ddp (pengukuran bidang tanah) 1a.pptx

Post on 17-Jan-2016

37 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

DASAR DASARPENGUKURAN BIDANG TANAH

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

SELESAI

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

1.1. Pengukuran JarakPengukuran jarak mendatar pada poligon dapat ditentukan dengan cara : mekanis (dengan menggunakan pita ukur) dan optis (seperti pada pengukuran sipat datar). pada bagian ini dijelaskan metode pengukuran jarak dengan menggunakan pita ukur. Pengukuran jarak dengan menggunakan pita ukur harus memperhatikanpermukaan tanah yang akan diukur. pengukuran jarak pada tanah mendatar, seperti pada gambar 1.1

Caranya :

Skala nol pita ukur diletakkan tepat berimpit di atas pusat anda titik A Pita ukur ditarik dengan kuat agar keadaannya benar-benar lurus, tidak melengkung Himpitkan skala pita ukur lainnya di atas pusat tanda titik B, maka bacaan skala inilah

yang merupakan jarak antara titik A dan titik B

BAB IPRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN

Pengukuran Jarak Pada Tanah Miring, seperti pada gambar Gambar 1.2 diatas.

d1

d2

Jarak A-B (dAB) = d1 + d2

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

Sudut jurusan dalam ilmu ukur tanah dinamakan pula dengan sudut arah atau azimut merupakan sudut yang dimulai atau dibentuk dari arah utara (sumbu Y positif) ke arah timur searah putaran jarum jam. Sudut jurusan digunakan untuk mengetahui arah/posisi suatu titik/obyek dari titik/obyek yang lain.

1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan

Sudut mendatar adalah sudut pada bidang datar yang dibentuk oleh dua sudut jurusan atau selisih antara dua sudut jurusan.

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalMetode-metode yang digunakan untuk menentukan posisi horisontal ini dikelompokkan ke dalam metode penentuan titik tunggal (satu titik) dan metode penentuan banyak titik. Metode yang termasuk penentuan koordinat titik tunggal antara lain :

Metode PolarMetode ini digunakan untuk menentukan posisi/koordinat suatu titik yang diikatkan atau berdasarkan pada satu titik yang telah diketahui posisi/koordinatnya. Data utama pada metode ini adalah azimut dan jarak antara dua titik.

Metode Perpotongan Ke Muka Metode ini digunakan untuk menentukan posisi/koordinat suatu titik yang diikatkan atau berdasarkan pada dua titik yang telah diketahui posisi/koordinatnya.

Metode Perpotongan Ke BelakangMetode ini digunakan untuk menentukan posisi/koordinat suatu titik yangdiikat kan atau berdasarkan pada tiga titik yang telah diketahui posisi / koordinatnya. Perbedaan mendasar antara metode perpotongan ke muka dan metode per potongan ke belakang adalah pada metode perpotongan ke muka, alat ukur dipasang /diletakkan pada titik-titik yang telah diketahui koordinatnya,

sedangkan pada metode perpotongan ke belakang, alat ukur dipasang/diletakkan pada titik yang akan ditentukan posisi/koordinatnya. Terdapat dua cara per hitungan pada metode ini, yaitu cara Collins dan cara Cassini.

Sedangkan yang termasuk metode penentuan koordinat titik banyak antara lain : Metode Poligon

Metode poligon adalah salah satu cara penentuan posisi horisontal banyak titikdimana titik satu dengan lainnya dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran

sudut dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik-titik (poligon). Metode ini dilakukan untuk pengukuran titik dasar teknik orde 4 dan titik dasar teknik perapatan.

Pengukuran titik dasar teknik dilakukan dengan cara poligon terikat (tidak membentuksuatu loop) yang terikat di titik awal dan akhir.

Pengukuran titik dasar teknik dilakukan dengan cara poligon terikat sempurna (tidakmembentuk suatu loop) yang terikat pada 2 (dua) titik yang saling terlihat pada awaljaringan dan 2 (dua) titik yang saling terlihat pada akhir jaringan.

