah nikmat atau azab,
“Di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
menipu." (QS. Al Hadiid: 20)
Inginkah Anda pulang ke akhirat mendapatkan nikmat atau Anda lebih memilih
siksa daripada nikmat! Itu terserah Anda, kita hanya bisa mengingatkan.
Saudaraku, jamaah Jumat rahimakumullah
Mumpung Anda masih diberi kesempatan hidup oleh Allah, maka perbaikilah
dirimu sekarang juga. Al Fudhail pernah berkata kepada seseorang: "Sudah
berapa lama kamu menjalani hidup?" ia menjawab: "Enam puluh tahun."
7 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Fudhail berkata: "Sudah enam puluh tahun Anda mengadakan perjalanan
menuju Tuhanmu, dan sebentar lagi kamu akan sampai", orang itu berkata:
"Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun",
Fudhail berkata: "Tahukah Anda maksud ucapan "Innaa lillahi wa innaa ilaihi
raaji'uun"? Sesungguhnya barangsiapa yang mengetahui bahwa dirinya adalah
hamba Allah dan akan kembali kepada-Nya, maka hendaknya ia meyakini
bahwa dirinya akan dihadapkan. Siapa saja yang meyakini bahwa dirinya akan
dihadapkan, maka hendaknya ia mengetahui bahwa dirinya akan ditanya, maka
persiapkanlah jawaban terhadap pertanyaan itu."
Orang itu pun bertanya, "Lalu bagaimana jalan keluarnya?" Fudhail menjawab:
"Mudah" orang itu bertanya: "Apa itu?" Fudhail menjawab: "Kamu perbaiki
amalmu sekarang, niscaya amalmu di masa lalu akan diampuni. Hal itu, karena
jika kamu malah memperburuk amalmu di masa sekarang, maka kamu akan
diberi hukuman berdasarkan amal burukmu yang dahulu dan yang sekarang, dan
amalan yang diperhatikan adalah amalan di akhir hayatnya."
Khutbah Kedua
8 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Fitnah Dunia
Saudaraku jamaah Jumat rahimakumullah,
Hidup di dunia penuh dengan godaan. Godaan dunia ibarat sebuah arus yang
deras, yang membawa pergi dan menghanyutkan apa saja yang ada di hadapan.
Kemudian tahukah kamu, ke arah mana arus itu membawa pergi? Jurang; ke
sanalah arahnya.
Tetapi wahai saudaraku, jurang ini bukanlah jurang yang ringan. Ia adalah
jurang yang paling dalam dan di bawahnya terdapat api yang membakar, itulah
jurang neraka –wal 'iyaadz billah-. Oleh karena itu, Nabi kita shallallahu „alaihi
wa sallam mengingatkan agar kita tetap waspada terhadap godaan dunia yang
sangat menyilaukan, demikian juga mengingatkan kita agar berhati-hati terhadap
godaan wanita.
Belum lagi dengan godaan syubhat yang dicetuskan oleh iblis, banyak amal
yang menjadi sia-sia karena syubhat yang disodorkannya; ia tunjukkan kepada
manusia sesuatu yang nampaknya baik, padahal tidak ada kebaikan di dalamnya.
Inilah rahasia mengapa Allah mewajibkan membaca surat Al Fatihah di dalam
shalat di setiap rakaat, karena butuhnya kita terhadap hidayah dan taufiq-Nya
dalam meniti hidup yang penuh cobaan dan godaan ini di samping keadaan hati
yang lemah mudah berbalik.
Jamaah Jumat „azzaniyallhu wa iyyakum
Shalat merupakan pegangan yang paling kuat agar seseorang tidak terbawa oleh
arus fitnah (godaan) yang begitu deras.
9 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Tidakkah Anda memperhatikan, bahwa dalam surat Al Fatihah terdapat ayat
yang berbunyi "Ihdinash shiraathal mustaqiim", di sana Anda meminta kepada
Allah agar ditunjukkan mana jalan yang lurus, meminta juga kepada-Nya agar
dibantu menempuh jalan yang lurus itu serta meminta kepada-Nya agar dapat
beristiqamah di atasnya hingga akhir hayat. Maka beruntunglah mereka yang
tetap mendirikan shalat, karena mereka masih memiliki pegangan, mereka masih
memiliki hubungan dengan Allah Ta‟ala Sang Pencipta. Rasulullah shallallahu
„alaihi wa sallam bersabda:
ال تترك صالة مكتوبة متعمدا فمن تركها متعمدا فقد برئت منه الذمة
"Janganlah kamu meninggalkan shalat fardhu dengan sengaja. Barangsiapa
yang meninggalkannya dengan sengaja, maka hubungannya telah lepas."
(Hasan lighairih, HR. Ibnu Majah dan Baihaqi, lihat Shahihut Targhib wat
Tarhib no. 567)
10 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Marwan bin Musa
11 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Lihat aplikasi lainnya di www.yufid.org Developed by:
Aplikasi Yufid:
www.pengusahamuslim.com
PengusahaMuslim.com Network
top related