Pengukuran dengan cara poligon tertutup (pengukuran titik dasar teknik diawali dandiakhiri di satu titik yang telah diketahui koordinatnya) hanya lakukan bila pada

jaringan poligon tersebut ditemui minimal 2 (dua) titik ikat yang telah diketahui koordinatnya.

Pengukuran titik dasar teknik dilakukan dengan cara poligon tertutup yang membentuk lebih dari 1 (satu) loop dilakukan dengan memperhitungkan jaringan dan luas areal pengukuran titik dasar teknik.

Metode Triangulasi

Metoda triangulasi adalah salah satu cara penentuan posisi horisontal banyak titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan sehingga membentuk rangkaian segitiga

atau jaring segitiga dimana pada setiap segitiga dilakukan hanya pengukuran sudut.Metoda ini dilakukan untuk pengukuran titik dasar teknik orde 4.

Metode Trilaterasi

Metoda trilaterasi adalah salah satu cara penentuan posisi horisontal banyak titikdimana titik satu dengan lainnya dihubungkan sehingga membentuk rangkaian

segitiga atau jaring segitiga dimana pada setiap segitiga dilakukan hanya pengukuran jarak. Metoda ini dilakukan untuk pengukuran titik dasar teknik orde 4.

Metode Triangulaterasi

Konsep pembentukan jaringan segitiga seperti dilakukan pada metode trilaterasijuga dilaksanakan pada penentuan posisi dengan metode triangulaterasi, dimana padasetiap segitiga dilakukan pengukuran jarak dan sudut. Metoda ini dilakukan untukpengukuran titik dasar teknik orde 4.

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

BAB IIPOLIGON

2.1. Pengertian PoligonPoligon adalah serangkaian garis lurus yang menghubungkan titik-titik yang terletak di permukaan bumi. Garis-garis lurus membentuk sudut-sudut pada titik-titik perpotongannya. Dengan menggunakan poligon dapat ditentukan secara sekaligus koordinat beberapa titik yang letaknya berurutan dan memanjang. Pada ujung awal poligon diperlukan satu titik yang telah diketahui koordinat dan sudut jurusannya. Karena untuk menentukan koordinat titik yang lain diperlukan sudut mendatar dan jarak mendatar, maka pada pengukuran di lapangan data yang diambil adalah data sudut mendatar dan jarak mendatar di samping itu diperlukan juga penentuan sudutjurusan dan satu titik yang telah diketahui koordinatnya.

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

2.2. Jenis-Jenis macam-macam bentuk poligonA. Poligon lepas

Poligon lepas adalah poligon yang hanya mempunyai satu titik ikat yaitu di awal dan untuk orientasi sudut jurusan awalnya sudah diketahui. Bentuk poligon lepas dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Poligon lepas memungkinkan terjadinya perambatan kesalahan yang disebabkan oleh pengukuran sudut mendatar dan jarak. Contoh : titik 1 telah mempunyai kesalahan akibat adanya pengukuran jarak, titik 2 akan mempunyai kesalahan juga yang lebih besardari titik 1 dan begitu seterusnya. Semakin panjang poligonnya, ketelitiannya akan semakin turun.

Gambar 2.2.Poligon terikat dan dikontrol pada sudut jurusan akhir

B. Poligon terikatPada poligon terikat diberikan satu titik ikat awal berikut jurusan awal dan juga titik

ikat akhir atau sudut jurusan akhir.a) Poligon dikontrol dengan sudut jurusan akhir. Titik awal diikatkan ke titik A dan

untuk orientasi diberikan sudut jurusan awal, sedangkan titik terakhir diberikan sudut jurusan akhir. Akibat adanya sudut jurusan awal awal dan akhir, maka semua ukuran sudut yang sehadap dapat dikontrol.

b) Poligon dikontrol dengan koordinat akhirKoordinat titik awal dan sudut jurusan awal diketahui, kemudian titik akhir poligon diikatkan lagi pada satu titik yang telah diketahui koordinatnya

c) Poligon terkontrol dan terikat sempurnaPada poligon ini, titik awalnya diikatkan pada satu titik yang ada koordinatnya(titik A) dan mempunyai sudut jurusan awal (α0). Selain itu pada titik akhir diberikan sudut jurusan akhir (αa) dan diikatkan pada titik yang telah mempunyai koordinat (titik B). dengan adanya α0 dan αa, koordinat titik awal dan titik akhir maka hasil

pengukurannya dapat dikontrol.

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

BAB IIIPENGENALAN ALAT PENGUKURAN

3.1. Alat Pengukur JarakKoordinat titik-titik kerangka horizontal dihitung dari data-data hasil pengukuran

dilapangan. Pengukuran dilakukan pada dan diantara titik-titiknya yaitu pengukuran sudut dan jarak . Jarak antara dua titik dilapangan dapat diukur secara langsung atau secara tidak langsung tergantung dari alat pengukur jarak yang digunakan :

3.1.1. Alat pengukur jarak langsung

Adalah pita/rantai/kayu ukur dengan berbagai jenis bahan yang digunakan, misalnya kayu ukur, pita ukur kain, pita ukur baja, pita ukur fiber, pita ukur invar, rantai ukur dll. Perangkat lain yang diperlukan untuk pengukuran jarak langsung adalah nivo tabung, unting-unting

3.1.2. Alat pengukur jarak tidak langsung

Jarak antara dua titik diperoleh dari perhitungan alat-alat ukur sebagai pengukur jarak tidak langsung antara lain : Alat pengukur sudut (Theodolit) dengan Sublense bar (rambu basis datar) Alat pengukur sudut (Theodolit) dengan rambu basis tegak Alat pengukur sudut (Theodolit) yang teropongnya dilengkapi benang silang tetap Tachimeter adalah theodolit yang teropongnya dilengkapi benang silang diafragma bergerak EDM Disto

Kesalahan pada pengukuran jarak menggunakan pita ukur digolongkan ke dalam kesalah teratur dan kesalahan tidak teratur. Kesalahan –kesalahan tersebut dapat bersumber dari si pengukur, alat ukur yang digunakan dan faktor alam. Yang termasuk kesalahan tidak teratur adalah kesalahan-kesalahan yang tidak dapat diperhitungkan, artinya pendapatan ukuran tidak dapat dibetulkan/dikoreksi karena kesalahan tidak teratur tersebut, misal:o Kesalah pembacaan skala pita ukuro Kesalahan mencatat pendapatan ukurano Kesalahan menempatkan angka 0 skala pita ukuro Kesalahan menghitung kelipatan pengukuran.

Yang termasuk kesalahan yang teratur adalah kesalahan-kesalahan yang dapat diformulasikan kedalam rumus matematik. Pendapatan ukuran yang dihinggapi kesalahan teratur dapat dibetulkan/dikoreksi sehingga menjadi pendapatan ukuran yang bebas kesalahan tsb. Kesalahankesalahan teratur meliputi : Kesalahan panjang pita ukur yang digunakan (bukan pita ukur standard) Kesalahan karena perubahan/perbedaan tegangan. Kesalahankarena perubahan/perbedaan temperatur udara. Kesalahan karena berat pita ukur. Kesalahan tidak mendatarnya pita ukur. Kesalahan letak pita ukur tidak segaris dengan jarak yang diukur.

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

3.2. Pengamatan SatelitPengamatan satelit adalah model penentuan posisi titik-titik dipermukaan bumi

dimana posisi titik dinyatakan dengan melakukan pengukuran terhadap konstelasi satelit. GPS (Global Positioning System) merupakan salah satu sistem dari model pengamatan sartelit yang ada.

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Handheld / Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Model satelit yang lain seperti Glonass dimiliki oleh Rusia, Galileo dimiliki oleh bangsa Eropa dan kedepan ada Kompas yang dimiliki negara Cina. GPS/Glonass mempunyai ketinggian orbit yang cukup tinggi dan jumlah satelit yang relatif banyak sehingga dapat meliput wilayah yang cukup luas dan dapat digunakan oleh banyak orang pada Waktu yang bersamaan.

Beberapa contoh alat Handheld GPS

3.3. Rover CORS/JRSPJaringan Referensi Satelit Pertanahan (JRSP) merupakan sebuah sistem jaringan stasiun referensi yang bekerja secara kontinyu selama 24 jam nonstop. JRSP merupakan pengembangan teknologi Continuously Operating Referennce System (CORS) atau teknologi untuk menentukan posisi secara global menggunakan system satelite positioning. Global Navigation Satellite System (GNSS) dapat disebut sebagai sistem navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. GNSS didesain untuk memberikan informasi waktu dan posisi secara kontinyu di seluruh dunia. GNSS merupakan metode pengukuran ekstra terrestris, yaitu penentuan posisi yang dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap satelit atau benda angkasa lainnya. Stasiun referensi – stasiun referensi JRSP dibangun secara permanen pada lokasi yang stabil di beberapa kantor Pertanahan yang ada di Indonesia dengan jarak antar stasiun referensi sekitar ± 30 s/d 70 km.

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

BAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR

4.1. InventarisasiKegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan peta dasar teknik, peta topografi atau peta rupa

bumi atau peta lainnya yang telah ada dalam wilayah yang akan dipasang titik dasar teknik yang akan dirapatkan.

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

4.2. PerencanaanDalam kegiatan perencanaan harus memperhatikan keperluan pengukuran bidang-bidang tanah dan sedapat mungkin mudah dijangkau seperti pinggir jalan, pemukiman. Dalam peta

perencanaan juga harus memperhatikan penomoran titik dasar teknik dan kode administrasi propinsi dan kabupaten/kotamadya. Penomoran titik dasar teknik yang akan dipasang dilakukan dengan memperhatikan nomor urut titik dasar teknik yang terakhir sesuai dengan ordenya.

*

* **

*

***

*

*

*

*

*

**

*

*

*

*

*

*

***

*

**

*

**

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

4.3. Survei Pendahuluan (Reconaisance)Survei Pendahuluan adalah tahapan kegiatan yang dilakukan untuk memastikan lokasi

pemasangan titik dasar teknik sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan dengan melihat kondisi nyata dilapangan. Pada tahap ini setiap titik yang akan dipasang dilapangan dan titik yang akan dipakai sebagai titik ikatan harus ditinjau kondisi fisiknya dilapangan, bila lokasi yang akan dipasang termasuk di dalam daerah batas administrasi propinsi/kabupaten/kotamadya/ kecamatan/desa/kelurahan dan bila memungkinkan perencanaan pemasangan titik dasar teknik

(tugu) dilakukan pada batas administrasi tersebut dengan memperhatikan peta administrasi wilayah tersebut. Untuk setiap titik-titik yang akan dipasang tugu (titik-titik baru) apabila pengukurannya menggunakan metoda pengamatan satelit (GPS), harus memenuhi kreteria-kreteria sebagai berikut :

a. Lokasi yang mudah dijangkaub. Ruang pandang bebas kelangit ± 15⁰ dari horizonc. Jauh dari sumber interferensi elektris.

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

4.4. Pemasangan Tugu (monumentasi)Pemasangan Tugu (monumentasi) berupa pemasangan kontruksi fisik titik dasar teknik sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Bandan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun1997 pasal 5 dan lampiran 1. Titik Dasar Teknik orde 2, 3 dibuat dengan kontruksi beton dan titik dasar teknik orde 4 dibuat sesuai dengan kondisi dilapangan dengan tetap memperhatikan kondisi tanah dilokasi pemasangan, ketersedian bahan dan kemudahan untuk membawa ke lokasi serta keamanan fisik dilapangan.

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikPengukuran titik dasar teknik dilaksanakan dengan menggunakan metoda pengamatan satelit atau metoda lainnya (pasal 7) Titik Dasar Teknik dipakai sebagai pengikatan pengikatan bidang tanah dan pengikatan bagi perapatan titikdasar teknik dengan ketelitian dibawahnya. Berkaitan dengan pengukuran titik dasar teknik yang harus diikatkan kepada titik dasar teknik yang lebih tinggi ordenya, titik dasar teknik orde 2 harus lebih teliti dibandingkan dengan titik dasar teknik 3, 4 dan titik dasar teknik orde 3 harus lebih teliti dibandingkan titik dasar teknik orde 4.

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

BAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN

penanamantanda batas

penunjukanbatas bidang

tanah

penetapanbatas bidang

tanah

pengukuranbidang tanah

pemetaanbidang tanah

pembuatanPeta Pendaftaran

pembuatanSurat ukur

5.1. Asas Kontradiktur DelimitasiKegiatan pertama dalam kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali adalah pengumpulan dan pengolah an data fisik. Untuk memperoleh data fisik yang diperlukan, bidang-bidang tanah yang akan dipetakan diukur

setelah ditetapkan letaknya dan tanda-tanda batas tanah telah dipasang disetiap sudut bidang tanah. Dalam penetapan batas pemilik tanah dan para pemilik tanah yang berbatasan menetapkan batas tanah secara kontadiktur yang dikenal dengan asas Kontradiktur Delimitasi. Pemegang atau pemilik tanah memiliki kewajiban memasang dan memelihara tanda batas sebagaimana telah ditegaskan dalam pasal (17) Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 tentang pendaftaran tanah. Kewajiban memasang atau memelihara tanda batas yang telah ada dimaksudkan menghindari terjadinya perselisihan atau sengketa mengenai batas tanah dengan para pemiki tanah yang berbatasan. berbatasan dan oleh Kepala Desa atau Kelurahan. Pada saat yang sama juga ditanda tangani Daftar Isian 201 yang diperoleh dari Kantor Pertanahan. Kedua bukti tertulis tersebutlah yang menjadi syarat untuk mengajukan permohonan Pertanahan.

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

a. Metode Terrestris b. Metode Fotogrametris c. Metode pengamatan GPS.

5.2. Metode PengukuranPengukuran bidang tanah dapat dilaksanakan dengan metode :a. Metode Terrestris

Pengukuran bidang tanah dengan cara terestris untuk pendaftaran tanah sistematik maupunsporadik, adalah pengukuran secara langsung di lapangan dengan cara mengambil data berupa ukuran sudut dan/atau jarak, yang dikerjakan dengan teknik-teknik pengambilan data trilaterasi (jarak), triangulasi (sudut) atau triangulaterasi (sudut dan jarak).

b. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto / blow up foto)Pengukuran bidang tanah dengan cara fotogrametris adalah pengukuran dengan

menggunakan sarana foto udarac. Metode lainnya (metode pengamatan GPS).

Pengukuran bidang tanah dengan metode pengamatan GPS adalah pengukuran dengan menggunakan sinyal-sinyal gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari minimal 4 satelit GPS.

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

2. Sudut dan JarakMetoda ini sama dengan pengukuran azimuth dan jarak, hanya data yang didapat

berupa sudut titik-titik detail yang diukur dari titik dasar tehnik ataupun dari titik poligon bantu (titik perapatan) yang telah diketahui koordinatnya. Sedangkan pengukuran jarak datar dan pengukuran detail yang tidak dapat diamati dilakukan dengan pita ukur atau EDM. Detail bangunan yang ingin digambarkan pada peta dilaksanakan dengan cara

terristis.

5.2.1 Metode PengukuranA. Metoda Trilaterasi

Metoda ini pada prinsipnya mengikatkan titik detail / titik batas dari 2 (dua) titik tetap yang sudah ada sehingga bidang tanah dapat digambarkan dengan baik dan benar.

B. Metoda PolarMetoda ini paling banyak digunakan dalam praktek, terutama untuk pengukuran

bidang tanah/detail yang cukup luas ataupun detail yang tidak beraturan bentuknya. Sesuai dengan alat yang digunakan, dalam menentukan titik dengan metoda polar dapat dilakukan dengan cara :

1. Azimuth dan JarakPengukuran azimuth titik detail dilakukan dari titik dasar tehnik yang telah ada

dan telah diketahui koordinatnya. Apabila detail yang akan diukur tidak tersedia titik dasar tehniknya maka harus dibuatkan minimal 2 (dua) buah titik dasar teknik sebagai titik ikat.Apabila lokasi yang akan diukur mencakup wilayah yang agak luas atau detail bidang tanahnya sulit diidentifikasi dari titik dasar tehnik, maka dibuat berupa poligon bantu yang diikatkan pada titik dasar tehnik yang ada.

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

21,43

22,36

108,

75

108,

14

110,

1311

1,13

22,27

25,25

108,

89

110,

8411

1,31

23,64

20,76

60,1

48,6

7

110,

7311

1,39

24,69

60,8

64,8

865

,71

23,72

24,747

,24

53,8

653

,56

27,41

27,72

32,1

1

32,2

7

42,29

42,47

31,56

58,83

31,4

231,1

366,1967,46

01305 01306

01307

01308

01309

01310

01311

5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

5.2.3. Metode Pengamatan GPSPengukuran bidang tanah yang dilaksanakan dengan menggunakan metode pengamatan GPS dapat dilakukan dengan metode polar dari dua titik dasar teknik atau titik ikat yang dihasilkan dari pengamatan Rapid Static, Stop and Go atau Real Time Kinematic.

A. Pengamatan Rapid StaticMetode Rapid Static adalah metode pengamatan GPS dengan survai statik

singkat yang lama waktu pengamatannya antara 5 - 20 menit (Abidin, 1995). Metode pangamatan ini digunakan untuk koordinat dari titik-titik yang relatif dekat satu sama lainnya. Posisi / koordinat titik-titik batas ditentukan setelah pengamatan selesai dilakukan (metode post processing).

Pengamatan Rapid Static

B. Pengamatan Stop and GoMetode Stop and Go adalah metode pengamatan GPS yang penentuan posisinyadilakukan dengan metode semikinematik / mirip metode kinematik. Posisi suatu titikbatas ditentukan oleh receiver GPS yang bergerak dari satu titik batas ke titik bataslainnya, dimana pada setiap titiknya receiver GPS yang bersangkutan diam beberapasaat untuk melakukan pengamatan GPS. Metode pangamatan ini digunakan untukkoordinat dari titik-titik batas yang relatif banyak dengan jarak yang relatif dekat satusama lainnya yang berada pada daerah terbuka. Posisi / koordinat titik-titik batasditentukan setelah pengamatan selesai dilakukan (metode post processing).

Pengamatan Stop and Go

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

Menentukan luas sebidang tanah dapat kita bagi atas beberapa cara :5.3.1 Penetuan luas Secara NumerisA. Dari KoordinatMisalkan titik sudut dari sebidang tanah ditentukan dalam koordinat : A (x1,y1), B(x2,y2), C (x3,y3) dan D (x4,y4).

=

A (1,1)

B (2,4)

C (6,1)L ABC = ½ ( 5 x 3) = 7,5

A (1,1)

B (2,4)

C (6,1)

A (1,1)

L ABC = ﴾(1x4) + (2x1) + (6x1) ﴿ - ﴾(1x1) + (6x4) + (2x1) ﴿

2

L ABC = (4 + 2 + 6) – (1 + 24 + 2) = 15 /2 = 7,5

2

Contoh : Menghitung Luas ABC dengan menggunakan rumus luas

+-

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

5.4. Penggambaran Hasil UkurHasil pengukuran bidang tanah untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah digambarkan atau dipetakan pada gambar ukur dan peta pendaftaran. Setiap bidang tanah yang diukur harus dibuatkan Gambar Ukurnya. Gambar Ukur ini berisi antara lain: gambar batas tanah, bangunan, dan obyek lain hasil pengukuran lapangan berikut angka-angka ukurnya. Selain itu dituangkan pula informasi mengenai letak tanah serta tanda tangan persetujuan pemilik tanah yang letaknya berbatasan langsung. Penulisan dan penggambaran hasil ukur dibedakan menurut metode pengukuran dan penggunaan alat ukurnya.a. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode terestris (metode offset secara trilaterasi) dengan menggunakan alat meetband atau EDM, maka data ukuran dituliskan langsung di gambar ukur (DI 107) beserta sket bidang tanah tersebut dengan dilengkapi deskripsi lokasi dan titik ikat yang digunakan.b. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode terestris (metode polar) dengan menggunakan alat ukur theodolite dan meetband atau EDM, maka data ukuran dituliskan pada

DI 103 dan gambar ukur (DI 107) beserta sket bidang tanah tersebut dengan dilengkapi deskripsi lokasi dan titik ikat yang digunakan.

c. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode terestris (metode polar) dengan menggunakan alat ukur total station, maka data ukuran disajikan dalam bentuk print out & file data, kemudian dijadikan satu dengan gambar ukurnya. Sket bidang tanah dan deskripsi lokasi digambarkan pada gambar ukur tersebut, termasuk titik ikat yang digunakan.d. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dari penggunaan peta foto / blow up foto (hasil

fotogrametris), maka data ukuran berupa hasil kartiran bidang tanah di peta foto/blow up foto udara tersebut,

BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUKURAN1.1. Pengukuran Jarak1.2. Arti Sudut Mendatar dan Sudut Jurusan1.3. Metoda-Metoda Penentuan Posisi HorizontalBAB II POLIGON2.1. Pengertian Poligon2.2. Jenis-jenis macam-macam bentuk poligonBAB III PENGENALAN ALAT PENGUKURAN3.1. Alat Pengukur Jarak 3.2. Pengamatan Satelit3.3. Rover CORS/JRSPBAB IV PEMASANGAN KERANGKA DASAR4.1. Inventarisasi42. Perencanaan4.3. Survei Pendahuluan4.4. Pemasangan Tugu4.5. Pengukuran Titik Dasar TeknikBAB V PELAKSANAAN PENGUKURAN BIDANG5.1. Asas Kontradiktur Delimitasi5.2. Metode Pengukuran5.2.1. Metode Trilaterasi5.2.2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)5.2.3. Metode Pengamatan GPS5.3. Penghitungan Luas Bidang5.3.1. Penentuan Luas Secara Numeris5.3.2. Penetuan luas Secara Grafis5.4. Penggambaran Hasil Ukur5.5. Pengembalian Batas Bidang

DAFTAR ISI

5.5. Pengembalian Batas BidangDalam rangka memberikan Kepastian Hukum obyek hak atas tanah, mengenai letak, batas, dan luas bidang tanah maka hasil pengukuran harus dapat direkonstruksi kembali secara cepat. Persetujuan batas tanah oleh pemilik tanah yang berbatasan langsung diperlukan untuk memenuhi asas kontradiksi delimitasi serta untuk menghindari persengketaan di kemudian hari. Gambar ukur harus dapat digunakan untuk rekonstruksi atau pengembalian batas apabila diperlukan di kemudian hari. Pengembalian batas adalah pengukuran yang dilaksanakan ke dua atau beberapa kaliterhadap bidang tanah tersebut , oleh karena itu pengukurannya harus berdasarkan data pendaftaran tanah pertama atau sebelumnya.Prioritas data pengembalian batas yang akan digunakan :a. Dari data ukur (Gambar Ukur).b. Surat Ukur.c. Peta pendaftaran.d. Warkah.

top related